KERJA SAMA ANTARKELOMPOK DAN KETERBUKAAN BERPIKIR ILMIAH MATA KULIAH SAINS LANJUT BERPRAKTIKUM MAHASISWA PGSD COOPERATION BETWEEN GROUPS AND OPENNES SCIENTIFIC THINKING IN SAINS SUBJECT AT PRIMARY TEACHER EDUCATION STUDENTS Panji Hidayat Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta E-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kerjasama antarkelompok dan membangun keterbukaan berpikir ilmiah pada mata kuliah sains lanjut saat melakukan kegiatan praktikum. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium FMIPA kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sampel penelitian mahasiswa PGSD semester 3 kelas D, E, F, dan G yang berjumlah 171 Mahasiswa. Siklus penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus dilaksanakan dengan dua kali praktikum. Analisis data yang digunakan dengan menghitung rerata angket kerjasama antarkelompok dan angket keterbukaan berpikir ilmiah yang kemudian dicari selisih rata-rata dari kedua siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kerjasama antarkelompok dan keterbukaan berpikir ilmiah. Peningkatan kerjasama antarkelompok ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata 74,31 siklus I menjadi 78,46 pada siklus II. Sedangkan peningkatan keterbukaan berpikir ilmiah ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata 82,98 siklus I menjadi 87,12 siklus II. Kata Kunci: kerja sama antar kelompok, keterbukaan berpikir ilmiah ABSTRACT This research aims to determine the improvement of cooperation between groups and build openness scientific thinking in advanced science courses while doing lab activities. Research conducted at the Laboratory of Natural Sciences 3 Ahmad Dahlan University campus. This type of research is classroom action research (PTK) with samples of student research PGSD 3rd semester classes D, E, F, and G are numbered 171 students. This study cycle consists of two cycles and each cycle carried out with twice the practicum. Analysis of the data used to calculate the average questionnaire intergroup cooperation and openness questionnaire scientific thinking then searched the average difference of the two cycles. Results of this study indicate that there is an increase in inter-group cooperation and openness of scientific thinking. Improved inter-group cooperation shown by the increase in the average score of 74.31 the first cycle to 78.46 in the second cycle. While the increased openness of scientific thinking indicated by the increase in the average score 87.12 82.98 first cycle to the second cycle. Keywords: inter-group cooperation, openness of scientific thinking
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
85
Belajar adalah kewajiban setiap manusia.
Pendahuluan Segala
perkembangan
menggembirakan
rakyat
tidak
dan
hanya
pemerintah,
Bukan
tidak
mendapatkan
mungkin, tanda
meskipun
kehormatan
sudah
profesor,
karena akan menuntun bangsa kita ke arah
diharapkan guru besar melahirkan karya ilmiah
kemajuan. (Ki Hajar Dewantoro, 1997: 215).
dengan tidak meninggalkan kegiatan belajar,
Perkembangan ilmu pengetahuan menimbulkan
baik riset maupun nonriset. Jadi, belajar sangat
inovasi dan banyak perubahan positif dalam
penting selama masih ada kesadaran bahwa
kehidupan. Zaman semakin cepat berubah dan
kehidupan ini mengalami perubahan yang cepat
iklim kompetitif juga semakin ketat. Oleh
dan
karena itu, perlulah manusia untuk belajar.
kehidupan. “Tidak ada yang abadi di dunia ini,
Kata “Belajar” adalah kegiatan dahsyat yang
kecuali perubahan”. Belajar adalah ciri bahwa
menyebabkan si Pembelajar semakin merasa
manusia hidup. Tidak belajar berarti telah
dirinya lapar akan pengetahuan. Belajar bukan
memadamkan api kehidupan. Belajar membuat
untuk anak sekolah saja. Namun, belajar adalah
manusia menciptakan ilmu pengetahuan yang
long life education di belahan bumi manapun
sifatnya terminalis, sehingga ilmu pengetahuan
manusia berada. Menurut D.A. Benton belajar
yang pernah diciptakan tidak akan pernah
adalah kebutuhan setiap manusia. Belajar
mengalami kesempurnaan. Hal ini tidak lain
merupakan salah satu kunci meraih kesuksesan
dan tidak bukan karena kuriositas manusia
dalam
yang selalu ingin mencari kebenaran, kecuali
segala
profesi
apapun
dengan
mengembangkan potensi diri.
dinamis
sesuai
dengan
dinamika
kebenaran Sang Pencipta yang sifatnya mutlak.
Pengetahuan yang bertambah membuka
Untuk mendapatkan keahlian dan kompetensi
kesempatan besar untuk berkembang dalam
khusus
karier, prestasi, ataupun persaingan dalam
pendidikan
segala hal. Pengetahuan dan keterampilan yang
(Suwatra, 2014: 51). “Manusia pembelajar”
didapatkan dari kebiasaan belajar juga dapat
(mengambil istilah dari Andreas Harefa)
menjadi mengambil
alat
ampuh
keputusan
dari suatu profesi diperlukan suatu dan
pelatihan
khusus
juga.
untuk
membantu
memiliki makna bahwa sejatinya manusia
yang
berkualitas.
memiliki kewajiban mengeksplorasi apa yang
Dengan kemampuan yang terasah akan lebih
dimilikinya.
bijak melihat suatu permasalahan dari sudut
Sebagai homo educandum, manusia juga
pandang yang lebih luas. Hal ini akan
memiliki tanggung jawab untuk belajar dan
membantu menentukan pilihan solusi yang
selalu menggali diri (Who am I). Dengan
lebih beragam dan lebih tajam.
demikian, manusia mampu mengaktualisasikan diri sampai quantum keemasan to be the best.
