MUTU FISIK SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill)
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH HALIMATUS TSA’ADIYAH NIM 08.008
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG AGUSTUS 2011
MUTU FISIK SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan kepada Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program D III bidang Analis
OLEH HALIMATUS TSA’ADIYAH NIM 08.008
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG AGUSTUS 2011
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul MUTU FISIK SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK BUAH TOMAT ( Lycopersicum Esculentum Mill ) oleh HALIMATUS TSA’ ADIYAH telah diperiksa dan disetujui
Pembimbing
Sugeng Wijiono,S.SI.,Apt.
ABSTRAK Tsa’Adiyah, Halimatus. 2011. Evaluasi Sediaan Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) . Karya Tulis Ilmiah. Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Putra Indonesia Malang, Pembimbing Sugeng Wijiono,S.SI.,Apt Kata kunci : Granul Effervescent, Ekstrak Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill), uji mutu sediaan. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah terhadap hasil pertanian misalnya buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Buah tomat selain digunakan sebagai bahan pangan, juga bisa digunakan untuk meningkatkan stamina juga sebagai daya tahan tubuh, dan memiliki banyak kandungan yang berkhasiat diantaranya adalah kholin, mineral, protein, lemak untuk berfungsi sebagai pertumbuhan. Rutin untuk memperkuat pembuluh kapiler, klorin dan shulfur berkhasiat sebagai detoksikan, likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit seperti kanker dan penyakit jantung. Pembuatan granul effervescent dari buah tomat dapat meningkatkan nilai tambah karena produk tersebut tahan lama dan menjadi ketertarikan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik buah tomat yang dibuat dalam bentuk sediaan granul effervescent, dapat menghasilkan mutu fisik granul yang memenuhi syarat yag telah ditetapkan meliputi uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji sudut diam dan uji kadar air. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium teknologi Farmasi Putra Indonesia, Malang juni 2011 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif terhadap pembuatan serbuk effervescent ekstrak buah tomat dilakukan dengan cara membuat suatu formula granul effervescent ekstrak buah tomat yang baik .untuk mengetahui mutu fisik sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat dibandingkan dengan standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa granul effervescent ekstrak buah tomat mempunyai kualitas mutu fisik yang baik yang ditunjukkan pada hasil uji dengan literatur. Untuk menghasilkan kualitas mutu fisik yang baik komposisi bahan pembuatan granul effervescent ditambahkan zat pelicir untuk memperbaiki waktu alir yang kurang baik.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan Pencipta alam, manusia dan kehidupan, Tuhan maha mengatur segalanya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Evaluasi Sediaan Granul Effervescent Ekstrak Buah Delima Putih (Punica Granatum Album)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan program DIII di Akademi Analis Farmasi dan Makanan
“Putera Indonesia” Malang. Sehubungan dengan terselesainya penulisan karya tulis ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak, yaitu : 1. Drs. Sentot Joko Raharjo, S.Si., selaku Direktur Akademi Farmasi “
Putera Indonesia” Malang. 2. Bapak Sugeng Wijiono,S.SI.,Apt., selaku Penguji I
3. Ernanin Dyah W.S.Si.,M.P penguji II 4. Yudi Pornomo S,Si.Apt.M.Kes penguji III 5. Bapak dan Ibu dosen Akademi Farmasi serta semua staf. 6. Kedua orang tua yang selalu berdoa dan memotivasi saya. 7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang langsung maupu tidak
langsung memberikan bimbingan, bantuan serta arahan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat diharapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat.
Malang , Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................
3
1.4 Kegunaan Penelitian ...............................................................................
4
1.5 Asumsi Penelitian ..................................................................................
4
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah............................................
4
1.7 Definisi Istilah .......................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tanaman....................................................................................
6
2.1.2 Klasifiksi Tanaman...................................................................
7
2.1.3 Ciri-ciri Umum Tomat…………...............................................
7
2.1.4 Kandungan dan Manfaat Tomat...............................................
8
2.2 Sediaan Effervescent..............................................................................
10
2.3 Tinjauan Tentang Ekstrak.......................................................................
17
2.4 Evaluasi Sediaan Granul.........................................................................
20
2.5 Kerangka Teori..........................................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...............................................................................
23
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................
23
3.3 Instrumen Penelitian................................................................................
24
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian................................................... ……….
24
3.5 Definisi Operasional Variabel.................................................................
24
3.6 Pengumpulan Data..................................................................................
26
3.7 Proses Pembuatan Serbuk Effervescent Ekstrak Buah Tomat………….
28
3.8 Evaluasi Sediaan Granul.........................................................................
30
3.9 Analisa Data............................................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku...............................................................
33
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat............................................ ……………………………….
35
BAB V PEMBAHASAN .......................................................................
47
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan.........................................................................................
41
6.2 Saran.....................................................................................................
42
DAFTAR RUJUKAN.............................................................................
43
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………
45
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel...............................................
25
Tabel 3.2 Perhitungan Formula Satu Sachet 11 g..........................................
27
Tabel 3.3 Perhitungan Bahan Untuk Pengujian............................................
27
Tabel 4.1 Tabel Pemeriksaan Bahan Secara Organoleptis............................
34
Tabel 4.3 Hasil Uji Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat.....................
35
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Proses Pembuatan Granul Ekstrak buah Tomat………………
45
Lampiran II Proses Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat..................................................................................................
46
Lampiran III Hasil Uji Waktu Alir..............................................................
47
Lampiran IV Hasil Uji Kadar Larut............................................................
48
Lampiran V Hasil Uji Kadar Air.................................................................
49
Lampiran VI Hasil Uji Sudut Diam............................................................
50
Lampiran VII Perhitungan Bahan…...........................................................
51
Lampiran VIII Gambar - Gambar…............................................................
54
Lampiran VIIII Hasil Determinasi.….........................................................
