PENDAPATAN USAHATANI INTEGRASI POLA SAYURAN-TERNAK-IKAN
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)
Oleh: RATU NURUL HANIFAH A14103041
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN RATU NURUL HANIFAH. Pendapatan Usahatani Integrasi Pola SayuranTernak-Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung). Di bawah bimbingan DWI RACHMINA. Sejalan dengan semakin intensifnya pembangunan pertanian, terdapat kecenderungan penggunaan pupuk dan pestisida kimia per hektar yang meningkat dari tahun ke tahun, dicerminkan oleh semakin tingginya jumlah penjualan pupuk dari tahun ke tahun. Hal inilah yang terjadi pada masa revolusi hijau. Revolusi hijau telah menimbulkan kerusakan lingkungan serta perubahan watak dan persepsi petani. Petani yang semula mandiri dalam berusahatani, menjadi sangat tergantung kepada produsen pendukung revolusi hijau yang lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek daripada kelestarian ekologi jangka panjang. Untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani dengan tetap menjaga kualitas lingkungan, dikembangkan integrasi antara usaha tanaman dan peternakan, usaha tanaman dan perikanan, maupun usaha perkebunan dan peternakan dan lain sebagainya yang disebut dengan usahatani pola integrasi atau usahatani terpadu. Sistem usahatani integrasi dimaksudkan agar peternakan, perikanan, dan budidaya tanaman dapat dilaksanakan secara sinergi dimana masing-masing usaha yang diintegrasikan saling mendukung, saling memperkuat, saling ketergantungan satu sama lain, dengan memanfaatkan secara optimal seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki. Pondok Pesantren (ponpes) Al-Ittifaq merupakan salah satu pelaku agribisnis yang menerapkan sistem pertanian integrasi. Integrasi yang dilakukan ponpes adalah integrasi tiga komoditas yaitu Sayuran-Ternak-Ikan. Ketiga cabang usahatani ini saling terintegrasi satu sama lain. Usahatani sayuran menghasilkan limbah yang dapat dijadikan pakan untuk ternak dan ikan, sebaliknya usahatani ternak menghasilkan feses yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan kolam ikan. Sayuran merupakan sumber makanan serta pendapatan utama bagi ponpes. Komoditas utama yang dihasilkan Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah sayuran dataran tinggi seperti wortel, tomat, buncis, kubis, bawang daun, dan cabai. Sayuran menghasilkan produk sampingan (limbah) berupa brangkasan dan sayuran afkir yang dikonsumsi oleh ternak dan ikan. Ternak yang dimiliki ponpes adalah sapi dan domba. Ternak memproduksi susu dan daging untuk memenuhi kebutuhan pangan ponpes dan sebagai sumber pendapatan. Sebaliknya selain menghasilkan susu dan daging, ternak juga menghasilkan produk sampingan berupa feses dan sisa pakan yang dapat dibuat pupuk organik untuk sayuran dan kolam ikan. Ikan yang diusahakan oleh ponpes adalah ikan mujair dan lele. Ikan-ikan ini diusahakan dengan tujuan untuk melengkapi kebutuhan protein keluarga ponpes. Keempat elemen di atas merupakan siklus yang berkesinambungan satu dengan yang lain. Ada dua jenis limbah yang dihasilkan oleh usahatani sayuran, yaitu brangkasan dan sayuran afkir. Dalam satu tahun total brangkasan dan sayuran afkir yang dihasilkan masing-masing mencapai 145.534,40 kg dan 35.885,32 kg. Brangkasan tersebut dapat mencukupi setengah dari kebutuhan pakan hijauan ternak.
