METODE KAJIAN
Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka
merupakan
kelurahan
yang
telah
tersentuh
program-program
pengembangan masyarakat dan terdapat potensi usaha sektor informal yang dapat dikembangkan secara baik. Jadwal rencana pelaksanaan kajian pengembangan masyarakat di kelurahan Campaka disajikan pada rincian jadwal di tabel 1. Tabel 1 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung Kegiatan
No.
Bulan Juni
Juli
Agustus
Sept
Okt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2.
Studi literatur tentang permasalahan Kajian Pembuatan Rancangan Penelitian
3.
Kolokium Rancangan kajian
4.
Melakukan Studi lapangan
5.
Melakukan Analisis terhadap hasil studi lapangan
6.
Menyusun dan menetapkan program pengembangan masyarakat bersama-sama masyarakat Menyusun laporan hasil kajian
7. 8. 9.
Melakukan seminar hasil kajian Revisi hasil laporan kajian
10.
Menyusun laporan akhir kajian
Tipe Kajian Kajian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif, yang berusaha menggambarkan kondisi kehidupan dan penghidupan pelaku usaha sektor informal di kelurahan Campaka dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang permasalahan kajian tersebut yang didasarkan pada pemahaman-pemahaman yang berkembang diantara orangorang yang menjadi subyek kajian. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat menggambarkan
kompleksitas
permasalahan
kajian,
untuk
menghindari
keterbatasan pembentukan pemahaman yang diikat oleh suatu teori tertentu dan yang hanya berdasar pada penafsiran peneliti. Tipe kajian sosial yang digunakan adalah tipe kajian terapan eksplanatif yang digunakan untuk memahami dan menggambarkan faktor penyebab suatu gejala sosial kehidupan keluarga miskin. Kajian ini juga berusaha ingin memahami ciri-ciri dan sumber permasalahan yang dialami pelaku usaha sektor informal, serta diharapkan dapat menjadi bahan masukkan secara ilmiah (teori) yang dapat digunakan untuk merumuskan program dan intervensi pemberdayaan usaha sektor informal di kelurahan Campaka. Tipe pendekatan kajian komunitas yang digunakan adalah tipe pendekatan kajian obyektif-mikro yang digunakan untuk mengetahui dan memahami pola prilaku, tindakan dan interaksi sosial yang dilakukan oleh pelaku usaha sektor informal, termasuk didalamnya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pendekatan kajian ini mengharuskan interaksi langsung antara peneliti dengan subyek penelitian dalam suatu komunitas.. Strategi kajian yang digunakan adalah Analisis SWOT Usaha Sektor Informal, Analisis Stakeholder, dan Penyusunan Program.
Subyek dan Unit Analisis Subyek penelitian dalam kajian ini adalah pelaku usaha sektor informal dalam lingkup perdagangan informal di kelurahan Campaka. Unit analisisnya adalah individu-individu yang menjadi pencari nafkah di sektor informal dalam lingkup perdagangan informal.
Adapun lokasi penelitian dilakukan di wilayah
kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada informasi yang diperoleh dari hasil praktek lapangan 1 dan praktek lapangan 2 yang telah dilakukan yang memperlihatkan kenyataan jumlah pelaku usaha sektor informal yang cukup banyak dan peluang pengembangan potensi usaha di Kelurahan Campaka.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan
data
dalam
kajian
pengembangan
masyarakat
ini
menggunakan metode-metode : 1.
Pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi fisik, sarana dan prasarana, dan kehidupan sosial masyarakat di Kelurahan Campaka.
2.
Penelaahan
arsip
laporan
pelaksanaan
kegiatan
program-program
penanggulangan kemiskinan (termasuk program pemberdayaan usaha sektor informal) di kantor Kelurahan Campaka. 3.
Diskusi dengan responden maupun informan melalui diskusi kelompok usaha sektor informal. Diskusi kelompok dilakukan untuk menghimpun data yang berkaitan dengan tujuan penelitian dan digunakan dalam pengidentifikasian SWOT (identifikasi faktor internal dan eksternal) dan pengisian kuesioner Analisis SWOT oleh responden (pelaku usaha sektor informal) sehingga diperoleh strategi SO, ST, WO dan WT yang digambarkan kedalam matriks analisis SWOT.
4.
Wawancara mengetahui
mendalam lebih
kepada
lanjut
responden maupun
fakta
pelaksanaan
informan
untuk
program-program
penanggulangan kemiskinan (termasuk program pemberdayaan usaha sektor informal). 5.
Sampling terhadap responden dengan memilih sebagian dari anggota populasi yang ada (para pelaku usaha sektor informal). Sampling adalah teknik untuk mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili
populasinya
(representatif),
sehingga
kesimpulan
terhadap
populasi dapat dipertanggungjawabkan, selain itu dapat menghemat waktu, tenaga, biaya, dan lebih teliti jika menghitung yang sedikit daripada yang banyak. Sampling dalam penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang yang muncul. Penelitian kualitatif pada kajian ini menggunakan pengambilan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Ciri-ciri pengambilan sampel bertujuan/Purposive Sampling (Lexy J. Moleong, 2004) antara lain : a. Rancangan sampel yang muncul. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu. b. Pemilihan sampel secara berurutan. Tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat diperoleh jika pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan
dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas iunformasi
yang
diperoleh
terlebih
dahulu
sehingga
dapat
dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui. Dari mana atau dari siapa hal itu mulai tidak menjadi persoalan, tetapi jika hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa
keperluan
peneliti.
Teknik
sampling
Snowball
(bola
salju)
bermanfaat dalam hal ini, yaitu mulai dari satu menjadi makin lama makin banyak. c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel mungkin sama kegunaannya. Namun setelah makin banyak informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, diketahui ternyata bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian. d. Pemilihan berakhir jika telah terjadi pengulangan. Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbanganpertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri. Jadi kuncinya di sini adalah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan. Responden purposive
sebagai
sampling
sumber
data
adalah para pelaku
primer
dipilih
secara
usaha sektor informal
sejumlah 20 orang. Rincian responden dan informan dapat diketahui berikut ini : a. Pelaku usaha sektor informal (1) Usaha warung sejumlah 10 orang (2) Pedagang keliling sejumlah 4 orang (Pedagang
keliling
adalah
pedagang
yang
menjajakan
dagangannya ke berbagai tempat dan tidak pernah menetap berdagang di satu tempat. Pedagang keliling menggunakan alat/perlengkapan usaha berupa bakul, roda, atau wadah yang dijinjing). (3) Pedagang Kaki Lima 6 orang (pedagang kaki lima adalah pedagang yang menetap sementara pada suatu tempat di pinggiran jalan dengan menggelar alas dagangan/terpal, roda atau meja).
b. Informan (1) Aparat pemerintah setempat sejumlah 3 orang (2) Aparat instansi pemerintah kota Bandung sejumlah 3 orang (3) Tokoh masyarakat sejumlah 2 orang.
Pengoperasian pengumpulan data dilakukan melalui tahapan yang dirumuskan Nisbet dan Watt (1994) antara lain : 1.
Tahapan terbuka, yaitu proses penggalian informasi dengan pertanyaan terbuka dengan menggali informasi seluas-luasnya dari subyek.
2.
Tahapan penitikberatan (fokus) terhadap segi-segi yang akan diidentifikasi dengan cara memilah mana yang dianggap penting untuk diidentifikasi.
3.
Tahap penulisan tafsiran atau memaknai suatu konsep.
Langkah yang perlu dilakukan oleh fasilitator dalam pengumpulan dan analisis data antara lain peng-kategori-an, pem-validasi-an , penganalisisan data, dan perumusan data tertulis. Data yang telah diperoleh kemudian dikonfirmasikan dan didiskusikan di antara stakeholder. Sumber data dalam kajian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dari tangan pertama yang terdiri dari responden dan informan kajian, yang dalam hal ini adalah pelaku usaha sektor informal. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari tangan kedua, yaitu aparat pemerintah kelurahan maupun para ketua RT dan RW sekelurahan Campaka, termasuk dokumen-dokumen yang berkaitan dengan usaha sektor informal. Perancangan
Program
Pengembangan
Masyarakat
pada
kajian
pemberdayaan usaha sektor informal menggunakan metoda analisis SWOT. Tahapan penggunaan analisis SWOT dalam kajian ini, adalah sebagai berikut : 1. Penetapan stakeholder utama, karena banyaknya stakeholder yang terlibat serta dengan berbagai tujuan berbeda dapat mengakibatkan kekacauan dalam penentuan S dengan O atau O dengan W yang dapat saling bertukar, maka pemilihan
stakeholder dilakukan untuk mempersempit domain
dokumen perencanaan agar mudah dikelola (manageable) (Soesilo, 2002 : 4-2). Stakeholder utama yang dipilih sebagai unit analisis SWOT adalah seluruh responden yang merupakan para pelaku usaha sector informal sebanyak 20 orang.
2. Identifikasi SWOT melalui perumusan faktor internal dan eksternal sehingga diperoleh empat strategi (SO, ST, WO, WT) yang digambarkan kedalam matriks analisis SWOT. 3. Pemilihan strategi yang akan dikembangkan dari empat strategi (SO, ST, WO, WT) berdasarkan perhitungan nilai bobot dan urgensi dari masingmasing faktor melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden. 4. Strategi terpilih dijabarkan kembali ke dalam bentuk rencana tindakan (action plan) berupa program dan kerangka pelaksanaan program.
Kerangka rencana pengumpulan data kajian ini didasarkan pada tujuan kajian, jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data. Kerangka tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 :
Tabel 2 Rencana Pengumpulan Data No.
Tujuan Kajian
Jenis Data
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data P
1.
Mengetahui dan memahami permasalahan usaha sektor informal ditinjau dari perspektif Pelaku Usaha Sektor Informal.
Permasalahan usaha sektor informal ditinjau dari tinjauan :
Faktor Internal motivasi modal pengalaman pengorganisasian diri/kelembagaan jejaring advokasi ideologis/cara berfikir pengetahuan dan keterampilan pendidikan produktivitas Faktor Eksternal kebijakan tatanan/sistem ekonomi pasar advokasi organisasi/lembaga
Pelaku Usaha Sektor Informal.
D
W
9
9
SD
No. 2.
Tujuan Kajian Memahami keterkaitan aspirasi warga masyarakat miskin dengan programprogram pemberdayaan usaha sektor informal yang ada di kelurahan Campaka.
Jenis Data Keterkaitan program-program pemberdayaan usaha sektor informal dengan aspirasi warga masyarakat miskin.
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data P
Tokoh masyarakat
D
W
SD
9
Pelaku Usaha Sektor Informal Aparat kelurahan Instansi terkait
3.
Menganalisis potensi lokal yang dapat dimanfaatkan dalam pemberdayaan usaha sektor informal
Potensi yang dikembangkan :
Tokoh masyarakat
- sumber daya manusia
Pelaku Usaha Sektor Informal
- sumber daya alam - kelembagaan dan modal sosial
Aparat kelurahan
9
9
No. 4.
Tujuan Kajian Menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pemberdayaan usaha sector informal
Jenis Data Faktor pendukung : Ketersediaan program-program penanggulangan kemiskinan yang berorientasi pemberdayaan usaha sector informal. Ketersediaan dan kemudahan mengakses mikro kredit. Peluang pelatihan kewirausahaan Keinginan kuat dari pelaku usaha sektor informal untuk mendapatkan taraf pendapatan dan kesejahteraan yang lebih baik. Faktor penghambat : Kekurangberpihakan kebijakan pemerintah dalam memperkuat keberadaan(eksistensi) usaha sektor informal Ketidakmampuan pelaku usaha sektor informal dalam mengorganisir dirinya. Kelemahan manajemen usaha. Kekurangmampuan dalam mengakses pasar dan keterbatasan modal.
Sumber Data Tokoh masyarakat Pelaku Usaha Sektor Informal Aparat kelurahan Instansi terkait
Teknik Pengumpulan Data P
9
D
W
9
SD
No. 5.
Tujuan Kajian
Jenis Data
Menyusun pemecahan masalah dalam
Langkah-langkah pemecahan masalah :
pemberdayaan usaha sektor informal.
Memperbesar peluang ekonomi Kebebasan usaha sektor informal untuk mengembangkan usahanya.
Memperkuat kapasitas usaha sektor informal dalam penguasaan sumber daya ekonomi.
Memperkuat kekuatan rebut-tawar dan daya saing usaha sektor informal.
Keterangan : P
= Pengamatan/observasi
D
= Diskusi Kelompok
W
= Wawancara
SD
= Studi Dokumenta
Sumber Data Pelaku Usaha Sektor Informal
Teknik Pengumpulan Data P
D
9
W
SD
Prosedur Analisis Data Analisis data kualitatif (Lexy J. Moleong, 2004) adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Proses analisis data kualitatif (Lexy J. Moleong, 2004)
berjalan sebagai berikut : 1.
Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2.
Mengumpulkan,
memilah-milah,
mengklasifikasikan,
mensistesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. 3.
Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Selanjutnya menurut Janice McDrury (Lexy J. Moleong, 2004) tahapan
analisis data kualitatif antara lain : 1.
Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.
2.
Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.
3.
Menuliskan ’model’ yang ditemukan.
4.
’Coding’ yang telah dilakukan. Dari definisi-definisi tersebut dapatlah kita pahami bahwa ada yang
mengemukakan
proses,
adapula
yang
menjelaskan
tentang
komponen-
komponen yang perlu ada dalam suatu analisis data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data, kemudian data terkumpul dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, photo, dokumen berupa laporan, biografi, dan artikel. Selanjutnya langkah-langkah penganalisisan data adalah mengatur,
mengurutkan,
mengkategorisasikannya.
mengelompokkan,
memberikan
kode,
dan
Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut
bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya dapat dijadikan teori substantif. Miles
dan
Huberman
(Sitorus,
2004)
mengemukakan
bahwa
penganalisisan data kajian ini dilakukan tiga jalur analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Melalui reduksi data maka dilakukan
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul, sebagaimana tampak dari kerangka konseptual, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih. Kegiatan mereduksi data antara lain : meringkas data, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus; membuat partisi dan menulis memo.
Reduksi data tersebut merupakan analisis yang dilakukan
melalui penajaman, penggolongan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan akhir dapat diambil. Setelah dilakukan reduksi data, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Data yang sudah diperoleh kemudian disusun menjadi sekumpulan
informasi sehingga
memberi
kemungkinan
adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data tersebut dilakukan dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan dan dalam bentuk matrik, grafik, maupun jaringan serta bagan. Kegiatan analisis data selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan yang didasarkan dari hasil penyajian data yang telah dilakukan. Kesimpulan tersebut juga masih diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara memikir ulang selama penulisan, tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan serta melalui peninjauan kembali dan tukar pikiran dengan teman sejawat maupun pakar untuk pengembangannya, dan menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain; dimana makna-makna yang muncul dan data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kesesuaiannya yang merupakan validitasnya.