UNIVERSITAS INDONESIA
EVALUASI DAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PENDAPATAN STUDI KASUS PADA: PT S.J.A PLASTICS INDONESIA
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
RISZA ASHARY A 0606084805
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK DESEMBER 2012
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.
Nama
: Risza Ashary A
NPM
: 0606084805
Tanda Tangan : Tanggal
: 21 Desember 2012
ii
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG
Nama Mahasiswa
:
Risza Ashary A
Nomor Pokok Mahasiswa
:
0606084805
Judul Laporan Akhir Magang :
Evaluasi dan Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Studi Kasus Pada : PT S.J.A. Plastics Indonesia
Tanggal
:
21 Desember 2012
Pembimbing Magang
:
Catur Sasongko, SE, MBA,
TTD
(Catur Sasongko, SE., MBA)
iii
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh: Nama
: Risza Ashary
NPM
: 0606084805
Program Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: Evaluasi dan Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Studi Kasus Pada : PT S.J.A. Plastics Indonesia.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI Pembimbing
: Catur Sasongko, SE., MBA
(
)
Penguji
: Deddi Nordiawan, SE., MM
(
)
Penguji
: Ayuningtyas Hertianti, SE., MM
(
)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 15 Januari 2013
iv
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, penulis yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Risza Ashary NPM : 0606084805 Program Studi : Akuntansi Departemen : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Jenis karya : Laporan Magang demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah penulis yang berjudul : “Evaluasi dan Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Studi Kasus Pada : PT S.J.A. Plastics Indonesia.” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir penulis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal
: Depok : 21 Desember 2012
Yang Menyatakan
(Risza Ashary)
v
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya Penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dan menyelesaikan program S1 dalam bidang Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis selama proses penulisan, baik langsung maupun tidak langsung: 1. Bapak Catur Sasongko selaku dosen pembimbing saya, atas ketersediaan waktunya dalam memberikan masukan dan bimbingan kepada saya selama masa pembuatan laporan terima kasih pak! 2. Bapak Deddi Nordiawan dan Ibu Ayuningtyas Hertianti selaku dosen penguji saya, atas waktunya untuk menguji skripsi ini dan atas semua masukan yang diberikan. 3. Seluruh pengajar dan staf FEUI beserta para asisten dosen, yang telah memberikan ilmu dan menuntun saya hingga bisa mencapai gelar Sarjana Ekonomi. 4. Setyarto Wahyudi dan Sara Chairiza, yang telah membesarkan saya, menjadi orang tua yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan, rela berkorban dan memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. All you gave to me, make me want to give you more. Insya Allah. I really am grateful to be raised in this family, and have become like what I am now. 5. Rachman Gifar dan Ulil Ambri, the member of A-208 MPKT family, for all the support, the laugh, the patience, and all the things we shared. Thankyou guys!
vi
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
6. Nadya Pratiwi & Antika Patria Salji, terimakasih atas segala dukungan moril yang diberikan. Ketersediaan waktu untuk mendengarkan keluh kesah mengenai proses pembuatan laporan. 7. Ali Ridhwan atas waktu dan kebersamaannya untuk mengerjakan laporan bersama. Terimakasih bro! walau memang bercandaan keseharian agak sedikit absurd. Salam sigap! 8. Bapak Adi Rasidi dan Bapak Razikun atas kesempatan dan ilmu pembelajaran yang diberikan selama saya dalam program magang di Kantor Akuntan Publik 9. Teman-teman Kantor Akuntan Publik Razikun Tarkosunaryo, Mba dyah, Kak Meda, Rizki Guzman, Hadi sabilarosyad. Terimakasih atas keceriaan dan ilmu yang dibagikan kepada sesama 10. Teman-teman Jazz Goes To Campus 32 , Citta, Manda, Bro Wil, Ingrid, Namira, Rita, Bomel, Jenny, Ale, Fahris, Gen, yang telah menemani harihari memabukkan selama berbulan-bulan, bekerja keras bersama-sama, berdiam di kantor, demi mencapai tujuan yang sama, JGTC yang kita cintai.
vii
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
11. Seluruh mahasiswa FEUI angkatan 2006, too many to be named. Akhir kata, Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dari skripsi ini dan juga apabila ada pihak yang terlupakan untuk ditulis. Karya ini pun tidak terlepas dari kekurangan. Dengan segala keterbatasannya, semoga dapat bermanfaat bagi penggunanya.
Depok, Januari 2013
Penulis
viii
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Risza Ashary : Akuntansi : Evaluasi dan Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Siklus Pendapatan , Studi Kasus Pada PT S.J.A. Plastics Indonesia
Laporan ini dibuat untuk memaparkan prosedur pengendalian internal pada perusahaan yang terkait kepada siklus penjualan dan pendapatan PT S.J.A. Plastics Indonesia. Pembahasan dimulai dari analisis pengendalian internal siklus penjualan dan pendapatan yang dimiliki PT S.J.A. Plastics Indonesia. Pembahasan akan mengungkapkan sistem informasi akuntansi yang dimiliki, kunci pengendalian, risiko yang dihadapi perusahaan, temuan-temuan yang terjadi terkait pengendalian internal, serta solusi yang ditawarkan. Kata kunci : Pengendalian internal, audit, penjualan, piutang usaha
ix
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name Study Program Title
: Risza Ashary : Accounting : Evaluation and Analysis of Internal Control’s Effectiveness in Revenue Cycle , A Study Case : PT S.J.A. Plastics Indonesia
The focus of this report is to explain the internal control within company that control both sales and revenue cycle of PT S.J.A Plastics Indonesia. The discussion starts with the analysis of internal control of sales and revenue cycle of PT S.J.A. Plastics Indonesia. Description shows the accounting information system that the company has, key control, the risks, the audit findings regarding internal control, as well as the solutions offered. Key words : Internal control, audit, sales, account receivable
x
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….......... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………........... ii TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG............................. iii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………............ iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………. ......... v KATA PENGANTAR…………………………………………………............ vi ABSTRAK ......................................................................................................... ix ABSTRACT ....................................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 I.1 Latar Belakang Penulisan...... ....................................................................... 1 I.2 Latar Belakang Program Magang ................................................................. 2 I.3 Tujuan Program Magang............................................................................... 3 I.4 Tempat dan Waktu Kegiatan Magang........................................................... 4 I.5 Ruang Lingkup Laporan Magang.............. ................................................... 4 I.6 Perumusan Masalah........................................................ .............................. 5 I.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................7 II.1 Sistem Informasi Akuntansi ..........................................................................7 II.1.1 Pengertian Sistem ..................................................................................7 II.1.2 Pengertian Informasi ............................................................................. 7 II.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi.................................................8 II.2 Pendapatan............................................................................................................10 II.2.1 Definisi Pendapatan ...............................................................................10 II.2.2 Karakteristik Pendapatan....................... ...............................................10 II.2.3 Definisi Piutang......................................................................................11 II.2.4 Karakteristik dan Klasifikasi Piutang....................................................11 II.2.5 Kas dan Setara Kas................................................................................11 II.3 Siklus Pendapatan.........................................................................................12 II.3.1 Tujuan Dari Siklus Pendapatan.............................................................12 II.3.2 Aktifitas Bisnis Siklus Pendapatan.......................................................13 II.3.3 Mekanisme Proses Bukti Transaksi......................................................16 II.3.4 Pengawasan...........................................................................................16 II.3.5 Indikator Pengendalian Internal Siklus Pendapatan..............................16 II.4 Pengendalian Internal (Internal Control)......................................................17 II.4.1 Definisi Pengendalian Internal .............................................................17 II.4.2 Dasar-Dasar Pengendalian Internal ......................................................17 II.4.3 Tekhnis Dasar Pengendalian Internal ...................................................18 II.4.4 Pemisahan Fungsi Dalam Pengendalian Internal..................................19 II.4.5 Model Kerangka Kerja COSO...............................................................20 II.5 Pengendalian Pada lingkungan Electronic Data Processing (EDP).............25 xi
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
II.5.1 Pengendalian Umum..............................................................................25 II.5.2 Pengendalian Aplikasi...........................................................................29 BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN KLIEN............................................34 III.1 Profil PT MUC.................... ........................................................................34 III.2 Profil KAP RTS...........................................................................................35 III.3 Profil PT S.J.A Plastics Indonesia...............................................................38 BAB IV EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL...................40 IV.1 Siklus Akuntansi PT S.J.A. Plastics Indonesia Secara Umum....................40 IV.2 Siklus Pendapatan .......................................................................................41 IV.2.1 Siklus dan prosedur penjualan.............................................................41 IV.2.2 Siklus dan Prosedur Penerimaan Kas...................................................42 IV.3 Prosedur Pengendalian Internal...................................................................43 IV.3.1 Prosedur Pengendalian Internal Dalam Siklus Penjualan....................45 IV.3.2 Prosedur Pengendalian Internal Dalam Siklus Penerimaan kas...........46 IV.4 Analisis Atas Pengendalian Internal............................................................47 IV.4.1 Analisis Pengendalian Internal Siklus Penjualan................................48 IV.4.2 Analisis Pengendalian Internal Siklus Penerimaan Kas......................52 IV.5 Prosedur Uji Pengendalian Siklus Penjualan...............................................53 IV.5.1 Atribut Uji Pengendalian Pada PT S.J.A. Plastics Indonesia...............53 IV.5.2 Menentukan Pemilihan Sample Uji Pengendalian...............................54 IV.6 Temuan Dan Analisis Risiko Prosedur Test of Control...............................57 IV.6.1 Temuan.................................................................................................57 IV.6.2 Analisis Risiko.....................................................................................58 IV.7 Analisis Pengendalian Umum Dan Pengendalian Aplikasi.........................62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................70 V.1 Kesimpulan....................................................................................................70 V.2 Saran............................................................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74
xii Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Coso Elements of Internal Control................................................. 20 Gambar III.1 Struktur Organisasi KAP RTS....................................................... 35 Gambar IV.1A Flowchart Siklus Penjualan, Piutang-usaha ,dan penerimaan kas.........................................................................................................................43 Gambar IV.1B Flowchart Siklus Penjualan, Piutang-usaha ,dan penerimaan kas.........................................................................................................................44
xiii Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Tabel Proporsi Kepemilikan Modal PT S.J.A. Plastics Indonesia.....39 Tabel IV.1.A Sistem Pengendalian atas Aktivitas Proses Penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia.................................................................................................50 Tabel IV.1.B Sistem Pengendalian atas Aktivitas Proses Penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia.................................................................................................51 Tabel IV.2 Tabel Hasil Pelaksanaan Prosedur Uji Pengendalian........................56 Tabel IV.3 Tabel Analisis Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi......63
xiv
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Flow Chart Aktifitas Penjualan.........................................................76 Lampiran 2 Flow Chart Aktifitas Penagihan Piutang...........................................77 Lampiran 3 Flow Chart Aktifitas Penerimaan Kas...............................................78 Lampiran 4 Flow Chart Aktifitas Retur Penjualan...............................................79 Lampiran 5 Kertas kerja Prosedur Test Of Control...............................................80
xv
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.1.
Latar Belakang Penulisan Kasus–kasus di Indonesia dan di luar negeri mengenai penyelewengan
atau fraud memunculkan kembali perhatian dunia bisnis mengenai pengendalian internal. Diawali dari kansus enron pada tahun 2000 dan disusul kasus–kasus lainya seperti WorldCom menghentakkan dunia bisnis mengenai adanya kesalahan sistem yang terjadi di perusahaan–perusahaan besar. Di Indonesia, kasus terkait fraud juga terjadi seperti pada tahun 2002 di PT Kimia Farma dan PT Indo Farma. Kasus–kasus ini terjadi karena sistem internal di perusahaan tersebut tidak dijalankan secara efektif. Pengendalian sejatinya adalah unsur penting yang harus ada dan dijalankan dengan baik oleh perusahaan, baik perusahaan terbuka maupun perusahaan tertutup. Pengendalian internal merupakan sistem dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan, yaitu menghasilkan laporan keuangan yang akurat serta mendorong kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam implementasinya manajemen perlu mengadakan kajian pengendalian internal untuk memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi, serta dapat mengambil tindakan korektif jika terjadi penyimpangan yang menunjukkan adanya kelemahan dari sistem pengendalian internal perusahaan tersebut. Pada dasarnya, sistem pengendalian internal dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sistem pengendalian akuntansi dan sistem pengendalian administrasi. Sistem pengendalian akuntansi meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa ketelitian, serta dapat dipercayainya data akuntansi yang disajikan. Sistem pengendalian akuntansi yang baik akan menjamin keamanan aset para investor dan kreditur yang ditanamkan pada perusahaan serta akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Sistem pengendalian administrasi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan 1 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
2
terutama untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Salah satu organisasi internasional Committee of Sponsoring Organization (COSO), juga mengeluarkan COSO framework mengenai pengendalian internal yang merupakan kerangka pengendalian internal yang dilakukan di perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, penerapan pengendalian internal sangat penting. Terutama pengendalian internal terhadap siklus pendapatan perusahaan, karena siklus pendapatan merupakan salah satu siklus yang memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu pengendalian internal dalam suatu siklus pendapatan di dalam suatu perusahaan harus dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya untuk mencegah terjadinya fraud atau penyelewengan aset dalam satu siklus pendapatan perusahaan. I.2.
Latar Belakang Program Magang Dewasa ini, era globalisasi menjadikan kompetensi ilmu akuntansi dalam
dunia
kerja
menjadi
semakin
meningkat
seiring
dengan
kebutuhan
profesionalisme dalam dunia akuntansi yang juga meningkat. Atas hal tersebut perguruan tinggi dituntut untuk menjaga dan menghasilkan lulusan yang berkualitas, tidak hanya unggul dalam pengetahuan akademis dan teoritis, tetapi juga mempunyai keterampilan teknis yang nantinya dapat mendukung praktik di dunia kerja. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia memiliki komitmen untuk dapat menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas tidak hanya dari sisi akademis, melainkan juga dari softskills lainnya untuk persiapan dalam dunia kerja nantinya. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menjalani kegiatan magang untuk menerapkan dan mempraktekkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat serta dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Salah satu cara yang dilakukan FEUI adalah dengan menyelenggarakan program magang untuk S1 yang merupakan satu dari dua jalur sebagai prasyarat kelulusan. Setelah mahasiswa melaksanakan program magang, mahasiswa diharuskan untuk membuat laporan magang sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana (SE). Program magang ini diharapkan dapat menjadi Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
3
penghubung antara dunia perkuliahan dengan dunia kerja. Dengan mengikuti program magang ini, mahasiswa dapat merasakan kondisi lingkungan kerja yang sebenarnya dalam dunia kerja. Dengan kata lain, program magang ini merupakan penerapan program link and match agar ilmu yang telah dipelajari oleh mahasiswa menjadi berguna di tempat kerja pada masa mendatang. I.3.
Tujuan Program Magang Program magang bertujuan untuk menghasilkan praktisi yang kompeten
dan ahli dalam bidangnya. Disamping itu, program magang juga memiliki tujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman dan mengerti bagaimana cara penerapan berbagai praktek akuntansi pada perusahaan yang sebenarnya. Dalam program ini mahasiswa juga diharapkan dapat memahami dan mempelajari hal hal sebagai berikut: -
Kemampuan bekerjasama dalam suatu tim audit dalam menyelesaikan suatu tugas yang telah diberikan, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain baik dalam sesama tim audit maupun kepada klien
-
Kedisiplinan pribadi dalam waktu, baik dalam hal waktu datang ke perusahaan ke klien dan mengatur waktu audit agar sesuai dengan target waktu pullout dari klien.
-
Kemampuan daya nalar dalam menghadapi berbagai permasalahan audit seperti masalah mengenai kesulitan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari klien, sampai kepada permasalahan ketidakcocokan data yang diberikan dengan dokumen-dokumen pendukung. Di samping memberi manfaat kepada mahasiswa program magang juga
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan tempat magang. Beberapa manfaat penting yang dapat diperoleh perusahaan tempat magang, yaitu : -
Perusahaan mendapatkan tenaga terdidik dalam proses kegiatan audit
-
Perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan seleksi calon karyawan dari universitas yang telah dikenal kredibilitasnya.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
4
I.4.
Tempat dan Waktu Kegiatan Magang Penulis melaksanakan magang di Kantor Akuntan Publik Razikun
Tarkosunaryo (KAP RTS) yang merupakan aliansi dari MSI Global Alliance. KAP yang termasuk dalam Multi Utama Consultindo Group ini beralamat di MUC Building lantai 6, jalan TB. Simatupang No. 15, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Jangka waktu pelaksanaan magang kurang lebih 3 (tiga) bulan yaitu dari tanggal 24 September 2012 sampai dengan 24 December 2012. I.5.
Ruang Lingkup Laporan Magang Pada saat pelaksanaan magang, Penulis ditempatkan sebagai Junior
auditor. Selama menjalani program magang, penulis ditugaskan untuk melakukan beberapa prosedur audit atas 3 perusahaan yang bergerak di bidang usaha manufaktur. Dalam laporan ini penulis akan memfokuskan bahan penulisan hanya pada prosedur dan proses pengendalian internal perusahaan dalam sebuah siklus pendapatan yang melibatkan akun penjualan dan akun piutang pada perusahaan klien. Secara spesifik, kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis antara lain adalah : Kegiatan - kegiatan yang dilakukan penulis antara lain adalah: 1. Pemahaman Nature of business daripada klien 2. Mengajukan pertanyaan kepada klien terkait pengendalian perusahaan terkait akun piutang dan penjualan dalam perusahaan 3. Vouching untuk transaksi–transaksi material sebagai bagian dari prosedur audit. 4. Melakukan prosedur test of detail balance atas akun akun hutang dagang dan hutang perusahaan 5. Melakukan analytical procedures atas komponen cost of goods sold klien. 6. Menyiapkan dan melengkapi Kertas Kerja Penugasan (KKP)
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
5
I.6.
Perumusan Masalah Dalam laporan ini, penulis menitikberatkan permasalahan kedalam empat
pertanyaan: 1. Bagaimana prosedur dan kebijakan atas siklus pendapatan pada PT S.J.A Plastics Indonesia? 2. Bagaimana implementasi dari prosedur dan kebijakan untuk siklus pendapatan pada PT S.J.A Plastics Indonesia? 3. Bagaimana prosedur serta instrumen pengendalian internal atas siklus pendapatan pada S.J.A Plastics Indonesia? 4. Bagaimanakah implementasi instrumen pengendalian internal yang ditetapkan perusahaan untuk siklus pendapatan pada PT S.J.A Plastics Indonesia ? I.7.
Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab
ini
diuraikan
secara
singkat
mengenai latar
belakang penulisan, latar belakang program magang, tujuan pelaksanaan program magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang,
pelaksanaan
kegiatan
magang,
latar
belakang
pembahasan, perumusan masalah, tujuan pembahasan, dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan mengenai teori yang akan digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisis atas permasalahan yang diangkat dalam laporan ini. Teori diambil dari berbagai sumber yang terkait dengan topik ini.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
6
BAB III : PROFIL PERUSAHAAN DAN KLIEN Dalam bab ini diungkapkan tentang gambaran umum dari klien (tempat penulis menjalankan penugasan fieldwork audit) dan membahas tentang gambaran umum dari KAP tempat penulis melaksanakan program magang. BAB IV : EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Bab
ini
membahas
mengenai
bagaimana
bentuk
serta
pelaksanaan pengendalian internal yang diterapkan oleh klien perusahaan terutama pada siklus pendapatan, ketika penulis mendapatkan penugasan sebagai tim audit dan melakukan analisa atas pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan klien pada siklus pendapatan tersebut. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini memuat kesimpulan yang sesuai dengan pembahasan dan analisa pada bab–bab sebelumnya. Berdasarkan kesimpulan tersebut akan diajukan saran–saran yang berguna bagi pihak–pihak terkait.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
BAB II LANDASAN TEORI II.1
Sistem Informasi Akuntansi
II.1.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Romney (2012:12) adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil dimana tiap subsistem menjalankan fungsi yang spesifik yang penting dan mendukung sistem yang lebih besar. II.1.2 Pengertian Informasi Informasi memiliki nilai tersendiri untuk perusahaan dan para pemimpin perusahaan atau lembaga dikarenakan informasi digunakan untuk mengambil keputusan dan mendorong adanya tindakan atau aksi sehingga terciptalah sebuah aktivitas. Sebagai sebuah sumber daya informasi juga memiliki karakteristik yang cukup sama dengan sumber daya lain nya , yaitu memiliki keuntungan (benefit) dan juga memiliki biaya (cost). Informasi juga terkait dengan efektifitas dari pengambilan keputusan yang artinya semakin banyak nilai yang diberikan informasi bagi pengambil keputusan maka akan semakin kecil risiko pengambilan keputusan yang buruk atau salah. Nilai sebuah informasi dapat diukur dari seberapa besar informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian pengguna yang berhubungan dengan situasi tertentu. Memurut Romney (2012:12), karakteristik dari informasi yang berguna adalah sebagai berikut :
Relevan : Informasi dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan
pengambilan
keputusan
untuk
membuat
prediksi,
mengkonfirmasi atau mengkoreksi ekspektasi awal mereka.
Dapat Diandalkan: Informasi tersebut bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat merepresentasikan kejadian atau aktivitas dari organisasi.
Lengkap informasi tidak mengabaikan aspek penting dari kejadian kejadian yang mendasarinya atau aktivitas yang diukur. 7 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
8
Tepat waktu : Informasi tersedia tepat waktu sehingga memungkinkan pengambil keputusan dapat menggunakanya.
Dapat dimengerti : Informasi dipresentasikan dalam bentuk / format yang berguna dan jelas.
Dapat diverifikasi : Informasi dapat diverifikasi apabila 2 orang yang memiliki informasi, bertindak secara independent dan tiap-tiap orang tersebut menghasilkan informasi yang sama.
II.1.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber daya seperti sumber daya manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mentransformasi data keuangan dan yang lainnya ke dalam sebuah Informasi. Sistem Informasi Akuntansi merangkum dan menyaring data yang tersedia untuk pengambil keputusan. Dengan memproses data tersebut, sistem informasi akuntansi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pengguna dari sistem informasi terbagi menjadi 2 grup yaitu eksternal dan internal. Pengguna eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, agen pemerintah, pelanggan, vendor, pesaing serikat pekerja, dan masyarakat publik. Pengguna eksternal menerima dan bergantung pada berbagai output dari sistem informasi akuntansi perusahaan. Kebutuhan informasi untuk pengguna eksternal sangat bervariasi dari publikasi laporan keuangan secara publik seperti laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif dan laporan output non-rutin lainya. Pengguna Internal seperti manager memiliki kebutuhan akan informasi akuntansi berdasarkan tingkatan mereka dalam organisasi atau fungsi–fungsi tertentu yang mereka jalankan, misalnya : 1. Top level management membutuhkan informasi yang sifatnya strategis 2. Middle management membutuhkan informasi yang sifatnya taktis 3. Lower-level management membutuhkan informasi yang sifatnya operasional dan berorientasi pada transaksi.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
9
Menurut romney (2012:12), Sistem informasi akuntansi memiliki 3 fungsi penting dalam setiap organisasi, yaitu : 1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi sehingga organisasi dapat memeriksa kembali apa yang telah terjadi. 2. Memproses data ke dalam informasi yang berguna untuk mengambil keputusan
yang
memungkinkan
manajemen
untuk
merencanakan,
mengimplementasikan dan mengendalikan aktivitas yang ada untuk berjalan secara efektif dan efisien 3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset dari organisasi termasuk data-data. Pengendalian ini memastikan data tersedia, akurat dan dapat diandalkan ketika diperlukan. Sebagian besar organisasi berhubungan dengan banyak transaksi yang sama dan bersifat repetitif. Transaksi – transaksi tersebut dapat dikelompokan menjadi 5 siklus dasar yang merupakan sub-sistem dari sistem informasi akuntansi, yaitu: 1. Siklus pengeluaran (Expenditure Cycle) adalah siklus yang terdiri dari aktivitas membeli dan membayar barang atau jasa yang digunakan dalam organisasi. 2. Siklus Produksi (Production Cycle) adalah siklus yang terdiri dari aktivitas yang berhubungan dengan proses pengolahan bahan baku dan tenaga kerja menjadi barang jadi. 3. Siklus Sumber Daya Manusia / Penggajian (Human resources / Payroll cycle) adalah siklus yang terdiri dari aktivitas perekrutan dan pembayaran gaji pegawai. 4. Siklus pendapatan (Revenue Cycle) adalah siklus yang terdiri dari aktivitas penjualan barang atau jasa dan mengumpulkan pembayaran dari penjualan tersebut. 5. Siklus Keuangan (financing Cycle) adalah siklus yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dengan tujuan menjalankan organisasi dan membayar pinjaman dari kreditor serta mendistribusikan keuntungan kepada investor.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
10
Sistem informasi akuntansi juga dapat menambahkan nilai untuk organisasi melalui beberapa cara yaitu :
Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk atau jasa dan secara berkesinambungan dapat membantu menjaga kualitas produk dan mengurangi bahan baku material yang terbuang dari biaya rework
Meningkatkan efisiensi dengan penyediaan informasi yang tepat waktu.
Meningkatkan
pengambilan
keputusan
dengan
cara
menyediakan
informasi yang akurat dengan cara yang tepat kepada pegawai yang tepat pula.
Membagi pengetahuan. Sistem informasi akuntansi yang baik dapat membantu untuk membagi pengetahuan dan pengalaman sehingga meningkatkan
operasi
bahkan
menyediakan
sebuah
keunggulan
kompetitif. II.2.
Pendapatan
II.2.1 Definisi Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (PSAK 23). II.2.2 Karakteristik Pendapatan Pendapatan hanya terdiri atas arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk entitas itu sendiri. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu hal tersebut harus dikeluarkan dari pendapatan. Hal yang sama berlaku dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang ditagih untuk kepentingan prinsipal dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan. Sebaliknya, pendapatan adalah jumlah komisi yang diterima (PSAK 23). Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
11
II.2.3. Definisi Piutang Menurut Irawati (2008) piutang usaha merupakan sejumlah tuntutan atau klaim kepada pihak ketiga yang timbul dari penjualan secara kredit dan akan jatuh tempo di masa yang akan datang. Piutang usaha yaitu piutang yang muncul dari penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang non-usaha yaitu piutang yang muncul dari transaksi lain selain transaksi penjualan contohnya piutang karyawan, piutang bunga, piutang sewa, dan piutang deviden. Kedua piutang tadi harus dipisahkan pencatatannya. II.2.4. Karakteristik dan Klasifikasi Piutang Di dalam laporan keuangan, piutang diklasifikasikan ke dalam aset lancar perusahaan. Piutang ini timbul dari kegiatan penjualan yang memang menjadi usaha pokok perusahaan yang pembayarannya dilakukan pada saat yang akan datang sesuai dengan perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak dengan syaratsyarat tertentu. Oleh karena itu, perusahaan dapat melakukan penagihan pada saat yang telah ditentukan atas sejumlah uang hasil transaksi penjualan barang dan jasa yang dilakukannya II.2.5. Kas dan Setara Kas Menurut Irawati (2008) kas merupakan sejumlah uang tunai, setara kas, dan simpanan di bank dalam bentuk giro yang dapat dipakai sebagai alat pertukaran dalam bentuk kegiatan usaha yang normal Kas mempunyai beberapa karakteristik, yaitu : o Kas merupakan aset yang sangat likuid dan mudah dibawa. o Kecenderungan penyelewengan atas kas sangat besar. o Kas merupakan unsur yang paling sering digunakan dalam transaksi bisnis perusahaan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
12
Kas dan setara kas dalam siklus pendapatan dan piutang ini terkait dengan penerimaan kas. Pelunasan piutang dari pelanggan sangat erat kaitannya dengan penerimaan kas. Pada saat piutang dilunasi maka langsung diinput pada jurnal penerimaan kas. Oleh karena itu perlu adanya pemisahaan tugas antara bagian yang menerima kas dengan bagian yang mencatat pelunasan piutang tersebut. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyelewengan kas, mengingat resiko penyelewengan kas sangatlah besar. II.3.
Siklus Pendapatan Menurut Mardi (2008) siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas
bisnis rutin dan informasi yang berhubungan dengan pengadaan barang atau jasa yang ditujukan kepada pelanggan dan mengumpulkan sebagai pembayaran atas penjualan tersebut. Siklus ini bertujuan untuk mengetahui perincian saat terjadinya proses penagihan kas berlangsung serta proses diterima dan diakuinya pendapatan bagi perusahaan. II.3.1 Tujuan dari siklus pendapatan Menurut Mardi (2008) tujuan atas adanya aktivitas dalam siklus pendapatan adalah sebagai berikut :
Mencatat order penjualan secara cepat, tepat dan akurat
Memverifikasi status dan riwayat kredit pelanggan
Mengirimkan produk atau melakukan pelayanan sesuai dengan tanggal yang disepakati
Menagih produk atau jasa dengan tepat waktu dan akurat
Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara tepat dan akurat.
Mencatat penjualan dan penerimaan kas pada akun pelanggan dalam buku besar pembantu piutang.
Menjaga produk sampai dengan dikirimkan kepada pelanggan
Menjaga uang sampai dengan masuk ke dalam deposit kas milik perusahaan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
13
II.3.2 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Salah satu aktivitas dalam siklus pendapatan yang umumnya lazim adalah aktivitas penerimaan pesanan , Banyak cara meningkatkan efisien dan efektifitas proses entri pesanan penjualan. Salah satunya adalah mengizinkan pelanggan memasuki data pesanan penjualan sendiri ( dalam penjualan melaului website ). Cara lain menggunakan electronic data interchange (EDI) untuk berhubungan langsung dengan pelanggan. Semua data yang dibutuhkan untuk memproses pesanan dikumpulkan dan dicatat secra akurat. Untuk itu, perlu diadakan pemeriksaan tentang : 1. Mencocokan informasi dalam file induk pelanggan dengan file persediaan barang. 2. Memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan telah tercantum secara lengkap. 3. Verifikasi kuantitas yang dipesan dengan riwayat penjualan barang pelanggan yang bersangkutan. Adapun aktivitas bisnis yang biasa dilaksanakan dalam siklus pendapatan adalah sebagai berikut : a) Persetujuan Kredit Penjualan secara kredit banyak dilaksanakan dalam praktik bisnis perusahaan. Biasanya dibuat batas kredit untuk setiap pelanggan, catatan kredit pelanggan terdahulu dan kemampuan untuk membayar. Biasanya terdapat otorisasi khusus untuk menyetujui kredit bagi para pelanggan baru, ketika sebuah pesanan melebihi batas maksimal kredit pelanggan tersebut. b) Memeriksa Ketersediaan persediaan Langkah berikutnya menetapkan apakah jumlah persediaan barang cukup memenuhi pesanan untuk dapat diinformasikan kepada pelanggan kapan pesanannya akan dikirim. Apabila ketersediaan barang tidak mencukupi pesanan tersebut, maka dibuat pemesanan ulang untuk barang tersebut.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
14
c) Menginformasikan kepada pelanggan Pelayanan pelanggan adalah hal yang penting bagi perusahaan, untuk itu perusahaan dapat menggunakan sistem Customer Relationship Management (CRM) untuk mendukung proses penting dalam menjawab permintaan pelanggan. Sistem ini mengatur data terinci mengenai pelanggan hingga data dapat digunakan untuk memfasilitasi layanan yang lebih efisien serta personal kepada pelanggan. d) Mengambil dan Mengepak pesanan Pegawai
bagian
gudang
menggunakan
kartu
pengambilan
barang
mengidentifikasi produk serta berapa banyak pesanan yang dikeluarkan dari gudang. Para pegawai begian gudang akan mencatat jumlah setiap barang yang diambil. Barang kemudian dipindahkan ke bagian pengiriman e) Pengiriman Pesanan Bagian pengiriman akan memeriksa jumlah fisik persediaan barang dengan jumlah yang tertera dalam kartu pengambilan barang dengan jumlah yang ditujukkan pada salinan pesanan penjualan yang dikirim langsung ke bagian pengiriman berdasarkan pesanan penjualan. Tembusan pengemasan memuat jumlah dari keterangan setiap barang yang dimasukkan kedalam daftar pengiriman. Menyiapkan dokumen pengiriman yang merupakan kontrak resmi dan menyatakan bahwa terdapat tanggung jawab atas sejumlah barang yang dikirim. f) Penagihan atas piutang usaha Aktivitas penagihan adalah aktivitas pemrosesan informasi yang mengemas ulang serta meringkas informasi dari entri pesanan penjualan dan aktivitas pengiriman. Dalam aktivitas penagihan, dokumen dasar yang dibuat adalah faktur penjualan yang menginformasikan kepada pelanggan tentang sejumlah kewajiban mereka dari transaksi yang terjadi serta kapan dan dimana mereka akan melunasinya.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
15
Fungsi penting data piutang usaha adalah menggunakan berbagai informasi yang terdapat pada faktur penjualan sehingga memudahkan melakukan pendebitan dan mengkredit rekening tersebut saat penerimaan tagihan. Ada dua perlakuan untuk memelihara data piutang usaha tersebut, yaitu menggunakan metode faktur terbuka dan menggunakan metode pembayaran total. g) Penerimaan Kas Penerimaan kas dan cek dari pelanggan dapat saja dicuri dengan mudah oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu dapat digunakan beberapa langkah alternatif untuk mengurangi risiko pencurian tersebut. Antara lain sebagai berikut :
Pertama
dengan,
mempersiapkan
menugaskan daftar
staf
pengiriman
bagian
surat
menyurat
untuk
uang,
yaitu
dokumen
yang
mengindentifikasi nama dan jumlah semua kiriman uang pelanggan serta mengirimkan daftar ini ke bagian piutang usaha.
Kedua adalah dengan pengamanan pencurian kiriman uang pelanggan oleh karyawan perusahaan dengan membuat sistem lockbox (merupakan sebuah alamat pos yang dituju pelanggan ketika menyerahkan uang mereka) di bank. Penggunaan lockbox ini juga akan meningkatkan manajemen arus kas. Dengan adanya lockbox, akan meniadakan penundaan yang berhubungan dengan pemrosesan kiriman uang pelanggan sebelum penyimpanan. Namun petugas khusus setiap tanggal jatuh tempo tagihan harus memeriksa lockbox tersebut.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
16
II.3.3. Mekanisme Proses Bukti Transaksi Ciri utama sistem siklus pendapatan ditunjukkan oleh kompleksitas data dan integrasi data yang dihasilkan. Sistem pemroses data langsung (online) yang menerima pesanan melaui internet atau pesanan kepada tenaga penjual memiliki keuntungan sebagai berikut : 1) Bisa dideteksi kesalahan dini sebab entri pesanan dilakukan ke pelanggan. 2) Persetujuan kredit dapat dibuat segera pada waktu pelanggan menyerahkan pesanannya 3) Kondisi persediaan lebih akurat dan menjamin pelayanan ke pelanggan. 4) Penghematan waktu oleh bagian gudang dan bagian pengiriman 5) Kesalahan dapat dideteksi lebih awal karena data yang dimasukkan oleh bagian pengiriman dengan yang berada di file penjualan mudah diverifikasi. 6) Peningkatan arus kas serta ukuran kinerja lebih tepat waktu. II.3.4. Pengawasan Fungsi lain dari Sistem Informasi Akuntansi yang didesain secara baik merupakan proses menyiapkan pengawasan dan pengendalian dengan tujuan untuk mengotorisasi transaksi secara benar dan pencatatan yang sesuai, dapat menjaga keamanan data kas, persediaan dari risiko kehilangan dan pencurian, dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan. II.3.5. Indikator Pengendalian Internal Siklus Pendapatan : Berdasarkan kepada Arens et al.(2011), ada beberapa indikator yang harus diperhatikan ketika melaksanakan pengujian atas pengendalian internal dalam sebuah siklus pendapatan , adapun indikator tersebut adalah :
Pencatatan penjualan didukung oleh dokumen pengiriman yang diotorisasi dan order pelanggan yang disetujui.
Faktur penjualan dan dokumen pengiriman prenumbered dan dipertanggung jawabkan dengan semestinya.
Prosedur yang dilakukan untuk penagihan dan pencatatan penjualan dilakukan sedekat mungkin dengan saat kejadian. Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
17
Rekening bulanan dikirim ke pelanggan.
Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas penerimaan dan pengeluaran kas.
Pegawai yang membuat rekening koran berbeda dengan yang mengerjakan buku bank.
Digunakannya kwitansi penerimaan kas yang prenumbered.
Periksa bukti-bukti pendukung atas penerimaan kas seperti bukti transfer bank dan rekening koran.
II.4
Pengendalian Internal (Internal Control)
II.4.1 Definisi Pengendalian Internal Menurut Moeler (2009) Pengendalian Internal meliputi keseluruhan perencanaan organisasi serta keseluruhan metode koordinasi yang di adopsi perusahaan yang ditujukan untuk menjaga aset yang dimiliki perusahaan , memastikan akurasi dan kehandalan atas informasi akuntansi , meningkatkan effesiensi operasi , dan mendukung keselarasan antar kebijakan manajemen. Definisi ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal tidak hanya terbatas kepada fungsi akuntansi dan departemen keuangan perusahaan saja. II.4.2 Dasar-Dasar Pengendalian Internal Menurut Moeller (2009) Sebuah sistem pengendalian internal harus dapat memenuhi berbagai macam objektif yang telah ditentukan manajemen sebelumnya di berbagai area operasi perusahaan. Ada 4 elemen yang menjadi dasar dalam sistem pengendalian internal : a) Detector or Sensor Element. Sebuah alat ukur yang dapat mendeteksi hal hal yang terjadi di bagian dalam sistem yang sedang dalam pengendalian. b) Selector or Standard Element. Elemen detector yang berfungsi melaporkan kondisi yang terjadi saat ini , harus dapat memiliki sebuah standar yang dapat dijadikan perbandingan nanti antara apa yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
18
c) Controller element Elemen yang mengukur dan menjelaskan perilaku sebuah area dalam kontrol yang berdasarkan kepada perbandingan antara detector dan standard element d) Communication Network Element Elemen jaringan komunikasi dalam sebuah sistem pengendalian secara simpel dapat diibaratkan sebagai sebuah kendaraan yang berfungsi menyampaikan pesan antara sensor pengendali dengan entitas yang dikendalikan II.4.3 Teknis Dasar Pengendalian Internal Menurut Moeller (2009), terdapat tiga buah tekhnis dasar yang dapat memberikan keyakinan mendasar kepada manajemen bahwa proses bisnis spesifik dalam perusahaan sedang berjalan dengan seharusnya : a) Preventive Controls , sebuah sistem pengendalian yang berfungsi mencegah error atau kejadian tak terdeteksi yang dapat terjadi. b) Detective Controls , sebuah sistem pengendalian yang befungsi sebagai peringatan segera atau setelah, kepada manajemen pada saat error atau permasalahan tersebut timbul c) Corrective Controls , sebuah sistem pengendalian yang berfungsi berkesinambungan dengan detective controls yang berfungsi sebagai pemulihan kondisi atas konsekuensi terjadinya sebuah masalah yang ditemui. Preventive, Detective, dan Corrective Control biasa ditemukan dalam 3 level operasi yang berbeda dalam sebuah perusahaan , yaitu :
Steerring Controls : karakteristik umum yang biasa ditemukan di dalam level ini biasanya sistem pengendalian yang diawasi bersifat mencegah dan menarik perhatian manajer untuk segera mengambil tindakan secara berkala.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
19
Yes-No Controls : level pengendalian ini didesain untuk melindungi, dan untuk memastikan pencapaian atas hasil yang ditujukan. Salah satu contoh level pengendalian Yes-No Controls adalah sebuah sistem pengendalian yang mengawasi proses pengendalian kualitas dalam sebuah proses manufaktur
Post-Action Controls : karakteristik umum yang biasa ditemukan di dalam level ini biasanya sistem pengendalian yang diawasi bersifat pembenaran atas sebuah error yang ditemukan di dalam sebuah proses operasional yang sudah berada dalam sistem pengendalian. Jenis pengendalian yang biasa dilakukan adalah rekomendasi atas pembenaran sistem pengendalian baik secara keseluruhan atau sebagian.
II.4.4. Pemisahan Fungsi Dalam Pengendalian Internal Menurut Moeller (2009) fungsi pengendalian internal secara garis besar terbagi menjadi fungsi Authorization , Record , dan Custody. 1. Authorization Fungsi otorisasi adalah suatu pengendalian pada persetujuan setiap transaksi yang diajukan. Otorisasi ini adalah fungsi yang sangat penting di dalam pengendalian internal. Tanpa adanya otorisasi, suatu transaksi dinyatakan tidak sah dan diragukan kebenarannya. Otorisasi yang dilakukan oleh pihakpihak yang tidak seharusnya akan mengakibatkan kehilangan aset karena berisiko adanya transaksi yang dilakukan untuk kepentingan pribadi 2. Record Fungsi pencatatan dalam suatu pengendalian internal merupakan fungsi untuk mendukung adanya pengendalian yang baik. Jika dokumentasi dan pencatatan tidak dilakukan dengan baik maka transaksi dapat dinyatakan tidak ada. Fungsi pencatatan ini merupakan dasar dari dokumen yang dapat menjadi bukti landasan jika ada suatu penyelewengan. Fungsi pencatatan harus dipisahkan dengan fungsi otorisasi. Dua fungsi ini seharusnya dapat menjadi bentuk verifikasi dan cross-check yang otomatis dari dokumen yang diotorisasi dan dokumen yang dicatatkan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
20
3. Custody Fungsi Custody adalah fungsi pengendalian internal terkait pihak yang mengeluarkan atau menerima aset. Misalnya di bagian pengeluaran kas yang menjadi kustodian adalah kasir atau bagian treasuri. Fungsi ini harus dilakukan oleh divisi atau bagian yang berbeda dengan otorisasi dan pencatatan untuk mengurangi risiko bahwa aset yang masuk atau yang keluar ditujukan untuk kepentingan perusahaan bukan untuk kepentingan pribadi. II.4.5 Model Kerangka Kerja COSO COSO (Comitee of Sponsoring Organization) memberikan penjelasan detil mengenai konsep multidimensi atas pengendalian internal. Definisi pengendalian internal menurut COSO adalah sebagai berikut : Pengendalian internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh direksi perusahaan, manajemen, dan staf lain yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai terkait dengan pencapaian objektif di kategori-kategori berikut :
Efektivitas dan efisiensi operasi
Pelaporan posisi keuangan yang dapat diandalkan
Kepatuhan terhadap regulasi dan aturan yang berlaku
COSO Elements of Internal Control
Control Activities
Monitoring
Risk assesment
Communication & Information
Control Environment
Gambar II.1 : Coso Elements of Internal Control
Sumber : Moeller “Brink’s Modern International auditing” (2009) Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
21
a) Control Environment : Berdasarkan penjabaran COSO, pengendalian lingkungan (Control environment) merupakan landasan mendasar atas struktur pengendalian internal atas sebuah perusahaan. COSO juga menekankan bahwa landasan dasar pengendalian lingkungan dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh persuasif mengenai bagaimana aktivitas bisnis terbentuk, dan juga bagaimana pengukuran risiko dalam sebuah organisasi. b) Risk Assesment : Proses pengukuran risiko (Risk Assesment) dilaksanakan dikeseluruhan tingkatan dalam perusahaan baik dari aktivitas yang tampak maupun tidak tampak. Dalam COSO dijelaskan bahwa proses pengukuran risiko dalam perusahaan terdiri dari 3 tahap , yaitu : 1. Melakukan estimasi atas risiko signifikan 2. Mengukur nilai frekuensi timbul atau tidaknya sebuah risiko 3.Mempertimbangkan bagaimana sebuah risiko dapat dikelola dan tindakan seperti apa yang dapat diterapkan. Proses pengukuran risiko menurut COSO ini menekankan kepada tanggung jawab manajemen untuk melaksanakan ketiga tahap tersebut agar dapat mengidentifikasi apakah sebuah risiko yang ditemukan adalah risiko yang signifikan, dan jika memang iya, tindakan apa yang perlu untuk diterapkan. c) Control activities Bentuk dari elemen ini adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang berfungsi untuk membantu memastikan kepada manajemen bahwa tindakan-tindakan yang tepat terkait risiko yang ada, sudah dilaksanakan dengan sesuai. Jenis jenis pengendalian aktivitas : Top Levels Review, Contohnya adalah review ulang atas sebuah hasil laporan terkait dengan kinerja perusahaan dalam periode berjalan, atas hasil review tersebut manajemen mempersiapkan tindakan korektif jika menemukan hasil review yang tidak sesuai. Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
22
Direct Functional atau Activity Management , Contohnya adalah sistem keamanan komputer akan memiliki mekanisme pelaporan atas upaya akses tanpa izin. Bentuk atas pengendalian aktivitas adalah ketika manajemen menindak lanjuti atas pelaporan tersebut dan mengambil tindakan korektif. Information Processing, Contohnya adalah sistem pengendalian atas pengembangan sebuah sistem baru, dan sistem pengendalian atas akses individu ke data-data atau program milik perusahaan. Physical Controls, Contohnya adalah sebuah program aktif secara berkala terkait dengan rekonsiliasi persediaan barang perusahaan Performance Indicators, Contohnya adalah sewajarnya manajemen memiliki sekumpulan hasil laporan atas data operasional dan finansial yang saling keterkaitan dan mengambil tindakan investigasi analitis atau tindakan korektif. Segregation Of Duties, Contohnya adalah wewenang di setiap aktivitas operasi tidak dilaksanakan oleh satu orang saja tetapi dilakukan oleh individu yang berbeda guna meminimalisir risiko terjadi nya kesalahan dalam sebuah aktivitas. d) Communications And Informations Informasi dan komunikasi adalah kedua elemen yang saling berhubungan dan juga keduanya memiliki bagian peranan yang cukup mencolok di dalam komponen sebuah pengendalian internal. Informasi akurat yang di hasilkan melalu sebuah sistem informasi akuntansi yang handal, harus dapat dikomunikasikan kepada atasan maupun bawahan dalam sebuah perusahaan dengan cara dan waktu yang tepat, sehingga dapat memungkinkan mereka untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
23
Kerangka kerja COSO juga menekankan terhadap pentingnya menjaga informasi dan sistem pendukung perusahaan yang konsisten terhadap keseluruhan kebutuhan organisasi atas informasi. Kerangka kerja COSO menyarankan, untuk dapat beroperasi secara efektif perusahaan harus dapat selangkah lebih maju dalam mengimplementasikan sistem informasi yang strategis dan terintegrasi. COSO juga menekankan bahwa kualitas informasi juga merupakan hal penting di dalam pengendalian internal. Kualitas informasi yang buruk akan mengandung error dan kelalaian di dalamnya dan akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai oleh manajemen. Pelaporan yang baik harus mengandung data informasi yang cukup untuk dapat mendukung terjadinya pengendalian aktivitas yang efektif. Pelaporan dapat dikatakan memberikan informasi yang berkualitas jika :
Konten atas informasi yang dilaporkan sesuai kebutuhan pengguna
Informasi yang disediakan, dapat diambil kapan saja ketika dibutuhkan
Informasi yang diberikan merupakan informasi terbaru atas kondisi yang sedang berjalan
Informasi tersebut dapat di akses kapan saja oleh pengguna legal yang membutuhkan
Mengacu kepada kerangka kerja COSO, salah satu pendekatan terbaik di dalam membangun komunikasi dalam organisasi yang efektif adalah dengan adanya pemberitahuan kepada keseluruhan personalia organisasi mengenai pentingnya pengendalian internal dan tanggung jawab terhadap hal tersebut harus dapat ditanggapi dengan serius. e) Monitoring Sebuah organisasi harus mengimplementasikan berbagai jenis aktivitas pengawasan
(monitoring)
untuk
mengukur
tingkat
efektifitas
pengendalian internal organisasi. Aktivitas pengawasan dapat diterapkan melalui beberapa tahap evaluasi maupun pada tahap pelaksanaan aktivitas. Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
24
Berdasarkan kerangka kerja COSO , Aktivitas Monitoring yang biasa dilaksanakan pada saat tahap pelaksanaan aktivitas :
Operating Management Normal Functions. Manajemen bertugas untuk meninjau operasi dan laporan finansial secara berkala merupakan salah satu bentuk aktivitas monitoring
Communications From External Parties , salah satu contoh bentuk nya seperti adanya Call Centre untuk keluhan konsumen , dan bagaimana tindakan tepat yang diambil terkait keluhan yang datang.
Organization Structure And Supervisory Activities , bentuk tinjauan rutin oleh supervisi atau manajer tingkat atas terhadap kinerja karyawan clerical untuk meminimalisir terjadi kesalahan dalam level paling bawah
Physical Inventory and Asset Reconciliation , Cek fisik atas inventori atau asset perusahaan secara berkala merupakan salah bentuk kegiatan pengawasan . Kerangka kerja COSO juga berbicara mengenai proses evaluasi
untuk meninjau efektifitas atas sistem pengendalian internal organisasi. Hal pertama yang harus dilakukan pertama-tama adalah memahami dan mengerti atas desain sistem pengendalian, kemudian identifikasi pengendalian, pengujian terhadap pengendalian, dan yang terakhir mengambil
kesimpulan
mengenai
efektivitas
daripada
sistem
pengendalian tersebut. Pendekatan kedua yang bisa dilakukan untuk mengevalusi sistem pengendalian internal adalah dengan cara benchmarking, yaitu dengan membandingkan sistem pengendalian internal sebuah organisasi dengan organisasi lain yang sejenis dan satu industri
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
25
II.5
Pengendalian pada Lingkungan Electronic Data Processing (EDP) Ikatan Akuntan Indonesia mengklasifikasikan pengendalian dalam
lingkungan komputer menjadi dua kelompok, yaitu pengendalian umum (general controls) dan pengendalian aplikasi (application controls). Perbedaan utama antara
pengendalian
umum
dan
pengendalian
aplikasi
adalah
bahwa
pengendalian umum adalah bersifat prosedural sedangkan pengendalian aplikasi bersifat lebih berorientasi kepada data. II.5.1. Pengendalian umum Pada Standard Profesi Akuntan Publik (2001) Seksi 314 Paragraf 05 (PSA60) secara implisit dinyatakan bahwa pengendalian umum merupakan pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap lingkungan. Sedangkan dalam paragraf 06 dinyatakan bahwa tujuan pengendalian umum adalah untuk membuat kerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas sistem informasi komputer dan untuk memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal secara keseluruhan dapat tercapai. Enam pengendalian yang ada dalam pengendalian umum, yaitu : a) Pengendalian organisasi dan manajemen Suatu organisasi terdiri dari beberapa bagian yang masing–masing memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang terpisah dan berbeda. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran fungsi dalam organisasi, perlu dibuat deskripsi jabatan yang berisi tugas dan wewenang yang jelas pada setiap bagian. Pengendalian organisasi dan manajemen ditunjukan sebagai alat untuk menciptakan kerangka kerja organisasi Pengelolaan Data Elektronik (PDE). Pengendalian ini meliputi pemisahan fungsi baik antara departemen PDE dengan departemen lain maupun di dalam departemen PDE sendiri seperti, otorisasi, transaksi, pengendalian personil, serta perencanaan dan penganggaran. Pemisahan fungsi departemen PDE dengan departemen atau bagian lain dimaksudkan untuk menciptakan indepedensi, sehingga memungkinkan adanya pengendalian antar bagian. Sedangkan pemisahan fungsi dalam departemen PDE dilakukan agar jangan sampai ada satu orang yang melaksanakan suatu kegiatan Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
26
dari awal hingga akhir tanpa ada pihak yang melakukan penelaahan dan atau pengujian atas kegiatan tersebut (Basalamah,2007). Otorisasi transaksi yang memadai akan memberikan jaminan kepada manajemen bahwa suatu transaksi yang terjadi dilakukan demi kepentingan organisasi. Hal ini membuat manajemen harus mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan atas pelaksanaan kegiatan sistem atau komputer agar tidak ada kegiatan yang tidak terotorisasi. Pengendalian personil dimaksudkan untuk menghindari dilakukannya kesalahan dan kecurangan oleh personil dalam fungsi sistem. Beberapa teknik pengendalian yang biasa digunakan dalam pengendalian personil adalah uraian tugas yang jelas, pemilihan dan pelatihan pegawai, supervisi, dan adanya rotasi kerja. Pengendalian manajemen yang lainnya meliputi perencanaan jangka panjang, penganggaran. dan ketaatan pada peraturan perundangan. b) Pengendalian piranti keras dan piranti lunak Tujuan dari pengendalian piranti keras dan piranti lunak adalah untuk mendeteksi kesalahan atau ketidakberesan peralatan yang dimiliki perusahaan supaya perusahaan dapat mencegah terjadinya hal–hal yang berkaitan dengan kinerja piranti keras dan piranti lunak yang dapat mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan efektif. Beberapa jenis pengendalian pada piranti keras misalnya adalah, boundary ring, echo check, penggunaan UPS, fasilitas ruangan yang mendukung kinerja komputer serta peralatan pengamanan. Sedangkan contoh dari pengendalian piranti lunak misalnya, read or write check, record length check , label checking routines, dan access control (Basalamah,2001) c) Pengendalian akses Pengendalian akses dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa sumber daya PDE yang akan digunakan sebagaimana mestinya, yaitu dengan cara membatasi orang–orang tertentu saja yang dapat mengakses piranti keras, komputer, program, dokumentasi program dan file–file data. Pengendalian ini berupa pengendalian akses fisik (physical access) dan pengendalian akses logik (logical access) Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
27
Pengendalian akses fisik berkaitan dengan pengendalian atas akses terhadap keamanan fisik komputer berserta peralatannya dari risiko pencurian, perusakan, vandalisme, sabotase. Sedangkan pengendalian akses logik berkaitan dengan pengendalian terhadap perangkat lunak, data dan database sistem dari pihak–pihak yang tidak terotorasi. Selain itu pada sistem Online, sistem juga harus dilengkapi dengan fitur – fitur yang mampu membatasi penggunaan dan akses komputer dari pihak yang tidak terotorisasi misalnya, penggunaan Password dan adanya history log. Selain itu juga dapat digunakan encryption device yang dapat diguakan untuk mengubah data asli ke dalam bentuk teks sandi rahasia sehingga tidak dapat dibaca dengan mudah dan dilengkapi dengan menggunakan decryption device yang akan berfungsi mengubah kembali teks sandi rahasia ke dalam bentuk data aslinya. Untuk data–data termasuk karbon–karbon dan laporan bekas yang memang sudah tidak digunakan lagi, dapat dilakukan pemusnahan untuk pengendalian terhadap keamanan data. Prosedur pemusnahan ini dapat menggunakan mesin penghancur kertas atau dengan cara dibakar. Yang perlu diperhatikan bahwa perlu ada pengendalian pada kegiatan tersebut sehingga dapat menjaga agar data–data penting perusahaan tidak bocor. d) Pengendalian data dan prosedur Menurut Basalamah (2001) pengendalian data dan prosedur memberikan kerangka kerja untuk mengendalikan operasi sehari–hari serta dalam menjaga agar tidak terjadi kesalahan pengolahan data. Jenis–jenis pengendalian yang termasuk dalam pengendalian data dan prosedur dapat dikategorikan menjadi lima kelompok yaitu, data control group, pengendalian file, database prosedurprosedur pelaksanaan standar komputer, pengamanan terhadap data, dan diefektifkannya fungsi audit internal Fungsi data control group adalah sebagai penghubung atau filter antara departemen – departemen lain dengan departemen PDE. Data control group ini bertugas menerima data dari bagian–bagian lain, menyimpannya, membuat batch control data, mengawasi jalanya pengolahan data, memantau pembetulanpembetulan kesalahan selama pengolahan data, dan mendistribusikan keluaran Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
28
kepada pemakai yang berhak. Jenis pengendalian file dan database misalnya adalah dengan menggunakan label. Baik label internal maupun label eksternal serta menggunakan cincin pelindung file. Sedangkan pengamanan terhadap data biasanya dilakukan dengan menggunakan media penyimpanan berupa read only memory (ROM) seperti compact disk sehingga data yang tersimpan di dalamnya tidak dapat diubah oleh instruksi–instruksi program yang dibuat oleh pemakai, membuat salinan cadangan (back up file) yang ditempatkan di tempat terpisah, mengasuransikan data, dan dengan membuat perencanaan kondisi darurat (disaster recovery plan.) (Basalamah, 2001). Peran audit internal juga merupakan bentuk pengendalian atas data, prosedur sistem, dan organisasi. e) Pengendalian terhadap pengembangan sistem baru Tujuan pengendalian pengembangan sistem telah diotorisasi, diuji, ditelaah, didokumentasikan, disetujui, dan diterapkan serta untuk menjamin bahwa standar, kebijakan, dan prosedur–prosedur yang ada benar-benar dilaksanakan dalam membantu manajemen mengendalikan sistem dan kegiatan pemrograman. Beberapa jenis pengendalian yang dilakukan dalam pengembangan sistem adalah partisipasi pemakai, manajemen, dan auditor, pengembangan standar dan pedoman, pengujian sistem dan konversi dan penelaahan setelah pemasangan atau instalasi (Basalamah,2001) f) Pengendalian dokumentasi Sebagaimana dikutip dalam Basalamah (2001), AICPA menyatakan bahwa dokumentasi dalam lingkungan pengolahan data elektronik mencakup catatan–catatan, laporan–laporan, kertas–kertas kerja dan hal–hal lainya yang menjelaskan mengenai sistem dan prosedur–prosedur untuk melaksanakan pengolahan data. Kemudian dokumentansi juga merupakan sarana untuk dapat mengkomunikasikan unsur–unsur penting dalam sistem pengolahan data, termasuk logika yang digunakan oleh program komputer.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
29
Pengendalian dokumentasi pada dasarnya adalah menciptakan kerangka kerja yang kondusif untuk pengendalian di lingkungan PDE. Hal ini karena dokumentasi mempunyai manfaat dan tujuan pengendalian antara lain adalah: (1) memberikan sumber informasi bagi personil–personil PDE, (2) memberikan jaminan bahwa instruksi kepada seluruh personil pengolahan data pada departemen pemakai
jelas karena ada dokumentasinya,
(3) menjamin
kelangsungan operasi PDE apabila petugas reguler meningggalkan departemen PDE atau bahkan keluar dari organisasi, (4) untuk memberi jaminan bahwa seluruh program telah didokumentasikan secara memadai, (5) dokumentasi dapat memberikan jaminan bahwa dokumentasi yang memadai benar–benar ada dan dikendalikan secara efektif, (6) untuk memberi jaminan bahwa seluruh sistem telah di dokumentasikan secara memadai. Dalam hal pengendalian dokumentasi, adanya dokumentasi yang baik dan tertib tentang kajian latar belakang sistem, dokumentasi sistem, dokumentasi program aplikasi, dokumentasi prosedur operasional sistem, dokumentasi data, dan dokumen pemakai merupakan tolak ukur yang harus diperhatikan. II.5.2 Pengendalian Aplikasi Berbeda dengan pengendalian umum, pengendalian aplikasi dirancang untuk memenuhi persyaratan dan pengawasan khusus di setiap penerapan. Tujuan pengendalian aplikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa: (1) setiap transaksi telah diproses dengan lengkap dan hanya diproses satu kali, (2) setiap transaksi berisi infomasi yang lengkap dan akurat, (3) pemrosesan transaksi dilakukan dengan benar dan tepat, (4) hasil–hasil pemrosesan digunakan sesuai dengan maksudnya dan (5) aplikasi–aplikasi yang ada dapat berfungsi berkelanjutan. Pengendalian aplikasi dibagi menjadi pengendalian masukan , pengendalian pengolahan, dan pengendalian keluaran
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
30
a)
Pengendalian Masukan Basalamah (2001) menyatakan pengendalian masukan pada sistem terkait
lingkungan komputer adalah dimaksudkan untuk menentukan bahwa: (1) seluruh transaksi dapat dicatat dengan baik pada sumber asalnya, (2) data telah diotorisasikan dengan baik, (3) seluruh data telah dipindahkan dari tempat pencatatannya ke tempat pengolahan data komputer (secara elektronik), (4) seluruh data telah dikonversikan ke dalam bentuk yang tepat dibaca oleh mesin, (5) seluruh data telah divalidasi melalui proses penyortiran dan (6) seluruh kesalahan dideteksi dan dikoreksi Jenis Pengendalian masukan secara garis besar dapat di kategorikan sebagai berikut, Pengendalian otorisasi masukan, validasi masukan, konversi dan transmisi data serta penanganan kesalahan.
Pengendalian Otorisasi Masukan Pengendalian ini dilakukan untuk menjamin bahwa hanya data yang terotorisasi saja yang dapat diproses ke dalam sistem. Pengendalian ini dapat berupa prosedur–prosedur otorisasi, penelaahan, dan sistem pengawasan pencatatan.
Pengendalian Validasi Masukan Dalam sistem berbasis komputer, pengendalian ini biasanya terprogram di dalam aplikasi sistem dan dimaksudkan untuk memperoleh keyakinan bahwa semua data masukan adalah akurat, lengkap, dan memadai. Jenisjenis pengendalian yang termasuk dalam pengendalian validasi masukan antara lain : Field Check Pengendalian ini menguji suatu masukan dengan cara menetapkan bahwa field tertentu harus berisi angka (numeric) atau huruf (alphabetic) saja.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
31
Logic Check Pengujian ini menguji data masukan dengan cara menilai atau membandingkan suatu logika tertentu dengan keadaan data yang sebenarnya. Valid Field Check Pengujian ini mengharuskan suatu field mempunyai isian atau besaran tertentu. Limit Check
Pengendalian ini menguji data masukan dengan menilai apakah suatu field tertentu berada pada batasan yang telah ditetapkan. Sequence Check Pengendalian ini menguji urutan–urutan field yang harus dimasukkan. Completeness Check Pengendalian ini berfungsi untuk menguji apakah suatu data masukan telah lengkap dan tidak ada yang tertinggal untuk diinput Echo Check Pengendalian ini berupa kotak dialog yang muncul apabila ada kesalahan dalam pengisian field tertentu.
Pengendalian Konversi dan Transmisi Data Pengendalian konversi dan transmisi data digunakan untuk memperoleh keyakinan bahwa data masukan telah diubah dengan semestinya ke dalam format yang dapat dikenali oleh komputer dan data telah ditransmisikan dengan semestinya sehingga data yang akan diproses merupakan data yang lengkap, akurat, dan tidak berubah dari asalnya (Basalamah, 2001). Teknik–teknik yang umum digunakan adalah verifikasi visual, batch control total, dan data encryption.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
32
b)
Pengendalian Pengolahan AICPA telah menyatakan bahwa pengendalian pengolahan adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa pemrosesan data di dalam sebuah sistem akan lengkap, akurat dan kesalahan – kesalahan berikut dapat dicegah atau dideteksi sejak awal , yaitu :
Kegagalan untuk memproses seluruh transaksi masukan atau memproses tidak sebagaimana mestinya (Secara salah)
c)
Memproses dan update atas file yang salah
Memproses masukan yang tidak logis atau tidak wajar
Kehilangan atau distorsi data selama pemrosesan
Pengendalian Keluaran Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia SA Seksi
314 paragraf 08 menyatakan bahwa pengendalian keluaran pada sistem online adalah dimaksudkan untuk memberikan keyakinan adanya : (1) keluaran yang diterima oleh satuan usaha adalah tepat dan lengkap, (2) keluaran yang diterima oleh satuan usaha adalah terklarifikasi, (3) keluaran didistribusikan kepada pegawai yang berotorisasi. Dalam kaitan dengan sistem berbasis komputer maka pada intinya pengendalian keluaran atas sistem adalah pengendalian terhadap hasil keluaran tersebut, sehingga hasil keluaran benar–benar digunakan untuk pihak yang berhak, membutuhkan informasi yang sesuai dan tepat waktu penerimaan. Contoh yang termasuk dalam pengendalian atas keluaran adalah :
Rekonsiliasi Keluaran Rekonsiliasi
ini
dilakukan
oleh
pihak
yang
terotorisasi
untuk
membandingkan antara masukan, pengolahan, dan pengeluaran.
Penelaahan dan pengujian hasil–hasil pemrosesan Termasuk dalam pengendalian ini adalah penelaahan, penyelidikan, dan pelaporan atas hal-hal yang dianggap sebagai suatu ketidaksesuaian.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
33
Pengendalian atas distribusi keluaran Distribusi keluaran harus mencakup hal–hal sebagai berikut: (1) keluaran hanya didistribusikan kepada pihak yang memperoleh otorisasi, (2) Pendistribusian dilakukan dengan tepat waktu dan (3) hanya keluaran yang diperlukan saja yang didistribusikan.
Adanya pengawasan terhadap pencatatan (Record Retention) Atas setiap aktivitas pencatatan input sebuah informasi harus diiringi dengan fungsi pengawasan (monitoring) sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan input pada aktivitas pencatatan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN KLIEN
III.1. Profil PT MUC MUC Consulting Group adalah perusahaan konsultan bisnis yang di bentuk pada tanggal 28 Juli 1999 berdasarkan Akta Notaris No. 38 yang dibuat oleh Chufran Hamal, SH dan pendiriannya disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. C-20952 HT.01.01 pada tanggal 30 Desember 1999, dan di dukung oleh lebih dari 300 profesional di Jakarta, Surabaya dan Balikpapan. MUC Consulting Group berkantor pusat di Jl. TB. Simatupang Kav. 15 Tanjung Barat, Jakarta Selatan Visi yang dimiliki oleh MUC Consulting Group yaitu menjadi salah satu perusahaan konsultan bisnis terkemuka di Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai etika. Adapun misi yang dimiliki oleh MUC Consulting Group adalah sebagai berikut : - Menyediakan jasa konsultan bisnis dengan standar mutu internasional - Memberikan jasa terbaik kepada klien melalui konsultan yang profesional, beretika, dan inovatif - Memberikan nilai terbaik kepada para stakeholder Sementara Jasa yang diberikan oleh MUC Consulting Group dapat dilihat sebagai berikut : - Kantor Konsultan Pajak - Kantor Akuntan Publik - Konsultan Transfer Pricing - Customs Consultants - Governance, Risks & CSR Consultant - Marketing Research & Intelligence - Jasa konsultan hukum - MUC Development Centre
34 Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
35
MUC Consulting Group telah melakukan kerjasama dengan MSI Global Alliance, sebuah perkumpulan global perusahaan-perusahaan profesional yang independen, dengan kantor pusat berada di London, Inggris, memiliki kantor perwakilan lebih dari 250 kantor yang tersebar di lebih dari 100 negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Asia-Pasific, dan Afrika. Hal ini untuk memenuhi tuntutan klien, terutama perusahaan multinasional dengan aktivitas bisnis lintas batas. III.2 Profil KAP RTS KAP RTS merupakan salah satu grup dari MUC Consulting Group yang bergerak di bidang jasa audit umum atas laporan keuangan. KAP RTS merupakan member dari MSI Global Alliance yang merupakan sebuah jaringan global kantor akuntan independen dan konsultan bisnis yang berkantor pusat di London, United Kingdom, dan telah memiliki kantor perwakilan lebih dari 250 perusahaan di lebih dari 100 negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Asia Pasifik dan Afrika. Kerjasama tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan para klien terutama perusahaan multinasional. Berikut ini adalah struktur organisasi dari KAP RTS : Managing Partner
Supervisor Senior Auditor Junior Auditor
Gambar III.1 : Struktur Organisasi KAP RTS : Sumber : KAP RTS Handbook
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
36
1. Managing Partner Managing partner bertugas memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan kantor, mengadakan perjanjian dengan klien dan mempunyai wewenang untuk memberikan opini terhadap laporan audit. 2. Supervisor Supervisor bertugas mengawasi jalannya proses audit yang dilakukan oleh senior auditor, memeriksa kertas kerja pemeriksaan, memberikan laporan- laporan temuan audit, dan mengajukan saransaran kepada klien. 3. Senior Auditor Senior auditor memiliki tugas untuk membuat
audit plan,
menyiapkan prosedur audit yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan audit, memberikan
arahan-arahan
kepada
junior
auditor, melaporkan hasil temuan pemeriksaan kepada supervisor, menyiapkan dan menyusun draft laporan audit. 4. Junior Auditor Junior auditor bertugas membantu proses penyusunan audit plan
yang dilakukan oleh senior auditor, membantu dalam
pelaksanaan proses audit yang telah ditugaskan oleh audit in-charge Berikut adalah berbagai macam jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik RTS, yaitu: 1) General Audit Menyediakan jasa audit independen atas laporan keuangan dengan tujuan untuk memberitahukan klien tentang keadaan perusahaan secara umum dan untuk menyatakan pendapat atas kewajaran atas penyajian laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
37
2) Internal Audit Menyediakan jasa audit internal untuk membantu manajemen memenuhi tanggung jawabnya dalam hal penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian internal, pelaporan kebijaksanaan dan prosedur, dan untuk menciptakan sistem tata kelola perusahaan. 3) Special Audit Special audit memiliki tujuan yaitu untuk memverifikasi atau mengukuhkan
dan
atau
untuk
menguji
laporan
keuangan
perusahaan dengan menggunakan agreed-upon procedures dari laporan keuangan. Jasa ini dilakukan untuk memastikan bahwa keuangan perusahaan dijalankan sesusai dengan praktek akuntansi yang semestinya. 4) Review and Compilation Review merupakan jasa yang diberikan untuk penelaahan atau analisis atas laporan keuangan yang menghasilkan dasar yang memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan atas laporan keuangan secara terbatas dikarenakan dalam review jumlah bukti audit yang dibutuhkan tidak sebanyak jumlah bukti audit dalam general audit. Compilation
merupakan
jasa
untuk
membantu
departemen
akuntansi dalam mempersiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar profesional.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
38
5) Other Assurance Services Jasa ini didesain untuk membantu klien dalam mengelola perusahaan menjadi lebih efektif. Jasa yang ditawarkan antara lain membantu
klien
dalam
mempersiapkan
laporan
keuangan
prospektif, membantu mereview internal control perusahaan klien, membantu klien dalam feasibility studies, menganalisa
laporan
keuangan klien dan memberikan accounting advice, dan lain-lain. 6) IFRS Services Jasa ini bertujuan untuk membantu perusahaan klien dalam proses konversi dari GAAP ke IFRS. IFRS services ini membantu klien dalam mendesain proyek konversi dari tahap perencanaan sampai tahap review post-implementation. III.3. Profil PT S.J.A Plastics Indonesia PT S.J.A Plastics Indonesia didirikan di bawah ketentuan Undang Undang Penanaman Modal Asing No.1 tahun 1967 dan No. 11 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing berdasarkan kepada akta notaris nomor 13, tertanggal 5 Mei, 1992 dengan notaris Rukmasanti Hardjasatya S.H, dan di amandemen dengan akta No.15 20 Mei 1992, dan No.73 6 Mei 1994. Akta tersebut disahkan oleh Kementrian Hukum dan HAM Indonesia melalui surat keputusan
No.C2-870.
HT.01.01.TH.94
tertanggal
4
Juni
1994,
dan
dipublikasikan di dalam supplemen no 4837, berita acara negara No.42, tertanggal 24 Mei 1996. Akta pendirian perusahaan mengalami beberapa perubahan berdasarkan akta notaris No.206, DR. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si. tertanggal 10 Januari 2010 berkaitan dengan adanya perubahan komposisi pemegang saham perusahaan. Perusahaan memulai aktivitas komersial bisnisnya terhitung efektif pada tanggal 10 Februari 2010.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
39
Berdasarkan akta pendirian perusahaan yang dikumpulkan, dapat diketahui bahwa cakupan operasional perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur atas barang berbahan dasar plastik serta mencakup perlengkapan teknis dan kemudian menjualnya ke pasar lokal dan pasar internasional (Jepang). Kantor pusat dan pabrik perusahaan terletak di Jl Jababeka XI Blok G-10 dan Jl Jababeka XII Blok W-14, Kawasan Industri Cikarang, Bekasi Jawa barat. Modal dasar Perusahaan berjumlah IDR 1.616.000.000 yang terbagi dalam 800 lembar saham, dengan nilai nominal IDR 200.000.000 per lembar saham dan kepemilikan atas saham tersebut terbagi menjadi 80% (E-System Corporation) dan 20% (PT Pisma Putra Textile) dalam jumlah kepemilikan. Tabel III.1 Tabel Proporsi Kepemilikan Modal PT S.J.A. Plastics Indonesia Name of Stockholder
Number of Shares
Par Value
Paid up Capital Stock
Percentage
E-System Corporation
640
2.020
1.292.800
80,00%
PT Pisma Putra Textile
160
2.020
323.200
20,00%
800 Sumber : Kertas Kerja Auditor Periode Interim
1.616.000
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
BAB IV EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Pembahasan yang akan dijelaskan dalam bagian ini dimulai dengan menjelaskan secara singkat tentang sistem dan siklus akuntansi yang dijalankan di PT S.J.A Plastics Indonesia secara umum. Siklus akuntansi yang akan dijadikan pembahasan dalam laporan ini meliputi siklus pendapatan secara garis besar, dimana didalamnya terdapat siklus penjualan, siklus penagihan, dan siklus penerimaan kas. Siklus tersebut nantinya akan menggambarkan kurang lebih keseluruhan dari proses pencatatan akuntansi perusahaan atas siklus pendapatan dalam PT S.J.A Plastics Indonesia. Kemudian akan dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai tiap masing-masing siklus serta penjelasan mengenai bentuk, dan penerapan pengendalian internal dalam perusahaan yang terhubung dengan siklus-siklus pendapatan. Pada akhir bab pembahasan ini akan dipaparkan sedikit analisa berserta rekomendasi dan saran yang akan penulis berikan terkait implementasi pengendalian internal di siklus pendapatan dalam PT S.J.A Plastics Indonesia. IV.1.
Siklus Akuntansi PT S.J.A Plastics Indonesia Secara Umum Divisi pencatatan akuntansi dalam PT S.J.A Plastics Indonesia memiliki
bagian tersendiri di dalam perusahaan yang dinamakan departemen akuntansi. Masing-masing transaksi dalam perusahaan ini memiliki perlakuan spesifik dalam pencatatan akuntansinya tersendiri. Secara garis besar transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang terkait dengan siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan, penagihan, penerimaan kas, dan lain–lain. PT S.J.A. Plastics Indonesia menggunakan sistem terkomputerisasi SAP (Systems, Applications, and Products in Data Processing) yang merupakan sebuah perangkat lunak akuntansi terintegrasi dalam operasinya. Hanya saja sistem yang digunakan departemen akuntansi tidak sama dengan sistem yang digunakan departemen logistik, sementara itu departemen logistik menggunakan sebuah sistem tersendiri bernama EZ_Runner 40 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
41
IV.2.
Siklus Pendapatan Siklus pendapatan pada PT S.J.A Plastics Indonesia dimulai pada saat
perusahaan menerima order pertama kali dari customer ke bagian pemasaran yang juga menjalani fungsi sebagai departemen penjualan. Penjualan yang dilakukan PT S.J.A Plastics Indonesia menggunakan sistem Pull demand dimana proses penjualan dilakukan atas dasar permintaan dari pelanggan. Pesanan yang telah diterima dan diproses oleh bagian pemasaran kemudian dilanjutkan ke bagian logistik untuk dilakukan proses pembuatan surat jalan keluar dari gudang bersamaan saat barang siap untuk dikirimkan kepada konsumen. Kemudian pencatatan akuntansi yang dilakukan berdasarkan kepada tembusan surat jalan yang telah dibuatkan oleh bagian logistik dan tembusan Sales Order (SO) yang diberikan oleh bagian pemasaran. Atas pencatatan tersebut bagian akuntansi melakukan rekapitulasi piutang dagang, dan atas rekapitulasi tersebut dibuatkan daftar umur piutang yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan penagihan atas piutang yang telah jatuh tempo. Dalam siklus penerimaan kas, Pelanggan akan memberikan konfirmasi telah melakukan pembayaran kepada PT S.J.A Plastics Indonesia yang diterima melalu bagian kasir dan bagian kasir akan memberikan laporan tembusan penerimaan uang masuk kepada bagian piutang untuk dapat mengupdate nilai piutang nyata yang belum tertagih. IV.2.1 Siklus Dan Prosedur Penjualan Pencatatan atas aktivitas penjualan didalam PT S.J.A Plastics Indonesia berawal dari penerimaan pesanan dari pelanggan yang dilakukan melalui proses penawaran dengan bagian pemasaran. Kemudian bagian pemasaran akan mempertimbangkan beberapa faktor sebelum dapat menyetujui pesanan pelanggan. Setelah kedua belah pihak memiliki kesepakatan mengenai harga jual , maka pelanggan akan mengirimkan dokumen Purchase Order (PO) yang ditujukan kepada bagian pemasaran dan akan dicatat sebagai daftar pemesanan penjualan. Tahapan berikut nya bagian pemasaran berdasarkan kepada daftar pemesanan penjualan berkoordinasi dengan bagian logistik untuk mengatur jadwal pengiriman ke pelanggan. Kemudian bagian logistik akan membuat surat
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
42
jalan yang didasarkan kepada daftar pemesanan penjualan yang telah diberikan oleh bagian pemasaran, dan selanjutnya akan dikirim kepada customer bersamaan dengan lembar tagihan yang telah disiapkan oleh bagian pemasaran. Kemudian lembar kopi surat jalan diserahkan kembali ke bagian pemasaran dan bagian akuntansi. Dan atas dokumen surat jalan tersebut tersebut bagian logistik akan membuat laporan barang keluar (LBK)untuk dokumentasi departemen. Kemudian departemen akuntansi akan membukukan transaksi tersebut berdasarkan kepada dokumen surat jalan dan dokumen lembar tagihan yang diberikan oleh kedua departemen, yaitu departemen penjualan dan departemen logistik. IV.2.2. Siklus Dan Prosedur Penerimaan Kas Untuk prosedur penerimaan kas, setiap awal bulan departemen akuntansi akan mengirimkan tagihan ke pelanggan melalui bagian pemasaran terkait piutang yang belum dibayarkan oleh customer. Atas tagihan yang dilunasi maka pelanggan biasanya akan memberikan pemberitahuan kepada bagian kasir PT S.J.A Plastics Indonesia melalui surat konfirmasi. Setelah surat konfirmasi pembayaran diterima oleh bagian kasir dan segera memberitahukan kepada bagian piutang dengan cara membuat laporan penerimaan kas yang di otorisasi oleh manajer departemen akuntansi menggunakan laporan penerimaan yang berasal dari bagian kasir tersebut, bagian piutang dapat segera melakukan update atas rekapan piutang yang masih belum dibayar dan mencocokkannya dengan lembar tagihan piutang yang masih belum dibayar oleh pelanggan tersebut.
\
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
43
IV.3.
Prosedur Pengendalian Internal
Gambar IV.1A Flowchart siklus penjualan, piutang usaha ,dan penerimaan kas Sumber : Kebijakan tertulis PT S.J.A. Plastics Indonesia (Dimodifikasi)
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
44
Gambar IV.1.B Flowchart siklus penjualan, piutang usaha ,dan penerimaan kas Sumber : Kebijakan tertulis PT S.J.A. Plastics Indonesia (Dimodifikasi)
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
45
IV.3.1. Prosedur Pengendalian Internal Dalam Siklus Penjualan Bentuk pengendalian internal PT S.J.A Plastics Indonesia adalah, saat menerima order dari pelanggan bagian pemasaran akan melihat daftar harga dengan mempertimbangkan faktor kemampuan daya beli pelanggan, kondisi persaingan di pasaran, strategi perusahaan, dan faktor lain-lainnya. Sebelum menerima order, akan dicek terlebih dahulu apakah ada tunggakan pembayaran sebelumnya dan apakah nilainya sudah melewati batas kredibilitas pelanggan. Dan terhadap pelanggan baru, harus mengisi data perusahaan berserta dengan tingkat kredibilitas perusahaannya, dan harus disetujui oleh atasan departemen. Jika semua ketentuan sudah di penuhi maka bagian pemasaran akan menerbitkan dokumen daftar pemesanan penjualan yang nanti akan diberikan kepada bagian logistik. Setelah itu mengacu kepada daftar pemesanan penjualan, bagian logistik akan melakukan pemeriksaan atas ketersediaan persediaan barang, jika persediaan sesuai dengan permintaan pesanan, maka pesanan pelanggan akan segera dikemas dan disiapkan oleh departemen logistik. Namun apabila persediaan tidak mencukupi atas jumlah pesanan pelanggan, maka bagian logistik akan membuatkan surat keterangan yang ditujukan kepada pelanggan bahwa pesanan belum dapat diproses karena keterbatasan persediaan melalui tembusan bagian pemasaran. Berdasarkan kepada surat keterangan tersebut pelanggan akan melakukan konfirmasi balasan apakah barang ingin dikirim sebagian atau menunggu barang keseluruhan tersedia atau melakukan pembatalan atas pesanan. Dan hal terakhir yang akan dilakukan jika barang pesanan sudah siap dikirimkan adalah, bagian pemasaran akan menerbitkan lembar tagihan kepada pelanggan untuk dapat dikirimkan bersamaan dengan barang pesanan. Untuk pengiriman bagian pemasaran akan mengatur pengiriman dengan cara berkoordinasi dengan bagian logistik. Jadwal pengiriman ditentukan dengan mengacu kepada lembar tagihan yang dikeluarkan oleh bagian pemasaran. Setelah mencocokkan semua kelengkapan maka bagian logistik akan menerbitkan dokumen surat jalan yang akan ditandatangani oleh atasan bagian logistik.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
46
Kemudian surat jalan dan lembar tagihan yang sudah terotorisasi dan telah disiapkan oleh departemen logistik dan departemen pemasaran akan diberikan kepada departemen akuntansi untuk dijadikan dokumen pendukung dalam mencatat penjualan. Pada departemen akuntansi bagian pengurusan piutang usaha akan melakukan input ke dalam sistem akuntansi perusahaan dan diakui sebagai penjualan setelah barang diterima oleh pelanggan. Apabila terjadi retur atau pengembalian barang, bagian pemasaran akan mengisi surat setur. Setelah disetujui bagian laboratorium QC (Quality Control) dan atasan yang berwenang, dilakukan pengembalian barang dengan syarat kondisi barang tidak terjadi penyimpangan seperti, barang sudah rusak, jumlah berkurang, atau karung pembungkus rusak terbuka. Setelah diperiksa dan dihitung oleh bagian gudang barang retur akan dikembalikan ke gudang. Kemudian nanti departemen akuntansi akan memeriksa kembali lembar retur barang apakah sudah lengkap. Setelah disetujui atasan yang berwenang dan memastikan tanggal pengembalian
barang,
departemen
akuntansi
segera
membuat
voucher
pengembalian barang, dan melakukan penghapusan piutang penjualan terkait bersamaan dengan diterbitkannya debit note untuk diberikan kepada customer. IV.3.2.Prosedur Pengendalian Internal Dalam Siklus Penerimaan Kas Bagian keuangan selalu membuat rekapitulasi piutang dagang setiap bulannya dengan mengacu kepada daftar order penjualan dan dibandingkan dengan dokumen surat jalan dari bagian logistik, atas dokumen rekapitulasi tersebut departemen membuat daftar umur piutang. Mengacu kepada daftar umur piutang, setiap awal bulan departemen akuntansi akan mengirimkan surat tagihan kepada pelanggan melalui bagian pemasaran, dan juga mengirimkan tagihan tagihan atas piutang yang telah jatuh tempo. Setelah menerima pembayaran biasanya pelanggan akan memberikan surat konfirmasi kepada perusahaan melalui kasir. Kemudian kasir akan menerima pembayaran dan membuat laporan penerimaan yang ditandatangani atasan berwenang. Mengacu kepada laporan penerimaan tersebut kemudian di sampaikan kepada bagian piutang untuk diupdate ke daftar piutang yang belum dibayar oleh pelanggan terkait
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
47
IV.4. Analisis Atas Pengendalian Internal Setiap prosedur dokumentasi dalam PT S.J.A Plastics Indonesia memiliki kejelasan mengenai siapa yang memiliki otorisasi atas suatu prosedur dan siapa yang harus menyetujui prosedur terkait. Dalam pembahasan ini misalnya dalam pembuatan surat jalan, petugas yang memiliki otorisasi untuk melakukan hal ini adalah bagian logistik, selanjutnya akan disetujui terlebih dahulu oleh kepala bagian logistik. Proses pengeluaran barang dari gudang juga memiliki pengendalian internal yang baik. Barang yang dikeluarkan dari gudang akan dicek dan dibandingkan oleh dua orang yaitu, pengawas di gudang dan supir truk, sehingga akan meminimalisasi adanya pencurian atas asset Berdasarkan identifikasi yang penulis lakukan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa yang menjadi key control pada siklus penjualan adalah lembar tagihan. Penjualan akan dicatat oleh perusahaan jika barang dengan jumlah dan nilai yang pasti sudah benar-benar diterima konsumen dan hal ini dipastikan dari prosedur penerbitan lembar tagihan yang menjadi titik pengakuan pendapatan PT S.J.A. Plastics Indonesia. Prosedur penerbitan lembar tagihan dibuat berdasarkan kepada PO dari pelanggan berserta surat jalan yang telah diverifikasi oleh bagian logistik, sehingga jumlah dan nilai barangnya dapat dipastikan kebenarannya. Selain itu, lembar tagihan juga dibuat pada saat barang diantarkan ke pembeli ataupun setelah barang diantarkan ke pembeli. Hal ini menyebabkan telah terjadinya transfer atas risiko signifikan, hak kepemilikan, keterlibatan manajerial, dan pengawasan barang serta kepatuhan terhadap konsep reliable dan matching cost against revenue. Pencetakan lembar tagihan dilakukan oleh departemen pemasaran berdasarkan purchase order yang sebelumnya telah dikirimkan oleh pelanggan dan telah dikonfirmasikan kepada bagian logistik atas ketersediaanya. Harga dan besarnya diskon yang diberikan sudah terstandarisasi pada sistem. Kemudian cetakan kopi atas lembar tagihan akan diberikan kepada departemen akuntansi untuk dapat dicatat sebagai penjualan. Salah satu yang menjadi titik kelemahan di dalam sistem pengendalian internal perusahaan adalah sistem pencatatan komputerisasi yang terpisah antara departemen logistik dan pemasaran dengan departemen akuntansi.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
48
Dimana
departemen
akuntansi
menggunakan
sistem
“SAP”
dan
departemen logistik menggunakan sistem “EZ-RUNNER”. Sementara pencatatan atas transaksi penjualan yang dilakukan oleh departemen akuntansi berdasarkan kepada dokumen yang diberikan oleh bagian logistik dan bagian pemasaran yang diinput dengan menggunakan sistem yang berbeda. Dikarenakan perbedaan penggunaan sistem seperti ini, departemen akuntansi dalam perusahaan memiliki aktivitas pengendalian internal tambahan, yaitu konfirmasi nilai piutang terhadap konsumen dan rekonsiliasi jumlah persediaan di gudang setiap bulannya. Konfirmasi nilai piutang di harapkan dapat meminimalisir risiko salah catat atas pengakuan penjualan dan nilai piutang yang tersaji, sementara rekonsialisi jumlah persediaan di gudang setiap bulan dimaksudkan untuk mencocokan nilai persediaan yang ada di catatan dengan nilai persediaan sebenarnya yang mengacu kepada transaksi penjualan yang tercatat oleh departemen akuntansi. IV.4.1 Analisis Pengendalian Internal Siklus Penjualan Berdasarkan kepada teori moeller (2009), ada beberapa nilai yang harus diperhatikan terkait dengan pemisahan fungsi bagian dalam sebuah perusahaan guna mendukung terciptanya pengendalian internal yang efektif. Dan berikut adalah analisis pemisahan fungsi bagian dalam aktivitas siklus penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia.
Otorisasi yang memadai atas transaksi
Sistem Otorisasi dalam aktivitas penerimaan pesanan atas penjualan pada PT S.J.A. Plastics Indonesia meliputi otorisasi atas beberapa dokumen seperti daftar pemesanan pelanggan, lembar tagihan, surat jalan, dan PO (Purchase Order). Semua otorisasi tersebut dijalankan secara manual dikarenakan sistem antara bagian akuntansi tidak terintegrasi dengan sistem bagian pemasaran dan bagian logistik. Jika otorisasi belum dilakukan, maka dokumen–dokumen terkait tidak akan diproses dalam tahapan yang lebih lanjut. Tahapan otorisasi telah secara efektif diterapkan dalam perusahaan karena adanya masing-masing sistem di bagian departemen yang mendukung dan dapat diandalkan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
49
Adanya dokumentasi dan pencatatan yang lengkap
Dokumentasi dalam sistem penjualan PT S.J.A. Plastics Indonesia telah menggunakan beberapa dokumen yang cukup memadai. Dimulai dari daftar pemesanan pelanggan, surat jalan, faktur pajak dan lembar tagihan. DokumenDokumen ini telah dibuat berurutan oleh masing-masing sistem yang diadopsi perusahaan. Sehingga defisiensi atas nomor dokumen yang terlewatkan dapat diminimalisir. Selain itu dengan penggunaan sistem dalam menerbitkan sebuah dokumen, maka tanggal pembuatan dokumen juga telah tepat. Artinya, tidak ada timing difference dalam pembuatan dokumen.
Pemisahan tanggung jawab
PT S.J.A Plastics Indonesia melakukan pemisahan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Pemisahan tugas antara pihak yang menerima pesanan, menyiapkan pesanan, dan mengirimkan pesanan. Dalam hal ini tugas tersebut dilakukan oleh bagian pemasaran dan bagian logistik 2. Pemisahan tugas antara yang melakukan otorisasi atas lembar tagihan dengan yang menjaga gudang tempat penyimpanan persediaan. Hal ini dilakukan oleh departemen akuntansi, departemen logistik, dan bagian pemasaran. Berdasarkan pemisahan tugas yang telah dilakukan oleh PT S.J.A Plastics Indonesia, terpisah
maka pengendalian internal dalam pembagian tugas yang telah dapat
meminimalisir
hal-hal
yang
memungkinkan
terjadinya
penyelundupan atas aset maupun kesalahan pencatatan dalam jurnal.
Penjagaan atas asset
Penjagaan terhadap aset ini dilakukan untuk mencegah adanya penyelundupan atau pencurian aset khususnya oleh orang dalam perusahaan. Penjagaan atas aset persediaan menjadi tanggung jawab bagian gudang. Dalam hal ini, barang tidak akan dikeluarkan dari gudang tanpa diotorisasi dan diketahui oleh orang gudang yang memiliki wewenang.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
50
Tabel IV.1A. Sistem pengendalian atas aktivitas proses penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia Aktivitas
Otorisasi
Penjagaan
Transaksi
Aset
Pencatatan
Departemen
Pengendalian
Penerimaan
Departemen
Pesanan dari
Pemasaran
pelanggan
Penjualan
Penjualan
Proses
Departemen
Departemen
pemeriksaan
Pemasaran/
Pemasaran
dan
penjualan
Penjualan
/ logistik
Departemen Pemasaran
/
/
mengotorisasi Daftar pemesanan penjualan Memeriksa
Departemen
persediaan dan logistik
Departemen
Departemen
logistik
pemasaran
mempersiapkan
/
penjualan
pengiriman Sumber: Data olahan
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
51
Tabel IV.1B. Sistem pengendalian atas aktivitas proses penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia Aktivitas
Otorisasi
Penjagaan
Transaksi
Aset
Pencatatan
Pengendalian
Mempersiapkan
Departemen
Departemen
Departemen
surat jalan
Logistik
logistik
pemasaran dan departemen akuntansi
Mempersiapkan lembar
Departemen
tagihan pemasaran
(sales Invoice)
penjualan
Departemen /
pemasaran
Departemen / akuntansi
penjualan
Membandingkan
Departemen
kesesuaian
Akuntansi
antara
lembar
tagihan dengan surat jalan Membuat jurnal Departemen
Departemen
Departemen
penjualan
Akuntansi
Akuntansi
akuntansi
(pengakuan pendapatan) Sumber: Data olahan
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
52
IV.4.2. Analisis Pengendalian Internal Siklus Penerimaan Kas Hal sama juga berlaku di dalam siklus lain selain siklus penjualan. Ada beberapa fungsi pemisahan yang harus diperhatikan untuk mendukung terciptanya pengendalian internal yang efektif dalam sebuah perusahaan. Berikut analisis penulis mengenai pemisahan fungsi dalam pengendalian internal untuk aktivitas siklus penerimaan kas :
Otorisasi memadai atas transaksi
Sistem otorisasi dalam siklus penerimaan kas meliputi otorisasi atas konfirmasi pembayaran dari customer. Kemudian otorisasi ketika kasir menyiapkan lembar laporan penerimaan kas, dan di otorisasi oleh staf akuntansi yang berwenang.
Adanya Dokumentasi dan Pencatatan yang Lengkap
Dokumentasi dalam siklus penerimaan kas menggunakan beberapa dokumen yang cukup memadai , seperti laporan penerimaan kas yang disiapkan oleh bagian kasir ketika ada konfirmasi dari pelanggan terkait pembayaran piutang.
Pemisahan tanggung jawab
Pada siklus penerimaan kas pada PT S.J.A. Plastics Indonesia dapat dilihat dari wewenang atas pengelolaan kas dan pengelolaan piutang yang berbeda , dimana piutang dikelola tersendiri oleh bagian piutang , sementara kas dikelola tersendiri oleh bagian kasir. Walaupun begitu selalu ada koordinasi antar 2 bagian ketika ada laporan pembayaran piutang oleh konsumen.
Penjagaan atas asset
Penjagaan atas kas pada PT S.J.A Plastics Indonesia dapat dilihat dari prosedur pengelolaan kas yang dilakukan oleh bagian kasir. Begitu pula dengan otorisasi yang dibutuhkan ketika ada transaksi kas keluar maupun kas masuk.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
53
IV.5
Prosedur Uji Pengendalian Siklus Penjualan
IV.5.1 Atribut Uji Pengendalian Pada PT S.J.A Plastics Indonesia Beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis dan tim audit pada saat melaksanakan pengujian pengendalian klien, diantaranya :
Memperoleh pemahaman atas siklus penjualan dan penerimaan kas dari PT S.J.A. Plastics Indonesia
Mengambil sampel dua transaksi setiap bulan untuk tanggalan awal dan tanggalan akhir bulanan
Memeriksa keseluruhan dokumentasi atas sampel penjualan
Mendokumentasikan prosedur Test Of Control
Mengambil kesimpulan atas uji pengendalian yang telah dilaksanakan
Sebelum pengambilan sampel untuk tujuan uji pengendalian, penulis akan menentukan atribut yang akan diuji di dalam prosedur Test Of Control. Dalam hal ini ada 8 atribut terkait proses penjualan yang akan diuji. Penentuan atribut yang digunakan ini berdasarkan nature dari transaksi yang telah dipahami oleh auditor melalui tahap pemahaman bisnis daripada klien yang diperoleh dengan cara wawancara terhadap staf departemen perusahaan yang terkait dengan siklus pendapatan perusahaan. Adapun atribut-atribut pengendalian yang akan diuji tersebut adalah : 1. Kesesuaian jenis dan jumlah barang antara surat jalan dengan lembar tagihan 2. Nomor surat jalan sesuai dengan nomor rujukan yang terdapat pada lembar tagihan 3. Kesesuaian antara rincian daftar Purchase Order dari pelanggan dengan rincian lembar tagihan yang dikirimkan kepada pelanggan 4. Terdapat persetujuan pada lembar tagihan oleh bagian pemasaran sebelum barang pesanan dikirimkan
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
54
5. Terdapat persetujuan kepala departemen logistik, kepala sekuriti perusahaan dan tanda tangan penerima barang pada surat jalan 6. Nilai lembar tagihan sesuai dengan nilai pada faktur pajak 7. Voucher atas jurnal pengakuan penjualan sesuai dengan nilai pada lembar tagihan yang dikirimkan perusahaan kepada pelanggan 8. Terdapat otorisasi kepala departemen akuntansi pada voucher jurnal atas pengakuan penjualan. IV.5.2 Menentukan Pemilihan Sampel Uji Pengendalian Setelah menentukan atribut uji pengendalian, penulis mengumpulkan sampel berupa dokumen dokumen yang diperlukan. Dokumen-dokumen ini nantinya akan merujuk kepada atribut uji pengendalian yang terkait. Adapun dokumen pendukung yang terkait dengan pengujian siklus penjualan adalah daftar pemesanan penjualan, lembar tagihan, surat jalan, faktur pajak dan voucher memo atas jurnal transaksi pada saat perusahaan mengakui penjualan. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel dan dokumen yang dibutuhkan. Dalam hal ini penentuan sampel untuk pengujian pengendalian dalam siklus penjualan. Dalam pemilihan sampel penulis menggunakan metode pemilihan manual tanpa menggunakan alat bantu. Penulis menentukan jumlah sampel berdasarkan tanggal transaksi awal dan tanggal transaksi akhir disetiap bulannya dan dalam kasus ini jumlah pemilihan sampel yang diambil sebanyak 20 buah transaksi terhitung periode transaksi bulan januari hingga bulan oktober. Jika dikaitkan dengan dengan teori pemilihan sampel, maka teknik pengambilan sampel ini termasuk ke dalam jenis teknik statistikal dengan spesialisasi jenis yaitu, Cluster sampling. Dalam pengambilan sampel ini penulis menentukan sampel berdasarkan kriteria tanggal terjadi transaksi. Dari
populasi
sebesar
267
transaksi
dengan
total
transaksi
Rp9.159.901.690 penulis mengambil sampel sebanyak 20 transaksi dengan total nilai transaksi yang dijadikan sebagai sampel sebesar Rp3.113.151.188 atau sebesar 34% dari total transaksi bulan januari hingga bulan oktober 2012.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
55
Dengan pemilihan berkriteria tanggal transaksi dan pemilihan secara acak, maka setiap individu transaksi populasi kriteria tertentu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dampak lainnya adalah sampel yang terpilih dapat bervariasi nilai transaksinya, mulai dari yang bernilai kecil sampai dengan nilai yang relatif besar. Akan tetapi pada pelaksanaannya penulis mempertimbangkan nilai transaksi sebagai kriteria bayangan pada saat penentuan sampel. Pada saat pelaksanaan pengecekan dokumen terjadi kendala bahwa ternyata ada beberapa dokumen yang seharusnya diharapkan menjadi pendukung atribut tapi ternyata tidak dapat dilampirkan oleh perusahaan. Adapun dokumen tersebut yaitu, lembar surat jalan dan lembar daftar pemesanan pelanggan, setelah penulis lakukan penelusuran lebih jauh ternyata pelaksanaan prosedur pengendalian internal yang sudah tertulis dalam standar prosedur tidak berjalan dengan efektif. Dimana seharusnya salinan lembar surat jalan dan lembar daftar pemesanan pelanggan dimiliki oleh departemen akuntansi, tetapi pada pelaksanaannya untuk kedua kopian dokumen itu hanya terdapat di departemen logistik dan departemen pemasaran. Hal ini dapat terlihat oleh penulis karena kedua lembaran tersebut tidak dapat dicantumkan di dokumen penjualan pada saat pelaksanaan uji pengendalian siklus penjualan dilakukan oleh penulis. Walaupun begitu, pada akhirnya dokumen tersebut penulis dapat terima secara fisik setelah penulis menunggu hingga 1-2 hari kerja. Dan berikut penulis sajikan tabel hasil dari pelaksanaan prosedur uji pengendalian terkait siklus pendapatan pada PT S.J.A Plastics Indonesia:
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
56
Tabel IV.2 Tabel hasil pelaksanaan prosedur uji pengendalian Atribut
No
Customer
Date
Amount
1
2
3
4
5
6
7
8
1
PT Haier (sanyo)
2/01/12
24.176.680
2
PT Panasonic MFG
31/01/12
121.341.122
3
PT Asmo America
1/02/12
176.318.592
4
PT Taiyo
29/02/12
22.059.166
5
PT Toso
1/03/12
25.094.066
6
PT Sharp Indonesia
31/03/12
335.850.590
7
PT Lima Tekno
2/04/12
10.315.125
8
PT Panasonic MFG
30/04/12
115.361.327
9
PT Sankyo
02/05/12
33.703.365
10
PT TPR Enpla
31/05/12
405.113.926
11
PT Sanyo
01/06/12
36.029.576
12
PT Sharp
30/06/12
166.916.341
13
PT Hilex
02/07/12
21.420.300
14
PT TPR enpla
31/07/12
131.771.202
15
PT Haier
01/08/12
60.879.676
16
PT Sharp
31/08/12
58.371.633
17
PT Hartono Istana
03/09/12
46.730.200
18
PT Sharp
30/09/12
28.202.991
19
PT Meitoku
02/10/12
39.776.400
20
PT Teknopark
31/10/12
52.175.000
Sumber: Data olahan kertas kerja
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
57
Terkait dengan ketidaktersediaan dokumen-dokumen tertentu maka penulis melakukan pertanyaan langsung kepada bagian-bagian yang terkait dengan aktivitas siklus pendapatan perusahaan. Setelah ditelusuri lebih dalam penulis mendapatkan informasi bahwa ternyata hal seperti ini sudah berlangsung semenjak awal perusahaan berdiri dan menjalankan aktivitas operasionalmya. Adapun latar belakang penjelasan yang diberikan oleh bagian logistik dan bagian pemasaran bahwa dikarenakan sistem pencatatan yang departemen akuntansi gunakan berbeda dengan departemen pemasaran dan departemen logisitik. Sistem EZ Runner dalam departemen logistik dan pemasaran tidak dapat mencetak lembar kopian bagi departemen yang menggunakan sistem yang berbeda. Walaupun begitu seperti yang telah penulis jelaskan di awal bahwa perusahaan menciptakan tambahan aktivitas pengendalian terkait hal ini yaitu, rekonsiliasi persediaan dan rekonsiliasi jumlah piutang di setiap akhir bulan dan disetiap akhir tahun yang wajib dihadiri oleh ketiga departemen tersebut. IV.6. Temuan dan Analisis Risiko Prosedur Test Of Control IV.6.1 Temuan Dari pelaksanaan uji pengendalian yang dilakukan pada siklus penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia, penulis menemukan bahwa sampel telah menunjukan bahwa pembuatan surat jalan dan lembar tagihan telah dilakukan dengan efektif, terlihat dari kesesuaian informasi tentang jenis, jumlah dan nilai barang yang dipesan yang tercantum kepada kedua dokumen tersebut. Informasi yang tercantum dalam dokumen surat jalan pun telah sesuai dengan informasi yang tercantum dalam lembar tagihan yang dikirimkan kepada pelanggan. Informasi ini mencakup jumlah, kuantitas, deskripsi mengenai barang yang dibeli, dan juga jumlah yang dibayarkan. Jumlah ini juga sudah di telusuri ke dalam buku daftar penjualan dan terdapat kecocokan dengan jumlah yang tercantum pada lembar tagihan. Hal ini menunjukan bahwa lembar tagihan yang ada tidak mengandung informasi-informasi seperti harga dan nilai diskon yang salah. Selain itu dapat disimpulkan juga tidak terdapat penjualan yang fiktif ataupun tercatat lebih dari satu kali.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
58
Salah satu efektivitas dalam proses penjualan ditunjukan lewat tanggal pengiriman barang yang harus sesuai dengan tanggal yang dijanjikan pada daftar pemesanan penjualan. Selain itu ,terlihat pada surat jalan selalu terdapat tanda tangan persetujuan oleh kepala departemen penjualan atau pemasaran dan juga pelanggan sebagai penerima barang. Sehingga dapat dipastikan setiap pengiriman barang yang dicatat telah diterima oleh pembeli. Selain itu setiap pembayaran dengan tunai, lembar tagihannya selalu disertai dengan cap lunas. Secara keseluruhan, penulis pada saat pelaksanaannya tidak menemukan adanya kesalahan pencatatan terkait akun penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia. IV.6.2. Analisis Risiko Berdasarkan prosedur audit yang telah dilakukan auditor, berikut adalah resiko pada proses penjualan yang telah diuji pengendaliannya pada PT S.J.A Plastics Indonesia berserta penilaian auditor terhadap pengendalian yang telah dilakukan perusahaan terkait pengendalian tersebut :
Kesesuaian prosedur pengakuan pendapatan Salah satu tujuan dalam merancang pengendalian internal yang efektif
adalah kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku. Dalam siklus penjualan dan penerimaan kas, salah satu tujuan pengendalian internal kesesuaian metode pengakuan pendapatan yang digunakan perusahaan dengan peraturan yang berlaku. Dalam PSAK 23(revisi 2010) dinyatakan bahwa penjualan dapat diakui ketika ada kemungkinan keuntungan ekonomi di masa yang akan datang akan mengalir ke penjual dan atas keuntungan tersebut dapat diukur secara jelas. Kemudian disebutkan juga penjual telah memindahkan risiko signifikan dan hak kepemilikan kepada pembeli, serta penjual sudah tidak lagi menahan keterlibatan manajerial terhadap kepemilikan maupun pengawasan efektif atas barang yang telah dijualnya. Jika dikaitkan dengan prosedur penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia, maka kriteria ini terpenuhi. Berdasarkan prosedur pengakuan pendapatan, maka penjualan diakui ketika lembar tagihan dibuat oleh departemen pemasaran dan diberikan kepada departemen akuntansi untuk dicatat sebagai penjualan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
59
Pembuatan lembar tagihan ini biasanya dikirimkan bersamaan dengan barang yang dikirimkan kepada konsumen atau sering kali dikirimkan setelah barang diterima oleh konsumen. Dengan diterimanya barang oleh konsumen maka risiko signifikan, hak kepemilikan, keterlibatan manajerial, dan pengawasan atas barang tersebut telah berpindah dari penjual ke konsumen. PSAK 23(revisi 2010), menyatakan bahwa pendapatan bisa diukur secara pasti, yaitu ketika biaya yang telah dan akan terjadi (incurred and to be incurred) dan bisa diukur secara pasti (matching cost against revenue). Hal ini juga telah terpenuhi dimana perusahaan baru akan mengakui penjualan saat lembar tagihan yang mencantumkan jumlah penjualan yang telah dikeluarkan. Selain itu perusahaan melakukan penagihan atas penjualan barang ketika biaya atas barang tersebut telah dapat diukur, sehingga penjualan diakui ketika biaya yang telah dan akan terjadi bisa diukur secara pasti. Syarat berikutnya, menyatakan bahwa penjualan diakui jika keuntungan ekonomis yang berkaitan dengan transaksi telah mengalir kepada penjual. Pembuatan lembar tagihan yang kemudian dikirimkan kepada konsumen menunjukan bahwa proses penjualan pada PT S.J.A Plastics Indonesia telah memenuhi syarat tersebut.
Penjualan yang dicatat benar benar terjadi Risiko ini terkait dengan salah satu asersi manajemen yaitu occurance
pada pengujian pengendalian internal siklus penjualan. Pengujian yang dilakukan pada akhir periode ditujukan untuk dapat melihat apakah penjualan telah dicatat benar sesuai dengan buku penjualan. Akibat dari pencatatan penjualan yang benar-benar tidak terjadi adalah nilai penjualan pada posisi laporan keuangan menunjukan nilai yang overstated dari nilai yang seharusnya PT S.J.A. Plastics Indonesia memiliki pengendalian yang efektif atas risiko ini. Karena setiap penjualan didukung oleh surat jalan yang memiliki informasi sesuai, dengan daftar pemesanan penjualan yang telah diotorisasi oleh petugas yang memiliki wewenang. Hasil dari pengujian pengendalian yang telah dilakukan oleh penulis dapat terlihat bahwa total barang yang dikirimkan yang tertera pada surat jalan sesuai dengan total barang yang tertera pada lembar tagihan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
60
Nilai penjualan yang dicatat tidak sesuai dengan yang seharusnya Risiko ini berhubungan dengan asersi accuracy. Hal ini dapat terlihat dari
nilai yang ada pada buku penjualan tidak sesuai dengan nilai general ledger. Akibatnya adalah pencatatan nilai penjualan pada income statements menjadi overstated / understated dari nilai yang sebenarnya. PT S.J.A Plastics Indonesia juga memiliki pengendalian yang efektif atas risiko ini. Setiap penjualan didukung oleh surat jalan yang sesuai dan daftar pemesanan pelanggan yang telah di approve dan di otorasi oleh petugas berwenang. Dari prosedur uji pengendalian yang penulis telah lakukan , dapat dilihat bahwa total barang yang dikirimkan yang tertera pada surat jalan sesuai dengan total barang yang tertera pada lembar tagihan.
Penjualan dan penerimaan kas tercatat pada periode yang salah Pemaparan ini terkait dengan asersi timing. Hal ini dapat diuji dengan
melakukan uji cut off penjualan pada setiap akhir batas tanggal pembukuan. Apabila salah saji terjadi karena perusahaan terlalu cepat mengakui nilai penjualan, maka akibatnya nilai penjualan pada tahun 2012 akan overstated dan nilai penjualan pada tahun 2013 akan understated. Sementara apabila salah saji terjadi karena perusahaan terlambat mengakui nilai penjualan, maka akibatnya nilai penjualan pada tahun 2012 akan understated. Dan nilai penjualan pada tahun 2013 overstated. Akan tetapi dalam kasus ini penguji belum dapat melaksanakan uji cut off atas siklus penjualan dikarenakan periode pelaksanaan yang dilakukan penulis masih merupakan periode interim. Kunci pengendalian untuk menghindari risiko ini adalah dengan memiliki dokumentasi yang memiliki nomor berurutan dan PT S.J.A. Plastics Indonesia telah memiliki hal ini. Dokumen-Dokumen lain yang terkait siklus penjualan, seperti surat jalan dan lembar tagihan memiliki nomor yang berurutan sesuai dengan tanggal pembuatannya. Dari uji pengendalian yang dilakukan oleh penulis, dapat dilihat bahwa tanggal pencatatan penjualan pada jurnal penjualan sesuai dengan tanggal penerbitan lembar tagihan, yang menjadi titik pencatatan penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia, sehingga dapat dikatakan perusahaan memiliki pengendalian internal yang efektif terkait hal ini. Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
61
Barang yang dikeluarkan dari gudang tidak sesuai dengan barang yang tercatat pada buku penjualan. Kesalahan pengeluaran barang dari gudang berujung pada kesalahan
pengiriman barang ke pelanggan. Akibat terjadinya hal ini adalah pelanggan menjadi tidak puas dengan kinerja perusahaan. Selain itu dampaknya ke perusahaan adalah ketidakcocokkan antara nilai persediaan yang dicatat dengan nilai fisik persediaan yang ada dan juga apabila barang yang dikeluarkan lebih mahal dari yang seharusnya, maka perusahaan tentunya akan mengalami kerugian. Untuk mengurangi risiko ini, pada saat mengeluarkan barang dari gudang departemen logistik akan melakukan verifikasi dan konfirmasi dengan bagian pemasaran antara barang yang dipesan dengan surat jalan yang diterbitkan serta memperlihatkan barang sebenarnya. Sehingga dengan pengendalian tersebut PT S.J.A Plastics Indonesia dapat meminimalisir adanya kesalahan barang yang dikeluarkan dari gudang.
Barang yang belum dikirim telah dicatat sebagai penjualan dan sebaliknya Apabila barang yang belum dikirim telah dicatat sebagai penjualan, risiko
yang terjadi adalah penjualan dan piutang usaha yang dicatat menjadi lebih besar dari yang seharusnya. Begitu pula sebaliknya, apabila barang yang sudah dikirim tidak dicatat sebagai penjualan, risiko yang terjadi adalah penjualan dan piutang usaha yang dicatat menjadi lebih kecil dari yang seharusnya. Dalam siklus penjualan PT S.J.A Plastics Indonesia dapat dilihat bahwa ada dua kemungkingkan, kemungkinan pertama perusahaan lebih dulu mencatat keluarnya barang persediaan dan mengirimkan barang tersebut kepada pelanggan, baru setelah itu akan menerbitkan lembar tagihan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
62
Kemungkinan kedua perusahaan menerbitkan lembar tagihan dan mengirimkannya bersamaan dengan barang pesanan baru setelah itu mencatat penjualan. Ada dua istilah sudut pandang terkait dengan perpindahan tanggung jawab atas barang yang dijual, yaitu FOB (Free On Board) shipping point dan FOB Destination Point. Dalam hal ini perusahaan menganut FOB Destination Point dimana PT S.J.A. bertanggung jawab atas pengiriman barang, sampai barang tersebut diterima oleh pelanggan. Dapat dikatakan bahwa PT S.J.A memiliki pengendalian internal yang efektif untuk menghindari risiko barang yang belum dikirim telah dicatat sebagai penjualan. IV.7
Analisis Pengendalian Umum Dan Pengendalian Aplikasi Untuk meningkatkan tingkat keyakinan yang memadai terhadap tingkat
efektivitas penerapan pengendalian internal oleh perusahaan, penulis melakukan analisis yang melihat tidak hanya kepada pengendalian bersifat prosedural saja, akan tetapi juga pengendalian perusahaan yang memiliki orientasi kepada data, khususnya data terkait sistem informasi akuntansi secara menyeluruh.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
63
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
PENGENDALIAN
TIDAK ADA
KETERANGAN
RISIKO
EXPOSURE
REKOMENDASI
Pengendalian manajemen dan organisasi Menerapkan fungsi dan prosedur yang
Lapping a.) Pemisahan fungsi bagian penerimaan
ADA
kas
Bagian penerimaan
Penggelapan
Kehilangan
dilakukan hanya
dalam
penerimaan
oleh kasir seorang
penerimaan
kas
kas
sudah ada dengan maksimal , dan melakukan evaluasi aktivitas pengendalian penerimaan kas.
Lapping
b.) Pemisahan fungsi yang ada di bagian
ADA
keuangan
Di bagian keuangan
Penggelapan
dibagi menjadi
dalam
beberapa bagian
penerimaan
yang terpisah
kas yang
(bagian A/P, bagian
dilakukan
A/R, kasir, pajak,
terus menerus
persediaan, anggaran, manajer
Theft
keuangan.)
(Skimming)
Tiap tiap bagian keuangan masing Kehilangan
masing, sebaiknya
penerimaan
memiliki fungsi
Kas
akses aplikasi tersendiri atau masing masing
penggelapan dalam penerimaan kas
Memastikan bahwa c.) Otorisasi Transaksi
Transaksi ADA
diotorisasi oleh manajer akuntansi
Penyalahgunaa n otorisasi
Kehilangan penerimaan kas
fungsi otorisasi berjalan dengan efektif pada saat pelaksanaanya oleh direktur keuangan
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
64
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
PENGENDALIAN
TIDAK ADA
KETERANGAN
RISIKO
EXPOSURE
Penerimaan kas
Meningkatkan
yang diterima
pengendalian
melalui kasir semua d). Pengendalian personil
ADA
diketahui oleh
Penggelapan
Kehilangan
direktur utama
kas oleh
penerimaan
perusahaan yang
personil
kas.
mendapatkan
Perencanaan dilakukan
ADA
menggunakan evaluasi rutin atas laporan yang direktur keuangan
direktur keuangan
Penganggaran
dengan
diberikan oleh
laporan dari
e). Perencanaan dan
REKOMENDASI
Perencanaan dan
dengan
Penganggaran biasa
mengestimasi
dilakukan di awal
angka
tahun
penerimaan pesimis (lebih kecil)
Meningkatkan Realisasi akan
perencanaan
menunjukan
dengan
angka
meningkatkan juga
peningkatan
target pemasukan
pada
per tahun untuk
penerimaan
setiap lini produksi
kas
sehinggan memiliki target operasional
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
65
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
PENGENDALIAN
TIDAK ADA
KETERANGAN
RISIKO
EXPOSURE
REKOMENDASI
Pengendalian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Melengkapi Perangkat keras a.) Pengendalian Perangkat keras
ADA
(database server
Pencurian
ditempatkan di satu
pada perangkat
ruangan khusus
keras
server)
Kehilangan data yang ada pada perangkat keras
ruangan database server dengan security service yang memadai (alarm / fingerprint pass)
Kehilangan
b.) Pengendalian
TIDAK
Perangkat lunak
ADA
Tidak ada
Perangkat
pengendalian
lunak terkena
perangkat lunak
virus
data di
Mengimplementasi
perangkat
kan “Access Log”
lunak dan
untuk mengetahui
perangkat
siapa dan kapan
lunak tidak
perangkat tersebut
dapat di
di akses
operasikan
Pengendalian Akses Menggunakan gembok /
a.) Pengendalian
TIDAK
Akses Fisik
ADA
Hampir semua bisa
Orang tidak
pengaman lain
masuk ke dalam
berwenang
untuk menjaga
ruang database
dapat
server (terkunci
mengakses
menetapkan
dengan kunci biasa)
data
Password bagi
Pencurian data
ruangan dan
yang ingin akses ke dalam database Ditetapkan b.) Pengendalian Akses logik
ADA
password atas akses kepada sebuah perangkat lunak
Orang yang
Melakukan evaluasi
tidak
/ perubahan atas
berwenang
Pencurian data
Password yang
dapat akses
ditetapkan secara
data
berkala.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
66
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
KETERANGAN
PENGENDALIAN
TIDAK ADA Antara departemen logistik dan
c.) Fasilitas Online
ADA
departemen pemasaran/penjuala n
RISIKO
EXPOSURE
REKOMENDASI Memaksimalkan
Pengaksesan
fasilitas online
data oleh
Perubahan dan
antar departemen
pihak tidak
pencurian data
bahkan antar
berwenang
gedung jika disana diperlukan
Pengendalian Data dan Prosedur Data laporan digunakan dan a.) Mekanisme pengendalian
ADA
Meningkatkan
dikendalikan
Data yang
Datanya tidak
pengendalian
dengan cara
dimasukkan
dapat
dengan pengecekan
menyesuaikannya
salah posting
diandalkan
secara rutin pada
dengan rincian
data dan prosedur
surat jalan Meningkatkan
b.) Prosedur operasional
ADA
Prosedur
Data yang
prosedur
operasional
dimasukan
Data yang
operasional yang
mengenai aktivitas
tidak sesuai
dimasukkan
dilakukan dengan
penjualan dalam
dengan
salah
memastikan
siklus pendapatan
prosedur
dokumen telah diisi dengan benar
Secara berkala data c.) Prosedur pengamanan atas
diduplikasi di ADA
database lain dan
data dan backup data
media penyimpanan lain
d.) Prosedur penanganan kondisi darurat
Tidak ada prosedur TIDAK ADA
penanganan kondisi darurat
Data yang dimiliki terkena virus atau suatu bahaya yang tidak terduga
Data terkait aktivitas dalam
Evaluasi dan
siklus
review mengenai
pendataan
prosedur
hilang.
Data terkena virus atau suatu bahaya tidak terduga
Membuat sebuah Data hilang
skema perencanaan darurat jika terjadi sesuatu dengan data
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
67
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
KETERANGAN
PENGENDALIAN
TIDAK ADA
RISIKO
EXPOSURE
REKOMENDASI
Pengendalian Dokumentasi Dokumen atas prosedur a.) Dokumentasi prosedur dan
ADA
operasional sistem
Ada dokumentasi
Kesulitan
prosedur dan
mengerti
operasional sistem
sistem
Sistem tidak dijalankan
operasional sistem yang sudah dilaksanakan disimpan di tempat yang aman. Sistem dan
b.) Dokumentasi sistem dan program
Ada dokumentasi ADA
aplikasi
sistem dan program aplikasi
Sistem
Sistem tidak
program aplikasi
mengalami
dapat
yang ada harus
masalah /
dibangun
didokumentasi
hilang
kembali
secara fisik dan elektronik
c.) Dokumentasi
TIDAK
Pemakai
ADA
Tidak ada dokumentasi atas pemakai
Ada pihak yang menyalahguna kan sistem
Sistem bermasalah
Mendokumentasika
setelah
n setiap ada pihak
digunakan
yang akses sistem.
pihak tertentu
Pengendalian Masukan Data yang dimasukan a.) Pengendalian otorisasi masukan
merupakan data ADA
yang telah diotorisasi oleh atasan berwenang setiap departemen
b) pengendalian konversi dan transmisi data
Ada pengendalian ADA
konversi dan transmisi data
Data penerimaan yang dimasukan , tidak ter
Data penerimaan tidak sesuai
Setiap data yang telah terotorisasi sebaiknya diberikan kode khusus.
verifikasi Data yang
Data yang
Menggunakan
dimasukan
terkumpul
verifikasi atas data
salah input
tidak ada
sebelum
tidak sesuai
diolah
menggunakan data
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
68
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
KETERANGAN
PENGENDALIAN
TIDAK ADA
RISIKO
EXPOSURE
REKOMENDASI Meningkatkan
c) Pengendalian validasi Masukan
ADA
Validasi masukan
Data yang
validasi masukan
akan dipastikan
dimasukan
Data tidak
dengan melakukan
oleh departemen
data yang
reliable
review secara
akuntansi
salah
berkala atas data yang diinput
d) pengendalian penanganan kesalahan
Jika terjadi TIDAK
kesalahan maka
ADA
akan dibenarkan dengan manual
Data yang dimaskan salah input/salah
Data tidak Reliable
Menggunakan Completeness Check
ketik
Pengendalian Pengolahan Sebelum melakukan input
a.) Pengendalian dalam rangka mempertahankan
atas dokumen akan ADA
di verifikasi dan diotorisasi terlbih
keakuratan data
dahulu oleh atasan
Memastikan bahwa Data yang
prosedur review
dimasukan
Data tidak
dan otorisasi yang
terdapat
Reliable
dilakukan atasan
kesalahan
sudah berjalan dengan baik
berwenang
b.) Pengendalian atas File
ADA
Data yang telah di
File di
proses semua
duplikasi atau
disimpan dengan
diganti oleh
Data tidak
disimpan di dalam
baik dan di
pihak yang
reliable
sebuah ruangan
nomorkan dalam
tidak memiliki
arsip
kepentingan
Arsip sebaiknya
khusus arsip
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
69
Tabel IV.3 Tabel analisis pengendalian umum dan pengendalian aplikasi JENIS
ADA /
KETERANGAN
PENGENDALIAN
TIDAK ADA
RISIKO
EXPOSURE
REKOMENDASI
Pengendalian Keluaran Laporan tidak a.) Penelaahan hasil
TIDAK
keluaran
ADA
Tidak ada
Laporan yang
dapat
penelaahan hasil
dihasilkan
dijadikan dasar
keluaran
tidak sesuai
pengambilan keputusan
b.) Rekonsiliasi hasil keluaran
c.) Prosedur distribusi Hasil
ADA
ADA
Pencatatan
reviu atas laporan hasil keluaran Rekonsiliasi hasil
membingunak
keluaran sebaiknya
an penggunaan
dilakukan secara
laporan
periodik
Laporan
Adanya hasil
Memastikan hasil
ditujuakan kepada
sampai ke
keputusan
keluaran hanya
atasan berwenang
pihak yang
yang salah
diberikan kepada
dan akan di
salah
Ada perbedaan
keluaran di bagian
hasil
akuntansi
rekonsiliasi
Hasil keluaran akan
orang berwenang
approve terlebih
dan diberikan di
dahulu
waktu yang tepat
selalu ADA
dokumentasi dan
Laporan
Rekonsiliasi hasil
Hasil keluaran akan d.) Prosedur
Melakukan
didokumentasikan oleh departemen akuntansi
Memastikan bahwa Ada pihak yang salah yang membaca
pencatatan atas Laporan hilang
laporan
setiap laporan keluaran telah dilakukan secara efektif,
Sumber : Data olahan tabel wilkinson, pengendalian umum & pengendalian aplikasi
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1.
Kesimpulan Terdapat beberapa aktivitas bisnis di dalam siklus pendapatan PT S.J.A
Plastics Indonesia dan tentunya aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan secara bertahap atau prosedural. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut, pertama adalah aktivitas dalam melakukan penerimaan pesanan dari pelanggan, kemudian akan dilanjutkan dengan aktivitas persiapan pengiriman pesanan pelanggan yang dilakukan bersamaan dengan pembuatan lembar tagihan dan diakhiri dengan aktivitas pengiriman pesanan. Aktivitas selanjutnya dalam siklus pendapatan adalah aktivitas penagihan bulanan dan aktivitas penerimaan pembayaran. Dalam kesempatan magang yang dilakukan, ditemukan bahwa ada beberapa departemen terhubung yang memang memiliki peranan dan tanggung jawab cukup penting dalam siklus pendapatan PT S.J.A Plastics Indonesia. Adapun departemen-departemen tersebut yaitu, departemen pemasaran atau penjualan, departemen logistik, dan departemen akuntansi. Masing-masing departemen memiliki tanggung jawab tersendiri atas sebuah aktivitas bisnis yang dilaksanakannya, setiap departemen juga memiliki sistem yang berbeda, dalam kasus ini departemen pemasaran dan departemen logistik menggunakan sistem bernamakan “EZ RUNNER” sementara departemen akuntansi menggunakan sistem pencatatan “SAP”. Adapun aktivitas yang dilakukan departemen pemasaran atau penjualan adalah, menerima pesanan pelanggan, melakukan pengecekan kredibilitas pelanggan, dan membuat lembar tagihan.
Sementara
departemen
logistik melaksanakan
aktivitas seperti,
pengecekkan atas ketersediaan persediaan, mengirimkan barang pesanan, dan menerbitkan surat jalan. Adapun untuk departemen akuntansi aktivitas yang dilaksanakan adalah seperti, melakukan pengecekkan kesesuaian dokumen antara surat jalan dengan lembar tagihan, penjurnalan atas transaksi penjualan, dan penagihan tagihan setiap sebulan sekali atas piutang belum tertagih. 70 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
71
Guna mendukung efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan, PT S.J.A Plastics Indonesia juga telah menerapkan beberapa elemen-elemen penting dalam sebuah pengendalian internal. Hal ini terlihat dari adanya perpisahan tanggung jawab dan wewenang di setiap departemen terkait siklus pendapatan, kemudian dengan adanya fungsi otorisasi oleh kepala-kepala departemen sehingga perusahaan dapat meminimalisir kemungkinan munculnya error atas sebuah pencatatan dokumentasi terkait beberapa aktivitas dalam sebuah siklus pendapatan. PT S.J.A Plastics Indonesia juga telah menerapkan beberapa pengendalian terkait dengan penjagaan aset yang dimiliki perusahaan. Misalnya saja penjagaan atas aset persediaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Seperti salah satu contohnya, perusahaan telah teridentifikasi memiliki beberapa prosedur yang harus dilalui dan beberapa dokumen yang harus dilengkapi untuk dapat mengeluarkan barang persediaan dari dalam gudang. PT S.J.A Plastics Indonesia juga telah memiliki prosedur tertulis terkait pelaksanaan pengendalian internal dalam aktivitas binis siklus pendapatan. Akan tetapi pada pelaksanaannya ternyata ada beberapa yang tidak sesuai dengan sebagaimana yang tertuang dalam prosedur tertulis perusahaan. Hal ini dapat terlihat pada pembahasan mengenai tidak tersedianya beberapa dokumendokumen tertentu terkait dengan siklus pendapatan pada departemen akuntansi. Penerapan yang tidak sesuai dengan prosedur tertulis dalam PT S.J.A Plastics Indonesia menunjukan bahwa terdapat kelemahan didalam implementasi pengendalian internal perusahaan. Walaupun begitu perusahaan telah tanggap akan hal tersebut dan telah menciptakan beberapa pengendalian alternatif untuk menanggapi risiko tersebut. Kelemahan lainnya yang ditemukan dalam pengendalian internal perusahaan adalah aktivitas di dalam departemen pemasaran dimana departemen tersebut melakukan dua aktivitas penting yang seharusnya dilakukan oleh pihak atau departemen yang berbeda. Aktivitas dimaksud dalam kasus ini adalah aktivitas penerimaan pesanan dan aktivitas pembuatan lembar tagihan.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
72
Berdasarkan kepada beberapa analisis yang telah penulis paparkan di penjelasan sebelumnya, maka penulis dapat mengidentifikasi bahwa PT S.J.A Plastics Indonesia memiliki risiko pengendalian pada tingkat risiko menengah. Dalam hal ini departemen akuntansi yang idealnya memiliki fungsi pengendalian penuh dalam pengendalian dan pengawasan atas aktivitas bisnis dalam siklus pendapatan justru tidak terlaksana. Kemudian lembar tagihan yang disiapkan oleh departemen pemasaran menyebabkan adanya risiko atas penyalahgunaan atas sebuah wewenang mengingat departemen pemasaran juga bertanggung jawab atas pembuatan lembar daftar pemesanan pemesanan pelanggan (sales order). Walaupun perusahaan telah menciptakan fungsi pengendalian tambahan terkait risiko tersebut, tetapi dengan tidak adanya pemisahan wewenang dalam departemen pemasaran terkait pembuatan tagihan maka risiko akan terjadinya penyelewengan wewenang tetap akan dapat muncul di dalam aktivitas bisnis perusahaan. V.2.
Saran
Saran kepada manajemen PT S.J.A. Plastics Indonesia : 1. Memperbaiki sistem dokumentasi pada penerimaan kas. PT S.J.A Plastics Indonesia sebagai bukti penyerahan kas dari penagih ke kasir, untuk memudahkan
penelusuran
penagihan
per
pelanggan,
dan
untuk
meminimalisir adanya kesalahan pencatatan pada jumlah kas yang diterima. 2. Sebaiknya PT S.J.A Plastics Indonesia dapat melakukan integrasi sistem antara ketiga departemen terkait yang melaksanakan aktivitas bisnis pada siklus
pendapatan,
yaitu
departemen
pemasaran
atau
penjualan,
departemen logistik , dan departemen akuntansi. 3. Disarankan kepada PT S.J.A Plastics Indonesia untuk melakukan review kembali atas beberapa dokumen yang terkait dengan aktivitas bisnis siklus pendapatan, terutama terhadap dokumen yang tidak memiliki salinan di departemen akuntansi.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
73
Saran kepada auditor KAP RTS : 1. KAP RTS sebaiknya memberikan sebuah sesi training atau pelatihan di awal bagi para peserta magang mengenai hal hal non teknis yang harus diperhatikan ketika berhadapan langsung dengan klien dari KAP tersebut dan hal hal teknis dasar mengenai informasi praktek pelaksanaan sebuah proses audit. 2. KAP RTS sebaiknya meninjau kembali fungsi review atau supervisi atas hasil kerja (dalam hal ini kertas kerja) daripada seorang junior auditor yang ditujukan langsung kepada supervisor atau person in charge yang kurang terlaksana dengan baik. 3. Person In Charge pada KAP RTS sebaiknya dibekali dengan leadership yang cukup sehingga dapat melaksanakan kegiatan proses pelaksanaan audit yang efektif dan efisien terutama dalam penggunaan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan prosedur audit agar proses tersebut tidak memakan waktu yang terlalu lama.
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
74
DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin, Beasley, Elder, Amir Abadi Jusuf. Auditing and Assurance Services an Integrated Approach-An Indonesian Adaptation. Pearson: Prentice Hall, (2009) Basalamah, Anies S.M. (2001). Auditing PDE dengan standar IAI. Depok. Usaha Kami. Edisi Kedua Basalamah, Anies S.M (2007) Auditing PDE dengan Standar IAI.Depok. Usaha kami. Edisi ketiga Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission, COSO Elements of Internal Control, COSO, New York, (2004) Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari (2010). Kantor Akuntan Publik Razikun Tarkosunaryo. (2012), R300 Net Sales – Working paper. Jakarta Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting 11th ed. USA: Wiley. (2007). Moeller, Robert R. Brink’s Modern International Auditing (6th ed). USA: Wiley. (2009). Purnamasari, Tika Octia (2012) Analisis Efektifitas Pengendalian Internal Pada Siklus Penerimaan dan Pengeluara Kas PT X Perusahaan Swasta Pengelola Jalan Tol. April (2012) Depok. Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. (2012) Accounting Information Systems. Pearson Prentice Hall, 12th edition. New Jersey Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
75
Rosalina, Sari (2010) Analisis Pengendalian Internal Pada Siklus Penerimaan Dan Pengeluaran KAS di PT XYZ. Akuntansi , Januari (2012). Depok Warren, Reeve, Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot Suprijanto, Amir Abadi Jusuf dan Chaerul D. Djakman. (2008). Principles of Accounting-Indonesia Adaptation South-Western Publishing Wilkinson, Joseph W. , Michael J. Cerullo, Vasant raval & Bernard Wong-onWing (2000). Accounting Information system. John-Wiley& Sons, inc, 4th US Will
Universitas Indonesia
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
Marketing / Sales Dept. Logistic Department
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
76
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
77
Logistic Department
Accounting Departement
Marketing / Sales Department
78 FE UI, 2012 Evaluasi dan..., Risza Ashary,
Marketing / Sales Department
Accounting Department
Accounting Department
79 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
2 Konfirmasi Retur
2 Konfirmasi Retur
C
Membuat Debit Note
Jurnal Update Piutang Arsip
1 Surat Retur
Membuat Journal Update Piutang 1 Surat Retur
A
1 2 Debit Note
2 Surat Retur
D
Lampiran 4 : Aktifitas Retur Penjualan C
Quality Control atas barang retur
Arsip
2 Surat Retur
Arsip
1 2
Pelanggan
Konfirmasi Retur
Arsip
Voucher Journal update piutang
1 2 Konfirmasi Retur
B
2 Debit Note
A
3 Surat Retur Membuat surat retur
B
Arsip Konfirmasi Retur
Arsip
Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
80
D
1 Debit Note
Pelanggan
Lampiran 5 : Kertas Kerja Prosedur Test Of Control Prepared by
Client
RAA PT S.J.A Plastics Indonesia
Reviewed by
Date
Index
20-Nov-12
Date
R320 Periode
Matter Sales- TOC
1 2 3 4
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31 Dec 2012 (Interim per 31/10)
Attribute/ Kelengkapan dokumen : Purchase order (PO) Authorized of PO Sales Order (SO) Invoice Customer PT Haier Electronics (sanyo) PT Panasonic MFG Indonesia PT Asmo America PT Taiyo PT Toso PT Sharp Indonesia PT Lima tekno PT Panasonic MFG Indonesia PT Sankyo PT TPR Enpla
5 6 7 8
Transaction Date 2-Jan-12 31-Jan-12 1-Feb-12 29-Feb-12 01-Mar-12
31-Mar-12 2-Apr-12 30-Apr-12 2-May-12 31-May-12
Delivery Notes (DN) Received And deliver from / to Journal Voucher Authorized approval voucher No Invoice 000003 000130 4707 000253 000265 000387 000470 000516 000521 4734
Original Amount Rp $ Kurs 21.978.800 110.310.111 176.318.592 2.436,40 9.054,00 2.771,60 9.054,00 305.318.718 1.125 9.169 104.873.934 3.665,80 9.194,00 405.113.926
VAT (Rp) 2.197.880 11.031.111 0 0 0 30.531.872 0 10.487.393 0 0
Amount in IDR 24.176.680 121.341.122 176.318.592 22.059.166 25.094.066 335.850.590 10.315.125 115.361.327
33.703.365 405.113.926
81 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012
1
2
Atribute Check: 3 4 5 6
7
8
Notes
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
PT Haier Electronics (sanyo) PT Sharp Indonesia PT Hilex Indonesia PT TPR Enpla PT Haier Electronics PT Sharp Indonesia PT Hartono Istana Electronic PT Sharp Indonesia PT Meitoku Rubber Indonesia PT Tekno Park Indonesia
1-Jun-12 30-Jun-12 2-Jul-12 31-Jul-12 1-Aug-12 31-Aug-12 3-Sep-12 30-Sep-12 2-Oct-12 31-Oct-12
000663 32.754.160 000813 151.742.128 000816 19.473.000 4747 131.771.202 000972 55.345.160 00001087 53.065.121 001093 42.482.000 0001225 282.029.910,00 001239 397.764.000 001321 521.750.000
3.275.416 15.174.213 1.947.300 0 5.534.516 5.306.512 4.248.200 28.202.991 39.776.400 52.175.000 Total vouch Total Sales Percentage
36.029.576 166.916.341 21.420.300 131.771.202 60.879.676 58.371.633 46.730.200 310.232.901 437.540.400 573.925.000
Voucher approval missing
Penjualan sistem VMI Voucher approval missing
3.113.151.188 9.159.901.690 33,99%
Nature : Proses penjualan dimulai ketika customer mengirimkan Purchase Order (setelah mencapai kesepakatan harga) kemudian bagian marketing akan membuatkan sales order dan diberikan kepada bagian logistik sudah dicek ketersediaanya. Jika barang siap dikirim maka bagian logistik akan segera membuatkan surat jalan dan segera mengirimkan barang kepada konsumen. Ketika barang siap untuk dikirimkan makan invoice disiapkan dan biasanya dikirimkan bersamaan dengan barang. Setelah barang diterima maka bagian accounting akan mencatat penjualan berdasarkan kesesuaian antara lembar tagihan dengan surat jalan yang diberikan oleh kedua departemen.
Note:
*) Terdapat ketidaksesuaian penempatan dokumentasi, ada banyak dokumen yang tidak tersedia salinan di departemen akuntansi, hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan sistem yang digunakan oleh departemen akuntan dengan dua departemen lainya.
82 Evaluasi dan..., Risza Ashary, FE UI, 2012