1
2
3
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapakan kepada Yesus Kristus yang Maha Pengasih, karena berkat dan kemurahan-Nya Penelitian ini dapat dapat diselesaikan.
Penulis menyadari
bahwa akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman sehingga menemukan kendala dalam menyelesaikan Penelitian ini, namun hal ini dapat teratasi dikarenakan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, sudah sepantasnyalah disampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, M.Sc. selaku Rektor Universitas HKBP Nommensen yang memberikan dorongn dan kebijakan dalam hal dana bantuan penelitian bagi dosen-dosen tetap di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 2. Ibu Dra. Rotua Pangaribuan, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen; Bapak Drs. Kamaluddin Galingging, M.Sn sebagai Kepala Prodi Seni Musik yang mendorong penelitian dosen di tingkat Fakultas. 3. Lembaga Penelitian UHN dan Komisi Pertimbangan Penelitian (KPP) dalam hal Penilaian Proposal Penelitian Dosen Semester Ganjil 2011/2012. 4. Ibu Kartini R.M. Manalu, S.Sn untuk segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama proses penelitian ini. 5.
Seluruh narasumber dalam penelitian ini yang telah memberikan informasi, ide/gagasan dan kritik dalam mendukung tulisan ini.
6. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung ataupun tidak langsung, yang telah memberikan bantuan serta pertolongan yang terlihat ataupun tidak terlihat, yang namanya tidak dapat disebutkan dalam halaman yang terbatas ini, penulis ucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas semua kasihnya.
4
Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah dapat membahas semua kebaikan yang telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan dorongan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yesus. Akhir kata penulis barharap kiranya tulisan ini dapat bermamfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terimakasih.
Medan, Penulis
Februari 2012
Hendrik Leonard Simanjuntak
5
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................................
iii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................
5
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................
6
1.5. Konsep dan Landasan Teori ....................................................................
6
1.5.1. Konsep dan Teori Musik ......................................................................
6
1.5.2. Konsep Analisis ...................................................................................
9
1.5.3. Konsep Bentuk Variasi ........................................................................
11
II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................
13
III. METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................................
16
3.1. Pendekatan Penelitian .............................................................................
16
3.2. Kehadiran Peneliti ...................................................................................
17
3.3. Sumber Data ...........................................................................................
17
3.4. Prosedur Pengambilan Data ....................................................................
17
3.5. Analisis Data ...........................................................................................
18
3.6. Pengecekan Keabsahan Data ...................................................................
19
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 4.1.
20
Simfoni Kesembilan Beethoven ...........................................................
20
4.1.1. Ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan ..............................................
20
4.1.2. Tinjauan Umum Analisis Gerakan I-III Simfoni Kesembilan .............
23
4.1.3. Analisis Struktur Musik Gerakan Finale Simfoni Kesembilan ............
26
4.2. Kajian Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan .................................
47
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................
50
5.1. Kesimpulan .............................................................................................
50
5.2. Saran ........................................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
52
GLOSSARIUM ............................................................................................................
54
LAMPIRAN 1: DAFTAR INFORMAN ....................................................................
57
LAMPIRAN 2: DAFTAR KOMPOSISI BEETHOVEN..........................................
58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................
76
7
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nama besar komponis Beethoven tentu tidak diragukan lagi dalam dunia musik sampai saat ini. Melalui karya-karya komposisi yang diciptakannya, setidaknya telah memberikan banyak sumbangsih dalam dunia musik dalam hal teknik komposisi ‘baru’ yang sekaligus menjadikannya sebagai pelopor perubahan gaya musik era klasik ke gaya musik romantik. Pengaruh Beethoven ini yang kemudian dilanjutkan sampai pada era modern, terlihat dari karya komposisi-komponis era romantik/modern seperti komponis Claude Debussy dengan konsep impresionisme; Johannes Brahms, Franz Schubert,Robert Schuman dengan konsep musik ekspresi; dan musik pop/jazz dalam hal teknik modulasi, harmoni dan variasi. ‘Ke-kontemporeran’ karya komposisi Beethoven tentu tidak bisa dibicarakan hanya dalam sebatas diskusi biasa saja, tentu perlu dilakukan suatu tahap yang lebih untuk melihat ‘ke-kontemporeran’ musik Beethoven. Menurut penulis, perlu dilakukan kajian atau analisis musik terhadap komposisinya sehingga didapat apa yang dikatakan dengan ‘kekontemporeran’ musik Beethoven. Tanpa melakukan analisis musik, tentu kita tidak akan dapat memahami dan menemukan cara berpikir Beethoven dalam berkarya, oleh karena itu penulis berpendapat kajian musik yang terus menerus dilakukan akan semakin baik dan tentu saja kita akan dapat lebih mengenal sosok komponis Beethoven melalui karya komposisinya. Beethoven lahir di kota Bonn pada tanggal 17 Desember 1770. Ia merupakan cucu dari Ludwig (Louis) van Beethoven (1712-1773); merupakan seorang penyanyi di Kapel
8
Istana Bonn sedangkan ayahnya adalah Johann van Beethoven yang juga seorang penyanyi tenor di Kapel Istana Bonn tahun 1756. 1 Beethoven semasa kecilnya sudah mengalami keras pendidikan yang diterapkan oleh sang ayah, ia dipaksa ayahnya untuk belajar piano, organ dan biola dengan disiplin dan latihan yang keras. Kondisi di atas dilator belakangi
ketika ayahnya mulai menyadari
Beethoven mempunyai bakat dalam musik dan oleh karena itu, ayahnya ingin menjadikannya sebagai anak “ajaib“ seperti Mozart. Hasil dari usaha ayahnya ini sudah terlihat ketika Beethoven mengadakan konser pertamanya tahun 1778 ketika ia masih berumur tujuh tahun. 2 Perjalanan pendidikan musik Beethoven tidak berhenti disana saja, ia diasuh dan didik oleh guru-guru musik yang hebat waktu itu, Beethoven pernah belajar komposisi musik dengan Mozart dan Hadyn; ia belajar kontrapung dengan J. G. Albrechtcberger dan Antonio Salieri.
Pengaruh gaya komposisi gurunya dapat terlihat secara jelas pada komposisi-
komposisi masa awal Beethoven, seperti komposisi Sonata Piano in F minor Op. 2. Penggarapan musik yang digunakan oleh Beethoven pada karya ini sangat kental dengan penggarapan musik sonata-sonata piano pada era klasik, baik dari segi bentuk musik; ide dan teknik komposisi lainnya. 3 Beethoven dalam hidupnya mengalami banyak permasalahan yang kemudian pada akhirnya membawanya pada “originalitas komposisi” 4. Sebagai contoh adalah pada pertengahan tahun 1801, Beethoven mengakui bahwa pendengarannya semakin berkurang, tetapi ketika itu belum dianggap serius. Berkurangnya pendengaran ini disebabkan adanya 1
Rhoderick J.McNeill, 1998. Sejarah Musik 2. PT BPK Gunung Mulia. h. 57 Donald Jay Grout, 1981. A History of Western Music. W.W.Norton and Company. h. 324-329 3 Sadie, Stanley, 1980. The New Grove Dictionary Music and Musician. London, Macmillan Publishers Limited 4 “Originalitas Komposisi” adalah penemuan konsep-konsep komposisi yang baru oleh Beethoven. 2
9
masalah pada saraf pendengaran, akibatnya Beethoven mengalami depresi berat pada tahun 1802. Beethoven merasakan penyakitnya ini sebagai bencana yang besar yang walaupun didalam otaknya,
ia masih dapat mendengarkan musik, melalui partitur ia dapat
menotasikan ide-ide musik yang ada dalam pikirannya. Segala harapannya untuk berkarir sebagai pemain yang virtuoso, sebagai guru piano dan sebagai dirigen harus ditinggalkannya. Beethoven sudah dapat meramalkan dan menghitung kerugian yang akan terjadi dalam profesi dan hubungan sosial bila pendengarannya makin memburuk. Untuk mengambarkan penderitaannya, ia menulis surat kepada temannya Wegeler: I must confess that I am living a miserable life. For almost two years I have ceased to attend any social functions, just because I find it impossible to say to people: I am deaf. If I had any other profession it would be easier, but in my profession it is a terrible handicap. As for my enemies, of whom I have a fair number, what would they say? 5
Saya harus mengakui bahwa saya menjalani hidup dengan sangat sedih, selama hampir dua tahun saya tidak lagi menghadiri pesta-pesta, hanya karena saya tidak berani untuk mengatakan kepada orang: Aku tuli. Kalau saya punya profesi yang lain saya dapat dengan mudah menghadapinya, tetapi dalam profesi saya itu adalah kelainan yang amat berat. Saya punya banyak musuh, apa yang akan mereka katakan? Tahun 1812 disebut dengan ’masa sunyi’ sebab hanya sedikit karya komposisi yang dihasilkan Beethoven bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebalumnya. Pada tahun 1818, Beethoven sudah mengalami tuli total dan hanya dapat melakukan komunikasi melalui tulisan. Kondisi Beethoven ini kemudian membuatnya “terisolasi” dalam berkarya, oleh karena itu komposisi masa akhir Beethoven adalah komposisi yang murni dari pemikiran Beethoven tanpa ada pengaruh dari luar dirinya. Kita dapat melihat sonata “Tempest” yang
5
Op.cit., hal.16
10
begitu mencerminkan bagaimana bekecambuknya hatinya yang ia ibaratkan seperti “badai”. Tidak sampai di situ, simfoni kelima sampai simfoni kesembilan merupakan puncak dari perubahan yang “radikal” 6 dalam konsep komposisi pada eranya. “Kontemporer” 7 musik Beethoven ini kemudian dianggap sebagai jembatan musik klasik dan musik romantik. Beethoven dengan berani melakukan percobaan dalam bentuk dasar serta memperluasnya. Disamping itu, ia sangat tertarik pada gaya musik yang tumbuh di Prancis selama masa Revolusi Prancis dan awal masa Napoleon yang sering kali memakai ritme mars, harmonik diatonik yang menggambarkan ide-ide baru mengenai persaudaraan. Walaupun musik yang diciptakannya menjelang akhir hidupnya tidak selalu dimengerti oleh generasinya, Beethoven merupakan satu-satunya komponis awal abad ke-19 yang mempengaruhi hampir semua komponis sesudah masanya 8. Salah satu komposisi simfoni Beethoven yang dikenal oleh masyarakat luas adalah Simfoni Kesembilan Beethoven. Simfoni ini merupakan simfoni terakhir yang diciptakan oleh Beethoven semasa hidupnya. Salah satu ke-istimewa simfoni ini terdapat pada gerekan finale simfoni kesembilan. Dalam gerakan finale, Beethoven melakukan eksplorasi teknik komposisi dengan memasukkan koor dan solois.
Masuknya koor dan solois telah
memberikan unsur humanisme dalam karya simfoni. Teks yang digunakan dalam simfoni kesembilan dipilih dari ayat-ayat dari Schiller's An die Freude (sukacita; kegembiraan). 9 Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven dalam hal struktur musik dapat dipahami secara berbeda tergantung pendekatan konsep/toeri yang digunakan. Oleh karena itu,
6
“Radikal “ maksudnya adalah perubahan konsep-konsep komposisi yang mendasar “Kontemporer” dalam tulisan ini lebih ditujukan kepada jati diri yang baru dalam hal penggarapan komposisi musik yang dilakukan oleh Beethoven, yang selanjutnya diteruskan oleh para composer era romantik. 8 Op.cit., hal 66 9 Jeffrey Kurtzman, ACO 25TH Anniversary Concert. Washington University in St. Louis. 2010. hal. 1 7
11
perlu dilakukan kajian/analisis musik untuk menerapkan teori yang cocok dalam menentukan struktur musik yang dipakai Beethoven dalam gerakan finale. Dari pemaparan di atas, ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan dalam benak penulis, yaitu: bagaimana ke-kontemporeran komposisi simfoni kesembilan secara khusus pada gerakan finale; bagaimana struktur musik gerakan finale simfoni kesembilan; bagaimana keterkaitan dari setiap movement simfoni kesembilan; dan bagaimana eksplorasi teknik yang digunakan dalam simfoni kesembilan. Penulis melihat pertanyaan-pertanyaan di atas dapat menjadi salah satu bahan penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini penulis memilih judul: ANALISIS STRUKTUR MUSIK GERAKAN FINALE SIMFONI KESEMBILAN BEETHOVEN.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian Permasalahan dalam tulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan Beethoven? 2. Bagaimana struktur musik Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan dan menemukan stuktur musik apa yang Beethoven gunakan dalam Gerakan Finale Simfoni Kesembilan.
12
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh lembaga/pendidikan musik sebagai refrensi untuk mata kuliah Analisis Musik dan musik orkestrasi.
1.5. Konsep dan Landasar Teori Dalam sub bab ini, akan dipaparkan landasan konsep dan teori yang yang berlaku umum yang dijadikan sebagai acuan ataupun kerangka kerja dalam membahas seluruh masalah dalam tulisan ini. Pengertian teori menurut Marx dan Goodson (1976, dalam Lexy J. Moleong, 1989) ialah aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi
yang berkaitan dengan
beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari (1) hubunganhubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian (yang diukur), (2) mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian, dan (3) hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya manifestasi hubungan empiris apa pun secara langsung.
1.5.1. Konsep dan Teori Musik Menurut Dieter Mack 10 suatu bunyi di katakan musik tergantung pada pendekatan kata yang pasti bahwa bunyi datang dari dalam maupun dari luar diri kelompok. Ide bisa berbentuk ide progmatik atau ide absolut. Ide absolut biasanya muncul pada saat seorang komponis berkarya. Ide tersebut datang karena terinspirasi atau terangsang oleh interaksi bunyi yang dibuat. 10
Dapat dikatakan musik absolut adalah musik yang semata-mata
Mack Dieter, 1995. Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
13
merupakan keindahan dari elemen-elemen musikal yang ada, ide tersebut terstimulasi pada komponis untuk meramu bunyi. Ide progmatik datang dari satu inspirasi diluar bunyi, sehingga bunyi tersebut dapat menggambarkan atau menceritakan tentang ide tersebut sebagai contoh seorang komponis menggambarkan kicau burung, gemericik air, suara angin, biasanya komponis mendiskripsikan dulu isi cerita karyanya. Kualitas dari karakter bunyi musikal sangat di pengaruhi dan di tentukan oleh cara penggunaan, pemanfaatan serta pengolahan elemen-elemen musik. Berikut di paparkan elemen-elemen yang ada dalam bunyi musikal yang di buat beberapa musikologi seperti : Broekma dalam buku the music listener dalam Dieter 11 Ferris dalam bukunya Music The Art Listening dalam Dieter 12, serta Joseph Kerman dalam Dieter 13 dalam
bukunya Listen.
Adapun elemen –elemen musikal yang di gunakan sebagai patokan yang akan di teliti sebagai berikut : 1. Melodi adalah rangkaian nada atau bunyi yang membentuk satu kesan ide yang di pengaruhi faktor budaya. Melodi bisa juga di sebut sebagai satu struktur kalimat musik, termasuk dalam penelitian ini adalah gerkan-gerakan nada dan juga struktur nada. 2.
Modus adalah susunan nada, yang dalam bentuknya terlihat sebagai satu formula nada yang tentu saja akan berakibat bagi system harmoni maupun atmosfir bunyi secara keseluruhan.
