LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO SECTIO CAESAREA DENGAN PILIHAN METODE PERSALINAN DI PUSKESMAS DULALOWO KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh MENTARI LITTI NIM : 841 410 178
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes NIP. 19811014 200501 2 002 NIP. 19830519 200812 2 002
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO SECTIO CAESAREA DENGAN PILIHAN METODE PERSALINAN DI PUSKESMAS DULALOWO KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Mentari Litti NIM 841410178 Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo E-mail :
[email protected] ABSTRAK Mentari Litti.1 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Sectio caesarea Dengan Pilihan Metode Persalinan di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Tahun 2014. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep dan Pembimbing II dr. Vivien Novariana A. Kasim, M.Kes. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Pilihan metode persalinan sangat berkaitan dengan keselamatan ibu dan bayi, sehingga dalam mengambil keputusan tentang proses persalinan sebaiknya di pikirkan secara matang dampak yang akan terjadi setelah persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dengan pilihan metode persalinan di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Desain penelitian menggunakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil pada trimester II dan III yang datang berkunjung di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah dengan jumlah sampel sebanyak 40. Tehnik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan kurang tentang resiko sectio caesarea yaitu 55,0% sedangkan berpengetahuan baik yaitu 45,0% dan ibu hamil yang memilih metode persalinan sectio caesarea yaitu 55,0% sedangkan memilih metode persalinan normal yaitu 45,0%. Dengan menggunakan uji chi square didapatkan p-value sebesar 0,000 (α>0,05) yang berarti adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dengan pilihan metode persalinan. Saran yaitu memberikan penyuluhan atau konseling pada ibu hamil tentang resiko sectio caesarea sehingga dapat memilih metode persalinan yang tepat.
Kata kunci : Pengetahuan, Resiko Sectio caesarea, Metode Persalinan 1
Mentari Litti, 841410178. Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG
Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep, dr.Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes
Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan generasi yang akan datang. Proses kehamilan, persalinan dan bayi yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan keluarga (Soreang, 2011). Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sehat dan sempurna. Pilihan metode persalinan yang digunakan untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya yaitu persalinan pervaginam dan persalinan sectio caesarea (Kasdu, 2003). Persalinan pervaginam merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2002). Persalinan sectio caesarea merupakan suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 2010). Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan bidang ilmu kedokteran, kebidanan, dan keperawatan, pandangan tersebut kemudian bergeser. Sectio caesarea kini menjadi alternatif persalinan tanpa pertimbangan medis yang di anggap mudah dan nyaman. Anggapan ini membuat ibu hamil memilih persalinan secara sectio caesarea daripada persalinan normal, meskipun tanpa indikasi medis (Kasdu 2003), namun persalinan sectio caesarea diperlukan jika persalinan normal atau pervaginam tidak mungkin dilakukan, dengan keadaan abnormalitas pada bayi, ibu yang memiliki kelainan plasenta, perdarahan hebat dan mencegah kematian janin, serta indikasi lainnya ( Liu, 2008 dalam Siregar, 2012). Persalinan sectio caesarea (SC) dapat menyebabkan resiko pada ibu antara lain : infeksi, perdarahan yang meningkat, waktu pemulihan pasca persalinan yang lebih lama, dan gangguan penyembuhan luka (Rabe, 2003), serta beresiko kematian 25 kali lebih besar dan beresiko infeksi 80 kali lebih tinggi di banding persalinan normal (Cuningham, 2006). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004-2008 di tiga benua, yakni Amerika Latin, Afrika, dan Asia dilaporkan bahwa angka persalinan sectio caesarea mencapai 25,7%, mulai angka terendah di Angola 2,3% sampai angka tertinggi 46,2% di Cina (Sarmana, 2004). WHO (World Health Organization) menganjurkan operasi sectio caesarea hanya sekitar 10-15% dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut tentunya di dasarkan pada analisis resiko-resiko yang muncul akibat sectio caesarea. Baik resiko bagi ibu maupun bagi bayi (Nakita, 2008, dalam Siregar, 2012). Berdasarkan data survey awal yang di dapatkan peneliti di Puskesmas Dulalowo pada bulan januari 2014 terdapat 135 ibu hamil yang berkunjung, dan hasil wawancara awal yang telah dilakukan peneliti pada 5 ibu hamil didapatkan Ny. M mengatakan bahwa mengetahui tentang resiko sectio caesarea yaitu resiko perdarahan dan infeksi, serta memilih persalinan normal (pervaginam). Ny. Y mengatakan bahwa mengetahui resiko sectio caesarea yaitu perdarahan dan memilih persalinan normal (pervaginam). Sedangkan Ny. N mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang resiko sectio caesarea, dan memilih persalinan sectio caesarea. Ny. S mengatakan tidak mengetahui tentang resiko sectio caesarea, dan memilih persalinan sectio caesarea. Begitupun dengan Ny. P mengatakan hal yang sama yaitu tidak mengetahui tentang resiko sectio caesarea dan memilih persalinan sectio caesarea. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Apakah ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dengan pilihan metode persalinan di Puskesmas Dulalowo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo?”
I. METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Dulalowo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, sedangkan waktu penelitian pada tanggal 24 April sampai 15 Mei 2014, setiap hari kamis saat kunjungan ibu-ibu hamil. 1.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional (Potong Lintang) yaitu suatu penelitian dimana faktor resiko/penyebab dan efeknya diambil pada saat yang bersamaan (Supardi & Rustika, 2013). 1.3 Sampel Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dianggap mewakili karakteristik populasinya (Supardi & Rustika, 2013). Jika besar populasi ≤ 1000, maka sampel bisa diambil 20-30% (Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah 40 ibu hamil yang datang berkunjung di Puskesmas Dulalowo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo. Sampel juga menggunakan criteria inklusi dan eksklusi. II. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Umur Distribusi ibu hamil berdasarkan umur adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur (Tahun) Jumlah < 20 0 20-35 38 > 35 2 40 Total Sumber data primer : 2014
% 0 95,0 5,0 100
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.1, di dapatkan sebagian besar ibu hamil berada pada usia 20-35 tahun yaitu 38 responden (95,0%) dan sebagian kecil berada pada usia > 35 tahun yaitu 2 responden (5,0%) sedangkan ibu hamil yang berada pada usia < 20 tahun tidak di temukan. b. Pendidikan Distribusi ibu hamil berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah SD 3 SMP 3 SMA 23 S1 11 Total 40 Sumber data primer : 2014
% 7,5 7,5 57,5 27,5 100
Berdasarkan data pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berada pada tingkat pendidikan SMA yaitu 23 responden (57,5%) dan sebagian kecil berada pada tingkat pendidikan S1 yaitu 11 responden (27,5%) sedangkan tingkat pendidikan SMP yaitu 3 responden (7,5%) serta tingkat pendidikan SD yaitu 3 responden (7,5%). c. Trimester (Usia Kehamilan) Distribusi ibu hamil berdasarkan trimester (usia kehamilan) adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Trimester (Usia Kehamilan) Trimester (Usia Kehamilan) Jumlah % Trimester II 19 47,5 Trimester III 21 52,5 40 100 Total Sumber data primer : 2014 Berdasarkan data pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berada pada trimester III yaitu 21 responden (52,5%) dan sebagian kecil berada pada trimester II yaitu 19 responden (47,5%). 2. Hasil Analisa Univariat a. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Sectio caesarea Distribusi ibu hamil berdasarkan pengetahuan tentang resiko sectio caesarea yaitu : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Resiko Sectio caesarea Pengetahuan Jumlah % Baik 18 45,0 Kurang 22 55,0 40 100 Total Sumber data primer : 2014 Berdasarkan data pada tabel 4.4, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang tentang resiko persalinan sectio caesarea yaitu 22 responden (55,0%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko persalinan sectio caesarea yaitu 18 responden (45,0%). b. Pilihan Metode Persalinan Distribusi ibu hamil berdasarkan pilihan metode persalinan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pilihan Metode Persalinan Persalinan Jumlah % Normal 18 45,0 Sesar 22 55,0 40 100 Total Sumber data primer : 2014
Berdasarkan data pada tabel 4.5, di temukan bahwa sebagian besar ibu hamil memilih metode persalinan sectio caesarea yaitu 22 responden (55,0%) dan sebagian kecil memilih metode persalinan normal yaitu 18 responden (45,0%). 3. Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Sectio caesarea Dengan Pilihan Metode Persalinan Tabel 4.6 Distribusi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Resiko Sectio caesarea dengan Pilihan Metode Persalinan Pengetahuan
Pilihan Metode Persalinan Normal Sesar N % N % Baik 18 45,0 0 0 Kurang 0 0 22 55,0 Total 18 45,0 22 55,0 Sumber data primer : 2014
Total N 18 22 40
P-Value % 45,0 55,0 100
0,000
Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4.6, di temukan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang tentang resiko persalinan sectio caesarea dengan memilih metode persalinan sectio caesarea yaitu 22 responden (55,0%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko persalinan sectio caesarea dengan memilih metode persalinan normal yaitu 18 responden (45,0%). Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Test dengan tingkat kemaknaan yang di tentukan yaitu P < 0,005, di dapatkan hasil penelitian dengan nilai P- Value 0,000. Berarti H0 di tolak dan HA di terima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dengan pilihan metode persalinan di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. 4. Pembahasan 4.1 Analisa Univariat a. Pengetahuan tentang Resiko Sectio caesarea Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4, menunjukkan bahwa sebagian besar (55,0%) dengan jumlah 22 responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang resiko persalinan sectio caesarea dan sebagian kecil (45,0%) dengan jumlah 18 responden memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko persalinan sectio caesarea. Berdasarkan hasil instrumen penelitian diperoleh sebagian besar responden tidak mengetahui resiko persalinan sectio caesarea yang dapat menyebabkan pembekuan darah pada bagian kaki atau panggul, dan resiko pada bayi yang dilahirkan melalui bedah sectio caesarea yang dapat mengalami gangguan pernafasan serta mengerasnya plasenta pada bagian rahim. Dan sebagian responden tidak mengetahui resiko cedera pada pembuluh darah, sayatan bekas operasi yang dapat menyebabkan jaringan parut, syok secara mendadak dikarenakan perdarahan yang banyak. Sedangkan sebagian kecil responden tidak mengetahui resiko persalinan sectio caesarea yang dapat menyebabkan kematian karena disebabkan kesalahan pembiusan. Menurut asumsi peneliti bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan responden. Hal ini di sebabkan karena sebagian besar responden memiliki pendidikan
tingkat SMA sehingga informasi yang di dapatkan masih terbatas dan pemahaman maupun pengetahuan masih kurang tentang resiko persalinan sectio caesarea. Dan sebagian kecil responden memiliki pendidikan tingkat Sarjana maka informasi yang di dapatkan semakin banyak dan memiliki wawasan yang luas sehingga pengetahuanpun semakin baik tentang resiko persalinan sectio caesarea. Semakin banyak informasi yang didapat maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh karena informasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, dimana makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi pengetahuan tentang proses kehamilan sampai proses persalinan. Wanita yang berpendidikan tinggi akan memilih menikah pada usia yang matur yaitu di atas usia 20 tahun karena pendidikan yang tinggi memiliki kemampuan untuk mengatur jarak kehamilan dan lebih memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan kehamilan dan proses persalinan. Berdasarkan teori yang di kemukakan Kasdu (2003). Pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sangatlah penting. Hal ini akan berdampak pada pemeliharaan kehamilan dan pengambilan keputusan persalinan pada akhir kehamilannya. Meningkatnya kecenderungan wanita untuk melahirkan dengan operasi sectio caesarea berhubungan dengan semakin meningkatnya perhatian mereka tentang kehamilannya. Menurut Prawirohardjo (2002). Pada umur 20 sampai 35 tahun mayoritas seorang wanita mengalami kehamilan dan persalinan karena pada kelompok umur tersebut merupakan usia reproduktif sehat yaitu usia yang baik dan produktif untuk terjadinya kehamilan dan persalinan. Tingkat pengetahuan ibu pada usia tersebut mayoritas baik karena pada usia tersebut rasa ingin tahu lebih tinggi. Peneliti berpendapat bahwa yang mempengaruhi pengetahuan selain pendidikan adalah faktor umur. Ibu hamil yang berusia < 20 tahun merupakan usia yang belum matang baik fisik maupun mental dalam menghadapi persalinan serta belum adanya keinginan untuk mencari informasi atau pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan. Dan usia 20-35 tahun cenderung lebih ingin tahu tentang kehamilan dan proses persalinan karena usia tersebut merupakan usia yang sudah matang dan usia yang ideal untuk kehamilan maupun persalinan, sedangkan usia > 35 tahun yaitu memasuki usia tua yang sudah memiliki pengalaman dalam persalinan sehingga tidak adanya keinginan mencari lagi pengetahuan atau informasi yang baru tentang persalinan dan pada usia tersebut cenderung terjadi perubahan kestabilan pada organ-organ reproduksi yang sudah tidak lentur serta menurunnya kemampuan fisik dalam proses kehamilannya. Berdasarkan penelitian