e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA I Putu Artha Subiastawan1, I Nyoman Kanca2, I Made Kusuma Wijaya3. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas, dengan bentuk guru sebagai peneliti. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F yang berjumlah 35 data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar secara klasikal didapatkan pada observasi awal 5,51% (kurang aktif) dan meningkat pada siklus I menjadi 6,8% (cukup aktif) dan pada siklus II meningkat yaitu 8,7% (aktif). Sedangkan untuk analisis hasil belajar secara klasikal pada observasi awal 59,5% pada siklus I terjadi peningkatan yaitu mencapai 65,8%. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yaitu mencapai 76,8%. Simpulan penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola. Kata-kata kunci :Model pembelajaran NHT, aktivitas belajar, hasil belajar, passing control sepak bola
Abstract This study aims to improve the learning outcomes of the activity and passing control football through the implement Model of Cooperative Learning Type NHT on Student Class VII F SMP Negeri 1 Kintamani Academic Year 2013/2014. This study classified as action research, in the form of teacher as researcher. The subjects were students of class VII F which totaled 35. Data were analyzed using descriptive statistic alanalysis .Results of data analysis in the classical learning activity obtained at initial observation 5.51% (less active) and increased in the first cycle to 6.8% (quite active) and increased in the second cycle is 8.7% (active). As for the classical analysis of learning outcomes at the beginning of observation 59.5% in the first cycle increased, reaching 65.8%. In the second cycle of learning outcomes increased, reaching 76.8%. Conclusions This study is the activity and learning outcomes improved football Passing control through the implement Model of Cooperative Learning Type NHT on Student Class VII F SMP Negeri 1 Kintamani Academic Year 2013/2014. Penjasorkes recommended to teachers can implement cooperative learning model NHT in the learning process because it can increase activity and learning outcomes passing control football. Key words : NHT Model, learning activities, learning outcomes, passing control football
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, demokratis, dan tanggap terhadap masalah-masalah praktis yang harus segera diselesaikankan. Sumber daya manusia yang demikian sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Pembelajaran pada intinya merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pendidikan di sekolah khususnya dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. pembelajaran Pada intinya merupakan “kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar ”(Dimyati dan Mudjiono, 2003: 297). Tujuan pembelajaran “hendaknya memenuhi kriteria situasi atau kondisi untuk belajar, rumusan tingkah laku, dan ukuran minimal tingkah laku yang diinginkan” (Hamalik, 2008:77). Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan. Berdasarkan mata pelajaran yang ada dalam kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah “proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan prilaku pada anak didik kita” (Depdiknas, 2003: 1). “Pentingnya pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan kualitas pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana, sumber belajar, inovasi belajar dan penyempurnaan kurikulum” (Lutan, 2001: 1). Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik, dalam pembelajaran penjasorkes, maka guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan perlu mengupayakan pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan metode pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus komprehensip dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, dan mampu mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya dalam pembelajaran penjasorkes. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran untuk menciptakan situasi belajar berdasarkan teori-teori dan cara mengorganisasikan pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang tepat dan efektif akan membuat siswa lebih aktif untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes dan membantu siswa untuk dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Namun dalam pembelajaran penjasorkes masih mengalami masalah karena dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kurangnya memperhatikan prinsip pengembangan kegiatan belajar khususnya pada materi pembelajaran passing control sepak bola (kaki bagian dalam), baik dalam aktivitas belajar maupun hasil belajarnya. Hal ini terbukti dari hasil observasi awal (pengamatan dan wawancara) yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Kintamani, ditemukan beberapa masalah, diantaranya adalah Siswa kurang mampu melakukan dengan baik mulai dari sikap awalan, sikap pelaksanaan atau perkenaan kaki dengan bola dan posisi badan saat melakukan passing control sepak bola (kaki bagian dalam). Permasalahan di atas, pada materi passing control Sepak bola (kaki bagian dalam) yang masih tergolong kurang aktif ini dikarenakan tidak terpenuhinya aspek aktivitas belajar sehingga berdampak pada
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) hasil belajar siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan belajar. dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola, yang dimana siswa berjumlah 35 orang yang terbagi menjadi 5 kategori, yaitu siswa dalam kategori sangat aktif 0 orang (0%), kategori aktif 2 orang (5,8%), kategori cukup aktif 29 orang (82,9%), kategori kurang aktif 4 orang (11,5%), dan siswa dalam kategori sangat kurang aktif tidak ada. Jadi, data aktivitas belajar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) secara klasikal diperoleh sebesar 5,51% berada pada kategori kurang aktif Dilihat dari data hasil persentase di atas secara klasikal yang menunjukkan aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah dan oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi serta perlu dilakukan perbaikan di dalam penggunaan model pembelajaran yang inovatif, efektif dan relevan dengan tujuan pembelajaran, sehingga aktivitas belajar siswa akan lebih meningkat. Permasalahan lain terdapat pada hasil belajar siswa pada saat melakukan pelaksanaan passing control sepak bola (kaki bagian dalam). berpedoman pada kriteria ketuntasan belajar nilai mata pelajaran penjasorkes SMP Negeri 1 Kintamani, yang meliputi tiga aspek yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Maka diperoleh hasil tes Hasil belajar passing control sepak bola (kaki bagian dalam), dapt disimpulkan siswa yang tuntas 2 orang (5.8%) dan yang tidak tuntas 33 orang (94.3%), dari presentasi tersebut maka dapat dipaparkan yaitu siswa yang tergolong kategori sangat aktif (0 orang) 0%, untuk katagori aktif 2 orang (5.8%), untuk katagori cukup aktif 12 orang (34.3%), untuk katagori kurang aktif 21 orang (60%), sedangkan untuk katagori sangat kurang aktif 0 orang (0%). Nilai hasil belajar siswa secara klasikal yaitu : (59.5 %) dalam passing control (kaki bagian dalam) sepak bola, yang berjumlah 35 orang, Dengan menganalisa data hasil belajar siswa secara keseluruhan terlihat hasil belajar masih tergolong rendah dan kurang karena belum memenuhi standar KKM sekolah.
Dalam hasil observasi tersebut ada beberapa masalah yang diidentifikasi sebagai penyebab kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran penjasorkes, seperti : (1) masih kurangnya interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa, sehingga proses pembelajaran passing control (kaki bagian dalam) Sepak bola kurang maksimal, (2) kurangnya sarana yang mendukung sehingga akan mengakibatkan siswa lebih banyak diam dan kurang aktif, (3) siswa kurang mampu melakukan passing control Sepak bola (kaki bagian dalam) dengan baik. Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti mencoba memberikan salah satu solusi pemecahan masalah yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola. Pendekatan struktural tipe NHT merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Teori pembelajaran kooperatif menekankan bahwa siswa belajar paling baik ketika mereka dapat saling mendorong dan membimbing satu sama lain, memiliki tanggung jawab perseorangan, masing-masing siswa memberikan partisifasinya secara maksimal dan teradapat kesepakatan aktif dan interakif. Kerja kelompok biasanya menghasilkan partisipasi yang sangat tidak merata dan sering tidak melibatkan tanggung jawab perseorangan sedangkan struktural dari Kagan dirancanga untuk mencapai standar tertinggi pembelajaran kooperatif Salah satu kunci manfaat pendekatan struktural adalah pendekaan ini dirancang untuk mengembangkan indikatorindikator kunci pembelajaran kooperatif yang meliputi saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, dan partisipasi yang merata. Pembelajaran kooperatif adalah “pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) dalam masyarakat nyata” (Nurhadi, dan Senduk, 2004: 61).Pembelajaran kooperatif juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompoknya. Pendekatan struktural tipe NHT, diikembangkan oleh (Spencer Kagan) dalam Nurhadi dan Senduk, (2004:67) menyatakan, dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Pendekatan ini terancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternative terhadap struktural kelas tradisional. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktural empat langkah berikut ini. (1) penomeran, (2) mengajukan pertanyaan (3) berfikir bersama, (4) pemberian jawaban.Adapun keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini yaitu, (a) Dapat menambah rasa tanggung jawab perorangan siswa dalam kelompok. (b) Pendekatan ini menyebabkan siswa terlibat penuh dalm proses pembelajaran. (c) Mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama. (d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang tepat. Selain itu penelitian ini juga di kuatkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yaitu :
(1) Dalam E-journal Aryawan I Gd Putra (2013) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar berguling senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajraan kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kelat Karangasem tahun pelajaran 2012/2013 (2) Dalam E-journal, Wisnawa. I.B. Pt Ekayana (2013) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing sepak bola meningkat melalui Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD no 3 Werdhi bhuana tahun pelajaran 2012/2013 (3) Dalam E-journal, Budi Hartini. Ni Putu menemukan bahwa aktivitas dan
hasil belajar teknik dasar passing bola basket meningkat melalui Implementasi model pembelajraan kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A 5 SMP Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Tidak ada belajar kalau tidak dibarengi dengan adanya aktivitas, itulah sebabnya Aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas juga digunakan dalam semua jenis metode pembelajaran, baik pembelajaran dalam kelas maupun pembelajaran di luar kelas. Hanya saja penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan aktivitas yang akan digunakan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indkator adanya keinginan siswa untuk belajar. (a) kegiatan-kegiatan visual, (b) kegiatan-kegiatan lisan, (c) kegiatankegiatan mendengarkan, (d) Kegiatankegiatan menulis, (e) Kegiatan-kegiatan menggambar, (f) Kegiatan-kegiatan metrik, (g) kegiatan-kegiatan mental, (h) Kegiatankegiatan emosional Aktivitas belajar dalam proses pembelajaran akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dengan aktivitas belajar yang benar dan maksimal akan dapat memberikan hasil yang maksimal pula. Dari delapan macam aktivitas belajar siswa di atas, maka peneliiti mengambil enam aktivitas belajar sebagai bahan evaluasi karena dalam pembelajaran penjasorkes aktivitas yang lebih diutamakan adalah aktivitas kegiatan yaitu: (a) kegiatan-kegiatan visual, (b) kegiatankegiatan lisan, (c) kegiatan-kegiatan mendengarkan (d) kegiatan-kegiatan metrik (e) kegiatan-kegitan mental (f) kegiatankegiatan emosiaonal. Pada hakekatnya, ”hasil belajar menunjukkan pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar” (santayasa dan sukardi 2007:22). sebagai tindakan guru yaitu suatu pencapaian tujuan belajar, dimana seorang guru dapat meningkatkan kemampuan mental siswa. Dimyati dan Mudjiono, (2006 : 3) menyatakan,
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) Hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa tersebut terjadi berkat evaluasi guru, dan juga merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor terhadap lingkungannya. Soekatamsi, (1995 :21) menyatakan, Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota, di desa-desa maupun sampai ke plosok-plosok tanah air, dari anak-anak pemuda dan orang tua, pria maupun wanita. Hal ini dikarenakan permainan sepak bola dengan Lapangan dan perlengkapan seadanya mudah dimainkan. Soekatamsi, (1995 : 3) menyatakan, sepak Bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian tubuh kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan dilakukan dengan ketrampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam permainan bebas menggunakan anggota badannya dengan kaki maupun tangannya. Agar dapat bermain sepak bola dengan baik dan benar, setiap pemain harus dapat menguasai teknik dengan baik. Apabila seorang pemain sudah dapat menguasai teknik yang baik, cenderung pemain tersebut akan dapat bermain dengan baik pula. Muhajir (2007:4) Menyatakan, pada garis besarnya teknik permainan sepak bola dibagi menjadi dua, yaitu: (a) Teknik dengan menggunakan badan terdiri dari cara lari dan mengubah arah dan cara melompati dan gerak tipu badan tanpa bola,
(b) Teknik dengan bola terdiri dari: menendang bola, menerima bola, menyundul bola, mengiring bola, gerak tipu dengan bola dan teknik penjaga gawang Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola pada siswa kelas VII F Ilmu SMP Negeri 1 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kanca, I Nyoman (2006) menyatakan, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dalam rangka memperbaiki kinerjaguru sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa menjadi lebh baik.Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII F di SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014, dalam pembelajaran passing control sepak bola. subyek penelitian ini yaitu melibatkan sisiwa kelas VII F yang berjumlah 35 orang ( putra 16 orang dan putri 19 orang). penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 29 agustus dan 5 September 2013 untuk siklus I, sedangkan tanggal 12 September dan 19 September 2013 dilaksanakan penelitian siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan umum Kintamani. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengumbpulan data deskriptif dimana aktivitas belajar di evaluasi oleh dua orang observer dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa, sedangkan untuk hasil belajar ada tiga aspek yang di nilai yaitu (a) aspek kognitif, (b) aspek afektif dan (c) aspek psikomotor. Penilaian kognitif dilaksanakan dengan memberikan tes kemampuan kepada siswa yang di buat oleh peneliti, penilaian afektif adalah
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) pengamatan sikap siswa selama pembelajaran yang di evaluasi oleh 2 observer yaitu guru pejasorkes dan penilaian aspek psikomotor di evaluasi oleh 3 orang evaluator yaitu 1 dosen Penjaskesrek FOK Singaraja dan 2 guru penjaskes di SMP Negeri 1 Kintamani dengan menggunakan format assesmen hasil belajar siswa passing control sepak bola.
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I tentang aktivitas belajar, secara klasikal diperoleh sebesar 6,8 %. siswa yang aktif sebanyak 17 orang (48,6%) sedangkan siswa yang tidak aktif sebanyak 18 orang (51,5%). Adapun rinciannya aktivitas belajarnya sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif sebanyak 0 orang (0%), siswa dengan kategori aktif sebanyak 17 orang (48,6%), siswa dengan kategori cukup aktif sebanyak 18 orang (51,5%) dan siswa dengan kategori kurang aktif sebanyak 0 orang (0%), serta kategori sangat kurang aktif sebanyak 0 orang (0%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Passing Control Sepak Bola pada Siklus I No
Kriteria
Kategori
Jumlah Siswa
Dalam (%)
Keterangan
1
X 9
Sangat Aktif
0 orang
0%
17 orang (48,6%) Aktif
2
7
X
<9
Aktif
17 orang
48,6%
3
5
X
<7
Cukup Aktif
18 orang
51,5%
4
3 X<5
Kurang Aktif
0 orang
0%
5
X <3
Sangat Kurang Aktif
0 orang
0%
26 orang
100%
Jumlah
Penelitian hasil belajar siswa passing control sepak bola (kaki bagian dalam) pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dengan katagori individu sebagai berikut, tidak ada siswa yang mencapai katagori sangat baik, 17 (48.6%) orang siswa
18 orang (51,5%) Tidak Aktif 35 0rang (100%)
memperoleh nilai dengan kategori baik, 17 (48.6%) orang siswa memperoleh nilai dengan katagori cukup, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan katagori kurang dan 1 (2.9 %) orang siswa memperoleh sangat kurang.
Tabel 2. Data Hasil Belajar Passing Control Sepak Bola pada Siklus I
No
Rentang Skor
Banyak Siswa
Persentase
Kategori
Keterangan
1
80-100
0 orang
0%
Sangat Baik
2
70-79
17 orang
48,6%
Baik
17 orang (48,6%) Tuntas
3 4 5
60-69 50-59 0-49
17 orang 0 orang 1 orang
48,6% 0% 2,9%
Cukup Kurang Sangat Kurang
35 orang
100%
Jumlah
18 orang (51,5%) Tidak Tuntas 35 orang (100%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Data hasil analisis aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar secara klasikal sebesar 8,7 dengan tingkat keaktifan sudah aktif. Siswa yang aktif sebanyak 35 orang siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang tidak aktif.
Adapun rincian hasil aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: siswa yang berada pada katagori sangat aktif sebanyak 21 orang (60%), aktif sebanyak 14 orang (40%), cukup aktif tidak ada (0%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).
Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Passing Control Sepak Bola pada Siklus II No
Kriteria
Kategori
Jumlah Siswa
Dalam (%)
1
X 9
Sangat Aktif
21 orang
60%
2
7 X < 9
Aktif
14 orang
40%
3
5 X<7
Cukup Aktif
0 orang
0%
4
3 X<5
Kurang Aktif
0 orang
0%
5
X <3
Sangat Kurang Aktif
0 orang 35 orang
jumlah Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi passing control sepak bola (kaki bagian dalam) diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 33 orang dengan persentase 94,4% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang dengan persentase 5,8%. Adapun rincian kategori sebagai berikut: 15 (42.9%) orang siswa memperoleh nilai dengan katagori
Keterangan 35 orang (100%) Aktif
0 orang (0%) Tidak Aktif
0% 100%
100% Aktif
sangat baik, 18 orang siswa (51.5%) memperoleh nilai dengan katagori baik, 1 orang siswa (2.9%) memperoleh nilai dengan katagori cukup, dan tidak ada siswa mendapat nilai dengan katagori kurang, dan 1 (2.9) orang siswa memperoleh nilai dengan katagori sangat kurang.
Tabel 4. Data Hasil Belajar Passing Control Sepak Bola pada Siklus II No
Rentang Skor
1
80-100
Banyak Siswa 15 orang
2
70-79
3
Persentase
Kategori
Keterangan
42,9%
Sangat Baik
33 orang (94,4%)
18 orang
51,5%
Baik
Tuntas
60-69
1 orang
2,9%
Cukup
4
50-59
0 orang
0%
Kurang
5
0-49
1 orang
2,9%
Sangat Kurang
35 orang
100%
Jumlah
2 orang (5,8%) Tidak Tuntas 35 orang (100%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Berdasarkan hasil refleksi awal yang peneliti lakukan, masih ada 33 siswa (94.3%) yang belum aktif. Adapun beberapa permasalahan yang yang menyebabkan masih banyak siswa yang belum aktif dan perlu mendapatkan perbaikan dalam pembelajaran passing control sepak bola (kaki bagian dalam). Adapun masalah mendasar yang menyebabkan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran rendah yaitu pengunaan model pembelajaran konvensional sehingga timbullah masalah baru diantaranya adalah: (1) pada kegitan visual yaitu siswa belum mengamati guru dengan baik dalam mendemonstrasikan passing control sepak bola (kaki bagian dalam), (2) pada kegiatan yaitu siswa belum berani mengemukakan
pendapat dan memberikan saran dalam diskusi, (3) pada kegiatan metrik yaitu siswa belum berani dan merasa takut untuk melakukan gerakan passing control sepak bola (kaki bagian dalam) sehingga aktivitas belajar menjadi kurang, (4) pada kegiatan emosional yaitu siswa belum percaya diri dalam mengahadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan penerapan model pembelajaran koopertif tipe NHT aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari observasi awal. Dimana terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa dari observasi awal ke siklus I yaitu 15 orang (42,9%), dari siklus I ke siklus II yaitu 18 (51,5%) orang, sedangkan dari obeservasi awal sampai siklus II yaitu 33 orang (94,3%).
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Passing Control Sepak Bola Per Tahap
No
Tahapan
Aktivitas Belajar Klasikal
1
Observasi Awal
5,51
Siklus I
6,8
2 3
Siklus II
8,7
Keaktifan Siswa
6 orang (Aktif) 8 orang (Aktif) 26 orang (Aktif)
Sedangkan untuk hasil belajar dari dimana terjadinya peningktan hasil belajar dari observasi awal kesiklus I yaitu 15 orang, dari siklus I ke siklus II yaitu 16 orang dan sedangkan dariaobservasi awal
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Observasi Siklus I ke Awal ke Awal ke Siklus II Siklus I Siklus II
15 orang (7,69%) 18 orang
33 orang (76,92%)
(69,23%)
ke siklus II yaitu 31 orang, peneliti memberikan tindakan-tindakan tipe NHT dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Passing Control Sepak Bola Per Tahap
No
Tahapan
1.
Observasi Awal
2.
3.
Siklus I
Siklus II
Persentase Hasil Belajar
2,9%
Ketuntasan Siswa
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Siklus I Observasi Awal ke ke Siklus Awal ke Siklus I II Siklus II
2 orang (Tuntas)
48,6%
17 orang (Tuntas)
94,3%
33 orang (Tuntas)
Berdasarkan uraian tersebut, ini berarti bahwa tingkat penguasaan materi teknik dasar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) pada siklus II sudah memenuhi KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran penjasorkes di kelas VII F SMP Negeri 1 Kintamani, yakni sebesar 70. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang mencapai 94.3%. Karena hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi dan hasil yang diperoleh direkomendasikan sebagai bahan laporan serta kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa. Hamalik (2008: 171-172). Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi dan prinsip fundamental untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar. Hasil belajar beranekaragam besarnya, baik yang menyangkut belajar fakta sederhana maupun keterampilanketerampilan teknis yang bersifat kompleks.
15 orang (42,9%)
31 orang (88,6%)
16 orang (45,8%)
Selain itu hasil penelitian ini juga dikuatkan dari peneliti-peneliti sebelumnya diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh, Edi Sumarbawa Gede, (2012: 103) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar berguling (roll) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas XI IA 1 SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012,. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Sulistiadewi,NiPutu.(2012:131) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar sikap kayang dalam senam lantai meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 4 Tejakula tahun pelajaran 2011/2012 Penelitian yang dilakukan oleh Lanang Bawa. I Made (2012:116) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar Passing Sepak Bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2011/2012 Penelitian yang di lakukan oleh Lastia, I Wayan (2011:108) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar tekik dasar teknik dasar Passing sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IX-6
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) SMA Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2010/2011. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Aktivitas belajar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil belajar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014. Kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran passing control sepak bola karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Passing control sepak bola. . DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2003. Standar Kopetensi : Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madasrah Ibtidaiyah. Jakarta : Departemen pendidian Nasional. Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta …….,2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta Edi Sumarbawa Gede, (2012 : 103) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar berguling (roll) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas XI IA 1 SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012 Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajr Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Kanca I Nyoman. 2006. Metedologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Lutan R. 2001. MengajarPendidikan Jasmani. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga.
Lisa
Sulistiadewi, Ni Putu (2012:131) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar sikap kayang dalam senam lantai meningkat melalui penerpan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 4 Tejakula tahun pelajaran 2011/2012 Lanang Bawa. I Made (2012:116) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar Passing Sepak Bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2011/2012 Lastia, I Wayan (2011:108) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar tekik dasar teknik dasar Passing sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IX-6 SMA Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2010/2011 Muhajir. 2007. . pendidikan jasmani dan kesehatan. PT Ghalia Indonesia Printing Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Surabaya : Universitas Negeri Malang. Santayasa, I Wayan dan Sukandi. 2007. Model-modle Pembelajaran Inovaif. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Soekatamsi.1995 Permainan Besar 1 (Sepak Bola) . Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Aryawan, I Gd. 2013. “Impementasi model pembelajaran koopertaif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar berguling senam lantai pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Selat Karangasem tahun pelajaran 2012/2013. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jjp/art icel/view/471/855. (diakses tanggal 29 agustus 2012). Ekayana wisnawa, I B. Pt. 2013 “Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) belajar passing sepak bola pada siswa kelas 5 SD no 3 werdhi Bhuana tahun pelajaran 2012/2013 Tersedia Padahttp://ejournal.undiksha.ac.id/ind ex.php/jjp/articel/view/1808/3278.(di askses pada tanggal 25 Agustus 2012) Budi Hartini. Ni Putu. 2013,"Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas VIII A 5 SMP Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014” tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph php/jjp/articel/view/1765/3201.(diakse s pada tanggal 5 September 2013)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)