86
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
Co-Opetition juga sangat diperlukan untuk
karena
pencerahan di saat pikiran mengalami jalan
pengetahuan dasar yaitu membaca, menulis,
buntu. Douglas Brown, seorang pakar bahasa
dan berhitung. Bagi yang longgar hati ada
mengatakan bahwa apabila si Pembelajar ingin
kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari
belajar sukses membutuhkan komitmen secara
bahan-bahan
fisik, mental, dan emosional. Komitmen secara
dipersiapkan dosen untuk dipelajari lebih
fisik,
lanjut.
misalnya meluangkan waktu dalam
belajar dan mencari sumber belajar. Komitmen secara
mental
dapat
dilakukan
mereka
sudah
mempunyai
perkuliahan
Contohnya
saja
yang
bekal
sudah
adalah
kegiatan
berpraktikum yang sudah ada modul.
dengan
Mahasiswa
tinggal
untuk
dengan
membaca
mengaitkan informasi dengan pengalaman diri.
mengembangkannya
Sementara itu, komitmen emosional dapat
referensi-referensi pendukung agar tujuan dari
dilakukan
yang
setiap praktikum tercapai. Namun kadangkali
dipelajari. Dengan demikian, muncul rasa
kegiatan berpraktikum menimbulkan persoalan
senang dan mampu bertahan pada situasi
mengenai kerjasama antarmahasiswa dalam
belajar yang sulit untuk dicerna. Salah dalam
kelompok atau antarmahasiswa antarkelompok.
belajar lebih baik daripada salah dalam praktik
Kemampuan komunikasi peserta didik tentu
yang sifatnya urgen.
tidak bisa muncul sendiri tanpa perantara yaitu
dengan
menyukai
apa
Dunia yang bergerak cepat ini, banyak
dosen itu sendiri. Kesadaran untuk meraih
perubahan yang terjadi. Untuk mengendalikan
tujuan belajar bersama masih terabaikan karena
perubahan tersebut, belajar merupakan dasar
egoisitas
kehidupan dengan kecepatan yang seimbang
Kemampuan
atau melampaui kecepatan perubahan tersebut.
indikator
keaktifan
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan
kegiatan
pembelajaran,
adalah
karakteristik
kompetensi
yang
mudah
dinilai,
masing-masing interaksi
dari
ini
peserta
mahasiswa. juga didik
sekaligus
pembelajaran
sebagai dalam sebagai berbasis
diberikan, dilatihkan, diajarkan, dialami, dan
kurikulum tematik. (Ibnu Hajar, 2013: 53). Hal
dikembangkan karena merupakan kompetensi
ini diupayakan sebagai persiapan mahasiswa
yang berada di permukaan cenderung mudah
calon guru agar siap menghadapi kurikulum
dilihat (Supardi, 2013: 145). Belajar adalah
2013 yang akan diimplementasikan pada tahun
keharusan bagi setiap manusia. Namun cara
2018.
yang digunakan berbeda-beda. Belajar sangat
Ciri menonjol budaya modernitas antara
berpengaruh pada kemampuan berpikir anak-
lain berkembangnya paham individual (Wiendu
anak dalam mencapai kedewasaan. Belajar
Nuryanti, 2013: 19), sehingga banyak egoisitas
untuk mahasiswa berbeda dengan anak-anak
mahasiswa terlihat dalam kegiatan praktikum.
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
87
Kegiatan berpraktikum di samping dibutuhkan
karena itu penulis ingin meneliti mahasiswa
kekompakan
PGSD
dan
kerjasama
juga
perlu
yang
melakukan
praktikum
dibangun iklim keterbukaan, agar nantinya
Laboratorium FMIPA kampus 3.
ilmu
Metode Penelitian
itu
tidak
menimbulkan
tersumbat
rasa
sehingga karena
Jenis penelitian yang digunakan penulis
kekurangbanyakan informasi yang didapatkan
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penulis
saat
ingin
praktikum
berpikir
sains
kegelisahan
di
berlangsung. dengan
Keterbukaan
bertanya
W5H1
mengetahui
antarkelompok
peningkatan
mahasiswa
kerjasama
yang
sedang
diperlukan agar nantinya mahasiswa setelah
melakukan praktikum di laboratorium serta
praktikum tidak muncul persoalan baru dan
untuk
harus bertanya-tanya lagi mengenai masalah
keterbukaan
yang diharapkan selesai seketika. Ketuntasan
dilaksanakan.
belajar saat sedang praktikun diperlukan agar nantinya semua berjalan dengan baik.
mengetahui
efektifitas
berpikir
Dalam menemukan
fase
ilmiah
membangun yang
perencanaan
beberapa
masalah
akan
peneliti yaitu
Dikarenakan universitas riset merupakan
mahasiswa kurang kompak dalam hal bekerja
lembaga pusat dalam semua komunitas ilmu
sama antarkelompok, mahasiswa kurang aktif
pengetahuan dan teknologi, serta dikarenakan
saat proses praktikum, mahasiswa kurang
mereka
untuk
bersemangat dalam praktik, mahasiswa ribut
mencapai sistem pendidikan kelas dunia, maka
saat proses pembagian praktik, dan mahasiswa
masa depan mereka dapat dikatakan cerah
belum terlihat diskusi atau bertukar pikiran
(Altbact, 2013: 27). Di samping itu kegiatan
atau bertukar pendapat. Metode praktikum
berpraktikum semestinya harus membangun
yang digunakan adalah metode kerja kelompok
kerja sama dan keterbukaan berpikir ilmiah
yang bermakna.
dianggap
sebagai
kunci
mahasiswa Program Pendidikan Guru Sekolah
Penelitian dilaksanakan di Program Studi
Dasar yang kemudian disingkat PGSD karena
PGSD Semester 3. Subjek penelitian adalah
kerjasama dan keterbukaan berpikir ilmiah
semua mahasiswa pada mata kuliah sains lanjut
adalah ciri sosok seorang guru Sekolah Dasar
yang terdistribusi dalam 7 kelas A, B, C, D, E,
(SD).
menjadikan
F, dan G. Namun, hanya kelas D, E, F, dan G
mahasiswa menjadi egois dan tidak berpikir
yang digunakan untuk penelitian karena penulis
terbuka maka maka akan menjadikannya
adalah pengampu mata kuliah tersebut dan
beban.
