GURU IDEAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Oleh Moda Talaohu * Rahmawati Suat ** * Dosen Fakultas Pertania Universitas Pattimura ** Dosen Fakultas Pertania Universitas Pattimura
Abstrak: Kata pendidikan berasal dari kata didik,yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an. Kata didik berarti melakukan perubahan, membina. Kata “ideal” berarti di cita-citakan, yang di angan-angankan. Guru ideal adalah guru yang di citacitakan keberhasilannya. Hal tersebut bisa di lihat dari bentuk lahirnya maupun bentuk bathinnya. Pendidikan islam dapat mengartikan bahwa pengajaran yang didasarkan pada Al,Qur‟an dan Al-Hadits. Istilah „‟pendidikan‟‟ dalam konteks Islam kenal dengan menggunakan term Al-Tarbiyah, Al-Ta‟lim, dan Al-Ta‟dib. Setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, kendati dalam hal tertentu term-term tersebut mempunyai kesamaan makna. Formulasi Pendidikan Islam tidak boleh di lepaskan dari ajaran Islam sebagaimana tertuang dalam Al,Qur‟an dan Al-sunnah karena kedua sumber tersebut merupakan pedoman otentik dalam penggalian khazanah keilmuan apapun. Dengan berpijak pada kedua sumber tersebut, di harapkan akan diperoleh gambaran yang jelas tentang hakekat pendidikan islam.
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa di Masjid, di Surau/Musholah, di rumah dan sebagainya. Kemudian pengertian guru yang di jelaskan oleh hasil konferensi antara pemerintah dan UNESCO dan ILO di Paris 1996, ‘’perkataan guru meliputi orang di sekolah-sekolah yang bertanggung jawab dalam pendidikan murid. Defenisi guru tersebut di batasi pada tanggungjawab pendidikan murid di sekolah. Padahal kenyataan di tengah kehidupan masyarakat sekarang ini, istilah guru di artikan lebih luas, yakni semua orang yang pernah memberikan ilmu tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat di sebut guru.Dalam pedoman pendidikan agama di SMTA bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar, baik mengajarkan bidang studi maupun mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain. Jadi dari segi tempat tugasnya, guru bukan hanya yang bertugas di sekolah tetapi juga di luar sekolah. Guru dalam proses belajar mengajar termasuk Kata-kata kunci: Guru, pendidikan faktor penting dalam keberhasilan Islam. pendidikan, akan tetapi citra guru selalu mendapat perlakuan kurang baik dari PENDAHULUAN para siswanya, ada guru yang dikeroyok Pengertian yang sederhana guru siswanya, ada guru yang ditembak adalah orang yang memberikan ilmu siswanya, ada guru yang diancam pengetahuan kepada anak didik. Guru siswanya, dan sebagainya.
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
84
Di Indonesia sebelum era otonomi, guru di hormati seperti ustadz dan kiai. Penghasilan gurupun cukup baik, harga dirinya tinggi. Jadi singkatnya posisi guru di mata berbagai kalangan masyarakat pada zaman dulu sangat tinggi dan terhormat. Sekarang keadaan guru berubah drastis. Profesi guru hanya pekerjaan untuk sekedar mempertahankan kepulan asap dapur saja. Harkat dan martabat guru merosot, seolah-olah menjadi warga Negara kelas dua. Wibawa guru di hadapan muridmuridpun kian jatuh. Siswa-siswa yang ada di sekolah menengah terutama di kota-kota hanya menghormati guru karena ada udang di balik batu. Sebagian siswa menghormati guru karena ingin nilainya baik atau naik kelas tanpa harus kerja keras. sebagian lagi menghormati guru agar mendapatkan keringanan „‟MAAF DAN MAKLUM‟‟ apabila mereka telah melakukan tugas. Anggapan masyarakat tersebut bukan karena tanpa alasan, sebab buktinya ada guru yang berlaku tidak mendidik. Ada guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap siswanya. Ada juga guru yang memberikan hukuman badan di luar batas kewajaran. Di samping itu terdapat data bahwa guru tidak menguasai materi, guru hanya mengandalkan penguasaan kognitif siswa saja tanpa efektif dan psikomotoriknya. Ada juga guru yang tidak mampu mengidentifikasi bakat siswanya. Jadi melihat hal-hal di atas guru pendidikan islam sangat mulia dan terhormat, sedangkan banyak juga guru islam yang tidak mengikutisyarat-syarat pendidikan islam. Selanjtnya kata pendidikan berasal dari kata didik,yang mendapat awalan pe dan akhiran an.kata didik sendiri artinya melakukan perubahan, membina. Dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Kata ideal menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah yang di citacitakan, yang di angan-angankan. Jadi yang di maksud guru ideal adalah guru yang di cita-citakan keberhasilannya. Hal tersebut bisa di lihat dari bentuk lahirnya maupun bentuk bathinnya. Sedangkan islam maksudnya ajaran yang bersumber kepada Al,Qur’an dan Hadits. Jadi pendidikan islam dapat di artikan pengnajaran yang berdasarkan islam sebagaimana terdapatdalamAl,Qur’andanHadits. Istilah ‘’pendidikan’’ dalam konteks Islam lebih banyak di kenal dengan menggunakan term al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib.Setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, kendati dalam hal tertentu term-term tersebut mempunyai kesamaan makna. Formulasi Pendidikan Islam tidak boleh di lepaskan dari ajaran Islam sebagaimana tertuang dalam Al,Qur’an dan Al-sunnah karena kedua PEMBAHASAN Dasar pendidikan Islam harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada aktifitas yang di cita-citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai universal yang dapat di konsumsi untuk keseluruhan aspek kehidupan manusia serta merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi kegiatan yang selama ini berjalan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dasar pendidikan islam mempunyai dua segi, yaitu dasar ideal dan dasar operasional. Al,Qur’an dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan karena di dalamnya mencakup sejarah pendidikan islam (Muhaimin dan Mujid [1993: 145).
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
85
Dasar pendidikan Islam telah di manusia di ciptakan .berbagai macam jelaskan dalam firman Allah QS. Al-isra fitrah berupa agama Islam sebatas .17;9 yang artinya kemampuan dan kapasistas ukuran yang ada. “sesungguhnya Al,Qur‟an ini memberikan petunjuk kepada Ketiga: Tuntutan Masyarakat. Tuntutan(jalan) yang lebih lurus dan tuntutan masyarakat itu bisa berupa memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang pelestarian nilai-nilai budaya yang telah mengerjakan amal shaleh bahwa melembaga dalam suatu masyarakat, bagi mereka ada pahala yang maupun pemenuhan terhadap tuntutan besar”. dan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dan Berdasarkan ayat di atas bahwa tuntutan dunia modern. Alquran merupakan petunjuk bagi manusia dalam segala aspek kehidupan, Keempat: Dimensi kehidupan Islam termasuk dalam lapangan pendidikan, di mengandung nilai yang dapat samping Al-quran sunnah Nabi meningkatkan kesejahteraan hidup Muhammad SAW juga dapat dijadikan manusia di dunia dan di akhirat. sebagai sumber pendidikan. Berdasarkan keterangan di atas, tujuan pendidikan islam parallel dengan tujuan Tujuan Pendidikan Islam hidup manusia, sebagai hamba dan Pendidikan Islam termasuk khalifah Allah di bumi. Sebagai hamba pendidikan bertujuan meletakkan asas- Allah berarti orientasi tujuan pendidikan besifat individual (vertical), asas bagi seluruh manusia di dalam islam sedangkan sebagai khalifah, tujuan syariat ini. Oleh karena itu setiap tindakan dan aktifitas harus berorientasi pada pendidikan berorientasi pada sosial kemasyarakatan (horizontal). tujuan atau rencana yang telah di Tujuan pendidikan islam, tetapkan agar apa yang dilakukan sebagaimana di katakan Syamsuddin berjalan baik dan berhasil guna. Menurut (2000: 50) dapat di formulasikan dalam Syamsuddin (2000: 46) bahwa dalam empat bagian, yaitu tujuan pendidikan perumusan tujuan pendidikan Islam harus jasmani, (al-ahdaf al-jismiyyah), tujuan beorientasi pada hakikat pendidikan yang pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhiyyah), meliputi beberapa aspek: tujuan pendidikan akal (al-ahdaf alPertama: Tujuan dan tugas hidup aqliyyah) dan tujuan pendidikan sosial manusia. Manusia hidup bukan karena (al-ahdaf al-ijtima‟iyyah). kebetulan, tetapi ia diciptakan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu (QS. Ali Imran ayat 3; 191). Indikasi tugasnya berupa ibadah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tujuan Pendidikan Jasmani (al-ahdaf al-jismiyyah). Para khalifah telah berperan sebagai pribadi dan yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini tidak akan bisa di raih kecuali oleh person Kedua: Memperhatikan sifat-sifat dasar yang mempunyai jasmani kuat. Person manusia, yaitu konsep tentang bahwa Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
86
Pendidikan akal ini, tahapannya mencakup pencapaian kebenaran ilmiah (ilm al-yaqin), pencapaian kebenaran empiris (aiyn al-yaqin), dan pencapaian kebenaran metaempiris [haqq al-yaqin]. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang di peroleh melalui penelaahan terhadap sumber-sumber yang valid. Kebenaran empiris adalah kebenaran yang di peroleh melalui observasi terhadap suatu objek. Melalui observasi dengan panca indra, manusia dapat di didik dengan menggunakan daya integensiannya dalam rangka meneliti dan menganalisis keajaiban ciptaan Allah Tujuan Pendidikan Rohani (al-ahdaf aldi alam semesta yang sarat dengan ruhiyyah) khazanah ilmu pengetahuan sebagai Tujuan pendidikan rohani ini bahan pokok analisisnya bagi berkaitan dengan kemampuan manusia kesejahtraan hidupnya. menerima Agama Islam yang inti ajarannya keimanan dan ketaatan Tujuan Pendidikan Sosial (al-ahdaf alkepada Allah dan Rasulnya, Muhammad ijtima’iyyah) S.A.W serta men-tauladani Nabi Tujuan ini berupa pembentukan berdasarkan cita-cita ideal Al,Qur’an. kepribadian yang utuh dari ruh, tubuh, Indikasi pendidikan rohani ini, di dan akal. Identitas individu di sini antaranya tidak bersikap oportunis, tercermin sebagai manusia yang hidup bermuka dua (QS.Al-Baqarah ayat 2; 8; pada masyarakat yang majemuk (plural). 20). Di samping itu,pendidikan berupaya Selaras dengan pendidikan nasional, mensucikan dan memurnikan diri maka tujuan pendidikan tentang manusia secara individual dari sikappembinaan dan pembentukan manusia di sikap negatif (Q.S.Al-Baqarah ayat 2; segala aspek kehidupannya, serta 126]. membentuk manusia pembangunan yang bertakwa kepada Allah swt, dan memiliki Tujuan Pendidikan Akal (al-ahdaf alpengetahuan, keterampilan, juga aqliyyah) pengetahuan untuk mengembangkan Tujuan ini mengarahkan dirinya dan masyarakat, bertingkah intelegensia untuk menemukan berdasarkan norma-norma susila kebenaran dan sebab-sebabnya dengan menurut ajaran islam. menelaah tanda-tanda kekuasaan Allah Untuk melihat lebih rinci tujuan dan menemukan pesan-pesan ayat-Nya pendidikan islam dalam kaitannya yang membawa keimanan kepada Allah. dengan tujuan pendidikan nasional yang Seluruh alam semesta ini bagaikan berada di Indonesia, maka penulis buku besar yang harus di jadikan objek membagi dua pokok uraiannya, yakni perenungan dan pengamatan manusia tujuan secara umum dan tujuan secara sehingga ia mendapatkan ilmu khusus. pengetahuan dan teknologi dari-Nya yang semakin berkembang. yang lemah tidak akan mungkin dapat mengembang sebagai khalifah. Dengan demikian tujuan pendidikan berarti mempersiapkan diri manusia sebagai pengembang Tugas para khalifah di muka bumi, melalui pelatihan ketrampilan-ketrampilan fisik yang di anggap perlu bagi keperkasaan tubuh yang sehat. Di samping itu tujuan pendidikan berusaha menghindari situasisituasi yang dapat mengancam kesehatan fisik anak didik.
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
87
Tujuan secara umum Tujuan umum pendidikan islam ialah membentuk manusia yang memiliki kepribadian muslim yang bertakwa kepada Allah swt yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, berakhlak mulia, berbudi luhur, cakap dan memiliki ketrampilan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan islam pada hakekatnya adalah: pembentukan moral yang tinggi, berusaha menanamkan akhlak yang mulia, meresapkan fadilah di dalam jiwa siswa, membiasakan mereka berpegang kepada moral yang tinggi dan menghindari halhal tercela, berfikir secara rohaniah dan insaniah (Arifin, 1996: 136). Rumusan di atas dapat memberi arah bahwa tujuan pendidikan islam mengarah kepada kemuliaan manuisa, baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, menuju kepada kebahagiaan dunia maupun akhirat kelak. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 bab II, pasal3, yang berbunyi; Pendidikan Nasanional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiamanusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berakhlak Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (Republika Indonesia, 2004: 4).
berkepribadian yang tangguh serta mempunyai kehidupan yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat kelak. Kriteria-kriteria yang di maksud mencakup: a. Kepribdian muslim yakni kepribadian yang berakhlak mulia dan berbudi luhur sebagaimana sabda Nabi yang artinya’’ Dari Aisyah ra. Ia berkata.; sesungguhnya rasuullah saw bersabda; ya Allah sebagaimana engkauntelah baguskan kejadianku maka baguskanlah akhlak sikap, perbuatan, dan tingkah lakuku. b. Berkepribadian yang senantiasa mementingkan kehidupan seimbang antara dunia dan akhirat. c. Kepribadian yang senantiasa mencerahkan kehidupannya untuk membina hubungan vertical[ ibadah kepada Allah] dan hubungan horizontal [sesame manusia]. d. Kepribadian yang senantiasa mempertahankan dan mengembangkan hidupnya dengan berlandaskan ajaran-ajaran Islam sampai akhiir hayatnya. e. Kepribadian yang senantiasa menjunjung tinggi identitasnya dalam kehidupan sebagai muslim yang sejati dan utuh. Kepribadian ini merupakan karakter insan yang mau membuktikan dirinya secara khas dan batinnya serta kehidupan sosialnya. Maka tujuan pendidikan Islam baik secara umum maupun khusus sudah jelas merupakan pedoman bagi guru dalam hasanah ilmu pengetuhuan baik pendidikan umum maupun secara khusus, Tujuan Secara Khusus sebagai dasar pijak sehingga tujuan Tujuan khusus pendidikan islam pendidikan dapat terwujud. adalah agar anak mampu mengamalkan ajaran-ajaran dalam kehidupan seharihari yang di dasari atas kriteria-kriteria tertentu, yakni berakhlak mulia dan Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
88
Kedudukan Guru dalam Pendidikan Islam Pendidik secara khusus yaitu orang tua dan guru, memiliki tanggung jawab yang cukup berat, di samping juga harus memenuhi persyaratan kompetensi tertentu. Namun justru karena itu dia mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi, berada setelah para Nabi. Pernyataan bahwa ulama-ulama termasuk guru, menjadi pewaris para nabi marupakan martabat yang cukup representatif, paling tidak ini yang di akui Al-Gazali. Bahkan dalam salah satu ayatNya, Allah telah memasukan tugas guru ke dalam tugas-tugas yang di bebankan kepada Rasulullah (QS. Ali ‘Imran ayat 3: 164). ‘’Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepada al-kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia;’’ Hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku bukan penyembah Allah’’ akan tetapi dia berkata; ‘’Hendaklah kamu menjadi orangorang yang rabbaniy, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan di sebabkan kamu tetap mempelajarinya’’. Berdasarkan firman di atas, alNahlawi menyimpulkan bahwa tugas pokok pendidik dalam pendidikan islam itu mencakup tugas penyucian (Tazkiyyah) dan tugas pengajaran (Ta‟lim). Tugas penyucian berarti guru hendaknya membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkannya dari keburukan, dan menjaganya agar tetap dalam fitrahnya. Sedangkan tugas pengajaran hendaknya guru menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada
anak didik untuk di terjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupannya (Abd AlRahman Al-Nahlawiy, 1996: 154). Syarat-Syarat Guru dalam Pendidikan Islam Satu potret kemuliaan guru adalah rela memgabdikan diri di desa terpencil sekalipun dengan segala kekurangan yang ada guru berusaha membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia berguna bagi Nusa dan Bangsa di kemudian hari. Gaji yang kecil dan jauh dari memadai tidak membuat mereka berkecil hati dengan sikap frustasi meninggalkan tugas dan tanggung jawab sebagai guru dan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup dan kehidupannya mengabdi kepada Negara dan bangsa guna mendidik anak menjadi manusia yang bersikap domokratis dan bertanggung jawab atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan negara. Menurut Ihsan dan Ihsan (2001: 102), menjadi guru harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Takwa kepada Allah; (2) Berilmu; (3) Sehat jasmani; (4) Berkelakua baik; (5) Beragama; (6) Mampu bertanggung jawab. Berdasarkan syarat-syarat yang di kemukakan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa guru adalah orang dewasa yang harus berahklak baik, dan mempunyai kecakapan mendidik. Adapun kriteria akhlak yang baik sebagaimana di katakan Ihsan dan Ihsan (2001: 103) adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan jabatannya sebagai guru 2. Bersikap adil terhadap murid-muridnya 3. Guru harus berwibawa 4. Berlaku sabar dan tenang
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
89
5. Guru harus bersifat manusiawi. 6. Bekerja sama dengan guru-guru yang lain. 7. Bekerja sama dengan masyarakat.
antara pendidik dan anak didik, memperhatikan kemampuan dan kondisi anak didiknya, memberi bekal anak didik dengan pengetahuan yang mengacu kepada futuristic, karena ia tercipta c.Sifat-Sifat Guru berbeda dengan masa yang di alami oleh Setiap kegiatan belajar mengajar pendidik. sikap guru sangat penting. Berhasilnya mengajar sangat di tentukan oleh sifat Tanggung Jawab Guru dan sikap guru. Atas dasar inilah perlu di Guru adalah orang yang jelaskan sifat guru yang erat kaitannya bertanggung jawab mencerdaskan dengan tugas guru itu sendiri. Maka di kehidupan anak didik. Pribadi susila yang perlukan guru yang memiliki sifat sebagai cakap adalah di harapkan ada pada diri berikut: anak didik. Tidak ada seorang guru yang 1. Memiliki sifat zuhud, tidak mengharapkan anak didiknya menjadi mengutamakan materi dan mengajar sampah masyarakat. Oleh karena itu, karena mencari keridaan Allah semata. penuh dengan dedikasi dan loyalitas 2. Seorang guru harus jauh dari dosa berusaha membimbing dan membina besar, sifat ria, dengki, permusuhan anak didik agar di masa mendatang dan sifat tercela lainnya. menjadi orang yang berguna bagi nusa 3. Ikhlas dalam pekerjaan, ikhlas dalam dan bangsa. kejujuran. Menurut Jamarah (2000: 36) guru 4. Seorang guru bersikap pemaaf yang bertanggung jawab adalah sebagai terhadap siswanya, sanggup menahan berikut: diri, menahan kemarahan, berhati 1. Menerima dan mematuhi norma, nilailapang. nilai kemanusiaan. 5. Seorang guru harus mencintai 2. Memikul tugas mendidik dengan siswanya seperti cintanya terhadap bebas, berani, gembira karena tugas anak didiknya sendiri. bukan menjadi beban baginya. 6. Seorang guru harus mengetahui tabiat, 3. Sadar akan nilai- nilai yang berkaitan pembawaan, adat, kebiasaan dan dengan perbuatannya serta akibatpmikiran murid-muridnya. akibat yang timbul 7. Seorang guru harus menguasai mata 4. Menghargai orang lain termasuk anak pelajaran yang akan di ajarkan. didik Di samping itu, para ahli 5. Bijaksana dan hati-hati [tidak nekad, memberikan beberapa macam kode etik tidak semborono, tidak singkat akal atau sifat-sifat baik yang dimiliki pendidik, 6. Takwa terhadap Tuhan yang Maha seperti menerima segala problem anak Esa. didik dengan hati dan sikap yang terbuka Dengan demikian, tanggung jawab dan tabah, menjaga kewibawaan dan guru yaitu membentuk anak didik agar kehormatannya dalam bertindak, menjadi orang bersusila yang cakap dan menghilangkan aktifitas yang sia-sia, berguna untuk masa mendatang. meninggalkan sifat marah, meninggalkan sifat marah, meninggalkan sifat yang Peranan Guru menakutkan, terhadap anak didik, dan Banyak peranan yang di perlukan sebagainya, seperti mempunyai watak dari guru sebagai pendidik, atau siapa kebapaan, adanya komunikasi yang aktif saja yang telah menerjunkan diri menjadi Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
90
guru. Semua peranan yang diharapkan Dalam peranannya sebagai inisiator, guru dari guru seperti di uraikan di bawah ini, harus dapat menjadi pencetus ide-ide Jamarah (2000: 43). kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif Guru sebagai Korektor: yang ada sekarang harus di perbaiki Sebagai korektor, guru harus bisa sesuai perkembangan ilmu pengetahuan membedakan mana nilai yang baik dan dan teknologi di bidang pendidikan mana nilai yang buruk. Itulah atribut yang pas untuk guru yang di berikan oleh Guru sebagai Fasilitator mereka pengagum figur guru. Sebagai fasilitator, guru hendaknya menyediakan fasilitas yang Guru sebagai Inspirator: memungkinkan kemudahan kegiatan Sebagai inspirator, guru harus dapat belajar anak didik. memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak-anak didik. Guru Guru sebagai Pembibing harus dapat memberikan petunjuk (ilham) Peranan ini harus lebih di pentingkan, bagaimana belajar yang baik. karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi Guru sebaga Informator manusia dewasa, susila yang Sebagai informator, guru harus dapat cakap,tanpa bimbingan, anak didik akan memberikan informasi perkembangan mengalami kesulitan dalam menghadapi pengetahuan dan teknologi, selain perkembangan dirinya. sejumlah pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah di programkan Guru sebagai Demonstrator dalam kurikulum. Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik di Guru sebagai Organisator Sebagai fahami. Apalagi anak didik yang organisator, adalah sisi lain dari peranan mempunyai intelegensia sedang. Untuk yang di perlukan dari guru. Dalam bidang bahan pelajaran yang sukar di fahami ini guru memiliki kegiatan pengelolaan anak didik, guru harus dapat kegiatan akademik, menyusun tata tertib membantunya, dengan memperagakan sekolah, menyusun kalender akademik, apa yang di ajarkan secara didaktis. dan sebagainya. Semuanya di Sebagai organisasikan, sehingga dapat mencapai Guru sebagai Mediator efektivitas dan efesiensi dalam belajar mediator, guru hendaknya memiliki pada anak didik. pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam Guru sebagai Motifator berbagai bentuk dan jenisnya, baik media Sebagai motifator, guru hendaknya dapat nonmaterial maupun materil. Media mendorong anak didik agar bergairah dan berfungsi sebagai alat komunikasi guna aktif belajar. Dalam rangka memberikan mengefektifkan proses interaksiedukatif motivasi, guru dapat menganalisis motifmotif yang melatar belakangi anak didik Guru sebagai Supervisor dari malas belajar dan menurun Sebagai supervisor, guru hendaknya prestasinya di sekolah. membantu dapat memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses Guru sebagai Inisiator pembelajaran. Teknik-teknik supervise Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
91
harus di kuasai seorang guru dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar lebih baik. Guru sebagai Evaluator Sebagai evaluator, guru di tuntut untuk menjadi seorang evaluator yang baikdan jujur,dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek instrinsik[dalam] dan ekstrinsik [luar], yakni kepribadian dan kecerdasan anak didik. Peranan Guru Ideal Dalam Pendidikan Islam
boleh memiliki harta sebagaimana lazimnya orang lain. Hal seperti ini di jelaskan juga oleh Ahmad (2001: 82) dalam bukunya Ilmu Prespektif Islam bahwa zuhud itu tidak mengutamakan materi, mencari di lakukan karena mencari keridhoan Allah. Di samping itu zuhud bukanlah guru tidak boleh menerima honor, melainkan ia boleh saja menerima honor tetapi sesuai dengan hasil kerjanya. Sebab, di zaman sekarang ini banyak guru yang malas mengajar tetapi menginginkan gaji buta atau gaji yang tanpa kerja keras. Kemudian guru yang sering lambat datang juga sebenarnya tidak boleh mendapatkan gaji yang penuh.
Karakteristik Guru Ideal Guru Ideal adalah guru yang memenuhi dua syarat, yaitu memiliki 2. Seorang guru harus bersikap kepribadian atau sifat-sifat yang baik dan penyantun dan penyayang. Hal ini memiliki kompetensi (kemampuan) yang adalah salah satu sifat yang di baik dalam bidang mengajar. contohkan Rasulullah ketika mendidik Kemampuan dalam mengajar ini para sahabat dan umatnya, selanjutnya menjadikan ia profesional. sebagaimana di ungkapkan dalam Dengan demikan guru ideal dalam QS. Ali Imran (3: 159) yang artinya: “maka di sebabkan Rahmat dai pendidikan islam adalah guru yang Allahlah kamu berlaku lembut terhadap memiliki kepribafdian dan profesionalitas mereka. Sekiranya kamu bersikap sesuai ajaran Islam. Adapun karakteristik keras lagi berhati kasar, tentulah atau ciri-ciri guru ideal sebagai mana mereka menjauhkan diri dari yang di jelaskan oleh Nur (2000:760) sekelilingmu‟’. sebagai berikut: 1. Seorang guru harus memiliki sifat zuhud, yaitu tidak mengutamakan Berdasarkan ayat tersebut maka guru untuk mendapat materi dalam itu tidak boleh berlaku kasar kepada tugasnya, melainkan mengharapkan siswanya, baik dengan perkataannya Ridho Allah. Hal ini sejalan dengan maupun dengan pebuatannya. Kasar firman Allah dalam (QS.Yasin, ayat 36; dengan perkataannya adalah guru 21) yang berbunyi; „‟Ikutilah orangsering membentak, menghina, orang yang tiada meminta balasan mengejek, dan sebagainya. kepadamu, dan mereka adalah orangSedangkan kasar dengan orang mendapat petunjuk‟‟. perbuatannya yaitu guru gampang Menurut ayat tersebut di atas guru memikul, menjewer, dan lain-lain. ideal adalah guru yang bekerja dan Pendapat tersebut sesuai dengan penjelasan Ahmad (2001: 83) bahwa mengajar untuk tidak mencari materi atau swemata-mata honor, tetapi hendaklah guru melarang muridnya bukan berarti bahwa guru harus hidup yang berkelakuan tidak baik dengan melarat atau miskin, melainkan ia Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
92
cara lemah lembut, bukan dengan cara caci maki.
samping itu pendidik juga harus menanamkan sifat ikhlas pada anak didik, serta terus menerus mencari informasi untuk di sampaikan kepada anak didiknya yang akhirnya mencapai tingkat taqarrub kepada Allah, Syamsuddin (2002: 79).
3. Seorang guru harus memiliki sifat yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk. Jauh dari dosa dan kesalahan, bersih jiwa, terhindar dari permusuhan, dengki dan sifat-sifat lainnya yang tercela dalam agama. 6. Hendaknya guru itu jujur dalam menyampaikan apa yang di 4. Seorang guru hendaknya bertingkah serukannya. Ciri kejujuran adalah laku dan pola pikira yang bersifat menerapkan anjurannya pertama-tama robbani, maksudnya bahwa guru itu untuk dirinya sendiri. Jika antara apa harus senantiasa bersandar kepada yang di sampaikan kepada anak Allah (Rabb) dengan mentaatinya dan didiknya tidak sejalan dengan mengabdi kepadanya, Al-Nahlawiy prakteknya, maka para anak didik (1996: 239). Jika seorang guru sudah akan timbul keengganan untuk memiliki sifat rabbani, maka dalam mempraktekan apa yang di serukan setiap kegiatan mendidiknya akan pendidik tersebut, bahkan akan timbul bertujuan menjadikan para anak rasa tidak senang terhadap diri si didiknya berifat rabbani juga, yaitu pendidik, maka guru adalah contoh orang-orang yang dapat melihat teladan merekadalam setiap perkataan dampak dan dalil-dalil atas keagungan dan perbuatannya. Allah Allah, khusyuk kepadanya dan telah mencelah orang-orang mukmin merasakan keagungannya pada yang tidak jujur dalam perkataan, peristiwa sejarah, sunnah kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Alsunnah alam maupun hukum alam. Shaf (61:2-3 Terjemahannya, “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang 5. Seorang guru harus ikhlas dalam kalian tidak perbuat. Amat besar mengajar, hendaknya dengan kebencian di sisi Allah bahwa kamu profesinya sebagai pendidik dan mengatakan apa-apa yang tidak kalian dengan keluasan ilmunya, guru hanya kerjakan. bermaksud hanya dapat keridhoan Allah, mencapai dan menegakan kebenaran, yakni menyebarkannya ke 7. Hendaknya guru senantiasa dalam akal anak-anak dan membekali diri dengan Ilmu dan dan membimbing mereka sebagai para kesediaan membiasakan untuk terus pengikutnya. Jika keikhlasan telah mengkajinya. Allah telah hilang, akan munculah sifat saling memerintahkan kepada para pengikut mendengki di antara para guru, serta Nabi agar menjadi orang-orang sifat kebenaran pembenaran pendapat Rabbani dengan mempelajari al-kitab dan cara kerjanya sendiri, tanpa mau dan mengamalkannya menhiraukan pandangan orang lain. Dalam keadaan seperti itu, maka sifat 8. Hendaknya guru bersikap adil di egoistis yang di dukung hawa nafsu antara para anak didiknya, tidak akan menggantikan pola hidup di atas cenderung pada salah satu kelompok kebenaran Al-Nahlawiy (1996: 240). Di di antara mereka dan tidak melebihkan Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
93
seseorang atas yang lainnya. Di samping itu sifat-sifat yang telah di sebutkan di atas, ada juga para ahlimemberikan beberapa macam sifat lain sebagai guru ideal yaitu tenang, tidak bermuka masam, tidak berolokolok di hadapan murid, dan sopan santun, Ahmad (2001: 83). Guru Yang Memiliki Kompetensi Atau Profesionalitas Menurut Ahmad (2001;1120) Istilah Profesi ada dua kriteria, yaitu merupakan panggilan hidup dan keahlian. Panggilan hidup artinya pengabdian, sedangkan keahlian artinya mutu. Jadi guru ideal itu harus melakukan pengabdian yang di tunjang oleh kualitasnya yang baik. Profesi (pekerjaan) menurut Islam harus di lakukan karna Allah. Maksudnya bahwa pekerjaan itu di lakukan karna perintah Allah. Jadi, profesi dalan islam harus di jalani karena merasa bahwa itu adalah perintah Allah, walaupun pekerjaan itu di lakukan untuk orang lain tetapi niat yang mendasarinya adalah karena Allah. Oleh karena itu, pengabdian dalam islam selain demi kemanusiaan, juga di kerjakan demi Tuhan. Islam sangat mementingkan untuk memberikan gambaran guru ideal dari segi profesionalisme, sebagaimana yang di katakan Soekartawi (1995: 33) tentang profil seorang pengajar, dan dapat di masukkan ke dalam guru profesional, yakni: 1. Mempunyai keahlian terhadap Ilmu Pengatahuan (bahan belajar) yang di berikan kepada siswa. 2. Mempunyai keahlian dalam memberikan pengajaran. 3. Mampu memberikan motivasi kepada siswa. 4. Mampu bertindak sebagai menejer di kelas. 5. Mampu bertindak sebagai pemimpin.
6. Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan. 7. Ada sesuatu yang kurang menyenangkan, ia harus mampu mengubahnya. 8. Mampu sebagai figure memberikan contoh dan meberi motivasi 9. Mampu membuat suasana kelas tetap terkontrol 10. Mampu melaksanakan Deain Instruksi. Jadi dari uraian tersebut di atas, guru ideal yang profesional adalah guru yang dapat mengelola kelas, mengelola saystem pembelajaran, dan guru yang menguasai materi pembalajaran. Tugas Guru Ideal Dalam pendidikan Islam peran guru dapat di lihat dari peran Nabi dan pengikut mereka, yang tugas pokoknya adalah mengajarkan ilmu ilahi. Uraian tersebut sejalan dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran (3]: 7) “tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab” Hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia; „‟ Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah‟‟ Akan tetapi (dia berkata) “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Alkitab dan di sebabkan kamu tetap mempelajarinya‟‟ Allah SWT mengisyaratkan, bahwa tugas Rasulullah SAW. yang paling penting adalah mengajarkan Al-kitab dan Al-hikmah kepada manusia dan menyucikan mereka, yakni mengembangkan dan membersihkan jiwa. Allah S.W.T. berfirman dalam Q.S. Al-baqarah (2: 129) “ya Tuhan kami utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
94
ayat-ayat engkau, dan mengarahkan siswa untuk membentuk mengajarkan kepada mereka Alkelompok diskusi, dan sebagainya. kitab (Al-Qur‟an) dan Al-hikmah 2. Guru harus mengarahkan siswanya (Assunah) serta mensucikan agar menyucikan dirinya dari mereka sesungguhnya Engkaulah lingkungannya baik fisik maupun non yang maha perkasa lagi maha fisik, memelihara dan bijaksana”. mengembangkan Akhlak mulia dan menjauhi Akhlak buruk. Penyucian ini Ayat-ayat tersebut di atas dapat di di laksanakan melalui amar ma’ruf nahi simpilkan bahwa tugas guru, mungkar. Pelaksanaannya melalui sebagaimana yang dijelaskan oleh Algerakan kebersihan lingkungan (opsi), Nahlawiy (1996: 239) adalah: kelompok kegiatan keagamaan, a. Penyucian; yakni mengembangkan ceramah, teladan pendidikan pembersihan pengangkatan jiwa (uswah),dan lain-lainnya. kepada pencipta-Nya, penjauhan-Nya 3. Guru hendaknya mengarahkan dari kejahatan dan penjagaan-Nya siswanya agar melakukan ta’lim yaitu agar tetap berada pada fitrah-Nya. menjelaskan isi ajaran islam melalui b. Pengajaran; pengalihan berbagai Alqur’an dan al-sunnah sebagai pengetahuan dan aqidah kepada akal penafsirnya, yang menjelaskan halal dan hati agar mereka merealisasikan dan haram. Pendekatan ini bertujuan dalam tingkah laku dalam kehidupan. untuk membaca, memahami, dan Apabila di perhatikan dua tugas di merenungkan dua sumber ajaran atas, tugas guru ada yang berkaitan tersebut. Dalam penerapannya, siswa dengan tugas kepribadian dan tugas di arahkan untuk membentuk profesionalitas. Jadi tugas guru itu harus kelompok diskusi, kegiatan membaca berakhlak baik dan ahli dalam bidangnya. buku-buku dan lain-lain. Kemudian Kemudian apabila kedua tugas tersebut Ahmad Tafsir (2001:78) menyebutkan apabila di kaitkan dengan metode pendapat ahli tentang tugas-tugas mengajar maka dapat di bagi lagi kepada guru dalam pendidikan Islam, yaitu: beberapa bagian . sebagaimana yang di 1. Guru harus mengetahui karakter jelaskan oleh Syamsuddin (2000: 239) murid. bahwa : 2. Guru harus selalu meningkatkan 1. Guru harus dapat mengarahkan siswa keahlian, baik dalam bidang yang di agar melakukan tilawah atau tadabbur. ajarkan maupun dalam cara Guru harus memberikan penekanan mangajarkan. kepada siswa untuk meyakini bahwa fenomena alam sebagai bukti KESIMPULAN kebesaran Allah Q.S. Al-Rum (30: 25) Guru pendidikan Islam adalah guru mempunyai keyakinan bahwa semua memiliki dua syarat, yaitu ia seorang ciptaan Allah mempunyai ‘Sunnah’ yang memiliki kepribadian dan akhlak tersendiri yang berasal dari Allah Q.S. yang baik dan ia juga harus profesional Yasin (36: 37-40) serta memandang dalam bidangnya. bahwa segala yang ada tidak di Kepribadian yang baik di ciptakan secara main-main atau sia-sia antaranya ia harus zuhud, sabar, jujur, QS. Al-Duha (44: 38-39) untuk dan lain-lain. Sedangkan profesional penerapannya di sekolah yaitu berarti ia harus mampu menguasai kelas, menguasai manajemen sekolah, Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
95
menguasai program pengajaran, manguasai materi, menguasai strategi mengajar, dan sebagainya. Oleh karena itu, guru ideal harus memiliki kepribadian dan profesinalitas, untuk itu tugas guru ideal adalah memberikan pengajaran berupa ilmu terhadap para siswa dan memberikan contoh yang baik kepada siswa. SUMBER RUJUKAN Al-Nahlawiy, Abdurrahman. 1996. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, Bandung; Diponegoro Departemen Agama RI. 1996. Algur‟an dan Terjemahannya. Jakarta: Pusat Penyelenggara Penerjemahan Al-qur’an. Ihsan, Hamdani, dan Fuad Hasan. 2001. Filsafat Pendidikan Islam, Bandung; Pustaka Setia. Jamarah Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta; Rineka Cipta. Arifin, H.M. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Muhaimin dan Abdul Mujid. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofi dan Kerangka Opersionalnya, Bandung; Tigenda Karya. Republika Indonesia. 2004. UndangUndang Pendidikan Nasional dan Aturan Pelaksanaannya. Jakarta ; Sinar Grafika. Syamsuddin Nur. 2000. Tafsir Tarbawiy, Ambon: P3M STAIN Ambon. Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektifitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya. Tafsir Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung: Rosdakarya.
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
96