METERI SIDANG PENDIDIKAN GRUP I
PEMBUKAAN PROGRAM MAGISTER ILMU FARMASI VETERINER MINAT STUDI ILMU FARMASI VETERINER INDUSTRI MINAT STUDI ILMU FARMASI VETERINER RUMAH SAKIT
FORUM KOMUNIKASI AFFAVETI
1
DAFTAR ISI
Halaman Kover depan
1
Daftar isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
KURIKULUM
6
BAB III PROSES PEMBELAJARAN
10
BAB IV PENUTUP
12
2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Diketahui bahwa dengan ditetapkannya Undang-Udang 18 tahun 2009, maka amat jelas tersirat bahwa pengendali
obat hewan di wilayah Nusantara adalah
otoritas veteriner. Makna otoritas veteriner tersebut menunjukkan bahwa seluruh sepak terjang obat hewan secara tersirat di bawah kendali komponen dokter hewan. Fakta tambahan lain adalah hal-hal yang berkaitan dengan obat hewan dengan lingkup kerja wilayah Nusantara, berada di bawah kendali Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sehingga unit-unit pengendali yang bertugas umumnya didominasi oleh dokter hewan. Sebagai contoh adalah (i) Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, (ii) Pusat Veterinaria Farma dan (iii) Subdirektorat Penilai Obat Hewan. Demikian pula unit-unit pendukung lain seperti subbag pengawas Obat Hewan di bawah kendali Dinas Peternakan Tingkat Provinsi dan Kabupaten Seluruh Indonesia. Ranah swasta secara tersurat menunjukan bahwa pengawas fabrikasi obat hewan sesuai SK MENTAN No. 808/Kpts/TN. 260/12/94 Bab II Ps 3 ayat 3, adalah Peg. Neg. Sipil yang berijazah dokter hewan dan atau apoteker. Aturan lain yang juga memiliki orientasi tanggungjawab dokter hewan di tingkat pengecer adalah penanggungjawab depo obat hewan (SK MENTAN No. 324/Kpts/TN.120/4/1992 Ps 5). Demikian pula tingkat pengecer di unit penjualan poultry shop dan feed mill. Dalam lingkup pendidikan di tingkat dokter hewan seluruh Indonesia sesuai standard kompetensi sokter hewan Indonesia 2010, menyatakan bahwa keluaran dokter hewan Indonesia di tingkat nasional harus memiliki kompetensi penguasaan ilmu dan ketrampilan butir 7(f),
yaitu pengawasan dan pengendalian mutu obat
hewan dan bahan-bahan biologis termasuk pemakaia dan peredarannya. Dalam rapat bersama pembentukan asosiasi rumah sakit hewan Indonesia juli 2010, menyatakan pula bahwa salahsatu komponen yang harus ada di tingkat rumah sakit hewan adalah instalasi farmasi. Di dunia internasional telah lama terwujud program post graduate bidang Ilmu Farmasi Veteriner, bahkan di Amerika telah dikembangkan suatu wadah keahlian yaitu asosiasi keahlian Farmasi Veteriner Rumah Sakit. 3
Uraian di atas pada akhirnya menyebabkan beberapa personal dari Badan Kerjasama Nasional Farmasi Veteriner Indonesia mencoba merancang program strata dua akhir tahun 2008. Namun rancangan pembukaan program tersebut tidak berlanjut sukses mengingat kesibukan masing-masing. Akhir tahun 2010, kembali tuntutan bentuk profesionalitas dokter hewan dalam mengelola obat hewan dan alat kesehatan hewan makin menajam. Oleh sebab itu sudah saatnya dilakukan pendirian program magister bidang Farmasi Veteriner dengan jurusan dua minat yaitu (i) minat Farmasi Veteriner Industri dan (ii) Farmasi Veteriner Rumah Sakit.
2. Feasibility Program magister bidang Ilmu Farmasi Veteriner yang akan dikembangkan di tanah air, sangat sesuai dan sangat didukung oleh (i) komponen Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, (ii) beberapa Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia, (iii) komponen swasta. Adapun beberapa modal dasar yang dapat kita jadikan tumpuan adalah (i) terdapatnya beberapa Universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Farmasi, (ii) terdapat unit penunjang psikomotoryaitu Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan serta Pusat Veterinaria Farma, (iii) telah berdiri Asosiasi yang mewadahi pengembangan kompotensi. Peluang ketertarikan minat masyarakat untuk masuk dalam pendidikan program magister Farmasi Veteriner, amatlah tinggi. Hal tersebut sejalan dengan diluncurkan program Kualifikasi Kompetensi Nasional dokter hewan hewan pertengahan 2010.