57
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang mempunyai keanekaragan hayati, Indonesia memiliki hasil alam yang cukup melimpah terutama pada sektor pertanian. Keberhasilan pembangunan ekonomi pada pengembangan sektor industri dan jasa sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam membangun sektor pertanian yang tangguh. efisien dan berorientasi pada industri pertanian. Dengan demikian diperilukan keseimbangan yang kokoh antara sektor pertanian dan industri. Menurut World Health Organization (WHO) (1998), sebanyak 20.000 jenis tumbuhan di bumi dapat dimanfaatkan sebagai obat dan 11 persennya atau sebanyak lebih dari
2.200 jenis tumbuhan obat terdapat di alam Indonesia. Salah satu
tumbuhan yang memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah adalah buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi, menyehatkan dan mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan. Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik (mumtazanas,2007)
Buah tomat terdiri dari 5-10 % berat kering tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar 50 % dari berat keringnya terdiri dari gulagula pereduksi (terutama glukosa dan fruktosa), sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin dan lipid. Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat baik (excellent) karena 100 gram tomat memenuhi 40% dari kebutuhan vitamin C sehari. Vitamin C memelihara kesehatan gigi dan gusi serta sariawan, mempercepat sembuhnya luka-luka, mencegah penyakit Scurvy (skorbut), serta menghindarkan terjadinya pendarahan pembuluh darah halus. Selain vitamin c buah tomat juga menggandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, likopen, asam malat, asam sitrat, bioflafonoid, protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenine, trigonelin, kholin, mineral, (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, clorine), vitamin (B1, B2, B6, E, niasin), dan histamin. Rutin dapat memperkuat pembuluh kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkhasiat detoksikan. Klorin secara alamiah menstimulir kerja hati dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati lainnya likopen yang mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit seperti kanker dan penyakit jantung Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi mendorong untuk membuat suatu formula yang tepat untuk mengolah bahan alam ( buah tomat ) menjadi sediaan yang acceptable atau mudah diterima oleh masyarakat serta memenuhi syarat sediaan yang dipilih adalah granul effervescent, mengingat bentuk ini relatif memiliki banyak keuntungan dibandingkan bentuk sediaan lain. Keuntungannya adalah memiliki rasa yang enak karena adanya karbonat yang
membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu, mudah untuk digunakan dan nyaman (Allen, 2002), sediaan yang bersifat penyegar, dapat dikonsumsi mulai dari anak – anak sampai orang dewasa, bukan hanya sebagai obat tetapi juga sebagai suplemen dan praktis penyajiannya selain itu sediaan ini berbuih saat dimasukkan dalam air. Berdasarkan hal tersebut, peneliti membuat sediaan granul effervescent dari buah tomat setelah itu akan dievaluasi dan dibandingkan dengan standart / pustaka “layak atau tidak buah tomat dibuat dalam bentuk granul effervescent”. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan sediaan effervescent dari buah tomat adalah terbatasnya informasi, proses pembuatan, dan tomat yang ditambah sukrosa akan menyebabkan warna menjadi coklat dikarenakan adanya proses browning dari sukrosa dan vitamin c nya. Dari kendala tersebut dapat diatasi dengan cara tomat diekstrak dingin dengan menggunakan asam sitrat (john deman, 1997 )
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mutu fisik granul effervescent ekstrak buah tomat dengan menggunakan formula tertentu ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui mutu fisik yang di buat dengan formula tertentu granul effervescent ekstrak buah tomat. 1.3.2Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui mutu fisik buah tomat yang dibuat dalam bentuk sediaan granul effervescent dapat menghasilkan mutu fisik granul yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan meliputi uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji sudut diam, dan uji kadar air.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti yang lain supaya mengetahui bahwa buah tomat bisa dibuat menjadi sediaan granulasi effervescent. 1.4.2 Memberikan informasi tentang pembuatan serbuk effervescent tomat dengan formula tertentu untuk menghasilkan sifat fisik yang baik.
1.5 Asumsi Penelitian 1. Ekstrak buah tomat bisa digunakan sebagai pengganti zat aktif dalam sediaan effervescent 2. Uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji sudut diam dan uji kadar air dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu fisik sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah evaluasi sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat yang di buat dengan granulasi kering dengan metode perkolasi. Keterbatasan penelitian ini adalah pengujian granulasi effervescent hanya di uji secara fisik.
1.7.Definisi Istilah Granul adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan atau serbuk kasar dan mengandung unsur obat dalam campuran yang kering. Effervescent adalah sediaan yang mengandung asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat, bila dilarutkan dalam air akan berbuih mengeluarkan karbondioksida (CO2). Ekstrak tomat adalah bahan yang disari dari buah tomat untuk dijadikan bahan yang berkhasiat dalam pembuatan sediaan yang dapat menyembuhkan penyakit sariawan karena dalam tomat tersebut mengandung vitamin c.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tanaman 2.1.1 Tomat Tomat (lycopersicum esculentum mill) pada mulanya ditemukan di sekitar Peru, Ekuador dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan ‘apel cinta’ atau pomme d’ amour. Dikatakan sebagai apel cinta karena tomat diyakini mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya. Tomat juga banyak digunakan untuk masakan seperti sup, jus, pasta, dllnya. Rasanya yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat. Lebih jauh menurut DR. Jhon Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat, pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu, gangguan pencernaan, memulihkan fungsi lever, dan sebagai anti kanker (Astawan. 2008)
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
superdivisi
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliopyta (tumbuhan berbunga)
Kelas
: Dicotyledonae (berkeping dua / dikotil)
Bangsa
: Solanales
Suku
: Solanaceae (berbunga seperti terompet)
Marga
: Solanum
Jenis
: Solanum Lycopersicum L.
Sinonim
: Lycopersicon esculentum Miller
2.1.3 Ciri-Ciri Umum Tomat Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-2600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Tanaman ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5 - 2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada bukubukunya, berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundar telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 10-40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dengan rangkaian berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya
kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukuranya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning kecoklatan. 2.1.4 Kandungan Dan Manfaat Tomat Buah tomat mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponi, asam folat, likopen, asam malat, asam sitrat, bioflafonoid, protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenine, trigonelin, kholin, mineral, (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, clorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, niasin), dan histamin. Rutin dapat memperkuat pembuluh kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkhasiat detoksikan. Klorin secara alamiah menstimulir kerja hati dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati lainnya. Likopen adalah pigmen merah betakaroten pada tomat, tomat berkhasiat antibiotik. Tomat menggandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang tinggi menyebabakan tomat berwarna merah. Seperti halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam golongan karotenoid. Telah banyak peneliti yang mengungkapakan manfaat likopen terhadap kesehatan. Likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit seperti kangker dan penyakit jantung. Tomat yang dihancurkan atau dimasak merupakan sumber likopen yang lebih banyak dibandingkan dengan tomat mentahnya. Sebagai contoh, jumlah likopen dalam tomat dimasak bisa mencapai lima kali lebih banyak dari pada tomat segar. Para peneliti menduga tomat yang dimasak dapat mengeluarkan likopen lebih banyak sehingga mudah diserap tubuh. Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat. Oleh karena itu pemasakan dengan sedikit
pemanasan dapat melepaskan komponen ini. Sebagai tambahan pemasakan tomat dengan minyak zaitun (oliveoil) memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lebih baik (Ahuja etal, 2003) Dalam pigmen warna merah pada tomat mempunyai nilai lebih lainnya, warma merah pada tomat lebih banyak mengandung likopen, yaitu suatu zat antioksidan yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat rokok, polusi dan ultraviolet. Selian itu belakangan diketahui likopen juga berkhasiat membantu mencegah kerusakan sel yang dapat mengakibatkan kangker leher rahim, kangker prostat, kangker perut dan kanker pankreas. Memang likopen tidak hanya terdapat dalm tomat saja tetapi juga anggur merah, semangka, dan pepaya (namun, likopen yang banyak terdapat pada tomat untuk mendapat khasiatnya terutama untuk orang dewasa, tomat sebaiknya dimakan setiap pagi sebanyak satu atau dua buah). Rasa asam pada tomat berasal dari kandungan asam sitrat menyebabkan tomat terasa segar, sehingga dapat menambah nafsu makan. Rasa asam ini sangat baik dikonsumsi saat kita mengalami mual atau dikonsumsi oleh para wanita yang mengalami PMS (Pre Menstual Syndrome).. Kandungan Gizi dari Buah Tomat : Kandungan Gizi Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr) Vitamin A (SI) Vitamin B (mg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg)
Buah Muda 23,00 2.00 0,70 2,30 320.00 0,07 30,00 5,00 27,00
Buah Masak 20,00 1,00 0,30 4,20 1500,00 0,60 40,00 5.00 15,00
Zat besi (mg) 0,50 Air (g) 93,00 (Panduan Lengkap Budi Daya Tomat, 2007)
0,50 94,00
2.2 Sediaan Effervescent Garam-garam effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang kering (Ancel, 1989). Mohrle (1989) menambahkan effervescent biasanya terdiri dari bahan obat, asam tartrat, asam sitrat dan sodium bikarbonat. Menurut Ancel (1989) granul adalah gumpalan-gumpalan partikel kecil yang dibuat dengan melembabkan serbuk yang diinginkan lalu melewatkanya pada celah ayakan dengan ukuran lubang sesuai dengan ukuran granul yang ingin dihasilkan. Reaksi yang terjadi pada pelarutan effervescent adalah reaksi antara senyawa karbonat untuk menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan efek “sparkle” atau rasa seperti pada air soda. Reaksi ini dikehendaki terjadi secara spontan ketika effervescent dilarutkan dalam air (Mohrle, 1989). Ancel (1989) menambahkan, larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garam atau rasa lain yang tidak diinginkan dari zat obat. Formula garam effervescent resmi yang ada unsur pembentuk effervescent terdiri dari sodium bikarbonat, asam tartrat, asam sitrat (Ancel, 1989). Reaksi antara asam sitrat dengan sodium bikarbonat pada effervescent dijabarkan sebagai berikut: H3C6O7H2O + 3NaHCO3 Asam sitrat
→
Natrium bikarbonat
NaC6H5O7 + 4H2O + 3CO2 Natrium sitrat air
karbondioksida
Reaksi antara asam tartrat dengan Natrium Bikarbonat : H2C4H4O6 + 2NaHCO3 Asam tartat
→
Natrium bikarbonat
Na3C4H4O6 + 2H2O + 2CO2 Natrium tartat air
karbondioksida
Effervescent yang baik menurut beberapa peneliti adalah effervescent dengan pH rendah (kondisi asam), kelarutan tinggi, reabsorbsi air rendah, kadar air rendah, kenampakan serbuk effervescent, kenampakan minuman, aroma, rasa, yang sesuai oleh panelis. Beberapa penelitian granul effervescent menggunakan bahan dasar yang berbeda-beda. Tujuan formulasi effervescent tersebut adalah untuk memperbaiki rasa dari bahan dasar saat dikonsumsi baik sebagai obat, suplemen dan sebagainya. Selain memperbaiki rasa, kepraktisan dan kemudahan dikonsumsi sebagai alternative bagi konsumen yang sulit menelan obat menjadi dasar pemilihan formulasi dalam bentuk effervescent. Karakteristik dari granul effervescent yang harus dipenuhi adalah pada saat granul dimasukkan air terjadi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber karbonat yang menghasilkan garam natrium dan asam kemudian menghasilkan gas dalam bentuk karbondioksida (CO2), reaksi tersebut berjalan cukup cepat, menghasilkan larutan yang jernih tanpa endapan dan menghasilkan rasa yang segar serta mampu memperbaiki rasa dari bahan dasar (Rohdiana, 2002). Nugroho (1999) menambahkan bahwa pelepasan gas (CO2) memudahkan proses pelarutan tanpa melibatkan
pengadukan secara manual sehingga konsentrasi sumber karbonat merupakan faktor penting pada tingkat kelarutan suatu formula effervescent. 2.2.1 Zat Pengisi dan Zat Pengikat Sacharum Album Rumus kimia : C12H22O11.H2O Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak manis Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%)P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P Khasiat dan Penggunaan : zat tambahan 2.2.2 Zat Effervescent a. Natrium Bikarbonat Rumus Kimia : NaHCO3 BM
: 84,01
Pemerian
: Serbuk Putih atau hablur monoklin kecil, buram, tidak berbau, rasa
asin. Kelarutan
: Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol (95%)P
Senyawa karbonat yang banyak digunakan dalam formulasi effervescent adalah garam karbonat kering karena kemampuanya menghasilkan CO2. Natrium bikarbonat dipilih sebagai hasil CO2 dalam sistem effervescent karena harganya murah da bersifat larut sempurna dalam air (Mohrle, 1989). Ancel (1989) menembahkan bahwa natrium bikarbonat bersifat non-higroskopis dan tersedia secara komersial mulai dari bentuk bubuk sampai bentuk granular dan mampu menghasilkan 52 % CO2.
Hui (1992) menyatakan bahwa dasar formula pada minuman effervescent adalah reaksi antara asidulan dengan karbonat atau bikarbonat menghasilkan CO2. Baking powder merupakan campuran antara sejumlah soda asam dan pati yang memisahkannya sehingga mencegah reaksi selama penyimpanan (Mega aud Tu, 1995). Soda akan terlarut dalam cairan dingin dan asam secara cepat akan melepaskan CO2 dari soda. Hasil CO2 dari baking powder diset melalui aturan minuman 12%, artinya setiap 100 g CO2. Dalam formulasi baking powder asam yang cukup ditambahkan untuk menetralisir (Charley, 1970). b. Asam Sitrat Rumus Kimia : C6H8O7 BM
: 192,12
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas.
Kelarutan
: Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%)P, sukar
larut dalam eter P.
Asam sitrat adalah asam dengan gugus karboksil, berbentuk granula/ bubuk putih, tidak berbau dan memiliki karakreristik rasa asam (Kirk and Othmer, 1979), dengan rumus C6H8O7, dan rumus struktur seperti gambar berikut : H─ C ─COOH
2
│ HO─ C ─COOH │ H─ C ─COOH
2
Asam sitrat merupakan asidulan pangan yang mempunyai fungsi bervariasi. Industry makan dan minuman kebanyakan mengkonsumsi asidulan untuk mempertegas flavour dan warna. Hui (1992) lebih lanjut menyebutkan funsi lain adalah mengkontrol keasaman dengan beberapa alasan, pengontrol pH yang tepat akan mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai pengawet serta membantu zat anti oksidan mencegah terjadinya reaksi pencoklatan. c. Asam Tartrat Rumus kimia : C4H6O6 BM
: 150,09
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa, dan stabil di udara.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol.
Asam tartrat di alam ditemukan pada buah anggur dalam bentuk asam potassium tartrat (“cream of tartrat”) yang merupakan asam dibasic hidroksi berbentuk granula atau bubuk putih Dengan rasa asam dan flavour yag khas. Rumus kimia C 4H6O6 dengan rumus struktur seperti pada gambar berikut : COOH │ H―
C ― OH │
HO― C ―H │ COOH
Asam sitrat digunakan pada makanan sebagai asidulan, humektan, ager, pengontrol pH dan meningkatkan flavour. Baik asam tartrat asam potasium, tatrat merupakan bagian dari baking pwder pada pembuatan kue dan roti ( Mega and Tu, 1995). Ancel (1989) menyatakan bahwa selain asam sitrat dan asam tartrat juga ditambahkan dalam pembuatan effervescent untuk memperkuat asam sitrat. d. Sukrosa Komponen Komponen (%) Kadar air 0,61 Sukrosa 97,10 Abu Gula reduksi 1,24 Abu 0,35 Senyawa lain 0,70 Sumber : Thorpe, 1974 2.2.3 Formula Satu Sachet 11 g Bahan Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat Sacharum album Jumlah
Persen (%) 10 % 47,7 % 25,2 % 16,2 % 0,9 % 100 %
Formula untuk 1 sachet (g) 1,1 4,7223 2,4948 1,6038 1,0791 11
2.2.4 Metode Pembuatan Granul Effervescent 1. Penyiapan peralatan 2. Pengumpulan dan penyiapan buah tomat dan bahan tambahan lainnya 3. Pembuatan serbuk buah tomat 4. Pembuatan ekstrak buah tomat 5. Penentuan formula granul effervescent ekstrak buah tomat
6. Pencampuran bahan – bahan dengan metode peleburan 7. Pembuatan granul effervescent dari ekstrak buah tomat 8. Pemeriksaan sifat fisik granul effervescent ekstrak buah tomat
2.3 Tinjauan Tentang Ekstrak 2.3.1Definisi Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih (Anief, 1995 : 164). Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan menstruum yang cocok, uapkan semua atau hamper semua dari pelarutnya dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (Ansel, 1989 : 166). Pembuatan sediaan ekstrak bertujuan untuk mendapatkan zat berkhasiat dengan kadar yang tinggi. Hal ini untuk memudahkan perhitungan dosisnya. Selain itu, kadar zat berkhasiat dalam sediaan ekstrak dapat distandarisasikan. 2.3.2Macam-Macam Ekstrak Macam-macam ekstrak ada tiga Pertama, ekstrak cair (extractum fluidum) dalam hal ini diartikan sebagai ekstrak cair, yang dibuat sedemikian rupa sehingga 1 bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian (kadang-kadang juga satu bagian) ekstrak cair. Kedua, ekstrak kental (extractum spissum) sediaan ini liat dalam keadaan dingin
dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%. Sediaan obat ini pada umumnya juga tidak sesuai lagi dengan persyaratan masa kini. Tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat (cemaran bakteri) dan bahan aktifnya (penguraian sesuai kimia). Ekstrak kental sulit ditakar. Ketiga, ekstrak kering (extractum siccum) pada umumnya diperoleh melalui cara perkolasi. Sebagian cairan pengekstraksi digunakan etanol dalam berbagai konsentrasi dengan air. Dalam skala kecil umumnya digunakan perkolator jelas. Tetapi dalam skala industri, perkolator yang digunakan terbuat dari batu, porselen atau juga logam atau bahan sintetis. Perkolator besar dapat juga disatukan menjadi regulator perkulator (Voigh, 1995 :577-578).
2.3.3Metode Pembuatan Ekstrak Metode pembuatan ekstrak ada tiga Pertama, Maserasi merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam menstruum sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut. Dalam proses maserasi obat yang akan diekstraksi biasanya ditempatkan pada wadah atau bejana yang bermulut lebar, bersama menstruum yang telah ditetapkan. Bejana ditutup rapat, dan isinya dikocok berulangulang lamanya biasanya berkisar dari 2-14 hari (Ansel, 1989 : 607). Kecuali dinyatakan lain, maserasi dilakukan sebagai berikut : sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam sebuah bejana, lalu dituangi 75 cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama lima hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk. Setelah 5 hari campuran tersebut
diserkai, diperas, diambil ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Lalu maserat dipindah dalam bejana tertutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, maserat disaring. Kemudian maserat disuling atau diuapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 hingga konsistensi yang dikehendaki. Maserat yang dibuat dimaserasi dengan air segera dipanasi pada suhu 90 , untuk mengendapkan putih telur, agar sediaan dapat tahan lama (Anief, 1995 : 169). Kedua, perkolasi. Istilah perkolasi bersal dari bahasa latin per yang artinya “melalui” dan colare yang artinya “merembes”, secara umum dapat dinyatakan sebagai proses dimana obat yang sesudah halus, zat yang larutnya diekstraksi dalam pelarut yang cocok dengan cara melewatkan perlahan-lahan melalui obat dalam suatu kolom. Obat di mampatkan dalam alat ekstraksi khusus disebut perkolator, dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat. Kebanyakan ekstraksi obat dikerjakan dengan cara perkolasi. Dalam proses perkolasi mengalirnya “menstruum” melalui kolom obat umumnya dari atas kebawah menuju celah untuk keluar ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom. Dalam percolator yang khusus dan lebih canggih, penambahan tekanan pada kolom, didesak oleh tekanan udara yang ditiupkan pada lubang masuk dan pengisapan pada lubang keluar (Ansel, 1989 : 608). Perkolasi (percolare : penetesan) dilakukan dalam wadah berbentuk silindris atau kerucut (perkolator), yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan pengekstraksi yang dialirkan secara kontinyu dari atas, akan mengalir turun secara lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui penyegaran bahan pelarut secara kontinyu, akan terjadi proses maserasi bertahap banyak. Jika
pada maserasi sederhana, tidak terjadi ekstraksi yang sempurna dari simplisia. Oleh karena akan terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan dalam sel dengan cairan sekelilingnya, maka pada perkolasi melalui suplai bahan pelarut segar, perbedaan konsentrasi tadi selalu dipertahankan (Voigh, 1995 : 568). Ketiga, infudasi adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit atau proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati (Sediaan Galenik : 8).
2.4 Evaluasi Sediaan Granul 2.4.1 Uji Organoleptik Pengamatan organoleptis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tampilan pada granul effervescent dengan cara mengamati perubahan bentuk secara fisik, perubahan warna, perubahan rasa, dan perubahan bau. 2.4.2Uji Waktu Alir Penetuan daya alir serbuk ini untuk mengetahui daya alir granul memasuki kemasan, alat yang digunakan adalah corong gelas. Prosedur kerja daya alir serbuk adalah menimbang 100 g serbuk kemudian memasukkan serbuk ke dalam corong dengan lubang bawah ditutup. Lalu mengukur waktu alir dimulai pada saat lubang corong. Persyaratan : aliran serbuk baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 g granul kurang dari < 10 detik
2.4.3 Uji Waktu Larut 1. Siapkan 150 ml air dengan suhu ± 250C 2. Masukkan 1 sachet ke dalam 150 ml air tersebut. 3. Hitung waktu yang diperlukan untuk melarutkan seluruh granul dengan
menggunakan stopwatch.
2.4.4 Uji Kadar Air Uji kadar air ditimbang 10 g granul kemudian dimasukkan oven pada suhu 105oC selama 1 jam – 2 jam atau secukupnya. Uji kadar air dapat dihitung dengan rumus :
(Indonesia, 1972 : 825) 2.4.5 Uji Sudut Diam Sejumlah granul dibiarkan mengalir bebas dari lubang corong dan ditampung pada suatu bidang dari timbunan ini diukur sudut istirahat (sudut antara lereng timbunan serbuk dengan bidang datar). Uji sudut diam dihitung berdasarkan : <300
: serbuk sangat mudah mengalir
300-380 : serbuk mudah mengalir >380
: serbuk kurang mengalir
2.5 Kerangka Teori Sediaan farmasi digolongkan menjadi 3 bentuk yaitu sediaan yang berbentuk padat, sediaan yang berbentuk setengah padat, dan sediaan cair. Granul effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan padat. Graul effervescent merupakan campuran homogen dua atau lebih obat yang granulkan. Biasanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat, bila ditambah air asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida (CO2). Sehingga menghasilkan buih. Larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garam atau rasa lain yang tidak diinginkan dari zat obat. Dalam penelitian ini menggunakan buah tomat, karena masyarakat kurang memanfaatkan buah tomat padahal buah tomat mempunyai banyak khasiat yang dapat mengobati beberapa penyakit misalnya sariawan. Disamping itu pembuat sediaan instan berupa granul effervescent ekstrak buah tomat merupakan inovasi karena sediaan granul effervescent ini dapat melarut dengan cepat saat dilarutkan dalam air dan dapat menimbulkan buih sehingga lebih terasa menyegarkan pada saat diminum. Selain itu, sediaan granul effervescent dapat menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa, sehingga pada sediaan granul effervescent tidak terdapat rasa pahit dan sediaan effervescent cepat diabsorbsi oleh tubuh, pelepasan bahan aktif cepat serta sediaan ini dapat juga bertindak sebagai carminative. Dengan adanya sediaan instan yang berupa granul effervescent ekstrak buah tomat ini untuk memudahkan masyarakat supaya tidak perlu susah-susah untuk mencari buah tomat, mengupas buahnya, lalu mengeluarkan isi dari buah tersebut kemudian di jus dan diminum. Karena sediaan instan granul effervescent ekstrak
buah tomat hanya cukup dilarutkan dengan air sebanyak 220 ml dan langsung diminum tanpa melakukan proses pengadukan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskripsi adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang bermanfaat dan menghasilkan mutu yang baik. Dengan tujuan untuk mengetahui sediaan granulasi effervescent yang dibuat dari ekstrak buah tomat dapat memenuhi syarat atau tidak. Adapun pengujiannya tersebut yaitu uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji kadar air dan uji sudut diam. Dalam proses penelitian ini meliputi:
3.1.1Tahap Persiapan Tahap persiapan yaitu menyiapkan peralatan dan membuat formula granulasi effervescent dari ekstrak buah tomat serta menghitung kebutuhan bahan-bahan yang akan digunakan secara keseluruhan.
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah sekumpulan buah tomat dan sampelnya adalah buah tomat yang sudah matang dan berwarna merah yang dibuat sediaan granul effervescent yang dibuat dari ekstrak buah tomat.
3.3.Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah : 3.3.1Alat Timbangan dan anak timbangan, Mortir dan stamper, Beaker glass 100 ml, 400 ml, 1 , Gelas ukur 10 ml, 100 ml, Batang pengaduk, Wadah (baskom), Alumunium foil, Corong gelas, Perkolator, Kertas Saring, ayakan dengan mesh no 14 dan 16, oven, deksikator, gelas kimia
3.3.2Bahan Buah tomat,
Sukrosa , Asam sitrat,
Asam tartrat, Natrium bikarbonat,
Sacharum Album , Aquadest
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul “Evaluasi Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat” yang dilaksanakan di labolatorium Teknologi Farmasi “Putra Indonesia Malang”. Waktu penelitian dimulai dari proses penyusunan proposal bulan Juni 2011 sampai selesainya karya tulis ini pada bulan Juli 2011
3.5 Definisi Operasional Variabel Variabel operasional pada penelitian yang berjudul “Evaluasi Sediaan granulasi Effervescent Ekstrak Buah Tomat” adalah variable bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah formulanya sedangkan variabel
terikatnya adalah hasil mutu fisik granul yang diuji melalui uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji kadar air, dan uji sudut diam. Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel Variabel Devinisi Organoleptik Hal
Alat Ukur yang Smiling
menunjukkan
dan visual
granulasi
Hasil Ukur Skala Tekstur warna, rasa, Nominal bau.
yaitu
bentuk, warna, rasa bau, menggunakan 10 Waktu alir
ahli perasa Menetapkan
jumlah Corong
100
granulsi Interval
granul yang mengalir
mengalir < 10 detik
melalui alat selama
= baik
waktu tertentu
100 granul mengalir > 10 detik = tidak baik
Waktu larut
Waktu
yang Gelas
diperlukan
untuk kimia
melarutkan Kadar Air
granul Untuk
seluruh
mengetahui Oven
sediaan farmasi) Granul yang baik Interval larut kurang dari 1 menit
(teknologi
sediaan
farmasi)
effervescent
dengan
membandingkan sebelum
di
oven
dengan bobot sesudah di oven
(teknologi
sediaan farmasi) Kurang dari 2 % Interval
kandungan air pada granul
(teknologi
sediaan
Sudut diam
Pengukuran yang
sudut Corong terbentuk Gelas
timbunan
serbuk
Kurang
dari
granul
sangat
mudah mengalir
granul yang mengalir
30o-38o
bebas
mudah mengalir
dari
30o Interval
corong
terhadap suatu bidang
Lebih
datar
serbuk
serbuk 38o
dari
kurang
mengalir (teknologi sediaan farmasi)
3.6 Pengumpulan Data Untuk satu kali pakai atau minum untuk mengobati sariawan dibutuhkan 3 buah tomat, sehingga dalam 1 sachet dibutuhkan 3 buah tomat yang mengandung 40% vitamin C. Apabila ditimbang 3 buah tomat tersebut seberat 100 g.
Formula Standard Dinatrium fosfat yang dikeringkan, Dikeringkan dan dibuat serbuk kering
200 g
Natrium bikarbonat, serbuk kering
477 g
Asam Tartrat, serbuk kering
252 g
Asam Sitrat, serbuk kering
162 g
Untuk membuat
1000 g
3.6.1 Pembuatan Formula Formula untuk tiap sediaan (satu sachet = 11 g) yang dilarutkan dalam satu gelas air (220ml) Tabel 3.1 Perhitungan Formula Satu Sachet 11 g Bahan Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat SL Sukrosa Jumlah
Persen (%) 10% 47,7% 25,2% 16,2% 0,9% 100%
Formula untuk 1 sachet 1,1 4,7223 2,4948 1,6038 1,0791 qs 11 g
3.6.2 Perhitungan Bahan (Granul ) Yang Dibutuhkan Untuk Pengujian Uji waktu alir dibutuhkan sebanyak : 100 g x 3 replikasi
= 300 g
Uji waktu larut dibutuhkan sebanyak : 11 g x 3 replikasi
= 33 g
Uji kadar air dibutuhkan sebanyak : 10 g x 3 replikasi
= 30 g
Uji sudut diam dibutuhkan sebanyak : 11 g x 3 replikasi
= 33 g
Jumlah = 396 g Tabel 3.2 Perhitungan Bahan Untuk Pengujian Bahan Bahan Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat Sacharum Album Jumlah
Total kebutuhan (g) 39,6 185,7438 98,1288 63,0828 9,4446 396
3.6.3 Perhitungan Pelarut Yang Dibutuhkan Dalam Perkolasi Karena bahan aktif yang digunakan tidak berkhasiat keras maka menggunakan perbandingan 1 : 5 Bahan (rajangan buah tomat) : pelarut = 100 : 500 Untuk 1 sachet dibutuhkan pelarut sebanyak 500 ml Bahan : pelarut = 1 : 5 = 6000 : 30000 Untuk pengujian dibutuhkan pelarut sebanyak 30.000 ml = 30 liter Pelarut yang dibutuhkan sebanyak 30 liter
3.7 Proses Pembuatan Serbuk Effervescent Ekstrak Buah Tomat 3.7.1Pembuatan Ekstrak Buah Tomat Dalam pembuatan serbuk effervescent ekstrak buah tomat yang pertama kali dilakukan adalah ektraksi zat aktif yang terkandung dalam buah tomat tersebut. Dalam hal ini menggunakan metode perkolasi. Adapun proses metode perkolasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menimbang buah tomat sebanyak 100 gram. 2. menambahkan pelarut untuk merendam simplisia dalam bejana, tutup dengan
alumunium foil. 3. Diamkan selama 3 jam sambil diaduk, masukkan ke beker glass. 4. Memasang alat perkolator dan wadah penampung.
5. Masukkan sediaan perlahan ke perkolator yang sudah dilapisi kertas saring bentuk corong.
6. Biarkan cairan penyari mengalir dengan kecepatan 15 – 20 tetes per menit. 7.
Panaskan ke dalam tangas air selama 15 menit, hitung mulai suhu dalam bekker glass mencapai 90 o C sambil sesekali di aduk
8. Menimbang ekstrak yang dihasilkan setelah itu letakkan pada mortir X 9. Menimbang sukrosa dan Sacharum album masukkan mortir X, gerus kuat ad
massa granul 10. mengayak dengan ayakan mesh 14 lalu oven 50o C ad kering, setelah itu ayak
kembali dengan mesh 16 dan oven sebentar dengan suhu 50o C 11. granul ektrak buah tomat. 12. Skema proses pengolahannya dapat dilihat pada lampiran1.
3.7.2 Proses Pembuatan granul Effervescent Dalam pembuatan granul effervescent dari ekstrak buah tomat dibuat dengan cara pencampuran semua bahan dengan homogen. Prosedur pembuatannya sebagai berikut : 1. Letakkan granul ekstrak buah tomat dalam wadah A yang tertutup rapat 2. Timbang Asam Sitrat gerus ad halus, dimasukkan dalam wadah A lalu kocok 3. Timbang Asam Tartra gerus ad halus, dimasukkan dalam wadah A lalu kocok
4. Kocok ad homogen 5. Timbang Natrium bikarbonat gerus ad halus, masukkan wadah A lalu kocok atau campur kuat – kuat dan cepat ad homogen selama 5 menit 6. Lalu oven 50oC selama proses pemanasan serbuk dibolak balik ad kering
7. Ayak dengan ayakan 16 8. Setelah itu simpan di tempat yang aman dan jauh dari udara 9. Granul effervescent ekstrak buah tomat siap diuji 10. Skema proses pembuatannya ada pada lampiran 2 .
3.8 Evaluasi Sediaan Granul 3.8.1Uji Organoleptik Uji organoleptik adalah suatu proses pengujian untuk mengetahui terjadinya perubahan fisik, antara lain perubahan bentuk, perubahan rasa, perubahan warna, dan perubahan bau dalam suatu sediaan. Dalam uji organoleptik ini tidak menggunakan alat dan dapat dilakukan oleh peneliti sendiri dengan melihat perubahan bentuk, perubahan rasa, perubahan warna,dan perubahan bau dalam suatu sediaan.
3.8.2Uji Waktu Alir Menimbang 100 g granul kemudian memasukkan granul ke dalam corong dengan lubang bawah ditutup. Lalu mengukur waktu alir dimulai pada saat lubang corong dibuka sampai granul seluruhnya keluar dari corong. Aliran serbuk baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 g serbuk kurang dari < 10 detik.
3.8.3Uji Waktu Larut Larutkan satu sachet serbuk effervescent ekstrak buah tomat pada satu gelas yang berisi air (220 ml) kemudian amati dan hitung lama sediaan granul larut dalam
air sampai partikel-partikel kecil tidak terlihat. Pengujian dilakukan sampai tiga kali dengan cara yang sama.
3.8.4Uji Kadar Air Ditimbang 10 g serbuk effervescent kemudian dimasukkan oven pada suhu 105oC selama 30 menit sampai 1 jam – 2 jam atau secukupnya. Kemudian dimasukkan dalam deksikator selama satu hari kemudian dihitung kadar airnya menggunakan rumus :
3.8.5Uji Sudut Diam Sejumlah granul dibiarkan mengalir bebas dari lubang corong dan ditampung pada suatu bidang dari timbunan ini diukur sudut istirahat (sudut antara lereng timbunan granul dengan bidang datar). Uji sudut diam dihitung berdasarkan : <30o
: serbuk sangat mudah mengalir
30o-38o
: serbuk mudah mengalir
>38o
: serbuk kurang mengalir
3.9 Analisa Data Data yang telah diperoleh dari tiga replikasi yang dievaluasi dengan beberapa uji yaitu ,uji waktu alir, uji waktu larut, uji kadar air dan uji sudut diam. selanjutnya
dianalisis sehingga menghasilkan rata – rata dan standart deviasi. sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat yang dibuat sesuai dan memenuhi syarat dengan apa yang tertera pada pustaka. Bila effervescent dimasukkan kedalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber karbonat tersebut sehingga membentuk garam natrium dari asam kemudian menghasilkan gas dalam bentuk karbondioksida (CO2). Reaksinya berjalan cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu kurang dari satu menit. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga memberikan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa.
Keterangan : X1
= Kadar sampel
n
= jumlah pengamatan
SD
= Standar deviasi
KV
= koifisien varian
X
= kadar rata-rata sampel
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil evaluasi granul effervescent ekstrak buah tomat yang telah dibuat, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi fisika kimia yang dipergunakan dalam menentukan karakteristik dan mutu sediaan granul effervescent . Parameter ukur yang diamati antara lain uji organoleptik dengan mengamati bentuk,warna rasa dan aroma, uji waktu alir, uji waktu larut, uji kadar air, uji sudut diam. Guna mendapatkan data yang cukup valid pada pangujian dilakukan pengamatan dengan 3 kali pengulangan ( replikasi ) dan dilanjutkan dengan analisis statistik untuk mengetahui penyimpangan ( standart deviasi ), rata rata hasil ukur (mean), dan variansi data.
4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Hasil pemeriksaan ini dilakukan pada bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan granul effervescent ekstrak buah tomat. Hasil pemeriksaan secara organoleptis sebagai berikut :
Tabel 4.1 Pemeriksaan Bahan Secara Organoleptis Nama bahan Buah tomat
bentuk
Menururt pustaka Pengamatan bulat, berukuran besar, bentuk bulat, berukuran besar,
berdaging
tebal,
berbiji
sedikit berdaging tebal, berbiji sedikit
berwarna merah, bau khas, rasa berwarna merah, bau khas, manis, asam.( atlas tumbuhan obat rasa manis, asam. Indonesia jilid 3) Natrium Bikarbonat
Serbuk hablur putih, bersifat basa Serbuk hablur putih, tidak terhadap kertas lakmus, kebasaan berbau, tidak berasa. bertambah
Asam Tartrat
bila
dibiarkan
atau
dipanaskan (FI IV). Serbuk Hablur putih, tidak berbau, Serbuk Hablur putih, tidak rasa asam (FI IV)
berbau, rasa asam Pemeriksaan Asam Sitrat
Asam Sitrat
Hablur putih, tidak berbau, rasa Serbuk Hablur putih, tidak
Sacharum
asam (FI IV) berbau, rasa asam hablur putih / tidak berwarna, hablur putih / tidak berwarna,
Album
massa hablur / berbentuk kubus massa hablur atau serbuk hablur putih, tidak bau, kubus rasa manis.( FI IV)
/ berbentuk
atau serbuk
hablur
putih, tidak bau, rasa manis
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik granul effervescent ekstrak buah tomat Pengamatan dilakukan dengan mengamati perubahan bentuk secara fisik perubahan warna, perubahan rasa dan perubahan bau . Uji organoleptis : Tekstur
: granul
Warna
: putih
Rasa
: manis ,asam
Bau
: tidak berbau
4.3 Hasil Uji Granul Effervescent Ekstrak buah Tomat Uji Waktu alir Waktu larut Kadar air Sudut diam
Hasil uji rata-rata 10,10 22,64 0,98 26,6
SD 0,08 0,04 0,01 0,33
KV 0,79 % 0,19 % 1,55 % 1,24 %
4.3.1 Waktu Alir Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu uji ini menggunakan alat berupa corong glass Uji waktu alir granul effervescent ektrak buah tomat rata-rata 10,10 detik, R-I 10,00 detik , R-II 10,05 detik, R-III 10.26 detik. Seharusnya waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 100 g serbuk adalah kurang dari 10 detik dan memliki SD 0,08 dan KV 0,79%.
4.3.2Waktu Larut Waktu yang diperlukan untuk melarutkan seluruh granul uji ini menggunakan alat berupa gelas ukur Hasil uji waktu larut granul effervescent ektrak buah tomat rata-rata 22,64 detik, R-I 22,60 detik, R-II 22,60 detik, R-III 22,73 dan memiliki SD0,04 dan KV 0,19%.
4.3.3 Kadar Air Granul effervescent dimasukkan ke dalam oven, dimasukkan dalam dalam deksikator selama 1 hari dihitung kadar airnya Hasil uji kadar air granul effervescent ektrak buah tomat rata-rata 0,98 %, R-I 0,96 %, R-II 0,99 %, R-III 1,01 % dan memiliki SD 0,01 dan KV 1,55%. . 4.3.4 Sudut Diam Pengukuran sudut yang tebentuk dari timbunan serbuk granul yang mengalir bebas dari corong terhadap suatu bidang datar. Hasil uji sudut diam granul effervescent ektrak buah tomat rata-rata 26,6o, R-I 26o, RII 27o, R-III 27o dan memiliki SD 0,33 dan KV 1,24%.
BAB V PEMBAHASAN
Percobaan telah dilakukan untuk mengetahui mutu fisik dan kimia granul effervescent ekstrak buah tomat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa serbuk effervescent yang terbuat dari ekstrak buah tomat tersebut memenuhi persyaratan yang tertera dalam pustaka. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang akurat digunakan metode statistik replikasi sebanyak 3x, yang meliputi uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji kadar air, dan uji sudut diam. Pada uji waktu alir serbuk effervescent ekstrak buah tomat menunjukkan hasil waktu alir yang kurang baik karena setelah dilakukan pengujian waktu alir terhadap serbuk effervescent ektrak buah tomat menghasilkan data rata-rata 10,10 detik. Sedangkan pada literatur untuk mengalirkan 100 g serbuk dibutuhkan waktu < 10 detik sehingga granul tersebut dapat dikatakan memiliki waktu alir yang kurang baik dan penyimpangan bakunya dengan SD 0,08 dan KV 0,79% jadi dikatakan memenuhi syarat karena KVnya kurang dari 2%. Waktu alir granul dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : ukuran partikel, kelembapan, dan sudut diam. Granul effervescent ekstrak buah tomat mempunyai waktu alir yang kurang baik karena disebabkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat serbuk effervescent ekstrak buah tomat ada yang bersifat higroskopis, misalnya asam sitrat, asam tartrat dan sacharum album.Sehingga setelah semua bahan dicampur sediaan ini akan bersifat higroskopis kemudian di mesh dengan no 16 dan apabila dibiarkan dalam ruangan terbuka sediaan ini akan
menyerap uap air, sehingga semakin lama dibiarkan uap air yang diserap semakin banyak dan kadar airnya akan semakin tinggi, karena tingginya kadar air sediaan ini akan menjadi lembab. Sediaan granul yang lembab dapat menyebabkan gumpalangumpalan karena antara partikel yang satu dengan yang lain akan menempel. Dari gumpalan-gumpalan inilah dapat mempengaruhi waktu alir. Selain itu juga dapat disebabkan pada proses pembuatan serbuk effervescent ekstrak buah tomat terutama pada saat proses pencampurannya kurang homogen, sehingga bahan-bahan yang tercampur tidak bisa tercampur sempurna. Selain itu sediaan ini juga bersifat higroskopis, sebaiknya sediaan ini jangan dibiarkan diruangan terbuka karena sediaan ini dapat menyerap uap air dan akan menjadi lembab, sehingga sediaan akan menggumpal. Oleh karena itu, setelah sediaan selesai dibuat sebaiknya langsung di uji atau langsung dimasukkan kedalam wadah yang kedap udara dan seminimal mungkin tidak ada ruang hampa serta terlindung dari cahaya. Pada uji waktu larut granul effervescent ekstrak buah tomat menunjukkan hasil yang baik karena pada saat pengujian mendapatkan hasil uji waktu larut serbuk effervescent ektrak buah tomat rata-rata 22,64 detik,. Sedangkan dalam persyaratan untuk melarutkan 1 sachet dibutuhkan waktu < 1 menit, sehingga dapat diketahui bahwa serbuk mempunyai waktu larut yang sangat baik dan penyimpangan bakunya dengan SD 0,04 dan KV 0,17% jadi dikatakan memenuhi syarat karena KVnya kurang dari 2%. Waktu larut dipengaruhi oleh besar kecil ukuran partikel dari zat terlarut. Semakin kecil zat terlarut maka semakin cepat zat terlarut tersebut larut dalam pelarutnya.
Pada uji kadar air serbuk effervescent ekstrak buah tomat menunjukkan hasil yang baik karena pada saat pengujian mendapatkan hasil uji kadar air granul effervescent ektrak buah tomat
rata-rata 0,98 %. Dalam literatur sediaan obat
tradisional kadar airnya < 2 %. Sehingga granul effervescent ektrak buah tomat tersebut dapat dikatakan mempunyai kadar air yang sangat baik dan mempunyai penyimpangan baku dengan SD 0,01 dan KV 1,55% jadi dikatakan memenuhi syarat karena KVnya kurang dari 2%. Dalam hal ini kadar air sangat berpengaruh dalam keawetan atau tingkat tahan lama suatu sediaan. Dapat diketahui bahwa jamur sangat mudah tumbuh dalam suasana yang lembab sehingga semakin rendah kadar air suatu sediaan maka semakin tahan lama, karena jamur tidak akan tumbuh dalam kadar air yang rendah. Hasil uji sudut diam serbuk effervescent ektrak buah tomat rata-rata 26,6. Sedangkan dalam persyaratan <30o serbuk dikatakan sangat mudah mengalir, 30o-38o serbuk dikatakan mudah mengalir, >38o : serbuk dikatakan kurang mengalir. Berdasarkan syarat tersebut dapat diketahui bahwa serbuk effervescent ektrak buah tomat sangat mudah mengalir karena sudut diam granul effervescent ektrak buah tomat tersebut adalah 26o dan mempunyai penyimpangan baku dengan SD 0,33 dan KV 1,24% jadi dikatakan memenuhi syarat karena KVnya kurang dari 2%. Sudut diam dipengaruhi oleh besar kecil ukuran partikel yang terdapat dalam serbuk effervescent ekstrak buah tomat, sehingga semakin kecil ukuran partikel maka sudut diam akan semakin kecil sebaliknya semakin besar ukuran partikel maka sudut diam akan semakin besar.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 6.1.1
Hasil organoleptik sediaan serbuk effervescent ekstrak buah tomat adalah berbentuk granul, warnanya putih, rasanya asam manis, dan tidak berbau.
6.1.2
Hasil uji waktu alir sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat mempunyai rata-rata 10,10 detik maka tidak memenuhi persyaratan karena pada literature mengalirkan 100g granul adalah <10 detik.
6.1.3
Hasil uji waktu larut sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat mempunyai rata-rata 22,64
maka memenuhi persyaratan karena pada
literature melarutkan 1 sachet dibutuhkan waktu <1 menit. 6.1.4
Hasil uji kadar air sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat mempunyai rata-rata 1,386% maka memenuhi persyaratan karena pada literatur kadar airnya harus <2%
6.1.5
Hasil uji sudut diam sediaan serbuk effervescent ekstrak buah tomat sangat mudah mengalir dengan rata-rata sudut diam 27o maka memenuhi persyaratan karena pada literatur < 30o serbuk sangat mudah mengalir, 30o-38o serbuk mudah mengalir, > 38o serbuk kurang mengalir.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa serbuk effervescent ekstrak buah tomat secara umum mempunyai kualitas fisik yang baik.
6.2 Saran 6.2.1
Dari hasil penelitian ini diharapkan agar dalam komposisi bahan ditambahkan zat pelicir untuk memperbaikan waktu alir yang kurang.
6.2.2
Dilakukan penelitian lebih lanjut tentang granul effervescent ekstrak buah tomat.
6.2.3
Dilakukan pembuatan ekstrak dan proses pembuatan granul effervescent ekstrak buah tomat jauhkan dari panas karena mudah terurai.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2003. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Ansel, Howard C. et al. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Edisi 4 Jakarta : Universitas Indonesia Anonimus. 2000. Tomat untuk kecantikan http://masedys.blog.uns.ac.id/2009/06/20 tomat-untuk- kecantikan / tanggal akses Juni 2010 Anonimus.2007. Optimasi Formula Granul Effervescent
Ekstrak Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Dengan Kombinasi Asam Sitrat Dan Asam Tartrat
(Aplikasi
Metode
Desain
Faktorial).
http:/infi.Farmasi.UGM.ac.id/files/new/4.18-1-2007-aghata.pdf Beni, Yuda. 2004. Teknologi Pangan Membuat Effervescent Tanaman Obat. Surabaya : Trubs Agrisarana Charley, H., 1970. Food Science. Oregon State University. John Wiley and Son. New York. Deman,M. John. 1997. Kimia Makanan Edisi ke Dua, ITB Bandung Hargono, Djoko. 1986. Sediaan Galenik Hui, Y. H., 1992. Encyclopedia of Food Science and Technoligy. Vol IV. John Willey and Son, Inc. New York Indonesia, Departemen Kesehatan . 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan republik Indonesia.
Indonesia, Departemen Kesehatan . 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan republik Indonesia. Kirk, R. E. and D.F. Othmer. 1979. Encyclopedia of Chemical Technology. John Wiley and Son. Inc. New York. Lachman. Leon. Et al.1994. Teori Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta :University Indonesia Press Maga, J.A. and Tu. A. T., 1995. Food Additive Toxicology. Marcel Dekker, Inc. New York. Mohrle, R. 1989. Effervescent Tablets. Dalam Pharmaceutical Dosage Forms Tablet. Volume 1,2 Edition. H.a. Lieberman, L. Lachmand dan J.H.Schwartz : Marcel Dekker Inc. New Yor Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPre
LAMPIRAN
Lampiran I. Proses Pembuatan Granul Ekstrak Buah Tomat
Menimbang buat tomat
Proses maserasi selama 3 jam
di perkolasi
Dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 90o
Timbang ekstrak
+ sukrosa +Sacharum Album
Ayak dengan mesh no 14 oven 50o
Ayak kembali dengan no 16 oven degan suhu 50o
Granul ekstrak buah tomat
Lampiran II. Proses Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat
Granul ekstrak buah tomat
+ asam sitrat + asam tartrat + natrium bikarbonat
Campur sampai homogen selama 5 menit
Ayak dengan mesh no 16
Granul effervescent ekstrak buah tomat
Uji waktu alir replikasi 3 kali
Uji Waktu larut replikasi 3 kali
Uji kadar air replikasi 3 kali
Uji sudut diam replikasi 3 kali
Lampiran III. Hasil Uji Waktu Alir Uji Statistik SD dan KV waktu Alir
Lampiran IV. Hasil Uji Waktu Larut Uji statistik SD dan KV waktu larut
Lampiran V. Hasil Uji Kadar Air Uji statistik SD dan KV kadar air
Lampiran VI. Hasil Uji Sudut Diam Uji statistik SD dan KV Sudut Diam
Lampiran VII. Perhitungan Bahan Bahan : Dosis 1 x pakai = 3 buah tomat = 100 g
100 g diekstrak menjadi 1,1 g Pelarut : Menggunakan perbandingan 1 : 5
1 : 5 = 100 : 500 Untuk mengekstrak 100 g dibutuhkan 500
ml aquadest untuk melakukan
maserasi dibutuhkan pelarut dengan tinggi 1 cm sampai bahan terendam sempurna sedangkan sisanya untuk tetes.
Pengujian Uji waktu alir dibutuhkan bahan sebanyak : 100 g x 3 replikasi = 300 g Uji waktu larut dibutuhkan sebanyak : 11 g x 3 replikasi = 33 g Uji kadar air dibutuhkan sebanyak : 10 g x 3 replikasi = 30 g Uji sudut diam dibutuhkan sebanyak : 11 g x 3 replikasi = 33 g Jumlah = 396
Uji Waktu Alir Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat Bahan
Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat Sacharum album sukrosa jumlah
Persen (%)
Formula Untuk membuat
10 % 47,7 % 25,2 % 16,2 % 0,9 %
100 g 10 g 47,7 g 25,2 g 16,2 g 0,9 g
100 %
100 g
Untuk replikasi 3 x 30 g 143,1 g 75,6 g 48,6 g 2,7 g qs 300
Uji Waktu Larut Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat Bahan
Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat Sacharum album sukrosa jumlah
Persen (%)
Formula Untuk membuat 11
10 % 47,7 % 25,2 % 16,2 % 0,9 %
g 1,1 g 4,7223 g 2,4948 g 1,6038 g 1,0791 g
100 %
11 g
Untuk replikasi 3 x 3,3 g 14.4844 g 7,4844 4,8114 3,2373 qs 33 g
Uji Kadar Air Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat Bahan
Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat Sacharum album sukrosa jumlah
Persen (%)
Formula Untuk membuat 10
10 % 47,7 % 25,2 % 16,2 % 0,9 %
g 1g 4,77 g 2,52 g 1,62 g 0,09 g
100 %
10 g
Untuk replikasi 3 x 3g 14,31 g 7,56 g 4,86 0,27 qs 30 g
Uji Sudut Diam Granul Effervescent Ekstrak Buah Tomat Bahan
Ekstrak buah tomat Natrium bikarbonat Asam tartrat Asam sitrat Sacharum album sukrosa jumlah
Persen (%)
Formula Untuk membuat 11
10 % 47,7 % 25,2 % 16,2 % 0,9 %
g 1,1 g 4,7223 g 2,4948 g 1,6038 g 1,0791
100 %
11 g
Untuk replikasi 3 x 3,3 g 14,1669 g 7,4844 4,8114 3,2373 qs 33 g
Lampiran VIII. Gambar 1 Buah tomat
Gambar 2. Granul effervescent ekstrak buah tomat
Gambar 3. Granul effervescent ekstrak buah tomat
Granul terendam terlebih dahulu setelah dimasukkan
Proses reaksi granul effervescent ekstrak buah tomat