STRATEGI POSITIONING PRODUK BATIK JAMBI Ade Octavia1 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNJA
[email protected] ABSTRAK Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis dan mengintepretasikan positioning produk batik Jambi. Desain penelitian adalah survey sample dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen batik Jambi dan batik Jawa. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan dari lima variabel yaitu variabel produk, layanan, personalia, saluran distribusi dan Citra terbentuk menjadi satu faktor baik untuk batik Jambi maupun batik Jawa. Hal ini menjadi satu implikasi bahwa persepsi konsumen tidak terlalu melihat perbedaan mendasar antara batik Jambi dan batik Jawa, sehingga sulit bagi batik Jambi untuk memposisikan batik Jambi menjadi sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan batik Jawa. Kata Kunci : Persepsi Konsumen, Posisi Kompetitif, Strategi Pemasaran
menciptakan citra yang berbeda guna
PENDAHULUAN Menciptakan dan meningkatkan nilai
serta
pelanggan yang
baik
penyerahannya membutuhkan dalam
kepada
kompetensi menghasilkan,
mendistribusikan serta penetapan harga da n
arena
menciptakan
promosi. dan
Upaya
menyerahkan
untuk nilai
secara tepat sangat dipengaruhi oleh pemikiran tentang kepada siapa ditujukan nilai tersebut, dan apa spesifikasi dari nilai yang diharapkan oleh para pelanggan yang dituju. Kapabilitas dan kompetensi yang dibutuhkan haruslah dapat secara tepat menetapkan spesifikasi nilai atau value yang ditawarkan (Assauri, 2011). Tujuan positioning produk adalah untuk
290
memperkenalkan konsumen.
produk
Pada
di
benak
tahap-tahap
awal
mengidentifikasi dan mendesain tawaran produk baru analisis penentuan posisi fisik produk bisa memberikan informasi yang bermanfaat kepada manajer pemasaran. Penentuan posis fisik produk berdasarkan data
tekhnis
penting
dapat menjadi
dalam
pemasaran
menjalankan
strategis.
langkah analisis
Disamping
itu
penentuan posisi fisik produk dapat memberikan andil pada interface antara pemasaran dan litbang yang lebih baik dengan menentukan karaktek produk yang lebih
penting
dan
membantu
mengidentifikasi struktur persaingan.
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Suatu yang
hanya
perbandingan sederhana berdasarkan
f i si k
tidak
memberikan gambaran posisi relatif yang
batik
menunjukkan
relatif
produk
tingkat
produksi
dan yang
Meskipun batik terkesan sebagai
dibenak
produk tradisional namun sudah saatnya
konsumen. Atribut fisik produk seperti
pengrajin dan pengusaha batik Jambi
kemasan,
untuk berorientasi pasar (Octavia et.al,
nama
ada
berkembang
meningkat pula.
lengkap karena pada dasarnya penentuan posisi
semakin
merek,
harga
da n
pelayanan seringkali dianggap konsumen
2011).
sebagai karakteristik yang tidak terlalu
merupakan faktor penting yang harus
penting.
konsumen
dibenahi selain keunggulan bersaing dan
terhadap produk sering didasarkan pada
pemahaman tentang pasar dan pelanggan.
atribut sosial atau psikologis, sehingga
Berbagai model orientasi pasar sudah
analisis penentuan posisi persepsi menjadi
ditemukan dan digunakan di berbagai
sangat penting (Boyd et al, 2000)
negara dan industri yang berbeda, seperti
Selain
itu
sikap
Untuk
itu
kapabilitas
usaha
Industri batik merupakan salah satu
Murray et al (2011), Nararo et al (2011)
jenis industri kecil dan menengah yang
dan Qureshi (2011). Pada kenyataannya
fokus pada usaha menciptakan suatu
dengan masuknya batik dari daerah lain
produk
budaya
terutama batik Jawa ke Provinsi Jambi
bangsa dan memiliki ciri khas tersendiri.
menyebabkan tingkat persaingan batik
Berdasarkan
menjadi
ha s i l
pengembangan usulan
dari
pemerintah,
semakin
meningkat.
UNESCO memasukkan Batik Indonesia
menghadapi
ke dalam Representative List karena telah
program bantuan dari pemerintah telah
memenuhi kriteria, antara lain kaya
diberikan
dengan
filosofi
Program bantuan pemerintah tersebut
kehidupan rakyat Indonesia; memberi
berupa bantuan permodalan, akses pasar,
kontribusi bagi terpeliharanya warisan
pelatihan, pendampingan usaha, pameran,
budaya takbenda pada saat ini dan di masa
studi banding ke industri batik dari daerah
mendatang.
lain dan memberikan kesempatan kepada
simbol-simbol
Sejak
UNESCO
dan
memberikan
persaingan,
Dalam
kepada
pengrajin
batik.
pengrajin batik untuk mempromosikan
pengakuan terhadap batik sebagai warisan
produk
budaya Indonesia, usaha-usaha kerajinan
mancanegara.
Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
beberapa
batik
ke
daerah
Keseluruhan
lain
serta
program 291
tersebut pada dasarnya adalah untuk
atribut fisik yang penting dari banyak
mendorong pertumbuhan industri batik
produk
dan meningkatkan nilai keunggulan batik
konsumen tahu, konsumen tidak akan
agar mampu bersaing dengan batik daerah
memiliki pemahaman yang cukup untuk
lain.
menggunakannya dalam memilih produk Namun demikian, meskipun batik
(Boyd,
2000).
Meskipun
yang ditawarkan. Posisi produk secara
Jambi merupakan produk hasil budaya
f i si k
dan nilai-nilai luhur masyarakat Jambi,
mengetahui data pasar, namun dapat
namun peminat batik Jambi masih belum
menjadi
besar dibandingkan dengan batik Jawa
menjalankan analisis pemasaran strategis.
untuk daerah pemasaran di Provinsi Jambi
Namun, tidak bisa memberikan gambaran
sendiri.
posisi relatif secara lengkap. Evaluasi
Pertanyaan
mendasar
adalah
seringkali
tidak
langkah
cukup
penting
dengan banyaknya produk batik yang
terhadap
tawaran-tawaran
ditawarkan
produk
sangat
persepsi
di
pasar
konsumen
bagaimanakah
mengenai
posisi
dipengaruhi
dalam
kompetitif
subjektif
banyak
untuk
faktor
karena seperti
produk Jambi itu sendiri ?. Posisi produk
pengalaman, tampilan produk, pendapat
baik secara fisik maupun berdasarkan
orang lain dan kampanye iklan yang
persepsi konsumen akan mempengaruhi
berbeda. Dengan demikian melakukan
bagaimana
melakukan
positioning product tidak cukup hanya
keputusan untuk membeli suatu produk
didasarkan kepada produk fisik tetapi juga
dan untuk produk hasil kekayaan budaya
perlu
maka fakta aktual yang diperoleh melalui
konsumen itu sendiri.
penelitian
konsumen
menjadi
penting
untuk
dilakukan. Perbedaan
didasarkan Didasarkan
kepada
persepsi
kepada
tingkat
persaingan antar batik di daerah Jambi, J a m bi
maka perlu dilakukan analisis tentang
dengan batik lain khususnya batik Jawa
posisi produk batik Jambi dibandingkan
pada dasarnya terletak pada material dan
dengan batik Jawa. Dengan mengetahui
tekhnik yang digunakan dalam membatik
posisi produk batik Jambi maka akan
(Kerlogue, 2005). Namun perbedaan ini
didapatkan
belum tentu bisa disadari oleh konsumen.
menyusun strategi bersaing bagi produk
Konsumen sangat sedikit mengetahui
yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal
292
antara
batik
informasi
aktual
untuk
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
tersebut
maka
penelitian
ini
a ka n
menganalisis posisi produk batik Jambi
Populasi dan Sampel Populasi
dalam penelitian ini
berdasarkan persepsi konsumen dengan
adalah konsumen batik Jambi dan batik
batik Jawa sebagai produk pembanding.
Jawa yang berlokasi di Kota Jambi. Jumlah sampel adalah 40 responden. Penarikan sampel dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN
menggunakan metode non probabilitas
Desain Penelitian Tujuan
penelitian
ini
adalah
sampling
dengan
tekhnik
sampel
menjelaskan hubungan antar dua variabel,
convenience dimana unit-unit atau orang-
maka metode yang dipilih adalah metode
orangnya mudah untuk ditemui tanpa
deskriptif
memerlukan daftar populasi.
dengan
pendekatan
survei
sampel. Pendekatan survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada dan membantu untuk membandingkan
Teknik Pengumpulan Data Data
yang
digunakan
dalam
dengan kriteria yang telah ditentukan
penelitian ini meliputi data primer dan
sebelumnya. Jenis penelitian ini termasuk
data sekunder dengan teknik pengumpulan
pada
data meliputi:
eksplanatory
research.
Desain
penelitian merupakan cross section studies
1. Penyebaran kuestioner, teknik ini
dengan mempelajari sampel dari berbagai
digunakan untuk mengambil data
strata pada waktu yang bersamaan dengan
penelitian
yang
belum
pertimbangan desain ini sesuai dengan
dipublikasikan
da n
merupakan
masalah dan tujuan penelitian.
data primer dari penelitian. 2. Field interview merupakan suatu
Lokasi Penelitian dasar
Lokasi penelitian dipilih dengan
teknik untuk mengumpulkan data
pertimbangan
dan informasi. Penggunaan teknik
obj e k
penelitian,
tujuan yang hendak dicapai, kemudahan
ini
didasarkan
pengumpulan data, faktor efisiensi waktu
pertimbangan
dan biaya, oleh karena itu penelitian
wawancara dapat digali tidak saja
dilakukan di Kota Jambi.
apa yang diketahui dan dialami
(1)
kepada melalui
subjek yang akan diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
293
di dalam diri subjek penelitian, (2)
dianggap valid. Untuk menguji reliabilitas
pertanyaan yang akan diajukan
instrumen
mencakup hal-hal yang bersifat
prosedur Cronbrach’s Alpha. Menurut
l i nt a s
Malhotra (2006) suatu instrumen dianggap
waktu,
dengan
yang
masa
sekarang
dan
berkaitan masa
sudah cukup reliable bilamana nilai Alpha
juga
masa
lebih besar atau sama dengan 0,6. Instrumen penelitian menggunakan skala
3. Dokumen, teknik ini digunakan mengumpulkan
sekunder
yang
dipublikasikan perusahaan
digunakan
lampau,
mendatang. unt uk
pengukuran
baik sebagai
data
likert lima poin. Variabel
te la h dari
Berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian, maka
ada
lima
objek
variabel yang digunakan yaitu produk,
penelitian, hasil penelitian dan
layanan, saluran distribusi, personalia dan
data-data pendukung yang relevan
citra. Adapun jumlah indikator yang
dengan
digunakan dalam instrument penelitian
penelitian.
Tujuan
penelusuran terhadap hasil-hasil
sebanyak 26 indikator.
penelitian, buku, teori dan konsep
Alat Analisis Data
adalah
unt uk
gambaran tentang
secara
mendapatkan
Alat statistik yang dapat digunakan
komprehensif
untuk menganalisis persepsi konsumen
sejauh
mana
tentang
posisi-posisi
kompetitif
dari
perkembangan instrumen orientasi
produk atau merek alternatif adalah Skor
pasar sudah digunakan.
rata-rata dan analisis faktor. Tujuan umum analisis faktor adalah meringkas informasi
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
dari banyak variabel menjadi jumlah
Sebelum dipergunakan kuestioner
faktor yang lebih kecil atau sedikit.
perlu
dilakukan
terhadap
Analisis faktor mengacu pada berbagai
validitas dan reliabilitasnya. Bilamana
tekhnik yang digunakan untuk melihat
koofisien korelasi antara skor suatu
dimensi
indikator
fenomena.Intepretasi hasil faktor
dengan
pengujian
skor
total
seluruh
indikator sama atau lebih besar dari 0,3 (r≥ 294
0,3),
maka
instrumen
tersebut
utama
atau
keteraturan
a. Factor loading, faktor ini adalah ukuran
pentingnya
suatu
variabel
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
dalam mengukur suatu faktor, sebagai
tahun dan kelompok usia 21 s/d 35 tahun.
alat untuk melakukan intepretasi dan
Berdasarkan penggunaan batik maka batik
memberi label suatu faktor.
sebagian besar dipergunakan untuk acara
b. Factor score, faktor ini adalah angka
pesta setelah itu untuk busana ke kantor.
yang menunjukkan setiap perhitungan
Berkaitan dengan dinyatakannya batik
nilai observasi pada masing-masing
sebagai warisan budaya tak benda dari
faktor dalam analisis faktor.
Indonesia, maka frekuensi penggunaan
c. Communality. Dalam analisis faktor,
batik
ukuran persentase variasi varaiabel yang dijelaskan oleh faktor.
juga
mengalami
Apabila
peningkatan.
ditelusuri
berdasarkan
tujuan pembelian maka sebagian besar konsumen membeli batik untuk dipakai sendiri (62.50%) sisanya untuk oleh-oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan lain-lain. Persentase terbesar tempat
Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin terdapat
pembelian batik adalah di toko khusus
50% responden adalah perempuan dan
penjualan batik yaitu sebesar 67.50%. Hal
50% responden berjenis kelamin laki-laki.
ini menunjukkan bahwa meskipun batik
Apabila
telah banyak digunakan baik pada acara
terbesar
diurutkan
maka
persentase
responden
adalah
resmi
maupun
tidak
resmi
namun
mahasiswa/pelajar diikuti dengan PNS
konsumen lebih memilih untuk membeli
dan Karyawan swasta/BUMN. Variasi
batik pada toko khusus yang menyediakan
jenis
batik.
pekerjaan
responden
yang
memberikan gambaran bahwa konsumen
Skor Persepsi Tentang Batik Jambi dan
batik tidak teratas pada kelompok dengan
Batik Jawa
jenis pekerjaan tertentu, tetapi batik telah
A. Produk
dipakai pada kelompok dengan semua
Secara keseluruhan rata-rata skor
jenis pekerjaan termasuk ibu rumah
persepsi
tangga maupun lulusan yang belum
produk menunjukkan skor dengan range
mendapatkan pekerjaan (lain-lain sebesar
baik (3.88 untuk batik Jambi dan 4.08
15%).
untuk batik Jawa). Desain batik Jambi Kelompok
responden
sebagian
besar adalah kelompok umur 17 s/d 20 Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
yang
konsumen
unik
terhadap
mendapatkan
variabel
tanggapan
konsumen paling tinggi sebesar 4.17 ( 295
baik). Sementara skor persepsi terendah
suatu produk lebih baik dibandingkan
adalah corak/model batik Jambi. Untuk
dengan produk lainnya.
batik Jawa skor rata-rata persepsi tertinggi konsumen
adalah
keanekaragaman
B a tik
Jawa
lebih
memiliki
corak/model yang lebih bermacam-macam
produk, sementara terendah adalah daya
dibandingkan
tahan produk. Perbandingan diantara batik
persepsi konsumen menunjukkan untuk
Jambi dan batik Jawa terlihat dari persepsi
indikator corak/model nilai batik Jawa
responden terhadap kedua jenis produk
lebih tinggi dibandingkan dengan batik
tersebut. Dari keanekaragaman produk,
Jambi.
ba t i k
ragam
menyebabkan batik Jawa terbagi dua
dibandingkan dengan batik Jambi. Batik
yaitu, batik pedalam (Solo,Yogya) dan
Jawa tidak hanya dijadikan bahan pakaian
batik pesisir (Cirebon, Lasem, Madura,
tetapi juga tas, sandal, dompet, pakaian
Tuban,dan lain-lain) penggolongan itu
jadi, sapu tangan, alas meja, selendang,
didasarkan
alas bantal dan kasur dan sebagainya.
geografis (budaya) dan corak motifnya.
Sementara batik Jambi belum banyak
Batik pesisir pada hakekatnya adalah batik
ditemui keaneragaman produk. Jikapun
dari luar daerah luar keraton, bebas, tanpa
ada hanya diproduksi secara terbatas dan
terikat pada patokan-patokan alam pikiran
tidak tersedia di banyak tempat.
relegius magis, feodalisme dan pranata-
Jawa
lebih
beraneka
batik
Adanya
pada
Jambi.
Rata-rata
pengaruh
lingkungan
la in
indikasi
Menurut konsumen produk batik
pranata teknis, corak-corak batik pesisir
Jambi memiliki daya tahan yang lebih
lebih spontan, kasar dan bebas baik
dibandingkan dengan batik Jawa. Namun
coraknya maupun warnanya dibandingkan
dalam
batik dari keraton.
instrument
penelitian
tidak
dikelompokkan kualitas batik. Meskipun ba t i k
Jawa
Warna batik Jawa lebih banyak
tersedia
lebih
banyak
dan menarik dibandingkan dengan batik
batik
Jambi
tetapi
Jambi. Batik Jambi sering menggunakan
ditawarkan di pasar dengan kualitas
warna-warna yang cerah seperti merah,
buatan yang berbeda. Demikian pula
orange, biru dan hijau. Penggunaan bahan
dengan batik Jambi, sehingga hasil ini
alami dari tumbuh-tumbuhan sebagai
belum
pewarna membuat hasilnya terlihat alami
dibandingkan
bisa menyimpulkan daya tahan
da n 296
menggambarkan
nuansa
alam.
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Seperti kayu sepang menghasilkan warna
terdiri dari satu bentuk motif saja. Pada
kuning
awalnya
kemerahan,
kayu
ramelang
motif-motif yang diterapkan
menghasilkan warna merah kecoklatan,
batik Jambi berupa motif-motif ragam
kayu lambat menghasilkan warna kuning
hias seperti terlihat pada ukiran rumah
dan kayu nilo menghasilkan warna biru.
adat Jambi dan pada pakaian pengantin.
Bahan dasar kain yang digunakan oleh
Sekarang ini motif yang dihasilkan lebih
para pengrajin batik di Kota Jambi berupa
beragam dan kaya akan filosofis budaya
sutera, katun, serat nanas, shantung dan
setempat.
parsimony (Dekranasda, 2011). Beberapa
B. Layanan
pengrajin
batik
masih
Nilai rata-rata keseluruhan untuk
mempergunakan bahan pewarna alami,
variabel layanan menunjukkan persepsi
dengan tujuan agar warna batik tersebut
baik dimana
tidak mudah luntur. Bahan pewarna alami
(batik Jambi) dan 3.61 (batik Jawa). Dari
tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan
keseluruhan variabel layanan untuk batik
yang hanya ada di provinsi Jambi. Warna-
Jambi indikator kemudahan untuk dipesan
warna
warna
memiliki nilai skor rata-rata tertinggi.
tradisional batik Jambi, yang mempunyai
Sementara indikator pengiriman batik
daya pesona khas yang berbeda dari
memiliki nilai skor rata-rata terendah.
pewarna kimia
Untuk batik Jawa, indikator tertinggi
tersebut
di
Jambi
merupakan
nilai persepsi adalah 3.64
Desain dan motif batik Jambi
variabel layanan adalah kemudahan untuk
sebagian besar di ambil dari bentuk flora
dipesan dan terendah adalah indikator
dan fauna. Keunikan batik Jambi terletak
konsumen dapat berkonsultasi dengan
pada kesederhanaan bentuk motif yaitu
penjual dalam memilih produk.
be n t u k
motif
yang
berdiri
sendiri.
Batik Jambi cenderung mudah
Keunikan lainnya adalah nama pada motif
untuk dipesan karena dekat dengan lokasi
batik Jambi diberikan pada setiap bentuk
responden
motif, seperti motif bungo tanjung, motif
Pemesanan ini dilakukan terutama jika
bunga melati, motif riang-riang dan
pembelian dalam jumlah banyak dan
sebagainya. Meski nama diberikan pada
konsumen menginginkan motif dan warna
setiap bentuk motif yang terdiri dari satu
tertentu yang tidak tersedia secara banyak
bentuk namun dalam penerapannya tidak
di pasar. Batik Jawa sebenarnya juga
Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
yaitu
di
Kota
Jambi.
297
mudah untuk dipesan, namun dengan cara
C. Personalia
yang berbeda. Konsumen harus memiliki informasi
lengkap
persepsi
konsumen
tempat
terhadap personalia/penjual batik jawa
pemesanan batik Jawa. Apalagi setiap
maupun batik Jambi tidak berbeda terlalu
daerah di Jawa mempunyai industri ini
besar
seperti
personalia/penjual dianggap hampir sama.
di
Solo,
tentang
Rata-rata
Yogya,
Cirebon,
Semarang, Tuban dan lain-lain. dengan
dan
3.67).
Kemampuan
Pada batik Jambi nilai rata-rata tertinggi
Pengiriman batik Jambi lebih cepat dibandingkan
(3.60
batik
Jawa,
adalah
pada
indikator
kemampuan
berkomunikasi dengan pelanggan dan
mengingat bahwa pemesanan dilakukan
nilai
dekat dengan tempat tingggal responden.
pengetahuan tentang kualitas produk.
Sistem
dilakukan
Pada batik Jawa, nilai tertinggi adalah
melalui jasa pengiriman barang, diantar
pada kemampuan berkomunikasi dengan
langsung oleh produsen/pengrajin dan
pembeli dan nilai terendah adalah pada
sebagainya. Sistem pemesanan secara
kejujuran dalam memberikan informasi
online saat ini juga menjadi pilihan yang
tentang kualitas produk.
pengiriman
memudahkan
batik
konsumen
untuk
mendapatkan produk. yang
terendah
Pengetahuan
indikator
penjual
tentang
kualitas produk batik yang dijual cukup
Batik bukanlah sebuah produk
baik,
baru,
penjual
secara
adalah
luas
masyarakat
meskipun batik
menurut Jawa
memiliki
mengenalnya sehingga informasi tentang
pengetahuan
batik sangat mudah ditemui. Dalam hal
dibandingkan dengan penjual batik Jambi.
untuk keperluan pemakaian seperti untuk
Umumnya konsumen akan menanyakan
pesta, pakaian kantor, oleh-oleh dan
tentang bahan dasar yang digunakan,
sebagainya informasi tentang batik Jawa
apakah mudah luntur atau tidak, kualitas
lebih banyak diandingkan dengan batik
jahitan dan berapa lama biasanya produk
Jambi. Hal ini juga disebabkan outlet
masih dalam keadaan baik. Biasanya
batik
dijumpai
bahan dasar kain yang digunakan oleh
dibandingkan dengan batik Jambi yang
para pengrajin batik berupa sutera, katun,
hanya tersedia pada toko-toko khusus
serat nanas, shantung dan parsimony.
Jawa
lebih
banyak
tentang
lebih
konsumen
kualitas
batik
menjual batik Jambi. 298
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Keramahan dan kesopanan penjual
batik dibandingkan dengan penjual batik
batik pada saat memberikan penjelasan
Jambi.
tentang kualitas dan jenis produk yang
kualitas produk secara jujur menjadi hal
diinginkan konsumen juga merupakan
penting yang harus disadari oleh penjual.
nilai
Nilai persepsi
Seringkali sikap jujur ini diabaikan hanya
konsumen menunjukkan selisih nilai yang
supaya penjual mendapatkan keuntungan
kecil, meskipun demikian penjual batik
besar. Dalam bisnis hal ini tentu saja
Jawa dinilai lebih ramah dan sopan dalam
melanggar etika. Dalam penelitian ini baik
melayani konsumen. Lebih
penjual batik Jambi maupun penjual batik
bagi
pelanggan.
lanjut,
Mengkomunikasikan
konsumen menilai bahwa penjual batik
Jawa
Jambi lebih tanggap dalam melayani
kejujuran tentang kualitas produk, hal ini
konsumen dibandingkan dengan penjual
diperkuat dengan nilai persepsi sebesar
batik Jawa meskipun nilai selisihnya kecil.
3.50 dan 3.52 yang masuk dalam kategori
Ketanggapan penjual terlihat dari sikap
baik.
yang dapat secara cepat merespn apa yang
D.Saluran Distribusi
diperlukan
pelanggan,
misalkan
menunjukkan
Terdapat
etika
tentang
rentang
dalam
nilai
hal
yang
menanyakan produk apa yang dicari,
berbeda antara saluran distribusi batik
membantu menunjukkan letak display
Jambi dan Batik Jawa dimana batik Jawa
produk dan memberikan alternatif desain
memiliki
dan warna yang dapat pilihan konsumen.
dibandingkan dengan batik Jambi (4.03
Bagi konsumen sikap tanggap ini sangat
dan 3.45). Pada batik Jambi nilai rata-rata
membantu konsumen untuk menemukan
tertinggi adalah pada kemudahan ditemui
produk secara cepat.
dibanyak tempat dan nilai terendah adalah
Kejujuran
penjual
nilai
yang
lebih
tinggi
dalam
dijual secara online. Pada batik Jawa nilai
mengkomunikasikan kualitas produk batik
tertinggi adalah pada indikator tersedia
merupakan hal yang sangat penting. Nilai
dalam jumlah yang banyak dan terendah
persepsi indikator ini untuk batik Jambi
adalah dijual secara online.
dan batik Jawa sangat kecil, meskipun
Batik Jawa lebih banyak memiliki
demikian konsumen menilai penjual batik
outlet
Jawa lebih memiliki kejujuran dalam
dibandingkan dengan batik Jambi. Hal ini
mengkomunikasikan
tentu saja patut menjadi perhatian, karena
tentang
kualitas
Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
khusus
penjualan
batik
299
di daerah penghasil batik itu sendiri masih
desain batik Jambi mampu bersaing
sedikit outlet khusus penjual batik Jambi.
dengan batik Jawa. Namun, dalam hal
Berdasarkan pengamatan, batik Jawa lebih
penguasaan tekhnologi pengusaha batik
tersebar apalagi untuk jenis pakaian jadi
Jawa
yang hampir bisa ditemui di beberapa
dengan pengusaha batik Jambi. Dengan
tempat. Outlet khusus batik Jambi sendiri
demikian
ada di Dekranasda, Mirabela, Mentari dan
kemampuan
beberapa butik kecil lainnya. Dengan
khusunya internet bagi pengusaha batik
demikian harus digiatkan lagi pembukaan
Jambi untuk dapat memanfaatkan peluang
outlet/toko khusus penjual batik Jambi
usaha secara maksimal melalui sistem
untuk memudahkan konsumen mencari
pemasaran secara online.
produk tersebut. Hal ini terkait pula
E. Citra
lebih
menguasai diperlukan
dibandingkan peningkatan
penguasaan
tekhnologi
dengan indikator berikutnya yaitu produk
Perbedaan nilai rata-rata antara
mudah ditemui di banyak tempat. Batik
batik Jambi dengan batik Jawa tidak
Jawa lebih mudah ditemui dibanyak
terlalu besar meskipun nilai rata-rata citra
tempat dibandingkan dengan batik Jambi.
batik Jambi lebih tinggi dibandingkan
Bukan
khusus
dengan batik Jawa (4.27 dan 4.14). Pada
penjualan batik saja tapi di mall atau
batik Jambi nilai indicator tertinggi adalah
pertokoan umum juga dapat dijumpai
batik
batik Jawa. Sementara konsumen sulit
memperkenalkan budaya sementara nilai
menemukan batik Jambi di Mall atau
terendah terdapat pada indikator memiliki
pusat perelanjaan maupun di pertokoan
perbedaan dengan batik dari daerah lain.
umum, batik Jambi hanya tersedia di
Pada batik Jawa nilai rata-rata tertinggi
outlet khusus atau di sentra pembuatan
terdapat pada indicator symbol budaya
batik Jambi.
bangsa sementara nilai terendah terdapat
hanya
di
outlet/toko
Pembelian secara online terkadang dilakukan oleh konsumen agar lebih
pada
Jambi
indikator
sebagai
memberikan
media
suasana
berbeda.
memudahkan mereka. Batik Jawa lebih
Batik merupakan simbol budaya
banyak dijumpai dalam situs belanja
bangsa Indonesia, hal ini juga telah diakui
online dibandingkan dengan batik Jambi.
oleh dunia internasional. Dibandingkan
Sementara dari keragaman produk dan
dengan batik Jambi, batik Jawa lebih
300
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
dianggap
sebagai
symbol
budaya
batik Jambi lebih tinggi dibandingkan
Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi bahwa
dengan batik Jawa. Nuansa kedaerahan
batik memang diperkenalkan pertama kali
kuat
di Pulau Jawa, bahkan batik Jambi juga
masyarakat Jambi dan bertempat tinggal
merupakan perluasan dari batik Jawa yang
di Jambi tentu saja hal ini menjadi lumrah
dimodifikasi dan disesuaikan motifnya
dirasakan.
dengan kearifan lokal masyarakat daerah
dirasakan,
Sudah
sebagai
sejak
bagian
lama
dari
batik
Jambi. Bahkan dalam perkembangannya
dipergunakan sebagai busana pada acara-
banyak dibantu oleh pengrajin-pengrajin
acara resmi di kantor maupun kedinasan
dari Pulau Jawa.
lainnya. Baik untuk batik Jambi maupun
Sebagai budaya
Jambi,
pengembangan motif
memiliki
perbedaan
menjadi
ciri
dari
batik yang
kh a s
Jawa
keduanya
menunjukkan
Jambi
persepsi konsumen yang positif. Hal ini
dan
menunjukkan bahwa desain dan motif
unik
rakyat
batik
Jambi.
batik
yang
menggambarkan
tentang
Keberadaan batik Jambi dapat menjadi
filosofis bangsa ditempatkan pada posisi
memperkenalkan budaya daerah Jambi
penting bagi si pemakai sehingga patut
sebagai perwujudan dari kearifan lokal
digunakan dalam acara penting pula.
flora dan faunanya yang mendominasi
Bukan itu saja, saat ini batik juga
motif-motif pada batik Jambi. Dengan
dipergunakan sebagai seragam sekolah
demikian penguatan pada promosi tentang
pada hari-hari tertentu sebagai bentuk
batik Jambi ke daerah maupun Negara lain
penghargaan
sangat diperlukan. Promosi ini tidak saja
produksi dalam negeri juga sekaligus
akan mampu meningkatkan citra Jambi di
sebagai upaya untuk melestarikan budaya
mata daerah atau Negara lain, namun
bangsa.
dampaknya juga akan dirasakan oleh
Analisis Posisi Kompetitif Batik Jambi
pengrajin-pengrajin batik Jambi.
dan Batik Jawa
Sebagai
budaya
daerah
dan
kecintaan
terhadap
J a m bi
Tujuan penelitian ini adalah untuk
ternyata ada nuansa tersendiri dalam
mengetahui bagaimana posisi kompetitif
benak konsumen ketika mengenakan batik
dari batik Jambi dan batik Jawa terutama
Jambi dibandingkan dengan batik Jawa.
dilihat
Nilai persepsi untuk indikator ini untuk
digunakan. Dalam hal pemetaan persepsi
Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
dari
posisi
variabel
yang
301
dilakukan dengan menempatkan variabel
belum menggambarkan posisi kompetitif
produk, layanan, personalia/orang saluran
batik secara khusus.
distribusi
dan
benak
Apabila dilihat dari skor rata-rata
konsumen apakah ada kemiripan antara
persepsi secara keseluruhan maka dengan
ba t i k
jelas
Jawa
citra
dalam
dengan
ba t i k
Jambi.
dapat
terlihat
bahwa
terdapat
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
perbedaan persepsi diantara batik Jambi
peneliti tidak mengelompokkan batik
dan batik Jawa dilihat dari variabel
Jawa menjadi kelompok yang lebih
produk,
spesifik
batik
distribusi dan citra. Adapun grafik secara
semarang, batik Cireon, batik Tuban, batik
keseluruhan dapat dilihat pada gambar
Betawi dan sebagainya sehingga hasil
berikut
seperti
batik
solo,
layanan,
personalia,
saluran
yang diperoleh masih bersifat umum dan 5 4 3 2
batik Jambi
1
batik Jawa
0
P ro d u k
La y a n a n
Personalia
Saluran Distribusi
citra
Gambar 2. Grafik perbedaan persepsi konsumen per variable Dari variabel citra, batik Jambi
menjadi identik produk Jawa bahkan
lebih unggul dibandingkan dengan batik
menjadi simbol budaya bangsa. Jauh
Jawa, sementara batik Jawa memiliki nilai
sebelum daerah Jambi dan daerah-daerah
lebih
tinggi
layanan,
untuk
variabel
produk,
lain menggerakkan
industri
personalia
maupun
saluran
batik Jawa sudah terkenal dimana-mana.
distribusi. Hal ini menjadi satu implikasi
Merepositioning
bahwa konsumen tidak terlalu melihat
memerlukan penguatan pada aspek apa
perbedaan mendasar antara batik Jambi
yang
dan batik Jawa, sehingga sulit bagi batik
perbedaan yang khas dengan batik Jawa.
Jambi untuk memposisikan batik Jambi
Penelusuran terhadap indikator-indikator
menurut
batik
batiknya,
Jambi
konsumen
masih memiliki
menjadi sesuatu yang berbeda. Batik telah
302
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
menemukan hasil yang dapat dilihat pada
gambar berikut.
5 4 3
batik Jambi
2
batik Jawa
1 0
A B C D E F G H I J K L MN O P Q R S T U VWX Y Z
Gambar 2. Grafik persepsi konsumen per indikator Berdasarkan indikator ditemukan
nilai lebih tinggi untuk variabel produk,
bahwa konsumen mempersepsikan batik
layanan, personalia maupun saluran
Jambi
distribusi.
adalah
sebagai
memperkenalkan
media
budaya
untuk
daerah
ke
2. Berdasarkan
indikator
daerah/negara lain. Sementara konsumen
bahwa
mempersepsikan
sebagai
batik Jambi adalah sebagai media
simbol budaya bangsa Indonesia. Hal ini
untuk memperkenalkan budaya daerah
terlihat
ke
dari
batik
nilai
Jawa
rata-rata
persepsi
konsumen
ditemukan
daerah/negara
mempersepsikan
lain.
Sementara
tertinggi pada dua jenis batik ini. Dengan
konsumen mempersepsikan batik Jawa
demikian kedua jenis produk batik ini
sebagai
perlu diperkuat sebagai citra bangsa dan
Indonesia.
simbol
budaya
bangsa
daerah. Konsumen memakai batik sebagai
3. Pengelompokkan berdasarkan atribut
busana karena ada identitas yang melekat
terlihat atribut yang dikaitkan dengan
pada motif-motif yang terdapat pada batik
gagasan dasar yang sama (memuat
yang
faktor yang sama), untuk batik Jambi
membedakannya
dengan
bukan
busana batik.
terkelompok menjadi 1 (satu) faktor dan untuk batik Jawa terkelompok
KESIMPULAN DAN SARAN
menjadi 1 (satu) faktor.
Kesimpulan 1. Dari variabel citra, batik Jambi lebih unggul dibandingkan dengan batik Jawa, sementara batik Jawa memiliki
Strategi Positioning..... (Ade Octavia)
Saran 1.
Berdasarkan
indikator
ditemukan
bahwa konsumen mempersepsikan
303
batik Jambi adalah sebagai media unt uk
memperkenalkan
daerah
ke
budaya
daerah/negara
Sementara
lain.
konsumen
mempersepsikan batik Jawa sebagai simbol budaya bangsa Indonesia. Pengusaha batik Jambi maupun batik Jawa dapat memposisikan produknya untuk penguatan citra batik ini di benak konsumen. 2.
Hasil pengelompokkan ini
dapat
digunakan untuk membuat peta ruang produk
dan
menunjukkan
pula
dimana setiap produk atau merek dianggap ditempatkan pada setiap faktor. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji
indikator
yang
te la h
terkelompok ini dalam penelitian persepsi tentang batik. 3.
Agar
ditemukan
peta
persepsi
konsumen tentang batik, maka perlu dilakukan
perbandingan
dengan
beberapa jenis batik lainnya yang ada di Indonesia, terutama bagi konsumen dengan tingkat keterlibatan tinggi sehingga benar-benar dapat diketahui positioning produk batik dengan lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Boyd, Harper W, Orville C Walker dan Jean-Claude Larreche, 2000.
304
Marketing Management, Erlangga. Jakarta. Karlogue, Fiona, 2005. Jambi Batik: A Malay Tradition ?. Indonesia and the Malay World, Vol. 33, No. 96 Malhotra (2006), Marketing Research.Prentice Hall Murray, James Y, Gerald Young Gao,2011. Market Orientation and Performance of Export Ventures: The Process Through Marketing Capabilities and Competitive Advantages. Academy of Marketing Science Journal Grenvale. Vol.39 p.252 Nararro,Antonio, Fransisco J Acedo, Fernando Cosada dan Emilio Ruzo, 2011. Integrated Model of Export Activity: Analysis of Heterogencity in Managers Orientation and Perception on Strategic Marketing Management in Foreign Markets. Journal of Marketing Theory and Practice, vol.19 p.187 Octavia,Ade dan Erida, 2012. Model Marketing Orientation Export Batik Jambi,I-MHERE,laporan. Qureshi,Shahid dan Jan Kratzer, 2011. An Investigation of Antecedent and Outcome of Marketing Capabilities in Entrepreneur Firms: An Empirical Study of Small Technology-Based Firms in Germany. Journal of Small Business and Entrepreneurship,vol.14 p.49 Sofjan, Assauri,2011. Marketing Creating and Adding Customer Value for Sustaining Competitive Advantage, Manajemen Usahawan Indonesia Vol.40 N0.5.
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373