KONSEP RUSUNAWA UNTUK URBAN RENEWAL BAGI PERMUKIMAN KUMUH
STUDI KASUS KAWASAN PANTAI PURUS KOTA PADANG HENDRI ZULVITON NRP: 320 820 1826
PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
1
Latar Belakang
Akibat pertumbuhan penduduk yang relatif cepat di Indonesia menimbulkan tuntutan yang lebih besar dalam penyediaan prasarana dan sarana kota. Perlu peremajaan kota (urban renewal), salah satu alternatif dengan pembangunan Rusunawa, alasanya keterbatasan lahan diperkotaan. Keberadaan Rusunawa belum seluruhnya dapat diterima oleh masyarakat penghuninya karena terjadi perbedaan antara harapan dan keinginan penghuni. Perlu mengakomodir kebutuhan aktivitas dan perilaku penghuni supaya nyaman dan betah tinggal di rumah susun. Perlu diseleksi mana kebutuhan yg harus dipenuhi dan mana yang memerlukan adaptasi penghuni. 2
Daerah yang diteliti adalah kawasan pantai Purus, terletak pada daerah pusat utama kota merupakan pusat perdagangan dan jasa atau disebut sebagai kawasan Centeral Business Distric (CBD). Dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan RUTR kota Padang lokasi kawasan pantai Purus diperuntukan untuk kawasan perumahan pemukiman.
Pertanyaan penelitian:
Bagaimana perilaku penghuni pada permukiman kumuh yg merupakan calon penghuni rumah susun Faktor-faktor apa yg mempengaruhi perilaku penghuni di rumah tinggal calon penghuni tsb. Bagaimana konsep perencanaan rusunawa yg sesuai dengan perilaku penghuni rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang tsb
Tujuan dari penelitian Merumuskan konsep perencanaan rumah susun yang sesuai dengan perilaku penghuni di rumah tinggal pada kawasan pantai Purus kota Padang. Sasaran Penelitian Mengkaji perilaku penghuni dirumah tinggal. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penghuni di rumah tinggal. Mengkaji hubungan perilaku penghuni dengan rancangan rumah susun. Lingkup penelitian Penelitian di laksanakan pada area kawasan pantai Purus kota Padang. Pendekatan yang dilakukan adalah dari segi perilaku penghuni dan sosial budaya. 4
Kajian Pustaka dan Teori
Pengertian Rumah dan Permukiman ( menurut UU RI no 4 th 1992 ttg Perkim Bab pasal 1 pasal I Pengertian Rumah Susun - Kepment Perumahan Rakyat no.08/KPTS/BK4N/1996 - Peraturan PU ttg persyaratan teknis Rumah Susun 1990 - Silas, 1990 Faktor2 Penting dlm Perencanaan Rumah Susun Menurut pendapat: - Silas, 1993 - Hariyono 2007 - Budiharjo,2006 Pengertian Permukiman kumuh: Yudohusodo,1991, Rapoport 1997 Keberadaan Permukiman kumuh:Turners 1972 Peremajaan Kota: Sujarto 1985, Dristasto 1998, Swasti 1988 5
Arsitektur Berwawasan Perilaku menurut: Scott 1974, Norberg Schuls 1986, Laurens 2005. Behaviour Setting menurut Laurens 2004, Lang 1978, Rapoport 1969, Budaya dalam Perancangan Lingkungan Binaan Menurut: Rapoport, 1969,1970, 1977, 1982,1987 Pola Perilaku menurut Laurens 2004 Manusia, Perilaku dan Lingkungan Binaan menurut: Rapoport 1969, Wiyamartono 1995, Wirawan 1992, Turner dan Budiharjo 1991. Tipe/bentuk Keluarga menurut: - Depkes RI 1998, Salvicion dan Ara Celis 1989, - Jhoson dalam Antoni Putra 2009 6
Rangkuman Teori Dari beberapa teori yg dikemukakan yg paling sesuai dg kasus pada penelitian ini adalah teori Rapoport namun bukan berarti teori lain tidak berguna melainkan sbg pelengkap, contohnya apa yg dikatakan Jhon Lang dan Lurens. Menurut Rapoport (1977) skema setiap aktivitas dapat dianalisis menjadi empat komponen penting yaitu: Kegiatan itu sendiri,Bagaimana kegiatan itu dilakukan, Apa kaitan kegiatan tersebut dengan kegiatan lain, Makna dari kegiatan. Menurut laurens (2004) aktivitas mengandung empat hal yaitu pelaku, macam aktivitas, tempat dan waktu Menurut Lang (1978) Sebuah behaviour setting dirancang selain ditentukan oleh kebutuhan, motivasi 7 juga oleh reward dan biaya
METODE
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian penelitian ekploratif yg bersipat deskriptif. Aspek-aspek penelitian, aktivitas/perilaku, struktur keluarga, jenis Ruang, ukuran ruang, susunan ruang dan bentuk arsitektural. Populasi dan sampel penelitian yang diambil adalah warga di sekitar RW IV di RT1, RT2, RT3 pada kawasan pantai Purus kota Padang. Pengumpulan data kualitatif mengunakan teknik observasi partisipasi dan metode wawancara/ interview sementara data kuantitatif menggunakan metode kuesioner. Analisis kualitatif dengan cara pemaparan, menuliskan dan melaporkan suatu peristiwa. Pengkajian secara kuantitatif menggunakan tabel distribusi frekwensi. 8
Kondisi Fisik Dan Sosbud Lokasi Penelitian Kota Padang Berbatasan: Utara Kab. Pdg Pariaman Timur Kab. Solok Selatan Kab.Pesisir Selatan Barat, Samudera Indonesia
Luas 69.496 ha atau 694.96 km2, memiliki 11 kecamatan, 104 kelurahan, jumlah penduduk th 2007 838.190jiwa rata rata pertumbuhanya 2,31% per tahun. Jumlah penduduk di permukiman kumuh sebesar 185.054 jiwa sekitar 22% dari jumlah penduduk kota Padang. Luas permukiman kumuh 102,6 ha dari 5.322,82 ha atau sebesar 9 1,93%.
Kecamatan Padang Barat Kecamatan Padang Barat berbatasan dengan: Utara dgn Kec. Pdg utara, Selatan dgn Pdg Selatan, Timur dgn kec.Pdg Timur dan Barat dg Samudera Hindia. Luas wilayah 700 ha, terdiri 10 kelurahan. Luas permukiman kumuh di kec. Pdg Barat mencakup 1,215 km2dari seluruh permukiman kec. Pdg Barat sebesar 2,87 km2 atau sekitar 42,33%. Kawasan tempat permukiman seluas 2,87 km2 atau 2,85% dari luas keseluruhan sebesar 100,78 km2
10
Kelurahan Purus
Luas kelurahan sebesar 66,4 ha, terdapat 8 RW dan 30 RT. Batas wilayah sebelah: utara dgn banjir kanal, selatan kel.Olo, timur dgn kel. Pdg Pasir/ kel.ujung Gurun, Barat dgn Samudera Hindia. Status lahan milik negara 15%, tanah Eigendom/tanah negara 7%, hak pakai 3% dan tanah milik sendiri 75%. Struktur pendapatan Rp.500 rb-1,5 juta. Struktur pendidikan SD 42,28%, SLTP 21,78%. Struktur mata pencaharian yang banyak sbg buruh, swasta wirawasta, nelayan, pensiunan, PNS dan jasa. Prasarana air bersih air bersih PDAM 21,34%, persampahan belum memadai, pengolahan air limbah masih dialirkan kedalam air sungai, drainase belum teratur (Sedimentasi) dan akses jalan masih kurang baik dan belum layak lebar 1 m. Suku Minang nilai budaya kebersamaan, gotong royong dan demoktratis. 11
KONDISI LOKASI KAWASAN STUDI
Lokasi kawasan terletak di RWIV Rt1, Rt2,Rt3 di kel. Purus kota Padang, Jenis rumah 36,4% permanen, semi permanen 32,7% dan rumah Kayu 30,9%. Status rumah milik sendiri 58,2% dan sewa/kontrak 41,8%. Fasilitas jl. Lingkungan dan kolektor, tranportasi kendaraan umum(angkot), Jarak bekerja 1 km 63,6%, jarak 1-3 km 32,7 dan 3,7 jarak > 3 km. 12
KARAK TERISTIK KAWASAN STUDI Sarana pendidikan TK/SD 200 m, SLTP 600-700m, SLTA cukup jauh. Kantor Lurah 400m, Puskesmas 200m dari kawasan studi, pasar lokal < 1 km. Sarana air bersih sebahagian PDAM dan sebahagian sumur galian. Organisasi sosial, RT dan RW, LPM. Hub sosial Majlis ta’lim, kongsi kematian, gotong royong dsb. Pekerjaan pada sektor informal, swasta 34,5%, nelayan 21,8%, dagang 21,8%,buruh7,3%,sopir5,5%, PNS 3,6% dan pensiunan 5,5%. Pendapatan kepala keluarga 1 jt-1,5 jt 23,6%, 1 jt-1,5jt 40% 1,5 jt-2 jt 20%, < 500rb, > 2jt 7,3%. Pendidikan kepala keluarga SD 47,3%,SMU/SLTP/sederajat 23,6%, sarjana 3,6% dan tidak sekolah 1,8%. Tipe/bentuk keluarga, Nuclear family 81,82%, Extended family 14,54% dan keluarga campur 3,64%. 13
Tidur
Analisis Perilaku
Memasak
14
Makan
Mandi
15
Beribadah
Rekreasi
16
Mencuci dan Menjemur Pakaian
Membuang Sampah
17
Berdagang
Bersosialisasi Dgn Tetangga
18
Hubungan Perilaku dengan Rusunawa Untuk mendapatkan konsep Rusunawa maka dapat dilakukan dengan melakukan: Kondisi/tempat, Perilaku, Peraturan/Teknis tentang Rumah Susun dan Nilai Lokal di masyarakat, maka akan muncul sebuah konsep diantaranya: Kamar tidur diberi dinding pembatas dengan ukuran unit hunian diatas > 18 m2 Dapur dibuat dengan sistem dapur bersama Ruang makan bisa dipakai pada ruangan pojok tetapi menggunakan lemari yg di gantung pd dinding atau bergabung pada ruang tamu/ keluarga KM/WC di buat dalam unit hunian rumah susun Tempat ibadah di buat mesjid terpisah dari bangunan yaitu di halaman. Untuk hiburan pada lantai 1 di buat los minuman dan makanan, pada lt 2 di sediakan ruang bersama dan pada halaman rumah di buat tempat bermain anak2. 19
Tempat mencuci disediakan secara khusus
Disediakan tempat pembuangan sampah yang lengkap
Dibuat los-los untuk berdagang pada lt 1
Untuk bersosialisasi dgn tetangga dibuat ruang2 fasilitas sosial
seperti ruang untuk pertemuan pd lt pertama Site plan dibuat persegi panjang, arah memanjang utara selatanpendeknya arat barat dan timur. Blok massa tegak lurus dg jalan utama di tepi pantai dan dibuatlah koridor jalan yg membela massa rumah susun utk pejalan kaki. Penamplan bangunan sederhana, ringan terlihat dari material apa adanya. Depanya memasukan unsur etnis lokal, terdiri dari 4 massa utama 3 untuk rumah susun dan satu untuk mesjid, dan didukung fasilitas tempat bermain anak2, agar interaksi sosial maka di bauat ruang bersama dan selasar. Menggunakan double coridor ruang terbuka di bagian tengah untuk sirkulasi cahaya matahari dan udara, dan menjaga agar lantai tidak terlalu tinggi. 20
Kesimpulan 1. Perilaku penghuni di rumah tinggal di kawasan pantai Purus terlihat dari cara mereka beraktivitas sehari, wujud dari perilaku tersebut antara lain: a. Kegiatan tidur pada malam hari merupakan waktu istirahat, bagi kepala keluarga kamar tidur harus memakai dinding tetapi bagi anak2 tidak di memakai dinding. b. Memasak disamping tugas pokok bagi istri juga merupakan sarana hiburan seperti memasak sambil bernyayi. c. Makan dilakukan dgn cara duduk di atas kursi atau dilantai dan boleh dilakukan di ruang makan secara khusus saja. d. Mandi dilakukan di sumur tetapi sumur memakai dinding. e. Beribadah dilakukan di mesjid pergi dan pulang secara bersama2 dgn berjalan kaki. f. Rekreasi dilakukan warga dgn cara bermain di pantai, duduk di warung dan bermain di halaman rumah g. Mencuci pakaian dilakukan pada ruang terbuka sambil berkomunikasi dgn tetangga dan hasil cucian di jemur di halaman rumah 21
h. Cara membuang sampah sisa –sisa bahan makanan, daun kertas pembungkus dikumpulkan kedalam keranjang yg disediakan di dekat dapur. Dari keranjang ini dimasukan kedalam plastik dan dibakar. i. Bersosialisasi dg tetanggadg cara mengikuti kegiatan gotong royong, mengikuti acara syukuran dan berkunjung kerumah teman. j. Berdagang dg cara mendirikan warung dan tenda disekitar pantai Purus dan sambil berteriak mempromosikan barang daganganya.
2.Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah: a. Faktor pemenuhan privasi b. Faktor hiburan c. Faktor kurangnya parasarana dan sarana d.Faktor keyakinan, nilai dan budaya yang masyarakat e. Faktor ekonomi.
berlaku
di 22
3. Konsep Rusunawa adalah sbb: a. Bangunan rumah susun harus menggambarkan hunian yang sederhana tetapi mampu memenuhi kebutuhan penghuninya baik secara fisik maupun psikologis. Untuk kesederhanaan pada rusun ini ditunjukan dengan ekspresi ringan tetapi jujur. b. Depanya bentuk bangunan dimasukan unsur-unsur etnis lokal pada entarancenya dapat dibuat atap gonjong. Tampak muka diolah sedemikian rupa untuk mendukung adanya orientasi blok massa dan zoning blok masa bangunan berorientasi kedalam agar interaksi sosial setiap penghuni tercipta. c. Masa bangunan terdiri dari 4 massa utama yaitu 3 untuk bangunan rumah susun dan 1 massa pendukung yaitu berupa mesjid yang terpisah dari bangunan rumah susun yaitu di letakan di halaman. d. Ruang luar yg ada pada site digunakan sbg fasilitas bersamayg dapat diperuntukan sbg area bermain anak2 dan olah raga guna menjalin keakraban. e. Disediakan prasarana yg lengkap dan perlu ruang2 privat seperti k.tidur dan kamar mandi. 23
Saran-Saran a. Dalam merencanakan konsep rumah susun sebaiknya rancanganya dapat mempertahankan gaya hidup yang penuh kebersamaan serta tetap menjaga nilai-nilai budaya setempat dan tidak meninggalkan makna-makna simbolik budayanya sehingga identitas dan ciri khas budayanya tetap terjaga. b. Dalam merencanakan konsep rumah susun sebaiknya konsep perencanaan mengakomodir perilaku penghuni, sehingga penghuni dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya sehingga betah dan nyaman tinggal di rumah susun tersebut. c. Perlu adanya kajian lebih lanjut penelitian tentang rumah susun yang berhubungan dengan perilaku di kota Padang seperti penelitian selanjutnya, dapat dilakukan pada daerah pada kawasan permukiman kumuh lainya seperti di daerah Bungus, Teluk Bayur, Air Tawar dan Koto Tangah, agar dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan. 24
TERIMAKASIH
25