3. Interval adalah jarak antara bunyi satu dengan bunyi yang lain, baik interval bunyi vertikal maupun horizontal. Termasuk dalam kajian elemen ini adalah interval antar bunyi nama-nama interval. 11
Ibid hal 22 ibid 13 ibid 12
14
4. Harmoni adalah keselarasan yang di timbulkan akibat interksi bunyi dan bukan bunyi.
Termasuk objek penelitian dari elemen ini antara lain sistem modulasi,
kadens, serta sistem keselamatan secara umum yang sesuai dengan pandangan pemilik musik tersebut. 5. Ritme adalah interaksi nilai waktu (interaksi) dari setiap bunyi termasuk dalam hal ini durasi antara bunyi dengan saat diam. Termasuk dalam kajian elemen ini antara lain ritme tetap, notasi ritmik, hubungan ritme dengan tempo, aksen menyangkut nilai waktu. 6. Tempo adalah kesempatan gerak pulsa. Tempo juga berarti kecepatan oleh lamanya satu musik berlangsung. Hal yang diteliti dalam elemen ini antara lain berbagai jenis tempo dan perubahan-perubahan tempo. 7. Dinamika adalah segala hal yang dibuat untuk memberi jiwa pada suatu bunyi yang termasuk dalam objek penelitian elemen ini antara lain hal yang menyangkut volume lemah lembutnya bunyi, dinamika register warna suara,dinamika instrumen, aksentuasi, dinamika dalam konteks tertentu, serta ekspresi-ekspresi lain yang dengan jelas memberi karakter dalam satu bunyi. 8. Aksentuasi yang dimaksud dengan aksentuasi adalah penekanan yang dalam hal ini bisa juga ada hubungannya dengan intensitas atau kualitas suatu bunyi termasuk style, dinamik termasuk dan ritme. Hal yang akan di teliti dalam hubungan dengan elemen ini adalah mengulas, pengelompokan, pola tekanan, system birama, standar penulisan serta hubungan karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan teknik hubungan tekanan kata dan tekanan musikal.
15
9. Style dalam musik adalah gaya dari satu bunyi atau hasil beberapa kombinasi bunyi, didalamnya termasuk karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan teknik membunyikan dan menghubungkan dengan dinamik juga. 10. Timbre adalah menerangkan tentang warna suara termasuk wilayahnya. Hal ini yang akan diteliti menyangkut warna vocal tunggal, warna paduan suara, komposisi antara paduan suara dan vokal tunggal, teknik vokal, serta warna suara instrumen. 11. Motif merupakan salah satu unit paling kecil (pendek) dengan makna/arti musikal tertentu. Motif mempunyai suatu identitas dan indivdualitas sekaligus. Dalam tesis ini motif yang akan di teliti menyangkut hubungan motif dengan teks. 12. Form yang dimaksud dengan form adalah kesatuan bentuk musik yang terdiri dari strukur-struktur yang termasuk dalam penelitian ini menyangkut struktur-struktur melodi seperti tone dan interval motif, frase, kontras, pengulangan, pengembangan, bentuk bebas. 14
1.5.2. Konsep Analisis Menurut Ian D. Bent, analisis merupakan resolusi struktur musik ke dalam penyusunan elemen yang relatif sederhana dan penyelidikan fungsi dari elemen tersebut dalam struktur musik. Proses ini mungkin bagian dari karya komposisi atau karya komposisi secara keseluruhan. Analisis menurut William Christ, at al. (1975:121) adalah; analysis, can be a useful tool for performers and conductors in providing rational bases for the decision-making and interpretation that are esential parts of musical performance. Furthermore, analysis provides guidelines for stylistic interpretation and comparison, as well as for the exploration of music old and new, by ear or by score study-guidelines that can and should be esenstial tools for informed musician.
14
William Duckworth and Edward Brown. 1978. Theoritical Foundations of Music. Wadsworth Publishing Company, Inc., Belmont, California 94002.
16
Analisis dapat menjadi alat yang berguna untuk pemain dan konduktor dalam memberikan dasar yang rasional dalam pengambilan keputusan dan interpretasi yang merupakan bagian penting dari pertunjukan musik. Selanjutnya, analisis menyediakan pedoman untuk interpretasi gaya dan perbandingan, serta untuk mengeksplorasi musik lama dan baru, melalui pendengaran atau pedoman studi melalui partitur yang bisa dan seharusnya menjadi perangkat informasi yang esensial bagi musisi. Selanjutnya William Christ mengatakan bahwa salah satu fungsi utama analisis adalah harus dapat menyediakan prinsip bagi musisi agar
dapat
mampu
menginterpretasikan
sebuah
pertunjukan;
analisis
seharusnya
menghasilkan pemahaman akan unsur yang membentuk materi/bagian komposisi dan prosesnya serta keterkaitan antara bagian-bagian komposisi tersebut. Menurut Rob Speer, 2005, hal. 2 dalam Tulisannya yang berjudul Computable Theories of Music Analysis mengatakan; Analisis Musik adalah suatu proses kompleks yang perlu meletakkan secara bersama informasi tentang berbagai aspek musik. Teori formal tentang analisa musik biasanya tidak menunjuk semua aspek ini – hanya memilih satu aspek saja, sebab masing-masing aspek mempunyai kesulitan sendiri. Sedangkan menurut KarlEdmund (1996:1) mengatakan analisis musik adalah sebuah kegiatan ‘memotong’ dan memperhatikan secara detil sambil melupakan keseluruhan dari karya musik, hanya dengan cara ini kita dapat menemukan kesenian dalam musik.
Konsep analisis digunakan ini
digunakan penulis sebagai panduan dalam menganalisa struktur musik.
1.5.3. Konsep Bentuk Variasi Variasi memiliki dua makna dalam musik. Setiap bagian musik adalah variasi dari sesuatu yang sudah diinginkan komposer dengan tujuan untuk memberikan nuansa baru.
17
Tetapi variasi juga adalah suatu bentuk, dimana komposer menulis satu set bagian musik pendek berdasarkan tema yang sudah ada. Seperti halnya bentuk tiga bagian dan rondo, potongan-potongan ini digabungkan sehingga membentuk sebuah variasi. Sebuah karya musik dengan bentuk variasi layaknya seperti sebuah fashion show dimana model (misalnya, tema) adalah sama, sedangkan gaun yang berbeda untuk setiap variasi. 15 Bervariasi berarti mengulang sebuah lagu utama yang biasanya disebut ’tema’ dengan perubahan yang sering disebut varisasi-variasi dengan tetap mempertahankan unsur tertentu dan menambah ataupun menggantikan unsur yang lain. Bentuk variasi ini dapat dijumpai diberbagai kebudayaan baik dalam musik primitif, klasik dan modern. Oleh karena itu, bentuk variasi ini merupakan teknik komposisi yang penting dalam hal komposisi. Secara garis besarnya, jenis variasi bertolak dari tiga unsur pokok dari musik, yakni; melodi, irama dan harmoni. Gambaran dari teknik variasi dalam komposisi adalah sebagai berikut; 1. Variasi dalam Melodi: Dalam bentuk variasi ini, nada pokok dari melodi tetap dipertahankan dan sebagai kerangka utamanya ditambah dengan hiasan/ornamentasi. 2. Variasi dalam Irama: Hal utama disini adalah perubahan dalam panjang pendeknya nilai nada. 3. Variasi dalam Harmoni: Secara keseluruhan lagunya tetap tetapi akord pengiring yang divariasikan, misalnya dengan memakai akord minor dan pemakaian modulasi. Dalam menganalisa bentuk variasi kita harus memusatkan perhatian pada unsur yang tetap maupun unsur yang berubah dalam setiap variasi, seperti; (1) kepadatan nada semakin ditingkatkan atau dikurangi; (2) tempo dipercepat atau diperlambat; (3) jenis 15
92
Leonard G. Ratner, 1983. The Musical Experience. W.H. Freeman and Company New York, h. 91-
18
irama dirubah dari binari menjadi ternari; (4) tangga nada mayor diganti dengan tangga nada minor; (5) warna suara dirubah dengan pergantian alat pengiring lain (instrumentasi); (6) diciptakan kontras mendadak; (7) jumlah suara berganti-ganti; (8) sebuah variasi diantar dengan pembukaan (introduksi) dan ditutup oleh sebuah coda; dan (9) dua variasi dijembatani dengan bagian peralihan. 16
16
Karl-Edmund Prier, 1996. Ilmu Bentuk Musik, h. 43-4. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta
19
II. TINJAUAN PUSTAKA
Joseph Kerman dalam artikelnya yang berjudul The symphonic ideal 17. Pada pertengahan tahun 1801 Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang akibat gangguan pada saraf pendengaran. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya dapat dipahami sebab pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya, sehingga ia menjadi depresi dan semakin minder dalam pergaulan sosial. Alasan lain yang membuat ia depresi adalah karena Beethoven belum mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya, ia melanjutkan untuk membuat komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer. Dorongan yang berasal dari luar untuk menciptakan simfoni tidak terlepas dari Assosiasi Burgtheater dan Theater an der Wien, namun keputusan untuk memulai sebuah ‘simfoni Bonaparte’ sebenarnya lahir dari dalam batin Beethoven sendiri. Simfoni no. 3 Beethoven (simfoni Eroica) adalah sebuah karya komposisi penting karena simfoni ini adalah sebagai tanda titik balik dalam sejarah musik
17
Joseph Kerman, et al. "Beethoven, Ludwig van." In Grove Music Online. Oxford Music Online,http://www.oxfordmusiconline.com.ezproxy.bu.edu/subscriber/article/grove/music/40026pg14 (accessed March 5, 2011).
20
modern. Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny, muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, yaitu; Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’, Op. 57. Beethoven pernah mengatakan pada Czerny bahwa dia agak kesal karena publik hanya menyukai ‘Moonlight Sonata’ miliknya, padahal dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih bagus dari lagu itu. Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada seperti mars yang belum pernah terjadi era sebelumnya. Scott Burnham 18 mengatakan bahwa Reinhold Brinkmann telah melakukan penyelidikikan terhadap perubahan yang terjadi setelah pasca revolusi dimana simfoni Eroica ditulis oleh Beethoven. Ia menawarkan bahwa musik telah memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan era baru Selanjutnya Jessica M. Abba 19 mengatakan bahwa Beethoven menulis banyak karya dari periode awal ke tengah yang dimaksud sebagai "kepahlawanan”. Beethoven memperlakukan ide musik dengan beberapa pengaturan, meminjam potongan sebelumnya dan mengubahnya agar sesuai dengan media dan kebutuhan masing-masing karya baru. Simfoni Eroica menandai puncak dari tahap percobaan Beethoven. Robert Winters adalah salah satu dari beberapa musikolog yang mengatakan bahwa gerakan finale simfoni kesembilan adalah bentuk sonata dengan ritornello, dimana bagian 18
Beethoven and His World. eds. Scott Burnham, Michael P. Steinberg. Princeton: Princeton University Press, 2000 19 Jessica M. Abbazio, A Melody Favored by Beethoven in Ballet, Contredanse, Variations, and A Symphonic Finale (Thesis M.A :University of Maryland 2010)
21
pembukaan
dimulai
dari
(birama
1-207),
eksposisi
(birama
208-431),
development/perkembangan (birama 432-542), rekapitulasi (birama 543-654) dan koda (birama 655-940). 20 Selanjutnya Louise Cuyler menggambarkan gerakan finale sebagai “kantata untuk instrumen dan suara dengan desain rondo besar”. 21 David Benjamin Levy menyajikan gagasan bahwa finale dapat dilihat sebagai sebuah simfoni empat-gerakan dalam karya. Oleh karena itu, gerakan pertama finale adalah bir.1-330, gerakan kedua adalah bir. 331-594, gerakan ketiga adalah bir. 595-654, dan gerakan keempat adalah bir. 655-940. 22 Dalam The Classical Style, Charles Rosen mengatakan bagian finale yang ditandai dengan sepuluh bagian perubahan tempo, semua terkait dengan tema utama dan oleh karena itu finale dapat dilihat sebagai satu set variasi dalam bentuk simfoni 23.
20
David Benjamin Levy, The Ninth Symphony (NY: Schirmer, 1995), 91. Louise Cuyler, The Symphony (NY: Harcourt Brace Jovanovich, 1973), h. 79. 22 Levy, David Benjamin. The Ninth Symphony. NY: Schirmer, 1995. h. 92 23 Charles Rosen, The Classical Style: Haydn, Mozart, Beethoven, expanded edition (NY: W.W. Norton & Co., 1997), h. 440. 21
22
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kulitatif. Lexi. J. Moleong 24 mengatakan : “ Metode Kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yang pertama : menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua : metode kulitatif menyajikan secara langsung hakekat hubungan antar peneliti dan responden, dan ketiga : metode kulitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola yang dihadapi. Pada penelitian kualitatif, teoritis dibatasi pada pengertian : suatu pernyataan sistematis berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris”. Bogdan & Biken 25 menggunakan istilah paradigma. “ Paradigma diartikan sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep atau proposisi yang mengutarakan cara berpikir dan cara penelitian”. Orientasi teoritis mengarahkan pelaksanaan penelitian itu atau memamfaatkanya dalam pengumpulan data dan analisais data.
Teori membantu penulis dalam menghubungkan dengan data.
Maka teori yang
digunakan oleh penulis dalam menunjang pendekatan kualitatif ini adalah teori fenomenologis yang artinya berusaha memahami arti peristiwa kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
Untuk mencapai tujuan dalam tulisan
ini, penulis menggunakan dua metode yaitu : metode literatur dan metode wawancara. Metode literatur adalah metode yang menggali tesis ini melalui buku-buku, majalah, surat 24 25
Moleong, Lexy. J, 1985. Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung: Rosda, halaman 5 Dalam Moleong. Lexy. J. Metode Penelitian Kulaitatf. Rosda. (Bandung:1982)hal 30
23
kabar, kamus, dan artikel-artikel lainnya. Metode wawancara dengan Tanya jawab penulis dengan jemaat, pimpinan gereja dan penetua gereja HKBP untuk melihat sejauh mana kontekstualisasi dalam gereja HKBP. Metode ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan melengkapi/membantu metode literatur.
3.2. Kehadiran Peneliti Untuk memperoleh data/informasi dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis melakukan wawancara dengan Bpk. Prof. Dieter Mack dan Bpk. Edward C. Van Ness. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai instrumen untuk mengumpulkan data tentang informasi mengenai komposisi simfoni kesembilan Beethoven. Dalam hal terjemahan teks simfoni kesembilan Beethoven, penulis melakukan wawancara dengan Ibu. Dr July Tarigan.
3.3. Sumber Data Sesuai dengan penelitian ini penulis memperoleh sumber data dari : 1. Sumber data melalui rekaman video/audio, film. 2. Sumber tertulis yang berasal dari sumber tertulis, seperti: partitur lagu, sumber buku, majalah, sumber, dokumen pribadi dan artikel-artikel yang lain.
3.4. Prosedur Pengumpulan Data Lof Land 26 Mengatakan dalam penelitian kulitatif ini penulis harus mengumpulkan data dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam rekaman data terdapat dua dimensi yaitu fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung
26
Lof Land dalam Moeloeng J.Lexy, 1984. Metode Penelitian Kualitatif. Rosda. Bandung. h. 47
24
arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan yaitu dengan memakai instrument Audio dan Video yang memiliki Fidelitas yang kurang.
Sedangkan penulis juga
menggunakan dimensi struktur yang menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi yang dilakukan penulis secara sistematis dan struktur.
3.5. Analisis Data Analisis data, menurut Patton adalah: “mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar”. Taylor mendefenisikan: “Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesa (ide), seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hiportesis itu”. Maka dari pendapat diatas penulis menggunakan teori tersebut dengan menarik garis bawah analisis data bermaksud pertamatama mengorganisasikan data yaitu data yang terkumpul yang terdiri dari catatan lapangan dan komentar penelitian gambar.
Pekerjaan penulis dalam menganalisis data ini adalah
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan memberikan kode, dan meng-kategorikannya. Pengorganisasiannya dan pengelolaan data dilakukan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansi. Analisis data dilakukan penulis dalam suatu poses-proses berarti pelaksanaannya sudah mulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan. Setelah melakukan langkah ini penulis menganalisis hasil wawancara dan hasil analisis awal dari teks dan struktur musik dari Gerakan Finale Simfoni Kesembilan membuat analisis akhir yang kemudian menghasilkan satu kesimpulan.
25
3.6. Pengecekan Keabsahan Data Dalam teknik pengecekan keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Penulis menggunakan teknik triangulasi sesuai dengan teori Patton mengatakan trigulasi sesuai dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
26
IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Simfoni Kesembilan Beethoven 4.1.1 Ke-kontemporeran Simfoni Kesembilan Beethoven Simfoni kesembilan Beethoven adalah sebuah simfoni yang memperkenalkan solois vokal dan paduan suara dengan menggunakan teks yang telah dipilih dari ayat-ayat dari Schiller's An die Freude (sukacita; kegembiraan). 27 Pertunjukan perdana simfoni kesembilan bertempat di Theater Kärnthnerthor, Wina pada tanggal 7 Mei 1824. Pertunjukan ini telah memunculkan berbagai cerita setelah pertunjukan berakhir yang mana diceritakan secara berbeda oleh beberapa saksi mata. Sebagai contoh, pemain biola Joseph Bohm menyatakan bahwa Beethoven yang menjadi dirigen/conductor dalam pertunjukan itu, dimana dia berdiri di depan dan melemparkan dirinya seperti orang gila. Suatu ketika ia membentang setinggi-tingginya dan selanjutnya ia berjongkok ke lantai, ia memukul tangan dan kakinya seolah-olah Beethoven ingin memainkan semua instrumen dan menyanyikan semua bagian koor. Simfoni sembilan Beethoven dalam D minor merupakan komposisi yang mewakili "paduan suara". Simfoni ini mencetuskan ide tentang persaudaraan manusia. Beethoven melakukan penyatuan dua ide yang berbeda antara; simfoni dalam D minor dan puisi menjadi dua perangkat musik yang akhirnya bergabung menjadi sebuah komposisi musik yang baik. 28 Ketertarikan Beethoven dalam menetapkan puisi Friedrich Schiller "An die Freude" dalam musiknya pertama kali didokumentasikan tahun 1793 dalam suratnya untuk istri 27 28
Jeffrey Kurtzman, ACO 25TH Anniversary Concert. Washington University in St. Louis. 2010. hal. 1 Levy, D.B. (1995). Beethoven: The Ninth Symphony. New York: Schirmer Books
27
Schiller (Salomo:206) 29. Puisi ini ditulis pada 1785 yang merupakan puncak dari abad pencerahan dan era yang penuh dengan pengharapan atas kekecewaan yang timbul dari kekuasaan Napoleon pada Revolusi Perancis. 30 Beethoven tidak menggunakan seluruh ayat-ayat dari puisi An die Freude, ia hanya menggunakan sebagian teks dari puisi tersebut yang terkonsentrasi pada manifestasi sekuler dan sakral tentang kebahagiaan, kebebasan moral serta ekspresi yang berapi-api. Ide tentatif untuk bagian simfoni kesembilan sudah diawali Beethovern pada tahun 1815, dan kemudian dikerjakan dengan sungguh-sungguh pada tahun 1817 sebagai respon permintaan dari Philharmonic Society London untuk melakukan pertunjukan perdana terhadap sebuah komposisi simfoni yang baru. 31 Untuk memahami apa yang ingin disampaikan Beethoven dalam simfoni kesembilan, pembaca perlu lebih akrab/terbiasa dengan beberapa aspek teori pokok dari karya ini. Tonalitas dari simfoni sembilan adalah kunci D, dalam gerakan pertama memakai kunci D minor sedangkan gerakan terakhir menggunakan kunci D mayor. Memahami progresi perubahan kunci yang digunakan Beethoven dari minor ke mayor adalah penting untuk dapat mamahami pesan dari karya ini. Seseorang yang pernah belajar musik akan memiliki kemungkinan untuk mengerti beberapa hal mengenai tonalitas, misalnya; kunci minor cenderung mempunyai arti yang "sedih" dan kunci mayor cenderung ke suasana “bahagia”. Meskipun ini terkadang terlalu menyederhanakan, tetapi sejak abad ke 16 telah dikenal teori tentang interval 32, interval 3
29 30
Solomon, M. (1988). Beethoven’s essays. Cambridge: Harvard University Press.
Op,cit,. Levy hal. 12 Op. Cit,. Levy. Hal 13, 18 dan 23 32 Interval adalah jarak antara dua nada yang dihitung mulai dari not yang bawah ke not yang diatasnya. Mary Kurniawan. Teori Musik 2. Purwacaraka Musik Studio 31
28
minor dan 6 minor (D-F dan D-Bb dalam kunci D minor) berhubungan dengan konsepsi negatif dan emosional, sedangkan 3 mayor dan 6 mayor (D-F# dan D-B dalam kunci D Mayor) biasanya dikaitkan dengan konsepsi positif dan perasaan. Perbedaan dalam interval ters dan sekst dari tangga nada D menemukan satu jenis minor (D-E-F-G-A-Bb-C#-D) dan satu jenis Mayor (D-E-F#-G-A-B-C#-D). Dialektika "sedih" dan "bahagia" berasal dari kenyataan bahwa dalam modus minor, ters (F) dan sekst (Bb) keduanya cenderung bergerak ke bawah dengan setengah laras, sedangkan dalam modus mayor, ters (F#) dan sixth (B) keduanya cenderung bergerak ke atas dengan setengah laras. Secara alamiah kita dapat melihat hubungan antara gerakan ke bawah dan ke atas; gerakan ke bawah mengasosiasikan menipisnya energi dan kondisi emosional yang negatif, sementara gerakan ke atas menyatakan energi yang banyak dan kondisi emosional yang positif. Gerakan pertama dari simfoni kesembilan telah ditanggapi beragam oleh para kritikus musik, seperti; Koresponden Allgemeine Zeitung menggambarkan gerakan pembukaan sebagai berikut; a defiantly bold Allegro in D minor, most ingenious in its invention and worked out with true athletic power. There is continuous suspense from the first chord (A major) up to the colossal theme that gradually emerges from it; but it is resolved in a satisfying manner.
Sebuah Allegro dengan sikap menantang yang berani dalam D minor, yang paling kreatif dalam penemuan dan dipikirkan dengan daya atletik sebenarnya. Ada ketegangan terus menerus dari akord pertama (A mayor) sampai dengan tema kolosal yang muncul secara bertahap dari itu; tetapi diselesaikan secara memuaskan. Kritikus dari Teater-Zeitung memberikan perumpamaan yang puitis untuk menyampaikan kesan-kesan dari gerakan simfoni sembilan, yaitu; "semua kebahagiaan dan penderitaan atas jiwa manusia kebanyakan dalam bentuk yang berbeda/bervariasi”.
29
Pertengahan abad kesembilan belas, Edgar Quinet menegaskan bahwa subjek sesungguhnya dari Schiller adalah kata Freude sama sekali bukan Joy. Dasar sejarahnya adalah mitos yang telah menjadi melekat pada simfoni sembilan. Novel Das Musikfest yang diterbitkan pada tahun 1838 oleh Wolfgang Griepenkerl. Dalam novel ini, arti Ode sebenarnya dari Schiller: “Itu adalah kebebasan”. Gagasan bahwa Schiller pada awalnya menulis Ode untuk kebebasan, tapi berubah ke Joy untuk alasan kehati-hatian atau sensor yang dipopulerkan di Perancis selama tahun 1880 oleh Victor Wilder, dengan demikian karya ini dapat terbit atau beredar luas.
4.1.2 Tinjauan Umum Analisis Gerakan I-III Simfoni Kesembilan Simfoni kesembilan merupakan komposisi yang memaki alur ’siklus’, artinya keseluruhan gerakan dalam simfoni sembilan mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat jelas terlihat pada bagian introduksi gerakan finale yang kembali menyuarakan tema/motif dari gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan ketiga.
Violin 1 30
Allegro manon troppo h = 88
motif
6 6 Violin 2
motif
motif
motif
motif
Gambar no. 1 (Motif Gerakan II Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 30-37)
30
Vivace Flute Oboe Tema dari gerakan 2
Gambar no. 2 (Tema Gerakan II Simfoni Kesembilan-Birama 48-55)
Andagio cantabile
Flute 63
Oboe
motif dari gerakan III
Gambar no. 3 (Motif Gerakan III Simfoni Kesembilan-Birama 63-64)
Berikut merupakan analisis secara umum dari gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan ketiga simfoni kesembilan Beethoven. Gerakan pertama dengan tempo allegro ma non troppo, un poco maestoso. Pembukaan gerakan pertama dimulai dengan tremolo string yang lembut dan dibuka dengan interval kwint A-E, dan kemudian disusul interval kwart seperti gerakan jatuh. Gerakan kedua dalam simfoni biasanya gerakan lambat yang diikuti oleh minuet dan trio atau Scherzo dan trio. kebiasaan tersebut.
Tetapi pada simfoni sembilan, Beethoven tidak mengikuti
Alasannya dapat kita dipahami karena gerakan lambat biasanya
berfungsi sebagai penyeimbang dalam kunci berbeda dengan kontras yang dramatis dan resolusi yang jelas dari tema atau motif bentuk sonata gerakan pertama. Dalam gerakan
31
pembukaan simfoni sembilan hanya ada fragmentaris kontras, konflik dan ketidakstabilan tanpa resolusi. Sebuah gerakan lambat akan berusaha untuk menyeimbangkan sesuatu tidak masuk akal.
Di sisi lain, Scherzo, yang biasanya adalah dalam kunci pokok simfoni,
menawarkan kemungkinan membangun irama yang jelas dalam kalimat, membawa keluar urutan temporal ketidakstabilan irama gerakan pertama. Beethoven melanjutkan pendekatan yang tidak biasa untuk struktur musik dengan gerakan lambat.
Banyak gerakan-gerakan lambat terdiri dari tema dan variasi, sebuah
prinsip fundamental struktural statis berdasarkan pengulangan harmoni, melodi yang sama dan struktur frase di mana kunci tonik berlaku dengan hanya penyimpangan sesekali. Tetapi dalam simfoni sembilan, Beethoven menulis dua set tema dan variasi dalam kunci dan tempo yang berbeda yang bergantian satu dengan yang lain. Semua kunci adalah pertama kalinya dalam mayor, menandai sebuah transisi menuju dominasi mode utama dalam penyingkapan Simfoni. Tapi kunci pertama adalah Bes mayor, yang tonik dan dominan menekankan minor enam dan tiga dari skala D. Sebelum kembali ke tema pertama dalam Bb, ada selingan dalam kunci Eb, menuju bentuk yang bahkan lebih tinggi dihiasi dari tema pertama. Dalam mengikuti pola begitu hati-hati dibentuk lebih mengharapkan kembali ke tema kedua, kembali pada kunci aslinya dalam D mayor. Tetapi hal ini tidak seperti yang diharapkan, keriuhan di permainan yang menunjukan perubahan mendadak dan dramatis untuk masuk dalam kunci Db mayor, memperkenalkan coda penutup dalam Bes mayor berdasarkan tema pertama.
32
4.1.3 Analisis Struktur Musik Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven dalam hal bentuk musik masih tetap mempertahankan form konvensional yang berkembang pada era klasik yaitu tema dan variasi. Gerakan finale simfoni sembilan memakai bentuk siklus, yang mana sebelum penyuaraan tema gerakan finale terlebih dahulu dimulai dengan bagian introduksi yang panjang dengan kembali menyuarakan tema dari gerakan pertama, gerakan kedua dan gerakan ketiga. Berikut ini adalah analisis gerekan finale simfoni kesembilan dalam bentuk tabel.
Tabel. 1 (Analisa gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven)
Bar
Kunci Teks
Keterangan
1
d
Bagian introduksi, resitativo oleh instrumen dan pengulangan materi gerakan 1‐3
92
D
Tema gerakan finale ’kegembiraan’
116
Variasi 1
140
Variasi 2
164
Variasi 3
208
d
Vokal dengan gaya resitatif
241
D
9 Variasi 4
269 297
9 Variasi 5 9 Variasi 6
331
Bb
Itroduksi
343
Variasi 7 (Turkish march)
375
431
543
D
9 Variasi 9
595
G
9 Episode: 'Seid umschlungen'
627
g
9 Ihr stiirzt nieder'
33
9 Variasi 8
Epidose 33 tema gerakan finale
Episode merupakan bagian lanjutan dari sebuah dalam sebuah komposisi yang merupakan bentuk yang mneyimpang dari tema sebelumnya.
33
9 Fuga 34 ganda (tema 'kegembiraan' dan tema 'Seid umschlungen' )
655
D
730
9 Episode: 'Ihr stiirzt nieder'
745
9
763
D
832
851
D
904
920
9 Figure 35 koda 1 (materi dasar dari tema 'kegembiraan') Cadenza 36
9 Figure koda 2 9
Koda (materi dari tema 'kegembiraan')
Gerakan finale simfoni sembilan dimulai dengan sebuah bagian introduksi sepanjang 91 birama.
Bagian introduksi ini menjadi bagian yang penting dari simfoni sembilan
gerakan empat karena disusun menyuarakan unsur-unsur dari gerakan sebelumnya dan juga memperkenalkan gaya resitativo pada instrumen.
Birama 1-8 adalah sebuah pengantar
singkat yang dimainkan oleh instrumen tiup dan timpani dalam dinamika yang sangat keras (ff) dalam D minor sebelum masuk ke bagian solo oleh instrumen cello dan kontrabass.
Flute 4 Fl. Presto h. = 96
Gambar no.4 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan-Birama 1-7)
34
Fuga adalah komposisi musik bergaya kontrapung. Sebuah fuga diawali dengan subjek (dalam tonika) selanjutnya merupakan jawaban (answer) yang dimulai dari dominannya. Bagian akhir biasanyamerupakan permainan bersama setelah diawali dengan bagian jembatan (episode). 35 Figure : Pola; Lambang. Kalimat pendek musik (frase lagu) dalam sebuah komposisi yang selalu berulang-ulang dapat dirasakan sebagai pola yang mudah dikenal. 36 Cadenza adalah bagian improvisasi
34
Birama 9-17 adalah bagian resitativo oleh instrumen cello dan kontrabass. Beethoven dalam hal ini sudah melakukan suatu perubahan dalam segi teknik komposisi dari yang sebelumnya, ia menghadirkan sebuah permainan seolah kedua instrumen ini ingin berbicara dan menyampaikan sesuatu tentang apa yang ada dalam pikiran sang komposer. Teknik komposisi seperti ini mengingatkan kita pada opera dan oratorio. 8
Vc Cb
13
Vc Cb.
Gambar no. 5 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan – Birama 8-16)
Dalam hal teknik komposisi, bagian ini mirip dengan 16 birama sebelumnya, ia dimulai oleh bagian pengantar sepanjang delapan birama (17-24) kemudian disusul oleh penyuaraan oleh
instrumen cello dan kontrabass secara resitativo.
Flute V. Cello Contrabass 7
Fl. Vc Cb.
Gambar no. 6 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 17-25)
35
Birama 30-38 mengingatkan kita kembali pada motif gerakan pertama dari simfoni sembilan dengan tempo allegro ma non troppo.
Mengingat penjelasan sebelumnya pada analisa
gerakan pertama secara umum, bahwa motif ini disusun dalam tingkat dominan dari kunci dasar dengan menghilangkan nada ters. Penghilangan nada ters dalam sebuah akord dalam musik sering disebut seolah-olah menghilangkan jati diri akord tersebut karena kita tidak akan dapat menyebut apakah akordnya minor atau Mayor. Pengulangan motif dari gerakan pertama pada gerakan empat bagian introduksi seolah menjawab pertanyaan yang ditimbulkan seperti di atas.
Beethoven sudah memberikan akord yang jelas dengan
memasukkan nada ters pada akordnya. Nada ters ini dimainkan hanya sekali di awal ketukan birama 30,
kemudian ditahan sepanjang delapan birama yang disuarakan instrumen
kontrabass dan kontra basson dengan dinamika piano (p). (Lihat gambar no.3) Birama 38-47 kembali disuarakan oleh cello dan kontra bass secara resitativo dengan dinamika kuat sekali (fortisimo). Materi melodi yang dimainkan sebagian besar merupakan pengulangan dari melodi resitativo oleh instrumen sebelumnya. Perlu kita pahami, bahwa pergantian bagian resitativo dengan bagian lainnya secara teratur merupakan sebuah hal yang perlu dipahami lebih dalam akan maksud komponis dalam karyanya.
38
V.Cello Contrabass
42
Vc Cb.
Tempo I
Gambar no. 7 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 38-47)
36
Tempo vivace dimulai dari birama 48-55 kembali juga mengingatkan kita pada tema gerakan ke-dua dari simfoni sembilan. Bagian ini dimainkan dengan dinamika yang lembut (p), melodi dibawakan oleh kelompok tiup dan kelompok string sebagai iringan putus-putus dengan memainkan melodi secara pizzikato. (Lihat Gambar no.4). Tujuh birama berikutnya disuarakan kembali oleh instrumen cello dan kontrabass tetap dengan gaya resitativo. Kunci pada bagian ini merupakan relatif mayor dari D minor sebagai persiapan untuk modulasi ke kunci Bes mayor.
56
V. cello Contrabass
Tempo I
Gambar no. 8 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 56-62)
Birama 63-64 dalam tempo Adagio cantabile mengingatkkan kita kembali pada motif gerakan III dari simfoni sembilan Beethoven. Pengulangan-pengulangan motif/tema dari setiap gerakan dari simfoni ini setidaknya ingin mengatakan kepada kita untuk jangan melupakan gerakan sebelumnya. Konsep penciptaan komposisi simfoni sembilan dilakukan tidak secara terpisah dari gerakan yang satu ke gerakan lainnya, akan tetapi komposisi ini merupakan satu kesatuan. Kemungkinan besar gerakan finale adalah gerakan yang pertama disiapkan Beethoven meskipun idenya masih dalam pikirannya, setelah itu selesai, ia mulai menuliskan tiga gerakan lainnya. Komposisi simfoni sembilan Beethoven hampir sama dengan komposisi lieder pada era romantik oleh komponis Robert Schumann yang manggunakan ‘siklus’ dalam alur komposisinya.
Setiap gerakan adalah mempunyai
hubungan dengan gerakan lainnya, ia tidak terpisah satu dengan yang lainnya akan tetapi
37
setiap gerakan akan saling mendukung untuk menyujudkan tujuan yang ingin disampaikan oleh komponis dalam karya tersebut. Birama 65-78 kembali disuarakan oleh instrumen cello dan kontrabass dalam Bes mayor, melodi yang dimainkan berbeda dari beberapa penyuaraan sebelumnya. Melodi lebih bersifat kromatis yang dimulai dari dinamika piano (p) dan dilanjutkan dengan crescendo sampai ke ff. Unsur kromatis ini dapat dipahami sebagai jembatan untuk menuju kunci yang baru dalam D mayor. Birama 75-76 ditutup dengan akor dominant dari D mayor oleh instrumen oboe dan basson.
65
Vc. Cb.
Tempo I
71
Vc. Cb.
Gambar no. 9 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 65-75)
Birama 77-80 merupakan pemaparan awal tema A/I dari gerakan finale simfoni sembilan Beethoven disuarakan oleh instrumen oboe, clarinet dan basson dalam tingkat dominant dari D mayor. Bagian ini bertujuan untuk memberikan kita waktu untuk mempersiapakan diri, bahwa tema ini akan segera disuarakan dalam tingkat tonika.
38
Oboe Bassoon Allegro moderato h = 80
potongan motif a gerakan IV dalam dominant
77
Gambar no. 10 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 77-80)
Birama 81-91 adalah bagian akhir dari introduksi yang kembali didominasi oleh penyuaraan instrumen cello dan kontrabass dengan dinamika kuat (f). Kelompok tiup dan timpani berfungsi sebagai iringan, birama 91 ditutup dengan dinamika ff dan kadens sempurna (V-I).
81
V.cello Contrabass 86
Vc. Cb.
Tempo I
Gambar no. 11 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 81-91)
Tema dimulai dari birama 92-115 yang disuarakan oleh instrumen cello dan kontrabass secara unisono. Penyuaraan tema ini adalah merupakan tujuan akhir atau puncak yang diinginkan dari beberapa penyuaraan yang dilakukan oleh dua instrumen ini dengan gaya resitativo pada bagaian introduksi sebelumnya.
Tema A dalam hal frase terlihat jelas
Beethoven masih mempertahankan pembagiaan frase yang konvensional dari era klasik yaitu frase dibagi secara similar (dalam 4 birama). Empat birama pertama dari tema A disebut
39
dengan motif a dan berakhir dalam dominan dan empat birama selanjutnya adalah motif a’ dalam tonika. Birama 100-103 merupakan motif b dan kemudian sususul oleh motif a’ di birama 104-107, empat birama berikutnya kembali disuarakan motif b, kemudian birama 102-105 adalah oleh motif a’ dalam tonika.
92
Contrabass
Allegro assai h = 80
Motif a
p
99
Cb.
I
106
Cb.
Motif a'
V
Motif b
V
I
Motif b
V
I
Motif a'
111
Cb.
Motif a'
Gambar no. 12 (Melodi Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 92-115)
Setelah penyuaraan tema A kemudian diikuti oleh variasi 1 yang dimulai dari birama 116139. Variasi 1 mengulang materi dari tema A secara keseluruhan yang disuarakan oleh instrumen biola dan cello dalam D mayor. Instrumen basson dan kontrabass berfungsi sebagai iringan.
40
116 1 Variasi Viola Violoncello
Vla. Vc.
120
Gambar no. 13 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 116-123)
Variasi 2 mulai birama 140-163, materi tema A secara keseluruhan disuarakan oleh violin 1. Instrumen basson memainkan melodi tema A setelah dua birama dimainkan oleh violin, hal ini dipertahankan sampai penyuaraan variasi 2 seleasai secara berurutan (violin main birama 140-141 kemudian dua birama selanjutnya, violin dan basson memainkan melodi yang sama dari tema A di birama 142-143, dst). Violin 2, biola alto, cello dan kontrabass merupakan iringan dengan gerak melodi yang lebih dinamis.
Bassoon
Violin 1
Bsn.
Vln. 1
144
/
Potongan motif a
140
Variasi 2
/
Potongan motif a'
Gambar no. 14 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 140-147)
0
0
41
Variasi 3 dimulai dari birama 164-187 dimana tema A secara keseluruhan diulang dan disuarakan oleh instrumen tiup seperti flute 1, oboe 1, basson 1, clarinet 1, horn 1 dan trumpet 1). Kelompok string seperti; violin 1&2, biola alto, cello dan kontrabas dan timpani merupakan iringan dengan menggunakan irama yang sama.
164
Clarinet in A
Variasi 3
Irama Mars sebagai iringan Timpani
168
Cl.
Timp.
Gambar no. 15 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 164-171)
Bila di perhatikan variasi 1-3 dapat kecenderungan ketiga variasi di atas terjadi disebabkan oleh pergantian instrumentasi yang menyuarakan keseluruhan materi dari tema A, sedangkan pemakaian kunci tidak mengalami perubahan tetap dalam D mayor. Setelah tiga variasi ini disuarakan, Beethoven kemudian melanjutkannya dengan bagian interlude. Bagian interlude ini diperdengarkan sepanjang 20 birama yang dimulai dari birama 187 ketukan 4 sampai birama 207.
Fungsi dari bagian interlude adalah
memberikan waktu dan kesempatan bagi komponis untuk memodifikasi/perubahan kunci pada variasi selanjutnya. Sedangkan untuk pendengar, interlude ini akan mengubah mood/suasana sehingga tidak memberikan rasa yang membosankan.
Bagian interlude
ditutup dengan kadens perfect/murni V-I (E-A) sebagai persiapan modulasi ke kunci D minor.
42
Teknik komposisi seperti ini sebenarnya sudah pada era sebelumnya, seperti karya inventio 1 dalam C mayor karya Bach. Penggulangan motif yang dilakukan hanya dua atau tiga kali, setelah itu akan diikuti oleh bagian sekunder (episode) yang berfungsi sebagai jembatan menuju modulasi (kunci baru). Birama 208 penulis sebut sebagai introduksi A’ (dalam kunci D minor) karena materinya tidak mengulang keseluruhan materi dari introduksi sebelumnya akan tetapi ada penambahan materi baru didalamnya. Materi yang diulang adalah bagian pembukaan dalam tempo presto (lihat birama 1-8). Materi baru dalam introduksi A’ adalah diperkenalkannya solo bariton mulai birama 216 sampai birama 236. Solo bariton menggantikan posisi solo instrumen cello dan kontrabass dengan gaya resitativo. Inilah awal dimana Beethoven memperkenalkan/ menggunakan suara manusia dalam komposisi simfoni kesembilan.
216
Baritone
O Freun
-
-
de, nicht die - se To - ne
son - dern
225
Bar.
labt uns an
-
-
-
ge - neh - me - re an - stim men,
231
Bar.
freu
-
-
-
-
-
-
-
-
und
-
den - vol - le - re
Gambar no. 16 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 216-236)
Variasi 4 dalam tempo allegro assai, dimulai dari birama 237 sampai birama 264. Mulai dari variasi 4 peranan intrumentasi bukan hal yang utama bila dibandingkan dengan tiga variasi
43
sebelumnya, peranan solo dan koor adalah yang hal utama. Mulai birama 240 solo bariton menyuarakan sebagaian besar materi dari tema A, sedangkan pada birama 257-264 koor menyuarakan motif b dan motif a’ sebelum mengakhiri variasi empat. Instrumen cello dan kontrabass men-double melodi yang disuarakan oleh solo bariton dan juga bagian sopran. Instrumen seperti flute, oboe, clarinet, horn, violin dan biola alto adala sebagai iringan.
Allegro assai
Baritone (S) 237
Alto
Freu - de
Var. 4 - motif a
Fre - u - de,
Freu- de, scho ner Got ter - fun- ken,
Bar. motif b oleh koor Toch - ter aus E - li - si- um, A. 243
257
260
Bar.
A.
Dei - ne Zau - ber
bin - den
wie der, was die
Mo - de
motif a' oleh koor
streng ge - teilt; al
-
le Men Schen wer den Bru - der
wo dein san - fter
Flu - gel weilt
Gambar no. 17 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 237-264)
Birama 269-292 adalah variasi 5 dimana solois dan koor secara bergantian menyuarakan motif-motif dari tema A. Motif a disuarakan oleh solo Alto (birama 269-272), kemudian dilanjutkan dengan motif a’ (birama 273-276) dengan sedikit perubahan dalam hal interval, dimana motif a’ ini intervalnya turun 3 mayor yang disuarakan solo Sopran. Birama 278-284
44
merupakan motif b dan motif a’ disuarakan oleh solo sopran, Selanjutnya di birama 285-292, motif b dan motif a’ disuarakan oleh koor sebagai penutupan dari variasi 5 (lihat gambar no.19).
S. 269
motif a A. 275 potongan motif a' motif b S. A. S o l o
motif a turun 3 mayor
Potongan motif a'
280 motif a' S. A. Gambar no. 18 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 269-284)
45
motif b oleh Oboe 1
motif b
285
Ob.
S.
289 motif a'
Ja, wer auch nur
Ob.
S.
wer's nie
ei - ne -
See - le
ge - konnt, der steh - le
sein nennt auf dem
wein - end sich
aus
Er - den rund! Und -
die - sem Bund
Gambar no. 19 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 285-292)
Birama 293-396 adalah bagian interlude sebelum masuk pada variasi selanjutnya. Kelompok
tiup dibawakan melodi sedangakan instrumen string berfungsi sebagai pengiring. 293
Oboe
Gambar no. 20 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 293-296)
Variasi 6 (birama 297-312) berbeda dengan lima variasi sebelumnya, Beethoven melakukan pengembangan melodi pokok pada tema A dengan cara improvisasi (nilai melodi pokok di pendekkan/dimenished dan ditambah dengan nada passing tone) sehingga tema awal tidak terlihat dengan jelas. Motif a (birama 297-300) disuarakan oleh solo bariton kemudian
46
dilanjutkan oleh motif a’ oleh solo alto. Solo tenor menyuarakan motif b (birama 305-308) dan solo sopran kembali menyuarakan motif a’ pada birama 309-312.
Melodi utama dari motif a
396
Bariton
401
S.
304
Kus
-
melodi utama dari motif b
se
sie
gab
306
S.
uns
Re -
und
ben:
ei
-
nen
Freund ge
-
pruft -
im
Tod;
wol
Gambar no. 21 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 297-312)
Birama 313-320 disuarakan oleh koor, dimana melodi pokok dari motif b dinyanyikan oleh sopran (313-1-316) dan kemudian pada birama 317-320 motif a’ kembali disuarakan oleh sopran.
motif b
313
Soprano
Kus - se
geb sie
uns und Re - ben,
ei - nen Freund ge - pruft im Tod; Wol
motif a'
317
S.
-
lust
war dem
Wurm ge - ge - ben,
und der
Che - rub
Gambar no. 22 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 313-320)
steht vor Gott,
47
Birama 321-331 adalah sebuah jembatan menuju variasi 7. Instrumen tiup dan string lebih aktif dalam pergerakan melodi bila dibandingkan dengan koor. Bagian ini ditutup dengan akord F mayor (dominan dari Bes mayor) yang fungsinya sebagai persiapan untuk melakukan modulasi ke kunci yang baru.
Flute Violin I 327 Fl. 321
Vln. I
D: V
Bb:V
Gambar no. 23 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 321-30)
Variasi 7 adalah variasi yang tidak hanya dikarenakan oleh pergantian intrumentasi atau solo dan koor dalam menyuarakan materi tema A, akan tetapi dalam variasi 7 Beethoven sudah melakukan perubahan kunci. Sebelum menyuarakan tema A, variasi ini didahului oleh sebuah pengatar sepanjang 12 birama oleh kelompok tiup dengan memainkan nada secara oktaf dalam meter 6/8.
331
Bassoon
337
Bsn.
Alleggro assai q. = 84
Gambar no. 24 (Gerakan Finale Simfoni Sembilan-Birama 331-342)
48
Dalam variasi 7 Beethoven mulai meperkenalkan instrumen triangle, simbal, bass drum dalam variasi ini. Masuknya instrumen ini memberikan warna yang berbeda dari variasvariasi sebelumnya. Melodi dari motif a (birama 343-354) disuarakan oleh instrumen flute, clarinet dan horn dengan dinamika pp.
343
Flute
Triangle
347
Fl.
Tri.
motif a
Gambar no. 25 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 343-350)
Birama 351-358 merupakan motif a’ satu oktaf yang lebih tinggi dari motif a dimana saat ini instrumen Flute memainkan motif a’ dalam interval 3 minor.
Flute 351
Clarinet in Bb
355 Fl.
Cl.
motif a' interval 3m di atas
motif a'
Gambar no. 26 (Gerakan Finale Simfoni Sembilan-Birama 351-358)
49
Birama 359-366 merupakan melodi dari motif b yang tetap disuarakan oleh instrumen tiup dan birama 367-274 adalah penyuaraan melodi dari motif a’. Instrumen seperti triangle, simbal dan bass drum masih tetap memainkan ritem sama.
359 motif b
Flute
Fl.
366
370
Fl.
motif a'
Gambar no. 27 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 359-374)
Mulai birama 375 merupakan pengulangan dari motif a oleh instrumen tiup, bedanya adalah penambahan solo tenor yang menyanyikan melodi diluar dari materi tema A. Birama 391398 kembali menyuarakan motif b, kemudian dilanjutkan kembali dengan motif a’ pada birama 399-406, delapan birama selanjutnya merupakan pengulangan dari motif b dan birama 415-422 adalah pengulangan motif a’. Birama 423-430 merupakan bagian interlude dimana materinya sama dengan bagian interlude sebelumnya. Birama 431-542 adalah bagian pengembangan dari motif a yang disuarakan secara bergantian oleh instrumen dalam berbagai kunci. Pada bagian ini Beethoven kembali memunculkan motif dari gerakan pertama dimana melodinya augmentasi.
50
motif a pada tingkat dominant motif a
motif Ger. I, secara augmentasi
431
Bassoon
Violin 1
437
Bsn.
Vln. 1
potongan motif a
Gambar no. 28 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 431-442)
Variasi 8 dimulai dari birama 543-264, instrumen tiup dan koor sama-sama menyuarakan motif a sepanjang delapan birama, birama 551-558 adalah motif a’ yang dinyanyikan oleh sopran. Motif b muncul mulai birama 559-566 dan delapan birama selanjutnya kembali pada penyuaraan motif a’.
543
Flute
Soprano 547
Fl.
S.
motif a
Freu
Toch
-
ter
-
de
scho
aus
E
-
ner
-
motif a
ly
Got
-
-
ter
-
-
fun
si - um,
Gambar no. 29 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 543-550)
-
ken,
51
Beethoven memasukkan fuga ganda dengan tempo andante maestoso di kunci E minor. Peranan koor masih daominan sepanjang 52 birama (bir 595-637), delapan birama berikutnya merupakan jembatan menuju variasi baru dengan tempo yang berbeda.
595
Tenor
599
T.
on - nen
Tema B/Bahan Baru
Seid
um
-
schlu
ngen
Die
sen
Kub
der
Mil
-
-
-
ff gan
zen
Welt
li
-
Gambar no. 30 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 595-603)
Tempo allegro energico, sempre ben marcato dalam metrum 6/4 (mulai dari birama 646720). Beethoven kembali memperdengarkan tema dan koor sangat penting pada bagian ini karena langsung membawakan motif a dalam tonalitas yang sama maupun modulasi. Instrumen cello dan contrabass tidak selalu berjalan bersama bila dibandingkan dengan variasi-variasi sebelumnya, instrumen cello menyuarakan melodi koor secara unisono.
52
Allegro energico h = 84 Soprano
Freu
649
S.
ly
-
de Scho - ner
Got
646
-
motif a dari Tema A
-
ter - fun -
ken, Toch - ter
si - um,
-
wir
be - tre
Himm
652
S.
-
lis -
che,
-
dein
Hei
ten
feu
-
aus
E -
-
er - trun
-
ken
lig - tum
Gambar no. 31 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 646-653)
Birama 801-804 merupakan bagian cadenza singkat dalam tempo poco adagio, kemudian dilanjutkan tema 3B pada koor dengan tempo I. Bagian cadenza kembali muncul dalam tempo poco adagio setelah tema 3B di birama 823.
Poco Adagio
p p
801
Soprano
Mens chen wer den Bru - der, wo dein sanf
-
ter
Flu - gel weilt.
Gambar no. 32 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 801-805)
Birama 834-841 adalah sebuah jembatan menuju bagian coda dengan tempo poco allegro dimulai dari dinamika pp menuju ff dan pada bagian ini tempo dipercepat.
Tempo
Prestisisimo merupakan bagian coda dari gerakan finale simfoni sembilan Beethoven yang dimulai dari birama 842 dimainkan oleh orkes lengkap dan koor secara bersama dan birama
53
911 coda ditutup oleh orkes lengkap dengan kembali memunculkan potongan motif a dari tema A.
Prestisisimo
a pot. motif a pot. motif a pot. motif a pot.motif
911
Violin 1
Gambar no. 33 (Gerakan Finale Simfoni Kesembilan -Birama 911-914)
4.2 Kajian Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven Teks dalam gerakan finale dinyanyikan oleh solo dan koor mulai bir 238 diawali oleh solo bariton. Masuknya solo bariton dengan gaya bernyanyi resitatif dapat diartikan sebagai jawaban dari penyuaraan sebelumnya oleh instrumen solo cello dan kontrabas yang dimulai dari mulai birama 9 gerakan finale. Melodi yang dimainkan oleh instrumen cello dan kontrabas secara resitatif belum dapat diartikan maksudnya sampai pada penyuaraan oleh vokal. Penyuaraan oleh solo bariton juga merupakan pertanda bahwa peranan instrumen yang sebelumnya sangat dominan mulai digantikan oleh vokal. Dengan masuknya vokal dalam gerakan finale, telah memberikan unsur humanisme/sosial didalam karya tersebut. dan juga menyampaikan ide-ide dan cita-cita yang diinginkan komponis Beethoven melalui teks yang digunakan.
54
Berikut teks yang digunakan Beethoven dalam gerakan finale simfoni kesembilan:
Tabel. 2 (Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven) Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia 37
Teks Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Teks Koor: Freude, schöner Götterfunken, Tochter aus Elysium,
Wir
betreten
feuertrunken,
Himmlische, dein Heiligtum! Deine Zauber binden wieder, Was die Mode streng geteilt; Alle Menschen werden Brüder, Wo dein sanfter Flügel weilt.
Suka cita, kegembiraan merupakan kemilau indah dari surga yang diberikan oleh sang pencipta bagi manusia. Dengan semangat yang berapi-api manusia ingin dapat masuk kedalam surga kegembiraan. Hanya melalui kegembiraan yang begitu besar, manusia dapat disatukan kembali dari seluruh kebiasaan-kebiasaan. Kegembiraan dapat menjadikan semua manusia menjadi saudara.
Wem der große Wurf gelungen, Eines Freundes Freund zu sein; Wer ein holdes Weib errungen, Mische seinen Jubel ein! Ja, wer auch nur eine Seele, Sein nennt auf dem Erdenrund! Und wer's nie gekonnt, der stehle Weinend sich aus diesem Bund! Freude trinken alle Wesen An den Brüsten der Natur; Alle Guten, alle Bösen Folgen ihrer Rosenspur. Küsse gab sie uns und Reben, Einen Freund, geprüft im Tod; Wollust ward dem Wurm gegeben, und der Cherub steht vor Gott.
37
Barang siapa yang mampu mendapat keberuntungan, hendaklah ia tetap menjadi sahabat dari yang lain. Seseorang yang mempunyai istri yang setia adalah suka cita besar dalam hidup ini dan oleh karena itu ia bersorak sorai dalam kumpulan orang yang bergembira. Seseorang yang hanya memiliki nyawa dalam hidupnya, ia tetap harus bersuka cita. Seseorang yang tidak bersukacita, biarlah ia pergi dari kumpulan orang yang bersukacita.
Semua makhluk dapat menikmati sukacita yang semuanya berasal dari alam. Semua yang baik dan semua yang buruk dapat bersama merasakan semua yang diberikan oleh alam. Alam telah memberikan segalanya untuk dapat dinikmati oleh semua mahluk, oleh karena itu maka seharusnya seorang sahabat haruslah setia sampai mati. Manusia meninggal maka tubuhnya akan dinikmati oleh cacing, rohnya akan menghadap malaikat yang berdiri dihadapan Tuhan.
Terjemahan teks gerakan simfoni kesembilan adalah atas bantuan dari Ibu Dr. July RithaTarigan dan Bapak Prof. Dieter Mack.
55
Teks Solois: Froh, wie seine Sonnen fliegen Durch des Himmels prächt'gen Plan, Laufet, Brüder, eure Bahn, Freudig, wie ein Held zum Siegen Seid umschlungen, Millionen! Diesen Kuß der ganzen Welt! Brüder, über'm Sternenzelt Muß ein lieber Vater wohnen. Ihr stürzt nieder, Millionen? Ahnest du den Schöpfer, Welt? Such' ihn über'm Sternenzelt! Über Sternen muß er wohnen.
Matahari bergegas melewati kejayaan surga yang penuh dengan sukacita. Saudarasaudaraku haruslah bergerak cepat dalam meraih kegembiraan yang besar laksana seorang ksatria menuju kemenangan. Manusia haruslah tetap berpelukan, saling merangkul dan tidak ada penindasan. Manusia harus selalu menyadari bahwa jauh di atas bintang-bintang pastilah tinggal Bapak yang maha pengasih. Manusia harus berlutut dan merasakan kehadiran Sang Pencipta dalam kehidupan ini. Manusia harus menyadari keterbatasan sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
56
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Ke-kontemporeran Komposisi Gerakan Finale Simfoni Kesembilan terlihat dari penggunaan (1) "paduan suara". Simfoni ini mencetuskan ide tentang persaudaraan manusia yang mana Beethoven melakukan penyatuan dua ide yang berbeda antara; simfoni dalam D minor dan puisi menjadi dua perangkat musik yang akhirnya bergabung menjadi sebuah komposisi musik yang baik. (2) pemakaian interval dalam Gerakan Finale Simfoni Kesembilan yang menggunakan 3 minor dan 6 minor (D-F dan D-Bb dalam kunci D minor) berhubungan dengan konsepsi negatif dan emosional, sedangkan 3 mayor dan 6 mayor (D-F# dan D-B dalam kunci D Mayor) biasanya dikaitkan dengan konsepsi positif dan perasaan. Dialektika "sedih" dan "bahagia" berasal dari kenyataan bahwa dalam modus minor, ters (F) dan sekst (Bb) keduanya cenderung bergerak ke bawah dengan setengah laras, sedangkan dalam modus mayor, ters (F#) dan sixth (B) keduanya cenderung bergerak ke atas dengan setengah laras. Secara alamiah kita dapat melihat hubungan antara gerakan ke bawah dan ke atas; gerakan ke bawah mengasosiasikan menipisnya energi dan kondisi emosional yang negatif, sementara gerakan ke atas menyatakan energi yang banyak dan kondisi emosional yang positif. 2. Hasil Anlisis Struktur Musik.
Form yang dugunakan dalam Gerakan Finale Simfoni Kesembilan Adalah ‘Tema dan Variasi’.
57
Gerakan Finale Simfoni Kesembilan disebut juga bentuk siklus karena pengulangan materi gerakan I-III di gerakan finale.
Bagian Intoduksi yang panjang di gerakan finale menjadi penting, karena dalam introduksi ini motif dan tema gerakan I-III diperdengarkan menjadi bagian yang ‘utuh’.
Gaya resitativo instrumen disuarakan oleh cello dan kontrabass pada sesi pertama introduksi yang mana kemudian pada sesi II introduksi, gaya resitativo terdapat pada solo baritone.
Teknik variasi dalam gerakan finale disebabkan oleh instrumentasi; ritem; modulasi; akord; interval; augmentasi; solois dan koor.
5.2 Saran 1. Kajian Simfoni Kesembilan Beethoven perlu dilakukan dari aspek kontinuitas dan perubahan, sehingga dapat ditemukan bagaimana simfoni ini pada saat sekarang dimaknai oleh masyarakat luas. 2. Bagi para komponis, bahwa “Originalitas Komposisi’ menjadi hal yang utama dalam berkarya. “Originalitas Komposisi’ ini haruslah dapat dijelaskan dengan pendekatan konsep/teori komposisi seperti apa yang sudah dilakukan oleh Beethoven.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abbazio, Jessica M, 2010. A Melody Favored by Beethoven in Ballet, Contredanse, Variations, and A Symphonic Finale (Thesis M.A :University of Maryland) Apel,Willi, et al. 1970. The Harvard Brief Dictionary of Music. Washington Square Press. New York Bent, D. Ian Analysis dalam The New Grove Dictionary of Music and Musicians. London, Macmillan Publisher Limited Banoe, Pono 2003. Kamus Musik. Penerbit Kanisius, Christ, et al. 1980. Materials and Structure of Music. Prentice-Hall,Inc., Englewood Cliffs, New Jersey 07632 Christ, William, et al. 1975. Introduction to Material and Structure of Music. PrenticeHall,Inc., Englewood Cliffs, New Jersery Cook, Nicholas, 1987. A Guide Musical Analysis. J. M. Dent & Sons Ltd London & Melbourne ____________, 1993.Beethoven: Symphony No. 9. Cambridge University Press Cuyler, Louise, 1973. The Symphony. NY: Harcourt Brace Jovanovich Drabkin, William, 1980 Ludwig van Beethoven dalam The New Grove Dictionary Music and Musician. Vol. 2 hal 355. Macmillan Publisher Limited Duckworth, William dan Edward Brown, 1978. Theoretical Foundations of Music. Wadsworth Publishing Company, Inc., Belmont, California Duckworth, William, 1985. A Creative Approach to Music Fundamentals. Wadsworth Publishing Company, Inc., Belmont, California. Edmund Prier, Karl, 1996. Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta Hoffer, R. Charles, 1876. The Undertanding of Music. Wadsworth Publishing Company Belmont, California. Hopkins, Antony, 1971.. Talking about Music. Pan Book London and Sedney Immaculata, M.D.K, 2007. Beethoven: Symphony No. 9 (choral) in D minor Op. 125. Jurnal Seni Musik Jurusan Seni Musik-Fakultas Ilmu Seni UPH
59
Johnson, Douglas. Ludwig Van Beethoven-Work dalam The New Grove Dictionary of Music and Musician. Vol. 2. Hal.394-410 Jonathan Del Mar, 1995. Ludwig van Beethoven, Symphony No. 9 in D Minor, Op. 125, ed. with an introduction by Barry Cooper (NY: Bärenreiter) Kerman, Joseph, 1985. Musicology. Fontana Press/Collins Kerman, Joseph et al. "Beethoven, Ludwig van." In Grove Music Online (accessed March 5, 2011). Levy, D.B, 1995. Beethoven: The Ninth Symphony. New York: Schirmer Books McNeill, J Rhoderick, 1998. Sejarah Musik 2. PT BPK Gunung Mulia. Morris, R.O, 1950. The Structure Of Music Oxford University Press Pauly G. Reinhard, 1973. Music In The Classic Period. Printice-Hall,Inc.,Englewood Cliffs, New Jersey Politoske T. Daniel, 1984. Music. Prentice-Hall,Inc.,Englewood Cliffs, New Jersey 07632 Ratner, Leonard. G, 1983. The Musical Experience. W.H. Freeman and Company New York. Sadie, Stanley et,.all, 1985. The Cambridge Music Guide. Cambridge University Press Sadie, Stanley, 1980. The New Grove Dictionary Music and Musician. London, Macmillan Publishers Limited
Score : Dover Publications, Inc, New York “Ludwing van Beethoven Eighth and Ninth Symphonies in Full Orchestra Score
Software: Sibelius 5
60
GLOSSARIUM
Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Augmentasi adalah salah satu tekstur yang diubah melalu perpanjangan masing-masing durasi secara teratur. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Ambitus (range), adalah jangkauan bunyi yang dapat di capai oleh sebuah alat musik atau suara seseorang atau jangkauan nada yang dipakai oleh sebuah komposisi. Bentuk, adalah hubungan-hubungan di antara bagian-bagian dari sebuah komposisi, termasuk hubungan diantara unsur-unsur melodis dan ritmis. Bentuk Sonata, adalah berkaitan dengan suatu jenis form yang sangat dasar dan lazim pada zaman klasik. Bentuk Sonata adalah suatu konsep yang lazimnya dapat ditemukan pada mouvement pertama sebuah Sonata atau Simfoni atau String Quartet. Pada dasarnya bentuk sonata terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; eksposisi (pengolahan); development (perkembangan) dan rekapitulasi. Development, merupakn ‘reaksi’ terhadap apa yang terjadi pada eksposisi dan dapat digarap dengan cara yang bermacam-macam, sesuai dengan ide komposernya. Eksposisi, biasanya menyajikan bahan atau ide-ide dasar dari karya komposisi. Ekspansi, Perluasan wilayah; perluasan daerah Ekspresi, Pengungkapan atau proses menyatakan maksud, perasaan dan gagasan Fuga, karya kontrapung pada zaman Barok dengan berbagai aturan tertentu dengan masingmasing suara itu harus menyusul satu sama lain. (suara kedua harus muncul pada tingkat V suara pertama). Frase, merupakan rangkaian motif yang diakhiri dengan tanda yang jelas, sedangkan motif adalah satuan bentuk musik terkecil yang mengandung arti musikal. Harmoni, adalah perihal keselarasan paduan bunyi atau secara teknis meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya maupun bentuk keseluruhan.
61
Interval, jarak antara dua nada yang dinyatakan dengan pembandingan dan didasarkan oleh tingkatan dan tangga nada serta peringkatnya di dalam tingkat tersebut. Kadens, mempunyai berbagai arti, pertama-tama istilah ini menjadi pengganti istilah klausula yang dipakai bagi musik modal. Maka istilah kadens berhubungan erat dengan munculnya sistem tonalitas mayor dan minor. Istilah kadens dalam bahasa Latin disebut dengan ‘cadere’ yang artinya ‘turun’ atau ‘terjun’ dalam hal urutan harmonis seperti V-I. beberapa kadens yang digunakan adalah: kadens autentis (IV) – V- I, kadens sementara (I) – V, kadens plagal IV – I. Klimaks, yaitu teknik penyusunan ide-ide yang mempertinggi intensitas. Kontur, merupakan gerak melodi yang biasanya digambarkan dalam bentuk garis menaik, mendatar, menurun seperti sebuah grafik sesuai dengan arah gerak melodi yang bersangkutan. Melodi, adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi yang di tanggapi berdasarkan perbedaan tinggi-rendah atau naik turunnya. Meter,dalam melodi menunjukkan kepada suatu pola berulang dari kuat lemahnya kekuatan. Meter dalam syair lagu menunjukkan kepada pemenggalan suku kata atau pengelompokan suku kata dan dapat didefinisikan sebagai kelompok angka-angka yang menunjuk jumlah suku kata yang terdapat dalam setiap baris sebuah syair. Motif, adalah bentuk satuan terkecil yang peranan perulangannya dalam komposisi dapat memperkuat kesan bagi pendengarnya. Ritme dapat disebt sebagai irama atau variasi pengaturan dari durasi nada yang tidak teratur dalam satu pola metrik (birama). Simfoni, karya besar untuk orkes sejak zzaman Klasik yang biasanya terdiri dari beberapa movement. Struktur adalah cara bagaimana sesuatu itu disusun. Sonata
Karya musik yang pada awalnya (era Barok) diartikan dengan kesan ‘karya instrumental’ agar terdapat perbedaan dengan musik vokal. Pada masa Klasik menjadi suatu bentuk yang baku yaitu sebuah karya musik yang terdiri dari beberapa movement.
Strofik, yaitu komposisi vokal yang mengulang materi musik yang sama untuk setiap bait dari teksnya. Syair adalah teks atau kata-kata lagu, dengan kata lain suatu komposisi puisi yang sering dilakukan.
62
Tangga nada adalah susunan nada-nada secara berurutan dengan pola jarak tertentu, yang dimulai dengan nada dasr samapai kepada nada oktaf. Tekstur adalah wilayah suara yang paling utama karena sering digunakan, baik dalam vocal maupun instrumental. Tempo merupakan cepat-lambatnya suatu komposisi musik dinyanyikan ataupun melalui musik instrumental. Variasi, istilah umum untuk perubahan salah satu tekstur, sedangakan sumbernya masih nyata.
63
LAMPIRAN 1 DAFTAR INFORMAN 1. Nama Pekerjaan Alamat
: Edward C Van Ness, MA : Konduktor Nusantara Symphony Orchesra (NSO) : Jakarta
2. Nama Pekerjaan Alamat
: Prof. Dieter Mack : Komposer : Yogyakarta - Jerman
3. Nama Pekerjaan Alamat
: Dr. July Taringan : Dosen Universitas HKBP Nommensen Medan : Medan
64
LAMPIRAN 2 DAFTAR KOMPOSISI BEETHOVEN
Komposisi Orkestra
No.
Judul/Kunci
Komposisi/ Pertunjukan Perdanan
Publikasi
Dedikasi
Op.21
Simfoni no.1, C
1800; 2 April 1800
Leipzig,1801
Baron Gottfried van Swieten
Op.36
Simfoni no.2, D
1801-2; 5 April 1803
Vienna, 1804
Pangeran Karl von Lichnowsky
Op.55
SImfoni no.3 ‘Eroica’, Es
1803; 7 April 1805
Vienna, 1806
Pangeran Franz Joseph von Lobkowitz
Op.60
Simfoni no.4, Bes
1806; Maret 1807
Vienna,1808
Franz von Oppersdorff
1806-7; 7 Februari 1828
Vienna, 1838
Leonore
1807; Maret 1807
Vienna 1808
Heinrich Joseph von Collin
Overtur ‚Leonore no.1’, C Overtur Collin’s Coriolan, c
Op.138 Op.62 Op.67
Simfoni no.5, c
1807-8; 22 Desember 1808
Leipzig, 1809
Pangeran Lobkowitz dan Razumovsky
Op.68
Simfonino.6 ’Pastoral’, F
1808; 22 Desember 1808
Leipzig, 1809
Pangeran Lobkowitz dan Razumovsky
Op.92
Simfoni no.7, A
1811-12; 8 Desember 1813
Vienna, 1816
Moritz von Fries
Op.93
Simfoni no.8, F
1812; 27 Februari 1814
Vienna, 1817
-
Op.91
Battle simfoni
1813; 8 Desember 1813
Vienna, 1817
Op.115
Overtur ‘Namensfeier’, C
1814 -5; 25 Desember 1815
Vienna, 1825
WoO 3
Gratulation-Minuet, Es
1822; 3 November 1822
Vienna, 1832
Carl Friedrichh Hensler
Op.125
Simfoni no.9, dm
1822-4; 7 Mei 1824
Mainz, 1826
Freidrich Wilhelm III
Publikasi
Dedikasi -
Pangeran Regent dari Inggris Pangeran Anton Heinrich
Komposisi Instrumen Solo dan Orkestra
No.
Judul/Kunci
WoO 4 Hess 13
Konserto Piano, Es Romance
Komposisi/ Pertunjukan Perdana 1784 1786
WoO 5 Hess 12 WoO 6 Op.19
Konserto Violin, C Konserto Oboe, F Rondo, Bes KonsertoPiano no.2, Bes
C1790-92 ?1792-3 Sebelum 1794 Sebelum 1793
GA Wiesbaden, 1952 Vienna, 1879 Vienna, 1829 Leipzig, 1801
Op.15
Konserto Piano no.1, C
1795
Vienna, 1801
Carl Nicklas von Nickelsberg Pangeran Barbara
65
Op.50 Op.37
Romance, F Konserto Piano no. 3, c
November 1798 5 April 1803
Vienna, 1805 Vienna, 1804
Op.40 Op.56 Op.58
Romance,G ‘Triple Concerto’ KonsertoPianono.4, G
1801-2 1803-4; Mei 1808 1805-6; Maret 1807
Leipzig,1803 Vienna, 1807 Vienna, 1808
Op.61 Op.80 Op.73
Konserto Violin, D Fantasia, c Konserto Piano no. 5 ‘Emperor’, Es
1806; 23 Desember 1806 1808; 22 Desember 1808 1809;28 November 1811
Vienna, 1808 London,1810 London, 1810
Leipzig, 1811
Komposisi Band Tiup
No.
Judul/Kunci
WoO 29 WoO 18
March, Bes March’fur die bohmiche Landwehr’, F March, F Polonaise, D Ecossaise, D Ecossaise, G March, D March dengan Trio, C
WoO 19 WoO 21 WoO 22 WoO 23 WoO 24 WoO 20
Pangeran Louis Ferdinand Pangeran Lobkowitz Archduke Rudolph dari Austria Stephan von Breuning Maximilian Joseph Archduke Rudolph
Komposisi
Publikasi
Dedikasi
1809
Berlin, ?1818-9
Archduke Anton
?1810 1810 1810 ?1810 1816 Sebelum 1823
Vienna, 1810 GA GA Vienna, 1834 Vienna, 1827 GA
Archduke Anton -
Komposisi Musik Kamar Untuk String
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
Dedikasi
Hess 33 Op.3 Op.87 Op.4 WoO 32 Op.8 Op.9
Minuet,As String Trio, Es Trio, C String Kuintet, Es Duet, Es Serenade, D Tiga String Trio, G, D, c
C1790 Sebelum 1794 1795 1795 1796-7 1796-7 1797-8
HS Vienna, 1796 Vienna, 1806 Vienna, 1796 Leipzig, 1912 Vienna, 1797 Vienna, 1798
Hess 28 Op.18
Trio untuk Minuet, G Enam String Kuartet, F, G, D, c, A, Bes String Kuintet,C Sonata, op.14, F
1797-8 1798-1800
Bonn,1924 Vienna,1801
Johann Georg von Browne Pangeran Lobkowitz
1801 1801-2
Leipzig, 1802 Vienna, 1802
1805-6
Vienna, 1808
Op.29 Hess 34 Op.59
Tiga String Kuartet ’Razumovsky’, F, e, C
Fries Baroness Josefine von Braun Razumovsky
66
Op.74
String Kuartet ’Harp’, Es
1809
Op.95
1810
Op.104
String Kuartet ’Serioso’, f Trio
1817
Hess 40
Prelude, d
?1817
Op.137 WoO 34 Op.127
Fugue, D Duet, A String Kuartet, Es
1817 1822 1823-4
Op.132
String Kuartet, a
1825
Op.130 Op.133 Op.131
String Kuartet, Bes Grosse Fugue, Bes String Kuartet, c#
1825-6 1825-6 1826
Op.135
String Kuartet, F
1826
Hess 41
String Kuintet, C
1826
Komposisi Musik Kamar Tiup dan String No. Judul/Kunci Komposisi, WoO Op. 103 WoO 25 Hess 19 Op.87 WoO 28 Op.81b Op.71 WoO 29 Op.20 Op.25 WoO 30 WoO 17
Allegro dan Minuet, G Octet, Es Rondino, Es Kuintet, Es Trio, C Variasi Sektet, Es Sektet, Es March, Bes Septet, Es Serenade, D Three Equali, d, D, Bes Eleven Dances ‘Modlinger Tanze’
1792 ?1792-3 1793 ?1793 1795 ?1795 ?1795 1796 1798 1799-1800 1801 1812
Leipzig dan London, 1819 Vienna, 1816 Vienna dan London, 1819 SMz, xcv (1955) Vienna, 1827 Berlin, 1901 Mainz, 1826 Paris dan Berlin, 1827 Vienna, 1827 Vienna, 1827 Mainz, 1827 Berlin dan Paris, 1827 Vienna
Publikasi Berlin 1901 Vienna, 1830 Vienna, 1830 Mainz, 1954 Vienna, 1806 Leipzig, 1914 Bonn, 1810 Leipzig, 1810 GA Leipzig, 1802 Vienna, 1802 GA
Zmeskall von Domanovecz Alexandre Boucher Pangeran Nikolai Golitsin Pangeran Nikolai Golitsin Pangeran Golitsin Archduke Rudolf Baron Joseph von Stutterheim Johann Wolfmayer -
Dedikasi J. M. Degenhart Maria Theresia -
67
Komposisi Musik Kamar Dengan Piano
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
Dedikasi
WoO 36 WoO 37 WoO 38 Hess 48 Hess 46 WoO 40
Tiga Kuartet, Es, D, C Trio, G Piano Trio, Es Allegretto, Es Violin Sonata, A Variation, F
1785 1786 ?1791 C1790-92 C1790-92 1792-3
Vienna, 1828 GA Frankfurt, 1830 London, 1955 HS Vienna, 1793
WoO 41 Op.1
Rondo, G Tiga Piano Trio, Es, G, c
1793-4 1794-5
Bonn, 1808 Vienna, 1795
WoO 43a WoO 43b WoO 44a WoO 44b WoO 42 Op.5
Sonatina, c
1796
Grove I
Eleonore von Breuning Pangeran Lichnowsky -
Adagio, Es
1796
GA
-
Sonatina, C
1796
DerMerker, iii
-
Andante dan Variasi, D
1796
-
Six German Dances, Dua Cello Sonata,F, g
1796
Sudetendeutsches Musikarchiv Vienna, 1797
WoO 45
Variation, G
1796
Vienna. 1797
Op.66 Op.16
Variation, F Kuintet, Es
1796 1796
Vienna, 1798 Vienna, 1801
Op.11
Trio, Bes
1797
Vienna, 1798
Op.12
1797-8
Vienna,1799
Op.17
Tiga Violin Sonata, D, A, Es Horn Sonata, F
1800
Vienna, 1801
Op.23 Op.24 WoO 46
Violin Sonata, a Violin Sonta ‘Spring’, F Variations, Es
1800 1800 1801
Vienna, 1801 Vienna, 1801 Vienna, 1802
Op.30
1801-2
Vienna, 1803
1802-3
Op.38
Tiga Violin Sonata, A, a, G Variation, Es Violin Sonata ‘Kreutzer’, a Trio, Es
?1803
Leipzig, 1804 Bonn dan London, 1805 Vienna, 1805
Op.121a
Variations, G
?1803
Op.44 Op.47
Vienna dan London, 1824
Friedrich Wilhelm II Christian von Lichnowsky Joseph Johann zu Schwarzenberg Maria Wilhelmine von Thun Antonie Salieri Barones Josefine von Braun Count Fries Count Fries Count von Browne Alexander I George P. Bridgetower Prof. Johann AdamSchmidt -
68
Op.41 Op.42 Op.69
Serenade, D Notturno, D Cello Sonata, A
1803 1803 1807-8
Leipzig, 1803 Leipzig, 1804 Leipzig, 1809
Op.70
Dua Piano Trio, D, Es
1808
Leipzig, 1809
Op.97
1810-11
Op.96
Piano Trio ‘Archduke’, Bes Violin Sonata, G
1812
WoO 39
Allegretto, Bes
1812
Vienna dan London, 1816 Vienna dan London, 1816 Frankfurt, 1830
Op.102
Dua Cello Sonata, C, D
1815
Bonn, 1817
Op.105
Six National Airs dengan Variations
C1818
London dan Edinburgh, 1820
Baron Ignaz von Gleichenstein Countess Marie Erdody Archduke Rudolph Archduke Rudolph Maximiliane Brentano Countess Erdody -
Komposisi Sonata Piano
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
Dedikasi
WoO 47
Tiga Sonata, Es, f, D
?1783
Speyer, 1783
WoO 50
Sonata, F
Sebelum 1793
Op.2/1 Op.2/2 Op.2/3 Op.49/1 Op.49/2 Op.7 Op.10/1
Sonata no.1, f Sonata no.2, A Sonata no.3, C Sonata no.19, g Sonata no.20, G Sonata no.4, Es Sonata no.5, c
1793-5 1794-5 1794-5 ?1797 1795-6 1796-7 ?1795-7
Munich dan Duisburg, 1950 Vienna, 1796 Vienna, 1796 Vienna, 1796 Vienna, 1805 Vienna, 1805 Vienna, 1707 Vienna, 1798
Archbishop Maximilian Friedrich Franz Gerhard Wegeler
Op.10/2 Op.10/3 WoO 51
Sonata no.6, F Sonata,no.7, D Sonata, C
1796-7 1797-8 ?1797-8
Vienna, 1798 Vienna, 1798 Frankfurt, Main; 1830
Joseph Haydn Joseph Haydn Joseph Haydn Barbara von Keglevics Anna Margarete von Browne Countess von Browne Countess von Browne Eleonore von Breuning
Op.13
Sonata no.8 ’Pathetique’, c Sonata no.9, E
?1797-8
Vienna, 1799
Pangeran Lichnowsky
1798
Vienna, 1799
?1799 1800 1800-01 1800-01
Vienna, 1799 Vienna, 1802 Vienna, 1802 Vienna, 1802
1801
Vienna, 1802
Baroness Josefine von Braun Baroness von Braun Count von Browne Pangeran Lichnowsky Josephine von Liechtenstein Giulietta Guicciardi
Op.14/1 Op.14/2 Op.22 Op.26 Op.27/1 Op.27/2
Sonata no.10, G Sonata no.11, Bes Sonata no.12, As Sonata no.13 ’quasi una fantasia’, Es Sonata no.14 ‘moonlight’ c#
69
Op.28 Op.31/1 Op.31/2 Op.31/3
Sonata no.15 ‘Pastoral’, D Sonata no.16, G Sonata no.17 ‘Tempest’, d Sonata no.18. Es
1801
Vienna, 1802
Joseph von Sonnenfels
1802 1802
Zurich, 1803 Zurich, 1803
-
1802
-
1803-4 1804 1804-5
Vienna, 1806 Vienna, 1807
Op.78
Sonata no.21 ‘Waldstein, C Sonata no.22, F Sonata no.23 ‘Apposionata’, f Sonata no.24, F#
Zurich dan London, 1804 Vienna, 1805
1809-10
Op.79
Sonata no.25, G
1809
Op.81a
Sonata no.26, Es
1809-10
Op.90 Op.101 Op.106
1814 1816 1817-18
Op.109 Op.110
Sonata no.27, e Sonata no.28, A Sonata no.29 ‘Hammerklavier’, Bes Sonata no.30, E Sonata no.31, As
1820 1821-2
Leipzig dan London, 1810 Leipzig dan London, 1810 Leipzig dan London, 1811 Vienna, 1815 Vienna, 1817 Vienna dan London, 1819 Berlin, 1821 Paris, Berlin dan Vienna, 1822; London, 1823
Op.111
Sonata no.32, c
1821-2
Op.53 Op.54 Op.57
Paris, Berlin dan Vienna, London, 1823
Ferdinand von Waldstein Franz von Brunsvik Therese von Brunsvik Archduke Rudolph Moritz Lichnowsky Dorothes Ertmann Archduke Rudolph Maximiliane Brentano -
Archduke Rudolph
Komposisi Variasi Untuk Piano
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
Dedikasi
WoO 63
Sembilan Variatin on the March, c
1782
WoO 65
Tiga Puluh Empat Variasi ‘Venni Amore’, D
1790-91
Mannheim, 1782/3 ?Mainz, 1791; Vienna, 1802
WoO 66 WoO 64 WoO 68
Tiga Puluh Variasi Arietta, A Enam Variasi Swiss, F Dua Belas Variasi ‘Minuet ala Vigano’, C Sembilan Variasi Aria ‘Quant e piu bello’, A Enam Variasi, Duet ‘Nel cor piu non mi sento’, G Delapan Variasi Romance ‘Un fievre brulante’, C
1792 Sebelum 1793 1795
Bonn, 1793 Bonn, ?1798 Vienna, 1796
Felice von WolfMetternich Maria Anna Hortensia von Hatzfeld -
1795
Vienna, 1795
1795
Vienna, 1796
Pangeran Lichnowsky -
?1795
Vienna, 1798
-
WoO 69 WoO 70 WoO 72
70
WoO 71 WoO 73
Dua Belas Variasi Rusia Dances, A Sepuluh Variasi Duet ‘La Stessa, le stessisima’, Bes Enam Veriasi Trio ’ Tandeln und Scherzen’, F Tujuh Variasi Kuartet’ Kind, willst du ruhig schlafen’, F Enam Variasi , G Enam Variasi, F
1796-7 1799
Vienna, 1797 Vienna, 1799
Von Browne Von Keglevics
1799
Vienna, 1799
Von Browne
1799
Vienna, 1799
-
1800 1802
Vienna, 1800 Leipzig, 1803
1802
Leipzig, 1803
WoO 78
Lima Pulun Variasi ’Eroica variations’, Es Tujuh Variasi ’God Save the King’, C
Pangeran Odescalchi Moritz lichnowsky
1802/3
Vienna, 1804
-
WoO 79 WoO 80 Op.76
Lima Variasi ’Rule Britannia’, D Tiga Puluh Dua Variasi, c EnamVariasi, D
1803 1806 1809
Franz Oliva
Op.120
Tiga Puluh Tiga Variasi, C
1819;1822-3
Vienna, 1804 Vienna, 1807 Leipzig dan London 1810 Vienna, 1823
WoO 76 WoO 75 WoO 77 Op.34 Op.35
Antonie Brentano
Komposisi Pendek Untuk Instrumen Piano
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
Dedikasi
WoO 48 WoO 49 Op.39 WoO 81 Op.129 Hess 64 WoO 52 WoO 53 Hess 69 Op.51/1 Op.51/2
Rondo, C Rondo, A Dua Prelude, Twelve major keys. Allemande, A Rondo a capriccio, G Fuga, C Presto, c Allegretto, c Allegretto, c Rondo, C Rondo, G
1783 ?1783 ?1789 1793 1795 1795 ?1795 1796-7 1796-7 ?1796-7 ?1798
Speyer, 1783 Speyer, 1784 Leipzig, 1803 GA Vienna, 1828 MT GA GA HS Vienna, 1797 Vienna, 1802
Op.33
1801-2
WoO 54 WoO 57 WoO 56 WoO 55 WoO 82 Op.77
Tujuh Bagatelles, Es, C, F, A, C, D, As ?Bagatelles ‘Lustig-Traurig’, C Andante, F Alegretto, C Prelude, f Minuet, Es Fantasia, g/Bes
?1802 1803 1803 Sebelum 1805 Sebelum 1805 1809
WoO 59
Bagetelle ‘Fur Elise’, a
18,081,810
Vienna dan London 1803 GA Vienna, 1805 GA Vienna, 1805 Vienna, 1805 Leipzig dan London, 1810 Stuttgart, 1867 Vienna, 1815
Henriette Lichnowsky Franz von Brunsvik -
71
Op.89
Polonaise, C
1814
Vienna, 1815
WoO 60 Hess 65 WoO 61
Bagatelle, Bes ‘Concert Finale’, C Allegretto, b
1818 1820-21 1821
Op.119
Sebelas Bagatelles, g, C, D, A, c, G, C, C, a, A, Bes Enam Bagatelles, G, g, Es, b, G, Es Walz, Es
1820-22
Zeitung, 1824 Vienna, 1821 Musikzeitung, 1893 Vienna, 1821
Elisabeth Alexiewna Fredinand Piringer -
1823-4
Mainz, 1825
-
1824
Vienna, 1824
Alegretto quasai andante, g
1825
NZM 1956
Walz, D Ecossaise, Es
1825 1825
Vienna, 1825 Vienna, 1825
Friedrich Demmer Sarah Burney Payne -
Op.126 WoO 84 WoO 61° WoO 85 WoO 86
Komposisi Piano Untuk Empat Tangan
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
Dedikasi
WoO 67
?1792
Bonn, 1794
-
Op.6
Delapan Variasi’ theme by Count Waldstein’, C Sonata, D
1796-7
-
WoO 74
Enam Variasi ‘Ich denke dein’, D
17,991,803
Vienna, 1797 Vienna, 1805
Op.45
Tiga Marches
?1803
Op.134
Arr. Dari Grosse Fugue
1826
Vienna, 1804 Vienna, 1827
Therese von Brunsvik dan Josephine Deym Pangeran Maria Esterhazy Archduke Rudolph
Komposisi Koleksi Dance
No.
Judul/Kunci
Komposisi,
Publikasi
WoO 7 WoO 8 WoO 9 WoO 10 WoO 42 WoO 11 WoO 13 WoO 14 WoO 15 WoO 83 WoO 17 WoO 91 Hess 115 Op.72
Dua Belas Minuet, orch Dua Belas Dance Jerman Enam Minuet Enam Minuet Enam Dance Jerman Tujuh ‘Landler” Dua Belas Dance Jerman Dua Belas Contredanses Enam Landler Enam Ecossaises Sebelas Dance ‘Modlinger Tanze’ Dua Aria Vestas Feuer
1795 1795 ?1795 1796 ?1798 1801-2 1819 ?1795-6 1803
Vienna, 1795 Mainz, 1933 Vienna, 1796 Vienna, 1814 Vienna, 1799 Vienna, 1929 Vienna, 1802 Vienna, 1802 GA Leipzig, 1907 GA Wiesbaden, 1953
Fidelio oder Die eheliche Liebe
1805
Leipzig, 1810
72
WoO 94 WoO 97
Germania, finale , B Finale, Singspiel Treitschke
1814
Komposisi Musik Incidental
No. Op.62 Op.84 0p. 113 Op.117 WoO 2a WoO 2b WoO 96 Op.124 WoO 98 WoO 1
Judul/Kunci Overture Egmont Die Ruinen von Athen Konig Stephan Triumphal March, C Introduction to Act Leonare Prohaska Overture, C Wo Sich die Pulse, Chorus Ritterballett
Komposisi 1809-10 1811 1811 1813 1813 1815 1822 1790-91
Op.43
Die Geschopfe des Prometheus
1800-01
Vienna, 1814
Publikasi Leipzig, 1810 Vienna, 1822 Vienna, 1822 Vienna, 1813 Vienna, 1813 GA Mainz, 1825 GA Leipzig dan Winterthur, 1872 Vienna, 1801
Komposisi Koor Dengan Orkestra
No. WoO 87 WoO 88 Op.85 Op.86 Op.80 WoO 95 Op.136 Op.112 Op.123 Op.121b Op.125
Judul/Kunci Cantata ‘on the death of the Emperor Joseph II, S,A,T,B Cantata ‘on the accession of the Emperor Leopold II, S,A,T,B Oratorio, ‘The Mount of Olives, S,A,T,B Mass, C,S,A,T,B
Komposisi 1790
Publikasi GA
Dedikasi -
1790
GA
-
1803
Leipzig, 1811
-
1807
Leipzig, 1812
Fantasia, c ‘Ihr weisen Grunder’ Der glorreiche Augenblick Meeresstille und glucliche Fahrt, cantata Mass, D ‚Missa solemnis’ S,A,T,B Opferlied Simfoni no.9, d
1814 1814 1814-15
GA Vienna, 1837 Vienna, 1822
1819-23
Mainz, 1827
Pangeran Fredinand Kinsky Johan Wolfgang von Goethe Archduke Rudolph
1823-4 1823-4
Mainz, 1825 Mainz, 1825
-
73
Komposisi Koor Lainnya
No. WoO102 WoO103
Judul/Kunci Die Stunde schlagt, 2T,B Cantata campestre ’Un lieto brindisi, S,2T,B
Komposisi 1814 1814
Publikasi GA -
WoO104
Gesang der Monche ‘Rasch tritt der Tod’, 2T,B
1817
-
WoO105 WoO106
Hochzeitslied ’Auf Freude’ Cantata’Es lebe unser theurer Furst’
1819 1823
-
Komposisi Vokal dan Orkestra
No. WoO 89 WoO 90 WoO 92 WoO 91 WoO 92a WoO 93 Op.116 Op.118
Judul/Kunci Meine weise Mutter spricht, aria, B solo Mit madeln sich vertragen,aria, B solo Primo Amore, aria, S solo Dua Aria ‘Opera’ No, non turbati,scena dan aria
Komposisi c1790-92 c1790-92 c1790-92 1795-6 1801-2
Publikasi GA GA GA Leipzig, 1805 Wiesbaden, 1949
Ne’ giorni tuoi felici, S,T Tremate, empi,tremate, S,T,B Elegischer Gesang ‘Sanft wie du lebtest’ S,A,T,B
1802-3 1801-2 1814
Leipzig, 1939 Vienna, 1826 Vienna, 1826
Komposisi Song
No. WoO 107 WoO 108 WoO 113 WoO 109 WoO 111 Hess 151 WoO 112 WoO 114 WoO 115 WoO 110 WoO 116 WoO 117 WoO 119 WoO 126 WoO 118
Judul/Kunci Schilderung eines An einen Saugling Klage Trinklied Punschlied Traute Henriette An Laure Selbstgesprach An Minna Elegie auf den Tod eines Pudels Que le temps me dure Der Freie Mann O care selve Opferlied Seufzer eines Ungeliebten and Gegenliebe
Komposisi ?1783 ?1784 ?1790 ?1790 ?1790-92 ?1790-92 ?1792 ?1792 ?1792 Sebelum 1793 1793 1792 1794 1794 1794-5
Publikasi Speyer, 1783 Speyer, 1784 GA GA Leipzig, 1925 OMZ Vienna,?1826 GA GA GA Die Muzik Bonn, 1808 GA Bonn, 1808 Vienna, 1837
Op.46 WoO 123 WoO 124 WoO 121 WoO 122
Adelaide Zartliche Liebe La partenza Abschiedgesang an Wiens Burger Kriegslied der Osterreiher
1794-5 ?1795 ?1795-6 1796 1797
Vienna, 1797 Vienna,1803 Vienna, 1803 Vienna, 1796 Vienna, 1797
74
WoO 127 WoO 125 WoO 128 WoO 74 WoO 120 Op.48
Neue Liebe,neues Leben La tiranna Plaisir d’aimer Ich denke dein Man strebt die Flamme zu verhehlen
1798/9 1798-9 1798-9 C1800-02 Sebelum 1802
Bonn, 1808 London, 1799 Die Muzik GA Vienna,1803
WoO 129 Op.88 Op.52
Der wachtelschlag Das Gluck der Freundschaft Eigth songs
Vienna, 1804 Vienna, 1803 Vienna, 1805
An die Hoffnung Als die Geliebte sich trennen wollte In questa tomba oscura Sehnsucht Anderken
1803 1803 Sebelum 17926 1805 1806 1807 1807-8 1809
Op.32 WoO 132 WoO 133 WoO 134 WoO 136 WoO 137
Lied aus der Ferne
1809
WoO 138 WoO 139
Der Jungling in der Fremde Der Liebende 1809
1809 1809
Op.75
Six Songs
1809
Op.82
Four Arietta dan Duet
?1809
Op.83
1810
WoO 140
Tree songs; Wonne der Wehmut, Schnsucht, Mit einem gemalten An die Geliebte
Vienna, 1805 AMZ Vienna, 1808 Vienna, 1810 Leipzig dan London, 1810 Leipzig dan London, 1810 Vienna, 1810 Vienna dan London, 1810 Leipzig dan London, 1810 Leipzig dan London, 1811 Leipzig, 1811
1811
Fridensblatter,1814
WoO 141 WoO 142 WoO 143 WoO 144 Op.100 Op.94 WoO 135 WoO 145
Der Gesang der Nachtigal Der Bardengeist Des Kriegers Abschied Markenstein Markenstein An die Hoffnung Die laute Klage Das Geheimnis
1813 1813 1814 1814 1814-15 ?1815 ?c1815 1815
WoO 146 Op.98
Sehnsucht
1815-16 1815-16
GA Vienna, 1813-14 Vienna, 1815 Vienna, 1815-16 Vienna, 1816 Vienna, 1816 Vienna, 1817 Weiner Zeitschrift fur Kunst, 1816 Vienna, 1816 Vienna, 1816
1816
Vienna, 1816
Op.99
Six Song; Bitten, Die Liebe des Nachsten, Von Tode, Die Ehre Gottes aus der Natur, Gottes Macht und Vorsehung, Busslied
An die ferne Geliebte, cycle of 6 songs; Auf dem Hugel sitz ich spahend, Wo die Berge so blau, leichte Segler in den Hohen, Diese Wolken in den Hohen, Es kehret der Maien, Nimm sie hin denn diese Lieder
Der Mann vonWort (F.A.Kleinschmid)
75
WoO 147 WoO 148
Ruf vom Berge (G.F. Treitschke) So oder so (C. Lappe)
1816 1817
WoO 149
Resignation (P.von Haugwitz)
1817
WoO 130 WoO 150
Gedenke mein Abendlied unterm gestirnten Himmel
?1804-5 1820
Op.128 WoO 151
Der Kuss (C.F. Weisse) Der edle Mensch sei hulfreich und gut (Goethe)
?1822 1823
Vienna, 1817 Weiner Zeitschrift fur Kunst, 1817 Weiner Zeitschrift fur Kunst, 1818 Vienna, 1844 Weiner Zeitschrift fur Kunst, 1820 Mainz, 1825 Berlin, 1900
WoO 159 WoO 160/1 WoO 160/2 Hess 276 WoO 100 WoO 101 Hess 274 Hess 229 Hess 275 WoO 162 WoO 163 WoO 164 WoO 165 WoO 166 WoO 168/1
Im Arm der Liebe ? O care selve
?1795 ?1795
Vienna, 1832 Seyfried, 1832
Canon
?1795
Seyfried, 1832
Herr Graf, ich komme zu fragen Schuppanzigh ist ein Lump Graf, Graf, Graf, Graf Canon Languisco e moro Canon Ta ta ta ... lieber Malzel Kurz ist der Schmerz Freundschaft ist die Quelle Gluck zum neuen Jahn Kurz ist der Schmerz Lerne schweigen, puzzle canon
?1797 1801 1802 1803 1803 1803 1803 1813 1814 1815 1815 1815-16
HS Grove I Berlin, 1865 Moskow, 1962 Fishman, 1962 HS Leipzig, 1844 NZM GA Vienna, 1816 GA Weiner allgemeine musikalische Zeitung, 1816
Rede, rede
1815-16
GA
Ich kusse Sie, puzzle canon
1816
Ars Longa, vita brevis Gluck fehl’dir vor allem Hol’ euch der Teufel!, puzzle canon Glaube und hoffe Gluck zum neuen Jahr Alles Gute! Alles Schone Liebe mich, werter Weissenbach Sankt Petrus war ein Fels; Bernardus war ein Sank, puzzle canon Hoffmann, sei ja kein Hofmann
1816 1817 1819 1819 1819 1819 1819-20 1819-20
Die Jahreszeiten, 1853 Stuttgart, 1867 Vienna, 1888 Thayer, 1865 Berlin,1859 GA Nohl, 1865 Bonn,1952 Thayer, 1865
1820
Caecilia, 1825
WoO 168/2 WoO 169 WoO 170 WoO 171 WoO 173 WoO 174 WoO 176 WoO 179 Hess 300 WoO 175 WoO 180
76
WoO181/1
Gadenket heute an Baden
?1820
GA
WoO181/2
Gehabt euch wohl
?1820
Berlin, 1937
WoO181/3
Tugent ist kein leerer Name
?1820
Berlin, 1937
WoO182 WoO183 WoO184 WoO 185
O Tobias! Bester Herr Graf, Sie sind ein Schaf Falstafferel, lass’ dich sehen Edel sei der Mensch
1821 1823 1823 1823
Hess 263 Hess 264 WoO 186 WoO 187 WoO 188 WoO 203 WoO 189 WoO 190 WoO 35 WoO 191 WoO 192 WoO 194 WoO 204 WoO 195 Hess 277 WoO 196 WoO 197 WoO 198 WoO 161 WoO 167 WoO 172 WoO 177
Te solo adoro Te solo adoro Te solo adoro Scwenke dich ohne Scwanke Gott ist eine feste Burg, puzzle canon Das Schone zu dem Guten,puzzle canon Doktor, sperrt das Tor dem Tod Ich war hier, Doktor,puzzle canon Canon Kuhl, nicht lau Ars longa, vita brevis,puzzle canon Si non per portas,per muros, puzzle canon Holz, Holz, geigt die Quartette Freu’ dich des Lebens Esel aller Esel Es muss sein Da ist das Werk Wir irren allesamt,puzzle canon Ewig dein Brauchle, Linke Ich bitt’ dich, schreib’ mir die Es-Scala auf Bester Magistrat, Ihr friert
?1824 ?1824 1824 1824 1825 1825 1825 1825 1825 1825 1825 1825 1825 1825 1826 1826 1826 1826 1826 1826 1826 1826
WoO 178 WoO 193
Signor Abate Ars longa, vita brevis,puzzle canon
1826 1826
AMZ, 1863 Leipzig, 1844 Die Musik, 1902-3 Weiner Zeitschrift fur Kunst, 1823 HS HS GA Caecilia, 1825 Vienna, 1909 Leipzig, 1854 Nohl, 1865 Berlin,1912 Nohl, 1867 Seyfried, 1832 Thayer, 1865 Marx, 1859 Leipzig, 1908 GA HS Leipzig, 1908 Zurich, 1949 Nohl, 1865 AMZ, 1863 Thayer, 1865 GA Norman, Oklahoma, 1957 GA Berlin, 1927
77
Komposisi Lainnya
No. WoO 33/1 WoO 33/2 WoO 33/3 WoO 33/4 WoO 33/5 Hess 107
Judul/Kunci Andagio, F
Komposisi ?c1799
Publikasi/Dedikasi Die Musik, 1901-2
Scherzo, G
1799-1800
Leipzig, 1921
Allegro, G
?c1799
Ricordiana,iii, 1957
Aleggro, C
?1794
Mainz, 1940
Minuet, C
?1794
Mainz, 1940
Grenadiermarsch, F
?c1798
Regensburg, 1927
WoO 5
-Cadenza
?1809
GA
-Contapuntal exercises prepared for Haydn and Albrechtsberger -Exercises in Italian declamation prepared for Salieri -Various dances
1792-5
Leipzig dan Winterthur, 1873
c1801-2
Nottebohm, 1873
1790-98
-
-Various musical greetings
Komposisi Yang Masih Diragukan Keasliann
WoO 27 : WoO 12 : WoO 16 : WoO 17 : WoO162:
Three Duets, C, F, Bes (Paris,?1810-15) Flute Sonata, Bes, ?c1790-92 (Leipzig, 1906) Twelve Minuets,orch, 1799 (Paris, 1903) Twelve Ecossaises, orch. (Vienna, 1807) Eleven Dances, ‘Collection of Dances’. Ta tat a … lieber Malzel.
Aransemen Nyanyian Rakyat
WoO 152 :
Twenty-five Irish Songs (London and Edinburgh, 1814); GA xxiv/216 1. The Return to Ulster 2. Sweet power of song, duet 3. Once more I hail thee 4. The morning air plays on my face 5. The Massacre of Glencoe 6. What shall I do to shew how much I love her?, duet 7. His boat comes on the sunny tide 8. Come draw we round a cheerful ring 9. The Soldier’s Dream 10. The Deseter 11. Thou emblem of faith 12. English Bulls 13. Musing on the roaring ocean 14. Dermot and Shelah
78
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Let brain-spinning swains Hide not thy anguish In vain to this desert, duet They bid me slight my Dermot dear, duet Wife, Children and Friends, duet Farewell bliss and farewell Nancy, duet Morning a cruel turmoiler is From Garyone, my happy home A wand’ring gypsy, Sirs, am I The Traugh Welcome Oh harp of Erin
WoO 153 :
Twenty Irish Songs (London and Edinburgh, 1814); [nos,1-4], 1816 [nos.5-10]; GA xxiv/162 1. When eve’s last rays, duet 2. No riches from his scanty store 3. The British Light Dragoons 4. Ince greybeards inform us 5. I dream’d I lay where flow’rs were springing, duet 6. Sad and luckless was the season 7. O soothe me, my lyre 8. Norah of Balamagairy, with chorus 9. The kiss, dear maid, thy lip has left 10. Oh! Thou hapless soldier, duet 11. When far from the home 12. I’ll praise the Saints 13. ‘Tis sunshine at last 14. Paddy O’Rafferty 15. ‘Tis but in vain 16. O might I but my Patrick love 17. Come, Darby dear 18. No more, my Mary 19. July, lovely, matchless creature 20. Thy ship must sail
WoO 154 :
Twenlve Irish Songs (London and Edinburgh, 1816 [without nos.2 and 7]); GA xxiv/258 1. The Elfin Fairies 2. Oh harp of Erin 3. The Farewell Song 4. The pulse of an Irishman 5. Oh! Who, my dear Dermot 6. Put round the bright wine 7. From Garyone, my happy home 8. Save me from the grave and wise, with chorus 9. Oh! Would I were but that sweet linnet, duet 10. The hero may perish, duet 11. The soldier in a Foreign Land, duet 12. He promised me at parting, duet
WoO 155 :
Twenty-six Welsh Songs (London and Edinburgh, 1817); GA xxiv/263 1. Sion, the son of Evan, duet 2. The Monks of Bangor’s March, duet 3. The Cottage Maid 4. Love without Hope
79
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
A golden robe my love shall wear The fair Maids of Mona Oh let the night my blushes hide Farewell, thou noisy town To the Aeolian Harp Ned Pugh’s Farewell Merch Megan Waken lord and ladies gay Helpless Woman The Dream, duet When mortals all to rest retire The Damsels of Cardigan The Dairy House Sweet Richard The Valve of Clwyd To the Blackbird Cupid’s Kindness Constancy, duet The Old Strain Three Hundred Pounds The Parting Kiss Good Night
Op. 108 :
Twenty-five Scottish Songs (London and Edinburgh, 1818; Berlin, 1822); GA xxiv/257 1. Music, love, and Wine, with chorus 2. Sunset 3. Oh! Sweet were the hours 4. The Maid of Osla 5. The sweetest lad was Jamie 6. Dim, dim is my eye 7. Bonnie laddie, highland laddie 8. The lovely lass of Inverness 9. Behold my love how green the groves, duet 10. Sympathy 11. Oh! Thou art the lad 12. Oh, had my fate 13. Come fill, fill, my good fellow, with chorus 14. O, how can I be blithe 15. O cruel was my father 16. Could this ill world 17. O Mary, at thy window be 18. Enchantress, farewell 19. O swiftly glides the bonny boat, with chorus 20. Faithfu‘ Johnie 21. Jeanie’s Distress 22. The Highland Watch, with chorus 23. The Shepherd’s Song 24. Again, my lyre 25. Sally in our Alley
WoO 156 :
Twelve Scottish Songs (London and Edinburgh, 1822); [no,1], 1824-5 [nos.2-4, 8, 9, 12]; 1839 [nos.5-6], 1841 [nos, 7,10, 11]) GA xxiv/260 1. The Banner of Buccleuch, trio 2. Duncan Gray, trio 3. Up quit thy bower, trio
80
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Ye shepherds of this pleasant vale, trio Cease your funning Highland Harry Polly Stewart Womankind, trio Lochnager, trio Glencoe, trio Auld lang syne, trio with chorus The Quaker’s Wife, trio
WoO 157 :
Twelve Songs of various nationality (London and Edinburgh, 1816); [nos,2, 6, 8, 11], 1822 [no.3]; 1824-5 [no.5], 1839 [no.1]; GA xxiv/259 1. God Save the King (Eng.), with chorus 2. The Soldier (Irish) 3. O Charlie is my darling (Scottish), trio 4. O sanctissima (Sicilian), trio 5. The Miller of the Dee (Eng.), trio 6. A health to the brave (Irish), trio 7. Since all thy vows, false maid (Irish), trio 8. By the side of the Shannon (Irish) 9. Higlander’s Lament (Scottish), with chorus 10. Sir Johnie Cope (?Scottish) 11. The Wandering Minstrel (Irish), with chorus 12. La gondoletta (Vanetian)
WoO 158a:
Twenty-three Songs of various nationality, Die Musik, ii (1902-3) [no.19], J. Schmidt-Gorg: Unbekanne Manuskripte zu Beethoven weltlicher und geistlicher Gesangmusik (Bonn, 1928) [no.17], complete (Leipzig, 1943); HS xiv 1. Ridder Stig tjener i Congens Gaard (Dan.) 2. Horch auf, mein Liebchen (Ger.) 3. Wegen meiner bleib d’Fraula (Ger.) 4. Wann i in der Fruh aufsteh (Tirolean) 5. I bin a Tyroler Bua (Tirolean) 6. A Madel, ja a Madel (Tirolean) 7. Wer solche Buema afipackt (Tirolean) 8. Ih mag di nit (Tirolean) 9. Oj upilem sie w karczmie (Pol.) 10. Poszla baba po popiol (Pol.) 11. Yo no quiero embarcarme (?Port.) 12. Seus lindos olhos (Port.), duet 13. Im Walde sind viele Mucklein geboren (Russ.) 14. Ach Bachlein, Bachlein, kuhle Wasser (Russ.) 15. Unsere Madchen gingen in den Wald (Russ.) 16. Schone Minka, ich muss scheiden (Ukrainian; ‘Air cosaque) 17. Lilla Carl, sov sott i frid (Swed.) 18. An a Bergli bin i gesasse (?Swiss) 19. Una paloma blance (Sp.: ‘Balero a solo‘) 20. Como la mariposa (Sp.: ‘Balero a due‘), duet 21. La tiranna se embrace (Sp.) 22. Edes kinos emlekezet (Hung.) 23. Da brava, Catina (Venetian)
WoO 158b:
Seven British Songs [most texts traced by W. Hess]; HS xiv 1. Adieu my lov’d harp (Irish) 2. Text unidentified (Irish), quartet
81
3. 4. 5. 6. 7. WoO 158c:
Hess 168: Hess 133: Hess 134:
Oh was not I a weary wight (Scottish) Red gleams the sun (Scottish) Erin! Oh, Erin! (Irssh or Scottish) O Mary ye’s be clad in silk (Scottish) Lament for Owen Roe O’Neill (Irish), text inc.
Six Songs of various nationality [most texs traced by Hess]; HS xiv 1. When my hero in court appears (from The Beggar’s Opera) 2. Non, non, Collette n’est point trompeuse (from Ledevin du village) 3. Mark yonder pomp of costly fashion (Scottish) 4. Bonnie wee thing (Scottish), trio 5. From thee, Eliza, I must go (Scottish), trio 6. Text unidentifield Air francais [text unidentified]; HS xiv Two Austrian folksongs, with pf acc., Niederrheinische Musikzeitung, xiii (1865) Das liebe Katzchen Der Knabe auf dem Berge
82
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Hendrik Leonard Simanjuntak
Tempat/Tanggal Lahir
: Tarutung-Tapanuli Utara / 29 Juli 1979
Alamat
: Jl. Flamboyan VI. No. 205 Perumnas Helvetia
Agama
: Kristen Protestan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Dosen Tetap Prodi Seni Musik FBS UHN
Pendidikan
: Sarjana Seni (S.Sn) dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen, Minat Utama: Kesenimanan, lulus tahun 2004 Saat ini sedang Tugas Kuliah di Program Studi Magister (S.2) Penciptaan dan Pengkajian Seni - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.