Humanising Financial Services Across Asia.
DAFTAR ISI List of Contents
PENDAHULUAN PREFACE Tema 2013 Theme for 2013 Pokok-Pokok Kinerja 2013 2013 Performance Highlights
02 03
DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile Profil Direksi Board of Directors Profile Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Profil Pemegang Saham Shareholders Profile Struktur Organisasi Perusahaan Organization Structure
14 20 22 23 24
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING SIGNIFICANT FINANCIAL HIGHLIGHTS
Visi & Misi Vision & Mission Nilai-Nilai Perusahaan Corporate Values Penghargaan BII Finance Awards of BII Finance Peristiwa Penting Significant Events Sekilas BII Finance BII Finance at Glance Strategi Perusahaan Corporate Strategy Testimoni Konsumen Customer’s Testimonial Testimoni Dealer Dealer’s Testimonial
04 05 06 07 08 09 10 11
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Informasi Obligasi Bond Information
26 28
2013 LAPORAN KOMISARIS & DIREKSI MANAGEMENT REPORT Laporan Presiden Komisaris Report from President Commissioner Laporan Presiden Direktur Report from President Director
30 32
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Struktur Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Structure Komite Audit Audit Committee Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi Responsibilities of The Boards of Commissioners & Directors Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT ANALYSIS & DISCUSSION Tinjauan Pasar & Strategi Market Review & Strategy Laporan Usaha Business Review Tinjauan Keuangan Financial Review Menyongsong Tahun 2014 Toward the Year 2014
38 41
62 66 70 75
85
ALAMAT JARINGAN USAHA BUSINESS NETWORK
86
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN & LAPORAN KEUANGAN RESPONSIBILITY FOR ANNUAL REPORT & FINANCIAL STATEMENTS
88
LAPORAN KEUANGAN 2013 (Audited) 2013 FINANCIAL STATEMENTS (Audited)
90
43 58
2
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Tema 2013 Theme For 2013
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DEMI MENINGKATKAN PANGSA PASAR Increasing Productivity to Increase Market Share BII Finance terus mengukir prestasi. Hal ini merupakan dasar yang kokoh untuk berkembang sekaligus meraih peluang baru. Dengan optimisme tinggi karena proyeksi pertumbuhan pasar yang begitu potensial, kami siap menyambut prospek yang cerah. Kami mencanangkan untuk meningkatkan produktivitas yang berlaku bagi semua lini demi meningkatkan pangsa pasar yang dinamis.
BII Finance continuously engraved good merit and accomplishment. This becomes a strong foundation to flourish as well as acquire new opportunity. Backed with enormous market growth projection and high confidence, we are ready to embrace a bright outlook. We endeavor increasing productivity as performed by the management and the entire staff to increase the vibrant market share.
Dengan populasi kurang lebih 240 juta orang dan pendapatan per kapita yang semakin meningkat, Indonesia berpotensi menjadi pasar potensial bagi para produsen otomotif.
The great number of population that approximately reach 240 million residents and the growing income per capita brings Indonesia in becoming potential market for automotive industry.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia semakin bergerak menuju puncak pasar otomotif Asia Tenggara dan kecenderungan ini semakin cepat dan mantap. Dari dalam negeri, program mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car) yang memasok pasar dengan harga kisaran Rp100 juta akan mendongkrak penjualan. Sementara itu, Thailand yang sempat memimpin pasar, saat ini kembali dilanda sengketa politik yang menghambat roda produksi. Hal ini berimbas dengan banyaknya produsen otomotif untuk memindahkan pusat produksinya ke Indonesia.
Over the past year, Indonesia progressively climbed to the top rank of South East Asia automotive market. Currently, the government-backed Low Cost Green Car arrangement that offers affordable yet environmental friendly scheme which enjoys a massive demand as it sold around Rp100 million. Hence, Thailand that used to be in supreme condition now is facing unfortunate situation as the political turmoil delays the production process. Furthermore, the automotive manufacturer consider to relocate its production plant into Indonesia.
Indonesia dan Thailand dalam 3 tahun terakhir memang bersaing sangat ketat untuk memperebutkan predikat pasar mobil terbesar di ASEAN. Thailand sudah sejak lama menjadi pasar mobil terbesar, namun Indonesia mematahkan dominasi tersebut setelah di tahun lalu dapat menembus pasar pada angka penjualan hingga 1 juta unit.
During the past 3 years, Indonesia and Thailand tightly strive to be the biggest car market within ASEAN region. Indonesia securely takes Thailand domination as the country boost up the automotive market sales into 1 million units last year.
Di pertengahan Agustus tahun 2013, perusahaan riset pasar Frost & Sullivan menerbitkan laporan yang memperkirakan pertumbuhan kuat di seluruh sektor otomotif ASEAN. Dipimpin permintaan dari Indonesia, yang disebutkan dalam riset tersebut, akan lebih dari dua kali lipat pada 2019 yakni dengan jumlah 2,3 juta kendaraan. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta peran kelas menengah yang memiliki pendapatan lebih besar, serta peningkatan investasi di sektor otomotif dan peraturan otomotif yang mendukung pertumbuhan pasar.
By mid-August 2013, a prominent market research namely Frost & Sullivan issued a report that suggested a strong growth in all over automotive sector within ASEAN region. Moreover, Indonesia is likely to lead the way with double progression in 2019 with 2.3 million cars unit supported by economic development especially with the growing numbers of middle class segment that has a higher disposable income bracket as well as the ever growing automotive venture and its regulation that push the market development.
Pengalaman, kerja keras dan dukungan dari segenap tim manajemen maupun staf yang handal senantiasa memberikan semangat dan kekuatan bagi BII Finance untuk mewujudkan peluang emas di atas serta menjadikan perusahaan pembiayaan terbaik di Indonesia.
The precious elements namely solid experience, hard work and support from the board of management and its entire staffs shall give us a good spirit to recognize such remarkable opportunity and make it into a realization. Thus, we do our utmost to be the best finance company in Indonesia.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Pokok-Pokok Kinerja 2013 2013 Performance Highlights
• Penerbitan MTN (Medium Term Notes) ke V sebesar Rp200 miliar pada bulan Februari 2013. • Menerbitkan Obligasi II dengan tingkat suku bunga tetap sebesar Rp1,3 triliun pada 19 Juni 2013. • Peluncuran produk baru yang mengukuhkan BII Finance sebagai perusahaan pembiayaan pertama di Indonesia yang memiliki produk pembiayaan dengan tenor pembiayaan hingga 7 tahun. • The issuance of Medium Term Notes V valued Rp200 billion on February 2013. • The issuance of Bonds II with fixed rate valued Rp1.3 trillion on June 19, 2013. • Announcing a new product that secures BII Finance position as the first Indonesian financing company in which has the financing tenure scheme up to 7 years.
3
4
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
VISI & MISI Vision & Mission
VISI
VISION
Menjadi perusahaan pembiayaan independen sebagai penantang pasar dalam bisnis pembiayaan mobil baru dan menggarap ceruk pasar baru untuk pembiayaan alat berat serta mesin-mesin industri.
To be the independent finance company as a market challenger in the new car financing and to grab new niche market in heavy equipment and machinery financing.
MISI
MISSION
• S e ba ga i p e rp a n j a n g a n t a n g a n d ari PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. (BII) untuk mengembangkan bisnis dalam beragam bidang pembiayaan. • Untuk memberikan nilai terbaik bagi pemangku kepentingan (pemegang saham, pelanggan, rekan bisnis dan karyawan).
• As an extension of PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. (BII) to expand in multifinance business. • To deliver the best value to our stakeholders (shareholders, customers, business partners and employees).
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Nilai-Nilai Perusahaan Corporate Values Bagaikan kompas yang memandu segenap jajaran manajemen serta seluruh staf BII Finance, nilai-nilai perusahaan diaplikasikan dalam pelayanan sehari-hari agar kepercayaan bertumbuh terus dan menjadi sebuah korporasi bisnis yang unggul dalam derap ekonomi yang dinamis.
Like a compass that guide the BII Finance management and its staffs, the corporate values is being administered in daily tasks to uphold the growing trust to become the ultimate business corporation in a very vigorous economic society.
NILAI-NILAI BII FINANCE / BII FINANCE VALUES BEHAVIOR
All employees are required to have good personal behaviors, professional attitude and work efficiently to achieve effective result.
INTEGRITY All employees are required to have good principles, honesty and full responsibility.
IMPROVEMENT All employees are required to continuously improve self and work quality.
FAST & FLEXIBLE
To perform business process in order to give the best values for the customers and business partners. INNOVATIVE to create prime products. NICE to serve customers and business partners. AWARE to all potential risks. NEAT to perform all assigned jobs. COMMITMENT to achieve Company’s goals. EXCELLENT to deal with figures.
BII Finance menjunjung seluruh aspek nilai-nilai budaya kerja yang sudah diterapkan BII sebagai induk perusahaan menjadi TIGER yaitu:
BII Finance endorses the values of work culture that has been rectified by BII as the corporation holding company which are formulated as TIGER:
TEAMWORK (Commitment). INTEGRITY (Behavior, Integrity). GROWTH (Improvement, Innovative). EXCELLENCE & Efficiency (Excellent, Aware, Neat). RELATIONSHIP Building (Nice, Fast & Flexible).
5
6
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Penghargaan BII Finance Awards Of Bii Finance BII Finance telah meraih beragam penghargaan bergengsi dari berbagai institusi antara lain dari Majalah InfoBank sebagai perusahaan dengan kinerja keuangan sangat bagus, dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia sebagai perusahaan pembiayaan terbaik, dari Majalah Investor sebagai Multifinance terbaik dan Indonesia Multifinance Award sebagai perusahaan pembiayaan terbaik.
BII Finance has garnered various notable awards from numerous institutions namely InfoBank magazine as the Company with outstanding financial performance, Indonesia Financial Services Association as the best finance company, Investor magazine as the best Indonesian Multifinance and Indonesia Multifinance Award as the best finance company.
Majalah InfoBank menganugerahi BII Finance sebagai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 serta penghargaan 5 tahunan (2007-2011) dan (2008-2012). InfoBank magazine awarded BII Finance as Finance Company with Outstanding Financial Performance in 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 and special 5 years award recipients (2007-2011) and (2008-2012).
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia memberikan penghargaan sebagai Perusahaan Pembiayaan Terbaik pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013. Selain itu, dari organisasi yang sama memberikan penghargaan sebagai Sepuluh Perusahaan Pembiayaan Terbaik pada tahun 2013. Award from Indonesia Financial Services Association as The Best Finance Company in 2010, 2011, 2012 and 2013. The same institution also grants BII Finance as the top 10 best financing company in 2013.
Majalah Investor memberikan penghargaan Perusahaan Multifinance Terbaik pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Award from Investor magazine as The Best Multifinance Company in 2011, 2012 and 2013.
Indonesia Multifinance Award (IMA) memberikan penghargaan sebagai Perusahaan Pembiayaan Terbaik untuk 3 kategori sekaligus pada tahun 2013 yaitu kategori The Best of “Finance & Value Creation”, The Best “Merit Corporation” dan The Best of Multifinance Indonesia. In 2013, Indonesia Multifinance Award (IMA) garnered us The Best Financing Company in 3 consecutive categories to be precise: The Best of “Finance & Value Creation”, The Best “Merit Corporation” and The Best of Multifinance Indonesia.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Peristiwa Penting Significant Events Banyak kejadian dan peristiwa penting yang menandai kinerja operasional kami di tahun 2013. Antara lain:
Several important events marked our operational effort during 2013. They are:
19 Juni 2013 Menerbitkan Obligasi II dengan tingkat suku bunga tetap sebesar Rp1,3 triliun. The issuance of Bonds II with fixed rate valued Rp1.3 trillion.
Februari 2013. Penerbitan MTN (Medium Term Notes) ke V sebesar Rp200 miliar. The issuance of Medium Term Notes V valued Rp200 billion.
18 September 2013 Peluncuran produk baru yang mengukuhkan BII Finance sebagai perusahaan pembiayaan pertama di Indonesia yang memiliki produk pembiayaan dengan tenor pembiayaan hingga 7 tahun. Announcing a new product that secures BII Finance position as the first Indonesian financing company in which has the financing tenure scheme up to 7 years.
7
8
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Sekilas BII Finance BII Finance At Glance Lebih dari dua dekade, PT BII Finance Center (BII Finance) berdiri tepatnya pada tanggal 13 Februari 1991. Perusahaan memperoleh ijin operasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 888/KMK.013/1991 pada tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005, di mana disebutkan bahwa perusahaan bergerak dalam bidang usaha anjak piutang, sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan kartu kredit (multifinance).
For more than two decades, PT BII Finance Center (BII Finance) was inaugurated precisely on February 13, 1991. The Company has attained an operating license as a financing institution from Finance Minister of the Republic of Indonesia in the Decree No. 888/KMK.013/1991 on August 22, 1991 and has been altered accordingly in regards with the decree from Finance Minister of the Republic Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 dated 4 August 2005. The business activities comprise of lease, factoring, leasing, consumer finance and credit card (Multifinance).
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha pembiayaan sebagaimana tersebut di atas. Untuk melaksanakan kegiatan usaha tersebut, Perusahaan dapat pula melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.
According to Article 3 of the Company’s Foundation Decree, the business activities could encompass sharia principle conferring to Finance Minister of Indonesia, Financial Services Authority and National Sharia Board of Majelis Ulama Indonesia.
Perusahaan mencatat pertumbuhan signifikan di tahun 2013 dengan kenaikan portofolio pinjaman sebesar 36,6% atau menjadi Rp10 triliun. Laba sebelum pajak juga menanjak 35,7% menjadi Rp277,5 miliar dan laba bersih juga mengalami kenaikan 36,0% menjadi Rp208,2 miliar. Market share berdasarkan portofolio mobil baru sebelumnya di angka 7,9% dan naik menjadi 9,6%.
During 2013, the Company set a significant growth with the increasing of outstanding receivable by 36.6% or Rp10 trillion. Income before tax expense also boost by 35.7% or Rp277.5 billion whilst the net income also enjoys upsurge by 36.0% or Rp208.2 billion. Similarly, market share based on new cars portfolio rise to 9.6% as last year was 7.9%.
Dengan kredibilitas BII sebagai bank swasta terkemuka di Indonesia dan merupakan induk perusahaan perseroan, BII Finance memperoleh kepercayaan para investor dalam hal pendanaan melalui penerbitan obligasi dan instrumen Medium Term Notes. BII Finance juga memperoleh rating dengan peringkat AA+ (Double A Plus: Stable Outlook) dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch). Hal ini memacu perusahaan agar senantiasa memberikan pelayanan prima kepada seluruh stakeholders.
BII, as the reputable bank in Indonesia and the parent company of BII Finance, gains mutual trust from investors in terms of funding through the issuance of Bonds and Medium Term Notes of instruments. BII Finance also reaped a rating of AA+ (Double A Plus, Stable Outlook) from PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch). This remarkable stance will endeavor us to provide utmost service to all stakeholders.
BII Finance makin dekat dengan konsumen Indonesia melalui 29 kantor cabang dan 10 kantor perwakilan yang berada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Barat serta didukung oleh 1.207 karyawan.
In addition, BII Finance has been even closer to its customers through 29 branch offices and 10 representative offices that spread over in Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi, Bali and West Nusa Tenggara with a total of 1,207 employees.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Strategi Perusahaan Corporate Strategy Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi disebut sebagai dua kekuatan pendorong di balik ekspansi industri otomotif Indonesia yang cepat. Berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan mobil di Indonesia tahun 2013 tumbuh 10,2% menjadi 1.229.901 unit dari 1.116.230 unit tahun 2012. Sedangkan, penjualan mobil di Thailand tahun 2013 mengalami penurunan 7,4% dari 1.436.335 unit tahun 2012 menjadi 1.330.672 unit tahun 2013.
The emergent numbers of middle class sector and economy intensification has led to be a main support of accelerating Indonesian automotive industry. According to Gaikindo, during 2013, Indonesia enjoys immense cars sales by 10.2% or 1,229,901 units from 1,116,230 units in previous year. On the contrary, Thailand cars sales have plummeted 7.4% from 1,436,335 units in 2012 to 1,330,672 units in 2013.
Berangkat dari data dan fakta yang menggembirakan tersebut, BII Finance terus berbenah dan menyiapkan diri. Beragam strategi usaha untuk memenangkan pasar dan melayani konsumen dengan proaktif dan inovasi terus dicanangkan oleh Perusahaan, antara lain:
Supported with those astonishing facts and data, BII Finance keeps moving on and proactively set persuasive business strategy to win the market and meticulously serve the customers with innovation, specifically:
Strategi Pemasaran 1. Memperkuat posisi perusahaan (perseroan) di segmen menengah atas yang melayani pasar pembiayaan mobil baru. 2. Memperluas segmen dengan berfokus pada beberapa merk kendaraan tertentu. 3. Perluasan jaringan usaha melalui penambahan jumlah kantor cabang dan kantor perwakilan, khususnya di area potensial. 4. Menambah aplikasi melalui jaringan BII yang tersebar di seluruh Indonesia.
Marketing Strategy 1. To strengthen the Company’s position among middle class consumers that assist the new car financing service. 2. To escalate to new segment by focusing on some specific vehicle brands. 3. To expand business network through additional branch offices and representative offices in some potential areas. 4. To increase new applications through BII network that spread all over the country.
Strategi Operasional dan Teknologi Informasi 1. Meningkatkan efisiensi waktu (turn around time) dalam proses persetujuan kredit. 2. Memperbaiki rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio). 3. Memperkuat proses penagihan dan tim collection. 4. Memperbaiki kebijakan dan pemeringkatan risiko kredit.
Operational and Information Technology Strategy 1. Improving time efficiency (turn-around time) in term of credit approval process. 2. Improving cost to income ratio.
Strategi Produk Pembiayaan - Pembiayaan dalam pengadaan mesin-mesin industri khususnya alat-alat berat baru.
Financing Product Strategy - Financing for industrial machinery and heavy equipment procurement.
Strategi Sumber Daya Manusia 1. Bekerja sama dengan perusahaan rekanan penyedia SDM untuk memenuhi kebutuhan karyawan potensial di berbagai kota utama di Indonesia. 2. Menjalankan program pelatihan secara intensif dan komprehensif. 3. Menelaah Key Performance Indicator (KPI), skema penghargaan dan sanksi untuk meningkatkan produktivitas karyawan. 4. Mengadakan malam apresiasi Marketing Convention & Awarding Night sebagai sarana penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi. Pada tahun 2013, marketing yang berprestasi mendapatkan kesempatan berlibur ke Singapura. 5. Menggunakan berbagai sarana media dalam hal rekrutmen karyawan secara rutin.
Human Resources Strategy 1. Cooperating with human resources partner companies in terms of recruiting potential staff in various cities in Indonesia. 2. Administering intensive and comprehensive training schemes. 3. Reviewing Key Performance Indicator (KPI), award scheme and sanction to enhance staff productivity.
3. Strengthening collecting process and collection team. 4. Improving policies and credit risk rating.
4. Initiate Marketing Convention & Awarding Night as appreciation for employees with good performace. On year 2013, marketing with good performance rewarded vacation to Singapore. 5. Utilizing numerous media for staff recruitment regularly.
9
10
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Testimoni Konsumen Customer’s Testimonial
LIE GUNAWAN SUTEDJA PT Multisukses Mitra Sejati
Faktor kecepatan memegang peranan penting dalam urusan bisnis. BII Finance memahami hal ini. The level of speed plays the important role in every business and BII Finance really understands this matter.
“Saya puas dengan pelayanan BII Finance. Semua dilakukan dengan baik dan cepat disertai dengan tingkat suku bunga kompetitif. Komitmen credit marketing officer dapat dipertanggung jawabkan”.
“I am very satisfied with BII Finance services. In short, they are excellent, quick in process and have the competitive rate in the market. Moreover, the credit marketing officer is very responsive and credible”.
Selaku Presiden Direktur di PT Multisukses Mitra Sejati, saya menganggap BII Finance adalah rekanan bisnis yang terpercaya. Perusahaan kami berdiri sejak tahun 1974 dan bergerak dalam bidang truck contractor dan warehouse service.
As the President Director of PT Multisukses Mitra Sejati, I treat BII Finance as my true business companion. Since 1974, our company engages in truck contractor and warehouse service.
Sekarang, faktor kecepatan memegang peranan penting dalam urusan bisnis dan BII Finance memahami hal ini. Proses yang saya ajukan tidak memakan waktu lama. Saya sangat menghargainya dan berharap BII Finance terus mempertahankan kinerja serta layanan yang lebih baik lagi.
Nowadays, the level of speed plays the important role in every business and BII Finance really understands this matter. My application does not take long time and I do appreciate it. I hope BII Finance always keeps up the good work and gradually better along the course of time.
Saya ingin BII Finance senantiasa mendampingi kemajuan bisnis saya baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
I hope BII Finance will accompany my business progress today, tomorrow and always.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Testimoni DEALER Dealer’s Testimonial
ROBBY JAYA Chairman Showroom Ayun Jaya Motor
Saya terkesan dengan dukungan BII Finance khususnya para credit marketing officer. I am impressed by BII Finance supportive assistance especially by the credit marketing officer.
Profesional, komitmen, proses yang cepat, bukti nyata dan pendekatan serta servis yang memuaskan membuat Robby Jaya selaku Chairman dari Showroom Ayun Jaya Motor terus menjadi mitra BII Finance sejak tahun 2005.
Robby Jaya is the Chairman of Ayun Jaya Motor and has been BII Finance dealer partner since 2005 thanks to the multi-layer good service that comprise of professionalism, commitment, speedy process and personal approach.
Bermain di ceruk pasar super premium, Showroom Ayun Jaya Motor mengkhususkan diri menggarap mobil-mobil CBU.
Ayun Jaya Motor specializes itself as the super-premium automotive showroom and deals with mostly completely built-up cars.
“Saya terkesan dengan dukungan BII Finance khususnya para credit marketing officer yang dengan setia selalu stand by di booth kami dari hari Senin sampai Sabtu di Indonesia International Motor Show (IIMS) untuk memudahkan dan mempercepat proses para calon konsumen membeli produk dari Showroom Ayun Jaya Motor“.
“I am impressed by BII Finance supportive assistance especially by the credit marketing officer that faithfully stand by at our booth from Monday until Saturday at Indonesia International Motor Show event – particularly to assist and enhance the process from potential consumers that most likely to purchase our cars”.
11
12
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
DJAJA SURYANTO SUTANDAR
LANI DARMAWAN
Komisaris Commissioner
Presiden Komisaris President Commissioner
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
13
Profil Dewan Komisaris Board Of Commissioners Profile
DANI FIRMANSJAH Komisaris Independen Independent Commissioner
14
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Profil Dewan Komisaris Board Of Commissioners Profile
LANI DARMAWAN Presiden Komisaris President Commissioner
Lani Darmawan, kelahiran tahun 1962, adalah seorang dokter gigi lulusan Universitas Trisakti di tahun 1985. Beliau menaruh minat yang besar terhadap dunia perbankan sehingga karirnya dihabiskan di berbagai bank ternama antara lain American Express, PT Bank Danamon, Tbk., PT Bank Central Asia, Tbk., Citibank Indonesia, LippoBank, Standard Chartered Bank Indonesia, PT Bank Permata, Tbk. Posisi terakhir beliau di PT Bank Permata, Tbk. adalah sebagai Executive Vice President, Head of Network.
Lani Darmawan was born in 1962. She graduated from Trisakti University in 1985 as a dentist. She has interest and passion in banking industry henceforth she spends most of her professional career in banking industry. She has been served in several blue chip banking institution namely American Express, PT Bank Danamon, Tbk., PT Bank Central Asia, Tbk., Citibank Indonesia, LippoBank, Standard Chartered Bank Indonesia, PT Bank Permata, Tbk. Her last position was Executive Vice President, Head of Network in PT Bank Permata, Tbk.
Pengalaman kerja sebelumnya: 1988 - 1990 : Supervisor Cardmember Marketing, American Express. 1990 : AVP Card Business, PT Bank Danamon, Tbk. 1990 - 1999 : Deputy General Manager Credit Card, PT Bank Central Asia, Tbk. 2000 : Vice President, Business Development Citibank Indonesia. 2000 - 2004 : Consumer Banking Group Head, LippoBank. 2004 - 2010 : Consumer Banking Country Head, Standard Chartered Bank Indonesia. 2010 - 2012 : Executive Vice President, Head of Network PT Bank Permata, Tbk. 2012 - sekarang : Direktur Perbankan Ritel – PT Bank Internasional Indonesia Tbk. 2012 - sekarang : Presiden Komisaris PT BII Finance Center.
Previous working experience: 1988 - 1990 : Supervisor Cardmember Marketing, American Express. 1990 : AVP Card Business, PT Bank Danamon, Tbk. 1990 - 1999 : Deputy General Manager Credit Card, PT Bank Central Asia, Tbk. 2000 : Vice President, Business Development Citibank Indonesia. 2000 - 2004 : Consumer Banking Group Head, LippoBank. 2004 - 2010 : Consumer Banking Country Head, Standard Chartered Bank Indonesia. 2010 - 2012 : Executive Vice President, Head of Network PT Bank Permata, Tbk. 2012-present : Retail Banking Director – PT Bank Internasional Indonesia Tbk. 2012-present : President Commissioner PT BII Finance Center.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
DJAJA SURYANTO SUTANDAR Komisaris Commissioner
Djaja Suryanto Sutandar, kelahiran tahun 1964, adalah lulusan Sacramento City College, California USA di tahun 1984 dan melanjutkan studi lebih lanjut jurusan Bsc Finance di California State University of Sacramento di tahun 1986. Memulai karir sebagai management trainee di PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. (BII) di tahun 1987, pria peminat ekonomi dan bisnis ini bergabung dengan PT BII Finance Center di tahun 2007 sebagai Dewan Komisaris.
Djaja Suryanto Sutandar was born in 1964. He graduated from Sacramento City College, California USA in 1984, followed by accomplishing his Bsc Finance at California State University of Sacramento in 1986. He initiated his career as management trainee in PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. (BII) in 1987. A man with great interest in economic and business affairs, had joined PT BII Finance Center in 2007 as Board of Commissioner.
Pengalaman kerja sebelumnya: 1987 : Management Trainee, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1988 - 1989 : Account Officer - Corporate Credit & Marketing Cabang Thamrin, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1990 - 1991 : Manager Corporate Credit & Marketing, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1991 : Corporate Banking, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1991 - 1992 : Senior Manager, Sub Branch Manager Cabang Tanah Abang, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk.
Previous working experience: 1987 : Management Trainee, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1988 - 1989 : Account Officer - Corporate Credit & Marketing Thamrin Branch, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1990 - 1991 : Manager Corporate Credit & Marketing, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1991 : Corporate Banking, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1991 - 1992 : Senior Manager, Sub Branch Manager Tanah Abang Branch PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1992 - 1996 : Assistant Vice President - Branch Manager Bandung, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk.
: Asistant Vice President - Branch Manager Cabang Bandung, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1996 : Vice President, Deputy Area Manager Jawa Tengah dan Jawa Barat, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1996 - 1999 : Branch Manager Cabang Kalibesar, Jakarta, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1999 - 2002 : Senior Vice President - Regional Head wilayah Sumatera, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1992 - 1996
2002 : Regional Head Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2003 - 2005 : Regional Sales Head Wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB; Regional Sales Head, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2005 : Regional Sales Head, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2005 - 2007 : Chief National Sales Officer, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2007 - 2010 : Chief Secured Loan Officer, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2007 - sekarang : Dewan Komisaris PT BII Finance Center. 2010 - 2011 : Executive Vice President, Regional & Branch Network Development Head, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2011 - sekarang : Presiden Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk.
1996
: Vice President, Deputy Area Manager Central Java and West Java, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1996 - 1999 : Branch Manager Kalibesar Branch, Jakarta, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1999 - 2002 : Senior Vice President - Regional Head Sumatera region, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2002 : Regional Head East Java and Eastern Indonesian region, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2003 - 2005 : Regional Sales Head East Java, Bali, NTT dan NTB region; Regional Sales Head, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2005 : Regional Sales Head, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2005 - 2007 : Chief National Sales Officer, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2007 - 2010 : Chief Secured Loan Officer, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2007- present : Board of Commissioner, PT BII Finance Center. 2010 - 2011 : Executive Vice President, Regional & Branch Network Development Head, PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2011- present : President Director PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk.
15
16
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
DANI FIRMANSJAH Komisaris Independen Independent Commissioner
Dani Firmansjah, kelahiran tahun 1954, adalah lulusan Asian Institute of Management di Filipina di tahun 1994 dan menempuh jurusan Magister Management. Profesionalitas, kinerja dan jam terbang yang tinggi menjadikan beliau memangku tugas di berbagai organisasi, antara lain PT Indosurya Asset Management (President Commissioner), PT Aditama Finance (President Commissioner) dan PT BII Finance Center (Independent Commissioner).
Dani Firmansjah was born in 1954. He graduated from Asian Institute of Management, Philipines in 1994 and accomplished his Master Management. His excellent trait of professionalism, performance and seniority made him engaged in several organization namely PT Indosurya Asset Management (President Commissioner), PT Aditama Finance (President Commissioner) and PT BII Finance Center (Independent Commissioner).
Pengalaman kerja sebelumnya: 1983-1985 : Senior Lease Officer and Chief Representative of Surabaya Office, PT Saseka Gelora Finance. 1985-1997 : Direktur di PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 1997-2006 : Chief Executive Officer di PT Saseka Gelora Finance. 2006-2010 : Chief Executive Officer di PT IFS Capital Indonesia. 2010-2011 : Anggota Komite Audit di PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 2011 : Chief Executive Officer di PT Indosurya Finance. 2012 : Komisaris di PT Indosurya Finance. 2012 - sekarang : Presiden Komisaris PT Indosurya Asset Management. 2012 - sekarang : Presiden Komisaris PT Aditama Finance. 2012 - sekarang : Komisaris Independen PT BII Finance Center.
Previous working experience: 1983-1985 : Senior Lease Officer and Chief Representative of Surabaya Office, PT Saseka Gelora Finance. 1985-1997 1997-2006
: Director of PT BFI Finance Indonesia, Tbk. : Chief Executive Officer of PT Saseka Gelora Finance. 2006-2010 : Chief Executive Officer of PT IFS Capital Indonesia. 2010-2011 : Member of Audit Committee of PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 2011 : Chief Executive Officer of PT Indosurya Finance. 2012 : Commissioner of PT Indosurya Finance. 2012 – present : President Commissioner PT Indosurya Asset Management. 2012 – present : Presiden Commissioner PT Aditama Finance. 2012 – present : Independent Commissioner PT BII Finance Center.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
17
18
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
ALEXANDER
ANTON SUTJIPTO
Presiden Direktur President Director
Deputi Direktur **) Deputy Director **) **) Sedang menunggu hasil fit and proper test dari OJK untuk diangkat menjadi Direktur. **) Awaiting fit and proper test announcement from Indonesia Financial Services Authority to be appointed as Director.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
19
Profil Dewan DIREKSI Board Of Directors Profile
TJAHJO WATJONO
MIKI EFFENDI
Direktur *) Director *)
Direktur Director
*) Efektif mengundurkan diri terhitung sejak tanggal 31 Desember 2013. *) Resigned commencing 31 December 2013.
20
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
ALEXANDER Presiden Direktur President Director
Pria kelahiran tahun 1971 ini dipercaya sebagai Presiden Direktur
He was born in 1971 and appointed as President Director of
PT BII Finance Center sejak tahun 2007. Setelah meraih gelar
PT BII Finance Center in 2007. Upon receiving his bachelor
Sarjana Ekonomi dari Universitas Tarumanagara dan gelar
degree from Tarumanagara University and achieving his Master
Magister Management dari Universitas Tarumanagara, Alexander
Management from the same institution, he commenced his career
merintis karirnya di PT Bank Central Dagang selama 2 tahun.
in PT Bank Central Dagang for 2 years. Afterwards, he moved to
Selanjutnya, ia bekerja untuk PT Orix Indonesia Finance sebagai
PT Orix Indonesia Finance as Senior Manager for 9 years prior
Senior Manager selama 9 tahun sebelum bergabung dengan
joining PT BII Finance Center in 2005.
PT BII Finance Center di tahun 2005.
MIKI EFFENDI Direktur Director
Sarjana lulusan Universitas Ukrida kelahiran tahun 1976 Credit
Marketing
Officer
Miki Effendi obtained a bachelor degree from University of Ukrida.
di
He was born in 1976 and started his early career as a Credit
PT Oto Multiartha pada tahun 1997. Konsisten berkarir di bidang
Marketing Officer at PT Oto Multiartha in 1997. Consistently
pembiayaan seperti PT Elbatama Finance, PT Verena Oto Finance
stable whilst pursue his career in financing industry such as
dan PT U Finance dengan jabatan terakhir sebagai Senior Sales
PT Elbatama Finance, PT Verena Oto Finance and PT U Finance
Manager dan Operation Area Jakarta - sebelum bergabung di
as Senior Sales Manager and Operation Area Jakarta as his last
PT BII Finance Center di tahun 2006.
position – prior joining PT BII Finance Center in 2006.
ini
berangkat
dari
seorang
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
TJAHJO WATJONO Direktur *) Director *)
Pria kelahiran tahun 1964 ini adalah Sarjana lulusan Universitas
Tjahjo Watjono was born in 1964. He earned his bachelor degree
Gadjah Mada Jogjakarta pada tahun 1990. Tjahjo pernah berkarir
from Gadjah Mada University, Jogjakarta in 1990. His previous
di bidang perbankan pada tahun 1991 sebelum memilih dunia
working experience was in the banking industry. Then he moved
pembiayaan. Sebagai rintisan karirnya ia pernah berkarya di
into Finance Corporation namely PT Oto Multiartha, PT Verena
beberapa perusahaan multifinance diantaranya PT Oto Multiartha,
Oto Finance, PT U Finance Indonesia and PT Saseka Gelora
PT Verena Oto Finance, PT U Finance Indonesia serta PT Saseka
Finance prior joining PT BII Finance Center as the Director in
Gelora Finance sebelum tercatat sebagai Direktur PT BII Finance
2010.
Center di tahun 2010. *) Efektif mengundurkan diri terhitung sejak tanggal 31 Desember 2013.
*) Resigned commencing 31 December 2013.
ANTON SUTJIPTO Deputi Direktur **) Deputy Director **)
Anton Sutjipto lahir pada tahun 1955, menyelesaikan pendidikan
Anton Sutjipto was born in 1955. He accomplished his study,
jurusan manajemen keuangan di Universitas Indonesia pada
majoring in finance management at University of Indonesia in 1990.
tahun 1990. Ia memulai karirnya sebagai Accounting Supervisor
Commencing his career as Accounting Supervisor in PT Furindo
di PT Furindo Kencana Ltd, perusahaan multi nasional yang
Kencana Ltd, a multi-national firm that occupy in furniture
bergerak di bidang furniture. Selanjutnya, ia diangkat menjadi
business. Then he was appointed as Senior Internal Audit
Senior Internal Audit di sebuah perusahaan perkayuan Malaysia,
at PT Delta Far East Ltd, a Malaysian logging company. Next,
PT Delta Far East Ltd. Selanjutnya, beliau konsisten mengemban
he consistently administered his service in finance company,
tugas dalam bidang pembiayaan, antara lain di PT Clipan Finance
specifically PT Clipan Finance Indonesia and PT Orix Finance
Indonesia dan PT Orix Finance Indonesia dengan posisi terakhir
Indonesia whilst his last rank was Senior Advisor prior joining PT
sebagai Senior Advisor sebelum bergabung dengan PT BII
BII Finance Center.
Finance Center. **) Sedang menunggu hasil fit and proper test dari OJK untuk diangkat menjadi Direktur.
**) Awaiting fit and proper test announcement from Indonesia Financial Services Authority to be appointed as Director.
21
22
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
SEKRETARIS PERUSAHAAN Corporate Secretary
SUFIANA Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Warga Negara Indonesia kelahiran tahun 1974 ini menjabat sebagai Corporate Secretary sejak 24 Januari 2012. Ia memulai kariernya sebagai Assistant Supervisor Auditor pada Kantor Akuntan Publik Deloitte Touche Tohmatsu pada tahun 1997. Ia mulai bergabung dengan PT BII Finance Center pada tahun 2002 hingga Oktober 2010 sebagai Accounting Dept Head dan selanjutnya diangkat menjadi Finance and Accounting Division Head hingga saat ini. Selain Finance and Accounting Division Head, ia juga menjabat sebagai Corporate Secretary hingga saat ini. Ia menyelesasikan pendidikannya dengan gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Tarumanagara.
She is an Indonesian citizen and was born in 1974. Currently serving as Corporate Secretary since 24 January 2012. At first, Sufiana joined Deloitte Touche Tohmatsu Public Accountant as an Assistant Supervisor Auditor in 1997. Then she moved to PT BII Finance Center from 2002 until October 2010 and served in various tasks and responsibilities namely Accounting Department Head and promoted to Finance and Accounting Division Head up until present time. Currently, she also administers as Corporate Secretary. Sufiana graduated from Tarumanagara University and awarded bachelor degree in Accounting.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Profil Pemegang Saham Shareholders Profile
100,00% UBS AG London
18,31%
Maybank Offshore Corporate Service (Labuan) Sdn. Bhd.
33,96%
100,00% SORAK Financial Holdings Pte. Ltd.
45,02%
MASYARAKAT 2,71%
PT Bank Internasional Indonesia, Tbk.
Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia
0,01%
99,99%
PT BII Finance Center
Hubungan Pengurusan dan Pengawasan antara BII Finance dengan Pemegang Saham:
NAMA NAME Lani Darmawan Djaja Suryanto Sutandar Dani Firmansjah Alexander Miki Effendi Tjahjo Watjono *) Anton Sutjipto **)
JABATAN PADA PERSEROAN POSITION IN THE COMPANY Presiden Komisaris President Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Independen Independent Commissioner Presiden Direktur President Director Direktur Director Direktur Director Deputy Direktur Deputy Director
Relationship in Management and Supervision between BII Finance and Shareholders:
HUBUNGAN DENGAN/IN RELATION WITH Bank BII Direktur Perbankan Ritel Retail Banking Director Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None
WOM FINANCE Tidak Ada None Presiden Direktur President Director Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None Tidak Ada None
*) Efektif mengundurkan diri terhitung sejak tanggal 31 Desember 2013. **) Sedang menunggu hasil fit and proper test dari OJK untuk diangkat menjadi Direktur.
*) Resigned commencing 31 December 2013. **) Awaiting fit and proper test announcement from Indonesia Financial Services Authority to be appointed as Director.
Kepemilikan saham BII dimiliki oleh Maybank (Malayan Banking Berhad) dan Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. sebagai ultimate shareholder.
BII is owned by Maybank (Malayan Banking Berhad) and Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. as the ultimate shareholder.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BII Finance bertransaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dimana PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. (BII) bertindak atas entitas induk sekaligus sebagai pemegang saham utama. Sedangkan, PT Wahana Ottomitra Multiartha sebagai pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan BII Finance. Semua kepemilikan entitas dikendalikan oleh BII dan Maybank.
During normal business activities, BII Finance has transactions with related parties in which PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. (BII) is the holding company and major shareholder. PT Wahana Ottomitra Multiartha is the related party of which its main shareholder is the same as BII Finance. All entitles owned and controlled by BII and Maybank.
23
24
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Struktur Organisasi Perusahaan Organization Structure
Board of Commissioner President Commissioner Commissioner
Risk Oversight Committee
President Director Risk Management Committee Chief Planning Officer
Risk & Opr. Director
Collection & Remedial Division Head
IT, Legal, & Operation Division Head
Internal Control Division Head
Finance & Accounting Division Head
Risk Division Head
HR & GA Division Head
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Audit Committee
Dewan Pengawas Syariah Corporate Secretary
Chief Audit Officer
Marketing Director
Marketing Division Head
Business Dev. KPM & Fleet Division Head Division Head
Regional Manager West-1
Regional Manager West-2
Regional Manager East-1
Regional Manager East-2
Branch Office
Branch Office
Branch Office
Branch Office
SPU
SPU
SPU
SPU
Syariah
25
26
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Ikhtisar Keuangan Financial Highlight Laporan Posisi Keuangan Statements of Financial Position Aset Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto Piutang lain-lain Aset pajak tangguhan - neto Beban dibayar dimuka Investasi saham Aset tetap – bersih Aset lain-lain Total aset
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
2013
2012
2011
2010
2009
Assets
22.966 65.591 3.107.146 1.387 10.480 9.271 40.503 4.510 3.261.854
11.865 49.949 1.999.754 824 7.589 10.727 34.984 3.247 2.118.939
9.646 1.569 1.048.169 6.592 2.853 5.933 33.703 1.900 1.110,365
14.978 436 328.405 92.345 772 9.125 10.296 363 456.720
14.340 60 136.076 14.873 50.083 1.089 4.314 376 221.211
Cash and cash equivalent Finance lease receivables - net Consumer financing receivables - net Other receivables Deferred tax assets - net Prepaid expenses In shares investment Fixed assets - net Other assets Total assets
Liabilitas & Ekuitas Liabilitas Utang bank Utang pajak Utang dealer Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Medium term notes - neto Utang obligasi - neto Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan Total liabilitas Ekuitas Modal saham Saldo laba Total ekuitas Total liabilitas dan ekuitas Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan Beban Laba sebelum beban pajak Beban Pajak Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Laba komprehensif tahun berjalan
Liabilities & Equity 2013
2012
2011
2010
2009
Liabilities
423.322 13.176 121.826 88.325 44.951 199.812 1.818.832 6.656 2.716.900
642.931 26.574 65.368 89.383 26.492 299.741 622.436 9.293 1,782.218
213.000 13.810 91.395 93.700 15.839 498.547 498 926.789
4.000 6.770 42.585 74.252 10.582 223.604 642 362.435
30.535 2.716 9.497 117.022 2.619 531 49 162.969
Bank payables Tax payables Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium term notes - net Bonds payable - net Liabilities for post employment benefits Deferred tax liabilities Total liabilities
2013
2012
2011
2010
2009
Equity
32.370 512.584 544.954 3.261.854
32.370 304.351 336.721 2.118.939
32.370 151.206 183.576 1.110.365
15.000 79.285 94.285 456.720
15.000 43.242 58.242 221.211
Capital stock Retained earnings Total equity Total liabilities and equity
2013
2012
2011
2010
2009
890.706 613.457 277.249 69.016 208.233 208.233
616.801 412.481 204.320 51.175 153.145 153.145
362.437 266.625 95.812 23.891 71.921 71.921
183.724 137.664 46.060 11.561 34.499 34.499
92.912 71.747 21.165 6.226 14.939 14.939
Statements of Comprehensive Income revenue Expenses Income before tax expense Tax expense Income for the year Other comprehensive income Current comprehensive income for the year
2013
2012
2011
2010
2009
Financial Ratio
31,13%
33,13%
26,44%
25,07%
22,78%
23,38%
24,83%
19,84%
18,78%
16,08%
47,24%
58,87%
51,77%
45,24%
29,42%
10,31%
12,65%
12,23%
13,59%
11,56%
27,31%
29,11%
32,64%
40,23%
42,00%
Income before tax expenses / revenue Income for the year / Revenue Income for the year/ Average equity (ROE) Income for the year / Average assets (ROA) Revenue / Total assets
Rasio Solvabilitas
2013
2012
2011
2010
2009
Solvability Ratio
Total liabilitas / Aset Total liabilitas / Ekuitas (Gearing ratio)
0.83 4.48
0.84 4.65
0.83 3.88
0.79 2.41
0.74 0.52
Total liabilities / Assets Total Liabilities / Equity (Gearing ratio)
Rasio Keuangan Laba sebelum beban pajak / Pendapatan Laba tahun berjalan / Pendapatan Laba tahun berjalan / Rata-rata ekuitas ROE Laba tahun berjalan / Rata-rata jumlah aset ROA Pendapatan / Jumlah aset
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Laba tahun berjalan Aset Liabilitas Ekuitas Beban Laba sebelum beban pajak
PT BII Finance Center
2013
2012
2011
2010
2009
Growth Ratio (%)
44,41% 35,97% 53,94% 52,44% 61,84% 48,72% 35,69%
70,18% 112,94% 90,83% 92,30% 83,42% 54,70% 113,25%
97,27% 108,47% 143,12% 155,71% 94,70% 93,66% 108,02%
97,74% 130,93% 106,46% 122,40% 61,88% 91,89% 117,63%
67,18% 119,34% 52,46% 60,10% 34,50% 73,63% 108,23%
Revenue Income of the year Assets Liabilities Equity Expenses Income before tax expense
Tingkat kesehatan Perusahaan pembiayaan diukur dengan gearing ratio setinggi-tingginya 10x. Hal ini sesuai rujukan peraturan yang tertuang dalam KMK No. 84/PMK.012/2006 pada Bab VII, Pasal 25 Ayat 3.
The leverage of finance companies could be measured by 10x gearing ratio at the most. This is in accordance with regulations in KMK No. 84/PMK.012/2006 on Chapter VII, Article 25 Verse 3.
BII Finance telah memenuhi batasan yang diwajibkan dalam perjanjian pinjaman tersebut dimana tingkat perbandingan antara kewajiban yang mengandung unsur bunga dibanding ekuitas Perusahaan adalah 4,48x per 31 Desember 2013.
BII Finance has met the requirement of the loan agreement in which the level of comparison between liabilities containing elements of interest and the Company’s equity is 4.48x per December 31, 2013.
27
28
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Informasi Obligasi Bond Information
Informasi Obligasi I BII Finance adalah sebagai berikut: Information of Bond I BII Finance is as follows: (dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain) Keterangan Remarks
Jumlah Total
Seri A
101.000
Seri B
381.000
Seri C
143.000
(in million IDR unless otherwise stated) Jangka Waktu Period 370 hari (s/d 12 Juni 2013) 370 days (until 12 June 2013) 36 bulan (s/d 7 Juni 2015) 36 months (until 7 June 2015) 48 bulan (s/d 7 Juni 2016) 48 months (until 7 June 2016)
Suku Bunga Interest Rate 6,50% 7,90% 8,00%
Obligasi I BII Finance tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp625 miliar.
Bond I BII Finance in 2012 with fixed interest rate amounting to Rp625 billion.
Pembayaran bunga setiap 3 bulan.
Interest payment every 3 month.
Memperoleh rating AA+ (idn) (double a plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Obtain rating AA+ (idn) (double a plus) from PT Fitch Ratings Indonesia.
PT Bank Permata Tbk bertindak sebagai Wali Amanat, sedangkan PT NISP Sekuritas bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi.
PT Bank Permata Tbk was appointed as Trustee whilst PT NISP Sekuritas acted as Underwriter.
Fathiah Helmi, SH yang ditunjuk sebagai Notaris dan KAP Osman, Bing, Satrio dan Rekan (member firm of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) bertindak sebagai akuntan public serta HKGM & Partners sebagai Konsultan Hukum.
Fathiah Helmi, SH was appointed as Notary and KAP Osman, Bing, Satrio and Partners (member firm of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) administered as the public accountant firm whilst HKGM & Partners was the Law Consultant.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Informasi Obligasi II BII Finance adalah sebagai berikut: Information of Bond II BII Finance is as follows: (dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain) Keterangan Remarks
Jumlah Total
Seri A
775.000
Seri B
525.000
(in million IDR unless otherwise stated) Jangka Waktu Period 36 bulan (s/d 19 Juni 2016) 36 months (until 19 June 2016) 60 bulan (s/d 19 Juni 2018) 60 months (until 19 June 2018)
Suku Bunga Interest Rate 7,75% 8,25%
Obligasi II BII Finance tahun 2013 dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp1,3 triliun.
Bond II BII Finance in 2013 with fixed interest rate amounting to Rp1.3 trillion.
Pembayaran bunga setiap 3 bulan.
Interest payment every 3 month.
Memperoleh rating AA+ (idn) (double a plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Obtain rating AA+ (idn) (double a plus) from PT Fitch Ratings Indonesia.
PT Bank Permata Tbk ditunjuk sebagai Wali Amanat, sedangkan PT RHB OSK Securities Indonesia, PT Kim Eng Securities dan PT Danareksa Sekuritas menjadi Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi II BII Finance tahun 2013.
PT Bank Permata Tbk was appointed as trustee, whilst PT RHB OSK Securities Indonesia, PT Kim Eng Securities and PT Danareksa Sekuritas acted as the Underwriter of Bond II BII Finance 2013.
Kantor Akuntan Publik yang menangani adalah KAP Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited).
KAP Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) administered as the appointed public accountant firm.
29
30
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
LAPORAN PRESIDEN KOMISARIS Report From The President Commissioner
Kinerja BII Finance di tahun 2013 menunjukkan hasil yang gemilang. Dewan Komisaris sangat menghargai dukungan dan kerjasama dari semua pihak. BII Finance performance shows excellent result in 2013. The Board of Commissioners greatly appreciate the support and teamwork from all parties. LANI DARMAWAN Presiden Komisaris/President Commissioner
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Para pemegang saham yang terhormat,
Dear esteemed shareholders,
Kondisi makro ekonomi Indonesia semakin baik. Untuk menggairahkan pasar otomotif nasional, pemerintah mengusung program low cost green car yang disambut meriah oleh para Agen Pemegang Merk dengan berlomba memperkenalkan ‘mobil terjangkau’ yang ditujukan untuk entry level car ownership.
In general, Indonesian macro economy is in good condition. The government announced a low cost green car scheme to improve the national automotive program and yet it was prominently applauded by the authorized brand dealer which then introduced ‘an affordable vehicle’ for the entry level car ownership.
Keputusan manajemen untuk memantapkan posisi agar dapat berkonsentrasi menggarap pasar dengan lebih fokus dan serius adalah langkah visioner. Apalagi Perusahaan memasuki ceruk baru yakni turut berkiprah menjadi Perusahaan pembiayaan untuk alat-alat berat dan mesin industri.
The visionary management decision is to strengthen our position in order to focus on increasing market share. Moreover, the Company is seriously entering a new niche market in heavy equipments and machinery financing.
Secara berkala, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi menelaah dan mengevaluasi program kerja, performa Perusahaan, laporan keuangan dan rencana strategis yang dijalankan oleh segenap manajemen dan seluruh karyawan di tahun 2013.
During 2013, Board of Commissioners along with Board of Directors regularly evaluate the work plan, Company’s performance, financial reports as well as strategic agenda which rigorously employed by the management and entire staffs.
Kinerja BII Finance di tahun 2013 menunjukkan hasil yang gemilang. Dewan Komisaris sangat menghargai dukungan dan kerja sama dari semua pihak – baik dari mitra bisnis maupun seluruh jajaran manajemen dan segenap karyawan BII Finance dalam usaha mereka untuk mencapai target Perusahaan.
BII Finance performance shows excellent result in 2013. The Board of Commissioners greatly appreciates the support and teamwork from all parties specifically business partners, the board of management and the whole employee in all their determination to acquire the Company’s objective.
Dengan pelaksanaan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris percaya bahwa Perusahaan akan terus bertumbuh dengan lebih baik karena secara aktif melakukan pengawasan dengan seksama. Dewan Komisaris juga mendukung peningkatan kinerja sumber daya manusia melalui learning, sharing dan coaching karena mereka adalah aset berharga yang mendukung kesuksesan Perusahaan.
With the implementation of Risk Management, the Board of Commissioners believes that the Company shall flourish and grow better as it actively monitor every aspect of controlling activities. The Board of Commissioners also immensely supports the development of human resources through learning, sharing and coaching as the employees are the Company’s most valuable asset to attain the remarkable accomplishment.
Melihat kondisi pertumbuhan Indonesia yang menggembirakan, adalah bukan sebuah hal yang mustahil bagi negara kita untuk segera mengambil posisi Thailand sebagai pasar otomotif terbesar di ASEAN. Ini memberikan pengaruh dan semangat positif bagi Perusahaan untuk terus mempertahankan kualitas sekaligus meningkatkan produktivitas. Bila semua terwujud, Perusahaan akan menjadi pemain yang lebih disegani di dalam lingkup bisnis pembiayaan mobil.
The level of Indonesia’s economic growth is truly extra ordinary. Thus, it is possible for us to replace Thailand’s position in becoming the biggest automotive market in ASEAN. This noteworthy triumph intensely moves and influences us to retain the level of good service as well as expand the productivity. Hence, it reinforces us to be more recognizable as the respected player in the automotive financing industry.
Pada akhirnya, saya ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Jajaran Direksi serta semua karyawan atas prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Dedikasi dan kerja keras yang ditunjukkan sampai saat ini akan terus memotivasi kami untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Last but certainly not least, I would like to acknowledge my profound appreciation and gratitude toward The Board of Directors and all staffs for their perseverance and great achievement. Effort, determination and persistence shall inspire and encourage us to be better in the years to come.
Atas nama Dewan Komisaris On behalf of the Board of Commissioners PT BII Finance Center
LANI DARMAWAN Presiden Komisaris President Commissioner
31
32
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR Report From The President Director
Seluruh upaya yang dilakukan dalam mengembangkan bisnis pembiayaan kendaraan bermotor roda empat tersebut, menghasilkan portofolio kredit BII Finance tahun 2013 yang meningkat dengan cepat. All efforts and policies implementation to enlarge its car financing business yielded an outstanding result for 2013 BII Finance credit portfolio. Alexander Presiden Direktur/President Director
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Para pemegang saham yang terhormat,
Dear valued shareholders,
Kinerja BII Finance di tahun 2013 menunjukkan hasil yang gemilang. Direksi sangat menghargai dukungan dan kerja sama dari semua pihak - baik dari mitra bisnis dan seluruh jajaran manajemen dan karyawan BII Finance dalam usaha mereka untuk mencapai target Perusahaan.
BII Finance performance illustrates exceptional outcome in 2013. The Board of Directors astoundingly appreciate the support and good teamwork from business partners, the board of management and the whole member of staffs in all their determination to secure the Company’s goal.
Berbagai inisiatif yang dijalankan pada tahun 2013 telah meningkatkan kinerja BII Finance diantaranya kenaikan jumlah nasabah mencapai 30,2%, kenaikan portofolio pinjaman sebesar 36,6% menjadi sebesar Rp10,0 triliun dan market share berdasarkan pembiayaan mobil baru menjadi sebesar 9,8%. Laba bersih BII Finance naik menjadi 36% menjadi sebesar Rp277,25 miliar.
All breakthrough initiatives that has been implemented during 2013 proves to enhance productivity and performance namely the increase of total consumers by 30.2%, the outstanding receivable by 36.6% to Rp10.0 trillion and market share by new car financing composition by 9.8%. Additionally, BII Finance net income goes up by 36% to Rp277.25 billion.
BII Finance berupaya meraih peluang atas kenaikan taraf hidup sebagian masyarakat Indonesia yang dibarengi dengan kenaikan permintaan pembiayaan kendaraan beroda empat. Perusahaan juga tetap menjalankan strategi yang kian agresif dalam memasarkan produk pembiayaan otomotif untuk berbagai merek unggulan pasar, sebagai prioritas untuk meningkatkan market share.
BII Finance endeavors to capture the opportunity as the Indonesian living standard has accelerated predominantly in automotive financing demand. The Company also strategically and aggressively implied its procedure to market a financing product for various brands as the priority to increase the market share.
Menyadari pasar kepemilikan mobil baru yang semakin ketat, BII Finance melebarkan peluang usaha dengan menyediakan pembiayaan mobil bekas disamping pembiayaan alat-alat berat serta mesin industri.
BII Finance fully realizes that new cars financing market is tougher than ever as now entering a new niche market that engages in used cars, heavy equipments and machinery financing.
Dalam menunjang kegiatan operasional serta mendekatkan diri kepada calon debitur potensial, BII Finance membuka aksesabilitas, dengan meningkatkan status sales point (kantor perwakilan) menjadi cabang penuh disamping mengasah produktivitas staf pemasaran. Langkah tersebut diikuti dengan sosialisasi produk pembiayaan ke seluruh frontliner di semua cabang BII, sehingga membuka peluang - product cross selling.
To support its operational activities and be closer to potential customers, BII Finance gets more accessible through upgrading its representative office into full branch office along with the advancement of marketing staff approach and skills. This attempt is followed by introducing and socializing all financing product to all BII frontliners in each and every branch in order to expose product cross selling.
Sementara untuk memenangkan persaingan, BII Finance melakukan tiga pendekatan. Pertama meningkatkan kualitas produk dengan menambah tenor dan memperbaiki pricing. BII Finance meluncurkan pembiayaan kepemilikan otomotif dengan bunga mulai 0% dan tenor hingga 7 tahun. Untuk meningkatkan product awareness dan brand equity sebagai produk pembiayaan unggulan, BII Finance melakukan promosi dan sosialisasi produk secara berkesinambungan. BII Finance juga merintis pembiayaan
BII Finance has three approaches to win over its competitors. First, it enhances product quality by improving its pricing policy and expands the tenure period. Now, BII Finance has introduced a new financing product that highlights more benefits such as 0% interest and up to 7 years tenure. To enhance product awareness and brand equity as the preferred choice, BII Finance conducts its product promotion and introduction continuously. Moreover, the Company also announces sharia car ownership financing
33
34
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
kepemilikan kendaraan berbasis syariah sebagai salah satu produk pilihan bagi calon nasabah.
scheme as the favored option for its prospective consumers.
Kedua, memperbaiki kualitas layanan. BII Finance berupaya mendapatkan feedback dari para konsumen melalui layanan call center dan mendapatkan opini melalui survei yang dilakukan pihak independen. BII Finance kemudian memperbaiki kualitas layanan dengan menerapkan aturan SLA bagi frontliner yang dimasukan kedalam komponen Key Performance Indicator, diikuti dengan pelaksanaan pelatihan reguler mengenai product knowledge maupun kualitas layanan. Upaya ini diikuti dengan penerapan program employee benefit yang fleksibel untuk meningkatkan performa kerja dan mempertahankan karyawan/karyawati.
Second, refining the level of quality. BII Finance strives to obtain feedback from its consumers through call center service and favorable inputs through survey conducted by independent agency. Hereafter, the Company applied its SLA for each and every frontliner which was included in Key Performance Indicator components followed by regular product knowledge training and refining the level of service. In addition, BII Finance also provides flexible employee benefit program to optimize working performance and retain its staffs.
Ketiga, BII Finance memperbaiki sistem penilaian dan prosedur persetujuan kredit dengan dukungan teknologi informasi yang didesain sesuai dengan kebutuhan internal. Sistem tersebut selain didukung dengan penerapan kebijakan persetujuan kredit yang fleksibel untuk menunjang bisnis juga tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian. Sistem tersebut membuat turnaround time lebih singkat, namun kualitas kredit tetap terjaga.
Third, BII Finance develops assessing and credit approval procedure, fully supported by information technology designated as internal requirement. The system is mainly based on flexible credit approval to support business. The system brings shorter turn-around time as well as sustain its prudent policy.
Seluruh upaya yang dilakukan dalam mengembangkan bisnis pembiayaan kendaraan bermotor roda empat tersebut, menghasilkan portofolio kredit BII Finance tahun 2013 yang meningkat dengan cepat.
All efforts and policies implementation to enlarge its car financing business yielded an outstanding result for 2013 BII Finance credit portfolio.
Selain dari sisi pemberian kredit, BII Finance berupaya mendapatkan dukungan dana ekspansi dengan tingkat bunga yang kompetitif. Dalam rangka mendukung pembiayaan, BII Finance menerbitkan Obligasi II pada tahun 2013 dengan tingkat suku bunga tetap dan Medium Term Notes V.
The Company also seek out another approach to obtain source of fund competitive interest by issuing 2013 Bonds II with fixed interest rate as well as Medium Term Notes V.
Di dalam negeri, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar mengingat populasi yang tinggi dengan ekonomi yang terus menanjak. Indonesia pun dipercaya akan lebih kuat dibanding Thailand.
Indonesia has an enormous market potential based on its huge population and vibrant economic state and very soon will replace Thailand’s position.
Thailand pada periode Januari-Oktober 2013 berada di posisi pertama penjualan dengan angka 1.123.268 unit dengan pertumbuhan year-on-year minus 1,8%. Adapun Indonesia berada di posisi kedua dengan angka 1.020.389 unit dengan pertumbuhan 10,5%. Pertumbuhan pasar otomotif Indonesia berlanjut hingga
During January-October 2013 period, Thailand becomes the first position and recorded 1,123,268 units with yearon-year growth -1.8% whilst Indonesia as the runner up with 1,020,389 units and 10.5% growth. The progress keeps growing strong. During January-
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
data terakhir Januari-Desember 2013, total 1.229.901 unit, sudah melampaui penjualan 12 bulan di 2012 lalu yakni 1.116.230 unit.
December 2013, the Indonesian automotive market has recorded a total of 1,229,901 units surpassing previous year that amounted 1,116,230 units.
Menyikapi peluang di atas, kami senantiasa bergerak, menyusun rencana dan strategi yang tepat agar selalu beradaptasi dengan perubahan yang serba cepat dalam sektor usaha pembiayaan.
Over the auspicious and optimistic outlook, BII Finance make every effort to plan, make strategic business preposition and execute it properly in order to well-adapt in this ever changing and fast circumstances.
Berbagai inisiatif yang telah dipersiapkan untuk tahun 2014, mencakup: • Melakukan perluasan usaha dengan pembiayaan alat berat dan mesin industri serta mobil komersial. • Membuka 2 kantor perwakilan dan meningkatkan status 1 kantor perwakilan menjadi kantor cabang. • Sinergi dengan BII Business Banking Directorate untuk pembiayaan Dealer Mobil bekas dan CBU. • Mencari alternatif sumber pendanaan yang murah agar suku bunga kredit yang ditawarkan kepada debitur dapat lebih kompetitif. • Meningkatkan kecepatan layanan proses aplikasi kredit. • Meningkatkan produktivitas tim marketing agar target penjualan dapat tercapai. • Memperkuat penerapan manajemen risiko dengan mempertahankan kualitas aktiva yang baik. • Memperkuat pencitraan perusahaan melalui media cetak dan media elektronik lainnya.
The following advantages has been arranged for 2014, comprising of: • Expanding the business scope with financing heavy equipments, machinery and commercial cars. • Open 2 new representative offices and upgrade one representative office into a full branch office. • To sinergize with BII Business Banking Directorate to finance used cars and CBU cars. • Seek out new alternative source of fund which has lower interest rate to be more competitive.
Pada akhirnya, perkenankanlah saya mewakili Jajaran Direksi dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham, Dewan Komisaris, para mitra kerja, seluruh karyawan dan pelanggan kami atas dukungan dan kepercayaan terhadap BII Finance.
In conclusion, on behalf of the Board of Directors let me thank the stakeholders, the Board of Commissioners, business partners, all employees and esteemed consumers for all their trust and constant support.
Saya yakin kita semua bisa meraih prestasi dan keberhasilan yang lebih baik di masa mendatang dengan terus bekerja sama, fokus dan mempertahankan semangat kerja sama tim yang solid.
I firmly believe that we could obtain more achievements and triumphs in the years to come through continually cooperate, focus to the details and maintain the solid teamwork.
•
Enhance the speed of credit application process.
•
Improve marketing team productivity to achieve sales target. Strengthen the implementation of risk management policy by sustaining the good quality assets. Enhance company’s image via print media, electronic media and others.
• •
Atas nama Direksi On behalf of the Board of Directors PT BII Finance Center
ALEXANDER Presiden Direktur President Director
35
36
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
37
ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Analysis & Discussion
38
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
TINJAUAN PASAR & STRATEGI Market Review and Strategy
Industri Mobil 2013 Menurut data dari Gaikindo, salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri otomotif di Indonesia adalah meningkatnya kelas menengah dan rasio kepemilikan mobil di Indonesia 40 mobil : 1.000 orang, sementara di Thailand 150 mobil : 1.000 orang. Dengan kata lain, ruang untuk tumbuh masih lebih besar di Indonesia.
Car Industry in 2013 According to Gaikindo data, one of the major measures of Indonesian acceleration car growth is the surge of middle class income brackets. Ownership car ratio in Indonesia is 40 cars : 1,000 persons whilst in Thailand is 150 cars : 1,000 persons. In short, there is an ample room to grow in Indonesia.
Pertumbuhan pasar otomotif Indonesia terus berlanjut. Menurut Gaikindo, penjualan mobil pada tahun 2013 mencapai rekor tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada Tahun 2013, penjualan mobil mencapai 1.229.901 unit dibandingkan tahun 2012 yang hanya mencapai 1.116.230 unit atau naik sebesar 10,2 %.
The fantastic car development still continues and grows in Indonesia. Gaikindo documented an astonishing record of 2013 car sales that chronicled the highest level compared to previous year. In 2013, the car sales score the number of 1,229,901 units or increase 10.2 % in 2012 which mark 1,116,230 units.
Pada tahun 2013, pembiayaan terbesar BII Finance adalah merek Toyota sebanyak 12.720 unit atau naik 27,83% dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 9.951 unit. Posisi kedua diduduki oleh merek Honda sebanyak 8.898 unit atau naik 113,07% dibandingkan tahun 2012 sebanyak 4.176 unit. Posisi ketiga diduduki oleh merek Nissan sebanyak 8.875 unit atau turun 0,01% dibandingkan tahun 2012 sebanyak 8.954 unit.
During 2013, our largest financing is Toyota brand with a number of 12,720 units or increasing 27.83% compared to the year 2012 with a number of 9,951 units. The runner up goes to Honda brand as it recorded 8,898 units or increase to 113.07% as compared to the year 2012 with a number of 4,176 units. The third rank goes to Nissan brand, as noted a number of 8,875 units or decrease 0.01% compared to the year 2012 with a number of 8,954 units.
Pembiayaan BII Finance Berdasarkan Merek No
Merek/ Brand
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Audi Bentley Bmw Cadillac Cherokee Cherry Chevrolet Chrysler Citroen Daihatsu Dodge Ferrari Fiat Ford Forklift Hino Honda Hummer Hyundai Isuzu Jaguar Jeep Kia Lamborghini
2013 Unit 43 2 182 3 1 0 959 9 0 5.931 68 12 1 639 1 108 8.898 10 222 236 10 212 552 21
% 0,09% 0,00% 0,37% 0,01% 0,00% 0,00% 1,92% 0,02% 0,00% 11,91% 0,14% 0,02% 0,00% 1,28% 0,00% 0,22% 17,86% 0,02% 0,45% 0,47% 0,02% 0,43% 1,11% 0,04%
2012 Unit % 0,05% 20 0,01% 2 0,37% 140 0,01% 2 0,00% 0 0,00% 0 0,71% 265 0,03% 10 0,00% 1 5.811 15,46% 0,13% 48 0,01% 3 0,00% 0 1,30% 489 0,00% 0 0,46% 172 4.176 11,11% 0,03% 10 0,50% 188 1,21% 456 0,01% 5 0,41% 153 1,02% 382 0,02% 9
Company’s Financing breakdown by Brands 2011 Unit % 14 0,05% 0 0,00% 63 0,21% 4 0,01% 1 0,00% 0 0,00% 259 0,85% 2 0,01% 0 0,00% 4.237 13,86% 5 0,02% 3 0,01% 0 0,00% 944 3,09% 0 0,00% 240 0,79% 3.056 10,00% 13 0,04% 162 0,53% 626 2,05% 4 0,01% 30 0,10% 270 0,88% 0 0,00%
2010 Unit % 0,01% 3 0,00% 0 0,27% 69 0,01% 2 0,00% 0 0,00% 1 0,80% 208 0,00% 0 0,00% 0 4.213 16,22% 0,00% 0 0,00% 1 0,00% 0 1,24% 321 0,00% 0 0,17% 44 3.972 15,30% 0,09% 23 0,38% 99 1,76% 456 0,00% 1 0,01% 3 1,11% 287 0,00% 0
2009 Unit % 0,05% 6 0,00% 0 0,21% 27 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,55% 71 0,00% 0 0,00% 0 1.960 15,08% 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,62% 80 0,00% 0 0,04% 5 2.181 16,78% 0,07% 9 0,30% 39 3,43% 446 0,01% 1 0,01% 1 0,42% 54 0,01% 1
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Merek 2013 Brand Unit % 0,25% 126 Land Rover 0,50% 251 Lexus 0,01% 3 Maserati 3,33% 1.659 Mazda 0,01% 7 Mclaren 0,40% 201 Mercedes 0,23% 117 Mini Cooper 5,06% 2.522 Mitsubishi 0,02% 8 Morris 8.875 17,81% Nissan 0,01% 6 Other 0,03% 15 Peugeot 0,19% 97 Porsche 0,22% 111 Proton 0,01% 5 Range Rover 0,01% 3 Renault 0,03% 13 Rolls Royce 0,08% 42 Subaru 0,00% 1 Sumitomo 9,64% 4.804 Suzuki 0,00% 0 Timor 12.720 25,53% Toyota 0,02% 11 Ud Truck 0,16% 81 Volkswagen 0,00% 2 Volvo 0,04% 19 Wrangler 100% 49.819 Total
PT BII Finance Center
2012 2011 Unit % Unit Share 0,26% 99 19 0,06% 0,53% 200 80 0,26% 0,00% 0 0 0,00% 1,97% 741 623 2,04% 0,00% 0 0 0,00% 0,42% 158 144 0,47% 0,17% 65 4 0,01% 2,25% 845 876 2,87% 0,04% 14 8 0,03% 8.954 23,83% 7.956 26,03% 0,02% 7 9 0,03% 0,06% 21 2 0,01% 0,07% 26 8 0,03% 0,66% 247 60 0,20% 0,03% 10 0 0,00% 0,00% 0 0 0,00% 0,01% 2 1 0,00% 0,06% 21 21 0,07% 0,00% 0 0 0,00% 3.803 10,12% 2.915 9,54% 0,00% 0 0 0,00% 9.951 26,48% 7.864 25,73% 0,02% 9 0 0,00% 0,09% 35 10 0,03% 0,01% 4 2 0,01% 0,06% 24 26 0,09% 100% 30.561 100% 37.578
Adapun komposisi pembiayaan mobil baru dan mobil bekas BII Finance sampai dengan 31 Desember 2013 adalah: Penjualan Mobil Baru dan Mobil Bekas (Unit) Keterangan 2013 2012 Description Unit % Unit % 34.899 92,87% Mobil Baru/New Car 47.938 96,22% 3,78% 7,13% 1.881 2.679 Mobil Bekas/Used Car 100% 100% 49.819 37.578 Total
Mobil Baru/New Car Mobil Bekas/Used Car Total
2013 NTF % 8.163 95,60% 4,40% 376 100% 8.539
2009 Unit
% 3 0,02% 0 0,00% 0 0,00% 29 0,22% 0 0,00% 83 0,64% 2 0,02% 208 1,60% 3 0,02% 1.854 14,26% 0 0,00% 0 0,00% 1 0,01% 5 0,04% 0 0,00% 1 0,01% 0 0,00% 1 0,01% 0 0,00% 1.518 11,68% 1 0,01% 4.399 33,85% 0 0,00% 1 0,01% 1 0,01% 6 0,05% 100% 12.997
The composition of new cars and used cars financing in BII Finance until 31 December 2013 is:
Sales of New Car and Used Car (Unit) 2011 Unit % 28.578 93,51% 6,49% 1.983 100% 30.561
2010 Unit % 23.896 92,02% 7,98% 2.071 100% 25.967
2009 Unit % 11.478 88,31% 1.519 11,69% 100% 12.997
Sales of New Car and Used Car (Net Total Financing in Billion Rupiah)
Penjualan Mobil Baru dan Mobil Bekas (Pokok Hutang dalam Miliar Rupiah) Keterangan Description
2010 Unit % 7 0,03% 5 0,02% 0 0,00% 208 0,80% 0 0,00% 148 0,57% 7 0,03% 576 2,22% 8 0,03% 5.928 22,83% 0 0,00% 4 0,02% 2 0,01% 8 0,03% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 2 0,01% 0 0,00% 2.361 9,09% 0 0,00% 6.977 26,87% 0 0,00% 8 0,03% 1 0,00% 14 0,05% 100% 25.967
2012 NTF % 5.709 93,73% 6,27% 382 100% 6.091
2011 NTF % 4.407 93,76% 6,24% 293 100% 4.701
2010 NTF % 3.731 94,02% 5,98% 237 100% 3.968
2009 NTF % 1.685 89,77% 192 10,23% 100% 1.877
39
I 40
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Prospek Usaha 2014 Indonesia dan Thailand menguasai sekitar dua pertiga pasar mobil Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Namun, Indonesia diprediksi akan segera menyusul Thailand sebagai basis industri otomotif di Asia. Dengan kapasitas produksi dan penjualannya saat ini, Thailand masih menduduki peringkat pertama dibandingkan Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Singapura.
Business Prospect in 2014 Indonesia and Thailand controlled two thirds market of automotive industry over the ASEAN region. Henceforth, Indonesia is predicted to take over Thailand position as the ground base of Asian automotive sector. Backed with enormous production capacity and current sales, Thailand ranked as the first position among Indonesia, Malaysia, Philipines, Vietnam and Singapore.
Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto, pasar otomotif ASEAN masih akan didominasi oleh dua negara itu, Indonesia dan Thailand.
According to Gaikindo First Chairman I, Mr Jongkie Sugiarto, the ASEAN market is still dominated by both countries, Indonesia and Thailand.
Tahun lalu pasar mobil ASEAN sekitar 3,5 juta unit, tahun ini diperkirakan ada kenaikan sedikit, mungkin menjadi 3,7 juta, di mana Thailand tahun ini diperkirakan mencapai 1,35 juta unit dan Indonesia 1,2 juta unit. Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto karena, catatan penjualan otomotif Indonesia-Thailand tidak terlampau jauh. Tahun 2013 bahkan Thailand mengalami penurunan 5 persen sedangkan Indonesia tumbuh 10 persen.
Last year, ASEAN car market was astoundingly recorded by 3.5 million units and is predicted to rise to 3.7 million units for this year in which Thailand was noted with 1.35 million units while Indonesia remains 1.2 million units. According to Gaikindo Chairman I, Mr. Jongkie Sugiarto, the optimistic and favorable situation will remain as Thailand is predicted to drop 5% but fortunately Indonesia will rise to 10%.
IMF telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari 6%-6,5% ke 5,5%-5,9%. Namun, pemerintah optimistis pertumbuhan pulih tahun depan, PDB diperkirakan naik menjadi 6,4% dan mencapai US$5.000 (Rp55 juta) per kapita. Jika perkiraan pemerintah tercapai, sektor otomotif Indonesia dapat melompat jauh tahun depan.
IMF has decreased the Indonesian growth economic estimation this year from 6%-6.5% to 5.5%-5.9%. Yet, the government keeps enthusiastic about the recovery and GDP will increase to 6.4% and reach US$5,000 (Rp55 million) per capita. If such forecast is reached, the automotive industry will enjoy significantly progression.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
LAPORAN USAHA Business Report
Perkembangan usaha BII Finance dari tahun ke tahun berkembang dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pencatatan pendapatan Perusahaan yang mengalami peningkatan laba sebelum beban pajak sebesar 36% atau Rp277,5 miliar. Market share berdasarkan portofolio mobil baru sebelumnya di angka 7,9% dan naik menjadi 9,6% sedangkan kenaikan portofolio pinjaman sebesar 36,6% atau menjadi Rp10 triliun sampai dengan akhir tahun 2013.
Over the year, BII Finance level of growth shows astonishing numbers. This can be seen on the Company’s revenue, specifically income before tax expense goes up 36% or Rp277.5 billion. Market share based on new car portfolio was 7.9% and now escalate to 9.6%. Furthermore, the rise of outstanding receivable is 36.6% to Rp10 trillion until the end of 2013.
Pengalaman, kerja keras, dukungan tim manajemen dan staf yang handal tentu membawa BII Finance menjadi salah satu perusahaan pembiayaan terbaik di Indonesia.
Experience, dedication, hard work and determination from all the management and its staff shall elevate BII Finance into a blue chip financing corporation in Indonesia.
Operasional BII Finance tumbuh pesat karena dibangun dengan dasar kuat serta strategi pengembangan masa depan yang dirumuskan secara serius.
Operational BII Finance has developed into a vast corporation due to solid framework and strategic future development that formulated accurately and professionally.
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan mobil baru dan bekas, pelayanan terbaik terhadap konsumen adalah mutlak serta terus-menerus meningkatkan efektivitas proses, efisiensi biaya, produktivitas dan kualitas. Apalagi Perusahaan juga memasuki ceruk pasar baru yakni pembiayaan alat-alat berat dan mesin industri.
As the finance company that engages in financing new and used cars, the supreme service to customers is a must as well as continuously enhances the efficiency, productivity and quality over the working process particularly now the Company is entering the brand new niche market which engages in financing the heavy equipment and industrial machineries.
Garda depan kami akan membantu calon debitur memilih produk yang sesuai kebutuhan.
Our frontliners will assist the potential costumers to choose the right product accordingly.
Pemasaran & Pengelolaan Piutang BII Finance akan terus melahirkan inovasi terkini yang menyegarkan bisnis, mengoptimalkan potensi, menginspirasi sekaligus meningkatkan pertumbuhan Perusahaan.
Marketing and Management of Account Receivable BII Finance aspire to constantly innovate through new product that refresh the business, optimize the potential in which shall inspire and flourish the Company’s growth.
Didukung dengan rencana pembukaan 2 kantor perwakilan baru, diharapkan BII Finance makin dekat dengan konsumen.
Soon, the Company will establish two new representative offices that will make BII Finance closer to its customers.
Selain itu, BII Finance percaya dengan memiliki hubungan baik dengan para dealer bukan hanya menambah relasi tetapi juga memperluas jaringan. Melalui Joint Financing dengan BII, tercipta sebuah kerja sama menguntungkan yang berimbas pada peningkatan pendapatan perusahaan. Salah satu penerapan strategi yaitu BII Finance terus menawarkan bunga kompetitif sehingga tercipta nilai lebih dalam industri pembiayaan di Indonesia.
Moreover, BII Finance firmly believes to closely cooperate with automotive dealers shall extend the network and enhance the relationship. Through Joint Financing with BII, it composes a harmonious and mutual working relationship that could increase the Company’s revenue. One of BII Finance true and tested strategy is the implementation of continually offering competitive rates which produce more value in Indonesian finance industry.
41
42
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Teknologi Informasi Salah satu faktor yang tak bisa diabaikan di tengah perkembangan jaman yang kian maju adalah pengembangan teknologi informasi. Hal ini diharapkan dapat menyokong kegiatan operasional BII Finance. Kehandalan akan teknologi informasi menjadi mutlak dalam perkembangan bisnis serta dapat memperlancar komunikasi dan menyederhanakan proses kerja. Sumber Daya Manusia BII Finance menyadari pentingnya sumber daya yang kompeten sebagai salah satu aset yang sangat berharga demi kelangsungan operasi perusahaan di tengah persaingan yang kian ketat. Keunikan dan kemampuan dari masing-masing individu adalah aset bagi perusahaan. Agar inovasi dan kreativitas terus berkembang, perusahaan meningkatkan mutu sumber daya manusianya melalui kerja sama dengan perusahaan rekanan penyedia SDM dan menggunakan berbagai sarana media dalam hal perekrutan. Perusahaan juga menjalankan penyempurnaan sumber daya manusia yang mencakup program revitalisasi struktur organisasi, rekrutmen, pengembangan kompetensi dan karir karyawan melalui pelatihan yang berkelanjutan dan menelaah Key Performance Indicator (KPI) skema penghargaan dan sanksi untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu, Perusahaan juga mengadakan malam penghargaan Marketing Convention & Awarding Night secara reguler kepada karyawan yang berprestasi. Pada tahun 2013, marketing yang berprestasi mendapatkan kesempatan berlibur ke Singapura. Program pelatihan dilakukan secara intensif dan komprehensif, dikemas untuk mengembangkan keahlian dan sikap mental positif.
PT BII Finance Center
Information Technology One factor that could not be neglected in the middle of growing era is Information Technology development. Therefore, BII Finance grasps the need for reliable Information Technology in supporting almost all aspects in the company and business development and this to include transporting information quickly and accurately and enabling communication and streamline working process. Human Resources BII Finance strongly recognizes the importance of highly competent human resources as the valuable asset to maintain the Company’s performance amidst rigorous competition. Each and every individual is competent and unique in their own way thus it becomes the Company’s asset. Furthermore, to improve and compete in a fast era, BII Finance has conducted a refinement process in human resources that entails revitalizing program of organizational structure, recruitment plus competency and career development through continuous groundwork and supervise Key Performance Indicator (KPI), appreciation and sanction to enhance productivity as well as Marketing Convention & Awarding Night. On year 2013, marketing with good performance are rewarded with a vacation to Singapore. The development program features intensive and comprehensive module to empower, skill enhancement and maintain positive attitude.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
TINJAUAN KEUANGAN Financial Review
Manajemen Perusahaan selalu berusaha menerapkan secara konsisten strategi pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien. Tujuannya adalah menghasilkan kinerja keuangan yang positif dan memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan Perusahaan, seperti bank, pemegang surat utang, dealer, karyawan hingga pemegang saham.
The management of the Company endeavors to consistently apply a strategic financing plan that sound effectively and efficiently. Its objective is to yield a positive financial performance and give more value to all stakeholders namely bank, creditors, dealers, employees as well as the shareholders.
Kinerja keuangan Perusahaan yang dipaparkan pada bagian ini menggunakan Laporan Keuangan per 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh akuntan publik.
The Company’s financial review as exposed in this chapter has been based on Financial Statement dated December 31, 2013 and audited by the public accountant.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Pendapatan
STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME Revenues
Pada tahun 2013 Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp890.706 juta. Pendapatan Perusahaan pada 2013 meningkat 44,41% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp616.801 juta. Pendapatan Perusahaan terdiri atas pendapatan dari usaha pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan penghasilan lain-lain.
During 2013, the Company recorded total revenues of Rp890,706 million. The Company’s 2013 revenue increased by 44.41% as the previous year which was Rp616,801 million. The Company’s revenue consist of consumer financing, finance lease, interest income and other income.
Kenaikan pendapatan pada 2013 seiring pertumbuhan volume bisnis kedua usaha utama Perusahaan, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Hal ini didukung oleh kemampuan Perusahaan menggali sumber pendanaan yang memadai untuk melakukan ekspansi pembiayaan atas kedua usaha utama tersebut.
The increase of the Company’s 2013 revenue is due to the surge of the two major business volumes which was consumer financing and finance lease. This intensification is supported by the Company’s ability to source the right funding to expand on those two major business basis.
43
44
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Perusahaan mengandalkan penerbitan obligasi, medium term note (MTN) dan kredit bank untuk mendukung ekspansi pembiayaan. Pada tahun 2013, dari penerbitan Obligasi II, Perusahaan memperoleh dana sebesar Rp1.300.000 juta, ini meningkat 108% dari Obligasi I pada 2012 sebesar Rp625.000 juta. Adapun nilai pendanaan dari MTN V pada 2013 sebesar Rp200.000 juta, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai Rp300.000 juta. Hal ini merupakan bagian dari kebijakan pendanaan yang ditetapkan oleh manajemen Perusahaan. Kebijakan serupa dilakukan terhadap pendanaan yang berasal dari kredit bank. Hal itu tergambar dari total utang bank Perusahaan turun menjadi Rp423.322 juta pada tahun 2013 dari Rp642.931 juta pada 2012.
The Company relied on the issuance of bonds, Medium Term Notes (MTN) and the bank loan to support its financing business growth. During 2013, the Company’s obtained the fund of Rp1,300,000 million fund from the issuance of Bonds II as it was increased 108% from Bonds I in 2012 which was Rp625,000 million. Moreover, the funding value of 2013 MTN V was Rp200,000 million - lower than its previous year which was Rp300,000 million. This was one of the Company’s prudent policy for funding from bank a loan. It was demonstrated by the company’s total bank loan that decreased by Rp423.322 million in 2013 from Rp642,931 million in 2012.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated) Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
2013
Pendapatan
%
2012
%
%
Revenues
877.260
98,49
43,95
609.411
98,80
Sewa pembiayaan
7.636
0,86
311,87
1.854
0,30
Finance lease
Pendapatan bunga
2.803
0,31
(5,75)
2.974
0,48
Interest income
Penghasilan lain-lain
3.007
0,34
17,37
2.562
0,42
Other income
890.706
100,00
44,41
616.801
100,00
Total
Pembiayaan konsumen
Jumlah
Consumer financing
Pendapatan Pembiayaan Konsumen
Consumer Finance Income
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2013, pembiayaan konsumen masih merupakan penyumbang terbesar pendapatan Perusahaan. Nilai pendapatan Perusahaan dari pembiayaan konsumen pada tahun 2013 mencapai Rp877.260 juta, mengalami kenaikan 43,95% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp609.411 juta.
It remains the same as the previous years, in 2013 the consumer finance becomes the biggest contribution for the entire Company’s revenues. The Company’s accounted Rp877,260 million for the 2013 revenues from consumer finance and it raised 43.95% from year 2012 which was Rp609,411 million.
Kontribusi pembiayaan konsumen terhadap total pendapatan Perusahaan pada 2013 mencapai 98,49%, sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 98,80%.
The consumer finance income contribution toward the company’s total revenue in 2013 was 98.49% or lower compared to year 2012 which was 98.80%.
Kenaikan pendapatan pembiayaan konsumen seiring kenaikan volume usaha di bidang tersebut. Hal ini tergambar dari total piutang pembiayaan konsumen neto Perusahaan pada 2013 mencapai Rp3.107.146 juta, meningkat 55,38% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp1.999.754 juta.
The augmentation of consumer finance is due to the rise of the Company’s business volume. This was illustrated by the total consumer finance receivables in 2013 which amounted Rp3,107,146 million or increased 55.38% as compared to year 2012 which recorded Rp1,999,754 million.
Pembiayaan konsumen Perusahaan terutama untuk pembiayaan mobil yang secara konsisten mengalami
The consumer financing mainly to finance the car which consistently grows average about 43.25% during the
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
pertumbuhan rata-rata 43,25% pada periode 2009-2013. Pada tahun 2013 Perusahaan melakukan pembiayaan atas 49.819 unit mobil, mengalami pertumbuhan 32,57% dari 37.578 unit pada 2012.
period of 2009-2013. In 2013, the Company financed 49,819 cars and was growing 32.57% from 37,578 cars in 2012.
Pendapatan Sewa Pembiayaan
Finance Leases Income
Pendapatan Perusahaan dari bisnis sewa pembiayaan mengalami peningkatan yang pesat pada tahun 2013. Nilai pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2013 mencapai Rp7.636 juta, mengalami pertumbuhan 311,87% dari tahun 2012 sebesar Rp1.854 juta.
The finance lease income has drastically risen in 2013. It has the value of Rp7,636 million or escalated by 311.87% from year 2012 which was Rp1,854 million.
Kontribusi pendapatan sewa pembiayaan terhadap total pendapatan Perusahaan pada 2013 naik menjadi 0,86% dari tahun sebelumnya 0,30%. Volume bisnis sewa pembiayaan Perusahaan, seperti tergambar dari total piutang sewa pembiayaan neto, meningkat 31,32% menjadi Rp65.591 juta pada 2013 dari Rp49.949 juta pada tahun 2012.
The contribution of finance lease income towards the Company’s total revenue has risen 0.86% in 2013 as compared in 2012 which was 0.30%. The Company’s total net finance lease has increased 31.32% or became Rp65,591 million as compared in 2012 which was Rp49,949 million.
Pendapatan Bunga
Interest Income
Pendapatan bunga berasal dari penempatan sementara dana Perusahaan sebelum dana tersebut digunakan untuk pembiayaan atau keperluan lainnya. Penempatan tersebut dalam bentuk deposito berjangka dan jasa giro.
The Company’s interest income is obtained from the temporary placement of fund prior utilized for particular payment and consists of time deposit and current accounts.
Pada tahun 2013 pendapatan bunga Perusahaan mencapai Rp2.803 juta, mengalami penurunan 5,75% dari tahun 2012 sebesar Rp2.974 juta. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan jumlah deposito pada 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, penurunan pendapatan bunga pada 2013 juga disebabkan oleh tingkat suku bunga yang diterima Perusahaan cenderung turun dari antara 1,42%-2,50% pada 2012 menjadi 1,25%-2,15% pada tahun 2013.
During 2013, the Company’s interest income has reached Rp2,803 million or decreased 5.75% from 2012 or Rp2,974 million. This was due to the declining of total deposits in 2013 compared to the previous year as well as the dropped of interest rate level from 1.42%-2.50% in 2012 to 1.25%-2.15% in 2013.
Penghasilan Lain-Lain
Other Income
Pada tahun 2013 Perusahaan mencatat penghasilan lain-lain sebesar Rp3.007 juta, mengalami peningkatan sebesar 17,37% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp2.562 juta. Kenaikan penghasilan lain-lain pada 2013 disebabkan oleh peningkatan keuntungan penjualan aset tetap menjadi Rp747 juta dari Rp452 juta pada 2012 serta kenaikan penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan sebesar 323,08% dari Rp455 juta pada 2012 menjadi Rp1.925 juta pada 2013.
During 2013, the Company has recorded the other income of Rp3,007 million or increased 17.37% as compared to 2012 of which was Rp2,562 million. The growth of other income during 2013 was due to increasing of gain on sale of fixed assets which was Rp747 million from Rp452 million in 2012 as well as the recoveries of written-off receivables as much as 323.08% or Rp455 million from 2012 to Rp1,925 million in 2013.
45
46
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
BEBAN USAHA
EXPENSES
Pada tahun 2013 Perusahaan menanggung beban sebesar Rp613.457 juta, meningkat 48,72% jika dibandingkan Rp412.481 juta pada tahun 2012. Kenaikan beban ini seiring pertumbuhan bisnis Perusahaan, seperti tergambar dari peningkatan volume dan nilai pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Selain itu, kenaikan beban juga disebabkan oleh peningkatan beban pemasaran dan beban pendanaan.
During 2013, the Company has generated the total expenses of Rp613,457 million or increased 48.72% as compared in 2012 which was Rp412,481 million. The rise of business expenses is due to the Company’s growth as illustrated by the increase in the volume of financing business, finance lease as well as the increasing of marketing expenses and financing expenses.
Beban Pemasaran
Marketing Expenses
Sebesar Rp311.947 juta beban Perusahaan pada 2013 merupakan beban pemasaran. Ini meningkat 47,23% dibandingkan Rp211.882 juta pada 2012. Kendati nilainya meningkat, kotribusi beban pemasaran terhadap total beban Perseroan cenderung menurun karena pada 2012 mencapai 51,37% sementara pada tahun 2013 hanya sebesar 50,85%.
The amount of Rp311,947 million was the Company’s marketing expenses in 2013. This expense was increase by 47.23% compared to 2012 which was Rp211,882 million. Although it has risen in value, the contribution of marketing expenses toward the Company’s total expenses has decreased as in 2012 was 51.37% and in 2013 was 50.85%.
Beban pemasaran terdiri atas insentif pemasaran dan beban promosi lainnya yang pada tahun 2013 meningkat masing-masing 47,98% dan 39,38% dari tahun sebelumnya. Insentif pemasaran yang dikeluarkan oleh Perusahaan pada 2013 naik menjadi Rp285.976 juta dari Rp193.249 juta pada 2012. Adapun beban promosi lainnya mengalami peningkatan dari Rp18.633 juta pada 2012 menjadi Rp25.971 juta pada tahun 2013.
The marketing expenses consist of marketing incentives and promotion expenses which during 2013 was increased by 47.98% and 39.38% respectively. In 2013, the Company’s marketing incentives was growing to Rp285,976 million from Rp193,249 million in 2012. Furthermore, the promotion expenses were also increased from Rp18,633 million in 2012 to Rp25,971 million in 2013.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Beban Pemasaran
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
2013 %
2012
%
Marketing Expenses %
Beban pemasaran
311.947
50,85
47,23
211.882
51,37
Beban pendanaan
174.786
28,49
96,45
88.973
21,57
Financing expenses
Beban tenaga kerja
74.487
12,14
2,50
72.667
17,62
Employee expenses
Penyusutan
7.041
1,15
16,94
6.021
1,46
Depreciation
Beban provisi dan komisi
2.660
0,43
(12,64)
3.045
0,74
Provision and
Beban kerugian penurunan nilai
3.194
0,52
70,53
1.873
0,45
Kerugian kurs mata uang asing
39
0,01
160,00
15
0,00
Marketing expenses
Commission expenses Impairment Losses Loss from foreign currency transaction Beban lain-lain Jumlah
39.303
6,41
40,34
28.005
6,79
Other expenses
613.457
100,00
48,72
412.481
100
Total
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Beban Pendanaan
Financing Expenses
Untuk menjalankan usaha pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan, Perusahaan menggunakan dana pihak lain yang diperoleh melalui penerbitan surat utang berbentuk Medium Term Notes (MTN) dan obligasi serta kredit bank. Seiring peningkatan volume bisnis, pendanaan Perusahaan seperti tergambar dari total liabilitas, juga turut mengalami kenaikan.
To fully operate its consumer financing and finance lease, the Company utilizes other mean of funding respectively through the issuance of Medium Term Notes, Bonds as well as Bank Loan. As the business volume flourished, the Company’s funding as stated in total liabilities also increased.
Hal di atas menyebabkan beban pendanaan yang ditanggung oleh Perusahaan meningkat secara proporsional. Pada tahun 2013 beban pendanaan Perusahaan mencapai Rp174.786 juta, naik 96,45% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp88.973 juta. Beban
The increasing of funding expansion impacted to the proportional increasing of financing expenses. During 2013, the Company’s financing expenses amounted Rp174,786 million or growth 96.45% as compared in 2012 which was Rp88,973 million. The bonds financing also drastically increased due to the issuance of Bonds II valued Rp1,300,000 million in June 2013. Thus, the Medium Term Notes financing expenses was decreased by 39.08%.
pendanaan obligasi naik pesat karena penerbitan Obligasi II senilai Rp1.300.000 juta pada Juni 2013. Adapun beban pendanan untuk MTN mengalami penurunan sebesar 39,08%.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
Financing Expenses
Beban Pendanaan
2013
MTN
24.290
(39,08)
39.871
MTN
Utang bank
50.955
87,85
27.125
Bank loan
Obligasi
99.541
352,93
21.977
Bonds
Jumlah
174.786
96,45
88.973
Total
2012
%
Beban Tenaga Kerja
Employee Expenses
Perusahaan menanggung beban tenaga kerja sebesar Rp74.487 juta pada 2013, naik 2,50% dari Rp72.667 juta pada 2012. Kendati nilainya naik, porsi beban tenaga kerja terhadap total beban Perusahaan turun menjadi 12,14% pada 2013 dari 17,62% pada 2012.
The employee expenses of the Company incurred Rp74,487 million in 2013 or increased by 2.50% from Rp72,667 million in 2012. Although the amount value is up, the portion of employee expenses towards the Company’s total expenses was decreased to 12.14% in 2013 from 17.62% in 2012. The increase of the Company’s employee expenses in 2013 due to the raise of salary, remuneration as well as incentives which was 38,93% and 37.59%. During 2013, the salary and remuneration was Rp41,077 million whilst in 2012 was Rp29,566 million. As the employee’s salary was regularly increased, the office branch expansion was also automatically increased the number of company’s staff which made the employee’s salary enlarged. The total employees per December 31 2013 was 1,207 staff or rise by 17.64% from 1,026 staff per December 31, 2012. In addition, the incentives also has risen from Rp8,027 million to Rp11,044 million.
Kenaikan beban tenaga kerja Perusahaan pada 2013 disebabkan oleh peningkatan gaji dan tunjangan serta tunjangan insentif yang mengalami kenaikan masingmasing 38,93% dan 37,59%. Beban gaji dan tunjangan pada 2013 mencapai Rp41.077 juta, sementara pada tahun 2012 hanya mencapai Rp29.566 juta. Selain karena kenaikan gaji karyawan secara berkala, kenaikan gaji dan tunjangan juga disebabkan oleh ekspansi kantor cabang Perusahaan. Ini menyebabkan jumlah karyawan Perusahaan meningkat dan dengan sendirinya menambah beban gaji dan tunjangan. Jumlah karyawan Perusahaan per 31 Desember 2013 mencapai 1.207 karyawan, meningkat sekitar 17,64% dari 1.026 karyawan per 31 Desember 2012. Sementara tunjangan insentif meningkat dari Rp8.027 juta menjadi Rp11.044 juta.
47
48
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Adapun beban gratifikasi dan remunerasi serta beban tenaga kerja lainnya pada 2013 mengalami penurunan, masing-masing 5,36% dan 68,71%.
Furthermore, the gratification expenses, remuneration and other employee expenses was declined by 5.36% and 68.71%.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Beban Tenaga Kerja
2013
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
2012
Employee Expenses
% Gaji dan tunjangan
41.077
38,93
29.566
Salary & benefits
Gratifikasi dan remunerasi
17.018
(5,36)
17.981
Gratification & remuneration
Tunjangan insentif
11.044
37,59
8.027
Incentives
Others
5.348
(68,71)
17.093
Others
Jumlah
74.487
2,50
72.667
Total
Beban Penyusutan
Depreciation Expenses
Perusahaan menanggung beban penyusutan sebesar Rp7.041 juta pada 2013, meningkat 16,94% dibandingkan Rp6.021 juta pada 2012. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai aset tetap Perusahaan sebagai konsekuensi dari perluasan jaringan pada tahun 2013.
During 2013, the depreciation expenses of the Company was Rp7,041 million or increased 16.94% compared in 2012 which was Rp6,021 million. This was inline with the increasing of fixed assets as the consequences of expansion in 2013.
Beban Provisi dan Komisi
Provision and Commissions Expenses
Pada 2013 beban provisi dan komisi Perusahaan mengalami penurunan sebesar 12,64% menjadi Rp2.660 juta dari tahun 2012 yang mencapai Rp3.045 juta.
During 2013, the Company’s provision and commissions expenses was lessened 12.64% to Rp2,660 million from Rp3,045 million in 2012.
Beban Kerugian Penurunan Nilai
Impairment Losses
Beban kerugian penurunan nilai yang ditanggung oleh Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 70,53% menjadi Rp3.194 juta pada tahun 2013 dari Rp1.873 juta pada tahun 2012. Akan tetapi nilai kerugian penurunan nilai tersebut hanya 0,52% pada 2013 terhadap total beban Perusahaan yang mencapai Rp613.457 juta.
The impairment losses that the Company borne was increased by 70.53% or Rp3,194 million in 2013 from Rp1,873 million in 2012. However, the impairment losses were only 0.52% in 2013 toward the total Company’s expenses which was Rp613,457 million.
Beban Kerugian Kurs Mata Uang Asing
Loss from Foreign Currency Transaction
Adapun beban kerugian kurs mata uang asing Perusahaan mengalami kenaikan yang pesat pada tahun 2013, yaitu 160,00%. Akan tetapi nilai beban tersebut hanya 0,01% terhadap total beban Perusahaan. Beban kerugian kurs mata uang asing naik dari Rp15 juta pada tahun 2012 menjadi Rp39 juta pada 2013.
The Company has to endure drastic rise of the loss from foreign currency transaction in 2013 which was 160.00%. However, those expenses were only 0.01% of the Company’s total expenses. The loss from foreign transaction increased Rp15 million in 2012 to Rp 39 million in 2013.
Beban Lain-lain
Other Expenses
Beban lain-lain Perusahaan pada 2013 mencapai Rp39.303 juta, mengalami kenaikan sebesar 40,34% dari Rp28.005 juta pada 2012. Beban lain-lain terkait
During 2013, the Company’s other expenses was amounted Rp39,303 million and has escalated 40.34% from 2012 which was Rp28,005 million. Other expenses
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
langsung dengan kegiatan operasional Perusahaan. Beban lain-lain terdiri atas beban pemeliharaan, beban umum dan administrasi serta beban non operasional. Dari ketiga kelompok beban lain-lain tersebut, beban umum dan administrasi mengalami peningkatan tertinggi, yaitu 55,72% dari Rp19.716 juta pada tahun 2012 menjadi Rp30.701 juta pada tahun 2013. Adapun beban pemeliharaan dan beban non operasional hanya mengalami kenaikan masing-masing 3,25% dan 5,70%.
were directly related to the Company’s operational activities consists of maintenance expenses, general and administration expenses as well as non-operational expenses. Amongst the mentioned expenses, the general and administration expenses were the highest in terms of increase which was 55.72% from Rp19,716 million in 2012 to Rp30,701 million in 2013. In addition, the maintenance expenses and non-operational expenses only enlarged by 3.25% and 5.70% respectively.
Beban umum dan administrasi meliputi beban notaris, premi asuransi, komunikasi, transportasi, persediaan kantor, listrik, jasa profesional, pajak dan lain-lainnya. Kenaikan beban umum dan administrasi pada tahun 2013 seiring dengan kenaikan volume penjualan yang berimplikasi pada kenaikan biaya notaris dan biaya fidusia sehubungan dengan peningkatan pengikatan kredit pembiayaan Perusahaan.
The general expenses and administration expenses consist of notary expenses, insurance premium, communications, transportation, office supplies, electricity, professional service, tax and others. The increase of general and administration expenses during 2013 was in accordance to the increase of sales volume and directly implied to notary and fiducia expenses as related to the Company’s financing activities.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
Other Expenses
Beban Lain-Lain
2013
Beban pemeliharaan
6.709
3,25
6.498
Maintenance expenses
30.701
55,72
19.716
General & administration expenses
1.893
5,70
1.791
Non operating expenses
39.303
40,34
28.005
Total
2012
% Beban umum dan administrasi Beban non operasional Jumlah LABA
INCOME
Laba sebelum beban pajak penghasilan Perusahaan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 35,69% menjadi Rp277.249 juta dari tahun 2012 sebesar Rp204.320 juta.
During 2013, the Company’s income before income tax expenses increased by 35.69% or Rp277,249 million from Rp204,320 million in 2012.
Adapun laba tahun berjalan Perseroan mengalami kenaikan sebesar 35,97%, yaitu dari Rp153.145 miliar pada 2012 menjadi Rp208.233 miliar.
Moreover, the Company’s income for the year also raised by 35.97% from Rp153,145 million in 2012 to Rp208,233 million.
Kendati nilai nominal laba tahun berjalan mengalami pertumbuhan, marjin laba Perusahaan pada tahun 2013 cenderung lebih rendah dibandingkan tahun 2012. Marjin laba sebelum beban pajak penghasilan pada tahun 2012 mencapai 33,13%, sementara pada tahun 2013 sebesar 31,13%. Adapun marjin laba tahun berjalan mencapai 23,38% pada tahun 2013, sementara pada tahun sebelumnya sebesar 24,83%. Hal ini antara lain disebabkan oleh peningkatan beban pendanaan yang jauh di atas angka pertumbuhan pendapatan.
Although the nominal value of income for the year has grown, the Company’s income margin in 2013 was lowered compared to 2012. In 2012, the margin of income before income tax expenses was 33.13% and in 2013 it was 31.13%, yet the margin income for the year in 2013 was 23.38% as the previous year was 24.83%. This was due to the increase of financing expenses that below the Company’s income growth.
49
50
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
2013
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
Laba sebelum beban pajak penghasilan
277.249
35,69
204.320
Income before Income tax expenses
Beban pajak penghasilan
(69.016)
34,86
(51.175)
Income tax expenses
Laba tahun berjalan
208.233
35,97
153.145
Income for the year
6.433
35,95
4.732
Earnings per share (expressed in full amount of IDR)
Laba
Income
2012
%
Laba per saham (dinyatakan dalam nilai penuh rupiah) ASET
ASSETS
Total aset Perusahaan pada 2013 mencapai Rp3.261.854 juta, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 53,94% dari tahun 2012 sebesar Rp2.118.939 juta. Kenaikan aset yang cukup besar ini menggambarkan pengelolaan kegiatan usaha utama Perusahaan berjalan sesuai target yang ditetapkan.
The Company’s total assets in 2013 has reached Rp3,261,854 million or drastically increased by 53.94% as compared to 2012 which was Rp2,118,939 million. The escalation value showcased the Company’s appropriate target operational activities.
Seperti tergambar pada Tabel, pada tahun 2012 sebesar Rp2.049.703 juta atau 96,73% dari total aset merupakan aset produktif, berupa total piutang sewa pembiayaan dan total piutang pembiayaan konsumen. Pada tahun 2013 aset produktif perusahaan meningkat menjadi Rp3.172.737 juta atau sebesar 97,27% dari total aset Perusahaan.
As illustrated in the Table, during 2012 of Rp2,049,703 million or 96.73% of total assets were in form of productive assets, consists of total consumer receivables and total finance lease. During 2013, the Company’s productive asset has enlarged to Rp3,172,737 million or 97.27% from the Company’s total assets.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Aset
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
2013 %
2012 %
%
Assets
Kas dan setara kas
22.966
0,70
93,56
11.865
0,56
Cash and cash equivalent
Piutang sewa
65.591
2,01
31,32
49.949
2,36
Finance lease receivables
3.107.146
95,26
55,38
1.999.754
94,38
Consumer financing
1.387
0,04
68,33
824
0,04
Other receivables
10.480
0,32
(2,30)
10.727
0,51
Prepaid expenses
9.271
0,28
22,16
7.589
0,35
Deferred tax assets - Net
40.503
1,24
15,78
34.984
1,65
Fixed assets
4.510
0,15
38,90
3.247
0,15
Other assets
3.261.854 100,00
53,94
2.118.939
100,00
Total
pembiayaan - Neto Piutang pembiayaan
- Net
konsumen - Neto Piutang lain-lain Beban dibayar dimuka Aset pajak tangguhan - Neto Aset tetap Aset lain-lain Jumlah
receivables - Net
Kas dan Setara Kas
Cash and Cash Equivalent
Saldo kas dan setara kas Perusahaan per 31 Desember 2013 mencapai Rp22.966 juta, meningkat 93,56% dari Rp11.865 juta per 31 Desember 2012.
The Company’s cash and cash equivalent per December 31, 2013 has reached Rp22,966 million or increased 93.56% from Rp11,865 million per December 31, 2012.
Saldo kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 yang jauh lebih besar dari akhir tahun 2012, berasal
The Company’s cash and cash equivalent during year end 2013 which was higher than year end 2012 was
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
dari aktivitas pendanaan, yaitu penerimaan kas dari penerbitan Obligasi II 2013 yang mencapai Rp1.300.000 juta, serta penerbitan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp200.000 juta. Kas neto yang diterima oleh Perusahaan dari aktivitas pendanaan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp874.810 juta. Setelah dikurangi dengan kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi dan aktivitas investasi sebesar (Rp863.709 juta), maka Perusahaan membukukan kenaikan neto kas dan setara kas sebesar Rp11.101 juta. Ditambah dengan kas dan setara kas awal tahun 2013 maka nilainya pada akhir tahun 2013 mencapai Rp22.966 juta.
come from the funding activity namely the issuance of Bonds II 2013 that resulted Rp1,300,000 million as well as Medium Term Notes that yielded Rp200,000 million. The Company’s net cash from the funding activities in 2013 was Rp874,810 million. After deducted with net cash that utilized for operational activity and investment activity of (Rp863,709 million), the Company’s recorded the increase of net cash and cash equivalent amounted Rp11,101 million. Plus cash and cash equivalent beginning balance in 2013, the value during year end 2013 was Rp22,966 million.
Piutang Sewa Pembiayaan
Finance Lease Receivables
Usaha sewa pembiayaan Perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat pada 2013. Total piutang sewa pembiayaan hingga akhir 2013 tercatat sebesar Rp65.771 juta, masing-masing Rp374 juta berupa piutang sewa pembiayaan kepada pihak yang berelasi dan Rp65.397 juta kepada pihak ketiga. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp49.982 juta, maka total piutang sewa pembiayaan Perusahaan pada 2013 mengalami peningkatan 31,58%. Adapun piutang sewa pembiayaan neto Perusahaan pada akhir tahun 2013 setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp180 juta mencapai Rp65.591 juta. Ini meningkat 31,32% dari akhir tahun 2012 sebesar Rp49.949 juta.
During 2013, the Company’s finance lease has grown dramatically as per year end of 2013 has recorded Rp65,771 million in which Rp374 million was the finance lease to the related parties and Rp65,397 million to the third parties. Compared to the year 2012, the Company’s net finance receivables was Rp49,982 million where in 2013 has increased to 31.58%. In addition, the Company’s net finance lease as per year end 2013 was deducted the allowance for impairment losses of Rp180 million was Rp65,591 million. This was enlarged 31.32% from year end 2012 which was Rp49,949 million.
Piutang Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing Receivables
Pada tahun 2013 Perusahaan berhasil meraih pendanaan dari emisi Obligasi senilai Rp1.300.000 juta. Dana obligasi tersebut, ditambah dengan pendanaan dari sumber lainnya, memberi ruang kepada Perusahaan untuk melakukan ekspansi pembiayaan konsumen.
During 2013, the Company’s has successfully attained the funding from the issuance of Bonds valued Rp1,300,000 million. Those funding and additional fund from other sources made sufficient room for the Company’s to expand its consumers financing operation.
Pada 2013 Perusahaan melakukan pembiayaan kendaraan bermotor (mobil) sebesar 49.819 unit, meningkat 32,57% dari 37.578 unit pada tahun 2012. Pertumbuhan pembiayaan mobil Perusahaan pada 2013 jauh di atas pertumbuhan penjualan mobil nasional yang hanya sebesar 10,18%, dari 1.116.230 unit pada 2012 menjadi 1.229.901 unit pada tahun 2013.
During 2013, the Company’s has financed the four wheels vehicles amounted 49,819 units, increased by 32.57% from 37,578 units in 2012. The Company’s automotive finance growth is likely to surpass the national automotive sales that was 10.18% from 1,116,230 units in 2012 to 1,229,901 units in 2013.
Hasil dari ekspansi pembiayaan konsumen Perusahaan tergambar pada piutang pembiayaan konsumen neto yang mencapai Rp3.107.146 juta pada akhir tahun 2013. Ini mengalami pertumbuhan sebesar 55,38% dari Rp1.999.754 juta pada akhir tahun 2012.
The result from consumer financing expansion is shown from the net consumer financing receivables that reached Rp3,107,146 million in year-end 2013. This has been augmented by 55.38% from Rp1,999,754 million in yearend 2012.
51
52
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Kendati cadangan kerugian penurunan nilai pembiayaan konsumen naik menjadi Rp5.307 juta pada 2013 dari Rp2.794 juta pada 2012, Perusahaan dapat mengelola piutang tersebut dengan baik. Sebesar Rp3.581.543 juta atau 91,64% dari piutang pembiayaan konsumen 2013 tergolong lancar. Rasio piutang lancar terhadap total pembiayaan konsumen Perusahaan pada 2013 mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 93,05%. Kendati demikian, kualitas aset masih tetap terjaga dengan sangat baik.
Although the impairment losses from consumer finance has risen to Rp5,307 million in 2013 from Rp2,794 million in 2012, the Company was still able to manage the healthier asset quality. Of Rp3,581,543 million or 91.64% from consumer financing receivables in 2013 is considered in current categories. The receivables ratio toward total consumer financing in 2013 was dropped as compared in 2012 which was 93.05%. However, the asset quality is still considerate and well-managed.
Piutang Lain-Lain
Other Receivables
Pada akhir tahun 2013 Perusahaan membukukan piutang lain-lain sebesar Rp1.387 juta, meningkat 68,33% dari Rp824 juta pada akhir 2012. Kenaikan piutang lain-lain yang terdiri atas piutang karyawan dan piutang asuransi itu sebagian besar disebabkan oleh piutang asuransi yang pada tahun 2013 mencapai Rp878 juta, sementara pada tahun 2012 nihil. Adapun piutang karyawan Perusahaan turun 38,23% menjadi Rp509 juta pada tahun 2013 dari Rp824 juta pada 2012.
At year end of 2013, the Company has recorded other receivables valued Rp1,387 million or raised by 68.33% from Rp824 million at the year end of 2012. The increase of other receivables which consist of employee receivables and insurance receivables was due to the insurance receivables in 2013 which was Rp878 million whilst in 2012 was zero. In addition, the employee receivables has dropped by 38.23% in 2013 which was Rp509 million from Rp824 million in 2012.
Beban Dibayar Dimuka
Prepaid Expenses
Perusahaan membukukan beban dibayar dimuka sebesar Rp10.480 juta pada tahun 2013, mengalami penurunan 2,30% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp10.727 juta. Akun ini terdiri atas sewa gedung, uang muka, uang muka renovasi gedung, sewa rumah dan lain-lain.
During 2013, the Company recorded prepaid expenses of Rp10,480 million or a decrease of 2.30% if compared to the year 2012 which was Rp10,727 million. This account consists of building rental, advance payment, advance payment for building renovation, housing rental and others.
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Perusahaan membukukan aset pajak tangguhan neto sebesar Rp9.271 juta pada akhir 2013, mengalami kenaikan 22,16% dari Rp7.589 juta pada akhir 2012. Aset pajak tangguhan merupakan perbedaan temporer pengakuan pajak atas akrual beban imbalan pasca kerja, cadangan gratifikasi dan beban penyusutan aset tetap.
The company recorded a 22.16% increase in deferred tax assets at the end of 2013 amounted Rp9,271 million from Rp7,589 million at the end of 2012. Deferred tax assets mainly a temporary difference in tax recognition on accrued employee benefits, gratification reserve and depreciation expense.
Aset Tetap
Fixed Assets
Total aset tetap Perusahaan pada 2013 mencapai Rp40.503 juta, mengalami peningkatan 15,78% dari Rp34.984 juta pada 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh penambahan aset tetap berupa peralatan kantor, komputer dan elektronik, inventaris dan kendaraan bermotor yang mencapai Rp13.951 juta pada 2013. Penambahan tersebut sehubungan dengan perluasan jaringan operasi Perusahaan pada tahun 2013.
The Company’s total fixed assets in 2013 was Rp40,503 million, rose by 15.78% from Rp34,984 million in 2012. Increase in fixed assets was due to the additional fixed assets consisting of office equipment, computer and electronic devices, furniture and fixtures as well as vehicles that amounted Rp13,951 million in 2013. Those additional features is in accordance with the expansion of Company in 2013.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Aset Lain-Lain
Other Assets
Aset lain-lain Perusahaan tumbuh 38,90% menjadi Rp4.510 juta pada akhir tahun 2013 dari akhir tahun 2012 sebesar Rp3.247 juta. Akun ini terdiri atas setoran jaminan, beban tangguhan dan tagihan pembayaran premi asuransi konsumen.
At the year end of 2013, the Company’s other assets has grown 38.90% or Rp4,510 million from Rp3,247 million in year end of 2012. This account consist of guarantee deposits, deferred expenses and consumer’s insurance receivable.
LIABILITAS dan EKUITAS
LIABILITIES and EQUITY
Kenaikan aset Perusahaan yang mencapai 53,94% pada 2013 sebagian besar berasal dari penambahan liabilitas, dalam hal ini MTN dan obligasi. Selain itu, kenaikan aset tersebut juga disebabkan oleh peningkatan saldo laba dan laba tahun berjalan Perusahaan.
The increase of Company’s assets of 53.94% in 2013 mostly was due to the additional liabilities namely Medium Term Notes and Bonds. However, the increasing of the assets was also due to the increasing of the Company’s retained earning and net income for the year.
Total liabilitas Perusahaan pada 2013 mencapai Rp2.716.900 juta, mengalami peningkatan 52,44% dari Rp1.782.218 juta pada akhir tahun 2012. Akun yang menyebabkan kenaikan liabilitas pada 2013 adalah utang dealer, beban yang masih harus dibayar dan utang obligasi. Adapun utang bank, utang pajak, utang lain-lain, MTN dan imbalan pasca kerja mengalami penurunan pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
The Company’s total liabilities has reached Rp2,716,900 million in 2013 or increased by 52.44% from Rp1,782,218 million at the year end of 2012. Several accounts that held responsible for the increase of liabilities in 2013 were payables to dealers, accrued expenses and bonds payable. However the bank loan, tax payables, other payables, medium term notes and liabilities for postemployment benefit was decreased in 2013 as compared to previous year.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Liabilitas
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
2013 %
2012
Liabilities %
%
Utang bank
423.322
15,58
(34,16)
642.931
36,07
Bank loans
Utang dealer
121.826
4,48
86,37
65.368
3,67
Payables to dealers
Utang pajak
13.176
0,49
(50,42)
26.574
1,49
Tax payables
Utang lain-lain
88.325
3,25
(1,18)
89.383
5,02
Other payables
Beban masih harus dibayar
44.951
1,65
69,68
26.492
1,49
Accrued expenses
Medium term notes - Neto
199.812
7,35
(33,34)
299.741
16,82
Medium term notes - Net
1.818.832
66,95
192,21
622.436
34,92
Bond payable - Net
6.656
0,25
(28,38)
9.293
0,52
Utang obligasi – Neto Imbalan pasca kerja
Liability for postemployment benefits
Jumlah
2.716.900
100,00
52,44
1.782.218
100,00
Total
Utang Bank
Bank Loan
Perusahaan masih terikat kerjasama pendanaan dengan sejumlah bank. Akan tetapi, seiring kenaikan pendanaan dari penerbitan obligasi, utang bank Perusahaan cenderung turun. Hingga akhir tahun 2013 Perusahaan hanya memiliki saldo utang kepada tiga bank dari tahun 2012 sebanyak tujuh bank. Total utang bank Perusahaan pada akhir tahun 2013 mencapai Rp423.322 juta,
The Company is still collaborating with several banks, in terms of funding However, in accordance with the increase of funding from the issuance of bonds, the bank loan was likely to drop. At the end of 2013, the Company has liabilities from three banks as compared seven banks in 2012. The Company’s total bank loan at the end of 2013 was Rp423,322 million, decreased by 34.16%
53
54
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
mengalami penurunan 34,16% dari akhir tahun 2012 sebesar Rp642.931 juta. Porsi utang bank terhadap total liabilitas Perusahaan juga turun menjadi 15,58% pada 2013 dari 36,07% pada 2012.
from year 2012 which was Rp642,931 million. The bank loan portion towards the Company’s total liabilities also dropped by 15.58% in 2013 from 36.07% in 2012.
Utang Dealer
Payables to Dealers
Utang dealer merupakan utang yang terjadi karena transaksi pembelian mobil untuk pembiayaan konsumen kepada sejumlah dealer. Pada akhir 2013 nilai utang dealer Perusahaan kepada lebih dari 23 dealer kendaraan bermotor mencapai Rp121.826 juta, mengalami peningkatan sebesar 86,37% dibandingkan Rp65.368 juta pada akhir tahun 2012. Peningkatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan kegiatan usaha pembiayaan konsumen Perusahaan pada tahun 2013.
The payables to dealer takes place due to the transaction of cars purchased for customers financing onto various dealers. At the end of 2013, the Company has recorded Rp121,826 million of payables to 23 dealers or increased by 86.37% as compared to year 2012 which was Rp65,368 million. This augmentation is in accordance with the growth of the Company’s consumer financing activities in 2013.
Utang Pajak
Tax Payables
Pada tahun 2013 Perusahaan menanggung utang pajak sebesar Rp13.176 juta, turun 50,42% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp26.574 juta. Hal ini disebabkan oleh penurunan utang pajak Pasal 29 dari Rp22.250 juta pada 2012 menjadi Rp5.270 juta pada 2013.
During 2013, the Company recorded tax payables of Rp13,176 million or decreased by 50.42% as compared to 2012 which was Rp26,574 million. This was due to the reduction of Article 29 tax payable from Rp22,250 million in 2012 to Rp5,270 million in 2013.
Perusahaan membukukan beban pajak penghasilan sebesar Rp69.016 juta pada 2013, meningkat 34,86% dibandingkan Rp51.175 juta pada tahun 2012. Ini seiring kenaikan laba kena pajak Perusahaan menjadi Rp282.792 juta pada 2013 dari Rp223.644 juta pada 2012.
The Company recorded income tax expense of Rp69,016 million in 2013 or increased by 34.86% as compared in 2012 which was Rp51,175 million. This was in accordance with the Company’s taxable income of Rp282,792 million in 2013 from Rp223,644 million in 2012.
Utang Lain-Lain
Other Payables
Perusahaan membukukan utang lain-lain sebesar Rp88.325 juta pada akhir 2013, mengalami penurunan 1,18% dari Rp89.383 juta pada akhir 2012. Komposisi terbesar dari utang-utang lain yaitu sebesar Rp83.671 juta atau 93,73% pada tahun 2013 merupakan utang kepada pihak ketiga. Sisanya, Rp4.654 juta merupakan utang kepada pihak yang terafiliasi, dalam hal ini PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
The Company recorded other payables of Rp88,325 million at the end of 2013 or declined 1.18% from Rp89,383 million at the end of 2012. The biggest contribution of other payables amounted Rp83,671 million or 93.73% in 2013 was other payables to third party. The rest of Rp4,654 million was the affiliated other payables in this case was PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
Utang lain-lain sebagian besar merupakan penerimaan pembayaran dari debitur yang belum diteruskan kepada bank mitra pembiayaan bersama, uang muka pelanggan dan utang pembayaran premi asuransi yang terjadi karena kontrak pembiayaan. Utang premi asuransi yang tercatat hingga akhir tahun 2013 mencapai Rp49.155 juta.
Mainly, the other payables consist of the collected payment from customers that have not been forwarded to partner bank of joint financing, customers down payment and insurance premium payables. The Company has recorded insurance premium payables of Rp49,155 million at the end of 2013.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Beban Masih Harus Dibayar
Accrued Expenses
Beban yang masih harus dibayar oleh Perusahaan tercatat sebesar Rp44.951 juta hingga akhir tahun 2013, meningkat 69,68% dari Rp26.492 juta pada akhir tahun 2012. Sebesar Rp26.668 juta atau 59,33% dari beban yang masih harus dibayar pada akhir 2013 merupakan gratifikasi dan remunerasi yang pada akhir tahun 2012 masih sebesar Rp18.194 juta. Beban masih harus dibayar yang lain berupa penyisihan bunga obligasi, bunga utang bank, promosi, bunga MTN, beban jasa konsultan dan lainnya yang mencapai Rp18.283 juta, meningkat 120,33% jika dibandingkan Rp8.298 juta pada 2012.
Accrued expenses at the end of 2013 increased by Rp44,951 million or 69.68% from Rp26,492 million at the end of 2012. From Rp26,688 million or 59.33% from accrued expenses at the end of 2013 was gratification and remuneration accrual amounted Rp18,194 million at the end of 2012. Those accrued expenses consist of bonds interest, bank loans interest, promotion, medium term notes interest, consultation service expenses and others that amounted Rp18,283 million or enlarged by 120.33% as compared to 2012 which was Rp8,298 million.
Medium Term Notes
Medium Term Notes
Perusahaan membukukan Medium Term Notes (MTN) yang belum jatuh tempo pada akhir tahun 2013 sebesar Rp199.812 juta, turun 33,34% dari Rp299.741 juta pada akhir tahun 2012.
The amount of Medium Term Notes prior to maturity at the end of 2013 decreased by Rp199,812 million or 33.34% from Rp299,741 million at the end of 2012.
Saldo MTN pada 2013 di atas berasal dari MTN V sebesar Rp200.000 juta yang diterbitkan oleh Perusahaan pada 26 Februari 2013. Bunga MTN yang jatuh tempo pada 26 Februari 2016 itu sebesar 8,30% per tahun dan dibayarkan oleh Perusahaan setiap tiga (3) bulan dan pembayaran pertama pada 26 Mei 2013.
The amount of 2013 MTN was from MTN V amounted Rp200,000 million as the Company issuance on February 26, 2013. The MTN interest rate is 8.30% per annum and due on February 26, 2016 and paid every three months, starting the first payment in May 26, 2013.
Utang Obligasi
Bonds Payable
Utang obligasi Perusahaan tercatat sebesar Rp1.818.832 juta pada akhir 2013, mengalami peningkatan sebesar 192,21% dari posisi akhir tahun 2012 sebesar Rp622.436 juta. Porsi utang obligasi terhadap total liabilitas Perusahaan meningkat menjadi 66,95% pada akhir tahun 2013 dari 34,92% pada akhir tahun 2012.
The Company recorded bonds payable amounted Rp1,818,832 million at the end of 2013 increased by 192.21% from Rp622,436 million at the end of 2012. The portion of bonds payable toward the Company’s total liabilities has increased by 66.95% at the end of 2013 from 34.92% at the end of 2012.
Peningkatan di atas disebabkan oleh penerbitan Obligasi II 2013 sebesar Rp1.300.000 juta pada 19 Juni 2013. Obligasi tersebut terdiri atas Seri A sebesar Rp775.000 juta dengan bunga 7,75% per tahun dan Seri B sebesar Rp525.000 juta dengan bunga 8,25% per tahun. Obligasi Seri A dan Seri B jatuh tempo masing-masing pada 19 Juni 2016 dan 19 Juni 2018. Adapun saldo Obligasi I yang diterbitkan pada 2012 sebesar Rp524.000 juta pada akhir 2013. Itu terdiri atas Seri B dengan bunga 7,90% per tahun sebesar Rp381.000 juta dan Seri C senilai Rp143.000 juta dengan suku bunga 8.00% per tahun.
The above increasing was due to the issuance of Bonds II 2013 amounted Rp1,300,000 million on June 19, 2013. Those bonds features Serial A amounted Rp775,000 million with 7.75% interest rate per annum and Serial B amounted Rp525,000 million with 8.25% interest rate per annum. Bonds A and B are due in June 19, 2016 and June 19, 2018. Moreover, the Bonds I that issued in 2012 was Rp524,000 million at the end of 2013 and consist of Serial B with 7.90% interest rate per annum of Rp381,000 million and Serial C valued at Rp143,000 million with 8,00% interest rate per annum.
55
56
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Liabilities for Post Employment Benefits
Perusahaan menunjuk aktuaris independen untuk menghitung liabilitas imbalan pasca kerja, dalam hal ini PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuari) dan PT Dian Artha Tama. Berdasarkan laporan perhitungan kedua aktuaris tersebut pada 9 Januari 2014 dan 21 Januari 2013, Perusahaan menanggung liabilitas imbalan pasca kerja sebesar Rp6.656 juta pada akhir 2013, turun 28,38% dari Rp9.293 juta pada akhir 2012.
The Company appointed independent actuary to calculate liabilities for post employment benefits namely PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuari) and PT Dian Artha Tama. Based on both calculation performed by two actuaries on January 9, 2014 and January 21, 2013 the Company bears the liabilities for post employment benefits amounted Rp6,656 million at the end of 2013 or drop by 28.38% from Rp9,293 million at the end of 2012.
Ekuitas
Equity
Perusahaan membukukan ekuitas sebesar Rp544.954 juta pada akhir 2013, meningkat 61,84% dari Rp336.721 juta pada akhir tahun 2012. Sebesar Rp506.084 juta atau 92,87% dari total ekuitas Perusahaan pada akhir 2013 merupakan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya. Nilai saldo laba yang dibelum ditentukan penggunaannya naik 69,91% pada akhir 2013 dari Rp297.851 juta pada akhir 2012. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba tahun 2013 perusahaan dari Rp153.145 juta pada tahun 2012 menjadi Rp208.233 juta pada tahun 2013.
Total equity at the end of 2013 amounting to Rp544,954 million and has experienced an increase of 61.84% from Rp336,721 million at the end of 2012. Of Rp506,084 million or 92.87% from the Company total equity at the end of 2013 was the unappropriated retained earnings. The unappropriated retained earnings has increased 69.91% at the end of 2013 from Rp297,851 million at the end of 2012. This was due to the rise of the Company’s net income in 2013 which amounted Rp153,145 million in 2012 to Rp208,233 million in 2013.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Ekuitas
Naik/(Turun) Increase/ (Decrease)
2013 %
Modal ditempatkan
32.370
Equity %
%
5,94
dan disetor penuh
2012
32.370
9,61
Capital
-
Saldo Laba • Ditentukan
Issued and paid-up Retained earnings
6.500
1,19
-
6.500
1,93
Appropriated
506.084
92,87
69,91
297.851
88,46
Unappropriated
544.954
100,00
61,84
336.721
100,00
Total
penggunaannya • Belum ditentukan penggunaannya Jumlah
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Imbal Hasil Aset dan Imbal Hasil Ekuitas (ROA dan ROE)
Return on Assets and Return on Equity
Imbal hasil aset menunjukan kemampuan perusahaan mendayagunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Imbal hasil aset atau Return on Asset (ROA) diukur dengan membandingkan laba sebelum beban pajak penghasilan dengan rata-rata total aset Perusahaan. ROA Perusahaan pada 2013 mencapai 10,31%, sementara pada tahun 2012 sebesar 12,65%.
Return on assets showed the Company’s ability to empower its assets to generate profits. Return on assets is measured by comparing the profit income before tax expenses with average Company’s asset. The Company’s return on assets in 2013 reached 10.31% whilst in 2012 was 12.65%.
Adapun imbal hasil ekuitas atau Return on Equity (ROE) dihitung dengan membandingkan laba tahun berjalan dengan rata-rata total ekuitas Perusahaan. ROE Perusahaan pada 2013 sebesar 47,24%, sementara pada tahun sebelumnya mencapai 58,87%.
Return on equity is measured by comparing the income for the year with average Company’s equity. The Company’s return on equity during 2013 was 47.24% whilst the previous year was 58.87%.
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain - in million IDR unless otherwise stated)
Imbal Hasil
2013
2012
Description
3.261.854
2.118.939
Total Assets
Total Ekuitas
544.954
336.721
Total Equity
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
277.249
204.320
Income before tax expenses
Laba Tahun Berjalan
208.233
153.145
Income for the year
ROA (%)
10,31
12,65
ROA (%)
ROE (%)
47,24
58,87
ROE (%)
Total Aset
57
58
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Menyongsong Tahun 2014 Toward the Year 2014
Bertambahnya kelas menengah di Indonesia membuka peluang emas bagi BII Finance untuk tumbuh atau berkembang dan mewujudkan visi menjadi perusahaan pembiayaan independen sebagai penantang pasar dalam bisnis pembiayaan mobil baru. Apalagi perusahaan dengan serius juga menggarap ceruk baru yaitu di bidang pembiayaan alat-alat berat serta mesin industri.
The growing number of Indonesian middle class has unlocked a golden opportunities for BII Finance to flourish and realize its vision as the independent finance company in the new car financing business. Furthermore, the Company seriously entering new niche market in heavy equipment and machinery financing.
Dengan memperhatikan kecenderungan beberapa tahun terakhir, Indonesia menunjukkan dominasinya dengan bergerak cepat menggeser Thailand sebagai puncak pasar otomotif di wilayah Asia.
Over the years, Indonesia is strongly shown its reign over Thailand as the supreme automotive industry market in Asian region.
Mengantisipasi hal tersebut, secara proaktif BII Finance menyiapkan langkah inisiatif yang mencakup: • Melakukan perluasan usaha dengan pembiayaan alat berat dan mesin industri serta mobil komersial.
To anticipate this positive outlook, BII Finance proactively arrange the well-plan initiative move that encompass: • Expanding the business scope with financing heavy equipment, industrial machineries and commercial cars. • Establish 2 new representative offices and upgrade one representative office into a full branch office. • Sinergy with BII Business Banking Directorate to financing used cars and CBU cars. • Seek out new alternative of affordable financing which has lower interest rate to be more competitive.
• Membuka 2 kantor perwakilan dan meningkatkan status 1 kantor perwakilan menjadi kantor cabang. • Sinergi dengan BII Business Banking Directorate untuk pembiayaan Dealer Mobil bekas dan CBU. • Mencari alternatif sumber pendanaan yang murah agar suku bunga kredit yang ditawarkan kepada debitur dapat lebih kompetitif. • Meningkatkan kecepatan layanan proses aplikasi kredit. • Meningkatkan produktivitas tim marketing agar target penjualan dapat tercapai. • Memperkuat penerapan manajemen risiko dengan mempertahankan kualitas aktiva yang baik. • Memperkuat pencitraan Perusahaan melalui media cetak dan media elektronik lainnya.
• Enhance the speed of credit application process. • Improve the marketing team productivity to achieve the sales target. • Strengthen the implementation of risk management policy and manage the good quality assets. • Increase Company’s brand image via print media, electronic media and others.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
59
60
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
61
TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance
62
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance
Perkembangan bisnis menuntut perubahan secara cepat. BII Finance senantiasa beradaptasi dengan perubahan searah pergerakan bisnis yang penuh dinamika.
The ever growing business development demands changes rapidly. BII Finance continously adapts and embraces the change in accordance with the lively business euphoria.
Untuk mempertahankan profesionalisme dan manajemen yang berkualitas, Perusahaan selalu meningkatkan dan mengintensifkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Hal ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan atas keterbukaan informasi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Prinsip ini tercermin pada aktivitas keseharian dan komitmen atas kepentingan Perusahaan dan para pemegang sahamnya.
In order to maintain its profesionalism and quality management, the Company continously improve and intensify its good corporate governance. The implementation is performed through the open information, accountability, integrity and responsibility. These principles are reflected in its Company’s daily activities and commitment along with all stakeholders.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Komposisi Karyawan
Composition Of Employees
Sampai dengan posisi 31 Desember 2013, BII Finance memiliki 1.207 karyawan yang terdiri dari 293 karyawan tetap dan 914 karyawan kontrak. Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan, jenjang manajemen dan jenjang usia adalah:
Until December 31, 2013, BII Finance has employed 1,207 people consisting of 293 permanent employees and 914 temporary employees. The composition of employees, according to the levels of education, management and age is:
Menurut Jenjang Pendidikan According to Education Level Jenjang Pendidikan According to Education Level
Menurut Jenjang Pendidikan
Pasca Sarjana/Sarjana Post Graduate/Bachelor Sarjana Muda dan Setingkat Bachelor and equivalent SLTA dan sederajat Senior High and equivalent SLTP/SD dan sederajat Junior High/Elementary and equivalent Jumlah / Total
Jumlah orang/ Number of headcounts
%
694
57,50
252
20,88
253
20,96
8
0,66
1.207
100
Menurut Jenjang Manajemen According to Management Level Jenjang Manajemen According to Management Level
Menurut Jenjang Manajemen
Jumlah orang/ Number of headcounts
%
Komisaris / Commissioner
3
0,25
Direksi / Director
3
0,25
6
0,49
51
4,23
Supervisor / Supervisor
167
13,84
Penata & Pelaksana / Administer & Operator
977
80,94
1.207
100
General Manager / General Manager Manager / Manager
Jumlah
Menurut Jenjang Usia According to Age Level Jenjang Usia According to Age Level
Menurut Jenjang Usia
Jumlah orang/ Number of headcounts
%
46 – 55 th
19
1,57
36 – 45 th
152
12,60
26 – 35 th
808
66,94
228
18,89
1.207
100
18 – 25 th Jumlah
63
64
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Kesejahteraan Karyawan
Employees’ Welfare
Peran karyawan memang sangat penting bagi keberhasilan dan kemajuan Perusahaan. Berangkat dari prinsip tersebut, BII Finance selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan faktor internal maupun eksternal, antara lain dengan:
Regarding to the important role of the employees to the Company’s success and progress, BII Finance always pays attention to employees’ welfare all the time by taking into account the internal and external factors, such as:
Sistem Remunerasi
Remuneration System
Sistem remunerasi yang dijalankan BII Finance adalah atas kinerja, di mana tingkat kenaikan gaji, tunjangan dan fasilitas yang diperoleh berdasarkan prestasi dan kontribusi dari masing-masing karyawan.
BII Finance applies performance-based remuneration system, in which the increase rate of obtained salaries, allowances and facilities are based on achievements and contributions of every employee.
Dengan patokan laju inflasi sebagai tolak ukur, BII Finance juga melakukan penyesuaian gaji karyawan sehingga diharapkan kebutuhan hidup secara layak dari setiap karyawan beserta keluarga dapat terpenuhi. Untuk itu BII Finance melakukan salary survey secara periodik, serta memperhatikan dan mematuhi ketentuan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
In addition, BII Finance has also made adjustments to employees’ salary in line with the inflation rate so that necessities of the employees and their families can be met. Therefore, BII Finance always conducts periodic salary survey, as well as paying attention to and complying with the provision of minimum wage set by the Government.
Menyediakan Berbagai Macam Tunjangan dan Fasilitas
Provision of Various Allowances and Facilities
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan karyawan, BII Finance juga menyediakan sejumlah tunjangan dan fasilitas yang diharapkan mampu mendorong peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan. Adapun tunjangan maupun fasilitas yang disediakan oleh BII Finance mencakup:
As part of our efforts to improve employees’ welfare, BII Finance also provides a number of allowances and facilities that are expected to be able to encourage performance and productivity enhancement of the Company’s employees. The provision of allowances and facilities includes:
• Mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua.
• Involving employees in Social Security program (BPJS), covering securities of work accident, death benefit and old age.
• Mengikutsertakan karyawan dalam program medical insurance yang menyediakan tunjangan pengobatan (rawat jalan) dan rumah sakit (rawat inap) untuk karyawan beserta anggota keluarganya.
• Involving employees in medical insurance program that provides medical benefits and hospitals (hospitalization) for employees and their family members.
Dana Pensiun (DPLK)
Pension Fund
BII Finance mengikutsertakan karyawan ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan maupun program dana pensiun terkait dana pesangon dan jaminan hari tua.
BII Finance involves the employees into the social security (BPJS) and pension fund programs related to severance and old age security.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Pelatihan dan Pengembangan
Training and Development
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para karyawan demi meningkatkan produktivitas kerja dan performa, BII Finance secara berkala melakukan pelatihan baik dilaksanakan oleh bagian sumber daya manusia maupun kerja sama dengan Lembaga Profesional. Beberapa pelatihan telah masuk dalam Kalender Training Nasional 2013 yang terbagi dalam beberapa bagian seperti:
BII Finance is fully aware that training is an integral part of the efforts to improve the quality of human resources. Therefore, BII Finance has conducted periodic training, both by HR Deparment and Professional Institutions, in order to improve knowledge and skills of the employees, which in turn will increase performance productivity. The training has been included in the National Training Calendar 2013, which is divided into several sections such as:
Pipeline Program : Memfokuskan pada pelatihan Leadership (Middle Management), Supervisory Training dan Professional Development Program.
Pipeline Program: Focusing on Leadership training (Middle Management) and Professional Development Program
Ad Hoc Program : Sesuai dengan kebutuhan dari divisi-divisi dan berlaku nasional seperti Program Pelatihan Administration Head (ADH), Pelatihan Credit Analyst (CA) dan Pelatihan Standar Layanan.
Ad Hoc Program: According to the demands of division needs such as Training Programs of Administration Head (ADH), Credit Analyst (CA) and Service Standards Fulfillment.
Basic Training Program : Pelatihan dasar seperti Collection Basic Training, Marketing Basic Training dan Selling Skill Training.
Basic Training Program: Divisional basic training such as Collection Basic Training, Marketing Basic Training and Selling Skill Training.
Leadership & Managerial Training : Training ini lebih memfokuskan pada soft skill seperti Becoming Effective Leader dan Effective Supervisory Skill.
Leadership and Managerial Training: Training that focuses on soft skill such as Becoming Effective Leader and Effective Supervisory Skill.
Sejalan dengan itu, bagian HRD juga akan melakukan kajian ulang atas penyelenggaraan dan pelaksanaan training setiap tiga bulan sekali.
In addition, HR Deparment will also conduct reviews upon the organizing and implementing the training every three months.
65
66
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Struktur Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Structure
BII Finance merancang dan mengembangkan struktur tata kelola perusahaan agar saling mengisi dan bersinergi dengan setiap departemen sehingga semua dapat berjalan dengan lancar demi mewujudkan visi dan misi perusahaan.
BII Finance has designed and applied the Company’s structure of governance to mutually synergize and formulate in a systematic and structured design in each section in order to run smoothly to achieve its objective.
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
Sebagai otoritas pemilik kewenangan tertinggi, RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dapat mengambil keputusan di luar kewenangan Dewan Komisaris dan Direksi seperti tercantum pada Anggaran Dasar Perusahaan. Kewenangan lain yang dimiliki RUPS antara lain: mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi, menunjuk akuntan publik, menentukan penggunaan laba bersih, menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.
The General Meeting of Shareholders (GMS) has the highest authority to make decisions beyond the authority of the Boards of Directors and Commissioners, as stipulated by the Company’s Articles of Association.
Selama tahun 2013, BII Finance telah melaksanakan satu (1) kali RUPS tahunan serta satu (1) kali RUPS luar biasa sebagai berikut yakni:
During 2013, BII Finance has conducted one (1) of Annual GMS and 1 (one) times of Extraordinary GMS (EO-GMS), as follows:
No.
Tanggal Date
1
28
2
26
3
26
Maret March
24
April April
4
The authority of GMS includes appointing and dismissing the Boards of Commissioners and Directors, appointing public accountant, determining the use of net income and approving the Company’s Articles of Association.
Agenda Pembahasan RUPS/RUPSLB
GMS / EO-GMS Point of Discussion
Januari 2013 January
Membahas pangsa pasar Perusahaan dan kinerja penjualan. Menelaah kinerja keuangan, kualitas aset dan menindak-lanjuti temuan internal audit.
Discuss the market share of the Company and sales performance. Review financial condition, asset quality and follow up internal audit findings.
Februari 2013 February
Membahas pangsa pasar Perusahaan dan kinerja penjualan. Menelaah kinerja keuangan, kualitas aset dan menindak-lanjuti temuan internal audit.
Discuss the Company’s market share and sales performance. Review the financial condition, asset quality and follow up internal audit findings.
Membahas portofolio Perusahaan, menelaah kinerja Perusahaan dan menindak-lanjuti temuan internal audit.
Review the Company’s portfolio, supervise the Company’s performance and follow up internal audit findings.
Membahas kinerja Perusahaan dan temuan internal audit sekaligus menindak-lanjuti rekomendasi komite audit atas temuan Audit SKAI BII.
Review the Company’s performance and follow up internal audit findings as well as Audit Committee recommendation towards Audit SKAI BII.
2013
2013
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
No.
Tanggal Date
5
20
Mei May
2013
6
20
Juni June
2013
7
31
Juli July
2013
8
26
Agustus August
2013
9
23
10
21
11
2
September 2013 September
Oktober October
2013
Desember 2013 December
PT BII Finance Center
Agenda Pembahasan RUPS/RUPSLB
GMS / EO-GMS Point of Discussion
Membahas kinerja Perusahaan dan temuan internal audit.
Review the Company’s performance and follow up internal audit findings.
Membahas portofolio Perusahaan, BCM (Business Continuity Management) BII Finance. Menelaah kinerja Perusahaan dan temuan internal audit.
Review the Company’s portfolio, BCM (Business Continuity Management) BII Finance and review the Company’s portfolio as well as follow up internal audit findings.
Membahas portofolio Perusahaan, kinerja Perusahaan dan isu yang terjadi di internal audit.
Review the Company’s portfolio, the Company’s performance and current issue in internal audit.
Membahas portofolio Perusahaan, kinerja Perusahaan dan isu yang terjadi di internal audit.
Review the Company’s portfolio, the Company’s performance and current issue in internal audit.
Membahas portofolio Perusahaan, kinerja Perusahaan dan isu yang terjadi di internal audit.
Review the Company’s portfolio, the Company’s performance and current issue in internal audit.
Membahas portofolio Perusahaan, kinerja Perusahaan dan isu yang terjadi di internal audit.
Review the Company’s portfolio, the Company’s performance and current issue in internal audit.
Membahas portofolio Perusahaan, kinerja Perusahaan dan isu yang terjadi di internal audit.
Review the Company’s portfolio, the Company’s performance and current issue in internal audit.
Dewan Komisaris
The Board of Commissioners
Sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Anggaran Dasar Perusahaan, tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, dalam menjalankan roda perusahaan, Atas tugas Dewan Komisaris tersebut bertanggungjawab kepada Pemegang Saham melalui RUPS.
In accordance with the provision of Article 15 of Articles of Association, the task of the Board of Commissioners is conducting supervision and providing advices to the Board of Directors, in operating the business of the Company, The task of the Board of Commissioners is responsible to the shareholders through GMS.
Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dilakukan melalui RUPS dan masa jabatan sesuai Pasal 14 (3) Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris memiliki masa jabatan 3 tahun dengan memperhatikan ketentuan yang ada pada Anggaran Dasar Perusahaan.
The appointment and dismissal of the Board of Commissioners are carried out through GMS and accordance to Article 14 (3) of the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners have a term of 3 years in regard to applicable provisions of the Company’s Articles of Association.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan pada Pasal 18 Jo Pasal 20, Dewan Komisaris Perusahaan wajib memenuhi seluruh persyaratan, sebagai berikut :
Based on the Regulation of Minister of Finance No. 84/PMK.012/2006 regarding Finance Companies on Article 18 Jo article 20, the Company’s Board of Commissioners shall meet all of the requirements, as follows:
67
68
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
• Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan Perusahaan; • Mengawasi pelaksanaan Rencana Perusahaan serta Rencana Kerja; • Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi;
PT BII Finance Center
• Mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi; • Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko; • Mengawasi efektivitas penerapan good corporate governance; • Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Monitor and give advice to The Board of Directors in performing the Company’s activities; • Supervise the implementation of the Company’s strategic plan; • Monitor and evaluate the Board of Directors’ performance; • Administer the development and utilizing the information technology; • Supervise the implementation of risk management; • Supervise the effective application on good corporate governance; • Monitor the Company’s abide toward the validation governing law;
Selama tahun 2013, Dewan Komisaris telah melakukan Rapat Dewan Komisaris dengan tingkat Kehadiran Komisaris mencapai 100%.
During 2013, the Board of Commissioners has performed the Board of Commissioners meeting with 100% Commissioners attendance.
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris • Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, setiap waktu dalam jam kerja kantor perusahaan, berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh perusahaan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. • Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi dan setiap anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris. • Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan disertai alasannya. • Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukan semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri. • Rapat tersebut dalam ayat 4 Pasal ini dipimpin oleh Presiden Komisaris; apabila ia tidak hadir oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya; dan apabila tidak ada seorangpun anggota Dewan Komisaris yang hadir, maka rapat dipimpin oleh salah
Duties and Authorities of the Board of Commissioners • In order to supervise and provide advices for the Board of Directors, during office hours of the Company, the Board of Commissioners is entitled to enter the building and yard or other places which are used or owned by the Company, and entitled to check all administrations, letters and other evidences, examine and match the state of cash and others, as well as entitled to know all business actions of the Directors. • In performing its duties, the Board of Commissioners is entitled to have explanation from the Board of Directors and its members regarding everything the Board of Commissioners needs. • The Board of Commissioners is entitled anytime to dismiss temporarily one member or more of the Board of Directors. The temporary dismissal shall be notified with reasons to the relevant member. • In a period of 30 (thirty) days after temporary dismissal, the Board of Commissioners is obliged to conduct General Meeting of Shareholders that will determine whether the relevant member will be dismissed permanently or reappointed, and this relevant Directors’ member who is dismissed temporarily has the right to attend for self-defense.
• The meeting mentioned in point 4 of this Article is led by the President Commissioner; if he does not attend, he can be represented by one of other members of the Board of Commissioners; and if there is none of the member of the Board of Commissioners in
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
seorang yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir. Ketidakhadiran tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain. • Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula. • Dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau perusahaan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, Dewan Komisaris diwajibkan untuk sementara mengurus Perusahaan. Dalam hal demikian, Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Komisaris atau Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.
attendance, the meeting can be led by the elected one from those who attend. The absence does not need to prove to another party. • If the General Meeting of Shareholders is not conducted within a period of thirty (30) days after temporary dismissal, the temporary dismissal shall be annulled by law and the relevant member can occupy his position again.
Dewan Komisaris BII Finance per 31 Desember 2013 terdiri dari 3 (tiga) anggota, dengan komposisi sebagai berikut : • 1 (satu) Presiden Komisaris dan 2 (dua) anggota Komisaris. • Keseluruhan anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia. • 1 (satu) dari anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.5. • Seluruh Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan yang tercantum pada Pasal 18 Jo Pasal 20 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006.
The Board of Commissioners of BII Finance on December 31, 2013, consists of 3 (three) members, with the composition as follows: • 1 (one) President Commissioner and 2 (two) members of Commissioners. • All members of the Board are domiciled in Indonesia.
Susunan Dewan Komisaris Perusahaan per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
The composition of the Company’s Board of Commissioners as per December 31, 2013, is as follows:
• In term of the entire members of the Board of Directors are dismissed temporarily or the Company does not have one member of the Board of Directors, the Board of Commissioners is obliged to temporarily manage the Company. In such case, the Board of Commissioners shall be entitled to provide authority to one or more members of the Board of Commissioners under the responsibility of the Board of Commissioners. In terms of only one member of the Board of Commissioners available, all duties and authorities given to President Commissioner or the Board of Commissioners in Articles of Association shall also apply for him.
• 1 (one) member of the Board is Independent Commissioner in accordance with the regulation of BAPEPAM-LK No. IX.I.5. • All members of the Board have met the requirements in Article 18 Jo Article 20 of the Regulation of Minister of Finance No. 84/PMK.012/2006.
Susunan Dewan Komisaris BII Finance Composition of the Company’s Board of Commissioners
LANI DARMAWAN Presiden Komisaris/President Commissioner DJAJA SURYANTO SUTANDAR Komisaris/Commissioner DANI FIRMANSJAH Komisaris Independen/Independent Commissioner
69
70
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
KOMITE AUDIT Audit Committee
JONO EFFENDI
RD. HADI INDRAPRASTA
DANI FIRMANSJAH
Anggota
Anggota
Ketua
Member
Member
Head of Audit Committee
Komite Audit merupakan komite dari Dewan Komisaris yang dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab pengawasan. Komite Audit senantiasa melakukan review terhadap proses penyusunan laporan keuangan, sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko finansial, proses audit internal dan proses pemantauan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan serta kode etik bisnis perusahaan.
Audit Committee is a committee under the Board of Commissioners that is formed with the purpose to assist the Board of Commissioners in carrying out its duties and responsibilities of monitoring. Audit Committee has always been conducting review in preparation process of financial statements, internal control system and financial risk management, internal audit process and compliance monitoring process toward laws and regulations as well as the Company’s business code of conduct.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit akan menjalin hubungan kerja yang efektif dengan Direksi, manajemen, auditor internal dan auditor eksternal.
In carrying out its duties, Audit Committee will establish effective working relationship with the Board of Directors, management, internal auditor and external auditor.
Penunjukan Komite Audit telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.I.5, berdasarkan keputusan Dewan Komisaris Perusahaan tertanggal 29 November 2012. Perusahaan telah mengangkat Komite Audit dengan susunan sebagai berikut :
The appointment of Audit Committee is in accordance with Regulation of BAPEPAM-LK No. IX.I.5, based on the Board of Commissioners’ Decree dated November 29, 2012. The Company has appointed Audit Committee in the order:
Susunan Komite Audit BII Finance Composition of Audit Commitee Dani Firmansjah Jono Effendi RD. Hadi Indraprasta
Ketua/ Head of Audit Committee Anggota/ Member Anggota/ Member
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Tugas Komite Audit Perusahaan mengacu kepada Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi :
Duties of the Company’s Audit Committee refer to the Regulation of BAPEPAM-LK No. IX.I.5 regarding the establishment and guidelines of work implementation of audit committee. Audit Committee is responsible for giving opinions to the Board of Commissioners with respect to reports or matters submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners, identifying issues that need the attention of the Commissioner and carry out other tasks relating to the duties of the Board of Commissioners, including:
• Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan Peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. • Melakukan penelaahan terdapat informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. • Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. • Melaporkan kepada Komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi. • Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Emiten atau Perusahaan Publik. • Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
• Reviewing the Company’s compliance to the laws and regulations on Capital Market and other regulations related to the Company’s business activities.
• Reviewing financial information that will be published by the Company, such as financial reports, projections and other financial information. • Reviewing the implementation of inspection by internal auditor. • Reporting various risks faced by the Company to Commissioners and implementation of risk management by the Board of Directors. • Reviewing and reporting complaints to Commissioners relating to Issuer or Public Company. • Keeping the confidentiality of the Company’s documents, data and information.
71
72
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Profil Komite Audit
Audit Committee Profile
DANI FIRMANSJAH, kelahiran tahun 1954, adalah lulusan Asian Institute of Management di Filipina di tahun 1994 dan menempuh jurusan Magister Management. Profesionalitas, kinerja dan jam terbang yang tinggi menjadikan beliau memangku tugas di berbagai organisasi, antara lain PT Indosurya Asset Management (President Commissioner), PT Aditama Finance (President Commissioner) dan PT BII Finance Center (Independent Commissioner).
DANI FIRMANSJAH was born in 1954. He graduated from Asian Institute of Management, Philipines in 1994 and accomplished his Master Management. His excellent trait of professionalism, performance and seniority made him engaged in several organizations namely PT Indosurya Asset Management (President Commissioner), PT Aditama Finance (President Commissioner) and PT BII Finance Center (Independent Commissioner).
Pengalaman kerja sebelumnya: 1983-1985 : Senior Lease Officer and Chief Representative of Surabaya Office, PT Saseka Gelora Finance. 1985-1997 : Direktur PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 1997-2006 : Chief Executive Officer PT Saseka Gelora Finance. 2006-2010 : Chief Executive Officer PT IFS Capital Indonesia. 2010-2011 : Anggota Komite Audit PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 2011 : Chief Executive Officer PT Indosurya Finance. 2012 : Komisaris PT Indosurya Finance. 2012 -sekarang : Presiden Komisaris PT Indosurya Asset Management. 2012 -sekarang : Presiden Komisaris PT Aditama Finance. 2012 -sekarang : Komisaris Independen PT BII Finance Center.
Previous working experience: 1983-1985 : Senior Lease Officer and Chief Representative of Surabaya Office, PT Saseka Gelora Finance. 1985-1997 : Director of PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 1997-2006 : Chief Executive Officer of PT Saseka Gelora Finance. 2006-2010 : Chief Executive Officer of PT IFS Capital Indonesia. 2010-2011 : Member of Audit Committee of PT BFI Finance Indonesia, Tbk. 2011 : Chief Executive Officer of PT Indosurya Finance. 2012 : Commissioner of PT Indosurya Finance. 2012 – present : President Commissioner of PT Indosurya Asset Management. 2012 – present : President Commissioner of PT Aditama Finance. 2012 – present : Independent Commissioner of PT BII Finance Center.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Jono Effendy adalah Sarjana alumnus Universitas Tarumanagara jurusan akuntansi dan lulus dengan predikat cum laude Magister Manajemen Keuangan Universitas Pelita Harapan. Ia aktif sebagai Public Speaker, dosen tamu, menulis artikel di berbagai media serta sebagai Senior Researcher di Ary Suta Center. Ia dipercaya memangku beragam jabatan penting antara lain sebagai Senior Auditor, Senior Consultant, anggota komite audit, Managing Director di berbagai institusi terkemuka.
Jono Effendy has earned his bachelor degree from Tarumanagara University in accountant as well as garnered a cum laude in Master Management in Finance Management from Pelita Harapan University. He currently active as a public speaker, guest lecturer, writer in various media and senior researcher at Ary Suta Center. He is in charge in several important responsibilities namely Senior Auditor, Senior Consultant, member of audit committee, and Managing Director in various blue chips institutions.
Pengalaman kerja sebelumnya: 1993-1996 : Akuntan PT Tanjung Johor Wood Industry. 1996-1998 : Senior Auditor Arthur Andersen, Jakarta. 1998-2001 : Senior Consultant Deloitte Touche, Jakarta. 2001-2002 : Assistant to BPPN (IBRA) Chairman. 2001-2002 : Group Head of Consultant Management Unit, BPPN. 2002-2004 : Head of Research of Banking Landscape Group, BPPN. 2010-2011 : Anggota Komite Audit PT Bank Barclays Indonesia. 2010-2011 : Anggota Komite Risk Monitoring PT Bank Barclays Indonesia. 2004-sekarang : Managing Director PT Kiran Resources Indonesia. 2007-sekarang : Anggota Komite Audit PT Bank BNP Paribas Indonesia. 2007-sekarang : Anggota Komite Risk Monitoring PT Bank BNP Paribas Indonesia. 2012-sekarang : Anggota Komite Audit PT BII Finance Center.
Previous working experience: 1993-1996 : Accountant of PT Tanjung Johor Wood Industry. 1996-1998 : Senior Auditor of Arthur Andersen, Jakarta. 1998-2001 : Senior Consultant of Deloitte Touche, Jakarta. 2001-2002 : Assistant to BPPN (IBRA) Chairman. 2001-2002 : Group Head of Consultant Management Unit, BPPN. 2002-2004 : Head of Research of Banking Landscape Group, BPPN. 2010-2011 : Audit Committee member of PT Bank Barclays Indonesia. 2010-2011 : Risk Monitoring Committee member of PT Bank Barclays Indonesia. 2004- present : Managing Director of PT Kiran Resources Indonesia. 2007- present : Audit Committee member of PT Bank BNP Paribas Indonesia. 2007- present : Risk Monitoring Committee member of PT Bank BNP Paribas Indonesia. 2012 - present : Audit Committee member of PT BII Finance Center.
73
74
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Hadi Indraprasta yang lahir pada tahun 1960 ini meraih gelar Sarjana dari Universitas Padjajaran, Bandung di tahun 1987. Dedikasi, profesionalitas dan jam terbang tinggi menjadikan ia dipercaya untuk menangani beragam tanggung jawab khususnya di bidang manajemen dan internal auditor. Risk Management Auditing adalah salah satu key area experience pria yang sudah lebih 25 tahun berkiprah di dunia perbankan ini.
Hadi Indraprasta was born in 1960 and earned his bachelor degree from Padjajaran, University, Bandung in 1987. His excellent trait of dedication, integrity and seniority made him involved in various responsibilities especially in the field of management and internal auditor. He has more than 25 years solid experiences in banking arena and his main key experience is Risk Management Auditing.
Pengalaman kerja sebelumnya: 1987-1988 : Controller Credit Commercial PT Bank Central Asia, Tbk. 1988-1989 : Analyst Credit Commercial PT Bank Central Asia, Tbk. 1989-1990 : Controller Development Program PT Bank Duta, Tbk. 1990 : Commercial Audit Head, Surabaya Branch, PT Bank Duta, Tbk. 1990-1991 : Audit Supervisor Head, Surabaya Branch, PT Bank Duta, Tbk. 1991-1993 : Team Leader Inspector Audit, PT Bank Duta, Tbk. 1993-1995 : Resident Audit Head, Kemang Branch PT Bank Duta, Tbk. 1995-1998 : Resident Audit Head, Barito Branch, PT Bank Duta, Tbk. 1998-2000 : Operation Manager, Funding & Credit Card Head, Barito Branch, PT Bank Duta, Tbk. 2000 : Team Leader of Oversight Management, IBRA (BPPN). 2000-2002 : Team Leader of Task Force Asset Disposal Administration, IBRA (BPPN). 2002-2003 : Team Leader of Selling Support, IBRA (BPPN). 2003-2004 : Coordinator of AMC Administration, IBRA (BPPN). 2006-2008 : Komite Risk Monitoring PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. 2004-2008 : Anggota Komite Audit PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. 2008-2012 : Anggota Komite Audit PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2012-sekarang : Anggota Komite Audit PT Bank Bukopin, Tbk. 2012-sekarang : Anggota Komite Audit PT BII Finance Center.
Previous working experience: 1987-1988 : Controller Credit Commercial of PT Bank Central Asia, Tbk. 1988-1989 : Analyst Credit Commercial of PT Bank Central Asia, Tbk. 1989-1990 : Controller Development Program of PT Bank Duta, Tbk. 1990 : Commercial Audit Head, Surabaya Branch, PT Bank Duta, Tbk. 1990-1991 : Audit Supervisor Head, Surabaya Branch, PT Bank Duta, Tbk. 1991-1993 : Team Leader Inspector Audit, PT Bank Duta, Tbk. 1993-1995 : Resident Audit Head, Kemang Branch PT Bank Duta, Tbk. 1995-1998 : Resident Audit Head, Barito Branch, PT Bank Duta, Tbk 1998-2000 : Operation Manager, Funding & Credit Card Head, Barito Branch, PT Bank Duta, Tbk. 2000 : Team Leader of Oversight Management, IBRA (BPPN). 2000-2002 : Team Leader of Task Force Asset Disposal Administration, IBRA (BPPN). 2002-2003 : Team Leader of Selling Support, IBRA (BPPN). 2003-2004 : Coordinator of AMC Administration, IBRA (BPPN). 2006-2008 : Risk Monitoring Committee of PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. 2004-2008 : Audit Committee member of PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. 2008-2012 : Audit Committee member of PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2012-present : Audit Committee member of PT Bank Bukopin, Tbk. 2012 - present : Audit Committee member of PT BII Finance Center.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS & DIREKSI Responsibilities of The Boards of Commissioners & Directors
DEWAN Direksi
The Board of Directors
Direksi bertanggungjawab mengelola perusahaan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya sebagaimana diatur pada Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi juga bertanggungjawab dalam menyusun strategi bisnis, anggaran dan rencana kerja sesuai dengan Visi dan Misi serta Target Perusahaan. Direksi juga mengawasi pelaksanaan Audit Internal dan melakukan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan arahan Dewan Komisaris.
The Board of Directors is responsible in managing the Company in accordance with the authority and responsibility as set forth in the Company’s Articles of Association and prevailing laws and regulations. The Board of Directors is also responsible in formulating business strategy, budgets and work plan in accordance with its Vision and Mission and Company’s Target. The Board of Directors also supervises the implementation of Internal Audit and carries out necessary follow-ups in accordance with the Board of Commissioners’ directions.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan Pasal 18 Jo Pasal 20, Anggota Direksi Perusahaan Wajib memenuhi seluruh persyaratan, sebagai berikut :
Based on the Regulation of Minister of Finance No. 84/PMK.012/2006 regarding Finance Company in Article 18 Jo Article 20, the Company’s Members of the Board of Directors are obliged to meet the following requirements:
• Memiliki kapasitas dalam melaksanakan tindakan hukum. • Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah mengakibatkan suatu perusahaan bangkrut. • Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan selama 5 (lima) tahun terakhir pengangkatan mereka. • Tidak tercatat dalam Daftar Kredit Macet di sektor Perbankan. • Tidak temasuk dalam Daftar Tidak Lulus di sektor Perbankan. • Tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi di lebih 1 (satu) perusahaan pembiayaan lainnya. • Lulus uji kepatutan dan kelayakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Having the capacity to perform legal acts.
• Not recorded in the List of Bad Debts in banking sector. • Not included in the List of Unqualified in banking sector. • Not having double positions as Director member in more than 1 (one) other finance companies. • Passing fit and proper test in accordance with applicable legislations.
Selain itu, seluruh Direksi Perusahaan juga harus memahami peraturan perundang-undangan di bidang Perusahaan pembiayaan dan pasar modal.
In addition, all members of the Company’s Board of Directors shall understand the regulations in the fields of finance company and capital market.
Direksi BII Finance per 31 Desember 2013 terdiri dari 3 (tiga) anggota, dengan komposisi sebagai berikut :
The Board of Directors of BII Finance on December 31, 2013, consists of 3 (three) members, with the composition as follows: • 1 (one) President Director and 2 (two) Directors. • All members of the Board are domiciled in Indonesia. • All members of the Board have experiences in financial sector for more than 5 (five) years. • All members of the Board have met the requirements in Article 18 Jo Article 20 of the Regulation of Minister of Finance No. 84/PMK.012/2006 regarding Finance Company.
• 1 (satu) Presiden Direktur dan 2 (dua) orang Direktur. • Keseluruhan anggota Direksi berdomisili di Indonesia. • Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman dalam bidang keuangan lebih dari 5 (lima) tahun. • Seluruh anggota Direksi telah memenuhi persyaratan yang tercantum pada Pasal 18 Jo Pasal 20 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
• Never been declared bankruptcy and become Directors or Commissioners who were presumed guilty and resulted a company’s bankruptcy. • Never been punished for committing a crime that disadvantaged state finances and/or finance-related sectors for the last 5 (five) years of their appointment.
75
76
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Susunan Direksi BII Finance per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
The composition of the Board of Directors of BII Finance as per December 31, 2013, is as follows:
Susunan Direksi BII Finance Composition of BII Finance Directors Alexander
Presiden Direktur/ President Director
Tjahjo Watjono *)
Direktur/ Director
Miki Effendi
Direktur/ Director
*) Efektif mengundurkan diri terhitung mulai tanggal 31 Desember 2013 dan menunggu persetujuan RUPS.
*) Commencing resignation on December 2013 and awaiting the approval from General Shareholders meeting
Tugas dan wewenang Direksi meliputi:
Duties and authorities of the Board of Directors (BOD) include: • The BOD shall be entitled to represent the Company within and outside Court of Law, to bind the Company with other parties and vice versa, and to take all acts concerning both the management and the ownership of the Company, but with the restriction in some cases of which the approval of the BOC is required:
• Direksi berhak mewakili perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian tentang perusahaan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perusahaan, serta menjalankan segala tindakan, baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasan untuk tindakan-tindakan di bawah ini harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris: a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama perusahaan (tidak termasuk mengambil uang Perusahaan di Bank). b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri. c. Membeli, menjual, memberatkan atau dengan jalan lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang-barang tidak bergerak termasuk bangunan-bangunan tidak bergerak termasuk bangunan-bangunan dan hak-hak atas tanah serta perusahaan-perusahaan, satu dan lainnya sepanjang tidak termasuk perbuatan-perbuatan yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini. • Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam neraca perusahaan terakhir yang disahkan oleh RUPS, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam satu tahun buku harus mendapatkan persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham
a. To borrow or to lend money on behalf of the Company (not including taking the Company’s money in Bank). b. To establish a new venture or participate in other companies both inside and outside the country. c. To buy, to sell, to incriminate or in other ways to have or to relinquish rights over immovable goods including fixed buildings including buildings, land rights, and companies, one with the others as long as not including the acts mentioned in verse 2 of this article.
• Legal acts to divert, to release rights or to render debt guarantee of all or more than 50% (fifty percent) of the Company’s total net wealth as stated in the updated Company’s balance sheets that have been approved by GMS, either in a single transaction or several transactions that stand alone or associated with one another in one fiscal year that must obtain approval of GMS, which is attended or represented by shareholders who have at least ¾ (three quarters) of total number of shares with legitimate voting rights and approved by at least ¾ (three quarters) of total
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
PT BII Finance Center
number of votes validly issued in GMS.
• Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan utang atau melepaskan hak atas harta kekayaan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib pula diumumkan dalam (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perusahaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.
• Legal acts to divert, to render debt guarantee or to release rights of the Company’s wealth as stated in verse 2 are also announced in the (two) Indonesian daily newspapers circulating in the position of the Company in 30 (thirty) days at the latest since the acts are conducted.
• Dua orang Direktur bersama-sama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan.
• Two Directors are jointly entitled and authorized to act for and on behalf of the BOD and representing the Company.
• Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atas kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.
• For certain actions, the BOD is entitled also to appoint one or more persons as representative on their authority by granting power stipulated in a letter of authority.
• Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
• Distribution of duties and authorities of every member of BOD is set by General Meeting of Shareholders, and by General Meeting of Shareholders the authority can be delegated to the Board of Commissioners.
• Dalam hal perusahaan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka perusahaan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal perusahaan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perusahaan diwakili oleh Komisaris.
• In case the Company has a conflict of interest with a member of BOD, the Company will be represented by other BOD members; and in case the Company has conflict of interests with all members of the BOD, the Company is represented by the Commissioners.
• Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Direktur atau anggota Direksi yang lain dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.
• In case there is only one member of the BOD, all duties and authorities given to President Director or other members of the BOD in the Articles of Association shall apply also for him.
77
78
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Tugas dan wewenang Direksi meliputi : -
Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan Perusahaan; - Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perseroan; - Menentukan pencapaian misi dan tujuan perusahaan; - Melaksanakan manajemen risiko; - Menindaklanjuti temuan-temuan auditor internal dan auditor eksternal serta melaporkannnya kepada Komisaris; - Melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada komisaris, antara lain mengenai suksesi/ mutasi/promosi manajer kunci (senior). Program pengembangan SDM, pertanggungjawaban manajemen risiko dan kinerja pemanfaatan teknologi informasi; - Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); - Memperhatikan kepentingan stakeholders sesuai dengan nilai-nilai etika dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
PT BII Finance Center
Duties and authorities of the Board of Directors (BOD) include: - Manage and administer the Company to achieve its goals; - Control, maintain and administer the Company’s treasure; - Accomplish the Company’s vision and mission; - Implement the risk management; - Follow up the audit findings by internal audit and external auditor and report to the Board of Commissioners; - Report the relevant information to the Board of Commissioners regarding the succession/mutation/ promotion of key senior management, human resources development program, the responsibility of risk management as well as the utilization of information technology; - Conduct the general meeting of shareholders; -
Maintain the stakeholders interest according to ethic value and governing law.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Sesuai dengan peraturan BAPEPAM Nomor IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perseroan telah menunjuk dan mengangkat Sdri. Sufiana sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) berdasarkan Surat Keputusan No. SK.2012.009A/PREDI-BIIFC tanggal 24 Januari 2012.
In accordance with BAPEPAM regulation Number IX.I.4 regarding the formation of Corporate Secretary, the Company has appointed Ms. Sufiana as the Corporate Secretary with appointed letter No. SK.2012.009A/ PREDI-BIIFC dated January 24, 2012.
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah: - Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. - Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal berkaitan dengan kondisi Perseroan. - Memberikan masukan kepada Dewan Direksi untuk mematuhi ketentuan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. - Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat.
Duties and responsibilities of the Corporate Secretary: -
Follow up the Capital Market development especially the governing law in the Capital Market.
- Distribute information to general public specifically the Company’s condition. - Give inputs to the Board of Directors to abide Law No.8 year 1995 about the Capital Market and its law implementation. - Liase as the contact person between the Company and Indonesia Financial Services Authority (OJK) and general public.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Rapat Direksi & Rapat Dewan Komisaris
Meetings of The Board of Directors & Commissioners
Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu atau bilamana dipandang perlu oleh seorang Direksi atau atas permintaan dari Dewan Komisaris. Dalam mengambil keputusan pada Rapat Direksi menjunjung tinggi nilainilai musyawarah dengan mempertimbangkan segala aspek; dan apabila secara musyawarah tidak tercapai, maka keputusan Rapat Direksi diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu perdua) jumlah Direksi hadir atau diwakilkan dalam rapat.
The BOD meeting can be conducted at any time or whenever necessary by a Director or at the request of the Board of Commissioners. In making decisions at the meeting, the BOD upholds values of consensus agreement by considering all aspects; and if consensus agreement is not reached, then the decisions of BOD meeting are taken by agreeing votes of more than ½ (half) numbers of attending Directors or their representatives in the meeting.
Sejalan dengan ketentuan yang mengatur ketentuan Rapat Direksi juga berlaku bagi Rapat Dewan Komisaris, disamping itu juga Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi juga dilakukan Rapat Dewan Komisaris bersamasama dengan Direksi secara periodik. Dewan Komisaris melaksanakan rapat setidaknya satu kali dalam sebulan selama setahun.
In line with the regulations governing the regulations of BOD meetings, it also applies to meetings of the Board of Commissioners. In addition to meetings of the Boards of Commissioners and Directors, meetings of BOC together with BOD are also conducted periodically. The Board of Commissioners conducts a meeting at least once a month for a year.
Pernyataan Pengendalian Internal Dalam rangka memastikan sistem pengendalian internal perusahaan telah dilaksanakan dengan baik, perusahaan senantiasa melakukan pengawasan dan pemantauan dengan ketat baik dalam setiap kegiatan yang dilakukan maupun kinerja perusahaan.
Statement of Internal Control In order to ensure well implementation of internal control system in the Company, the Company continuously conducts close supervision and monitoring both on any activity conducted as well as on the Company’s performance.
79
80
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Pengawasan dan pemantauan ini secara konsisten dilakukan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Secara rutin dan berkala dilakukan pemeriksaan oleh internal audit BII Finance yang mencakup pemeriksaan proses kerja terhadap seluruh Unit Kerja baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang, meliputi pemeriksaan Operasional dan Teknologi Informasi di BII Finance. Pemeriksaan oleh Audit Eksternal Independen yang mencakup pemeriksaan Laporan Keuangan BII Finance. Disamping itu, pada waktu yang tidak ditentukan juga dilaksanakan pemeriksaan audit oleh berbagai regulator.
The internal and external parties are performing the supervision and monitoring consistently. The BII Finance’s internal audit performs examination regularly and periodically, including on entire work process to business units at Headquarters and regional offices, covering examinations on Operations and Information Technology at BII Finance. Examination by Independent External Audit includes examination of Financial Report of BII Finance. In addition, various regulators also implement audit examination at unspecified time.
Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Responsibilities of The Board of Commissioners and Directors The Board of Directors has a responsibility towards the structure of internal business control and adequate governance practices in the achievement of Corporate Vision and Mission.
Direksi memiliki tanggung jawab terhadap pengendalian usaha secara internal dan praktik tata kelola yang memadai bagi kepentingan dan kemajuan perusahaan.
Direksi memiliki tanggung jawab terhadap pengendalian usaha secara internal dan praktik tata kelola yang memadai bagi kepentingan dan kemajuan Perusahaan. Sistem pengendalian internal BII Finance dijalankan oleh Direksi, Pejabat Senior, Audit Internal, Internal Control dan seluruh karyawan Perusahaan. Disamping itu, Direksi juga melakukan pengawasan terhadap audit internal. Sedangkan, Dewan Komisaris memastikan terselenggaranya pengendalian internal dalam setiap kegiatan usaha dan turut memberikan arahan kepada Direksi
The Board of Directors has a responsibility towards internal business control and adequate governance practices for the interests and progress of the Company. The Board of Directors, Senior Officers, Internal Audit, Internal Control and all employees of the Company should conduct BII Finance’s internal control system. In addition, the Board of Directors is also conducting supervision of internal audit implementation. While the Board of Commissioners will ensure the implementation of internal control in each business activity and provide directions to the Board of Directors.
BII Finance menyadari tidak ada sistem pengendalian internal yang dapat menghilangkan sama sekali risiko usaha yang ada, namun perusahaan tetap dapat meningkatkan sistem pengendalian internal agar dapat mengelola risiko seoptimal mungkin. Sepanjang tahun 2013, BII Finance menganggap bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Departemen Internal Audit akan merekomendasikan adanya tindak lanjut yang mendukung perusahaan dapat melakukan perbaikan secara struktural dan konsisten.
BII Finance is aware that there is no system of internal control that can eliminate business risks at all. However, the Company can still improve the internal control system in order to manage the risk at optimum level. During 2013, BII Finance considers that the applied internal control system is in compliance with the Company’s needs in achieving its objectives. The Internal Audit Department will recommend any follow-up actions that support the Company to perform structural and consistent improvements.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Audit Internal
Internal Audit
Audit Internal secara rutin melaksanakan pemeriksaan di seluruh kantor, baik cabang maupun perwakilan dan seluruh departemen minimal sekali dalam satu tahun. Hal ini berfungsi untuk menjaga sistem pengendalian internal.
In maintaining the Company’s internal control system, Internal Audit regularly examines all branches, representative offices and departments in Headquarters at least once a year.
Audit Internal mempunyai prinsip kepada ketaatan dari prosedur sistem yang ada, nilai kewajaran dan validitas suatu transaksi. Hal ini bertujuan untuk menjalankan prosedur sesuai ketentuan perusahaan agar mencegah praktek kecurangan, meningkatkan akurasi serta meningkatkan fungsi pengawasan.
In routine auditing, Internal Audit is based upon compliance of the existing systems and procedures, value of fairness and validity of a transaction that aims to assess the level of adherence towards the implementation of performing procedures in accordance with the Company’s internal regulations, so that hopefully it can improve the function of supervision, prevent fraud practices and improve the accuracy of financial data.
Manajemen juga berhak menugaskan Audit Internal bila ada indikasi tertentu (fraud). Seluruh hasil pemeriksaan Audit Internal dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan yang juga diberikan tembusannya kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit. Audit Internal bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur.
Internal Audit also performs special examination if there are specific indications (fraud) in accordance with assignment of the management. All results of examination carried out by Internal Audit are recorded in Examination Report and reported to the Board of Directors with a copy to the Board of Commissioners and Audit Committee. Structurally, Internal Audit is responsible directly to President Director.
Susunan Internal Audit Internal Audit Team 1 2 3 4 5 6
Maman Supriyatna Ketua/Chief Rheza Sefriyandhani Anggota/Member Subhan Kamal Anggota/Member Irfansyah Anggota/Member Monti Efrizal Anggota/Member Cahyadi Anggota/Member
7 8 9 10 11
Rofi Kurniawan Rangga Mahesa Suci Adji Andri Virano Addly Saputra D.
Anggota/Member Anggota/Member Anggota/Member Anggota/Member Anggota/Member
Profil Internal Audit
Internal Audit Profile
Maman Supriyatna, beliau adalah Chief Audit Officer. Pria kelahiran Bitung, 27 Februari 1972 ini adalah sarjana lulusan jurusan akuntansi pada Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta pada tahun 1995. Memulai karirnya sebagai staf audit di Kantor Akuntan Publik Robert Yogi pada Februari 1996 – November 1996. Selanjutnya ia hijrah ke BII Finance Center sebagai Internal Audit (Desember 1996 – September 2002), Administration Head cabang Surabaya (Oktober 2002 – Oktober 2007), Administration Head cabang Gading Auto Center (November 2007 – April 2009), Chief Audit Officer (Mei 2009 – sekarang).
Maman Supriyatna is the Chief Audit Officer. He was born in Bitung on Febuary 27, 1972 and earned his bachelor degree from Persada Indonesia YAI University, Jakarta in 1995. He started his career as an audit staff at Robert Yogi Public Accountant in February 1996 – November 1996. He then moved to BII Finance Center as Internal Audit (December 1996-September 2002), Administration Head, Surabaya branch (October 2002 – October 2007), Administration Head, Gading Auto Center branch (November 2007 – April 2009), Chief Audit Officer (May 2009 – present).
81
82
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Rheza Sefriyandhani adalah Audit Supervisor Officer, sarjana lulusan bidang teknik industri. Sebelumnya ia pernah bekerja di MNC Finance sebagai auditor.
Rheza Sefriyandhani is the Audit Supervisor Officer. He earned his bachelor degree from industrial and technical studies. His previous working experience was an auditor at MNC Finance.
Subhan Kamal merupakan staf audit yang bergelar sarjana lulusan ilmu ekononomi dan manajemen. Ia pernah menjabat sebagai auditor di Finansia Finance.
Subhan Kamal is an audit staff and has a bachelor degree from economy and management studies. His previous working experience was an auditor at Finansia Finance.
Irfansyah termasuk salah seorang staf audit yang menimba ilmu ekonomi dan manajemen dengan gelar sarjana. Pernah berkiprah sebagai auditor di Columbia Finance.
Irfansyah is one of the audit staff and has a bachelor degree from economy and management studies. His previous working experience was an auditor at Columbia Finance.
Monti Efrizal adalah staf audit yang menamatkan ilmu hukum dan bergelar sarjana. Sebelumnya, ia seorang auditor di MNC Finance.
Monti Efrizal is an audit staff and has a bachelor degree in law studies. His previous working experience was an auditor at MNC Finance.
Cahyadi adalah staf audit, seorang sarjana fresh graduate dengan spesialisasi ilmu ekonomi Islam.
Recently graduated, Cahyadi is the audit staff and has a bachelor degree from Islamic economy studies.
Rofi Kurniawan merupakan staf audit dan sarjana fresh graduate di bidang ilmu ekonomi akuntansi.
Recently graduated, Rofi Kurniawan is the audit staff and has a bachelor degree in economy and accounting studies.
Rangga Mahesa salah seorang staf audit adalah sarjana lulusan ilmu sistem informatika. Ia pernah menjabat sebagai auditor di MDPU Finance.
Rangga Mahesa is the audit staff and has a bachelor degree in information system studies. His previous working experience was an auditor at MDPU Finance.
Suci Adji, seorang staf audit - menamatkan ilmu ekonomi akuntansi dengan gelar sarjana. Sebelumnya ia bergabung di PT Bank Danamon Tbk sebagai staf teller.
Suci Adji is the audit staff and has a bachelor degree in economy and accounting studies. His previous working experience was a teller at PT Bank Danamon, Tbk.
Andri Virano adalah staf audit dengan gelar sarjana lulusan ilmu ekonomi manajemen. Ia pernah berkiprah di Bank Sinar Mas sebagai staf teller.
Andri Virano is the audit staff and has a bachelor degree in economy and management studies. His previous working experience was a teller at Bank Sinar Mas.
Addly Saputra Dalimunthe adalah staf audit lulusan ilmu ekonomi akuntansi dengan gelar sarjana.
Addly Saputra Dalimunthe is the audit staff and has a bachelor degree in economy and accounting studies.
Kepatuhan
Compliance
Dengan komitmen penuh untuk patuh terhadap undangundang yang berlaku, BII Finance senantiasa dapat meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik di seluruh jajaran operasionalnya.
The Company has always complied with the Indonesia’s Regulations of Limited Company, as well as various rules and provisions of capital market. By holding commitment to comply applicable laws and regulations, BII Finance will be able to improve the practices of Good Corporate Governance in all aspects of its operation.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Anggaran Dasar
Articles of Association
Sepanjang tahun 2013, Perusahaan tidak mengalami perubahan terhadap Anggaran Dasar Perusahaan, sehingga sampai dengan tertanggal 31 Desember 2013, Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 71 tanggal 21 Oktober 2011, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-54883.AH.01.02. Tahun 2011 tanggal 10 Nopember 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dibawah No. AHU-0091102.AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 10 Nopember 2011 (“Akta PK No. 71/2011”) yang mengubah antara lain Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dengan memperluas kegiatan usaha dengan prinsip syariah dan menambahkan pasal mengenai Dewan Pengawas Syariah yang dimuat dalam Pasal 17 Anggaran Dasar.
In 2013, the Company’s Article of Association has not changed, hance, up to December 31, 2013, the Company’s Articles of Association is as stated in Notarial Deed of Shareholders No. 71 dated on October 21, 2011, made before Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notary in Jakarta, as approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic Indonesia with the Decree No. AHU-54883.AH.01.02 Year 2011 dated on November 10, 2011, and has been registered in the Company Register under No. AHU-0091102.AH.01.09 Year 2011 dated on November 10, 2011 (“Akta PK No. 71/2011”) that has changed, among others, Article 3 of the Company’s Articles of Association regarding the intention and purpose as well as business activities by expanding business activities under Sharia principles and added an article regarding Sharia Supervisory Board that is included in Article 17 of the Company’s Articles of Association.
Obidience as Finance Company Ketaatan Sebagai Perusahaan Pembiayaan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan yang antara lain menjelaskan bahwa jumlah pinjaman bagi setiap perusahaan pembiayaan dibandingkan jumlah modal sendiri (networth) dan Pinjaman Subordinasi dikurangi penyertaan (gearing ratio) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10x. Pada tahun 2013, gearing ratio Perusahaan masih berada di bawah 10x yaitu sebesar 4,48x.
In accordance with the Regulation of Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 84/PMK.012/2006 regarding finance company describing that the loan amount for every finance company compared to the amount of networth and Subordinated Loan deducted by investment (gearing ratio) are set as high as 10x. In 2013, the Company’s gearing ratio is still under 10x, i.e. 4.48x.
83
84
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Manajemen Risiko
Risk Management
Sejalan dengan bertumbuhnya usaha Perusahaan, manajemen memutuskan untuk membentuk divisi manajemen risiko di tahun 2007.
To support the realization of the Company’s vision, since 2007 BII Finance has established Division of Risk Management.
Manajemen berkeyakinan bahwa struktur manajemen risiko yang kuat akan dapat mengevaluasi risiko dan tingkat pengembalian untuk menghasilkan pendapatan yang berkesinambungan, mengurangi fluktuasi pendapatan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Management believes that a strong risk management structure will be able to evaluate the risk and rate of return to generate sustainable revenue, reduce earnings volatility and increase shareholder value.
Sebagai bagian dari manajemen risiko, manajemen juga melakukan perbaikan atas manajemen penagihan piutang sehingga tingkat piutang bermasalah dapat diminimalisasi.
As part of risk management, improvements are made in managing accounts receivable collection so that the level of uncollectible receivables can be minimized.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
BII Finance mewujudkan kepedulian sosial melalui rangkaian kegiatan sosial kemasyarakatan yang melibatkan karyawan secara aktif pada saat acara berlangsung bahkan sejak penghimpunan dana. Perusahaan tidak sekedar menyalurkan bantuan namun turut serta memotivasi karyawan agar memiliki kepekaan dan menyisihkan waktu di tengah kesibukan kerja agar dapat melakukan sesuatu yang berarti bagi sesama dan lingkungan sekitar.
As a form of care to society and environment, BII Finance has actively participated to realize it in CSR (Company Social Responsibility) activities that involves the direct participation from the entire staffs prior the inception stage. The Company did not only distribute the mere fund but also encourage the staff to be more caring and compassionate in the midst of their busy schedule in order to perform something meaningful for others.
Sebagai wujud nyata Perusahaan terhadap perkembangan kesejahteraan hidup anak Indonesia, BII Finance kembali melaksanakan kegiatan CSR dengan memberikan dukungan dana sebesar Rp100 juta. Pada tanggal 14 Juni 2013, secara simbolis Presiden Direktur BII Finance, Alexander menyerahkan bantuan tersebut kepada Bapak Charlie Hartono selaku Corporate Partnership Officer Unicef Indonesia.
The Company take part towards the development and welfare of Indonesian children through its Corporate Social Responsibilties schemes and distribute the fund amounted Rp100 million. On June 14, 2013, Mr. Alexander, BII Finance President Director had allocated the aid to Mr Charlie Hartono as Corporate Partnership Officer Unicef Indonesia.
85
86
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
ALAMAT JARINGAN USAHA Business Network
KANTOR PUSAT | HEAD OFFICE Wisma Eka Jiwa, Lt. 10 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat – 10730 Telp. : (021) 623 000 88 (Hunting) Fax. : (021) 623 000 99
BEKASI (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Ruko Bekasi Square No. 68 Jl. A. Yani Pekayon Jaya Bekasi – 17148 Telp. : (021) 8242 5567 Fax. : (021) 8242 5569
JAKARTA PUSAT (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Wisma Eka Jiwa, Lt. 10 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat – 10730 Telp. : (021) 623 000 88 (Hunting) Fax. : (021) 623 000 99
BOGOR (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Gedung BII, Lt. 3 Jl. Pajajaran No. 20 / 28 L Babakan,Kec. Bogor Utara Bogor - 16128 Telp. : (0251) 8335 962 Fax. : (0251) 8335 925
JAKARTA UTARA (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Plaza Kelapa Gading Blok A No. 61-62 Jl. Boulevard Barat Kel. Kelapa Gading Barat Kec. Kelapa Gading Jakarta Utara – 14240 Telp. : (021) 4586 5300 Fax. : (021) 4586 5400 SUNTER (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Gedung Bursa Otomotif Sunter Kav. 87-88 Jl. Yos Sudarso Blok A2 No. 11 Sunter Jaya, Jakarta – 14350 Telp. : (021) 2945 0861-63 Fax. : (021) 2945 0862 JAKARTA SELATAN (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Panglima Polim XII No. 44 Melawai - Kebayoran Baru Jakarta Selatan – 12160 Telp. : (021) 7230 302 Fax. : (021) 7230 331, 7230 310 JAKARTA BARAT (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Graha Arteri Mas Kav. 41 Jl. Panjang No. 68 Kel. Kedoya Selatan, Kec. Kebon Jeruk Jakarta Barat – 11520 Telp. : (021) 5835 6629 Fax. : (021) 2942 4675 TANGERANG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Komplek Ruko ILLAGO Bolsena Blok E No. 65 Gading Serpong - Tangerang Selatan Telp. : (021) 2967 0142-44
BANDUNG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. M. Ramdan No. 63 A Kelurahan Cigelereng, Kec. Regol Bandung – 40253 Telp. : (022) 5212 811, 5212 866, 5225 099 Fax. : (022) 5212 087 CIREBON (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE)* Perum Lingga Hara IV Jl. Brigjend Dharsono Ruko No. 1 Baypass, Cirebon – 45153 Telp. : (0231) 8300 448 Fax. : (0231) 8300 480 SEMARANG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Anjasmoro Raya No. 41 A Semarang – 50144 Telp. : (024) 7615 751, 7607 180 Fax. : (024) 7601 310 PURWOKERTO (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE)* Jl. Martadireja 1 No. 975 Purwokerto – 53114 Telp. : (0281) 642 054 Fax. : (0281) 642 265 YOGYAKARTA (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Ring Road Utara Pandean No. 55 Gejayan Condongcatur, Depok Sleman, Yogyakarta – 55283 Telp. : (0274) 6411 606 – 08 Fax. : (0274) 6411 609
SOLO (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Dr. Sutomo No. 04 RT.03/RW.06 Kelurahan Sriwedari Kecamatan Laweyan, Surakarta Telp. : (0271) 734 312, 734 315 Fax. : (0271) 734 316 SURABAYA (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Klampis Jaya No. 38 Surabaya – 60117 Telp. : (031) 5938 664 Fax. : (031) 5938 674 MALANG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Gedung BII KCP Kawi Malang, Lt. 1 Jl. Kawi No. 11 Malang – 65116 Telp. : (0341) 358 558 – 59 Fax. : (0341) 358 560 DENPASAR (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Gatot Subroto Barat No. 325 Denpasar – 80117 Telp. : (0361) 423 000 Fax. : (0361) 430 007 MAKASAR (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Gedung BII, Lt. 4 Jl. Kajoalalido No. 6 Makassar – 90222 Telp. : (0411) 3619 901, 3630 568 Fax. : (0411) 3630 580 BANJARMASIN (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. A. Yani KM. 7,700 RT 03 RW 01, Desa Kertak Hanyar II Banjarmasin-70654 Telp. : (0511) 4240 270 Fax. : (0511) 4240 271 MANADO (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Gedung BII, Lt. 2 Komp Mega Mas Boulevard Blok C Jl. Piere Tendean No. 24-29 Manado - 95111 Telp. : (0431) 840 155 Fax. : (0431) 8880 763
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PONTIANAK (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Komp. Pontianak Mall Blok C No. 35 Jl. G.S. Lelanang Pontianak – 78117 Telp. : (0561) 745 281 Fax. : (0561) 747 663 SAMARINDA (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Ruko Century No. 6 Jl. Letjend. Suprapto Samarinda – 75124 Telp. : (0541) 768 399, 204 443 Fax. : (0541) 203 996 BALIKPAPAN (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Gedung BII, Lt. 2 Komp. Pertokoan Balikpapan Permai Blok B No. 640 Jl. Jend Sudirman Kel. Damai, Kec. Balikpapan Selatan Balikpapan – 76114 Telp. : (0542) 744 279, 744 345, 744 359 Fax. : (0542) 744 215 MEDAN (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Krakatau No. 138 C Kel. Gluguk Darat 1, Kec. Medan Timur Medan – 20238 Telp. : (061) 6620 811 Fax. : (061) 6640 077 PEKANBARU (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Riau No. 25 B Kel. Padang Terubuk, Kec. Senapelan Pekanbaru – 28292 Telp. : (0761) 393 33 Fax. : (0761) 392 22 PADANG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Gajah Mada No. 22 P Kel. Gunung Pangilun Kec. Padang Utara Padang – 25137 Telp. : (0751) 4481 243 – 44 Fax. : (0751) 4481 245
PT BII Finance Center
PALEMBANG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Komp. Perkantoran Taman Harapan Indah Blok B No. 14 Jl. Letda. A. Rozak Palembang – 30129 Telp. : (0711) 562 6811 Fax. : (0711) 562 6800
LOMBOK (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Gedung BII, Lt. 3 Jl. Sandubaya No. 69-70 Sweta, Mataram – 83236 Telp. : (0370) 6729 57 Fax. : (0370) 6723 58
JAMBI (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE)* Gedung BII, Lt. 3 Jl. Hayam Wuruk No. 73-74 Jelutung, Jambi – 36316 Telp. : (0741) 333 30 Fax. : (0741) 333 10
PALU (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Gedung BII, Lt. 1 Komp. Palu Plaza No. 3-5 Jl. Danau Lindu, Palu – 94223 Telp. : (0451) 455 386 Fax. : (0451) 455 532
BANDAR LAMPUNG (KANTOR CABANG/BRANCH OFFICE) Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3 A Kel. Kota Baru Kec. Tanjung Karang Timur Bandar Lampung – 35112 Telp. : (0721) 267 408 Fax. : (0721) 265 018 DEPOK (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Jl. M. Yusuf No. 9 Mekar Jaya, Sukma Jaya Depok - 16411 Telp. : (021) 7783 5796, 7783 1392 Fax. : (021) 7783 5789 CILEGON (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Gedung BII, Lt. 3 Jl. SA. Tirtayasa No. 26 Cilegon – 42414 Telp. : (0254) 377 382 Fax. : (0254) 377 382 KARAWANG (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Gedung ACA Jl. Tuparev No. 406 Karawang – 41312 Telp. : (0267) 412 581, 849 0309 Fax. : (0267) 412 581 TEGAL (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Jl. Jendral Sudirman No. 40 Tegal - 52113
GORONTALO (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Gedung BII, Lt. 3 Jl. Nani Wartabone No. 32 B-C Gorontalo - 96112 Telp. : (0435) 828 611 Fax. : (0435) 827 117 ACEH (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Jl. DR. MR. H. Tengku Muhammad Hasan No. 16 C Banda Aceh – 23245 Telp. : (0651) 22466 Fax. : (0651) 23466 BATAM (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Komp Citramas Blok C No. 3 Jl. Pembangunan, Penuin Batam – 29432 Telp. : (0778) 451 477 Fax. : (0778) 450 394, 456 762 BANGKA (KANTOR PERWAKILAN/ REPRESENTATIVE OFFICE) Gedung BII, Lt.3 Jl. Pengadaian No. 12A Pangkal Pinang, Bangka Belitung Telp. : (0717) 437 392 Fax. : (0717) 437 349
87
88
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
PT BII Finance Center
89
LAPORAN KEUANGAN 2013 2013 Financial Statements
90
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN This page is intentionally left blank
PT BII Finance Center
PT BII Finance Center Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012/ Financial statements with independent auditors’ report years ended December 31, 2013 and 2012
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
PT BII FINANCE CENTER FINANCIAL STATEMENTS WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT YEARS ENDED DECEMBER 31, 2013 AND 2012
Daftar Isi
Table of Contents
Halaman/ Page Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan………………………………..
1-2
……………………….. Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif………………………
3
…………………Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas..........................................
4
………………………..Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas…………………………………………
5
………………………………. Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan ..................................
6-87
................................ Notes to the Financial Statements
**************************
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2013
2012
ASET KAS DAN SETARA KAS
ASSETS 22.966
11.865
2b,2c,2d,2i, 3,5,30,31,32
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN Pihak berelasi - setelah dikurangi pendapatan sewa pembiayaan belum diakui sebesar Rp60 dan Rp123 pada 31 Desember 2013 dan 2012
2b,2c,2g,2p, 4,30,31,32,33
374
FINANCE LEASES RECEIVABLES
517
Related party - net of unearned finance lease income as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp60 and Rp123 Third parties - net of unearned finance lease income, deferred income and expense as of December 31,2013 and 2012 amounting to Rp12,345 and Rp10,050
Pihak ketiga - setelah dikurangi pendapatan sewa pembiayaan belum diakui, pendapatan dan beban ditangguhkan sebesar Rp12.345 dan Rp10.050 pada 31 Desember 2013 dan 2012
65.397
49.465
Total piutang sewa pembiayaan Cadangan kerugian penurunan nilai
65.771 (180)
49.982 (33)
Neto
65.591
49.949
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
Pihak berelasi - setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui sebesar Rp2.168 dan Rp3.526 pada 31 Desember 2013 dan 2012
2b,2c,2d,2h, 3,6,11,14,15, 30,31,32,33,35
9.132
CASH AND CASH EQUIVALENT
Total finance leases receivables Allowance for impairment losses Net CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
12.030
Related party - net of unearned consumer financing income as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp2,168 and Rp3,526
Pihak ketiga - setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui, pendapatan dan beban ditangguhkan sebesar Rp793.490 dan Rp502.990 pada 31 Desember 2013 dan 2012
3.103.321
1.990.518
Third parties - net of unearned consumer finance income,deferred income and expense as of December 31,2013 and 2012 amounting to Rp793,490 and Rp502,990
Total piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai
3.112.453 (5.307)
2.002.548 (2.794)
Total consumer financing receivables Allowance for impairment losses
Neto
3.107.146
PIUTANG LAIN-LAIN BEBAN DIBAYAR DIMUKA ASET PAJAK TANGGUHAN - Neto ASET TETAP - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp23.224 dan Rp17.790 pada 31 Desember 2013 dan 2012 ASET LAIN-LAIN TOTAL ASET
1.999.754
Net
824
OTHER RECEIVABLES
1.387
2b,2c,2d 7,30,31,32
10.480
2j,8
10.727
PREPAID EXPENSES
9.271
2q,3,18
7.589
DEFERRED TAX ASSETS - Net
34.984
FIXED ASSETS - Net of accumulated depreciation as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp23,224 and Rp17,790
3.247
OTHER ASSETS
2.118.939
TOTAL ASSETS
2k,3,9
40.503 4.510
10
3.261.854
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
1
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2013
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS
LIABILITIES
UTANG BANK Pihak berelasi Pihak ketiga
423.322
Total Utang Bank
423.322
UTANG DEALER
121.826
UTANG PAJAK
13.176
UTANG LAIN-LAIN Pihak berelasi Pihak ketiga
4.654 83.671
Total Utang Lain-lain
88.325
BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
44.951
MEDIUM - TERM NOTES (MTN) - neto
UTANG OBLIGASI - neto LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA TOTAL LIABILITAS
2b,2e,2n,6,11 30,31,32,33
72.000 570.931
BANK LOANS Related party Third parties
642.931
Total Bank Loans
2e,12,31 32,33
65.368
PAYABLES TO DEALERS
2q,18
26.574
TAX PAYABLES
10.425 78.958
OTHER PAYABLES Related party Third parties
89.383
Total Other Payables
2b,2e,13,30 31,32,33
26.492
ACCRUED EXPENSES
199.812
1b,2e,2m 6,14,31,32
299.741
MEDIUM - TERM NOTES (MTN) - net
1.818.832
1c,2e,2m,6 15,31,32
622.436
BONDS PAYABLE - net
9.293
LIABILITY FOR POSTEMPLOYMENT BENEFITS
1.782.218
TOTAL LIABILITIES
2b,2e,16 30,31,32,33
6.656
2t,3,17
2.716.900
EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp1.000 (nilai penuh) per saham Modal dasar - 60.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 32.370.000 lembar saham
32.370
19
32.370
EQUITY Capital stock Rp1,000 (full amount) par value per share Authorized - 60,000,000 shares Subscribed and fully paid 32,370,000 shares
SALDO LABA Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
6.500 506.084
20,33
6.500 297.851
RETAINED EARNINGS Appropriated Unappropriated
TOTAL EKUITAS
544.954
336.721
TOTAL EQUITY
3.261.854
2.118.939
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
2
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2013
2012
PENDAPATAN
REVENUES
Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Penghasilan lain-lain
877.260 2.803 7.636 3.007
Total Pendapatan
890.706
BEBAN Beban pemasaran Beban pendanaan Beban tenaga kerja Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban kerugian penurunan nilai Kerugian kurs mata uang asing Beban lain-lain Total Beban
2h,2o,21 30,33,35 22,30 23,30 2k,24,33
609.411 2.974 1.854 2.562
Consumer financing Interest income Finance lease Other income
616.801
Total Revenues
311.947 174.786 74.487 7.041
2o,27,33 26,30 2t,3,25,30 2k,3,9
211.882 88.973 72.667 6.021
2.660 3.194
2n,30 2d,2h,3,33
3.045 1.873
39 39.303
2p 28,33
15 28.005
613.457
412.481
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN
277.249
204.320
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(69.016)
LABA TAHUN BERJALAN Pendapatan komprehensif lain TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2q,18
Total Expenses INCOME BEFORE INCOME TAX EXPENSE
(51.175)
INCOME TAX EXPENSE
208.233
153.145
INCOME FOR THE YEAR
-
-
Other comprehensive income
208.233
153.145
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
LABA PER SAHAM DASAR (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
EXPENSES Marketing expenses Financing expenses Employee expenses Depreciation Provision and commission expenses Impairment losses Loss from foreign currency transaction Other expenses
EARNINGS PER SHARE
6.433
2s,29
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4.732
(expressed in full amount of Rupiah)
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
3
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo Laba/Retained Earnings
Modal Disetor/ Shared Capital
Ditentukan Penggunaanya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaanya/ Unappropriated
Total Ekuitas/ Total Equity
Saldo 31 Desember 2011 Cadangan umum Laba tahun 2012
32.370 -
3.450 3.050 -
147.756 (3.050) 153.145
183.576 153.145
Balance December 31, 2011 General reserve Income for the year 2012
Saldo 31 Desember 2012 Laba tahun 2013
32.370 -
6.500 -
297.851 208.233
336.721 208.233
Balance December 31, 2012 Income for the year 2013
Saldo 31 Desember 2013
32.370
6.500
506.084
544.954
Balance December 31, 2013
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
4
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN ARUS KAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes
2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Penerimaan dari pendapatan denda keterlambatan dan pelunasan dipercepat Penerimaan bunga Penerimaan kas sehubungan dengan pembiayaan bersama Pembayaran kas untuk transaksi pembiayaan konsumen Pembayaran bunga Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran pajak penghasilan Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi
7.287.939 23.368
35.465 2.797
22,30
(880.380) (84.933)
(11.813)
1.698.396 (1.918.005) 200.000 (300.000) 1.300.000 (101.000)
5.670.533 4.837
2q
2k,9 2k,9
1c
(258)
(624.824) (43.391)
(842.461)
Net cash used in operating activities
829 (7.679)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of fixed assets Acquisition of fixed assets
(6.850)
Net cash used in investing activities
1.709.247 (1.279.316) (200.000) 625.000 -
(4.323)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipt from: Consumer finance Finance lease Penalty income and earlytermination income Interest income Cash receipt in relation to joint financing Cash disbursed for consumer financing transaction Interest paid General and administrative expense Income tax payment
29.607 2.974
(6.090.282) (85.599)
(851.896)
Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi
2012
293.684
(8.538.532) (171.731)
2.138 (13.951)
Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan
2h 2i
1.474.111
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan utang bank Pembayaran utang bank Penerbitan Medium-term notes (MTN) Pelunasan Medium-term notes (MTN) Penerbitan obligasi Pelunasan obligasi Pembayaran biaya penerbitan Medium-term notes (MTN) Pembayaran biaya penerbitan obligasi
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF CASH FLOWS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(3.401)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Receipt of bank loans Repayment of bank loans Medium-term notes (MTN) issuance Medium-term notes (MTN) settlement Bond issuance Bond settlement Medium-term notes (MTN) issuance cost paid Bond issuance cost paid
874.810
851.530
Net cash provided by financing activities
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
11.101
2.219
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
11.865
9.646
CASH AND CASH EQUIVALENT AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
22.966
11.865
CASH AND CASH EQUIVALENT AT END OF YEAR
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
5
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM a.
1.
Pendirian Perusahaan
GENERAL a.
Establishment of the Company
PT BII Finance Center (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia berdasarkan akta notaris No. 163 pada tanggal 13 Februari 1991 yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, S.H.. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-2005.HT.01.01.TH91 tanggal 5 Juni 1991 serta dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tambahan No. 4827 tanggal 29 September 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa perubahan, dengan Akta Notaris No. 71 tanggal 21 Oktober 2011 dari Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, notaris di Jakarta sehubungan dengan perubahan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dengan memperluas kegiatan usaha dengan prinsip syariah dan menambahkan pasal 17 mengenai Dewan Pengawas Syariah. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-54883.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 10 November 2011.
PT BII Finance Center (the Company) was established in the Republic of Indonesia by virtue of notarial deed establishment No. 163 dated February 13, 1991 of notary Richardus Nangkih Sinulingga, S.H.. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice and Human Rights in Decision Letter No. C2-2005.HT.01.01.TH.91 dated June 5, 1991, and was published in State Gazette No. 78, Supplement No. 4827 dated September 29, 1992. The Company’s Articles of Association have been amended several times, the latest was Notarial deed No. 71 dated October 21, 2011 of Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., Notary in Jakarta concerning with the changes in Article No. 3 of the Articles of Association concerning the purpose, objective and business activities with broaden business activities under sharia principals and append Article 17 regarding Sharia Supervisory Board as approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its letter No. AHU-54883.AH.01.02 Year 2011 dated November 10, 2011.
Berdasarkan Akta Notaris No. 48 tanggal 13 Desember 2012 dari Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., Perusahaan mengangkat Dani Firmansjah sebagai Komisaris Independen yang telah didaftarkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui surat No. 316/Not/XII/2012 tertanggal 27 Desember 2012.
Based on Notarial Deed No. 48 dated December 13, 2012 of Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., the Company appointed Dani Firmansjah as the Independent Commissioner which was registered to the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia through Letter No. 316/Not/XII/2012 dated December 27, 2012.
Perusahaan telah memperoleh izin operasinya sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah menjadi Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005.
The Company obtained its license to become a financial institution based on Decision Letter of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No.888/KMK.013/1991, dated August 22, 1991, that has been amended with the Decision Letter of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005, dated August 4, 2005.
6
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) a.
b.
1.
Pendirian Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
of
the
Company
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha pembiayaan dalam bentuk piutang sewa pembiayaan, anjak piutang, kartu kredit, pembiayaan konsumen, dan kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
The scope of Company’s activities covers leasing, factoring, credit card, consumer financing, and financing activities based on sharia principals.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan alamat di Wisma Eka Jiwa lantai 10, Jalan Mangga Dua Raya Jakarta 10730. Saat ini Perusahaan memiliki 29 (dua puluh sembilan) kantor cabang di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Padang, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar dan Manado.
The Company is domiciled in Jakarta located th at Wisma Eka Jiwa 10 floor, Jalan Mangga Dua Raya Jakarta 10730. The Company has a total of 29 (twenty nine) branch offices located in Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Padang, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar and Manado.
Perusahaan merupakan entitas anak dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan persentase kepemilikan sebesar 99,99%. Pemegang saham utama BII adalah Malayan Banking Berhad (Maybank), yang merupakan bank yang berkedudukan di Malaysia.
The Company is a subsidiary of PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) with 99.99% share ownership. The ultimate shareholder of BII is Malayan Banking Berhad (Maybank), which is a bank based in Malaysia.
Medium-Term Notes
b.
Medium-Term Notes
Pada bulan Maret 2011, Perusahaan menerbitkan Medium - Term Notes III BII Finance tahun 2011 (MTN III) dengan nilai nominal sebesar Rp200.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 9,50% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 4 September 2012.
In March 2011, the Company issued BII Finance’s Medium - Term Notes III year 2011 (MTN III) with nominal value of Rp200,000 and bear interest rate of 9.50% per annum which matured on September 4, 2012.
Pada bulan November 2011 Perusahaan menerbitkan Medium - Term Notes IV BII Finance tahun 2011 (MTN IV) dengan nilai nominal sebesar Rp300.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 9% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 17 Mei 2013.
In November 2011, the Company issued BII Finance’s Medium - Term Notes IV (MTN IV) year 2011 with nominal value of Rp300,000 and bear interest rate of 9% per annum which matured on May 17, 2013.
Pada bulan Februari 2013, Perusahaan menerbitkan Medium - Term Notes V BII Finance tahun 2013 (MTN V) dengan nilai nominal sebesar Rp200.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8,30% per tahun dan telah jatuh tempo pada tanggal 26 Februari 2016.
In February 2013, the Company issued BII Finance’s Medium - Term Notes V (MTN V) year 2013 with nominal value of Rp200,000 and bear interest rate of 8.30% per annum which will mature on February 26, 2016.
7
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) c.
1.
Penawaran Umum Obligasi Perusahaan
GENERAL (continued) c.
The Company’s Bonds Offering
Pada bulan Juni 2012, Perusahaan menawarkan kepada masyarakat “Obligasi BII Finance I Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan nilai nominal sebesar Rp625.000 yang dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) pada tanggal 1 Juni 2012 berdasarkan Surat Keputusan No. 6732/BL/2012.
In June 2012, the Company offered to the public “BII Finance Bond I Year 2012 with Fixed Interest Rates” with nominal value of Rp625,000, which became effective on June 1, 2012 based on Decision Letter No. 6732/BL/2012 of Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK).
Obligasi I merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp101.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 6,50% per tahun, Obligasi I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp381.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,90% per tahun, Obligasi I Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp143.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8% per tahun. Obligasi ini dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juni 2012.
Bonds I consists of Bonds I Series A with nominal value of Rp101,000 and bear fixed interest rate of 6.50% per annum, Bonds I Series B with nominal value of Rp381,000 with fixed interest rate of 7.90% per annum, Bonds I Series C with nominal value of Rp143,000 and bear fixed interest rate of 8% per annum. These bonds were listed on Indonesia Stock Exchange on June 8, 2012.
Pada bulan Juni 2013, Perusahaan menawarkan kepada masyarakat ”Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan nilai nominal sebesar Rp1.300.000 yang dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 12 Juni 2013 berdasarkan Surat Keputusan No. S-170/D.04/2013.
In June 2013, the Company offered to the public “BII Finance Bond II Year 2013 with Fixed Interest Rates” with nominal value Rp1,300,000, which became effective on June 12, 2013 based on Decision Letter No. S-170/D.04/2013 of Financial Services Authority (OJK).
Obligasi II merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi II Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp775.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,75% per tahun dan Obligasi II Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp525.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,25% per tahun. Obligasi ini dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Juni 2013.
Bonds II consists of Bonds II Series A with nominal value of Rp775,000 and bear fixed interest rate of 7.75% per annum and Bonds II Series B with nominal value of Rp525,000 with fixed interest rate of 8.25% per annum. These bonds were listed on Indonesia Stock Exchange on June 20, 2013.
8
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) d.
1.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
GENERAL (continued) d.
Boards of Commissioners, Directors and Employees The composition of the Company’s board of commissioners, directors, audit committee and sharia supervisory board is as follows:
Susunan dewan komisaris dan direksi, komite audit serta dewan pengawas syariah Perusahaan adalah sebagai berikut:
2013
2012
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Komisaris Utama
Lani Darmawan
Djaja Suryanto Sutandar
Komisaris
Djaja Suryanto Sutandar
Djojo Boentoro
Komisaris Independen
Dani Firmansjah
Dani Firmansjah
Direktur Utama
Alexander
Alexander
Direktur Pemasaran
Miki Effendi
Miki Effendi
Direktur Operasional
Tjahjo Watjono *)
Tjahjo Watjono
Komite Audit Ketua
Dani Firmansjah
Dani Firmansjah
Audit committee Head of audit committee
Anggota
Hadi Indraprasta
Hadi Indraprasta
Member
Anggota
Jono Effendy
Jono Effendy
Member
Dewan Pengawas Syariah Ketua
H. Muardi Chatib
H. Muardi Chatib
Anggota
Muhamad Nadratuzzaman Hosen
Muhamad Nadratuzzaman Hosen
Member
Anggota
Amirsyah
Amirsyah
Member
Direksi
President Commissioner Commissioner Independent Commissioner
Board of Directors President Director Marketing Director Operational Director
Sharia Supervisory Board Chairman
*) Efektif mengundurkan diri terhitung mulai tanggal 31 Desember 2013 dan menunggu persetujuan RUPS.
*) Effectively resign starting from December 31, 2013 and waiting for approval from Shareholders’ meeting.
Sehubungan dengan pemenuhan ketentuan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.5. Surat keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Perusahaan telah memiliki Piagam Komite Audit tertanggal 27 Februari 2013.
In relation to the compliance of BAPEPAM-LK No. IX.I.5. The Decision Decree of the Chairman of BAPEPAM-LK No. KEP-643/BL/2012 dated December 7, 2012 related to the establishment and implementation of the Audit Committee, the Company has issued the Audit Committee Charter which dated February 27, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Sekretaris Perusahaan adalah Sufiana.
As of December 31, 2013, Corporate Secretary of the Company is Sufiana.
Perusahaan memiliki 1.207 dan 1.026 karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (tidak diaudit).
The Company has a total of 1,207 and 1,026 employees as of December 31, 2013 and 2012, respectively (unaudited).
9
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a.
b.
Pernyataan kepatuhan dan penyusunan laporan keuangan
2.
dasar
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Statement of compliance and basis of preparation of the financial statements
Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi Keuangan Syariah di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
The financial statements as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 are prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards and Sharia Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK, which function has been transferred to Financial Service Authority (OJK) starting at January 1, 2013) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Emiten or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012.
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual dan berdasarkan konsep nilai perolehan, kecuali untuk utang atas kewajiban imbalan pasti yang diakui sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti dikurangi dengan kerugian aktuaria yang belum diakui, ditambah beban jasa lalu yang belum diakui.
The financial statements were prepared on the accrual basis and under the historical cost concept, except for the liability for defined benefit obligations which is recognized as the present value of the defined benefit obligation less the unrecognized actuarial losses, plus unrecognized past service costs.
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung.
The statements of cash flows present information on receipts and payments of cash on hand and in banks classified into operating, investing and financing activities using the direct method.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.
The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
All figures in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
b.
Transactions with related parties The Company enters into transactions with related parties. In these financial statements, the term related parties are defined under SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”.
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Dalam laporan keuangan, istilah pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
10
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Transaksi (lanjutan)
dengan
pihak-pihak
2.
berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Transactions (continued)
with
related
parties
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi yang sama untuk pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted on terms and conditions similar to those with third parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). Termasuk pihak berelasi, sebagai berikut:
A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (‘reporting entity’). Related parties are:
1)
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: a) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; b) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau c) Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
1)
Entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas tersebut:
2)
2)
A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person: a) Has control or joint control of the reporting entity; b) Has significant influence over the reporting entity; or c) Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:
a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);
a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others);
b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; d) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;
b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member);
c) Both entities are joint ventures of the same third party; d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity; e) The entity is a post-employment benefit plan for the employment benefit of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;
11
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Transaksi (lanjutan) 2)
pihak-pihak
berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Transactions (continued) 2)
Entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas tersebut: (lanjutan)
with
related
parties
An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (continued)
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1); atau Orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1) huruf a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in 1); or
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the relevant notes to the financial statements.
f)
g)
c.
dengan
2.
g) A person identified in 1) a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
Aset keuangan
c.
Financial assets
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, available-for-sale financial assets or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Pengakuan dan Pengukuran
Recognition and Measurement
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan-neto, piutang pembiayaan konsumen-neto dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Company’s financial assets consist of cash and cash equivalent, finance lease receivables-net, consumer financing receivables-net and other receivables classified as loans and receivables.
12
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c.
2.
Aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets (continued)
Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)
Recognition and Measurement (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Subsequent to initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains or losses are recognized in the profit or loss when the financial assets are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi dan fee yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is calculated using the effective interest method less any allowance for impairment losses and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are integral part of the effective interest rate.
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement) dan (a) Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a pass through arrangement and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset. The Company evaluates at each reporting date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.
13
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif telah terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan Perusahaan. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti objektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Company assesses whether there is objective evidence that the Company's financial assets are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial assets, and that loss event has an impact on the future cash flows on the financial assets that can be estimated reliably.
Bukti penurunan nilai meliputi indikasi bahwa kesulitan keuangan signifikan yang dialami nasabah atau kelompok nasabah, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa nasabah akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in principal or interest payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization and where observable data indicates that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in economic conditions that correlate with defaults in the group.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assess individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are individually not significant.
Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang memiliki bukti objektif penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Individual assessment is performed on the significant financial assets that had objective evidence of impairment. The insignificant financial assets include in the group of financial assets with similar credit risk characteristics and assessed collectively.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
However, if the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, the Company includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.
14
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Impairment of financial assets (continued)
Penyisihan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang selanjutnya disesuaikan dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.
Allowance for impairment losses on impaired financial assets that were assessed individually by using discounted cash flows method. While for allowance for impairment losses on impaired financial assets that was assessed collectively, the Company uses statistical method of the historical data such as the probability of defaults, time of recoveries, the amount of loss incurred (Loss Given Default), and by considering for management’s judgment of current economic and credit conditions.
Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Untuk menentukan pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan beberapa faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi penyisihan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari penyisihan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif.
Evaluation on allowance for collective impairment cover credit losses inherent in portfolios of consumer financing receivables and financial lease receivables with similar economic characteristics is performed when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for allowance for collective impairment losses, management considers several factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining allowance for collective impairment losses.
Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan secara kolektif karena manajemen yakin bahwa piutang pembiayaan konsumen ini memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa.
The Company determines evidence of impairment for consumer financing receivables and financial lease receivables at a collective level because the management believes that these consumer financing receivables have similar credit risk characteristics.
15
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Impairment of financial assets (continued)
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan metode roll rate dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali, dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai.
In assessing collective impairment, the Company uses roll rate method of historical trends of the probability of default, timing of recoveries, and the amount of loss incurred, adjusted for management's judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Pertimbangan utama untuk penilaian penurunan nilai kredit yang diberikan termasuk pembayaran-pembayaran pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 60 (enam puluh) hari atau ada kesulitan atau pelanggaran yang diketahui dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak.
The main considerations for the loan impairment assessment include whether any payments of principal or interest are overdue by more than 60 (sixty) days or there are any known difficulties, or infringement of the original terms of contract.
Nilai tercatat aset tersebut diturunkan melalui akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui sebagai laba rugi. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang menurun tersebut berdasarkan suku bunga efektif awal dari aset. Jika, pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau menurun karena peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang sudah diakui sebelumnya dinaikkan atau diturunkan dengan menyesuaikan akun cadangan.
The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the profit or loss. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the asset. If in a subsequent period, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account.
Jika penghapusan di masa datang kemudian diperoleh kembali, pemulihan tersebut diakui sebagai laba pada laporan laba rugi komprehensif.
If a future write-off is recovered, the recovery is recognized as profit in the statement of comprehensive income.
16
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e.
2.
Liabilitas keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial liabilities
Perusahaan menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
The Company determines the classification of its financial liabilities in initial recognition.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan Perusahaan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas penerbitan liabilitas keuangan.
At initial recognition, the Company’s financial liabilities are measured at fair value plus transaction costs that are directly attributable to the issuance of financial liabilities.
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari utang bank, utang dealer, beban masih harus dibayar, utang lain-lain, utang obligasi dan Medium - term notes yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company’s financial liabilities consist of bank loans, payables to dealers, accrued expenses, other payables, bonds payable and Medium - term notes are classified as financial liabilities measured at amortized cost.
Dalam hal utang dan pinjaman, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban Pendanaan” dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
In the case of loans and borrowings, these are initially stated at fair value less directly attributable transaction costs and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method unless the effect of discounting would be immaterial, in which case they are stated at cost. The related interest expense is recognized within “Financing Expenses” in the statements of comprehensive income. Gains and losses are recognized in the profit or loss when the financial liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepas atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.
Ketika liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba rugi pada laporan laba rugi komprehensif.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the profit or loss in the statements of comprehensive income.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk saling hapus atas jumlah yang diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount are reported in the statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously. 17
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
2.
Pengukuran nilai wajar
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable and willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Company measures the fair value of a financial instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm's length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan.
If a market for a financial instrument is not active, the Company establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm's length transactions between knowledgeable and willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Company, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument.
g. Kas dan setara kas
g.
Cash and cash equivalent Cash and cash equivalent consist of cash on hand, cash in banks and unrestricted time deposits with maturity periods of 3 (three) months or less at the time of placement and which are not used as collateral for loans.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan yang tidak digunakan sebagai jaminan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya.
18
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.
2.
Piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan murabahah dan cadangan kerugian penurunan nilai
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Consumer financing receivables, murabahah financing receivables and allowance for impairment losses
Piutang pembiayaan konsumen merupakan total piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are presenting net of amounts financed by banks relating to the transactions in the form of joint financing, unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), Perusahaan hanya menyajikan porsi total angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh total angsuran dari pelanggan sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai liabilitas (pendekatan bruto).
Based on the consumer joint financing agreements (without recourse), the Company only presents the portion of the total installments receivable financing by the Company (net approach). The consumer financing income is presented net of amounts of the banks’ rights on such income relating to the transactions. For consumer joint financing agreements (with recourse), consumer financing receivables represent all consumers’ installments and the total facilities financed by creditors are recorded as liability (gross approach).
Dalam pembiayaan bersama antara Perusahaan dan penyedia fasilitas pembiayaan bersama, Perusahaan berhak menentukan tingkat suku bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat suku bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama.
In joint financing arrangements between the Company and the joint financing facility provider, the Company has the right to set higher interest rates to the consumers than the interest rates stated in the joint financing agreement with the joint financing facility provider.
Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen-neto, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban pendanaan.
Total interest earned from customers is recorded as a part of consumer financing income-net, while interest charged by the creditors is recorded as financing expenses.
Termasuk dalam piutang pembiayaan konsumen adalah piutang pembiayaan murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan Perusahaan harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada konsumen. Pada saat akad murabahah, piutang pembiayaan murabahah diakui sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan (margin). Keuntungan murabahah diakui selama periode akad berdasarkan marjin yang disetujui dari piutang pembiayaan murabahah.
Included in consumer financing receivables are murabahah financing receivables. Murabahah is goods sell-buy contract with a selling price amounting to the acquisition cost plus agreed margin and the Company must disclose the acquisition cost to the consumer. When the Murabahah contract is signed, murabahah financing receivables are recognized as at acquisition cost plus agreed margin. Murabahah margin are recognized over the period of the contract based on agreed margin of the murabahah financing receivables.
19
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.
2.
Piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan murabahah dan cadangan kerugian penurunan nilai (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Consumer financing receivables, murabahah financing receivables and allowance for impairment losses (continued)
Akad murabahah secara substansi merupakan suatu pembiayaan, sehingga pengakuan margin dilakukan berdasarkan standar yang mengatur pembiayaan, seperti yang disebutkan di kebijakan pembiayaan konsumen.
Substantially, murabahah contract is a financing, so that margin recognition is based on standards which regulate financing, as mentioned in consumer financing policy.
Pengakuan atas pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui adalah sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat suku bunga efektif.
Unearned income on consumer financing is recognized as income over the term of the respective agreement using the effective interest rate method.
Selisih neto antara pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan biaya-biaya yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari “Piutang Pembiayaan Konsumen” pada laporan posisi keuangan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil selama periode pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat suku bunga efektif dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Pembiayaan Konsumen” pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The net difference between the administration income earned from the consumer at the first time the financing agreement is signed and initial direct costs related to consumer financing facility is deferred and presented as part of “Consumer Financing Receivables” in the statements of financial position and recognized as an adjustment to the yield received throughout the consumer financing period using effective interest rate method and presented as a part of “Consumer Financing Income” in the statements of comprehensive income for the current year.
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dijelaskan pada Catatan 2d.
The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2011) as explained in Note 2d.
Piutang yang tak tertagih dihapuskan berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan dan setelah menunggak lebih dari 180 hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya.
Receivables are written-off when they are deemed to be uncollectible based on Company’s management evaluation and when they are overdue for more than 180 days. Recoveries of receivables previously written off are recognized as other income as incurred.
20
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
j.
2.
Piutang sewa pembiayaan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Leases are classified as finance leases if the leases transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets. Leases are classified as operating leases if the leases do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets.
Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto Perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
The Company recognized assets held under finance leases in its statement of financial position and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and financing lease income. The recognition of financing lease income is based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s net financial lease financing.
Beban dibayar dimuka
j.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the periods of each expense benefit using the straight line method.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing beban dengan metode garis lurus. k.
Financial lease receivables
Aset tetap
k.
Fixed assets Fixed assets are initially stated at acquisition cost. After initial measurement, fixed assets are measured using the cost model. Fixed assets are carried at its cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such acquisition cost includes the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in the profit or loss as incurred.
Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya. Aset tetap dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui sebagai laba rugi pada saat terjadinya.
21
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k.
2.
Aset tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k.
Fixed assets (continued) Depreciation of fixed asset starts when it is available for use and is computed using the double declining balance method except for building using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tetap tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun kecuali untuk bangunan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut: Tahun/Years Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
l.
20 8 4 8 8 8
Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Vehicles
Apabila aset tetap dihentikan pengakuannya (tidak dipergunakan lagi atau dijual), biaya perolehan beserta akumulasi penyusutan yang terkait dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui sebagai laba atau rugi tahun berjalan.
When assets are derecognized (retired or otherwise disposed of), their costs and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gains or losses are recognized as profit or loss for the year.
Pada setiap akhir periode pelaporan, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dikaji ulang dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.
At the reporting date, the assets residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed and adjusted prospectively if appropriate.
Penurunan nilai aset non-keuangan
l.
Impairment of non-financial assets Assets are considered as impaired when the carrying value of assets is exceed the recoverable amount. The carrying amount of non-financial assets, except for deferred tax assets and prepaid expense are reviewed each period to determine whether there is any indication of impairment. If such indication exists the assets’s recoverable amount is estimated.
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari aset non-keuangan, kecuali aset pajak tangguhan dan beban dibayar dimuka, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Perusahaan akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan.
22
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Biaya penerbitan emisi Medium-Term Notes (MTN)
n.
o.
obligasi
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
dan
m. Bonds and Medium-Term Notes (MTN) issuance costs
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan MTN atau obligasi dicatat sebagai pengurang terhadap hasil penerbitan dan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif selama jangka waktu MTN atau obligasi (Catatan 2e).
Costs incurred relating to the MTN or bonds issuance are presented as deduction from the issuance proceeds and amortized using the effective interest rate over the term of the MTN or bonds (Note 2e).
Provisi
n.
Provisions
Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu yang besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisions are recognized when the Company has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dipulihkan.
Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.
Pengakuan pendapatan dan beban
o.
Revenue and expense recognition
Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Consumer financing income, financing leases income, interest income and interest expenses are recognized using the effective interest method.
Biaya emisi pinjaman dan efek utang yang diterbitkan ditangguhkan dan diamortisasi selama jangka waktu pinjaman dan efek utang tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari beban pendanaan.
Issuance cost of borrowings and debt securities issued are deferred and amortized over the terms of the related borrowings and debt securities using the effective interest method and are recorded as part of financing expense.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh fees dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, termasuk biaya transaksi.
The calculation of the effective interest rate includes all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate, including transaction costs.
Pendapatan dan beban yang timbul untuk piutang pembiayaan konsumen diamortisasi dengan suku bunga efektif dan dibukukan sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan beban pemasaran pada laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Revenue and expense associated with consumer financing receivable are amortized using the effective interest rate and recorded as part of consumer financing income and marketing expenses in the current statement of comprehensive income. 23
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o.
p.
q.
Pengakuan (lanjutan)
pendapatan
dan
2.
beban
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Revenue and (continued)
expense
recognition
Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima.
Late charges and penalty income and gain from contract termination are recognized when received.
Perusahaan tidak mengakui pendapatan bunga pembiayaan konsumen secara kontraktual yang piutangnya telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua) bulan dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat pembayaran piutang diterima.
The Company does not recognize interest income on consumer financing receivables based on contract that are overdue for more than 2 (two) months. Such income is recognized only when received.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
p.
Foreign currency balances
transactions
and
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan dan laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun kini.
Transactions involving foreign currencies are recorded in Indonesian Rupiah at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At the reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the average of the selling and buying rates of exchange prevailing at the last banking transaction date of the year, as published by Bank Indonesia and any resulting gains or losses are credited or charged to operations of the current year.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, nilai tukar mata uang asing yang digunakan masing-masing sebesar Rp12.189 (nilai penuh) dan Rp9.670 (nilai penuh) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (USD).
As of December 31, 2013 exchange rates used are amount) and Rp9,670 respectively, for 1 United (USD).
Pajak penghasilan
q.
and 2012, the Rp12,189 (full (full amount), States Dollar
Income tax The Company applied SFAS No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Tax”, which requires the Company to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position and transactions and other events of the current year that are recognized in the financial statements.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak masa depan atas pemulihan di masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam tahun berjalan yang diakui dalam laporan keuangan.
24
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q.
r.
2.
Pajak penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Income tax (continued)
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, jika ada, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the current year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between commercial and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefit, such as the carry-forward of unused tax losses, if any, is also recognized to the extent that realization of such tax benefit is probable.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on the applicable tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at statements of financial position date.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal is determined.
Informasi segmen
r.
Segment information
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
A segment is a distinguishable component of the Company that is engaged either in providing products and services (operating segments) on certain products and services within a particular economic environment (geographical segment), which is subject to risks and reward that are different from those of other segments.
Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.
The amount of each reported segment is the measure reported to the chief operation decision maker for the purposes of making decisions about allocating resources to the segment and assessing its performance.
25
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r.
s.
2.
Informasi segmen (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Segmen pendapatan, beban, aset dan liabilitas termasuk akun yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
Revenue, expenses, assets and liabilities can be directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment.
Informasi keuangan dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya. Sehubungan dengan ini, informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan pengklasifikasian umum atas daerah pemasaran sebagai segmen geografis. Rincian informasi segmen tersebut diungkapkan dalam Catatan 36.
Financial information is reported based on the information used by management in evaluating the performance of each segments and determining the allocation of resources. In this respect, the segment information in the financial statements is presented based on general classification of marketing areas as geographical segments. The details of segment information are disclosed in Note 36.
Laba per saham dasar
s.
Basic earnings per share Basic earnings per share are computed by dividing the income for the year by the weighted average number of shares outstanding during the year (Note 29).
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan (Catatan 29). t.
Segment information (continued)
Liabilitas imbalan pasca-kerja
t.
Liability for post-employment benefits
Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundangundangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya dan pesangon pemutusan hubungan kerja.
The Company recognizes employee benefits under formal and informal programs or agreements, under legislative requirements or through industry arrangements, including post-employment benefits, short-term and other long-term employee benefits and termination benefits.
Perusahaan mencatat penyisihan manfaat untuk memenuhi imbalan minimum yang harus dibayar kepada karyawan-karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-undang Tenaga Kerja). Penyisihan tersebut diestimasi dengan menggunakan perhitungan aktuarial metode “Projected Unit Credit”.
The Company made provisions in order to meet the minimum benefits required to be paid to the qualified employees under Labor Law No. 13/2003 (the Labor Law). The said provisions are estimated using actuarial calculations using the “Projected Unit Credit” method.
26
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
2.
Liabilitas imbalan pasca-kerja (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) t.
Provisions made pertaining to past service costs are recognized immediately as expense, except for non vested past service costs which are amortized and recognized as expense over the vesting period. On the other hand, provisions for current service costs are directly charged to operations of the current year. Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed the greater of 10% of the present value of the defined benefit obligations or 10% of the fair value of plan assets, at that date. The actuarial gains or losses in excess of the said 10% threshold are recognized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees.
Penyisihan biaya jasa masa lalu diakui sebagai biaya pada saat terjadinya, kecuali untuk biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (vested) yang diamortisasi dan diakui sebagai biaya selama periode hak. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset dana pensiun, pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama ekspektasi rata-rata sisa masa kerja karyawan yang memenuhi syarat. u.
Liability for post-employment benefits (continued)
Standar Akuntansi Yang Telah Disahkan Namun Belum Berlaku Efektif
u.
Accounting Standards Issued But Not Yet Effective
Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) yang belum berlaku efektif untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013:
The following summarizes the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) issued by the Indonesian Accounting Standards Board (DSAK) and Sharia Accounting Standards Board (DSAS) which are not yet effective for the financial statements for the year ended December 31, 2013:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014:
Effective on or after January 1, 2014:
a.
a.
PSAK No. 102 (Revisi 2013), “Murabahah”, yang merupakan penyempurnaan dari PSAK No. 102 yang diterbitkan pada tahun 2008, perihal kriteria transaksi murabahah sehubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan.
27
PSAK No. 102 (Revised 2013), “Murabahah”, which represents improvement of PSAK No. 102 issued in 2008, regarding criteria of murabahah transaction in relation with the recognition, measurement, presentation and disclosure.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
2.
Standar Akuntansi Yang Telah Disahkan Namun Belum Berlaku Efektif (lanjutan)
u.
Accounting Standards Issued But Not Yet Effective (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015:
Effective on or after 1 January 2015:
a.
a.
b.
c.
PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, mengatur perubahan penyajian kelompok pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
b.
c.
SFAS No. 1 (Revised 2013), “Presentation of Financial Statements”, adopted from IAS 1, specifies changes of the grouping of items presented in other comprehensive income. Items to be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified to profit or loss. SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”, adopted from IAS 19, which removes the corridor mechanism and contingent liability disclosure to simplify clarification and disclosure. PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”, adopted from IFRS 13, provides guidance in measuring fair value when fair value is required or permitted.
The Company is currently evaluating and has not determined the effects of these Standards and Interpretation on the financial statements.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interprestasi tersebut terhadap laporan keuangan. 3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY
Pertimbangan
Judgments
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of financial statements, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Uncertainty about these assumptions and estimation could result material adjustments to the carrying amount of assets and liabilities within the next financial reporting period.
28
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Pertimbangan (lanjutan)
Judgments (continued)
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgements are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
Usaha yang berkelanjutan
Going concern
Manajemen Perusahaan telah melakukan penilaian atas kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
The Company’s management has made an assessment of the Company’s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Company has the resources to continue business in the future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Company’s ability to continue as a going concern. Therefore, the financial statements continue to be prepared on the going concern basis.
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Classification of financial assets and financial liabilities
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with Company’s accounting policies disclosed in Note 2.
Estimasi dan asumsi
Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode pelaporan keuangan berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial reporting period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters which are available when the financial statements were prepared.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
Allowance for impairment losses on financial assets
Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2d dan 2h.
Allowance for impairment losses on financial assets carried at amortized cost are evaluated as explained in Note 2d and 2h.
29
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Estimates and assumptions (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Allowance for impairment losses on financial assets (continued)
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis ketika terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif.
Allowance for impairment losses collectively assessed includes inherent credit losses in consumer financing receivables portfolios with similar credit risk characteristics when objective evidence of impairment exist for those portfolios. In assessing the need for collective allowances for impairment losses, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Liability for post-employment benefits
Penentuan liabilitas imbalan pasca-kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan.
The determination of the Company’s liability for post-employment benefits is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Company’s assumptions which affects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the eligible employees.
Walaupun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan pasca-kerja dan beban imbalan kerja neto.
While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual results or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated liability for post-employment benefits and net employment benefits expense.
30
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION UNCERTAINTY
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Estimates and assumptions (continued)
Penyusutan aset tetap
Depreciation of fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun kecuali untuk penyusutan bangunan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Sebagai mana yang telah di jelaskan pada Catatan 2k, manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 (empat) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
The costs of fixed assets are depreciated with declining-balance method except for building depreciation with straight-line method over their estimated useful lives. As explained on Note 2k, management properly estimates the useful lives of these fixed assets ranging from 4 (four) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Fair value of financial instruments
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
When the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the statements of financial position cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but when observable market data are not available, management’s judgment is required to establish fair values. The management’s judgments include considerations of liquidity and model inputs such as discount rates, early payment rates and default rate assumptions.
Pajak Tangguhan
Deferred tax
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan.
Deferred tax assets are recognized for the future recoverable taxable income arising from temporary difference.
Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan.
Management judgement is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing on level of future taxable profits together with future strategic tax planning.
31
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
4. 2013
2012
Kas Bank Rupiah Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lainnya
639
862
Cash on hand
8.431
2.559
13.634 65 190
7.732 516 178
Cash in banks Rupiah Related party (Note 30) PT Bank Internasional IndonesiaTbk Third parties PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Others
7
18
Foreign currency United States Dollar Related party (Note 30) PT Bank Internasional IndonesiaTbk
22.327
11.003
Sub-total
22.966
11.865
Total
Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Sub-total Total
Interest rate of cash in banks are ranging from 1.25% - 2.15% per annum in 2013 and 1.42% 2.50% per annum in 2012.
Kisaran tingkat suku bunga dari penempatan kas pada bank berkisar antara 1,25% - 2,15% per tahun pada tahun 2013 dan 1,42% - 2,50% per tahun pada tahun 2012. 5.
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN
5. 2013
Pihak berelasi (Catatan 30) Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui Simpanan jaminan
CASH AND CASH EQUIVALENT
FINANCE LEASES RECEIVABLES 2012 Related party (Note 30) Finance leases receivables Guaranteed residual value
434 4
640 4
(60) (4)
(123) (4)
374
517
77.742 20.547
59.515 14.493
(10.897) (20.547)
(8.025) (14.493)
Sub-total
66.845
51.490
Pendapatan dan beban ditangguhkan
(1.448)
(2.025)
Total pihak ketiga
65.397
49.465
Total related party
Total piutang sewa pembiayaan
65.771
49.982
Total lease receivable
Total pihak berelasi Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui Simpanan jaminan
Cadangan kerugian penurunan nilai
(180)
(33)
Unearned finance leases income Deposit Total related party Third parties Finance leases receivables Guaranteed residual value Unearned finance leases income Security deposit Sub-total Deferred income and expense
Allowance for impairment losses
Piutang sewa pembiayaan - neto
65.591
49.949
Finance leases receivables - net
Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun
9,45%
9,22%
Annual average effective interest rate
32
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
5.
FINANCE LEASES RECEIVABLES (continued)
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dengan pihak berelasi dijelaskan pada Catatan 30.
The nature of relationships and transactions of the Company with the related party are explained in Note 30.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh piutang sewa pembiayaan yang diberikan kepada debitur adalah untuk tujuan pembiayaan kendaraan bermotor.
As of December 31, 2013 and 2012, all finance leases receivables granted to debtors are for vehicles financing purpose.
Jumlah angsuran piutang sewa pembiayaan sesuai dengan jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Total finance leases receivables maturity date is as follows:
2013
based
on
2012
Pihak berelasi Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Empat tahun berikutnya atau lebih
208 208 18
202 202 202
-
34
Related party The following year The second following years The third following years The fourth following years or later
434
640
Sub-total
384 29.211 26.123 15.780
163 18.456 18.355 15.068
6.244
7.473
Third parties Past due The following year The second following years The third following years The fourth following years or later
Sub-total
77.742
59.515
Sub-total
Piutang sewa pembiayaan - bruto
78.176
60.155
Finance lease receivables - gross
Sub-total Pihak ketiga Telah jatuh tempo Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Empat tahun berikutnya atau lebih
Classification of finance leases receivables-gross based on days overdue was as follows:
Pengelompokan piutang sewa pembiayaan-bruto menurut hari tunggakan adalah sebagai berikut: 2013 Lancar 1 - 30 hari 31 - 60 hari > 90 hari Jumlah piutang sewa pembiayaan - bruto
2012
68.945 7.406 1.440 385
54.895 4.932 328 -
78.176
60.155
Current 1 - 30 days 31 - 60 days > 90 days Total finance lease receivables - gross
The movements in the balance of allowance for impairment losses are as follows:
Perubahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2013
2012
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan
33 147
33
Beginning balance Provision during the year
Saldo akhir
180
33
Ending balance
As of December 31, 2013 and 2012, all finance lease receivables were collectively assessed for impairment.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh piutang sewa pembiayaan dinilai secara kolektif. 33
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
5.
Management believes that the above allowance for impairment losses of finance leases receivables is sufficient to cover losses from impairment of such receivables.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan atas kerugian penurunan nilai piutang sewa pembiayaan di atas dapat mencukupi untuk menutup kerugian atas penurunan nilai piutang tersebut.
6.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6. 2013
Pihak berelasi (Catatan 30) Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui Total pihak berelasi Pihak ketiga Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui Sub-total Pendapatan dan beban ditangguhkan
FINANCE LEASES RECEIVABLES (continued)
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 2012
11.300
15.556
(2.168)
(3.526)
9.132
12.030
3.896.811
2.493.508
(626.412) 3.270.399 (167.078)
(304.403) 2.189.105 (198.587)
Related party (Note 30) Consumer financing receivables Unearned consumer financing income Total related party Third parties Consumer financing receivables Unearned consumer financing income Sub-total Deferred income and expense
Total pihak ketiga
3.103.321
1.990.518
Total related party
Total piutang pembiayaan konsumen
3.112.453
2.002.548
Total consumer financing receivables
Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan-neto Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun
(5.307)
(2.794)
Allowance for impairment losses
3.107.146
1.999.754
Consumer financing receivable-net
9,99%
10,32%
Annual average effective interest rate
As of December 31, 2013, total consumer financing receivables-gross managed by the Company, including consumer financing receivables from without recourse joint financing (Note 35).
Total piutang pembiayaan konsumen-bruto yang dikelola Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013, termasuk piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak lain secara without recourse (Catatan 35).
34
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
6.
2013
Sub-total Pihak ketiga Telah jatuh tempo Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Empat tahun berikutnya atau lebih Sub-total Piutang pembiayaan konsumen-bruto
1.155
4.114
Related party The following year The second following years The third following years The fourth following years or later
11.300
15.556
Sub-total
16.630 1.611.783 1.097.127 649.038
9.650 1.014.244 703.426 365.195
522.233
400.993
Third parties Past due The following year The second following years The third folowing years The fourth following years or later
3.896.811
2.493.508
Sub-total
3.908.111
2.509.064
Consumer financing receivables-gross
3.463 3.427 3.255
3.978 3.788 3.676
Classification of consumer financing receivablesgross based on overdue days is as follows:
2013
Total piutang pembiayaan konsumen - bruto
RECEIVABLES
2012
Pengelompokan piutang pembiayaan konsumenbruto menurut hari tunggakan adalah sebagai berikut:
Lancar 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari
FINANCING
Total installments for consumer financing based on maturity date is as follows:
Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan jatuh temponya sebagai berikut:
Pihak berelasi Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Empat tahun berikutnya atau lebih
CONSUMER (continued)
2012
3.581.543 283.351 28.333 6.569 8.315
2.334.600 165.024 5.955 1.266 2.219
3.908.111
2.509.064
Current 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 90 days Total consumer financing receivable - gross
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh pembiayaan konsumen yang diberikan kepada debitur adalah untuk tujuan pembiayaan kendaraan bermotor.
As of December 31, 2013 and 2012, all consumers financing granted to debtors are for vehicles financing purposes.
Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki sebagai jaminan utang bank, utang pembiayaan bersama kepada bank, Medium-term notes dan obligasi.
The Company uses consumer finance receivables as collateral for bank loans, joint financing with banks, Medium - term notes and bonds payable.
Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp378.478 (2012: Rp677.068) digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 11); sebesar Rp119.312 (2012: Rp280.966) digunakan sebagai jaminan Medium-term notes (Catatan 14) dan sebesar Rp900.246 (2012: Rp332.026) digunakan sebagai jaminan utang obligasi (Catatan 15).
Consumer financing receivables as of December 31, 2013 amounting to Rp378,478 (2012: Rp677,068) were used as collateral to bank loans (Note 11); amounting to Rp119,312 (2012: Rp280,966) were used as collateral to Medium-term notes (Note 14) and amounting to Rp900,246 (2012: Rp332,026) were used as collateral to bonds payable (Note 15).
35
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
6.
2013
RECEIVABLES
2012
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Penghapusan piutang
2.794 3.047 (534)
1.169 1.841 (216)
Saldo akhir
5.307
2.794
Beginning balance Provision during the year Receivables written-off Ending balance
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada debitur dinilai secara kolektif.
As of December 31, 2013 and 2012, all consumer financing receivables were collectively assessed for impairment.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan atas penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen di atas dapat mencukupi untuk menutup kerugian atas penurunan nilai piutang tersebut.
Management believes that the above allowance for impairment losses on consumer financing receivables is sufficient to cover losses from impairment of such receivables.
PIUTANG LAIN-LAIN
7. 2013
Pihak berelasi (Catatan 30) Piutang karyawan Sub-total Pihak ketiga Piutang karyawan Piutang premi asuransi Sub-total Total
8.
FINANCING
The movements in the balance of allowance for impairment losses are as follows:
Perubahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
7.
CONSUMER (continued)
2012 466
770
466
770
43 878
54 -
921
54
1.387
824
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
8. 2013
Sewa gedung Uang muka Uang muka renovasi gedung Sewa rumah Lain-lain Total
OTHER RECEIVABLES
Related party (Note 30) Employees receivables Sub-total Third parties Employees receivables Insurance premiums receivables Sub-total Total
PREPAID EXPENSES 2012
4.445 4.099 1.093 78 765
5.011 3.947 1.117 50 602
Building rental Advance payment Advance for building renovation House rental Others
10.480
10.727
Total
36
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP
9.
FIXED ASSETS
2013 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana kantor Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
18.502 5.936 2.684 12.163 3.039 10.450
397 3.784 341 9.429
2 6 3 2.987
18.502 5.936 3.079 15.941 3.377 16.892
Cost Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Biaya Perolehan
52.774
13.951
2.998
63.727
Total Cost
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
1.213 1.959 1.874 7.821 1.606 3.317
926 994 401 1.459 468 2.793
4 3 1.600
2.139 2.953 2.275 9.276 2.071 4.510
Accumulated Depreciation Direct ownership: Buildings Building infrastructure Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Akumulasi Penyusutan
17.790
7.041
1.607
23.224
Total Accumulated Depreciation
Jumlah Tercatat
34.984
40.503
Carrying Amount
2012 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana kantor Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
18.235 5.936 2.171 10.406 2.271 7.048
267 538 1.757 771 4.346
25 3 944
18.502 5.936 2.684 12.163 3.039 10.450
Cost Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Biaya Perolehan
46.067
7.679
972
52.774
Total Cost
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
293 620 1.479 6.640 1.137 2.195
920 1.339 420 1.181 471 1.690
25 2 568
1.213 1.959 1.874 7.821 1.606 3.317
Accumulated Depreciation Direct ownership: Buildings Building infrastructure Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Akumulasi Penyusutan
12.364
6.021
595
17.790
Total Accumulated Depreciation
Jumlah Tercatat
33.703
34.984
Carrying Amount
37
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued) The details of gains on sale of fixed assets are as follows:
Rincian dari laba atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 2013
2012
Harga jual Nilai buku
2.138 1.391
829 377
Selling price Book value
747
452
Gains on sale of fixed assets (Note 24)
Laba penjualan aset tetap (Catatan 24)
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp7.041 dan Rp6.021.
Depreciation charged to operation for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp7,041 and Rp6,021, respectively.
Aset tetap Perusahaan, kecuali tanah, pada tanggal 31 Desember 2013 diasuransikan kepada perusahaan-perusahaan asuransi pihak ketiga, yaitu PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT ACE Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Central Asia, PT Zurich Insurance Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dan PT Asuransi Wahana Tata, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp155.266 (31 Desember 2012: Rp124.438).
As of December 31, 2013, fixed assets of the Company, except land, were insured with the Company’s third parties insurance companies of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT ACE Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Central Asia, PT Zurich Insurance Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia and PT Asuransi Wahana Tata, with sum insured of Rp155,266 (December 31, 2012: Rp124,438).
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat suatu risiko tertentu terhadap aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
10. ASET LAIN-LAIN
10. OTHER ASSETS As of December 31, 2013 and 2012, other assets amounting to Rp4,510 and Rp3,247, respectively, mainly consist of guarantee deposits, deferred charges and receivables to customer related to insurance premium.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset lain-lain masing-masing sebesar Rp4.510 dan Rp3.247 yang terutama terdiri dari setoran jaminan, beban tanguhan dan tagihan pembayaran premi asuransi konsumen. 11. UTANG BANK
11. BANK LOANS 2013
Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk
2012 Related party (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk
-
72.000
-
72.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Permata Tbk (Unit Usaha Syariah) PT Bank Hana PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk
202.293 155.556
286.595 41.667
65.473 -
70.683 91.986 50.000 30.000
Sub-total
423.322
570.931
423.322
642.931
Total
9,78%
9,81%
Annual average effective interest rate
Sub-total
Pihak ketiga
Total Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun
38
Sub-total Third parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank PermataTbk (Sharia unit) PT Bank Hana PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Sub-total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
Utang bank yang dimiliki seluruhnya menggunakan denominasi mata uang Rupiah.
All bank loans were denominated in Rupiah.
Utang bank memiliki tingkat suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Perusahaan terpapar risiko tingkat suku bunga atas nilai dan risiko tingkat suku bunga atas arus kas.
Bank loans bear fixed and floating interest rate, hence the Company has a fair value interest rate risk and cash flow interest rate risk.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman promes berulang dari BII sejak tahun 2006 berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Desember 2006. Perusahaan juga memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 8 Januari 2010. Fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang beberapa kali hingga 18 Oktober 2013 dengan limit masing-masing tidak melebihi Rp70.000 dan Rp30.000. Tingkat suku bunga per tahun untuk masing-masing fasilitas adalah 9,25% dan 10,50%.
The Company obtained a demand loan facility in 2006 based on loan agreement dated December 14, 2006. The Company also obtained overdraft loan facility based on loan agreement dated January 8, 2010. Renewal of demand loan facilities have been made several times until October 18, 2013 with maximum facility limit of Rp70,000 and Rp30,000, respectively. The interest rate for each facility is 9.25% and 10.50%, respectively.
Pada tanggal 30 November 2013, Perusahaan telah memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan limit masing-masing tidak melebihi Rp120.000 dan Rp30.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 30 Januari 2014. Tingkat suku bunga per tahun untuk pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran akan ditentukan oleh BII pada saat penarikan fasilitas pinjaman.
On November 30, 2013, the Company has extended the demand loan and overdraft facility with maximum facility limit of Rp120,000 and Rp30,000, respectively, for loan period of 1 year extended until January 30, 2014. The interest rate for demand loan and overdraft facility will be determined by BII at the time of facility drawdown.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Menjaga kecukupan piutang pembiayaan konsumen sebesar 50% dari jumlah fasilitas pinjaman, bila mana jumlah piutang menjadi kurang dari jumlah yang ditetapkan maka Perusahaan berkewajiban untuk melakukan setoran deposito pada rekening escrow di BII atau melakukan pelunasan hingga nilai piutang yang dijaminkan menjadi setara dengan nilai fasilitas pinjaman.
a.
b.
Memastikan piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan kepada BII tidak memiliki tunggakan lebih dari 30 hari.
b. Maintain that consumer finance receivables which are pledged to BII are not overdue more than 30 days.
39
Maintain consumer finance receivables adequacy of 50% of the total amount of the outstanding bank loan, if the Company failed, Company has an obligation to guarantee the deposits to BII’s escrow account or settle part of the bank loan until the consumer financing receivable pledged is equivalent with facility carrying amount.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (lanjutan)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (continued)
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (lanjutan)
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following: (continued)
c.
Menjaga komposisi piutang pembiayaan konsumen yang memiliki tunggakan lebih dari 90 hari agar tidak lebih dari 3% dari keseluruhan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan.
c. Maintain the consumer finance receivables composition which has overdued more than 90 days was not higher than 3% of all consumer finance receivable owned by the Company.
Per 31 Desember 2013, sisa fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening Koran yang belum digunakan masing-masing sebesar Rp120.000 dan Rp30.000.
As of December 31, 2013, unused demand loan and overdraft facility are Rp120,000 and Rp30,000, respectively.
Fasilitas pinjaman ini dijaminkan dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to third party of about 50% of total principal amount of bank loan facility (Note 6).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 67 tanggal 21 November 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman modal kerja dari Mandiri dengan limit fasilitas sebesar Rp300.000 dan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 20 Mei 2014. Tingkat suku bunga yang dikenakan oleh Mandiri adalah tingkat suku bunga tetap. Tingkat suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman sampai dengan tenor satu tahun sebesar 8,50% per tahun, tenor pinjaman lebih dari satu tahun sampai dengan dua tahun sebesar 8,75% per tahun, dan untuk tenor pinjaman lebih dari dua tahun sampai dengan tiga tahun sebesar 9% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa seluruh piutang lancar yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari limit pinjaman.
Based on Loan Agreement for Working Capital No. 67 dated November 21, 2012, the Company obtained working capital loan facility from Mandiri with maximum amount of Rp300,000 with the period of facility maturing on May 20, 2014. The interest rate set by Bank Mandiri was fixed rate. Interest rate for credit tenor until 1 (one) year is 8.50% per annum, credit tenor of more than 1(one) year and until 2 (two) years is 8.75% per annum, and credit tenor more than 2 (two) years and until 3 (three) years is 9% per annum. This facility is secured by fiduciary transfer of all of the Company’s current receivables given to the third parties at 105% of loan facility limit.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
a. Mantain gearing ratio in accordance with Government Regulation (Minister of Finance). If the gearing ratio exceeded the provision set, Mandiri has the right to suspend the withdrawal of the remaining undrawn credit limit. If the gearing ratio reached to 9 (nine) times, the Company is obliged to deliver an action plan to improve the gearing ratio.
Memelihara gearing ratio sesuai Peraturan Pemerintah (Menteri Keuangan) yang berlaku. Apabila gearing ratio melampaui ketentuan yang berlaku, Mandiri berhak untuk menangguhkan penarikan atas sisa limit kredit yang belum ditarik. Apabila gearing ratio telah mencapai 9 (sembilan) kali, maka Perusahaan harus menyampaikan action plan untuk memperbaiki gearing ratio tersebut.
40
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Bank (lanjutan)
Mandiri
(Persero)
11. BANK LOANS (continued) Tbk
(Mandiri)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) (continued)
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (lanjutan)
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following: (continued)
b.
Menyampaikan laporan kinerja bulanan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah akhir bulan laporan dalam bentuk hardcopy atau softcopy.
b. Submit a monthly performance report maximum 30 (thirty) days after the end of reporting month date in hardcopy or softcopy form.
c.
Menyampaikan laporan keuangan triwulanan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah akhir bulan laporan dalam bentuk hardcopy atau softcopy.
c. Submit quarterly financial statements maximum 30 (thirty) day after the end of reporting monthly in hardcopy or softcopy form.
Per 31 Desember 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah sebesar Rp97.707.
As of December 31, 2013, unused loan facility is Rp97,707.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. (Catatan 6)
The loan facility is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 105% of total principal amount of the bank loan facility. (Note 6)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan memakai Jaminan No. 163 tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan limit fasilitas Rp100.000 dan jangka waktu pinjaman maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan atau maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan terhitung sejak tanggal penarikan tiap fasilitas. Tingkat suku bunga dikenakan sebesar 10,50% per tahun. Perusahaan menarik fasilitas I dan II masing-masing sebesar Rp50.000 pada tanggal 28 Maret 2011 dan 30 Maret 2011, dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak pencairan masing-masing pinjaman.
Based on Notarial Deed No. 163 dated March 25, 2011 of Loan Agreement with collateral, the Company obtained working capital loan facility with the maximum facility limit of Rp100,000 and the maximum period of 36 (thirty six) months or maximum 48 (fourty eight) months since the date of facility drawdown. Interest rate was charged at 10.50% per annum. The Company has drawdown the first and second facilities amounting to Rp50,000 on March 28, 2011 and March 30, 2011, respectively, with facility period of 36 (thirty six) months since withdrawal date.
Pada tanggal 18 Maret 2013, berdasarkan surat No. 039/BVIC-KLG1/OL/III/2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp150.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 25 Maret 2014. Tingkat suku bunga fasilitas dikenakan adalah sebesar 8,50% per tahun (tingkat suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On March 18, 2013, based on letter No. 039/BVIC-KLG1/OL/III/2013, the Company obtained demand loan facility with maximum facility limit amounting to Rp150,000 with the facility period until March 25, 2014. The interest rate is 8.50% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
a.
Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
41
The receivables pledged are classified as current receivable which has no overdue of more than 90 (ninety) days.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria) (lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria) (continued)
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
b.
b.
Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham minimal 51,10% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan.
Maintain the composition of Company’s shareholders whereby BII or its affiliates hold Company’s share ownership at least 51.10% of issued and paid up capital.
Per 31 Desember 2013, tidak terdapat sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan.
As of December 31, 2013, there was no unused loan facility.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman untuk fasilitas pinjaman modal kerja dan 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman untuk fasilitas pinjaman promes berulang (Catatan 6).
The loan facility is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties at 100% of total principal amount of the bank loan facility for working capital loan and 50% of total principal amount of the bank loan facility for demand loan (Note 6).
PT Bank Permata Tbk-Unit Usaha Syariah (Permata Syariah)
PT Bank Permata Tbk-Sharia Unit (Permata Sharia)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 24 tanggal 18 Juni 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Murabahah dengan maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp75.000 dengan jangka waktu pinjaman 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal pencairan pertama. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan.
Based on Loan Agreement No. 24 dated June 18, 2012, the Company obtained Murabahah facility with maximum facility limit of Rp75,000 for the loan period of 48 (fourty eight) months since the first withdrawal. This facility was collateralized by the Company’s consumer financing receivables.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 03, tanggal 3 April 2013, batas maksimum limit fasilitas pinjaman Murabahah dinaikkan menjadi tidak melebihi Rp125.000 dengan jangka waktu pinjaman 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan pertama.
Based on Notarial Deed of Loan Agreement No. 03 dated April 3, 2013, the facility limit of Murabahah was increased with maximum limit of Rp125,000 for the loan period of 48 (fourty eight) months since the first withdrawal.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Menjaga gearing ratio (sepuluh) kali.
10
a. Maintain maximum gearing ratio of 10 (ten) times.
b.
Memonitor komposisi piutang pembiayaan konsumen dengan tunggakan lebih dari 30 (tiga puluh) hari agar tidak lebih besar dari 4% dan piutang dengan tunggakan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari agar tidak lebih besar dari 2,50%.
b. Monitor consumer financing receivables composition with over due above 30 (thirty) days not higher than 4% and receivable with over due more than 90 (ninety) days not higher than 2.50%.
c.
Menjaga persentase average net write-off terhadap jumlah portofolio selama 12 (dua belas) bulan terakhir tidak melebihi 2% dan
c. Maintain the average net write off percentage at maximum of 2% of total portfolio during the last 12 (twelve) months and
tidak melebihi
42
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Permata Tbk-Unit Usaha Syariah (Permata Permata Syariah) (lanjutan)
PT Bank Permata Tbk-Sharia Unit (Permata Sharia) (continued)
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (lanjutan)
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following: (continued)
d.
Menjaga perbandingan saldo pinjaman dari Permata Syariah tidak lebih dari 2% terhadap jumlah service asset yang dimiliki Perusahaan, atau menjaga saldo pinjaman dari Permata Syariah tidak lebih dari 2 (dua) kali modal Perusahaan, yang mana lebih tinggi.
d. Maintain ratio of loan balance from Permata Sharia of not more than 2% of total service asset owned by the Company or maintain the total loan balance from Permata Sharia of not more than 2 (two) times of the Company’s equity whichever is higher.
Per 31 Desember 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah sebesar Rp59.527.
As of December 31, 2013, unused loan facility is Rp59,527.
Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 100% of total bank loan (Note 6).
PT Bank Hana (Hana)
PT Bank Hana (Hana)
Pada tanggal 6 November 2012, Perusahaan mendapatkan persetujuan fasilitas pinjaman dengan nomor surat No. 24/3012/PN/kred. Adapun besarnya plafon kredit yang diberikan adalah sebesar Rp100.000 yang berupa fasilitas pinjaman WCI (Working Capital Installment) dengan tingkat suku bunga 8,50% per tahun dan jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pencairan masing-masing kredit dengan availability period 1 (satu) bulan sejak penandatanganan perjanjian pinjaman.
On November 6, 2012, the Company obtained the loan facility agreement No. 24/3012/PN/kred. Maximum credit limit amounted to Rp100,000 for Working Capital Installment (WCI) at interest rate 8.50% per annum and facility period of 1 (one) year since withdrawal date and 1 (one) month availability period since the signing date on loan agreement.
Selama periode pinjaman, Perusahaan harus memberikan laporan daftar piutang Perusahaan yang dijaminkan di Hana setiap 3 (tiga) bulan. Total daftar piutang yang diserahkan tersebut minimal 75% dari saldo pinjaman Perusahaan di Hana.
During the loan facility period, the Company is required to provide and update the listing of the Company’s active receivables pledged as collateral to Hana every 3 (three) months. The minimum of total of receivable list submitted is 75% of Company’s outstanding loan balance in Hana.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 14 November 2013.
The loan was fully paid on November 14, 2013.
Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 75% dari jumlah utang fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 75% of total bank loan (Note 6).
Per 31 Desember 2013, tidak terdapat sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan.
As of December 31, 2013, there was no unused loan facility.
43
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11.
11. UTANG BANK (lanjutan)
BANK LOANS (continued)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi)
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman akseptasi dari Ekonomi sejak tahun 2006 dan telah diperpanjang beberapa kali hingga tahun 2012.
The Company obtained loan facility in the form of loan acceptance facility from Ekonomi since 2006 and has been renewed for several times until 2012.
Pada tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan surat No. 003/FILETCERX/2012, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi dari Rp10.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 Oktober 2013. Tingkat suku bunga adalah 9,25% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On October 1, 2012, based on letter No. 003/FILETCERX/2012, the Company extended its loan facility with maximum facility limit of Rp10,000. The term of loan facility period will mature on October 30, 2013. The interest rate is 9.25% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Pada tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan surat No. 004/FILETCERX/2012, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan batas maksimum fasilitas Rp50.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 Oktober 2013. Tingkat suku bunga adalah 9,25% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On October 1, 2012, based on letter No. 004/FILETCERX/2012, the Company extended its loan facility with maximum facility limit of Rp50,000. The term of loan facility period will mature on October 30, 2013. The interest rate is 9.25% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Menjaga rasio jumlah utang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio) Perusahaan setiap saat tidak melebihi 10 (sepuluh) kali dan
a.
Maintain the Company’s Debt to Equity Ratio at a maximum of 10 (ten) times and
b.
Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham mayoritas (diatas 50,10%) baik langsung maupun tidak langsung.
b.
Maintain BII as the majority shareholders (above 50.10%) either directly or indirectly.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 27 Juni 2013.
The loan was fully paid on June 27, 2013.
Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebesar 120% dari total pinjaman (Catatan 6).
This loan is secured by the Company’s consumer financing receivables amounted to 120% of total loan outstanding (Note 6).
Sampai dengan 31 Desember 2013, perpanjangan fasilitas pinjaman sedang dalam proses.
Up to December 31, 2013 the extension for loan facility was still in process.
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
Berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman No. 67 tanggal 15 Desember 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk demand loan dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp50.000 dengan jangka waktu pinjaman yang berakhir tanggal 25 September 2012. Tingkat suku bunga adalah BLR (Base Lending Rate) +0,50% per tahun.
Based on Loan Agreement No. 67 dated December 15, 2011, the Company obtained loan facility in the form of demand loan with maximum facility limit of Rp50,000 and the term of facility matured on September 25, 2012. Interest rate was BLR (Base Lending Rate) +0.50% per annum.
44
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Bank (lanjutan)
OCBC
NISP
11. Tbk
(OCBC
BANK LOANS (continued)
NISP)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) (continued)
Fasilitas tersebut telah diperpanjang sesuai dengan Surat Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman No. 298/CBL/ADD/X/2012, Perusahaan memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman hingga 30 September 2013 dengan tingkat suku bunga yang dikenakan adalah BLR (Base Lending Rate) + 0,25% per tahun.
This facility has been extended based on the Letter of Credit Agreement No. 298/CBL/ADD/X/2012, the Company obtained loan facility extention up until September 30, 2013 with interest rate at BLR (Base Lending Rate) + 0.25% per annum.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Menjaga gearing ratio tidak melebihi 6 (enam) kali.
a. Maintain gearing ratio at maximum of 6 (six) times.
b.
Menjaga komposisi pemegang saham Perusahaan dimana BII atau Perusahaan afiliasinya memegang kepemilikan saham Perusahaan minimal 99% dari modal disetor dan ditempatkan.
b. Maintain the composition of Company’s shareholders whereby BII or its affiliates hold Company’s share ownership at least 99% of issued and paid up capital.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 24 Juni 2013.
The loan was fully paid on June 24, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013, perpanjangan fasilitas pinjaman sedang dalam proses.
As of December 31, 2013, the extension for loan facility was still in process.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 100% of total bank loan (Note 6).
PT Bank Permata Tbk (Permata)
PT Bank Permata Tbk (Permata)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 30 tanggal 15 Desember 2011 Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk money market dengan limit fasilitas Rp50.000 dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan yang berakhir tanggal 15 Desember 2012. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan.
Based on the Notarial Deed of Credit Agreement (Money Market Facility) No. 30 dated December 15, 2011, the Company obtained money market facility with maximum facility limit of Rp50,000 for the loan period of 12 months until December 15, 2012. Interest rate was fixed during the withdrawal tenor.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 23 tanggal 18 Juni 2012, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit (Money Market) sebesar Rp25.000 sehingga jumlah fasilitas kredit menjadi Rp75.000 dengan suku bunga tetap selama tenor penarikan dengan jangka waktu hingga tanggal 15 Desember 2012.
Based on the notarial deed of Loan Agreement No. 23 dated June 18, 2012, the Company obtain additional loan facility (Money Market) of Rp25,000, hence the total on loan facility become Rp75,000 with fixed interest rate and period of facility until December 15, 2012.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 6 tanggal 3 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk fasilitas money market dengan limit fasilitas Rp100.000 dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan yang berakhir tanggal 3 April 2014. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan.
Based on the notarial deed of Loan Agreement (Money Market Facility) No. 6 dated April 3, 2013, the Company obtained money market facility with maximum facility limit of Rp100,000 for the loan period of 12 months until April 3, 2014. Interest rate was fixed during the withdrawal tenor. 45
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11.
BANK LOANS (continued)
PT Bank Permata Tbk (Permata) (lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Permata) (continued)
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a. Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 kali.
a. Maintain a maximum gearing ratio of 10 times.
b. Memonitor komposisi piutang pembiayaan konsumen sehingga portofolio dengan tunggakan lebih dari 30 hari tidak lebih besar dari 4% dan piutang dengan tunggakan lebih dari 90 hari tidak lebih besar dari 2,50%.
b. Monitor consumer financing receivables composition with balance overdue above 30 days should not be higher than 4% and receivables with overdue more than 90 days should not be higher than 2.50%.
c. Menjaga persentase average net write-off terhadap jumlah portofolio selama 12 bulan terakhir tidak melebihi 2% dan
c.
d. Menjaga perbandingan saldo pinjaman dari Permata tidak lebih dari 2% terhadap jumlah service asset yang dimiliki Perusahaan, atau menjaga saldo pinjaman dari Permata tidak lebih dari 2 kali modal Perusahaan, yang mana lebih tinggi.
d. Maintain ratio of loan balance from Permata of not more than 2% of the total service asset owned by the Company or maintain the total loan balance from Permata of not more than 2 times of the Company’s equity whichever is higher.
Maintain the average net write off percentage of 2% of total maximum of portfolio during the last 12 months and
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 22 Juni 2013.
The loan was fully paid on June 22, 2013.
Per 31 Desember 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah sebesar Rp100.000.
As of December 31, 2013, unused loan facility is Rp100,000.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pembiayaan (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 100% of total bank loan (Note 6).
PT Bank QNB Kesawan
PT Bank QNB Kesawan
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 10 tanggal 4 Juni 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Demand Loan dengan batas maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp100.000 dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 4 Juni 2013. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8,50% per tahun
Based on Notarial Deed of Credit Agreement No. 10 dated June 4, 2013, the Company obtained Demand Loan facility with maximum facility limit of Rp100,000 for the loan period of 1 (one) year since June 4, 2013. The loan facility bears interest at the rate of 8.50% per annum.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a. Piutang yang dijaminkan adalah piutang dalam kategori lancar.
a. The receivables pledged are classified as current receivable.
b. Total debt terhadap tangible net worth tidak melebihi 8 kali.
b. Total debt to tangible net worth should not be higher than 8 times.
c. Maksimum NPL > 90 hari harus dibawah 3,5%.
c. The maximum NPL > 90 days should be lower than 3.5%.
Per 31 Desember 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah sebesar Rp100.000.
As of December 31, 2013, unused loan facility is Rp100,000. 46
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11.
BANK LOANS (continued)
PT Bank QNB Kesawan (lanjutan)
PT Bank QNB Kesawan (continued)
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pembiayaan (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 50% of total bank loan (Note 6).
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank UOB Indonesia
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 13 tanggal 2 September 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dengan batas maksimum limit fasilitas kredit tidak melebihi Rp150.000 dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pencairan pertama. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar “JIBOR O/N” atau “Jakarta Inter Bank Offered Rate Over Night” ditambah 2,65% per tahun.
Based on the notarial deed of Loan Agreement No. 13 dated September 2, 2013, the Company obtained loan facility with maximum facility limit of Rp150,000 for the loan period of 1 (one) year since the first withdrawal. The loan facility bear interest rate at “JIBOR O/N” or “Jakarta Inter Bank Offered Rate Over Night” plus 2.65% per annum.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Memenuhi rasio kecukupan jaminan tidak boleh kurang dari 60%. Apabila ada pelunasan dari jaminan tersebut Perusahaan berkewajiban untuk mengganti dengan jaminan lain.
a.
Fullfil the adequacy collateral ratio of not less than 60%. Where there was settlement of the said collateral, the Company should replace the collateral.
b.
Menjaga rasio pinjaman maksimum sebesar 9:1.
modal
b.
Maintain the gearing ratio maximum of 9:1.
c.
Menjaga PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai pemegang saham mayoritas dengan minimum kepemilikan sebesar 51%.
c.
Maintain PT Bank Internasional Indonesia Tbk as the majority shareholder with the minimum shares of 51%.
d.
Menjaga peringkat Rating Perusahaan di AA+.
d.
Maintain the rating of the Company not lower than AA+.
terhadap
Per 31 Desember 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah sebesar Rp150.000.
As of December 31, 2013, unused loan facility is Rp150,000.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 60% dari jumlah utang pokok fasilitas pembiayaan (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 60% of total bank loan (Note 6).
Untuk seluruh saldo utang bank pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan pada setiap perjanjian pinjaman.
For all balance of bank loans as of December 31, 2013, the Company has complied with all important loan covenant, required by the loan agreements.
47
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. UTANG DEALER
12. PAYABLES TO DEALERS 2013
Pihak ketiga Rupiah PT Astra International Astrido Toyota PT Wahana Wirawan PT United Indo Surabaya PT Indomobil Trada Nasional Plaza Toyota PT Istana Mobil Surabaya Indah PT Srikandi Diamond Indah Motors Sanny Auto Gallery PT Maxindo International Nusantara Indah PT Anzon Auto Lestari (Toyota) PT Tunas Auto Graha Autobless PT Akita Prima Mobilindo PT Indosentosa Trada PT Arista Auto Lestari Honda Mangga Dua (Arista Auto Prima) PT Bumen Redja Abadi PT Sumatera Berlian Motors PT Dwindo Berlian Samjaya PT Dunia Barusa PT Nusantara Batavia Motor Lainnya- dibawah Rp1 Miliar Total
2012
4.237 4.032 3.253 2.378 2.313 2.117 1.963 1.947 1.816
672 2.036 2.292 1.037 1.073 478 1.630 735 -
1.571 1.543 1.486 1.483 1.446 1.361 1.286
320 1.150 395 2.082 778
1.267 1.253 1.237 1.179 1.177 1.120 80.361
170 1.284 310 257 690 491 47.488
Third parties Rupiah PT Astra International Astrido Toyota PT Wahana Wirawan PT United Indo Surabaya PT Indomobil Trada Nasional Plaza Toyota PT Istana Mobil Surabaya Indah PT Srikandi Diamond Indah Motors Sanny Auto Gallery PT Maxindo International Nusantara Indah PT Anzon Auto Lestari (Toyota) PT Tunas Auto Graha Autobless PT Akita Prima Mobilindo PT Indosentosa Trada PT Arista Auto Lestari Honda Mangga Dua (Arista Auto Prima) PT Bumen Redja Abadi PT Sumatera Berlian Motors PT Dwindo Berlian Samjaya PT Dunia Barusa PT Nusantara Batavia Motor Others - below Rp1 Billion
121.826
65.368
Total
Utang dealer merupakan utang tanpa agunan sehubungan dengan transaksi pembelian kendaraan roda empat untuk pembiayaan kepada konsumen.
Payables to dealer represent unsecured payable in connection with purchase transaction of fourwheeled vehicles for financing to customer.
13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES 2013
Pihak berelasi (Catatan 30) Bunga utang bank Sub-total Pihak ketiga Gratifikasi dan remunerasi Bunga pinjaman obligasi Bunga utang bank Promosi Bunga MTN Beban jasa konsultan Lainnya Sub-total Total
2012 -
341
-
341
26.668 6.015 1.357 8.261 1.606 779 265
18.194 3.073 1.583 1.511 1.016 582 192
44.951
26.151
44.951
26.492
48
Related party (Note 30) Interest on bank loan Sub-total Third parties Gratification and remuneration Interest on bonds payable Interest on bank loan Promotion Interest on MTN Consultant fee Others Sub-total Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM - TERM NOTES
14. MEDIUM - TERM NOTES 2013
Penata Usaha/ Arranger
Medium-term notes V BII Finance
Wali amanat/ Trustee Agent
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Peringkat/ Rating
AA+(idn)
Jangka waktu Tingkat suku (bulan)/ bunga per tahun/ Jatuh Tempo/ Tenor Interest rate Maturity (in months) per annum 26 Februari/ February 26, 2016
36
8,30%
Nilai tercatat/ Carrying amount
Medium-term notes V BII Finance
199.812
2012
Penata Usaha/ Arranger
Medium-term notes IV BII Finance
a.
PT NISP Sekuritas
Wali amanat/ Trustee Agent
PT Bank Permata Tbk.
Peringkat/ Rating
AA+(idn)
Jatuh Tempo/ Maturity
Jangka waktu Tingkat suku (bulan)/ bunga per tahun/ Tenor Interest rate (in months) per annum
17 Mei/ May 17, 2013
Medium - term notes (MTN) IV
18
a.
9%
Nilai tercatat/ Carrying amount
299.741
Medium-term notes IV BII Finance
Medium - term notes (MTN) IV
Pada tanggal 17 November 2011, Perusahaan menerbitkan MTN IV BII Finance dengan nilai nominal sebesar Rp300.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 9% per tahun.
On November 17, 2011, the Company issued MTN IV BII Finance with nominal value of Rp300,000 with interest rate of 9% per annum.
Bunga MTN IV BII Finance dibayarkan setiap bulan terhitung sejak tanggal penerbitan, dengan tanggal pembayaran pertama pada tanggal 17 Desember 2011 dan tanggal jatuh tempo adalah 17 Mei 2013.
The interest on MTN IV BII Finance is paid on a monthly basis starting from the issuance date, on December 17, 2011 until maturity date on May 17, 2013.
Berdasarkan perjanjian penerbitan MTN IV No. 20 tahun 2011 Perusahaan harus memberikan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 100% dari jumlah pokok MTN. Apabila hasil pemeringkat dari PT Fitch Ratings Indonesia mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan menjadi AA (idn) (double A), maka Perusahaan berkewajiban untuk menambah jaminan fidusia berupa piutang lancar sekurang-kurangnya sebesar 110%.
Based on the MTN IV issuance agreement No. 20 in 2011, the Company has an obligation to provide fiduciary collateral in the form of current receivables amounting to 100% of the principal amount of the MTN. When the rating from PT Fitch Ratings Indonesia show a decline in rating to AA (idn) (double A), the Company has an obligation to provide additional collateral of current receivables at minimum of 110%.
49
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM - TERM NOTES (lanjutan) a.
14. MEDIUM - TERM NOTES (continued)
Medium - term notes (MTN) IV (lanjutan)
a.
Medium - term notes (MTN) IV (continued)
Selama periode MTN IV, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian penerbitan MTN IV antara lain:
During the MTN IV terms, the Company has obligations to comply with the terms of the MTN IV which include the follow:
a. Tanpa persetujuan tertulis dari Agen Pemantau, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakantindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha dan yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 25% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengajukan permohonan pailit atau permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40,00% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya sehari-hari; membuat suatu perjanjian dengan pihak lain yang berakibat membatasi kepentingan dan hak Pemegang MTN; menjadi penanggung atas kewajiban pembayaran utang pihak ketiga; dan memberikan dividen pada tahun buku berjalan apabila terjadi peristiwa kelalaian.
a.
Without the written consent from the Trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination, and which will have a negative effect to the Company; provides loan to the affiliated party for more than 25% of Company’s equity; change the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; filed a petition for bankruptcy or Suspension of Payment; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; divert assets of the Company to the value of the transaction exceeding 40.00% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-today operation; enter into an agreement with another party which resulted in limiting interests and rights of MTN holders; be the guarantor of the thirdparty debt payment obligations; and distribute dividen when negligence event on MTN obligation occur.
b. Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 kali.
b.
Maintain maximum gearing ratio of 10 times.
c. Mempertahankan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 100% dari jumlah pokok MTN IV.
c.
Obligation to maintain of fiduciary collateral of current receivables amounting to 100% of MTN IV principal.
d. Mempertahankan hasil pemeringkatan MTN IV, tidak lebih rendah dari AA (idn); dan
d.
Maintain the result of MTN IV rating, which should not be lower than AA (idn); and
e. Menjaga komposisi pemegang saham Perusahaan dimana BII atau Perusahaan afiliasinya memegang kepemilikan saham Perusahaan minimal 99% dari modal disetor dan ditempatkan.
e.
Maintain the composition of the Company’s shareholders whereby BII or its affiliates hold the Company’s share ownership at least 99% of issued and paid up capital.
50
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM - TERM NOTES (lanjutan) a.
14. MEDIUM - TERM NOTES (continued)
Medium - term notes (MTN) IV (lanjutan)
a.
Medium - term notes (MTN) IV (continued)
MTN IV BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah pokok MTN IV (Catatan 6).
MTN IV BII Finance is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 100% of total principal amount of the MTN IV (Note 6).
Pada tanggal 31 Perusahaan telah persyaratan penting penerbitan MTN IV.
2012, seluruh dengan
As of December 31, 2012, the Company has complied with all important covenants as required in the terms of issuance of MTN IV.
MTN IV BII Finance telah dilunasi pada tanggal 17 Mei 2013.
MTN IV BII Finance was fully paid on May 17, 2013.
Desember mematuhi sehubungan
b. Medium - term notes (MTN) V
b.
Medium - term notes (MTN) V
Pada tanggal 26 Februari 2013, Perusahaan menerbitkan MTN V BII Finance dengan nilai nominal sebesar Rp200.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8,30% per tahun.
On February 26, 2013, the Company issued MTN V BII Finance with nominal value of Rp200,000 with interest rate of 8.30% per annum.
Bunga MTN V BII Finance dibayarkan setiap 3 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan, dengan tanggal pembayaran pertama adalah 26 Mei 2013 dan tanggal jatuh tempo adalah 26 Februari 2016.
The interest of MTN V BII Finance is paid on a quarterly basis starting from the issuance date on May 26, 2013 until maturity date on February 26, 2016.
Berdasarkan perjanjian penerbitan MTN V No. 27 tahun 2013 Perusahaan harus memberikan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V.
Based on the MTN V issuance agreement No. 27 in 2013, the Company has an obligation to provide fiduciary collateral in the form of current receivables amounting to 60% of the principal amount of MTN V.
51
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM - TERM NOTES (lanjutan) b.
14. MEDIUM - TERM NOTES (continued)
Medium - term notes (MTN) V (lanjutan)
b. Medium - term notes (MTN) V (continued)
Selama periode MTN V Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian penerbitan MTN V antara lain:
During the MTN V terms, the Company has obligations to comply with the terms of the MTN V issuance which include the following:
a.
Tanpa persetujuan tertulis dari Agen Pemantau, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakantindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 25% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengajukan permohonan pailit atau permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya seharihari; membuat suatu perjanjian dengan pihak lain yang berakibat membatasi kepentingan dan hak Pemegang MTN; menjadi penanggung atas kewajiban pembayaran utang pihak ketiga; dan memberikan dividen pada tahun buku berjalan apabila terjadi peristiwa kelalaian.
a. Without the written consent from the Trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination which will have a negative effect to the Company; provides loan to the affiliated party for more than 25% of Company’s equity; change the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; filed a petition for bankruptcy or Suspension of Payment; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; transfer assets of the Company with the value of the transaction exceeding 40% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-to-day operation; enter into an agreement with another party which resulted in limiting interests and rights of MTN holders; be the guarantor of the third-party debt payment obligations; and distribute dividen when negligence event on MTN obligation occur.
b.
Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 kali.
b. Maintain maximum gearing ratio of 10 times.
c.
Mempertahankan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V.
c. Obligation to maintain fiduciary collateral of current receivables amounting to 60% of MTN V principal.
d.
Mempertahankan hasil pemeringkatan MTN V, tidak lebih rendah dari AA+ (idn); dan
d. Maintain the result of MTN V rating, which should not be not lower than AA+ (idn); and
e.
Menjaga komposisi pemegang saham Perusahaan dimana BII atau Perusahaan afiliasinya memegang kepemilikan saham Perusahaan minimal 99% dari modal disetor dan ditempatkan.
e. Maintain the composition of the Company’s shareholders whereby BII or its affiliates hold the Company’s share ownership at least 99% of issued and paid up capital.
52
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM - TERM NOTES (lanjutan) b.
14. MEDIUM - TERM NOTES (continued)
Medium - term notes (MTN) V (lanjutan)
b.
Medium - term notes (MTN) V (continued)
MTN V BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V (Catatan 6).
MTN V BII Finance is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 60% of total principal amount of the MTN V (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan penerbitan MTN V.
As of December 31, 2013 the Company has complied with all important covenants as required in the terms of issuance of MTN V.
15. UTANG OBLIGASI
15. BONDS PAYABLE 2013
Wali amanat/ Arranger
Peringkat/ Rating
Jatuh tempo/ Maturity
Jangka waktu (bulan)/ Tenor (in months)
Suku bunga per tahun/ Interest rate per annum
Jumlah/ Total
Rupiah Pihak ketiga Obligasi I BII Finance Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap Seri B
Seri C
Rupiah Third parties Bonds I BII Finance Year 2012 with Fixed Interest Rates PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
AA+ (idn)
7 Juni/ June 7, 2015
36
7,90%
381.000
Series B
AA+ (idn)
7 Juni/ June 7, 2016
48
8,00%
143.000
Series C
Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A
Seri B
Bonds II BII Finance Year 2013 with Fixed Interest Rates PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
AA+ (idn)
19 Juni/ June 19, 2016
36
7,75%
AA+ (idn)
19 Juni/ June 19, 2018
60
8,25%
Jumlah nilai nominal
775.000
525.000 1.824.000
Dikurangi: Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
(5.168)
Jumlah nilai tercatat
1.818.832
Series A
Series B Total nominal value Less: Unamortized bonds’ issuance cost Total carrying amount
2012
Wali amanat/ Arranger
Peringkat/ Rating
Jatuh tempo/ Maturity
Jangka waktu (bulan)/ Tenor (in months)
Suku bunga per tahun/ Interest rate per annum
Jumlah/ Total
Rupiah Pihak ketiga Obligasi I BII Finance Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A
Seri B
Seri C
Rupiah Third parties Bonds I BII Finance Year 2012 with Fixed Interest Rates PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
AA+ (idn)
12 Juni/ June 12, 2013
370 hari/days
6,50%
101.000
Series A
AA+ (idn)
7 Juni/ June 7, 2015
36
7,90%
381.000
Series B
AA+ (idn)
7 Juni/ June 7, 2016
48
8,00%
143.000
Jumlah nilai nominal
625.000
Dikurangi: Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
(2.564)
Jumlah nilai tercatat
622.436
53
Series C Total nominal value Less: Unamortized bonds’ issuance cost Total carrying amount
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan) a.
15. BONDS PAYABLE (continued)
OBLIGASI I BII FINANCE
a.
BOND I BII FINANCE
Pada tanggal 7 Juni 2012, Perusahaan menerbitkan obligasi I BII Finance Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap (Obligasi I) dengan nilai nominal sebesar Rp625.000, yang ditawarkan pada nilai nominal. Obligasi I ini merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp101.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 6,50% per tahun, Obligasi I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp381.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,90% per tahun dan Obligasi I Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp143.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8% per tahun.
On June 7, 2012, the Company issued Bonds I BII Finance Center year 2012 with fixed interest rate and nominal value amounting to Rp625,000 which were offered at par. These Bonds I are series bonds consisting of Bonds I Series A with nominal value of Rp101,000 and a fixed interest rate of 6.50% per annum, Bonds I Series B with nominal value of Rp 381,000 and a fixed interest rate of 7.90% per annum, and Bonds I Series C with nominal value of Rp143,000 and a fixed interest rate of 8% per annum.
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan dipergunakan sepenuhnya oleh Perusahaan, sebagai modal kerja usaha pembiayaan.
The proceed from bond offering, after deducting issuance cost, will be used by the Company as working capital for financing business.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 7 September 2012 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing adalah pada tanggal 12 Juni 2013 untuk Seri A, tanggal 7 Juni 2015 untuk Seri B dan tanggal 7 Juni 2016 untuk Seri C.
Interests on bonds are paid on a quarterly basis, starting from the issuance date, according to the payment date of each bond interest. The first interest payments were paid on September 7, 2012 and the last interest payment which are also the maturity date of the Bonds will be paid on June 12, 2013 for Series A, June 7, 2015 for Series B and June 7, 2016 for Series C.
Obligasi I BII Finance tahun 2012 seri A telah dilunasi pada tanggal 12 Juni 2013.
Bonds I BII Finance Series A was fully paid on June 12, 2013.
54
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan) a.
15. BONDS PAYABLE (continued)
OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan)
a.
BOND I BII FINANCE (continued)
Persyaratan dalam Obligasi I BII Finance Center Tahun 2012 dengan tingkat suku bunga tetap adalah sebagai berikut:
The covenants on Bonds I PT BII Finance Center Year 2012 with fixed interest rate are as follows:
a.
Tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan-tindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan, melakukan pembayaran lain pada tahun buku Perusahaan selama Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terhutang; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 30% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya seharihari; dan melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen utang lain yang sejenis dengan obligasi dengan jaminan preferen yang memiliki rasio jaminan lebih tinggi.
a.
Without the written consent from the trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination, which will have a negative effect to the Company, making other payment in the period where the Company has not paid any payable amount; provides loan to the affiliated party for more than 30% of Company’s equity; changing the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; transfer assets of the Company with the value of the transaction exceeding 40% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-to-day operation; issuing bonds or other similar debt instruments with higher preference collateral ratio.
b.
Perusahaan berkewajiban antara lain:
b.
The Company is required to fulfill the following requirements:
I. Memastikan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 (sepuluh berbanding satu) dalam laporan keuangan tahunan Perusahaan yang telah diaudit atau laporan keuangan semesteran yang terakhir.
I.
Ensure that the Debt to Equity Ratio is maximum of 10:1 as reflected in the Company’s audited annual financial statements or halfyear financial statements.
II. Mempertahankan jaminan agar nilainya selalu sekurang-kurangnya sebesar 60% dari nilai nominal obligasi. Apabila nilai jaminan kurang dari 60% dari nilai nominal obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan sehingga lebih rendah dari rating yang ditentukan dalam butir IV maka Perusahaan wajib menyetorkan kekurangannya dengan uang tunai.
II.
Maintain the value of collateral at minimum of 60% of the bonds nominal value. If the value of collateral was less than 60% of bonds nominal value or in case of decreasing in rating less than the rating as stipulated in point IV, the Company has to pay the deficit with cash.
55
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan) a.
15. BONDS PAYABLE (continued)
OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan) b.
a.
BOND I BII FINANCE (continued)
lain
b. The Company is required to fulfill the following requirements (continued):
III. Mempertahankan hasil pemeringkatan obligasi, tidak lebih rendah dari hasil pemeringkatan pada saat emisi, yaitu AA+(idn).
III. Maintain the result of bonds rating, which is not lower than result at the time of bonds issuance, which was AA+(idn).
IV. Apabila hasil pemeringkatan mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan: • Menjadi id AA dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 70% dari nilai pokok obligasi. • Menjadi id AA- dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 80% dari nilai pokok obligasi.
IV.
V.
Perusahaan berkewajiban mengganti piutang baru apabila piutang yang dijaminkan sudah lunas atau jatuh tempo dengan piutang yang nilainya sekurang-kurangnya setara dengan piutang yang digantikan.
V. The Company has to replace with new receivables if the receivable pledged has been settled whose value should be at a minimum amount equivalent to the amount of receivable replaced.
VI. Melakukan pelunasan pokok obligasi apabila PT Bank Internasional Indonesia Tbk, baik langsung maupun tidak langsung, dari waktu ke waktu tidak lagi merupakan pemegang saham mayoritas lebih dari 50% dari seluruh saham yang dikeluarkan Perusahaan dan tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali dari Perusahaan.
VI. The Company has to make full settlement of the bonds principal repayment when PT Bank Internasional Indonesia Tbk, either direct or indirect, from the time to time, is no longer the Company’s majority shareholder of more than 50% of all of the Company’s issued share capital and is no longer become the Company’s controlling shareholder.
Perusahaan (lanjutan):
berkewajiban
antara
56
If the result of the rating decreases and the result of the rating will: •
Become id AA from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by rating company besides PT Fitch Rating Indonesia, the Company has an obligation to top-up minimum additional collateral to become at 70% of bonds principal amount.
•
Become id AA- from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by rating agency other than PT Fitch Ratings Indonesia, the Company has an obligation to top-up a minimum of additional collateral to become 80% of bonds principal.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
a. OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan)
a.
BOND I BII FINANCE (continued)
Obligasi I BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 60% dari jumlah nilai nominal obligasi (Catatan 6).
Bond I BII Finance is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 60% of total nominal value of the bonds (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan yang diberikan terkait penerbitan utang obligasi tersebut di atas.
As of December 31, 2013 and 2012, the Company has complied with all important covenants required related to the issuance of bonds payable.
b. OBLIGASI II BII FINANCE
b.
BOND II BII FINANCE
Pada tanggal 19 Juni 2013, Perusahaan menerbitkan Obligasi II BII Finance Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap (Obligasi II) dengan nilai nominal sebesar Rp1.300.000, yang ditawarkan pada nilai nominal. Obligasi II ini merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi II Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp775.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,75% per tahun, Obligasi II Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp525.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,25% per tahun.
On June 19, 2013, the Company issued Bonds II BII Finance year 2013 with fixed interest rate with nominal value amounting to Rp1,300,000 which were offered at par. These Bonds II are series bonds consisting of Bonds II Series A with nominal value of Rp775,000 and a fixed interest rate of 7.75% per annum, Bonds II Series B with a nominal value of Rp525,000 and a fixed interest rate of 8.25% per annum.
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan dipergunakan sepenuhnya oleh Perusahaan, sebagai modal kerja usaha pembiayaan.
The proceed from bond offering, after deducting issuance cost, will be used by the Company as working capital for financing business.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 19 September 2013 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing adalah pada tanggal 19 Juni 2016 untuk Seri A dan tanggal 19 Juni 2018 untuk Seri B.
Interest on bonds is paid on a quarterly basis, starting from the issuance date. The first bonds interest payment was paid on September 19, 2013 and the last bonds interest and principal payment will be paid on June 19, 2016 for Series A and June 19, 2018 for Series B.
Obligasi II ini dijamin dengan piutang berupa piutang pembiayaan konsumen dan/atau sewa guna usaha dan/atau piutang lain yang timbul sehubungan dengan kegiatan usaha yang dilakukan Perusahaan yang belum jatuh tempo atau tidak tertunggak pembayarannya lebih dari jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah angsuran terakhir jatuh tempo, dengan nilai jaminan sekurangkurangnya sebesar 50% dari pokok obligasi.
Bonds II are secured by the fiduciary transfers in form of consumer financing and/or finance lease, and/or other current receivables in connection with the Company activities conducted by entity which has not matured or overdue more than 90 (ninety) days after the last installment with the collateral value minimum of 50% of the amount of bonds principal.
57
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
b. OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan)
b.
BOND II BII FINANCE (continued)
Persyaratan dalam Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan tingkat suku bunga tetap adalah sebagai berikut:
The covenants of Bonds II BII Finance Year 2013 with fixed interest rate are as follows:
a.
Tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan-tindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan, melakukan pembayaran lain pada tahun buku Perusahaan selama Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terhutang; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 30% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya seharihari; dan melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen utang lain yang sejenis dengan obligasi dengan jaminan preferen yang memiliki rasio jaminan lebih tinggi.
a.
Without the written consent from the Trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination, which will have a negative effect to the Company, making other payment in the period as long as the Company has not paid any payable amount; provides loan to the affiliated party for more than 30% of Company’s equity; change the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; transfer assets of the Company with the value of the transaction exceeding 40% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-today operation; issuing bonds or other similar debt instruments with higher preference collateral ratio.
b.
Mempertahankan jaminan agar nilainya selalu sekurang-kurangnya sebesar 50% dari nilai nominal obligasi. Apabila nilai jaminan kurang dari 50% dari nilai nominal obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan sehingga lebih rendah dari rating yang ditentukan maka Perusahaan wajib menyetorkan kekurangannya dengan uang tunai.
b.
Maintain the value of collateral at minimum of 50% of the bonds nominal value. If the value of collateral was less than 50% of bonds nominal value or in case of decreasing in rating less than the required rating, the Company has to pay the deficit with cash.
c.
Memastikan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 (sepuluh berbanding satu) dalam laporan keuangan tahunan Perusahaan yang telah diaudit atau laporan keuangan semesteran yang terakhir.
c.
Ensure that the Debt to Equity Ratio is maximum of 10:1 as reflected in the Company’s audited annual financial statements or half-year financial statements.
58
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (Continued)
b. OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan)
b.
BOND II BII FINANCE (continued)
Persyaratan dalam Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan tingkat suku bunga tetap adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The covenants on Bonds II BII Finance Year 2013 with fixed interest rate are as follows: (continued)
d.
d.
Mempertahankan hasil pemeringkatan obligasi, tidak lebih rendah dari hasil pemeringkatan pada saat emisi, yaitu AA+ (idn). Apabila hasil pemeringkatan mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan:
Maintain the result of bonds rating, which should not be lower than result at the time of bonds issuance, which was AA+ (idn). If the result of the rating decreases and the result of the rating will:
I. Menjadi id AA dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 60% dari nilai pokok obligasi.
I. Become id AA from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by rating company besides PT Fitch Rating Indonesia, the Company has an obligation to top-up a minimum of additional collateral to become at 60% of bonds principal amount.
II. Menjadi id AA- dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 70% dari nilai pokok obligasi.
II. Become id AA- from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by other rating agency other than PT Fitch Ratings Indonesia, the Company has an obligation to top-up a minimum of additional collateral to become 70% of bonds principal.
e.
Perusahaan berkewajiban mengganti piutang baru apabila piutang yang dijaminkan sudah lunas atau jatuh tempo dengan piutang yang nilainya sekurangkurangnya setara dengan piutang yang digantikan.
e.
The Company has to replace with new receivables if the receivable pledged has been settled whose value should be at a minimum amount equivalent to the amount of receivable replaced.
f.
Melakukan pelunasan pokok obligasi apabila PT Bank Internasional Indonesia Tbk, baik langsung maupun tidak langsung, dari waktu ke waktu tidak lagi merupakan pemegang saham mayoritas lebih dari 50% dari seluruh saham yang dikeluarkan Perusahaan dan tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali dari Perusahaan.
f.
The Company has to make full settlement of the bonds principal when PT Bank Internasional Indonesia Tbk, either direct or indirect, from the time to time, is not the Company’s majority shareholder of more than 50% of all of the Company’s shares issued and is no longer become the Company’s controlling shareholder.
59
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan) b.
15. BONDS PAYABLE (continued)
OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan)
b.
BOND II BII FINANCE (continued)
Obligasi II BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah nilai nominal obligasi (Catatan 6).
Bond II BII Finance is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 50% of total nominal value of the obligation (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan yang diberikan terkait penerbitan utang obligasi tersebut di atas.
As of December 31, 2013, the Company has complied with all important covenants required related to the issuance of bonds payable.
16. UTANG LAIN-LAIN
16. OTHERS PAYABLES 2013
Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Sub-total Pihak ketiga PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk Suspense account PT Asuransi Central Asia Tbk Uang muka pelanggan PT ACE Jaya Proteksi PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lainnya Sub-total Total
2012
4.654
10.425
4.654
10.425
29.030 16.643 12.391 7.766 7.734 3.061 1.461 5.585
41.858 6.535 7.128 2.522 887 5.500 7.048 7.480
83.671
78.958
88.325
89.383
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
17. LIABILITY BENEFITS
Related party (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Sub-total Third parties PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk Suspense account PT Asuransi Central Asia Tbk Customer advance PT ACE Jaya Proteksi PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Others Sub-total Total
FOR
POST-EMPLOYMENT
Perusahaan menghitung imbalan pasca-kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003.
The Company calculates defined post-employment defined benefit according to the Labor Law No.13/2003.
Perusahaan mencatat liabilitas imbalan pasca-kerja untuk tahun 2013 dan 2012 berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) dan PT Dian Artha Tama, yang dalam laporannya masing-masing tertanggal 9 Januari 2014 dan 21 Januari 2013.
The Company accrued the liability for postemployment benefits for year 2013 and 2012 based on the independent actuarial calculation prepared by PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) and PT Dian Artha Tama, in its reports dated January 9, 2014 and January 21, 2013.
60
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
17. LIABILITY FOR BENEFITS (continued)
Post-employment benefits (reversal)/expense recognized in statement of comprehensive income are as follows:
(Pemulihan)/beban imbalan pasca-kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah:
2013
2012
Biaya bunga Biaya jasa kini Rugi (laba) neto aktuaria tahun berjalan Plan amendment Lainnya
416 1.294
516 2.100
70 (4.219) -
(33) 6.375
Neto
(2.439)
8.958
2013
Net
2012
7.669 (1.013)
11.160 (1.867)
6.656
9.293
Neto
2013
Net
2012
9.293
498
(2.439)
8.958
(198)
Liabilitas imbalan pasca-kerja akhir tahun
Present value of post-employement benefits obligation, net Unrecognized actuarial losses, net
Movements in the balance of the net estimated liabilities for post-employment benefits
Mutasi saldo estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja neto
Liabilitas imbalan pasca-kerja, awal tahun (Pemulihan)/beban imbalan pasca-kerja pada tahun berjalan Pembayaran imbalan pasca-kerja selama tahun berjalan
Interest cost Current service cost Net actuarial loss (gain) recognized during the year Plan amendment Others
Details of the net liabilities for post-employement benefits
Rincian liabilitas imbalan pasca-kerja neto
Nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja neto Rugi aktuaria yang belum diakui, neto
POST-EMPLOYMENT
(163)
6.656
9.293
Obligation for post-employment benefit, begining of year Post-employment benefit (reversal)/expense Payment of employees’ benefit during the current year Obligation for post-employment benefits end of year
Movements in the balance of the present value of post-employment benefit obligation
Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja 2013
2012
Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Imbalan yang dibayar Beban jasa lalu (Laba) rugi neto aktuaria
11.160 1.294 416 (198) (4.219) (784)
Nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
7.669
61
8.601 2.100 516 (163) 106 11.160
Begining balance Current service cost Interest cost Benefit paid Past service cost Net actuarial (gain) loss Present value of post-employment benefit obligation
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
17. LIABILITY FOR BENEFITS (continued)
The main assumption used in determining the expense and liabilities of post-employment benefit by PT Sentra Jasa Aktuatria (Biro Pusat Aktuaria) and PT Dian Artha Tama, independent actuaries are as follows:
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan estimasi biaya dan liabilitas imbalan pasca-kerja oleh PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria) dan PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, adalah sebagai berikut: 2013 Usia pensiun normal Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji tahunan Tingkat pengunduran diri karyawan tahunan Referensi tingkat kematian
2012
55 8,50% 7,00%
55 6,00% 6,00%
Retirement age Discount rate Future annual salary increase
11,00% TMI II
5,00% Commissioners Standards Ordinary - 1980
Annual employee turnover Mortality rate reference
A one percentage point change in the assumed rate of increase in discount rate would have the following effect:
Perubahan satu poin presentase dalam tingkat yang diasumsikan terhadap kenaikan tingkat diskonto akan memiliki dampak sebagai berikut: 2013
Kenaikan/ Increase Dampak pada biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak pada nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
2012
Penurunan/ Decrease
Penurunan/ Decrease
(146)
199
(233)
930
(795)
965
(1.142)
Effect on the current service cost and interest cost Effect on present value of postemployment benefit obligations
18. TAXATION Income taxes payables:
Utang pajak penghasilan: 2013
Total
Kenaikan/ Increase
173
18. PERPAJAKAN
Pajak penghasilan: Pasal 29 Pasal 25 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 4 (2)
POST-EMPLOYMENT
2012
5.270 6.158 1.499 247 2
22.250 3.413 768 143 -
Income tax: Article 29 Article 25 Article 21 Article 23 Article 4 (2)
13.176
26.574
Total
62
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued) A reconciliation between income before income tax expense, as shown in the statements of comprehensive income, and estimated taxable income for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 Laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif Beda temporer Beban imbalan pasca-kerja Cadangan gratifikasi dan remunerasi Penyusutan aset tetap Piutang karyawan Beban pemasaran
2012
277.249
204.320
(2.637)
9.391
8.473 (5.899) 6.793
11.371 2.693 (485) (4.024)
6.730
18.946
Beda tetap Penghasilan bunga Piutang karyawan Biaya perjamuan Beban lain-lain
(2.689) 130 1.372
(2.846) 693 889 1.642
Total
(1.187)
Total
Laba kena pajak
282.792
2013 Laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku Efek pendapatan pajak dari beda tetap
Income before income tax expense as shown in the statement of comprehensive income Temporary differences Employee benefit expenses Provision for gratification and remuneration Depreciation of fixed assets Employee receivables Marketing expenses Total Permanent differences Interest income Employee receivables Entertainment expenses Other expenses
378
Total
223.644
Taxable income
2012
277.249
204.320
69.312
51.080
(296)
Income before income tax expense as shown in statement of comprehensive income
95
Tax expense at the applicable tax rate Effect of income tax from permanent differences
Beban pajak penghasilan
69.016
51.175
Income tax expense
Beban pajak penghasilan: Pajak kini Pajak tangguhan
70.698 (1.682)
55.911 (4.736)
Income tax expense: Current Deferred
Total
69.016
51.175
63
Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued) As of December 31, 2013 and 2012, the details of deferred tax assets and liabilities are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2013
Saldo awal/ Beginning balance
Beban (manfaat) pajak tangguhan)/ Deferred tax expenses (income)
Saldo akhir/ Ending balance
Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Cadangan biaya promosi
2.323 328
(659) (1.475)
1.664 (1.147)
4.549 389
2.118 1.698
6.667 2.087
Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Provision for promotion expenses
Total
7.589
1.682
9.271
Total
Saldo awal/ Beginning balance
Beban(manfaat) pajak tangguhan/ Deferred tax expenses (income)
(25) (345)
2.348 673
2.323 328
2012
Saldo akhir/ Ending balance
Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Cadangan biaya promosi Piutang karyawan
1.707 1.395 121
2.842 (1.006) (121)
4.549 389 -
Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Provision for promotion expenses Employee receivables
Total
2.853
4.736
7.589
Total
Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak untuk tahun fiskal 1995 hingga 2007. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.
Under the prevailing Taxation Laws of Indonesia, the Company calculates, determines and pays its tax payable based on self-assessment. The Director General of Taxes (DGT) may assess or amend taxes within ten years from the time the tax becomes due for the year 1995 up to 2007. There are new rules applicable to the fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years from the time the tax becomes due.
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 akan menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Badan.
The income tax calculation for the year ended December 31, 2013 will be used as a basis in the filling Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah dilaporkan dalam SPT Pajak Penghasilan yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
The income tax calculation for the year ended December 31, 2012 has been reported in the Annual Corporate Income Tax Return submitted to the Tax Office.
64
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. MODAL SAHAM
19. CAPITAL STOCK The Company’s shareholders and their share ownerships as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Rincian pemegang saham Perusahaan dan kepemilikan sahamnya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah saham/ Number of shares
Total (dalam nilai penuh)/ Total (in full amount)
Stockholders
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
32.369.999
99,99%
32.369.999.000
1
0,01%
1.000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi karyawan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Total
32.370.000
100,00%
32.370.000.000
Total
20. PENGGUNAAN LABA BERSIH
20. APPROPRIATION OF NET INCOME
Berdasarkan Resolusi Pemegang Saham pada tanggal 29 Juni 2012, para pemegang saham menyetujui penggunaan saldo laba sebagai cadangan umum sebesar Rp3.050.
Based on Shareholder’s Resolution on June 29, 2012, the shareholders agreed to allocate the retained earnings to general reserve amounting to Rp3,050.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Perusahaan telah membentuk cadangan umum sejumlah Rp6.500 sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-Undang No.40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perusahaan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut.
As of December 31, 2013 and 2012, the Company has provided a general reserve amounting to Rp6,500 in accordance with Law of the Republic of Indonesia No.1/1995 which had been replaced with the Law No.40/2007 effective on 16 August 2007 regarding Limited Liability Company, which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be provided.
21. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
21. CONSUMER FINANCING INCOME 2013
Pendapatan pembiayaan konsumenbruto Hak-hak bank berhubungan dengan transaksi pembiayaan bersama Total pendapatan pembiayaan konsumen - neto
2012
1.386.819
1.313.589
(509.559)
(704.178)
877.260
609.411
Consumer financing income-gross Bank’s rights on such income relating to the joint financing Total consumer financing income-net
For the years ended December 31, 2013 and 2012, amortization of transaction costs which were recognized as consumer financing income amounted to Rp504,428 and Rp346,213, respectively.
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp504.428 dan Rp346.213.
65
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22. PENDAPATAN BUNGA
22. INTEREST INCOME Interest income consists of interest income from time deposit and current accounts. The amount of interest income received from related parties totaled Rp2,605 and Rp1,781 for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively (Note 30).
Penghasilan bunga terdiri dari penghasilan bunga dari deposito berjangka dan jasa giro. Jumlah penghasilan bunga yang diterima dari pihak berelasi sebesar Rp2.605 dan Rp1.781 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Catatan 30). 23. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
23. LEASING INCOME Leasing income which is derived from related parties is Rp64 and Rp82 for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively (Note 30).
Pendapatan sewa pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi masing-masing sebesar Rp64 dan Rp82 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Catatan 30). 24. PENGHASILAN LAIN-LAIN
24. OTHER INCOME 2013
2012
Keuntungan atas penjualan aset tetap (Catatan 9) Penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan Lainnya
747
452
1.925 335
455 1.655
Gain on sale of fixed assets (Note 9) Recovery income from loan written off Others
Total
3.007
2.562
Total
25. BEBAN TENAGA KERJA
25. EMPLOYEE EXPENSES 2013
2012
Gaji dan tunjangan Gratifikasi dan remunerasi Tunjangan insentif Lainnya
41.077 17.018 11.044 5.348
29.566 17.981 8.027 17.093
Salaries and benefits Gratification and remuneration Incentives Other
Total
74.487
72.667
Total
26. BEBAN PENDANAAN
26. FINANCING EXPENSES 2013
Medium-term notes Utang bank Utang obligasi Total
2012
24.290 50.955 99.541
39.871 27.125 21.977
Medium-term notes Bank loan Bonds Payable
174.786
88.973
Total
27. BEBAN PEMASARAN
27. MARKETING EXPENSES 2013
2012
Insentif pemasaran Beban promosi lainnya
285.976 25.971
193.249 18.633
Marketing incentives Other promotion expenses
Total
311.947
211.882
Total
66
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. BEBAN LAIN-LAIN
28. OTHER EXPENSES 2013
2012
Beban pemeliharaan Beban sewa Beban pemeliharaan komputer Beban pemeliharaan gedung Beban pemeliharaan kendaraan Beban lainnya
3.134 965 615 355 1.640
2.733 972 521 277 1.995
Maintenance expense Rentals Computer maintenance expense Building maintenance expense Vehicle maintenance expense Other expense
Sub-total
6.709
6.498
Sub-total
Beban umum dan administrasi Beban notaris Beban premi asuransi Beban komunikasi Beban transportasi Beban persediaan kantor Beban air dan listrik Beban jasa profesional Beban pajak Beban lainnya
4.901 4.265 4.002 3.918 2.570 1.858 1.677 82 7.428
293 3.380 3.516 3.638 1.915 1.493 753 188 4.540
General and administration expense Notarial expense Insurance premium expense Communication expense Transportation expense Office supplies Water and electricity Professional service fee Tax expense Other expense
30.701
19.716
Sub-total
1.192
1.274
107 285 309
155 66 296
Non operating expense Training fee Allowance for house and furnitures Meeting expense Other expense
1.893
1.791
Sub-total
39.303
28.005
Total
Sub-total Beban non operasional Beban pelatihan Beban tunjangan sewa rumah dan perabotan Beban rapat kerja Beban lainnya Sub-total Total
29. LABA PER SAHAM DASAR
29. BASIC EARNINGS PER SHARE 2013
Laba tahun berjalan Jumlah rata-rata tertimbang saham (lembar) Laba per saham dasar (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
2012
208.233
153.145
Income for the year
32.370.000
32.370.000
Weighted average common share (share)
6.433
4.732
Earnings per share (Expressed in full amount of Rupiah)
67
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI
30. TRANSACTIONS AND RELATED PARTIES
WITH
In the normal course of business, the Company is engaged in transactions with related parties. The related parties and nature of relationships and nature of transactions are as follows:
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Pihak-pihak berelasi, sifat dari hubungan, dan sifat dari transaksi adalah sebagai berikut: Pihak berelasi/ Related parties
BALANCES
Sifat dari hubungan/ Nature of relationship
Sifat dari transaksi/ Nature of transaction
PT Bank Internasional Indonesia Pemegang saham mayoritas Perusahaan/The majority shareholder Tbk (BII) of the Company
Rekening giro dan deposito berjangka/Current accounts and time deposits, sewa ruangan/room rent, perjanjian pembiayaan bersama/ joint financing, piutang sewa pembiayaan/finance lease receivables, pendapatan bunga/interest income, beban pendanaan/financing cost.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)
Hubungan entitas pengendali dengan Perusahaan/Under common ownership as with the Company
Fasilitas pembiayaan kendaraan/Consumer facilities-vehicles.
konsumen financing
Dewan Komisaris dan Direksi/ Board of Comissioners and Directors
Manajemen kunci/Key management
Perusahaan menyediakan imbalan dan manfaat berupa gaji dan kesejahteraan, serta imbalan pasca kerja/The Company provides salary and benefits, also post employment benefit.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:
In performing its business, the Company engages in certain transactions with the related parties. Those transactions included:
a.
a. The Company provides compensation and benefits for the Board of Commissioners and Directors as follows:
Perusahaan menyediakan kompensasi dan manfaat kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut: 2013 Dewan Komisaris Gaji dan tunjangan Direksi Gaji dan tunjangan Beban imbalan pascakerja Total
2012
125
511
Board of Commissioners Salaries and benefit Board of Directors Salaries and benefit Post-employment benefit expense
6.832
6.781
Total
637
583
6.070
5.687
68
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan)
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
WITH
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain: (lanjutan)
In performing its business, the Company engages in certain transactions with the related parties. Those transactions included: (continued)
b.
b.
Perusahaan memperoleh pendapatan sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dari pihak berelasi. Rincian mengenai pendapatan sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen serta piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dari transaksi pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2013
The Company obtained financing lease income and consumer financing income from the related parties. The detail explains about financing lease income, consumer income, finance leases, and consumer finance receivable from related parties are as follows:
2012
Pendapatan sewa pembiayaan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 23) Pendapatan pembiayaan konsumen PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Catatan 21)
64
82
2.347
2.886
Financing lease income PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 23) Consumer finance income PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Note 21)
Total
2.411
2.968
Total
0,27%
0,48%
Percentage to total revenue
Persentase terhadap total pendapatan Piutang sewa pembiayaan-neto PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 5) Piutang pembiayaan konsumen-neto PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Catatan 6)
374
517
9.132
12.030
Finance lease receivables -net PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 5) Consumer finance receivable-net PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Note 6)
Total
9.506
12.547
Total
0,29%
0,59%
Percentage to total assets
Persentase terhadap total aset
69
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan) c.
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
c. The Company obtained interest income from the related parties. The details regarding interest income and cash on hand and cash equivalent from the related parties as follows:
Perusahaan memperoleh pendapatan bunga dari pihak berelasi. Rincian mengenai pendapatan bunga dan kas dan setara kas dari transaksi pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2013 Pendapatan bunga PT Bank Internasional Indonesia Tbk Persentase terhadap total pendapatan
d.
2012
2.605
1.781
Interest income PT Bank Internasional Indonesia Tbk
0,29%
0,29%
Percentage to total revenues
8.438
2.577
Cash and cash equivalent (Note 4) PT Bank Internasional Indonesia Tbk
0,26%
0,12%
,
Kas dan setara kas (Catatan 4) PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Persentase terhadap total aset
2013
Total Persentase terhadap total beban Utang bank PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 11) Beban masih harus dibayar PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 13)
Percentage to total assets
d. The Company has financing expense, provision and commission expense to the related party. The details about financing expense, provision and commission expense, bank loan and accrued expense to the related parties are as follows:
Perusahaan memiliki beban pendanaan dan beban provisi dan komisi kepada pihak berelasi. Rincian mengenai beban pendanaan, beban provisi dan komisi, utang bank dan beban masih harus dibayar kepada pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Beban pendanaan PT Bank Internasional Indonesia Tbk Beban provisi dan komisi PT Bank Internasional Indonesia Tbk
WITH
2012
1.207
2.339
233
760
Financing expenses PT Bank Internasional Indonesia Tbk Provision and commission expenses PT Bank Internasional Indonesia Tbk
1.440
3.099
Total
0,23%
0,75%
Percentage to total expenses
-
72.000
-
341
Bank loans PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 11) Accrued expenses PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 13)
Total
-
72.341
Total
Persentase terhadap total liabilitas
-
4,06%
Percentage to total liabilities
70
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan) e.
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
e. The Company has engaged in joint financing with the related parties. The details of other payables with the related parties are as follows:
Perusahaan melakukan pembiayaan bersama dengan pihak berelasi. Rincian mengenai utang lain-lain dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2013 Utang lain-lain PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 16) Persentase terhadap total liabilitas
WITH
2012
4.654
10.425
Other payables PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 16)
0,17%
0,58%
Percentage to total liabilities
f.
Perusahaan memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan kunci untuk pemilikan kendaraan bermotor dengan suku bunga 0% (tanpa bunga) dengan jangka waktu 60 bulan. Piutang karyawan-neto kepada karyawan kunci untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp466 dan Rp770.
f.
g.
Perusahaan menggunakan fasilitas ruangan cabang-cabang BII dan dibebani biaya operasional. Beban lain-lain yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp93 dan Rpnihil.
g. The Company utilized room facility in BII’s branches which is charged for operating expenses. Other expenses paid to the related party for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounted Rp93 and Rpnil, respectively.
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
The Company provides borrowing facility to the key employees for vehicle ownership with 0% interest rate (non-interest) with terms of 60 months period. Employees receivables-net to the key employees for years ended December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp466 and Rp770, respectively.
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:
The main risks arising from Company’s financial instruments are interest rate risk, credit risk and liquidity risk. The Company has reviewed and agreed to the policies for managing each of these risks, which are described in details as follows:
Risiko Suku Bunga
Interest Rate Risk
Risiko suku bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Kebijakan Perusahaan mengatur penggunaan pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap (fixed rate) agar dapat menutup suku bunga yang dikenakan pada nasabah.
Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company’s policy is to manage its loan interest rate (cost of fund) using fixed interest rate in order to cover interest rate, which is charged to consumers.
71
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga.
The following table represents a breakdown of maturity dates of Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate.
31 Desember 2013/December 31, 2013 Suku Bunga Variabel/ Variable Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than >3-12 bulan/ 3 months >3-12 months Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain
Suku Bunga Tetap/ Fixed Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
>3-12 bulan/ >3-12 moths
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
22.327
-
-
-
13
-
65.758
-
65.771
-
-
22.346 -
256.246 3
2.642.375 506
191.486 -
3.112.453 509
Financial assets Cash and cash equivalent Finance leases receivables Consumer financing receivables Other receivables
22.327
-
22.359
256.249
2.708.639
191.486
3.201.060
Total
Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Medium-term notes Utang obligasi
150.000 -
-
5.556 2.277 -
2.245 -
267.766 199.812 1.818.832
-
423.322 4.522 199.812 1.818.832
Financial liabilities Bank loans Other payables Medium-term notes Bonds payable
Total
150.000
-
7.833
2.245
2.286.410
-
2.446.488
Total
(127.673)
-
14.526
254.004
422.229
191.486
754.572
Total-net
Total
Total-neto
-
-
-
-
22.327
31 Desember 2012/December 31, 2012 Suku Bunga Variabel/ Variable Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than >3-12 bulan/ 3 months >3-12 months Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Total Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Medium - term notes Utang obligasi Total Total-neto
Suku Bunga Tetap/ Fixed Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
>3-12 bulan/ >3-12 moths
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total Financial assets Cash and cash equivalent Finance leases receivables Consumer financing receivables Other receivables
11.003
-
-
-
-
-
11.003
-
-
32
-
49.950
-
49.982
-
-
2.069 -
177.038 10
1.823.441 814
-
2.002.548 824
11.003
-
2.101
177.048
1.874.205
-
2.064.357
Total Financial liabilities Bank loans Other payables Medium-term notes Bonds payable
-
-
152.000 6.317 -
91.986 6.231 100.771
398.945 299.741 521.665
-
642.931 12.548 299.741 622.436
-
-
158.317
198.988
1.220.351
-
1.577.656
Total
11.003
-
(156.216)
(21.940)
653.854
-
486.701
Total-net
72
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued)
Analisis Sensitivitas
Sensitivity analysis
Manajemen risiko tingkat suku bunga terhadap batas perubahan tingkat suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan terhadap beberapa skenario suku bunga baku maupun non-baku. Skenario baku yang dilakukan setiap bulan mencakup analisis kenaikan atau penurunan kurva imbal hasil sebesar 50 basis poin (bp).
The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of Company’s financial assets and liabilities to various standard and nonstandard interest rate scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 50 basis point (bp) parallel fall or rise in all yield curves.
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap pendapatan pembiayaan konsumen:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the consumer financing income: 2013
Kenaikan suku bunga Penurunan suku bunga
6.405 (6.405)
Increase in interest rate Decrease in interest rate
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the financing costs:
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap beban pendanaan: 2013 Kenaikan suku bunga Penurunan suku bunga
1.429 (1.429)
Increase in interest rate Decrease in interest rate
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko jika pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya dalam kontrak konsumen, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hati-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang yang tidak dapat ditagih.
Credit risk is the risk that a counterparty will not meet its obligations under a customer contract, leading to a financial loss. The Company has maintained prudent analysis and credit approval and also monitored receivable balances continuously in order to minimize the exposure to bad debts.
73
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dengan proses awal penerimaan aplikasi pembiayaan yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, dimana aplikasi pembiayaan akan melalui proses survei dan analisis pembiayaan untuk kemudian disetujui oleh komite kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Manajemen risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada:
The Company already has policy to deal with this risk. Starting with the initial process selective selection of application and implementation of prudent principle, whereby financing applications will go through the process of surveying and financing analysis which was then approved by the credit committee. The Company also implements Know Your Customer Implementation Principal Guidelines set out by the Minister of Finance Regulation No. 45/KMK.06/2003 dated January 30, 2003 on Know Your Customer Principals for Non-Bank Financial Institution that had been amended by Minister of Finance Regulation No. 74/ PMK.012/ 2006 dated August 31, 2006 and the Decision of Director General of Financial Institutions No. Kep-2833/LK/2003 dated May 12, 2003 on Know Your Customer for Non-Bank Financial Institution Application Guidelines. Management of credit risk include, but are not limited to:
1.
Menjaga agar eksposur kredit kepada setiap nasabah berada dalam limit yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai dengan perhitungan customer credit risk rating.
1. Maintaining credit exposure to each customer within the limits set for the client in line with the calculation of the customer’s credit risk rating.
2.
Memproses setiap pengajuan aplikasi pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan memperhatikan identifikasi risiko awal pada nasabah tersebut.
2. Processing every credit application in accordance with the applicable provisions and procedures and paying attention to the early identification of risks in the customer.
3.
Melakukan pengawasan dan review terhadap nasabah secara berkala dalam jangka waktu yang wajar serta melakukan analisis deteksi dini atas pembiayaan yang mengarah kepada pembiayaan bermasalah.
3. Monitoring and periodic review of the customers within a reasonable period of time and analysis for early detection of loans that may become uncollectible.
4.
Melakukan pengelolaan risiko kredit yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab.
4. Doing independent credit risk management with a clear authorization and responsibility.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Maximum exposure to credit risk
Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang pembiayaan konsumen, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.
Company’s exposure to credit risk mainly comes from the consumer financing receivables, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount.
Jaminan dan perlindungan kredit lainnya
Collateral and other credit enhancements
Nilai dan jenis jaminan yang dibutuhkan tergantung pada penilaian risiko kredit dari counterparty. Panduan tentang jenis jaminan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan.
The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters.
74
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Umumnya agunan diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (secondary source of repayment) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha atau pendapatan debitur.
Generally, collateral is required for all credits extended as a second source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations or income of the borrowers.
Agunan yang dapat diterima oleh Perusahaan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan yang dibiayai oleh Perusahaan.
Collaterals acceptable by the Company from debtor is the Certificate of Ownership of the vehicles financed by the Company.
Analisis konsentrasi risiko kredit
Concentration of credit risk analysis
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah debitur bergerak dari aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya samasama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Perusahaan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang konsumennya kebanyakan adalah perorangan dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.
The Company is currently engaged in consumer financing business which the customers are mainly individuals and they are not concentrated in the specific geographic region.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan:
The following table describes the amount of credit risk and its concentrated risk upon Company’s receivables:
2013
2012
Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Korporasi Individu
78.176
60.155
727.710 3.180.401
402.379 2.106.685
Finance lease receivables Consumer finance receivables Corporate Individual
Total
3.986.287
2.569.219
Total
75
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Informasi kualitas kredit belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The following table sets out the credit risk based on allowance for impairment losses assessments classification as of December 31, 2013 and 2012: 2013
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired
Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Total/ Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen -neto Piutang lain-lain
22.966 57.552
7.621
418
22.966 65.591
2.812.324 509
251.168 -
43.654 -
3.107.146 509
Financial Asset Cash and cash equivalent Finance lease receivables-net Consumer financing receivables -net Other receivables
Total
2.893.351
258.789
44.072
3.196.212
Total
2012 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired
Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen -neto Piutang lain-lain Total
Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
4.457 147.632
2.632
Total/ Total
824
-
-
824
Financial Asset Cash and cash equivalent Finance lease receivables-net Consumer financing receivables -net Other receivables
1.907.671
152.089
2.632
2.062.392
Total
11.865 45.492 1.849.490
11.865 49.949 1.999.754
The following table summarizes the aging analysis of consumer financing receivables and finance lease receivables which are past due but not impaired.
Tabel berikut menunjukkan aging analysis terhadap piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai. 2013 1-30 hari/days
31-60 hari/days
Total/Total
Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen-neto
6.379
1.242
7.621
Finance lease receivables-net
227.521
23.647
251.168
Consumer financing receivables-net
Total
233.900
24.889
258.789
Total
2012 1-30 hari/days
31-60 hari/days
Total/Total
Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen-neto
3.835
622
4.457
Finance lease receivables-net
137.454
10.178
147.632
Consumer financing receivables-net
Total
141.289
10.800
152.089
Total
76
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga memiliki kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah dalam bentuk fasilitas pinjaman untuk pembiayaan bersama (joint financing) maupun demand loan dan term loan.
Liquidity risk is a risk where the Company doesn’t have enough asset to meet its matured liability. The risk can be resolved by the Company because in giving consumer financing facility, besides using self financing, The Company also maintains partnership with several national banks and state-owned banks in the form of joint financing and demand loan and term loans.
Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
The Company also has an overdraft loan facility that can be withdrawn at any time to meet the working capital requirements.
Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 499% dan 529%. Rasio liabilitas terhadap total aset pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 83% dan 84%.
The Company’s Debt to Equity ratio on December 31, 2013 and 2012 was 499% and 529%, respectively. The Debt to Assets ratio at December 31, 2013 and 2012 was 83% and 84%, respectively.
Tabel dibawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan:
The table below shows the remaining contractual maturities of financial liabilites:
2013
Sampai dengan 1 bulan/ up to 1 month
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan/ More than 1 month up to 3 months
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan/ More than 3 months up to 12 months
_____________________________
Lebih dari 1 tahun s/d 5 tahun/ More than 1 year up to 5 years
Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years
Total/ Total
Liabillitas Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi
150.000 121.826 60.504 44.951 -
5.556 -
-
267.766 199.812 1.818.832
-
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other liabilitites Accrued expense Medium-term notes Bonds payable
Total
377.281
5.556
-
2.286.410
-
2.669.247
Total
77
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Tabel dibawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan: (lanjutan)
The table below shows the remaining contractual maturities of financial liabilites: (continued) 2012
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan/ More than 1 month up to 3 months
Sampai dengan 1 bulan/ up to 1 month
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan/ More than 3 months up to 12 months
_____________________________
Lebih dari 1 tahun s/d 5 tahun/ More than 1 year up to 5 years
Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years
Total/ Total
Liabillitas Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi
152.000 65.368 82.335 26.492 -
-
91.986 299.741 100.771
398.945 521.665
-
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other liabilitites Accrued expenses Medium-term notes Bonds payable
Total
326.195
-
492.498
920.610
-
1.739.303
Total
The table below summarizes the maturity profile of the Company’s financial assets and liabilities at December 31, 2013 and 2012, respectively, based on contractual payment:
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan pembayaran kontraktual: 2013 Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan/ More than 1 month up to 3 months
Sampai dengan 1 bulan/ up to 1 month
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan/ More than 3 months up to 12 months
_____________________________
Lebih dari 1 tahun s/d 5 tahun/ More than 1 year up to 5 years
Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years
Total/ Total
Aset Kas dan setara kas
Assets -
-
-
-
22.966
13
-
78.163
-
78.176
2.928 -
21.022 -
278.723 -
3.289.135 2
316.303 1.385
3.908.111 1.387
25.894
21.035
278.723
3.367.300
317.688
4.010.640
Total
Liabillitas Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Biaya yang masih harus Medium-term notes Utang obligasi
150.000 121.826 60.504 44.951 -
5.556 -
-
267.766 199.812 1.818.832
-
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other liabilities Accrued expense Medium-term notes Bonds payable
Total
377.281
5.556
-
2.286.410
-
2.669.247
Total
(351.387)
15.479
278.723
1.080.890
317.688
1.341.393
Maturity gap
Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Total
Perbedaan jatuh tempo
22.966 -
78
Cash and cash equivalent Finance lease receivables Consumer finance receivables Other receivables
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan pembayaran kontraktual: (lanjutan)
The table below summarizes the maturity profile of the Company’s financial assets and liabilities as of December 31, 2013 and 2012, respectively, based on contractual payment: (continued) 2012
Sampai dengan 1 bulan/ up to 1 month
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan/ More than 1 month up to 3 months
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan/ More than 3 months up to 12 months
_____________________________
Lebih dari 1 tahun s/d 5 tahun/ More than 1 year up to 5 years
Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years
Total/ Total
Aset
Assets
Kas dan dan setara kas
11.865
-
-
-
-
11.865
128
-
-
60.027
-
60.155
178.569 -
363 -
30.081 10
2.296.680 814
3.371 -
2.509.064 824
Total
190.562
363
30.091
2.357.521
3.371
2.581.908
Total
Liabillitas Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi
152.000 65.368 82.335 26.492 -
-
91.986 299.741 100.771
398.945 521.665
-
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other liabilities Accrued expenses Medium-term notes Bonds payable
Total
326.195
-
492.498
920.610
-
1.739.303
Total
(135.633)
363
(462.407)
1.436.911
3.371
842.605
Maturity gap
Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain
Perbedaan jatuh tempo
Cash and cash equivalent Finance lease receivables Consumer finance receivables Other receivables
The Company continually evaluates the effectiveness of standard operating systems and procedures to improve collection functions and increase the portfolio of joint financing to overcome the negative maturity gap.
Perusahaan senantiasa mengevaluasi efektifitas sistem operasi dan prosedur standar terhadap fungsi penagihan dan meningkatkan pembiayaan konsumen melalui joint financing untuk mengatasi negatif maturity gap yang ada. 32. INSTRUMEN KEUANGAN
32. FINANCIAL INSTRUMENTS
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
Nilai wajar kas dan setara kas dan beban masih harus dibayar mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
Fair value of cash and cash equivalent and accrued expenses approximate their carrying amounts due to short-term maturities of these instruments.
Nilai wajar dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain-pinjaman karyawan, utang bank, utang dealer, utang lainlain, MTN dan utang obligasi ditentukan menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Nilai wajar dari utang obligasi dinilai berdasarkan harga pasar.
The fair value of finance lease receivables consumer financing receivables, other receivables-loan to employees, bank loans, payables to dealers, other payables, MTN and bonds payables are determined by discounted cash flows using market interest rate as of December 31, 2013 and 2012. The fair value of bonds payables is calculated using market price.
79
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) The table below presents the classification of financial instruments as of December 31, 2013 and 2012:
Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012: 2013 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen-neto Piutang lain-lain
Biaya perolehan diamortisasi/ Amortized cost
Total nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
22.966 65.591
-
22.966 65.591
22.966 63.094
(i) (ii)
3.107.146 1.387
-
3.107.146 1.387
3.048.287 1.387
(ii) (i)
Financial assets Cash and cash equivalent Finance lease receivables-net Consumer financing receivables-net Other receivables
-
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
344.588 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
(ii) (i) (i) (i) (ii) (ii)
Financial liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-term notes Bond payables
Liabilitas keuangan Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi
2012 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen-neto Piutang lain-lain Liabilitas keuangan Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi
(i) (ii)
Biaya perolehan diamortisasi/ Amortized cost
Total nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
11.865 49.949
-
11.865 49.949
11.865 43.919
(i) (ii)
1.999.754 824
-
1.999.754 824
1.822.459 824
(ii) (i)
Financial assets Cash and cash equivalent Finance lease receivables-net Consumer financing receivables-net Other receivables
-
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
505.862 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
(ii) (i) (i) (i) (ii) (ii)
Financial liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-term notes Bonds payables
Nilai wajar mendekati nilai tercatatnya, karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek./ The fair values approximate their carrying values, as they will be due in the short term. Nilai wajar yang ditetapkan dengan arus kas masa depan yang didiskonto./ The fair value determined by discounted future cash flows.
80
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. INFORMASI SYARIAH
KEUANGAN
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
TAMBAHAN-UNIT
33. SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION -SHARIA UNIT
2013
2012
Aset
Assets
Kas di bank Piutang pembiayaan murabahah -bruto Marjin pembiayaan murabahah yang belum diakui Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang murabahah neto
1.342
966
82.017
123.376
Cash in banks
(2.152)
(4.399)
Murabahah financing receivable -gross Unearned murabahah financing income
(197)
(1.476)
Allowance for impairment losses
79.668
117.501
Murabahah receivable-net
Liabilitas Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar
Pendapatan Pendapatan margin murabahah Administrasi kredit murabahah Pendapatan lain-lain Beban Beban pendanaan Beban pemasaran Beban lain-lain (Pemulihan)/beban penyisihan penurunan nilai
Liabilities 65.473 75 29 419
70.683 3.256 1.162 445
9.578 5.377 6
2.626 1.353 2
7.193 2.883 168
2.261 746 142
(1.280)
1.476
34. MANAJEMEN MODAL
Bank loans Payable to dealers Other payables Accrued expenses
Income Murabahah income Murabahah credit administration Other income Expenses Financing expenses Marketing expenses Other expenses Impairment losses (reversal)/expense
34. CAPITAL MANAGEMENT
Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, sehingga Perusahaan tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham.
The Company’s objective in managing its capital is to keep the Company’s capability in maintaining its going concern, so that the Company could distribute the return to shareholders.
Dalam mengelola permodalan, Perusahaan melakukan analisa secara bulanan untuk memastikan bahwa Perusahaan tetap mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan yang diantaranya mengatur ketentuan sebagai berikut:
In managing capital, the Company conducts monthly analysis to ensure that the Company complies with the Regulation of the Ministry of Finance Republic of Indonesia No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 regarding Finance Companies which have some provisions as follows:
• Modal sendiri Perusahaan minimum sebesar
• The Company’s equity should be at a minimum 50% of paid-up capital,
50% dari modal disetor.
• Jumlah pinjaman yang dimiliki Perusahaan
• The amount of the Company’s loan to equity
dibandingkan modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan maksimum 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.
and subordinated loan deducted by investment is maximum 10 times, both for foreign and domestic loans.
81
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
34. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
34. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa Perusahaan akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan hidup, selain untuk memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.
The Company manages the capital risk to ensure going concern, in addition to maximizing the benefit of its shareholders through the optimization of the debt and equity balance.
Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang bank yang dijelaskan pada Catatan 11 dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan saldo laba yang dijelaskan pada Catatan 19.
The capital structure of the Company consists of bank loans described in Note 11 and equity comprising of issued and fully paid up capital and retained earnings described in Note 19.
Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Company's Board of Directors periodically review the Company's capitalization structure. As part of this review, the Board of Directors considers the cost of capital and the risks associated.
Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 adalah sebagai berikut:
Gearing ratio as of December 31, 2013 and 2012 calculated based on the regulation of the Ministry of Finance Republic of Indonesia regulation No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 are as follows:
2013 Pinjaman Modal Gearing ratio
2012
2.441.965 544.954
1.565.208 336.721
Borrowing Equity
4,48
4,65
Gearing ratio
35. PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERSAMA
35. JOINT FINANCING AGREEMENTS
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan BII tentang pemasaran fasilitas bersama pembiayaan kendaraan bermotor kepada debitur sejak tahun 2000 berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 23 Februari 2000 dan telah diperbaharui dan diperpanjang beberapa kali selama rentang waktu tahun 2000-2013.
The Company conducted a cooperation agreement with BII regarding the marketing activities of vehicle joint financing to debtors since year 2000 based on joint financing agreement dated on February 23, 2000 and was renewed for several times during year 2000 until 2013.
Pada tahun 2010, berdasarkan surat tanggal 16 Februari 2010 dan Perubahan Perjanjian Kerjasama Dalam Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor Secara Sindikasi tanggal 21 Juni 2010 dengan jumlah alokasi dana sebesar Rp2.950.155 dimana jumlah alokasi dana BII sebesar Rp2.950.000 dan alokasi dana Perusahaan sebesar Rp155. Perjanjian efektif per tanggal 31 Januari 2010 dan dapat digunakan hingga tanggal 31 Januari 2011.
In year 2010, based on letter dated February 16, 2010 and Change in Joint Financing Agreement in Syndicated Loan Facility dated June 21, 2010 with amount allocated amounted to Rp2,950,155 wherein the fund allocated by BII amounted to Rp2,950,000 and fund allocated to the Company was Rp155. These agreement was effective on January 31, 2010 until January 31, 2011.
82
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. PERJANJIAN (lanjutan) PT Bank (lanjutan)
PEMBIAYAAN
Internasional
Indonesia
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BERSAMA Tbk
35. JOINT FINANCING AGREEMENTS (continued)
(BII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (continued)
Pada tahun 2011, Perusahaan memperoleh beberapa surat perpanjangan perjanjian dan yang terakhir berdasarkan surat tanggal 22 Februari 2011 perihal Surat Persetujuan Kerjasama dimana perjanjian berlaku dari tanggal 31 Januari 2011 sampai dengan 31 Januari 2012. Surat perpanjangan ini dituangkan kedalam Perjanjian Pembiayaan Bersama Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor tanggal 26 September 2011 bersifat consumer finance without recourse, Perusahaan memperoleh alokasi dana dari BII sebesar Rp5.050.505 dengan rincian alokasi dana BII adalah sebesar Rp5.000.000 dan alokasi dana Perusahaan adalah sebesar Rp50.505 bersifat revolving dan jangka waktu kerjasama dari 31 Januari 2011 sampai dengan 31 Januari 2012, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 1% porsi Perusahaan dan 99% porsi BII. Tingkat suku bunga yang ditentukan oleh BII dalam kerjasama ini bersifat subject to review.
In year 2011, the Company has obtained the extension agreement with the last extension on February 22, 2011 regarding the joint financing approval letter which was valid on January 31, 2011 until January 31, 2012. These extension agreement letter stated in Joint Financing Vehicle Loan Facility Agreement dated September 26, 2011 in consumer finance without recourse. The Company has a fund allocation from BII amounting to Rp5,050,505 with the details of fund allocated by BII was Rp5,000,000 and fund allocated by the Company Rp50,505 in revolving and with the term of facility start at January 31, 2011 until January 31, 2012 is about 1% for the Company’s portion and 99% of BII’s portion. The interest rate set was subject to review.
Pada tahun 2012, berdasarkan surat tanggal 30 Januari 2012 perihal surat persetujuan kerja sama No. S.2012.078/Director 3 - Auto Loan dimana perjanjian berlaku dari tanggal 31 Januari 2012 sampai dengan 31 Januari 2013. Perusahaan memperoleh alokasi dana dari BII sebesar Rp5.500.000 dimana porsi pembiayaan adalah sebesar 1% porsi Perusahaan dan 99% porsi BII.
In year 2012, based on letter dated January 30, 2012 regarding joint financing approval letter No. S.2012.078/Director 3 - Auto Loan. This agreement is valid from January 31, 2012 up to January 31, 2013. The Company has a fund allocation from BII amounting to Rp5,500,000. The financing portion is 1% for the Company and 99% for BII.
Pada tahun 2013, Perusahaan memperoleh surat perpanjangan perjanjian kredit berdasarkan surat tanggal 7 Januari 2013 perihal Penambahan dan Perpanjangan Kerjasama Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dimana perjanjian berlaku dari tanggal 31 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2015. Surat perpanjangan ini dituangkan kedalam Perjanjian Pembiayaan Bersama Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor tanggal 14 Maret 2013 bersifat consumer finance with recourse. Perusahaan memperoleh alokasi dana dari BII sebesar Rp10.101.010 dengan rincian alokasi dana BII adalah sebesar Rp10.000.000 dan alokasi dana Perusahaan adalah sebesar Rp101.010 bersifat revolving dan jangka waktu kerjasama dari 31 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2015, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 1% porsi Perusahaan dan 99% porsi BII. Tingkat suku bunga yang ditentukan oleh BII dalam kerjasama ini bersifat subject to review.
In year 2013, the Company has obtained the extension agreement dated January 7, 2013 regarding the Additional and Extension Credit Agreement for Vehicles which was valid on January 31, 2013 until January 31, 2015. This extension agreement letter stated in Joint Financing Vehicle Loan Facility Agreement dated March 14, 2013 in consumer finance with recourse. The Company has a fund allocation from BII amounting to Rp10.101.010 with the details of fund allocated by BII was Rp10,000,000 and fund allocated by the Company Rp101,010 in revolving and with the term of facility start at January 31, 2013 until January 31, 2015 is about 1% for the Company’s portion and 99% of BII’s portion. The interest rate set was subject to review.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masingmasing sebesar Rp6.311.576 dan Rp4.313.115 pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The consumer financing principal amount under these joint financing agreement amounted to Rp6,311,576 and Rp4,313,115 as of December 31, 2013 and 2012, respectively. 83
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERSAMA (lanjutan)
35. JOINT FINANCING (continued)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama Kendaraan Bermotor tanggal 25 Juli 2011, Perusahaan memperoleh dana dari OCBC NISP dengan jumlah maksimum Rp1.000.000 dan bersifat consumer finance without recourse dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi OCBC NISP. Tingkat suku bunga yang diberlakukan OCBC NISP kepada Perusahaan bersifat subject to review.
Based on the Joint Financing agreement facility for vehicle dated July 25, 2011, the Company obtains financing from OCBC NISP with maximum amount of Rp1,000,000 and a without recourse consumer finance facility term up to December 31, 2011 where the joint financing portion is 5% for the Company’s portion and 95% for OCBC NISP’s portion. The interest rate given by OCBC NISP to the Company is subject to review interest rate.
Berdasarkan Perpanjangan Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama Kendaraan Bermotor tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan memperoleh dana dari OCBC NISP dengan jumlah maksimum Rp1.850.000 dan bersifat non revolving dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi OCBC NISP. Tingkat suku bunga yang diberlakukan OCBC NISP kepada Perusahaan adalah suku bunga (efektif) dalam rentang 7,98% 9,01% berdasarkan jangka waktunya.
Based on the renewal agreement regarding Joint Financing Facility dated January 10, 2012, the Company obtains a non revolving fund from OCBC NISP amounted to Rp1,850,000. The term of facility is up to December 31, 2012 with joint financing portion 5% for the Company and 95% for OCBC NISP. The interest rate given by OCBC NISP was effective interest rate which ranged from 7.98% - 9.01% based on its term.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masingmasing sebesar Rp294.899 dan Rp757.546 pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The principal amount of consumer finance related to joint financing facility is amounted to Rp294,899 and Rp757,546 as of December 31, 2013 and 2012, respectively.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
Pada tahun 2007, Perusahaan mengadakan pembiayaan bersama dengan Mandiri berdasarkan Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan (Joint Financing) No. 8 tanggal 27 Juni 2007 Perusahaan memperoleh alokasi dana sebesar Rp100.000 dimana porsi pembiayaan konsumen sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi Mandiri. Kerjasama berlaku sejak tanggal ditandatangani.
In 2007, Company entered into a joint financing agreement with Mandiri which based on Joint Financing Deed No. 8 dated June 27, 2007 for Providing the Financing Facility (Joint Financing), the Company received facility amounting to Rp100,000 and consumer financing portion was 5% for the Company and 95% for Mandiri. This joint financing is valid since agreement signing date.
84
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERSAMA (lanjutan) PT Bank (lanjutan)
Mandiri
(Persero)
Tbk
35. JOINT FINANCING (continued)
(Mandiri)
PT Bank Mandiri (continued)
(Persero) Tbk
(Mandiri)
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Penawaran Kerjasama tanggal 16 Maret 2011 dan Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan No. 10 tanggal 25 Maret 2011 Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan bersama sebesar maksimum Rp100.000 dengan sifat consumer finance with recourse. Jangka waktu perjanjian ini adalah 54 (lima puluh empat) bulan terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 24 September 2015, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi Mandiri. Tingkat suku bunga yang dikenakan Mandiri adalah bersifat tetap per penarikan sebesar 10,50% (mobil baru) dan 11% (mobil bekas) untuk tenor pinjaman 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun. Tingkat suku bunga untuk limit kerjasama yang belum ditarik adalah bersifat subject to review.
Based on Joint Financing Offering Letter dated on March 16, 2011 and Joint Financing Deed No. 10 dated March 25, 2011 for providing the financing facility, the Company received joint financing facility with maximum amount of Rp100,000 in the form of consumer finance with recourse. The term of facility is 54 (fifty four) months which started on March 25, 2011 until September 24, 2015. Joint financing portion was 5% portion for the Company and 95% portion for Mandiri. Interest rate set were fixed rate per withdrawal of 10.50% for new car and 11% for used car with 1 year, 2 years and 3 years facility periods. The interest rate for undrawn facility is subject to review.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masingmasing sebesar Rp1.008 dan Rp7.204 pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Total amount of principal financed with joint financing agreement amounted to Rp1,008 and Rp7,204 as of December 31, 2013 and 2012, respectively.
36. INFORMASI SEGMEN
36. SEGMENT INFORMATION Management monitors the operating results of its business units separately for the purpose of making decisions about resource allocation and performance assessment. Segment performance is evaluated based on operating profit or loss and is measured consistently with operating profit or loss in the financial statements. However, Company’s financing (including finance costs and finance income) and income taxes are managed on the Company’s basis and are not allocated to operating segments.
Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan. Namun, pendanaan Perusahaan (termasuk biaya pendanaan dan pendapatan pendanaan) dan pajak penghasilan dikelola secara Perusahan dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi.
85
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
36. SEGMENT INFORMATION (continued)
Segmen Geografis
Geographical segments
Seluruh aset Perusahan berlokasi di Indonesia. Tabel berikut menyajikan penjualan kepada pelanggan berdasarkan lokasi geografis pelanggan:
All of the Company’s assets are located in Indonesia. The following table presents sales to customers based on the geographical location of the customers: 2013
Kalimantan
Sulawesi
Jawa non Jabodetabek
Sumatera
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Penghasilan lain-lain
94.584 2 1.311 2.181 252
51.364 783 1.359 481
98.918 1.325 2.069 817
226.734 10 2.500 4.611 548
390.705 2.785 1.717 4.735 915
862.305 2.797 7.636 14.955 3.013
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
98.330
53.987
103.129
234.403
400.857
890.706
Total revenue
3.823
3.062
6.375
11.991
15.694
40.945
EXPENSES Employee expenses
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain
666 415
348 273
808 473
1.153 795
219 1.205
3.194 3.161
33.872 3.449
1 18.337 2.512
1 36.476 4.797
83.317 8.931
125.930 10.620
2 297.932 30.309
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
Total beban
42.225
24.533
48.930
106.187
153.668
375.543
Total expenses
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(234.034)
Unallocated expenses
(3.880)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak penghasilan
277.249
Income before income tax expense
Beban pajak penghasilan
(69.016)
Income tax expenses
Total laba komprehensif tahun berjalan
208.233
Total comprehensive income for the year
2012
Kalimantan
Sulawesi
Jawa non Jabodetabek
Sumatera
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Penghasilan lain-lain
49.236 1 262 536 401
39.883 223 430 549
95.564 1 477 717 89
149.162 6 751 1.199 448
271.587 2.966 141 1.097 1.075
605.432 2.974 1.854 3.979 2.562
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
50.436
41.085
96.848
151.566
276.866
616.801
Total revenue
2.315
2.113
5.918
8.758
11.398
30.502
EXPENSES Employee expenses
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain
4 271
71 241
140 345
174 473
8 1.095
397 2.425
1 17.309 1.561
13.109 1.385
1 34.791 3.492
49.362 4.651
85.905 6.179
2 200.476 17.268
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
Total beban
21.461
16.919
44.687
63.418
104.585
251.070
Total expenses
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(157.816)
Unallocated expenses
(3.595)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak Penghasilan
204.320
Income before income tax expense
Beban pajak
(51.175)
Income tax expenses
Total laba komprehensif tahun berjalan
153.145
86
Total comprehensive income for the year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
37. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN
37. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES Except as described on Notes 11, 12, 14 and 15, there is no contingent liability and significant commitments as of December 31, 2013 and 2012.
Selain yang telah dijelaskan pada Catatan 11, 12, 14 dan 15, tidak ada lagi liabilitas kontinjen dan komitmen signifikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
38. TANGGAL KEUANGAN
PENYELESAIAN
LAPORAN
38. COMPLETION STATEMENTS
OF
THE
FINANCIAL
The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements which were completed and authorized for issue on February 12, 2014.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit pada tanggal 12 Februari 2014.
87