ANALISIS PENGARUH KOMUNITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KOMUNITAS MOTOR YAMAHA V-IXION CLUB CHAPTER MALANG (Studi Pada komunitas pengguna motor Yamaha V-ixion Malang) Muhammad Akib Abdullah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan teknologi otomotif yang semakin pesat berimbas pada persaingan di pasar industri otomotif yang semakin ketat. Perusahaan menerapkan berbagai cara agar dapat mendapatkan dan mempertahankan konsumen. Salah satu cara tersebut ialah dengan meningkatkan loyalitas merek. Loyalitas merek ialah suatu keterkaitan dan tingaktan dimana pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu merek. Loyalitas merek yang baik juga dapat diperoleh dari komunitas merek yang mendukungnya dari serangan pesaing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Komunitas Merek Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Motor Yamaha V-ixion Club Malang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Data dikumpulkan melalui survei menggunakan kuesioner terhadap anggota komunitas Yamaha vixion club Malang. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive jenuh / sensus dan diperoleh sampel sebanyak 49 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reabilitas, uji f, uji t, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedasitas, dan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel komunitas merek yaitu legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi citra merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap loyalitas merek dengan Fhitung 11,657 > 2,324 Ftabel. Diantara keenam variabel tersebut, variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap loyalitas merek adalah variabel merayakan sejarah merek dengan koefisien sebesar 0,314.
Kata kunci: komunitas merek, legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek, loyalitas merek
1
ANALYSIS OF BRAND COMMUNITY TO BRAND LOYALTY IN YAMAHA V-IXON RIDERS CLUB COMMUNITY CHAPTER MALANG (The Study at YAMAHA V-ixion Club Malang) Muhammad Akib Abdullah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected]
ABSTRACT The development of automotive technology increasingly rapid impact on market competition in the automotive industry which is increasingly tight . The company implements a variety of ways in order to obtain and retain customers . One such way is to increase brand loyalty . Brand loyalty is a relationship and the degree to which customers have a positive attitude towards a brand . Good brand loyalty can also be obtained from the community that supports the brand of attack competitors . This study aims to determine the effect of Communities Against Brand Loyalty Brand Communities In Motor Yamaha V - Ixion Club Malang . This type of research used in this research is explanatory research ( research explanation ) that aims to explain the causal causal relationships between variables through hypothesis testing . Data were collected through a questionnaire survey of the members of the Yamaha V - Ixion community club Malang . The sampling technique used was saturation of sampling / census and obtained a sample of 49 respondents . The analysis used in this study is to test the validity , reliability test , f test , t-test, normality , multicollinearity test , heterokedasitas test , and multiple regression analysis . Regression analysis showed that the variables that brand community legitimacy, oppositional brand loyalty, celebrating the history of the brand, sharing brand stories, integrating and retaining members, assisting in the use of the brand to brand loyalty and significant with F value 11.657 > 2.324 Ftable . Among the six variables , variables which have a dominant influence on brand loyalty is celebrating the history of the brand with a variable coefficient of 0.314 . Keywords: Brand community, legitimacy, oppositional brand loyalty, celebrating the history of the brand, sharing brand stories, integrating and retaining members, assisting in the use of the brand, brand loyalty.
2
program-program loyalitas, yang akhirnya diharapkan mampu meningkatkan penjualan. Bahkan, seperti yang terjadi di negara maju, ide-ide inovasi produk atau jasa sering bersumber dari anggotaanggota komunitasnya. Saat komunitas berkumpul sesungguhnya mereka sedang berinteraksi secara intens dengan sebuah merek. Merekmerek itu bahkan berfungsi menjadi pengikat yang menyatukan anggota komunitas. Hal ini bisa diindikasikan bahwa berinteraksi intens dengan sebuah merek adalah salah satu unsur dalam loyalitas merek, karena menurut Giddens dan Hofmmann (2002) konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki ciri salah satunya adalah mereka dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan mereka selalu mengembangkan hubungan dengan merek tersebut. Istilah “brand community” sendiri pertama dikemukakan oleh Muniz & O’Guinn (2001). Menurut McAlexandder, Schouten, dan Koenig (2002), brand community mensituasikan konsumen ke dalam jaring-jaring hubungan yang kompleks. Brand Community Integration merupakan suatu konsep yang berdasar pada pengalaman hidup total konsumen dengan suatu merek dalam arti selua-seluasnya). Dalam hal ini peneliti mengangkat komunitas pengguna Yamaha Vxion. Yamaha V-xion diluncurkan untuk pertama kali di tahun 2007 sebagai motor injeksi pertama di Indonesia dan langsung mendapatkan tempat di hati konsumen. Dengan kualitas mesin dan model yang sangat menjual, Vixion menjelma menjadi raja motor sport Indonesia. Grafik penjualan V-Ixion terus meningkat tiap tahunnya. Pertama
PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnnya perkembangan teknologi otomotif maka semakin pesat juga persaingan dalam bidang otomotif tersebut. Setiap merek saat ini telah saling bersaing memasarkan produk serta keunggulan masing-masing. Persaingan merek selain dari kualitas produk , jaminan mutu, harga yang kompetitif, telah meluas hinngga identitas produk ataupun prestise tersendiri bagi pengguna merek tersebut. Peranan merek bukan lagi sekedar nama atau pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu faktor penting dalam keunggulan bersaing (Kotler,2000). Diperlukan sebuah cara yang dapat menjadi alternatif bagi pengembangan dan pembangunan bagi sebuah brand yang bertujuan untuk menarik perhatian dan mempertahankan konsumen. Oliver (1999) menyatakan bahwa untuk mencapai loyalitas tertinggi diperlukan adanya komunitas sosial sebagai perlindungan dari serangan persaingan. Tumbuhnya berbagai komunitas pelanggan belakangan ini sedikit banyak berpengaruh terhadap strategi pengembangan sebuah merek, dimana, komunitas terbukti mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi preferensi merek yang digunakan oleh anggota komunitasnya. Sejumlah produsen yang jeli telah berhasil menangkap fenomena komunitas ini dan memanfaatkannya sebagai alat untuk semakin memahami konsumennya, sekaligus mendapatkan banyak masukan berharga untuk perbaikan kualitas maupun produk layanannya. Dengan mengunjungi komunitas konsumen, akan lebih mudah mengembangkan
3
kali di tahun 2007 terjual 28.260 unit, 104.916 unit di tahun 2008, 195.990 unit di tahun 2009, 215.321 unit di tahun 2010, 242.887 unit di tahun 2011. Tahun 2012 penjualan V-Ixion mencapai titik tertinggi terhitung sepanjang 11 bulan pertama (Januari hingga November) dimana telah terjual 302.898 unit. Terhitung sejak dirilis perdana hingga September 2012, V-Ixion telah mencapai penjualan 1 juta unit atau tepatnya 1.029.042 unit (www.v-riders.com). Persaingan industri otomotif roda dua di Indonesia nyaris hanya terdapat dua pesaing kuat yaitu Honda dan Yamaha yang selalu memiliki produk-produk yang saling bersaing seperti halnya motor matic Yamaha Mio soul GT lawan motor matic Honda Vario Tecnho. Sedangkaan untuk kelas motor sport yaitu Yamaha V-ixion yang menang telak melawan megapro. Memiliki varian baru yaitu New V-ixion yang juga memiliki pesaing dari Honda yaitu Honda CB150R. namun terlihat pada penjualan sepeda motor sport Yamaha meningkat tajam di bulan Juli 2013. Paling menonjol adalah Yamaha New V-Ixion yang penjualannya berdasarkan data AISI, meroket hingga 45.346 ribu unit hanya dalam satu bulan saja yang hanya mampu dilawan oleh Honda CB150R sebanyak 19.000 ribu unit Perubahan dan inovasipun dijalani oleh Yamaha untuk memperkuat Yamaha V-xion sebagai pemimpin di pasar motor sport. Seperti halnya inovasi teknologi serta model yang terus berkembang sejak pertama kali muncul di pasaran Indonesia hingga tersedianya aksesoris modifikasi orisinil yang tersedia di dealer Yamaha. Guna memperkuat pasar yang telah dilakukan sejak lama