3. Calon siswa Calon siswa dapat berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri dan bila dalam negeri maka dimungkinkan mendapat beasiswa dari direktorat jenderal pendidikan tiggi. Calon siswa dapat berasal dari pegawai negeri sipil atau swasta dan tidak menutup kemungkinan calon siswa membiayai dirinya sendiri. Latar beakang calon siswa dapat berasal dari dokter hewan ataupun apoteker dan atau sarjana lainnya dengan syarat dia telah melalui masa seleksi dari fihak panitia penerimaan. 4
4. Seleksi calon siswa Seleksi penerimaan siswa baru dilakukan dengan dua cara yaitu (1) melaui seleksi administrasi dan (2) seleksi wawancara sebelum masa studi berlangsung. Dalam seleksi tersebut dipersyaratkan : a. Siswa telah dapat menentukan pilihan minat studi b. Telah memiliki gambaran bidang apa yang bakal diteliti c. Latar belakang penguasaaan materi dari calon pembimbing Dalam seleksi calon siswa tersebut dilakukan seperti syarat-syarat administrasi umumnya seperti bila seseorang ingin mendaftarkan diri menjadi calon siswa program pascasarjana yaitu : 1. Mengisi formulir yang telah disediakan 2. Melengkapi dengan surat-surat rekomendasi yang dipersyaratkan dalam formulir pendaftaran 3. Melengkapi dengan proposal singkat materi yang bakal diteliti 4. Melengkapi bukti kelulusan ujian TOEFL dengan tingkat sekurangnya 500. Bila persyaratan adminbistrasi telah dilengkapi maka dalam masa interview akan dilakukan pemanggilan melalui surat tertulis dan dilakukan ujian wawancara yang ditempatkan di lembaga pendidikan tersebut. Dalam materi seleksi ke dua berupa interview, akan dilakukan eksplorasi pada para pendaftar seputar : 1. Track record siswa dalam melakukan penelitian sesuai bidang minat 2. Sponsor pembiayaan selama pendidikan berlangsung 3. Faktor keluarga yang mungkin kelak dapat mempengaruhi proses belajar siswa 4. Proposal penelitian yang hendak dilakukan di akhir program studi berlangsung 5. Prestasi-prestasi selama ini di bidang yang diminati 6. Faktor-faktor lain yang mungkin dapat menggangu proses belajar siswa seperti kemungkinan mengidap suatu penyakit tertentu, atau memiliki masalah hukum yang dapat menjadikan siswa pada akhirnya harus berhenti dalam melakukan proses belajar
5
BAB II KURIKULUM 1. Materi Kurikulum Kurikulum pendidikan disesuaikan dengan ketentuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yaitu antara 25-28 SKS.
Dalam Program Magister Ilmu Farmasi
Veteriner, pendidikan akan berlangsung selama 4 semester dengan masa belajar 2 tahun dan beban SKS sebesar 28 SKS yang terbagi menjadi dua kelompok mata kuliah yaitu Mata kuliah Dasar Umum dan Mata Kulah Pilihan dan di akhiri masa penelitian. 1. Mata Kulah Dasar Umum (SEMESTER 1) Merupakan mata kuliah yang mendasari semua siswa dan harus diikuti oleh seluruh siswa. Mata kuliah tersebut terdiri dari : 1. Filsafat Ilmu
2 SKS
2. Metodologi & Bioetik
2 SKS
3. Statistik
2 SKS
4. Fisiologi & Biomekanik
2 SKS
5. Farmakologi Toksikologi
2 SKS
--------------------------------------------Total
10 SKS
2. Mata kuliah Pilihan (SEMESTER 2) Mata kuliah pilihan hanya dipilih oleh para siswa yang memiliki minat studi sesuai kehendak dan harus memilih dari mata kuliah yang disediakan sejumlah 10 SKS Minat Studi I. Farmasi Veteriner 1. Kimia Organik Fisik Lanjut
2 SKS
2. Biofarmasetik dan farmakokinetik
2 SKS
3. Managemen obat hewan & CPOBH
2 SKS
4. Kimia medisinal
2 SKS
5. Bioanalisis dan Instrumentasi
2 SKS
6. Preskripsi dan Formulasi
2 SKS
7. Managemen uji mutu obat hewan
2 SKS
6
8. Mikrobiologi klinik
2 SKS
9. Patologi Veteriner
2 SKS
10. Anatomi Histologi
2 SKS
11. Biomekanik
2 SKS
12. Fitofarrmaka/herbal medisinal
2 SKS
13. Vaksinologi
2 SKS
14. Rancangan Thesis dan ujian pra thesis
2 SKS
Minat Studi I Farmasi Veteriner Rumah Sakit 1. Terminologi medik veteriner
2 SKS
2. Sterilisasi
2 SKS
3. Biofarmasetik Farmakokinetik klinik
2 SKS
4. Patologi klinik lanjut
2 SKS
5. Radiologi
2 SKS
6. Peraturan Perundangan Obat Hewan 2 SKS 7. Managemen rumah sakit hewan 8. Pengelolaan Alat-alat/mesin keswan
2 SKS 2 SKS
9. Diagnosa klinik
2 SKS
10. Penyakit dalam lanjut
2 SKS
11. Bedah umum lanjut
2 SKS
3. Penelitian dan Ujian kelayakan (SEMESTER 3) Penelitian dan ujian kelayakan ditempuh selama 6 bulan, serta harus menghasilkan suatu keluaran bersifat (1) asli/originalitas (2) pengembangan ilmu atau menguji suatu teori baru, (3) dan harus dapat di publikasikan secara internasional.
Pada akhir penelitia akan disusul dengan Ujian Kelayakan dengan
beban 5 SKS 4. Ujian Thesis dan perbaikan (SEMESTER 4) Ujian Thsesis dan perbaikan penulisan dilakukan pada akhir studi dengan beban 3 SKS dan harus diselesaikan hingga akhir semester 4.
7
2. Muatan Garis Besar Program Pengajaran : Muatan Garis Besar Program Pengajaran Disesuaikan Dengan Peta Konsep Perogram Pendidikan seperti Denah di bawah : MINAT STUDI MAGISTER SAINS ILMU FARMASI VETERINER INDUSTRI (MSi) Semester 4
Ujian Thesis + Perbaikian
Penelitian dan ujian kelayakan
Semester 3
Mata kuliah pilihan : 10 SKS 1. Kimia Organik Fisik Lanjut 2. Biofarmasetik & Farmakokinetik klinik 3. Managemen obat hewan & CPOBH 4. Kimia medisinal 5. Bioanalisis dan Instrumentasi 6. Preskripsi dan Formulasi 7. Managemen uji mutu obat hewan 8. Mikrobiologi klinik 9. Patologi Veteriner 10. AnatomiHistologi 11. Fitofarrmaka/herbal medisinal 12. Vaksinologi 13. Rancangan Thesis dan ujian pra thesis
Semester 2
Fisiologi & Biomekanik
Filsafat ilmu
Pre-requisit
Farmakologi & Toksikologi
Metodologi riset Bioetik
Statistik
8
MINAT STUDI MAGISTER SAINS ILMU FARMASI VETERINER RUMAH SAKIT (MSi) Semester 4
Ujian Thesis + Perbaikian
Semester 3
Penelitian dan ujian kelayakan
Mata kuliah pilihan :
Semester 2
10 SKS
1. Terminologi medik veteriner 2. Sterilisasi 3. Biofarmasetik Farmakokinetik klinik 4. Patologi klinik lanjut 5. Radiologi 6. Peraturan Perundangan Obat Hewan 7. Managemen rumah sakit hewan 8. Pengelolaan Alat-alat/mesin keswan 9. Diagnosa klinik 10. Penyakit dalam lanjut 14. Bedah umum lanjut 15. Rancangan Thesis dan ujian pra thesis Fisiologi & Biomekanik
Filsafat ilmu
Pre-requisit
Farmakologi & Toksikologi
Metodologi riset Bioetik
Statistik
9
BAB III PROSES PEMBELAJARAN 1. Dosen/ Para pengajar Para pengajar akan di ambil dari para anggota AFFAVETI maupun institusi lain serta institusi induk dimana lembaga pendidikan tersebut berada.
Dalam
penunjukkan tenaga pengajar akan disesuaikan dengan tingkat kompetensi yang dimiliki (sesuai sertifikasi pendidik yang telah dimiliki) atau disesuaikan dengan rumpun ilmu dan serta tugas/weweang yang telah diemban oleh seseorang. Dalam hal-hal tertentu, pemilihan dosen pengampu dapat dimintakan kepada beberapa Organisasi Non Teritorial di bawah PB PDHI yang telah memiliki ahli-ahli sesuai keperluan. Bila telah mendapatkan nama-nama ahli tersebut, selanjutnya akan dilakukan seleksi oleh Ketua Program Studi mengkedepankan urutan kualitas tertinggi sesuai keperluan dengan seadil-adilnya.
2. Proses belajar mengajar Proses belajar mengajar dilakukan dengan cara tatap muka dan bila terdapat materi praktikum akan dilanjutkan dengan kegiatan praktikum.
Lebih lanjut pola
pembelajaran dapat dilihat seperti di bawah :
No
PROSES
PERSENTASE
SEMESTER
BELAJAR / MENGAJAR 1.
Tatap muka/Diskusi
20
1
2.
Tatap muka Diskusi dan praktikum, serta tugas mandiri
40
1 dan 2
3.
Kegiatan mandiri dalam pengawasan
100
3 dan 4
Dalam proses belajar mengajar nedia yang digunaan dapat berupa perangkat elektronik seperli over head projector, power point, ataupun multi media yang lain. Seandainya memungkinkan dapat menggunakan sarana belajar lain seperti dummy ataupun pasien sesungguhnya.
10
Pengembangan model pembelajar live skill dapat dilakukan bila telah terdapat fasilitas belajar serta para pengajar yang telah mampu melakukannya seperti model yang telah dikembangkan oleh UNDP.
3. Sarana pengajaran Sarana pengajaran dipersyaratkan di tempatkan pada lembaga pendidikan tinggi di lingkungan kedokteran hewan di dalam negeri yang telah memperoleh klasifikasi sertifikasi dari BAN PT setidaknya pada level B.
Dalam menambah
fasilitas proses pembelajaran, dapat mengikutsertakan sarana laboratorium lain di luar pendidikan tinggi, yang memiliki ukuran representatif sesuai tujuan belajar. Ukuran representatif yang dimaksudkan adalah setidaknya memiliki sertifikat telah terakreditasi dari suatu lembaga resmi di dalam suatu pemerintahan yang syah. Dalam menunjang sarana belajar tersebut setidaknya lembagaresmi tersebut memiliki dua unit yaitu unit tempat pengembangan kognitif dan psikomotor dan unit lain seperti perpustakaan.
4. Akomodasi siswa, asuransi dan sarana rumah sakit Akomodasi bagi siswa aan disesuaikan dengan fasilitas pendidikan yang menyelenggarakan termasuk asuransi dan sarana kesehatan lain. Namun demikian ONT AFFAVETI akan membantu sebatas kemampuan organisasi bila terdapat keterbatasan-keterbatasan dari lembaga penyelenggara 5. Beasiswa dan biaya penelitian lain Beasiswa dan biaya penelitian dapat dimintakan pada lembaga pendidikan penyelenggara melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Namun seandainya memungkinkan maka AFFAVETI akan ikut memecahkan persoalan tentang biaya pendidkan tersebut termasuk bersama-sama dengan dewan penasehat AFFAVETI.
11
BAB IV PENUTUP
Dalam upaya pembukaan program studi tersebut lulusan untuk kedua minat studi tersebut adalah Magister Sains (MSi) namun dalam ijazah akhir akan dituliskan hjenis studi yang dilakukan oleh siswa tersebut. Pembukaan program studi S-2 bidang ilmu Farmasi Veterinerharus sudah dilakukan setidaknya akhir tahun 2011.
Seandainya tidak mungkin dilakukan di
Indonesia maka akan diusahakan bekerja sama dengan salah satu universitas di Luar Negeri yang masih dekat dengan Indonesia untuk di tawarkan di buka di luar negeri.
12