FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh HAFIDZ ARDITA 20120320111
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
1
Factors that Influencing Students of Mechanical Engineering year 2015 in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta as Their Motivation to Stop Smoking. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015. Hafidz Ardita1, Dianita Sugiyo2 1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
ABSTRACT Ministry of Healthy of Republic of Indonesia in 2011 reported almost 6 million people per yearare smokers, which are categorized in two types; 5 million people are active smokers and ex-active smokers, 600.000 people is pasive smokers. Diseases that caused by cigarretes and end up with death motly found like cancer, heart disease, lungs, and stroke. Thus, motivation is the important things for them to cessastion smoked. The motivation is divided in two types; intrinsic and extrinsic. The purpose of this research is to know what factors that motivating the students of Mechanical Engineering year 2015 in Muhammadiyah Yogyakarta University. This research is a quantitative. Non experimental by using Cross Sectional method. The research is done in August 2016 with 54 correspondences. Analysis result of Chi Square test showed that there is a significance relation between self control and motivation to cessation smoked with value p= 0,020. Whereas, another factors are not influencing. There is a significance relation between self control and motivation to cessation smoked of students in Mechanical Engineering year 2015 in Muhammadiyah Yogyakarta University. Key Words : Motivation to Smoking Stop, Factors that Influencing Motivation.
2
INTISARI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2011 melaporkan hampir 6 juta
orang pertahun, diantaranya 5 juta orang perokok dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok yang terpapar asap rokok.Penyakit yang mengakibatkan kematian oleh karena rokok yang paling sering dijumpai adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke. Motivasi merpupakan hal yang penting dalam proses berhenti merokok. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berhenti merokok yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Non experimental dengan pendekatan Cross Sectional.Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016, dengan responden 54 orang. Hasil analisis uji Chi Square dalam penelitian ini menghasilkan adanya hubungan yang signifikan pada faktor kontrol diri terhadap motivasi untuk berhenti merokok dengan nilai p= 0,020. Sedangkan faktor lain tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kontrol diri terhadap motviasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin UMY angkatan 2015.Peneliti berharap pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar lebih efektif kedepannya. Kata Kunci : Motivasi Berhenti Merokok, Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
3
PENDAHULUAN Merokok merupakan suatu masalah di
kimia, yang 43 diantaranya merupakan zat
dalam
karsinogenik
masyarakat
yang
dapat
menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan
(Kementrian
Kesehatan
Republik Indonesia, 2012). Al-qur’an juga menjelaskan tentang
bahkan kematian (Kementrian Kesehatan
bahaya
Republik
Baqarah (2:195) yang Artinya :
Indonesia,
2011).
Rokok
merokok,
didalam
surat
Al-
merupakan hasil dari olahan tembakau
”Dan belanjakanlah (apa yang ada
yang terbungkus, termasuk cerutu atau
pada kamu) karena (menegakan) agama
bentuk
Allah,
lainnya
yang
dihasilkan dari
dan
janganlah
mencampakkan
rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
bahaya
yang mengandung nikotin, tar, dan zat
bakhil) dan baikilah (dengan sebaik-
adiktif
baiknya segala usaha dan) perbuatan
atau
tambahan(Gubernur
tanpa
Daerah
bahan Istimewa
kamu
kebinasaan
karena
kamu
ke
sengaja
tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana
dengan
diri
kamu
(dengan
dalam bersikap
sesungguhnya
Allah
Yogyakarta, 2009). Masalah utama yang
mengasihi orang-orang yang berusaha
ditimbulkan
memperbaiki amalannya”.
peningkatan
rokok prevalensi
adalah
adanya
perokok
yang
menjadi semakin tinggi tiap tahunnya. Menurut Global Adult Tobacco Survey
Dari surah Al-Baqarah (2:195) dapat disimpulkan bahwa orang yang merokok menyalahgunakan uang
yang
dimiliki
Indonesia
untuk suatu hal yang memberikan dampak
menduduki rangking pertama di dunia
buruk yang dapat menyebabkan berbagai
dengan prevalensi 67%, diikuti Rusia
penyakit bahkan kematian pada dirinya
dengan 61%. Riset Kesehatan Dasar
sendiri dan seharusnya uang tersebut dapat
(RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan
digunakan untuk hal yang lebih baik.
(GATS,
2015)
laki
laki
bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
“Rokok dapat menyebabkan kanker,
memiliki persentasi perokok aktif dengan
serangan jantung, impotensi, gangguan
usia penduduk diatas 10 tahun sebesar
kehamilan dan janin.” Pesan ini tertera
21,2%.
dalam setiap bungkus rokok yang ada di Umumnya perokok aktif maupun
pasif tidak menyadari bahwa didalam sebatang rokok terdapat ribuan senyawa
Indonesia.
Setiap
mengambil
dari
perokok, bungkus
sebelum
rokok
dan
4
menghisapnya
akan
membaca
tulisan
digunakan adalah metode regresi ganda
tersebut (Widati, 2013) Melihat dari efek efeknya yang begitu banyak
terhadap
penelitiannon eksperimental. Metode yang
kesehatan,
dengan rancangan penelitian menggunakan
tidak
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
mengherankan jika 70% perokok ingin
pada penelitian ini diambil sebanyak 50%
berhenti merokok (Williams, Herzogb, &
dari populasi penelitian yaitu 54 orang,
Simmonsc,
merokok
dari 107 orang. Sampling dalam penelitian
motivasi.
ini
2011).Berhenti
dipengaruhi
oleh
niat
dan
menggunakan
teknik
purposive
Motivasi adalah suatu proses psikologis
samplingdimana sampel ditentukan sesuai
yang mencerminkan interaksi antara sikap,
dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
kebutuhan, persepsi dan keputusan yang
peneliti Penelitian ini berlangsung selama
terjadi pada diri seseorang (Ayu, 2014).
bulan bulan Juni sampai Juli 2016.
Faktor
Kueisoner
faktor
yang
mempengaruhi
yang
digunakan
dalam
motivasi untuk berhenti merokok ada dua
penelitian ini adalah kueisoner adaptasi
yaitu
dari berbagai sumber kemudian dipilih
faktor
intrinsik
pengetahuan,
meliputi
nilai
dan
usia,
persepsi,
pengalaman, sedangkan faktor ekstrinsik
sesuai kebutuhan penelitian. Kuesioner ini memiliki 2 domain yaitu
terdekat
intrinsik dan ekstrinsik.Domain intrinsik
(keluarga), ekonomi (Marquis dan Huston,
memiliki 4 sub domain dan ekstrinsik
2000 dalam Barus, 2012).
memiliki
meliputi
lingkungan,
orang
Berdasarkan latar belakang diatas,
digunakan
2
sub untuk
domain.Skala penilaian
yang
kueisoner
penulis tertarik untuk meneliti tentang
adalah skalaGuttman dengan data ordinal.
Faktor-Faktor
HASIL PENELITIAN
Motivasi
yang
Berhenti
Mempengaruhi Merokok
Pada
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah 2015
Yogyakarta
Angkatan
dikarenakan
masih
banyaknyaperilaku merokok di kalangan mahasiswa teknik mesin.
hasil
kuesioner
mengenai
masalah kesehatan didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 7 megenai adanya gejala fisik yang diakibatkan oleh rokok yang
METODE
mulai
menyerang
responden.
Sebanyak 77,8% responden menjawab
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat
Dari
deskriptif
dengan
jenis
benar pada pernyataan nomor 11 mengenai
5
kemampuan
responden
menggambarkan
secara
merokok
pada
Responden
grafis
tubuh
menjawab
untuk
pada kehidupan orang lain sebanyak
efek
79,6%. Responden menjawab benar pada
responden. benar
pernyataan
nomor
19
mengenai
pada
kekhawatiran responden bahwa merokok
pernyataan nomor 14 mengenai bahaya
dapat memperpendek umurnya sebanyak
merokok yang telah terlihat secara nyata
87%.
60 40
Benar
20
Tidak Benar
0 Pertanyaan 7
Dari
hasil
Pertanyaan 11
Pertanyaan 19
mengenai
12 bahwa responden merasakan ada
kontrol diri mahasiswa didapatkan hasil
kontrol diri didalam diri mereka sebanyak
bahwa 92,6% responden menjawab benar
88,9%.
pada
mengenai
menjawab benar pada pernyataan nomor
keinginan responden untuk menujukkan
15 bahwa responden akan merasa bahwa
padanya dirinya sendiri bahwa responden
responden telah mencapai hal yang penting
mampu dan bisa untuk berhenti mereokok.
dalam dirinya dan 92,6% responden
Sebanyak 87% responden menjawab benar
menjawab benar pada pernyataan nomor
pada pernyataan nomor 8 tentang perasaan
20 bahwa responden ingin membuktikan
responden jika responden mampu untuk
bahwa responden tidak kecanduan pada
berhenti
rokok.
pernyataan
kuesioner
Pertanyaan 14
nomor
2
meorkok.Responden
yang
Sebanyak
88,9%
responden
menjawab benar pada pernyataan nomor 60 40
Benar
20
Tidak Benar
0 Pertanyaan 2
Dari
hasil
Pertanyaan 8
kuesioner
Pertanyaan 12 Pertanyaan 15 Pertanyaan 20
mengenai
menjawab benar pada pernyataan nomor 3
pengetahuan responden tentang bahaya
mengenai rokok yang mengandung zat
merokok
berbahaya dan lebih dari 40 zat yang dapat
didapatkan
hasil,
98,1%
6
memicu
kanker,
serangan
jantung,
responden
impotensi, dan stroke. Sebanyak 90,7%
pernyataan
responden
pengetahuan responden tentang larang
menjawab
benar
pada
pernyataan nomor 16 mengenai bahaya
menjawab nomor
benar 21
pada
mengenai
merokok di tempat umum.
rokok pada perokok pasif dan 68,5% 60 40
Benar
20
Tidak Benar
0 Pertanyaan 3
Pertanyaan 16
Pertanyaan 21
Dari hasil kuesioner mengenai
tentang keinginan responden untuk tidak
penguatan segera (immediate respond)
melubangi pakaian, sofa, sprei dan karpet
terkait dengan ekonomi didapatkan hasil
dengan
bara api rokoknya
bahwa 88,9% responden menjawab benar
88,9%.
Sebanyak
pada penyataan nomor 4 tentang alasan
menjawab benar pada pernyataan nomor
responden ingin berhenti merokok supaya
17 mengenai keinginan responden untuk
rambut dan pakaian responden tidak bau.
menyimpan uang yang biasa dibelikan
Sebanyak 92,6% responden menjawab
rokok dan 66,7% responden menjawab
benar pada penyataan nomor 6 mengenai
benar pada pernyataan nomor 22 tentang
dampak
responden yang tidak perlu membersihkan
ekonomi
yang
lebih
boros
dirasakan oleh responden. Responden yang
92,6%
sebanyak responden
abu rokok dikamarnya.
menjawab benar pada pernyataan nomor 9 60 40
Series 1
20
Series 2
0 Pertanyaan 4
Pertanyaan 6
Pertanyaan 9
Pertanyaan 17
Pertanyaan 22
Dari hasil kuesioner mengenai
benar pada pernyataan nomor 5 tentang
pengaruh sosial dan lingkungan didapatkan
keinginan responden untuk mengakhiri
hasil bahwa, 81,5% responeden menjawab
omelan dari orang tua, saudara dan orang
7
terdekat responden. 54,7%
responden
berhenti
merokok.
83,3%
responden
menjawab benar pada pernyataan nomor
menjawab benar pada pernyataan nomor
10 tentang pengakuan responden yang
18 tentang perasaan orang lain yang sedih
pernah mendapatkan peringatan karena
jika melihat responden masih merokok.
perilaku merokoknya. 57,4% responden
64,8% responden menjawab tidak benar
menjawab tidak benar pada pernyataan
mengenai
nomor
keluarga, teman, kampus jika responden
13
bahwa
mendapatkan
hadiah
mereka
akan
spesial
apabila
imbalan
berupa uang
dari
mampu dan bisa berhenti merokok.
60 40
Benar
20
Tidak Benar
0 Pertanyaan 5
Pertanyaan 10
Pertanyaan 13
karakteristik responden digunakan untuk
Responden dalam penelitian ini 54
orang
perokok
mengetahui gambaran umum responden
yang
berdasarkan
merupakan mahasiswa Program Studi
Jumlah Responden
Persentase
≤20 tahun
22
40,7
b.
>20 tahun
32
59,3
Faktor-Faktor
Mempengaruhi
Motivasi
yang Berhenti
Merokok Distribusi Frekuensi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku No.
Variabel Usia 19 >=20
seksual
Berdasakan
hasil
dideskripsikan dalam tabel berikut ini.
a.
Gambaran
1.
usia.
penelitian karakteristik responden dapat
Teknik Mesin angkatan 2015 Universitas Karakteristik Usia sekarang
Pertanyaan 23
Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil dari
Karakteristik Responden Penelitian berjumlah
Pertanyaan 18
pranikah yaitu usia, jenis kelamin, usia mulai merokok, motivasi, perduli dengan masalah
kesehatan,
pengetahuan, pengaruh
kontrol
penguatan sosial
segera
dan
ditampilkan pada tabel berikut.
n
%
22 32
40,7 59,3
diri, dan
lingkungan
8
No. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Variabel Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Mulai merokok 10-13 tahun 14-18 tahun Motivasi Tinggi Rendah Perduli dengan Masalah Kesehatan Tinggi Rendah Kontrol Diri Tinggi Rendah Pengetahuan Tinggi Rendah Penguatan Segera Tinggi Rendah Sosial Lingkungan Tinggi Rendah
n
%
49 5
90,7 9,3
19 39
22,8 72,2
52 2
96,3 3.7
35 19
64,8 35,2
39 15
72,2 27,8
34 20
63,0 37,0
32 22
59,3 40,7
31 23
57,4 42,6
Menurut tabel diatas distribusi usia dikategorikan
tinggi
sebanyak
responden
(59,3%),
distribusi
jenis
32
kelamin dikategorikan tinggi sebanyak 49
responden (90,7%), distribusi usia
data pengaruh sosial dan lingkungan
mulai merokok dikatakan tinggi sebanyak
dikatakan tinggi sebanyak 31 responden
39 responden (72,8%), distribusi motivasi
(57,4%).
dikatakan tinggi sebanyak 52 responden (96,3%),
distribusi
data
tentang
keperdulian terhadap masalah kesehatan dikatakan tinggi sebanyak 35 responden (64,8%),
distribusi
data
kontrol
diri
dikatakan tinggi sebanyak 39 responden (72,2%),
distribusi
data
tentang
pengetahuan respoden dikatakan tinggi sebanyak 34 responden (63%), distribusi data penguatan segera dikatakan tinggi sebanyak 32 responden (59,3%), distribusi
Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Berhenti Merokok Analisis bivarite dilakukan dengan uji ChiSquare
dilakukan
untuk
menyeleksi
variabel yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariat.
Variabel
yang
dimasukkan dalam analisis multivariate adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p<0,25 (Dahlan, 2013).
9
Adapun hasil analisis Bivariat ditampilkan
No 1
Usia
2
Masalah Kesehata n Kontrol Diri Pengetah uan Penguata n Segera Sosial dan Lingkun gan
3 4 5 6
<=20 >20 Tinggi Rendah
Tinggi n % 21 38,9 31 57,4 35 64,8 17 31,5
Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah
39 13 34 18 32 20 31 21
Variabel
72,2 24,1 63,0 33,3 59,3 37,0 57,4 38,9
Rendah N % 1 1,9% 1 1,9% 2
3,7
2
3,7
2
3,7
2
3,7
2
3,7
Menurut tabel diatas hubungan faktor usia terhadap motivasi berhenti merokok data
bahwa
responden
di
dominasi oleh usia >20 tahun dan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi sebanyak 31 responden (57,4%), kemudian nilai P menunjukan nilai 0,0786 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara
usia
dan
motivasi
berhenti merokok. Dari hasil analisa data didapatkan pula niali RO yaitu 0,677. Selanjutnya hubungan kepedulian terhadap masalah
kesehatan
terhadap
motivasi
berhenti merokok yang didominasi oleh kesadaran
akan
masalah
Min
IK95% Maks
0,677
0,040
11,440
1,118
0,958
1,304
1,154
0,946
1,407
1,111
0,960
1,286
1,100
0,964
1,255
1,095
0,965
1,242
P
RO
0,07 86 0,05 0 0,02 0 0,06 0 0,08 2 0,09 4
terdapat hubungan yang signifikan antara
Sumber: Data Primer (2016)
diperoleh
pada tabel berikut.
kesehatan
yangtinggi dan memiliki motivasi yang tinggi sebanyak 35 responden (64,8%), serta memiliki nilai P 0,050 yang artinya
motivasi berhenti merokok dengan faktor pengaruh keperdulian terhadap masalah kesehatan,
dari
hasil
analisis
juga
didapatkan RO 1,118. Tabel diatas juga menjelaskan bahwa faktor kontrol diri didominasi oleh kontrol diri yang tinggi dan memiliki motivasi berhenti merokok
yang
tinggi,
yaitu
sebanyak 39 responden (72,2%). Selain itu didapatkan juga nilai P 0,02 yang artinya faktor kontrol diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok dan dari tabel didapatkan RO 1,154.Selanjutnya
adalah
faktor
pengetahuan, dimana dalam tabel diatas data didominasi oleh pengetahuan yang tinggi serta motivasi berhenti merokok yang tinggi.Nilai P yang didapatkan yaitu
10
0,06 artinya tidak ada hubungan yang
merokok
signifikan
pengetahuan
responden di dominasi oleh usia >20
dengan motivasi berhenti merokok.Nilai
tahun dan memiliki motivasi berhenti
RO didapatkan 1,111.
merokok yang tinggi sebanyak 31
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa data
responden (57,4%), kemudian nilai p
di dominasi oleh faktor penguatan segera
menunjukan nilai 0,0786 yang artinya
yang tinggi dan motivasi tinggi untuk
tidak terdapat hubungan yang signifikan
berhenti merokok yaity sebanyak 32
antara usia dengan motivasi berhenti
responden
merokok.
antara
faktor
(59,3%).Nilai
P
yang
diperoleh
bahwa
didapatkan adalah 0,082 yang artinya tidak
Faktor
terdapat hubungan yang signifikan antara
terdapatnya hubungan antara faktor
faktor penguatan segera dan motivasi
usiadengan motivasi berhenti merokok
berhenti
yang
adalah fakta bahwa keinginan untuk
didapatkan sebesar 1,100.Kemudian faktor
berhenti merokok dapat muncul pada
sosial dan lingkungan budaya, dimana data
semua usia walau dengan alasan yang
yang mendominasi adalah pengaruh sosial
berbeda pada setiap tingkatan usia. Hal
dan lingkungan budaya yang tinggi dan
tersebut dijelaskan oleh Wibowo (2015)
motivasi berhenti merokok yang tinggi
dimana seseorang yang sudah dewasa
yaitu sebanyak 31 responden (57,4%).Nilai
(umur 25-45) memiliki karakteristik
P yang didapatkan adalah 0,094 dimana
kemandirian ekonomi dan kemandirian
tidak ada hubungan yang signifikan antara
dalam membuat keputusan atau lebih
pengaruh sosial dan lingkungan terhadap
mampu berpikir dan mengambil sikap
motivasi berhenti merokok.Selain itu dari
dalam
dalam tabel diatas didapatkan nilai RO
dibandingkan dengan anak-anak remaja.
1,095.
Kemudian, orang dewasa menjadikan
PEMBAHASAN
pilihan berhenti merokok atau tidak
1. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
karena pertimbangan kesehatan, hal itu
Dengan Motivasi Berhenti Merokok
juga berhubungan dengan fakta bahwa
a.
merokok.Nilai
RO
Hubungan Antara Usia dengan
orang
yang
data
menyebabkan
menentukan
dewasa
lebih
tidak
pilihan
paham
akan
Motivasi Berhenti Merokok
masalah
Hasil analisis uji korelasi antara faktor
dibandingkan dengan anak
usia
Sebaliknya, Saputra & Sary (2013)
terhadap
motivasi
berhenti
dan
fungsi
kesehatan remaja.
11
dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat
mengenai kepedulian terhadap masalah
menjelaskan bahwa, seseorang yang
kesehatan yang menyatakan bahwa dari
masih remaja, motivasi untuk berhenti
hasil
merokok cenderung timbul dan tinggi
kesehatan
dikarenakan penagruh positif dari faktor
88,9% responden menjawab benar pada
lingkungan seperti keluarga, teman
pernyataan nomor 7 mengenai adanya
sebaya yang tidak merokok dan orang
gejala fisik yang diakibatkan oleh rokok
terdekat, hal ini berhubungan dengan
yang
masih
Sebanyak 77,8% responden menjawab
belum
patennya
sikap
dan
kuesioner
mengenai
didapatkan
mulai
hasil
menyerang
bahwa
responden.
perilaku yang ada pada remaja tersebut.
benar
Oleh karena itu, sangat jelas bahwa
mengenai kemampuan responden untuk
alasan tidak adanya hubungan antara
menggambarkan
usia dengan motivasi berhenti merokok
merokok
dikarenakan pada setiap tingkatan usia,
Responden
motivasi bisa muncul pada setiap usia
pernyataan nomor 14 mengenai bahaya
dengan alasan yang berbeda.
merokok yang telah terlihat secara nyata
b.
pada kehidupan orang lain sebanyak
Hubungan Antara Kepedulian
Terhadap
Masalah
Kesehatan
pada
masalah
pernyataan
secara
pada
nomor
grafis
tubuh
menjawab
11
efek
responden. benar
pada
79,6%. Responden menjawab benar
Dengan Motivasi Berhenti Merokok
pada pernyataan nomor 19 mengenai
Hasil analisis uji korelasi antara faktor
kekhawatiran
kepedulian terhadap masalah kesehatan
merokok dapat memperpendek umurnya
terhadap motivasi berhenti merokok
sebanyak 87%.
yang didominasi oleh kesadaran akan
Adapun alasan dibalik tidak terdapatnya
masalah kesehatan
yang tinggi dan
hubungan antara kepedulian terhadap
memiliki motivasi yang tinggi sebanyak
masalah kesehatan dengan munculnya
35 responden (64,8%), serta memiliki
motivasi berhenti merokok responden
nilai
tidak
pada penelitian ini adalah persepsi
signifikan
responden yang menganggap bahwa
p=0,050
terdapat antara
yang
hubungan motivasi
artinya
yang berhenti
merokok
penyakit
responden
akibat
merokok
bahwa
tidak
dengan faktor pengaruh kepedulian
mengancam. Hal tersebut diutarakan
terhadap masalah kesehatan. Adapun
oleh penelitian yang dilakukan oleh
hasil
Kumboyono
distribusi
jawaban
kuesioner
(2011),
bahwa
50%
12
menyebutkan
impotensi, gangguan kehamilan dan
bahwa mereka berpikir penyakit akibat
janin.Beberapa persepsi tersebut dapat
merokok tidaklah berbahaya daripada
mempengaruhi perokok untuk terus
penyakit lainnya, responden penelitian
merokok,
tersebut
berhenti merokoknya rendah.
responden
penelitian
mayoritas
tidak
setuju
sehingga
motivasi
untuk
mengenai akibat merokok yang dapat
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
memperpendek umur dan mempercepat
bahwa tidak adanya hubungan antara
kematian, namun hal tersebut berbeda
kepedulian responden terhadap masalah
dengan hasil yang didapatkan oleh
kesehatan adalah akibat adanya persepsi
peneliti bahwasanya 87% responden
yang salah mengenai bahaya rokok.
menjawab
c.
nomor
benar
19
responden
pada
mengenai bahwa
pernyataan kekhawatiran
merokok
dapat
Hubungan Antara Kontrol Diri
Dengan Motivasi Berhenti Merokok Faktor kontrol diri didominasi oleh
memperpendek umurnya.
kontrol diri yang tinggi dan memiliki
Hasil penelitian lain yang dilakukan
motivasi berhenti merokok yang tinggi,
oleh Heikkinen, et al (2010) di finlandia
yaitu sebanyak 39 responden (72,2%).
menyebutkan,
responden
Selain itu didapatkan juga nilai p=
dalam penelitian tersebut menyebutkan
0,020 yang artinya faktor kontrol diri
bahwa merokok bukanlah hal yang
memiliki hubungan yang signifikan
berbahaya dan mengancam jiwanya,
terhadap motivasi berhenti merokok.
sehingga
Adapun
mayoritas
para
responden
terus
hasil
distribusi
jawaban
meyakinkan peneliti bahwa merokok
kuesioner
tidak mengganggu kehidupannya serta
terhadap kontrol diri yang menyatakan
orang yang ada disekitarnya. Pada
bahwa dari hasil kuesioner mengenai
penelitian ini, sebagian besar responden
kontrol diri mahasiswa didapatkan hasil
juga
bahwa 92,6% responden menjawab
menganggap
bahwa
bahaya
mengenai
kepedulian
penyakit akibat rokok tidaklah lebih
benar
berbahaya
penyakit
mengenai keinginan responden untuk
lainnya.Disamping itu, responden juga
menujukkan padanya dirinya sendiri
berpersepsi menimbulkan mengakibatkan
daripada
bahwa
pada
pernyataan
nomor
2
rokok
tidak
bahwa responden mampu dan bisa
dan
hanya
untuk berhenti merokok. Sebanyak 87%
kematian penyakit
jantung,
responden
menjawab
benar
pada
13
pernyataan nomor 8 tentang perasaan
diikuti 92,6% responden menjawab
responden jika responden mampu untuk
benar
berhenti
yang
mengenai keinginan responden untuk
pernyataan
menujukkan padanya dirinya sendiri
nomor 12 bahwa responden merasakan
bahwa responden mampu dan bisa
ada kontrol diri didalam diri mereka
untuk
sebanyak
membuktikan
merokok.Responden
menjawab
benar
88,9%.
pada
Sebanyak
88,9%
pada
pernyataan
berhenti
nomor
merokok
bahwa
2,
yang
kontrol
diri
pada
cenderung dapat membuat responden
pernyataan nomor 15 bahwa responden
menahan keinginan merokok sebagai
akan merasa bahwa responden telah
pembuktian diri. Selain itu, penjelasan
mencapai hal yang penting dalam
mengenai kontrol diri dapat dijadikan
dirinya dan 92,6% responden menjawab
tameng
benar pada pernyataan nomor 20 bahwa
responden yang menunjukkan bahwa
responden ingin membuktikan bahwa
87% responden menjawab benar pada
responden tidak kecanduan pada rokok.
pernyataan nomor 8 tentang perasaan
Adanya
signifikan
responden jika responden mampu untuk
antara kontrol diri dengan motivasi
berhenti merokok yang menunjukkan
berhenti merokok tersebut berhubungan
bahwa kontrol diri memicu adanya
dengan
keinginan untuk berhenti merokok.
responden
menjawab
hubungan
fakta
benar
yang
bahwa
kontrol
merupakan
tameng
untuk
berperilaku
negatif.Machali
dalam
penelitiannya
bahwa,
seseorang
diri
terbukti
dengan
jawaban
tidak
Kemudian faktor yang menyebabkan
(2014)
tingginya kontrol diri pada seseorang
menjelaskan
berhubungan
dengan
faktor
usia
memiliki
responden yang termasuk dewasa awal.
cenderung
Hal tersebut dijelaskan oleh Puspitadesi,
memiliki perilaku yang baik dan dapat
Yuliadi, & Nugroho (2013), dimana
menahan diri dari perbuatan yang dapat
dewasa awal telah mampu memandu,
memberikan efek negatif di kemudian
mengarahkan dan mengatur perilaku.
hari. Penjelasan tersebut sesuai dengan
Kemampuan
hasil
dirinya
kontrol diri
yang
jawaban
mengatakan
yang baik
responden bahwa
yang
responden
untuk
sendiri
menghentikan
mengendalikan bahkan
perilaku
yang
dapat tidak
terbanyak merasakan ada kontrol diri
sesuai. Hal tersebut sesuai dengan hasil
didalam diri mereka sebanyak 88,9%
yang didapatkan oleh peneliti pada
14
pernyataan nomor 15 bahwa responden
d.
akan merasa mencapai suatu hal yang
Dengan Motivasi Berhenti Merokok.
penting
berhenti
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
merokok, selain itu 88,9% responden
responden didominasi oleh pengetahuan
merasakan adanya kontrol diri dalam
yang tinggi serta motivasi berhenti
diri mereka untuk mengurangi bahkan
merokok yang tinggi. Nilai p= 0,060
berhenti merokok.
artinya
apa
Selain
itu,
bila
dapat
Jaelani
tidak
ada
pengaruh
yang
juga
signifikan antara faktor pengetahuan
menjelaskan bahwa, terdapat hubungan
dengan motivasi berhenti merokok.
yang nyata antara religiusitas dengan
Adapun
kontrol diri, semakin tinggi perilaku taat
kuesioner
agama seseorang, semakin tinggi juga
responden tentang bahaya merokok
kontrol diri yang dia miliki. Hal tersebut
yang menyatakan bahwa dari hasil
didukung
kuesioner
oleh
(2013)
Hubungan Antara Pengetahuan
penelitian
yang
hasil
distribusi
mengenai
jawaban
pengetahuan
mengenai
pengetahuan
dilakukan oleh Palupi (2013) yang
responden tentang bahaya merokok
menjelaskan bahwa terdapat hubungan
didapatkan
yang
benar
bermakna
dengan
antara
kenakalan
religiusitas
98,1%
pernyataan
menjawab nomor
3
seperti
mengenai rokok yang mengandung zat
merokok dan perilaku seksual. Palupi
berbahaya dan lebih dari 40 zat yang
(2013) kemudian menjelaskan bahwa,
dapat memicu kanker, serangan jantung,
sikap
impotensi, dan stroke. Sebanyak 90,7%
resligiusitas
remaja
pada
hasil,
remaja
tersebut
memicu tingginya kontrol diri dan
responden
mencegah mereka untuk berperilaku
pernyataan nomor 16 mengenai bahaya
negatif. Oleh karena itu, jelas bahwa
rokok pada perokok pasif dan 68,5%
adanya hubungan antara kontrol diri
responden
dengan tingginya motivasi berhenti
pernyataan
merokok berhubungan dengan adanya
pengetahuan responden tentang larang
faktor religiusitas dan perkembangan
merokok di tempat umum.
usia
Hasil pada penelitian ini sejalan dengan
yang
menjadi tameng
berprilaku negatif.
dalam
penelitian
menjawab
benar
menjawab nomor
yang
benar 21
pada
pada
mengenai
dilakukan
oleh
Rahmadi, Lestari, & Yenita (2013) yang juga
menunjukkan
tidak
terdapat
15
antara
yang telah dijelaskan oleh Ali tersebut
pengetahuan dengan keinginan untuk
sesuai dengan hasil crosstab yang
berhenti
tersebut
ditunjukkan pada penelitian ini dimana,
sikap
responden didominasi oleh pengetahuan
kuat
yang tinggi serta motivasi berhenti
dipengaruhi oleh orang tua, teman
merokok yang tinggi diikuti fakta
sebaya,
jawaban
hubungan
yang
bermakna
merokok.
dikarenakan, seorang
Hal
keinginan
perokok
dan
sangat
kepribadian,
dan
media
98,1
%
responden
yang
informasi yang mengiklankan tentang
memiliki pengetahuan tinggi mengenai
rokok. Menurut Rahmadi, Lestari, &
bahaya rokok dan 90,7% mengerti
Yenita
sebaya
bahaya rokok terhadap perokok pasif,
mempunyai peran yang sangat berarti
walaupun tidak terdapat hubungan yang
bagi remaja, karena remaja lebih sering
bermakna antara variabel pengetahuan
menghabiskan waktunya bersama teman
dan motivasi.
sebaya. Di antara remaja yang memiliki
e.
kebiasaan merokok, 87% diantaranya
Segera
mempunyai sekurang-kurangnya satu
Dengan Motivasi Berhenti Merokok
atau
memiliki
Hasil pada penelitian ini di dominasi
kebiasaan merokok begitu pula dengan
oleh faktor penguatan segera yang
remaja non perokok.
tinggi
(2013)
lebih
Tetapi,
teman
sahabat
hasil
yang
yang
(Immediate
dan
motivasi
Responds)
tinggi
untuk
pada
berhenti merokok yaitu sebanyak 32
penelitian ini tidak sejalan dengan
responden (59,3%). Nilai p=0,082 yang
penelitian yang telah dilakukan oleh
artinya tidak terdapat hubungan yang
Asma, Zulkifli, & Thaha (2015) yang
signifikan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
segera dan motivasi berhenti merokok.
yang signifikan antara pengetahuan
Adapun
dengan
merokok
kuesioner mengenai penguatan segera
(p=0,000). Hal tersebut dijelaskan oleh
(immidiate respond) yang menyatakan
Ali (2014), seseorang yang paham akan
bahwa dari hasil kuesioner mengenai
merokok dan bahayanya, akan menjadi
penguatan segera (immediate respond)
faktor pencetus dari dalam dirinya
terkait dengan ekonomi didapatkan
untuk
hasil
motivasi
tidak
didapat
Hubungan Antara Penguatan
berhenti
melakukan
perilaku
merokok tersebut. Oleh karena itu, fakta
antara
hasil
bahwa
faktor
distribusi
88,9%
penguatan
jawaban
responden
menjawab benar pada penyataan nomor
16
4
tentang
alasan
responden
ingin
pernyataan
nomor
17
mengenai
berhenti merokok supaya rambut dan
keinginan responden untuk menyimpan
pakaian responden tidak bau. Sebanyak
uang
92,6% responden menjawab benar pada
Kumboyono
penyataan nomor 6 mengenai dampak
bahwa, masih banyak responden tidak
ekonomi yang lebih boros dirasakan
merasa mendapatkan keuntungan baik
oleh
dari segi ekonomi, fisiologi dan sosial
responden.
menjawab
Responden
benar
pada
yang
pernyataan
yang
apabila
biasa dibelikan rokok, (2011)
mereka
menjelaskan
berhenti
merokok.
nomor 9 tentang keinginan responden
Selain itu adanya rasa ketergantungan
untuk tidak melubangi pakaian, sofa,
terhadap rokok menyebabkan responden
sprei dan karpet dengan bara api
sulit untuk berhenti merokok. Berbeda
rokoknya sebanyak 88,9%. Sebanyak
dengan hasil penelitian yang telah
92,6% responden menjawab benar pada
dilakukan
pernyataan
sebanyak 92,6% responden menjawab
nomor
17
mengenai
oleh
benar
uang yang biasa dibelikan rokok dan
mengenai dampak ekonomi yang lebih
66,7% responden menjawab benar pada
boros dirasakan oleh responden dan
pernyataan nomor 22 tentang responden
juga
yang tidak perlu membersihkan abu
menjawab
rokok dikamarnya.
nomor
adanya
faktor
yang
penyataan
dimana
keinginan responden untuk menyimpan
Adapun
pada
peneliti
sebanyak
responden
pada
pernyataan
mengenai
keinginan
responden untuk menyimpan uang yang
menyebabkan tidak adanya hubungan
biasa dibelikan rokok
antara
f.
penguatan
segera
dengan
berhenti
merokok
adalah
motivasi
6
92,6%
benar 17
nomor
Hubungan Antara Sosial dan
Lingkungan
Dengan
Motivasi
adanya uang saku yang lebih besar
Berhenti Merokok
daripada
hal
Hasil pada penelitian ini menunjukkan
tersebut mengakibatkan perokok merasa
bahwa pengaruh sosial dan lingkungan
tidak masalah apabila uang sakunya
budaya
terkurangi
rokok
berhenti merokok yang tinggi yaitu
(Noor, 2004). Walaupun responden
sebanyak 31 responden (57,4%). Nilai
pada penelitian ini sebanyak 92,6%
p=0,094 dimana tidak ada hubungan
responden
yang
orang
akibat
lain
sehingga
konsumsi
menjawab
benar
pada
yang
tinggi
signifikan
dan
antara
motivasi
sosial
dan
17
lingkungan terhadap motivasi berhenti
Adapun faktor yang menyebabkan tidak
merokok.
adanya
Adapun
hasil
distribusi
hubungan
antara
faktor
jawaban kuesioner mengenai pengaruh
lingkungan sebaya dengan motivasi
sosial
berhenti
merokok
adalah
karena
kuatnya
pengaruh
teman
sebaya
dan
motivasi
lingkungan
berhenti
terhadap
merokok
yang
menyatakan bahwa dari hasil kuesioner
dibandingkan sosial dan lingkungan.Hal
mengenai
dan
tersebut dijelaskan oleh Hartati (2014),
lingkungan didapatkan hasil bahwa
Teman sebaya memegang peranan yang
81,5% responeden menjawab benar
sangat
pada pernyataan nomor 5 tentang
remaja.Agar
keinginan responden untuk mengakhiri
kelompoknya, remaja selalu berusaha
omelan dari orang tua, saudara dan
untuk dapat menyesuaikan diri dan
orang terdekat responden. Sebanyak
menyamakan
pendapatnya
54,7% responden menjawab benar pada
kelompoknya.
Walaupun
pernyataan
nomor
pengakuan
responden
pengaruh
sosial
besar
dalam
tetap
kehidupan
diterima
dengan responden
10
tentang
pada
yang
pernah
menjawab
karena
nomor 5 tentang keinginan responden
perilaku merokoknya. Responden yang
untuk mengakhiri omelan dari orang
menjawab tidak benar pada pernyataan
tua,
nomor
responden sebanyak 81,5%, Pramintari,
mendapatkan
13
peringatan
bahwa
mereka
akan
penelitian
dalam
benar
saudara
mendapatkan hadiah spesial apabila
Hastuti,
berhenti
menjelaskan
merokok
seanyak
57,4%.
&
ini
didominasi
pada
pernyataan
dan
orang
Djamaludin bahwa
teman
terdekat
(2014) sebaya
pada
menunjukkan kekuatan hubungan yang
pernyataan nomor 18 tentang perasaan
lebih besar dengan tingginya perilaku
orang lain yang sedih jika melihat
merokok di kalangan remaja.
responden masih merokok sebanyak
Selain itu, Kilo, Rahim, & Kau, (2014)
83,3%, dan 64,8% responden menjawab
dalam
tidak benar mengenai imbalan berupa
bahwa teman sebaya memiliki peran
uang dari keluarga, teman, kampus jika
yang lebih kuat dibandingkan keluarga
responden mampu dan bisa berhenti
dalam pembentukan sikap dan perilaku
merokok.
semasa remaja. Hal tersebut djelaskan
Responden
menjawab
benar
penelitiannya
memamparkan
sebagai teori kekuatan kohevitas atau
18
kelekatan dimana, kekuatan kohevitas
mahasiswa perokok mayoritas adalah
antara remaja dengan teman sebaya
laki-laki dan usia mulai merokok
lebih
responden
kuat
dibandingkan
dengan
penelitian
ini
keluarga. Hal tersebut juga didukung
didominasi oleh rentang usia 14-18
oleh penelitian yang dilakukan oleh
tahun, kemudian dari hasil penelitian
Wulandari (2015), yang menjelaskan
juga didapatkan motivasi mahasiswa
bahwa dibandingkan pengaruh orang
untuk
tua, teman sebaya memiliki kekuatan
keperdulian
korelasi
terhadap masalah kesehatan tinggi,
yang
lebih
mempengaruhi
kuat
intensitas
dalam merokok
berhenti
pengetahuan
merokok
tinggi,
mahasiswa
perokok
mahasiswa
tentang
seseorang yang juga berarti berhasil
bahaya merokok tinggi, immediate
mempertahankan
merokok
respond terkait dengan perekonomian
tanpa adanya keinginan untuk berhenti.
mahasiswa tinggi, pengaruh sosial dan
Oleh karena itu, sangat jelas alasan
lingkungan terhadap mahasiswa dalam
dibalik tidak adanya hubungan antara
perilaku merokoknya tinggi
lingkungan
perilaku
sosial
dengan
motivasi
2. Tidak
terdapat
hubungan
yang
faktor
usia,
berhenti merokok dikarenakan teman
signifikan
sebaya memiliki pengaruh yang lebih
keperdulian
kuat dalam memepertahankan perilaku
masalah
merokok remaja.
immediate respond, pengaruh sosial dan
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok pada mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah 2015,
diperoleh
Yogyakarta kesimpulan
angkatan sebagai
berikut : 1.
dalam
Karakteristik
responden
penelitian
berdasarkan usia didominasi oleh usia ≥ 20 tahun, berdasarkan jenis kelamin
antara
mahasiswa
kesehatan,
lingkungan
terhadap
pengetahuan,
dengan
motivasi
berhenti merokok. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kontrol diri terhadap motivasi mahasiswa untuk berhenti merokok. SARAN 1.
Bagi Responden Pada penelitian ini diharapkan responden
dapat
memotivasi
dirinya untuk berhenti merokok, sehingga
dapat
menerapkan
19
motivasi
tersebut
dikehidupan
sehari-hari. 2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari faktor faktor yang lebih
spesifik
mencari
faktor
berhubungan
sehingga
dapat
yang
paling
dengan
motivasi
berhenti merokok. 3.
Bagi Institusi Pendidikan Peneliti
berharap
institusi
pendidikan mengadakanpenyuluhan bahaya
merokok
dan
tentang motivasi
berhenti merokok, dan mengadakan program pembelajaran mengenai narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya disetiap program studi. DAFTAR RUJUKAN Ulhaq, M. K. (2008). Hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada siswa siswi SMAN 1 Parakan. Wulandari, H. (2015). Hubungan Usia, Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sosial dengan Kejadian Merokok pada Remaja di Dusun Widoro Bangunharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Other thesis, STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi Strata 1 Stikes Aisyiyah Yogyakarta . Wibowo, H. S. (2015). Penagruh Terpaan Iklan Televisi Pictorial Health Warning Rokok Pada Kemasan Rokok Terhadap Sikap Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa Di Kota Yogyakarta . Skripsi Strata 1 Universitas Ahmad Jaya Yogyakarta . Widati, S. (2013). Efektifitas Pesan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Merokok Masyarakat Miskin. Jurnal Promosi Kesehatan . Williams, R. J., Herzogb, T. A., & Simmonsc, V. N. (2011). Risk perception and motivation to quit smoking: A partial test of the Health Action Process Approach. Addict Behaviour 36(7) , 789–791. Winardi. (2012). Health Behaviour Theory: A Review. Indonesian Journal of Public Health . Wisudawati, E. R. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Eksklusif Terhadap Dukungan Suami Kepada Istri Dalam pemberian ASI Eksklusif. Skripsi Strata 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .
White, A., Kenrick, D., & Neel, R. (2013). From the bedroom to the budget deficit: Mate competition changes men's attitudes toward economic redistribution. Journal of personality Vol 105(6) , 924-940. World Health Organization. (2015). WHO Report on the Global Tobacco Epidemic Country Profile: Indonesia. WHO. World Health Organization. (2014 йил 4-June). Adolescent Health. Retrieved 2015 йил 25-October from Health Topic: http://www.who.int/topics/adolescent_health/en/ World Health Organization. (2012). Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report 2011. Indonesia: World Health Organization and Indonesia Ministry of Health. Yashinta Octavian Gita Setyanda, D. S. (2015). Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Usia 3565 Tahun di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2) . Ayu, Z. W. (2014). Tingkat Ketergantungan Merokok dan Motivasi Berhenti Merokok pada Pegawai FKG USU dan Supir Angkot Medan. Strata Satu Universitas Sumatra Utara . Alaouie H, A. H. (2013). Effectiveness of pictorial health warnings on cigarette packs among Lebanese school and university students. Tobaccocontrol BMJ . Ali, M. (2014). Pengetahuan, Sikap, Dan Faktor Psikologis Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Pegawai Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan Vol.2 Nomor 1 , 101-107. Alimul, A. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Andrews, J. C., Netemeyer, R. G., Kees, j., & Burton, S. (2014). How Graphic Visual Health Warnings Affect Young Smokers' Thoughts of Quitting. Journal of Marketing Research Vol.51, Issue 2 , 165-183. American Cancer Society. (2014). Cigarette Smoking. Retrieved 2015 йил 7-June from American Cancer Society: http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/00 2967-pdf.pdf Amin, A. (2014 йил 3-September). Pedagang jual sticker pengganti gambar seram bungkus rokok. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Asma, A., Zulkifli, A., & Thaha, I. L. (2015). Analisis Motivasi Berhenti Merokok Laki-Laki Dewasa Awal di Pesisir Puskesmas Pundata Baji. Skripsi Strata 1 Universitas Hasanuddin . Astiti, A. P. (2015). Pengaruh Pemberian Online Self Help Group Melalui Media Sosial Facebook Terhadap Motivasi Berhenti Merokok Pada Siswa Di Salah Satu SMK Swasta di Bantul. Skripsi Strata 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta . Astiti, A. P. (2015). Pengaruh Pemberian Online Self-Help Group Melalui Media Sosial Facebook Terhadap Motivasi Berhenti Meorkok Pada Siswa SMK 1 Muhammadiyah Gamping. Skripsi Strata 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta . Ardini, & Hendriani. (2012). Proses Berhenti Merokok Secara Mandiri pada Mantan Pecandu Rokok dalam Usia Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 1 No. 02 . Arikunto, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Baert, S., Omey, E., Verhaest, D., & Vermeir, A. (2014). Mister Sandman, Bring Me Good Marks! On the Relationship Between Sleep Quality And Academic Achievement. Forschungsinstitut Zur Zukunft der Arbeit Discussion Paper No 8232 . Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2015). Kecamatan Kasihan Dalam Angka. Bantul: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul.