Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
and Capitalism”, karya Marxisme Rodinson, yang terbit perdana pada tahun 1966, adalah sebuah buku unik tentang ekonomi-politik Islam hingga sekarang. “ Islam
Yang menarik perhatian adalah Rodinson -- yang pernah bergabung dalam Partai Komunis Prancis pada tahun 1937, walaupun kemudian meninggalkannya -- mengambil kesimpulan bahwa Islam lebih dekat dengan Kapitalisme daripada Sosialisme. Timbul pertanyaan mengenai apa yang sesungguhnya ingin dibuktikan oleh orientalis kiri Prancis itu. Apakah ia ingin menyanggah asumsi yang umum dianut, bahwa ajaran sosial-ekonomi Islam adalah Sosialisme, dengan mengatakan bahwa ajaran itu lebih dekat dengan Kapitalisme? Ataukah ia ingin membantah tesis`Max Weber, salah seorang pendiri ilmu sosiologi asal Jerman, bahwa etika ekonomi Islam tidak kompatibel dengan Kapitalisme Rasional? Karya Rodinson itu sebenarnya dapat ditempatkan dalam arus pemikiran sosiologi agama yang dirintis oleh Max`Weber. Pada intinya, Weber berpandangan bahwa agama merupakan faktor pendorong lahir dan berkembangnya Kapitalisme. Peran agama ini berperan terutama pada awal perkembangan Kapitalisme. Selanjutnya, Kapitalisme berkembang secara otonom yang lebih ditentukan oleh kekuatan sosial-ekonomi. Teori Weber ini sendiri dapat dilihat sebagai bantahan terhadap teori Marx bahwa ”bukannya kesadaran yang membentuk kondisi, melainkan sebaliknya, kondisilah yang menentukan kesadaran” yang merupakan salah satu fondasi utama filsafat materialisme-historis. Dengan bukti sejarah kelahiran Kapitalisme yang dipengaruhi oleh Etika Protestantisme, Weber membalik kembali filsafat materialisme-historis bahwa kesadaranlah yang menentukan keadaan, sebagaimana diproposisikan oleh Hegel dalam filsafat Idealismenya.
1 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
Buku Rodinson mengikti kerangka teori Weber mengenai sosilologi agama dan sosiologi-ekonomi, namun dengan merevisinya. Baginya, mungkin saja agama yang merupakan bagian dari kesadaran manusia ikut berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi, termasuk Kapitalisme. Namun dalam perkembangannya kemudian, Kapitalisme itu sendiri, yang menurut Marx merupakan kekuatan sejarah (historical force), ikut mempengaruhi agama atau interpretasi dan persepsi mengenai agama. Perbedaan lain antara Rodinson dengan Weber adalah dalam pandangan mengenai Islam. Bagi Weber, ajaran Islam pada dasarnya tidak mendukung kapitalisme. Rodinson berpandangan sebaliknya. Rodinson berpendapat bahwa Kapitalisme, khususnya Kapitalisme Perdagangan (Commercial Capitalism) sudah ada sebelum Islam datang. Sebelum Islam lahir, Mekah sudah merupakan pusat perdagangan dan keuangan internasional yang maju. Nabi Muhammad sendiri adalah seorang pedagang sebelum diangkat menjadi nabi. Dengan demikian, Kapitalisme adalah suatu paham atau sistem yang datang dari luar dan malah merupakan satu aliran pemikiran ekonomi yang masuk dan ikut mempengaruhi ekonomi Islam. Tentu saja, dalam perkembangannya, ajaran Islam ikut mempengaruhi dan mengoreksi kehidupan ekonomi atau Kapitalisme yang berlaku. Karena itu Islam dan Kapitalisme adalah dua kekuatan yang saling berinteraksi dan memberi pengaruh. Pandangan Rodinson sendiri mengenai relasi antara Islam dengan Kapitalisme atau Sosialisme diakuinya tidak konklusif. Namun, berbeda dengan pandangan Weber, menurutnya kedatangan Islam tidak menghambat Kapitalisme. Sebaliknya juga, ajaran Islam sendiri secara eksklusif tidak bisa dipertentangkan dengan Sosialisme, 2 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
bahkan banyak kesejajarannnya, misalnya ajaran mengenai Keadilan Sosial, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.
