IV. METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk
Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dilaksanakan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena penelitian ini mengambil mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor sebagai responden. Lokasi yang menjadi tempat pemilihan responden umumnya adalah tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti asrama dan kantin asrama. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2009.
4.2
Metode Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Tingkat Persiapan
Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor yang dipilih secara purposive. Tingkat Persiapan Bersama dipilih dengan pertimbangan bahwa mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama tergolong remaja yang merupakan salah satu pangsa pasar dari produk Oreo. Selain itu, mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama masih dalam proses transisi dari masa SMA ke Perguruan Tinggi. Tingkat Persiapan Bersama juga memiliki jumlah mahasiswa terbanyak diantara seluruh kategori tingkatan mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (Lampiran 1), sehingga memiliki peluang lebih besar dalam memperoleh contoh sesuai kriteria. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik Cluster Sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan sampel dengan probability sampling. Teknik probability sampling digunakan karena setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel cluster sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memilih sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil atau cluster (Nazir, 2005). Cluster Sampling digunakan karena populasi mahsiswa Tingkat Persiapan Bersama bersifat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil (Cluster) yaitu mahasiswa-mahasiswa tersebut terdiri dari sembilan fakultas yaitu fakultas Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan,
Kehutanan, Teknologi Pertanian, Matematika dan IPA, Ekonomi dan Manajemen, dan Ekologi Manusia sehingga perlu dikelompokkan berdasarkan fakultas sehingga diperoleh subpopulasi yang bersifat homogen. Dalam Isgianto (2009) penentuan jumlah sampel menggunakan rumus : n=
N * Z 21−α / 2 * P (1 − P ) Nd 2 + Z 21−α / 2 P (1 − P)
Dimana : N
= ukuran populasi
n
= ukuran sampel
Z1-α/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α = 1,96 P
= proporsi kejadian
d
= besar penyimpangan yang dapat diterima Berdasarkan data yang diperoleh dari Administrasi Jaminan Mutu dan
Pendidikan Institut Pertanian Bogor diketahui bahwa jumlah populasi mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama adalah 3377 orang. Dengan menggunakan selang kepercayaan sebesar 95 persen maka nilai α adalah 5 persen, proporsi kejadian sebesar 45 persen, dan besar penyimpangan (d) adalah 10 persen (nilai kritis untuk penelitian deskriptif) sehingga diperoleh ukuran sampel sebesar 92 orang. Dalam Nazir (2005), penentuan besar sampel dalam setiap fakultas menggunakan metode alokasi sampel berimbang dengan besarnya cluster dengan rumus : n1 =
N1 xn N
dimana : n1 = jumlah sampel dalam tiap fakultas N1 = jumlah populasi dalam tiap fakultas N = jumlah populasi n = besar ukuran sampel = 92 orang Berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden dalam setiap fakultas yang terlihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Jumlah Responden pada Setiap Fakultas. Fakultas
Jumlah mahasiswa (orang) (Ni)
Persentase Mahasiswa (%)
Pertanian Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan IPA Ekonomi dan Manajemen Ekologi manusia Total
414 180 382 275 368 401 630 443 284 3377
12,26 5,33 11,32 8,14 10,89 11,87 18,65 13,12 8,42 100%
Jumlah Sampel N (Orang)( i x n) N 10 5 11 8 10 11 17 12 8 92
Selain itu, metode alokasi sampel berimbang juga digunakan untuk menentukan jumlah sampel (responden) laki-laki dan perempuan dalam setiap Fakultas, berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden laki-laki dan perempuan dalam setiap fakultas yang terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Sebaran Jumlah Responden Laki-laki dan Perempuan pada Setiap Fakultas. Jumlah Sampel Fakultas Jumlah Jumlah Jumlah Sampel perempuan mahasiswa mahasiswa laki-laki N laki-laki perempuan Ni (Orang)( i x n) (Orang)( x n) N N 6 Pertanian 180 231 5 Kedokteran Hewan
75
105
Perikanan dan Ilmu kelautan Peternakan
189
192
90
Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan IPA Ekonomi dan Manajemen Ekologi manusia Total
2
3
5
5
184
3
5
168
200
5
5
199
201
5
5
272
357
8
10
131
309
4
8
72
212
2
6
1376
1991
36
56
Operasional pengambilan responden pada setiap fakultas dilakukan dengan menggunakan teknik convenience yang dilakukan atas dasar pendekatan langsung kepada responden dengan menanyakan kesediaan responden untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dipandu langsung oleh peneliti. Selain itu, dilakukan wawancara dengan responden sehingga diperoleh informasi yang lebih mendalam.
4.3
Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan mengambil kasus
pada mahasiswa jenjang S-1 program Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberi gambaran umum karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden, persepsi dan sikap responden, sedangkan regresi logistik adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4.4 Data dan Instrumentasi 4.4.1
Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan bantuan kuesioner. Data primer ini meliputi data mengenai karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari artikel, media massa, literatur-literatur, hasil penelitian sebelumnya maupun dari situssitus internet yang berhubungan dengan topik penelitian.
4.4.2
Instrumentasi Instrumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data primer dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian yakni, bagian pertama untuk melihat karakteristik responden, bagian kedua untuk melihat tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, bagian ketiga untuk melihat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin
dan
bagian
keempat
untuk
melihat
sikap
responden
dalam
mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4.5
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer dalam penelitian
ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden melalui kuesioner yang telah dipersiapkan. Lokasi pengambilan data dilakukan pada tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti kantin asrama dan asrama Tingkat Persiapan Bersama. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada minggu ketiga dan keempat bulan Mei 2009. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran terhadap artikel-artikel, media massa, literatur-
literatur, hasil penelitian sebelumnya serta situs-situs internet yang terkait dengan topik penelitian.
4.6
Metode Pengolahan Data Data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Pengeditan, semua data yang diperoleh dilapang akan diedit. Tujuan dari pengeditan adalah untuk memilih semua data dan informasi yang diperoleh berdasarkan kerangka formulasi yang telah ditetapkan.
2.
Tabulasi, langkah ini bertujuan untuk menyajikan data-data dalam bentuk tabel dan gambar untuk mempermudah penyajian dan interpretasi data-data tersebut.
3.
Interpretasi bertujuan menghubungkan semua variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang akan digunakan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan data dianalisis dan disajikan
dalam dua bentuk, yaitu tabulasi deskriptif dan metode analisis regresi logistik.. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0
4.6.1
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003). Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menggambarkan secara rinci data yang diperoleh dengan membuat tabulasi hasil jawaban responden dan kemudian dipersentasekan. Data yang di analisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif adalah karakteristik responden, persepsi responden terhadap produk Oreo setalah adanya, dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.
4.6.2
Metode Regresi Logistik Analisis regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresi. Regresi
logistik adalah persamaan matematik yang menggambarkan hubungan antara variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Pada model regresi logistik variabel tak bebasnya bersifat biner atau dikotomi yakni memiliki nilai yang diskontinyu 1 dan 0. Kleinbaum (1994) yang diacu dalam Rama (2008) menyatakan bahwa regresi logistik merupakan suatu pendekatan model matematika yang dapat digunakan untuk memaparkan hubungan antara peubah (X) dengan peubah respon biner (Y). Regresi logistik merupakan suatu model dimana respon variabel terikat (Y) bersifat memihak kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Model logit juga menggambarkan bagaimana peluang atau kemungkinan terpilihnya salah satu dari sejumlah pilihan yang tersedia. Variabel terikat (Y) dibuat dalam bentuk
dummy (0,1,2,3,...). Nilai variabel tak bebas dari model logistik antara 0 dan 1, bentuk fungsi dari model logistik adalah :
Ln [P / 1-P] = α + βx + μ
P adalah nilai peluang dari variabel tak bebas yang nilainya biner yaitu 0 dan 1, nilai P diperoleh dari : Y = Prob (Y=1) =
1 1+ e
− (α + βχ + μ )
Sebaran peluang yang digunakan dalam fungsi logit adalah sebaran logistik, sehingga nilai harapan bersyarat Y jika diketahui X adalah : E (Y│X) = π (X) =
e g ( x) dengan g (X) = Ln [π(X) / 1-π(X)] 1 + e g ( x)
Dalam penelitian ini, konsumen dihadapkan pada pilihan persepsi baik dan sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin atau persepsi buruk dan sikap negatif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Keputusan ini dianggap sebagai variabel dependent (tak bebas) yang diduga dipengaruhi oleh sejumlah variabel independent (bebas). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen selalu membawa motivasi, persepsi, dan pilihan pribadi masing-masing. Engel et al,(1994) menyatakan proses keputusan dibentuk oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan pengaruh psikologis. Sedangkan Kotler
(2000) membagi faktor-faktor tersebut ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, status perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain. Dalam Sumarwan (2003) perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten. Merujuk pada hal-hal tersebut maka salah satu faktor yang diduga mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah karakteristik konsumen. Adapun beberapa karakteristik konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gender (jenis kelamin), usia, dan uang saku perbulan. Variabel lain yang diduga dimasukkan ke dalam pengolahan analisis regresi logistik ini yaitu persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, hal ini sesuai dengan teori Kotler (2000) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan/sikap konsumen adalah persepsi. Variabel lainnya adalah tingkat pengetahuan keamanan pangan, dan tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo yang merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi keputusan konsumen. Sedangkan faktor-faktor lain seperti faktor pengaruh psikologis dan pengaruh nilai produk tidak dimasukan karena disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Hipotesa dari keenam variabel yang akan dianalisis adalah : 1. Gender/jenis kelamin Analisis konsumen mempertimbangkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebagai indikator variabel dalam hal memiliki persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin sangat berhubungan dengan selera dan kebiasaan, diduga jenis klamin perempuan akan lebih memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki (0) dan perempuan (1).
2. Usia Perbedaan usia diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan, pengetahuan, selera dan kesadaran nilai pembelian suatu produk. Usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin bertambah usia, konsumen akan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Dengan demikian diduga bahwa usia yang lebih tua akan memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel usia tidak dikategorikan hal ini dikarenakan usia responden relatif berdekatan. 3.
Uang saku Besarnya uang saku merupakan variabel yang diduga akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Semakin besar uang saku yang diterima konsumen maka akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sehingga diduga konsumen dengan uang saku tinggi akan mempengaruhi persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel uang saku dikategorikan menjadi kurang dari Rp.500.000,- (0), antara 500.000-1.000.000 (1), dan lebih besar Rp. 1000.000,- (2). Adapun yang mendasari pengelompokan uang saku responden adalah besarnya sebaran uang saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp.500.000,- , antara Rp. 500.000-1.000.000,- ,dan lebih besar dari Rp. !.000.000,-.
4. Tingkat pengetahuan keamanan pangan Pengetahuan
konsumen
merupakan
salah
satu
indikator
pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen mengetahui mengenai keamanan pangan, maka akan cenderung untuk memiliki persepi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo. Konsumen yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai keamanan pangan tentu akan lebih peduli terhadap produk-produk yang mengandung zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan sehingga akan mendorong konsumen untuk mencari kebenaran informasi mengenai isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan keamanan pangan dikategorikan menjadi sedang (0), rendah (1), dan tinggi (2). 5. Tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo. Pengetahuan
konsumen
merupakan
salah
satu
indikator
pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen memiliki pengetahuan mengenai produk Oreo, maka cenderung akan memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Oleh karena itu sebelum melihat persepsi perlu diketahui tingkat pengetahuan responden. Tingkat pengetahuan responden terhadap produk Oreo akan mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo. Konsumen yang mengetahui mengenai produk Oreo dan memahami kebenaran isu melamin yakni bahwa produk Oreo buatan dalam negeri bebas melamin akan bersikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo dikategorikan menjadi sedang (0), rendah (1), dan tinggi (2). 7.
Tingkat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin Tingkat persepsi merupakan salah satu indikator pengukuran sikap responden. Semakin baik persepsi seseorang terhadap sesuatu maka cenderung akan memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu tersebut. Konsumen yang memiliki persepsi yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin maka kemungkinan akan memiliki sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dikategorikan menjadi persepsi buruk (0) dan persepsi baik (1). Dengan demikian model logit untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan variabel tak bebas (Y) yang menjadi pilihan responden , yaitu persepsi baik (1) atau persepsi buruk (0). Dengan demikian model regresi logistik dalam penelitian ini adalah :
π(X) = еβ0+β1X1+β2X2+…+β6X6/1+
еβ0+β1X1+β2X2+…+β6X6
Setelah ditransformasikan kedalam logit (g(x)), model berubah menjadi : ⎡ π (X ) ⎤ g(X) = In ⎢ ⎥ ⎣1 − π ( X ) ⎦ = β0 + β1X1 +β2X2 +…+β5X5 = β0
+
β1jenis kelamin +β2usia +β3uang saku +β4tingkat pengetahuan
keamanan pangan +β5tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo Dengan keterangan : X1
= jenis kelamin = jenis kelamin responden (0=laki-laki, 1=perempuan)
X2
= usia = usia responden
X3
= uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya (0=<500.000, 1=500.000-1.000.000, 2=>1.000.000)
X4
= tingkat pengetahuan keamanan pangan (0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi)
X5
= tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo (0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi)
Β0
= konstanta (intersept)
Β1- β6 = koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi (logits) Sedangkan untuk model logit sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah sebagai berikut : π(X) = еβ0+β1X1+β2X2+…+β7X7/1+
еβ0+β1X1+β2X2+…+β7X7
Setelah ditransformasikan kedalam logit (g(x)), model berubah menjadi : ⎡ π (X ) ⎤ g(X) = In ⎢ ⎥ ⎣1 − π ( X ) ⎦ = β0 + β1X1 +β2X2 +…+β6X6 = β0
+
β1jenis kelamin +β2usia +β3uang saku +β4tingkat pengetahuan
keamanan pangan +β5tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo +β6 tingkat persepsi tehadap produk Oreo. Dengan keterangan : X1
= jenis kelamin = jenis kelamin responden (0=laki-laki, 1=perempuan)
X2
= Usia = usia responden
X3
= uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya (0=<500.000, 1=500.000-1.000.000, 2=>1.000.000)
X4
= tingkat pengetahuan keamanan pangan (0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi)
X5
= tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo (0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi)
X6
= tingkat persepsi (0=persepsi buruk, 1=persepsi baik)
Β0
= konstanta (intersept)
Β1- β6 = koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi (logits) Dari keenam variabel diatas, terdapat lima data kategori yang termasuk data nominal dan ordinal yaitu jenis kelamin, uang saku, tingkat pengetahuan keamanan pangan, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, dan tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Untuk variabel usia tidak dilakukan pengkategorian hal ini dikarenakan rentang usia responden relatif berdekatan. Variabel uang saku dikelompokkan menjadi