Kalau
Oleh
praktikum
itu,
mata
kuliah
memantau langsung pelaksanaan praktikum
sains
lanjut
harus
sains lanjut. Adapun distribusi mahasiswa
dievaluasi kembali perlu atau tidak. Oleh
terdiri dari 46 mahasiswa kelas D, 43 kelas E,
berpraktikum
karena
itu
untuk
88
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
47 kelas F, dan 35 kelas G, sehingga jumlah
likert dengan 20 pernyataan positif dan negatif.
total sampel yang digunakan adalah 171
Adapun penilaiannya adalah A = Sangat baik
mahasiswa.
(80 – 100) B = Baik (70 – 79) C = Cukup (60
Masalah yang diteliti adalah kerjasama antarkelompok
dan
keterbukaan
berpikir
– 69) D = Kurang (50 – 59) E = Sangat kurang (50 ke bawah).
ilmiah. Mahasiswa dalam mata kuliah sains lanjut.
Observasi
dilaksanakan
waktu
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah
kerjasama
antarkelompok
dan
penelitian, teknik yang dilakukan adalah teknik
keterbukaan berpikir ilmiah saat berpraktikum
obervasi
terstruktur.
dalam penelitian ini dapat ditetapkan berhasil
observasi
peneliti
berupa
angket
Dalam
melakukan
menggunakan pedoman dan
lembaran
obervasi.
Observasi ini dilakukan selama penelitian
jika kualifikasinya
dengan nilai paling rendah 70. Hasil Penelitian dan Pembahasan
berlangsung agar data yang didapatkan valid. Kegiatan
penelitian
Terdapat beberapa faktor yang dapat
secara
memengaruhi kegiatan proses pembelajaran di
sistematis, yaitu penelitian dilakukan tahap
antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana,
demi
tingkat
alat, dan media yang tersedia, serta faktor
perbaikan
lingkungan (Wina Sanjaya, 2012: 2) salah
tahap
kemampuan
dilaksanakan
berkategori baik atau
untuk
mengetahui
mahasiswa
setelah
dilakukan.
satunya adalah laboratorium. Laboratorium
Adapun kegiatan yang dilakukan antara
merupakan
tempat
atau
lainnya
yang
lain Menganalisa data. Untuk data tentang
dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan
kerjasama antarkelompok mahasiswa dianalisis
percobaan dan sebagainya (Tim Penyusun
dengan cara penilaian setiap
Kamus,
Mahasiswa
mengisi
dikembangkan
angket
peneliti
mahasiswa. yang
sesuai
telah
indikator
1994).
Laboratorium
adalah
merupakan suatu tempat di mana percobaan dan
penyelidikan
dilakukan.
Secara
kerjasama antarkelompok dengan 5 skala
internasional, topik yang tidak mendapat
Likert dengan 20 pernyataan.
perhatian serius adalah melakukan eksperimen
Adapun
penilaiannya adalah A = Sangat baik (80 –
(Bahrul
100) B = Baik (70 – 79) C = Cukup (60 – 69)
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan
D = Kurang (50 – 59) E = Sangat kurang (50
di
ke
dimaksudkan dapat merupakan suatu ruangan
bawah).
keterbukaan
Sedangkan
tempat
383).
Eksperimen
tertentu.Tempat
yang
tertutup, kamar atau ruangan terbuka, kebun
berpikir
misalnya. Secara terbatas, laboratorium dapat
ilmiah dengan menggunakan model 5 skala
dipandang sebagai suatu ruangan yang tertutup
angket
ilmiah
suatu
2010:
dengan
memberikan
berpikir
membangun
Hayat,
keterbukaan
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
89
di mana suatu percobaan dan penyelidikan
pengetahuan atau kebiasaan berpikir ilmiah.
dilakukan
Adapun keterbukaan berpikir ilmiah dapat
ruangan
(Depdikbud, dalam
hal
1997). ini
Umumnya
adalah
tempat
dilihat dari indikator mampu berpikir kritis,
berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara
memiliki kemauan belajar yang kuat, mampu
praktek yang memerlukan peralatan khusus
bekerja sama yang baik dalam kelompok, jujur
yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.
dan objektif, bertindak teliti dan cermat, serta
Pergeseran telah membawa pengaruh
terbuka.
pada perubahan pola, metode, dan strategi penyajian
pembelajaran,
samping
tujuan yang hendak dicapai seseorang yang
pendekatan yang digunakan juga ikut bergeser.
hendak menumbuhkan keterbukaan berpikir
(Asmani, 2011: 116). Dalam pembelajaran
ilmiah, sebagaimana jiwa-jiwa sikap yang lain,
sains, laboratorium merupakan bagian integral
mungkin diresapi daripada yang diajarkan.
dari kegiatan belajar
ini
Jiwa dan semangat itu sering didapatkan dari
dikarenakan mahasiswa tidak hanya sekadar
pergaulan seseorang dengan seseorang yang
mendengarkan keterangan dosen atau asisten
berhasil mengembangkan
praktikum
dalam kehidupannya (Maskoeri Jasin, 2002:
dari
mata
di
Sifat-sifat di atas menunjukkan arah dan
mengajar.
kuliah
Hal
yang
telah
diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan
54-55).
sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya. Dengan
adanya
laboratorium,
semangat itu di
Adapun
hasil
penelitian
antarsiklus
adalah sebagai berikut. maka
Tabel Hasil Penelitian Secara Global
diharapkan proses pengajaran sains dapat dilaksanakan seoptimal mungkin, meskipun bukan berarti sains tidak dapat diajarkan tanpa
Variabel yang diteliti
laboratorium. Dari sisi ini tampak betapa penting peranan kegiatan laboratorium untuk
Kerjasama
mencapai tujuan pendidikan sains dalam hal
antar
kerja sama dan keterbukaan berpikir ilmiah.
kelompok
Kerjasama dalam praktikum dapat dilihat
Ratarata Siklus I
Ratarata Siklus
Peningkatan
II
74,31
78,46
4,15
82,98
87,12
4.14
Keterbukaan
dari kekompakan, saling mengisi satu sama
berpikir
lain, saling berbagi tugas sesuai jobdesk, dan
Ilmiah
saling menghargai kelompok lain. Keterbukaan berpikir ilmiah dapat diartikan sebagai sikap memiliki
perhatian
besar
terhadap
ilmu
Dari
tabel
di
atas
sudah
terjadi
peningkatan yang berarti hal ini menunjukkan
90
bahwa
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
mata
kuliah
berpraktikum
sangat
mendukung terjadinya peningkatan kerjasama antarkelompok ilmiah.
dan
Setidaknya
menguatkan
peran
keterbukaan ada
4
berpikir
alasan
yang
laboratorium
dalam
pembelajaran di kampus antara lain yang pertama praktikum membangkitkan semangat bekerja sama dalam praktikum sains lanjut. Dalam belajar, mahasiswa dipengaruhi oleh motivasi. Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar
akan
bersungguh-sungguh
dalam
mempelajari sesuatu dalam suatu kelompok praktikum. Melalui kegiatan laboratorium, mahasiswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum di mana mahasiswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasi dari berbagai sumber yang mendukung kegiatan praktikum selain modul. Yang
kedua
praktikum
mengembangkan
keterampilan dasar melakukan eksperimen. Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang banyak
dilakukan
oleh
ilmuwan.
melakukan eksperimen diperlukan beberapa keterampilan
dasar
seperti
mengestimasi,
mengukur,
Praktikum Sains Lanjut Dengan adanya kegiatan praktikum di
mengamati,
membandingkan,
memanipulasi peralatan laboratorium, keterampilan sains lainnya.
Gambar. Mahasiswa PGSD Melakukan
Untuk
dan
laboratorium akan melatih mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan mahasiswa dalam mengobservasi
dengan
cermat,
mengukur
secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau
lebih
canggih,
menggunakan
dan
menangani alat secara aman, merancang, melakukan
dan
menginterpretasikan
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
91
eksperimen secara berkelompok. Yang ketiga
pengamatan, kemampuan menarik kesimpulan
praktikum menjadi wahana belajar pendekatan
secara logis berdasarkan hasil eksperimen,
ilmiah. Para ahli meyakini bahwa cara yang
mengembangkan model dan menyusun teori,
terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah
kemampuan mengkomunikasikan secara jelas
dengan
dan
menjadikan
ilmuwan.
mahasiswa
Pembelajaran
lengkap
hasil-hasil
percobaan,
sebaiknya
keterampilan merancang percobaan, urutan
dilaksanakan melalui pendekatan scientific
kerja, dan pelaksanaannya, keterampilan dalam
inquiry
kemampuan
memilih dan mempersiapkan peralatan dan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
bahan untuk percobaan, keterampilan dalam
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
menggunakan
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran
kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan tata
sains di kampus menekankan pada pemberian
tertib demi keselamatan kerja.
untuk
sains
sebagai
menumbuhkan
peralatan
dan
bahan,
pengalaman belajar secara langsung melalui
Dengan berpraktikum mahasiswa akan
penggunaan dan pengembangan keterampilan
meningkatkan keterbukaan berpikir ilmiah
proses dan berpikir ilmiah. Yang keempat
dengan
praktikum
menunjang
materi
mengeluarkan ide-ide atau gagasan dan selalu
Praktikum
memberikan
kesempatan
mahasiswa
untuk
pelajaran.
ditandai
dengan
aktif
bertanya,
bagi
menghargai perbedaan pendapat. Pikiran seperti
dan
parasut, keduanya bekerja pada saat terbuka.”
membuktikan teori. Selain itu, praktikum
Frank Zappa melantunkan syair ini dalam lagunya.
dalam pembelajaran sains dapat membentuk
Pikiran dan parasut sama-sama berfungsi untuk
menemukan teori,
‘menyelamatkan’ manusia. Pikiran menyelamatkan
ilustrasi bagi konsep dan prinsip sains. Dari kegiatan tersebut dapat dijelaskan bahwa
praktikum
pemahaman
dapat
mahasiswa
menunjang
terhadap
materi
pelajaran dalam hal kerjasama dan keterbukaan berpikir ilmiah. Selanjutnya secara lebih rinci
manusia
dari
kebingungan,
kekacauan,
dam
bahaya-bahaya penggunaan informasi secara tak tepat. Keterbukaan berpikir dapat menyelamatkan manusia dari berbagai macam kerugian, kenistaan, dan keterbelakangan. Berpikir
adalah
kegiatan
mental
yang
dapat dijelaskan bahwa, laboratorium sains
dilakukan mahasiswa untuk mengolah informasi,
berperan penting dalam kegiatan perkuliahan
baik yang diperoleh dari lingkungan maupun yang
yaitu
dan
sudah ada dalam benak. Informasi adalah segala
lain:
sesuatu yang dapat dipersepsi oleh mahasiswa.
keterampilan dalam pengamatan, pengukuran,
Sedangkan kegiatan mengolah informasi meliputi
dan pengumpulan data, kemampuan menyusun
meliputi
dengan
mengembangkan
menumbuhkan aspek-aspek
antara
data dan menganalisis serta menafsirkan hasil
informasi.
kegiatan Dalam
menanggapi proses
dan ini
mencipta mahasiswa
92
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
menanggapi
informasi
yang
dimilikinya,
kepada
mahasiswa
lain yang belum pernah
menafsirkan makna dan maksud informasi, mereka-
mengunjungi tempat itu. Pengetahuan yang dimiliki
reka pengaruh informasi itu terhadap diri, serta
seseorang dapat dikomunikasikan dengan orang
menimbang-nimbang seberapa jauh keterangan-
lain sehingga
keterangan yang dikandung informasi itu penting
pertukaran pengetahuan. Mahasiswa pun dapat
bagi diri dan orang lain. Kegiatan menanggapi
mengetahui berbagai hal tanpa harus langsung
informasi yang dimiliki itu seringkali menghasilkan
berhadapan dengan hal-hal itu. Dengan waktu yang
satu informasi baru, dengan kata lain dalam
sedikit ia dapat menyerap banyak pengetahuan.
kegiatan ini mahasiswa menciptakan informasi
Komunikasi mahasiswa juga berkembang melalui
baru.
media-media elektronik seperti TV, radio, telepon,
Informasi
baru
ini
dapat
berbentuk
kesimpulan atau pertanyaan.
Tanpa informasi, mahasiswa tidak dapat berpikir. banyak
terjadi penyebaran dan
dan internet. Mahasiswa terus membuka diri bagi
Berpikir harus selalu melibatkan informasi.
Semakin
dapat
Kemajuan yang dicapai mahasiswa
kegiatan berpikir. Implikasinya, semakin banyak
sekarang tidak diperoleh dalam waktu yang
mahasiswa mampu menyerap informasi, semakin
singkat. Kemajuan itu dicapai lewat berbagai
mampu
usaha pemahaman terhadap alam, perilaku
menyerap
dengan
informasi
semakin
dunianya.
lancar
berpikir
informasi,
berbagai kemungkinan baru, terus mengutak-atik
baik.
Kemampuan
mensyaratkan
adanya
keterbukaan dalam benak (pikiran) mahasiswa. Sedangkan pikiran yang tidak terbuka, mahasiswa masih dapat berpikir, namun kegiatan berpikirnya lebih menyerupai kegiatan instingtif. Kegiatan
manusia, dan usaha-usaha manusia menemukan serta menciptakan hal-hal baru. Kemajuan itu dicapai melalui proses kerja yang panjang dan melibatkan begitu banyak orang. Dari sanalah
berpikir yang dilakukan hanya sekadar pengulangan
mahasiswa belajar. Mahasiswa dari kemajuan-
dari yang sudah dilakukan orang-orang terdahulu.
kemajuan yang sudah dicapai manusia lain.
Apabila mahasiswa tidak dapat berpikir kecelakaan
Mahasiswa
lebih mungkin terjadi. Tanpa berpikir manusia
pengalaman orang lain. Hasil belajarnya itu
hanya
nantinya
mengandalkan
bagaimana menghindari
insting.
menemukan bencana,
cara
Ia
tidak baru
mencegah
tahu
kemampuannya
dan
digunakan
lingkungan
sebagai
dan
bahan
masukkan paling tidak sebagai penggugah dan
terjadinya
motivator untuk menciptakan hal-hal yang
menggunakan
simbol, manusia dapat mengkomunikasikan ide-ide, pengalaman-pengalaman,
akan
dari
untuk
kecelakaan dan menangani akibat kecelakaan. Dengan
belajar
pengetahuannya
kepada mahasiswa lain. Seorang mahasiswa yang
baru. Keterbukaan pikiran sangat dibutuhkan. Dengan keterbukaan pikiran yang tinggi tingkat penerimaan terhadap informasi menjadi lebih
sudah pernah mengunjungi suatu tempat dapat
tinggi. kesiapan mahasiswa untuk menerima
menceritakan pengalamannya berada di tempat itu
pengetahuan-pengetahuan baru, contoh-contoh
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
93
yang baik, alternatif solusi, dan berbagai
berbagai latar belakang. Kedua faktor ini
rujukan lainnya, semakin tinggi. Keterbukaan
meningkatkan kemampuan diferensiasi yang
pikiran mensyaratkan adanya kompleksitas
merupakan unsur dari kompleksitas pikiran.
pikiran yang tinggi. Kompleksitas pikiran
Sistem nilai berperan sebagai standar
adalah derajat kemampuan untuk memandang
bertingkah laku serta menjadi patokan evaluasi
suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan
terhadap diri sendiri dan orang lain. Ketika
menyelesaikannya dengan melibatkan berbagai
menghadapi suatu situasi tertentu sistem nilai
sudut pandang pula. Dengan kompleksitas
memberi saran-saran kepada individu untuk
pikiran
bertindak.
yang
tinggi,
mahasiswa
mampu
Di
sini
sistem
nilai
untuk
melakukan differensiasi dan integrasi dalam
memberikan petunjuk secara umum pada
menanggapi berbagai hal yang dihadapinya.
kegiatan pengambilan keputusan, mengarahkan
persepsi
yang
tingkah laku untuk mencapai tujuan, serta
berbeda dari setiap hal yang menjadi objek
membantu memilih tingkah laku tertentu agar
perhatian.
tujuan tertentu dapat dicapai. nilai yang
terhadap
dimensi-dimensi
Kompleksitas pikiran merupakan suatu
mendukung keterbukaan pikiran mengarahkan
faktor pada diri manusia yang berperan dalam
manusia untuk terbuka. Oleh karena itu, agar
menentukan kemampuan penerimaan terhadap
derajat komplesitas yang tinggi dapat dimiliki
berbagai pandangan, pendapat dan penilaian
oleh seseorang, maka orang itu harus diarahkan
yang berbeda-beda serta kemampuan untuk
untuk
memandang suatu hal dari berbagai sudut
pentingnya keterbukaan pikiran.
menganut
nilai
yang
menekankan
pandang yang berbeda-beda. Semakin tinggi
Keterbukaan pikiran perlu mendapat
kompleksitas pikiran seseorang, semakin tinggi
perhatian serius mengingat Indonesia adalah
kemampuannya menerima berbagai pandangan,
negara dengan beragam suku bangsa dan
pendapat dan penilaian yang berbeda-beda dan
agama.
semakin tinggi pula kemampuannya untuk
masyarakat Indonesia adalah kehidupan yang
memandang suatu hal dari berbagai sudut
membutuhkan
pandang yang berbeda-beda.
menghargai perbedaan, dan kesiapan menerima
Kehidupan
bersama
toleransi
yang
yang
dilalui
besar,
Kebiasaan bertukar peran dengan orang
berbagai pendapat yang tak sejalan. Kegiatan
lain yang memiliki latar belakang berbeda
komunikasi yang dilakukan dalam diskusi,
meningkatkan kemampuan seseorang dalam
tanya-jawab,
menilai suatu hal dari berbagai sudut pandang
melibatkan
(Kohlberg,
dengan
memberikan umpan balik kepada pendapat
kebiasaan diskusi dengan pihak-pihak dari
orang lain. Ketika terlibat dalam berbagai
1984).
Begitu
pula
permainan-permainan proses
komunikasi,
yang dan
94
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
permasalahan terbina komunikasi antarorang
dalam memecahkan masalah yang diangkat
yang ikut ambil bagian dalam penyelesaian
dari fenomena alam yang diamati atau teori
masalah-masalah di dalamnya. Harus ada
yang
jaminan terhadap kebebasan berpendapat bagi
laboratorium hendaknya dirancang dengan
semua pihak serta tersebarnya informasi secara
tujuan
jelas, lengkap, dan jujur. Pebedaan pendapat
mengorganisasikan
memungkinkan diperolehnya satu keputusan
meliputi
yang kaya karena memuat berbagai pikiran dari
observasi dan pengukuran, menemukan suatu
pendapat-pendapat yang berbeda. Kebiasaan
masalah dan mencari cara pemecahannya,
berhadapan dengan berbagai pendapat yang
menginterpretasikan dan memformulasikan,
berbeda
generalisasi, menyusun, menguji, dan merevisi
akan
meningkatkan
kompleksitas
pikiran masyarakat Indonesia. Sebenarnya
ilmu
mahasiswa
melatih
pelajari.
Kegiatan
mahasiswa kegiatan
untuk
ilmiah
aktivitas-aktivitas:
yang
melakukan
suatu model. juga
Ciri utama dari kegiatan ilmiah adalah
menggunakan kaidah yang sama dengan
melakukan penalaran disertai dengan pengujian
pengembangan sains tetapi ada salah satu
secara empirik. Menalar merupakan kegiatan
faktor yang membedakan sains dibanding mata
mental
kuliah lain di perguruan tinggi yakni adanya
terhadap suatu fakta atau prinsip. Usaha
kegiatan
yang
mengembangkan pikiran tersebut dapat dalam
dan
bentuk menentukan korelasional, membuat
mahasiswa dengan bahan pembelajaran seperti
suatu keputusan atau evaluasi berdasarkan
prosedur percobaan dan pemakaian alat dan
landasan
bahan,
prediksi, menyusun kesimpulan, memberikan
praktek
melibatkan
dan
mahasiswa
yang
yang
lain
eksperimen atau
biasanya
asisten
dilakukan
di
laboratorium.
dalam
mengembangkan
pemikiran
tertentu,
pikiran
melakukan
alasan tentang penyebab suatu kejadian. Hasil
Laboratorium
kedudukan
penalaran itu kemudian diuji secara empiris,
sangat penting dalam pembelajaran maupun
dalam arti dicarikan bukti-bukti empiris yang
pengembangan sains,
menunjang hasil penalaran tersebut. Untuk
sebenarnya
adalah
menempati
karena
laboratorium
jantungnya
sains.
mendapatkan bukti empirik dari suatu gagasan
Laboratorium berperan sebagai tempat untuk
hasil
memberikan suatu ilustrasi materi teoritik
laboratorium.
bersifat verifikatif untuk membuktikan hasil
sebenarnya merupakan jembatan antara hasil
penelitian di laboratorium maupun sebagai
kegiatan intelektual yang bersifat rasional
tempat
dengan bukti-bukti empirik berupa fakta yang
mahasiswa
untuk
mendapatkan
kesempatan melakukan pengalaman langsung
penalaran Jadi
diperlukan kegiatan
kegiatan laboratorium
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
95
diperoleh melalui cara-cara pengujian yang
penganut
bersifat metodologis atau prosedural.
berpendapat bahwa pekerjaan saintis adalah
Sains merupakan suatu mata pelajaran
faham
Francis
Bacon
yang
mengumpulkan pola hubungan antardata dan
yang memberikan kesempatan kepada para
selanjutnya
mahasiswa
melalui
merasionalisasi semua itu. Model praktikum
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri oleh
verifikasi dikembangkan oleh penganut faham
mahasiswa. Inisiatif yang dibangun dari proses
Popper yang mamandang saintis mengawali
komunikasi terbuka, hasil diskusi dan tukar
penyelidikannya dengan suatu hipotesis yang
pikiran akan menambah semangat mereka
diturunkan dari penyatuan pengalaman dan
dalam
untuk
bekerja
berpikir
kritis
(Daryanto:
Kegiatan-kegiatan
yang
menemukan
Kegiatan
teori
untuk
2015:
112).
kreativitas.
dimaksud
dapat
verifikasi ini lebih diarahkan pada pembuktian teori
dengan suatu bidang ilmu tertentu yang antara
sebelumnya. Metode inkuiri dikembangkan
lain ditujukan untuk menunjang pembelajaran
melalui pendekatan heuristik yang memandang
teori. Proses belajar mengajar yang demikian
saintis sebagai penemu (discoverer).
kegiatan
praktikum
dipelajari
mahasiswa
Kegiatan praktikum menurut pandangan
diberi
ini, mahasiswa dianggap seperti saintis yang
kesempatan untuk mengalami sendiri atau
sedang melakukan eksperimen, mereka dituntut
melakukan sendiri, seperti mengikuti suatu
untuk
proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
eksperimen,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
pengukuran secara cermat, menginterpretasikan
mengenai suatu objek, keadaan atau proses
data perolehan, serta mengkomunikasinnya
sesuatu. mahasiswa dapat mengalami sendiri,
melalui laporan yang harus dibuatnya. Tujuan
mencari kebenaran, atau mencoba mencari
pembelajaran sains di kampus antara lain: sains
suatu
sebagai produk, sains sebagai proses, sains-
hukum
atau
mahasiswa
telah
model
dilangsungkan di dalam laboratorium berkaitan
disebut sebagai kegiatan praktikum. Melalui
yang
praktikum
dalil,
dan
menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Beberapa ahli mempunyai pandangan
merumuskan
masalah,
merakit
alat,
merancang melakukan
teknologi dan masyarakat untuk pengembangan sikap dan nilai, dan pendekatan ketrampilan
yang berbeda terhadap kegiatan laboratorium,
personal dan sosial.
sehingga melahirkan beberapa model dan
Secara
keseluruhan
berbagai
metode praktikum, seperti misalnya: model
kemungkinan tujuan pengajaran sains ini dapat
praktikum
diwujudkan
induktif,
verifikasi,
dan
praktikum
induktif
model
metode
praktikum
inkuiri.
dikembangkan
Model oleh
melalui
pengajaran
sains
di
laboratorium. Dalam hal sains sebagai sebuah produk,
maka
praktik
laboratorium
dan
96
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
eksperimen merupakan bagian yang esensial
berada. Dengan melibatkan mahasiswa dalam
dalam perkuliahan sains. Melalui kegiatan
praktek
laboratorium, dapat terjadi transformasi dari
dikembangkan sikap-sikap yang bermanfaat
pengalaman menuju generalisasi ilmiah dan
yang kelak dapat digunakan mahasiswa setelah
pembuatan teori.
terjun di masyarakat.
Pembelajaran sains melalui praktikum di
laboratorium
maka
dapat
Di samping berbagai potensi yang dapat
laboratorium dapat berperan untuk memberikan
digunakan,
realitas yang lebih nyata daripada sekadar
selama ini dilakukan di perguruan tinggi juga
penjelasan
memiliki keterbatasan. Sebagai contoh, ketika
bayangan
tertulis, realitas
untuk yang
memberikan
memang
praktikum
laboratorium
yang
butuh
pembelajaran sains yang dilakukan dengan
penjelasan, untuk melatih penggunaan alat-alat
metoda praktek laboratorium dibandingkan
laboratorium dan teknik penggunaannya; dan
dengan
untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-
menunjukkan peningkatan prestasi mahasiswa
perkiraan teori-teori ilmiah. Hal yang sangat
kecuali dalam hal keterampilan mahasiswa
mendasar
dalam
penggunaan
Dosen
yang
dari dikembangkannya kegiatan
laboratorium
adalah
mengembangkan
untuk
keahlian
melatih siswa
dan dalam
memecahkan masalah secara ilmiah.
dilakukan
memaksimalkannya
dosen adalah
lainnya.
Ternyata
alat-alat
pernah
tidak
laboratorium.
melakukan
praktek
laboratorium juga mengalami, bahwa praktek laboratorium membutuhkan waktu yang lebih
Ketika tujuan ini ditetapkan hal yang perlu
metoda
untuk memberikan
banyak untuk persiapan alat dan bahan, kesulitan dalam mengatur dan mengawasi mahasiswa
dalam
berpraktek,
prosedur
kesempatan waktu pada mahasiswa yang lebih
percobaan yang sulit dipahami mahasiswa dan
banyak supaya mahasiswa dapat berpikir,
kemungkinan mahasiswa membuat kesalahan
berdiskusi, membuat perencanaannya sendiri
di setiap saat, dan hasil yang diinginkan dan
dan untuk berefleksi atas hasil yang didapat.
pemahaman yang diharapkan dari mahasiswa
Adapun untuk pembelajaran sains-teknologi
pun biasanya jauh dari yang direncanakan dari
dan masyarakat, terdapat dua komponen yang
kegiatan praktek tersebut.
terintegrasi yakni sains itu sendiri dan cara
Pada
umumnya
kegiatan
praktek
sains berinteraksi dalam kehidupan pribadi dan
laboratorium diarahkan pada upaya supaya
masyarakat. Dosen sains sebaiknya dapat
mahasiswa
menarik
dengan
memverifikasi atau membuktikan hukum atau
dengan
prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh
kehidupan sehari-hari di lingkungan mahasiswa
dosen atau buku kuliah. Ada juga percobaan
melibatkan
perhatian apa
yang
mahasiswa diajarkan
dituntut
untuk
menguji,
Panji Hidayat, Kerja Sama Antarkelompok Dan Keterbukaan...
97
yang dirancang oleh dosen adalah para
lagi dengan alat, bahan dan prosedur kerja di
mahasiswa
laboratorium.
disuruh
melakukan
percobaan
Jenis-jenis
kegiatan
yang
dengan prosedur yang sudah terstruktur yang
dilakukan di antaranya adalah pengamatan
membawa mahasiswa kepada prinsip atau
(observasi), pengukuran, pendugaan (estimasi)
hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari
dan manipulasi. Diharapkan melalui jenis
data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari
kegiatan
percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai
pengetahuan dan keterampilan penting sebelum
kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara
melakukan kegiatan lainnya di laboratorium.
logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak
ini
mahasiswa
Pengalaman
adalah
kegiatan
sifatnya
memberikan
dapat dibuktikan secara langsung; prinsip
laboratorium
ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji
interaksi langsung yang nyata pada mahasiswa
hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas
melalui panca inderanya. Karena mata kuliah
yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan
Sains Lanjut salah satunya bertujuan untuk
alat
memberi arti tentang dunia fisik dimana
yang
digunakan,
keterampilan
yang
yang
mempunyai
dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas
manusia
generalisasi,
mahasiswa dapat merasakan dan mengalami
merupakan
keterbatasan
hidup,
maka
sudah
percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal
petualangan kuliah Sains
yang
kegiatan
hebat
kalau
mahasiswa
dapat
sewajarnya
Lanjut
melalui
eksperimentasi.
Kegiatan
pengalaman
bermaksud
menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari
eksperimentasi
sekumpulan data mentah hasil percobaan.
mengajarkan konsep Sains dengan kegiatan
Dengan
memperhatikan
berbagai
praktek/percobaan secara terintegrasi dan juga
keterbatasan pengajaran sains dengan metoda
bisa mengarah pada ilustrasi di mana dosen
laboratorium dan hasil yang diinginkan, van
atau asisten praktikum dan mahasiswa sudah
den Berg dan Giddings (1992) menyarankan
sedikit
jenis kegiatan yang efektif dilakukan adalah:
kesimpulan yang kemungkinan dituju.
mengembangkan
keterampilan
dan
teknik
tahu
tentang
konsep
Sains
dan
Setelah mahasiswa menguasai berbagai
(pelatihan), memberikan pengalaman yang
keterampilan
nyata (pengalaman) dan memberikan pelatihan
memahami serta mengenali beragam konsep
pemecahan masalah (investigasi). Pelatihan
Sains yang penting, maka mereka dapat
adalah mengembangkan keterampilan praktek
melakukan aktivitas laboratorium yang lebih
dan
akan
tinggi tingkatannya, kegiatan ini dinamakan
mengenalkan
investigasi. Kegiatan investigasi paling tidak
mahasiswa dan melibatkan mereka lebih dekat
terdapat dua jenis, pertama jawaban akhir tidak
teknik
kegiatan
ini
mahasiswa. adalah
Kebutuhan
untuk
kerja
di
laboratorium
dan
98
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
diberikan tetapi terdapat bimbingan mengenai bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah dan ada harapan hasil seperti apa yang
Daryanto. 2015. Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta: Gava Media Ibnu Hajar. 2013. Panduan Lengkap
diinginkan; kedua adalah investigasi yang
Kurikulum Tematik untuk SD/MI.
bersifat terbuka, aktivitas ini tidak harus selalu
Yogyakarta: Diva Press
mendapat jawaban bahkan mungkin tidak terdapat
penyelesaian
yang
memuaskan
sehingga mahasiswa bertanggungjawab penuh terhadap
seluruh
proses
dari
I Wayan Suwatra. 2014. Sosiologi pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Tips Efektif
upaya
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
penyelesaian masalah, koleksi data, membuat
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan.
kesimpulan dan kemungkinan penyelesaian.
Yogyakarta: Diva press Ki Hajar Dewantara. 1997. Karya Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: majelis luhur
Simpulan Kesimpulan penelitian PTK ini sebagai berikut.
Maskoeri Jasin. 2002. Ilmu Alamiah Dasar
1. Ada peningkatan kerjasama antarkelompok. Peningkatan
kerjasama
antarkelompok
ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata 74,31 siklus I menjadi 78,46 pada siklus II. 2. Ada
Persatuan Taman Siswa
peningkatan
keterbukaan
berpikir
ilmiah. Peningkatan keterbukaan berpikir
untuk Perguruan Tinggi dan Umum. (Jakarta: Raja Grafindo Persada Philip G. Altbach. 2013. The Road to Academic Excellence The Making of World-Class Research Universities. Jakarta: Salemba Humanika.
ilmiah ditunjukkan dengan kenaikan skor
Supardi. 2013. Sekolah Efektif. Konsep Dasar
rata-rata 82,98 siklus I menjadi 87,12 siklus
dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Press.
II.
Wiendu Nuryanti. 2013. Strategi Kebudayaan. Malang: UB Press
Daftar Pustaka
Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi
Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf. 2010. Mutu
Pembelajaran. Yogyakarta: Kencana
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Prenada Media Group