II
Dewasa ini, hampir seluruh dunia mengikuti sistem kapitalis ini sebagai suatu keharusan sejarah dan bukan suatu pilihan. Karena itu jika dewasa ini hampir seluruh Dunia Muslim mengikuti Kapitalisme, maka hal itu bukan terutama merupakan pilihan, melainkan karena mengikuti hukum sejarah atau dalam istilah Marx, ”hukum perubahan” (law motion). Berbeda dengan berbagai ramalan skeptis sebelumnya, Kapitalisme tidaklah runtuh. Walaupun selalu dirundung krisis, resesi atau bahkan depresi ekonomi, Kapitalisme malah mencapai puncak kejayaannya yang diikuti di seluruh dunia sebagai ”pungkasan sejarah” (the end of history) yang bersama-sama dengan Demokrasi Liberal di bidang politik merupakan puncak dalam pemikiran manusia. Namun seorang Marxis liberal, Ralph Milliband, berpendapat lain. Baginya yang menjadi kunci penentu adalah apakah sistem ekonomi itu bisa menjadi fondasi demokrasi atau tidak. Di situ ia berpendapat
3 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
bahwa kapitalisme merupakan fondasi yang sangat rentan bagi demokrasi, karena konflik dan kontradiksi yang inheren dalam masyarakat kapitalis. Landasan yang paling kokoh terhadap demokrasi, menurutnya adalah Keadilan Sosial. Jadi sesuai dengan hukum sejarah, maka Kapitalisme hanyalah sebuah epoh sejarah (historical epoch) dan bukannya pungkasan sejarah. Sebagian pemikir Eropa Barat, misalnya Anthony Giddens, berpendapat bahwa alternatif sistem ekonomi terhadap Kapitalisme adalah Sosial Demokrasi (Social Democracy). Melihat Kapitalisme dan Ekonomi Islam sebagai epoh sejarah akan membantu kita memahami hubungan antara agama dan Kapitalisme. Kajian yang lebih umum mengenai hubungan antara agama dengan kebangkitan Kapitalisme dilakukan oleh sejarawan R.H. Tawney dalam bukunya ”Religion and the Rise of Capitalism” (1922). Dalam perspektif sejarah, Menurut Dudley Dillard, perkembangan Kapitalisme sejak awal kelahirannya pada abad ke-16 hingga sekarang telah mengalami tiga tahap. Pertama adalah sejak 1500 hingga 1750 yang disebutnya Kapitalisme Awal. Sesudah itu perkembangan ekonomi memasuki tahap kedua, dari 1950 hingga 1914, menjelang Perang Dunia I yang disebut sebagai Kapitalisme Klasik. Dan tahap ketika, sejak 1914 hingga sekarang disebutnya Kapitalisme Akhir (Late Capitalism). Kapitalisme Awal dimulai dengan lahirnya institusi pasar (market) pada abad ke-16 dan dilanjutkan dengan perkembangan perdagangan jarak jauh antar pusat-pusat kapitalisme di dunia. Dalam sejarah Islam awal, Kapitalisme Awal, yang disebut juga sebagai 4 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
Kapitalisme Komersial, sudah hadir di Mekah. Elite Mekah adalah sebuah kelas pedagang yang memerintah dalam sistem plutokrasi. Dalam pembahasan Rodinson, suku Quraish adalah suku yang memiliki privilege dan atas dasar itu mereka mengakses kekuasaan Di Mekah. Islam lahir dalam konteks masyarakat Kapitalis Komersial semacam itu. Dalam Kapitalisme Komersial semacam itu terjadi juga transaksi-transaksi finansial yang berpusat di Mekah yang berbasis riba. Namun Islam datang mengoreksi sistem riba dengan sistem zakat yang berdimensi sosial. Karena itu, Islam sulit dipisahkan dengan sistem Kapitalisme. Meski Islam melahirkan koresi-koreksi etis