ARTIKEL ILMIAH
KERUSAKAN POHON SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM SENI LUKIS
Oleh : Dewa Gede Mariana NIM : 200704008 Minat Seni Lukis Proram Studi Seni Rupa Murni
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Dalam menciptakan suatu karya seni lukis pencipta terinspirasi dari kerusakan pohon. Ketika melihat kondisi pohon yang mengalami kerusakan pencipta merasa perihatin karena melihat keadaan pohon yang berdiri kokoh bisa ditebang dalam waktu yang cukup singkat, pada saat ditebang terkadang kulit pohon ikut terkelupas. Berbagai fenomena kerusakan pohon telah pencipta temukan secara tidak sengaja baik di pinggiran jalan, rumah teman, dan semak belukar di pinggir sungai. Kerusakan dapat terjadi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan manusia. Tumbangnya pohon karena akar yang busuk, layu dan kering karena suhu yang terlalu panas, digerogoti benalu, jamuran, dimakan rayap, dan kadang dipakai tempat tinggal bagi serangga seperti semut merupakan faktor kerusakan dari alam. Sedangkan yang disebabkan oleh manusia adalah penebangan liar, pemasangan sepanduk dan papan guna kepentingan peribadi. Untuk sebagian orang kerusakan pohon mungkin saja tidak ada artinya akan tetapi merusak pohon sesungguhnya sudah merusak alam. Jika alam telah rusak maka dampaknya akan menimpa manusia. Salah satu contoh dari dampaknya adalah tanah longsor dan banjir yang marak terjadi saat sekarang ini. Guna mencegah hal tersebut setidaknya masyarakat rela untuk menyisakan sedikit lahan mereka untuk menanam pohon bukannya merusak pohon. Berdasarkan fenomena tersebut pencipta ingin mengangkat judul “Kerusakan Pohon Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Seni Lukis”. Mengenai visual karya pencipta ingin menampilkan bentuk-bentuk yang detail tetapi tidak realis ditambah dengan sentuhan imajinasi sehingga menjadi suatu karya seni lukis yang berbeda dengan karya-karya seniman lainnya. Melalui hasil karya tersebut diharapkan nantinya dapat berguna bagi masyarakat maupun pihak-pihak lain yang menbutuhkannya.
1
Dalam menciptakan suatu karya seni lukis keberadaan estetika merupakan suatu hal yang perlu diperhitungkan karena tanpa estetika suatu karya terlihat kurang maksimal. Oleh sebab itu karya – karya yang ingin ditampilkan akan digarap dengan sentuhan keindahan dan imajinasi.
Keindahan dalam karya akan ditampilkan melalui bentuk yang diimajinasikan ditambah dengan warna – warna yang cerah dan kontas sehingga objek menjadi lebih menonjol. Walaupun pencipta mengangkat fenomena kerusakan akan tetapi hal tersebut akan divisualkan dalam wujud yang indah dan tidak lepas dari kerusakan pohon. Sehingga tampilan karya menjadi menarik dan enak dipandang.
2. Ide Penciptaan Secara umum ide berarti suatu gagasan atau hasil pemikiran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ide berarti rancangan yang tersusun dalam pikiran (2003 : 416) dan bagi pencipta ide berarti hasil pemikiran seseorang yang bisa muncul kapan saja. Ide merupakan salah satu bagian terpenting dari terciptanya suatu karya seni karena, dari ide tersebut akan muncul suatu karya seni yang kreatif. Tanpa adanya ide bisa saja karya tersebut terbilang kosong, tidak berisi atau tiruan dari karya – karya sebelumnya. Setelah melalui perenungan, memilah-milah hasil foto, dan mendapatkan inspirasi maka muncul ide pencipta untuk menuangkannya dalam kanvas dan dalam pengungkapan visual karya, objek pohon menjadi objek utama. Objek tersebut akan diolah kembali baik dari segi warna, bentuk ataupun latar belakang karya. Objek pohon yang ingin divisualkan lewat kanvas kebanyakan berada dipingir, namun diseimbangkan dengan latar belakang pendukung ataupun warnawarna lain yang dapat menghasilkan keseimbangan. Pohon yang ditampilkan dalam kanvas cendrung mendapatkan sentuhan imajinasi pencipta sehingga tidak sepenuhnya meniru foto. Mengenai latar belakang karya dibuat dengan tampilan garis putus-putus, melengkung dan dipenuhi berbagai warna dalam garis tersebut pencipta berusaha untuk menampilkan ruang yang bertujuan untuk menunjang objek pohon dalam
2
karya sehingga tampilan karya tidak datar selain itu tampilan latar belakang tersebut merupakan usaha untuk menampilkan suatu ciri khas dari ke dua belas karya. Kenapa garis putus – putus karena dari garis tersebut pencipta dapat bermain warna, menciptakan irama dan mendukung objek yang ingin ditonjolkan. Dalam setiap karya, pencipta lebih memilih menampilkan pohon yang memiliki tekstur keras karena dalam tekstur tersebut terdapat unsur keindahan dan kerumitan. Pohon yang ditampilkan cendrung sudah mengalami pemotongan, keretakan, kelapukan, kering dan telah
digerogoti tumbuhan lain yang menandakan bahwa pohon tersebut telah mengalami kerusakan. Dari hasil pengolahan objek pohon tersebut, diharapkan akan mendapatkan hasil karya lukis yang berbeda dari karya pelukis lainya. Selain itu, melalui judul karya seni lukis yang diterapkan, pencipta berharapkan sedikit tidaknya masyarakat menyadari akan pentingnya pohon dalam kehidupan. Karena pohon merupakan bagian dari makhluk hidup yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan alam.
3. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah sebagai berikut: Bagaimana memvisualkan kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis? Bagaimana upaya dalam memberi sentuhan estetika dari kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis? Teknik apa yang tepat untuk menampilkan kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis?
4. Tujuan Penciptaan Adapun tujuan yang diharapkan oleh pencipta dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah sebagai berikut:
3
Untuk memvisualkan kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis. Untuk mengetahui upaya dalam memberi sentuhan estetika dari kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis. Untuk mengetahui teknik yang dianggap tepat dalam menggungkapkan kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis.
5.
Manfaat Penciptaan Adapun manfaat yang pencipta harapkan dalam penciptaan karya seni
lukis ini adalah sebagai berikut: Dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru dalam bidang seni khususnya seni lukis. Sebagai sarana apresiasi seni bagi masyarakat khususnya seni lukis. Dapat mengingatkan kepada pemerintah bahwa peranan pohon dalam kehidupan sangat penting.
4
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Tentang Seni Lukis Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi, dengan menggunakan medium rupa yaitu : garis, warna tekstur, shape dan bentuk. Medium rupa dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis material seperti tinta, cat / pigment, tanah liat, semen dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa ( Kartika, 2004 : 36 ) Seni lukis adalah suatu ungkapan yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna, dimana unsur warna yang paling kuat (Soedarso S.P 1990 : 11 ). Dari pernyataan tersebut, maka pencipta mendefinisikan seni lukis adalah ungkapan pengalaman manusia yang bersifat indah dituangkan kedalam bidang dua dimensional melalui berbagai medium rupa seperti warna, garis, bentuk, bidang dan tesktur sehingga menjadi satu kesatuan
yang menarik untuk
ditangkap mata. Dalam berkarya pencipta juga memakai bidang dua dimensional 2. Unsur – Unsur Seni Rupa Penyusunan unsur seni lukis dalam mewujudkan bentuk pada seni rupa diperlukan hukum atau azas penyusunan, untuk menghindari kemonotonan dan kekacauan – kekacaun. Unsur – unsur seni lukis tersebut antara lain : Garis Garis merupakan perpaduan sejumlah titik – titik yang sejajar dan sama besar ( Susanto, 2002 : 45 ). Garis sebagai bentuk, mengandung arti yang lebih dari pada titik, karena dengan bentuknya sendiri, garis menimbulkan kesan tertentu pada pengamat. Kumpulan garis – garis dapat disusun ( diberi struktur ) sedemikian rupa sehingga mewujudkan unsur – unsur struktural seperti misalnya ritme, simetri, keseimbangan, kontras, penonjolan dan lain – lain ( Djelantik, 1999 : 18 ). Dalam karya pencipta garis tersusun dari perpaduan antara warna yang satu dengan warna
5
lainnya, terdapat bermacam-macam garis dalam karya tersebut seperti garis lurus, lengkung, putus-putus, dan masih banyak lagi yang lainya sehingga dari garis tersebut muncul suatu irama dan dari garis tersebut akan menjadikan ciri khas dari ke – 12 karya yang akan diciptakan. Warna Warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda – benda yang dikenainya ( Susanto, 2002 : 113 ). Warna merupakan getaran atau gelombang yang ditrima indra pengelihatan ( Sanjiman Ebdi Sanyato, 2009 :11 ) Dalam pandangan pencipta warna merupakan hasil dari pantulan cahaya yang ditangkap mata, tanpa cahaya warna tidak akan ada, karena ketika mendapatkan cahaya benda apapun akan menampilkan warna. Dalam karya pencipta warna yang dimunculkan beraneka ragam dan warna tersebut tidak lagi mengarah pada warna asli dari objek, melainkan diolah melalui daya imajinasi. Tekstur Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu ( Kartika, 2004 : 48 ). Menurut pencipta tekstur adalah nilai raba dari kualitas permukaan benda. Dalam karya pencipta menampilkan tekstur dengan warna (tekstur semu) sehingga dalam berkarya pencipta lebih mudah menciptakan kedetailan objek yang ingin ditonjolkan. Bentuk Bentuk merupakan rupa, wujud. Dalam karya seni rupa biasanya dikaitkan dengan matra yang ada seperti dwimatra, atau trimatra ( Susanto, 2002 : 22 ) Dalam seni lukis ada pengertian bentuk – besar dan bentuk – kecil. Bentuk besar menyangkut penyusunan suatu karya seni sebagai
6
keseluruhan, sedangkan bentuk – kecil mengenai susunan organisasi dari masing – masing bagianya. Bentuk – besar dinamakan stuktur dan bentuk – kecil disebut tekstur ( The Liang Gie, 1996 : 99 ). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk merupakan wujud yang memiliki struktur
volume atau isi dengan perbandingan
panjang, lebar, tebal, tinggi dengan visual yang tiga dimensional. Bentuk dalam karya pencipta masih tetap meniru bentuk asli dari objek dan sedikit mendapatkan sentuhan imajinasi pada pusat perhatian. Dengan adanya bentuk suatu karya akan lebih mudah untuk dipahami oleh masyarakat. Bidang Sebuah garis yang bertemu pangkal ujungnya akan membentuk sebuah bidang. Dan demikian juga beberapa garis yang saling potong satu sama lain akan membentuk bidang. Seperti halnya garis, bidang atau unsur bidang yang mempunyai sifat dan watak yang berbeda – beda (Athisah, dkk, 1991 : 27 ). Dalam karya pencipta bidang tercipta melalui warna – warna yang berbeda dan bersinggungan sehingga saling membatasi selain itu bidang juga dimunculkan melalui garis yang ujung dan pangkalnya saling bertemu. 3. Prinsip – Prinsip Penyusunan Seni Lukis Adapun beberapa prinsip – prinsip penyusunan yang perlu di perhatikan dalam pembuatan visual karya antara lain sebagai berikut : Proporsi Proprsi merupakan hubungan antara bagian dari satu disain dan hubungan antara bagian dan keseluruhan. Warna tekstur dan garis memainkan peranan penting dalam penyusunan proporsi ( Kartika, 2004 : 64 ). Proporsi hubungan ukuran antara bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan / keseluruhanya. Proporsi berhubungan erat dengan balance atau keseimbangan, irama dan kesatuan ( Susanto, 2002 : 92 ).
7
Proporsi menurut pencipta adalah ukuran yang digunakan dalam penciptaan suatu karya seni baik dari segi bentuk, garis, warna dan lain sebagainya dengan menentukan suatu ukuran sebagai keluasan, ketinggian atau kedalaman sehingga dapat memberikan pertimbangan hubungan pada tiap – tiap dari wujud yang ditampilkan secara keseluruhan, yang tujuannya untuk menciptakan keseimbangan serta keharmonisan suatu karya. Proporsi dalam karya pencipta tersusun melalui warna, bentuk dan garis. Keseimbangan Penyesuaian materi – materi dari ukuran berat dan memberikan tekanan setabilitas pada suatu komposisi dalam karya seni ( Susanto 2002 : 20 ). Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot visual karya ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan. Keseimbangan dalam
karya
pencipta
terdapat
pada
penempatan
objek
yang
diseimbangkan dengan warna ataupun objek lain dari latar belakang yang dapat mendukung terciptanya suatu keseimbangan. Irama Irama merupakan suatu pengulangan unsur – unsur pendukung karya seni. Pengulangan ini merupaka selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang dan waktu, maka sifat paduanya bersifat satu matra yang dapat diukur dengan interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama (Kartika, 2004 :57 ). Menurut pencipta irama adalah urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau unsur – unsur pendukung dalam seni rupa. Dalam karya pencipta irama dibuat melalui susunan bentuk dan warna yang berulang - ulung yang diciptakan pada latar belakang objek.
8
Kontras Kontras merupakan perbedaan antara elemen – elemen dalam sebuah tanda yang ada pada sebuah komposisi untuk memberi ketegasan seperti gelap terang, besar kecil dan lain sebagainya. Kontras dalam karya pencipta dapat dilihat melalui objek karya ketika objek tersebut mendapatkan penyinaran warna dibuat cerah dan ketika tidak mendapat sinar warna dibuat gelap. Pusat Perhatian Pusat perhatian adalah titik perhatian atau dimana penonton atau penikmat mengutamakan perhatian pada suatu karya seni. Dalam hal ini seniman bisa dengan memanfaatkan warna, bentuk, objek, gelap terang , maupun ide cerita/ tema sebagai pusat perhatin ( Susanto, 2002 : 89 ). Menurut pencipta pusat perhatian adalah suatu penegas dari inti permasalahan yang ingin ditunjukan dalam suatu karya atau bisa juga dibilang bagian fokus dari suatu karya seni lukis. Pusat perhatian dari karya pencipta cendurung dibuat lebih detail dan kebanyakan terletak ditengah-tengah objek. Kesatuan Kesatuan berarti estetis itu tersusun secara baik ataupun sempurna untuk memiliki suatu kestuan bentuk, antara bagian – bagian sampai keseluruhan ( The Liang Gie, 1996 : 48 ). Menurut pencipta kesatuan adalah terjadinya kumpulan yang tersusun dengan baik sehingga terlihat utuh. Dan dalam karya pencipta warna menjadi peranan utama ditambah dengan latar belakang pendukung objek yang sedikit dibikin memiliki kaitan dengan objek namun disusun melalui hasil imajinasi pencipta. Harmoni Adanya keselarasan antara bagian – bagian atau komponen yang bertentangan, semua cocok dan terpadu. Tidak ada pertentangan dalam segi bentuk, jarak, warna dan tujuan. (Djelantik, 1999 : 46 ). Dalam karya
9
pencipta perpaduan antar warna objek karya dengan latar belakang dibuat saling mendukung.
10
C. PROSES PENCIPTAN Dalam menghasilkan suatu karya pencipta menggunakan tiga tahapan dalam penciptaan karya seni lukis yaitu : Eksplorasi ( Pejajagan), Eksperimen (Percobaan) dan Forming (Pembentukan).
1. Penjajagan (Eksplorasi) Eksplorasi adalah aktivitas pengamatan dan perenungan terhadap berbagai fenomena keindahan
untuk menentukan ide yang akan dipilih. Pengamatan
tersebut dilakukan dengan peninjauan berbagai realita yang terjadi dalam masyarakat. Proses eksplorasi merupakan langkah awal dari terciptanya suatu karya seni. Dalam tahapan ini pencipta memilih untuk melihat dan terjun langsung ke lapangan sehingga menemukan hal-hal yang menarik untuk diungkapkan dalam seni lukis. Pada saat pencipta berada di lapangan pencipta menemukan suatu fenomena yang menarik keinginan pencipta dan fenomena tersebut adalah kerusakan pohon. Setelah diamati kemudian pencipta merenungkan kembali tentang apa yang menjadi menarik dari kerusakan tersebut. Selain itu pencipta juga memilah – milah hasil dari foto yang dianggap menarik dimana foto tersebut pencipta dapatkan di lapangan. Setelah direnungkan kemudian dimulai dengan melakukan pembuatan sketsa yang diterapkan pada buku gambar. Setelah mendapatkan hasil sketsa yang menarik beru kemudian dituangkan pada kanvas. Mengenai pencarian bentuk, warna, dan teknik akan pencipta jelaskan lebih jauh lewat tahapan percobaan.
2. Percobaan (Eksperimen) Eksperimen adalah melakukan berbagai percobaan untuk menghadirkan bentuk – bentuk yang menarik dan imajinatif, serta mendalami berbagai medium yang akan digunakan baik aspek alat, teknik maupun sifatnya. Pada tahapan ini pencipta melakukan berbagai percobaan untuk menentukan tampilan visual karya yang menarik, kreatif dan bermanfaat bagi masyarakat.
11
Langkah awal dari eksperimen ini adalah memilah – milah objek pohon yang menarik untuk diabadikan dalam bentuk foto. Setelah mendapatkan hasil foto yang menarik pencipta mempelajari bentuk dari pohon tersebut lewat sketsa yang diterapkan dalam buku gambar, bagian dari objek yang kurang menarik dihilangkan sehingga tidak mengganggu objek yang ingin ditonjolkan. Sketsa yang terpilih nantinya akan dipindahkan dalam kanvas. Dalam tahapan eksperimen ini pencipta juga medalami teknik pewarnaan dengan menggunakan cat acrylic yang memiliki sifat sangat lentur dan mudah kering teknik yang diterapkan adalah teknik dusel goresan kuas yang putus-putus namun banyak warna. Percobaan dalam mencari warna yang matang sangat penting bagi pencipta karena dengan warna yang matang suatu karya akan terlihat lebih maksimal.
3. Pembentukan (Forming) Pembentukan merupakan suatu proses penyusunan dari hasil eksperimen. Dalam proses pembentukan terdapat tiga tahap yang pencipta terapkan untuk menghasilkan suatu karya seni lukis, ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
3.1 Tahapan Persiapan Tahapan ini merupakan aktivitas persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melukis. Adapun alat yang akan digunakan antara lain sebagai berikut : a.
Alat - Alat Dan Bahan Kuas Kuas yang digunakan adalah kuas untuk cat acrylic dengan merek handy purebristle china dengan berbagai ukuran yang memiliki masing – masing fungsi. Kuas berukuran besar digunakan untuk mengeblok objek yang akan diberi warna dasar. Kuas berukuran menengah digunakan untuk mencari tampilan bentuk dan kuas berukuran kecil digunakan untuk pencapaian detail daripada objek tersebut.
12
Palet / tempat warna Palet ini digunakan sebagai alas dari pencampuran warna sehingga didapatkan warna yang sesuai keinginan. Steples Steples berfungsi sebagai perekat kain kanvas di atas spanram. Steples yang digunakan bermerek kangaro 24 / 6. Kain lap Kain ini digunakan sebagai pembersih kuas disaat kuas mulai dikotori warna yang telah diterapkan sebelumnya pada kanvas. Ember kecil Digunakan sebagai tempat air yang digunakan pada saat mencuci kuas yang telah dilumuri warna. Gunting Gunting digunakan untuk memotong kanvas yang akan dipasang pada spanram. b. Bahan – bahan Kanvas Kanvas yang digunakan adalah kanvas yang sudah jadi atau siap pakai dengan merek B 44. Kanvas ini dibeli di toko material seni yaitu di Bali Cipta Seni. Spanram Sepanram yang digunakan memiliki ukuran yang beraneka ragam dan berjenis kayu damar. Pensil Pensil yang digunakan adalah pensil EE, pensil berguna untuk pembuatan proses awal sketsa. Cat Cat yang digunakan adalah cat acrylic dengan merek Maries.
13
Cat transparan ( clear ) Clear berfungsi untuk pelapis karya yang sudah dianggap selesai agar karya tidak mudah terserang debu dan clear yang digunakan bermerek aqua lacouer. Air Air berfungsi sebagai pengencer cat disamping sebagai pencuci kuas yang telah dikotori warna.
3.2 Tahapan Perwujudan Tahapan perwujudan merupakan proses pengungkapan bentuk yang sebelumnya diperoleh melalui sketsa dalam proses eksperimen ( percobaan ). Pada tahapan ini pencipta melakukan penyusunan elemen – elemen seni rupa seperti garis, bidang, warna, bentuk, dan ruang serta penerapan prinsip – prinsip penyusunan, seperti komposisi, keseimbangan, kerumitan, proporsi, harmoni, kontras, dan lain sebagainya. Dalam tahapan ini langkah pertama yang dilakukan adalah membuat penajaman sketsa yang telah dituangkan dalam kanvas dengan menggunakan cat acrylic hitam yang sedikit encer supaya goresan
lebih lancar. Sketsa yang
ditampilkan tidak sepenuhnya meniru kenyataan karena dalam proses perwujudan ini pencipta ingin menambahkan sentuhan imajinasi yang dapat pencipta ungkapkan dalam seni lukis. Selanjutnya langkah pewarnaan yang diawali dengan penerapan warna dasar dengan memblok bidang – bidang yang telah tersusun. Setelah warna dasar kering baru kemudian melakukan pencarian bentuk – bentuk dari pohon yang warnanya telah diolah sehingga memperoleh kematangan warna. Kekuatan bentuk juga diperhitungkan dalam proses ini agar tampilan pohon tidak terlalu jauh dari bentuk sesungguhnya. Pewarnaan ini dibantu dengan menggunakan kuas khusus untuk cat Acrylic. Mengenai latar belakang karya pencipta terapkan goresan kuas putus-putus yang diulang berkali-kali guna mendapatkan warna dan goresan yang matang.
14
3.3 Tahapan Penyelesaian ( finishing ) Tahapan finishing merupakan tahapan akhir dari terciptanya suatu karya. Dalam tahapan ini pencipta melakukan pengamatan sedetail mungkin dengan melihat kembali bagian – bagian pada objek yang perlu dipertegas dan bagian mana yang perlu dikurangi. Tidak lupa juga pencantuman nama dan tahun pembuatan sebagai
identitas dari suatu karya. Supaya karya tetap awet dari
serangan rayap, debu, maupun jamur maka perlu ditambahkan clear (warna transparan). Pelapis ini juga bermanfaat untuk memudahkan dalam perawatan lukisan seperti ketika terkena air warna tidak akan mudah luntur dan ketika debu menempel bisa dibersihkan dengan menggunakan sapu halus tanpa merusak warna dari lukisan.
15
D. WUJUD KARYA Pada wujud dan diskripsi karya merupakan penjelasan dari karya seni lukis yang telah pencipta kerjakan selama proses penciptaan. Adapun wujud karya yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Karya I
Judul karya
: Terkelupas
Ukuran
: 100 X 90 Cm
Media
: Cat acrylik di atas kanvas
Tahun
: 2012
Pada karya ini pencipta terinspirasi dari terkelupasnya kulit pohon yang disebabkan
karena
penebangan.
Melihat
akan
hal
tersebut
pencipta
membayangkan bagaimana jika kulit pencipta yang terklupas karena jatuh pasti akan terasa sakit yang dan perih. Pohon juga merupakan mahkluk hidup dalam 16
benak pencipta setiap mahkluk hidup pasti merasakan sakit, akan tetapi pohon tidak bisa mengungkapkanya karena pohon tidak bisa bersuara. Dari renungan tersebut muncul keinginan pencipta untuk mengangkat judul “Terkelupas”. Dalam visual karya terdapat sebuah pohon yang pada bagian dahan telah mengalami pengelupasan dan pemotongan. bentuk pohon masih sama dengan bentuk nyatanya akan tetapi sedikit mendapatkan sentuhan imajinasi pencipta yaitu pada pusat perhatian yang terletak di tengah-tengah pada bagian kulit pohon yang terkelupas. Komposisi dari karya ini menggunakan komposisi asimetris sehingga karya terkesan dinamis. Warna dari objek pohon ini sudah tidak lagi meniru warna aslinya melainkan sudah keluar dari warna asli tersebut yang didominasi oleh warna coklat dan jingga sedikit mendapatkan warna gelap pada bagian-bagian yang dianggap tidak mendapatkan sinar. Latar belakang karya bernuansa jingga kehijauan dengan garis putus-putus yang menjadikan ciri khas dari pencipta. Makna dan Pesan yang ingin disampaikan dari karya ini adalah bahwa pohon sebagai mahkluk hidup juga merasakan sakit, jika tidak ingin disakiti maka janganlah menyakiti.
17
E. PENUTUP
1. Kesimpulan Kesimpulan merupakan hasil rangkuman dari seluruh Bab. Yang telah diuraiakan sebelumnya sebagai jawaban dari pertanyaan yang telah disusun dalam rumusan masalah. Berikut ini merupakan kesimpulan yang telah disusun sesuai dengan urutan rumusan masalah yang pencipta uraiakan sebelumnya : Wujud karya dalam kerusakan pohon diungkapkan dalam bidang dua dimensional yaitu pada kanvas dengan berbagai ukuran. Dalam kanvas kerusakan pohon dimunculkan dengan komposisi yang asimetris sehingga tampilan karya terlihat dinamis. Warna pada karya pencipta sudah tidak lagi mengarah pada kenyataan. Dengan penggambaran bentuk yang masih meniru bentuk aslinya. Pohon yang ditampilkan pada karya cendrung mengarah pada kerusakan seperti berlubang, busuk, kering, terpotong dan tumbang. Mengenai inspirasi dalam berkarya sudah pencipta uraikan sebelumnya pada latar belakang. Dalam tampilan suatu wujud karya, keberadaan estetika sangat berperan karena jika suatu karya tidak memiliki estetika maka karya tersebut terkesan kurang maksimal. Oleh sebab itu, dalam karya pencipta estetika sangat diperhitungkan. Estetika pada karya pencipta terlihat dari tampilan warna pada keseluruhan karya yang cendrung mengarah pada keindahan. Bentuk dari pohon diimajinasikan sehingga tercipta suatu karya yang menarik dan enak di pandang. Walaupun yang diangkat kerusakan pohon namun kerusakan itu diperindah sehingga memanjakan mata untuk terus memperhatikan karya tersebut. Dalam suatu karya adanya teknik sangat penting guna terciptanya karya yang menarik karena jika teknik yang digunakan dalam menampikan suatu karya tidak tepat maka visual karya akan terlihat lemah. Teknik yang digunakan pencipta dalam menampilkan kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis adalah dengan menggunakan teknik basah yaitu menggunakan cat acrylik degan sentuhan teknik dusel dan adanya teknik goresan putus-putus pada latar belakang karya yang pencipta kerjakan dengan kuas yang diulang berkali-
18
kali sehingga menimbulkan suatu ruang dan irama selain itu goresan ini juga menjadikan ciri khas dari karya yang ditampilkan.
2. Saran-Saran Adapun saran-saran yang ingin pencipta sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut : Dalam menciptakan suatu karya seni khususnya seni lukis, tidak perlu jauh-jauh mencari fenomena seni karena fenomena yang menarik sesungguhnya berada dekat dengan kita. Dalam berkarya hendaknya harus jujur tidak perlu mengada -
ngada
karena seni lukis merupakan hasil curahan perasaan yang dituangkan dalam berbagai media, baik dalam media dua dimensi ataupun tiga dimensi. Bagi masyarakat hendaknya menjaga keberadaan pohon karena pohon merupakan penyumbang oksigen terbesar bagi manusia.
19
DAFTAR PUSTAKA Athisah. 1991. Dasar – Dasar Desain. Depdikbud : Jakarta. Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika Sebuah Pengantar : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung Gie, The Liang. 1996. Filsafat Seni Sebuah Pengantar. PUBIB Yogyakarta. Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Rekayasa Sains : Bandung. Sayoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana, Edisi kedua. Jalasatra Anggota IKAPI : Yogyakarta. Soedarso,Sp.1990. Tinjauan Seni Rupa, Pengantar Untuk Apresiasi Seni. Saku Dayar sana: Yogyakarta. ,. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Cv. Studio Delapan Puluh Enterprice dengan Badan Penerbit ISI Yogyakarta. Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Kansinus: Yogyakarta. http// www.google.co.id.Wikipedia.Org/wiki/Pohon.2012.
20
ARTIKEL KARYA ILMIAH
KERUSAKAN POHON SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM SENI LUKIS
Oleh Dewa Gede Mariana Nim : 200704008 Minat Seni Lukis Program Studi Seni Rupa Murni
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
21
ABSTRAK KERUSAKAN POHON SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM SENI LUKIS Inspirasi dalam karya pencipta berawal dari berbagai fenomena kerusakan pohon, melihat kerusakan tersebut pencipta merasa prihatin. Setelah direnungkan ternyata dibalik kerusakan tersebut terdapat suatu hal yang menarik. Sisi menariknya adalah terdapatnya suatu bentuk, warna, tekstur yang unik dan pohon kelihatan lebih rumit karena ditempel tumbuhan liar dengan akar yang melilit-lilit namun enak dipandang. Dari fenomena tersebut pencipta tertarik untuk mengangkat judul ”Kerusakan Pohon Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Seni Lukis” sebagai keseluruhan karya Ilmiah. Proses yang pencipta terapkan dalam berkarya adalah penjajagan (eksplorasi), percobaan (eksperimen), pembentukan (forming) dan Tahapan penyelesaian (finishing). Makna dan pesan dari karya adalah semua mahkluk hidup memerlukan zat makanan untuk hidup dan berkembang oleh karena itu, jangan mencari makan dengan cara merusak kehidupan orang lain. Pohon yang sudah rusak mungkin tidak ada artinya bagi sebagian orang, akan tetapi dalam seni lukis kerusakan tersebut bisa menjadi indah tergantung dari bagaimana cara mengungkapkanya dalam wujud karya. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerusakan pohon sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis merupakan fenomena yang menarik untuk diungkapkan. Mengenai estetika dan teknik yang ingin diterapkan telah tercapai. Kata kunci : Kerusakan, Pohon, Inspirasi, Seni Lukis.
22
ABSTRACT THE DAMAGE OF A TREE AS AN INSPIRATION IN ART OF PAINTING The inspiration of this work began from several phenomenon of the tree damage. The author felt sorry for those happened to the tree. After thinking about it, there is unique part this phenomenon. The interesting parts are the shapes, colors, the unique textures and the trees look more complicated because there is wild plant with roots wrapped around the trees but it looks nice .Based on the phenomenon the author gave a title “The Damage of the Tree as an Inspiration in Art of Painting” for his final assignment. There are some processes that the author used in making this work, there are exploration, experiment, shaping (forming) and finishing. The meanings and the messages from the art-work are that all living things need food to survive and grow so a living thing shall not get food by damaging other living things. The damage tree perhaps meaningless for some people; however, in the art of painting, the damage can be beautiful depends on how to express it in the form of an art work. Based on the statements above, can be concluded that the damage of a tree as the inspiration of the art of painting which is a interesting phenomenon to be expressed. By then the aesthetic and the techniques that want to be applied are successfully achieved. Key Words: The Damage, Tree, Inspiration, Art of Painting.
23
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
i
ABSTRACT .....................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
A. PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1. Latar Belakang .....................................................................................
1
2. Ide Penciptaan ......................................................................................
2
3. Rumusan Masalah ................................................................................
3
4. Tujuan Penciptaan ................................................................................
3
5. Manfaat Penciptaan ..............................................................................
4
B. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
5
1. Pengertian Tentang Seni Lukis ............................................................
5
2. Unsur-Unsur Seni Rupa .......................................................................
5
3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Seni Lukis ...............................................
7
C. PROSES PENCIPTAAN ...........................................................................
11
1. Penjajagan (Eksplorasi)........................................................................
11
2. Percobaan (Eksperimen0 ......................................................................
11
3. Pembentukan (Forming) ......................................................................
12
3.1
Tahapan Persiapan ......................................................................
12
3.2
Tahapan Perwujudan...................................................................
14
3.3
Tahapan Penyelesaian (finishing) ...............................................
15
D. WUJUD KARYA ......................................................................................
16
E. PENUTUP ..................................................................................................
18
1. Kesimpulan...........................................................................................
18
2. Saran-saran ...........................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
24 iii