Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
MODEL PENINGKATAN PROFESIONAL GURU: PENERAPAN LESSON STUDY PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XII SMA NEGERI 11 PALEMBANG TEACHERS' PROFESSIONAL IMPROVEMENT MODEL: APPLICATION OF LESSON STUDY IN BIOLOGY SUBJECTS IN CLASS XII SMA 11 PALEMBANG Riyanto Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya Palembang
Jln. Seruni Lrg Kebun Raya No. NH2 RT 03 RW 01 Kelurahan Bukit Lama Ilir barat 1 Palembang 30139 E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This article contains model of teacher professionalism improvement on biology in State Senior High School (SMAN) 11 Palembang. Application of lesson study (LS) is the model used. The purpose of LS, are 1. LS application can be used as the right model to improve biology teacher professionalism in Palembang, 2. LS application is used to improve teacher pedagogic competence in making lesson design. Method used is descriptive method by observing in the class. The implementation was collaborated with high school biology teachers which are plan, do and see. Analysis results of LS can be used as 1. Upgrading ability of State Senior High School 11 Palembang’s biology teacher in making lesson design, 2. Enhancing PBM skill of biology teacher Senior High School number 11 Palembang, 3. Improving and motivating student learning activity in the class, 4. Increasing cooperation or collaboration among biology teacher in order to increase professionalism of biology teachers in Palembang, 5. Improving average grade of students mastery. In conclusion, LS is appropriate as the model to improve the professionalism of biology teacher in Palembang. It is suggested that to improve the professionalism of high school biology teacher in Palembang is to apply LS in school MGMP programe. Keywords: Study, Professional teacher, Biology and Palembang
ABSTRAK Artikel ini berisikan model peningkatan profesionalisme guru pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 11 Palembang. Model yang dimaksud adalah penerapan lesson study (LS). Tujuan LS, yaitu 1. Penerapan LS dapat dijadikan model yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru biologi di kota Palembang. 2. Untuk meningkatkan kompetensi paedegogik guru model dalam membuat perangkat pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi di kelas. Pada pelaksanaannya berkolaborasi dengan guru biologi SMA, yaitu plan, do dan see. Hasil 575
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
analisis LS dapat 1. Meningkatkan kemampuan guru biologi SMA Negeri 11 Palembang membuat perangkat pembelajaran 2. Meningkatkan keterampilan PBM guru biologi SMA Negeri 11 Palembang. 3. Meningkatkan memotivasi dan aktifitas belajar siswa di kelas. 4. Meningkatkan kerjasama atau kolaborasi sesama guru biologi dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru biologi SMA. 5. Meningkatkan nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa. Dari hasil di atas LS sangat sesuai dijadikan model untuk meningkatkan profesionalisme guru biologi di kota Palembang.Saran untuk meningkatkan profesionalisme guru biologi SMA di kota Palembang sebaiknya LS dilaksanakan di program MGMP sekolah. Kata kunci: Lesson Study, Guru Profesional, Biologi dan Palembang
1. PENDAHULUAN Pada era global, profesi guru memiliki peran sangat strategis pengemban tugas bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Pengakuan guru sebagai profesi telah dicanangkan oleh Presiden pada Desember 2004, kemudian diformalkan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta dilanjutkan dengan terbitnya produk hukum yang mendukungnya (Gultom, 2013). Pengakuan guru sebagai profesi, termasuk guru mata pelajaran biologi di SMA. Guru biologi yang profesional memiliki empat kompetensi, yaitu paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional dalam proses belajar dan mengajar (PBM) (Mahsunah dkk., 2012 dan Rustad dkk., 2012). Bangga menjadi guru biologi profesional tentu harus diiringi dengan mutu yang lebih baik. PBM telah dilaksanakan oleh guru biologi setiap hari di kelas. Guru – guru biologi SMA di kota Palembang, pada umumnya sudah menerapkan berbagai metode atau model dalam PBM di kelas. Penerapan berbagai metode atau model pembelajaran tujuannya adalah untuk memotivasi siswa belajar aktif, namun guru biologi yang tidak percaya diri atau kurang menyenangi bila pada saat PBM di kelas diobservasi perilakunya. Oleh karena itu, perlu dicari suatu model yang kegiatan dapat meningkatkan profesional guru biologi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Model yang dimaksud adalah lesson study (LS). Kegiatan observasi LS pada PBM adalah mengamati perilaku belajar siswa, bukan fokus pada perilaku guru. Pada akhirnya perubahan perilaku guru yang lebih baik dari setiap PBM akan bermuara pada peningkatan profesi. Kegiatan LS dapat meningkatkan pengetahuan siswa, menyenangkan dan meningkatkan penampilan guru dalam PBM di kelas (Groningen dan Bennett, 2012). LSmerupakan kegiatan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan. Oleh karena itu, LS sangat cocok bila dilaksanakan dalam MGMP guru biologi di SMA kota Palembang 576
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
karena dalam kegiatan MGMP telah terbentuk kolaborasi atau komunitas guru-guru biologi. Menurut Sailah (2011) LS ada tiga kegiatan, yaitu plan, do dan see. Kegiatan LS ini dapat meningkatkan profesionalisme guru, sehingga diyakini dapat dijadikan model peningkatan mutu guru-guru biologi di kota Palembang. Adapun permasalahan yang dirumuskan apakah LS dapat dijadikan model yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran biologi SMA di kota Palembang.
2. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan kegiatan LS dari 29 Oktober sampai dengan 12 November 2012. Tempat kegiatan LS di kelas XII IPA.3 SMAN 11 kota Palembang dengan jumlah 40 siswa (Tabel 1). Alat yang digunakan adalah Handycam, Kamera digital, LCD dan Laptop. Tabel 1. Jadual pelaksanaan LS di kelas XII IPA.3 SMAN 11 kota Palembang. Pertemuan
Tanggal
Keterangan
Pertama
29 -10 - 2012
Plan, Do, dan See
Kedua
5 -11- 2012
Plan, Do, dan See
Metode Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi PBM di kelas. Pelaksanaan kegiatan LS tiga tahap, yaitu plan, do dan see (Modifikasi Yoshida dan Fernandez, 2014 dan Supriatna, 2011) (Gambar 1). Kegiatan PBM di kelas dilakukan dalam 2 siklus. Kegiatan ini dihadiri oleh tim biologi yang terdiri dari Dr. Riyanto, M.Si., Drs. Aripin Arland, Dra. Hidayati NZ, Marlina S.Pd., dan Sapritah, S.Si.
Gambar 1. Skema kegiatan lesson study (Supriatna, 2011) 577
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
Plan. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran seperti materi ajar, metode/model pembelajaran, media pembelajaran, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Tim biologi berdiskusi member masukan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran yang telah disiapkan guru model danusulan menanggapi kemungkinan respon siswa. Perangkat pembelajaran yang dibuat guru model terdiri dari: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media berupa Pipet Genetika, Instrumen Penilaian, Lembar observasi dan lain-lain (Modifikasi Yoshida dan Fernandez, 2014 dan Supriatna, 2011). Do (Implementasi dan Observasi). Do merupakankegiatan implementasi dan observasi kawan sejawat terhadap PBM di kelas. Tim biologi melakukan observasi dan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan guru model. Observer mencatat temuan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Temuan-temuan dapat bersifat positif dan negatif dalam PBM, fokus temuan terutama dari segi aktivitas dan tingkah laku belajar siswa. Selain itu, PBM di kelas direkam untuk dokumentasi. Hasil rekaman digunakan sebagai bukti autentik temuan-temuan yang perlukan untuk berdiskusi dalam tahap refleksi (see) (Modifikasi Yoshida dan Fernandez, 2014 dan Supriatna, 2011). See (Refleksi). Guru model dan para observer melakukan diskusi tentang PBM yang telah dilaksanakan. Diskusi dipimpin oleh moderator dari guru biologi. Pertama guru model menyatakan kelebihan dan kekurangan atau kesan-kesannya selama PBM di kelas apakah sudah sesuai dengan rencana (plan). Selanjutnya, observer menyampaikan data hasil observasi, terutama aktivitas dan perilaku belajar siswa selama PBM. Guru model diberi kesempatan menanggapi komentar para observer. Masukan dari observer dijadikan dasar untuk perbaikan PBM berikutnya. Apakah rencana PBM telah sesuai dan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa. Jika belum sesuai, apa saja yang belum sesuai misalnya model atau metode pembelajarannya, materi ajar, LKPD, media dan lain-lainnya (Modifikasi Yoshida dan Fernandez, 2014 dan Supriatna, 2011). Teknik Pengumpulan Data Datadikumpulkan melalui observasi dan evaluasi pada saat PBM di kelas. Observasi untuk memperoleh informasi perilaku siswa dan guru model dalam mengikuti PBM mata pelajaran biologi. Evalusi digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Analisis data Data hasil observasi LS diuraikan secara deskriptif ditulis dalam tabel atau gambar. Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa dengan cara membandingkan nilai 578
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
rata-rata dari setiap pertemuan. Untuk mencari nilai rata-rata hasil belajar seluruh siswa digunakan rumus berikut ini (1) (Sudjana, 1996):
X=
Keterangan :
∑x / N
X = Nilai rata-rata,
(1) ∑x = Jumlah nilai seluruh siswa dan
N = Jumlah seluruh siswa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertemuan Pertama Kegiatan Lesson Study di SMAN 11 Palembang Plan Kegiatan plan, anggota timmemberi masukan kepada guru model berupa perbaikan, sarana, metode atau model, strategi PBM, materi biologi, alat dan bahan yang digunakan pada topik hukum Mendel 1 seperti lesson design, LKPD, lembar observasi, tempat duduk siswa, identitas siswa dan lain-lain. Pada saat plan ketika membahas lesson design dan LKPD disarankan untuk memodifikasi kancing genetika dengan pipet genetika pada pembastaran monohibrid. Pipet genetika lebih mudah dibuat bila sekolah berada di daerah atau sulit membeli kancing genetika. Selain itu, disarankan cara kerja dan istilah-istilah misalnya alel, genotif, fenotif dan lain-lain perlu ditekankan dengan cara menulis di papan tulis. Do Kegiatan Do LS mata pelajaran biologi dilakukan dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pada kegiatan ini beberapa temuan penting untuk bahan diskusi tahap see atau perbaikan pertemuan kegiatan LS berikutnya. Berikut ini hasil observasi aktivitas dan perilaku belajar siswa dari 4 observer (Tabel 2). See Pada kegiatan see disampaikan hasil observasi terutama aktivitas dan perilaku belajar siswa dalam kelompok pada saat PBM. Pada dasarnya ke 4 observer memberikan tekanan bahwa untuk mengerjakan LKPD sebaiknya guru mempergakan terliebih dahulu apa yang harus dikerjakan oleh siswa dalam kelompok. Siswa yang tidak aktif dalam PBM perlu mendapatkan perhatian untuk pertemuan berikutnya. Metode atau model pembelajaran dibuat supaya siswa lebih bersemangat belajar. Saran perbaikan pada pertemuan pertama dijadikan pedoman untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya.
579
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
Tabel 2. Temuan, upaya guru dan saran perbaikan kegiatan LS pertemuan pertama No
Temuan
Upaya guru
Saran perbaikan
1
Kegiatan awal, masih ada siswa yang melamun ketika guru mengajukan pertanyaan bahkan masih bingung.
Guru mendekati dan membimbing siswa dan hasilnya siswa terfokus pada materi yang akan dipelajari.
Guru konsentrasi ke seluruh siswa.
Pada saat pretest beberapa siswa terlihat mereka bertanya pada temannya.
Guru berkeliling menutup buku/catatan sebab awalnya hampir seluruh siswa membuka catatan.
Sebelum pre tes, siswa diinformasikan untuk menutup buku/cacatan.
Ada siswa yang tidak belajar, yaitu menunduk ke bawah meja membuka hp dan membaca sms dari seseorang.
Guru menyarankan untuk kerja sendiri dan siswa yang asyik melihat hp jadi segera menutup hpnya dan akhirnya fokus pada soal pretest.
Guru konsentrasi ke melihat siswa satu persatu, bila ada yang masih bermain ditegur terlebih dahulu.
Ada siswa terlihat bingung, sambil melihat teman sebelahnya tanpa menuliskan sesuatu.
Guru memberikan penjelasan agar siswa mengerjakan soal pre test.
Guru konsentrasi ke melihat seluruh siswa satu persatu, bila ada yang melamun ditegur terlebih dahulu.
Kegitan inti, siswa melaksanakan praktikum masih ada bingung, bagaimana mengisi LKPD.
Guru berkeliling memberikan bimbingan di setiap kelompok agar siswa mampu bekerja dan menjawab pertanyaan di LKPD.
Guru harus menekankan membaca buku panduan praktikum.
Masih ada siswa yang kurang aktif dalam percobaan. Siswa ini lebih sering berdiam, melamun dan kurang kerja sama.
Guru mendekati dan mengamati kelompok yang kurang aktif sehingga siswa menjadi aktif bekerja dalam kelompoknya.
Siswa yang kurang aktif perlu pendekatan khusus saat melakukan percobaan
Siswa kesulitan mengerjakan LKPD. Perlu waktu agak lama bagi mereka untuk memahami langkah-langkah kerja.
Guru berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan.
Guru harus menekankan membaca langkah kerja panduan praktikum.
Kegiatan akhir, pada saat post test jarak duduk antara siswa terlalu rapat.
Tidak ada.
Pada saat post test jarak duduk antara siswa diatur/jangan terlalu dekat.
Masih ada siswa yang melihat jawaban temannya, tetapi hanya sedikit dibandingkan pada soal pretest.
Tidak ada, lepas pengamatan guru
2
3
dari
Guru memberitahu bahwa waktu pelaksanaan posttest tidak lama, sehingga siswa mencari jawaban sendiri.
580
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
Pertemuan Kedua Kegiatan Lesson Study di SMAN 11 Palembang Plan Kegiatan plan anggota tim biologi memberi saran perbaikan berdasarkan temuan dan saran perbaikan pada pertemuan pertama tentang motode, cara dan langkah-langkah kerja, media
bahkan materi hukum Mendel 2
(dua sifat beda) dan lain-lain. Media
pembelajaran yang digunakan tetap pipet genetika. Cara kerja praktikum dibuat dengan kalimat yang mudah dimengerti oleh siswa.
Lembar observasi tidak perlu diperbaiki
karena sudah cukup jelas menjaring data yang diperlukan untuk observasi LS. Do Beberapa temuan penting untuk bahan diskusi tahap see atau perbaikan pertemuan berikutnya. Berikut ini hasil observasi dari 4 observer (Tabel 3). See Kegiatan see diikuti oleh anggota tim biologi. Pada kegiatan ini disampaikan hasil observasi terutama perilaku siswa belajar dalam kelompok pada saat PBM.
Pada
dasarnya yang masih menjadi kekurangan guru model pada pertemuan pertama LS masih ditemukan pada pertemuan kedua, namun tidak terlalu banyak. Siswa yang tidak aktif masih ada, perlu mendapatkan perhatian untuk pertemuan berikutnya. Langkah pembelajaran, metode atau model pembelajaran dibuat agar siswa lebih bersemangat belajar. LS dapat meningkatkan kemampuan guru membuat perangkat pembelajaran biologi serta meningkatkan keterampilan mengajar guru biologi. Saran perbaikan pada pertemuan kedua dijadikan dasar untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya. Hasil evaluasi siswa terjadi peningkatan nilai rerata kelas pada post test dari 78,75 pada pertemuan pertama menjadi 78,81 pada pertemuan kedua. Peningkatan nilai tidak signifikan, diduga materi hukum Mendel II lebih sulit dibanding materi hukum Mendel I. Dari pertemuan LS pertama dan pertemuan LS kedua, kegiatan LS dapat meningkatkan profesional guru biologi. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya kemampuan membuat perangkat pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru biologi dalam proses PBM di kelas. Menurut Sanders (2009), LS dapat dijadikan model untuk meningkatkan profesional guru di SMA Australia. Hal yang sama dinyatakan oleh Easton (2009) LS strategi pembelajaran menjadi guru profesional pada seluruh sekolah. Menurut Yanping dan Lee (2007) bahwa LS dapat meningkatkan kemampuan intruksional guru secara berkelanjutan. Menurut Rustono (2008) aplikasi LS dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan strategi pembelajaran dalam PBM di SD. Selain itu, LS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 11 Palembang. Menurut Abdjul (2013) penerapan LS dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di jurusan Fisika pada mata kuliah Fisika Dasar II di Universitas Negeri Gorontali. 581
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
Tabel 3. Temuan, upaya guru dan saran perbaikan pertemuan berikutnya No
Temuan
Upaya
Saran perbaikan
1
Kegiatan awal, pada saat pre test ada beberapa siswa yang mencoba bekerja sama dan termenung.
Guru menegur siswa yang tidak mengerjakan soal dan siswa-siswa yang bekerja sama
Pada saat pre test diinformasikan bagi yang kerja sama diberi sangsi.
2
Kegiatan inti, masih ada siswa yang agak bingung dalam memasangkan gamet
Guru mendekati kelompok yang masih bingung, lalu memberikan penguatan, hasilnya siswa di kelompok dapat mengerjakan LKPD dengan baik.
Kelompok yang bingung perlu penguatan bersemangat
Ada kelompok mengalami kesulitan pada saat praktek dihibrid, kedua kelompok masih terbawa pola monohibrid.
Guru menjelaskan cara kerjanya apa yang akan dilakukan, usaha ini berhasil.
Guru memberi penjelasan atau mempergakan cara kerja
Siswa kesulitan membagi kotak jantan dan betina yang masing-masing kotak harus berisi gamet.
Guru berkeliling bantuan.
memberi
Guru memberikan contoh cara membagi kotak jantan dan betina yang masingmasing kotak harus berisi gamet
Kegiatan akhir, ada siswa saat tes akhir melihat kerja temannya dan tidak menjawab post tes. Setelah melihat kerja kawannya, dia dapat menjawab soal dengan tepat.
Guru mendekati siswa sehingga mereka berusaha menyelesaikan post test dengan benar.
Guru berkonsentrasi memperhatikan satu persatu siswa di kelas pada saat tes akhir.
3
masih diberi supaya
Dari hasil penelitian aplikasi LS di MAN 11 Palembang dapat dijadikan program atau model untuk menjadikan guru - guru di Indonesia menjadi guru profesional sejati. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Rahardi (2009) bahwa LS bertujuan untuk menjadikan guru di Indonesia sebagai sebuah pekerjaan profesional yang sejati. Tujuan mulia ini marilah kita dukung dengan melakukan setiap tahapan kegiatan LS mulai Plan, Do, hingga See dengan komitmen bersama, demi anak negeri Indonesia tercinta ini dan pada akhirnya kita benar-benar dapat menjadi guru professional bukan guru-guruan. Menurut Lewis dkk. (2006) LS adalah mengembangkan profesional guru-guru karena berpotensi meningkatkan kemampuang PBM di kelas. Pada kegiatan LS perbaikan perangkat pembelajaran, peningkatan keterampilan guru dalam PBM, pemecahan masalah pembelajaran, pendekatan, model pembelajaran, 582
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
media pembelajaran dan lain-lain dikerjakan secara berkelompok. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Dudley (2005) bahwa dalam LS terjadi kerja kelompok, merencanakan secara kolektif, pemecahan masalah bersama tim, inkuiri kolaborasi kelompok dan bertukar
pengalaman
menjadi
profesional.
Dinyatakan
oleh
(Mahmudi,
2009)
LSmerupakan kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh sekelompok guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas pembelajaran mereka yang pada ujungnya dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Menurut Akbari (2012) aplikasi LS pada mata kuliah morfologi tumbuhan dapat menignkatkan aktifitas belajar mahasiswa dalam PBM dan meningkatkan kemampuan membuat perangkat pembelajaran.
4. KESIMPULAN Kesimpulan Pelaksanaan LS pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 11 Palembang dapat: 1. Meningkatkan kemampuan guru biologi SMA Negeri 11 Palembang membuat perangkat pembelajaran. Meningkatkan keterampilan PBM guru biologi SMA Negeri 11 Palembang.
Meningkatkan memotivasi
dan
aktifitas
belajar
siswa
di
kelas.
Meningkatkan kerjasama atau kolaborasi sesama guru biologi dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru biologi SMA. Meningkatkan nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa. 2. Mengingat LS study dapat meningkatkan profesionalisme guru biologi SMA, oleh karena itu sangat sesuai dijadikan model kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme guru biologi di kota Palembang.
5. DAFTAR PUSTAKA [1] Abdjul T.Peningkatan Motivasi Mahasiswa PGBI Kelas Fisika Dasar II pada Penyelenggaraan Lesson Study. Jurnal Entropi. 2013; 8 (1): 507-513. [2] Akbari S. Melalui Lesson Study Dapat Meningkatkan Aktifitas Belajar Mahasiswa dan Kualitas Perangkat Pembelajaran Pada Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan Program Pendidikan Biologi Univet Bantara Sukoharjo 2010- 2011. Proceeding Seminar Nasional “Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global. 2012: 89-97 [3] Dudley P.Network leadership in action: Getting started with Networked Research Lesson Study(Internet).2005 (updated 2005 Dec 24; cited 2005 Dec 24). Available from: http//www.ncsl.org.uk.
583
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
[4] Easton B L. An Introduction to Lesson Study. Florida USA. Florida and the Islands. Regional Comprehensive Center; 2009. [5] Groningen APV. Bennett S. Lesson Study: Collaboration, Improvement, and Reflection. International Journal of Applied Science and Technology. 2012: 2 (8): 2025. [6] Gultom S. KebijakanPengembangan Profesi Guru. Bahan Ajar PLPG. Jakarta: Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP;2013. [7] Lewis C. Perry R. Hurd J. O’connell MP.Teacher Collaboration Lesson Study Comes of Age in North America.Oakland California. San Mateo California. The Noyce Foundation and the Spencer Foundation provided funds for lesson study development and research at Highlands School; 2006. [8] Mahmudi A. Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study. Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI. 2009: 28 (2): 1-10. [9] Mahsunah D. Wahyuni D. Antono A. Ambarukmi A. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Materi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru 2012. Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2012. [10] Rahardi R. Upaya Meningkatkan Kualitas Lesson StudyMelalui Gerakan Komitmen Bersama. Makalah Seminar Nasional Lesson Study17 Oktober 2009 di UM. [11]
Rustad S.Rahmat A. Basuki I. Suyud, Soeprijanto, Asrial, Ridwan, Susilohadi. Syahril. Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru.Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan; 2012.
[12] Rustono WS. Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pembelajaran Melalui Lesson Study di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 2008:10: 1-7. [13] Sanders P. Lesson Study: An Effective School-Based Teacher Professional Learning Model for Teachers of Mathematics. Crossing divides: Proceedings of the 32nd annual conference of the Mathematics Education Research Group of Australasia. 2009; 2: 1-8. [14] Sailah I. Pedoman Penulisan Makalah Lesson Study Untuk Seminar Exchange of Experience. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta; 2011. [15] Sudjana. Metoda Statistika. Edisi ke 6. Bandung : Penerbit Tarsito Bandung; 1996. [16] Supriatna A. Lesson Study. Materi disampaikan pada kegiatan Workshop Evaluasi Pelaksanaan Lesson Study FKIP Universitas Sriwijaya tanggal 12 Oktober 2011.
584
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 575 - 585
[17] Yanping F. Lee CKE. Lesson Study And Instructional Improvement In Singapore (Internet). 2007 (Updated 2014 Dec 24; cited 2014 Dec 24). Available from: http://www.nie.edu.sg. [18] Yoshidan M. Fernandez C.Lesson Study: An Introduction (Internet). 2014 (updated 2014
Dec
24;
cited
2014
Dec
24).
Available
from:
http://www.globaledresources.com.
585