tertentu, norma-norma Islam sebagai agama sejalan dan tidak menghambat perkembangan ekonomi. Dengan terbentuknya negara kekhalifahan, negara ikut serta mengintervensi ekonomi, misalnya dengan penarikan zakat dan pajak, pembentukan griya arta (bait al maal) untuk kepentingan sosial serta menyediaan dana untuk melancarkan perdagangan. Ini tentu berbeda dengan sikap gereja Katolik di Abad Pertengahan Eropa yang menilai perdagangan sebagai pekerjaan yang tidak patut dilakukan oleh kaum Kristiani. Pedagang disamakan atau disejajarkan dengan pencuri. Sebagaimana dipecaya dalam mitologi Yunani Kuno, dewa kaum pedagang yeng bernama Hermes, juga dewa kaum pencuri. Ajaran gereja memusuhi usaha-usaha mencari kekayaan material karena dianggap sebagai pemujaan terhadap Dewa Mammon. Ajaran-ajaran seperti itu tidak ada pada Dunia Islam Abad Pertengahan. Bahkan pada awal perkembangannya, Islam dipeluk oleh anak-anak muda kelas pedagang. Nabi sendiri dan istrinya adalah pedagang. Sahabat-sahabat Nabi paling awal, kemudian menjadi pedagang kaya. Menantu Nabi, Usman bin Affan, adalah seorang pedagang yang kaya raya dan mendermakan kekayaannya untuk perkembangan Islam. Itulah penjelasan dari pandangan Rodinson bahwa ajaran Islam tidak
5 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
memusuhi dan merusak Kapitalisme Komersial. Bahkan Islam menyuntikkan etos ekonomi pada masyarakat Madinah. Spirit Kapitalisme, seperti kerja keras, hemat, kelugasan, dan efisiensi baru diajarkan oleh gerakan Reformasi Protestantisme, terutama oleh doktrin Calvinisme. Dalam teologi Islam, Calvinisme sama dengan teologi Jabariah yang mengajarkan takdir Tuhan sebagai hukum yang berlaku dalam kehidupan manusia. Padahal, di kalangan kaum Muslim di Indonesia, etos kerja muncul dari teologi Qadariyah yang mengajarkan bahwa nasib manusia ditentukan oleh upaya atau ikhtiar manusia sendiri yang memiliki kebebasan memilih. Teologi Qadariyah membebaskan manusia mengambil keputusan dan pilihan pribadi yang otonom atas kehidupannya sendiri. Sebab, jika tidak ada kebebasan, maka manusia tidak bisa dimintai pertanggung-jawabannya atas perbuatan buruk dan baiknya. Jika Abad Pertengahan Eropa dianggap sebagai masa pra-kapitalis, maka di Abad Pertengahan Islam, Kapitalisme Komersial, termasuk perdagangan jarak jauh, sudah berkembang. Bahkan ekspedisi dagang kaum Muslim, yang dipimpin oleh salah seorang sahabat besar Nabi paling awal, Saad ibn Abi Waqash, sudah datang ke Cina. Gambaran tentang Kapitalisme mengalami perubahan sejak 1750. Ketika itu volume perdagangan dunia meningkat berlipat kali sehingga menimbulkan permintaan berbagai barang yang merangsang produksi maupun volume produksi. Hal itu disambut dengan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang melahirkan industri-industri besar. Pada mulanya negara-negara Eropa mengikuti mazhab ekonomi Merkantilisme yang menempatkan negara sebagai pedagang dalam perdagangan internasional, dengan tujuan menciptakan kekayaan 6 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
