PENDEKATAN RASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XI SMA N 2 MRANGGEN DEMAK SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh : FAISOL YUSUF ABDUL MANAF NIM: 063111086
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Faisol Yusuf Abdul Manaf
NIM
: 063111086
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 15 Juni 2012 Saya yang menyatakan,
Faisol Yusuf Abdul Manaf NIM : 063111086
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul
: Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak
Nama
: Faisol Yusuf Abdul Manaf
NIM
: 063111086
Fakultas
: Tarbiyah
Prodi Studi
: Pendidikan Agama Islam
Telah diuji dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Semarang, 27 Juni 2012 DEWAN PENGUJI Ketua Sidang
Dr. Musthofa, M.Ag NIP.19710403 199603 1 002
Sekretaris Sidang
Drs. A. Hasmi Hashona, M.A NIP. 19640308 199303 1 002 Penguji II
Penguji I
Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag NIP.19511005 197612 1 002 Pembimbing I
Ahmad Muthohar, M.Ag NIP. 19691107 199603 1 001
Yunita Rahmawati, M.A NIP. 19780627 200501 2 004 Pembimbing II
H. Amin Farih, M.Ag NIP. 19710614 200003 1 002
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 11 Juni 2012
Kepada Yth. Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu‟alaikum wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak
Nama
: Faisol Yusuf Abdul Manaf
NIM
: 063111086
Fakultas
: Tarbiyah
Prodi Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqosah. Wassalamu‟alaikum wr. wb
Pembimbing I
Ahmad Muthohar, M.Ag NIP. 19691107 199603 1 001
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 15 Juni 2012
Kepada Yth. Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu‟alaikum wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak
Nama
: Faisol Yusuf Abdul Manaf
NIM
: 063111086
Fakultas
: Tarbiyah
Prodi Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqosah. Wassalamu‟alaikum wr. wb
Pembimbing II
H. Amin Farih, M.Ag NIP. 19710614 200003 1 002
Judul Penulis NIM
Abstrak : Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak : Faisol Yusuf Abdul Manaf : 063111086
Membincang pendidikan di Indonesia memang terasa aneh, sudah banyak solusi yang ditawarkan oleh pakar pendidikan untuk mengentaskan pendidikan di Indonesia. Tetapi yang terjadi adalah pendidikan menunjukan ketidak berdayaan untuk mengatasi masalah kemanusiaan. Karena fakta dilapangan menunjukan bahwa masih banyak ditemukan manusia-manusia yang tidak mencerminkan seperti apa yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan salah satunya karena pola pendidikan belum menyentuh substansi kebutuhan dalam masyarakat dan pendidikan takubahnya berubah menjadi pemasungan daya kreatifitas setiap peserta didik. Guna merespon kondisi pendidikan tersebut dalam pembelajaran sudah seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Pendekatan rasional dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Selain itu, peran penggunaan pendekatan rasional adalah menghilangkan perbedaan antar peserta didik sehingga membuat peserta didik termotivasi untuk belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana konsep Pendekatan Rasional diimplementasikan dalam pembelajaran PAI di SMA N 2 Mranggen Demak. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach), dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan induktif, metode deskriptif yaitu metode pembahasan yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat penelitian. Sedangkan metode induktif yaitu suatu pengambilan keputusan dengan menggunakan pola pikir yang berangkat dari fakta-fakta yang sifatnya khusus kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat umum. Dari hasil penelitian menunjukan implementasi pendekatan Rasional dalam pembelajaran PAI di SMA N 2 Mranggen, dilihat dari sistem dan proses pembelajarannya telah sesuai dengan tujuan PAI dan konsep pendekatan Rasional. Implementasi ini diwujudkan dengan mengembangkan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan peserta didik walaupun terkadang masih terdapat beberapa yang tidak menggunakan pendekatan tersebut dalam beberapa jam pelajaran.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi rabbil „alamin. Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada peneliti, sehingga penelitian terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, Cahaya yang membawa umat manusia dari masa yang gelap gulita menuju masa yang penuh agung peradaban, juga kepada para keluarga, sahabat serta semua pewarisnya yang senantiasa menerangi zaman. Penelitian yang berjudul Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Karya ini merupakan analisis serta respon atas perkembangan pendidikan, selain juga sebagai sumber informasi bagi kalangan akademik maupun umum tentang realita pendidikan Agama. Dalam usaha menyelesaikan skripsi ini, peneliti tidak terlepas dari adanya berbagai kendala dan hambatan, akan tetapi atas izin Allah SWT sehingga penulis mampu menghadapi dan menyelesaikannya walaupun masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, izinkan peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa diselesaikan, antara lain kepada: 1. Dr. Suja‟i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Nasiruddin, M.Ag. Kepala Jurusan dan H. Mursyid, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi ini. 3. Ahmad Muthohar, M.Ag. Dosen Pembimbing I dan H. Amin Farih, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis sampai skripsi ini selesai. 4. Drs. Achmad Sudja‟i, M.Ag selaku dosen wali studi penulis dan seluruh civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang telah memberikan bekal ilmu selama menjadi mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang. 6. Bapak-ibuku tercinta Bpk. Sholeh Badjuri (Alm) dan Ibu Sri Ulfah Rochani, jerih payah perjuangan dan do‟amu yang memotivasi penulis dalam menimba ilmu. 7. Adeku (Hasti Fairuz Yuliana) serta kakak-kakakku (Firman yasin, Beti Fatimah, Hasanuddin Ht, Deny Firqoh, Faruk Yamin, Heny Falikhah, Laela sab‟ah, Emi Fadlillah) yang aku sayangi dan banggakan, semoga kita menjadi orang yang sukses. 8. Sahabat-sahabati PMII Sindikat 06 senasib sepergerakan, Kawan-kawan LPM Edukasi, sahabat-sahabat HMJ-PAI dan DEMA IAIN WS, Kawan-kawan PAI paket B 2006 terima kasih atas bantuan dan kerja samanya yang amat sangat berharga untuk dilupakan. 9. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, hanya ucapan terima kasih dan semoga semua amal baik sahabat-sahabat akan dicatat sebagai amal kebajikan dan dibalas sesuai amal perbuatan oleh Allah SWT. Akhirnya, penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semarang, 15 Juni 2012 Peneliti,
Faisol Yusuf Abdul Manaf NIM. 063111086
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................
ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
7
: LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ..........................................................................
9
B. Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran PAI ........................ 10 1. Hakikat Rasional Sebagai Sebuah Pendekatan ................... 10 2. Rasionalisme dalam Pembelajaran PAI .............................. 16 3. Prosedur Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran PAI ... 21 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... 27 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28 C. Fokus Penelitian ....................................................................... 29 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29 E. Teknik Analisis Data ................................................................. 32
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan
Pendekatan
Rasional
dalam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak ..................................................................................... 34 1. Diskusi ................................................................................ 35 2. Tanya Jawab ....................................................................... 39 3. Kerja Kelompok ................................................................. 42 4. Latihan ................................................................................ 44 B. Analisis Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran ................ 48 C. Problematika dalam Proses Pembelajaran .............................. 54 1. Faktor Penunjang ................................................................ 54 2. Faktor Penghambat .............................................................. 56 BAB V
: PENUTUP A. Simpulan ................................................................................... 58 B. Saran ......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara permasalahan pendidikan adalah sesuatu yang tak berujung, karena pendidikan sendiri merupakan proses tanpa akhir (never ending process), ada pula ungkapan pendidikan sepanjang hidup (long life education). Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi seseorang. Islam menganjurkan kepada umatnya supaya berilmu pengetahuan yang tinggi sebagaimana terkandung dalam Qs Al Alaq 1-5 Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada 1 manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat di atas mengandung perintah membaca, yaitu membaca teks secara verbal dan non verba. Juga perintah untuk menulis dengan perantara qalam
(pena).
Ini
jelas
menunjukkan
perintah
untuk
mengadakan
pembelajaran. Karena membaca dan menulis merupakan wahana pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan membaca maka orang bisa mengenal semuanya, termasuk mengenal dirinya sendiri. Tentu saja membaca di sini tidak hanya pada hal-hal yang verbal saja, tetapi juga yang non verbal, yaitu dunia dan seisinya ini.2 Dalam Al Qur‟an surah Ar-Rum ayat 12 juga berisi anjuran menggunakan akal pikiran menunjukan bahwa akal pikiran
1
Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm
597. 2
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Grup, 2008), hlm 11-12.
perlu didayagunakan secara optimal.3 Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan bersifat komperhensif karena lahir dari prinsip kesatuan yang merupakan aspek penting di dalam konsep Islam. Atas dasar itu Islam mendorong manusia untuk mempelajari setiap pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan semua umat manusia, baik dalam lingkup pengetahuan, sosial, kealaman atau pengetahuan lainnya.4 Akal merupakan bagian terpenting dari tubuh. Dialah yang membedakan antara manusia dan makhluk lainnya. Dia merupakan timbangan yang benar untuk mengetahui sesuatu. Suatu perbuatan yang dilakukan tanpa pertimbangan akal akan sia-sia belaka. Pasalnya, akal mampu melihat kenyataan secara objektif. Akal menyelesaikan permasalahan dengan memahami persoalan yang terjadi.5 Manusia dituntut untuk menggunakan akalnya untuk mempertimbangkan segala sesuatu tindakan.6 Kedudukan akal dalam Islam adalah sangat penting karena akallah wadah yang menampung akidah, syari‟ah serta akhlak yang menjelaskannya. Kita tidak pernah dapat memahami Islam tanpa mempergunakan akal, dan dengan mempergunakan akalnya secara baik dan benar sesuai petunjuk Allah, manusia akan merasa selalu terikat dan dengan sukarela mengikat diri kepada Allah.7 Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.8 Sedangkan menurut Ibnu Khaldun pendidikan adalah suatu
3
Fuad Nashori, Agenda Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm 89-
4
Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), hlm 85-
90. 86. 5
Ahmad Khalid Allam, Al Qur‟an Watsunaiyyaatu Al-Kauni Wal Hayaati, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm 117. 6
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm 80. 7
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm 385-386. 8
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
proses
untuk
menghasilkan
suatu
output
yang
mengarah
kepada
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan berdisiplin tinggi.9 Syeh Muhammad An-Naquib Al-Attas, pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan keperibadaan.10 Sedangkan Hamka mengartikan pendidikan adalah serangkaian upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi, akhlak dan kepribadian peserta didik.11 Ahmad D. Marimba, mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.12 Sedangkan H.M. Arifin mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik kedalam pendidikan formal atau non formal.13 George F Kneller memaknai pendidikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemampuan fisik individu.14 Pendidikan sebagai proses yang terkait dengan upaya mempersiapkan manusia untuk mampu memikul taklif (tugas hidup)
9
Ali Abu Dawud, Pendidikan Islam Ibnu Khaldun, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989), hlm
35-36. 10
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 8-9.
11
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), cet 2, hlm
12
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma‟arif, 1980), hlm 19.
106. 13
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), cet 4, hlm 12. 14
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pndidikan (Jogjakarya: Ar-Ruzz Media Grup, 2009), Cet 3, hlm 20.
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Untuk maksud tersebut manusia diciptakan lengkap dengan potensinya berupa akal dan kemampuan belajar.15 Sementara pendidikan itu sendiri akan semakin diperhitungkan apabila suatu jenis atau satuan lembaga pendidikan mempunyai kualitas yang baik. Lembaga
pendidikan
yang
berkualitas
dan
bermakna
positif
bagi
kelangsungan manusia.16 Percy Nunn mengungkapkan bahwa setiap langkah pendidikan pada dasarnya merupakan aplikasi filosofis. Karenanya langkah tersebut menyentuh setiap titik kehidupan. Dari sini dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan apapun tidak lain merupakan ekspresi tentang situasi kehidupan dan idealnya yang tinggi.17 Pendidikan secara rasional filosofis bertujuan untuk membentuk al-insan al kamil atau manusia paripurna. Tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.18 Sampai saat ini dunia pendidikan di Indonesia masih membutuhkan sentuhan-sentuhan para pemikir pendidikan guna menciptakan generasi yang mampu berbuat lebih banyak guna kemajuan pendidikan di Indonesia. Namun, pendidikan Islam di Indonesia sekarang ini masih bersifat linier-indoktrinatif, belum mampu menghasilkan kemandirian, belum mampu memberdayakan dan membudayakan peserta didik, sehingga semua ini menyebabkan anak didik kehilangan kebebasan untuk berkembang dan inovatif.19 Hubungan antara guru dan murid haruslah selaras, sehingga dalam proses pembelajaran tercipta kenyamanan. Seorang guru harus mampu menempatkan posisinya sebagaimana mestinya, mampu memberikan sebuah solusi yang tepat dalam setiap permasalahan yang ditemui.
15
Hery Noer Ali, Watak Pendidikan Islam, hlm 11.
16
Imam Tholkhah dkk, Membuka Jendela Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 97. 17
Hery Noer Ali, Watak Pendidikan Islam, hlm 112.
18
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 36.
19
Syamsul Ma‟arif, ”Pendidikan Islam yang Mencerdaskan”, dalam Jurnal Edukasi (vol. III, No I, Juni/2006), hlm 125.
Jangan berharap anak didik mampu menilai dan mengikuti berpikir memecahkan masalah jika model problem solving tidak pernah diperkenalkan kepada anak didik.20 Pikir atau rasio merupakan alat memperoleh ilmu pendidikan yang lebih tinggi dari imajinasi, ini adalah unsur tertinggi dan yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Kemampuan menggunakan rasio kita sebut dengan berpikir, dalam beberapa istilah disebut dengan nalar atau penalaran.21 Pendidikan Islam melalui sistem dan metodologinya harus menaruh
perhatian
kepada
(Pertumbuhan
kepribadian
anak)
dengan
dimilikinya pada anak, memungkinkan anak mampu bersaing dan hidup di era sekarang ini tanpa harus memerosotkan derajat dan martabatnya sebagai manusia.22 Selain itu sistem pendidikan Islam diharapkan tidak hanya sebagai penyangga nilai-nilai, tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran-pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman. Pendidikan Islam diharapkan tidak saja memainkan perannya sebagai pelayan rohaniah semata, yaitu fungsi yang sangat sempit, tetapi juga terlibat dan melibatkan diri di dalam pergaulan global.23 Persoalan pengetahuan yang bertalian, beberapa berpendapat bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indera untuk kemudian diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan.24 Pendidikan Islam sebagai instrumen penting orientasi pembebasan diharapkan mampu menyadarkan “Conscientization” manusia kearah eksistensial, dijalankan bagaimana menciptakan manusia kritis, reflektif, dan integrative.25 Pengembangan wawasan intelektual yang kreatif
20
A Qodri A Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Social (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), cet 2, hlm 5. 21
Jasa Ungguh Muliawan, Epistimologi Pendidikan (Yogyakarta: Gajahmada Niversaity Press, 2008), hlm 27. 22
Syamsul Ma‟arif, ”Pendidikan Islam yang Mencerdaskan”, hlm 133.
23
Imam Tholkhah dkk, Membuka Jendela Pendidikan, hlm 4.
24
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2003) cet 3, hlm 38. 25
Imam Tholkhah dkk, Membuka Jendela Pendidikan, hlm 123.
dan dinamis di berbagai bidang dalam siaran dan terintegrasi dengan Islam, merupakan kata kunci yang harus dipercepat prosesnya, baik dalam dataran teoritis maupun praksis.26 Manusia sebagai makhluk yang memiliki peradaban, hal ini berarti, bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri, sehingga membentuk peradabannya dengan cara mengembangkan nalar dan berkreasi. Berangkat dari hal tersebut maka sangat diperlukan kajian mengenai pendekatan rasional dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang bertujuan untuk mengembangkan Pendidikan Agama Islam guna menjawab tuntutan zaman. Kemajuan suatu pendidikan memang tak bisa dilepaskan dari peranan sikap kritis, dan inovatif dalam melakukan kajian dan penelitian dalam rangka menciptakan formula dan keilmuan yang baru, dan semua itu tanpa meninggalkan dimensi kemanusiaan sebagai hamba Allah. Pendidikan itu tidak hanya harus disusun dan direncanakan dengan seksama dan hati-hati atau menempatkan pengalaman sebagai tujuan utama didalamnya, tetapi juga kesadaran bahwa setiap objek dan atau subjek pendidikan berbeda, maka penerapan sistem pendidikannyapun harus dibedakan.
27
Dalam kegiatan belajar mengajar, kemampuan yang diharapkan
dimiliki peserta didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaaan metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan. Dengan bergairahnya belajat, peserta didik tidak sukar untuk mencapai tujuan pengajaran.28 Kenyataan mengatakan bahwa masih jauh dengan harapan awal, yakni mencetak manusia yang sebenar-benarnya manusia. Masih terjadi hegemoni dalam pelaksanaan pembelajaran ataupun masih melaksanakan proses
26
Abdul Wahid, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, (Semarang: Need‟s Press, 2008),
27
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, hlm 80.
28
Syiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), cet 4
hlm 9.
hlm 3.
pembelajaran yang hanya menitik beratkan siswa hanya sebagai obyek saja. Pola pendekatan yang digunakan juga belum memaksimalkan akan kebutuhan siswa. Bagaimana pendidikan dapat menyelaraskan ketimpangan-ketimpangan selama ini? Terutama dalam pendidikan Islam. Berangkat dari kerangka berpikir di atas menjadi judul skripsi Pendekatan Rasional Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak.
B. Rumusan Masalah Pembahasan rumusan masalah dalam skripsi ini, diharapkan mampu untuk membatasi permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan judul Pendekatan Rasional Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak, dengan demikian masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini menjadi lebih jelas dan terarah, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan penelitian karena pelebaran pembahasan. Adapun permasalahan yang akan penulis bahas adalah : 1. Apa pendekatan rasional dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak ? 2. Bagaimana
penerapan
Pendekatan
Rasional
dalam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yaitu sesuatu yang ideal yang ingin dicapai, dan setiap tindakan yang dilakukan seseorang pastilah mempunyai tujuan, di mana dengan terealisasikannya tujuan tersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan dan manfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini yakni : a. Memahami pendekatan rasional dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak.
b. Mengetahui penerapan pendekatan rasional mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak. 2. Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian skripsi adalah : a. Secara metodologis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ranah pendidikan b. Secara praktis penelitian ini memberikan kontribusi strategis bagi praktisi pendidikan dalam pengolahan lembaga pendidikan. c. Bagi masyarakat dan generasi muda khususnya dapat mengetahui konsep pendekatan rasional sebagai konsep pendidikan yang tepat.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Pada dasarnya urgensi dari adanya telaah pustaka adalah sebagai bahan autokritik terhadap penelitian yang ada, baik mengenal kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan komparatif terhadap kajian yang terdahulu. Di samping itu telaah pustaka juga mempunyai andil besar dalam rangka memperoleh informasi secukupnya tentang teori-teori yang ada kaitannya dalam judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Di samping itu juga kajian pustaka digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian, dan mengetahui bahwa skripsi yang penulis kerjakan ini masih sangat relevan untuk dikaji, karena dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada kajian Pendekatan Rasional di dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni. Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, di mana skripsi tersebut samasama mengkaji tentang pendidikan tetapi penekanannya berbeda, di antaranya adalah : 1. Ahmad Rifa‟i (3101266) Studi tentang Implementasi konsep kritisisme dalam PAI (Studi kasus di SMA Walisongo Pecangaan Jepara Tahun 2005 / 2006). Dalam skripsi ini lebih mengangkat ke arah konsep kritisisme yang relevansinya dengan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam serta konsep kritisisme yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Nurgiati (3101317) Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses Dalam Pembelajaran PAI di SD Islam Al-Azhar 25 Semarang. Dalam skripsi ini mengangkat sebuah penerapan konsep pendekatan ketrampilan proses diimplementasikan dalam pembelajaran PAI di SD Islam Al-Azhar 25 Semarang.
Pada
skripsi
ini
digambarkan
bagaimana
ketrampilan proses dilaksanakan dalam pembelajaran.
penerapan
3. Ahmad Maghfur (3101120) Studi tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 16 Mijen Semarang. Dalam skripsi ini mengangkat sebuah penerapan pembelajaran kontekstual. Dan pada skripsi ini lebih di titik beratkan pada bagaimana penerapannya dan faktor-faktor penunjang dan penghambat atas penerapan pembelajaran kontekstual. Di samping kajian berupa skripsi-skripsi yang bersangkutan dengan judul yang penulis angkat, terdapat juga buku-buku sebagai pegangan dalam penulisan skripsi, di antaranya adalah Pengantar Filsafat karya Louis O Katsof, Logika “filsafat Berfikir” karya Prof. I.R Poedjawijatna, Dasar-Dasar Logika karya Surajiro, Jurnal Edukasi karya LPM Edukasi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, serta buku-buku lain yang masih bersangkutan dengan skripsi yang penulis angkat.
B. Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran PAI 1. Hakikat Rasional Sebagai Pendekatan a. Pengertian Rasional Kata rasio berasal dari bahasa inggris ratio yang berarti pemikiran menggunakan akal sehat, akal budi, nalar. Sedangkan rasional mempunyai makna, Menurut pikiran dan pertimbangan yang logis menurut pikiran yang sehat, cocok dengan akal.29 Dalam proses berpikir, rasio dan
akal budi atau daya pikir
saling mempengaruhi meskipun masing-masing memiliki fungsi berbeda. Daya tanggap mengambil alih kegiatan berpikir runtut tentang berbagai bukti pemikiran, yang kemudian masing-masing saling dihubungkan, dianalisis, dan dimengerti. Satu-satunya makhluk hidup yang dipandang paling tinggi derajatnya yakni manusia, dianggap memiliki jiwa rasional. Dengan jiwa rasionalnya, manusia mampu
29
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet 3, hlm 933.
berpikir secara sadar, membuat norma sosial, serta menyusun kebijakan-kebijakan moral.30 Sedangkan pendekatan rasional dalam pendidikan, adalah sebuah pendekatan dalam membentuk kepribadian anak didik dengan cara memberikan pemahaman yang benar dan tepat tentang sesuatu perbuatan yang akan dikerjakan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan memberikan ceramah tentang topik yang menarik dan dapat dicerna oleh kemampuan akal anak didik. Hal ini dapat dilakukan, karena dalam diri manusia terdapat akal pikiran yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu. Pendekatan ini selain akan menghindarkan anak didik dari sikap yang semata-mata rasional, juga akan membawa anak mau melakukan sesuatu yang baik berdasarkan argumentasi yang kokoh dan karenanya akan tertanam kuat dalam diri peserta didik tersebut. Mereka dapat melakukan sesuatu bukan karena ikut-ikutan melainkan karena alasan dan argumentasi yang kuat.31 Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk serta dengan akal pula manusia dapat membuktikan dan membenarkan adanya Allah SWT sang maha pencipta di atas segala di sesuatu di dunia ini. b. Dasar-dasar Rasional Rasionalitas keberagaman seseorang dapat diukur dari seberapa besar kadar penggunaan akal dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.32 Islam bukan agama Irasional yang mengetengahkan konsep-konsep abstrak yang tidak dipahami oleh penganutnya.33
30
Zainal Abidin, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm 37. 31
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenanda Media Group, 2009), cet 1, hlm 168-169. 32
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) cet 2, hlm 204. 33
“Paradigma
Humanisme
teosentris”,
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet 3, hlm 260.
Pendidikan selalu diwarnai oleh pandangan hidup (way of life). Diantara pandangan hidup ialah rasionalisme. Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa kebenaran diperoleh memalui akal dan di ukur dengan akal. Atau, akal itulah alat pencari dan pengukur kebenaran. Pendidikan harus mampu mendidik manusia menjadi manusia. Tujuan paling tinggi itulah yang dapat disebut manusia.34 Pandangan
Islam
terhadap
ilmu
pengetahuan
bersifat
komperhensif karena lahir dari prinsip kesatuan yang merupakan aspek penting didalam konsep Islam. Atas dasar itu, Islam mendorong manusia untuk mempelajari setiap pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, dan semua umat manusia, baik dalam lingkungan pengetahuan kesya‟riatan maupun pengetahuan sosial, kealaman, ataupun pengetahuan lainnya.35 Islam adalah agama yang menghormati akal dan menganjurkan manusia untuk menggunakan akal secara maksimal. Dalam Al-Quran pun penuh dengan ungkapan-ungkapan yang mengharuskan manusia untuk mendayagunakan akal.36 Anjuran agar manusia menggunakan akalnya untuk meneliti dan menggali berbagai
pengetahuan,
baik
pengetahuan
keagamaan
maupun
pengetahuan keduniaan. Sebagaimana firman Allah Q.S. Ali Imran, 3:190
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.37
34
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam “Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), cet 3, hlm 46. 35
Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), hlm 85-
86. 36
Yusuf Al Qardhawy, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A.Gani, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hlm 40. 37
Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Pendidikan ialah meningkatkan derajat kemanusiaan manusia. Sebenarnya manusia yang memiliki derajat kemanusiaan yang Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk menyeru manusia ke jalan tuhan dengan hikmah, pengajaran yang baik dan argumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan penyajian-penyajian firman Allah dalam Al Qur‟an adalah mendidik akal manusia agar sarat dengan pengetahuan yang baik, penalaran ilmiah, pemikiran yang argumentatif, dan metode yang eksperimental.38 Dengan logika yang digunakan secara baik dan optimal akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Dengan dikembangkannya etika, akhlak yang mulia akan terwujud, dan dengan dikembangkannya estetika seni dan keindahan akan terlahir. Perpaduan antara ilmu pengetahuan, akhlak dan seni akan menghasilkan hidup yang seimbang.39 Manusia mempunyai pengetahuan, mengakui hubungan sesuatu dengan sesuatu. Ia mengeluarkan pendapat (melalui bahasa) atas beberapa dasar yang merupakan syarat supaya orang dapat berpikir. Adapun Dasar itu sendiri adalah: 1. Keyakinan, adapun tiap-tiap pendapat itu berdasarkan atas sikap mental subjek yang tahu itu, bahwa demikian halnya pendapat lain tak mungkin, itu disebut keyakinan. Keyakinan merupakan sikap subyek, jadi selalu bersifat subyektif juga. 2. Kepastian, jika orang mempunyai keyakinan, maka ia merasa pasti akan pengetahuannya, ia mempunyai kepastian. Dalam rangka halhal yang kongkrit kepastian mutlak sebenarnya tak ada, dalam rangka abstrak mungkin, tetapi harus diketahui benar wilayah dan
38
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, hlm
81-82. 39
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 113.
kekuatan pendapat-pendapat itu, jadi harus diketahui dasarnya dahulu. 3. Kesungguhan, adapun keyakinan mengakibatkan kepastian, bahwa demikianlah hal sesungguhnya. Munculah disini kesungguhan, dan kesungguhan ini disebut juga realitas. 4. Hukum kesungguhan dan hukum pikir, ada hubungan antara berpikir dan hal yang kongkrit (kesungguhan), yang menjadi obyek berpikir ialah kesungguhan itu.40 c. Pendekatan Pembelajaran Selama ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya menjadi lambang kesalehan atau berhenti pada tataran ilmu yang disampaikan dalam suatu khutbah saja, melainkan menjadi hal yang secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang efektif dan bisa memecahkan permasalahan dalam kehidupan ini.41 Pendekatan adalah proses, perbuatan, cara mendekat yang dilakukan selama ini tampaknya tidak berhasil atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang lain yang diteliti.42 Pendekatan merupakan kerangka filosofis teoritis yang menjadi dasar pijak bagi cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan.43 Menempatkan pendidikan agama sebagai salah satu cara untuk melakukan perubahan sosial dalam bentuk proses pencarian dan perubahan secara terus menerus. Melalui upaya-upaya pembelajaran yang tidak hanya terbatas di kelas, pendidikan agama berupaya 40
Poedjawijatna, Logika Filsafat Berfikir, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet 6, hlm 19-22.
41
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), cet 3,
hal 27. 42
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 43
Mohammad Roqib, Ilmu Pendidikan, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: Lkis, 2009), hlm 90.
menghantar dan memproses peserta didiknya semakin mampu mencari makna hidupnya. Hal ini sejalan dengan seruan Islam melalui AlQur‟an dan As-Sunnah kepada manusia untuk mempergunakan akal dan perintah
untuk
berpikir.
Tujuan
pendidikan
Islam
adalah
mencerdasakan akal dan membentuk jiwa yang islami, sehingga akan terwujud sosok pribadi muslim sejati yang berbekal pengetahuan dalam segala aspek kehidupan.44 Pendidikan Islam secara rasional-filosofis adalah bertujuan untuk membetuk al-insan al-kamil atau manusia paripurna. Tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia akhirat. Dengan tujuan ini memiliki makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang mengabdi dan merealisasikan (kehendak) tuhan sesuai dengan syari‟at Islam.45 Pada dasarnya, dalam tujuan pendidikan adalah memelihara fitrah manusia. Untuk tujuan itu, manusia dituntut mencipatakan metode pendidikan yang dinamis, efektif dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan dunia-akhirat. Berangkat dari hal tersebut maka perlu adanya penggalian kembali metode pendidikan yang berpedoman pada Al Qur‟an dan As-Sunnah. Untuk memeperoleh hasil yang sesuai target, metode pendidikan yang dihasilkan harus merupakan paduan antara aspek keilahian dan aspek keilmiahan sehingga dapat dijadikan pegangan para pendidik dalam membimbing peserta didik. Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi tersebut.46
44
Abdurrahman Al-Baghdadi, Sistem Pendidikan di Masa Khalifah Islam, (Al-Izah: Banjil, 1996), hlm 30. 45 46
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 36.
Mansur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet 5, hlm 48.
Dengan kata lain dalam proses pendidikan, sebuah pendekatan harus ada kesinambungan antara pendidik dan peserta didik, antara keduanya ada saling memahami posisi antara keduanya dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan rasional yakni dengan peran akal dalam memahami dan menerima sebuah materi ajar. Hal ini bagi pendidik dapat dilakukan dengan sistem tanya-jawab, kerja kelompok, latihan, diskusi. Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya peserta didik yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).47 Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan menggunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah.48 Dalam konteks implementasi pendekatan memberikan tekanan pada proses, suatu aktifitas yang digunakan untuk mentransfer ide atau gagasan. Maka dalam pelaksanaan pembelajaran harus ada komponen-komponen yang melengkapinya guna tercipta tujuan pendidikan.49 2. Rasionalisme dalam Pembelajaran PAI a. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sadar, sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.50 Pendidikan Agama Islam
47
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet 12, hlm 120. 48
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet 5,
hlm 130. 49
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurukulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm 72-73. 50
27.
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang: Usaha Nasional, 1983), hlm
merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu objek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan alat untuk mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan.51 Karena itu, subjek ini diharapkan dapat memberi keseimbangan dalam kehidupan peserta didik kelak, yakni manusia yang memiliki “kualifikasi” tertentu, tetapi tidak lepas dari nilai-nilai agama Islam. Sedangkan menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Qur‟an dan al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.52 b. Landasan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak menggunakan kurikulum KTSP. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam mengacu pada: a) Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam 1) Aspek Religius Aspek Religius adalah dasar penerapan PAI di SMA N 2 Mranggen yang bersumber dari ajaran Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. 2) Aspek Psikologis Yaitu dasar yang berhubungan denga aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat.
51
Chabib Toha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Pustaka Pelajar, 1999),
52
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm
hlm 4. 21.
