MENENGOK KEMBALI MAKNA “DISABILITAS” Dr. Ro’fah, MA Pusat Studi Difabel, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. PUSAT STUDI GENDER DAN ANAK UIN SYARIf HIDAYATULLAH
APA ITU DISABILITAS/ DIFABEL?
DISABILITAS: PERGESERAN PARADIGM
Paradigma Lama: Difabilitas dan Disabilitas dipandang sebagai isu / problem kesehatan , ketidakberuntungan atau kekurangan individu. Paradigm Baru: Disabilitas merupakan produk dari masyarakat dan lingkungan yang mencacatkan “disabling”
Gambaran Budaya tentang Disabilitas Setengah Manusia – Setengah hewan Manusia Super, Sakti Mandraguna Jahat, Jelek, Berbahaya, Menakutkan Butuh di kasihani Tergantung, seperti anak – anak Tidak memiliki gairah seksual atau.. Gairah seksual nya sangat tinggi Dll
Penyebab Disabilitas: Pandangan Budaya Hukuman Saking Gusti Allah terhadap dosa ( bapak ibunya atau individu yang bersangkutan) Akibat dari di guna- gunai ( didukun-ke) Akibat kecelakaan atau “tindakan kekerasan” Orang tua memiliki pikiran jelek atau melakukan tindakan jelek ketika hamil Penggabungan manusia dengan setan atau hewan
Bagaimana Agama Kristen : Penyandang Disabiitas di larang berpartisipasi dalam ritual ke agamaan – Dianggap tidak SUCI 4 persepsi yang muncul dalam tradisi Kristen (Judeo Christianity) Menantang konsep kesempurnaan Tuhan Disabilitas merupakan refleksi / tanda adanya hukuman Tuhan atau adanya spirit jahat Disabilitas merupakan obyek “kerelawanan” dan “kedermawanan” Tidak Suci dan harus di kecualikan dari ritual2 keagamaan
ISLAM Secara tekstual dalam Al Quran disabilitas dianggap sesuatu yang netral: bukan hukuman Allah bukan pula tanda munculnya roh atau spirit jahat. Tidak ada kata – kata dalam Al (bhs Arab klasik) yang maknanya kira-kira sama dengan “penyandang disabilitas”. Kata2 yang digunakan menunjukan disabilitas secara spesifik dan lebih di tekankan makna metaforisnya Difabel hanyalah kategori diantara “orang-orang lemah” ( mustad’afun) yang biasanya terdiri orang yang sakit, orang miskin, orang yang bepergian, dll Nilai individu tidak dilihat dari kondisi fisik dan mentalnya tetapi keimanan -nnya
Social Model UPIAS Inggris 1979 “ In our view its society which is disabled physically impaired people. Disability is something imposed on top of our impairment by the way we are unnecessarily isolated and excluded from full participation” Pembedaan antara impairment dan disabilitas = sex dan gender Dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan difabel Inggris: Mike Oliver ( 1990, 1993) Tom Shakespeare (2001, 2010), Barnes.C ( 2003, 2006)
SOCIAL MODEL : REPOSITIONING MASALAH
INDIVIDU DIFABEL
LINGKUNGAN SOSIAL STRUKTUR MASYARAKAT
Disabilitas: Identitas Minoritas
Disabilitas bukanlah kekurangan fisik atau mental melainkan identitas kultur minoritas. ( Paul Longman, Susan S. ) Disabilitas bukanlah isu biolois maupun natural melainkan kategori sosial yang elastis; obyek kontrol sosial tapi juga subyek perubahan sosial
KEY WORD
AKSESIBILITAS – PARTICIPATION – RIGHTS
HUMAN RIGHT MODEL
DISABILITAS MERUPAKAN DIMENSI PENTING DALAM BUDAYA MANUSIA, SEMUA MANUSIA ADALAH PENYANDANG HAK TUJUAN : PEMENUHAN HAK DIFABEL DALAM SEMUA ASPEK
UU NO. 4 TAHUN 1997
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya yang terdiri dari : a. penyandang cacat fisik; b. penyandang cacat mental; c. penyandang cacat fisik dan mental
KONVENSI HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS / CRPD
Mengadopsi Sosial Model: Disabilitas adalah interkasi antara kondisi biologis dan lingkungan sosial
FACT – Sheet
Indonesia memiliki tidak kurang dari 24 juta difabel (10%) o (TNP2K, 2012). Lebih 60% hidup dalam kemiskinan asbsolut dan hidup kurang dari USD1.25/ hari (PPLS, 2011). . Hanya 0.6 persen anak difabel dan 0.24% anak difabel ringan mendapat pendidikan dasar (TNP2K (2013). .
Perempuan Difabel
Perempuan dengan disabilitas mengalami beban ganda terpinggira karena identitas gender dan disabilitasnya..dikenal dalam literatur dengan istilah ‘ double handicapp”. Perempuan difabel sangat rentan terhadap tindakan salah ( abuse) baik fisik, seksual maupun “penelantaran” Sebuah survey kecil di India tahun 2004 menunjukan bahwa hampir semua perempuan difabel dipukuli 25 per cent of perempuan difabel mental menjadi korban perkosaan dan 6 persen diseteril secara paksa.
Perempuan Difabel: Isu pokok
Kemiskinan Kekerasan Ketelantaran Strelisasi
ANAK
According to UNICEF, 30 per cent of street youths have some kind of disability. Mortality for children with disabilities may be as high as 80 per cent in countries where under-five mortality as a whole has decreased below 20 per cent, says the United Kingdom's Department for International Development,
APA YANG TERJADI DI INDONESIA?
REVISI UU NO 4 1997 HAK AKSESIBILITAS MAINSTREAMING DISABILITAS
TERIMA KASIH
PENDIDIKAN INKLUSIF JAMINAN KESEHATAN KHUSUS KEBIJAKAN SPESIFIK DIFABEL DI BERBAGAI PROPINSI
Disabilitas/ Penyakit mengurangi dosa?
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik: aku mendengar Rasulullah bersabda ” Allah berfirman,: “Jika aku mengambil dua hal yang paling di cintai umatKu yakni dua matanya dan dia tetap sabar maka aku akan memasukkan dia ke surga sebagai gantinya ’” (Al-Bukhari VII: 377).
TOLONG DI RENUNGKAN
DARI MANA KITA MENDAPAT PEMBENARAN TERHADAP SIKAP SERTA PANDANGAN NEGATIF YANG KITA MILIKI TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS? APA ALASANNYA?
Teks dan Penafsiran
Pertanyaanya adalah : kenapa konsep yang positif sekalipun dalam pelaksanaanya tidak selalu terterjemahkan secara positif ? Perlu di bedakan antara : Bagaimana Teks Agama mendeskripsikan disabilitas Bagaimana umat beragama memperlakukan penyandang disabilitas
Contoh Meski ada Hadith yang mengatakan bahwa rasulullah mengambil tindakan ekstra untuk mematikan bahwa penyandang disabilitas memiliki kesempatan melakukan ibadah/ bisa pergi ke Mesjid tetpai berapa banyak mesjid yang bisa di akses penyandang disabilitas? Riset dari berbagai konteks negara menunjukkan Perlakuaan umat beragama terhadap disabilitas masih diwarnai dengan pandangan diskriminatif yang muncul dari asumsi2 budaya sebagaimana di sebutkan diatas.
Interpretasi Penafsiran terhadap teks dipengaruhi oleh pandangan “normalisme” yang mendiskriminasikan dan meminggirkan penyandang disabilitas . Contoh konsep rukhshoh dalam fiqh yang dalam kacamata para fuqoha dipandang sebagai mekanisme untuk memberi keringanan kepada Muslim dalam menjalankan ibadah, dalam perspektif disabilitas merupakan refleksi dari bias “normalisme”. Al Mawardi dalam “ kitab al shulthaniyyah” misalnya menyatakan bahwa penyandang disabilitas tidak boleh menjadi pemimpin Orang yang tidak fasih berbahasa Arab tida boleh menjadi Imam
Apa yang perlu di lakukan? Penafsiran kembali pada teks – teks keagamaan dengan semangat yang lebih berpihak pada difabel perlu di lakukan. Menciptakan pedoman ritual keagamaan / Fiqh ramah difabel yang mengakomodir perspektif hak penyandang disabilitas. Masjid dan layanan ibadah aksesible untuk penyandang disabilitas
Budaya – Penjelasan ilmiah
Menilik kembali serta membongkar pandanganpandangan budaya yang negatif terhadap disabilitas. Mengurai pesan moral dibalik “larangan” atau persepsi budaya terkait Memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait sebab – sebab disabilitas secara medis dan ilmiah sehingga perspesi – persepsi keliru tentang penyebab disabilitas bisa dihilangkan. Anak difabel lahir karena orang tuanya menyakiti hewan
INTINYA? MENGUBAH PERSEPSI. Apa yang menjadi sumber permasalahan terkait disabilitas? Orangnya atau sistem (bagaimana masyarakat di tata)
MENINGKATKAN KESADARAN TENTANG DISABILITAS MENAWARKAN PENJELASAN YANG LEBIH “MENDASAR ” DAN BERPIHAK KEPADA PENYANDANG DISABILITAS
Langkah- langkah konkrit Pengurus kecamatan atau desa Melibatkan penyandang disabilitas dalam semua diskusi warga sebagaimana warga lain Memikirkan aksesibilitas dalam semua kegiatan tersebut dn layanan yang diberikan pihak kecamatan, desa maupun rt rw.
Tokoh agama Memberikan khutbah atau ceramah keagamaan yang memberikan pesan positif terkait penyandang disabilitas Memikirkan aksesibilitas tempat2 ibadah
Gerakan pemuda Melibatkan pemuda dengan disabilitas dalam kegiatan Membantu pihak kecamatan, desa, rt / rw untuk menciptakan aksesisibilitas bagi penyandang disabilitas