negara yang berupa devisa dari surplus perdagangan. Padahal di tingkat masyarakat terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang menghasilkan produksi. Struktur ekonomi bersifat atomistik, dengan pelaku-pelaku ekonomi yang banyak. Mereka bekerja atas dasar (motif) mencari keuntungan. Dari sinilah lahir konsep homo-economicus yang berfikir rasional atas dasar kalkulasi rugi-laba. Inilah yang disebut oleh Weber sebagai mentalitas kapitalis rasional. Dalam tingkat perkembangan ekonomi seperti itulah lahir pemikiran Adam Smith dalam bukunya ”The Inquiry into the Cause of the Wealth of Nations” (1776). Menurut Smith, yang dianggap sebagai pemula ilmu Ekonomi atau pelopor mazhab Ekonomi Klasik, perkembangan ekonomi dan pencapaian kemakmuran negara akan lebih cepat dicapai apabila setiap individu diberi kebebasan untuk berusaha mengejar kepentingan pribadinya. Jika setiap individu diberi kebebasan, maka akan tercapai harmoni antara kepentingan indiviudu dan kepentingan masyarakat dalam kemakmuran bangsa secara keseluruhan. Teori mengenai homo-economicus inilah yang merupakan fondari ilmu ekonomi, tapi juga sekaligus merupakan fondasi Kapitalisme Rasional. Fondasi ilmu ekonomi yang lain adalah perlindungan hak milik pribadi (property right) yang merupakan juga fondasi atas prinsip kebebasan (liberty) yang dikemukakan oleh John Locke. Ia mengklaim bahwa civil society dibentuk untuk perlindungan atas hak milik pribadi. Prinsip kebebasan tersebut melahirkan juga doktrin kebebasan berusaha (free enterprise), kebebasan bekerja yang melahirkan pekerja bebas (free labour). Secara keseluruhan prinsip-prinsip itu membentuk doktrin ekonomi pasar bebas (free market economy). Sementara itu kebebasan berusaha tidak akan terjadi jika tidak ada insentif berupa kebebasan mengakumulasi kekayaan atau modal. Semua prinsip kebebasan itu digandengkan menjadi benang merah dalam aliran pemikiran ekonomi liberal. Dengan demikian maka
7 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
Kapitalisme adalah perwujudan dari prinsip-prinsip liberalisme ekonomi atau ekonomi liberal. Prinsip-prinsip liberalisme itu ternyata memang membuktikan diri mampu mendorong perkembangan ekonomi dan sistem Kapitalisme. Dalam realitas sejarah, Kapitalisme terus bertahan, walaupun mengalami berbagai krisis. Bahkan Kapitalisme, yaitu sistem ekonomi yang berbasis modal finansial, terjadi juga di negara-negara sosialis. Hanya saja pelakunya bukan perusahaan swasta dalam ekonomi liberal, melainkan negara sendiri. Kapitalisme Negara inilah yang banyak diikuti oleh negara-negara yang sedang berkembang. Di negara-negara kapitalis sendiri lahir bentuk baru kapitalisme yaitu apa yang disebut sebagai Finance Capital. Dalam kondisi ini, industri telah dikuasai oleh lembaga-lembaga keuangan, paling tidak bersatunya industri dengan bank-bank, seperti tampak di Jepang. Mitsubishi misalnya adalah nama industri berat maupun bank. Dalam Kapitalisme ini, jika suatu bank yang menguasai industri mengalami krisis, maka negara akan turun tangan. Situasi inilah yang terjadi pada krisis finansial Indonesia tahun 1997. Sementara itu Lenin mengatakan bahwa tahap terakhir Kapitalisme adalah Imperialisme yang dalam pandangan George Soros diwadahi dalam paham Neo-Liberalisme atau Fundamentalisme Pasar. Di sini yang ditonjolkan dalam Kapitalisme adalah sistem pasar bebas dan globalisasi ekonomi. Namun kekuatan modal finansial tetap menguasai.
8 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
III
Buku Rodinson sering disebut sebagai rujukan utama argumen bahwa Islam sejalan dengan Kapitalisme. Dengan mengacu pada pandangan Rodinson, banyak pihak memperoleh pembenaran bahwa logis kalau dalam masyarakat Muslim tumbuh masyarakat kapitalis dan mengikuti sistem kapitalis, walaupun dalam suatu varian tertentu karena pengaruh ajaran-ajaran Islam sendiri. Sebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu penilaian Rodinson. Pandangannya adalah sebagai berikut: pertama, Islam lahir di suatu masyarakat yang sudah bercorak kapitalis, yaitu Kapitalis Komersial dan Kapitalis Finansial kota Mekah. Kedua, jika masyarakat Muslim awal sudah bercorak Kapitalis, maka Kapitalisme adalah unsur asing yang masuk ke dalam masyarakat Muslim. Ketiga, ajaran Islam yang datang tidak menjadi penghambat maupun melarang praktek-praktek berekonomi, bahkan mendorong, sehingga tampak adanya kompatibilitas antara ajaran Islam dengan Kapitalisme, baik di bidang keuangan, perdagangan maupun industri. Keempat, walaupun demikian, Islam juga mengoreksi sebagian praktek-praktek Kapitalisme dan memberikan landasan moral bagi praktek-praktek ekonomi yang baik. Kelima, dalam Islam juga terdapat ajaran-ajaran-ajaran yang sejalan dengan Sosialisme, terutama mengenai cita-cita Keadilan Sosial, bahkan terdapat ajaran-ajaran Hadits dan teologi yang jika diterapkan bisa membentuk suatu jenis masyarakat Komunis, yaitu masyarakat tanpa kelas dan tanpa hak milik perseorangan atas dasar pandangan bahwa hak milik itu berada
9 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
di tangan Tuhan. Sejak tahun 1970-an, telah berkembang dengan pesatnya wacana mengenai Ekonomi Islam yang diikuti dengan pertumbuhan kelembagaan ekonomi, terutama di bidang finansial. Ekonomi Islam mengklaim diri sebagai sistem ekonomi alternatif, baik terhadap Kapitalisme maupun Sosialisme. Sungguhpun demikian, terkesan dari praktek bahwa apa yang disebut sebagai sistem ekonomi Islam itu sebagai suatu varian dari atau subordinat pada sistem kapitalis ketimbang pada sistem sosialis. Dalam hal ini, itu diperlukan analisa komparatif di tingkat doktriner terhadap kedua sistem tersebut. Pertama pandangan mengenai hak milik perseorangan (private property). Rodinson melihat bahwa tidak ada larangan dalam ajaran Islam mengenai hak milik individu. Hak milik kolektif hanya berlaku pada air, rumput, dan api. Dengan adanya hukum waris, maka Islam mengakui prinsip hak milik perseorangan. Dalam kaitan ini, Ibn Taymiyah punya pendapat bahwa Islam mengenal tiga macam hak milik, yaitu hak milik Tuhan, hak milik individu, dan hak milik komunal. Kedua, mengenai teori homo-economicus, di mana manusia diasumsikan memiliki dorongan untuk memperoleh keuntungan (profit-motive) dan bertindak efisien. Rodinson melihat bahwa tidak ada larangan dalam Islam mengenai usaha mencari keuntungan dan bertindak efisien, hal mana tampak dalam ajaran mengenai perdagangan dan jual beli. Namun Ibn Taimiyah mempunyai pendapat mengenai tingkat keuntungan yang wajar dan terdapat larangan meninggikan tingkat harga yang melampaui kualitas barang. Di sini teologi Taimiyah juga mengajarkan prinsip harga yang adil (just-price) sebagai dasar perdagangan, sehingga dapat dikatakan sejalan dengan 10 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
sistem ”perdagangan berkeadilan” (fair trade). Ketiga, mengenai kebebasan bekerja dan berusaha. Rodinson juga melihat ajaran Islam yang pada dasarnya tidak membatasi kebebasan bagi orang untuk memilih pekerjaan dan berusaha. Hanya saja Rodinson menyinggung adanya larangan-larangan tertentu dalam berekonomi, misalnya transaksi yang bersumber dari ketidakpastian atau spekulasi (gharar) dan perjudian (maysir) ataupun larangan mengkonsumsi dan memperdagangkan komoditi tertentu seperti minuman keras. Islam maupun tradisi masyarakat Muslim juga tidak menghalangi sistem bekerja atas dasar upah (wage laboring), sehingga Islam mengizinkan tertentuknya pasar tenaga kerja bergandengan dengan sistem pasar komoditi dan pasar keuangan. Dari sini berlaku asas distribusi pendapatan fungsional, di mana setiap pemilik sumberdaya, yaitu tanah, modal finansial, dan tenaga berhak memperoleh penghasilan dalam proses berekonomi. Dari sini pula berlaku hukum Say, supply create its own demand yang menjadi prinsip ekonomi mazhab Neo-Klasik – walaupun Hukum Say ini sempat mengalami kegagalan sehingga menciptakan Depresi Besar 1929 yang membuka jalan kepada teori Keynes mengenai investasi negara dalam menciptakan lapangan kerja. Kelima, Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang menjadikan sumberdaya finansial sebagai modal utama. Kapital hanya bisa berperan kuat jika jumlahnya cukup besar sehingga diperlukan proses akumulasi modal dengan pembentukan kekayaan. Dalam kaitan ini Rodinson juga menilai bahwa tidak ada larangan atau pembatasan Islam terhadap penghimpunan kekayaan dan itu dibuktikan dengan praktek sahabat-sahabat besar yang berhasil menjadi kaya raya. Islam hanya mengajarkan redistribusi kekuasaan dan melarang konsentrasi kekayaan di tangan beberapa orang. Teologi ini dapat dijadikan dasar
11 / 12
Kapitalisme Islam adalah Kapitalisme Humanis Tuesday, 25 August 2009 10:44
bagi argumen penentangan Islam terhadap Kapitalisme Monopoli, tapi bisa dipakai sebagai dasar bagi filantropisme. Islam juga melarang praktek riba dalam mendaya-gunakan modal finansial. Dari analisis komparatif itu, memang ada argumen yang kuat mengenai kompatibilitas Islam terhadap Kapitalisme, walaupun Islam melakukan koreksi-koreksi. Namun, Rodinson juga memiliki sejumlah argumen bahwa ajaran Islam bisa diarahkan kepada Sosialisme, berdasarkan ajarannya tentang Keadilan Sosial. Itulah penjelasan mengapa pandangan Rodinson tentang hubungan Islam dan Kapitalisme tidak terlalu konklusif. Tapi jika elaborasi tentang kompatibilitas Islam dengan Kapitalisme, baik dalam tajaran maupun teologi, bisa dijadikan dasar bahwa masyarakat Muslim tidak bisa menjadi kekuatan resistensi, maka prospek bagi konsep ”Kapitalisme Islam” adalah melakukan humanisasi terhadap Kapitalisme, sehingga yang lahir dalam masyarakat Muslim adalah suatu bentuk ”Kapitalisme Humanis”. Dewasa ini kekuatan negara-negara Muslim di Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Asia Tengah adalah modal finansial yang berasal dari eksploitasi minyak, gas bumi, dan bahan-bahan mineral lainnya. Karena itu, akan sulit bagi Dunia Islam untuk menghindari dari citra Kapitalisme. Tapi sebagaimana tampak dalam sejarahnya, maka yang bisa dilakukan adalah menjinakkan atau mengendalikan Kapitalisme dengan moral dan etika menuju kepada Kapitalisme Humanis, dengan peluang yang sama untuk menjadikan Islam kekuatan menuju masyarakar sosialis, seperti tampak dewasa ini, menurut pengamatan Oliver Roy di Iran yang Syiah yang mendasarkan diri pada prinsip Tauhid dan Keadilan. (Oleh: M. Dawam Rahardjo)
Sumber: /www.madina.co.id/
12 / 12