ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA, MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR (SD) DI KECAMATAN BAJAWA, KABUPATEN NGADA Ermelinda Yosefa Awe Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Iklim Kerja, motivasi kerja dengan kinerja guru sekolah dasar (SD) di kecamatan Bajawa, kabupaten Ngada. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada yang berjumlah 366 orang. Sesuai dengan tabel Krejcie dan Morgan serta formula Wenwich banyaknya anggota sampel adalah 188 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto dengan teknik korelasioanl. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mengikuti pola Likert. Data dianalisis dengan analisis regresi ganda dengan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Iklim Kerja dengan kinerja guru, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru, 3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama–sama antara iklim Kerja dan motivasi kerja dengan kinerja guru. Dengan demikian ke dua faktor iklim kerja dan motivasi kerja dapat dijadikan prediktor tingkat kecenderungan kinerja guru sekolah dasar di kecamatan Bajawa, kabupaten Ngada. Kata Kunci : Iklim Kerja, Kinerja Guru, Motivasi Kerja Abstract This research intended to know the relation The working climate, Work Motivation with teascher perfomance in Bajawa District,Ngada Regency. This Reseacrh Population was from all Elementary School Teacher in Bajawa District,Ngada Regency which has 336 persons. Accordance with Krejcie and Morgan tabel with Wenwich formulation , the amount of sample member was taken from 188 persons. The way for using sample was done with simple random sample tecnic. This research used expost facto design with corelation technice. The collected data in this research used quetionnaire by following the Likert model. The data was analyzed used analysis multiple regresion with F-test. This Research shows that (1) found the positive and significant relation between The working climate with the Teacher Perfomance, 2) found the positive and significant relation between work motivation with teacher perfomance , (3) found the positive and significant relation together between the working climate, Work Motivation with the Teacher Perfomance. Thus, this three factor can become a predictor to tendency level of Elementary School Teacher Perfomance in Bajawa District, Ngada Regency. Keywords : Teacher Perfomance, The working climate , Work Motivation
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 33
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
PENDAHULUAN Pendidikan diharapkan memperoleh prioritas utama menuju terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumber daya manusia semestinya menjadi prioritas utama pembangunan, yang salah satunya dapat melalui pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas
tidak mungkin dapat dihasilkan oleh lembaga
pendidikan yang tidak bermutu. Bertolak dari kebijakan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di antaranya dengan meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan kualitas dan jumlah buku perpustakaan, meningkatkan fasilitas laboratorium, mengembangkan sarana pendidikan yang berbasis teknologi informatika serta mengembangkan manajemen sekolah Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, masalah peningkatan mutu pendidikan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Pidarta mengemukakan bahwa hambatan utama dalam pengembangan mutu pendidikan bukan pada aspek keuangan, tetapi pada aspek manajemen (1998: 20). Oleh karena itu dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen pendidikan. Sejalan dengan pernyataan itu, Hamalik menyatakan bahwa manajemen adalah kekuatan utama dalam organisasi untuk mengatur atau mengkoordinasikan kegiatan sub-sub sistem dan menghubungkannya dengan lingkungan. Manajemen merupakan suatu proses dimana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan satu dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu sistem menyeluruh untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Rendahnya mutu pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah manajemen pendidikan. Pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan di sekolah, merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap insan pendidikan utamanya guru yang merupakan garda terdepan dalam dunia pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Guru memiliki peran yang penting dan strategis, dan bertanggungjawab dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional. Usman (2009: 7) menyatakan bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik,
mengembangkan
mengajar, nilai-nilai
dan hidup,
melatih.
Mendidik
sedangkan
berarti
mengajar
meneruskan
berarti
dan
meneruskan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dengan demikian peranan guru sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, oleh karenanya peningkatan kinerja guru merupakan hal yang harus dilakukan agar dapat melakukan tugas dan fungsinya secara professional. Menurut permendiknas RI nomor 16 tahun 2007 menyebutkan bahwa standar kompetensi guru di-kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 34
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Guza, 2008: 410-411). Karena guru merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan yang sangat strategis
dan banyak mengambil peran dalam proses pendidikan persekolahan,
maka guru harus memiliki kualitas yang cukup memadai. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia di Indonesia sangat diperlukan untuk mengelola pendidikan. Manusia yang dibutuhkan tersebut adalah manusia terdidik dan bermutu. Untuk itu diperlukan pendidikan yang bermutu. Pendidikan menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat di luar pribadi guru. Di sisi lain, kinerja guru pun dipersoalkan ketika memperbincangkan masalah peningkatan mutu pendidikan. Kontroversi antara kondisi ideal yang harus dijalani guru sesuai harapan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dengan kenyataan yang terjadi di lapangan merupakan suatu hal yang perlu dan patut untuk dicermati secara mendalam tentang faktor penyebab munculnya dilema tersebut, sebab hanya dengan memahami faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru maka dapat dicarikan alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut bukan menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru melainkan mampu meningkatkan dan mendorong kinerja guru ke arah yang lebih baik sebab kinerja sebagai suatu sikap dan perilaku dapat meningkat dari waktu ke waktu. Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja guru adalah iklim kerja sekolah. Iklim kerja dalam penelitian ini merupakan perpaduan nilai-nilai, keyakinan, etika, asumsi-asumsi, pemahaman, dan harapan yang diyakini oleh anggota organisasi atau kelompok serta dijadikan pedoman bagi perilaku dan pemecahan masalah yang mereka hadapi. Adanya hubungan baik antar personal akan berpengaruh terhadap munculnya tingkah laku sosial. Hoy dan Miskel (dalam Arya, 2008:5), mengemukakan tiga unsur pokok yang mempengaruhi tingkah laku sosial, yaitu lembaga (tujuan institusi), kelompok (harapan-harapan kelompok), dan unsur individu (kebutuhan-kebutuhan individu). Ketiga unsur tersebut akan dapat mempengaruhi kinerja guru dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya akan dapat JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 35
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
meningkatkan hasil belajar yaitu meningkatnya prestasi belajar siswa. Motivasi kerja yang kondusif akan memberikan peluang dan menumbuhkan kreativitas dan inovasi dari para anggota organisasi untuak berinovasi lebih bebas untuk mencari cara-cara baru dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Faktor kedua yang mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Motivasi kerja dalam peneltian ini adalah keinginan dan dorongan guru dalam melaksanakan tugas, karena ada rangsangan untuk mencapai kebutuhan hidup yang lebih baik, mengacu pada teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal, (2) kebutuhan keselamtan (rasa aman), (3) kebutuhan berkelompok (sosial), (4) kebutuhan penghormatan, dan (5) kebutuhan aktualisasi diri. Namun kenyataan kinerja guru-guru masih rendah karena, pertama kompetensi kepribadiannya rendah. ini ditunjukan dengan masih adanya beberapa guru yang sering tidak masuk sekolah. Sehingga sering terjadi kelas - kelas yang kosong, walaupun diberikan tugas oleh guru piket namun hal ini kurang efektif. Kedua masih banyak guru yang kurang mampu menggunakan media dan sumber belajar elektronik, sehingga kurang mampu mengikuti percepatan dan perubahan dalam proses pembelajaran . Ketiga masih banyak guru kurang mampu melakukan penelitian ilmiah, sehingga tidak ada analisis hasil-hasil penelitian pendidikan yang bisa diimplementasikan untuk percepatan perbaikan dalam proses pembelajaran. Dipandang dari bidang tugas mengajar sehari-hari, masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya. Ada guru yang kurang menguasai bahan ajar untuk mata pelajaran tertentu dan terkesan terpaksa mengajar karena sistem guru kelas. Keadaan seperti ini turut mempengaruhi kemampuan dan kualitas kerja guru, dan berdampak pada mutu pendidikan.Di samping itu, ditemukan sebagian guru mempunyai motivasi kerja yang rendah, kurang memiliki inisiatif dan kurang kreatif dalam mengadakan dan menulis bahan ajar, kurang produktif, kurang supel dalam pergaulan dan kurang informatif sehingga tidak dapat mengakses di mana-mana serta jarang memperoleh tugas-tugas tambahan dari kepala sekolah. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa motivasi kerja para guru sekolah dasar di wilayah Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada dalam menjalankan tugas sehari-hari juga sangat bervariasi, ada yang mempunyai motivasi kerja tinggi dan sedang tetapi ada juga yang motivasi kerjanya rendah. Dari berbagai data di atas dapat dikatakan bahwa ada permasalahan yang kompleks dalam hubungan dengan kinerja guru SD di Kecamatan Bajawa kabupaten Ngada sehingga perlu dikaji tentang “hubungan antara Iklim kerja, motivasi kerja dengan kinerja guru SD di Kecamatan Bajawa, kabupaten Ngada”. Fakta menunjukkan bahwa terdapat banyak kesenjangan untuk menilai kinerja guru. Evaluasi tahunan tentang kinerja guru yang dilaksanakan entah oleh setiap unit sekolah JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 36
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
maupun oleh dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga (PPO) kabupaten Ngada masih bersifat normatif. Artinya, berbagai permasalahan kinerja yang dihadapi guru relatif diidentifikasi dan didokumentasikan secara baik tanpa meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan bagaimana hubungan faktor–faktor tersebut dengan kinerja guru. Sasaran penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim kerja dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru . Dengan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu, biaya, tenaga, kemampuan dan pengalaman penulis, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada tiga variabel saja, yaitu : (1) iklim kerja sekolah, (2) motivasi kerja guru, hubungannya terhadap (3) kinerja guru-guru SD di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka
dalam penelitian ini dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari iklim kerja sekolah dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Bajawa? 2) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD di Kecamatan Bajawa? 3) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama dari iklim kerja dan motivasi kerja, terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) hubungan yang positif dan signifikan dari iklim kerja sekolah dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Bajawa? 2) hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD di Kecamatan Bajawa? 3)
hubungan yang positif dan
signifikan secara bersama-sama dari iklim kerja, dan motivasi kerja, dengan kinerja guru SD di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada? Secara teoretis hasil penelitian ini dapat diigunakan sebagai bahan referensi untuk memperkaya dan memperdalam kajian-kajian teoritis disiplin
ilmu di bidang pendidikan.
Secara praktis temuan hasil penelitian ini akan menambah informasi dan wawasan tentang pentingnya Iklim Kerja, dan motivasi kerja dengan kinerja guru di kecamatan Bajawa – kabupaten Ngada. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teknik korelasional dengan pendekatan ex post facto, karena dalam penelitian ini tidak diadakan perlakuan (treatment) atau manipulasi terhadap variabel-variabel penelitian (Donalld Ary, 1979 ; 392). Penelitian ini dilaksanakan dengan survei eksplanatori kompleks yakni memaparkan hubungan antara latar belakang faktor–faktor atau berbagai variabel yang berpengaruh terhadap suatu keadaan tanpa manipulasi variabel-variabel tersebut. Populasi didefinisikan sebagai sejumlah kasus yang memiliki suatu kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD di JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 37
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada, yang berjumlah 366
orang. Sedangkan jumlah
sampelnya yang ditetapkan dalam penelitian ini sebesar 188 orang. Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan adalah teknik simple Random Sampling. Teknik ini pada dasarnya merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara undian. Jumlah 366, dari jumlah ini diambil sampel sebanyak 188, hal ini berdasarkan tabel Krecjie dan Morgan serta formula Wenwich. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: (1) Iklim Kerja, (2) Motivasi kerja, dan (3) Kinerja guru yang berada di SD Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Dalam mengumpulkan data mengenai ketiga variabel di atas akan digunakan pola kuisioner atau angket. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi ganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilaksanakan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu akan dideskripsikan mengenai data Iklim Kerja, Motivasi kerja, dan Kinerja guru. Masing masing akan dideskripsikan dengan tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 1 Rangkuman statistik Deskriptif Iklim Kerja, Motivasi Kerja , dan Kinerja Guru. Variabel Statistik X1 X2 Mean 273,032 189,851 Median 275 192 Modus 270 199 Std. Deviasi 18,224 17,788 Varians 332,117 138,951 Range 88 53 Skor Minimum 212 157 Skor maksimum 300 210 Jumlah 51330 35692 Selain itu juga akan dicari skala penilaian atau kategori
Y 152,154 152 142 13,623 185,586 60 120 180 28605 dari masing-masing variabel,
secara deskriptif atas dasar rata-rata skor ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi), dengan: Mi = ½ x (skor maksimum + skor minimum ) dan SDi = ⅙ x (skor maksimum + skor minimum). Setelah data dianalisis diperoleh ringkasan hasil analisis seperti tampak di bawah ini. Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Penelitian Persamaan Garis rxy rtab Ry Ry2 SE Ket Regresi (%) Ŷ = 40,955 + 0,407 X1 0,545 0,138 16,3 Signifikan Ŷ = 49,481 + 0,541 X2 0,468 0,138 12 Signifikan Ŷ =25,516 +0,248 X1+ 0,636 0,404 Signifikan 0,244X2 Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Iklim Kerja (X1) dengan Kinerja Guru (Y). JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 38
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Iklim Kerja dengan kinerja guru melalui persamaan regresi Ŷ = 40,955 + 0,407 X2
dengan kontribusi sebesar 29,7% dan Sumbangan efektif sebesar 16,3 %.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila skor pencapaian iklim kerja ditingkatkan sampai dengan skor 300 (skor tertinggi) maka kinerja guru meningkat dari 152,154 menjadi 163.055. Dengan kata lain makin tinggi skor pencapaian iklim kerja makin tinggi kinerja guru. Dengan demikian dugaan yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan iklim kerja dengan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja (X2) dengan Kinerja guru (Y). Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi Y atas X2 adalah Ŷ = 49,481 + 0,541 X2. dengan kontribusi sebesar 21,9 %, dan sumbangan efektif sebesar 12%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila skor pencapaian Motivasi kerja ditingkatkan sampai dengan skor 210 (skor tertinggi) maka kinerja guru meningkat dari 152,154 (rerata variabel Y) menjadi 163.091. Dengan kata lain bahwa makin tinggi skor pencapaian motivasi kerja makin baik kinerja guru. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Hasibuan (1986 : 184) yang mengatakan bahwa dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang di bebankan kepada seseorang, maka motivasi berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan untuk bekerja menurut ukuran – ukuran atau batasan – batasan yang ditetapkan. Dorongan ini pula yang menyebabkan seseorang itu berperilaku. Dengan mengetahui perilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya karena bekerja , maka seorang pemimpin akan lebih muda memotivasi bawahannya. Hal serupa diungkapkan Thoha (1992 :177) yang mengatakan bahwa motivasi merupakan kebutuhan atau dorongan membuat seseorang itu berperilaku. Dari kedua pendapat di atas menggambarkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong sesorang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan melaksanakan pekerjaannya dengan maksimal. Orang yang bekerja dengan maksimal, berarti orang tersebut memiliki tingkat kinerja yang tinggi (Timpe, 1989). Dengan demikian sangat tepat bahwa motivasi kerja guru mempunyai signifikan
hubungan yang positif dan
dengan kinerja guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bajawa, Kabupaten
Ngada . Hipotesis ketiga menyatakan bahwa “terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama–sama KuaIklim Kerja (X1), Motivasi Kerja (X2) dengan Kinerja Guru (Y). Dengan menggunakan SPSS diperoleh: Ry (1,2,) = 0,636, R2= 0,404. Ini berarti secara bersama-sama Iklim Kerja
Motivasi Kerja berkontribusi terhadap Kinerja Guru dengan
persamaan regresi Ŷ = 25,516 + 0,248 X1 + 0,244 X2, dengan kontribusi sebesar 40,4%. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa kinerja guru akan optimal bila guru JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 39
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
memiliki dorongan yang kuat dari dalam diri individu dalam melaksanakan tugas, seperti ; keinginan untuk memiliki prestasi kerja yang tinggi, mendapat pengakuan atas kinerjanya, merasa senang dengan pekerjaannya, dan diberikan peluang untuk mengembangkan potensi diri yang akan memaksimalkan kinerja guru tersebut. Hasil studi Weiner dan Potipan (1970 : 144 – 151) mengatakan bahwa individu mampu meningkatkan kinerja disebabkan oleh : (1) individu mempunyai motivasi kerja tinggi untuk memperoleh sukses pada usaha, dan memperoleh kegagalan pada tidak adanya usaha, (2) individu yang memiliki motivasi kerja yang rendah tidak melihat usaha sebagai suatu yang menentukan sukses, (3) individu yang memiliki motivasi kerja yang tinggi menganggap penyebab sukses karena kemampuannya yang tinggi, sedangkan individu yang memiliki motivasi kerja yang rendah, menganggap penyebab kegagalan karena kekurangmampuan, dan (4) individu yang mempunyai motivasi kerja tinggi secara relatif mempunyai kemampuan yang tinggi. Berdasarkan kondisi di atas maka pembenahan terhadap kinerja guru yang meliputi iklim kerja , motivasi kerja harus segera ditata secara bertahap sesuai dengan prioritas program untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas agar mampu bersaing menghadapi tantangan global. Dengan iklim kerja yang baik serta motivasi kerja guru yang tinggi maka kinerja guru dapat dioptimalkan. Dengan demikian dugaan yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim kerja dan motivasi kerja dengan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. SIMPULAN DAN SARAN Dari beberapa indikator yang mempengaruhi kinerja guru, pada penelitian ini difokuskan pada dua variabel yang mempengaruhi kinerja guru yaitu iklim kerja dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru sekolah dasar di kecamatan Bajawa, kabupaten Ngada. Dari hasil penelitian ditemukan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim kerja dan kinerja guru, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara variabel Iklim Kerja dan motivasi kerja dengan kinerja guru. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai berikut: Pertama, agar selalu menciptakan dan menumbuhkan iklim kerja yang semakin baik
sehingga Kinerja Guru akan lebih meningkat. Kedua dalam pengelolaan
sekolah, lebih meningkatkan motivasi kerja guru, dengan meningkatnya motivasi kerja guru memberikan dampak yang positif terhadap kinerja Guru.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 40
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
DAFTAR PUSTAKA Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2004. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara. Arya Putra, I Gede. 2005. Kontribusi Perilaku Kempemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja Sekolah, dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 3 Singaraja. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Barinto. 2012. “Hubungan Kompetensi Guru, Supervisi Akademik, dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se Kecamatan Percut Sei Tuan” Jurnal Pendidikan Tabularasa, Volume 9 Nomor 2 Desember 2012 Budiyono. 2004. Surakarta.Statistik untuk penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Danim,S. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia. Dantes,N.2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : Andi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dharma Bhakti. Riduwan. 2009. Metode & teknik menyusun proposal penelitian, Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suryosubroto B. 2004. Manajemen pendidikan di sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Timpe, A. D. 1992. Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Asri Media. Tutik R. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya.Yogyakarta Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 41