Jenis limbah yang dihasilkan oleh ternak sapi dan domba, yaitu feses, urine, dan pakan hijauan. Limbah yang telah dimanfaatkan adalah feses dan sisa pakan hijauan. Kedua limbah tersebut diolah kembali menjadi pupuk kompos cair dan pupuk daun. Menurut penimbangan pada saat penelitian satu ekor sapi dewasa (1 ST) dapat menghasilkan 18,5 kg feses per hari. Total produksi feses ternak dalam satu tahun adalah 248.917,44 kg. Jumlah ini telah mencukupi kebutuhan pupuk ponpes. Jenis-jenis ikan yang diusahakan di Ponpes Al-Ittifaq adalah ikan mujair dan lele. Keduanya tidak diusahakan untuk tujuan komersil melainkan hanya untuk konsumsi keluarga ponpes. Jumlah pupuk organik yang digunakan dalam setahun adalah pupuk kandang 3 kg. Sayuran afkir yang digunakan sebagai pakan ikan adalah bawang daun dan kubis. Pada usahatani sayuran total penerimaan pada kondisi 2 bernilai lebih besar dibandingkan pada kondisi 1. Pada kondisi 2 hasil samping yang dihasilkan usahatani sayuran dijual keluar dengan harga per satuan yang lebih tinggi dibandingkan bila usahatani sayuran mentransfer limbah tersebut ke usahatani ternak. Total biaya pada kondisi 2 lebih besar dari kondisi 1, hal ini disebabkan oleh biaya pembelian pupuk organik dari luar yang harganya lebih tinggi dari pupuk organik buatan ponpes. Selain itu pupuk organik yang digunakan jumlahnya disetarakan dengan standar yang digunakan petani sekitar, sehingga secara kuantitas pupuk organik yang digunakan jumlahnya lebih tinggi. Walaupun terjadi peningkatan penerimaan pada kondisi 2, peningkatan biaya yang terjadi ternyata lebih besar dibanding peningkatan penerimaannya, sehingga pendapatan pada kondisi 1 bernilai lebih besar dari kondisi 2. Pada usahatani ternak, penerimaan total pada kondisi 1 lebih tinggi dari kondisi 2. Hal ini disebabkan oleh tambahan penerimaan berupa pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh ponpes. Karena itu tambahan biaya berupa biaya pembelian bahan penunjang pembuatan pupuk organik. Biaya-biaya inilah yang menyebabkan nilai biaya total pada kondisi 1 lebih tinggi dari kondisi 2. Total biaya pada kondisi 1 bernilai lebih kecil dibandingkan kondisi 2. Hal ini disebabkan oleh penghematan biaya pakan hijauan pada kondisi 1 akibat adanya hasil samping usahatani sayuran. Pada usahatani ikan pendapatan atas biaya total pada kedua kondisi menunjukkan hasil yang negatif. Nilai rasio R/C atas biaya total pada kedua kondisi bernilai kurang dari 1. Hal ini berarti usahatani ikan yang dilakukan pada kondisi yang diintegrasikan ataupun tidak terbukti belum efisien. Total pendapatan pada usahatani integrasi lebih besar daripada usahatani yang tidak terintegrasi. Total pendapatan atas biaya tunai maupun atas biaya total pada usahatani yang terintegrasi lebih besar daripada usahatani yang tidak terintegrasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani sayuran, ternak dan ikan yang selama ini terintegrasi terbukti lebih menguntungkan dibandingkan jika cabang-cabang usahatani tersebut berdiri sendiri. Nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun total pada usahatani terintegrasi lebih besar dari usahatani yang tidak terintegrasi. Hal ini dapat diartikan bahwa usahatani sayuran, ternak dan ikan yang terintegrasi, memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada usahatani yang tidak terintegrasi. Beberapa saran yang dapat diberikan untuk perbaikan usahatani integrasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah perlu dibuat pembukuan usahatani yang menyeluruh dan membiasakan para santri untuk tertib administrasi. Efisiensi produksi pupuk organik pada usahatani ternak harus ditingkatkan agar biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisir. Ponpes harus meningkatkan efisiensi usahatani ikan. Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan memperluas kolam agar ikan yang dihasilkan lebih produktif. Ponpes harus
meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja santri, karena selama ini ponpes telah melakukan pemborosan tenaga kerja. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kelas tambahan yang memberikan materi pertanian, sehingga santri paham cara bertani yang benar. Sistem usahatani integrasi yang dilakukan oleh Pondok Pesantren AlIttifaq dapat dijadikan acuan bagi pengusaha agribisnis lainnya, termasuk bagi pengambil kebijakan atau pemerintah dalam upaya membentuk suatu usaha pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Meskipun begitu perlu penelitian lebih lanjut mengenai nilai gizi brangkasan dan sayuran afkir yang dikonsumsi oleh ternak dan ikan. Di masa mendatang ponpes dianjurkan untuk memberi pakan sesuai jumlah dan nilai gizi dengan membuat ransum berbasis hasil penelitian Balitnak (sedang berlangsung). Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai skala usahatani integrasi yang optimal yang harus dilakukan ponpes, sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi di masa mendatang.
PENDAPATAN USAHATANI INTEGRASI POLA SAYURAN-TERNAK-IKAN (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)
Oleh: RATU NURUL HANIFAH A14103041
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul
:
Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran-Ternak-Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)
Nama
:
Ratu Nurul Hanifah
NRP
:
A14103041
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Ir. Dwi Rachmina, MS. NIP. 131 918 503
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran-Ternak-Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)” belum pernah diajukan pada perguruan tinggi lain atau lembaga lain manapun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah.
Bogor, Desember 2007
Ratu Nurul Hanifah A14103041
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 Maret 1985 sebagai putri bungsu dari pasangan M. Yadi Mulyadi dan Siti Aisyah Priyati. Penulis menyelesaikan
sekolah
dasar
di
KPS
(Kontraktor-Production
Sharing)
International School, Balikpapan, Kalimantan Timur pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SLTP Lab School, Jakarta dan menyelesaikan studinya pada tahun 2000. Penulis mendapatkan beasiswa studi SMA di Madania Boarding School, Parung, Bogor dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Selama menjadi mahasiswa penulis
aktif
di berbagai kegiatan
kemahasiswaan, salah satunya adalah IAAS (International Association of Agricultural Student and Related Sciences). Selain itu sejak tahun 2005 penulis bekerja sebagai staf pengajar di lembaga kursus Bahasa Inggris English Avenue.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul ”Pendapatan Petani dalam Usahatani Integrasi Ternak, Sayuran dan Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat penelitian untuk meraih gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sayur-sayuran menghasilkan produk samping yang bila tidak dikelola dengan baik, berpotensi mengganggu lingkungan. Masalah ini dapat diatasi antara lain dengan memberikan limbah tersebut pada ternak sapi yang juga berperan sebagai penghasil pupuk organik. Inovasi teknologi ini memungkinkan sapi dipelihara dengan biaya minimum karena bahan pakan tersedia sepanjang waktu. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan dorongan untuk lebih meningkatkan program pengembangan sistem dan usaha agribisnis pola integrasi. Penulis menyadari bahwa tidak ada tulisan yang benar-benar sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan masukan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan skripsi dan penelitian ke depan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Bogor, September 2007 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan hidayah-Nya. Dengan segala kerendahan hati, melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ir. Dwi Rachmina, MS., selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran dalam membimbing, ilmu dan pengalaman, serta dorongan yang selalu diberikan selama proses penelitian dan penulisan.
2.
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS., selaku dosen penguji utama atas kritik dan sarannya yang sangat membangun dan memperkaya tulisan ini.
3.
Etriya, SP., MM., selaku dosen penguji perwakilan departemen atas kritik, dan sarannya yang sangat membangun dan memperkaya tulisan ini.
4.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ittifaq KH. Fuad Affandy, putera-puteri Mang Haji (Om Dandan, Ibu Enung, Teh Neneng, dll.), santri dan santriat yang telah banyak membantu dalam penelitian di lapangan.
5.
Penyuluh Pertanian Ahli Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ir. Djedje selaku pembimbing LM3 yang telah banyak membantu dalam penelitian di lapangan.
6.
Dr. Anna Laksanawati H. Dibiyantoro, MS., Peneliti Utama Balai Penelitian Sayuran Departemen Pertanian, yang telah memberikan masukan selama penelitian di lapangan.
7.
Sahabat-sahabat terbaikku Ali-Yuli-Alya, Reny, Icha, Ila, Nisa dan keluarga, atas masukan, saran dan bantuannya selama proses studi di IPB.
8.
Rekan-rekan AGB 40, 41, dan 42 atas persahabatan yang indah semoga tali silaturahmi ini tetap terjaga.
9.
My beloved family: Papih, Mamih, A Dian, Kak Evi, A Panpan, A Irfan, Teh Irma, Kak Joe, Kak Sis dan keluarga, Saki, Hafidz, Nisa, dan Kifa. Yes, i’ve been act on my desire and proud to say that i’ve achieved truly remarkable results.
10.
Cepi Tri Sumantri, S.KH. yang memberikan inspirasi pemilihan topik penelitian ini serta memberikan dukungannya selama penulisan.
11.
Keluarga besar English Avenue, atas kesempatan yang diberikan untuk selalu berkarya.