Network Management dan Strategi Bisnis Perusahaan
“
Deris Stiawan (Dosen Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI) Sebuah Pemikiran, Sharing, Ide Pengetahuan, Penelitian
Pendahuluan ... Di sistem suatu infrastruktur yang heterogen bisa terdiri dari banyak vendor dengan standar masing-masing. Beragamnya perangkat tersebut sebut saja dari devices router, switch core, distribution, access layer. Lastmile, perangkat storages dan sebagainya. Perubahan setiap konfigurasi dan maintenance rutin dari setiap perangkat tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja infrastruktur kita secara umum. Bayangkan jika banyak perangkat tadi menggunakan metode sendiri-sendiri dalam memantau infrastruktur tersebut pastilah akan meningkatkan cost maintenance perusahaan tersebut. Untuk menjamin layanan atau delivery service pada sistem Informasi yang telah dibangun dengan infrastruktur tertentu, dibutuhkanlah suatu sistem monitoring agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Dengan jaminan layanan yang diberikan, ada beberapa manfaat yang dapat dibuat pada layanan IT tersebut, diantaranya 1. Layanan yang baik, bagaimana sebuah perusahaan bisnis dapat memberikan layanan terbaiknya bagi pelanggan dengan menggunakan cara yang akan membuat lebih efisien, efektif dan tepat. 2. Cost yang rendah, bagaimana sebuah layanan yang baik dapat dibuat dan digunakan oleh pelanggan nantinya dengan biaya yang murah. Dan cost yang rendah juga akan dirasakan oleh penyelenggara jasa layanan karena mereduksi biaya-biaya lain seperti maintenance sistem, nilai kehandalan sistem dan sebagainya yang biasanya susah diukur dengan uang. 3. Meningkatkan flesibilitas dan respon, 4. Meningkatkan respon pada keinginan pelanggan, Proactive dan Reactive pada layanan
Network Management & Strategi Bisnis Perusahaan | 092009
1
Dengan Service Management Architecture memungkinkan kita dapat membuat matric untuk mengevaluasi layanan pada Bisnis dan Level Infrastruktur IT, pada level tujuan bisnis yang ingin dicapai dimulai dengan unit manajemen bisnisnya, pelanggan, dan hasil dari bisnis tersebut akan dipetakan untuk level infrastruktur IT nya. Service didefinisikan pada bagian dari proses, technical expertise (orang), dan teknologi yang sangat mempengaruhi dari layanan yang diberikan. Layanan yang diberikan dapat menjadi bagian dari beberapa karakteristik untuk mengukut perbedaan pada cost dan harga. 1. Kompleksitas 2. Resiko 3. Kebutuhan layanan / support level
Fungsi-Fungsi Management Network Dalam pendekatan Pengaturan Jaringan (Network Management) terdapat beberapa fungsi yang harus diperhatikan. Ada beberapa bagian dalam sebuah fungsi di pengaturan jaringan yang mempunyai tugas yang saling menunjang.
Gambar 1. Fungsi-fungsi manajemen
Network Management & Strategi Bisnis Perusahaan | 092009
2
1. Planning, pada bagian perencanaan, harus mempelajari tentang infrastruktur IT (hadware, software, dan proses bisnis) yang telah berjalan dan digunakan, hal ini akan sangat memudahkan untuk memetakan kebutuhan sekarang dan akan datang, terutama hubungan dengan Material Management proses. Hubungan ini akan mempengaruhi Jaringan terutama pada permasalahan stock barang pada saat terjadi kerusakan. Ketergantungan juga dengan pihak supplier karena berhubungan dengan policy dan peraturan pemerintah dalam pengadaan barang. Dengan perencanaan yang baik maka akan membantu untuk mengatur pekerjaan, resiko yang mungkin muncul, dalam perencanaan jangan sampai akan melebihi dari kemampuan perusahaan baik dari sisi financial dan strategi bisnisnya. Proses perencanaan juga akan menetukan kinerja dari performance management 2. Configuration Management, proses pada bagian ini berisi tentang pengaturan konfigurasi seperti tentang data, kontrol. Inisialisasi, starting dan membuat aturan pengoperasioan dan terminasi layanan, misalnya membuat aturan f.a.q untuk pelanggan, membuat sistem ticketig support dan status pengerjaanya, sampai dengan step by step troubleshooting. Hal ini jika dipersiapkan dengan baik akan sangat membantu dalam kenyamanan pelanggan. Jika pelanggan banyak maka kemungkinan masalah trouble juga akan semakin tinggi, maka dibutuhkan suatu proses agar dapat meranking permasalahan berdasarkan kategori tertentu. Proses ini juga berhubungan dengan Material Management . 3. Fault Management, bagaimana melakukan kegiatan preventif permasalahan, fault recovery, dan proactive maintenance. Membuat proses sistem yang menangani layanan dan sumber daya, insiasi percobaan, membuat rencana pada saat terjadi, sedang dan telah terjadi, serta bagaimana resortasi dan segmentasi hambatan yang akan terjadi pada permasalahan. Proses ini sangat mempengaruhi dari
faktor Proses Performance
Management. 4. Performance Management, tolak ukur dari kinerja sistem atau layanan yang diberikan kepada user atau pelanggan salah satunya adalah dari nilai Service Level Aggreament (SLA) yang diberikan, semakin tinggi SLA maka faktor pendukungnya harus berjalan dengan baik, baik dari proses Planning, Configuration Management, dan Fault Management, sedangkan hubungan dengan pelanggan lebih bersifat report status. Salah satu informasi yang dapat diberikan kepada user contohnya performance dari network yang tidak pernah intermittent atau terjaga latency, yang dibuat dalam bentuk Looking Glass dan Network Status.
Network Management & Strategi Bisnis Perusahaan | 092009
3
5. Accounting Management, sudah seharusnya dalam proses ini harus dibuat suatu sistem billing untuk setiap pelanggan. Sistem yang dibuat harus dapat ditriger dengan sistem lainnya dan secara tepat dan mudah dapat diakses oleh pelanggan dan pengecekan dibagian keuangan. Sistem harus dapat menyimpan semua informasi tentang user, jenis layanannya, record atau histori trouble yang pernah terjad atau report dari pelanggan tersebut. Proses ini berhubungan dengan sistem proses Configuration Management. 6. Material Management, Dalam pengangaran produk yang digunakan sangat tergantung pembiayaannya. Setiap solusi punya karakteristik sendiri yang membedakan kelas antar vendor tersebut. Proses ini dari procurement, kontrol dan penyimpanan alat yang akan diinstalasi dan diperbaiki pada jaringan, 7. Workforce Management, Dalam proses ini harus dibuat standar penanganan bagaimana jika terjadi permasalahan, apakah layanan sumber daya yang ada tersedia. Harus dibuat perencanaan dan kontrol kegiatan setiap operasional pegawai dari workload sehari-hari, dan tools yang digunakan.
NOC, NMC dan System Ticketing Diperlukan pengawasan 24 jam terus menerus tanpa henti untuk menjamin availability layanan, maka diperlukan suatu bagian kerja yang disebut Network Operations Center (NOC) bertugas untuk 1. Menangani kesalahan atau penanganan pengembalian layananan 2. Pengaturan konfigurasi layanan 3. Pengaturan performa dan traffic management 4. Pengaturan permasalahan keamanan 5. Pengaturan pencatatan 6. Pengaturan Laporan 7. Pengaturan Inventori peralatan 8. Data Gathering dan analisa awal.
Network Management & Strategi Bisnis Perusahaan | 092009
4
Bekerja dangan sistem shift 24 jam untuk mengatur kegiatan diatas, pelanggan dapat dengan mudah diselesaikan permasalahannya. Sistem interaksi antara NOC dengan para pelanggan dapat dibuat dengan menyediakan nomer Hotline, via chat, email atau sitem ticketing. Penanganan administrasi dengan siste ticketing ini akan sangat membantu pihak NOC dan management yang dibuat berdasarkan eskalasi penanganan yang terjadi. Sistem ini menjadi bagian dari penanganan kesalahan dan digunakan untuk mentrack permasalahan yang terjadi di jaringan baik permasalahan teknis atau non teknis, dengan sistem ticketing ini maka dapat dilihat berapa lama restorasi permasalahan ditangani dan pelaporan setelah permasalahan diatasi. Biasanya yang bertugas untuk memonitor jalannya jaringan internetworking dalan suatu ruang monitoring yang biasa disebut team Network Monitoring Center (NMC). NMC disediakan display monitoring untuk melihat semua status koneksi internetworking jaringan. Team NMC akan memberikan informasi atau alert kepada team NOC untuk eskalasi lebih lanjut. Sama dengan team NOC Team NMC juga menjaga 24 jam koneksi. Biasanya hal-hal anomaly dan intermitten jaringan secara dini akan diketahui oleh NMC.
Bahan Bacaan [1] Anonymous (2002), Architecting for business Productivity, 2002, cisco.com [2] Anonymous (2001), Architecting for ebusiness, cisco.com [3] Drogsets Dennis (2002) The new management Landscape, Packet Magazine, Third Quarter Volume 14 No. 3 [4] Kuenz Don (1999), “Introduction SNMP”, Inside Solaris, Proquest Computing [5] Tubran Efraim, Ephraim Mclean, James Wetherbe (2001), “Information Technology For Management” , John Willey & Sons, USA. [6] Goldman James E., Philips T. Rawless (2001), “ Applied Data Communications, a business oriented approach “, John Willey & Sons, USA. [7] Yaple James (2006), “ITIL Availability Management: Beyond the Framework”, www.cmg.org
Network Management & Strategi Bisnis Perusahaan | 092009
5
[8] Subramanian Mani (2000), “Network Management: an Introductions to principals and practice”, Addison-wesley, USA [9] Feit Sidnie (1995), “A Guide to Network Management SNMP” McGraw-Hill, USA [10] Stalling Wiliam (1998), Security Comes to SNMP: The New SNMPv3 Proposed Internet Standards, The Internet Protocol Journal [11] Krishnamoorthy Vijay (2002), Cisco AutoQoS: A New Paradigm for Automating the Delivery of Network Quality of Service, 2002, cisco.com [12] CCIT (1992), “principle for a telecommunications management network”, M.3010 [13] Iwashita Katsushi (2007) , “Special Section on Generation Network Management”, The Institute Of Electronic, Information and Communication Engineers vol E90-B. [14] Gupta Ankur (2006), Network Management : Current Trends and Future Perspectives, Journal of network and systems Management, vol 14 no 4.
Network Management & Strategi Bisnis Perusahaan | 092009
6