Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan di Provinsi NTB, NTT dan Sulawesi Tenggara
MODUL KADER PEMBANGUNAN DESA
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan MODUL KADER PEMBANGUNAN DESA
Publikasi pertama September 2016 Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia Jl. Taman Margasatwa No.26c, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550 T: +62-21-22780580 F: +62-21-7812325 http://www.kemitraan.or.id
Program dan publikasi ini didukung oleh Millennium Challenge Account Indonesia
Copyright April 2017 Kemitraan, The Partnership for Governance Reform ISBN 000-000-0000-00-0
All rights reserved. Unless otherwise indicated, all materials on these pages are copyrighted by the Partnership for Governance Reform in Indonesia. All rights reserved. No part of these pages, either text or image may be used for any purpose other than personal use. Therefore, reproduction, modification, storage in a retrieval system or retransmission, in any form or by any means, electronic, mechanical or otherwise, for reasons other than personal use, is strictly prohibited without prior written permission.
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tenggara
MODUL KADER PEMBANGUNAN DESA
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Sekapur Sirih
S
alah satu problem utama yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam oleh masyarakat adalah produktifitas yang rendah, serta cenderung tidak berkelanjutan. Konsorsium Kemitraan mengimplementasikan proyek “Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan di NTB, NTT dan Sulawesi Selatan”, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat, meningkatkan pendapatan rumah tangga, sekaligus berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca. Kemitraan bersama Yayasan Samanta, Pelita Sumba, Koppesda Sumba dan Lapak-Sultra menjalankan proyek tersebut dengan dukungan dari Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-I) melalui Proyek Kemakmuran Hijau (Green Prosperity Project).
ii
Proyek ini berupaya memperluas ruang kelola masyarakat melalui skema perhutanan sosial, meningkatkan pemanfaatan lahan melalui usaha pertanian berkelanjutan, meningkatkan jumlah kelembagaan usaha ekonomi masyarakat yang mampu mengolah dan memasarkan produk-produk pertanian berkelanjutan, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola usaha pertanian berkelanjutan, terbangunnya sumber-sumber energi terbarukan yang mampu dikelola oleh masyarakat secara berkelanjutan, serta terkelolanya informasi, pengetahuan dan pembelajaran proyek.
Modul Kader Pembangunan Desa Untuk mendukung tercapainya keluaran yang diharapkan dari proyek ini, serangkaian kegiatan pengembangan kapasitas dilakukan bagi para penerima manfaat di Lombok Tengah, Sumba Timur, dan Kolaka. Selain pelatihan dan lokakarya, beberapa modul terkait pengembangan kapasitas juga disusun, mengemas pengetahuan mengenai Wanatani, Pembibitan, Penguatan Kelembagaan, Wirausaha, Penguatan Kader Desa, dan topik terkait lainnya. Kami ucapkan terima kasih kepada para tenaga ahli yang telah melakukan pelatihan-pelatihan serta menyusun modul-modul pembelajaran yang komprehensif. Kami ucapkan terima kasih kepada jajaran Pemerintah Daerah di Lombok Tengah, Sumba Timur, dan Kolaka yang telah mendukung proyek ini. Terakhir, kepada para mitra Konsorsium Kemitraan, kami sampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerjasama yang baik dan kerja kerasnya. Semoga kerjasama ini dapat dilanjutkan dalam bentuk-bentuk lain di masa depan, demi mendukung kelangsungan serta tujuan perluasan Perhutanan Sosial, yakni peningkatan penghidupan masyarakat dari hasil sumber daya hutan serta pengelolaan hutan yang lestari di Indonesia. Semoga modul-modul ini berguna dalam meningkatkan pengetahuan serta kapasitas masyarakat pengelola Perhutanan Sosial di berbagai lokasi lainnya di Indonesia. Jakarta, Agustus 2017
Monica Tanuhandaru Direktur Eksekutif Kemitraan
iii
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Daftar Isi Sekapur Sirih
ii
Pokok Bahasan 1
Orientasi Pelatihan
1
Perkenalan, Harapan dan Kekuatiran, Alur Belajar, Kontrak Belajar 2 Pokok Bahasan 2
Kepemimpinan dan Komunikasi
7
Kepemimpinan dan Komunikasi
8
Permainan Memburu Barang
11
Permainan LUTT & MIPP (60 menit)
12
Bahan Bacaan Kepemimpinan
14
Pokok Bahasan 3
Kerjasama23
Kerjasama dan Membangun Tim Kerja Bahan Bacaan Membangun Tim Kerja iv
24 26
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 4
Motivasi33
Motivasi dan Membangun Penyadaran Diri
34
Bahan Bacaan Penyadaran Diri Pengenalan dan Pengembangan Diri dalam Kelompok 37 Pokok Bahasan 5
Partisipasi41
Konsep Dasar Partisipasi dan Belajar Partisipasi dari Pengalaman 42 Kucing, Siti, Joko, dan Kamto
44
Lembar 2. Tugas Kerja Kelompok
46
Pokok Bahasan 6
Teknik Fasilitasi
55
Teknik Fasilitasi yang Partisipatif dan Fasilitator yang Baik 56 Bahan Bacaan Fasilitator Belajar Partisipatif66 Pokok Bahasan 7
Pengetahuan/Wawasan75
Kunjungan Lapangan
76 v
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Refleksi Pengalaman Kunjungan Lapangan
80
Pokok Bahasan 8
Rencana Kerja Tindak Lanjut
83
Identifikasi/inventarisasi Masalah dan Potensi PSDH dan Kelompok
84
Lampiran
Ice Breaking
vi
89
Modul Kader Pembangunan Desa
vii
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 1
Orientasi Pelatihan
1
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Perkenalan, Harapan dan Kekuatiran, Alur Belajar, Kontrak Belajar Tujuan Umum: Menciptakan suasana belajar yang kondusif
Tujuan
Metoda
Tujuan Khusus: 1. Peserta dan fasilitator saling mengenal nama, alamat, dan lain-lain 2. Terjalin keakraban antar peserta 3. Peserta mengungkapkan harapan dan kekhawatiran selama pelatihan 4. Peserta memahami tahapan proses pelatihan 5. Peserta menyepakati waktu belajar 6. Peserta menyepakati aturan selama proses 7. Peserta membentuk kelompok kerja harian Spidol 5 warna, 1. Curah filpchart, lakban, pendapat selotip, metaplan. 2. Tanya jawab Bagan alur 3. Penugasan Media belajar 120 menit
Waktu
2
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses 1. Perkenalan: a. Sapa peserta dengan hangat, perkenalkan diri (nama, usia, alamat, lembaga dan peran dalam pelatihan) b. Identifikasikan usia peserta, tentukan range tertua dengan termuda c. Identifikasikan asal peserta d. Kelompokkan peserta berdasarkan kelompok usia (sesuaikan dengan kisaran usia) e. Minta masing-masing kelompok saling mengenal dalam kelompoknya (nama, alamat, ciri khas, motto dll) 2. Harapan dan kekuatiran: a. Minta masing-masing kelompok mendiskusikan dan menuliskan dalam metaplan harapan dan kekuatirannya dalam pelatihan ini. b. Masing-masing kelompok memperkenalkan anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil diskusinya
Catatan Perkenalan dengan pengelompokan usia dapat disambungkan dengan isu partisipatori, di mana harapan dan kekhawatiran yang dikemukakan oleh masing-masing kelompok usia berbeda-beda, sehingga dalam menghadapi masing-masing kelompok usia dibutuhkan strategi yang berbeda. 3
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan 3. Alur belajar: a. Jelaskan proses belajar yang telah dirancang oleh tim fasilitator, yaitu siklus pembelajaran orang dewasa. Jelaskan pula peran fasilitator dan peran peserta dalam proses, metode belajar yang direncanakan. b. Dengan mengambil ilustrasi perjalanan dari ……… ke ……… dengan menggunakan Kapal , jelaskan alur belajar yang akan dilalui. Berikan penekanan dengan mengibaratkan gelombang laut pada tingkat kesulitan yang dihadapi dalam proses. c. Jelaskan pembagian waktu belajar untuk masingmasing aspek: Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan d. Berikan kesempatan peserta untuk bertanya dan klarifikasi 4. Kontrak belajar: a. Dengan menggunakan Jadwal Tentative yang telah disusun, sepakati waktu belajar bersama peserta b. Fasilitasikan diskusi tentang aturan main selama pelatihan, pembagian kelompok kerja harian serta sepakati peran dan tugas masing-masing kelompok (misalnya: ice breaker, time keeper, refleksi dan evaluasi harian dll) c. Tempelkan visualisasi hasil diskusi pada tempat yang mudah dilihat oleh selurtuh peserta.
4
Modul Kader Pembangunan Desa
5
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
6
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 2
Kepemimpinan dan Komunikasi
7
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Kepemimpinan dan Komunikasi Tujuan Umum : Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan komunikasi peserta sebagai Kader Pembangunan Desa.
Tujuan
Tujuan Khusus: 1. Peserta bisa membedakan antara pemimpin dan kepemimpinan. 2. Peserta mampu menjelaskan syarat-syarat pemimpin dan sifat-sifat kepemimpinan berkaitan dengan perannya sebagai fasilitator/Kader Desa. 3. Peserta tahu pentingnya kepemimpinan dan komunikasi dalam peranya sebagai fasilitator/ Kader Desa. 4. Peserta mampu menjelaskan syarat-syarat komunikasi yang baik dan hambatanhambatan dalam komunikasi. Kertas plano, spidol, meta plan, isolasi kertas, kotak kosong, sejumlah ATK untuk game, kartu game Lutt-Mip.
Media
120 menit Waktu
8
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses
Kepemimpinan 1. Mulai dengan sapaan akrab kepada seluruh peserta. 2. Menjelaskan proses dan tujuan materi yang akan dibahas. 3. Ajak peserta untuk bermain “Memburu Barang” (lembar permainan pada lembar lain secara khusus). 4. Lakukan diskusi untuk memetik pelajaran dari permainan memburu barang tersebut. 5. Fasilitator bertanya tentang apa itu pemimpin dan apa itu kepemimpinan (Brainstorming) yang dikaitkan dengan hasil permainan. 6. Fasilitator merangkum dan memadukannya dengan bahan bacaan 7. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok dan menugaskan pada masing-masing kelompok untuk membahas : a. Apa syarat-syarat menjadi pemimpin dalam kaitannya dengan peran sebagai Fasilitator/Kader Desa b. Apa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki dalam kaitannya dengan peran sebagai fasilitator/Kader Desa. 8. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk
9
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan memaparkan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain memberikan tanggapannya. 9. Fasilitator merangkum syarat-syarat pemimpin dan sifat kepemimpinan dari hasil kerja kelompok dan memadukannya dengan bahan bacaan.
Komunikasi 1. Berikan pengantar bahwa komunikasi sudah dilakukan sejak jaman primitif hingga saat ini, hanya bentuk dan salurannya yang berbeda. Untuk Komunikasi, akan langsung melakukan dengan permainan. 2. Minta peserta untuk menghitung dari 1 sampai 3, untuk membagi peserta menjadi 3 kelompok permainan. 3. Jelaskan nama permainannya “Pengambilan Keputusan dalam Kelompok (LUTT & MIPP). (Lembar permainan pada lembar lain secara khusus). 4. Diskusikan pelajaran yang didapat dari permainan, apa yang menghambat, apa yang mendukung tercapai proses keputusan dan komunikasi yang baik. 5. Sampaikan rangkuman materi dari Kepemimpinan hingga Komunikasi dengan mengacu pada bahan bacaan.
10
Modul Kader Pembangunan Desa
S
Permainan Memburu Barang
iapkan: kotak atau talam dengan banyak barang kecil (apa saja yang tersedia di sekitar tempat, misalnya 5 buku tulis, 4 ballpoint, 2 keping uang logam Rp.100, 3 lembar uang kertas Rp.500,-, 1 keping uang logam Rp.1000,-, 1 karet gelang, tas kecil, dompet, 4 butir permen, 1 lembar handuk, 2 kotak korek api, segenggam rumput, 5 butir kerikil, dll.) 1. Bagi peserta dalam kelompok @ 5-6 orang. 2. Perlihatkan kotak/talam kepada masing-masing kelompok, satu menit per kelompok. 3. Sembunyikan kotak/talam. 4. Jelaskan, tiap kelompok punya 5 menit untuk menulis barang-barang yang mereka lihat di kotak/talam. 5. Perlihatkan barang, satu per satu. Peserta menghitung berapa barang mereka ingat dan berapa yang terlupa. 6. Kelompok yang ingat paling banyak barang menang. 7. Diskusikan bersama peserta: mengapa ada kelompok yang menang, mengapa kalah. Apakah ada yang memimpin kelompok? Apakah ada pembagian tugas?
Kesimpulan 1. Suatu kegiatan akan berhasil apabila ada kekompakan dan kerjasama. 2. Untuk bisa bekerjasama dengan optimal perlu ada pemimpin dan pembagian tugas. 3. Pemimpin yang baik tidak memberi tugas secara sepihak, tapi mendengarkan usul-usul dari peserta, karena tiap orang mungkin punya barang (sumber daya) berbeda. 11
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Permainan LUTT & MIPP (60 menit) Tujuan: 1. Mendapatkan pengalaman melibatkan diri sesuai kemampuan dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok fungsional. 2. Memperoleh pengalaman dan mengetahui teknik menyaring informasi secara efektif dan efisien dalam suatu proses pengambilan keputusan.
Proses: 1. Penjelasan singkat tentang tujuan dan materi pokok kegiatan ini. 2. Bagi peserta menjadi kelompok-kelompok kecil 7-10 orang. Setiap kelompok duduk melingkar terpisah, tidak saling ganggu. 3. Kocok setiap set kartu sehingga antara pertanyaan dan jawaban tidak saling bertumpuk. Bagikan satu set kartu (26 kartu per set) ke tiap kelompok dengan cara membagi kartu dalam permainan domino, sampai semua kartu terbagi ke peserta (jumlah kartu tiap peserta tidak mesti sama). 4. Bacakan aturan mainnya: “Bayangkan kita hidup pada 1.000 tahun yang akan datang. Hampir semua sudah berubah, termasuk ukuran waktu dan jarak. Ukuran panjang bukan lagi meter dan mil, tapi LUTT dan MIPP. Ukuran waktu DAR, WOR dan MIR. Anda berkendara dari kota A ke D, melalui kota B dan C. Tugas kelompok adalah mencari jawaban: berapa WOR perjalanan itu Anda lakukan? Tiap orang akan memperoleh 2 atau 3 kartu berisi informasi. Boleh saling bertanya dan memberi informasi, tapi jangan perlihatkan kartu apalagi memberikan. Bacakan saja jika ada yang bertanya. Jangan pilih pemimpin! Semua harus bekerja. Selesaikan tugas ini dalam 15-20 menit.” 5. Minta masing-masing kelompok segera bekerja. Amati perilaku mereka untuk keperluan analisa nanti. 12
Modul Kader Pembangunan Desa 6. Setelah semua kelompok selesai atau setelah batas waktu 15-20 menit, minta semua kelompok kembali dalam formasi kelas semula. 7. Minta setiap kelompok mengungkapkan apa yang mereka kerjakan tadi dan apa saja yang terjadi dalam kelompok. 8. Kemudian ajak mereka berdiskusi menganalisa semua fakta kejadian: ~~Mengapa terjadi. ~~Apa yang mengganggu atau menunjang proses pengambilan keputusan. 9. Minta peserta menyimpulkan hasil ungkapan dan analisa tersebut, terutama dalam kaitannya dengan kenyataan sehari-hari selama ini. Variasi: Diskusi pada langkah ke 8 dapat dilakukan dalam kelompok kecil, baru dengan menggabungkan secara acak anggota kelompok yang sudah ada, sehingga presentasi kesimpulannya langsung dilakukan oleh kelompok secara bergiliran pada langkah 9. Kartu-kartu Informasi LUTT-MIPP Berapa Jarak A – B Berapa Jarak B – C Berapa Jarak C – D Berapa itu 1 Lutt ? Apakah Mipp itu ? Berapa Mipp setiap 1 Mil ? Berapa itu 1 Dar ? Berapa itu 1 Wor ? Apa itu Mir ? Berapa Mir tiap 1 jam ? Berapa kecepatan tempuh dari A ke B ? Berapa kecepatan tempuh dari B ke C ? Berapa kecepatan tempuh dari C ke D ?
Jarak A – B = 4 Lutt Jarak B – C = 8 Lutt Jarak C – D = 10 Lutt 1 Lutt = 10 Mipp Mipp adalah ukuran jarak 1 Mil = 2 Mipp 1 Dar = 10 Wor 1 Wor = 5 Mir Mir adalah ukuran waktu 1 jam = 2 Mir Jarak A – B ditempuh 24 Lutt/Wor Jarak B – C ditempuh 30 Lutt/Wor Jarak C – D ditempuh 30 Lutt/Wor
Kunci Jawaban (hanya untuk fasilitator): Hanya 6 kartu dari 26 kartu berisi informasi yang dibutuhkan: kartu-kartu jawaban 3 pertama dan 3 terakhir. Jadi, perhatikan, apakah peserta mampu menyeleksi informasi tersebut secara efisien dan efektif. 13
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Bahan Bacaan Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan adalah: 1. Aktivitas mempengaruhi orang untuk bekerjasama menuju suatu tujuan yang mereka inginkan. 2. Aktivitas mempengaruhi manusia untuk mengusahakan secara sukarela untuk mencapai tujuan kelompok.
Unsur Penting dalam Kepemimpinan 1. Kemampuan (aktifitas) mempengaruhi. 2. Kemampuan menggerakkan kerjasama. 3. Kemampuan mengarahkan/mencapai tujuan.
Sifat-sifat Kepemimpinan yang Baik 1. Dapat dipercaya 2. Ramah tamah 14
Modul Kader Pembangunan Desa 3. Bersemangat 4. Penuh daya dan kemampuan 5. Tabah
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan 1. Kepemimpinan adalah suatu prinsip Komunikan 2. Kepemimpinan adalah melaksanakan prinsip penerimaan 3. Kepemimpinan adalah suatu prinsip pengatasan masalah
Pemimpin adalah Orang yang : • Mengambil prakarsa • Bergerak lebih awal • Mempelopori • Membimbing • Menuntun • Mengarahkan pikiran dan tindakan orang lain
15
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Komunikasi Tata kehidupan masyarakat primitif sampai pada masyarakat modern yang sekarang ini, selalu memungkinkan dan mengharuskan adanya komunikasi antar manusia dan antar warga didalam lingkungan masyarakat itu. Bentuk komunikasinya saja yang mengalami perubahan dan perbaikan. Simbol dan kodekode yang digunakan dalam proses komunikasi atau proses penyampaian pesan itu berkembang menurut perkembangan teknologi dalam masyarakat yang menggunakannya. Komunikasi yang baik akan memungkinkan terpecahkannya persoalan yang dihadapi manusia. Biarpun nyata pula bahwa : ”Komunikasi itu sendiri bukanlah berarti dapat selalu menyelesaikan seluruh permasalahan dan konflik ataupun rendahnya motivasi seseorang”.
Pengertian
16
Komunikasi dari arti harafiahnya merupakan usaha untuk membagi kebersamaan. Artinya sesuatu yang belum menjadi milik bersama, dibagi untuk diketahui bersama. Atau pengertian lain menurut para ahli, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau ide diantara dua orang atau lebih menurut cara tertentu dengan harapan timbul suatu pengertian bersama tentang arti, maksud dan kegunaan pesan sehingga
Modul Kader Pembangunan Desa menghasilkan respons yang diharapkan.
Unsur-unsur Komunikasi 1. Komunikator, adalah penyampai pesan atau orang yang menyampaikan ide/gagasan dan lain-lain, merupakan unsur pokok dalam komunikasi. 2. Pesan atau Berita, Sesuatu, ide, gagasan yang akan dikomunikasikan/ disampaikan. 3. Komunikan, orang yang menerima pesan, merupakan unsur pokok dalam komunikasi. 4. Saluran, merupakan perantara atau media yang digunakan dalam proses komunikasi. 5. Tujuan tertentu, merupakan unsur pokok yang harus ada dalam komunikasi.
Tujuan Komunikasi Komunikasi bertujuan agar komunikator dan komunikan itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Suatu keutuhan dan kesatuan yang terjadi dan terjalin sehingga merupakan dan mewujudkan kesamaan pendapat, kesamaan harapan serta kesamaan kehendak. Atau terjadilah satu cipta rasa dan karsa.
Syarat dan Hambatan dalam Komunikasi
17
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Syarat dalam Komunikasi 1. Setiap orang dalam melaksanakan komunikasi harus tidak ada prasangka/praduga terlebih dahulu. 2. Harus mencoba secara bersungguh-sungguh dapat menjadi pendengar yang baik. Tidak menilai terlebih dahulu, tidak memutuskan terlebih dahulu. 3. Menjadi pengamat yang baik artinya secara teliti dan tidak interpretasi. 4. Mempunyai pendapat dan sikap awal bahwa dia berkomunikasi untuk dapat, tahu, mengerti atau mendalami persoalannya, atau bahkan bermaksud memecahkan persoalan tersebut. 5. Apapun kedudukannya, harus dapat menempatkan diri sesuai dengan kedudukannya bukan sebagai penguasa atau orang yang serba tahu.
Hambatan dalam Komunikasi
Ditinjau dari Komunikator 1. Keterampilan komunikasi, yaitu mampu menulis, dan berbicara, mampu mendengar dan membaca sera mampu menggunakan daya pikir. 2. Sikap mental, yaitu keterampilan berkomunikasi tidak cukup untuk menghasilkan komunikasi yang tepat kalau sikap mental yang berkomunikasi tidak baik. Seperti 18
Modul Kader Pembangunan Desa percaya pada diri sendiri, yakin pada ide/pesan yang dikomunikasikan. 3. Pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang pesan, proses komunikasi, penerima pesan/komunikan. 4. Sistim sosial, siapa teman-temannya, apa peranannya dan latar belakangnya. 5. Kebudayaan. Setiap kebudayaan akan mempunyai tata nilai tertentu dan tata nilai akan mempengaruhi tindakan dan sikap seseorang.
Ditinjau dari Pesan 1. Kode/sandi yang dipergunakan. Pengertiannya bahwa simbol-simbol yang disusun secara sistematis serta mempunyai arti tertentu. 2. Isi pesan, apakah isi pesan itu sesuai dengan kebutuhan komunikan. 3. Perlakuan terhadap pesan, bagaimana kita menyampaikan pesan itu melalui saluran tertentu.
Ditinjau dari Saluran/Media 1. Media atau saluran yang dipergunakan harus tepat dipilih sesuai dengan pesan yang akan disampaikan serta sasaran yang akan dituju. 2. Media atau saluran yang dipergunakan harus bersifat umum (bahasa, isyarat, dll.) 19
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Ditinjau dari Komunikan 1. Keterampilan berkomunikasi 2. Sikap mental, bagaimana komunikan menerima pesan apakah terbuka, sisnis dan lain sebagainya. 3. Sistim sosial 4. Pengetahuan 5. Kebudayaan, dll.
Penyebab Kegagalan dalam Komunikasi 1. Adanya pemberian arti yang berbeda-beda menurut persepsi kita masing-masing 2. Tidak memahami atau tidak mengerti tentang maksud dan tujuan yang sebenarnya. 3. Adanya pertentangan-pertentangan yang disebabkan karena status dan ego seseorang terancam, akibatnya terjadi penyimpangan pesan yang dikomunikasikan 4. Banyaknya mata rantai/mediator dalam komunikasi, sehingga makin besar pula penyimpangan pesan yang dikomunikasikan. 5. Waktu berkomunikasi yang kurang tepat, sehingga terjadi miskomunikasi. 6. Jumlah pesan yang dikomunikasikan terlalu rumit dan sukar diingat. 20
Modul Kader Pembangunan Desa
Komunikasi dalam KSM Proses terjadinya komunikasi dua arah atau timbal balik dalam kelompok akan dapat tercapai dengan baik apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : 1. Kelompok mempunyai struktur yang jelas. 2. Pembagian tugas dan wewenang yang jelas. 3. Adanya pihak ketiga yang berasal dari luar kelompok yang secara aktif melibatkan diri dalam kelompok tersebut serta diterima keterlibatannya dalam kelompok tersebut. Pihak ketiga tersebut berperan sebagai fasilitator atau sebagai pelancar proses, bukan sebagai pengambil keputusan. Bentuk-bentuk komunikasi yang terjadi dalam kelompok swadaya: a. Rapat Anggota b. Rapat Pengurus c. Rapat Tahunan Anggota d. Pertemuan informal dalam kehidupan sehari-hari.
21
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
22
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 3
Kerjasama
23
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Kerjasama dan Membangun Tim Kerja Tujuan Umum : Mengembangkan dinamika peserta dan motivasi sebagai fasilitator/Kader Pembangunan Desa
Tujuan
Media
Tujuan Khusus: 1. Peserta bisa menjelaskan pentingnya kerjasama dan cara kerjasama yg efektif. 2. Peserta bisa menjelaskan daya ikat dan daya padu dalam membangun tim kerja. Benang kasur, empat paku besar yang sudah diikat dengan benang, botol kosong air mineral ukuran tanggung, flip chart, spidol, metapalan. Lembar kasus Si Gleong, Format Kerja, Format Tabulasi sejumlah peseta. 210 menit
Waktu
Proses
Kerjasama 1. Sampaikan pengantar tentang kerjasama. 2. Diskusikan perbedaan kerjasama dengan sama-sama kerja. 24
Modul Kader Pembangunan Desa 3. Ajak peserta untuk bermain “Memasukkan barang tanpa menyentuh” 4. Minta masing-masing kelompok (5 orang) untuk memasukkan paku yang sudah diikat dengan 4 utas benang sepanjang 2 meter ke dalam botol kosong. 5. Masing-masing ujung benang akan dipegang oleh 1 orang anggota kelompok, sedangkan 1 orang lainnya bertindak sebagai pengamat 6. Jika botol terjatuh, kelompok dianggap gagal 7. Kelompok yang terlebih dahulu memasukkan paku kedalam botol dianggap sebagai pemenang 8. Ajak peserta merefleksikan makna permainan, dikaitkan dengan syarat kerjasama dan cara kerjasama yang efektif 9. Sampaikan penegasan hasil diskusi tentang pentingnya kerjasama, dan cara kerjasama yang efektif, dikaitkan dengan fungsi sebagai fasilitator
Membangun Tim Kerja 1. Diskusikan pengertian tim kerja bersama peserta, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tim kerja 2. Sampaikan penegasan tentang daya ikat dan daya padu dalam membangun tim kerja 3. Diskusikan cara-cara untuk meningkatkan daya ikat dan daya padu 4. Simpulkan hasil belajar. 25
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Bahan Bacaan Membangun Tim Kerja
Kerjasama Setiap individu selalu membutuhkan individu lainnya, hal tersebut merupakan sifat dasar manusia. Dengan sifat dasar tersebut yang mengharuskan manusia bekerjasama. Hubungan antara satu orang dengan orang lain untuk dapat diajak bekerjasama adalah hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Dalam satu kerjasama dibutuhkan saling pengertian dan adanya pengorbanan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan dalam suatu kerjasama adalah mau menghargai orang lain dan menghindari rasa ingin menang sendiri.
Prinsip Kerjasama 1. Memberi sesuai dengan kebutuhan 2. Mengakui kelebihan yang dimiliki oleh orang lain 3. Memahami masalah yang dihadapi dan memahami pula cara pemecahannya 4. Adanya komunikasi timbal balik dari pihak yang mengadakan kerja sama. 26
Modul Kader Pembangunan Desa
Faktor Pendukung Kerjasama 1. Bila ada tujuan dan kepentingan yang sama 2. Rasa keadilan 3. Pengertian diantara pihak yang mengadakan kerjasama. 4. Adanya kesediaan membantu orang lain 5. Mempunyai rasa tanggung jawab bersama 6. Saling menghargai 7. Ada kemampuan untuk kompromi.
Faktor Penghambat Kerjasama 1. Kurang komunikasi antar anggota 2. Kurang keterbukaan 3. Terlalu mementingkan kepentingan pribadi dan tidak memperhatikan kebutuhan orang lain 4. Kurang pendekatan pengurus kepada anggota 5. Tidak ada rasa tanggung jawab.
Manfaat Kerjasama 1. Efisien kerja 27
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan 2. Mudah mengatasi kesulitan 3. Hubungan lebih erat 4. Dapat bertanggung jawab 5. Mengurangi sifat ingin menguasai (Egois) 6. Lebih aman 7. Mengurangi resiko kegagalan.
Tim Kerja Kumpulan orang yang tergabung dalam satu kelompok atau tim, berkumpul untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan bersama untuk mencapai tujuan yang sama, dengan pembagian tugas yang jelas antar anggota kelompok atau tim.
Prinsip yang harus dikembangkan dalam Tim Kerja • Akui setiap usaha yang dilakukan orang lain • Ciptakan suasana yang baik • Segalanya bertujuan • Berani mengakui kekurangan • Memahami masalah yang dihadapi dan memahami cara pemecahannya 28
Modul Kader Pembangunan Desa • Ada komunikasi timbal balik antar anggota yang bekerjasama
Kemajuan suatu Tim sangat dipengaruhi oleh Daya Padu dan Daya Ikat dalam Tim • Daya ikat = kesadaran perasaan /psikologis terhadap kecintaan kelompok. • Daya padu = kesamaan pemahaman untuk memutuskan sesuatu yang menjadi milik bersama. Nilai kepuasan yang tidak berubah baik sebelum nilai dan setelah nilai diketahui, itulah yang disebut dengan daya ikat yaitu sesuatu yang berkaitan dengan komitmen dalam sebuah kelompok. Kelompok yang punya daya ikat kuat, jika digoyang oleh siapapun dan dengan apapun tidak akan tergoyangkan. Kelompok menjadi tempat untuk belajar. Daya padu tinggi dan daya ikat tinggi adalah situasi kelompok yang diharapkan. Untuk ini soliditas tim sangat dibutuhkan. Apabila daya padu meningkat tinggi sedangkan daya ikat menurun/rendah maka ini berati rasa kebersamaan dalam Tim sangat tinggi tetapi masing – masing anggota Tim memiliki daya ikat yang lemah hal ini akan sangat berbahaya karena mereka akan sangat mudah keluar dari anggota Tim Apabila daya padu menurun/rendah sedangkan daya ikat rendah berarti kelompok ini mempunyai kelemahan dalam dalam sebuah tim lemah karena masing –masing anggota tim 29
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan kurang bisa bekerja sama karena mempunyai daya ikat dan integritas yang mudah longgar sehingga Tim mudah sekali bubar. Apabila daya padu tinggi dan daya ikat tinggi, biasanya tim ini sangat ideal karena sangat solid. Namun demikian jika dalam Tim ada sedikit hambatan yang memungkinkan kerja sama dalam tim kurang serasi maka akan sangat berbahaya. Oleh karena itu masing – masing tim harus saling bisa memahami anggota masing –masing. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya padu, antara lain : • Mendiskusikan ulang setiap pemahaman pribadi. • Lebih focus dalam menentukan persoalan • Siap berbeda pendapat untuk mencapai kesepakatan • Menghilangkan sekat psikologis • Kebenaran ditentukan berdasarkan argumentasi bukan jabatan
Meningkatkan Daya Ikat 1. Mengupayakan kesamaan persepsi diskusi, sharring, dsb 2. Merekatkan hubungan atar pribadi ; nonton. Makan bersama dll 30
Modul Kader Pembangunan Desa Faktor eksternal bisa berpengaruh terhadap daya ikat. Setelah itu baru akan meningkat pada daya padu. Contoh kasus bisa dilihat pada tim PSSI yang mempunyai daya ikat tinggi tapi tidak menghasilkan daya padu yang lebih bagus. Daya ikat yang rendah menghasikan daya padu yang tinggi ini bisa dilihat pada kesebelasan tim Eropa.
31
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
32
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 4
Motivasi
33
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Motivasi dan Membangun Penyadaran Diri Tujuan Umum : Mengembangkan motivasi peserta sebagai kader pembangunan desa.
Tujuan
Metoda
Media
Tujuan Khusus: 1. Peserta bisa menjelaskan kekurangan dan kelebihan diri. 2. Peserta mampu mengungkapkan hal-hal yang dihadapkan jika mau mengenal dan menghargai diri sendiri. Penjelasan pengantar Jendela Jauhari atau bermain peran “Siapa Saya”, refleksi dan penegasan Lembar kartu nama/jabatan tertentu. Kertas CD, spidol kecil, selotip, flipchart, kartukartu metaplan (tulisi dengan nama-nama jabatan), spidol besar, kertas/kartu metaplan ukuran panjang yang ditulisi jenis jabatan (fasilitator,/motivator, koordinator program, peternak, ketua kelompok ternak, petani, polisi, bupati). 90 menit
Waktu
34
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses
Pengantar • Jelaskan tujuan dan proses dari sesi ini kepada peserta • Ajak peserta untuk bermain peran “Siapa Saya”
Bermain Peran “Siapa Saya” • Minta tujuh orang peserta untuk tampil ke depan di tengah ruangan, duduk di kursi yang telah disiapkan. Minta dua orang sebagai pengamat proses. • Tempelkan kerta metaplan panjang yang disiapkan sebelumnya dan ditulisi jenis jabatan di dahi/kepala setiap peserta main dengan membentuk seperti topi, sehingga peserta dapat membaca nama-nama tersebut kecuali nama di dahinya sendiri. Peserta main tidak boleh menyebut (di awal dan selama permainan) jenis-jenis jabatan yang ditulis di kertas metaplan tersebut, karena permainan akan menjadi batal. • Sampaikan kepada peserta bahwa “kita akan membahas satu masalah penting yaitu ternak yang selalu mengganggu tanaman petani, di mana fasilitator atau kader pembangunan desa melakukan pembinaan terhadap kegiatan ini”. Masalah ini 35
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan sudah sampai pada tingkat kabupaten, karena selalu meresahkan petani. • Minta salah seorang peserta main untuk memulai. • Minta fasilitator atau kader pembangunan desa membantu proses diskusi masalah tersebut. • Catatlah semua proses dan kelakuan para pemain yang memerankan jabatan tertentu dan berkembang untuk bahan refleksi.
Evaluasi dan Refleksi • Ajak peserta untuk mengungkapkan perasaan selama bermain peran, dimana mereka tidak tahu siapa dirinya (apa profesinya). • Selanjutnya minta 2 orang pengamat untuk memberikan komentar berdasarkan proses permainan tersebut. • Catat semua komentar kedalam kertas plano. • Berilah penjelasan tambahan dengan teori Jendela Johari.
Rangkuman Sampaikan rangkuman berdasarkan pengamatan fasilitator, hasil diskusi dari pengamat dan komentar para pemain dan bahan bacaan. 36
Modul Kader Pembangunan Desa
Bahan Bacaan Penyadaran Diri Pengenalan dan Pengembangan Diri dalam Kelompok
Pengantar Sebagai mahluk individual, manusia mampu mengembangkan dirinya sendiri melalui berbagai tahapan perkembangan. Sedangkan manusia sebagai mahluk sosial, perkembangannya tergantung manusia-manusia lain dan lingkunganPenya malalui komunikasi, interaksi dalam kelompok. Dalam kelompok itu sendiri memerlukan hubungan timbal balik antara suatu individu dengan lainnya. Manusia akan berkembang dalam kelompoknya bila masing-masing individu mengenal siapa dirinya dan apa peranannya dalam kelompok. Seorang individu dalam kelompok harus mempunyai pengertian dan keyakinan “Siapa manusia itu” dan apa panggilannya selain mengenal diri pribadi dengan segala kelemahan dan kemampuan serta mempunyai keyakinan untuk mengembangkan diri sendiri atas kekuatan yang dimiliki. 37
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Pengenalan Diri Manusia tumbuh dalam kelompok apabila dia berani terbuka terhadap kecaman dan pujian serta berani menatap diri. Sebab hanya dengan menatap diri, manusia mengenal dan mengetahui “Siapa Aku” yang sebenarnya. Memahami diri, mengenal diri artinya mau menerima kenyataan tentang diri sendiri, baik itu kelemahan serta kekuatan yang ada pada diri sendiri. Keberanian seseorang adalah karena orang tersebut memiliki keyakinan terhadap dirinya: • Percaya dan yakin kepada kemampuannya; • Yakin kepada kecakapannya; • Yakin kepada kepribadian; dan • Yakin kepada keyakinan kehidupannya. Untuk memiliki keyakinan pada diri sendiri, dapat ditempuh beberapa langkah sebagai berikut: • Gambaran diri yang baik adalah penting dan mutlak; • Pandang/anggaplah kecemasan seperti apa adanya; • Jangan biarkan ketidakberanian menguasaimu; • Kenalilah kebutuhan yang paling penting; dan • Membangun keyakinan diri adalah tugas seumur hidup. 38
Modul Kader Pembangunan Desa Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk memiliki keyakinan pada diri sendiri, orang harus dapat: • Mengenal diri sendiri • Menghargai diri sendiri
Pengembangan Diri Manusia hanya dapat mengembangkan dirinya apabila dia mengenal dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya satu persatu. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat meliputi: • Kebutuhan dasar; • Kebutuhan rasa aman; • Kebutuhan rasa cinta; • Kebutuhan akan harga diri; • Kebutuhan untuk memberikan diri sendiri; dan • Kebutuhan untuk menyatakan sadar diri.
39
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
40
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 5
Partisipasi
41
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Konsep Dasar Partisipasi dan Belajar Partisipasi dari Pengalaman Tujuan Umum : Membangun pemahaman bersama tentang participatory.
Tujuan
Metoda
Tujuan Khusus: 1. Peserta dapat menjelaskan nilai-nilai dasar partisipatory. 2. Peserta dapat menyampaikan pengalamannya selama bekerja dengan masyarakat (hambatan, kekuatan, pelajaran, ancaman). 1. Curah pendapat 2. Penjelasan kasus cerita kucing dan Siti. 3. Refleksi dan penegasan 4. Menggambarkan nilai-nilai partisipasi sesuai pengalaman Lembar Curah Pendapat Lembar Tugas Kerja Kelompok-1
Media
Kertas CD, spidol kecil, selotip, flipchart/kertas plano, kartu-kartu metaplan, spidol besar. 240 menit
Waktu
42
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses
Belajar Partisipasi dari Pengalaman • Jelaskan tujuan umum dan khusus kepada peserta. • Jelaskan bahwa konsep partisipasi adalah kunci dalam latihan dan peran fasilitator. Konsep partisipasi akan dirumuskan bersama dari pengalaman seluruh peserta. • Lakukan curah pendapat dengan pertanyaan kunci seperti pada Lembar 1 “Bagaimana anda melihat pembangunan selama ini?”. Jika sulit dijawab, berikan contoh seperti pendekatan perencanaan yang lebih banyak turun dari atas dengan berbagai implikasinya. Minta peserta memberikan contoh nyata pengalaman pembangunan oleh pemerintah atau pihak lain. • Catat komentar inti dalam flipchart atau metaplan. • Bacakan catatan sambil memberikan masukan terkait peta pengalaman pendekatan pembangunan selama ini. • Berikan cerita ilustrasi tentang Perilaku Manusia dan Kucing (Perilaku Siti dan Kucing, Perilaku Djoko dan Kucing, Perilaku Soekamto dan Kucing, Perilaku Tanpa Nama dan Kucing). • Setelah itu ajukan pertanyaan refleksi “Model pembangunan kita selama ini seperti perilaku siapa?”, “Bagaimana dengan teman-teman yang disebut sebagai fasilitator ?” seperti siapa perilaku mereka (fasilitator/Kader Pembangunan Desa). 43
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Konsep Partisipasi Jelaskan bahwa setelah kita melihat dan bertukar pengalaman tentang pendekatan pembangunan selama
H
Kucing, Siti, Joko, dan Kamto
ampir setiap hari, dari pagi sampai sore hujan tak kunjung reda –memang sedang musimnya. Tapi banyak orang mengatakan salah musim (salah mangsa), pertanda bahwa metabolisme kehidupan ini sedang amburadul. Dirumah masing–masing : Siti, Joko dan Kamto selain hari Minggu, hari itu mereka memang sedang malas keluar rumah, dan memilih menghabiskan liburannya dirumah. Ketika senja tiba, Siti,Joko, dan Kamto masing – masing menemukan seekor kucing yang tengah berteduh diteras rumah dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan. Melihat keadaan kucing yang kelihatan memelas itu, Siti, Joko, dan Kamto tergerak hatinya untuk menolong kucing tersebut dengan mempersilahkan kucing itu masuk ke dalam rumah . Apa yang dilakukan Siti, Joko, dan Kamto terhadap kucing itu ? Siti,ternyata tidak hanya sekedar menolong kucing dari kedinginan, dia juga tergerak hatinya untuk memelihara sekaligus mendidiknya. Karena Siti tidak mau maksud baiknya terhadap si kucing itu kelak dikemudian hari justru malah merugikan; contohnya: Siti tidak mau kucing itu kencing dan berak disembarang tempat, dia juga tidak suka kalau si kucing itu kelak makan apa saja sesuka hati dirumahnya. Siti juga paling benci dengan bau–bau badan disebabkan tidak pernah mandi. Yang jelas Siti itu tipe orang yang sangat perfek, orang yang telah terbiasa tertib teratur dan orang yang selalu menjaga martabat, harga diri dan sopan santun. Atas dasar latar belakang itu Siti
44
Modul Kader Pembangunan Desa ini, kemudian dicontohkan dengan ilustrasi perilaku manusia dan kucing, maka selanjutnya kita akan merumuskan bersama tentang konsep participatory.
memulai mendidik kucing dirumahnya. Pertama-tama yang dilakukan yakni memberi nama kucing itu, Siti sibuk membuka kamus, catatan, bahkan dia ingat nama-nama dari novel yang pernah ia baca, maka si kucing mendapat hadiah nama yaitu Ketty. Hari itu Siti menyusun dan memberlakukan jadwal latihan dan kegiatan untuk si Ketty. Ketty dilatih untuk kencing dan berak ditempat yang telah disediakan. Perlahan –lahan Ketty diajarkan tata tertib, Ketty juga diberi pelajaran tentang hak dan kewajiban –misalnya Ketty tidak boleh makan kecuali makanan telah disediakan. Di bidang sopan santun, Ketty sama sekali tidak diperkenankan lari-lari didalam rumah, apalagi lompat lewat jendela. Proses latihan dengan aturan yang ketat dan diberlakukannya sangsi yang berat apabila melanggarnya, walhasil si Ketty jadilah kucing yang berbudaya, patuh, sopan dan penurut tidak sebagaimana kucing-kucing lain. Joko, tidak sebaik dan serinci Siti dalam melatih kucingnya. Joko punya keyakinan bahwa kucingpun kalau dididik akan bisa berguna untuk kepentingan dirinya. Joko mendorong motivasi kucingnya agar rajin menjaga rumahnya dari tikus-tikus. Si kucing akan melakukan tugasnya dan akan mendapat hadiah berupa cambukan sampai si kucing merengek-rengek minta ampun apabila berani mengambil makanan di meja makan tanpa seijin Joko. Lain Joko lain Siti, Kamto berfikir tentang si kucing justru sebaliknya, sebaiknya kucing dibiarkan saja sebagaimana kucing seutuhnya, maka dilepaslah kucing itu dari rumahnya. Setelah hujan reda, dipersilahkan kucing itu pergi dari rumahnya. 45
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Lembar 2. Tugas Kerja Kelompok
Kelompok A • Kelompok memilih 1 orang sebagai pemimpin/ ketua kelompok. • Pemimpin kelompok mengajak anggota untuk mendiskusikan bentuk rumah yang tadi telah diperlihatkan oleh Fasilitator sebelum menggambarkan dalam kertas plano. • Salah seorang anggota menggambarkan rumah tersebut diatas kertas plano. • Semua anggota kelompok mengoreksi gambar yang sudah dibuat. • Pekerjaan kelompok selesai apabila gambar yang dibuat sudah disepakati bersama, sesuai dengan yang ditunjukan oleh Fasilitator.
46
Modul Kader Pembangunan Desa
Kelompok B • Kelompok memilih 1 orang sebagai pemimpin/ ketua kelompok. • Ketua kelompok memerintahkan anggotanya untuk menggambarkan rumah tanpa meminta persetujuan kepada anggotanya. • Anggota kelompok membuat gambar rumah tanpa boleh bertanya (harus sesuai order ketua dari hasil pengamatan terhadap gambar yang ditunjukan Fasilitator). • Ketua kelompok memeriksa gambar yang sudah dibuat. • Pekerjaan kelompok selesai apabila gambar yang dibuat sudah disetujui ketua kelompok, bukan anggotanya.
47
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Bahan Bacaan Partisipatori
Pengertian Partisipasi Secara harfiah (arti menurut kata), partisipasi berarti: • “Turut berperan dalam suatu kegiatan” • “Keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan” • “Peran serta aktif atau pro aktif dalam suatu kegiatan” Partisipasi dalam program pembangunan pada dasarnya merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela baik karena alasanalasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
Ciri-ciri kegiatan yang partisipatif: • Ide atau gagasan kegiatan program dilakukan oleh masyarakat sendiri; apabila masyarakat masih belum mampu mengembangkan ide atau gagasan program yang dibutuhkannya, orang luar membantu dan mendorong masyarakat untuk mencoba melakukan kegitan penjajakan kebutuhan bersama masyarakat. 48
Modul Kader Pembangunan Desa • Identifikasi kebutuhan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan (monitoring-evaluasi) dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan didampingi oleh orang luar sampai masyarakat semakin kuat kemampuannya. • Kepemimpinan dan pembagian tugas dilaksanakan dengan cara-cara yang demokratis, saling menghargai, dan disepakati bersama, sesuai potensi dan kemampuan yang bisa disumbangkan masing-masing pihak. • Pemanfaat hasil program adalah masyarakat itu sendiri, tanpa membeda-bedakan kelompok, golongan, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. • Memiliki kepedulian terhadap kelompok yang paling membutuhkan dan miskin, tidak hanya melibatkan kelompok elit masyarakat melainkan kepada kelompok yang paling lemah, kelompok minoritas, serta memiliki kepedulian terhadap perempuan yang jarang dilibatkan sebagai peserta aktif pembangunan.
Tingkat Partisipasi Ciri Tahap Mobilisasi antara lain: • Teknologi luar yang dipakai tanpa minta pendapat dari masyarakat •
Masyarakat dikerahkan untuk melaksanakannya.
Mobilisasi sering kali dikritik karena dianggap menyertakan 49
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan masyarakat dengan cara pengerahan masyarakat. Artinya, keterlibatan masyarakat hanya secara fisik karena diperintah untuk menghadiri atau mengikuti sesuatu kegiatan. Karena itu, tahap mobilisasi dianggap sama sekali tidak partisipatif, bahkan bertentangan dengan prinsip – prinsip pendekatan partisipatif. Dengan cara mobilisasi didalam program pembangunan, masyarakat hanya dijadikan sasaran (obyek) pembangunan.
Ciri Tahap Pengenalan Partisipasi: • Teknologi luar yang dipakai tanpa meminta pendapat dari masyarakat. •
Masyarakat diminta melaksakana tapi secara terbatas (ujicoba).
Pada tahap ini, partisipasi masyarakat juga belum dilibatkan secara berarti. Artinya, rancangan kegiatan dan keputusankeputusan tentang jenis kegiatan atau teknologi yang diadopsi, masih ditentukan oleh orang luar, bukan oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat masih menjadi pelaksana kegiatan saja. Hanya, dalam pelaksanaannya, masyarakat diminta untuk melakukan ujicoba secara terbatas sebelum memutuskan apakah sesuatu kegiatan atau teknologi akan diterapkan lebih luas. Partisipasi masyarakat sudah mulai dipertimbangkan dalam menilai ketepatgunaan program, walaupun secara terbatas.
Ciri Tahap Pemberdayaan Masyarakat: • Teknologi lokal dipergunakan, teknologi tepat guna dari 50
Modul Kader Pembangunan Desa luar diperkenalkan. •
Masyarakat didorong (dimotivasi) untuk meningkatkan kemampuannya.
Pada tahap ini, partisipasi masyarakat benar-benar mulai menjadi pertimbangan utama dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian hasil program. Tetapi, karena selama ini masyarakat jarang diberi kesempatan untuk berperan aktif, maka orang luar (lembaga program/ Fasilitator) masih harus memotivasi masyarakat agar mau berperan aktif agar masyarakat mampu menentukan teknologi atau kegiatan. Orang luar juga harus mengalihkan kemampuan dan keterampilan kepada masyarakat. Inilah yang disebut pemberdayaan atau penguatan kemampuan masyarakat. Kondisi inilah yang saat ini kita hadapi dimasyarakat dan menjadi tantangan kita sebagai fasilitator pembangunan masyarakat.
Ciri Tahap Kesetaraan/Kesejajaran: • Teknologi lokal dipergunakan, teknologi tepat guna dari luar diperkenalkan •
Masyarakat sudah mampu memilih teknologi yang paling cocok untuk dirinya sendiri.
Tahap ini merupakan keadaan yang paling ideal dalam proses pembangunan, dimana orang luar menjadi mitra sejajar masyarakat (orang dalam). Masyarakat sudah memiliki kemauan dan kemampuan untuk menentukan apa yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya. Program 51
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan direncanakan, dilaksanakan, serta dinilai bersama masyarakat. Keadaan ini hanya bisa terjadi apabila masyarakat sudah berdaya (kuat).
Partisipasi - konsep yang problematis Konsep partisipasi telah lama menjadi bahan kajian, semisal latar belakang sejarahnya, konotasi teoritisnya dan penerapan praktisnya (Tideman dan Knudsen, 1989 dan DSU 1986-1992 dalam Britha Mikkelsen, 2001). Para pekerja atau peneliti pembangunan yang lebih berpengalaman akan mengetahui bahwa partisipasi telah sedemikian luas penggunaannya, sehingga seperti halnya kata-kata semboyan yang muluk lainnya dalam jargon-jargon pembangunan, maknanya menjadi agak kabur. Apabila secara konsep, pendekatan partisipatif memberikan peluang pengembangan program yang lebih tepat guna, barangkali kegagalan-kegagalan juga telah terjadi selama ini didalam tingkat pelaksanaannya. Sebaiknya kita menganggap kegagalan-kegagalan yang terjadi sebagai proses belajar dan proses mencari secara terus menerus untuk memperoleh strategi yang lebih tepat didalam penerapan pendekatan partisipatif. Hanya, tidak dibenarkan kita menerapkan sebuah pendekatan partisipatif baru sekalipun secara setengah hati atau berdasarkan coba-coba belaka (trial and error). Beberapa kasus kegagalan yang perlu kita hindari dalam menerapkan pendekatan partisipatif adalah : 52
Modul Kader Pembangunan Desa • Ketergesa-gesaan lembaga/fasilitator untuk mengadopsi pendekatan partisipatif dalam skala besar dan seketika, sehingga konsekuensi yang perlu ditanganinyapun besar dan tak mampu dikerjakan. • Selain itu, kurangnya kesiapan lembaga menyebabkan kesulitan dalam mengantisipasi pengajuan/usulan program dari masyarakat yang ternyata bukan bidang program yang biasanya didampingi oleh lembaga tersebut. • Kurangnya upaya lembaga untuk mengkondisikan suasana partisipatif, demokratis dan terbuka didalam lembaganya sendiri, sehingga terjadi kesenjangan antara pelaksana program dengan pengambil kebijakan didalam lembaga. • Kurangnya kesiapan lembaga untuk memberikan keterampilan yang cukup bagi staf pelaksana program yang bertugas memfasilitasi partisipasi masyarakat program. • Kurangnya upaya lembaga untuk membina hubungan dan mencari peluang kerjasama dengan lembaga mitra agar bisa menangani bidang-bidang yang diluar kemampuannya. • Masih lemahnya pemahaman konsep dan pengembangan strategi program yang memperhatikan isu gender (penyeimbangan peran perempuan dan laki-laki ) dan kemiskinan dalam program pembangunan.
53
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
54
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 6
Teknik Fasilitasi
55
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Teknik Fasilitasi yang Partisipatif dan Fasilitator yang Baik Tujuan Umum : Meningkatkan pemahaman peserta tentang fasilitasi.
Tujuan
Metoda
Tujuan Khusus: 1. Peserta bisa menjelaskan peran fasilitator yang partisipatif. 2. Peserta mampu menjelaskan prinsip-prinsip fasilitasi yang partisipatif. 3. Peserta bisa menjelaskan ciri dan syarat fasilitator yang baik. 1. 2. 3. 4.
Permainan Bermain peran Penjelasan, curah pendapat Diskusi kelompok, pleno
Lembar skenario simulasi 1 Lembar skenario simulasi 2 Lembar pengamatan proses Lembar evaluasi diri Media
Spidol, flipchart, metaplan. 180 menit
Waktu
56
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses
Teknik Fasilitasi yang Partisipatif Pengantar • Jelaskan topik dan tujuan dari materi yang akan dibahas serta lamanya waktu yang diperlukan untuk membahas materi tersebut. • Ajak peserta untuk menceritakan pengalaman memfasilitasi melalui gambar. • Diskusikan gambar mana yang menunjukkan sikap dan perilaku yang partisifatif.
Simulasi • Minta kesediaan 11 orang peserta untuk bermain peran, sedangkan sisanya sebagai pengamat proses. • Ajak ke 11 orang peserta ke luar ruangan, untuk mendiskusikan proses bermain peran dengan membagikan Lb1.1. yang berisi skenario bermain peran kepada semua pemain. • Bagikan lembar pengamatan (Lb.2) kepada para pemain dan menjelaskan sebagai alat penilain oleh para pengamat. Karena itu pemain sebaiknya tampil 57
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan sesuai skenario. • Di luar kelas, para pemain mengatur proses bermain peran selama 5 menit, sementara itu fasilitator kembali ke ruangan. • Bagikan lembar pengamatan kepada peserta lainnya dan menjelaskan cara memberi nilai. • Ke 11 orang kemudian melaksanakan bermain peran selama 20 menit, sedangkan para pengamat proses mengamati dan memberi nilai dengan mengisi lembar pengamatan. • Setelah permainan selesai, minta 2- 4 orang pengamat proses untuk menyampaikan hasil pengamatannya berdasarkan lembar pengamatan. • Jelaskan bahwa fasilitator dalam permainan peran tadi di tugaskan untuk memperagakan sikap/perilaku sebagai fasilitator yang kurang baik. • Minta pemandu utama dalam permainan peran untuk membacakan skenario yang tadi dipergunakan sebagai bahan bermain peran.
Refleksi • Berdasarkan hasil pengamatan terhadap permainan peran, ajak peserta untuk merumuskan 2 hal berikut ini : a. Sikap dan perilaku fasilitator yang partisipatif 58
b. Sikap dan perilaku fasilitator yang tidak
Modul Kader Pembangunan Desa partisipatif • Simpulkan pendapat para peserta. • Sampaikan masukan tentang sikap dan perilaku seorang fasilitator di dalam memfasilitasi pertemuan. • Jelaskan mengenai peran dan tugas fasilitator dalam memfasilitasi pertemuan.
Evaluasi • Bagikan Tabel Evaluasi Diri kepada semua peserta, kemudian meminta seorang peserta untuk membacakannya dengan suara jelas. • Setiap orang mengisi Tabel Evaluasi Diri dan setelah selesai, kumpulkan lembaran evaluasi tersebut. • Akhiri sessi ini dengan menyampaikan harapan agar kelemahan – kelemahan yang masih ada pada diri peserta dalam memfasilitasi secara partisipatif dapat diperbaiki lagi.
Fasilitator/Kader yang Baik • Identifikasikan kekuatan dan kelemahan peserta dalam memfasilitasi • Kelompokkan masing-masing hambatan, minta peserta untuk mendiskusikan solusinya dalam kelompok, dan kemudian dipresentasikan • Berdasarkan hasil diskusi, masing-masing kelompok
59
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan diminta mendiskusikan kembali ciri dan sifat fasilitator yang baik.
Lembar Skenario Bermain Peran 1 Kelompok tani “Maju Mundur” berdiri tahun lalu dengan anggota 30 orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kegiatan kelompok ini dalam bidang pertanian lahan kering dan kredit bantuan modal usaha pertanian, didampingi LSM Lingkungan Lestari dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian. Setahun terakhir, kelompok tani ini kurang berkembang, peserta yang aktif hanya 11 orang, hampir bubar karena konflik. Menurut desas-desus, terjadi ketidakadilan pembagian uang kredit sehingga menimbulkan ketidakpuasan anggota. Pada suatu hari petugas lapangan (PL) dari LSM dan PPL Pertanian mengadakan pertemuan kelompok, mendiskusikan jalan keluar permasalahan ini. Salah satu isu yang muncul dalam diskusi adalah tugas wewenang pengurus, hak dan kewajiban kelompok yang belum dilaksanakan secara baik.
Pemeran • Seorang fasilitator utama yaitu PL dari LSM, tugasnya: • Memfasilitasi proses diskusi kelompok tani selama 20 menit • Memerankan fasilitator yang selalu mendominasi pembicaraan, tidak sabar, berpihak pada ketua 60
Modul Kader Pembangunan Desa • Simpulkan hasil diskusi dan berikan penjelasan tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator
•
• • • • • •
kelompok, mengacuhkan peserta yang berani berpendapat, suka menentang pendapat fasilitator pendamping. Seorang sebagai Fasilitator Pendamping yaitu PPL Pertanian, tugasnya: • Membantu fasilitator utama apabila mengalami kesulitan • Memerankan fasilitator yang selalu mendorong peserta lain untuk berpendapat, sabar, tetapi lebih suka menghindari konflik, tidak mencari jalan keluar dari perbedaan pendapat yang terjadi Dua orang sebagai ketua kelompok dan sekertaris. Selalu mendominasi pembicaraan dan keduanya sering silang pendapat atau saling menyalahkan Seorang sebagai bendahara kelompok yang selalu mengiyakan pendapat ketua kelompoknya karena takut Dua orang sebagai petani yang berwatak luwes, rasional, bicara seperlunya dan mempunyai pandangan yang luas. Seorang petani yang selalu serius mendengarkan diskusi namun pasif, tak pernah diajak bicara (misalnya perempuan). Dua orang petani yang kadang-kadang mengikuti proses diskusi tetapi sering juga asyik ngobrol berdua saja. Seorang petani yang senang mengikuti diskusi tapi kurang mampu berbahasa secara baik, apabila ditanya oleh fasilitator menjawab dengan bahasa daerah. 61
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Lembar Skenario Bermain Peran 2 Suatu LSM mendampingi masyarakat desa Malas Tahu Kecamatan Sulitair. Persoalan utama yang dialami masyarakat adalah semakin kritisnya lahan pertanian mereka sebagai akibat terjadinya erosi, menyebabkan hasil panen tidak mencukupi kebutuhan selama setahun. Melihat hal tersebut, LSM dan masyarakat sepakat untuk melakukan pelatihan pembuatan teras dengan alat-alat sederhana.
Pemeran • Seorang PL dari LSM sebagai fasilitator utama, menyampaikan materi KTA • Seorang PL sebagai fasilitator pendamping • Dua orang petani yang mendominasi proses, karena merasa sudah mengenal KTA. • Seorang petani yang acuh tak acuh dan sambil tiduran mengikuti proses. • Dua orang petani yang tidak mengikuti proses dengan serius dan hanya berbisik-bisik berdua.
62
Modul Kader Pembangunan Desa
Lembar Pengamatan Proses No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aspek Penilaian Baik Apakah cara fasilitator mengatur posisi duduk tempat diskusi mendukung proses partisipasi? Cara fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan. Sistimatiskah cara fasilitator mengantarkan peserta pada pokokpokok bahasan? Pertanyaan yang dilontarkan fasilitator bersifat terbuka? Fasilitator memberi kesempatan yang merata kepada peserta diskusi? Fasilitator mendorong peserta untuk mengajukan gagasan? Fasilitator berusaha mengatasi perbedaan pendapat/ kepentingan? Fasilitator netral atau memihak? Fasilitator merumuskan kesepakatan dengan cara yang tepat? Fasilitator mengecek informasi dari seseorang kepada orang lain? Bahasa fasilitator mudah dimengerti? Fasilitator menguasi materi diskusi? Fasilitator menggunakan alat bantu/ media? Sikap tubuh fasilitator, sopankah? Tim fasilitator bekerjasama dengan baik
Sedang Kurang
63
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Lembar Evaluasi Diri Kita perlu mengevaluasi sikap/perilaku kita dalam memfasilitasi suatu kegiatan, di masyarakat manapun di tempat lain. Caranya dengan bertanya: • Sikap dan perilaku yang partisipatip apa saja yang sudah saya miliki? • Sikap dan perilaku yang tidak partisipatip apa saja yang masih melekat dalam diri saya? • Dari pengalaman selama ini, apa bukti untuk masing – masing sikap dan perilaku saya yang tidak partisipatif maupun yang tidak partisipatif?
Contoh:
Sikap dan perilaku saya yang partisipatif: • Tidak menggurui. BUKTI: saya jarang sekali menggunakan metode ceramah. • Mau belajar. BUKTI: saya selalu tertarik belajar tentang
64
Modul Kader Pembangunan Desa budaya orang lain, pada waktu memfasilitasi, aku selalu tertarik dengan pengalaman peserta.
Sikap dan perilaku saya yang tidak partisipatif: • Tidak sabar. BUKTI: Saya sering mau jalan terus dengan acara saya sebelum mereka siap, walaupun saya tahu mereka nanti akan tersesat. Isilah tabel evaluasi diri di bawah ini seperti contoh di atas dengan 2 sikap partisipatif dan 2 sikap tidak partisipatif yang paling menonjol menurut penilaian Anda terhadap diri sendiri. Sikap dan perilaku partisipatif
Bukti
Sikap dan perilaku tidak partisipatif
Bukti
65
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Bahan Bacaan Fasilitator Belajar Partisipatif
Pengertian Fasilitator Seorang guru mengajarkan ilmu kepada muridnya. Seorang pelatih melatihkan keterampilan kepada peserta pelatihan. Apakah yang dilakukan oleh seorang fasilitator? • Mengajarkan ilmu • Melatihkan keterampilan Tetapi dengan cara yang tidak menggurui !!! Fasilitator menciptakan suasana dan situasi yang memungkinkan peserta: • mendapatkan pengalaman baru, atau • menata kembali pengalaman lama (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang dimiliki dengan cara baru, sehingga peserta belajar tergugah untuk mencoba perubahan perilakunya.
Fasilitator merupakan bagian dari peserta belajar meskipun memiliki peran/tugas lainnya.
66
Modul Kader Pembangunan Desa
Sikap Fasilitator
Seorang fasilitator memiliki sikap-sikap yang mendukung perannya sebagai pengelola kegiatan belajar: • Mempunyai empati, atau kesediaan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh peserta serta memahami jalan pikiran peserta (terutama hambatan-hambatan belajar yang dialaminya). • Bersikap wajar, tidak tampil merasa lebih pintar/hebat. Tampil sebagaimana adanya, tidak menjadi orang lain. • Menunjukan rasa hormat (menghargai/respek). Berpandangan positif terhadap semua peserta, menghargai pengetahuan, pengalaman, tradisi atau kepercayaan yang dianut peserta. • Hadir secara utuh. Walau letih dan jenuh, tetap memusatkan perhatian kepada peserta dan suasana serta situasi belajar. • Mengakui kehadiran tiap peserta, tidak terkecuali yang lamban atau cepat belajar, tua atau muda, lelaki atau perempuan, yang memiliki kedudukan atau tidak. • Bersikap terbuka mendengarkan pendapat/komentar, tanpa menilai dengan ukuran/konsep sendiri. Fasilitator harus siap menerima perbedaan pendapat dengan peserta. • Tidak menggurui. Orang dewasa punya harga diri yang tinggi, seringkali tidak suka digurui. • Tidak (seolah–olah) menjadi ahli/pakar dalam segala bidang. Berterus terang jika tidak tahu tentang sesuatu. Beri kesempatan peserta mengungkapkan pengetahuannya. • Tidak memotong pembicaraan peserta karena tidak sabar. Kendalikan peserta yang bertele-tele dengan taktis. Fasilitator bisa masuk waktu peserta menarik nafas. • Tidak berdebat dengan satu peserta. Jika peserta menyanggah, jadikan diskusi umum, atau lempar kepada peserta lain. 67
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Sikap Tubuh Fasilitator Fasilitator merupakan pusat perhatian dan pandangan dari seluruh peserta, karena itu, sikap tubuh dan gerakan seorang fasilitator juga berpengaruh terhadap proses belajar. Berikut ini adalah saran – saran dari sikap tubuh fasilitator yang baik: • Bervariasi dalam sikap tubuh agar menghilangkan kebosanan. Jangan duduk terus-menerus, dan jangan berdiri di satu tempat saja. • Pandangan mata harus penuh perhatian dan merata kepada semua peserta secara bergantian (adil). Jangan hanya memperhatikan peserta tertentu saja. Misalnya yang cantik atau selalu mendukung fasilitator. • Jangan gerakkan tangan sembarangan. Menuding atau menunjuk kepada (muka) orang lain, seringkali dianggap tidak sopan di dalam budaya Indonesia. Gerakanlah tangan dengan wajar dan leluasa, tetapi bermakna. • Langkah harus tampak mantap dan mempunyai tujuan. Jangan kelihatan bergerak dengan bingung. • Senyuman harganya lebih dari satu juta rupiah. Fasilitator harus tahu kapan melontarkan senyuman dan kapan harus mencerminkan muka serius. Jangan pernah berwajah marah atau galak. • Berpakaian sewajarnya dan sopan sesuai dengan lingkungan peserta. Sesuaikan diri dengan peserta. 68
Modul Kader Pembangunan Desa
Karakteristik Fasilitator Mutu pribadi dan keunggulan sifat apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang fasilitator yang efektif. 1. Penguasaan tentang Topik Bahasan. Ini sudah mutlak. Collen Stafford yang sering menyelenggarakan latihan mengenai pengorganisasian masyarakat dan kepemimpinan, percaya bahwa “pelatih terbaik adalah mereka yang membuat Anda merasa bahwa pengetahuannya tentang topik bahasan bersangkutan sepuluh kali lipat luasnya dari pada disampaikannya. Dan pada akhir pelatihan Anda masih mengaharapkan belajar lebih banyak darinya”. Dan dengan sendirinya, Anda mungkin akan mengundang pelatih itu lagi untuk mengulangi atau melanjutkan latihannya ). Dengan kata lain sebagai pelatih Anda menciptakan suatu kesan bahwa Anda telah mempelajari dan mempersiapkan topik bahasan secara mendalam, sehingga Anda sanggup meliput segala pandangan yang berbeda dan segala nuansa serta mampu menyajikan inti persoalan dan membuat kesimpulan. Dengan menguasai sepenuhnya suatu topik bahasan, berarti Anda menambah rasa tenang dan membangun rasa percaya diri. 2. Rasa Ingin Tahu. Sama pentingnya dengan memiliki, pengetahuan mendasar tentang topik bahasan adalah hasrat untuk terus-menerus belajar dan menambah pengetahuan tentang suatu topik atau bahan bahasan. Bila ada pertanyaan peserta yang tidak bisa Anda jawab, jangan segan-segan 69
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan mengatakan: “Saya tidak tahu, tetapi saya akan berusaha mencarikan jawaban pertanyaan Anda”. Hendaknya terus berupaya meningkatkan mutu penyajian/mengajar dengan mengemukakan bahan atau informasi yang paling baru. Bacalah buku-buku atau referensi lain yang relevan, maka Anda akan menumbuhkan citra dinamis dan mutahir, sehingga tidak ketinggalan jaman. 3. Sikap Antusias atau Bersemangat. Masih ingat waktu Anda harus menguap dan menutup mulut Anda dengan tangan susah payah karena menahan rasa kantuk yang ditimbulkan oleh cara guru Anda mengajar dengan tidak bersemangat dan itu terlihat dari kata kata yang diucapkannya. Dan sebaliknya, ada juga guru yang begitu bersemangat sehingga memaksa Anda untuk memperhatikan pelajaran yang dia bawakan dengan penuh semangat pula. Padahal Anda tidak menyukai mata pelajaran itu, apalagi jika dibawakan oleh guru yang pertama tadi. 4. Kepercayaan atau Keyakinan Diri. Jika anda belum mempunyai kepercayaan diri yang penuh, pada mulanya mungkin Anda harus berpura- pura dulu percaya diri. Dengan bertambahnya pengalaman dalam melatih, kepercayaan diri akan tumbuh dengan sendirinya. Suatu saat orang-orang akan sering menyebut Anda sebagai orang yang mahir melatih, maka lambat laun Anda akan menjadi pakar pelatih. 5. Rasa Humor. Bukan berarti Anda harus menjadi Charlie Chaplin atu Bing Slamet, atau menjadi orang yang mahir 70
Modul Kader Pembangunan Desa menciptakan lelucon, tetapi kemampuan Anda untuk secara spontan mengalihkan komentar peserta pelatihan, atau memperjelas keterangan Anda dengan ilustrasi kisah yang mengandung humor. Apapun topik bahasannya, sekedar humor dapat menyedapkan dan membuat sajian pelajaran Anda lebih jelas dan segar diterima peserta latihan. Tertawa dapat melepaskan ketegangan peserta, dan juga menenangkan diri Anda sendiri. Humor juga dapat menarik perhatian orang. Makin berat suatu bahasan pelajaran, maka semakin diperlukan selingan humor. 6. Keluwesan. Para pelatih seringkali mengemukakan betapa pentingnya membaca dan memahami kelompok. Agar Anda dapat mampu dengan cepat membaca karakteristik kelompok dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta minat peserta latihan. Anda harus mengetahui kapan harus meneruskan, membelokan atau memberhentikan suatu bahasan atau pelajaran. Jangan membatasi diri Anda dengan waktu atau pokok bahasan yang telah ditetapkan didalam petunjuk atau prosedur melatih. Sekedar memaksakan isi dan mentaati prosedur saja tidak akan efektif dalam membantu orang dewasa belajar. Seorang pelatih yang mahir mrmpunyai setumpuk akal untuk menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan dan luwes. Pikiran yang tanggap dan mempersiapkan rencana cadangan akan membantu Anda bersikap tenang apabila aral menghalang, atau terjadi halangan secara mendadak. Misalnya sewaktu Anda harus mempertontonkan film sepanjang 30 menit, tiba-tiba proyektor macet. Padalah pertunjukan baru 71
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan seperempatnya yang diputarkan. Apa yang Anda akan lakukan? Panik? Jangan! Anda bukan hanya harus tanggap terhadap bencana demikian, Anda juga harus siap menghadapi. Maka jika aral melintang yang jelas sering terjadi dan Anda akan menghadapinya suatu saat kemudian Anda akan mampu mengatasi, maka bolehlah Anda memberikan selamat kepada diri sendiri. 7. Bersandiwara . Apakah seorang pemain yang tidak dinamis dapat menjadi pelatih yang baik? Mustahil. Akan tetapi ini tidak berarti Anda harus “ramai“ dan terlalu “agresif“. Banyak aktor/aktris yang sehari-harinya termasuk orang yang pemalu, tetapi bila telah berdiri di depan kamera menjadi orang periang dan kuat dihadapan penonton atau diatas panggung. Dalam banyak hal, melatih suatu program latihan mirip dengan penampilan diatas pentas. Anda menghapalkan kalimat-kalimat atau dialog sekenario terpenting yang akan diucapkan dan berulang-ulang menyampaikan fakta dan lelucon yang memukau penonton. Anda menggunakan ekspresi wajah, nada suara, serta gerak tubuh, persis seperti aktor, untuk memberi penekanan terhadap apa yang ingin Anda sampaikan kepada peserta latihan. 8. Stamina atau Kesiapan Fisik. Berdiri di hadapan peserta pelatihan dan berbicara berjam-jam bahkan mendengarkan, menampung dan menanggapi komentar serta menjawab pertanyaan, sungguh merupakan pekerjaan yang meletihkan fisik dan mental/emosi. 72
Modul Kader Pembangunan Desa Tubuh Anda memompakan banyak andrenalin untuk mempertahankan tenaga sampai session latihan usai. Tetapi dapat diduga, setelah itu Anda akan lunglai. Mata Anda akan memerah dan terasa sepat. Kepala Anda terasa pusing. Tubuh akan terasa penat. Jadi jika Anda melatih seharian penuh, jangan membuat rencana yang terlalu padat dan berat pada petang dan malam harinya. Makan dan tidur saja sudah cukup. Nonton film lawak, boleh jugalah. 9. Bermuka Badak atau Tebal Kulit Muka. Seperti juga dialami seorang aktor. Anda sebagai pelatih juga akan mendapat beberapa kritik buruk, dan Anda tidak bisa atau tidak boleh terlalu peka. Oleh karena itu Anda harus banyak belajar kepada badak, ah, maksud saya harus bermuka badak, tebal kulit muka, tahan menghadapi kritikan atau kecaman. Bagaimanapun pandainya Anda, tidak mungkin Anda dapat memuaskan semua orang/ peserta. Manusia tidak sama satu sama lainnya. Dalam setiap kelompok manusia, sudah pasti ada sebagian orang yang bosan atau tidak mengacuhkan Anda, bahkan ada yang sinis atu memusuhi. Jadi bersiaplah untuk menghadapi kenyataan seperti itu. Sebagai pelatih, jangan Anda mengambil kritikan itu sebagai sentimen pribadi.
73
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
74
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 7
Pengetahuan/ Wawasan
75
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan Topik
Kunjungan Lapangan Tujuan Umum : Alternatif 1. Belajar dari pengalaman pihak/ orang lain yang berhasil di dalam kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Hutan (PSDH). Alternatif 2, Belajar dari pengalaman pihak/orang lain yang berhasil dalam kegiatan berkelompok (KSM Mandiri).
Tujuan
Metoda
Tujuan Khusus: 1. Peserta (tim kerja lapangan ) Mampu mengidentifikasi pengalaman-pengelaman positif (kekuatan, potensi, kelemahan, ancaman) di dalam kegiatan PSDH melalui pendekatan kerjasama kelompok KSM. 2. Pengalaman positif kunjungan lapangan dapat dijadikan acuan untuk penyusunan RTL. 1. Kunjungan lapangan pada Desa dan atau pada kelompok KSM Mandiri yang berhasil di dalam PSDH 2. Diskusi Lembar Format Penyusunan Strategi Kerja kunjungan Lapangan.
Media
Kertas CD, spidol kecil, selotip, flipchart, kartu metaplan, spidol besar. 240 menit
Waktu
76
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses Pengantar • Jelaskan tujuan dan proses dalam sesi ini kepada peserta. • Peserta dibagi menjadi 2 atau 3 kelompok (tim) sesuai pembagian diskusi kelompok di lapang • Jelaskan tentang hal-hal yang akan dilakukan di lapangan.
Diskusi dan Kerja Kelompok • Sebelum diskusi kelompok, jelaskan pentingnya mempersiapkan fasilitasi kelompok. • Jelaskan hal-hal apa yang perlu dirancang dan disiapkan. • Jelaskan keadaan umum lokasi kunjungan. • Setelah semuanya jelas tentang gambaran umum serta apa yang harus dikerjakan, minta setiap tim membuat rancangan detail yang memuat tentang ringkasan gambaran umum lokasi, tujuan ke lapangan, informasi yang akan dijadikan bahan diskusi dengan masyarakat, proses umum dalam diskusi, pembagian tugas antar anggota tim. 77
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Lembar Format/Isi Rancangan Kunjungan Lapangan • Gambaran umum lokasi, gambaran umum program PSDH (Pengelolaan Sumber Daya Hutan) dan/atau keadaan Kelompok (KSM). • Tujuan dari kegiatan kunjungan • Informasi-informasi penting yang akan di gali/diperoleh di lapangan • Pembagian tugas • Alokasi Waktu (penjadwalan) Pastikan persiapan sudah benar-benar dilakukan dengan baik sebelum kunjungan lapangan. Persiapan yang baik merupakan ¾ keberhasilan kunjungan lapangan.
78
Modul Kader Pembangunan Desa
79
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Refleksi Pengalaman Kunjungan Lapangan Tujuan Umum : Peserta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta pengalaman positif dan negatif selama kunjungan lapangan
Tujuan
Metoda
Tujuan Khusus: Peserta dapat menyampaikan kekuatan dan kelemahan serta pengalaman positif dan negatif selama kunjungan lapangan 1. Delphi 2. Diskusi kelompok 3. Diskusi pleno
Visual FGD, laporan lapangan, flipchart, spidol Media
90 menit Waktu
80
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses • Fasilitator memulai dengan sapaan akrab • Fasilitator meminta pada peserta untuk berkumpul pada tim/kelompoknya masing – masing. • Fasilitator menugaskan pada masing-masing kelompok untuk : a. Mendiskusikan proses praktek lapangan dan menuliskannya pada flipchart/metaplan. Menuliskan kekuatan & kelemahan serta pengalaman positif dan negatif selama kunjungan lapangan. b. Hasil kerja kelompok di tempel pada stickyclothes kemudian dengan metode delphi setiap kelompok melihat dan mencermati hasil kerja kelompok lain dengan memberi komentar, (masukan, pertanyaan,dll ) tertulis pada hasil kerja kelompok lain. c. Secara bergantian masing-masing kelompok menjelaskan proses lapangan dan menjawab/ klarifikasi komentar. • Fasilitator merangkum proses hasil materi.
81
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
82
Modul Kader Pembangunan Desa Pokok Bahasan 8
Rencana Kerja Tindak Lanjut
83
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Topik
Tujuan
Metoda
Identifikasi/inventarisasi Masalah dan Potensi PSDH dan Kelompok Tujuan : 1. Peserta dapat mengetahui masalah dan potensi secara cepat 2. Peserta membuat Rencana Kerja Tindak Lanjut 1. Curah Pendapat 2. Penjelasan langung 3. Mengamati gambar Spidol, flipchart, lakban Lembar rencana kerja
Media
Cerita bergambar
60 menit Waktu
84
2 orang Fasilitator
Modul Kader Pembangunan Desa
Proses 1. Fasilitator menjelaskan teknik mengidentifikasi dan menginventaris masalah yang menonjol dan potensi secara sederhana dan cepat, dan menanyakan kegiatan apa yang akan di lakukan oleh kelompok satu tahun kedepan (lamanya waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kesepakatan peserta). 2. Fasilitator menjelaskan rencana yang dibuat harus spesifik, dapat diukur, dan dapat dicapai/realisitis serta ada jangka waktu supaya jelas 3. Dalam pembuatan rencana kerja tindak lanjut diharapkan dapat memenuhi azaz CERDaS yang berarti: Cocok, Efektive dan Efisien, Relaistis, Dapat diukur dan sesuai kebutuhan 4. Bagi peserta menjadi dua kelompok. Kelompok 1 akan membahas rencana kerja di bidang organisasi kelompok secara spesifik. Kelompok 2 membahas usaha-usaha yang akan dilakukan oleh kelompok. 5. Setelah selesai diskusi, fasilitator meminta pada masing-masing kelompok untuk memperesentasikan hasil diskusinya.
85
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Hasil yang Diharapkan 1. Peserta dapat membuat dan melaksanakan betul dari rencana yang mereka buat. 2. Rencana kerja yang sudah dibuat bersama sebagai alat untuk monitoring program kelompok. 3. Peserta dapat memenitor langsung sejauh mana mereka telah melaksanakan
Panduan Fasilitator Fasilitator membagikan sebuah ilustrasi cerita kepada peserta tentang kisah seekor monyet yang hendak menolong ikan dari musibah banjir. Dan fasilitator menjelaskan bahwa apa yang dilakukan monyet untuk menolong ikan adalah hal yang tidak tepat sehingga dalam membuat rencana tindak lanjut kelompok harus tepat sasaran. Kemudian fasilitator menjelaskan rencana yang dibuat harus spesifik, dapat diukur, dan dapat dicapai/realisitis serta ada jangka waktu supaya jelas. Dan juga fasilitator menjelaskan apa yang akan di lakukan oleh kelompok satu tahun kedepan. Dalam pembuatan rencana kerja tindak lanjut diharapkan dapat memenuhi azaz CERDaS yang berarti ; Cocok, Efektif dan Efisien, Realistis, Dapat diukur dan Sesuai kebutuhan. Fasilitator membagi peserta kedalam dua 86
Modul Kader Pembangunan Desa kelompok diskusi untuk mendiskusikan rencana tindak lanjut untuk satu kelompok dan satu kelompok yang lain mendikusikan rencana untuk desa.
Rencana Kerja Tindak Lanjut No
Kegiatan
Lokasi
Waktu Penanggung pelaksanaan jawab
1 2 3 4
87
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
88
Modul Kader Pembangunan Desa Lampiran
Ice Breaking
89
Membangun Wirausaha Perhutanan Sosial yang Produktif dan Berkelanjutan
Kasus Si Gleong 1. Ajak peserta mendiskusikan ‘Kasus Si Gleong’ dalam kelompok. 2. Sampaikan pengantar tentang ‘Kasus Si Gleong’. 3. Fasilitasi diskusi kasus 4. Ajak peserta merefleksikan hasil diskusinya dan mengapa. Baca pernyataan berikut ini. Jawab pertanyaan-pertanyaan dengan melingkari salah satu jawaban. Pilih hanya salah satu jawaban (B = benar, S = salah, ? = ragu-ragu) atas dasar informasi yang ada dalam pernyataan berikut: Si Konyol dibunuh. Polisi mencurigai enam tersangka pelaku pembunuhan, semuanya penjahat. Diketahui keenam tersangka berada dekat tempat kejadian sekitar waktu terjadinya pembunuhan. Penjahat-penjahat tersebut punya dorongan kuat agar Si Konyol terbunuh. Si Gleong telah terbukti tidak bersalah.
Pertanyaan 1. Si Gleong berada di dekat terbunuhnya Si Konyol 2. Enam orang penjahat telah diketahui bahwa mereka 3. Hanya Si Gleong yang terbukti tidak bersalah 4. Enam tersangka berada di dekat terbunuhnya Si Konyol pada waktu kejadian pembunuhan 5. Polisi tidak mengetahui orang yang membunuh Si Konyol 6. Yang membunuh Si Konyol tidak mengakui tuduhan yang diberikan kepadanya 7. Si Gleong tidak membunuh Si Konyol 8. Enam orang yang dicurigai adalah pembunuh berdarah dingin 9. Si Konyol telah mati 90
B B B
S S S
? ? ?
B
S
?
B
S
?
B
S
?
B B B
S S S
? ? ?
Modul Kader Pembangunan Desa
Kunci Jawaban Kasus Si Gleong 1. Dalam informasi tidak dinyatakan bahwa Si Gleong adalah salah satu dari penjahat. Kesalahan terjadi karena menyimpulkan bahwa Si Gleong adalah salah satu dari enam penjahat yang dicurigai 2. 3. Pengusutan perkara belum tentu telah usai. Ada kemungkinan orang lain atau pihak tersangka yang terbukti bersalah. Jebakannya adalah kata “hanya” 4. 5. Dalam pernyataan tidak ada informasi bahwa polisi telah selesai mengusut perkara dan sampai pada kesimpulan tidak menemukan pembunuhnya. Ada kemungkinan saat informasi itu ditulis masih berada ditengah-tengah proses pengusutan/penyelesaian perkara 6. Kesimpulan akhir pengusutan belum ada/tidak dijelaskan dalam informasi. Orang yang menjadi pembunuh tidak dinyatakan dalam informasi tersebut. Memang Si Gleong menerima tuduhan sebagai pembunuh, bukan pembunuh. Masih ada kemungkinan orang lain yang dituduh sebagai pembunuh dan ada kemungkinan orang lain yang akan menyangkal tuduhan yang dituduhkan kepadanya. 7. 8. Belum tentu semua penjahat adalah pembunuh 9.
B
S
?
B
S
?
B
S
?
B
S
?
B
S
?
B
S
?
B B B
S S S
? ? ?
91
Modul Kader Pembangunan Desa
Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kepemerintahan di Indonesia Jl. Taman Margasatwa No.26c, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550 T: +62-21-22780580 F: +62-21-7812325 http://www.kemitraan.or.id