Siregar (2012) tentang karakterisitik ibu bersalin dengan sectio caesarea bahwa proporsi ibu bersalin dengan sectio caesarea berdasarkan umur terbesar adalah pada kelompok 20-35 tahun sebanyak 68 orang (78,20%) dan terkecil adalah kelompok umur < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 19 orang (21,80%). b. Pilihan Metode Persalinan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5, di temukan bahwa sebagian besar (55,0%) dengan jumlah 22 responden memilih metode persalinan sectio caesarea dan sebagian kecil (45,0%) dengan jumlah 18 responden memilih persalinan normal. Peneliti berasumsi bahwa pendidikan dapat mempengaruhi pilihan metode persalinan dikarenakan apabila ibu hamil yang berpendidikan kurang maka memiliki
pengetahuan yang kurang pula tentang pilihan metode persalinan sebab informasi yang didapatkan melalui media cetak ataupun elektronik masih kurang tentang pilihan metode persalinan. Begitupun sebaliknya ibu hamil yang berpendidikan tinggi maka memiliki pemahaman maupun pengetahuan yang baik pula tentang pilihan metode persalinan sebab telah mendapatkan informasi dari media cetak maupun elektronik tentang pilihan metode persalinan dan dapat memilih persalinan yang baik bagi ibu maupun bayinya. Berdasarkan penelitian Sarmana (2004) angka sectio caesarea di rumah sakit Santa Elisabeth Medan sebesar 27,76 % dan sebesar 13,88 % diantaranya merupakan sectio caesarea tanpa indikasi medis yaitu atas permintaan ibu bersalin itu sendiri. Menurut Kasdu (2003) seseorang yang melahirkan secara normal umumnya akan mengalami rasa sakit yang semakin kuat dan semakin sering sampai kelahiran bayi. Kekhawatiran akan adanya nyeri persalinan akan menimbulkan stress yang dapat menimbulkan gangguan proses persalinan secara normal. Kondisi tersebut sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir dan cemas menjalaninya. Akhirnya untuk menghilangkan rasa takut tersebut para ibu berpikir untuk melahirkan dengan cara operasi sectio caesarea. Peneliti berpendapat bahwa selain tingkat pendidikan faktor usia kehamilanpun dapat mempengaruhi pilihan metode persalinan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden berada pada trimester III yang merupakan usia kehamilan yang akan menjelang proses persalinan. Oleh karena itu ibu hamil yang berada pada trimester III dapat segera mengambil keputusan yang tepat untuk memilih metode persalinan yang baik yaitu persalinan normal. Adapun sebagian kecil responden berada pada trimester II yang merupakan usia pertengahan pada kehamilan, dalam usia kehamilan tersebut ibu hamil belum dapat mengambil keputusan yang tepat dan baik dalam memilih metode persalinan sehingga akan memilih metode persalinan sectio caesarea karena berpendapat bahwa persalinan sectio caesarea merupakan persalinan yang berlangsung cepat, aman dan nyaman serta tidak merasakan rasa sakit yang sama pada persalinan normal. Menurut Sarafino (2002) bahwa keinginan dan preferensi seseorang berpengaruh terhadap utilitas dan keabsahan informasi baru yang telah dibuat, melalui suatu proses yang disebut penalaran. Emosional atau stress juga berdampak pada proses kognitif ibu hamil dalam pengambilan keputusan memilih sectio caesarea sebagai jenis persalinannya. Pilihan metode persalinan sangat berkaitan dengan keselamatan ibu dan bayi yang di lahirkan, sehingga dalam mengambil keputusan tentang proses persalinan sebaiknya di pikirkan secara matang dampak yang akan terjadi setelah persalinan. 4.2 Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Resiko Sectio caesarea dengan Pilihan Metode Persalinan Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4.6, di temukan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang tentang resiko persalinan sectio caesarea dengan memilih metode persalinan sectio caesarea yaitu 22 responden (55,0%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko persalinan sectio caesarea dengan memilih metode persalinan normal yaitu 18 responden (45,0%). Berdasarkan hasil uji Fisher Exact dengan tingkat kemaknaan yang di tentukan yaitu P < 0,005, di dapatkan hasil penelitian dengan nilai P- Value 0,000. Berarti H0 di tolak dan HA di terima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dengan pilihan metode persalinan di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.
Menurut Permata (2002) Pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seorang ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal, maka akan cenderung mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan masalah tersebut dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya rendah. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan yang akan dilakukan serta resiko persalinan sectio caesarea, memungkinkan untuk mempersiapkan fisik dan mental, sehingga ibu dapat memilih proses persalinan yang tepat dan aman bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sarafino (2002) Ibu hamil dalam mengambil keputusan dengan memilih metode persalinan sectio caesarea dapat dijelaskan bahwa tingkat pemahaman dan persepsi ibu tentang tindakan sectio caesarea berbeda-beda. Namun, keputusan untuk memilih persalinan sectio caesarea ini lebih dipengaruhi oleh pengetahuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Romandhoni (2012) Persepsi ibu hamil tentang persalinan sectio caesarea dengan 30 responden didapatkan hasil penelitiannya bahwa sebagian kecil (46,7%) dengan jumlah 14 responden mempunyai persepsi baik dan sebagian besar (53,3%) dengan jumlah 16 responden mempunyai persepsi buruk tentang persalinan sectio caesarea. Berdasarkan penelitian Lestari (2009) Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko persalinan sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 66,7%, sedangkan sebagian kecil ibu hamil berpengetahuan kurang sebanyak 33,3%. Dan pada pilihan metode persalinan sebagian besar ibu hamil memilih persalinan normal sebanyak 63,3%, sedangkan sebagian kecil ibu hamil memilih persalinan sectio caesarea sebanyak 36,7%. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil tentang resiko persalinan dengan sikap ibu hamil memilih persalinan secara sectio caesarea. Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa yang berpengetahuan baik memilih metode persalinan normal (45,0%). Hal ini disebabkan karena ibu mengetahui dan sudah banyak mendapatkan informasi tentang persalinan sectio caesarea yang dapat mengakibatkan berbagai resiko dalam pasca persalinan maupun setelah persalinan. Ibu yang telah mengandung selama 9 bulan ingin merasakan pengorbanan seorang ibu melahirkan anaknya dengan kekuatannya sendiri. Adapun dari segi pembiayaan persalinan normal membutuhkan biaya yang lebih sedikit di banding dengan persalinan sectio caesarea. Ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang resiko persalinan sectio caesarea lebih memilih metode persalinan sectio caesarea (55,0%) karena tidak mengetahui resiko yang akan timbul pada persalinan sectio caesarea, yakni lebih beresiko kematian 3 kali lebih besar di banding dengan persalinan normal. Ibu yang memilih metode persalinan sectio caesarea berdasarkan wawancara disebabkan karena adanya perasaan khawatir maupun cemas menghadapi rasa sakit yang akan terjadi pada persalinan normal yang pada umunya persalinan normal akan berlangsung lama, serta takut tidak kuat mengedan, takut akan robeknya daerah pervaginam dan berpendapat bahwa persalinan sectio caesarea merupakan persalinan yang modern dan proses persalinannya lebih cepat, aman dan nyaman. Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi pilihan metode persalinan yakni ibu yang mempunyai trauma dalam riwayat persalinannya, tidak memilih kembali persalinan yang sejenis pada masa lalu untuk pemilihan persalinan saat ini. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sarmana (2004) didapatkan 6 responden (21,5%) ibu hamil memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis dikarenakan ibu yang memiliki trauma persalinan lalu yaitu persalinan normal.
