+
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 115,02 A.
Penjelasan Umum
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi komsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Jumlah sampel STK pada triwulan III-2016 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 400 rumah tangga, sementara secara nasional jumlah sampel sebanyak 14.640 rumah tangga. Responden STK mulai triwulan II-2016 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 khususnya di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III-2016 Nilai ITK DIY pada Triwulan III-2016 tercatat sebesar 115,02. Angka ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan berada pada taraf optimis (ITK>100) dan mengalami peningkatan level optimisme dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2016 Nilai ITK DIY pada Triwulan IV-2016 diperkirakan mencapai 112,59. Artinya, kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV mendatang diperkirakan akan membaik dengan level optimisme yang sedikit lebih rendah dibandingkan Triwulan III-2016.
1. Indeks Tendensi Konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2016 Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama triwulan III-2016 tercatat sebesar 115,02. Angka ini menggambarkan persepsi konsumen atau rumah tangga terkait dengan kondisi ekonomi mereka selama triwulan berjalan yang berada pada taraf optimis (ITK>100). Secara level, optimisme konsumen selama triwulan III-2016 mengalami peningkatan atau lebih optimis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK sebesar 108,98). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong ketiga indeks penyusunnya yang berada pada taraf optimis, yakni indeks pendapatan kini, indeks pengaruh perubahan harga, dan indeks volume konsumsi barang dan jasa. Indeks pendapatan kini yang merepresentasikan perkembangan jumlah pendapatan yang diterima oleh konsumen rumah tangga selama triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016
1
sebelumnya tercatat sebesar 118,45. Nilai indeks ini berada dalam taraf optimis, artinya persepsi mayoritas konsumen (rumah tangga) terkait dengan nilai nominal pendapatan yang diterima selama triwulan berjalan cenderung lebih meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Mayoritas rumah tangga konsumen menyatakan bahwa mereka memperoleh tambahan penghasilan/gaji atau upah/bonus dalam jumlah nominal yang lebih besar dari triwulan sebelumnya. Fenomena peningkatan pendapatan ini berkaitan momentum perayaan hari raya Idul Fitri dan masa liburan pergantian tahun ajaran baru sekolah, serta pencairan gaji ketigabelas bagi Pegawai Negeri Sipil. Mayoritas pekerja menerima tambahan pendapatan berupa tunjangan hari raya beberapa hari menjelang perayaan. Sementara, peningkatan aktivitas perekonomian dari sisi permintaan juga berimbas pada peningkatan pendapatan rumah tangga dari kegiatan usaha yang dilakukan. Persepsi konsumen terkait dengan pengaruh perubahan harga (inflasi) terhadap total konsumsi rumah tangga selama Triwulan III-2016 tercatat sebesar 103,98. Indeks ini masih berada pada taraf optimis, meskipun level optimismenya sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (indeks sebesar 114,83). Persepsi optimis terkait dengan pengaruh perubahan harga dipengaruhi oleh kondisi harga barang dan jasa kebutuhan rumah tangga yang secara agregat mengalami kenaikan harga yang relatif rendah. Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta selama triwulan III-2016 dibandingkan dengan triwulan II-2016 meningkat sebesar 1,18 persen. Bahkan, selama bulan Agustus dan Sepatember terjadi deflasi sebesar 0,04 persen dan 0,16 persen. Konsumsi barang dan jasa juga memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap level optimisme konsumen selama Triwulan III-2016 dengan nilai indeks sebesar 120,84. Dibandingkan dengan dua indeks penyusun ITK yang lain (indeks pendapatan kini dan indeks pengaruh perubahan harga), level optimisme indeks volume konsumsi selama triwulan III-2016 tercatat paling optimis atau paling tinggi. Level optimisme indeks volume konsumsi juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (nilai indeks sebesar 118,23). Persepsi optimis konsumen terkait dengan volume konsumsi berbagai komoditas barang dan jasa kebutuhan rumah tangga didorong oleh peningkatan kuantitas/volume maupun frekuensi konsumsi dari kelompok komoditas makanan dan non makanan berkaitan dengan masa pergantian tahun ajaran baru sekolah serta perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Indeks konsumsi kelompok makanan tercatat sebesar 133,19, sementara kelompok non makanan sebesar 117,31. Selama Triwulan III-2016, semua kelompok komoditas tercatat memiliki nilai indeks volume konsumsi pada taraf optimis di atas 100, kecuali kelompok akomodasi. Kelompok akomodasi tercatat memiliki nilai indeks sebesar 98,32 dan berada pada taraf pesimis. Artinya, sebagian besar konsumen rumah tangga mengalami penurunan volume/frekuensi konsumsi barang dan jasa pada kelompok akomodasi selama triwulan berjalan. Hal ini terjadi karena pada umumnya konsumen akan melakukan kegiatan konsumsi jasa akomodasi dalam kuantitas yang lebih banyak selama masa liburan akhir tahun. Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan indeks volume konsumsi tertinggi adalah kelompok pakaian sebesar 137.83 dan kelompok bahan makanan dan minuman sebesar 137,10. Berikutnya adalah kelompok pendidikan dan makanan jadi dengan nilai indeks masing-masing sebesar 133,96 dan 129,28. Kelompok komoditas yang lainnya memiliki indeks optimis yang bervariasi di bawah 120. Secara nasional, level nilai ITK DIY pada Triwulan III-2016 berada di peringkat pertama tertinggi di atas Provinsi Nusa Tenggara Barat (114,81) dan Jambi (114,22). Artinya, konsumen rumah tangga di DIY memiliki level optimisme yang paling tinggi terkait dengan kondisi ekonomi mereka. Nilai ITK pada level nasional dalam waktu yang sama tercatat sebesar 108,22. Sementara, nilai ITK provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa, berkisar antara 108,27 sampai 110,01 (Tabel 1). Tabel 1 2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016
Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Variabel Pembentuk (1)
*)
Tw IV2014
Tw I2015
Tw II2015
Tw III2015
Tw IV2015
Tw I2016
Tw II2016
Tw III2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pendapatan rumah tangga kini
101,35
87,57
112,48
106,97
104,18
106,19
101,99
118,45
Pengaruh inflasi terhadap total konsumsi Volume/frekuensi konsumsi makanan dan bukan makanan*)
114,50
111,66
110,12
110,29
99,50
111,00
114,83
103,98
115,75
101,72
111,99
118,39
104,74
108,31
118,23
120,84
Indeks Tendensi Konsumen DIY
108,03
97,18
111,73
110,33
103,02
107,96
108,98
115,02
Jateng
106,03
103,97
103,60
109,81
99,87
100,28
106,66
109,16
Jabar
107,09
104,43
105,67
109,69
102,38
104,03
107,28
108,27
DKI
109,93
99,71
109,71
111,88
106,64
105,20
110,71
108,79
Jatim
110,23
100,75
103,88
115,98
102,12
105,38
108,42
108,23
Banten
107,83
104,07
108,19
111,21
103,29
105,25
109,97
110,01
Nasional
107,63
100,87
105,22
109,00
102,77
102,89
107,93
108,22
Bukan makanan: pakaian, pulsa HP, pendidikan, hiburan, akomodasi, transportasi, dan kesehatan.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DIY Triwulan IV-2016 Nilai ITK DIY pada Triwulan IV-2016 mendatang diperkirakan sebesar 112,59. Hal ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama satu triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat lebih baik dengan level optimismenya yang sedikit lebih rendah dari Triwulan III-2016. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai perkiraan ITK Triwulan IV-2016 dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga selama Triwulan IV-2016 yang diperkirakan meningkat dengan indeks 108,77. Peningkatan pendapatan selama satu triwulan ke depan diperkirakan bersumber dari peningkatan gaji/upah dan bonus serta peningkatan keuntungan usaha karena meningkatnya volume produksi atau aktivitas usaha. Tabel 2 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Triwulan IV-2016 Variabel Pembentuk (1)
Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang Rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan Indeks Tendensi Konsumen DIY Jateng Jabar DKI Jatim Banten Nasional
Tw III-2016 (2)
108,77 119,29 112,59 101,85 105,74 109,14 107,35 104,27 105,18
Peningkatan perkiraan pendapatan konsumen rumah tangga selama satu triwulan mendatang akan mendorong meningkatnya rencana konsumsi atau pembelian barang tahan lama dengan nilai indeks sebesar 119,29. Beberapa rencana pembelian barang tahan lama yang nilai indeksnya di atas 100 diantaranya adalah barang elektronik, perangkat komunikasi, kegiatan rekreasi, dan pesta/hajatan. Sementara, rencana pembelian barang tahan lama yang memiliki nilai indeks di bawah 100 adalah barang perhiasan.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016
3
Secara nasional, perkiraan level ITK DIY selama Triwulan IV-2016 mendatang berada di peringkat pertama di atas Provinsi Sulawesi Utara (111,31) dan Maluku (111,03). Nilai ITK Triwulan IV-2016 pada level nasional diperkirakan sebesar 105,18. Sementara, perkiraan nilai ITK Triwulan IV-2016 provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa berkisar antara 101,85 sampai 109,14.
Gambar 1 Indeks Tendensi Konsumen Riil dan Indeks Tendensi Konsumen Perkiraan DI Yogyakarta, Triwulan II-2011 sampai Triwulan IV-2016 130 ITK Terkini
123,6
Perkiraan ITK
120,6
119,3
120 110,5
110
100
117,3
116,9
106,6
111,9
112,6
111,6 108,5 109,5
110,2 109,5 110,7 116,2
112,9 110,0 109,7 109,9
114,6
114,1
110,5
109,2
114,8 112,6
111,5 118,2 109,0 114,6
115,9
115,0
107,8
112,1
111,7
110,3
105,7 108,0 109,0
108,0
106,1
105,6
113,9
103,0 97,2
90
80 Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw III IV III IV III IV III IV III IV III IV 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Pola perbandingan antara ITK pada triwulan berjalan (ITK riil) dengan nilai perkiraan ITK triwulan yang dilakukan pada triwulan sebelumnya menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Sampai dengan triwulan I-2014 perbedaan atau selisih antara ITK riil dengan perkiraannya relatif kecil. Terkadang nilai ITK riil lebih besar dari perkiraan dan ada kalanya nilainya lebih kecil dari perkiraan. Mulai triwulan II-2014, selisih antara ITK riil dengan ITK perkiraan terlihat cukup nyata dan perkiraan ITK selalu lebih tinggi dibandingkan dengan ITK riilnya. Hal ini menggambarkan nilai harapan atau ekspektasi konsumen di DIY yang lebih tinggi dari realisasi terkait dengan kondisi ekonomi mereka. Pada Triwulan III-2016 selisihnya mencapai 2,3 poin dengan posisi ITK perkiraan lebih tinggi dari ITK riil.
Tabel 3 4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016
Indeks Tendensi Konsumen1) Triwulan III-2016 dan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2016 Tingkat Nasional dan Provinsi Triwulan III-2016 No.
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Babel Kep, R i a u DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta JawaTimur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Pendapatan Ruta Kini
Pengaruh Inflasi thd Tingkat Konsumsi
Volume Konsumsi Barang dan Jasa
Perkiraan TriwulanI IV-2016
ITK Kini
Pendapatan Ruta Mendatang
Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi dan Pesta/Hajatan
ITK Mendatang2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
103,59 110,89 106,82 100,66 121,53 106,80 113,68 105,38 109,91 101,74 111,65 111,61 109,66 118,45 108,27 109,80 115,04 124,02 109,25 109,53 97,50 104,03 104,40 104,13 101,95 112,28 119,02 107,68 108,37 117,07 107,15 109,87 118,28 110,01
110,59 93,02 109,30 108,66 97,32 114,92 102,83 96,39 110,31 104,04 101,32 98,85 107,23 103,98 104,91 108,72 94,55 100,14 100,31 99,15 101,36 92,56 121,44 100,36 99,45 96,24 90,62 100,62 112,40 100,32 90,47 110,20 100,88 102,65
109,33 112,50 116,29 115,51 118,23 115,35 106,72 101,63 120,88 110,80 111,46 112,25 110,41 120,84 112,37 112,15 117,48 111,43 106,14 95,61 109,49 100,83 89,25 105,81 116,97 108,47 109,58 117,61 115,51 109,56 99,09 110,86 111,54 111,03
106,73 106,36 109,53 106,03 114,22 110,85 109,22 102,12 112,38 104,32 108,79 108,27 109,16 115,02 108,23 110,01 109,98 114,81 106,14 103,71 101,13 100,21 105,79 103,46 104,50 107,09 109,25 107,89 111,00 110,89 100,87 110,17 112,09 108,22
100,05 103,82 103,89 101,54 99,58 101,11 99,78 101,57 100,54 101,84 105,17 108,14 100,87 108,77 104,66 101,98 104,75 108,75 106,07 100,28 100,09 96,31 100,71 112,24 109,25 101,88 112,44 100,41 104,52 110,25 92,06 107,68 112,89 104,25
100,68 100,69 110,46 102,31 103,29 101,00 104,18 103,56 106,14 111,94 116,12 101,54 103,57 119,29 112,05 108,27 107,86 98,27 105,73 99,60 103,79 120,63 108,34 109,68 110,72 109,21 100,20 109,59 100,92 112,39 120,04 108,45 107,38 106,81
100,28 102,68 106,28 101,82 100,93 101,07 101,38 102,29 102,58 105,51 109,14 105,74 101,85 112,59 107,35 104,27 105,88 104,95 105,95 100,03 101,44 105,15 103,48 111,31 109,79 104,54 107,99 103,74 103,21 111,03 102,23 107,96 110,89 105,18
Keterangan: 1)
ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
2)
Angka Perkiraan ITK Triwulan IV-2016
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 64/11/34/Th.XVIII, 7 November 2016
5