Yamaha pun menaungi komunitaskomunitas merek yang terdapat disetiap jenis produk seperti mio,Jupiter z, Jupiter MX, Yamaha V-xion dan lainya. Sesuai dengan variabel yang digunakan pada penelitian ini alas an pemilihan komunitas Yamaha Vixion Club Malang ialah karena merupakan satu-satunya komunitas pecinta motor yang beranggotakan para pengguna Yamaha V-ixion. Selain itu Yamaha V-ixion Club Chapter N Malang atau sering disingkat YVCN merupakan komunitas resmi yang logo komunitasnya memiliki perlindungan hak cipta dan kekayaan intelektual berdasarkan SK Ditjen HAKI No. 053742 sehingga tidak sembarang orang dapat menggunakan logo komunitas tersebut. Penentuan komunitas Yamaha dikota malang itu sendiri disebabkan oleh hal yang berbeda dari kota lain yaitu jumlah komunitas Yamaha Vixion yang hanya satu dan dipertahankan tetap satu yaitu hanya YVCN saja. Perbedaan ini merupakan hal yang sangat berbeda dari kota lain yang pada satu kota memiliki 2 atau lebih komunitas Yamaha V-ixion yang berbeda nama serta kepengurusan. Hanya di Kota Malang para pengurus serta anggota berusaha untuk menekankan pada pihak yang ingin membentuk komunitas baru untuk lebih baik bergabung pada komunitas YVCN saja. Tindakan tersebut juga memiliki tujuan positif agar mudah pengontrolan anggota ataupun masalah-masalah mengenai pengguna motor Yamaha V-xion yang mengira atau menyalahkan pada komunitas YVCN itu sendiri mudah untuk dikonfirmasi kepada para anggota.
4
Selain sejak lama dan menurut pengalaman pribadi penulis itu sendiri Yamaha secara serius menaungi komunitas motor yang menjadi produknya hingga terdapat diberbagai kota. Demikian dengan acara yang diselenggarakan pula selalu memper erat antara komunitas merek dan perusahaan atau merek itu sendiri. Maka dengan munculnya fenomena yang ada tentang komunitas merek motor Yamaha peneliti mengambil judul “ANALISIS PENGARUH KOMUNITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KOMUNITAS MOTOR YAMAHA V-IXION CLUB CHAPTER MALANG “
pada seperangkat stuktur hubungan sosial diantara penggemar merek tertentu”. Loyalitas Merek Aaker (1997:56) mendefinisikan loyalitas merek (brand loyalty) sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi. Dengan demikian, brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang.
LANDASAN TEORI Komunitas Merek Komunitas merek dapat diartikan suatu organisasi individual yang berorientasi pada suatu kebersamaan, adanya rasa saling bertanggung jawab antar sesama anggota (Rothaermel & Sugiyama, 2001). Istilah brand community pertama dikemukaan oleh Muniz & O’Guinn dalam Association for Consumer Research Annual Conference in Minneapolis. Pada tahun 2001 artikel berjudul “brand community” dipublikasikan dalam jurnal penelitian (SSCI), mereka menjelaskan konsep brand community sebagai “ A specialized, non geographically bound community, based on a structure set of social relation among admires of a brand” yang artinya suatu bentuk komunitas yang terspesialisai, komunitas yang memiliki ikatan yang tidak berbasis pada ikatan secara geografis, namun didasarkan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory research). Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (2002:5), explanatory research adalah suatu penelitian dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Objek Penelitian
5
•Usia dewasa minimal 17 tahun Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2006:160) yang mengusulkan aturan sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian multivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. Berdasarkan hal tersebut, sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden
Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal secara objektif, valid dan reliable (Sugiyono, 2008:13). Penelitian ini dilakukan pada para anggota komunitas merek Yamaha V-ixion Club Chapter N Malang atau sering disebut YVCN yang merupakan satu-satunya komunitas Yamaha V-ixion dikota Malang. Populasi dan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam melakukan penelitian dan pengujian data. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah sampling jenuh atau sensus. Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008:85), adalah sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampling jenuh atau sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya sedikit (terbatas) sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan sampel, sehingga peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 49 responden. Dalam penelitian ini anggota sampel adalah para anggota komunitas merek Yamaha V-ixion Club Chapter N Malang dengan kriteria sampel yang digunakan adalah : •Anggota YVCN Chapter N MALANG •Lebih dari 6 bulan menjadi anggota YVCN Chapter N Malang
Jenis Data Jenis data yang yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu : 1. Data Primer Dalam hal ini data primer yang diperoleh berasal dari anggota komunitas merek Yamaha Vixion Club Chapter N Malang yang menjawab pertanyaan yang berbentuk kuesioner. 2. Data Sekunder Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan yaitu data perusahaan yang berupa sejarah dan profil Yamaha Vixiob Club Indonesia, Yamaha Vixion Club Chapter N Malang, data penjualan Yamaha V-ixion, serta literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini. Teknik Pengumpulan data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ini dilakukan untuk
6
2.
mendapatkan data langsung dari responden dengan cara memberi sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Wawancara Merupakan teknik pengambilan data melalui suatu proses percakapan langsung/tanya jawab antara peneliti dengan responden.
X2 = Loyalitas merek oposisi dinyatakan dengan 4 butir pertanyaan : 1. Memiliki pengalaman touring yang diselenggarakan YVCN malang 2. Memiliki pengalaman menarik saat mengikuti acara yang diselengaraakan oleh Yamaha. 3. Memiliki pengalaman baik dalam penggunaan Yamaha Vixion 4. Mengetahui bahwa Yamaha Vixion lebih unggul dibandingakan merek lainya X3 = Merayakan sejarah merek dinyatakan dengan 4 butir pertanyaan : 1. Selalu mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh YVCN Malang 2. Selalu mengikuti acara Yamaha V-xion yang diselenggarakan oleh Yamaha 3. Selalu hadir saat pertemuan rutin mingguan ataupun pertemuan lainya 4. Ikut serta pada kegiatan sosial yang diadakan komunitas maupun kepolisian. X4 = Berbagi Cerita Merek adalah hal yang penting untuk menciptakan dan menjaga komunitas. Berbagi cerita merek dinyatakan dengan 3 butir pertanyaan: 1. Selalu melakukan berbagi pengalaman tentang penggunaan Yamaha V-ixion antar anggota YVCN Malang. 2. Selalu bercerita keunggulan Yamaha V-ixion kepada orang lain. 3. Berbagi cerita pengalaman berada di YVCN Malang saat bertemu komunitas lain X5 = Integrasi dan mempertahankan anggota dinyatakan dengan 3 butir pertanyaan:
Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2008:38) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 1. Komunitas Merek (X) Komunitas Merek dapat diartikan suatu organisasi individual yang berorientasi pada suatu kebersamaan, adanya rasa saling bertanggung jawab antar sesama anggota (Rothaermel & Sugiyama, 2001). Muniz dan O’Guin (2001), dalam jurnal yang berjudul Brand Community, menemukan bahwa terdapat dimensi penting dalam Komunitas Merek, yaitu : X1 = Legitimasi dinyatakan dengan 4 butir pertanyaan : 1. Memiliki rasa persaudaraan dan kepedulian lebih antar sesama anggota komunitas 2. Berhak melepas stiker logo komunitas pemakai motor Yamaha V-ixion bukan anggota yang menempelkan pada motornya 3. Berhak melaporkan pengguna / pengganda logo komunitas tanpa persetujuan anggota komunitas YVCN Malang 4. Melarang pengunaan atribut dan logo komunitas kecuali anggota YVCN Malang
7
1. Mengingatkan sesama anggota komunitas jika berlaku salah 2. Menekankan pada anggota komunitas untuk selalu safety riding saat berkendara. 3. Setiap anggota harus memiliki kartu keanggotaan / atribut identitas komunitas ini X6 = Membantu dalam penggunaan merek dinyatakan dengan 3 butir pertanyaan : 1. Setiap masalah tentang produk Yamaha V-ixion selalu dibantu dengan baik oleh anggota lain 2. Bersedia membantu anggota lain dalam penggunaan motor 3. Membantu sesama anggota komunitas dalam memperbaiki motor Yamaha V-ixion 2. Loyalitas Merek (Y) Aaker (1997:56) mendefinisikan loyalitas merek (brand loyalty) sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya. Loyalitas Merek dinyatakan dengan 4 buitr pertanyaan : 1. Sadar dan percaya akan keunggulan serta fitur Yamaha V-ixion. 2. Suka pada Yamaha V-ixion baik model maupun teknologi dibandingkan merek lain. 3. Selalu menggunakan produk motor Yamaha dimasa yang akan datang 4. Menyarankan orang lain untuk menggunakan motor Yamaha Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Skala Likert. Menurut Sekaran (2006;197), skala Likert didisain untuk menguji sampai sejauh mana tingkat kekuatan responden dari setuju sampai tidak setuju terhadap pernyataan tersebut dalam lima skala. Skala jawaban antara 1-5 adalah dengan interpretasi yakni, 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (sangat setuju). Metode Analisis Data Uji Validitas Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008:455). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat dilihat melalui cara mengkorelasi antara skor butir (X) dengan skor total (Y). Bila korelasi tiap butir instrumen tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka tiap butir instrumen tersebut merupakan construct yang kuat. Sebaliknya bila korelasi tiap butir instrumen besarnya di bawah 0,3 maka butir instrumen tersebut tidak valid (Sugiyono, 2008:126). Uji Reliabilitas Menurut Arikunto (2002:154) reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki nilai koefisien keandalan lebih besar atau sama dengan 0,6. Sehingga apabila α sama dengan 0,6 maka instrumen dapat dikatakan reliable (Sekaran 2006:311).
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
8
Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu (Dajan, 1986:399). Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel. Pengambilan Keputusan. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.
antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Alat Analisis dan Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis regresi berganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rangkuti, 2004:132). Dengan formula: Y = b1X1 + b2X2+ b3X3+ …..beXe
Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas menurut Imam Ghozali (2006:91) adalah bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Tolerance and Variance Inflation Factor. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas yaitu mempunyai nilai VIF < 10. Dan sebaliknya apabila VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
Uji Parsial (Uji t) Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan penumpang, maka digunakan uji T. Hasil uji T untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Output Coefficients. Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara : a. Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak. b. Bandingkan nilai probabilitas (dalam output SPSS tertulis Sig) dengan besarnya nilai alpha (α). Jika probabilitasnya lebih kecil daripada α, maka H0 ditolak. Apabila t hitung > t tabel pada taraf uji 5%, berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
Uji Heteroskedastisitas Suatu asumsi pokok dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi adalah homoskedastisitas, yaitu semua gangguan mempunyai varian yang sama. Adapun metode yang akan digunakan yaitu metode Glejser (1969) dalam Sritua (1993:35). Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi
Uji Pengaruh Dominan Untuk dapat mengetahui variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kepuasan penumpang, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi (β) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel yang paling
9
dominan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar.
Uji Asumsi Klasik Dari hasil pengujian normalitas didapatkan nilai Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0,686 yang berarti lebih besar daripada α (0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa residual hasil analisis regresi telah memenuhi distribusi normal (asumsi normalitas terpenuhi). Pada pengujian multikolinieritas didapatkan hasil untuk seluruh variabel independen (X) tidak terjadi multikolinieritas, hal ini dapat dilihat dari nilai VIF seluruh variabel independen yang memiliki nilai kurang dari 10. Sedangkan untuk uji heterokedastisitas didapatan hasil nilai signifikansi masing-masing variabel independen lebih besar daripada α (0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada data penelitian variabel independen (asumsi heteroskedastisitas telah terpenuhi).
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan hasil survey di lapangan, didapatkan hasil bahwa responden berjenis kelamin pria menjadi responden terbanyak yaitu sebesar 100%, serta usia 19 hingga 25 tahun sebanyak 59%. Status tempat tinggal rumah orang tua sebanyak 53%. Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas responden merupakan pegawai swasta / wirausaha. Pada kategori ini didapatkan jumlah responden sebesar 51 % dari total responden. Berdasarkan karakteristik pendapatannya, mayoritas responden berpendapatan dalam kategori >Rp Rp 2.000.000 sebesar 37 % dari total keseluruhan responden. Sedangkan menurut periode keanggotaan responden >2tahun sebesar 47% dari total keseluruhan responden yang diambil.
Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan uji regresi linier berganda yang dilakukan, dapat diturunkan model regresi sebagai berikut:
Uji Validitas dan Reliabilitas Dari hasil pengujian validitas instrumen, didapatkan hasil bahwa keseluruhan variabel yang digunakan memiliki nilai signifikansi < α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan untuk dalam penelitian ini sudah valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien Alpha Cronbach untuk semua variabel lebih besar dari nilai 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan untuk semua variabel dari penelitian ini dapat diandalkan atau reliabel.
Y = 0,309X1 + 0,06X2 + 0,314X3 + 0,027X4+ 0,217X5 + 0,236X6 Koefisien regresi untuk enam variabel diatas menunjukkan nilai positif yang berarti semakin meningkat atau baik setiap variabel komunitas merek maka akan semakin meningkatkan loyalitas merek. Uji Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil uji t, terdapat 4 variabel yang memiliki pengaruh
10
signifikan terhadap kepuasan konsumen, yaitu variabel legitimasi, merayakan sejarah merek, integrasi dan mempertahankan anggota, dan membantu dalam penggunaan merek. keampat variabel tersebut memiliki nilai thitung yang lebih besar daripada nilai dengan ttabel=2,018. Sedangkan untuk variabel loyalitas merek oposisi dan berbagi cerita merek tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal ini dikarenakan kedua variabel tersebut memiliki nilai thitung yang lebih kecil daripada nilai dengan ttabel=2,018.
tersebut memiliki nilai t hitung yang lebih besar t tabel = 2,018 dan memiliki nilai signifikansi kurang dari α = 0,05. Artinya keempat variabel komunitas merek tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat loyalitas merek.. Sedangkan untuk 2 variabel lainnya yaitu loyalitas merek oposisi dan berbagi cerita merek berpengaruh positif namun tidak signifikan pengaruhnya terhadap variabel loyalitas merek. Kedua variabel tersebut memiliki nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel = 2,018 dan memiliki nilai signifikansi lebih dari α = 0,05. Hal ini berarti kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang kecil terhadap tingkat loyalitas merek. Diantara keenam variabel yang diuji, variabel merayakan sejarah merek memiliki nilai koefisien beta standardized lebih besar daripada koefisien variabel yang lain yaitu sebesar 0,314. Hal ini menunjukkan bahwa variabel merayakan sejarah merek memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap kepuasan penumpang dibandingkan dengan variabel bebas lain yang diteliti pada penelitian ini. Hasil ini juga menunjukan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang berpendapat bahwa integrasi dan mempertahankan anggota adalah variabel yang mempengaruhi secara dominan ditolak. Dengan kata lain bahwa variabel merayakan sejarah merek memiliki pengaruh yang paling besar terhadap loyalitas merek pengguna motor Yamaha V-ixion malang.
Uji Pengaruh Dominan Berdasarkan hasil penelitian, variabel merayakan sejarah merek adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat loyalitas merek, variabel ini memiliki Koefisien Standardized β yang paling besar yaitu 0,314. Artinya, loyalitas merek anggota YVCN lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi merayakan sejarah merek dibandingkan dengan variabel lainya yang diteliti. Koefisien yang dimiliki oleh variabel merayakan sejarah merek bertanda positif menunjukkan bahwa semakin besar hal yang berhubungan dengan merayakan sejarah merek semakin besar loyalitas merek. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil uji t yang dilakukan pada 6 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat 4 variabel yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu legitimasi, merayakan sejarah merek, integrasi dan mempertahankan anggota, dan membantu dalam penggunaan merek. Hal ini didapatkan berdasarkan pengujian perbandingan t hitung dan t tabel, dimana kelima variabel
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian, hasil dan pembahasan hasil
11
penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengujian untuk masing-masing variabel didapatkan pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel legitimasi, merayakan sejarah merek,integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek. terhadap loyalitas merek. yang artinya keempat variabel tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat loyalitas merek. Sedangkan pengujian setiap variabel untuk variabel loyalitas merek oposisi, dan berbagi cerita merek didapatkan hasil yang berpengaruh positif, namun tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi nilai variabel tersebut akan meningkatkan loyalitas merek, namun kedua variabel tersebut hanya memiliki tingkat pengaruh yang cukup kecil terhadap tingkat loyalitas merek pada komunitas pengguna motor Yamaha V-ixion Kota Malang. 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel merayakan sejarah merek mempunyai pengaruh dominan diantara keenam variabel bebas lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel merayakan sejarah merek merupakan penyumbang yang paling besar terhadap tercapainya Loyalitas Merek pada anggota komunitas merek Yamaha V-ixion Malang dibandingkan dengan variabel bebas lainnya, yaitu Legitimasi, Loyalitas Merek Oposisi, Berbagi Cerita Merek, Integrasi dan Mempertahankan Anggota, dan Membantu dalam Penggunaan Merek. Dengan
demikian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa diduga variabel Integrasi dan Mempertahankan Anggota memiliki pengaruh yang dominan terhadap kepuasan penumpang dibandingkan keenam variabel lainnya, ditolak. Saran Saran dimunculkan berdasarkan teori-teori yang telah dibangun dan didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh. Adapun beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Variabel Komunitas merek yang terdiri dari legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek. Memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek sehingga harusnya pihak Yamaha sangat memperhatikan keenam variabel tersebut. Selain itu dengan hubungan yang baik komunitas merek itu sendiri dapat dijadikan sarana promosi yang baik dan dengan adanya cabang komunitas hamper disetiap kota di Indonesia maka dapat dijadikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan pada persaingan merek yang sangat ketat. 2. Variabel merayakan sejarah merek merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh pada loyalitas merek pada komunitas pegguna motor Yamaha V-xion Malang. Pengarunya sangat besar pada loyalitas merek yang berarti sangat besar pengaruhnya pada Yamaha itu sendiri dalam
12
mengarungi persaingan pasar industri otomotif di malang pada khususnya serta Indonesia pada umumnya. R,
edisi 13, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip., 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 2, PT. Indeks, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Anton Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jilid 2, Cetakan Kesebelas, Penerbit PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.
Aldhiki Meytena, 2009, The Influence Of Brand Community Intergration for Brran Loyality in The Community Of Matic Motorcycle Yamaha Mio Fan Club Malang, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Sugiyono. 2009. Metode Pelenitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, cv. Sugiyono. 2010. Metode Pelenitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, cv.
Dwi aryani dan Febriana Rosinta , 2010, Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan, Skripsi, Program Studi Ilmu Administrasi Departemen FISIP, Universitas Indonesia. Fajar
Rangkuti, F., 2004, The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek (Plus Analisis Kasus dengan SPSS), PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Martha Kusuma, 2010, Analisis pengaruh brand community terhadap loyalitas merek penguna motor megapro di Surakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Roderick J. Brodie , Ana Ilic, Biljana Juric, Linda Hollebeek, 2011, Consumer engagement in a virtual brand community: An exploratory analysis, Journal of Bisnis research
\Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2002, Metode Penelitian Survei, PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Durianto, D., Sitinjak, T. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sekaran, Uma., 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Terjemahan oleh Kwan Men Yon, Edisi 4, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Imam
Kotler, Philip., K.L. Keller., 2009, Marketing Management, Terjemahan oleh Bob Sabran, 13
Ghozali, 2006, Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan. Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
James H. McAlexander, John W. Schouten dan Harold F. Koenig., 2002, Building of Brand Community, Journal of Marketing. Vol 66, January p. 4-7 Muniz, A.M. Jr. And T.C. O’Guinn. 1995. Brand Community, Journal of Consumer Research, 27(4): 412-32. Devasagayam, P Raj; Buff, Cheryl L; Aurand, Timothy W; Judson, Kimberly M, 2010, Building brand community membership within organizations: a viable internal branding alternative?, The Journal of Product and Brand Management 19.3 (2010): 210-217. McAlexander, James H; Kim, Stephen K; Roberts, Scott D, 2003, Loyality: The Influence of Satisfaction and Brand Community Intergration, Journal of Marketing Theory and Practice 11.4 (Fall 2003): 1-11. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. 2004. Consumer Behaviour (8th ed). New Jersey: Printice Hall. Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Swastha, Basu dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
14