Berdasarkan penelitian Ryding (1991) dalam Sarmana (2004) menyatakan bahwa riwayat buruk partus pervaginam sebelumnya merupakan indikasi non medis yang mendorong ibu meminta persalinan secara sectio caesarea. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Hubungan Pengetahuan Ibu hamil tentang Resiko Sectio caesarea dengan Pilihan Metode Persalinan di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo dapat di simpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu 22 responden sebesar (55,0%). 2. Sebagian besar responden memilih metode persalinan sectio caesarea yaitu 22 responden (55,0%). 3. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dengan pilihan metode persalinan di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. 5.2 Saran 1. Bagi Pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang keperawatan maternitas mengenai pengetahuan ibu hamil tentang resiko sectio caesarea dan dalam mengambil keputusan untuk memilih metode persalinan. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan konseling tentang resiko sectio caesarea pada ibu hamil saat melakukan kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan dan penyuluhan kesehatan tentang resiko persalinan sectio caesarea agar ibu hamil dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memilih metode persalinan. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan agar lebih menambah informasi atau pengetahuan tentang kesehatan khususnya ibu hamil dengan cara rmembaca buku maupun artikel kesehatan tentang resiko persalinan sectio caesarea sehingga dapat memilih metode persalinan yang baik dan tepat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi dan dapat menambah variabel lainnya dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pilihan metode persalinan, seperti meneliti tentang pengetahuan ibu hamil tentang resiko persalinan dengan pilihan metode persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Cunningham. 2006. Obstetri Williams. Jakarta : EGC Heryanti, T. 2009. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Ibu Bersalin Normal dan Sectio Caesarea di Ruang Bersalin RSUD 45 Kuningan http://www.digilib.ump.ac.id Di akses pada tanggal 29 Desember 2013 Kasdu, D. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa swara Lestari, E. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Persalinan dengan Sikap Ibu Hamil Memilih Persalinan Secara Sectio Caesarea http://indoslayer.files.wordpress.com Diakses pada tanggal 29 Desember 2013 Mansjoer, Arif, dkk (2001) Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Masriroh, S. 2013. Keperawatan Obstetri dan Ginekologi, Yogyakarta : Imperium Manuaba, 2001. Ilmu Kebidanan dan KB. Jakarta : EGC Mochtar, 2001. Sinopsis Obstetri Jilid II. Jakarta : EGC Nursalam dan Pariani S. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung Selo ______2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawata. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ______2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta ______2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Oxorn, H. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : Yayasan Esentia Medika. Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kandungan Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Permata, S. 2002. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Kesehatan Maternal, dan Pendapatan dengan Efektifitas Gerakan Sayang Ibu dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. http://skripsistikes.files.wordpress.com Diakses pada tanggal 29 Desember 2013
Rabe, T. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC Rahmaningrum, F. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Primigra Vida Trimester III Tentang Persiapan Persalinan Di BPS Ariyanti Gemolong Sragen. http://repository.usu.ac.id di akses pada tanggal 29 Desember 2013 Rahmawaty, T. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Imperium Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta Romandhoni, A. 2012. Persepsi Ibu Hamil Resiko Tinggi Tentang Persalinan Sectio Caesarea Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponogoro. http://lib.umpo.ac.id di akses pada tanggal 29 Desember 2013 Saefuddin, A. 2000. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal JNPKRPOGI. Jakarta : EGC Sarafino. (2002). Health Psychology : Biopsy-Chosocial Interaction. Fifth Edition. New York : Jhon Wiley & Sons Inc Sarmana. 2004. Determinan Non Medis dalam Permintaan Persalinan Sectio Caesarea di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan http://library.usu.ac.id/index.php Di akses pada tanggal 29 Desember 2013 Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Sigalingging, G. 2009. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi Pada Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Sam Medan http://uda.ac.id/jurnal Di akses pada tanggal 16 Januari 2014 Siregar, S, dkk. 2012. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan http://jurnal.usu.ac.id/index.php Diakses pada tanggal 16 Januari 2014 Soreang. 2011. Fakor-faktor yang Berhubungan dengan Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Sugiyono, 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Supardi dan Rustika, 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media Tahuru, I. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi Sectio Caesarea dengan Kemampuan Mobilisasi Di Ruang Nifas RSUD. Prof. dr. Hi. Aloei Saboe Wihastuti, T. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mobilisasi Dini dengan Tingkat Motivasi Melakukan Mobilisasi Dini Pada Pasien Sectio Caesarea di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto
Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Yanti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama