E-12-1
KAJIAN POTENSI REDUKSI SAMPAH DAN SISTEM PENGUMPULAN SAMPAH DI KECAMATAN REMBANG DAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG P.R. Ari Setiadi, J.B. Widiadi, Dewi Dwirianti Program Magister Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 ABSTRAK Penelitian tentang pengelolaan sampah di Kabupaten Rembang dilakukan untuk mengkaji potensi dan metode reduksi sampah yang sesuai dengan karakteristik sampah permukiman. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini berupa kajian pustaka untuk mendapatkan gambaran secara teoritis tentang pengelolaan sampah. Kemudian dilakukan pengumpulan data primer maupun data sekunder dengan mengadakan observasi langsung di lapangan. Pengumpulan data primer berupa laju timbulan sampah berpedoman kepada Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Dari hasil penelitian, upaya reduksi dengan metode daur ulang dan komposting mampu mengurangi 51,09% volume sampah permukiman di Ibukota Kecamatan Rembang dan sebesar 52,37% di Ibukota Kecamatan Lasem. Kata kunci: timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, reduksi.
PENDAHULUAN Seiring dengan adanya otonomi daerah, kota-kota dan kabupaten-kabupaten di Indonesia mengalami perubahan pola pembangunan. Dengan diberlakukannya Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, undang-undang tersebut telah memberikan kewenangan yang luas bagi daerah untuk menentukan kebijakan pembangunan yang selaras dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat sesuai dengan azas desentralisasi. Kondisi ini memberikan peluang sekaligus pendorong bagi pemerintah daerah untuk mengelola potensi yang dimiliki secara optimal serta mengembangkan sektor-sektor kegiatan sesuai dengan skala prioritas penanganannya, yang tujuan akhirnya adalah memberikan pelayanan yang prima dalam setiap program pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bila dikaitkan dengan isu-isu lingkungan yang sekarang ini berkembang, maka upaya dari pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan pembangunan haruslah tetap memperhatikan kelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan. Upaya tersebut juga merupakan salah satu langkah dalam memperhitungkan kepentingan generasi di masa yang akan datang dalam konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya masyarakat dunia yang tertuang dalam “Millenium Development Goals (MGD) 2015”. Kesepakatan tersebut dihasilkan _____________________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I ISBN : 979-99302-0-0 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-2
dari pertemuan KKT Bumi yang berlangsung di Johanesburg, Afrika Selatan pada tahun 2002. Dalam pertemuan tersebut dicapai kesepakatan antara lain perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan pengelolaan sampah yang lebih berwawasan lingkungan. Menurut data dari Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Rembang, sampah yang dihasilkan masyarakat setiap hari di Ibukota Kecamatan Rembang dan Ibukota Kecamatan Lasem sebanyak ± 313,014m3, dan didominasi oleh sampah yang berasal dari permukiman yaitu 56,24%. Dari total volume sampah tersebut baru sekitar 162 m3 atau 51,75% sampah yang telah dikelola di TPA, dan sisanya dikelola secara mandiri oleh masyarakat dengan cara ditimbun atau dibakar. Sampah yang dihasilkan masyarakat setiap harinya umumnya dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS), baik secara langsung maupun diangkut oleh petugas dengan menggunakan becak sampah. Kemudian setelah kontainer penuh, diangkut oleh truk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Usaha untuk mengurangi volume sampah baru terbatas dilakukan oleh para pemulung dan petugas pengangkut becak sampah. Para petugas tersebut umumnya memilah terlebih dahulu bahan-bahan yang masih bisa dijual dari becak sampah, sebelum dimasukkan ke dalam TPS/kontainer, misalnya botol, kertas, plastik dan logam. Dari usaha reduksi sampah tersebut, sampah organik yang mencapai 48,82% belum dimanfaatkan, sehingga proses reduksi sampah belum optimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji potensi reduksi sampah permukiman sehingga dapat diketahui metode reduksi yang tepat sesuai karakteristik sampah permukiman. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah memberikan masukan bagi pemerintah daerah dan masyarakat tentang pola penanganan yang sesuai dengan karakteristik sampah permukiman. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data jumlah dan komposisi sampah permukiman. Pengumpulan data tersebut mengacu kepada SK SNI. 19-3964-1997 tentang Metode Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. DATA DAN PEMBAHASAN Laju Timbulan Dan Karakteristik Sampah Berdasarkan hasil survey timbulan sampah di lokasi penelitian, diperoleh data laju timbulan sampah sebagai berikut: Tabel 1 Laju Timbulan Sampah Di Ibukota Kecamatan Rembang dan Lasem. Laju Timbulan No Wilayah l/org/hari Kg/org/hari 1 Ibukota Kec. Rembang 2,89 0.261 2 Ibukota Kec. Lasem 2,7 0.252 Sumber: hasil survey lapangan dan perhitungan (2004) Sedangkan bila dilihat dari karakteristik sampah permukiman, maka komponen sampah basah memiliki jumlah terbesar, yakni mencapai 73,16% di Ibukota Kecamatan Rembang dan 75,46% di Ibukota Kecamatan Lasem. Komposisi sampah secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
_____________________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I ISBN : 979-99302-0-0 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-3
Tabel 2 Komposisi Sampah Permukiman No. Komponen
Kota
Rembang (%) Lasem (%) Sampah basah 73.16 75.46 Kertas 10.79 10.88 Plastik 7.71 7.64 Kayu 2.73 1.72 Logam 1.22 1.14 Gelas/Kaca 0.93 1.08 Karet/Kulit 0.77 0.67 Kain 0.66 0.46 Lain-lain 2.03 0.95 Jumlah 100.00 100 Sumber: hasil survey lapangan dan perhitungan (2004) Dari komposisi sampah tersebut, maka metoda reduksi sampah yang dapat diterapkan adalah komposting dan daur ulang. Besarnya volume sampah yang dapat direduksi dengan metoda komposting dan daur ulang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tabel 3 Data Potensi Daur Ulang Dan Komposting Di Ibukota Kecamatan Rembang No. I. 1 2 3 4 5 6 7
Komponen
Sampah Kering Kertas Plastik Kayu Logam Gelas/Kaca Karet/Kulit Kain Sub Total II Sampah basah Sub Total III Lain-lain Sub Total TOTAL
Komposisi (%)
Timbulan (Kg/hari)
Komposting (%)
Daur Ulang (%)
10.79 7.71 2.73 1.22 0.93 0.77 0.66
1,618.814 1,156.61 409.43 182.32 140.04 116.26 98.73
-
40.00 50.00 85.00 65.00 -
73.16
10,976.56
15.96
-
2.03
305.33
-
-
100.00
15,004.11
Keterangan: - Jumlah penduduk tahun 2004 - Timbulan - Berat timbulan
= = =
Reduksi (Kg/hari) %
Sisa Timbulan (Kg/hari) %
647.53 578.31 154.97 91.03 1,471.83 1,751.86 1,751.86
4.32 3.85 1.03 0.61 9.81 11.68 11.68 -
3,223.69
21.49
971.29 578.31 409.43 27.35 49.02 116.26 98.73 2,250.38 9,224.70 9,224.70 305.33 305.33 11,780.41
6.47 3.85 2.73 0.18 0.33 0.77 0.66 15.00 61.48 61.48 2.03 2.03 78.51
57,487 jiwa 0.261 Kg/org/hari 15,004.11 Kg/hari
Prosentase Daur Ulang Sampah (Tchobanoglous, 1993): Interval Rata-rata Jenis Sampah 50% Plastik 30% - 70% 40% Kertas 25% - 60% 85% Logam 70% - 95% 65% Kaca 50% - 80%
_____________________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I ISBN : 979-99302-0-0 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-4
Tabel 4 Data Potensi Daur Ulang Dan Komposting Di Ibukota Kecamatan Lasem
No.
Komponen
Sampah kering Kertas Plastik Kayu Logam Gelas/Kaca Karet/Kulit Kain Sub Total II. Sampah basah Sub Total III. Lain-lain Sub Total TOTAL
Komposisi (%)
I. 1 2 3 4 5 6 7
Timbulan (Kg/hari)
Komposting (%)
Daur Ulang (%) 50.00 85.00 65.00 -
10.88 7.64 1.72 1.14 1.08 0.67 0.46
780.42 547.90 123.26 81.83 77.79 48.29 32.82
40.00 -
75.46
5,413.15
15.96
0.95
68.38
-
100.00
7,173.83
Keterangan: - Jumlah penduduk tahun 2004 - Timbulan - Volume timbulan
= = =
Reduksi (Kg/hari % 312.17 273.95 69.55 50.56 706.24 863.94 863.94
4.35 3.82 0.97 0.70 9.84 12.04 12.04 -
1,570.18
21.89
-
Sisa Timbulan (Kg/hari) % 468.25 273.95 123.26 12.27 27.23 48.29 32.82 986.07 4,549.21 4,549.21 68.38 68.38 5,603.66
6.53 3.82 1.72 0.17 0.38 0.67 0.46 13.75 63.41 63.41 0.95 0.95 78.11
28,581 jiwa 0.251 Kg/org/hari 7,173.83 Kg/hari
Prosentase Daur Ulang Sampah (Tchobanoglous, 1993): Interval Rata-rata Jenis Sampah 50% Plastik 30% - 70% 40% Kertas 25% - 60% 85% Logam 70% - 95% 65% Kaca 50% - 80%
_____________________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I ISBN : 979-99302-0-0 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-5
Kertas 1,618.814 kg/hari 10.79 %
Plastik 1,156.61 kg/hari 7.71 %
Sampah Ibukota Kec. Rembang 15,004.11 kg/hari 100 %
Daur Ulang
4.32 % 647.53 Sisa kg/hari
6.47 % 971.29 kg/hari
Daur Ulang
3.85 578.31 kg/hari
3.85 % 578.31 kg/hari
Sisa
Kayu 409.43 kg/hari 2.73 %
Sisa
2.73 % 409.43 kg/hari
Kain 98.73 kg/hari 0.66 %
Sisa
0.66 % 98.73 kg/hari
Sisa
0.77 % 116.26 kg/hari
Karet/Kulit 116.26 kg/hari 0.77 %
10,976.56 20% Residu
14.63 % 2,195.31 kg/hari
Sampah basah 10,976.56 kg/hari 73.16 %
58.53 % 8,781.25 kg/hari bahan kompos (Tchobanoglous)
49.84 % 7,477.60 kg/hari TPA
17.56 % 2,634.37 kg/hari
30% Sisa
70%
80%
faktor partisipasi masyarakat 70%
40.97 % 6,146.87 kg/hari bahan kompos 8,781.25
Logam 182.32 kg/hari 1.22 %
Daur Ulang
154.97 Sisa kg/hari 1.03 %
27.35 kg/hari 0.18 %
Gelas/Kaca 140.04 kg/hari 0.93 %
Daur Ulang
91.03 Sisa kg/hari 0.61 %
49.02 kg/hari 0.33 %
Sisa
305.33 kg/hari 2.03 %
Lain-lain 305.33 kg/hari 2.03 %
29 % 4,302.81 kg/hari lindi & Uap air
1,844.06 Residu 0.61 % 5% 92.20 30% 1,844.06 kg/hari kg/hari 11.68 % 12.29 % 95% 1,751.86 6,146.87 kg/hari KOMPOS
11,780.41
-
Gambar 1 Kesetimbangan Masa Timbulan Sampah Di Ibukota Kecamatan Rembang Kertas 780.423 kg/hari 10.88 %
Plastik 547.90 kg/hari 7.64 %
100 % Sampah Ibukota Kec. Lasem 7,173.83 kg/hari
Daur Ulang
4.35 % 312.17 Sisa kg/hari
6.53 % 468.25 kg/hari
Daur Ulang
3.82 % 273.95 Sisa kg/hari
3.82 % 273.95 kg/hari
Kayu 123.26 kg/hari 1.72 %
Sisa
1.72 % 123.26 kg/hari
Kain 32.82 kg/hari 0.46 %
Sisa
0.46 % 32.82 kg/hari
Sisa
0.67 % 48.29 kg/hari
Karet/Kulit 48.29 kg/hari 0.67 %
20% Residu
15.09 % 1,082.63 kg/hari
4,330.52
30% Sisa
Sampah basah 5,413.15 kg/hari 75.46 %
60.37 % 4,330.52 kg/hari bahan kompos (Tchobanoglous) 5,413.15
29.58 % 2,121.95 kg/hari lindi & Uap air 42.26 % 12.68 % 70% 3,031.36 30% 909.41 kg/hari kg/hari bahan kompos 3,031.36 12.27 kg/hari 0.17 % 70%
80%
faktor partisipasi masyarakat
Logam 81.83 kg/hari 1.14 %
Daur Ulang
69.55 Sisa kg/hari 0.97 %
Gelas/Kaca 77.79 kg/hari 1.08 %
Daur Ulang
91.03 Sisa kg/hari 1.27 % %
27.23 kg/hari 0.38 %
Sisa
68.38 kg/hari 0.95 %
Lain-lain 68.38 kg/hari 0.95 %
48.53 % 3,481.70 kg/hari TPA
18.11 % 1,299.16 kg/hari
909.41 Residu 0.63 % 5% 45.47 kg/hari 12.04 % 95% 863.94 kg/hari KOMPOS
Gambar 2 Kesetimbangan Masa Timbulan Sampah Di Ibukota Kecamatan Lasem _____________________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I ISBN : 979-99302-0-0 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5,603.66
-
E-12-6
Daur Ulang 1,471.83kg 10%
Residu 7,477.60kg 49%
Komposting 1,751.86 12%
Lindi 4,302.81kg 29%
Gambar 3 Potensi reduksi sampah dengan komposting dan daur ulang di Ibukota Kecamatan Rembang Kompos 863.94kg 12%
Residu 3,481.70kg 48%
Daur Ulang 706.24kg 10%
Lindi 2,121.95kg 30%
Gambar 4 Potensi reduksi sampah dengan komposting dan daur ulang di Ibukota Kecamatan Lasem Dari kajian di atas, potensi reduksi sampah di Ibukota Kecamatan Rembang dengan metode daur ulang/pemilahan menghasilkan bahan daur ulang sebesar 9,81%, dengan sisa timbulan sebesar 15%. Sedangkan metode komposting akan menghasilkan produk bersih 11,68%, dan sisa timbulan 61,48% (termasuk lindi dan uap air sebesar 28,68%). Sisa timbulan yang dibuang di TPA adalah 49,84%. sehingga dengan metode daur ulang dan komposting dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA sebesar 51,16% atau 81,33m3. Jika dibandingkan dengan sampah kota sebesar 169,252m3, maka terjadi pengurangan jumlah sampah sebesar 41,37%. Potensi reduksi sampah di Ibukota Kecamatan Lasem dengan metode pemilahan menghasilkan bahan daur ulang sebesar 9,84%, dan residu sebesar 13,75%. Penerapan metode komposting akan menghasilkan kompos sebesar 12,04%, residu sebesar 63,41% (termasuk lindi dan uap air sebesar 29,58%). Sisa timbulan yang dibuang ke TPA adalah 48,53%, sehingga mengurangi volume sebesar 51,47% atau 37,45m3. Volume sampah di Ibukota Kecamatan Lasem adalah sebesar 116,42m3. Sehingga metode reduksi sampah dapat mengurangi volume sebesar 32,17%. Pewadahan
E-12-7
Jenis Dan Persyaratan Bahan Wadah yang umum digunakan di lingkungan permukiman terdiri dari beberapa jenis bahan antara lain: kantong plastik, ban bekas, kayu, tong plastik/besi, anyaman plastik dan anyaman bambu. Pengadaan tempat sampah tersebut merupakan inisiatif dari masyarakat sendiri. sehingga wadah tersebut cukup bervariasi, baik jenis, ukuran maupun bentuknya. Perbandingan kondisi wadah dengan kriteria wadah dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Perbandingan Kondisi Wadah dengan Kriteria Wadah Persyaratan Bahan *)
No. 1
-
-
-
2
Tidak mudah rusak dan kedap air, kecuali kantong plastik/kertas. Mudah untuk dibersihkan. Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat. Mudah dan cepat dikosongkan. Tertutup
Jenis Wadah Yang Digunakan - Ban bekas - Kayu - Tong besi
Kondisi Wadah -
Kantong plastik - Anyaman plastik - Anyaman bambu -
-
-
Kuat dan kedap air. Kebanyakan tidak dilengkapi tutup. Mudah dikosongkan Awet dan ekonomis Pengadaan mudah
tidak kedap air (kecuali kantong plastik) cepat rusak mudah dikosongkan. Kebanyakan tidak dilengkapi tutup murah Pengadaan mudah
Kesesuaian Dengan Keriteria Jenis wadah tersebut sesuai dengan persyaratan bahan yaitu awet, kuat, mudah dipindahkan dan dikosongkan serta kedap air. Namun dari pengamatan di lapangan masih banyak yang tidak dilengkapi dengan tutup sehingga memungkinkan masuknya serangga pembawa vektor penyakit dan menimbulkan bau sehingga mengganggu lingkungan Bahan-bahan ini mempunyai karekteristik mudah dipindahkan dan dikosongkan namun mudah rusak sehingga kurang ekonomis. Disamping itu, disain wadah yang berlobang-lobang dan tidak dilengkapi tutup (kecuali kantong plastik) menyebabkan bau sampah mudah menyebar dan mempermudah masuknya seranggga pembawa penyakit, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di lingkungan permukiman.
Keterangan : *) = SK SNI T-13-1990-F Kapasitas Wadah Kapasitas wadah yang digunakan oleh masyarakat bervariasi tergantung dari jenis bahan yang digunakan. Dari pengamatan dan pengukuran di lapangan, diketahui variasi jenis dan ukuran wadah sampah. Secara rinci jenis dan volume dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Kondisi Jenis Dan Kapasitas Wadah No. Jenis Wadah 1 Ban bekas 2 Kantong plastik 3 Anyaman plastik 4 Anyaman bambu 5 Kayu 6 Tong besi
Volume 50, 26 liter Sesuai kebutuhan 62,8 liter 45 – 50 liter 50 –72 liter 50 – 60 liter
E-12-8
Sumber: pengamatan dan pengukuran di lapangan (2004) Kriteria kapasitas wadah yang digunakan tergantung dari jumlah penghuni tiap keluarga, tingkat hidup masyarakat, frekuensi pengambilan dan sistem pengumpulan sampah. Dari perhitungan rata-rata timbulan sampah sebesar 2,8 liter/orang/hari, dan dengan asumsi jumlah penduduk rata-rata tiap KK adalah 5 orang, maka setiap keluarga akan menghasilkan sampah sebanyak lebih kurang 14 liter/KK/hari atau 42 liter tiap keluarga selama 3 hari. Jika dibandingkan dengan volume wadah, maka dimensi wadah yang digunakan sudah cukup memenuhi syarat. Sistem pengumpulan sampah dengan frekuensi pengumpulan selama tiga hari masih dapat diterapkan pada lokasi penelitian. Pengembangan Wadah Pengadaan wadah dapat dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Dari kondisi wadah, dapat dikembangkan wadah yang memenuhi kriteria yaitu: - Bentuk/jenis : kotak, silinder, bin (tong), semuanya bertutup dan kantong. - Sifat : menggunakan bahan-bahan yang ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan - Bahan : kayu, ban bekas, logam dan plastik. - Volume : 10-40 ltr. Dari kriteria di atas, maka wadah yang secara fisik kurang lengkap (misalnya tidak memiliki tutup), tidak perlu diganti seluruhnya, tetapi cukup dilakukan penambahan dan pengecatan ulang, sehingga dari segi fungsi memenuhi kriteria dan dapat menambah estetika lingkungan. Sedangkan jenis wadah yang menggunakan bahan-bahan yang mudah rusak, diupayakan dilakukan penggantianan sesuai dengan kriteria di atas. Dari hasil survey timbulan sampah permukiman dan hasil kuisioner, diketahui bahwa warga menyatakan perlu dilakukan pemisahan sampah dan tidak berkeberatan untuk memilah sampah. Potensi tersebut dapat dikembangkan, yaitu dengan menyediakan dua jenis wadah, untuk memisahkan sampah basah dengan sampah kering (Tabel 4).
E-12-9
Tabel 4 Pengembangan Wadah Sampah No. 1
Jenis Wadah Ban bekas
50, 26 liter 2
Kantong plastik
Sesuai kebutuhan 3
Anyaman plastik
4
25 – 40 liter Anyaman bambu
5
30 – 50 liter Kayu
6
50 –72 liter Tong besi
62,8 liter
Sumber: penelitian lapangan
Uraian Kekurangan: - tidak dilengkapi tutup Kelebihan: - Kuat, awet - kedap air - mudah dipindahkan & dikosongkan Kekurangan: - umur pakai 2-3 hari - mudah rusak Kelebihan: - kedap air - mudah dipindahkan - dapat menyesuaiakan dengan jumlah sampah
Pengembangan Perbaikan
- dilengkapi tutup - pengecatan ulang Penyediaan 2 kantong untuk sampah basah dan sampah kering.
Kekurangan: Memerlukan penggantian - tidak dilengkapi tutup dengan jenis yang memenuhi - mudah rusak kriteria: - tidak kedap air 1. Bentuk/jenis: Kotak, silinder, Kelebihan: kontainer, bin (tong), semua mudah dipindahkan & bertutup dan kantong. dikosongkan 2. Sifat: ringan, mudah dipindahkan dan Kekurangan: dikosongkan - tidak dilengkapi tutup 3. Bahan: kayu, ban bekas - tidak kedap air 4. Volume 40-50 ltr. - mudah rusak Kelebihan: - mudah dipindahkan & dikosongkan Kekurangan: - tidak dilengkapi tutup Kelebihan: - Kuat, awet - kedap air - mudah dipindahkan & dikosongkan
Perbaikan & modifikasi
Kekurangan: - tidak dilengkapi tutup Kelebihan: - Kuat, awet - kedap air - mudah dipindahkan & dikosongkan
Perbaikan & modifikasi
E-12-10
Pengumpulan Di TPS Pola Individual Langsung Salah satu kriteria penerapan pola individual langsung, adalah volume timbulan sampah yang harus diangkut lebih dari 0,3 m3/hari. Dari perhitungan, jumlah volume sampah di tiap-tiap rumah tangga, dengan asumsi 5 orang per KK, adalah sebesar 0,014 m3/KK/hari. Jika dibandingkan dengan kriteria, maka penerapan pola individual langsung pada kawasan permukiman menjadi kurang efektif. Jika pola tersebut tetap dipertahankan, maka perlu dilakukan modifikasi wadah individual menjadi wadah komunal yang menampung sampah dari beberapa rumah tangga sehingga aktivitas dumptruk menjadi lebih efisien. Pola Individual Tak Langsung Menurut data hasil kuisioner, masyarakat yang memanfaatkan becak sampah untuk mengumpulkan sampah rumah tangga ke TPS di Ibukota Kecamatan Rembang baru mencapai 34,1%, sedangkan 8,5% membuang sampahnya sendiri ke TPS terdekat. Sisanya sebanyak 57,4% sampah ditimbun di pekarangan rumah atau dibakar. Prosentase pemanfaatan becak sampah oleh masyarakat di Ibukota Kecamatan Lasem adalah 38,9% sedangkan 15,7% membuang sendiri langsung ke TPS, dan sisanya sebanyak 45,4% sampah dibakar atau ditimbun. Becak sampah yang beroperasi di Ibukota Kecamatan Rembang berjumlah 30 unit, masing-masing dioperasikan oleh satu orang petugas. Dari 22 desa/kelurahan, sebanyak 16 desa telah mendapatkan pelayanan becak sampah, sedangkan di 6 desa lainnya warga mengelola sendiri sampahnya dengan dibakar atau ditimbun. Di Ibukota Kecamatan Lasem terdapat 5 unit becak sampah yang beroperasi di 4 (empat) desa. Dari hasil penelitian, masyarakat memiliki kemauan untuk memilah sampah basah dan sampah kering. Penerapan sistem pewadahan yang memisahkan antara sampah basah dan sampah kering akan mempengaruhi waktu operasional becak sampah. Perbedaan tersebut karena bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk mengambil dan mengembalikan bak sampah. Kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Dak C B A Pc2 Uc1 eca2 1k sa mpah
Gambar 5 Kegiatan mengambil dan mengosongkan bak sampah Gambar di atas menunjukkan kegiatan mengambil dan mengosongkan bak sampah, dimana: pc1 = A + B = waktu mengambil bak sampah 1 penuh. uc1 = waktu untuk meletakkan bak sampah 1 kosong. ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-11
pc2 = waktu mengambil bak sampah 2 penuh. uc2 = C + D = waktu meletakkan bak sampah 2 kosong. Sedangkan dbc (waktu antar lokasi) dan h (waktu yang diperlukan menuju bak sampah berikutnya) diasumsikan tetap. Perbedaan waktu yang dibutuhkan dengan adanya penerapan sistem pemilahan sampah dengan menggunakan dua buah bak sampah dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5 Waktu Operasional Becak Sampah Waktu No. Jenis Kegiatan (detik) (Menit) I Satu Bak Sampah 1 Waktu mengambil bak sampah isi (pc1) 18.30 0.31 2 Waktu mengembalikan bak sampah kosong (uc1) 7.70 0.13 Jumlah 26.00 0.43 II Dua Bak Sampah 1 Waktu mengambil bak sampah 1 isi (pc1) 18.30 0.31 2 Waktu mengembalikan bak sampah 1 kosong (uc1) 7.70 0.13 3 Waktu mengambil bak sampah 2 isi (pc2) 8.37 0.14 4 Waktu mengembalikan bak sampah 2 kosong (uc2) 10.84 0.18 Jumlah 45.21 0.75 Penambahan Waktu Operasional (pc2 + uc2) 19.21 0.32 Dari tabel di atas, waktu yang dibutuhkan becak sampah dengan satu bak sampah adalah 26 detik atau 0,43 menit, sedangkan dalam sistem pemilahan dengan dua bak sampah dibutuhkan waktu 19,21 detik atau 0,75 menit. Dari kegiatan tersebut terdapat penambahan waktu 19.21 detik atau 0,32 menit. Penambahan tersebut terjadi pada kegiatan pengambilan bak sampah yang kedua dan pengembalian bak sampah ke tempat semula. Rincian waktu operasional becak sampah dengan sistem pemilahan dapat dilihat pada Tabel 6
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-12
Tabel 6 Kebutuhan Waktu Operasional Becak Sampah Dengan Sistem Pemilahan. No.
Nama Jalan
I 1.
Kecamatan Rembang Kelurahan Leteh Jl. K.H. Bisri Mustofa Jl. Majapahit Jl. Veteran Jl. K. Asnawi 2 Kelurahan Sidowayah Jl. K.H. Bisri Mustofa Jl. Majapahit Jl. K.H.A. Chafidz 3 Desa Pandean Jl. Diponegoro 4 Kelurahan Kutoharjo Jl. Veteran-Jl. W.R Supratman Jl. Dr. Sutomo-Jl. Setiabudi 5 Desa Sawahan Gang Kulit Gang Palen - Jl. Tamrin 6 Kelurahan Tanjungsari Jl. Tanjungsari I - III Jl. Tanjungsari IV - VI 7 Kelurahan Magersari Gang I - Gang III Gang IV - Gang VI 8 Kelurahan Tasikagung Jl. Lumba-lumba - Gang Klenteng Jl. Dampo Awang - Jl. Dorang 9 Kelurahan Pacar Pacar I - Pacar IV Pacar III - Pacar IV 10 Desa Kabongan Kidul Jl. HOS Cokroaminoto 11 Desa Gegunung Wetan Gang I - Gang IV 12 Desa Gegunung Kulon Gang I - Gang III 13 Desa Sumberjo Jl. K.S. Tubun - Jl. Sumberjo Jl. Moh. Yamin Gang Wetan II - III Jl. Yos Sudarso 14. Perumahan Sumber Mukti 15. Perumahan Puri Mondoteko 16. Perumahan Permata Hijau II 1 2 3 4
Kecamatan Lasem Desa Karangturi Jl. Jatirogo Desa Jolotundo Jl. Pasar Jl. Lasem - Pamotan (ruas 1) Desa Ngemplak Jl. Lasem-Sluke Desa Babadan Gang I - Gang III
Keterangan: - Penambahan waktu operasional =
Jumlah Petugas (orang)
Panjang Jumlah Jalan Rumah (m) Terlayani
4
Tambahan Total Waktu Waktu menit (Menit) Jam Menit
Waktu/hari jam
670 740 580 580
79 66 57 62
1.5 1.5 1.25 1.5
90 90 75 90
25.29 21.13 18.25 19.85
1.92 115.29 1.85 111.13 1.55 93.25 1.83 109.85
690 710 490
85 67 48
1.25 1.5 1
75 90 60
27.21 21.45 15.37
1.70 102.21 1.86 111.45 1.26 75.37
983
95
2
120
30.42
2.51 150.42
840 970
55 116
1.25 2
75 120
17.61 37.14
1.54 92.61 2.62 157.14
510 620
54 63
1.5 1.5
90 90
17.29 20.17
1.79 107.29 1.84 110.17
2
480 420
48 45
1 1
60 60
15.37 14.41
1.26 1.24
75.37 74.41
2
670 680
65 63
1 1
60 60
20.81 20.17
1.35 1.34
80.81 80.17
880 515
65 57
1.25 1
75 60
20.81 18.25
1.60 1.30
95.81 78.25
480 585
51 59
1 1
60 60
16.33 18.89
1.27 1.31
76.33 78.89
675
78
1.5
90
24.97
1.92 114.97
550
62
1
60
19.85
1.33
79.85
565
63
1
60
20.17
1.34
80.17
865 670 515 670 1115 1050 1130
67 62 52 72 125 112 114 2107
1.25 1 1 1 2 3 3
75 60 60 60 120 180 180
21.45 19.85 16.65 23.05 40.02 35.86 36.50
1.61 96.45 1.33 79.85 1.28 76.65 1.38 83.05 2.67 160.02 3.60 215.86 3.61 216.50
1
675
56
1
60
17.93
1.30
77.93
2
730 560
63 57
1 1
60 60
20.17 18.25
1.34 1.30
80.17 78.25
1
820
72
1.25
75
23.05
1.63
98.05
1 5
849
75 323
1.5
90
24.01
1.90 114.01
3
1 2 2
2 2 1 1 1 4
1 1 1 30
0.32 menit/rumah
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-13
Dari perhitungan diatas, efek kegiatan pemilahan sampah adalah bertambahnya waktu kegiatan operasional becak sampah, sehingga diperkirakan akan mempengaruhi biaya petugas. Mengingat masing-masing becak sampah hanya beroperasi satu rit/hari, maka penambahan waktu pelayanan akibat penerapan sistem pemilahan sampah tidak mempengaruhi jumlah total ritasi pelayanan. TPS Kapasitas/Daya Tampung Dari hasil kuisioner, diketahui bahwa TPS di Ibukota Kecamatan Rembang menampung sampah permukiman sebesar 34,1% dari becak sampah dan 8,5% dari masyarakat yang membuang sendiri sampahnya langsung ke TPS. Di Ibukota Kecamatan Lasem, TPS dimanfaatan oleh 38,9% masyarakat yang membuang sampah dengan memanfaatkan becak sampah sebagai alat pengumpul dan 15,7% masyarakat membuang sendiri langsung ke TPS. Tabel 7 Jumlah Dan Lokasi TPS Permukiman Di Ibukota Kecamatan Rembang Dan Lasem. No. Desa/Kelurahan Lokasi I Kecamatan Rembang 1 Ds. Sumberjo Perum. Sumbermukti 2 Ds. Sawahan Jl. Dampoawang Jl. Erlangga (2 unit) Jl. Undaan 3 Ds. Tasikagung Jl. Lumba-lumba Jl. Lumba-lumba 4 Ds. Sukoharjo Jl. Sukoharjo 2 5 Ds. Kutoharjo dan Ds. Pandean Jl. Setiabudi 6 Ds. Leteh Dekat Depo Stasiun Depan Stadion 7 Kel. Sidowayah Depan Makam Krapyak Jl. Notoprajan 8 Ds. Kabongan Kidul Komplek Perum RSU 9 Ds. Ngotet Komplek Perum Ngotet 10 Ds. Gegunung Wetan Gang II 11 Ds. Tanjungsari TPI Ujung Tanjungsari Jumlah 17 unit kontainer II Kecamatan Lasem 1 Ds. Jolotundo Jl. Raya Jatirogo 2 Ds. Sumbergirang Pasar Lama (2 unit) 4 Ds. Ngemplak Jl. Ry. Lasem - Bonang 5 Ds. Karangturi Dekat Garasi Truk Jumlah 5 unit kontainer Sumber: KKP Kab. Rembang Untuk mengetahui pengaruh penerapan reduksi sampah dengan metode daur ulang dan komposting terhadap jumlah TPS, maka dilakukan perhitungan seperti pada Tabel 8.
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-14
Tabel 8 Daya Tampung TPS NO I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KELURAHAN / DESA
Jml Pddk 2004
Kecamatan Rembang Kel. Gegunung Kulon 869 Desa Gegunung Wetan 1,355 Kelurahan Pacar 1,485 Desa Tanjungsari 2,960 Desa Sumberjo 6,744 Desa Tasikagung 4,120 Desa Sawahan 1,730 Desa Leteh 5,239 Kelurahan Sidowayah 2,606 Kelurahan Kutoharjo 1,970 Desa Pandean 1,894 Desa Sukoharjo 1,487 Desa Kabongan Lor 1,292 Desa Kabongan Kidul 3,581 Desa Waru 5,033 Desa Ngotet 2,487 Desa Pulo 2,487 Desa Tireman 1,154 Desa Mondoteko 3,668 Desa Weton 629 Desa Ketanggi 2,073 Kelurahan Magersari 2,623 Jumlah 57,487 I Kecamatan Lasem 1 Desa Jolotundo 3,003 2 Desa Sumbergirang 5,599 3 Desa Karangturi 3,114 4 Desa Babagan 2,606 5 Desa Dorokandang 2,365 6 Desa Gedongmulyo 3,999 7 Desa Soditan 4,692 8 Desa Ngemplak 3,204 Jumlah Keterangan: - Laju timbulan sampah di Ibukota Kecamatan Rembang - Laju timbulan sampah di Ibukota Kecamatan Lasem
Volume Sampah Perhari(m3) 2.51 3.92 4.29 8.56 19.49 11.91 5.00 15.14 7.53 5.69 5.48 4.30 3.73 10.35 14.55 7.19 7.19 3.34 10.60 1.82 5.99 7.58 166 8.11 15.12 8.41 7.04 6.38 10.80 12.67 8.65 77
Timbulan Sampah per hari (m3) 42,6% 1.07 1.67 1.83 3.64 8.30 5.07 2.13 6.45 3.21 2.43 2.33 1.83 1.59 4.41 6.20 3.06 3.06 1.42 4.52 0.77 2.55 3.23 70.78 54,6% 4.43 8.25 4.59 3.84 3.49 5.89 6.92 4.72 42.13
Bahan Kompos (m3) 11.68%
2.89 l/org/hari 2.7 l/org/hari
Daur Ulang
0.13 0.20 0.22 0.43 0.98 0.60 0.25 0.76 0.38 0.29 0.28 0.22 0.19 0.52 0.73 0.36 0.36 0.17 0.53 0.09 0.30 0.38 8.35 12.04% 0.53 0.99 0.55 0.46 0.42 0.71 0.83 0.57 5.19 = =
9,81% 0.10 0.16 0.18 0.36 0.81 0.50 0.21 0.63 0.31 0.24 0.23 0.18 0.16 0.43 0.61 0.30 0.30 0.14 0.44 0.08 0.25 0.32 6.94 9.84% 0.44 0.81 0.45 0.38 0.34 0.58 0.68 0.46 4.24
Jumlah Total Residu(m3) 78.51% 0.84 1.31 1.44 2.86 6.52 3.98 1.67 5.06 2.52 1.90 1.83 1.44 1.25 3.46 4.86 2.40 2.40 1.12 3.55 0.61 2.00 2.54 56.35 78.11% 3.46 6.45 3.59 3.00 2.72 4.60 5.40 3.69 32.91
Jumlah Eksisting Kontainer 6m3
Keterangan
*=
1 2 1 2 2 2 2
Diperkirakan dapat mengurangi ritasi truk sampah
*
* * *
1 1*
1
15 1 2 1
1 5
0.00289 m3/org/hari 0.0027 m3/org/hari
Dari tabel di atas, penerapan sistem pemilahan sampah, menyebabkan penurunan jumlah volume sampah yang dibuang di kontainer sebasar 21,49% di Ibukota Kecamatan Rembang dan 21,88% di Ibukota Lasem. Dari pengurangan tersebut diperkirkan kontainer akan mampu menampung sampah lebih banyak dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal tersebut diperkirakan dapat mengurangi ritasi truk pengangkut sampah, sehingga akan terjadi penghematan waktu operasional truk pengangkut sampah. KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Angka laju timbulan sampah permukiman di Ibukota Kecamatan Rembang adalah 2,89 l/org/hari atau 0,261 kg/org/hari. Sedangkan angka laju timbulan sampah permukiman di Ibukota Kecamatan Lasem adalah sebesar 2,7 l/org/hari atau 0,251 kg/org/hari. Bila dilihat dari karakteristik sampah, upaya reduksi dengan metode daur ulang dan komposting mampu mengurangi 51,09% volume sampah permukiman di Ibukota Kecamatan Rembang dan sebesar 52,37% di Ibukota Kecamatan Lasem. Jenis wadah sampah yang paling banyak digunakan warga adalah dari kantong plastik dan ban bekas. Dimensi wadah sampah pada umumnya telah memenuhi kriteria. Sedangkan beberapa jenis wadah memerlukan penambahan tutup dan penggantian karena jenis, sifat maupun bentuk bahan belum memenuhi kriteria. Salah satu kriteria penerapan pola individual langsung, adalah volume timbulan sampah yang harus diangkut lebih dari 0,3 m3/hari, sedangkan ratarata timbulan sampah di lokasi permukiman adalah sebesar 0,014 ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
E-12-15
m3/hari/KK, sehingga penerapan pola individual langsung pada permukiman kurang efektif. Penerapan sistem pewadahan dengan pemilahan akan menambah aktifitas petugas becak sampah, yaitu dalam pengambilan dan pengosongan bak sampah. Kegiatan tersebut akan menambah waktu sebesar 0,32 menit pada tiap lokasi sumber sampah.
Saran Perlu diadakan pengkajian lebih lanjut terhadap program reduksi sampah dengan komposting dan daur ulang khususnya dalam segi komposisi bahan dan pemanfaatan hasil, sehingga dalam pelaksanaannya dapat diperoleh hasil yang optimal. Disamping itu perlu penelitian lebih lanjut tentang timbulan sampah non permukiman agar diperoleh data yang lengkap, sehingga dapat membantu pemerintah daerah dalam membuat kebijakan di bidang persampahan secara komprehensif. DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik Kabupaten Rembang. (2003) Rembang Dalam Angka. Rembang. Departeman Pekerjaan Umum. (1990) Standar, Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. (1993) Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang di Indonesia. SK SNI – 04 – 1993 – 03, Yayasan LPMB Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. (1994) Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3964 – 1994 Dewan Standarisasi Nasional. Depkimpraswil (2001) Petunjuk teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan. Jakarta Hadiwiyoto, S. (1993) Penanganan Dan Pengelolaan Sampah. Yayasan Idayu, Jakarta. Darwati, Sri (2000) Pengembangan Manajemen Usaha Pengomposan Sampah Organik Kota Skala Komunal, Vol 16 No.1. Jurnal Puslitbangkim, Jakarta. Peavy, H, S.,. Rowe D.R. and Tchobanoglous G. (1895) Environmental Engineering. Mc. Graw-Hill Publishing Company, New York. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.A (1993) Intergated Solid Waste Management. Mc. Graw-Hill, Inc.
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember