EVALUASI IMPLEMENTASI PENILAIAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI DI KABUPATEN TANGGAMUS Oleh: Hatma Syukriya, Herpratiwi, Dwi Yulianti FKIP Unila Jl. Prof.Dr. Sumantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung E-mail :
[email protected] HP : 085269008074 ABSTRACT: Evaluation Of The 2013 Curriculum Assessment Implementation Of Chemistry Subject At Class XI In Tanggamus Regency. The objectives of this research is to describe both of the suitability and discrepancy between design, instruments, implementation, and effectiveness of the 2013 Curriculum assessment of chemical subject at the eleventh grade in Tanggamus regency using established criteria. The research was conducted based on Provus evaluation model (Discrepancy Evaluation Model). Data was collected by observation and document analysis. Data was analyzed by descriptive statistics and compared with established criteria (i.e. ≥ well). The subjects of the research consisted of five chemistry teachers at Senior High School of 1 Sumberejo, Senior High School of 1 Kotaagung, and Senior High School of 1 Talangpadang. The results showed: (1) the design of assessment: 40% of teachers were categorized good; (2) the instruments of assessment: 40% of teachers were categorized good; (3) the implementation of the assessment: 20% of teachers categorized as very good; and (4) the effectiveness of assessment: 20% of teachers were categorized good. Keywords: evaluation, implementation, 2013 Curriculum assessment. ABSTRAK: Evaluasi Implementasi Penilaian Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Di Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian maupun kesenjangan antara rancangan, perangkat, pelaksanaan, dan efektivitas penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 mata pelajaran kimia kelas XI di Kabupaten Tanggamus dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan berdasarkan model evaluasi Provus (discrepancy evaluation model). Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan analisis dokumen. Data dianalisis secara statistik deskriptif serta dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu ≥ baik. Subyek penelitian terdiri dari lima orang guru kimia di SMAN 1 Sumberejo, SMAN 1 Kotaagung, dan SMAN 1 Talangpadang. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rancangan penilaian: 40% guru dikategorikan baik; (2) perangkat penilaian: 40% guru dikategorikan baik; (3) pelaksanaan penilaian: 20% guru dikategorikan sangat baik; dan (4) efektivitas penilaian: 20% guru dikategorikan baik. Kata kunci: evaluasi, implementasi, penilaian Kurikulum 2013. PENDAHULUAN Evaluasi
evaluasi pendidikan untuk mengukur hasil
belajar
merupakan salah satu jenis kegiatan
ketercapaian
tujuan
pembelajaran
serta selalu didahului oleh kegiatan
2
penilaian dan pengukuran. Untuk
hasil pembelajaran peserta didik.
memberikan informasi yang akurat
Widoyoko (2012: 29) menjelaskan
serta mencapai tujuan sebagaimana
bahwa
diharapkan,
komponen
penilaian
dan
penilaian
merupakan
penting
dalam
pengukuran di dalam evaluasi hasil
pembelajaran
belajar
dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan standar
dapat dilakukan antara lain melalui
yang harus dicapai oleh peserta didik
peningkatan sistem penilaian.
harus
dirancang
setelah melalui pengalaman belajar. Diberlakukannya 2013
sebagai
Kurikulum
kelanjutan
dari
sehingga
Permendikbud Tahun
2013
penilaian
upaya
Nomor
tentang pendidikan
66
standar dan
Kurikulum 2006 berdampak pada
Permendikbud Nomor 104 Tahun
perubahan empat SNP, salah satunya
2014 tentang penilaian hasil belajar
adalah standar penilaian. Menurut
oleh pendidik pada pendidikan dasar
lampiran Permendikbud Nomor 66
dan
Tahun
penilaian
menjelaskan
mengenai
merupakan
2013,
merupakan
standar kriteria
pendidikan
menengah,
bahwa
penilaian
proses pengumpulan
mekanisme, prosedur, dan instrumen
dan pengolahan informasi untuk
penilaian hasil belajar peserta didik
mengukur pencapaian hasil belajar
yang
dijadikan
penilaian
bagi
sebagai
acuan
peserta didik, mencakup: penilaian
pendidik,
satuan
otentik
(melalui
penilaian
pendidikan, dan pemerintah pada
berdasarkan pengamatan, tugas ke
satuan pendidikan untuk jenjang
lapangan,
pendidikan dasar dan menengah.
produk, jurnal, kerja laboratorium,
Standar penilaian bertujuan untuk
dan unjuk kerja, serta penilaian diri)
menjamin perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian non otentik (melalui
dan pelaporan
tes, ulangan, dan ujian dalam bentuk
didik
sesuai
penilaian dengan
peserta
kompetensi
ulangan
portofolio,
harian,
ulangan
proyek,
tengah
yang akan dicapai dan berdasarkan
semester, ulangan akhir semester,
prinsip-prinsip penilaian.
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
Salah satu tugas utama seorang
tingkat kompetensi, ujian nasional,
guru profesional adalah menilai
dan ujian sekolah/madrasah). Dari
3
komponen pelaksana penilaian hasil
kemampuan sebenarnya dari peserta
belajar pada jenjang pendidikan
didik
dasar
antara proses pembelajaran dan hasil
dan
memegang
menengah, peran
guru
yang
sangat
melalui
belajar
penilaian
peserta
terpadu
didik
secara
penting dan dominan. Mengingat
menyeluruh mencakup aspek sikap,
strategisnya
pengetahuan,
peran
dan
fungsi
dan
penilaian dalam pembelajaran, maka
Proses
kompetensi
menggunakan
guru
dalam
hal
keterampilan.
penilaian
dilakukan
berbagai
teknik
penguasaan mekanisme, prosedur,
penilaian secara bersinambungan dan
teknik, dan instrumen penilaian hasil
terus-menerus
belajar
kinerja
peserta
didik
sesuai
terhadap
peserta
perilaku
didik
secara
kurikulum merupakan faktor yang
multidimensional pada situasi nyata
mutlak dan tidak dapat ditawar lagi.
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
Penilaian
otentik
(authentic
sangat
relevan
dengan
teori
assesment), yang merupakan ciri
konstruktivis yang menjadi landasan
khas dan dipersyaratkan sebagai
bagi strategi pembelajaran terpusat
metode penilaian dalam Kurikulum
pada
2013, memiliki relevansi terhadap
learning). Menurut teori ini, siswa
pendekatan ilmiah atau scientific
harus
approach dalam pembelajaran sesuai
mentransformasikan
tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian
kompleks, mengecek informasi baru
otentik sering kali disebut penilaian
dengan
performasi atau penilaian alternatif
merevisinya apabila aturan-aturan itu
sebagaimana
Stiggins
tidak lagi sesuai. Bagi siswa, agar
(1994: 161):“Performance assesment
benar-benar memahami dan dapat
recently popular applications carry
menerapkan
such labels as authentic assessments,
harus bekerja memecahkan masalah,
alternative assessments, exhibitions,
menemukan segala sesuatu untuk
demonstrations,
dirinya, berusaha dengan ide-ide
pendapat
student
work
siswa
(student
menemukan
aturan-aturan
lama
pengetahuan,
terbaiknya
otentik merupakan metode penilaian
proses
pemecahan
yang
2009:
71).
menggambarkan
sendiri
yang
dan
informasi
samples, among others”. Penilaian
mampu
centered
berguna
dan
siswa
dalam
(Herpratiwi,
Fokus
utama
4
pembelajaran proses
adalah
belajar.
siswa
Adapun
dan guru
untuk
selalu
aktif
memaknai
pembelajarannya
kemudian
berfungsi sebagai fasilitator dan atau
membangun
bersama-sama siswa juga terlibat
bukan
dalam
Teori
pengetahuan. Fasilitas lingkungan
pada
dalam bentuk apapun merupakan
proses
konstruktivis pentingnya
belajar. menekankan
pemahaman,
makna,
pengetahuan
sekedar
hasil
baru, transfer
stimulator untuk aktif belajar.
pemikiran kritis, dan penyelidikan.
Berbagai
teknik
penilaian
Menurut Karwono (2010: 91), di
otentik dapat memfasilitasi siswa
dalam pembelajaran hendaknya guru
untuk belajar secara bermakna dan
mengupayakan antara lain untuk (1)
mandiri melalui banyak pengalaman
menciptakan pembelajaran bermakna
yang dikaitkan dengan kehidupan
melalui pengalaman. Sehingga, siswa
sehari-hari sehingga siswa dapat
akan
mengonstruksi
menjadi
lebih
mudah
pengetahuannya.
melakukan konstruksi pengetahuan.
Penilaian
Oleh karenanya, materi pembelajaran
menekankan
sebaiknya disampaikan dengan cara
secara
mengaitkan
kehidupan
memberi ruang lebih besar bagi
menciptakan
siswa untuk aktif mengembangkan
lingkungan sosial yang kondusif.
kepribadiannya dalam lingkungan
Pembelajaran hendaknya dirancang
sosial
untuk memberikan kesempatan bagi
interaksi antar siswa maupun antara
peserta
siswa
dengan
sehari-hari;
didik
(2)
bebas
berinteraksi
otentik
yang
juga
pentingnya
kolaborasi
yang
belajar
tentunya
kondusif
dengan
guru.
melalui
Hal
ini
secara multiarah antara peserta didik
diharapkan
dengan
memotivasi
individu yang lebih bersosial, peka
kemandirian peserta didik. Konsep
terhadap lingkungan, dan terampil
ini bukan berarti bahwa belajar itu
dalam
harus sendiri tanpa orang lain, tetapi
permasalahan.
guru;
(3)
merupakan konstruksi pengetahuan
dapat
akan
mencari
membentuk
pemecahan
Implementasi Kurikulum 2013
secara personal baik dilakukan secara
di
individu maupun dibantu orang lain.
jenjang SMA diawali oleh 3 sekolah
Artinya,
pelaksana sejak TP. 2013/2014 yaitu
peserta
didik
didorong
Kabupaten Tanggamus
untuk
5
SMAN
1
pelaksana
Sumberejo sasaran),
Kotaagung
(sekolah
mandiri),
dan
Talangpadang
(sekolah
SMAN
saintifik, seyogyanya bukanlah hal
1
baru terutama bagi guru-guru mata
pelaksana
pelajaran sains, termasuk kimia.
SMAN
1
(sekolah pelaksana
mandiri).
Pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong dalam
Sebagai
sekolah
pelaksana
siswa
lebih
mengamati,
mampu menanya,
mencoba atau mengumpulkan data,
Kurikulum 2013, seyogyanya harus
mengasosiasi
diikuti
seluruh
mengomunikasikan tersebut sudah
komponen pelaksana pada masing-
tidak asing lagi bagi mata pelajaran
masing
satuan
pendidikan,
baik
sains pada umumnya, seperti pada
tenaga
pendidik
maupun
tenaga
kurikulum sebelumnya. Sehingga,
oleh
kesiapan
kependidikannya.
Kesiapan
ini
tidaklah
atau
terlalu
menalar,
sulit
dan
untuk
meliputi kesiapan fisik (termasuk
diterapkan. Namun, tidak demikian
infra struktur dan sarana-prasarana
halnya dengan penerapan penilaian
pendidikan) maupun kesiapan psikis
hasil pembelajaran.
(siswa,
guru,
kepala
sekolah,
Hasil penelitian pendahuluan
karyawan, dan staf tata usaha).
melalui teknik wawancara mengenai
Sekolah
dapat
komponen/hal yang menjadi kendala
menjadi acuan atau model bagi
dalam implementasi Kurikulum 2013
sekolah-sekolah
akan
kepada 20 orang guru kimia se-
menerapkan
KabupatenTanggamus, menunjukkan
Kurikulum 2013, termasuk guru-
bahwa sebanyak 80% responden
gurunya.
menyatakan
pelaksana
menyusul
harus
lain
dalam
Kemauan
kompetensi
guru
yang
kuat
sebagai
dan
kesulitan
dalam
ujung
menerapkan teknik, mekanisme, dan
tombak dalam sistem pendidikan
prosedur penilaian, dengan alasan
menjadi penentu sukses tidaknya
terlalu rumit atau membingungkan.
implementasi
2013,
Guru belum paham benar terhadap
yang
implementasi penilaian Kurikulum
paling mendasar yakni pada standar
2013 dengan alasan di antaranya
proses dan standar penilaian.
belum
Kurikulum
terutama dalam perubahan
Pelaksanaan
pembelajaran
pernah
mengikuti
dikirim
kegiatan
untuk pelatihan
6
Kurikulum 2013, sebagian guru baru
implementasi penilaian Kurikulum
melaksanakan
2013
2013 pada mata pelajaran kimia di
selama satu semester, terlalu banyak
Kabupaten Tanggamus belum sesuai
jumlah siswa yang diampu oleh satu
dengan standar penilaian pendidikan.
orang guru atau terlalu banyak
Selain
format
disiapkan.
implementasi penilaian Kurikulum
Terdapat indikasi bahwa strategi
2013 pada mata pelajaran kimia di
penilaian Kurikulum 2013 baik pada
Kabupaten Tanggamus belum pernah
tahap
dilakukan. Sehingga, perlu dilakukan
yang
Kurikulum
harus
perencanaan,
pelaksanaan
itu,
evaluasi
hingga pelaporan, merupakan hal
penelusuran
yang relatif sulit untuk dipahami dan
sejauh mana implementasi penilaian
dilaksanakan sesuai dengan standar.
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Sehingga, penilaian hasil belajar.
kimia di Kabupaten Tanggamus.
Hal ini diperkuat oleh data hasil
untuk
terhadap
mengetahui
Berdasarkan konsep program,
supervisi akademik oleh pengawas
kegiatan
mata pelajaran kimia berikut:
merupakan satu rangkaian kegiatan
Tabel 1. Data Hasil Pengawasan Standar Penilaian Pendidikan Guru Mata Pelajaran Kimia Kabupaten Tanggamus TP. 2013/2014.
dalam
Ratarata capaian standar penilaian Sem. 1 / Kategori Sem. 2 / Kategori
SMAN 1 Sumberejo
SMAN 1 Kotaagung
SMAN 1 Talangpadang
2,21 / Cukup
2,24 / Cukup
2,25 / Cukup
2,37 / Cukup
2,41 / Cukup
2,36 / Cukup
penilaian
satu
perencanaan, pelaporan
hasil
kesatuan pelaksanaan,
penilaian
belajar
berisi dan
berdasarkan
standar nasional pendidikan yaitu standar
penilaian
pendidikan.
Kegiatan
penilaian
berlangsung
dalam waktu relatif lama sepanjang dan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung serta melibatkan banyak
Keterangan: rentang nilai yang digunakan adalah skala 1-5
orang yaitu tenaga pendidik dan
Berdasarkan Tabel 1, rerata hasil
terutama guru mata pelajaran, siswa,
capaian
kompetensi
guru
dalam
satuan pendidikan, dan pemerintah.
standar
penilaian
untuk
TP.
Dengan demikian, evaluasi terhadap
2013/2014 termasuk dalam kategori
implementasi penilaian Kurikulum
cukup
2013 mata pelajaran kimia kelas XI
(menuju
SNP).
Berarti,
kependidikan pada satuan pedidikan
7
di
Kabupaten
dikategorikan
Tanggamus sebagai
dapat
evaluasi
program.
di Kabupaten Tanggamus sudah sesuai
dengan
kriteria
yang
ditetapkan?; (4) Apakah efektivitas
Evaluasi
implementasi
penilaian
Kurikulum
pelajaran
kimia
2013
kelas
mata
XI
Kabupaten
Tanggamus
kegiatan
sistematis
di
adalah
mengumpulkan
informasi
keterlaksanaan
program
penilaian
Kurikulum
pelajaran
kimia
2013
kelas
mata
XI
di
Kabupaten Tanggamus sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan?
untuk
Berdasarkan rumusan masalah
tentang
tersebut, penelitian ini bertujuan
penilaian
untuk mendeskripsikan kesesuaian
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
maupun kesenjangan
kimia
rancangan penilaian Kurikulum 2013
kelas
Tanggamus,
XI
di
Kabupaten
mencakup
empat
Kabupaten
penilaian,
kriteria
pelaksanaan
penilaian,
penilaian,
dan
efektivitas penilaian.
(1)
mata pelajaran kimia kelas XI di
dimensi evaluasi yakni rancangan perangkat
antara:
Tanggamus yang
dengan
ditetapkan;
(2)
perangkat penilaian Kurikulum 2013 mata pelajaran kimia kelas XI di
Berdasarkan
batasan
Kabupaten
Tanggamus
permasalahan dan fokus penelitian,
kriteria
maka
pelaksanaan
peneliti
merumuskan
yang
dengan
ditetapkan;
penilaian
(3)
Kurikulum
permasalahan berikut: (1) Apakah
2013 mata pelajaran kimia kelas XI
rancangan penilaian Kurikulum 2013
di Kabupaten Tanggamus dengan
mata pelajaran kimia kelas XI di
kriteria
Kabupaten Tanggamus sudah sesuai
efektivitas penilaian Kurikulum 2013
dengan kriteria yang ditetapkan?; (2)
mata pelajaran kimia kelas XI di
Apakah
perangkat
penilaian
Kabupaten
Kurikulum
2013
pelajaran
kriteria yang ditetapkan.
kimia
kelas
XI
mata di
kriteria yang ditetapkan?; (3) Apakah penilaian
ditetapkan;
Tanggamus
(4)
dengan
Kabupaten
Tanggamus sudah sesuai dengan
pelaksanaan
yang
Kurikulum
2013 mata pelajaran kimia kelas XI
METODE PENELITIAN Penelitian
evaluasi
ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa angka-angka
8
yang mendeskripsikan situasi secara
komponen program. Constance Mc
komprehensif
dalam
konteks
Kenna
sesungguhnya
berkaitan
dengan
penelitiannya “Making Evaluation
evaluasi
implementasi
Kurikulum kimia
2013
kelas
mata
XI
di
pelajaran
“Dalam model Provus, proses evaluasi dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan dengan cara membandingkan antara kinerja atau pelaksanaan program - ... - dengan rancangan program standar yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh ketika program dilaksanakan tidaklah selalu sesuai dengan rencana awal -...ketidaksesuaian atau discrepancy dapat saja terjadi. Provus menganggap discrepancy sebagai petunjuk yang paling mendasar dalam evaluasi program. Discrepancy menjelaskan perbedaanperbedaan yang ada antara apa yang perencana program pikirkan terjadi dalam program dengan apa yang terjadi sebenarnya”.
Kabupaten
kuantitatif
yang
diperoleh
dikumpulkan,
diolah,
dianalisis,
dan
secara
disajikan
deskriptif dalam bentuk yang mudah dipahami atau dibaca, berupa tabel dan diagram batang. Adapun model evaluasi
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah model evaluasi Provus
(discrepancy
evaluation
model atau DEM). Model
evaluasi
dimaksudkan
untuk
Provus
Penelitian ini dilakukan di
mengetahui
SMAN 1 Sumberejo, SMAN 1
kelayakan suatu program dimana
Kotaagung,
evaluator
Talangpadang
dapat
jurnal
Manageable”, menjelaskan bahwa
digunakan adalah statistik deskriptif data
dalam
penilaian
Tanggamus. Metode statistik yang
dimana
(1981)
membandingkan
dan
SMAN
selama
1
semester
antara apa yang seharusnya dan
genap TP. 2014/2015 dengan subyek
diharapkan terjadi (standard) dengan
evaluasi seluruh guru mata pelajaran
apa
yang
sebenarnya
terjadi
kimia kelas XI sebanyak 5 orang.
sehingga
dapat
Adapun obyek atau sasaran evaluasi
diketahui ada tidaknya kesenjangan,
terdiri dari: (1) rancangan penilaian
ketidaksesuaian (discrepancy) antara
yang terintegrasi dalam RPP yang
standar
disusun oleh guru; (2) perangkat
(performance)
yang
ditetapkan
dengan
kinerja. Evaluasi dilaksanakan oleh
(instrumen)
penilaian
yang
evaluator
mendukung
pelaksanaan
program
untuk
menganalisis
kesenjangan yang ada pada setiap
penilaian sikap, pengetahuan, dan
9
keterampilan,
instrumen
Data penelitian berupa data
penilaian pengetahuan berupa soal
primer dan data sekunder dimana
tes
lembar
data primer diperoleh melalui teknik
observasi diskusi atau tanya jawab
observasi menggunakan (1) pedoman
serta lembar penilaian penugasan
observasi dengan skala Likert 1 – 5,
(PR atau proyek) dan pedoman
dimana 1 bernilai sangat negatif
penskoran serta lembar observasi dan
hingga 5 bernilai sangat positif; dan
rubrik
(2) analisis dokumen dengan meneliti
sikap
seperti:
(ulangan
penilaian dan
harian),
untuk penilaian
keterampilan
maupun
catatan-catatan penting yang sangat
sumber daya pendukung lain (media,
erat
alat atau bahan) yang diperlukan
penelitian
pada saat penilaian; (3) pelaksanaan
pelajaran kimia kelas XI, dokumen
penilaian, yang terintegrasi dalam
rancangan penilaian dalam RPP hasil
kegiatan pembelajaran. Dalam hal
buatan guru, instrumen penilaian
ini, bukti keterlaksanaan masing-
sikap,pengetahuan, dan keterampilan
masing komponen berupa dokumen-
yang diperlukan untuk melaksanakan
dokumen terkait yang relevan, antara
proses penilaian seperti instrumen tes
lain: daftar nilai sikap, pengetahuan,
pengetahuan (kartu soal, kisi-kisi
dan keterampilan yang dilaksanakan
soal,
secara bersinambungan, hasil analisis
observasi
ulangan harian serta daftar hadir dan
keterampilan, rubrik penilaian sikap
daftar nilai program remedial dan
dan keterampilan, dokumen analisis
pengayaan; (4) Efektivitas penilaian,
ulangan harian untuk keempat KD
berupa ketercapaian tujuan penilaian
mata pelajaran kimia kelas XI yang
berdasarkan desain atau rancangan
dievaluasi,
penilaian yang dibuat oleh guru.
remedial
Efektivitas penilaian ditandai dengan
disusun serta dokumen daftar nilai
pencapaian
kimia
KKM
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan oleh sebagian besar siswa (≥ 70%), baik tanpa
maupun
remedial.
melalui
program
hubungannya seperti
soal
tes
dengan
objek
silabus
mata
tertulis),
ranah
sikap
dokumen dan
lembar dan
program
pengayaan
untuk
ranah
yang
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penelitian
ini
menggunakan
instrumen
evaluasi
yang
setiap
butirnya
dinilai
menggunakan
10
standar evaluasi dengan kriteria ≥
2, tabel kriteria evaluasi berdasarkan
baik (mencapai SNP atau di atas
hasil
SNP). Kedua alat penelitian tersebut
kategori (pada tabel 2), persentase
dikembangkan sebagai
hasil
penelitian
dan
oleh
evaluator
jumlah
responden
analisis
terhadap
masing
kategori
pedoman
dari
masing-
pada
setiap
standar penilaian Kurikulum 2013
dimensinya, dan adanya kesesuaian
berdasarkan Permendikbud Nomor
maupun maupun discrepancy; (3)
66 Tahun 2013 serta Permendikbud
Menyajikan
Nomor
dan
diagram batang; (4) Menganalisis
dikembangkan
penyebab discrepancy pada setiap
berdasarkan instrumen pemantauan
dimensi evaluasi dan menyampaikan
standar penilaian pengawasan di
rekomendasi yang relevan untuk
Kabupaten Tanggamus Tahun 2014.
menghilangkan atau meminimalkan
Sebelum digunakan, instrumen diuji
discrepancy yang ada.
sebagian
104
Tahun
kecil
2014
terlebih dahulu terkait validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan
data
Predikat/Kategori A (Sangat baik) B (Baik) C (Cukup)
menunjukkan hasil bahwa instrumen
D (Kurang)
memiliki
E (Sangat kurang)
(teoritik
dan
empirik) serta reliabilitas sangat
bentuk
Tabel 2. Kategorisasi Skor Kohesivitas.
aplikasi SPSS 20 pada penelitian ini
validitas
dalam
Pedoman ≥ Mean + 1,5 SD Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD ≤ Mean - 1,5 SD
Sumber: Zainal Arifin (2012: 237) dan Nana Sudjana (2010: 78).
tinggi.
statistik-deskriptif yang dilakukan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi implementasi
adalah:
penilaian
Pada penelitian
(1)
ini,
Mentabulasi
teknik
data
terkumpul sesuai dengan dimensi evaluasi; (2) Menentukan nilai rerata (mean) dari seluruh subyek pada setiap dimensinya, standar deviasi untuk
menggambarkan
tingkat
penyebaran data nilai rata-rata, batasbatas kelompok sesuai dengan tabel
[
disajikan
pada
berikut: Tabel 3. Hasil Evaluasi Dimensi Evaluasi Rancangan Penilaian Perangkat Penilaian Pelaksanaan Penilaian Efektivitas Penilaian
Kriteria (≥ baik) 40% mencapai SNP (tidak ada kesenjangan) 40% mencapai SNP (tidak ada kesenjangan) 20% di atas SNP (tidak ada kesenjangan) 20% mencapai SNP (tidak ada kesenjangan)
tabel
11
diperlukanlah perangkat atau alat Pada
evaluasi
rancangan
penilaian, evaluator mendeskripsikan apakah rancangan penilaian yang disusun oleh guru mata pelajaran kimia dalam RPP sudah sesuai dengan kriteria atau belum. Secara sederhana,
rancangan
penilaian
adalah skenario kegiatan penilaian yang
dibuat
oleh
guru
untuk
mencapai tujuan penilaian. Sebuah rancangan penilaian ideal, setidaknya memuat (1) rancangan penilaian aspek
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan yang sesuai dengan jumlah dan karakteristik KD dalam RPP; (2) prosedur, teknik serta jenis instrumen penilaian yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran dan
materi
pembelajaran;
(3)
menggunakan teknik penilaian yang relevan dan bervariasi untuk setiap ranah penilaian; (4) mencantumkan cara pengolahan nilai dari setiap ranah penilaian; (5) mencantumkan rancangan tindak lanjut penilaian (program remedial dan pengayaan). Guru akan dapat menghasilkan serta melaksanakan sistem penilaian yang baik apabila mengetahui aspek apa yang akan dinilai dan akan dicapai
serta
dengan
cara
apa
kompetensi itu dicapai. Untuk itu
yang
dapat
mempermudah
melaksanakan
penilaian
guru
sehingga
tujuan penilaian dapat dicapai secara lebih efektif. Istilah perangkat atau alat dalam konteks penilaian lebih dikenal dengan istilah instrumen. Menurut
Purwanto
(2013:
56),
instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan
data.
Instrumen dapat berupa tes yang mendorong
peserta
memberikan
penampilan maksimal atau nontes yang
mendorong
peserta
untuk
memberikan penampilan tipikal. Pada
evaluasi
perangkat
penilaian, evaluator mengevaluasi ketepatan berbagai instrumen untuk melaksanakan penilaian yang sesuai dengan Kurikulum 2013, apakah telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau belum. Seorang guru profesional, idealnya harus mampu membuat dan menyiapkan instrumen yang sesuai dengan aspek atau kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik karena menurut Arikunto (2012: 40), “Alat evaluasi dikatakan
baik
apabila
mampu
mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti keadaan yang sebenarnya”.
12
Ini
berarti,
instrumen
penilaian
2014 bahwa lingkup penilaian hasil
hendaknya benar-benar relevan dan
belajar yang dilakukan oleh guru
dapat digunakan oleh penilai untuk
mata
memotret keadaan yang sebenarnya
kompetensi sikap (sikap spiritual dan
dari
sosial),
kompetensi
peserta
Instrumen penilaian
didik.
pelajaran
kimia
mencakup
pengetahuan,
dan
yang sesuai
keterampilan (keterampilan abstrak
standar akan menjamin terpenuhinya
dan kongkret) yang dilakukan secara
prinsip
berimbang sehingga dapat digunakan
sahih,
obyektif,
sistematis,
terbuka,
holistik
bersinambungan
serta
dan akuntabel
untuk
menentukan
posisi
relatif
setiap peserta didik terhadap standar
dalam penilaian. Sehingga, akan
yang
dihasilkan data hasil penilaian yang
penilaian
akurat, valid, dan reliabel serta dapat
kompetensi
memberikan feedback bagi guru
kompetensi muatan / kompetensi
untuk memperbaiki kualitas proses
program, dan proses. Idealnya, dalam
dalam pembelajaran.
melaksanakan penilaian Kurikulum
Evaluasi pelaksanaan penilaian mendeskripsikan
keterlaksanaan
telah
2013:
(1)
ditetapkan.
Cakupan
melingkupi
materi,
mata
Guru
pelajaran
tidak
/
boleh
mementingkan salah satu aspek atau
penilaian yang telah dilakukan oleh
lebih
guru berdasarkan rancangan dan
lainnya; (2) Penilaian dilaksanakan
prinsip-prinsip
apakah
berdasarkan prinsip-prinsip penilaian
telah mencapai kriteria atau belum.
otentik: sahih, adil, terbuka, terpadu,
Pelaksanaan
obyektif,
penilaian,
penilaian
menurut
dan
mengabaikan
holistik
aspek
dan
Kurikulum 2013 harus dilakukan
bersinambungan,
secara menyeluruh untuk tiga ranah
akuntabel, dan edukatif; (3) Guru
atau
mata
harus melaksanakan tindak lanjut
pelajaran di semua jenjang. Harus
penilaian berupa program remedial
ada perimbangan antara keterampilan
dan pengayaan.
mental (softskills) dan keterampilan
Pada
fisikal
aspek
pada
(hardskills).
dijelaskan
dalam
semua
Sebagaimana
penilaian,
sistematis,
evaluasi
efektivitas
evaluator
berupaya
Lampiran
mendeskripsikan ketercapaian tujuan
Permendikbud Nomor 104 Tahun
penilaian melalui kajian terhadap
13
pencapaian KKM oleh siswa, apakah
perangkat
sudah sesuai dengan kriteria atau
penilaian, dan efektivitas penilaian
belum. Efektivitas adalah tingkat
secara umum, dapat dikategorikan
pencapaian tujuan atau sasaran yang
menjadi
telah
Ketidaklengkapan
ditetapkan.
Suatu
program
penilaian,
tiga
pelaksanaan
hal:
(1)
komponen
dan
dikatakan berjalan efektif, apabila
aspek penilaian. Ada kecenderungan
berdasarkan rancangan program yang
guru lebih mengutamakan aspek
telah disusun, tujuan program yang
pengetahuan dan mengabaikan aspek
telah ditetapkan sebelumnya dapat
sikap
tercapai.
Sebagaimana pendapat
Pemrioritasan salah satu aspek dan
Hall dalam Tangkilisan (2005: 67)
pengabaian aspek yang lain tidak
yang mengartikan efektivitas sebagai
sesuai dengan ciri khas dan prinsip
ukuran sejauh mana suatu organisasi
penilaian
merealisasikan tujuannya. Penilaian
Ketidakrelevanan antar komponen
dalam Kurikulum 2013 merupakan
pada
penilaian
penilaian dan antar dimensi itu
menggunakan
acuan
dan
otentik;
(2)
masing-masing
kriteria atau patokan (PAK atau
sendiri;
PAP).
prinsip-prinsip
Penilaian didasarkan pada
keterampilan.
(3)
Tidak
dimensi
terpenuhinya
dalam
penilaian
ukuran pencapaian kompetensi yang
otentik karena tidak dilaksanakannya
ditetapkan
keempat
(disebut
Kriteria
dimensi
penilaian
Ketuntasan Minimal atau KKM) dan
berdasarkan prosedur standar sesuai
lebih menitikberatkan pada apa yang
dengan pedoman; (4) Kecenderungan
dapat dilakukan oleh peserta didik.
guru hanya menggunakan satu teknik
KKM yang dijadikan sebagai acuan
penilaian
dalam penilaian Kurikulum 2013
sehingga kurang memenuhi tuntutan
adalah modus atau nilai yang paling
penilaian otentik. Hal-hal tersebut
sering muncul untuk sikap (predikat
tentunya
baik);
untuk
berjalannya sistem penilaian secara
pengetahuan (2,67); dan nilai capaian
baik sehingga tidak sesuai dengan
optimum untuk keterampilan (2,67).
standar penilaian pendidikan.
nilai
Pada
rerata
dasarnya,
pada
setiap
berdampak
aspeknya
pada
tidak
discrepancy
Penyebab kesenjangan, antara
pada dimensi rancangan penilaian,
lain: (1) Adanya paradigma penilaian
14
lama bahwa yang paling penting
perangkat
adalah penilaian pengetahuan; (2)
penilaian, dan efektivitas penilaian
Kurangnya pemahaman guru terkait
menunjukkan hasil tidak adanya
implementasi penilaian Kurikulum
kesenjangan
2013 secara keseluruhan termasuk
pada 40% responden dengan kategori
pemahaman tentang prinsip-prinsip
baik;
penilaian otentik dan terapannya.
kategori
Hal ini dapat terjadi karena guru
dengan kategori sangat baik; dan
enggan
mengkaji,
pada 40% responden dengan kategori
berlatih
dari
belajar,
berbagai
dan
sumber
relevan. Rendahnya motivasi untuk ini
dipengaruhi
secara
40%
pelaksanaan
berturut-turut
responden
baik;
20%
dengan responden
baik. Berdasarkan
bahasan
dan
anggapan
simpulan hasil evaluasi, evaluator
sebagian besar guru bahwa prosedur,
merekomendasikan beberapa hal: (1)
teknik, instrumen, pelaksanaan dan
Untuk meningkatkan kualitas sistem
tindak lanjut penilaian tidak terlalu
penilaian
penting,
sebaiknya
terlalu
oleh
penilaian,
merepotkan
dan
secara guru
keseluruhan,
mencermati
membutuhkan banyak waktu. Yang
menganalisis
penting adalah guru memberi nilai
sungguh
siswa
memperdulikan
perangkat, dan pelaksanaan penilaian
prosesnya; (3) Masih rendahnya
tiga ranah penilaian. Guru perlu
keterampilan di bidang IT sebagai
berupaya memperbaiki aspek-aspek
penunjang sistem penilaian pada
yang belum sesuai dengan standar
sebagian
guru;
Kurangnya
penilaian. Setelah ketiga dimensi
intensitas
pembinaan
guru
oleh
penilaian berjalan sesuai dengan
kepala sekolah dan stakeholdernya
standar penilaian, tentunya sistem
terkait
penilaian akan berjalan efektif dan
tanpa
(4)
implementasi
penilaian
Kurikulum 2013.
secara
dan
sungguh-
terkait
rancangan,
tujuan penilaian dapat tercapai; (2) Sebaiknya,
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
guru
mengupgrade
terus
berupaya
kemampuan
dan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pemahamannya terkait implementasi
pembahasan,
penilaian
Evaluasi
dapat rancangan
disimpukan: penilaian,
Kurikulum
prinsip-prinsip
2013
penilaian
serta dan
15
terapannya. Guru sebaiknya terus
dengan
belajar serta berlatih menyusun dan
intensif.
mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
rancangan
dan
instrumen penilaian dalam RPP yang sesuai
dengan
berbagai
pedoman
contoh
dari
melalui berbagai
sumber (peraturan relevan, buku referensi, internet, dan narasumber yang
kompeten);
merancang,
(3)
Selama
menyiapkan,
dan
melaksanakan penilaian, sebaiknya guru tidak mementingkan salah satu aspek penilaian dan mengabaikan aspek penilaian lainnya. Penilaian hendaknya
dilakukan
proporsional
untuk
secara
ketiga
aspek
penilaian; (4) Untuk mendukung terlaksananya poin (1), (2), dan (3), perlu adanya dukungan proaktif dari pihak kepala sekolah dan stakeholder tempat guru bertugas berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten setempat
dalam
pemahaman
meningkatkan guru
terkait
implementasi penilaian Kurikulum 2013 serta keterampilan guru dalam memanfaatkan perangkat IT sebagai penunjang sistem penilaian melalui pemberdayaan sekolah
dan
MGMP tingkat
tingkat kabupaten,
supervisi akademik serta bimbingan teknis atau workshop yang dilanjutkan
pendampingan
secara
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya Depdikbud. 2013. Permendibud Nomor 66 Tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud _________. 2014. Permendibud Nomor 104 Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandar Lampung: Unila Karwono. Mulatsih, Heni. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: Cerdas Jaya Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan XV. Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Stiggins, R. J. 1994. StudentCentered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company, Inc Tangkilisan, Nogi Hessel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Widoyoko, E, P. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran.
16
Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar