Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
PENERAPAN STRATEGI ‘INJEKSI’ UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG SISWANTO SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada peserta didik kelas XI IPS-2. Penelitian tindakan kelas dengan strategi ‘Injeksi’ ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, sedangkan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dirumuskan sebagai berikut: Perencanaan pembelajaran, ada peningkatan dari 85% pada siklus I menjadi 95 % pada siklus II. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga mengalami pengingkatan dari 79,17 % pada siklus I menjadi 87,50 % pada siklus II. Aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 64,84%, Sedangkan dalam siklus II menjadi 82,145 %. Jumlah mean menunjukkan kenaikkan dari 2,79 (69,74 %) pada siklus I, menjadi 3,11 (77,11 %) pada siklus II. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 25 peserta didik (65,79%) pada pra tindakan menjadi 30 peserta didik (78,95%) pada siklus I, dan menjadi 33 peserta didik (86,84%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 13 peserta didik (34,21 %) pada pra tindakan menjadi 8 peserta didik (21,05 %) pada siklus I, dan menjadi 5 peserta didik (13,16 %) pada siklus II. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa “jika strategi ‘Injeksi’ digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat” Kata Kunci: Strategi ‘Injeksi’, Aktivitas Belajar
PENDAHULUAN Pada
baik. Aktivitas belajar semakin meningkat dan
mata
pelajaran
Pendidikan
prestasi belajar serta sikap peserta didik juga
Kewarganegaraan, dengan materi pelajaran yang
semakin sesuai dengan yang diharapkan semua
cukup padat dan sering berganti materi karena
pihak.
mengikuti perkembangan pemerintahan, menjadi
Untuk dapat meningkatkan aktivitas peserta
beban yang cukup berat bagi peserta didik untuk
didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
dapat berprestasi secara maksimal. Peserta didik
dan mendorong peserta didik selalu aktif dan
kurang berminat dalam mengikuti pelajaran
kreatif dalam belajar, maka perlu strategi yang
Kewarganegaraan. Hasil yang diperoleh selalu
tepat. Strategi yang digunakan untuk mengatasi
kurang sesuai dengan yang diharapkan.
masalah tersebut adalah dengan strategi ‘Injeksi’.
Melihat memahami
kondisi tujuan
riil
yang
di
sekolah
Strategi
‘Injeksi’
merupakan
strategi
dalam
pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, perlu
memberikan terapi atas kemalasan peserta didik
dilakukan upaya secara serius dan terus menerus
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
kelas.
http://efektor.unpkediri.ac.id.
diharapkan
dan
Tehnik
ini
diberikan
dengan
jalan 1
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
memberikan tugas-tugas tambahan yang harus
tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga
dilakukan oleh peserta didik apabila dalam proses
semakin baik penggunaan metode mengajar
belajar mengajar ada peserta didik yang malas
semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”.
atau kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran.
Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat
Tugas-tugas ini diharapkan dapat memberikan
menumbuhkan minat peserta didik untuk dapat
kejutan kepada peserta didik yang malas,
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik,
sehingga berusaha dengan cepat untuk dapat
sehingga kreatifitas anak akan muncul dan
menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang
berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya,
lain. Dampak strategi ‘Injeksi’ ini adalah peserta
jika penggunaan metode mengajar ini kurang
didik akan selalu berusaha untuk menyiapkan diri
tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan
sebaik-baiknya dalam mengikuti kegiatan belajar
dapat mematikan kreatifitas peserta didik
mengajar di sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
Berangkat dari uraian di atas maka
mengajar sering disebut sebagai strategi belajar
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini
mengajar. Bahkan makna strategi belajar mengajar
dapat dirumuskan sebagai berikut: "Apakah
lebih luas dibandingkan dengan makna metode
penerapan strategi ‘Injeksi’ dapat meningkatkan
mengajar. Slameto (1991: 90) menyebutkan,
aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan
“Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara
pada peserta didik kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1
pendayagunaan potensi dan sarana yang ada
Ngunut, Kabupaten Tulungagung?"
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi (pengajaran)”. Dengan demikian di dalam strategi
KAJIAN PUSTAKA
sudah terkandung unsur metode belajar mengajar,
Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa “Mengajar adalah kegiatan mengorganisasi yang
teknik mengajar, serta penggunaan alat-alat bantu mengajar atau media pembelajaran.
bertujuan untuk membantu dan menggairahkan
Berdasarkan uraian di atas, maka strategi
peserta didik belajar”. Mengajar dapat diartikan
‘Injeksi’ dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan
dirumuskan sebagai berikut :
kecakapan tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan
bahwa
mengorganisasi
lingkungan
(a)
Guru ingin meningkatkan aktivitas peserta
mengajar
adalah
didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
secara
kondusif
Sumber belajar dan alat bantu yang diperlukan
sehingga dapat menciptakan bagi peserta didik
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
untuk melakukan proses belajar secara efektif.
mempermudah peserta didik dalam mengikuti
Metode mengajar memiliki peranan yang
kegiatan belajar mengajar. Sedangkan bahan ajar
sangat penting dalam proses belajar mengajar.
yang dibahas disesuaikan dengan program
Soetomo (1993: 144) menyebutkan “Metode
pembelajaran yang telah disusun oleh guru
mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai
berdasarkan kurikulum.
2
http://efektor.unpkediri.ac.id.
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
(b)
Berdasarkan
hasil
analisis,
aktivitas
(a) Refleksi
awal,
peneliti
mengidentifikasi
belajar peserta didik relatif rendah. Peserta didik
permasalahan aktivitas belajar peserta didik dalam
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
memahami konsep dasar materi pelajaran pada
mengajar.
peserta didik.
Guru
memberikan
‘injeksi’
atau
semacam terapi kejutan kepada peserta didik
(b) Peneliti merumuskan permasalahan secara
dengan memberikan tugas-tugas tertentu terutama
operasional yang relevan dengan rumusan
kepada peserta didik yang dipandang kurang aktif
masalah penelitian.
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
(c) Peneliti
Tugas-tugas yang diberikan berhubungan dengan
Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif, sehingga
bahan ajar yang sedang dibahas. Sedangkan
sangat mungkin akan mengalami perubahan
metode yang digunakan dapat berupa tanya
sesuai dengan keadaan di lapangan.
jawab, diskusi, ceramah, maupun metode yang
(d) Menetapkan dan merumuskan rancangan
lain.
tindakan yang meliputi: Aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta
merumuskan
(e) Menetapkan
hipotesis
indikator-indikator
didik sangat dipengaruhi oleh kondisi perbuatan
pembelajaran dengan strategi ‘Injeksi’.
belajar.
(f) Menyusun
Menurut Robert M. Gagne (dalam
tindakan.
rancangan
strategi
desain belajar
Soetomo, 1993: 135) disebutkan bahwa kondisi
mengajar dengan strategi ‘Injeksi’.
perbuatan belajar dibagi menjadi dua, yaitu kondisi
(g) Menyusun metode dan alat perekam data
belajar intern dan kondisi belajar ekstern.
yang berupa angket, catatan di lapangan,
Kondisi belajar intern merupakan kegiatan
pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.
belajar yang berasal dari dalam diri peserta didik.
(h) Menyusun rancangan pengolahan data, baik
Hal ini merupakan kemampuan dasar yang sangat
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
diperlukan dalam proses permulaan kegiatan
(i) Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari
belajar mengajar. Tanpa ada kemauan dari dalam
penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
dirinya, sangat sulit bagi peserta didik untuk dapat
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
menguasai bahan ajar yang sedang dibahas.
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan
Sedangkan kondisi belajar ekstern merupakan
dalam penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap
unsur yang mempengaruhi perbuatan belajar yang
siklus dibagi dalam dua kali pertemuan. Kegiatan
berada di luar diri seseorang yang belajar.
pelaksanaan dibarengi
tindakan
dengan
dalam
pengamatan
setiap
siklus,
yang
dapat
METODE PENELITIAN
dilakukan sebagai berikut:
Persiapan Penelitian
(a) Guru melaksanakan desain pembelajaran
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan
dengan strategi ‘Injeksi’ yang telah direncanakan.
kelas ini, peneliti melakukan berbagai persiapan
(b) Guru memberikan tugas kepada peserta didik
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
untuk dilaksanakan dan membuat laporan tentang
http://efektor.unpkediri.ac.id.
3
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
kegiatan yang dilakukan, baik secara individu
terhadap kegiatan belajar mengajar, (d) Hasil tes
maupun secara kelompok sesuai dengan tugasnya
pada akhir siklus.
masing-masing.
Tehnik Analisis Data
(c) Guru mempelajari laporan kegiatan yang
Teknik analisis data menggunakan teknik
dilakukan oleh peserta didik baik secara individu
analisis data kualitatif.
maupun kelompok dan memberikan penjelasan
kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-
tambahan jika diperlukan.
langkah sebagai berikut:
(d) Guru merekam data dan mengamati kegiatan
(a) Menelaah seluruh data yang dikumpulkan.
peserta didik sesuai dengan laporan yang telah
Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis,
disusun dengan menggunakan alat perekam,
mensintesis,
pedoman pengamatan serta catatan lapangan.
membuat kesimpulan. Kegiatan penelaahan pada
Refleksi
prinsipnya dilaksanakan sejak awal penjaringan
Peneliti mengadakan telaah terhadap
Secara garis besar
memaknai,
menerangkan,
dan
data.
data-data hasil penelitian yang telah dilakukan,
(b) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan
melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan,
kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian.
dan menyimpulkan. Hasil yang diperoleh berupa
Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan
temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran
kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam
dengan strategi ‘Injeksi’ yang telah dirancang, dan
pelaksanaan
menginventarisir
‘Injeksi’.
daftar
permasalahan
yang
pembelajaran
dengan
strategi
muncul di lapangan yang untuk selanjutnya dapat
(c) Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari
digunakan sebagai dasar untuk melakukan
strategi ‘Injeksi’ dengan aktivitas belajar peserta
perencanaan pada kegiatan berikutnya.
didik.
Instrumen Penelitian
(d) Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau
Dalam
penelitian
ini
ada
beberapa
pengaruh yang ada
instrumen yang digunakan untuk menjaring data
Penyiapan Partisipan
penelitian, antara lain: pedoman observasi,
Strategi
‘Injeksi’
tidak
akan
dapat
dokumen, dan catatan lapangan. Instrument
dilakukan secara efektif bila tidak melalui
penelitian
dengan
persiapan yang matang. Konsep dan kondisi
harapan agar segala bentuk permasalahan yang
peserta didik harus benar-benar sudah siap.
mungkin timbul dapat dieliminir dan dapat
Penjelasan tentang tugas masing-masing peserta
dicarikan solusinya dengan cepat dan tepat.
didik dalam kegiatan pembelajaran harus telah
disusun
secara
fleksibel
Instrumen penelitian dalam penelitian ini
dipahami oleh peserta didik dengan benar. Selain
berupa: (a) Lembar observasi kegiatan belajar
itu penjabaran tugas yang harus dilakukan oleh
mengajar. (b) Lembar observasi aktivitas belajar
peserta didik, baik secara individu maupun secara
peserta didik, (c) Kuesioner respons peserta didik 4
http://efektor.unpkediri.ac.id.
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
kelompok juga harus terarah. Jika tidak, maka
observer/pengamat pada saat peserta didik
hasil yang diperoleh tidak akan menjadi maksimal.
melakukan diskusi. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik, dapat dikemukakan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut:
Hasil penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dijabarkan dalam tiga kegiatan, yaitu (1)
Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas
kegiatan pra tindakan, (2) kegiatan tindakan siklus
Belajar Peserta didik
I, dan (3) kegiatan tindakan siklus II. Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada peserta didik kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Ngunut, menemukan permasalahan yaitu prestasi belajar peserta didik masih rendah, sebagaimana ditunjukkan dalam hasil evaluasi pada pra tindakan, bahwa peserta didik yang sudah tuntas
No 1
Kehadiran peserta didik
2
Perhatian terhadap materi
Siklus I
Siklus II
64,29 %
82,14 %
pelajaran 3
Semangat mengikuti pembelajaran
4
Persiapan yang dilakukan
belajar sebesar 25 peserta didik (65,79 %), dan yang belum tuntas belajar sebesar 13 peserta didik
Penilaian
Indikator
sebelum belajar mengajar 5
Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
(34,21%). Selanjutnya
melaksanakan
tindakan
sesuai perencanaan dalam bentuk siklus. Hasil pengamatan kegiatan guru pada dua siklus yang
6
Tanggapan atau jawaban atas pertanyaan guru
7
Penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
dijalankan, maka dapat disusun tabel sebagai berikut:
Berdasarkan
rekapitulasi
hasil
kuesioner
respon peserta didik terhadap kegiatan belajar Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I N
Kegiatan
o 1
Jm
%
l Perencanaan
17
prosentase Siklus II Jm 19
19
Pembelajara
79,1
21
No
87,
7
pengamatan
5
terhadap
aktivitas peserta didik dilakukan oleh guru maupun http://efektor.unpkediri.ac.id.
dalam
Peserta didik Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
n
Kegiatan
didik
Tabel 3 Prosentase Hasil Kuesioner Respon
95
n Pelaksanaan
peserta
%
l 85
respon
pembelajaran sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Pembelajara 2
mengajar pada siklus I dan II, dapat diketahui
Keterangan
Skor Mean
Skor Mean
Silus I
Siklus II
0
0
1
Tidak senang
2
Kurang senang
0,68
0,26
3
Senang
1,58
1,89
4
Senang Sekali
0,53
0,95
Jumlah
2,79
3,11 5
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
siklus II. Sedangkan yang menyatakan kualifikasi Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I,
kurang senang menunjukkan penurunan dari 13
peserta didik yang sudah tuntas belajar ada 30
peserta didik (34,21%) pada siklus I, menjadi 5
peserta didik (78,95 %), sedangkan yang belum
peserta didik (13,16%) pada siklus II. Kualifikasi
tuntas belajar ada 8 peserta didik (21,05%).
yang menyatakan senang mengalami kenaikan
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II, peserta
dari 20 peserta didik (52,63%) pada siklus I,
didik yang sudah tuntas belajar ada 33 peserta
menjadi 24 peserta didik (63,16%) pada siklus II.
didik (86,84%), sedangkan yang belum tuntas
Kualifikasi yang menyatakan sangat senang
belajar ada 5 peserta didik (13,16%)
mengalami kenaikan dari 5 peserta didik (13,16 %)
Pembahasan
pada siklus I, menjadi 9 peserta didik (23,68%)
Dari hasil observasi, pengisian angket oleh
pada
siklus
II.
Sedangkan
jumlah
mean
peserta didik, dan hasil tes yang dilakukan pada
menunjukkan kenaikkan dari 2,79 (69,74%) pada
pra tindakan, siklus I dan siklus II, maka dapat
siklus I, menjadi 3,11 (77,11 %) pada siklus II.
diuraikan sebagai berikut:
Peningkatan kegiatan guru dan aktivitas
Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus I
belajar peserta didik juga berpengaruh terhadap
dan siklus II, maka dapat diketahui Perencanaan
hasil evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru ada
terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 25
peningkatan dari 85% menjadi 95%. Jadi
peserta didik (65,79%) pada pra tindakan menjadi
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
30 peserta didik (78,95%) pada siklus I, dan
guru sangat baik.
Sedangkan pelaksanaan
menjadi 33 peserta didik (86,84%) pada siklus II.
pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga
Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami
mengalami pengingkatan dari 79,17 % pada siklus
penurunan dari 13 peserta didik (34,21%) pada pra
I menjadi 87,5 % pada siklus II. Jadi pelaksanaan
tindakan menjadi 8 peserta didik (21,05%) pada
pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga
siklus I, dan menjadi 5 peserta didik (13,16%) pada
mengalami peningkatan.
siklus II.
Aktivitas belajar peserta didik, dapat diuraikan bahwa rata-rata prosentase pada siklus I
PENUTUP
sebesar 64,84%. Dan pada siklus II, aktivitas
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut,
belajar peserta didik mengalami peningkatan, yaitu
maka
menjadi 82,45%. Jadi aktivitas belajar peserta didik
pembelajaran dengan perencanaan yang baik
sudah baik.
melalui strategi ‘Injeksi’ terjadi peningkatan
Hasil kuesioner respon peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa kualifikasi yang menyatakan tidak senang sudah tidak ada, baik pada siklus I maupun pada 6
dapat
disimpulkan
bahwa
proses
kegiatan guru dan aktivitas belajar peserta didik dan juga berpengaruh terhadap hasil evaluasi. Hasil
evaluasi
menunjukkan
adanya
kenaikan, yang tuntas belajar dari 25 peserta didik http://efektor.unpkediri.ac.id.
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163
(65,79%) pada pra tindakan menjadi 30 peserta didik (78,95%) pada siklus I, dan menjadi 33
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
peserta didik (86,84%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 13 peserta didik (34,21%) pada pra tindakan menjadi 8 peserta didik (21,05%) pada siklus I, dan menjadi 5 peserta didik (13,16%) pada siklus II. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004.
Strategi
Pembelajaran
Aktif.
Yogyakarta: CTSD. Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI. Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya Offset. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas
dan
Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
http://efektor.unpkediri.ac.id.
7