3) Aspek Hukum Penerapan PAI di SMA N 2 Mranggen berdasarkan atas kekuatan hukum yang berasal dari perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. b) Fungsi Pendidikan Agama Islam Fungsi pendidikan agama Islam di SMA N 2 Mranggen antara lain; 1) Meningkatkan peserta didik agar terwujud cendikiawan muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia. 2) Mewujudkan peserta didik yang sehat jasmani dan rohani. 3) Mewujudkan peserta didik yang terampil dan cerdas. 4) Membina peserta didik agar mampu bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa serta berwatak pejuang. 5) Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik agar mampu berkepribadian kuat. 6) Mengembangkan kemampuan peserta didik dengan sistem pendidikan IPTEK-IMTAQ agar mampu mengembangkan diri dan keluarga. 7) Mengembangkan kemampuan peserta didik yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang agama. c) Alokasi Waktu Semua materi agama islam di jadikan satu mata pelajaran yaitu dalam bentuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam satu minggu pelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan dengan alokasi waktu 2 kali pertemuan pelajaran. Dengan alokasi waktu yang tersebut dalam pelaksanaannya tidak bersifat kaku dan pemanfaatannya akan disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik dan kondisi daerah atau sekolah setempat. Disamping melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara intra kurikuler yang juga dilaksanakan secara ekstra kurikuler.
d) Pengelolaan kelas Kegiatan belajar mengajar di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak, agar terasa menarik dalam prosesnya guru menggunakan berbagai media yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Media ini digunakan sebagai alat bantu untuk memberikan berbagai pengetahuan pada peserta didik. Penggunaan dan pemilihan media tersebut merupakan wewenang guru untuk mengadakan dan menggunakannya. Yang perlu diperhatikan adalah media yang digunakan bisa dicerna oleh murid dan mudah digunakan. Selain pengadaan berbagai media, ruang kelas sebagai tempat belajar juga disusun supaya terasa nyaman digunakan. Dengan penataan ruang yang kondusif diharapkan peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran. e) Lingkungan sebagai sumber belajar Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dimulai dari penggunaan lingkungan sekolah. Berbagai media dan tempat di luar kelas dimanfaatkan sebagai tempat belajar. Sehingga proses pembelajaran kadang dilaksanakan di luar kelas, di masjid, halaman kelas atau perpustakaan. c. Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Peserta didik dengan memiliki potensi rasa ingin tahu, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif. Sementara fitrah berTuhan merupakan cikal bakal untuk bertaqwa kepada tuhan. Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman, pikiran, perasaan, eksplorasi dan berekspresi merupakan wujud upaya pengembangan potensi tersebut.53 Dewasa ini banyak muncul keprihatinan bahwa pendidikan agama hanya berhasil pada dataran kognitif saja. Banyak siswa yang
53
Mansur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm 48.
prestasinya tinggi, namun sikap, akhlak serta pengamalan ibadahnya sangat jauh dari harapan. Tujuan normatif pendidikan sudah selayaknya diabdikan (diorientasikan) untuk manusia, sebagai obyek sekaligus subyek didik. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat
umum,
di
dalamnya
mewadahi,
menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Mengingat daya pikir (akal) itu baru bersifat potensi dasar maka perlu dikembangkan yaitu melalui pendidikan akal sebagai implementasi pemikiran rasional yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan akal ini dalam rangka mengaktualkan potensi dasar manusia yang sudah ada sejak lahir dan masih dalam dataran alteranatif, apakah akan berkembang menjadi akal yang baik atau sebaliknya.54 Karena intelegensi (kecerdasan) anak didik akan muncul sendiri tanpa di sadar oleh seorang pendidik. Ini merupakan daya respon anak didik ketika menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Mencerdaskan akal merupakan hasil penanaman pengetahuan rasional dalam pendidikan. Dalam pendidikan Islam, mencerdaskan akal merupakan pengarahan intelegensi untuk menemukan kebenaran dan ini merupakan bagian dari tujuan pendidikan akal (ahdaf alaqliyah) dalam pendidikan Islam. Al-Qur‟an sebagai kitab umat Islam merupakan pedoman paling sempurna dalam pendidikan agama Islam, baik dari segi filsafat, azasazas, metode maupun media pengajaran. Al Qur‟an merupakan terapi bagi krisis yang tengah melanda dunia pendidikan Islam dan
54
Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1998), hlm 9.
memperbaiki perilaku manusia sebagai khalifah fil ardi, sehingga tercipta sistem harmonis dan kokohnya sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat.55 Sebuah pendekatan rasional, mendukung bagaimana peserta didik memahami sebuah materi setelah menerima pengajaran dari seorang guru. Pendekatan rasional dapat diterapkan hampir dalam semua tugas dalam berbagai kurikulum untuk segala pembelajaran. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa metode keilmuan adalah satu cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian prosedur yang tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban yang tertentu dari pernyataan yang tertentu pula.56 3. Prosedur Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran PAI a. Komponen Pendekatan Rasional Pendekatan rasional dalam pembelajaran memiliki komponenkomponen yang mengikutinya. Komponen Pendekatan rasional adalah bagaimana membentuk peserta didik agar menjadi kritis akan sebuah permasalahan, dan lebih peka akan sebuah permasalahan. Usaha maksimal bagi guru dalam pendekatan rasional adalah dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima kebenaran agama. Metode-metode yang digunakan dalam peoses pembelajaran merupakan komponen dalam pendekatan rasional. Metode-metode tersebut yaitu dalam bentuk tanya jawab, kerja kelompok, latihan, diskusi dan pemberian tugas.57
55
Abdurrohman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, hlm
327. 56
Jujun S Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), Cet 16, hlm 105. 57
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm 130-131.
a) Diskusi Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.58 Di samping itu
diskusi juga merupakan
suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang peserta didik dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapat secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.59 Debat juga bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama apabila peserta didik
diharapkan
bertentangan merupakan
mampu
dengan metode
mempertahankan
keyakinannya efektif
untuk
pendapat
yang
sendiri.60
Diskusi
juga
mengasah
otak,
latihan
mengeluarkan pendapat, menimbulkan kepercayaan diri sendiri, bahkan mampu membina kecakapan berbicara tanpa teks.61 b) Tanya Jawab Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan peserta didik memberikan jawaban, atau sebaliknya peserta didik diberi
58
J.J. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm
20. 59
M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm 36. 60
Hizyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008) hlm 38. 61
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 216.
kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan.62 Belajar sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta didik itu aktif dan terus bertanya ketimbang menerima apa
yang
disampaikan oleh pengajar. Salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar.63 c) Kerja Kelompok Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar. Tetapi pelaksanaannya menuntut kondisi serta persiapan yang jauh berbeda dengan format belajar mengajar.64 Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat di kelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong-royong. Dalam prakteknya ada beberapa jenis kerja kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua itu tergantung pada tujuan khusus yang dicapai, umur dan kemampuan peserta didik, fasilitas dan media yang tersedia.65 Cara kerja kelompok ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi.66 Pemahaman peserta didik tentang sesuatu, terbangun ketika terjadi peristiwa belajar, akan lebih baik apabila ia berinteraksi dengan teman-temannya. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan. Dalam kerja kelompok juga memungkinkan
62
M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm 43.
63
Hizyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm 44.
64
J.J. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, hlm 24.
65
M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm 49.
66
Hizyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm 50.
tumbuhnya semangat bekerja sama yang mendorong tumbuhnya solidaritas, simpati dan empati terhadap orang lain.67 d) Latihan Metode
latihan
dimaksudkan
untuk
memperoleh
ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena
hanya
dengan
melakukannya
secara
praktis
suatu
pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan.68 Proses pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terbiasa belajar mandiri melalui penyelesaian tugas individu, pembuatan karya individual yang memungkinkang mereka berkompetisi secara sportif untuk memperoleh penghargaan hakiki.69 b. Karakteristik Rasional Keberhasilan usaha mentransformasikan ragam potensi yang ada, sebagaimana diinginkan dalam pendidikan aliran rasional, sangat ditentukan oleh seberapa besar optimalisasi fungsi daya-daya indrawi dan rasio. Sebab, daya-daya indrawi dan rasio itulah yang bisa menjadikan seseorang mempunyai pengetahuan tentang realitas di sekeliling
dan
kemampuan
mengabstraksikan
sehingga
dapat
menuntunnya untuk sampai pada pengetahuan atau pemahaman kebenaran.70 Menurut Mohammed Arkoun, kecenderungan rasional yang sentralistik di dunia Arab Islam tersebut setidaknya melahirkan tiga karakteristik yang meliputi: 1. Setiap aktivitas pemikiran sedemikian lekat dengan konsepsi dogmatis perihal akal yang mampu melangkah menuju “realitas
67
Mansur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm 50-51.
68
M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm 55.
69
Mansur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm 51.
70
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta: Lkis, 2008), hlm 118.
ultim” (Tuhan) sehingga motif utama pemikiran bukanlah motif ilmiah (dalam pengertian modern) melainkan motif estetik-etik. 2. Cahaya akal bersumber dari akal aktif. Hassan Hanafi menyebut corak rasionalitas tersebut dengan “nalar iluminasionis” yaitu nalar yang kemampuannya diperoleh dari luar bumi, dari akal aktif, bukan dibangun di atas empiris sensual dan eksperimentasi. 3. Aktifitas-aktifitas dasariah yang dijalankan oleh akal “idealistik” ini adalah dalam kerangka kembali ke prinsip-prinsip fundamental aneka relasi esensial. Konsepsi metafisis bahwa tuhan adalah „aql„aqil-ma-qul (tuhan adalah akal murni/logos, yang merenungkan dirinya dan yang sepenuhnya „rasional‟), sebagaimana dalam konsepsi emanasi merupakan gambaran tentang “rasionalisme murni” yang berkembang didunia arab Islam. Rasio (akal) tidak semata-mata berfungsi untuk mengetahui (Mudrik) sesuatu, tetapi juga berfungsi memutuskan (hakam) terhadap benar-salah atau baik-buruknya sesuatu.71 c. Manfaat Pendekatan Rasional Sebagai umat Islam yang senantiasa memaksimalkan akal dan pikiran dalam mengkaji berbagai persoalan ilmu, tentunya telah diketahui bahwa banyak sekali persoalan dalam agama Islam. Memahami Islam secara mendalam dan mencari hikmah dan inti dari agama ini. Selain itu, dalam Islam juga disebutkan bahwa agama ini banyak menyuruh para pemeluknya untuk menggunakan akal pikirannya untuk memahami agama ini yang tentunya harus menggunakan pendekatan yang tepat. Kemampuan akal manusia diberikan peran yang tinggi dalam Islam. Al-Qur'an menyuruh manusia untuk berpikir, perintah ini tidak akan terlaksana kecuali mereka diberikan kebebasan untuk berpikir dan merenungkannya. Al-Qur'an membebaskan manusia untuk berpikir
71
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, hlm 120.
mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengannya, khususnya yang bernilai baik. Oleh karena itu, setiap muslim tidak boleh kaku dalam bertindak yang bisa mempersempit gerak hidup sosial atau mempertentangkan kebenaran ilmiah, menolak konsep ilmu alam dan ilmu-ilmu lain yang berfungsi untuk merealisasikan kemaslahatan umat atau menolak bahaya yang ditimbulkannya. Ajaran Islam didasarkan pada kebebasan berpikir karena semua ajaran agama ini bersifat rasional. Islam mengajarkan kebebasan berpikir itu agar manusia benarbenar mencapai kebebasan dan dapat menentukan pilihannya. Kebebasan akal untuk berpikir dapat mencegah keterpaksaan dan penyiksaan. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari pendekatan rasional, yaitu: 1.
Membantu setiap peserta didik untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.
2.
Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat dan obyektif.
3.
Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.
Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.
5.
Memberikan syarat-syarat tentang apa yang harus dipenuhi dalam berpikir untuk mencapai gagasan tentang sebuah kebenaran.
6.
Menjadikan akal semakin tajam dan tinggi kemampuannya (kritis) daam ha imajinasi logis.72
72
http://elearning/unesa.ac.id/manfaat-pendekatan-rasional-dalam-pembelajaran.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian adalah terjemahan dari bahasa inggris research, arti asal research adalah mencari kembali atau pencarian berulang-ulang. Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.73 Menurut Noeng Muhadjir, metodologi penelitian merupakan konsep teoritik sebagai metode, kelebihan dan kelemahannya, dan biasanya dilanjutkan dengan pemilihan metode yang dipergunakan.74 Jadi, metode penelitian ini akan diuraikan dengan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan metode penelitian. Penelitian memiliki hubungan yang sangat erat degan ilmu, keduanya tidak dapat dipisahkan. Ilmu lahir karena penelitian (riset) dan sebaliknya ilmu juga melahirkan riset. Demikian pula yang terjadi dengan pendidikan. Pendidikan, baik secara teoritis sebagai filsafat dan ilmu pendidikan maupun praktis dalam pengertian dunia pendidikan senyatanya, memiliki keterkaitan kuat dengan peneliti.75
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium, melainkan dilapangan.76 Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini
73
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm 22.
74
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasih, 2002), Cet
75
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, hlm 37.
76
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Anngkasa, 1993), hlm 153.
2, hlm 3.
terjadi.77 Jadi skripsi ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yang mendeskripsikan fenomena yang bersangkutan dengan pendekatan rasional dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian SMA N 2 Mranggen pada tanggal 19 Juli 1997 secara resmi menempati gedung baru di Jalan Pucang Peni Raya, Ds. Batursari Kec. Mranggen, Kab. Demak sedangkan SK Penegerian Sekolah diterbitkan tahun 1998. Tujuan berdirinya SMA N 2 Mranggen adalah keinginan untuk ikut membantu dan berpartisipasi dalam mensukseskan program pemerintah di dalam bidang pendidikan. Visi SMA N 2 Mranggen adalah “Terwujudnya Sekolah Unggul, Berbudi pekerti Luhur, dan Cinta Tanah Air serta Mampu Bersaing di Era Global.” Sedangkan Misi SMA N 2 Mranggen a). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan keprada Tuhan YME, b). Meningkatkan budi pekerti luhur berlanclaskan nasionalisme dan patriotisme, c). Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik, d). Meningkatkan sumber daya sekolah sehingga tercipta lingkungan pendidikan yang edukatif, inovatif, dan kompetitif di era global, e). Memantapkan kerjasama yang harmonis dengan "stokeholders" dalam suasana kekeluargaan.78 Adapun keadaan sekolahnya sebagai berikut: a.
Sebelah Utara
: Lapangan Kampus terpadu
b.
Sebelah Selatan
: TVRI Jawa Tengah
c.
Sebelah Timur
: Peumahan Pucang Asri, Pucangg Gading
d.
Sebelah Barat
: SMP N 3 Mranggen.79
77
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm 26. 78
Data Arsip SMA N 2 Mranggen, Tanggal 26 Mei 2012.
79
Data Arsip SMA N 2 Mranggen, Tanggal 26 Mei 2012.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Mranggen Demak yaitu pada Kelas XI. 2. Waktu Penelitian Aktifitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei sampai 31 Mei 2012.
C. Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan alat untuk memfokuskan studi penelitian sehingga penelitian dapat tepat sesuai data lapangan. Fokus penelitian ini akan
mengkaji
bagaimana
Penerapan
Pendekatan
Rasional
dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N 2 Mranggen. Sedangkan ruang lingkup yang akan diteliti yaitu di kelas di SMA N 2 Mranggen yang menerapkan Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang meliputi aspek: a. Pendidik dan peserta didik. b. Proses belajar mengajar. c. Kurikulum yang diterapkan. d. Lingkungan, termasuk sarana dan prasarana.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat peneliti adalah peneliti itu sendiri. Atau bisa disebut sebagai human instrument. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berdasarkan kajian yang diteliti oleh seorang peneliti. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode antara lain: 1. Metode Observasi Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.80 Dalam bukunya
80
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: UGM, 1989), hlm 136.
sugiyono dipaparkan beberapa macam observasi, yaitu observasi partisipatif, obserfasi terus terang atau tersamar, dan observasi tak terstruktur.81 Jadi bisa diartikan bahwa observasi atau pengamatan yakni suatu pernyataan yang maknanya dapat di uji dengan pengalaman yang dapat diulangi baik oleh orang yang mempergunakan pernyataan tersebut maupun oleh orang lain.82 Metode ini dilakukan secara intensif dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh data tentang kondisi lingkungan, proses pembelajaran dan metode yang digunakan di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak, terutama yang berkaitan dengan fokus penelitian. Metode ini peneliti gunakan sebagaimana yang di dijelaskan oleh Spradley dalam bukunya sugiyono bahwa dalam penelitian kualitatif obyek yang diteliti dinamakan situasi social, yang terdiri dari tiga komponen yaitu Place (Tempat), Actor (Pelaku) dan Activity (Kegiatan).83 Dalam melakukan observasi ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu: 1) Tahap Deskripsi yaitu penjelajahan umum dan menyeluruh terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. 2) Tahap Reduksi yaitu memilih diantara yang telah dideskripsikan. 3) Tahap Seleksi yaitu mengurai fokus menjadi komponen yang lebih rinci. Dalam penelitian memerlukan alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai sarana penelitian berupa seperangkat tes untuk memeroleh data dimana alat tersebut dinamakan instrumen. Instrumen dalam kamus besar bahasa indonesia berarti alat Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul.84 Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.
81
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet 9, hlm 65.
82
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995), hlm 33.
83
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm 68-69.
84
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik atau dibuat peneliti bisa keliru. Pada pelaksanaan penelitian di SMA N 2 Mranggen Demak ini instrumennya yakni berupa indikator keberhasilan pembelajaran terhadap permasalahan yang diteliti, sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya yang bersangkutan dalam instrumen penelitian. 2. Metode Interview (Wawancara) Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penyelidikan.85 Metode wawancara mencakup cara yang digunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, meencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden.86 Interview yang dilakukan oleh peneliti kepada Waka Kurikulum, guru, dan karyawan, baik untuk menilai keadaan seseorang ataupun untuk mencari data tentang latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian sikap terhadap sesuatu. Lebih spesifik metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi yang ada di SMA N 2 Mranggen Demak antara lain: a. Guna mengetahui tentang pelaksanaan pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI. b. Guna mengetahui tentang problem
yang dalam pelaksanaan
pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI. c. Guna mengetahui solusi atas problematika yang ada dalam pelaksanaan pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI.
85 86
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, hlm 193.
Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1978) Cet 11, hlm 129.
3. Dokumentasi Dokumen bermakna setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seseorang penyidik.87 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan SMA N 2 Mranggen Demak yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Metode dokumentasi penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data yang bersifat dokumenter, misalnya; sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi, siswa, jumlah guru, karyawan dan siswa serta persiapan pembelajaran. Untuk lebih jelas penulis merangkumnya dalam bentuk matrik sebagai berikut: No
Sumber data
Metode yang
Instrumen
digunakan
1.
Peristiwa
Observasi
Pedoman Observasi
2.
Informan
Interview
Pedoman wawancara
3.
Dokumen
Dokumentasi
Arsip Lembaga
E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.88 Penelitian pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran.89 Disini penulis mencoba memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pula uraian dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian. Dan ini merupakan upaya mencari sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menjadikan sebagai temuan.
87
Lexy J, Moleong, Merode Penelitiaan Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2004), Cet 4,
hlm 161. 88
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode-Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1989), hlm 263. 89
Lexi J, Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 30.
Dalam teknik ini data yang diperoleh secara sistematis melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi akan diolah dan dianalisis sesuai karakteristik penelitian, yaitu induktif atau metode yang bertumpu pada fakta peristiwa yang dikaji lebih khusus. Analisis data kualitatif adalah analisis yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, yakni sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.90 Kemudian untuk menjamin validasi data temuan, peneliti melakukan beberapa upaya disamping menanyakan langsung kepada subyek, peneliti juga mencari jawaban dari sumber lain. Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kreadibilitasnya menggunakan teknik kehadiran peneliti di lapangan, observasi mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode peneliti dan teori), serta pembahasan dengan teman sejawat melalui diskusi untuk melacak kesesuain hasil. Disamping itu juga menggunakan pola berfikir deduktif, yaitu berangkat dari faktor yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum yang kita kehendaki untuk menilai kejadian yang khusus. Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah menyusun data tersebut kemudian di analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menelaah seluruh data yang terkumpuldari berbagai sumber. b. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi, yaitu usaha membuat rangkuman inti proses dan pernyataan. c. Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasikan pokok-pokok pikiran tersebut dengan cakupan focus penelitian dan mengujikannya secara deskriptif. d. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada hasil penelitian dengan cara menghubungkan dengan teori. e. Mengambil kesimpulan.91
90
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm 89.
91
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, hlm 42.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Pendekatan Rasional Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak Semenjak berdiri, sekolah ini menerapkan konsep pendekatan rasional dalam pembelajarannya, yaitu sistem pembelajaran yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk berpikir, bagaimana peserta didik mengembangkan potensinya sehingga mampu menyusun pengetahuan sendiri dan selanjutnya mampu mengolah pengetahuannya tersebut menjadi pengetahuan yang tidak hanya diketahui dan difahami tetapi mampu diamalkan dalam kesehariannya. Alasan pendekatan rasional diterapkan sebagai pendekatan SMA N 2 Mranggen adalah agar tercipta pembelajaran yang mampu mengarah pada pencapaian visi misi. Yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang di dalamnya terjadi komunikasi aktif dua arah antara guru dan peserta didik, dimana peserta didik harus ditempatkan sebagai subjek yang mencari pengetahuan dan guru sebagai penuntun peserta didik mencari jalan menemukan pengetahuan.92 Pendekatan rasional dalam pembelajaran memiliki komponenkomponen yang mengikutinya. Komponen pendekatan rasional adalah bagaimana membentuk peserta didik agar menjadi kritis akan sebuah permasalahan, dan lebih peka akan sebuah permasalahan. Usaha maksimal bagi guru dalam pendekatan rasional adalah dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima kebenaran agama. Dalam memberikan materi kepada peserta didik, pendidik berusaha bagaimana membentuk peserta didik agar menjadi kritis akan sebuah permasalahan, hal ini dilakukan oleh pendidik dengan memunculkan setiap pertanyaan terhadap sebuah pertanyaan sehingga dalam setiap pertanyaan muncul pertanyaan baru.
92
Wawancara dengan Guru PAI SMA N 2 Mranggen tanggal 27 Mei 2012.
Disamping itu juga pendidik memunculkan bagaimana peserta didik lebih peka akan sebuah permasalahan. Sehingga ketika terdapat sebuah permasalahan peserta didik tidak hanya diam atau bahkan terkesan tiak mau peduli terhadap persoalan tersebut. Namun hal yang paling maksimal bagi pendidik dalam pendekatan rasional yakni memberikan peran akal dalam memahami dan menerima kebenaran agama sehingga kebenaran tersebut tidak ditolak. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan dibutuhkan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang dipandang perlu dan tepat dalam rangka pencapaian tujuan dan pemudahan dalam proses pendidikan, banyak cara yang dipakai dalam pendidikan, khususnya di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak ini semua guru terlebih guru PAI diharapkan dapat memilih strategi yang akan dipakai untuk memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Pendekatan rasional merupakan saah satu pendekatan yang digunakan di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak, dimana strategi dalam mengadakan pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk belajar melalui penekanan fungsi rasio. Hal ini maksudkan agar peserta didik lebih kritis untuk memahami materi pelajaran. Adapun penerapan pendekatan rasional yakni dengan melakukan gabungan metode-metode dalam pembelajaran. Metode-metode tersebut adalah Metode diskusi, Metode tanya jawab, Metode resitasi dan Metode kerja kelompok. Dalam penerapannya pendekatan rasional
dilakukan
dengan
cara
penerapan
metode
dalam
proses
pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pendekatan rasional dalam pembelajaran yaitu: tanya jawab, kerja kelompok, latihan, diskusi dan pemberian tugas, pendekatan rasional yang diterapkan antara lain: a) Diskusi Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Di samping itu
diskusi juga merupakan suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi ini juga dimaksudkan untuk dapat merangsang peserta didik dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapat secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. Diskusi juga bisa menjadi suatu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan. Hal
yang
dilakukan
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode diskusi ini untuk mengemangkan kemampuan rasional peserta didik yaitu: 1) Bahan-bahan yang digunakan Dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode diskusi di kelas XI IPA 1 bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu berupa; Selembar kertas kosong, LKS Tuntas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan buku peket Pendidikan Agama Islam. 2) Materi yang dilaksanakan Materi yang didiskusikan dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode diskusi di kelas XI IPA 1 adalah bagaimana perkembangan Islam pada masa modern. 3) Proses pendekatan rasional dalam pembelajaran Dalam proses pembelajaran pendidil mengawali pembelajaran dengan memberikan sebuah pernyataan berupa “Islam pada saat ini mengalami kemunduran jika dibandingkan dengan masa Rasulullah ataupun pada masa Sahabat”. Kemudian pendidik memberikan selembar kertas terhadap setiap peserta didik untuk menuliskan pendapatnya msaing-masing. Waktu yang diberikan oleh pendidik yaiut selama 15 menit.
Setelah semua peserta didik sudah menulis pendapatnya, kertas dari peserta didik dikumpulkan dan kemudian dibagikan secara acak oleh salah satu peserta didik. Setelah kertas berisi pendapat tersebut dibagikan kembali pendidik menginstruksikan “Miftakhul Ulum” untuk membacakan tulisan yang terdapat didalam kertas tersebut.. Tulisan tersebut adalah “Islam pada masa kini sangatlah tidak sama dengan Islam pada masa lalu karena sudah tercampuri oleh budaya-budaya barat”. Setelah peserta didik selesai membacakan isi pendapat temannya, pendidik mempersilahkan peserta didik yang lainnya utuk memberikan tanggapan. Salah satu peserta didik mengangkat tangan “Maulana Bayu” diteruskan dengan memberikan komentar, “Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut, buktinya sampai saat ini setiap musim haji, umat yang
mengikutinya
tiap
tahun
semakin
meningkat,
itu
kan
mencerminkan kaum muslim masih memegang syari‟at agama, sekian terima kasih”, kemudian pendidik menawarkan kembali kepada peserta didik yang lain untuk menanggapai. Akhmad syafi‟I mengangkat tangan dan langsung memberikan tanggapan “kalau menurut saya Islam yang sekarng sudah agak tidak mencerminkan Islam yang dahulu, buktinya Islam yang sekarang lebih arogan, seperti FPI misalnya, selain arogan saya juga pernah melihat diberita ada seorang ustadz yang mencabuli santrinya, apakah itu mencerminkan Islam? Tidak bukan? Jadi menurut saya Islam yang sekarang tidak mencerminkan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terima kasih”. Setelah mendengarkan beberapa pendapat peserta didik, pendidik memberikan satu kesempatan lagi kepada peserta didik yang lainnya. Setelah beberapa waktu peserta didik diam semua dan tidak ada yang
memberikan
tanggapan,
pendidik
memberikan
stimulus
pertanyaan “Apa sih pesan yang dibawa Rasulullah sehingga Islam tak usang dimakan zaman?”. Kemudian salah satu peserta didik menjawab, “Karena Rasulullah mengajarkan cinta kedamaian pak” ada yang lain?
“Karena ajaran yang dibawa Muhammad adalah wahyu Allah pak”, “Karena ajarannya mudah untuk dilaksanakan”. Setelah beberapa pendapat tersebut. Pendidik memberikan penjelasan atas pernyataan awal tadi mengenai perkembangan Islam pada masa modern. “jadi Islam pada masa modern itu, kalau dilihat dari kondisi dulu dengan sekarang sudah jelas berbeda. Sedangkan mengapa sampai ada kekerasan yang dilakukan oleh FPI hingga pencabulan oleh ustadznya sendiri, itu hanya sekelumit kaum yang mengatasnamakan Islam, itu hanya sebagian oknum. Kalau umat islam benar-benar memahami ajaran Islam yang seutuhnya maka hal-hal yang demikian sudah pasti tidak akan terjadi. Sekarang tinggal bagaimana tiap individu membekali dan membentengi diri dari musuh nyata manusia yaitu syaitan yang sampai sekarang tiada pernah berhenti untuk menggoda umat manusia. Selain itu kita tidak boleh melupakan pemikiran-pemikiran Nabi Muhammad serta para sahabat yang memiliki gagasan-gagasan cemerlang sehingga kita terlepas dari kebodohan. Dan mereka hendaknya menjadi suri tauladan bagi kita semua. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT”. 4) Hasil pendekatan rasional dalam pembelajaran Dari
proses
pembelajaran
di
kelas
XI
IPA
1,
telah
menggambarkan bagaimana pendekatan rasional melalaui metode diskusi dilaksanakan. Dimana peserta didik memberikan pendapatnya dari hasil pemikirannya sendiri dari apa yang telah ia ketahui sebelumnya. Selain itu juga terjadi tukar pendapat sehingga terjadi interaksi antar peserta didik. Disamping itu juga pendidik memberikan stimulant kepada peserta didik dengan pernyataan yang mudah dipahami peserta didik untuk memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pandangannya sendiri sehingga peserta didik tidak takut untuk mengungkapkan pendapatnya dan bertukar pendapat dengan peserta didik lainnya. Jadi metode diskusi merupakan metode pemecahan masalah dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan
yang bersifat problematis dengan tujuan mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, merangsang kreatifitas peserta didik dalam memecahkan suatu masalah Dallam mencari sebuah kebenaran. b) Tanya Jawab Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan peserta didik memberikan jawaban, atau sebaliknya peserta didik diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Belajar sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta didik itu aktif dan terus bertanya ketimbang menerima apa yang disampaikan oleh pengajar. Salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar. Dalam hal ini, dilakukan dengan bagaimana peserta didik diajarkan dalam memberikan pertanyaan ataupun memberikan jawaban dengan memahami secara mendalam terlebih dahulu. Jadi ketika terjadi proses tanya jawab tidak hanya bersandar pada “katanya” atau “menurut saya” namun sudah dibekali dengan data-data yang mendukung untuk menjawab sebuah persoalan. Hal
yang
dilakukan
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode tanya jawab ini untuk mengemangkan kemampuan rasional peserta didik yaitu: 1) Bahan-bahan yang digunakan Dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode tanya jawab di kelas XI IPS 2 bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu berupa; LKS Tuntas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan buku peket Pendidikan Agama Islam. 2) Materi yang dilaksanakan Materi yang didiskusikan dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode
tanya jawab di kelas XI IPS 2 adalah bagaimana sikap menghormati dan menghargai karya orang lain. 3) Proses pendekatan rasional dalam pembelajaran Pelaksanaan pendekatan rasional dalam metode tanya jawab tentang sikap menghormati dan menghargai karya orang lain dikelas XI IPA 2, pertama-tama pendidik menjelaskan garis-garis besar atas materi berupa: Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat martabat dan derajat seseorang sebagai manusia. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita menghargai setiap hasil karya orang lain. Adapun cara menghargai karya orang lain diantaranya selalu memberikan pujian atas hasil karya orang lain, selalu memberikan semangat atau dorongan agar lebih maju dan sukses. Setelah
pendidik
memberikan
materi
tersebut
kemudian
memberikan pertanyaan “Sekarang bagaimana kalau hasil karya tersebut adalah gambar Anjasmara?” sudah tentu kalian sudah tau berita tentang hal itu bukan?. “Eko Pamuji” langsung menanggapi “kalau itu bukan karya seni tapi porno pak”, “Evaya_pak kalau menurut saya itu hanya sebuah sensasi agar dia terkenal lagi seperti dulu” pendidik menambagi dengan pernyataan “bagaimana kalau dengan lukisan Monalisa” semuanyapun langsung menanggapi dengan jawaban “lha itu baru karya seni pak”. Lalu pendidik menyambung dengan memberikan pertanyaan “lalu apa bedanya Anjasmara dengan Monalisa?” samasama karya seni bukan? Sesuai materi tadi awal, kita harus menghargai hasil karya orang lain karena merupakan salah satu upaya untuk membina keserasian dan kerukunan hidup antarumat manusia yang saling menghormati dan menghargai. Kalau ada kasus yang demikian
lalu bagaimana? “chasanah” pak itu memang betul sebuah karya seni, namun jika didalamnya terdapat unsur yang bertentangan dengan agama apakah masih harus kita tolelir? Padahal dinegara kita sekarang juga sudah melarang adanya hal yang demikian. Setelah mendengar pendapat dari beberapa peserta didik, kemudian pendidik menjelaskan apa dimaksud dari pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik tersebut “Jadi dari keduanya memang merupakan karya seni namun ketika melihat karya seni yang berupa anjasmara, sederhana saja sebenarnya apakah di ajaran Islam diajarkan kepada kita untuk memperlihatkan aurat kita? Tentunya tidak bukan? Kita diajarkan untuk menutup aurat sehingga menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Bila dikatakan bahwa menghargai hasil karya orang lain karena merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia yang saling menghormati dan menghargai namun hal tersebut juga harus mempertimbangkan apakah hal tersebut pantas. 4) Hasil pendekatan rasional dalam pembelajaran Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk
mengembangkan
potensi
tersebut.
dalam
pelaksanaan
pembelajaran di kelas XI IPS 2 menggambarkan bagaimana jalannya proses pembelajaran dengan metode tanya jawab dimana diawali dengan pertanyaan yang kontroversial dan kemudian peserta didik diajak untuk bagaimana berpikir dengan cara pendidik melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menjelaskan pertanyaan tersebut. Sehingga peserta didik termotivasi untuk mencari jawaban yang sesuai dengan apa yang seharusnya. Metode tanya jawab merupakan komunikasi dua arah antara penanya dan penjawab mengenai satu atau dua persoalan lebih berkaitan dengan pengetahuan yang hendak diketahui maupun fakta-fakta tertentu yang telah diajarkan.
c) Kerja Kelompok Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar. Tetapi pelaksanaannya menuntut kondisi serta persiapan yang jauh berbeda dengan format belajar mengajar. Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat di kelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong-royong. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode kelompok tersebut adalah tujuan yang harus dicapai, persiapan materi, penjelasan tugas, pembagian kelompok, mengontrol dan membimbing peserta didik. Cara kerja kelompok ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi. Hal
yang
dilakukan
menggunakan metode
dalam
proses
pembelajaran
dengan
kerja kelompok ini untuk mengemangkan
kemampuan rasional peserta didik yaitu: 1) Bahan-bahan yang digunakan Dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode kerja kelompok di kelas XI IPA 4 bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu berupa; kertas plano, spidol, LKS Tuntas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan buku peket Pendidikan Agama Islam. 2) Materi yang dilaksanakan Materi yang didiskusikan dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode kerja kelompok di kelas XI IPA 4 adalah bagaimana sikap menghormati dan menghargai karya orang lain. 3) Proses pendekatan rasional dalam pembelajaran Pelaksanaan pendekatan rasional dalam metode kerja kelompok tentang sikap menghormati dan menghargai karya orang lain di kelas XI
IPA 4, pertama-tama pendidik menjelaskan garis-garis besar atas materi Pendidikan Agama Islam yang terkait berupa bagaimana menghargai hasil karya orang lain. Pendidik kemudian memberikan isu tentang foto Anjasmara yang fulgar. Setelah itu kemudian pendidik membagi peserta didik kedalam kelompok. Kelompok pertama beranggotakan peserta didik yang duduk di bangku baris pertama dan kedua, dan untuk kelompok kedua beranggotakan peserta didik yang duduk di bangku baris ketiga dan keempat. Setelah itu, kemudian pendidik meminta agar peserta didik menanggapi persoalan tentang foto tersebut. Dimana untuk kelompok pertama harus mempersiapkan gagasan yang pro terhadap foto tersebut, dan kelompok kedua bertugas untuk gagasan yang kontra. Dalam pelaksanaan mencari gagasan dalam perkelompok, pendidik memberikan waktu selama 30 menit. Setelah masing-masing kelompok selesai mendiskusikan dalam kelompoknya, salah satu dari anggota kelompok tersebut dipersiapkan untuk menyampaikan gagasan sesuai dengan gagasan perwakilan kelompoknya. Setelah berlangsung diskusi dalam kelompok, maka pendidik mempersilahkan perwakilan kelompok pertama untuk menyampaikan gagasan hasil diskusi. Kelompok pertama diwakili oleh Muhammad Iqbal “ Hasil dari diskusi kelompok kami adalah, apa yang telah dilakukan oleh Anjasmara adalah sebuah murni seni, Karena kami berlandas pada, bahwa sebuah seni itu tiada batasan atasnya. Apakah kalau kita mau menggambar langit harus berwarna biru? Tentunya tidak, kita bisa menggambarnya dengan warna hitam atau merah emas itu terserah sang pelukisnya, Karena seorang pelukislah yang lebih tau akan sebuah keindahan lukisan, sekian dari kelompok kami terimakasih. Setelah kelompok pertama menyampaikan pendapatnya kemudian pendidik mempersilahkan kelompok 2 untuk menyampaikan gagasan pendapatnya atas kelompoknya. Zunita kemudian manyampaikan “kalau menurut kami dari kelompok 2, apa yang telah dilakukan oleh Anjasmara itu merupakan hal yang sangat tidak pantas atau bahkan
sudah terlewat batas. Disamping ia telah membuka auratnya ia juga telah mempersilahkan orang atau yang disebut fansnya untuk zina mata. Maka menurut kelompok kami apa yang dilakukannya agar segerah ditindak lanjuti, karena disamping ia telah melakukan hal yang tidak pantas, ia juga seorang public figure yang dicontoh oleh banyak orang. Sehingga apabila tidak ditindak lanjuti nantinya akan banyak bermunculan lagi hal yang serupa, demikian dari kelompok kami, terima kasih”. Setelah kedua kelompok tersebut menyampaikan pendapatnya dari hasil diskusi kelompok pendidik mempersilahkan dari kelompok 1 untuk mempertanyakan perihal gagasan atau pendapat dari kelompok ke2, dan kemudian setelah dilakukan hal sebaliknya dilakukan oleh kelompok 2 untuk perihal isu yang sama. 4) Hasil pendekatan rasional dalam pembelajaran Dari proses pembelajaran tersebut dari salah satu peserta didik mencatat hasil dari pandangan-pandangan tiap kelompok yang kemudian membacakan hasil catatannya diakhir pertemuan. Setelah semuanya selesai membacakan kemusian pendidik menggaris bawahi atau mencari titik temu dari argument-argumen yang bermunculan. Metode ini dilakukan untuk mengembangkan interaksi peserta didik satusama lainnya. Jadi tidak hanya kemampuan secara individu yang terampil, namun kemampuan berkomunikasi dan bekerja secara kelompok peserta didik mampu untuk melaksanakannya. d) Latihan Metode latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan. Setelah mendapat materi dari pendidik dan teman sekelas, latihan merupakan hal yang diperlukan. Hal ini tentunya bermanfaat karena dalam pelaksanaannya ini merupakan aplikatif langsung yang dilakukan
peserta
didik
secara
individu.
Sehingga
kemampuan
menganalisa yang didapat dalam proses pembelajaran diterapkan dalam latihan ini. Hal
yang
dilakukan
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode latihan ini untuk mengemangkan kemampuan rasional peserta didik yaitu: 1) Bahan-bahan yang digunakan Dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode latihan di kelas XI IPS 3 bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu berupa; LKS Tuntas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan buku peket Pendidikan Agama Islam. 2) Materi yang dilaksanakan Materi yang didiskusikan dalam proses pembelajaaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dalam metode latihan di kelas XI IPS 3 adalah bagaimana perkembangan Islam pada masa modern. 3) Proses pendekatan rasional dalam pembelajaran Pelaksanaan pendekatan rasional dalam metode latihan tentang sejarah perkembangan Islam pada masa modern dilakukan dengan cara pendidik menberikan tugas untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dari LKS berupa pilihan ganda dan esai sesuai dengan hasil diskusi materi yang telah diterima. Kemudian setelah semua peserta didik selesai mengerjakan tugasnya, maka dikoreksi secara bersama-sama dengan cara peserta didik membacakan pertanyaan yang terdapat dalam LKS dan peserta didik lainnya apabila terdapat yang mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut maka, ia mengangkat tangan untuk meminta ijin menjawab dan kemudian menjawab pertanyaan, apabila terdapat pertanyaan yang tidak diketahui maka pendidik menjawab atas pertanyaan tersebut. Dalam prose pembelajaran dengan menggunakan metode latihan dengan
mengerjakan
LKS
peserta
didik
diharapkan
mampu
menganalisa perihal materi yang telah disampaikan dengan menjawab soal-soal yang terdapat di LKS tersebut. jadi dalam mengerjakan tugas tersebut terkadang terdapat pertanyaan yang tidak tercantum didalam materi LKS, namun telah dijelaskan dalam proses diskusi. Hal inilah yang memerlukan kejelian dari setiap peserta didik dalam proses pembelajaran. 4) Hasil pendekatan rasional dalam pembelajaran Dari proses pembelajaran di kelas XI IPS 3, telah mengambarkan bagaimana pelaksanaan pendekatan rasional melalui metode latihan dilaksanakan. Dimana pesertadidik mampu mengerjakan soal-soal yang terdapat didalam LKS mata pelajaran pendidikan agama Islam, selain mampu mengerjakan soal-soal peserta didik juga mampu menganalisis dari apa yang telah didiskusikan sebelumnya. Jadi metode latihan merupakan metode pemecahan masalah secara individu. Selain itu metode latihan bertujuan untuk mengembangkan sikap menghargai diri sendiri dalam memecahkan suatu permasalahan. Pendidikan
Agama
Islam
di
SMA N 2 Mranggen
dalam
penyampaiannya bukan hanya tanggung jawab guru PAI akan tetapi seluruh guru mata pelajaran berkewajiban mengintegrasikan tema mata pelajarannya ke dalam nilai dan aspek pendidikan agama tersebut. Sebagai penunjang setiap hari jum‟at semua peserta didik kelas X sampai kelas XII diwajibkan sholat jum‟at berjamaah. Selain itu SMA N 2 Mranggen juga melengkapi dengan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diantaranya BTA. Pada bulan Ramadhan juga dikembangkan kegiatan amalan Ramadhan seperti tadarus, kajian-kajian, ceramah, bakti sosial, buka puasa dan lain-lain. Pelaksanaan nilai keagamaan juga didukung dengan sarana sekolah, seperti tulisan-tulisan yang bisa dilihat di tempat-tempat yang mudah terlihat. Tulisan tersebut berupa nasehat dan ajakan kepada peserta didik untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian dilakukan
terhadap
hasil
belajar
peserta
didik
berupa
kompetensi
sebagaimana yang tercantum dalam KBM setiap mata pelajaran. Evaluasi
berguna untuk mengukur hasil belajar peserta didik dengan ketentuan kompetensi setiap mata pelajaran disetiap masing-masing kelas dari setiap materi. Dari pelaksanaannya penilaian menggunakan acuan nilai-nilai yang sifatnya lebih menyiapkan situasi dari pada pemberian informasi tekanan penilaiannya tidak semata-mata didasarkan pada penguasaan materi atau kemampuan mendemonstrasikan satu nilai tertentu, tetapi didasarkan atas adanya proses perubahan peserta didik ke arah yang lebih baik. Penilaian atau evaluasi di SMA N 2 Mranggen dilaksanakan untuk mengukur tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut dilaksanakan dan dilaporkan melalui tiga macam bentuk yaitu: 1) Raport angka (laporan perkembangan belajar murid) Yaitu penilaian aspek teori, dan praktek pada setiap mata pelajaran serta penilaian pengembangan diri dan pembiasaan yang merupakan penilaian sikap peserta didik dalam keseharian, antara lain pengucapan kalimat toyyibah, disiplin dan tanggung jawab, kebersihan, kerjasama, kesopanan, kemandirian, kerajinan, kejujuran, kepemimpinan dan ketaatan. 2) Progress report yaitu laporan perkembangan murid terhadap indikator materi dalam setiap mata pelajaran. Penilaian ini diambil dari tes formatif yang dilaksanakan setiap bulan. 3) Raport yaitu laporan dari berbagai aspek yang dilaksanakan setiap akhir tahun ajaran. Penilaian ini diperoleh dari pekerjaan sekolah atau ulangan, PR atau Tugas, ulangan blok, penguasaan kompetensi atau nilai praktek. Masing-masing nilai dari berbagai penilaian itulah yang akan dijadikan tolok ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran atau materi yang dikuasai peserta didik. Penguasaan materi baik teori, sikap, maupun praktek antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya berbeda.perbedaan inilah yang akan menuntun guru untuk memahami peserta didik mana yang memerlukan pengayaan dan siapa yang membutuhkan pengulangan dan perhatian yang lebih banyak.93
93
Wawancara dengan Guru PAI SMA N 2 Mranggen tanggal 27 Mei 2012
B. Analisis Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran 1. Tujuan Pendidikan Agama Tujuan yaitu sesuatu yang ideal yang ingin dicapai, dan setiap tindakan yang dilakukan seseorang pastilah mempunyai tujuan, di mana dengan terealisasikannya tujuan tersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan dan manfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Tujuan Pendidikan Agama Islam. Tujuan pendidikan agama di SMA N 2 Mranggen bertujuan untuk membentuk manusia muslim yang beriman, beramal saleh, berjiwa pemimpin dan berpandangan luas serta bertanggung jawab secara pribadi. kepada Allah, dan secara bersama-sama ikut membangun bangsa, negara dan agama.Tujuan akhir pendidikan agama adalah terbentuknya manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, yang memahami dasar-dasar aqidah, syariah, dan akhlak Islam untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui pula sumber utama agama Islam. 2. Materi Pembelajaran Bahan atau meteri pelajaran pada hakekatnya adalah isi dari materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Materi atau bahan yang diajarkan dalam Pendidikan Agama Islam sudah seharusnya menyesuaikan dengan tujuan yang sudah direncanakan dari awal pelaksanaan. Materi pelajaran yang dipilih haruslah dapat memberikan kecakapan untuk memecahkan permasalahan
dalam
kehidupan
sehari-hari
dengan
menggunkaan
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotorik) yang telah dipelajarinya. Hal yang diperlukan dalam menetapkan bahan pelajaran adalah kemampuan guru memilih bahan yang akan diberikan kepada peserta didik. Guru harus memilih bahan mana yang perlu diberikan dan mana yang tidak perlu. Sehingga dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran perlu memperhatikan dasar atau landasan sebelum menetapkan bahan pelajaran. Oleh karena itu perlu kiranya diadakan suatu
pengorganisasian materi (merancang materi), maksudnya adalah mengatur proses pembelajaran dengan rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasioanal dan meyeluruh. Pengorganisasian ini mencakup tiga tahap kegiatan, pertama perencanaan (perencanaan per satuan waktu; terdiri dari program semester dan program tahunan, dan perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan/RPP. Kedua pelaksanaan, yang terdiri dari langkahlangkah pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas (mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup). Ketiga penilaian, yang merupakan proses terus menrus sejak perencanaan, pelaksanaan dan setelah pelaksanaan pembelajaran per pertemuan, satuan bahan ajar, maupun satuan waktu. Kemampuan manusia akan akal yang terbatas sehingga segala sesuatu tidak mungkin bisa diselesaikan dengan akal tersebut. Begitu juga berkenaan dalam dunia pendidikan, dalam pembahasan di setiap materi tentunya
diperlukan
pemetaan
untuk
mempermudah
pelaksanaan
pembelajaran dalam penggunaan metode yang sesuai agar tepat pada pelaksanaannya. Adapun materi yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan rasional pada kelas XI yaitu pada materi Hukum Islam tentang muamalah, Sejarah perkembangan Islam pada
abad
pertengahan, Iman kepada kitab-kitab Allah, Sikap menghorrnat dan menghargai karya
orang lain, Perilaku
tercela, Pengurusan jenazah,
Perkembangan Islam pada masa modern. Sedangkan materi selain itu disampaikan menggunakan penyampaian ceramah atau yang lebih bersifat konservatif. 3. Metode Pembelajaran Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik, dengan kata lain terciptalah
interaksi edukatif. Oleh karenanya metode yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Sebelum metode tersebut diterapkan terlebih dahulu seorang guru harus benar-benar menyelidiki apakah materi yang akan disampaikan tepat menggunakan metode tertentu, dan apakah situasi yang terjadi saat itu mendukung untuk menggunakan metode tertentu. Karena bagaimanapun juga sehebat apapun metode yang diterapkan, tetapi kalau materi dan situasi serta kondisi belajar tidak memungkinkan, maka metode yang digunakan tidak akan berhasil dengan maksimal. Seorang guru dalam proses belajar mengajar di kelas harus menggunakan metode dan pendekatan-pendekatan belajar agama yang lebih tepat guna dan berhasil guna, tepat pada sasaran pembentukan nilainilai dan moral agama peserta didik. Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak dengan menerapkan pendekatan rasional secara prosedural sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pebelajarannya itu sendiri mulai dari menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, sampai menyimpulkan materi pembelajaran. Akan tetapi ada hal yang perlu dibenahi dalam penerapan pendekatan rasional, yaitu berkaitan dengan seting kelas. Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksaan pembelajaran yang tidak seperti biasanya menimbulkan kebisingan di dalam kelas yang dapat mengganggu kelas lain. Dalam penerapan pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak, peserta didik terlihat masih bingung tentang prosedur pembelajarannya. Hal ini menurut peneliti masih dalam kategori wajar karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan beberapa metode pembelajaran secara bersamaan. Dalam pelaksanaan pendekatan rasional dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan rasional
dalam pembelajaran yaitu: tanya jawab, kerja kelompok, latihan, diskusi dan pemberian tugas. 4. Media Pembelajaran Media atau sumber belajar yang dipakai dalam penerapan pendekatan rasional dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Dengan media yang telah tersedia diharapkan peserta didik mampu mengasah pola pikir mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam penguasaan materi pelajaran yang harus dikuasainya. Selain mempermudah pemahaman para peserta didik. Media juga memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan, dengan demikian pembelajaran mampu menciptakan suatu kelas yang dinamis dan sehat, dimana terjadi interaksi yang bersifat simbiosis mutualisme. Guna lebih mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran maka diperlukan media yang mendukung pula. Dalam hal ini media yang bisa mendukung terjadinya pendekatan rasional secara maksimal yaitu White Board, spidol, LKS atau buku Paket, materi dalam bentuk power poin, alat peraga pembelajaran dan media LCD. 5. Pendidik Sisi lain yang tidak boleh dikesampingkan adalah peranan pendidik, pendidik PAI sebagai fasilitator serta instruktur dalam kelas sangatlah vital. Pendidik harus mampu memotivasi serta mengembangkan potensi peserta didik ke arah yang positif. Dimana dalam pendekatan rasional peran pendidik akan sangat penting untuk menghilangkan kelemahan dalam pembelajaran PAI. Ketika dalam berdiskusi mengalami kebuntuan maka disinilah peran pendidik untuk mampu memberi penjelasan dan pemahaman karena walau bagaimanapun peserta didik masih dalam tahap belajar dimana masih membutuhkan penyerapan informasif serta faktor keterbatasan pengetahuan dibandingkan dengan pendidik. Tuntutan peran dan tanggung jawab pendidik agama sangatlah besar, meskipun pada dasarnya tugas ini merupakan tanggung jawab
semua pihak. Pendidikan agama islam meliliki peran sangat bersar dalam sistem pendidikan yang membangun kepribadian atau karakter bangsa. Seorang pendidik harus mempunyai suatu kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang pendidikan keagamaan, sehingga ia mampu untuk melakukan tugas, peran dan fungsinya sebagai pendidik. Selain itu juga pendidik harus tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang terus berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan zaman. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa pendidik menerapkan pendekatan
rasional
dalam
pembelajaran
yaitu
dengan
pendidik
menggunakan model diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan juga penugasan dalam satu kali pertemuan tatap muka. Selain itu juga pendidik dalam melaksanakan metode tersebut berfungsi sebagai stimulant bagi peserta didik sehingga peserta didik mempunyai kemauan untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan menganalisis suatu permasalahan yang terdapat didalam sebuah materi pembelajaran. 6. Peserta didik Terasa aneh memang, sudah banyak solusi yang ditawarkan oleh pakar pendidikan untuk mengentaskan pendidikan di Indonesia tetapi yang terjadi adalah pendidikan menunjukan ketidak berdayaan untuk mengatasi masalah kemanusiaan. Karena fakta dilapangan menunjukan bahwa masih banyak ditemukan manusia-manusia yang tidak mencerminkan seperti apa yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan salah satunya karena pola pendidikan belum menyentuh substansi kebutuhan riel tantangan dalam era globalisasi, hanya menjadikan pendidikan berubah menjadi pemasungan daya kreatifitas setiap peserta didik. Dalam pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Pendekatan rasional dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Selain itu, peran penggunaan pendekatan rasional adalah
menghilangkan perbedaan antar peserta didik sehingga membuat peserta didik termotivasi untuk belajar. Peran yang dilakukan sebagai seorang peserta didik dalam proses pendekatan rasional disini yaitu ketika peserta didik aktif dalam proses pembelajaran dengan mempunyai inisiatif untuk bertanya, mengungkapkan pendapat dan menganalisis suatu permasalahan yang terdapat didalam sebuah materi pelajaran yang sedang berlangsung. Didalam kelas terlihat adanya interaksi aktif antara peserta didik dan juga dengan pendidik. Sehingga tujuan pendidikan untuk proses transfer knowledge atau pengetahuan antar peserta didik dan dengan pendidik terlaksana. 7. Kelebihan, kekurangan dan solusi alternatif pendekatan rasional Mengajarkan kebebasan berpikir itu agar manusia benar-benar mencapai kebebasan dan dapat menentukan pilihannya. Selain itu juga kebebasan akal untuk berpikir dapat mencegah keterpaksaan dan penyiksaan. Terdapat beberapa kelebihan yang dapat diambil dari pendekatan rasional, yaitu: a. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat dan obyektif. b. Memberikan syarat-syarat tentang apa yang harus dipenuhi dalam berpikir untuk mencapai gagasan tentang sebuah kebenaran. c. Menjadikan akal semakin tajam dan tinggi kemampuannya (kritis) dalam hal imajinasi logis. d. Membantu setiap peserta didik untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren. Selain kelebihan yang dapat diambil dari pendekatan rasional terdapat pula kekurangan dari pendekatan ini, yaitu: a. Terbatasnya kemampuan otak manusia, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak semuanya dapat dilakukan dengan pendekatan rasional.
b. Dari kemampuan rasional setiap peserta didik yang berbeda-beda sehingga menimbulkan pemahaman yang berbeda pula atas peserta didik. c. Sifat dari rasional itu sendiri yang lebih mengutamakan logika mengakibatkan kurangnya hubungan antar peserta didik. Dari kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pendekatan ini sekiranya terdapat beberapa solusi alternative yang bisa diterapkan yakni: a. Mengingat daya pikir itu baru bersifat potensi dasar maka perlu dikembangkan. Yaitu melalui pendidikan akal sebagai implementasi pemikiran rasional yang dimiliki oleh setiap peserta didik dengan melihat aspek lain seperti komunikasi dengan peserta didik lainnya. b. Dalam pendidikan akal ini dalam rangka mengaktualkan potensi dasar manusia yang sudah ada sejak lahir dan
masih dalam dataran
alteranatif, apakah akan berkembang menjadi akal yang baik atau sebaliknya, sehingga peran pendidik dalam mengarahkan peserta didiknya
harus
diperhatikan
secaraserius
sehingga
tidak
ada
penyimpangan atas pola pikir tersebut.
C. Problematika dalam proses pembelajaran Keberlangsungan
pelaksanaan
pendekatan
rasional
dalam
pembelajaran PAI di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak penulis amati dalam upaya untuk lebih baik lagi. Jika dilihat dari hasil yang telah dicapai selama ini, maka dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan sudah cukup baik. Namun dalam pengamatan penulis ada beberapa faktor yang mempengarui hasil dari sebuah pembelajaran: 1. Faktor Penunjang Keberhasilan pendekatan dalam pembelajaran PAI di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak diantaranya adalah: a. Pendidik Guru merupakan salah satu hal yang menunjang keberhasilan dalam penerapan pendekatan rasional di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak. Profesionalitas guru ini terwujud dalam persiapan yang guru
lakukan untuk menerapkan metode-metode gabungan. Tanpa adanya persiapan yang sungguh-sungguh atau dengan kata lain metode-metode tersebut dilaksanakan secara asal-asalan, tentunya tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Hal lain yang mendukung dari sisi guru adalah kreatifitas guru dalam mengembangkan materi secara mandiri ataupun mengadopsi dari rekan-rekan lainnya yang telah lebih dulu memiliki kreatifitas dalam mencoba
menerapkan
metode
pembelajaran
tertentu
kemudian
dimodifikasi dan dikembangkan lebih jauh. Hal ini diketahui penulis dari bapak M. Noor Anwar Farid, S.Pd.I selaku guru PAI yang kemudian diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan apakah metode tersebut cocok diterapkan dalam mata pelajaran PAI sehingga mampu membangkitkan kecerdasan dan potensi peserta didik. Ketika berhadapan dengan peserta didik yang tidak memperhatikan materi pembelajaran pendidik memberikan tugas agar dia ada perhatian. Seorang pendidik haruslah professional, dimana professional diasumsikan sebagai spesialis/pakar, selain itu juga professional merupakan sebuah pribadi pendidik yang berkarakter dan memiliki kompetensi-kompetensi komponen intelektual seperti komitmen yang kuat sebagai pendidik yang didasari kemampuan bertanggungjawab sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik. Jadi apa yang dipelajari seorang pendidik harus dapat diaplikasikan secara terampil dalam komunitasnya. Dengan kata lain dalam memerikan pembelajaran maka perilaku haruslah islami dan kematangan pribadi dalam dirinya sebagai seorang pendidik. Penekanan terhadap professional ini dimaksudkan untuk memelihara standar etika yang berlaku didalam masyarakat dan memiliki tugas meletakkan etika yang digunakan dan memegang teguh etika tersebut. b. Peserta Didik Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran menentukan keberhasilan pembelajaran. Bagaimana kesiapan peserta didik dalam
proses pembelajaran tersebut dapat dilihat ketika peserta didik mempelajari materi Pendidikan Agama Islam sebelum proses pembelajaran.
Disamping
itu
juga
kesiapan
data-data
yang
mendukungnya. Sehingga ketika dalam proses pembelajaran peserta didik mampu mengikuti secara maksimal. Dalam
pelaksanaannya
antusiasme
peserta
didik
dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan rasional cukup besar. Hal ini terlihat dari aktifitas diskusi dari peserta didik. Peserta didik merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran dan juga metode ini mengandung unsur permainan sehingga peserta didik tertarik untuk mengikutinya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran ini peserta dijadikan subyek bukan obyek sehingga peserta didik lebih memiliki kebebasan untuk berkreasi dalam pembelajaran. c. Orang tua peserta didik Sebaik apapun pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak akan mendapatkan hasil yang baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari orang tua. Dukungan dari keluarga memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didik karena peran orang tua sebagi pondasi dan kontrol utama dalam pembentukan pribadi peserta didik diluar lingkup sekolah. Disamping itu juga aplikatisi dari materi yang peserta didik dapatkan dari sekolah wali muridlah yang mengetahuinya, apakah terlaksana atau bahkan sebaliknya. 2. Faktor penghambat pelaksanaan pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak antara lain: a. Pendidik Terkadang pendidik dalam mempersiapkan materi yang akan disampaikan kurang matang, dalam mempersiapkan perangkatperangkat
pembelajaran
yang
sebenarnya
membutuhkan ketelatenan dalam penanganannya.
tidak
sedikit
dan
b. Peserta didik Kurang fahamnya peserta didik tentang skenario pembelajaran dengan
menggunakan
pendekatan
rasional.
Walaupun
sudah
diterangkan atau dijelaskan tentang langkah-langkah pembelajarammya oleh guru bersangkutan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa dengan penerapan berbagai model pembelajaran. Mereka sudah terbiasa belajar dengan metode ceramah yang merupakan metode yang banyak dipakai oleh pendidik. Peserta
didik
tidak
transparan
dalam
mengungkapkan
gagasannya. Hal ini menjadi kendala tersendiri dimana dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan rasional peserta didik dituntut untuk aktif Peserta didik mempunyai latar belakang berbeda-beda, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda pada setiap peserta didik. Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi yang muncul di dalam kelas. Hal ini akan memicu tenaga dan pikiran yang ekstra dari guru untuk menanganinya. c. Orang tua peserta didik Kepedulian orang tua terhadap perkembangan peserta didik yang kurang memadai dalam menindak lanjuti pelajaran anak setelah dalam proses pembelajaran disekolah. Kurangnya dukungan dari keluarga untuk memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didik karena peran orang tua sebagi pondasi dan kontrol utama dalam pembentukan pribadi peserta didik.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan dari keseluruhan uraian pendidikan dan analisis tentang “Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas Xi Sma N 2 Mranggen Demak” penulis dapat mengambil kesimpulan: 1. Pendekatan rasional dalam pembelajaran memiliki komponen-komponen yang mengikutinya. Komponen Pendekatan rasional adalah bagaimana membentuk peserta didik agar menjadi kritis akan sebuah permasalahan, dan lebih peka akan sebuah permasalahan. Usaha maksimal bagi pendidik dalam pendekatan rasional adalah dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima kebenaran agama. Dalam pembelajaran terjadi komunikasi aktif dua arah antara pendidik dan peserta didik, dimana peserta didik harus ditempatkan sebagai subjek yang mencari pengetahuan dan pendidik sebagai penuntun peserta didik mencari jalan menemukan pengetahuan. Sistem pembelajaran yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk berpikir, bagaimana peserta didik mengembangkan potensinya sehingga mampu menyusun pengetahuan sendiri dan selanjutnya mampu mengolah pengetahuannya tersebut menjadi pengetahuan yang tidak hanya diketahui dan difahami tetapi mampu diamalkan dalam kesehariannya. 2. Bahwa pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI yang diterapkan di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran serta pendidikan dan peserta didik itu sendiri. Komponen-komponen tersebut dirancang agar dalam pelaksanaannya peserta didik lebih aktif dan partisipasif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang menekankan aktifitas peserta didik dalam kelas yang mana peserta didik dituntut aktif dalam belajar,
sehingga peserta didik mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dan memungkinkan berkembangnya daya aktif dan kreatif peserta didik. Penerapan pendekatan rasional pada mata pelajaran PAI di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak berkisar pada pendidik dapat memanfaatkan dan memproduksi media pembelajaran, disamping itu juga pendidik dapat mengelola materi pembelajaran, terampil dalam pengelolaan kelas dalam waktu pembelajaran, namun dari itu semua pendidik harus tetap melakukan peningkatkan kompetensi pendidik dalam pengelolaan kelas dan waktu agar proses pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dalam keadaan apapun. Selain itu kepala sekolah harus medukung melalui kebijakan-kebijakan yang mendorong pendidik untuk bisa membudayakan penerapan pendekatan rasional ini melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang terus menerus dilakukan peserta didik agar lebih kritis terhadap materi yang diperolehnya dalam pembelajaran.
B. Saran-saran Mengingat pendekatan rasional yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar, mengembangkan potensi peserta didik, dan membuatu peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Setelah selesainya penelitian ini dan untuk lebih meningkatkan citra lembaga SMA N 2 Mranggen Demak, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepala
Sekolah,
memberikan
kebijakan
yang
mengacu
kepada
peningkatan kemampuan berpikir rasional peserta didik. Disamping itu juga memberikan penyuluhan terhadap pendidik-pendidik mata pelajaran Pendidikan Agam Islam guna perbaikan kedepannya dalam hal profesionalitas pendidik. Beberapa faktor tersebut mutlak harus dilakukan mengingat persaingan Lembaga pendidikan semakin pesat dengan berbagai kelebihannya masing-masing. 2. Pendidik, Pendekatan pembelajaran PAI yang telah diterapkan di Kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak agar lebih dikembangkan dan ditingkatkan lagi dengan memperhatikan perbedaan karakteristik peserta didik,
sehingga terjadi kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan tujuan pembelajaran PAI yang akan dicapai peserta didik. Selain itu pemilihan metode dan alat bantu (media pembelajaran) yang digunakan menjadi penentu untuk memperjelas bahan pembelajaran yang dipelajari. Selain hal tersebut juga diperlukan adanya peningkatan profesionalitas pendidik PAI agar pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh pendidik PAI terus bertambah dan berkembang mengikuti majunya dunia pendidikan. Sehingga dalam proses pembelajaran PAI pendidik mampu mengaktualisasikan situasi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. 3. Peserta Didik, berawal dari salah satun pola pendidikan belum menyentuh substansi kebutuhan riel tantangan dalam era globalisasi, hanya menjadikan pendidikan berubah menjadi pemasungan daya kreatifitas setiap peserta didik. Maka dalam proses pembelajaran peserta didik harus secara aktif dalam pembelajaran sehingga akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Selain hal itu juga harus mendorong
timbulnya
gagasan
yang
lebih
bermutu
dan
dapat
meningkatkan kreativitas pada diri peserta didik sendiri sehingga mampu membuat motivasi untuk belajar lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam “Paradigma Humanisme teosentris”, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2010) cet 2. Al Qardhawy, Yusuf, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A.Gani, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980). Al-Baghdadi, Abdurrahman, Sistem Pendidikan di Masa Khalifah Islam, (Al-Izah, Banjil, 1996). Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998). Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Anngkasa, 1993). Allam, Ahmad Khalid, Al Qur‟an Watsunaiyyaatu Al-Kauni Wal Hayaati, (Jakarta: Gema Insani, 2005). Aly, Hery Noer, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003). An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet 3. Arif, Mahmud, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta: Lkis, 2008), cet 1. Arifin, M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), cet 4. Azizy, A Qodri A, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Social (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), cet 2.
Dawud, Ali Abu, Pendidikan Islam Ibnu Khaldun, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989). Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Djamarah, Syiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), cet 4. Hadi, Sutrisno, Metodelogi Research, (Yogyakarta: UGM, 1989). Hasibuan, J.J. Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008). Kattsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995). Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1978), cet 11. Ma‟arif, Syamsul, ”Pendidikan Islam yang Mencerdaskan”, dalam Jurnal Edukasi (vol. III, No I, Juni/2006). Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011). Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999). Marimba, Ahmad D, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma‟arif, 1980). Moleong, Lexy J, Merode Penelitiaan Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2004), cet 4. Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasih, 2002), cet 2. Muliawan, Jasa Ungguh, Epistimologi Pendidikan (Yogyakarta: Gajahmada Niversaity Press, 2008).
Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Muslich, Mansur, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet 5. Nashori, Fuad, Agenda Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Nasution, Harun, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1998). Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009). Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), cet 3. Nata, Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenanda Media Group, 2009). Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurukulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2003). Poedjawijatna, Logika Filsafat Berfikir, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet 6. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet 5. Roqib, Mohammad, Ilmu Pendidikan, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: Lkis, 2009). Singarimbun Masri, Metode-Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1989).
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Grup, 2008). Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet 9. Suriasumantri, Jujun S, Ilmu dalam Perspektif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), cet 16. Susanto, A, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), cet 2. Suwarno, Wiji, Dasar-dasar Ilmu Pndidikan (Jogjakarya: Ar-Ruzz Media Grup, 2009), cet 3. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet 12. Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam “Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet 3. Tholkhah, Imam, dkk, Membuka Jendela Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2003) cet 3. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet 3. Toha, Chabib dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Pustaka Pelajar, 1999). Usman, M Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm 36
Wahid, Abdul, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, (Semarang: Need‟s Press, 2008). Zaini, Hizyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008). Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang: Usaha Nasional, 1983). http//elearning.unesa.ac.id/manfaat-pendekatan-rasional-dalam-pembelajaran.
STRUKTUR ORGANISASI SMA N 2 MRANGGEN DEMAK KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
WAKA MM KEPALA TU Central Data
WAKA UR
WAKA UR. SAR
WAKA UR
WAKA. UR
KURIKULUM
PRAS
KESISWAAN
HUMAS
STAF
STAF. SAR
KURIKULUM
PRAS
KOORD. PAS
KOORD. BK
KANTIN
BEND. PEMB.
PEMBINA SEK. BID OSIS
KOMITE KEPALA LAB.
KOORD
BEND. SPI
KARY
KOPERASI BEND. UUDP
SISWA EKSTRAKULIKU
PETUGAS
LER & LOMBA
KEPALA LAB.
LAYANAN
BEND. OSIS
KOMPUTER
KHUSUS
BAHASA
KEPALA
PAGUYUBAN GURU DAN
IPA KEPALA LAB.
PENG.
PENG. UKS
PERPUSTAKA AN KOORD.
KETUA KORPRI
PIKET KETUA PGRI TIM MABIGUS
PENGEMBANGAN KURIKULUM
DEWAN GURU
DENAH SMA N 2 MRANGGEN DEMAK
Perumnas Pucang Adi
PUSKESM AS Bantu Mranggen
Pos Polisi
Masjid Nurul Ulum TK N Kartini
LAPANGAN SEPAK BOLA
Perum
SD N 5
PERUM
Batursari
Pucang
Pucang Peni
Sari SMP N 3 Mranggen
SMA N 2 Mranggen
TVRI JAWA TENGAH
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
: Pedoman Wawancara.
Lampiran II
: Hasil Wawancara
Lampiran III : Peran Siswa dalam Proses Pembelajaran Lampiran IV : Silabus Lampiran V
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran VI : Rincian Minggu Efektif Lampiran VII : Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Lampiran VIII : Surat Ijin Riset Lampiran IX : Surat Observasi Lampiran X
: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran I
Pedoman Wawancara A. Dengan Waka Kurikulum 1. Kapan SMAN 2 Mranggen berdiri, dan bagaimana sejarahnya ? 2. Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 2 Mranggen ? 3. Apakah sistem pembelajaran di SMAN 2 Mranggen mengarah pada pengembangan rasional ? 4. Pengembangan ini ditekankan pada aspek apa? 5. Bagaimana sistem pengelolaan kelas di SMAN 2 Mranggen ?
B. Dengan Guru PAI 1. Bagaimana eksistensi PAI di SMAN 2 Mranggen ? 2. Bagaimana karakteristik kurikulum SMAN 2 Mranggen ? 3. Apakah Pembelajaran PAI berpusat pada siswa, dan apa bentuk ri‟ilnya? 4. Bagaimana aspek pengalaman siswa ditekankan dalam pembelajaran PAI? 5. Aspek keaktifan dan kreatifitas siswa dikembengkan melalui apa? 6. Apakah tekhnik bertanya untuk mengembangkan kemampuan menganalisa masalah juga digunakan? 7. Metode apa yang sering anda gunakan? 8. Sarana prasarana pembelajaran apa yang anda gunakan untuk mendukung pembelajaran PAI? 9. Selain di kelas, anda biasanya menggunakan tempat dimana saja untuk belajar? 10. Apakah anda mengembangkan kemampuan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan? 11. Dalam bentuk seperti apa kemampuan tersebut dikembangkan? 12. Bagaimana anda mengatasi perbedaan kemampuan siswa di dalam kelas? 13. Bagaimana sistem penilaian yang digunakan? 14. Apa hambatan penerapan pendekatan rasional dalam PAI?
C. Dengan Siswa 1. Apakah pada saat pembelajaran PAI sering diadakan praktek ? 2. Selain dikelas, apakah pelajaran PAI pernah diadakan diluar ? 3. Apakah pada saat pelajaran PAI sering diadakan pengelompokan ? 4. Apakah pelajaran PAI sering menggunakan alat peraga atau media seperti CD, Radio ? 5. Bagaimana menurut anda tentang metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik ?
Lampiran II
Hasil Wawancara
A. Dengan Waka Kurikulum 1. Kapan SMAN 2 Mranggen berdiri, dan bagaimana sejarahnya ? SMA N 2 Mranggen berdiri pada tanggal 16 juli 1996, sambil menunggu proses pembangunan gedung baru yang terletak dikawasan desa batursari Mranggen Kab. Demak maka peserta didik melaksanakan kegiatan belajar mengajar dibawah pengampuan SMA N 2 Semarang Jalan Sendangguwo Baru Semarang dengan nama SMA Pucanggading Mranggen, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada siang sampai dengan sore hari dengan kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi ditangani oleh SMA N 2 Semarang. Tanggal 19 Juli 1997 secara resmi SMA N 2 Mranggen menempati gedung baru di Jalan Pucang Peni Raya, Ds. Batursari Kec. Mranggen, Kab. Demak sedangkan SK Penegerian Sekolah diterbitkan tahun 1998, dengan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor : 13a/0/1998 tanggal 29 Januari 1998 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah tahun Pelajaran 1996/1997. Latar belakang berdirinya SMA N 2 Mranggen, didasarkan pada luasnya kawasan Perumnas Pucanggading dengan harapan masyarakat Pucanggading putra atau putrinya bersekolah dari TK, SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi cukup dikawasan Pucanggading oleh karena itu dibangun satu kawasan pendidikan dengan pembangunan kampus terpadu termasuk masjid, sarana olahraga (lapangan sepak bola), TVRI dan direncanakan Perguruan Tinggi dan dilengkapi dengan Rumah Sakit sekaligus Pilot Projrct kawasan Asia Tenggara. Peralihan pucuk pimpinan pemerintahan (Orde Baru) digantikan dengan Orde Reformasi yang melahirkan otonomi daerah maka kampus terpadu yang semula dibiayai oleh pemerintah Prop. Jateng secara
otomatis pendanaan dan pengembangan lebih lanjut menjadi tanggung jawab Pemerintah daerah Kab Demak, akan tetapi pada masa transisi pelaksanaan undang-undang Otonomi daerah telah dilakukan “tukar guling” tanah yang dibangun untuk kampus terpadu termasuk masjid dan TVRI dengan pihak Perumnas Pucanggading, oleh karena itu kondisi tanah saat ini adalah; tanah milik Pem. Prop. Jateng dengan surat No. 593/561 tanggal 8 November 2004 tentang status tanah komplek (sekolahan) Pucanggading seluas 41.562 M2 yang dikeluarkan oleh kantor kepala pengelola barang daerah propinsi Jawa Tengah; sedang bangunan yang berdiri diatasnya termasuk barang milik daerah Kab. Demak 2. Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 2 Mranggen ? Kurikulum yang digunakan SMAN 2 Mranggen mengacu pada kurikulum Diknas, yakni mengunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 3. Apakah sistem pembelajaran di SMAN 2 Mranggen mengarah pada pengembangan rasional ? Konsep
Pembelajaran
yang
digunakan
sebagai
dasar
pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berpikir peserta didik agar siswa mendapatkan pengalaman senyatanya, sehingga pembelajaran menekankan pada bagaimana siswa mengalami dan merasakan pembelajaran. Proses ini didukung dengan sarana prasarana yang diberikan dalam bentuk media pembelajaran. Sehingga di dalam kelas siswa benar-benar diarahkan, merasa senang dan enjoy di dalam kelas. 4. Pengembangan ini ditekankan pada aspek apa? Dalam pengembangannya ditekankan pada setiap mata pelajaran, dan penekanannya pada tiga aspek pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga dalam setiap pembelajaran diupayakan berjalan serempak.
5. Bagaimana sistem pengelolaan kelas di SMAN 2 Mranggen ? Selain
memaksimalkan
penggunaan
sarana
prasarana,
pengelolaan kelas dimulai dari penataan ruang belajar yang didesain seperti rumah sendiri, bangkubangku ditata sesuai kebutuhan. Dengan penataan seperti ini diharapkan siswa merasa nyaman dalam belajar. Kemudian penggunaan tutor sebaya di dalam kelas dan pembelajaran individu dan kelompok.
B. Dengan Guru PAI Bapak : Drs. Nor Anwar Farid 1. Bagaimana eksistensi PAI di SMAN 2 Mranggen ? PAI di SMA N 2 Mranggen merupakan mata pelajaran ciri khusus yang mendasari setiap mata pelajaran. PAI di SMA N 2 Mranggen menggunakan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Dinas pendidikan. 2. Bagaimana karakteristik kurikulum SMAN 2 Mranggen ? Secara umum SMA N 2 Mranggen
mengikuti petunjuk dari
Diknas, namun dalam pelaksanaannya menyesuaikan tingkat kemampuan peserta didik. 3. Apakah Pembelajaran PAI berpusat pada siswa, dan apa bentuk ri‟ilnya? Ya, di dalam pembelajaran PAI khususnya di MAPEL lain pada umumnya menekankan siswa sebagai subjek yang belajar. Guru di dalam kelas sebagai motivator dan fasilitator, bentuk riilnya adalah penggunaan media yang bisa dipahami siswa, pemilihan metode yang lebih banyak menuntut aktivitas siswa seperti diskusi, proyek, tanya jawab dan sebagainya. 4. Aspek keaktifan dan kreatifitas siswa dikembengkan melalui apa? Keaktifan
dikembangkan
melalui
pemberian
kesempatan
bertanya, mempraktekkan, melaksanakan tugas. Sedangkan aspek kreatifitas dikembangkan pada setiap mata pelajaran dengan cara memberikan kesempatan pada mereka untuk mempertunjukkan apa yang
mereka bisa dan tahu kaitannya dengan materi. Untuk mengupayakan berjalannya proses ini di dalam pembelajaran siswa betul-betul diperhatikan dari segala aspek yang berbeda dan mengupayakan suasana yang sama sekali tidak berkesan membebani. 5. Apakah untuk mengembangkan kemampuan menganalisamasalah juga digunakan? Iya, pertanyaan yang sifatnya terbuka itulah yang lebih dianjurkan untuk melatih cara berpikir siswa sekaligus melatih mereka untuk terbiasa menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan masalah, jadi kadang pertanyaan yang disampaikan tidak melulu materi yang ada dibuku tapi jugu materi diluar kontek tetapi berhubungan, atau dapat dikatakan pertanyaan lebih mengarah pemanfaatan materi dalam kehidupan riil. 6. Metode apa yang sering anda gunakan? Variasi metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi, proyek atau ceramah juga saya gunakan, akan tetapi seringnya saya padukan dengan metode metode lain 7. Sarana prasarana pembelajaran apa yang anda gunakan untuk mendukung pembelajaran PAI? Ada banyak sarana yang saya gunakan, baik yang sudah disediakan dari sekolah seperti Vcd, film, radio, tape recorder maupun yang saya sediakan sendiri sebagai media mempermudah siswa memahami materi seperti kartu, dadu, bola, tulisan-tulisan yang menarik. 8. Selain di kelas, anda biasanya menggunakan tempat dimana saja untuk belajar? Di halaman, masjid akan tetapi pelaksanaan metode ini masih sangat terbatas. Hal ini karena terkait dengan masalah dana dan juga waktu dan kontrol yang tidak memungkinkan, sehingga untuk menyampaikan itu kadang hanya melaksanakan kegiatan yang cukup waktu pelaksanaan pembelajaran.
9. Apakah anda mengembangkan kemampuan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan?Dalam bentuk seperti apa kemampuan tersebut dikembangkan? Ya, aspek pengamatan menjadi satu dasar yang coba saya kembangkan, biasanya aspek ini saya kembangkan sebagai awal untuk memancing mereka agar memahami dan bertanya, ini ditunjang dengan penggunaan
audio
visual
menjadi
salah
satu
strategi
untuk
mengembangkannya. Ketrampilan menafsirkan? Ketrampilan ini sifatnya terintegrasi di dalam metode, tetapi penggunaan kartu atau game itu yang kadang menunjukkan pengembangan ketrampilan ini secara nyata. Kalo ketrampilan meramalkan? Ketrampilan meramalkan tidak begitu dikembangkan secara nyata, hal ini karena pengembangan ini sangat sulit karena sangat abstrak. Ketrampilan menerapkan? Ketrampilan ini dilaksanakan pada setiap pembelajaran seperti perintah untuk mempraktekkan shalat. Ketrampilan merencanakan penelitian? Ini lebih banyak digunakan dalam metode latihan, biasanya pembuatan kliping, tugas meneliti secara sederhana dan sebagainya. Ketrampilan mengkomunikasikan? Ketrampilan mengkomunikasikan dilaksanakan seperti ketrampilan menerapkan. 10. Bagaimana anda mengatasi perbedaan kemampuan siswa di dalam kelas? Itu
sangat
diperhatikan
melalui
observasi
siswa
setiap
melaksanakan pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat kesiapan dan kesulitan. Aspek ini menuntut gurulah yang harus peka. Termasuk pengelompokan itu juga salah satu sarana untuk mengatasi
11. Bagaimana sistem penilaian yang digunakan? Sistem penilaian yang digunakan dalam PAI sama dengan sistem penilaian dalam pembelajaran lain, masing-masing aspek pembelajaran dinilai. Aspek perkembangan murid dari segi teori dan praktek, penilaian sikap dan pengucapan kalimat thoiyyibah dimasukkan dalam raport angka. Sedangkan penilaian pendalaman materi atau pemahaman yang terukur dari inidikator masuk dalam progres report dan keseluruhannya itu masuk menjadi raport tahunan. 12. Apa hambatan penerapan pendekatan rasional dalam PAI? a. Media yang merupakan tuntutan, secara umum banyak yang tidak tersedia
disekolah
sehingga
guru
harus
pandai-pandai
berkreatifitas. b. Perbedaan latar belakang pendidikan SMP siswa.
C. Dengan Siswa 1. Apakah pada saat pembelajaran PAI sering diadakan praktek ? Nama Ahmad Syafi‟i Miftakhul U Maulana Bayu Rian Anggri Nana Jannatin Yulia Ainy M. Saifuddin Abdul Ghofur Nisa Putri R Zunita FitriNuhtuti M. Iqbal
Kelas XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.4 XI IPA.4 XI IPA.4
Respon Ya Ya Ya Jarang Jarang Jarang Ya Ya Jarang Ya Ya Jarang
Nama Amalina Absi Belinda Dini Nurvasari Eko Pamuji Evayayuliana A. Chasanah Eni Januari Imas W. M. D. Putra
Kelas XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.3 XI IPS.3 XI IPS.3
Respon Jarang Jarang Jarang Ya Ya Ya Ya Ya Ya
2. Selain dikelas, apakah pelajaran PAI pernah diadakan diluar ? Nama Ahmad Syafi‟i Miftakhul U Maulana Bayu Rian Anggri Nana Jannatin
Kelas XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.2 XI IPA.2
Respon Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
Nama Amalina Absi Belinda Dini Nurvasari Eko Pamuji Evayayuliana
Kelas XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.2 XI IPS.2
Respon Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
Yulia Ainy M. Saifuddin Abdul Ghofur Nisa Putri R Zunita FitriNuhtuti M. Iqbal
XI IPA.2 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.4 XI IPA.4 XI IPA.4
Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
A. Chasanah Eni Januari Imas W. M. D. Putra
XI IPS.2 XI IPS.3 XI IPS.3 XI IPS.3
Pernah Pernah Pernah Pernah
3. Apakah pada saat pelajaran PAI sering diadakan pengelompokan ? Nama Ahmad Syafi‟i Miftakhul U Maulana Bayu Rian Anggri Nana Jannatin Yulia Ainy M. Saifuddin Abdul Ghofur Nisa Putri R Zunita FitriNuhtuti M. Iqbal
Kelas XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.4 XI IPA.4 XI IPA.4
Respon Sering Sering Sering Sering Sering Sering Kadang Kadang Kadang Sering Sering Sering
Nama Amalina Absi Belinda Dini Nurvasari Eko Pamuji Evayayuliana A. Chasanah Eni Januari Imas W. M. D. Putra
Kelas XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.3 XI IPS.3 XI IPS.3
Respon Kadang Kadang Kadang Kadang Kadang Kadang Sering Sering Sering
4. Apakah pelajaran PAI sering menggunakan alat peraga atau media seperti CD, Radio ? Nama Ahmad Syafi‟i Miftakhul U Maulana Bayu Rian Anggri Nana Jannatin Yulia Ainy M. Saifuddin Abdul Ghofur Nisa Putri R Zunita FitriNuhtuti M. Iqbal
Kelas XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.1 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.4 XI IPA.4 XI IPA.4
Respon Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Jarang Jarang Jarang
Nama Amalina Absi Belinda Dini Nurvasari Eko Pamuji Evayayuliana A. Chasanah Eni Januari Imas W. M. D. Putra
Kelas XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.1 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.3 XI IPS.3 XI IPS.3
Respon Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Kadang Kadang Kadang
5. Bagaimana menurut anda tentang metode pemebelajaran yang digunakan oleh pendidik ? Nama Ahmad Syafi‟i Miftakhul U
Kelas XI IPA.1 XI IPA.1
Respon Baik Baik
Nama Kelas Amalina Absi XI IPS.1 Belinda Dini XI IPS.1
Respon Baik Baik
Maulana Bayu Rian Anggri Nana Jannatin Yulia Ainy M. Saifuddin Abdul Ghofur Nisa Putri R Zunita Fitri Nuh tuti M. Iqbal
XI IPA.1 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.2 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.3 XI IPA.4 XI IPA.4 XI IPA.4
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Nurvasari Eko Pamuji Evayayuliana A. Chasanah Eni Januari Imas W. M. D. Putra
XI IPS.1 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.2 XI IPS.3 XI IPS.3 XI IPS.3
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Lampiran III Peran Siswa dalam Proses Pembelajaran Petunjuk : Isilah kolom dengan tanda cek ( ) pada kolom sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!
KELAS XI IPA.1 No 1 2 3
Nama Siswa Ahmad Syafi‟i Miftakhul U Maulana Bayu
1
Variabel keaktifan 2 3 4 5 6 - - -
Jumlah Skor 3 3 4
Kriteria Keaktifan S S S
1
Variabel keaktifan 2 3 4 5 6 - - - -
Jumlah Skor 2 4 2
Kriteria Keaktifan R S R
1
Variabel keaktifan 2 3 4 5 6 - - - - -
Jumlah Skor 2 2 3
Kriteria Keaktifan R R S
1
Variabel keaktifan 2 3 4 5 6 - - -
Jumlah Skor 2 3 5
Kriteria Keaktifan R S T
Variabel keaktifan 1 2 3 4 5 6
Jumlah Skor
Kriteria Keaktifan
KELAS XI IPA.2 No 1 2 3
Nama Siswa Rian Anggri Nana Jannatin Yulia Ainy
KELAS XI IPA.3 No 1 2 3
Nama Siswa M. Saifuddin Abdul Ghofur Nisa Putri R
KELAS XI IPA.4 No 1 2 3
Nama Siswa Zunita Fitri Nuh tuti M. Iqbal
KELAS XI IPS.1 No
Nama Siswa
1 2 3
Amalina Absi Belinda Dini Nurvasari
-
4 3 5
S S S
KELAS XI IPS.2 No 1 2 3
Nama Siswa Eko Pamuji Evayayuliana A. Chasanah
1
Variabel keaktifan 2 3 4 5 6 -
Jumlah Skor 3 3 4
Kriteria Keaktifan S S S
1
Variabel keaktifan 2 3 4 5 6 -
Jumlah Skor 3 3 4
Kriteria Keaktifan S S S
KELAS XI IPS.3 No 1 2 3
Nama Siswa Eni Januari Imas W. M. D. Putra
Keterangan : Variabel keaktifan siswa : 1. Cermat dalam menanggapi permasalahan 2. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru 3. Antusias mengikuti pembelajaran 4. Bertanya dengan inisiatif sendiri/ditunjuk 5. Menjawab pertanyaan dengan inisiatif sendiri/ditunjuk 6. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman. Kriteria keaktifan : 0 – 2,9 = tingkat keaktifan rendah (R) 3 – 4,9 = tingkat keaktifan sedang (S) 5 – 6,0 = tingkat keaktifan tinggi (T) Observer I
Faisol Yusuf Abdul Manaf
Lampiran IV SILABUS Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: XI / 2
Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat Alquran tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kompetensi Dasar 7.1 Menjelaskan Perkembang an Islam pada masa 7.2 modern Menyebutka n contoh penstiwa perkembang an Islam pada masa modern
Materi Pokok/ Pemtrelaiaran Perkembangan Islam pada masa modern
-
-
-
Kegiatan Pembelajaran Melalui ceramah, siswa dijelaskan tentang perkembangan Islam pada masa modern Melalui tanya jawab, siswa mempelajari tentang tokohtokoh yang berpaan dalam perkembangan Islam pada masa modern Melalui contoh, siswa menyebutkan berbagai contohcontoh peristiwa yang memengaruhi perkembangan Islam pada masa modern
Indikator - Meqielaskan perkembanga n Islam pada masa modern. - Menyebutkan contoh peristiwa perkembanga n Islam pada masa modern
Penilaian Jerus - Kuis Tugas individu – - Tugas kelompok - Ulangan
Waktu 6 x45
Bentuk instrume - Tes tertulis PG - Tes tertulis Uraian
Mranggen, 2 Januari 2012
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Siswandi, M.Pd NIP. 19630321 198903 1 012
Drs. Nor Anwar Farid NIP. 19551010 198503 1 021
Sumber Belaiar Sunber: - LKS TUNTAS - Buku paket - Buku referensi lain.
Lampiran V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Bab 7 Perkembangan Islam pada Masa Modern
Standar Kompetensi
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: XI / 2
:
Memahami perkembangan Islam padamasa modern (1800 - sekarang)
Kompetensi Dasar
:
- Menjelaskan Perkembangan islam pada masa Modern - Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern
Indikator
:
- Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern - Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern
Alokasi Waktu
:
6 jam pelajman (3 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat:
Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern
Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern
Karakter siswa yang diharapkan:
Siswa dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage), ketulusan (honesty), integritas (integrity), peduli (caring), dan jujur (faimes)
B. Materi Pembelajaran Perkembangan Islam pada Masa Modern
Pertemuan Ke-l4 s.d. 16 I.
Pada masa sebelum dan sesudah masa pembaruan yaitu tahun 1800 M, umat Islam di berbagai negara telah banyak yang menyimpang dari ajaran Islam
yang
bersumber
dari
Alquran
dan
hadis.
Adanya
penyimpanganpenyimpangan yang terjadi, mendorong lahimya tokohtokoh pembaru yang berusaha mengembalikan orang-orang yang menyimpang agar kembali ke jalan yang benar, yaitu Islam yang bersumber pada Alquran dan hadis. II.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di masa modern dalam bidang ilrnu pengetahuan dimotori oleh beberapa orang, yaitu Muhammad Ali Pasya, Rifa'ah Badawi Rafi'At Tahtawi, dan Sultan Mahmud II.
III.
Sedangkan contoh berbagai Deristiwa yang melanda dunia Islam pada masa modern antma lain gagasan politik Jamaluddin Al Afgani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridha.
C. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, tanya jawab, inkuiri, dan penugasan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-I4 s.d. 16 Pendahuluan Apersepsi: Siswa diberi penjelasan tentang perkembangan Islam pada masa modern Motivasi: Memotivasi siswa akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam memahani Sejarah perkembangan Islam pada masa modern Kegiatan Inti Eksplorasi: 1. Dengan informasi dari guru, siswa diajak memahami modem sejarah perkernbangan Islam pada masa
2. Dengan metode inkuiri, melalui contoh siswa dipahamkan tentang sejarah perkembangan Islam pada masa modern 3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; sec€rra disiplin (discipline), tekun (diligence), dan memiliki nilai tanggung jawab (responsibility) 4. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Elaborasi: 1. Dengan berdiskusi, siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang sejarah perkembangan Islam pada masa modem 2. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal tentang sejarah perkembangan Islam pada masa modern pada buku Iks dan buku penunjang lainnya Konfirmasi : 1. Guru bertanya jawab tentang hal-hai yang belum diketahui siswa 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Penutup 1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Guru memberikan tugas rumah (PR) 4. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaa\ layanan konseling danlatau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik 5. Guru menyampaikan renc€ura pembelajaran pada pertemuan berikutnya E. AIat dan Bahan 1. Alat
:-
2. Sumber belajar :
Bukupaket
Buku lain yang relevai
LKS Tuntas
F. Penilaian 1. TekniMenis
: kuis dan tugas individu
2. Bentuk instrumen
: pertanyaan lisan dan tes tertulis
3. Instrumen/soal
:
1. Sebutkan penyimpangan yang terladi pada masa pembaruan ! Jawab
: ….............................................................................
2. Apakah yang dimaksud dengan gerakan Wahabi? Jawab
: .................................................................................
3. Sebutkan tiga tokoh pembaruan di masa modem! Jawab
: .................................................................................
4. Gagasan apa yang diberikan oleh Muhammad Ali Pasya? Jawab
: .................................................................................
5. Sebutkan usaha yang dilakukan oleh Rifa'at Badawi Rufi al Tahtawi dalam bidang pendidikan! Jawab
: ................................................................................
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 - 100 adalah sebagai berikut: Nilai akhir = perolehan skor : skor maksimum (70) x skor ideal (100) Untuk siswayang tidak memenuhi syarat penilalan KKM maka diadakan Remidi.
Mranggen, 2 Januari 2012
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Siswandi, M.Pd NIP. 19630321 198903 1 012
Drs. Nor Anwar Farid NIP. 19551010 198503 1 021
Lampiran VI RINCIAN MINGGU EFEKTIF Satuan Pendidikan : SMA
I.
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: XI / 2
Jumlah minggu dalam semester 2 No 1. 2. 3, 4. 5. 6. 7.
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Julah Total
II.
Jumlah minggu tidak efektif dalam semester No 1. 2. 3, 4. 5. 6. 7.
III.
Jumlah Minggu 2 5 4 4 5 4 1 25
Kegiatan Kegiatan tengah semester Ujian nasional / sekolah Ujian nasional susulan Latihan ulangan semester 2 Ulangan semester 2 Persiapan penerimaan raport Libur semester 2 Julah Total Jumlah minggu efektif dalam semester 2
Jumlah Minggu 1 1 1 1 1 1 3 9
Jumlah minggu dalam semester 2 - jurnlah minggu tidak efektif dalam semester 2 = 2257minggu - 9minggu : 16 minggu efektif Mranggen, 2 Januari 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Siswandi, M.Pd
Drs. Nor Anwar Farid
NIP. 19630321 198903 1 012
NIP. 19551010 198503 1 021
Lampiran VII STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMA N 2 MRANGGEN Jumlah Pendidik yang dimilik : 46 orang Kualifikasi : No
TK Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
S.2 S.1 D.4 D.3/Sarj. Muda D.2 D.1 SMA Sederajat Jumlah
Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Gr Bantu L P L P 4 1 11 18 7 6 15 18 7 6
Jumlah 5 41 46
Jumlah Tenaga Kependidikan yang dimilik : 13 orang Kualifikasi :
No 1. 2. 3. 4. 5.
Tk pendidikan
S.1 D.3 SLTA SLTP SD Jumlah Keterangan
L 1 1 2
Jumlah dan Status Tenaga Kependidikan Gt/pns Gtt/gr bantu P L P 1 2 1 3 3 1 2 7 2
Jumlah 2 2 5 3 1 13
GT : Guru Tetap (Bagi sekolah madrasah/swasta) GTT : Guru Tidak Tetap (Negeri/swasta) Demak, Kepala sekolah SMAN 2 Mranggen
Drs. Sutono, M.M NIP. 19510929 197903 1 002
PEMER INTAH KABUPATEN DEMAK DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA N 2 MRANGGEN RINTISAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI Jalan pucang pe ni raya, te lpon (024) 76743954 mrangge n kabupate n de mak kode pos 59567
Web: www.smanda-mrgn.sch.id e mail: smanda.mrgn@g mail. com
SURAT KETERANGAN Nomor: MA-ZR/F/030/2012
Kepala Sekolah SMA N 2 Mranggen, menerangkan bahwa: Nama
: Faisol Yusuf Abdul Manaf
NIM
: 063111086
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas
: Tarbiyah
Program
: S1
Tahun Akademik : 2011/2012 Telah melaksanakan penelitian di SMA N 2 Mranggen pada tanggal 7 Mei s/d 27 Mei 2012, dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pendekatan Rasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA N 2 Mranggen Demak ”. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan dapat digunakan sebagaimanan mestinya.
Lampiran X
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Faisol Yusuf Abdul Manaf
Nim
: 063111086
Tempat, tanggal lahir : Kebumen, 06 Oktober 1988 Alamat Asal
: Ds Pekunden Rt.02 Rw.II, Kutowinangun, Kebumen.
E-mail
:
[email protected]
Hp
: 085 740 340 959
Jenjang Pendidikan: SD N 01 Pekunden, Kutowinangun 1994 - 2000. SMP N Kebumen 2000 - 2003. SMA N 2 Mranggen tahun 2003 - 2006. Fakultas Tarbiyah jurusan PAI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang Tahun 2006 – 2012
Pengalaman Organisasi Crew LPM Edukasi Fakultas Tarbiyah Sekretaris HMJ PAI Periode 2009 Sekretaris DEMA IAIN Walisongo Semarang Periode 2010 Kader PMII Walisongo Semarang