e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
EFEKTIVITAS PROGRAM DANA PINJAMAN BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT Chairunnisa, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang (1) besarnya tingkat efektivitas dari pelaksanaan Program Dana Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan, dan (2) besarnya tingkat pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah mendapat bantuan dana pinjaman dari PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan Buleleng Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota KSM penerima dana pinjaman bergulir, dan objek penelitian adalah pendapatan anggota KSM sebelum dan setelah menirima dana pinjaman bergulir. Data dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumen, wawancara, dan kuesioner. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji beda (t-tes) dengan analisis dua sampel berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan program dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan Buleleng sangat efektif dengan skor sebesar 87,92%, (2) besarnya tingkat pendapatan anggota KSM sebelum dan setelah menerima dana pinjaman bergulir adalah 27,16% atau sebesar Rp 305.408,-. Dengan nilai thitung 13,444 > 2,01 berarti ada perbedaan pendapatan anggota KSM sebelum dan setelah menerima dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan Tahun 2014. Kata Kunci: efektivitas, pendapatan, dana pinjaman bergulir ABSTRACT This research is aimed to find the tested explanative finding of the impact of (1) the level of effectiveness of the implementation of the Revolving Loan Fund Program PNPM Mandiri, and (2) the amount of income levels before and after the loan received financial assistance from the PNPM Mandiri in Kampung Kajanan Buleleng 2014. The study was designed to be a quantitative descriptive study. The subject of this study is KSM members recipient revolving loan fund, and the object of this study is KSM members' income before and after receiving a revolving loan fund. The data collected by documentation technique, interviews, and questionnaires. Data used in this research is quantitative data. Data were analyzed using descriptive analysis and different test (t-test) with the analysis of two samples pairs. The results showed that (1) the implementation of a revolving loan fund program PNPM Mandiri in Kampung Kajanan Buleleng very effective with a score of 87,92%, (2) the level of income of members of KSM before and after receiving a revolving loan fund is 27,16 % or Rp 305.408, -. With 13,444 t value > 2,01 it means there are differences in income KSM members before and after receiving a revolving loan fund PNPM Mandiri in Kampung Kajanan 2014. Keywords: effectiveness, income, revolving loan funds
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENDAHULUAN Kemiskinan yang terjadi saat ini tidak hanya terjadi di pedesaan, tetapi terdapat juga di perkotaan. Daerah perkotaan merupakan konsentrasi penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial serta administrasi pemerintahan yang terletak strategis sehingga masyarakat yang tinggal di perkotaan dapat lebih mudah menjangkau akses dan fasilitas tersebut. Kemudahan akses yang diberikan juga memiliki kecendrungan yaitu pada pembangunan fisik yang semakin pesat sehingga menyebabkan terjadinya arus urbanisasi di kota. Program penanggulangan Kemiskinian Perkotaan atau sering disebut P2KP dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Namun, sejak tahun 2007 P2KP menjadi bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri hal ini dikarenakan perkembangan yang positif dari P2KP. Tahun 2008 secara penuh P2KP menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan), tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan ini adalah untuk mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) sehingga tercapai pengurangan penduduk miskin. Pemerintah Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakakat Mandiri Perkotaan yang juga merupakan instrumen program untuk percepatan pencapaian Milenium Development Goals (MDDs). Salah satu sasaran PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Buleleng adalah Kelurahan Kampung Kajanan Buleleng yang termasuk dalam kategori kelurahan penerima program PNPM Mandiri Perkotaan yaitu pinjaman bergulir pada tahun 2007.
Adanya program ini dapat memberikan manfaat kemudahan dalam mengakses layanan keuangan bagi rumah tangga miskin guna memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan kegiatan yang mendukung tumbuhnya ekonomi serta usaha mikro di masyarakat kecil. Program dana pinjaman bergulir ini disambut baik oleh masyarakat terlihat dari bertambahnya jumlah dana yang disalurkan dimana pada awal tahun 2007 dana yang tersalurkan hanya sebesar Rp. 14.500.000,- hingga pada tahun tahun 2014 telah mencapai Rp. 68.000.000,dengan jumlah penerima dana pinjaman sebanyak tujuh KSM. Dana tersebut diterima oleh pemanfaat sebanyak 49 orang dengan pembiayaan masing-masing anggota kelompok yaitu Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,-. Disamping itu berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Desy Kristina (10 September 2015) selaku pihak UPK dimana terdapat 2 KSM yang mengalami kemacetan dalam pembayaran anggsuran yaitu KSM Melati dan KSM Kartini. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan ketua KSM Melati yaitu Bapak Suryadi (11 September 2015) bahwa ada dua anggotanya tidak mengalami peningkatan pendapatan dan satu anggota tidak mengalami perubahan pada pendapatannya. Diharapkan dengan adanya penambahan modal dari dana pinjaman bergulir ini maka hasil produksi juga akan miningkat begitu pula dengan pendapatan diharapkan mengalami peningkatan sesuai dengan pendapat Suwardjono (2005) yang mengatakan bahwa pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki, jika modal besar maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang didapat juga tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga pendapatan yang diperoleh rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat efektivitas dari pelaksanaan Program Dana Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Dalam Di Kampung Kajanan Buleleng Tahun 2014, (2) perbedaan pendapatan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
masyarakat sebelum dan sesudah mendapat bantuan dana pinjaman dari PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan Buleleng Tahun 2014. Manfaat dalam penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis diharapkan memperluas wawasan dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan serta sebagai kajian ilmiah khususnya dalam bidang ekonomi. Selain itu dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Miskin. Manfaat praktis penelitian ini yaitu, (1) Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai pentingnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam meningkatkan pendapatan di Kelurahan Kampung Kajanan Buleleng, (2) Bagi Pemerintah diharapkan dapat memberikan masukan dan sumber pemikiran bagi pihak pemerintah dalam mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan, serta dalam menangani masalah kemiskinan. Winardi (1988) mengatakan bahwa pendapatan adalah sama dengan pengeluaran. Pendapatan yang dicapai dalam jangka waktu tertentu senantiasa sama dengan pengeluaran jangka waktu tersebut. Pendapatan senantiasa harus sama dengan pengeluaran karena kedua istilah ini menunjukan hal yang sama hanya dipandang dari sudut pandang lain. Sedangkan menurut Sukirno (2000) mengatakan bahwa pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Pendapatan yang diperoleh dari segala kegiatan usaha yang dilakukan akan dikurangi dengan segala pengeluaran atau biaya sehingga diperoleh pendapatan bersih.
Bardaini (2006) meninjau dari bentuknya ada tiga macam pendapatan, yaitu: (1) pendapatan berupa uang, (2) pendapatan berupa barang, dan (3) pendapatan selain penerimaan uang dan barang. (1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang biasanya diterima sebagai balas jasa prestasi sumber-sumber utama yaitu berupa gaji dan upah. (2) Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang bersifat regular dan biasa, tetapi tidak berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang, misalnya dapat berupa gaji yang diwujudkan dalam bentuk beras, pengobatan, dan perumahan. (3) Pendapatan sealain penerimaan uang dan barang adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barangbarang yang dipakai pinjaman uang, hasil undian, warisan, dan penagihan hutang. Komaruddin (1994:294) mangatakan bahwa “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Hidayat (1986) mengatakan bahwa “efektivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. Sedangkan Duncan dalam Richard M. Streers (1985) mengatakan bahwa menentukan efektivitas suatu program yaitu dengan melihat beberapa indikator sebagai berikut: 1. Pencapaian Tujuan Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
2.
Integrasi Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi. Integrasi menyangkut proses sosialisasi. 3. Adaptasi Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat melalui beberapa indikator yaitu: 1. Pencapaian tujuan 2. Integritas 3. Adaptasi 4. Tingkat kuantitas, dan 5. Dampak yang ditimbulkan Mengenai tingkat efektivitas suatu program pemerintahan telah ditetapkan dalam SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004, yang tampak pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Tingkat Kualifikasi Efektivitas Nilai Interval Tingkat No. (%) efektivitas 1
Di bawah 40
Sangat tidak efektif
2
40-59.99
Tidak efektif
3
60-79.99
Cukup efektif
4
Di atas 79.99
Sangat efektif
Sumber : SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 Berdasarkan Pedoman Umum PNPM Mandiri (Tim Pengendali, 2007: 11) yang dimaksud PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPMMandiri Perkotaan atau Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) merupakan upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam menanggulangi kemiskinan di perkotaan secara mandiri. Berdasarkan Pedoman Umum PNPM Mandiri (Tim Pengendali, 2007) bahwa PNPM Mandiri terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. (1) Tujuan Umum Secara umum PNPM Mandiri bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. (2) Tujuan Khusus 1) Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. 2) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel. 3) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro poor). 4) Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. 5) Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. 6) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. 7) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan namanya dan prinsip pemberdayaan, kelompok masyarakat yang paling baik adalah kelompok yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di masyarakat tersebut. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi, kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Pembentukan KSM hendaknya dilakukan dengan proses yang sesuai dengan konsep PNPM Mandiri Perkotaan. Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan verifikasi yang dilakukan oleh BKM dibantu oleh UP-UP BKM untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Jika benar-benar layak, maka BKM memberikan justifikasi kelayakan proses pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM terbentuk. Dalam proses terbentuknya sebuah KSM beberapa prinsip yang perlu menjadi perhatian adalah : a) Pembentukan KSM diutamakan sebagai wadah pembelajaran, untuk menghindari minat masyarakat sematamata ke arah dana BLM. b) Inisiatif pembentukan KSM haruslah dari masyarakat sendiri dan berdasarkan pada kesediaan dan kesiapan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan. c) Pembentukan KSM diselaraskan dengan tingkat kemampuan warga pemrakarsanya. Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga
miskin dengan pinjaman untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Pemberian dana pinjaman ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatan agar bisa terlepas dari kemiskinannya yang telah dilaksanakan sejak tahun 1999 dalam Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) hingga pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan saat ini. Program ini hanya memberikan alternatif pinjaman bergulir berupa modal yang nantinya bisa digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya atau memulai usaha baru, masyarakat sendirilah yang menentukan akan digunakan untuk apa dana pinjaman berupa modal ini. Secara umum (pedoman pelaksanaan pinjaman bergulir 2010:1) dana pinjaman bergulir merupakan pinjaman dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang diberikan untuk masyarakat miskin melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari program pinjaman dana bergulir yaitu menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan sebagai proses pembelajaran dalam rangka mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar, sehingga diharapkan dapat tumbuh kepercayaan dari pihak lain untuk dapat mengakses ke lembaga keuangan formal. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membentuk deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
atau informasi yang jelas mengenai pelaksanaan program dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan. Sedangkan pendekatan kuantitatif yang dimaksud yaitu menggunakan uji beda atau biasa disebut juga T-tes untuk mengetahui perbedaan signifikan antara pendapatan dari masyarakat sebelum dan sesudah menerima dana pinjaman bergulir. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kampung Kajanan Kabupaten Buleleng. Jenis data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Data tersebut berupa besarnya jumlah pinjaman, pendapatan dan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah menerima dana pinjaman bergulir. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, pencatatan dokumentasi, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik dengan menggunakan uji beda (ttest) dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Efektivitas pelaksanaan program dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan yang diukur berdasarkan lima indikator yaitu (1) pencapaian tujuan, (2) integritas, (3) adaptasi, (4) tingkat kuantitas, (5) dan dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan skala likert yang dirancang dalam bentuk kuesioner dan disebarkan kepada 49 responden. Pada indikator pencapaian tujuan yang terdiri dari 3 hal yaitu mengenai proses pencairan dana pinjaman yang tidak lebih dari seminggu lamanya setelah diterimanya pengajuan pinjaman, dimana dana pinjaman tersebut tidak membebani penerima pinjaman dalam pengembaliannya kembali dengan waktu pengembalian yang cukup lama yaitu 12 bulan, serta sasaran dari program dana pinjaman ini sudah sesuai dengan kebutuhan anggota KSM yaitu kemudahan dalam mengakses lembaga pendanaan untuk usahanya.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 49 responden anggota KSM yang menerima dana pinjaman bergulir, maka persepsi responden terhadap pernyataan mengenai proses pencairan dana pinjaman tidak lebih dari seminggu dari diterimanya pengajuan pinjaman, sebanyak 29 responden menjawab sangat setuju, 17 responden menjawab setuju, dan 3 responden menjawab tidak setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(29x4)+(17x3)+(3x2)} = 173 (88,26%) dari total skor ideal (skor tertinggi) untuk satu item yaitu 196. Sedangkan persepsi responden terhadap pernyataan mengenai batas waktu pengembalian kembali dana pinjaman selama 12 bulan, sebanyak 28 responden menjawab sangat setuju, 20 responden menjawab setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(28x4)+(20x3)+(1x1)} = 173 (88,26%) dari total skor ideal. Serta persepsi responden terhadap pernyataan mengenai sasaran dana pinjaman bergulir yang sesuai dengan kebutuhan anggota KSM, sebanyak 28 responden menjawab sangat setuju, 20 responden menjawab setuju, dan 1 responden menjawab tidak setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(28x4+(20x3)+(1x2)} = 174 (88,77%) dari total skor ideal. Pada indikator integrasi terdiri dari 3 hal yaitu mengenai kemampuan tim sosialisasi dalam menyampaikan informasi mengenai program dana pinjaman bergulir, menjelaskan tata cara atau prosedur pengajuan permohonan pinjaman, dan menjelaskan cara mengisi formulir pengajuan pinjaman dengan baik dan mudah dipahami. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 49 responden anggota KSM yang menerima dana pinjaman bergulir, maka persepsi responden pernyataan mengenai penyampaian tim sosialisasi tim sosialisasi memberikan informasi, menjawab pertanyaan, memberikan ulasan, gambaran analisis maupun memberikan saran yang kongkrit dan realistis yang berkaitan dengan program dengan baik dan mudah dipahami, sebanyak 39 responden menjawab sangat
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
setuju, dan 10 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(39x4)+(10x3)} = 186 atau sebesar 94,90% dari total skor ideal (skor tertinggi) untuk satu item yaitu sebesar 196. Sedangkan persepsi responden terhadap pernyataan mengenai tim sosialisasi menjelaskan dengan baik prosedur pengajuan permohonan pinjaman sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, dan 25 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(24x4)+(25x3)} = 171 atau sebesar 87,72% dari total skor ideal. Serta persepsi responden terhadap pernyataan mengenai tim sosialisai menjelaskan dengan baik cara mengisi formulir pengajuan permohonan pinjaman sebanyak 31 responden menjawab sangat setuju, dan 18 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(31x4)+(18x3)} = 178 atau sebesar 90,82% dari total skor ideal. Pada indikator adaptasi terdiri dari 3 hal yaitu mengenai jumlah pengelola yang memadai, dimana pengelola memiliki kemampuan untuk membantu anggota KSM dalam mempelajari dan memahami keterampilan baru, serta pengelola mampu menangani perbedaan kepentingan antara KSM. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 49 responden anggota KSM yang menerima dana pinjaman bergulir, maka persepsi responden terhadap pernyataan mengenai jumlah pelaksana atau pengelola kegiatan PNPM-MP yang tercukupi sebanyak 28 responden menjawab sangat setuju, dan 21 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(28x4)+(21x3)} = 175 atau sebesar 89,28% dari total skor ideal (skor tertinggi) untuk satu item yaitu sebesar 196. Sedangkan persepsi responden terhadap pernyataan mengenai pihak pengelola mampu membantu masyarakat dalam memperlajari dan memahami keterampilan baru dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan program sebanyak 20 responden menjawab sangat setuju, dan
29 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(20x4)+(29x3)} = 167 atau sebesar 85,52% dari total skor ideal. Dan persepsi responden terhadap pernyataan mengenai pihak pengelola mampu berperan sebagai orang yang dapat menengahi terjadinya perbedaan kepentingan antara kelompok atau individu sebanyak 35 reponden menjawab sangat setuju, dan 14 responden menjawab setuju sehinggan memperoleh total skor sebesar {(35x4)+(14x3)} = 182 atau sebesar 92,86% dari total skor ideal. Pada indikator tingkat kuantitas terdiri dari 4 hal yaitu mengenai jumlah dana pinjaman yang diberikan berdasarkan jenis usaha, kebutuhan modal, jumlah tanggung renteng, serta berdasarkan kemampuan peminjam dalam mengembalikan kembali dana pinjaman. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 49 responden anggota KSM yang menerima dana pinjaman bergulir, maka persepsi responden terhadap pernyataan mengenai jumlah dana pinjaman yang diberikan berdasarkan jenis usaha sebanyak 35 responden menjawab sangat setuju, dan 14 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(35x4)+(14x3)} = 182 atau sebesar 92,86% dari total skor ideal (skor tertinggi) untuk satu item yaitu sebesar 196. Sedangkan persepsi responden terhadap pernyataan mengenai jumlah dana pinjaman yang diberikan sesuai dengan jumlah modal yang diperlukan sebanyak 28 responden menjawab sangat setuju, dan 21 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(28x4)+(21x3)} = 175 atau sebesar 89,28% dari total skor ideal. Dan persepsi responden terhadap pernyataan mengenai jumlah dana pinjaman yang diberikan berdasarkan jumlah tanggung renteng sebanyak 23 responden menjawab sangat setuju dan 26 responden menjawab setuju sehingga memperoleh total skor sebesar {(23x4)+(26x3)} = 170 atau sebesar 86,73% dari total skor ideal. Serta
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
persepsi responden terhadap pernyataan Perkotaan di Kelurahan Kampung mengenai jumlah dana pinjaman yang Kajanan berdasarkan total skor dari diberikan berdasarkan kemampuan dalam kelima indikator diatas, secara mengembalikan kembali dana pinjaman keseluruhan memperoleh total skor sebanyak 33 responden menjawa sangat sebesar (520+535+524+707+342) = 2.628 setuju, dan 16 responden menjawab atau sebesar 89,39% dari total skor ideal setuju sehingga memperoleh total skor untuk kelima indikator yaitu sebesar sebesar {(33x4)+(16x3)} = 180 atau 2.940. sebesar 91,83% dari total skor ideal. Jenis usaha yang dijalani oleh Berdasarkan hasil penelitian, anggota KSM sebagian besar adalah Indikator dampak yang ditimbulkan terdiri sebagian besar adalah pedagang dengan dari 2 hal yaitu mengenai dana pinjaman jumlah 43 orang, sedangkan 6 orang bergulir memberikan kontribusi terhadap kaum perempuan menjalankan ushanya peningkatan penghasilan masyarakat, dibidang jasa. Besarnya dana pinjaman serta mampu meningkatkan hasil produksi bergulir yang diterima anggota KSM usaha mikro. Berdasarkan hasil penelitian antara Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp terhadap 49 responden anggota KSM 1.500.000,- per orang. Data pendapatan yang menerima dana pinjaman bergulir, anggota KSM setelah menerima dana maka persepsi responden terhadap pinjaman bergulir diperoleh dari pernyataan mengenai program dana dokumentasi yang tercatat di UPK Kelurahan Kampung Kajanan. pinjaman bergulir mampu meningkatkan penghasilan masyarakat sebanyak 28 Berdasarkan hasil penelitian, responden Tabel 1. Rata-rata Pendapatan Sebelum dan Sesudah Menerima Dana Pinjaman Bergulir menjawab PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan Tahun 2014. sangat Sebelum Sesudah setuju, 19 (Tahun 2014) (Tahun 2015) Uraian responden Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata menjawab setuju, dan Pendapatan Rp 55.085.000 Rp 1.124.184 Rp 70.050.000 Rp 1.429.592 2 responden menjawab Sumber: UPK Kelurahan Kampung Kajanan (data diolah) tidak setuju sehingga Tabel 2. Hasil Analisis Uji Beda (t-tes) Perbedaan Pendapatan Sebelum dan Sesudah memperoleh Menerima Dana Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan total skor Kampung Kajanan Tahun 2014. sebesar Parameter t hitung t tabel Sig {(28x4)+(19 x3)+(2x2)} = Pendapatan 13,444 2,01 0,000 173 atau sebesar pendapatan anggota KSM sebelum 88,26 % dari total skor ideal (skor menerima dana pinjaman bergulir di tertinggi) untuk satu item yaitu sebesar Kelurahan Kampung Kajanan minimal 196. Sedangkan persepsi responden adalah Rp 575.000,- per bulan dan terhadap pernyataan mengenai program maksimal adalah Rp 1.650.000,- per dana pinjaman bergulir mampu bulan. Sedangkan pendapatan anggota meningkatkan hasil produksi usaha mikro KSM setelah menerima dana pinjaman sebanyak 22 responden menjawab sangat bergulir minimal adalah Rp 900.000,- per setuju, dan 27 responden menjawab bulan dan maksimal adalah Rp setuju sehingga memperoleh total skor 1.900.000,per bulan. Hasil perhitungan sebesar {(22x4)+(27x3)}= 169 atau dan analisis uji beda (t-tes) dengan simple sebesar 86,62% dari total skor ideal. paired t-tes nampak pada Tabel 1 dan Pelaksanaan program dana Tabel 2. pinjaman bergulir PNPM Mandiri
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Pada Tabel 1 di atas menunjukkan pendapatan rata-rata anggota KSM sebelum menerima dana pinjaman bergulir adalah sebesar Rp 1.124.184,per bulan pada tahun 2014, sedangkan pendapatan rata-rata anggota KSM setelah menerima dana pinjaman bergulir adalah sebesar Rp 1.429.592,- per bulan pada tahun 2015. Berarti ada perbedaan pendapatan angggota KSM sebelum dan sesudah menerima dana pinjaman bergulir. Dari hasil output SPSS pada Tabel 2 diperoleh thitung sebesar 14,444 pada df= 58 dengan signifikan 0,000, sedangkan ttabel pada df= 58 adalah sebesar 2,01 dengan taraf signifikansi (α = 5%). Hal ini menunjukkan thitung = 13,444 > ttabel = 2,01 begitu juga dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05, maka dapat diinterpretasikan menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti ada perbedaan antara pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana pinjaman bergulir. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 49 anggota KSM yang menerima dana SPP terdapat 3 orang atau sebesar 6% yang pendapatannya tidak mengalami peningkatan meskipun sudah menerima dana pinjaman bergulir. Dari hasil perihtungan menunjukkan bahwa terdapat 46 anggota KSM atau sebesar 94% yang pendapatannya meningkat setelah menerima dana pinjaman bergulir. Hal ini berarti program dana pinjaman bergulir mampu meningkatkan pendapatan anggota KSM. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pelaksanaan program dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan berdasarkan lima indikator yaitu 1) indikator pencapaian tujuan, 2) indikator integrasi, 3) indikator adaptasi, 4) indikator tingkat kuantitas, dan 5) indikator dampak yang ditimbulkan, dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Indikator Pencapaian Tujuan Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu program dapat dilihat dari seberapa jauh program itu mencapai tujuannya. Dimana dalam penelitian ini
yang dimaksud pencapaian tujuan adalah proses pencairan dana, batas waktu pengembalian kembali, dan sasaran dana pinjaman yang memperoleh total skor sebesar 520 atau sebesar 88,43%. Berdasarkan tingkat kualifikasi efektivitas yang ditetapkan dalam. SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 seperti pada tabel 2.1 maka skor yang diperoleh masuk dalam kategori sangat efektif karena masuk dalam rentang nilai diatas 79,99%. 2) Indikator Integrasi Integrasi merupakan pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Dalam penelitian ini integrasi yang dimaksud mengenai tim sosialisasi yang mampu menjelaskan dengan baik mengenai program dana pinjaman bergulir kepada anggota KSM yang memperoleh total skor sebesar sebesar 535 atau sebesar 90,98%. Berdasarkan tingkat kualifikasi efektivitas yang ditetapkan dalam. SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 seperti pada tabel 2.1 maka skor yang diperoleh masuk dalam kategori sangat efektif karena masuk dalam rentang nilai diatas 79,99%. 3) Indikator Adaptasi Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja. Dalam penelitian ini adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan organisasi PNPM dengan melakukan pengadaan dan pengisian tenaga kerja (sumber daya manusia) dengan jumlah yang memadai dan kompeten. Berdasarkan hasil penelitian, indikator adaptasi memperoleh skor sebesar 524 atau sebesar 89,11%, berdasarkan tingkat kualifikasi efektivitas yang ditetapkan dalam. SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 seperti pada tabel 2.1 maka skor yang diperoleh masuk dalam kategori sangat efektif
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
karena masuk dalam rentang nilai diatas 79,99%. 4) Indikator Tingkat Kuantitas Tingkat kuantitas dalam penelitian ini berkaitan dengan besarnya jumlah dana yang diberikan kepada anggota KSM secara merata, dimana besarnya jumlah dana yang diberikan berdasarkan jenis usaha, kebutuhan modal, jumlah tanggung renteng, dan kemampuan peminjam dalam mengembalikan kembali dana pinjaman. Berdasarkan hasil penelitian indikator tingkat kuantitas mendapat skor sebesar 707 atau sebesar 90,18%, berdasarkan tingkat kualifikasi efektivitas yang ditetapkan dalam. SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 seperti pada tabel 2.1 maka skor yang diperoleh masuk dalam kategori sangat efektif karena masuk dalam rentang nilai diatas 79,99%. 5) Indikator Dampak Yang Ditimbulkan Dampak yang ditimbulkan dengan adanya program dana pinjaman bergulir ini dapat dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan dan peningkatan hasil produksi usaha mikro anggota KSM. Berdasarkan hasil penelitian, indikator dampak yang ditimbulkan memperoleh skor sebesar 342 atau sebesar 87,24%, berdasarkan tingkat kualifikasi efektivitas yang ditetapkan dalam. SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 seperti pada tabel 2.1 maka skor yang diperoleh masuk dalam kategori sangat efektif karena masuk dalam rentang nilai diatas 79,99%. Maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kampung Kajanan telah berjalan dengan sangat efektif hal ini berdasarkan total skor dari kelima indikator yaitu sebesar 2.628 atau sebesar 89,39% dari total skor ideal (skor tertinggi) secara keseluruhan yaitu sebesar 2.940, sesuai dengan SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004 mengenai tingkat kualifikasi efektivitas seperti pada tabel 2.1 maka skor yang diperoleh masuk
dalam kategori sangat efektif karena masuk dalam rentang nilai diatas 79,99%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rully Hikmatul (2014) bahwa pelaksanaan pinjaman dana bergulir PNPM di Kelurahan Kotalama Malang telah efektif dilihat dari 4 indikator yaitu 1) tingkat kualitas, di mana yaitu pelayanan yang baik diberikan oleh pihak BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) kepada KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau penerima manfaat, seperti bimbingan yang dilakukan oleh pihak BKM dalam hal pembuatan proposal pengajuan usaha, 2) tingkat kuantitas, dilihat modal yang diberikan dan jenis usaha yang digunakan. Modal tersebut harus merata pada setiap anggota KSM dan modal tersebut harus digunakan untuk mengembangkan atau membuka usaha, 3) dari dampak dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan yang diterima oleh responden setelah menerima pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Perkotaan, 4) dari tingkat waktu pengembalian pinjaman dana bergulir terlihat bahwa tidak lebih dari 12 bulan. Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyu Widodo (2014) mengatakan bahwa efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan khusunya Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Kampung Taloarane Kabupaten Sangihe berjalan dengan baik, dapat dilihat dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Duncan dalam Steers (1986:53), yaitu dengan melihat 1) pencapaian tujuan, dimana dana yang telah dicairkan oleh UPK tersebut dikembalikan oleh masing – masing kelompok SPP kepada UPK dalam waktu 10 bulan yang diangsur tiap bulan dengan bunga sebesar 1,5 persen dari jumlah pinjaman, dan mencapai sasaran/target yang telah ditentukan yaitu untuk kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja baru, 2) integrasi, yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan aparatur untuk mengadakan sosialisasi, berdasarkan hasil wawancara yang memperlihatkan pengetahuan masyarakat akan adanya program ini di Kecamatan Manganitu maka dapat disimpulkan bahwa penyampaian tujuan sudah berjalan dengan optimal, dan 3) adaptasi, jumlah pelaksana dari beberapa informan, dapat diketahui bahwa secara kuantitas pelaksana dari PNPM Mandiri Perkotaan khususnya SPP ini sudah sangat memadai dan hal yang paling penting adalah partisipasi aktif oleh pihak pihak yang terkait, karena jumlah pelaksana yang mencukupi merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan program. Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji beda (t-test) dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 For Windows diperoleh hasil thitung sebesar 13,444 dan ttabel sebesar 2,01, karena 13,444 > 2,01 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Begitu juga nilai signifikan sebesar 0,000 dengan taraf signifikansi α (0,05), karena 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dalam hal ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara pendapatan anggota KSM sebelum menerima dana dana pinjaman bergulir dan pendapatan anggota KSM setelah menerima dana pinjaman bergulir di Kelurahan Kampung Kajanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2013) bahwa ada perbedaan pendapatan anggota KSM sebelum dan sesudah menerima dana pinjaman bergulir di Kota Banda Aceh. Program dana pinjaman bergulir ini dapat membantu anggota KSM untuk meningkatkan pendapatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dana pinjaman bergulir mampu meningkatkan pendapatan anggota KSM di Kelurahan Kampung Kajanan, oleh karena itu program dana pinjaman bergulir ini
memiliki peranan penting meningkatkan pendapatan.
dalam
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1) dilihat dari segi pencapaian tujuan, integrasi, adaptasi, tingkat kuantitas, dan dampak yang ditimbulkan program dana pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Kajanan sangat efektif dengan total skor yaitu sebesar 89,39%. 2) hasil analisis uji beda (ttest) menunjukkan nilai thitung 13,444 > ttabel = 2,01 dan nilai signifkan 0,000 maka dapat diinterpretasikan menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti ada perbedaan antara pendapatan anggota KSM sebelum dan setelah menerima dana pinjaman bergulir di Kelurahan Kampung Kajanan. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran-saran yang dapat disajikan adalah sebagai berikut. (1) Partisipasi masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan sangat dibutuhkan sebagai pemeran utama dalam pembangunan, untuk itu perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan tujuan dari program tersebut. Serta fasilitator secara berkala terus melakukan peningkatan kinerja sebagai pendamping masyarakat guna untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam proses pembangunan. (2) Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan danadana pinjaman bergulir dari programprogram pemerintah termasuk PNPM Mandiri Perkotaan yang dengan benar untuk meningkatkan pendapatan. Anggota KSM yang telah merasakan manfaat dari dana pinjaman bergulir ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang lain untuk mengikuti jejak keberhasilannya. (3) Diharapkan bagi peneliti selanjutnya khususnya yang ingin meneliti program dana pinjaman bergulir ini agar menambah variabel lain
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dan menambah subjek penelitian agar menjadi lebih luas.
DAFTAR RUJUKAN Georgo, Poulus dan Tannenbaum. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Maulidyah, Rully Hikmatul. 2014. Efektivitas Pinjaman Dana Bergulir PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perkotaan Terhadap Masyarakat Kurang Mampu (Studi Kasus Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Vol. 2 No. 2, Juli 2014. Jurnal Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya. SK.Menpan No.25/M/MPan/2/2004
Irawati, Dewi. 2013. Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Miskin Di Kota Banda Aceh. Vol. 1 No. 1, Februari 2013. Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Kementrian Pekerjaan Umum. 2010. Pedoman Pelaksanaan pinjaman bergulir. Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum.
Steers, M Richard. 1985. Efektivitas organisasi. Jakarta: Erlangga. Widodo, Wahyu. 2014. Efektivitas Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sangihe (Suatu Studi Di Kampung Talorane Kecamatan Mangnitu Kab. Sangihe). Vol. 2 No. 3, Februari 2014. Jurnal Ilmu Pemerintahan Universitas tidak dipublikasikan.