MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 8 SURABAYA DENGAN KONSELING KELOMPOK GESTALT
Elisabeth Christiana, S.Pd.,M.Pd. *) Wahyu Nanda Eka Saputra
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah ditemukannya siswa tidak percaya diri di kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya sebanyak 32,4 % melalui proses wawancara. Bentuk perilaku tidak percaya diri di kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya adalah kesulitan dalam mengungkapkan pendapat, sering berkata tidak bisa sebelum mencoba berpendapat, tidak percaya diri saat melakukan presentasi di depan kelas, dan merasa malu jika menjawab pertanyaan dari guru. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji konseling kelompok gestalt dalam meningkatkan rasa percaya diri pada siswa kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental design dengan pre-test dan post-test group design, dengan rancangan satu kelompok subyek. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara dan observasi untuk mengetahui tingkat rasa percaya diri. Subyek penelitian ini adalah delapan siswa kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya yang memiliki skor rasa percaya diri terendah. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik non-parametric dengan menggunakan uji jenjang bertanda wilcoxon. Dari hasil perhitungan diperoleh Thitung < Ttabel . Hal ini berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “konseling kelompok Gestalt dapat diterapkan dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya” dapat diterima.
Kata kunci : Konseling kelompok gestalt, rasa percaya diri hambatan pun biasanya memiliki rasa LATAR BELAKANG
kurang percaya diri. Apalagi pada individu yang memiliki kekurangan fisik
Masalah kepercayaan diri pada individu menjadi prioritas yang harus dibangun. Individu yang tak memiliki Dosen Prodi BK FIP Unesa
dan mental. Menurut kepercayaan
Perry diri
(2005:1) memberikan Page 1
kemampuan individu untuk mengatasi
dirinya sendiri, sekarang menjadi kurang
tantangan baru, meyakini diri sendiri
percaya diri dan takut akan kegagalan
dalam situasi sulit, melewati batasan
karena daya tahan fisik menurun dan
yang menghambat, menyelesaikan hal
karena kritikan yang bertubi – tubi
yang
dilakukan,
datang dari orang tua dan teman –
mengeluarkan bakat serta kemampuan
temannya. Rendahnya rasa percaya diri
sepenuhnya, dan tidak mengkhawatirkan
pada siswa SMA adalah masalah yang
kegagalan. Ciri individu yang percaya
sering diabaikan oleh para guru, tetapi
diri adalah lebih fokus pada apa yang
jika keadaan tersebut terus diabaikan, hal
bisa dilakukan dan hasil positif yang
ini akan dapat berdampak negatif bagi
akan diraih, bukan apa yang tidak bisa
siswa yaitu hasil belajar yang kurang
dilakukan dan apa yang mungkin salah.
optimal.
belum
Menurut
pernah
(2005:6)
Berdasarkan hal itu, dilaksanakan
percaya diri adalah salah satu kunci
pengamatan di SMAN 8 Surabaya pada
kesuksesan hidup individu. Karena tanpa
saat Program Pengalaman Lapangan di
adanya rasa percaya diri, individu tidak
SMAN 8 surabaya pada kelas X dan XI
akan sukses dalam berinteraksi dengan
mulai tanggal 15 Juli 2010 sampai 04
orang lain. Di samping itu, tanpa adanya
September 2010. Pengamatan dilakukan
rasa percaya diri, individu niscaya tidak
antara 2 sampai 3 kali tiap minggu.
akan bisa mencapai keinginan yang
Berdasarkan
diidam
–
Al
Uqshari
idamkan.
Karena
pada
dijumpai
pengamatan
sekitar
30%
siswa
yang
prinsipnya rasa percaya diri secara alami
mengalami
bisa memberikan individu efektifitas
pendapat di kelas, ragu - ragu jika
kerja, kesehatan lahir batin, kecerdasan,
bertanya
keberanian,
jiwa
kesulitan berbicara dalam melakukan
mengambil
presentasi di depan kelas, dan ragu –
keputusan yang tepat, kontrol diri,
ragu jika ingin menjawab pertanyaan
kematangan etika, rendah hati, toleran,
dari guru. Hal tersebut berlaku pada
rasa puas dalam diri maupun jiwa, serta
hampir semua mata pelajaran. Setelah
ketenangan jiwa.
ditanyakan lebih lanjut kepada siswa
petualang,
daya
kreatifitas,
kemampuan
Menurut Hurlock (1980:192) anak remaja yang tadinya sangat yakin dengan Dosen Prodi BK FIP Unesa
ternyata
kesulitan
tersebut
kepada
guru,
banyak
menyebabkan
mengutarakan
mereka
mengalami
faktor
yang
mempunyai Page 2
perilaku tersebut, antara lain adalah
konselor tersebut hanya berdasarkan
adanya ketakutan siswa jika apa yang
pada catatan buku kasus siswa yang
mereka katakan tidak sesuai dengan
dimiliki oleh koordinator BK. Tingkat
harapan dan keinginan bapak atau ibu
percaya diri rendah paling banyak
guru, malu jika harus ke depan kelas
dialami oleh siswa kelas X – 3 yaitu
untuk
menjawab
sebesar 32,4% dari 37 siswa. Hal
pertanyaan, tidak yakin bahwa apa yang
tersebut sesuai dengan keterangan yang
ingin siswa sampaikan benar, dan pada
diberikan oleh wali kelas kelas X – 3
akhirnya ditertawakan oleh teman –
yang juga sebagai guru biologi dan guru
temannya.
mata pelajaran bahasa Jerman SMAN 8
presentasi
atau
–
Perilaku
perilaku
yang
Surabaya pada tanggal
11 Nopember
ditunjukkan siswa SMAN 8 Surabaya
2010. Banyak siswa kelas X – 3 yang
tersebut mengindikasikan bahwa siswa
mempunyai tingkat percaya diri rendah.
di SMAN 8 Surabaya mempunyai
Menurut wali kelas yang dan guru mata
tingkat percaya diri rendah. Menurut
pelajaran bahasa Jerman tersebut banyak
Surya
siswa
(2007:1)
gejala
siswa
tidak
yang
kesulitan
dalam
pendapat,
sering
percaya diri adalah cemas, khawatir, tak
mengungkapkan
yakin, tubuh gemetar ketika siswa
berkata tidak bisa sebelum mencoba
hendak memulai melakukan sesuatu.
berpendapat, tidak percaya diri saat
Wajah siswa menunjukkan roman tak
melakukan presentasi di depan kelas,
berdaya dan ketakutan, padahal siswa
dan
tersebut belum melakukan apa – apa.
menjawab pertanyaan dari guru.
merasa
takut
dan
malu
jika
Jika siswa melakukan sesuatu, sering
Dampak tidak percaya diri siswa X
berhenti di tengah jalan karena rasa tak
– 3 SMAN 8 Surabaya yang pertama
berdaya
adalah dalam proses belajar mengajar
siswa
sedemikian
besar
sehingga siswa mengurungkan niatnya
siswa
melakukan sesuatu.
pelajaran
Setelah
memahami
dengan
baik.
materi Hal
ini
wawancara
berdasarkan keterangan dari siswa itu
SMAN
8
sendiri. Berdasarkan keterangan yang
Surabaya tanggal 11 Nopember 2010,
diperoleh dari siswa melalui proses
terdapat 25% siswa yang mempunyai
wawancara,
tingkat percaya diri rendah. Pernyataan
mampu menyerap materi dengan baik.
dengan
melakukan
kurang
koordinator
BK
Dosen Prodi BK FIP Unesa
siswa
cenderung
tidak
Page 3
Ketika siswa tidak paham dengan materi,
pendekatan
siswa tidak mau bertanya kepada guru.
(2005:118) pandangan gestalt adalah
Dampak
nilai
bahwa individu memiliki kesanggupan
partisipasi dan akademik cenderung
memikul tanggung jawab pribadi dan
rendah. Hal ini berdasarkan keterangan
hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang
yang diperoleh dari wali kelas melalui
padu. Setiap individu bukan semata-mata
proses
Berdasarkan
merupakan penjumlahan dari bagian-
keterangan dari wali kelas, siswa yang
bagian organ-organ seperti hati, jantung,
tidak
otak,
yang
kedua
adalah
wawancara.
percaya
diri
akan
kesulitan
gestalt.
dan
Menurut
sebagainya, suatu
Corey
melainkan
menerima materi pelajaran dan akan
merupakan
koordinasi
berpengaruh terhadap nilai partisipasi
bagian tersebut. Manusia aktif terdorong
dan akademik, yaitu cenderung dibawah
kearah
rata – rata. Hal ini karena siswa tidak
pemikiran,
mau berpendapat, bertanya dan sering
lakunya.
keseluruhan perasaan,
dan
semua
integrasi
dan
tingkah
merasa tidak bisa ketika menjawab
Menurut Perls (Hansen, 1982)
pertanyaan dari guru. Dampak yang
tujuan utama dari konseling gestalt
ketiga adalah siswa cenderung tidak
adalah untuk membuat individu menjadi
punya pendirian dan terbawa arus oleh
pribadi
teman – temannya. Hal ini dibuktikan
(Corey, 2005:123) terapi gestalt adalah
dengan perilaku mereka yang sering
menjadikan konseli tidak bergantung
tidak mengerjakan tugas secara mandiri
pada orang lain, menjadikan konseli
dan sering ikut – ikutan temannya untuk
menemukan sejak awal bahwa dia bisa
menentukan suatu pilihan. Hal tersebut
melakukan banyak hal, lebih banyak
berdasarkan keterangan dari wali kelas
daripada
yang
dari kelas X – 3.
Seligman
(2001:265)
Perilaku tidak percaya diri siswa
yang
padu.
Menurut
dikiranya.
Perls
Menurut
tujuan
terapi
gestalt antara lain untuk membantu
tersebut harus ditangani, agar siswa
konseli
dapat
percaya
memanfaatkan sumber – sumber potensi
dirinya. Alternatif bantuan yang dapat di
pribadinya, mengurangi ketergantungan
berikan untuk membantu meningkatkan
pada orang lain, meningkatkan rasa
percaya
dengan
tanggung jawab, membuat pilihan yang
kelompok
tepat, dan memperoleh kemampuan diri.
meningkatkan
diri
menggunakan
siswa
rasa
adalah
konseling
Dosen Prodi BK FIP Unesa
mencapai
kesadaran,
Page 4
Tujuan
terapi
tersebut
maupun
konseli
kelompok di pandang lebih efisien.
dari
Karena umpan balik yang diterima dari
ketergantungan terhadap lingkungan atau
konselor maupun dari anggota kelompok
orang lain menjadi percaya diri, dapat
dapat mempercepat proses kesadaran.
mengandung haruslah
gestalt
makna dapat
berbuat
bahwa berubah
lebih
banyak
untuk
meningkatkan kebermaknaan hidupnya.
individual.
Namun
format
Berdasarkan uraian diatas, perlu diuji kesesuaian teori tersebut dengan
Menurut Perls (Corey, 2005:126)
kenyataan di lapangan dan khususnya
konselor harus mematangkan konseli
apakah konseling kelompok pendekatan
dan membongkar hambatan – hambatan
gestalt dapat dijadikan sebagai salah satu
yang mengurangi kemampuan konseli
alternatif bantuan yang diberikan untuk
berdiri di atas kaki sendiri. Konselor
meningkatkan rasa percaya diri siswa
berusaha
kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya.
mendorong
konseli
dalam
melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal
kepada
dukungan
internal
METODE PENELITIAN
dengan menentukan letak jalan buntu. Jalan buntu adalah titik tempat individu
Penelitian
ini
merupakan
–
penelitian eksperimen, karena ada suatu
perasaan yang mengancam karena dia
perlakuan (treatment) yang di terapkan
merasa
Konselor
oleh peneliti. Penelitian ini termasuk
membantu konseli untuk menyadari dan
jenis penelitian pre-experimental design
menembus
dengan
karena peneliti tidak memakai variabel
menghadirkan situasi – situasi yang
kontrol dan sampel tidak di pilih secara
mendorong konseli itu untuk mengalami
random (Sugiyono, 2010:74). Bentuk
keterpakuannya secara penuh. Konseli
rancangan pre-experimental design ini
menggunakan konselor sebagai layar
memakai one group pre-test – post-test
proyeksi
konselor
design, yaitu jenis rancangan yang
sebagai pendorong untuk menemukan
memakai pengukuran awal (pre-test) dan
apa saja yang hilang dari diri konseli.
pengukuran
menghindari
mengalami
tidak
nyaman.
jalan
dan
Menurut
perasaan
buntu
memandang
Darminto
(2007:96)
praktek dalam konseling gestalt dapat
akhir
membandingkan
(post-test) keadaan
untuk sebelum
diberikan perlakuan.
dilaksanakan melalui format kelompok Dosen Prodi BK FIP Unesa
Page 5
Subyek
penelitian
adalah
Variabel bebas dalam penelitian
delapan siswa kelas X – 3 SMAN 8
ini adalah rasa percaya diri, sedangkan
Surabaya yang mempunyai rasa percaya
variable terikat dalam penelitian ini
diri
adalah
terendah.
Teknik
ini
pengambilan
konseling
kelompok
subyek penelitian dilakukan dengan
Instrumen
teknik non random sampling jenis
penelitian
purposing sampling, karena pemilihan
wawancara dan observasi sebagai alat
subyek didasarkan atas ciri – ciri atau
pendukung untuk mengumpulkan data.
sifat – sifat tertentu yang mempunyai
pengumpul
gestalt.
ini
adalah
Berikut
data
dalam
angket,
serta
disajikan
kisi-kisi
sangkut paut yang erat dengan ciri – ciri
pedoman angket yang akan digunakan
populasi
sebagai
alat pengumpul
disusun
berdasarkan
yang
sudah
diketahui
sebelumnya (Hadi, 2004:36).
data
yang
pendapat
dari
Hakim (2002:5). Kisi – Kisi Angket Percaya Diri Sebelum Uji Validitas Variabel
Rasa Percaya Diri
Indikator
Deskriptor
Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
Mampu menjalin keakraban dengan orang lain. Menempatkan diri dengan baik dalam berbagai situasi. Bersikap ramah dalam berbagai situasi. Aktif dalam diskusi di kelas. Mendapatkan nilai di atas rata – rata. Menerima materi dari guru dengan baik. Memiliki peran dalam masyarakat. Berinteraksi dengan teman.
Memiliki kecerdasan yang cukup.
Memiliki kemampuan besosialisasi.
Dosen Prodi BK FIP Unesa
No Item + 44,65,85
2,91, 23
1,43
64,22
3,45
66,24
46,25
4,67
95, 108
100, 105
5,47, 15
68,26, 32
48,69
6,27
7,28
49,70
Page 6
Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
Tegar dalam menghadapi segala masalah.
29,50
8,71
Menerima kritik dari orang lain.
9,72
51,30
Selalu besikap tenang di dalam mengerjakan sesuatu.
Berhati – hati mengerjakan ulangan. Teliti dalam mengerjakan tugas. Tidak bergantung orang lain saat mengerjakan pekerjaan. Menjadi penengah perdebatan dalam diskusi di kelas. Mendamaikan teman yang berselisih.
31,52
10,73
86
92
11,74
87,53
33,54
12,75
13,76
55,34
Berperan aktif dalam organisasi disekolah.
56,77, 88
14,35, 93
Bereksperimen dengan hal – hal baru. Memiliki penampilan yang baik. Menghargai keadaan dirinya sendiri. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak. Tersedianya waktu untuk bersama keluarga. Bersabar dalam menghadapi setiap masalah. Tanggap dalam menghadapi masalah. Tidak pernah gagal dalam sekolah. Memiliki kemauan yang tinggi untuk studi ke jenjang lebih tinggi.
36,89
57,78
58,79
16,37
17,80
38,59
39,60
18,81
19,40
82,61
41,62, 90
20,83, 94
21,84
42,63
96
101
102, 106
109, 97
Mampu menetralisir ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi. Memiliki ketrampilan yang menunjang kehidupannya. Memiliki kondisi mental fisik yang menunjang penampilannya. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
Selalu bereaksi dan bertindak positif di dalam menghadapi berbagai situasi. Memiliki pendidikan formal yang cukup
Dosen Prodi BK FIP Unesa
Page 7
Memiliki potensi yang memadai
Menjadi pemimpin kelompok. Mengikuti perlombaan di dalam atau di luar sekolah
Sebelum alat pengumpul data
96, 110
103, 107
104
99
Moment). Dengan demikian rhitung
di atas disebarkan pada subjek
lebih besar dari rtabel
penelitian, angket terlebih dahulu
0,325), sehingga instrumen angket
diujikan kepada 37 responden untuk
rasa percaya diri yang telah disusun
dilakukan
dinyatakan reliabel. Dari perhitungan
uji
validitas
dan
reliabilitas.
reliabilitas,
Dalam validitas korelasi
penelitian
dihitung Product
perhitungan diperoleh
ini
menggunakan Moment.
keseluruhan hasil
uji
bahwa
(0,701 >
diperoleh
𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,701. Sehingga disimpulkan bahwa hubungan korelasi kuat.
Dari item jumlah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pernyataan yang valid sebanyak 75 item dan yang tidak valid sebanyak 35 item. Dengan demikian 75 item pernyataan
yang
valid
akan
Sajian Data Hasil Pre-Test Delapan siswa yang memiliki skor rasa percaya diri terendah
digunakan untuk mengukur skor rasa
dijadikan
percaya diri siswa kelas X – 3
diberi perlakuan konseling kelompok
SMAN 8 Surabaya.
gestalt. Delapan siswa yang memiliki
Dalam penelitian ini rumus yang
digunakan
untuk
menguji
subyek
penelitian
dan
skor rasa percaya diri terendah adalah sebagai berikut :
reliabilitas instrumen adalah dengan rumus
Spearman
Brown.
Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh
rhitung
sebesar
0,701
kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan jumlah subyek N=37 dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,325 (tabel nilai r Product Dosen Prodi BK FIP Unesa
Page 8
Delapan siswa yang memiliki skor rasa percaya diri terendah NO 1 2 3 4 5 6 7 8
SUBYEK
SKOR
DLA GNI PRM NVI NUR FRO BNR DWI
187 183 178 167 165 155 151 140
dilihat
Perlakuan dalam penelitian ini yaitu konseling kelompok gestalt yang dilaksanakan dalam 7 kali
kurang
dengan
lebih
pertemuan.
durasi
45
waktu
menit
Tahap
tiap
konseling
kelompok gestalt adalah membangun hubungan
terapiutik,
fungsi
hubungan, membangun dukungan diri sendiri, mengungkapkan emosi,
dan kesepakatan terhadap proses.
subyek
mendapatkan
penelitian
perlakuan
berupa
konseling kelompok gestalt, maka selanjutnya dilakukan pengukuran akhir
(post-test)
kepada
rasa
percaya
siswa
yang
penelitian
diri
dijadikan
menunjukkan
peningkatan
setelah
dilaksanakan
perlakuan
berupa
konseling
kelompok
gestalt.
Agar
hasil
penelitian diperoleh dengan cermat dan teliti, maka setelah diperoleh hasil post-test langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis Data Setelah diperoleh hasil pre-test dan
post-test,
maka
peneliti
membandingkan hasil pre-test dan
Sajian Data Hasil Post-test subyek
skor
kedelapan
pemeliharaan pekerjaan diri sendiri,
Setelah
Nama Skor DLA 202 GNI 198 PRM 197 NVI 187 NUR 179 FRO 177 BNR 172 DWI 168 Berdasarkan data tabel dari
hasil angket post-test di atas dapat
Pemberian Perlakuan
pertemuan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8
subyek
penelitian. Berikut data hasil postest : Data skor hasil angket post-test
post-test
kemudian
mengadakan
analisis data agar diketahui hasil penelitian dengan cermat dan teliti serta untuk mengetahui benar atau tidaknya hipotesis yang digunakan. Analisis data yang digunakan adalah uji jenjang bertanda Wilcoxon. Sesuai dengan judul penelitian dan teori yang ada, maka hipotesis
Dosen Prodi BK FIP Unesa
Page 9
statistik
yang
digunakan
untuk
Pembahasan Hasil Penelitian
menganalisis data adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian melalui
𝐻0 =
Konseling
kelompok
angket,
wawancara.
observasi,
Pembahasan
hasil
Gestalt tidak dapat diterapkan dalam
sebagai dijabarkan sebagai berikut:
meningkatkan rasa percaya diri siswa
1. Skor
kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya. 𝐻𝑎 Gestalt
dianalisis
= Konseling kelompok dapat
diterapkan
pre-test
dalam
dan
post-test
menggunakan
uji
statistik non parametik dengan uji jenjang bertanda Wilcoxon. Dari
meningkatkan rasa percaya diri siswa
analisis ini diperoleh Thitung
kelas X– 3 SMAN 8 Surabaya.
Ttabel (0 < 4), hal ini berarti
Berdasarkan
tabel
<
hasil
konseling kelompok gestalt dapat
perhitungan di atas, diketahui bahwa
diterapkan untuk meningkatkan
nilai Thitung
rasa percaya diri siswa kelas X – 3
yang diperoleh adalah
0. Kemudian Thitung
dibandingkan
dengan Ttabel dengan taraf signifikan
SMAN 8 Surabaya. 2. Peningkatan rasa percaya diri
5% dan N = 8. Dari tabel nilai kritis
didukung
pernyataan
untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon
setelah melaksanakan konseling
bahwa nilai Ttabel adalah 4.
kelompok gestalt. Siswa mengaku
Jika Thitung ≤ Ttabel berarti H0
mampu
ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
percaya
penelitian di atas, diketahui bahwa
percaya diri untuk mengemukakan
Thitung
pendapat, berkomunikasi dengan
< Ttabel
(0 < 4) maka
hipotesis penelitian yang berbunyi “Konseling kelompok Gestalt dapat diterapkan dalam meningkatkan rasa
meningkatkan
siswa
dirinya.
Siswa
rasa lebih
orang yang belum dikenalnya, menampilkan
bakat
kemampuannya,
menyelesaikan serta
dan
percaya diri siswa kelas X – 3
masalahnya,
berani
SMAN 8 Surabaya” dapat diterima.
mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri. 3. Peningkatan rasa percaya diri juga didukung dengan hasil observasi.
Dosen Prodi BK FIP Unesa
Page 10
Siswa
melaksanakan
menggunakan uji tanda berjenjang
konseling kelompok dari awal
wilcoxon diperoleh Thitung < Ttabel
sampai akhir dengan baik. Dalam
(0 < 4), sehingga Ho ditolak dan Ha
melaksanakan
konseling
diterima. Dengan demikian, hipotesis
kelompok getalt siswa berani
penelitian yang berbunyi “Konseling
untuk mengemukakan pendapat,
kelompok Gestalt dapat diterapkan
bertanya
jika
tidak
untuk meningkatkan rasa percaya diri
mengerti,
memberikan
umpan
siswa kelas X – 3 SMAN 8
balik
dapat
saat
kelompok
mereka
proses
konseling
gestalt,
antusias
Surabaya” telah terbukti. Peningkatan rasa percaya diri
mengikuti konseling kelompok
juga
gestalt,
mampu
observasi yakni siswa lebih berani
menyampaikan pesan dan kesan
mengekspresikan pendapat, berani
dari kegiatan konseling kelompok
bertanya jika mereka tidak mengerti,
gestalt.
mampu memberikan umpan balik
dan
ditunjukkan
saat KESIMPULAN
berdasarkan
melaksanakan
kelompok
gestalt
konseling dan
mampu
menyampaikan pesan dan kesan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan
setelah
melaksanakan
konseling
kelompok gestalt.
konseling
Selain itu, peningkatan rasa
dapat
percaya diri juga didukung oleh
meningkatkan rasa percaya diri siswa
pernyataan delapan subyek penelitan
kelas X – 3 SMAN 8 Surabaya. Hasil
pada saat evaluasi melalui proses
tersebut
dapat
dengan
wawancara yang dilakukan oleh
adanya
peningkatan
rasa
peneliti yang menyebutkan bahwa
percaya diri siswa antara sebelum
tiap – tiap subyek penelitian mampu
dan sesudah penerapan konseling
selangkah demi selangkah merubah
kelompok gestalt.
perasaannya menjadi lebih percaya
kelompok
gestalt
diketahui skor
Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan
Dosen Prodi BK FIP Unesa
diri
dengan Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Uqshari, Yusuf. 2005. Percaya Diri, Pasti. Jakarta. Gema insani press Corey, Gerald. 2005. Konseling Dan Psikoterapi. Bandung : Refika Aditama Cormier, W.H dan Cormier L.S. 1985. Interviewing Strategy For Helpers Fundamental Skill And Cognitive Interviutions, Second Edition Books. Cole montary : california Darminto, Eko. 2007. Teori – Teori Konseling. Surabaya : Unesa University Press Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid I. Yogyakarta : Andi Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara Perry, Martin. 2005. Confidence Boosters : Pendongkrak kepercayaan Diri. Jakarta : Erlangga Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Surya, Hendra. 2007. Percaya Diri Itu Penting. komputindo
Dosen Prodi BK FIP Unesa
Jakarta. PT elex media
Page 12