Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) TAHUN 2013
Disusun Oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan rahmatNya, penyusunan Dokumen Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ini dapat terselesaikan tepat waktu. Buku Dokumen Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), adalah merupakan buku yang
diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bangli. Buku
ini
disusun
sebagai
gambaran
ringkas
mengenai
perencanaan
pemerintahan bidang sanitasi permukiman dalam mewujudkan sanitasi permukiman yang layak, terintegrasi dalam kawasan Kabupaten dan perdesaan secara serasi, seimbang, dan berkelanjutan, dengan pelayanan sarana dan prasarana yang handal dalam pengembangan sanitasi permukiman. Besar harapan kami agar Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli ini mendapat respon positif dari berbagai pemangku kepentingan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanan Strategi Sanitasi Kabupaten Bangli dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang lebih baik. Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah bekerja keras menyusun Buku Putih Kabupaten Bangli. Akhir kata kami berharap semoga Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli dapat bermanfaat untuk semua pihak serta dapat menjadi acuan dalam perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Bangli. Bangli,
2013
KETUA POKJA SANITASI KABUPATEN BANGLI
..............................................
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
SAMBUTAN BUPATI BANGLI
Om Swastyastu Pemerintah Kabupaten Bangli sebagai organisasi yang mengedepankan pelayanan publik telah menetapkan Visi Pembangunan tahun 2009 - 2013 yaitu : “Terwujudnya Masyarakat Bangli Yang GITA SANTI (gigih, iklas, taqwa, aspiratif, sejahtera, aman, nyaman, tertib dan indah) berdasarkan Tri Hita Karana.”. Sejalan dengan tujuan MDG’s yakni “menurunkan sebesar separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sanitasi yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015”, sebagai wujud nyata komitmen yang tinggi dari Pemerintah Kabupaten Bangli untuk terus meningkatkan pelayanan yang ideal khususnya pada sektor sanitasi ini adalah dengan merumuskan dokumen perencanaan sektor sanitasi yang berbasiskan data dan informasi yang faktual dan akurat. Buku Putih Sanitasi ini merupakan pemetaan mengenai kondisi dan profil sanitasi di Kabupaten Bangli saat ini. Pemetaan tersebut dilakukan untuk menetapkan zona-zona prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting), yang secara detail akan tertuang dalam Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Bangli. Dokumen tersebut akan dijadikan landasan pokok pengembangan sektor sanitasi di Kabupaten Bangli. Akhirnya, semoga Buku Putih Sanitasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bangli.
Om, Santih, Santih, Santih om Bangli,
Nopember 2013
BUPATI BANGLI
……………………………….
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................
i
SAMBUTAN BUPATI BANGLI……………………………………………..
ii
DAFTAR ISI .........................................................................................
iii
Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………………………
1-1
1.1
Latar Belakang……………………………………………………………………………………
1-1
1.2
Landasan Gerak…………………………………………………………………………………
1-3
1.3
Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………
1-3
1.4
Metodologi ……………………………………………………………………………………………
1-3
1.5
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain………………………………………………………………………………………………………
Bab 2 Gambaran Umum Wilayah ……………………………………………………
1-4 2-6
2.1
Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik…………………………………………
2-6
2.2
Demografi……………………………………………………………………………………………
2-12
2.3
Keuangan dan Perekonomian Daerah…………………………………………………
2-13
2.4
Tata Ruang Wilayah………………………………………………………………………
2-20
2.5
Sosial Budaya……………………………………………………………………………..
2-26
2.6
Kekembagaan Pemerintah Daerah ………………………………………….
2-27
Bab 3 Profil Sanitasi Kabupaten Bangli …………………………………………..
3-31
3.1
3.2
3.3
Promosi Higiene dan Sanitasi ……………………………………………………
3-32
3.1.1 Tatanan Rumah Tangga…………………………………………………
3-32
3.1.2 Tatanan Sekolah……………………………………………………………….
3-37
Pengelolaan Air Limbah Domestik…………………………………………….
3-47
3.2.1 Kelembagaan………………………………………………………………
3-47
3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan…………………………………
3-51
3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK……………………………
3-58
3.2.4
Pemetaan Media…………………………………………………………..
3-65
3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha…………………………………………………
3-67
3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan…………………………………………
3-67
3.2.7 Permasalahan mendesak dan Isu Strategis…………………
3-69
Pengelolaan Persampahan………………………………………………………….
3-69
3.3.1 Kelembagaan…………………………………………………………………….
3-70
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan………………………………………
3-73
3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK……………………………….
3-78
3.3.4 Pemetaan media………………………………………………………………
3-81
3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha……………………………………………………
3-81
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
3.4
3.5
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan……………………………………………
3-83
3.3.7 Permasalahan mendesak Dan Isu Strategis ……………………
3-79
Pengelolaan Drainase Lingkungan……………………………………………
3-84
3.4.1 Kelembagaan…………………………………………………………………..
3-84
3.4.2 Sistem dan Cakupan Layanan…………………………………………
3-87
3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK………………………………
3-90
3.4.4 Pemetaan Media……………………………………………………………….
3-94
3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha…………………………………………………….
3-94
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan…………………………………………….
3-94
3.4.7 Permasalahan mendesak dan Isu Strategis ……………………
3-96
Pengelolaan komponen Terkait Sanitasi……………………………………
3-96
3.5.1 Pengelolaan Air Bersih………………………………………………………
3-96
3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
3-99
3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis………………………………………………
3-99
Bab 4 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan Yang Akan Direncanakan……………………………………………………………………..
4-100
4.1 Promosi Higiene ……………………………………………………………………
4-100
4.2 Peningkatan Penglolaan Air Limbah Domestik…………………..
4-101
4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan……………………………..
4-102
4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan………………….
4-103
4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi……………………………..
4-104
Bab 5 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Ka. Bangli
5-106
5.1 Are Beresiko Sanitasi Sanitasi Kab. Bangli ……………………………
5-106
5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini……………………………………
5-116
Lampiran Daftar Singkatan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi sanitasi suatu masyarakat merupakan salah satu gambaran terhadap tingkat kehidupan masyarakat. Sanitasi mejadi salah satu aspek yang berperan penting terhadap kemajuan pembangunan, minimnya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan, meningkatnya sosial ekonomi masyarakat dan citra wilayah kabupaten. Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat. Kualitas sanitasi suatu daerah/lingkungan sangat di pengaruhi oleh tingkat pendidikan serta perilaku sosial budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, pemerintah mendorong kabupaten/kota di Indonesia untuk menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS) yang merupakan dasar untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten. Buku Putih Sanitasi ini disusun berdasarkan empat karakteristik utama kaidah penyusunan, yaitu: 1) Berdasarkan data aktual. 2) Berskala kota. 3) Disusun sendiri oleh kota. 4) Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down. Kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi merupakan kegiatan untuk mencapai target yang disepakati bersama yaitu Milenium Development Goals (MDGs) dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar, dengan indikator, meningkatnya proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas dan proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas. Pembangunan Sanitasi membutuhkan keseriusan dan komitmen yang tinggi dari semua pihak baik dari pemerintah, masyarakat dan swasta, sehingga masalah sanitasi adalah masalah bersama. Keseriusan Pemerintah dalam perbaikan kondisi sanitasi di Indonesia salah satunya dituangkan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), Untuk mendukung Program Percepatan Sanitasi Permukiman, Pemerintah Kabupaten Bangli menindak lanjutinya dengan membentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten sesuai dengan keputusan Bupati Bangli Nomor 050.05/380/2012 tentang Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli. Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli mempunyai tugas pokok yaitu Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten Bangli (SSK). Dalam pelaksanaannya diharapkan tercipta suatu sistem yang terintegrasi sehingga sasaran tercapai secara menyeluruh, tahapan-tahapan proses perencanaan dilaksanakan secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. 1.2 Landasan Gerak Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan pelayanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit diseluruh dunia dan diketahui sanitasi mempunyai dampak positif bagi kesehatan baik dilingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya, sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienies melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah. sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun lingkungan perumahan. Ruang lingkup sanitasi meliputi : a. Air Limbah Domestik
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Air limbah domestic meliputi Black water adalah air buangan jamban yang bersumber dari urin, tinja serta air gelontoran dan Grey water adalah air limbah yang bersumber dari air buangan kamar mandi dan tempat cuci. Pengolahan limbah domestic menggunakan system : 1. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. 2. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat. b. Pengelolaan Persampahan Kegiatan sistematis menyeluruh dan berkesinambungan meliputi pengurangan dan penanganan sampah . meliputi sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. c. Drainase Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu, seperti komplek perumahan, area pasar, perkantoran dan komplek industri. d. Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) Aspek non-teknis dari sanitasi meliputi promosi kesehatan, perubahan prilaku dan sanitasi rumah tangga. Cakupan wilayah kajian Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Kabupaten bangli dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Kintamani, Kecamatan Susut dan Kecamatan Tembuku. Visi Kabupaten Bangli yang termuat dalam RPJMD Kab. Bangli Tahun 2010-2015 adalah Terwujudnya Masyarakat Bangli Yang GITA SANTI (gigih, iklas, taqwa, aspiratif, sejahtera, aman, nyaman, tertib dan indah) berdasarkan Tri Hita Karana. Sedangkan Misi Kab. Bangli adalah : 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Membangkitkan perekonomian lokal pada umumnya dengan perluasan investasi di bidang pertanian, pariwisata industri kecil dan sumber daya manusia serta pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat khususnya, seperti: pangan, sandang dan papan. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dengan mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat melalui pengembangan simpul-simpul ekonomi rakyat, utamanya pertanian, perdagangan dan jasa, lembaga keuangan dan koperasi, serta pariwisata yang didukung dengan infrastruktur yang memadai. Meningkatkan pendapatan asli daerah dengan sistem pemungutan yang efisien dan efektif dengan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat. Menekan serendah-rendahnya angka pengangguran dan kemiskinan dengan penyediaan sumbersumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja. Mengembangkan menejemen pengelolaan pendidikan, kesehatan, pariwisata dan lingkungan dengan mengedepankan kebutuhan masyarakat menurut situasi dan kondisi yang berkembang serta menjamin keberlanjutan (sustinabelitas) program pembangunan. Meningkatkan disiplin kerja di kalangan aparatur pemerintah, swasta dan masyarakat untuk membentuk rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban masing-masing dengan selalu dilandasi rasa bakti dan sradha kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, demokratis, efisien dan efektif serta mengutamakan pelayanan yang prima kepada masyarakat dengan selalu berpegang pada peraturan hukum yang ada. Mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal untuk pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam upaya pembangunan masyarakat Bangli yang sejahtera, aman, nyaman, dan indah atau SANTI.
Tujuan dari penyusunan Revisi RTRWK Bangli 2011-2031 Bangli adalah 1. Merumuskan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Bangli; 2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah kecamatan dan keserasian antar wilayah Kabupaten/kota sekitar; 3. Mengarahkan lokasi perlindungan dan budidaya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau masyarakat;
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli 4. Sebagai acuan bagi penyusunan RDTR Kawasan dan RTR Kawasan Strategis Kabupaten; 5. Sebagai acuan pengendalian pemanfaatan ruang yang ditindak lanjuti dengan arahan peraturan zonasi, perijinan, insentif & disinsentif dan sanksi untuk mewujudkan ruang sesuai rencana tata ruang; 6. Menyusun Draf Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bangli tentang RTRWK Bangli. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Bangli saat ini. Dengan adanya pemetaan kondisi sanitasi, maka didapatkan gambaran awal secara menyeluruh berupa zona-zona dan sistem layanan sanitasi serta isu-isu strategis dalam pengelolaan sanitasi untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini antara lain adalah akan dapat ditentukannya kebijakan prioritas penanganan sanitasi yang sesuai dan mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi kabupaten Bangli. Salah satu output dari Buku Putih adalah Penetapan Area Berisiko Sanitasi dari berbagai aspek. Dengan adanya pemetaan ini dapat diketahui desa, kelurahan dan kecamatan mana saja yang mempunyai resiko sanitasi yang tinggi, menengah, rendah, dan aman (tidak ada resiko). Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli disusun oleh anggota Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Bangli berdasarkan data sekunder dan data primer (hasil survey ) yang telah dianalisis. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli ini akan menjadi dasar dan acuan yang kompeten untuk mengawali pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan strategis, yaitu berupa penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Bangli. 1.4 Metodologi Metodelogi dalam penyusunan buku putih sanitasi kabupaten bangli adalah dengan pengumpulan data-data (data sekunder dan juga data primer yang sifatnya sampling) melalui pendekatan partisifatif berbagai pihak/pemangku kepentingan. Data sekunder yang digunakan merupakan data-data yang dimiliki oleh berbagai SKPD seperti : Dokumen Rencana Tata Ruang Kab. Bangli, RPIJMD Kab. Bangli, Bangli Dalam Angka dan lain-lain. Sementara untuk data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode survey terhadap sample dari populasi. Data primer tersebut dikumpulkan dengan pelaksanaan studi analisis resiko kesehatan lingkungan / Environmental Health Risk Assesment (EHRA), survey kelembagaan dan survey peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi. 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli berpijakan pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi di Kabupaten Bangli didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi: A. Undang-Undang 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah. 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. 8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 9. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Kabupaten/Kota. 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli 11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pengesahan Stockholm Convention On Persisten Organic Pollutants 12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Pemukiman. B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Thn 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. C. Peraturan Presiden Republik Indonesia 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014. D. Keputusan Presiden Republik Indonesia 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000 Tentang Koordinasi Penataan Ruang. 3. Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. E. Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 Tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL. 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). F. Peraturan Daerah dan Keputusan Gubernur Bali 1. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Bali 2. Keputusan Gubernur Bali Nomor.. Tentang Pokja Sanitasi Provinsi Bali Tahun 2013 G. Peraturan Daerah Kabupaten Bangli dan Peraturan Bupati Kabupaten Bangli 1. Peraturan Daerah Kabupaten Bangli Nomor : 9 Tahun 2011 Tentang RPJMD Kabupaten Bangli Tahun 2010 - 2015 2. Keputusan Bupati Bangli Nomor : 050.05/380/2012 tentang Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli Tahun Anggaran 2013
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kondisi Geografis : Secara geografis Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya wilayah kabupaten di Provinsi Bali yang tidak memiliki pantai dengan dengan luas 52.081 Ha atau 9,24% dari luas wilayah Provinsi Bali (563.666 Ha) yang terletak pada koordinat 08º3'40” - 08º50'48” LS (lintang selatan) dan 114º25'53” - 115º42'40” BT (Bujur Timur) dan di batasi oleh lima Kabupaten lainnya di Bali dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Wilayah Kab. Buleleng Sebelah Timur : Wilayah Kab. Karangasem dan Kab. Klungkung Sebelah Selatan : Wilayah Kab. Gianyar Sebelah Barat : Wilayah Kab. Gianyar, Kabupaten Badung dan Kab. Buleleng Kondisi Fisik : Kondisi iklim Kabupaten Bangli memiliki iklim tropis, suhu udara relatif rendah berkisar antara 150 - 300C, semakin ke utara suhu semakin dingin. Angka curah hujan rata-rata tahunan terendah adalah 900 mm dan tertinggi 3.500 mm. Penyebaran curah hujan relatif tinggi (2.500 - 3.500 mm) meliputi bagian utara (lereng Gunung Batur) dan semakin rendah ke arah selatan wilayah. Curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember – Maret dan terendah pada bulan agustus. Topografi wilayah Kabupaten Bangli berada pada ketinggian antara 100 – 2.152 meter dpl, dengan puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Secara umum rentang ketinggian wilayah Kecamatan Susut (225 – 950 m dpl), Kecamatan Bangli (200 – 1.175 m dpl), Kecamatan Tembuku (300 – 891 m dpl) dan Kecamatan Kintamani (100 – 2.152 m dpl). Kelerengan wilayah bervariasi antar wilayah kecamatan dan secara umum berada pada kondisi dataran sampai landai (0-15%) seluas 12,11% dari luas wilayah, bergelombang (15-30%) seluas 21,7% dari luas wilayah, curam (3040%) seluas 18,18% dari luas wilayah dan sangat curam (>40%) seluas 48,01% luas wilayah. Kondisi datar relatif hanya terdapat pada kawasan di kaki Gunung Batur, landai dan bergelombang pada wilayah Kecamatan Susut, Bangli dan Tembuku sedangkan bergelombang dan curam serta sangat curam pada wilayah Kecamatan Kintamani. Hidrologi wilayah terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan terdiri dari Danau Batur dan beberapa sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Bangli. Jumlah potensi mata air di Kabupaten Bangli tersebar di 88 buah titik di 42 desa dengan debit total 1.534,30 ltr/dt. Sungaisungai yang mengalir di wilayah umumnya pendek dan jenis alirannya bersifat ephemeral, yang sebagian besar terletak di sebelah Utara, sedangkan yang mengalir ke bagian Selatan lebih panjang, aliran sungainya kebanyakan bersifat perenmial. Sistem wilayah sungai merupakan bagian dari pengelolaan Wilayah Sungai Bali-Penida (WS Strategis Nasional) pada sebagian Sub WS 03.01.01, Sub WS 03.01.12, Sub WS 03.01.13, Sub WS 03.01.18, dan Sub WS 03.01.19 yang terdiri atas 1 (satu) buah danau dan 14 Daerah Aliran Sungai (DAS) 20 lintas wilayah, meliputi : Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Bangli No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama DAS Danau Batur sebagian DAS Bubuh sebagian DAS Melangit sebagian DAS Sangsang sebagian DAS Ayung sebagian DAS Yehalang sebagian DAS Anyar sebagian DAS Batas sebagian DAS Silagading Tiga sebagian DAS Puseh
Luas (Ha) 1.667 3.934,3 4.247,7 6.602,5 9.507,6 1.298,9 997,8 86,8 517,2 221,5
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Debit (M3/Detik) N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Volume (M3) 815,58 juta M3 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
No 11 12 13 14 15
Nama DAS sebagian DAS Jinah sebagian DAS Luah sebagian DAS Bungbung sebagian DAS Pengasangan sebagian DAS Deling
Luas (Ha) 1.314,9 604,6 10.782,9 62,7 408
Sumber : Dokumen RTRW Kab. Bangli 2011-2031
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Debit (M3/Detik) N/A N/A N/A N/A N/A
Volume (M3) N/A N/A N/A N/A N/A
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Peta 2.1 Hidrologi/DAS di Wilayah Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Berdasarkan Peta 2.1, dapat dijelaskan bahwa : Danau Batur dengan luas 1.667 Ha, kedalaman 70 meter, volume 815,58 juta/m3, panjang garis pantai (shoreline) 21,4 km dengan daerah tangkapan seluas 10.535 Ha. Sungai yang ada di Kabupaten Bangli berjumlah 14 buah yang merupakan hulu-hulu sungai utama yang bermuara di bagian Selatan Pulau Bali. Berdasarkan peta pengendalian pengambilan air tanah dan perlindungan daerah resapan (Dep. ESDM), wilayah Kabupaten Bangli dari bagian utara Kota Bangli ke arah utara semuanya merupakan Daerah Resapan Air yang mengisi Cekungan Air Tanah (CAT) wilayah Kabupaten/Kota Sarbagita termasuk wilayah Kabupaten Bangli bagian selatan. Administratif : Secara administrasi Kabupaten Bangli, terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan dan 72 desa/kelurahan yaitu : Kecamatan Susut (9 Desa), Kecamatan Bangli (4 Kelurahan dan 5 Desa), Kecamatan Tembuku (6 Desa) dan Kecamatan Kintamani (48 Desa). Luas wilayah Kabupaten Bangli adalah 52.081 Ha atau 9,24% dari luas wilayah Provinsi Bali (563.666 Ha). Ibukota Kabupaten Bangli adalah Kawasan Perkotaan Bangli, meliputi Kelurahan Kubu, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan dan Kelurahan Bebalang. Data administrasi wilayah, jumlah desa dan luas wilayah dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan/desa No Nama Desa/Kel Kecamatan Susut 1 Apuan 2 Abuan 3 Demulih 4 Susut 5 Selat 6 Sulahan 7 Pengiangan 8 Tiga 9 Penglumbaran Kecamatan Bangli 10 Bunutin 11 Tamanbali 12 Bebalang 13 Kawan 14 Cempaga 15 Kubu 16 Kayubihi 17 Pengootan 18 Landih Kecamatan Tembuku 19 Jehem 20 Tembuku 21 Yangapi 22 Undisan 23 Bangbang 24 Peninjoan Kecamatan Kintamani 25 Mengani 26 Binyan 27 Ulian 28 Bunutin 29 Langgahan 30 Lembean 31 Bayung Cerik 32 Mangguh 33 Belancan 34 Katung
Luas (Ha) 4,930 437 418 463 483 292 857 407 1,090 484 5,626 474 657 379 562 589 442 946 767 846 4,832 900 600 1,432 300 400 1,200 36,692 427 148 353 258 371 330 401 213 973 280
% 9.47 0.84 0.80 0.89 0.93 0.56 1.65 0.78 2.09 0.93 10.80 0.91 1.26 0.73 1.01 1.13 0.85 1.82 1.45 1.65 9.28 1.73 1.15 2.75 0.58 0.77 2.30 70.45 0.82 0.28 0.68 0.50 0.71 0.63 0.77 0.41 1.87 0.54
No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
Nama Desa/Kel Banua Abuan Bonyoh Sekaan Bayung Gede Sekardadi Kedisan Buahan Suter Abang Batu Dingding Abang Songan Terunyan Songan B Soangan A Batur Selatan Batur Tengah Batur Utara Kintamani Serai Manikliyu Awan Belantih Gunung Bau Belanga BatuKaang Catur Pengejaran Selulung Satra Dausa Daup Bantang Kutuh Sukawana Subaya Siakin Pinggan Belandingan
KABUPATEN BANGLI (Ha) Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Bangli Tahun 2011-2031
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Luas (Ha) 245 362 433 253 1,024 840 1,175 1,423 1,256 708 1,433 1963 1188 1701 1386 474 336 1513 538 503 534 906 195 282 192 756 411 1163 591 628 269 980 411 3361 404 884 1653 600 52,081
% 0.47 0.63 0.83 0.49 1.97 1.61 2.26 2.73 2.41 1.36 2.75 3.77 2.28 3.27 2.66 0.91 0.65 2.91 1.03 0.97 1.03 1.74 0.37 0.54 0.37 1.45 0.79 2.23 1.13 1.21 0.52 1.88 0.79 6.45 0.78 1.70 3.17 1.15
Buku Putih Sanitasi Berdasarkan tabel 2.2 tersebut dapat dilihat bahwa luas wilayah Kecamatan Kintamani adalah 70,45% dari luas wilayah Kabupaten Bangli dan bahkan merupakan kecamatan terluas di Provinsi Bali (6,51% dari luas wilayah Provinsi Bali).
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Peta 2.2 Administrasi Wilayah Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Berdasarkan Peta 2.3, dapat dijelaskan bahwa : Cakupan wilayah kajian Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Bangli dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Kintamani, Kecamatan Susut dan Kecamatan Tembuku. 2.2 Demografi
Berdasarkan data jumlah penduduk, oleh Kantor Catatan Sipil Kabupaten Bangli tahun 2013 jumlah penduduk di kabupaten bangli tercatat 281.659 jiwa. Dengan luas wilayah 520,81 km2, kepadatan penduduk kabupaten bangli pada tahun 2013 mencapai 4.41 jiwa/ha. Diantara kecamatan di Kabupaten Bangli, Kecamatan Kintamani merupakan daerah yang berpenduduk terbesar dengan jumlah penduduk mencapai 120.743 jiwa atau 42,87 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Bangli. Sedangkan data jumlah dan Kepadatan penduduk lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bangli tahun 2009-2013
Kecamatan
Luas Wilayah ha 2
1
Jumlah RT
Jumlah Penduduk
Kepadatan
2
4
5
Tingkat Pertumbuhan % 6
Susut
4,931
12,457
53,499
10.85
1.31
Bangli
5,662
12,185
59,099
10.44
1.54
Tembuku
4,832
11,146
48,318
10.00
1.89
Kintamani
36,692
25,444
120,743
3.29
1.35
5.41 5.33 5.33 4.16 3.60
1.47 1.20 26.6 15.8 -
Jumlah 2013 520.81 61,232 2012 520.81 61,232 /Total : 2011 520.81 61,232 2010 520.81 95,511 2009 520.81 119820 Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten Bangli
281,659 277,565 274,334 216,626 187,144
Proyeksi penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2013-2018 menggunakan Metoda Rata-Rata Aritmatik dengan Rumus yang digunakan : Pn = Po + r (dn) Di mana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi r = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun. dn = kurun waktu proyeksi
berdasarkan laju pertumbuhan penduduk tahun 2012-2013 untuk masing-masing kecamatan, diperoleh Proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2013-2018, sesuai dengan tabel 2.4
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Table 2.4 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bangli Kecamatan
Luas
Jumlah Penduduk
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
wilayah
Tahun
Tahun
Ha
2013
2014
2015
2016
2017
2018 2013 2014 2015 2016
Kepadatan penduduk Tahun
2017 2018 2013
2014
2015
2016
2017
2018
Susut
4.931
53.499
54.199
54.908
55.627
56.355
57.092
1,31
1,31
1,31 1,31
1,31
1,31 10,85 10,99 11,14 11,28 11,43 11,58
Bangli
5.626
59.099
60.010
60.935
61.874
62.827
63.796
1,54
1,54
1,54 1,54
1,54
1,54 10,50 10,67 10,83 11,00 11,17 11,34
Tembuku
4.832
48.318
49.233
50.165
51.115
52.083
53.070
1,89
1,89
1,89 1,89
1,89
1,89 10,00 10,19 10,38 10,58 10,78 10,98
Kintamani
36.692
120.743
122.373
124.024
125.698
127.395
129.114
1,35
1,35
1,35 1,35
1,35
1,35
3,29
3,34
3,38
3,43
3,47
3,52
total
52.081
281.659
285.815
290.033
294.314
298.660
303.072
1,48
1,48
1,48 1,48
1,48
1,48
5,41
5,49
5,57
5,65
5,73
5,82
Berdasarkan analisis laju pertumbuhan penduduk tahun 2013 sampai 2018, diketahui bahwa angka ratarata laju pertumbuhan penduduk untuk wilayah Kabupaten Bangli adalah 1.48% per tahun. Proyeksi penduduk didasarkan pada data jumlah penduduk tahun 2013 sebagai data awal proyeksi perencanaan. Pada tahun akhir perencanaan yaitu tahun 2018 proyeksi penduduk mencapai 303.072 jiwa. 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah APBD Kabupaten Bangli dari tahun 2009 sampai 2013 rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 12. 9 % yaitu dari Rp. 427.166.295.250,50 pada tahun 2013 menjadi Rp. 688,479,409,143.72 pada tahun 2013. Dari tabel 2.6 terlihat bahwa belanja modal sanitasi Kabupaten Bangli dari tahun 2009 sampai 2013 rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 10.02 %, dimana belanja modal sanitasi tahun 2009 sebesar Rp 9,133,17,.045.00 menjadi Rp. 13,183,854,040.00 pada tahun 2013. Data realisasi belanja modal sanitasi dari tahun 2009 sampai 2013 untuk tiap SKPD juga disajikan pada tabel 2.6 dimana untuk belanja modal sanitasi mengalami kenaikan kecuali pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli yang mengalami penurunan rata-rata sebesar 0.36 %. Sejalan dengan peningkatan APBD Kab. Bangli yang mencapai rata-rata 12.9 % per tahun berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi daerah dimana PDRB menurut harga konstan Kabupaten Bangli pada tahun 2009 sebesar 1,040,363,420,000.00 dan tahun 2013 di proyeksikan sebesar 1,285,347.250,000.00 atau rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 5,43%. Sedangkan untuk PDRB per kapita mengalami peningkatan sebesar 4,41% per tahun yaitu dari Rp. 4,871,436.28 pada tahun 2009 dan diproyeksikan menjadi Rp. 5,787,412.38 pada tahun 2013
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Bangli Tahun 2009 – 2013 TAHUN No.
Uraian
(1)
(2)
A
PENDAPATAN
1.1. 1.1.1 . 1.1.2 . 1.1.3 .
Pendapatan Asli Daerah
2009
2010
2011
2012
2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(6)
Rata-2 Pertumb uhan (7)
16.301.547.341,74
16.252.951.099,10
22.963.226.126,21
40.751.049.551,70
42.000.000.000,00
30,38
Pajak Daerah
2.579.287.396,20
2.978.311.612,70
3.811.440.233,00
6.107.124.593,00
7.101.021.300,00
29,99
Retribusi Daerah
7.108.908.019,40
7.738.564.041,87
12.652.616.052,84
10.101.008.545,00
12.623.598.000,00
19,29
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
1.659.901.748,81
1.947.555.537,25
2.425.425.290,54
2.563.279.399,78
2.500.000.000,00
11,27
4.953.450.177,33
3.588.519.907,28
4.073.744.549,83
21.979.637.013,92
19.775.380.700,00
103,87
342.429.088.999,00
345.929.608.431,00
372.360.434.599,00
459.413.968.609,00
511.399.437.847,72
10,84
20.817.614.999,00
23.796.832.431,00
21.634.023.599,00
24.211.805.609,00
18.883.193.847,72
(1,22)
Dana Alokasi Umum
276.000.474.000,00
292.695.476.000,00
321.381.411.000,00
396.942.913.000,00
450.812.694.000,00
13,23
Dana Alokasi Khusus
45.611.000.000,00
29.437.300.000,00
29.345.000.000,00
38.259.250.000,00
41.703.550.000,00
0,90
Lain-lain Pendapatan Daerah yg.syah
50.366.762.844,10
113.395.967.280,79
148.073.635.465,12
122.553.246.914,26
99.798.043.590,83
29,98
Hibah
6.629.700.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
51.507.846.265,12
72.005.747.214,26
56.790.912.590,83
9,01
yang dipisahkan 1.1.4 . 1.2. 1.2.1 . 1.2.2 . 1.2.3 .
1.3. 1.3.1 . 1.3.2 . 1.3.3 .
Lain-lain PAD yang syah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan
43.737.062.844,10
Pemerintah Daerah lainnya
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
44.863.057.386,79
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli 1.3.4 . 1.3.5 .
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
0,00
91.782.184.200,00
39.289.956.000,00
39.289.956.000,00
(7,76)
0,00
4.783.605.000,00
11.257.543.700,00
3.717.175.000,00
34,18
409.097.399.184,84
475.578.526.810,89
543.397.296.190,33
622.718.265.074,96
653.197.481.438,55
12,50
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau
68.532.909.894,00
Pemerintah Daerah lainnya Jumlah Pendapatan Daerah B
BELANJA
2.1. 2.1.1 . 2.1.2 . 2.1.3 . 2.1.4 . 2.1.5 . 2.1.6 .
Belanja Tidak Langsung
287.644.626.649,50
334.731.059.162,96
366.225.962.712,01
395.736.955.723,96
509.620.090.177,66
15,65
Belanja Pegawai
227.589.665.938,50
275.042.470.793,00
305.727.750.189,00
345.288.249.856,97
411.795.654.395,20
16,05
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
165.000.000,00
165.000.000,00
165.000.000,00
1.415.000.000,00
1.165.000.000,00
184,98
5.357.557.800,00
15.064.012.732,00
7.022.750.974,00
6.479.550.000,00
20.350.419.000,00
83,53
32.795.096.979,00
17.846.273.000,00
15.517.355.000,00
0,00
5.036.450.000,00
(39,66)
1.573.292.500,00
1.787.335.000,00
1.972.461.930,00
11,98
Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
2.1.7 .
Belanja Bantuan Keuangan kepada
21.737.305.932,00
25.615.927.377,96
35.104.500.549,01
40.555.934.116,99
68.300.104.852,46
34,71
0,00
997.375.260,00
1.115.313.500,00
210.886.750,00
1.000.000.000,00
101,64
139.521.668.601,00
135.968.853.454,00
208.679.570.653,91
196.495.419.386,00
178.859.318.966,06
9,03
Belanja Pegawai
19.833.258.500,00
15.306.645.250,00
18.789.137.900,00
19.555.793.850,00
21.339.244.800,00
6,60
Belanja Barang dan Jasa
71.425.167.129,00
52.053.621.735,00
75.202.509.208,00
94.598.698.414,00
102.237.916.776,06
12,80
Belanja Modal
48.263.242.972,00
68.608.586.469,00
114.687.923.545,91
82.340.927.122,00
55.282.157.390,00
12,06
Propinsi/Kabupaten dan Pem. Desa 2.1.8 . 2.2. 2.2.1 . 2.2.2 . 2.2.3 .
Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Total Jumlah Belanja
SURPLUS/DEFISIT C
PEMBIAYAAN
3.1. 3.1.1 .
Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
427.166.295.250,50
470.699.912.616,96
574.905.533.365,92
592.232.375.109,96
688.479.409.143,72
12,90
(18.068.896.065,66)
4.878.614.193,93
(31.508.237.175,59)
30.485.889.965,00
(35.281.927.705,17)
(321,33)
57.132.117.547,35
47.582.803.059,69
58.468.825.286,09
24.780.383.971,37
35.281.927.705,17
(2,27)
Anggaran sebelumnya (SiLPA) 3.1.2 . 3.1.3 .
Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang
-
-
-
-
-
-
484.260.334,00
-
Dipisahkan 3.1.4 . 3.1.5 . 3.1.6 .
Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2. 3.2.1 . 3.2.2 . 3.2.3 . 3.2.4 .
0,00
8.519.581.578,00
6.807.408.032,47
65.651.699.125,35
54.390.211.092,16
58.953.085.620,09
24.780.383.971,37
35.281.927.705,17
(5,88)
0,00
800.000.000,00
2.576.000.000,00
500.000.000,00
0,00
0,00
88.464.473,00
633.363.000,00
Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan dana cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Pembayaran pokok utang Pemberian pinjaman daerah Jumlah Pengeluaram Pembiayaan
0,00
800.000.000,00
2.664.464.473,00
1.133.363.000,00
0,00
0,00
Pembiayaan neto
65.651.699.125,35
53.590.211.092,16
56.288.621.147,09
23.647.020.971,37
35.281.927.705,17
(5,70)
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
SILPA
47.582.803.059,69
58.468.825.286,09
24.780.383.971,50
54.132.910.936,37
0,00
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Bangli Tahun 2009 – 2013 TAHUN No . (1) 1 1.a . 1.b . 2
SKPD
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuh an
(3)
(4)
(5)
(6)
(6)
(7)
3.661.176.000,00 3.571.067.000,00
3.798.260.700,00 3.715.024.700,00
3.503.437.000,00 3.450.074.000,00
5.114.905.500,00 5.019.805.000,00
3.803.596.600,00 3.733.662.000,00
4,19
90.109.000,00
83.236.000,00
53.363.000,00
95.100.500,00
69.934.600,00
2,06
Investasi
0,00
202.355.000,00 155.638.000,00
313.509.000,00 195.594.000,00
938.872.490,00 870.784.741,00
745.116.800,00 628.984.540,00
114,37
Operasi/Pemeliharaan (OM)
0,00
46.717.000,00
117.915.000,00
68.087.749,00
116.132.260,00
60,24
190.000.000,00 0,00
189.520.000,00 0,00
0,00
190.000.000,00
189.520.000,00
424,87
(2) PU-CK Investasi
4,09
Operasi/Pemeliharaan (OM) BLH
77,92 -
2.a . 2.b . 3
BPMD
424,87 -
3.a . 3.b . 4
-
Investasi
0,00
0,00
20.000.000,00 0,00
Operasi/Pemeliharaan (OM)
0,00
0,00
20.000.000,00
Dinkes
93,41 37.540.000,00
4.a . 4.b . 5
17.260.000,00
91.575.000,00
118.850.000,00
Investasi 37.540.000,00
Operasi/Pemeliharaan (OM)
17.260.000,00
91.575.000,00
118.850.000,00
80.000.000,00 36.615.500,00
0,00
43.384.500,00
85,71
Bappeda
0,00 -
-
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
-
-
433.560.000,00
31,96
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli 5.a . 5.b . 6 6.a . 6.b . 7 7.a . 7.b . 8 9 10 11 12 13 14
Investasi Operasi/Pemeliharaan (OM)
14.500.000,00
0,00
419.060.000,00
0,00
Dinas Tata Kota Investasi Operasi/Pemeliharaan (OM)
43,50 513.932.000,00 157.598.000,00
600.891.000,00 127.112.000,00
904.900.000,00 12.230.000,00
1.324.322.800,00 204.700.000,00
2.120.952.800,00 614.175.000,00
416,02
356.334.000,00
473.779.000,00
892.670.000,00
1.119.622.800,00
1.506.777.800,00
45,34
169.103.000,00 975.000,00
162.806.000,00 14.825.000,00
Bagian Kesra Investasi
(17,86) 151.181.000,00
165.000.000,00
50.000.000,00 557,50
168.128.000,00
147.981.000,00
4.000.000 147.181.000,00
Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5+6+7)
4.381.751.000,00
4.781.572.700,00
4.984.602.000,00
7.851.950.790,00
7.422.746.200,00
16,36
Pendanaan Investasi Sanitasi Total (1a+2a+3a+4a+5a+6a+7a) Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b+6b+7b) Belanja Langsung
3.729.640.000,00
4.012.599.700,00
3.661.898.000,00
6.112.289.741,00
5.027.937.040,00
12,01
652.111.000,00
768.973.000,00
1.322.704.000,00
1.739.661.049,00
2.394.809.160,00
39,78
139.521.668.601, 00 3,14
135.968.853.454, 00 3,52
208.679.570.653, 91 2,39
196.495.419.386,0 0 4,00
178.859.318.966, 06 4,15
9,03 12,76
2,67
2,95
1,75
3,11
2,81
9,37
0,47
0,57
0,63
0,89
1,34
31,00
Operasi/Pemeliharaan (OM)
Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (8/11) Proposi Investasi sanitasi - Total Belanja Sanitasi (9/8) Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (10/8)
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
17.000.000 148.000.000,00
50.000.000,00
(19,55)
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Bangli Tahun 2009 – 2013 TAHUN
Rata-2
No.
SKPD
2009
2010
2011
2012
2013
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-6
-7
4.381.751.000,00
4.781.572.700,00
4.984.602.000,00
7.851.950.790,00
7.422.746.200,00
5.884.524.538,00
187.144,00
216.628,00
274.334,00
277.565,00
281.659,00
247.466,00
23.413,79
22.072,74
18.169,83
28.288,69
26.353,66
23.659,74
1
Total Belanja Sanitasi Kab. Bangli
2
Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)
Tabel 2.8 Peta Perekonomian Kabupaten Bangli TAHUN No .
SKPD
(1)
(2)
1
2009
2010
2011
2012
2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(6)
Rata-2 Pertumb uhan (7)
1.040.363.420.000,00
1.092.116.410.000,00
1.155.898.790.000,00
1.225.103.700.000,00
1.285.347.250.000,00
5,43
2
PDRB Harga Konstan (Rp.) Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp.)
4.871.436,28
5.071.284,86
5.258.650,88
5.568.653,18
5.787.412,38
4,41
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5,71
4,97
5,84
5,99
4,92
(2,70)
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli 2.4 Tata Ruang Wilayah Kebijakan penataan ruang wilayah merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bangli. Kebijakan dan Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Bangli berfungsi : Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama pemanfaatan ruang wilayah. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Bangli dirumuskan berdasarkan : tujuan penataan ruang wilayah kabupaten Bangli, karakteristik wilayah kabupaten Bangli, kapasitas sumber daya wilayah kabupaten Bangli dalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya dan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Bangli dirumuskan dengan kriteria: Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi Bali; Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan; Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Bangli disusun untuk mencapai tujuan yang telah diuraikan, meliputi : a. pemerataan pengembangan wilayah melalui peningkatan pusat-pusat pelayanan kawasan perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan perdesaan dengan menterpadukan sistem perkotaan wilayah kabupaten yang terintegrasi dengan sistem perkotaan nasional dan Provinsi Bali; b. peningkatan aksesibilitas antar wilayah, antar kawasan perkotaan, dan antar kawasan perdesaan di seluruh wilayah kabupaten; c. peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana di seluruh wilayah kabupaten dengan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan terpadu antar desa dalam bentuk Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), kawasan agropolitan dan kawasan minapolitan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan, serta meningkatkan keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; d. pemantapan Kabupaten Bangli yang hijau, produktif, dan berkelanjutan sebagai penopang pelestarian lingkungan alam Bali; e. pemantapan potensi keunikan alam dan budaya daerah sebagai potensi kepariwisataan; f. peningkatan peran komoditas unggulan pertanian, hortikultura, perkebunan, tanaman kehutanan, peternakan, perikanan dan industri kecil untuk mendorong perekonomian daerah; dan g. pengelolaan wilayah yang memperhatikan daya dukung, daya tampung, mitigasi bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Kabupaten Bangli sebagai bagian dari Pulau Bali rentan akan adanya bencana alam, karena kedudukan Pulau Bali pada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam. Dilihat dari potensi bencana yang ada, beberapa bencana yang berpotensi menimpa Kabupaten Bangli dapat dilihat pada, antara lain :
Kawasan rawan bencana tanah longsor Kawasan rawan bencana letusan gunung api Kawasan rawan bencana gempa bumi Kawasan rawan bencana Kebakaran Kawasan rawan bencana kekeringan Kawasa rawan bencana angin siklon tropis
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli a. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor Kawasan rawan bencana tanah longsor adalah kawasan-kawasan yang mempunyai potensi terjadinya gerakan tanah terutama pada kawasan-kawasan yang memiliki perbukitan dengan kemiringan terjal. Sebaran kawasan rawan bencana tanah longsor di Pulau Bali terbagi menjadi 4 (empat) kategori yang disebut Zona Kerentanan Gerakan Tanah yaitu : sangat rendah, rendah, menengah, dan tinggi. Kawasan yang dianggap termasuk rawan gerakan tanah rawan tanah lomgsor adalah kawasan yang memiliki zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Sebaran kawasan rawan gerakan tanah di Kabupaten Bangli terutama terdapat pada kawasan yang memiliki kemiringan tanah di atas 40% yang sebarannya terutama terdapat pada di seluruih dinding Kaldera Gunung Batur, baik kaldera luar maupun kaldera dalam serta pada beberapa spot kawasan tersebar di wilayah Kecamatan Kintamani lainnya serta di pinggir sungai. Kawasan-kawasan tersebut merupakan kawasan yang termasuk dalam zona kerentanan geralan tanh tinggi. b. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Gunung Batur Gunung berapi Gunung Batur terletak di Kecamatan Kintamani. Berdasarkan analisis data dari Direktorat Vulkanologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, kawawan rawan bencana alam letusan gunung berapi Gunung Batur hanya berada disekitar lembah Gunung Batur. Berdasarkan uraian sejarah, terjadinya Bahaya Gas beracun dapat berupa mofet (CO dan CO2), Solfatara (H2S, H2SO4) dan adanya gas beracun lainnya yang hanya muncul dan terkonsentrasi di daerah kawah dan lubang letusan terutama bila keadaan cuaca buruk. Berdasarkan data-data yang ada serta memperhatikan bentang alam kaldera Batur, maka kawasan rawan bencana letusan gunung berapi Gunung Batur menjadi 3 ( tiga ) zona, terdiri atas : 1. Kawasan Rawan Bencana III (Zona Terlarang) adalah kawasan yang terlanda aliran lava, hujan abu dan kemungkinan adanya gas beracun. Kawasan ini terutama di terletak daerah puncak Gunung Batur, lereng bagian tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. Pada kawasan yang termasuk Rawan Bencana III, tidak diperkenankan untuk mendirikan perumahan atau untuk kegiatan wisata. 2. Kawasan Rawan Bencana II (Zona Bahaya) adalah kawasan yang berpotensi terlanda hujan abu lebat dan kemungkinan perluasan aliran lava serta lontaran batu pijar. Kawasan ini mencakup kaki gunung sebelah utara, timur laut dan timur hingga berbatasan dengan dinding kaldera dalam Batur dan danau Batur. Luas zona bahaya meliputi jari-jari ± 3 Km dari puncak Gunung Batur. 3. Kawasan Rawan Bencana I (Zona Waspada); Adalah kawasan yang hanya terancam hujan abu dan kemungkinan lontaran batu pijar, meliputi kawasan kaldera Batur dengan radius ± 6 Km dari puncak Gunung Batur. Kawasan cukup layak dan diperbolehkan adanya kegiatan pemukiman dan penunjangnya. c. Kawasan Rawan Gempa Bumi Untuk Kabupaten Bangli, sejarah kegempaan yang ada tidak terlalu banyak, kecuali gempa setempat terkait letusan gunung berapi batur yang berupa Gempa Vulkanik. Menurut Peta kawasan rawan bencana gempa bumi di Bali yang diterbitkan oleh Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kabupaten Bangli serta data potenso Kawasan rawan bencana Provinsi Bali termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Menengah. d. Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Kawasan rawan bencana kebakaran, terutama terjadi pada kawasan lahan kering dan kawasan hutan. Pemicu terjadinya potensi kebakaran adanya pembakaran untuk pembukaan lhan yang disengaja serta karena kondisi iklim dan cuaca yang merangsang terjadinya kebakaran. Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah adanya hutan bervegetasi homogen dan curah hujan rendah, serta dominasi pohon pinus yang mengeluarkan zat ektraktif yang mudah terbakar. Kawasan hutan yang rawan kebakaran yaitu RPH Kintamani Barat, RPH Kintamani Timur dan RPH Penelokan.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Peta 2.3 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Berdasarkan Peta 2.3 dijelaskan bahwa : 1.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan Bangli, seluas kurang lebih 1.936 (seribu sembilan ratus tiga puluh enam) ha, yang terdiri dari 4 kelurahan yaitu : Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan, Kelurahan Kubu, dan Kelurahan Bebalang; dan
2.
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) adalah kawasan perkotaan Kintamani, seluas kurang lebih 4.733 (empat ribu tujuh ratus tiga puluh tiga) ha, yang terdiri Desa Kintamani, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah, Desa Batur Utara dan Desa Bayunggede.
3.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas :
4.
a.
Kawasan Perkotaan Susut, seluas kurang lebih 2.039 (dua ribu tiga puluh sembilan) ha, meliputi Desa Sulahan, Desa Susut dan Desa Selat;
b.
Kawasan Perkotaan Tembuku, seluas kurang lebih 1.500 (seribu lima ratus) ha, meliputi Desa Tembuku dan Desa Jehem;
c.
Kawasan perkotaan Belantih-Catur, seluas kurang lebih 3.391 (tiga ribu tiga ratus sembilan puluh satu) ha, meliputi Desa Catur, Desa Belantih, Desa Belanga, Desa Binyan, Desa Mengani, Desa Batukaang, Desa Pengejaran dan Desa Daup; dan
d.
Kawasan perkotaan Kayuamba, seluas kurang lebih 1.574 (seribu lima ratus tujuh puluh empat) ha, meliputi Desa Tiga dan Desa Pengelumbaran.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri atas : a. PPL Dausa melayani kawasan perdesaan Desa Dausa, Desa Selulung, Desa Satra, Desa
Bantang, dan Desa Kutuh; b. PPL Sukawana melayani kawasan perdesaan Desa Sukawana, Desa Siakin, Desa Subaya, Desa
Pinggan, dan Desa Belandingan;
c. PPL Manikliyu melayani kawasan perdesaan Desa Manikliyu, Desa Langgahan, Desa Lembean,
dan Desa Bayung Cerik; d. PPL Bunutin melayani kawasan perdesaan Desa Bunutin, Desa Ulian, Desa Gunungbau, Desa
Awan, dan Desa Serahi:
e. PPL Katung melayani kawasan perdesaan Desa Katung, Desa Banua, Desa Mangguh, Desa
Belancan, Desa Bonyoh, dan Desa Abuan; f.
PPL Kedisan melayani kawasan perdesaan Desa Kedisan, Sebagian Desa Trunyan, sebagian Desa Abangbatudinding, dan Desa Buahan;
g. PPL Sekardadi melayani kawasan perdesaan Desa Sekardadi dan Desa Sekaan; h. PPL Songan melayani kawasan perdesaan Desa Songan A dan Songan B; i.
PPL Suter melayani kawasan perdesaan Desa Suter, Desa Abangsongan, Sebagian Desa Trunyan,dan sebagian Desa Abangbatudinding;
j.
PPL Pengotan melayani kawasan perdesaan Desa Pengotan, Desa Kayubihi, dan Desa Landih;
k. PPL Taman Bali melayani kawasan perdesaan Desa Taman Bali dan Desa Bunutin; l.
PPL Abuan melayani kawasan perdesaan Desa Abuan, Desa Demulih dan Desa Apuan; dan
m. PPL Yangapi melayani kawasan perdesaan Desa Yangapi, Desa Peninjoan, Desa Bangbang dan
Desa Undisan.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Peta 2.4 Pola Ruang Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Berdasarkan Peta 2.4 dijelaskan bahwa : Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi: a. b. c. d.
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten; Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; Sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan: a. b. c. d.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan;dan Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten Bangli merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, RTRW Kabupaten Berbatasan yang telah ada beserta rencana rinci yang telah ada, terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Hirarki fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten bangli terdiri dari : A. KAWASAN LINDUNG a. Kawasan Hutan Lindung b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; c. Kawasan perlindungan setempat
1. Kawasan suci (kawasan gunung, kawasan danau, kawasan campuhan); 2. Kawasan tempat suci (radius kesucian kawasan pura Sad Kahyangan, radius kesucian
d.
e.
f.
g.
kawasan pura Dang Kahyangan dan Kahyangan Jagat, dan radius kesucian kawasan pura Kahyangan Tiga); 3. Kawasan sempadan sungai; 4. Kawasan sempadan jurang; 5. Kawasan sekitar danau; dan 6. Ruang terbuka hijau kota. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya 1. Kawasan taman wisata alam’ dan 2. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Kawasan rawan bencana alam 1. Kawasan rawan tanah longsor; dan 2. Kawasan rawan banjir. Kawasan lindung geologi. 1. Kawasan cagar alam geologi; 2. Kawasan rawan bencana alam geologi (kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah, Kawasan rawan yang terletak di zona patahan aktif dan kawasan rawan bahaya gas beracun); dan 3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air) Kawasan lindung lainnya. Kawasan perlindungan plasma nutfah;
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli B. KAWASAN BUDIDAYA a. Kawasan peruntukan hutan produksi; 1. Kawasan Hutan Produksi terbatas; dan 2. Kawasan Hutan Rakyat b. Kawasan peruntukan pertanian; 1. kawasan peruntukan pertanian lahan basah; 2. kawasan peruntukan pertanian lahan kering; dan 3. kawasan peruntukan pertanian hortikultura. c. Kawasan peruntukan perkebunan; d. Kawasan peruntukan perikanan; e. Kawasan peruntukan peternakan; f. Kawasan peruntukan industri; g. Kawasan peruntukan pariwisata; 1. Daya Tarik Wisata Khusus (DTWK); dan 2. Daya Tarik Wisata (DTW). h. Kawasan peruntukan permukiman; dan/atau 1. permukiman perkotaan; dan 2. permukiman perdesaan. i. Kawasan peruntukan pertambangan; dan j. Kawasan pertahanan dan keamanan. Komposisi kawasan lindung adalah kurang lebih 20,49% dan Kawasan Budidaya kurang lebih 79,51%, namun dalam Komponen Kawasan Budidaya terdapat Kawasan Perkebunan, hortikultura, hutan rakyat dan hutan produksi terbatas yang berfungsi perlindungan sebesar kurang lebih 61,09%. 2.5 Sosial dan Budaya Penyediaan sarana pendidikan untuk wilayah Kabupaten Bangli pada tahun 2011 dengan jumlah fasilitas pendidikan TK yaitu 63 sekolah, SD yaitu 164 sekolah, SLTP yaitu 31 sekolah dan SMA yaitu 20 sekolah serta memiliki 2 perguruan tinggi yaitu Kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) dan BPLP Tabel 2.9 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Bangli Sekolah No Kecamatan
TK Sekolah Murid
1 2 3 4
Susut Bangli Tembuku Kintamani Jumlah
14 14 13 22 63
SD
SLTP
SLTA
PT
Guru SekolahMurid Guru Sekolah Murid Guru Sekolah Murid Guru SekolahMuridGuru
304 881 317 373 1,875
47 71 49 68 235
30 35 29 70 164
4,041 230 4,838 399 3,714 237 11,341 547 23,934 1,413
6 8 5 12 31
1,624 2,576 1,728 3,987 9,915
113 155 150 283 701
2 987 11 3,295 3 607 4 1049 20 5,938
127 265 77 120 589
2 2
-
Sumber : Bangli Dalam Angka 2012
Tabel 2.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Bangli tahun 2013 No
Kecamatan
Jumlah KK
Jumlah KK Miskin (Orang)
Persentase KK miskin ( %)
1
Susut
12.457
1.538
12,35
2
Bangli
12.185
2.236
18,35
3
Tembuku
11.146
2.480
22,25
4
Kintamani
25.444
6.150
24,17
61.232
12.404
20,26
Total Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
-
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Sumber : BPMPD Kab. Bangli
Berdasarkan data tabel 2.10 jumlah KK miskin di kabupaten bangli sebanyak 61.232 KK, setara dengan 20,26 % jumlah total KK Kabupaten Bangli. Dengan jumlah kemiskinan tertinggi berada di kecamatan kintamani sebesar 25.444 KK, setara dengan 24.17% jumlah total KK Kecamatan Kintamani. Tabel 2.11 Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2011 No
Kecamatan
Jumlah Rumah
1
Susut
12.457
2
Bangli
12.185
3
Tembuku
11.146
4
Kintamani
25.444
Total Bangli
61.232
Sumber : Kantor Catatan Sipil Kab. Bangli yang diolah
Jumlah rumah per kecamatan di kabupaten bangli di peroleh dengan asumsi bahwa setiap kepala keluarga memiliki satu rumah, Sehinga diperoleh jumlah total rumah di Kabupaten Bangli Tahun 2013 adalah 61.232 rumah. 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bangli dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangli, Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Bangli, meliputi: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Darat; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan; Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota; dan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung.
dan Perda Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangli Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangli, meliputi : a. Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal; b. Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; c. Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup; d. Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; e. Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; f. Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah; g. Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat; h. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Ketahanan Pangan; i. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli j. k. l.
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan; dan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah.
Secara lebih jelas bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dapat dilihat pada gambar 2.1. Sedangkan bagan Susunan organisasi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang sanitasi dapat dilihat pada gambar 2.2.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Gambar 2.1. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Gambar 2.2 Bagan susunan organisasi SKPD yang mempunyai tupoksi pembangunan sanitasi di Kabupaten Bangli BUPATI WAKIL BUPATI
Sekda
Asisten Perekonomian dan Pembangunan
BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL
DINAS KESEHATAN
DINAS PEKERJAAN UMUM
DINAS TATA KOTA
BADAN
PEMBERDA YAAN MASYA RAKAT DAN PEMERINTAH AN DESA
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
BAGIAN HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH
BAGIAN ADMINISTRASI KEMASYARAK ATAN HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BANGLI Buku putih sanitasi Kabupaten Bangli sebagai dokumen yang menjelaskan tentang kondisi sanitasi atau profil sanitasi di Kabupaten Bangli saat ini yang menjadi dasar dalam penyusunan strategi sanitasi kabupaten (SSK). Buku putih sanitasi Kabupaten Bangli menggambarkan kondisi existing, kondisi sanitasi di Kabupaten Bangli yakni tentang Prilaku PHBS, pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan dan pengelolaan komponen terkait lainnya seperti pengelolaan air bersih dan limbah medis. Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Bangli Tahun 2009-20013 Belanja Sanitasi No.
2009
Uraian
1.
Belanja Sanitasi
1.1.
Air Limbah
1.2.
Sampah Rumah Tangga
1.3. 1.4.
2.1.
DAK Sanitasi
4.
2013
-
750.860.000
924.660.000
988.747.000
968.980.000
513.932.000
803.246.000
1.218.409.000
1.888.195.290
2.671.069.600
871.689.000
2.289.247.000
1.544.156.000
2.140.770.000
1.797.220.000
206.643.000
180.066.000
262.756.000
473.850.000
319.520.000
1.592.264.000
4.023.419.000
3.949.981.000
5.491.562.290
5.756.789.600
715.500.000
682.600.000
840.600.000
864.290.000
847.000.000
725.000.000
700.800.000
773.100.000
814.680.000
873.460.000
2.061.484.000
608.200.000
791.700.000
1.076.450.000
1.019.820.000
3.501.984.000
1.991.600.000
2.405.400.000
2.755.420.000
2.740.280.000
51,10 38,17 20,21
Dana Alokasi Khusus
3.
2012
PHBS
2.
2.3.
2011
Drainase Lingkungan
Total (1.1.+1.2.+1.3.+1.4.)
2.2.
2010
48,68
4,84
DAK Lingkungan Hidup DK Perumahan dan Permukiman Total (2.1.+2.2.+2.3.)
4,89 -2,40 -2,09
Pinjaman/Hibah Untuk Sanitasi Bantuan Keuangan Propinsi untuk Sanitasi
0,00 100,00 1.000.000.000
Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD Murni untuk Sanitasi
7,90 139.521.668.601 0,37
135.968.853.454 0,85
189.890.432.754 0,71
196.495.419.386 0,93
178.859.318.966 0,84
Tabel 3.2 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi Per Komponen No
Uraian
Belanja Sanitasi 2009
1 1.a 1.b
Retribusi air limbah Realisasi retribusi Potensi retribusi
2 2.a 2.b
Retribusi Sampah Realisasi retribusi Potensi retribusi
3 3.a 3.b 4
Retribusi Drainase Realisasi retribusi Potensi retribusi Total Realisasi retribusi sanitasi (1a+2a+3a) Total Potensi retribusi sanitasi (1b+2b+3b) Proporsi total realisasi-potensi retribusi sanitasi (4/5)
5 6
Ratarata Pertu mbuh an
-
2010 -
31.981.000
31.981.000
2011 -
30.128.000
-
2012 -
33.764.000
30.128.000
Pertumbuha n (%) 40.225.000
33.764.000
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
2013 -
40.225.000
6.4%
-
6.4%
0,95
3.1
Promosi Higiene dan Sanitasi "Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs). Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang. Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mengetahui kondisi PHBS masyakarat di Kabupaten Bangli, secara lebih terukur dapat dilakukan dengan melihat kondisi PHBS pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Dalam hal ini mengetahui secara kuantitas ketersediaan dari prasarana dan sarana sanitasi dan air bersih/air minum yang digunakan masyarakat baik di rumah tangga maupun di sekolah dalam kondisi tercukupi dan layak dari segi kesehatan. 3.1.1
Tatanan Rumah Tangga Suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak harus demikian, langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disingkat PHBS. Rumah Tangga merupakan pondasi dasar dari kesehatan masyarakat. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari perilaku PHBS pada 5 (lima) pilar STBM yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun, Perilaku BAB, Pengelolaan Air Minum, Pengelolaan Sampah dan Sarana Pembuangan Air Limbah Untuk tatanan rumah tangga sejak bulan mei tahun 2013 di Kabupaten Bangli sudah dilakukan Survei EHRA (Environmental Health Asesesment Risk Assessment ) yaitu suatu survey lingkungan untuk mengetahui prilaku kesehatan masyarakat serta resiko kesehatan yang dapat terjadi dikaitkan dengan kondisi lingkungan setempat. Lewat studi Ehra juga dapat diketahui prilaku PHBS dalam tatanan rumah tangga di tiap wilayah Kabupaten Bangli. Pengambilan sampel telah dilakukan di semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Bangli sesuai hasil kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli. Pendataan PHBS Tatanan Rumah Tangga Kabupaten Bangli tahun 2013 menggunakan metode C Survey dengan jumlah sampel 530 Kepala Keluarga. Hasil pendataan berdasarkan survei random sampling menunjukkan bahwa kondisi untuk indikator kesehatan lingkungan sektor sanitasi.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Permasalahan spesifik dan isu strategis yang dihadapi dari PHBS pada tatanan rumah tangga ; Tabel 3.3 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis No 1 2 3 4 5
Permasalahan Mendesak dan isu strategis
Budaya PHBS belum menjadi kebiasaan Sosialisasi PBHS di tingkat masyarakat kurang Masih ada beberapa desa yang kesulitan dengan air bersih Masih rendahnya keterlibatan dunia usaha/swasta terkait PHBS Susahnya penerapan PHBS pada penduduk miskin
Gambar 3.1 Grafik Sumber Informasi Sanitasi di Kabupaten Bangli
Sumber informasi sanitasi dapat diperoleh dari jumlah atau besarnya keluarga ber-PHBS. Selain itu dapat juga dilihat dari partisipasi masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang dilakukan melalui Sanitarian di puskesmas. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bangli persentase kepala keluarga di Kabupaten Bangli yang sudah melakukan PHBS sebanyak 79,22%. Gambar 3.2 Grafik Penyuluhan Sanitasi di Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Upaya promosi kesehatan dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan biaya yang murah dan terjangkau serta memberikan fungsi yang sangat luas bagi masyarakat, upaya ini dilakukan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan. Kegiatan penyuluhan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli pada tahun 2012 telah dilakukan Penyuluhan terhadap 91.720 orang. Gambar 3.3 : Grafik Penyampaian Pesan Sanitasi
Penyampaian pesan sanitasi sangat di pengaruhi oleh jumlah sanitarian yang dimiliki oleh masiang-masing kecamatan, karena sanitarian puskesmas merupakan ujung tombak penyampaian pesan sanitasi terutama di daerah desa. Jumlah tenaga sanitarian di Kabupaten Bangli masih sangat minim, dimana masing-masing sanitarian membawahi rata-rata 23.472 jiwa. Gambar 3.4 : Grafik CTPS di Lima Waktu Penting
Mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat menghalangi transmisi patogen penyebab diare. Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni sesudah buang air besar (BAB), sesudah menceboki pantat anak, sebelum menyantap makanan, sebelum menyuapi anak, dan terakhir
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
adalah sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Untuk menelusuri perilaku-perilaku cuci tangan yang dilakukan ibu sehari-harinya, pada Studi EHRA terlebih dahulu memastikan penggunaan sabun di rumah tangga dengan pertanyaan apakah si Ibu menggunakan sabun hari ini atau kemarin. Jawabannya menentukan kelanjutan pertanyaan berikutnya dalam wawancara. Mereka yang perilakunya didalami oleh Studi EHRA terbatas pada mereka yang menggunakan sabun hari ini atau kemarin. Grafik di bawah ini menjelaskan pemakaian sabun pada hari ini atau kemarin berdasarkan analisis Studi EHRA di Kabubaten Bangli Perilaku higiene dan hidup bersih dan sehat pada study EHRA ditujukan dengan penggunaan sabun dalam kesehariannya. Di Kabupaten Bangli menurut study EHRA 97,9% responden menjawab bahwa mereka menggunakan sabun pada hari ini atau kemarin sedangkan 2,1% responden yang menjawab tidak. Proporsi rumah tangga sampel yang menjawab tidak menggunakan sabun terbanyak berada pada klaster 4 yakni sebanyak 15,8% dari total 2,1%, atau sekitar 21 total rumah tangga yang tidak menggunakan sabun hari ini dan kemarin. Dari hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Bangli ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban, di sumur, di sekitar penampungan, di tempat cuci piring, di dapur dan lainnya. Tempat mencuci tangan memakai sabun yang paling menonjol adalah di tempat cuci piring yakni 80,1% dan di dapur sebanyak 68,7%. Sabun merupakan sarana untuk mencuci tangan, ketersediaan sabun di jamban cukup tinggi yaitu 74,1% berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh enumerator pada rumah tangga yang dikunjungi. Berdasarkan hasil Study EHRA di Kabupaten Bangli pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari paling banyak dilakukan yaitu sebelum makan yakni 87,8%, 83% setelah makan, 81% setelah dari buang air besar, dan 71,4% setelah memegang hewan. Selain perilaku mencuci tangan pakai sabun, perilaku membuang sampah juga diamati memalui kepemilikan sarana tempat sampah. Ada beberapa sarana yang dipergunakan untuk mengumpulkan sampah di dapur yaitu : kantong plastik tertutup, kantong plastik terbuka, keranjang sampah tertutup, keranjang sampah terbuka, dan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah tangga yang dikunjungi sebagian besar sampah ditempatkan dalam wadah yaitu pada keranjang sampah dan kantong plastik, hanya 7,9% responden yang tidak mempunyai tempat sampah di dapurnya. Dan berdasarkan pengamatan enumerator Study EHRA di kabupaten Bangli, kebersihan halaman dari sampah yakni 82,8%. Dari hasil study EHRA sebanyak 76% anggota keluarga dewasa buang air besar pada jamban pribadi, sebanyak 2,5% di WC umum, 1% menggunakan WC helikopter, 1,2% buang air besar ke sungai, 18,8% ke kebun/pekarangan,3,5% ke selokan/parit, 2,5% pada lubang galian, 1,7% ke tempat lainnya dan 1% tidak tahu. Tempat buang air besar dalam Study EHRA meliputi, jamban pribadi, WC umum, WC helikopter, ke sungai/pantai/laut, ke kebun/pekarangan, ke selokan/parit/got, ke lubang galian, lainnya dan tidak tahu. Tempat buang air besar di Kabupaten Bangli menurut hasil Survey EHRA dapat dilihat pada grafik 3.5. Grafik 3.5. Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS di Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Kepemilikan jamban pribadi di Kabupaten Bangli, sebanyak 78,8% penduduk memiliki jamban pribadi dengan kloset jongkok leher anggsa, 20,8% memiliki kloset duduk siram leher anggsa dan 0,4% tidak memiliki jamban pribadi. Sebanyak 76% anggota keluarga dewasa buang air besar pada jamban pribadi, 2,5% di WC umum, 1% menggunakan WC helikopter, 1,2% buang air besar ke sungai, 18,8% ke kebun/pekarangan, 3,5% ke selokan/parit, 2,5% pada lubang galian. Dari hasil survey EHRA didapat bahwa rumah tanggga yang menggunakan saluran pembuangan limbah akhir dengan tangki septik sebanyak 60%, dengan pipa sewer 1,7%, menggunakan cubluk13,3%, langsung ke drainase sebanyak 1%, kedanau/sungai/pantai dan ke kebun/tanah lapang sebanyak 0,6% dan tidak tahu 22,8%. Sedangkan di Kabupaten Bangli hanya 29,6% kotoran anak dibuang ke jamban, 3,% dibuang ke tempat sampah, 16,1% ke kebun/pekarangan/jalan, 1% dibuang ke sungai/selokan/got,dan 49,3% merespon tidak tahu kemana kotoran balita dibuang. Gambar 3.6 : Grafik Pengelolaan Air Minum (Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) di Kabupaten Bangli
Hasil study EHRA Pengelolaan air minum terkait pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air di Kabupaten Bangli sebesar 80,12% tidak tercemar dan sisanya sebesar 19,88% tercemar. Sedangkan pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air untuk tiap-tiap kluster dapat dilihat pada gambar 3.6 diatas. Gambar 3.7 : Grafik pengolahan sampah setempat di Kabupaten Bangli
Hasil dari studi EHRA diperoleh sebesar 46,2% dilakukan pengolahan sampah setempat, sedangkan sisanya 53,8% tidak diolah. Sedangkan pengolahan sampah setempat untuk masing-masing kluster dapat dilihat pada gambar 3.7 diatas.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Gambar 3.8 : Grafik Pencemaran karena SPAL
Hasil study EHRA sebanyak 70% masyarakat di Kabupaten Bangli sistem pengelolaan air limbahnya tidak aman. Sedangkan SPAL untuk masing-masing kluster dapat dilihat pada tabel 3.8 diatas. 3.1.2 Tatanan Sekolah Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggitingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Ruang lingkup dan tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran.Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan sekolah dapat dilihat dari fasilitas sanitasi di sekolah seperti toilet, tempat cuci tangan, dan tempat pembuangan sampah, serta pengetahuan tentang kesehatan di sekolah. Di Kabupaten Bangli sebagian besar sekolah baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA/SMK, telah menyediakan fasilitas dan sarana sanitasi sekolah. Namun dari segi kelayakan sesuai dengan sarat kesehatan dan pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi masih perlu adanya peningkatan, hal ini terkait dengan kurangnya kesadaran untuk ber PHBS di lingkungan sekolah dan terbatasnya anggaran sekolah. Disamping itu dari segi jumlah, prasarana dan sarana sanitasi masih belum sebanding atau mencukupi sesuai dengan jumlah pemakai (murid dan guru). Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap PHBS baik oleh murid maupun guru. Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat khususnya di lingkungan sekolah. Hal ini merupakan permasalahan utama yang perlu segera diselesaikan mengingat akan berdampak cukup signifikan terhadap rendahnya derajat kesehatan para murid sekolah. Sementara itu kondisi fasilitas sanitasi sekolah seperti toilet dan tempat cuci tangan serta pengelolaan sampah di Kabupaten Bangli secara umum belum memadai. Berdasarkan data yang diambil di masing-masing sekolah di Kabupaten Bangli dengan sampel sekolah dasar di kecamatan bangli, sekolah menengah pertama dan menengah atas dengan sampel keseluruhan se-Kabupaten Bangli yang dapat dilihat pada tabel 3.4. dan tabel 3.5.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Dari tabel 3.4 menunjukkan bahwa untuk sekolah dasar di kabupaten Bangli, sebagian besar jumlah toilet di SD tidak sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah, standar jumlah kamar mandi /WC /Toilet untuk perempuan memenuhi syarat rasio 1:25 dan Laki-laki dengan rasio 1:40. Dari tabel 3.5 menunjukkan pengelolaan persampahan dan pengetahuan kesehatan di beberapa sekolah di Kabupaten Bangli. Dapat dijelaskan bahwa untuk tingkat sekolah dasar bahwa pengetahuan tentang kesehatan di sekolah sudah sering disampaikan baik melalui dinas kesehatan maupun disaat mata pelajaran penjaskes. Sementara itu pengelolaan persampahan sebagian besar hanya sebatas dikumpulkan saja, hanya di beberapa sekolah saja yang ada proses pemisahan dan komposting. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Permasalahan spesifik dan isu strategis yang dihadapi dari PHBS pada tatanan Sekolah : Budaya PHBS di tatanan sekolah masih perlu ditingkatkan, bukan saja hanya sebatas anjurananjuran melainkan harus menjadi budaya Masih ada beberapa sekolah yang kesulitan dengan air bersih Masih rendahnya keterlibatan dunia usaha/swasta terkait PHBS di sekolah Banyak sarana dan prasarana penunjang PHBS disekolah kondisinya dalam keadaan rusak berat Banyak sekolah-sekolah yang masih kekurangan toilet/wc Rendahnya anggaran sekolah-sekolah untuk biaya sanitasi.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
TABEL 3.4.1 REKAPITULASI KONDISI FASILITAS SANITASI SEKOLAH DASAR (TOILET DAN TEMPAT CUCI TANGAN) KEC. BANGLI KAB. BANGLI Jumlah Siswa
Kec.
Jumlh Guru
Sumber Air Bersih
Jlh Toilet/Wc
Jlh Tempat Kencing
Nama Sekolah PDAM L
SD N 1 PENGOTAN SD N 2 PENGOTAN/ 1 Landih
Bangli
P
L
P
S
K
SPT
T
Fas. Cuci Tanga n
Perse diaan Sabun
SGL
S
K
T
S
K
T
Siapa Yang Membersihkan Toilet Siswa
Guru
Gur u
L
P
Gur u
L
P
Y
T
Y
T
L
P
L
P
Pesuruh L
P
72
72
3
6
V
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
51
50
6
3
V
-
-
-
-
-
-
-
1
2
3
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
62
51
4
2
V
-
-
-
-
-
-
2
1
2
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
65
59
6
3
V
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
76
63
4
5
V
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
66
65
4
7
V
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
-
-
1
2
2
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
-
1
2
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
-
1
2
3
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 3 PENGOTAN SDN. 4 PENGOTAN/ 2 LANDIH SDN. 5 PENGOTAN/ 2 PENGOTAN SD N 1 KAYUBIHI SD N 2 KAYUBIHI SD N 3 KAYUBIHI SD N 4 KAYUBIHI SD N 1 KUBU
47
38
6
4
V
-
-
-
-
104
96
3
7
V
-
-
-
-
60
50
4
4
V
-
-
15
48
3
9
V
-
-
-
-
-
SD N 2 KUBU SD N 3 KUBU SD N 1 CEMPAGA
91
51
8
2
V
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 2 CEMPAGA
113
109
5
2
V
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
SD N 5 CEMPAGA/ 3 CEMPAGA
66
63
6
11
V
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 4 CEMPAGA
72
72
1
7
V
-
-
-
-
-
-
1
2
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 1 KAWAN
133
150
6
5
V
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
SD N 2 KAWAN
128
111
4
8
V
-
-
-
-
-
-
4
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SD N 7 KAWAN/ 3 KAWAN
40
44
2
13
V
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
SD N 4 KAWAN
94
102
4
5
V
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
SD N 5 KAWAN
220
192
4
11
V
-
-
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
V
-
SD N 6 KAWAN
53
64
4
6
V
-
-
-
-
1
2
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 1 BEBALANG
97
85
4
7
V
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 2 BEBALANG
70
54
5
6
V
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
SD N 3 BEBALANG
47
63
7
9
V
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 1 TAMANBALI
88
96
4
9
V
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 2 TAMANBALI
50
40
8
8
V
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 3 TAMANBALI
40
43
5
4
V
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 5 TAMANBALI / 4 TAMANBALI
65
68
6
8
V
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 1 BUNUTIN
39
37
5
11
V
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
47
41
1
7
V
-
-
2
1
1
-
-
-
v
-
v
-
v
v
-
-
-
-
SD N 2 BUNUTIN SD N 3 BUNUTIN SD N 4 KUBU SDLBN BANGLI
Sumber : Dinkes Kab. Bangli & Survey Lapangan Keterangan: S= Selalu Tersedia Air, T= Tidak ada Persediaan Air, K= Kadang-kadang Y= Ya, T= Tidak, SPT= sumur Pompa Tangan, SGL= Sumur Gali L= Laki- Laki, P= Perempuan
TABEL 3.4.2 REKAPITULASI KONDISI FASILITAS SANITASI SMP (TOILET DAN TEMPAT CUCI TANGAN) KAB. BANGLI Jumlah Siswa
Kec.
Jumlh Guru
Nama Sekolah
SMP N 1 BANGLI SMP N 2 BANGLI SMP N 3 BANGLI SMP N 4 BANGLI SMP N 5 BANGLI SMPLB BANGLI SMP N 1 SUSUT SMP N 2 SUSUT SMP N 3 SUSUT SMP N 1 TEMBUKU
Sumber Air Bersih PDAM/Perpipa an
L
P
L
P
S
278
304
28
17
√
453 457 142 34 5 433 259 126 282
359 388 124 38 8 375 265 132 280
30 25 13 9 3 23 24 22 23
24 34 4 12 4 25 20 17 18
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
K
T
Jlh Toilet/Wc
SPT S
K
Jlh Tempat Kencing
Fas. Cuci Tanga n
Perse diaan Sabun
SGL T
S
K
T
Gur u
L
P
Gur u
L
5
1 7
5
1 7
2 1 2
5 1 2
2 1 2
5 1 2
1 2 5 2
6 8 6 3
1 2 5 2
6 8 6 3
P
Y
T
Y
T
Siapa Yang Membersihkan Toilet Siswa
Guru
L
L
√
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
P
Pesuruh P
L
√
P
209
SMP N 2 TEMBUKU SMP N 3 TEMBUKU SMP N 4 TEMBUKU SMP N SATAP 1 TEMBUKU SMP N 1 KINTAMANI SMP N 2 KINTAMANI SMP N 3 KINTAMANI SMP N 4 KINTAMANI SMP N 5 KINTAMANI SMP N 6 KINTAMANI SMP N 7 KINTAMANI SMP N 8 KINTAMANI SMP N 9 KINTAMANI SMP MADYA WD SUTER SMP TP 45 KAYUAMBUA SMP M WD BANGLI SMP GURUKULA BANGLI SMP PGRI SUSUT SMP SATU ATAP 3 KINTAMANI SMP SATU ATAP 4 KINTAMANI SMP SATU ATAP 4 SUSUT
197
147 153 54 282 264 227 277 162 240 113 61 48 83 39 20 40 7 26 33 18
157 155 62 544 249 254 235 140 280 89 27 37 81 56 8 3 12 20 31 27
14
15
22 18 12 30 21 23 15 13 9 23 8 2 7 10 7 6
13 16 8 5 12 9 10 11 7 6 1 6 8 3
2 1 1
1 -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 2 4 2 2 2 2 2 1 4 4 1
1 6 8 6 2 3 4 4 3 4 6 4 1
2 2 4 2 2 2 2 2 1 4 4 1
1 6 8 6 2 3 4 4 3 4 6 4 1
1 1
2 1
1 1
2 1
1
1
1
1
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TABEL 3.4.3 REKAPITULASI KONDISI FASILITAS SANITASI SMA/SMK (TOILET DAN TEMPAT CUCI TANGAN) KAB. BANGLI
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
Kec.
Jumlh Guru
Sumber Air Bersih PDAM
SMA N 1 BANGLI
BANGLI
SMA N 2 BANGLI SMA N 1 SUSUT
BANGLI SUSUT
L
P
L
P
S
313
334
35
14
√
491
344
35
20
√
453
359
39
19
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
K
Jlh Toilet/Wc
SPT T
S
K
Jlh Tempat Kencing
Fas. Cuci Tanga n
Perse diaan Sabun
Y
Y
SGL T
S
K
T
Gur u
2
L 1 3 1 0
P
Gur u
2
L 1 3 1 0
P
T
T
Siapa Yang Membersihkan Toilet Siswa
Guru
L
L
√ √
P
Pesuruh P
L
√
P
SMA N 1 TEMBUKU SMA N 1 KINTAMANI SMA SARASWATI BANGLI SMA GURUKULA BANGLI SMA WIDYA DHARMA BANGLI SMK N 1 BANGLI SMK N 2 BANGLI SMK N 3 BANGLI SMK N 4 BANGLI SMK N 1 SUSUT SMK N 1 TEMBUKU SMK N 1 KINTAMANI SMK N 2 KINTAMANI SMK N 3 KINTAMANI SMK TP 45 BANGLI SMK KESEHATAN SUAR BANGLI SMK PGRI TEMBUKU
TEMBUKU
235
225
23
12
KINTAMANI
254
231
24
9
BANGLI
17
3
1
1
BANGLI
31
23
BANGLI
10
21
BANGLI
360
498
25
16
BANGLI BANGLI BANGLI SUSUT TEMBUKU KINTAMANI KINTAMANI KINTAMANI BANGLI BANGLI TEMBUKU
397
239
12
21
398
68
23
11
37
30
15
7
139
123
25
10
64
108
11
5
85
54
16
8
85
68
8
3
187
121
3
9
58
62
19
37
12
13
30
19
18
12
3
2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
5
2
5
2
6
2
6
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2 1
2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 1
1
2 1
√
TABEL 3.5.1 REKAPITULASI KONDISI FASILITAS SANITASI SEKOLAH DASAR (PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGETAHUAN HIGIENE) KEC. BANGLI KAB. BANGLI
Nama sekolah Kec. SD N 1 PENGOTAN SD N 2 PENGOTAN/ 1 Landih SD N 3 PENGOTAN SDN. 4 PENGOTAN/ 2 LANDIH SDN. 5 PENGOTAN/ 2 PENGOTAN SD N 1 KAYUBIHI
Bangli
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, Saat Ya, Saat Mata Pertemuan/ Tidak Pelajaran Penyuluhan Pernah PenJas di Kelas Tertentu
√ √ √ √ √ √
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya
√ √ √ √ √ √
Tidak
Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan
Dipisahk an
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Tempat Buang Air Kotor Kapan Tanki Septik di Kosongkan
Kond. Higien Sekolah
√ √ √ √ √ √
Dibuat Kompos
Dari Toilet
Dari Kamar Mandi
-
√ √ √ √ √ √
-
-
√ √
-
√
-
SD N 2 KAYUBIHI SD N 3 KAYUBIHI SD N 4 KAYUBIHI SD N 1 KUBU SD N 2 KUBU SD N 3 KUBU SD N 1 CEMPAGA SD N 2 CEMPAGA SD N 5 CEMPAGA/ 3 CEMPAGA SD N 4 CEMPAGA SD N 1 KAWAN SD N 2 KAWAN SD N 7 KAWAN/ 3 KAWAN SD N 4 KAWAN SD N 5 KAWAN SD N 6 KAWAN SD N 1 BEBALANG SD N 2 BEBALANG SD N 3 BEBALANG SD N 1 TAMANBALI SD N 2 TAMANBALI SD N 3 TAMANBALI SD N 5 TAMANBALI / 4 TAMANBALI SD N 1 BUNUTIN SD N 2 BUNUTIN SD N 3 BUNUTIN SD N KUBU SDLBN BANGLI
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
--
√ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
v -
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TABEL 3.5.2 REKAPITULASI KONDISI FASILITAS SANITASI SMP (PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGETAHUAN HIGIENE) KAB. BANGLI
Nama sekolah Kec.
SMP N 1 BANGLI SMP N 2 BANGLI SMP N 3 BANGLI SMP N 4 BANGLI SMP N 5 BANGLI SMPLB BANGLI SMP N 1 SUSUT SMP N 2 SUSUT SMP N 3 SUSUT SMP N 1 TEMBUKU SMP N 2 TEMBUKU SMP N 3 TEMBUKU SMP N 4 TEMBUKU SMP N SATAP 1 TEMBUKU SMP N 1 KINTAMANI SMP N 2 KINTAMANI SMP N 3 KINTAMANI SMP N 4 KINTAMANI SMP N 5 KINTAMANI SMP N 6 KINTAMANI SMP N 7 KINTAMANI SMP N 8 KINTAMANI SMP N 9 KINTAMANI SMP MADYA WD SUTER
Bangli
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, Saat Ya, Saat Mata Pertemuan/ Tidak Pelajaran Penyuluhan Pernah PenJas di Kelas Tertentu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tidak
Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dipisahk an
Dibuat Kompos
Tempat Buang Air Kotor Dari Toilet
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dari Kamar Mandi
Kapan Tanki Septik di Kosongkan
Kond. Higien Sekolah
SMP TP 45 KAYUAMBUA SMP M WD BANGLI SMP GURUKULA BANGLI SMP PGRI SUSUT SMP SATU ATAP 3 KINTAMANI SMP SATU ATAP 4 KINTAMANI SMP SATU ATAP 4 SUSUT
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
TABEL 3.5.3 REKAPITULASI KONDISI FASILITAS SANITASI SMA/SMK (PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGETAHUAN HIGIENE) KAB. BANGLI
Nama sekolah Kec.
SMA N 1 BANGLI SMA N 2 BANGLI SMA N 1 SUSUT SMA N 1 TEMBUKU SMA N 1 KINTAMANI SMA SARASWATI BANGLI SMA GURUKULA BANGLI SMA WIDYA DHARMA BANGLI SMK N 1 BANGLI SMK N 2 BANGLI SMK N 3 BANGLI SMK N 4 BANGLI
Bangli
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, Saat Ya, Saat Mata Pertemuan/ Tidak Pelajaran Penyuluhan Pernah PenJas di Kelas Tertentu
Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya
Tidak
Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Dipisahk an
√
Dibuat Kompos
√
Tempat Buang Air Kotor Dari Toilet
Dari Kamar Mandi
Kapan Tanki Septik di Kosongkan
Kond. Higien Sekolah
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ SMK N 1 SUSUT √ SMK N 1 TEMBUKU √ SMK N 1 KINTAMANI √ SMK N 2 KINTAMANI √ SMK N 3 KINTAMANI √ SMK TP 45 BANGLI SMK KESEHATAN SUAR √ BANGLI √ SMK PGRI TEMBUKU Sumber : Survey lapangan pokja sanitasi
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Pertumbuhan penduduk dan semakin merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah tangga. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bangli pada dasarnya dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu sistem pembuangan limbah tinja dan sistem pembuangan limbah cair lainnya yang berasal dari kamar mandi dan dapur. Pembuangan air limbah domestik ini menggunakan beberapa cara : 1. Pembuangan limbah tinja ke Jamban/WC/Toliet Dilakukan secara on site dengan pembuatan tangki septik dan/atau Plengsengan di tiap-tiap rumah tangga. Hal ini banyak dilakukan pada kawasan-kawasan permukiman dan perumahan penduduk di daerah dengan kondisi air yang memadai. Pembuatan septik tank biasanya di lakukan di rumah tangga yang tergolong mampu baik di kawasan perkotaan amupun perdesaan. Sedangakan plengsengan dibuat oleh rumah tangga yang tergolong tidak mampu. Kelemahan dari kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standar teknis yang telah ditentukan. 2. Pembuangan limbah tinja ke badan sungai dan kebun. Pembuangan tinja langsung ke badan sungai dan kebun baik tanpa ada bangunan pelindung maupun ada bangunan pelindung sederhana dari kain, seng, plastik maupun dari papan. Dilakukan oleh masyarakat kurang mampu yang berada di daerah pinggiran sungai dan dilakukan oleh masyarakat kurang mampu di daerah daratan yang langsung buang air besar (BAB) di kebun. 3. Pembuangan limbah cair lainnya ke saluran drainase. Merupakan pembuangan limbah cair sisa dari kegiatan mandi, cuci dan dari kegiatan dapur yang disalurkan ke saluran drainase yang dibangun oleh pemerintah atau “pengembang”. Dilakukan oleh masyarakat yang relative mampu baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan yang telah memiliki akses drainase lingkungan. 4. Pembuangan limbah cair lainnya ke bak penampungan terbuka (comberan). Merupakan pembuangan limbah cair sisa kegiatan mandi, cuci dan dapur yang disalurkan ke pekarangan (lahan) sekitar rumah baik dengan bak penampung terbuka (galian tanah) maupun tanpa galian tanah. Dilakukan oleh masyarakat kurang mampu di daerah daratan di pedesaan. 5. Pembuangan limbah cair lainnya ke badan sungai. Merupakan pembuangan limbah cair sisa kegiatan mandi, cuci dan sisa kegiatan dapur yang langsung dibuang ke sungai, rawa atau lebak. Dilakukan oleh masyarakat kurang mampu yang berada di daerah pinggiran sungai. 3.2.1
Kelembagaan Kegiatan pengelolaan dan pengendalian limbah cair domestik di Kabupaten Bangli merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah Kabupaten Bangli. Adapun SKPD yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah cair domestik dimaksud adalah Dinas Pekerjaan Umum. Namun demikian kerjasama tetap diperlukan dengan instansi dan steak holder lain dalam mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan tersebut Adapun daftar pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bangli dapat dilihat pada tabel 3.6. Sementara itu daftar peraturan yang terkait dengan limbah domestik dapat dilihat pada tabel 3.7.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.6. Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bangli PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten PERENCANAAN √ ● Penyusunan target pengelolaan air limbah domestic skala kabupaten √ ● Menyusun rencana program air limbah domestic dalam rangka pencapaian target √ ● Menyusun rencana anggaran program air limbah domestic dalam rangka pencapain target √ PENGADAAN SARANA ● Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik √ √ √ ● Membangun sarana pengumpulan dan pengelolaan awal ( tangki saeptik ) √ √ √ ● Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septic ke IPLT ( truk tinja ) √ √ ● Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL ( pipa kolektor ) ● Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN ● Penyediaan layanan penyedotan lumpur tinja ● mengelola IPLT dan atau IPAL ● Melakukan Penarikan Restribusi penyedotan lumpur tinja ● memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestic, dan atau penyedotan air limbah domestik ●Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septic dan saluran drainase √ lingkungan) dalam mengurus IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestic (pengangkutan,personil, peralatan, dll) √ ● Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik √ ● Memberikan sangksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestic √ MONITORING DAN EVALUASI ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan limbah √ domestik ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Kapasitas infrastruktur sarana pengelola air limbah √ domestik
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan air limbah domestic dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestic ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
√
-
-
√
-
-
Dari tabel 3.6 menunjukkan bahwa pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah di Kabupaten Bangli lebih dominan dilakukan oleh pemerintah khususnya pemerintah kabupaten. Yakni mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengaturan dan pembinaan, sementara itu pihak swasta dan masyarakat hanya sebatas membangun sarana pembuangan awal air limbah domestik yang dilakukan oleh masing masing rumah tangga yang mampu membangun. Sedangkan untuk rumah tangga yang tidak mampu membangun sarana air limbah, mereka akan memanfaatkan sarana yang dibangun oleh pemerintah seperti MCK komunal, dan Sanimas. Juga memanfaatakan badan air seperti sungai, rawa dan lebak untuk keperluan MCK. Tabel 3.7. Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik di Kabupaten Bangli Peraturan Ketersediaan Ada ( Sebutkan ) Tidak Ada AIR LIMBAH DOMESTIK ● Target capaian pelayanan pengelolaan air √ limbah domestic di Kabupaten ini ● Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah √ Kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik ● kewajiban dan sanksi bagi pemerintah √ kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan √ atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumag ● Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah √ tangga untuk menyediakan sarana
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum efektif dilaksanakan
Keterangan Tidak efektif dilaksanakan
pengelolaan air limbah domestikl ditempat usaha ● Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestic di tempat usaha ● Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk mayarakat, industry rumah tangga dan kantor pemilik tanki septik ● Restribusi Penyedot air limbah domestic ● Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran
√ √ √ √
Dilihat dari peraturan air limbah bahwa di Kabupaten Bangli secara khusus belum ada aturan yang dibuat. Sementara itu efektifitas peraturan terkait dengan pengelolaan air limbah domestik, belum dirasakan keefektifannya
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
3.2.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan Sanitasi air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan sistem pengolahan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC, kamar mandi maupun dapur. Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten Bangli saat ini adalah sistem pengolahan secara individu di masing-masing rumah atau sering disebut on-site system. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septik yang secara konstruksi tidak memenuhi persyaratan desain yang ditentukan Kondisi saat ini Kabupaten Bangli belum memiliki prasarana instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Melalui dana APBD Kabupaten dan APBN telah dilaksanakan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi yang berupa MCK plus, IPAL Komunal. Sebagian besar prasarana dan sarana sanitasi yang berupa MCK plus dan IPAL Komunal yang dibangun melalui dana APBD dan APBN masih berfungsi dengan baik, namun dirasa masih sangat kurang khususnya untuk masyarakat miskin berpenghasilan rendah. Akses sanitasi yang berupa sarana MCK yang dimiliki oleh masyarakat miskin di Kabupaten Bangli pada umumnya kurang layak dan tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan. Masyarakat Kabupaten Bangli hampir 29,92 % telah menggunakan air PDAM dan 45,35 % menggunakan air dari Swadaya/kelomppok untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK). Di Kabupaten Bangli hampir 37.32% masyarakat memiliki akses sanitasi berupa jamban “plengsengan”, serta membuang tinja di lahan kebun dan sungai. Sementara itu 62.86% masyarakat sudah memiliki jamban pribadi dan jamban yang dibangun oleh pemerintah yang telah memenuhi syarat-syarat kesehatan. Saluran pembuangan air akhir tinja dalam study EHRA terdiri dari tangki septik, pipa sewer, cubluk/lobang tanah, langsung ke draenase, sungai/danau/pantai, kebun/tanah lapang.Hasil study EHRA saluran pembuangan akhir tinja dapat dilihat pada gambar 3.9. Gambar. 3.9 Grafik tempat Penyaluran Akhir Tinja di Kabupaten Bangli
Informasi ini diperoleh melalui wawancara, sehingga tidak menutup kemungkinan muncul salah persepsi tentang jenis yang dimiliki. Warga seringkali mengklaim tempat pembuangan tinja yang mereka miliki adalah tangki septik, padahal hanya cubluk. Namun hal ini pula didukung oleh wilayah perbukitan dan pengunungan di Kabupaten Bangli yang permukaaan air tanahnya sangat dalam, sehinga kemungkinan tercemar oleh tinja sangat kecil. Untuk itu kami melalui pelatihan enumerator menyepakati bahwa sarana cubluk yang dimiliki sudah memenuhi syarat pembuangan limbah tinja. Dari hasil survey EHRA didapat bahwa rumah tanggga yang menggunakan saluran pembuangan limbah akhir dengan tangki septik sebanyak 60%, dengan pipa sewer 1,7%, menggunakan cubluk13,3%, langsung ke drainase sebanyak 1%, kedanau/sungai/pantai dan ke kebun/tanah lapang sebanyak 0,6% dan tidak tahu 22,8%.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Gambar. 3.10 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Berdasarkan Hasil study EHRA diperoleh persentase tangki septik suspek aman di Kabupaten Bangli sebesaar 63% sedangkan yang tidak aman sebesar 37%. Sedangkan persentase tangki septik untuk masing-masing kluster dapat dilihat pada gambar 3.10 diatas.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk IPAL terpusat
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Peta 3.2 Peta Lokasi Insfrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik di Kab. Bangli
Input
User Interface
Penampunga n Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuang daur Ulang
Tinja Rumah tangga Tinja Rumah tangga Tinja Rumah tangga Tinja Rumah tangga Tinja Rumah tangga Air limbah rumah tangga
WC
Septic tank
Tidak ada
WC
Septic tank Komunal
Tidak ada
WC
Cubluk
Tidak ada
Tempat cuci piring dan kamar mandi
Kubangan/ Tanah terbuka
Air limbah rumah tangga
Tempat cuci piring dan kamar mandi
Resapan
Sungai/salura n drainase
Air limbah rumah tangga
Tempat cuci piring dan kamar mandi
IPAL KOMUNAL
Sungai/salura n drainase
Air limbah rumah tangga
Tempat cuci piring dan kamar mandi
Drainase
Sungai/salura n drainase
Kode/ Nama Aliran
Kebun Sungai
Sumber : survey lapangan Anggota Pokja Sanitasi Kab. Bangli
Dari Tabel 3.8 menunjukkan bahwa system sanitasi pengelolaan air limbah khususnya grey water di Kabupaten Bangli, secara umum masih menggunakan media sungai/saluran drainase, untuk pembuangannya. Kondisi prasarana pengelolaan air limbah domestik masih kurang layak khususnya di masyarakat miskin. Hali tersebut di atas diperparah lagi dengan masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi lingkungan, khususnya masalah pembuangan limbah domestik. Disamping itu, penanganan pembuangan air limbah domestik belum mendapat dukungan yang signifikan dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga menduduki prioritas yang rendah dalam perencanaan dan pembangunan infrastrukrtur. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Demikian pula halnya dengan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana pembuangan air limbah domestik yang telah dibangun oleh Pemerintah daerah maupun masyarakat masih belum memadai, peran serta masyarakat dan swasta terhadap program ini ternyata masih kurang dan belum tersosialisasikan dengan baik. Sementara itu system pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bangli masih dilakukan oleh masing-masing indvidu atau kepala rumah tangga. Dari sekitar 61,533 kepala keluarga yang ada di Kabupaten Bangli hanya sekitar 62.86 % persen yang mempunyai jamban yang layak dengan memakai system septic tank, sementara itu sisanya sekitar 1.68 % memakai system jamban yang tidak layak (plengsengan) dan langsung ke sungai atau kebun (BABS) sekitar 21,822 (35.46%) kepala keluarga. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten
User interface
Teknologi yang di gunakan Plengsengan
Jenis Data Skunder 10,034 Jumlah KK
Penampungan awal
Septik tank
Pembuangan daur ulang
Sungai/kebun
Kelompok Fungsi
( Perkiraan ) Nilai Data
Sumber Data
1.68 %
Dinas Kesehatan
38,677 KK
62.86 %
Dinas Kesehatan
21,822 Jumlah KK
35.46 %
Dinas Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Sementara itu cakupan pelayanan pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah ditunjukkan pada Peta 3.1. Dari gambar peta yang bersumber dari materi teknis Ranperda RTRWK Bangli 2011- 2031 tersebut terlihat bahwa : 1) Penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah dilakukan dengan: a) sistem pembuangan air limbah setempat yang dilakukan secara individual yang diarahkan terutama pada kawasan permukiman yang letaknya tersebar dan di kawasan perdesaan; b) sistem pembuangan air limbah terpusat yang dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat yang diarahkan pada kawasan yang padat kegiatan; c) sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan yang tidak terlayani sistem jaringan air limbah terpusat kota dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas); dan d) pada kawasan pelayanan yang memiliki karakterisitik kualitas dan kuantitas Air limbah yang sangat berbeda, dengan lingkungan sekitarnya, di arahkan untuk memiliki sistem pengolahan dan pengelolaan secara tersendiri (seperti : kawasan industri, rumah sakit, hotel, rumah makan dan sebagainya). 2) Pengembangan sistem pembuangan air limbah terpusat di Kabupaten beserta wilayah pelayanannya dalam jangka menengah, diarahkan pada : a) Kawasan Perkotaan Bangli meliputi Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan, Kelurahan Kubu, dan Kelurahan Belalang; b) Kawasan Perkotaan Kintamani meliputi Desa Kintamani, Desa Batur Selatan, Desa Batur
Tengah, Desa Batur Utara, serta Desa Bayunggede; dan c) Kawasan Daya Tarik Wisata Toyabungkah dan pusat-pusat kawasan daya tarik wisata
lainnya.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
3) Kriteria tempat instalasi pengolahan air limbah, adalah : a) Memiliki jarak minimal tertentu dengan sumber air baku; b) Memiliki kajian analisis mengenai dampak lingkungan; c) Mendapat persetujuan masyarakat; d) Memiliki zona penyangga; e) Memperhatikan faktor keamanan, dan pengaliran sumber air baku dan daerah terbuka; dan f) Wajib memperhatikan standar baku mutu air buangan. Berdasar gambar peta 3.2 tentang Lokasi Insfrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dilihat Sistem IPAL komunal dan MCK Komunal skala kecil pada kawasan permukiman padat dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas). Lokasi MCK komunal yang ada di Kabupaten Bangli yaitu di Kawasan Wisata desa Pinggan Kec. Kintamani, Kawasan desa Catur Kec. Kintamani, Kec. Tembuku (Yangapi), Kintamani (Desa Batur Selatan). Sedangkan lokasi IPAL Komunal terdapat di Ds. Gancan kelurahan Bebalan kec. Bangli, Ds. Mundung Desa Abuan Kec. Susut dan Desa Bunutin Kec Bangli. Sementara Untuk Tahun 2013 Akan dibangun Sistem IPAL komunal di Desa Selat Kec Susut dan Perkotaan Bangli. 3.2.3
Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK
Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta dalam pengelolaan limbah cair domestik. Penanganan sub sektor limbah domestik khususnya jamban keluarga menjadi urusan masing-masing individu atau keluarga. Selain itu kurangnya sosialisasi mengenai penanganan limbah domestik yang benar yaitu mengkondisikan pengelolaan air limbah domestik yang aman sebelum dibuang ke media lingkungan sebagai kewajiban. Peran serta masyarakat dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Bangli dalam pengolahan air limbah dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa. b. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini karena keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Dalam rangka mendorong partisipasi dan peran serta masyarakat, pemerintah Kabupaten Bangli mempunyai program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Baik peran serta dalam bentuk tenaga, pendanaan dan pemikiran/perencanaan serta pengelolaan. Pemberdayaan masyarakat ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan air limbah di Kab. Bangli. Selain itu, pengelolaan sarana sanitasi oleh masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada saat ini peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah cair domestik saat ini di Kabupaten Bangli antara lain : 1. 2. 3. 4.
Pembuatan jamban keluarga oleh masing-masing rumah tangga Pembanguan MCK plus yang pembangunannya melalui dana APBD dan/atau APBN dan pengelolaannya oleh masyarakat (Pamsimas, Sanimas dll.) Pembangunan IPAL Komunal yang pembangunannya melalui APBD dan/atau APBN dan pengelolaannya oleh masyarakat (Pamsimas, Sanimas dll.) Sosialisasi melalui kelompok masyarakat (kader PKK, Posyandu, dll).
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tingkat kesadaran masyarakat miskin yang rendah untuk ber-PHBS menjadi salah satu penyebab buruknya pengelolaan prasarana MCK yang ada dan memilih untuk kembali kekebiasaan lama dengan buang air besar sembarangan baik itu di sungai maupun di kebun. Secara umum pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat dan kondisi MCK di Kabupaten Bangli dapat dilihat pada tabel 3.10. dan tabel 3.11. Sedangkan program proyek layanan sanitasi berbasis masyarakat dapat dilihat pada tabel 3.12.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.10 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat di Kab. Bangli Kecamatan
SUSUT BANGLI TEMBUKU KINTAMANI
RT 12,277 12,511 11,146 25,599
Jumlah Pddk miskin 2,316 1,924 2,304 6,293
Jamban Keluarga 8,793 10,568 7,494 12,856
Dikelola RT 8,793 10,550 7,494 12,856
Jumlah MCK Dikelola Dikelola RW CBO -
Tahun MCK Dibangun -
Dikelola Lainnya -
Jumlah Sanimas Dikelola Dikelola RW CBO -
Dikelola RT -
Dikelola Lainnya 1 unit 3 unit
Tahun Sanimas Dibangun 2011 2010,2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. BANGLI
Tabel 3.11 Kondisi sarana MCK di Kab. Bangli Jumlah Pemakai
Jlh Toilet/W C
Kecamatan MCK KK
SUSUT
BANGLI
TOTAL Apuan Abuan Demulih Susut Selat Sulahan Pengiangan Tiga Penglumbaran TOTAL Bunutin Tamanbali Bebalang Kawan Cempaga
12277
RW
L
P
PDAM SR
PERPIPAAN
2410
S
K
SPT T
S
K
Jlh kmr mandi
Fas. Cuci tanga n
Persedi aan Sabun
L
Y
Y
Ada biaya pemakai na MCK
Tempat buangan air kotor
SGL T
S
K
T
L
P
P
T
T
Y
T
Tangki Septik
9473
8793
1287
649
868
√
868
1777
1016
1718
√
1718
1122
1122
834
√
834
1572
1410
1058
√
1058
881
881
596
√
596
2334
2288
1475
√
1475
787
152
603
√
603
1721
1450
987
√
987
796
505
654
√
8992
10568
12511
6715
8793
654 10568
861
575
742
√
742
1735
1735
1732
√
1732
996
956
996
√
996
2120
2120
2120
√
2120
2525
2525
2118
√
2118
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Cubluk
Tangki Septik dikoson gkan
TEMBUKU
KINTAMANI
Kubu Kayubihi Pengootan Landih TOTAL Jehem Tembuku Yangapi Undisan Bangbang Peninjoan TOTAL
1081
955
√
955
1186
1081
931
√
931
981
255
√
255
719
√
1026 11146
2713
719
3049
7494
2204
326
1667
√
1667
1437
751
1152
√
1152
2268
40
1031
√
1031
1259
611
983
√
983
1347
38
1056
√
1056
1313
1605
√
14512
√
2631 25599
1089
7494
1605
Mengani Binyan Ulian Bunutin Langgahan Lembean Bayung Cerik Mangguh Belancan
215
116
1285 6 77
85
46
48
√
48
210
113
122
√
122
228
123
142
√
142
258
105
234
√
234
165
√
165
Katung Banua Abuan Bonyoh Sekaan Bayung Gede Sekardadi Kedisan Buahan
184 241
11822 77
155
√
155
150
97
120
√
120
468
327
400
√
400
342
69
298
√
298
218
218
216
√
216
346
1
236
√
236
323
159
√
159
425
320
√
320
550
350
√
350
525
62
330
√
330
628
407
424
√
424
414
407
200
√
200
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
1034
Suter Abang Batu Dingding Abang Songan Terunyan Songan B Soangan A Batur Selatan Batur Tengah Batur Utara Kintamani Serai Manikliyu Awan Belantih Gunung Bau Belanga BatuKaang Catur Pengejaran Selulung Satra Dausa Daup Bantang Kutuh Sukawana Subaya Siakin Pinggan Belandingan
517
82
√
82
517
85
61
√
61
356
33
155
√
155
765
765
122
√
122
2277
2272
186
√
186
1685
1685
418
√
418
1653
1215
687
√
687
778
444
541
√
541
550
455
345
√
345
1366
1240
745
√
745
254
137
137
√
137
234
√
234
447 260
140
156
√
156
585
316
310
√
310
150
81
102
√
102
134
72
100
√
100
215
116
215
√
215
471
254
227
√
227
220
119
86
√
86
626
338
134
√
134
1164
637
908
√
908
766
501
582
√
582
170
101
101
√
101
421
266
316
√
316
405
237
247
√
247
1489
698
1176
√
1176
315
111
19
√
19
456
103
242
√
242
517
210
√
210
265
16
√
16
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
752
282
Sumber : Dinas Kesehatan dan Kab. BANGLI
Tabel 3.12 Daftar program/proyek layanan air limbah domestik yang berbasis masyarakat di Kab. Bangli
No 1 2 3
4
5 6 7 8
Sub Sektor Air Limbah Domestic
Nama Program/Proyek/Layanan Penbangunan MCK di Kawasan Wisata desa Pinggan Kec. Kintaman Penbangunan MCK di Kawasan desa Catur Kec. Kintaman Pembangunan Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal di Kec. Bangli (Ds. Gancan-Bebalang) Pembangunan Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL KOMUNAL) di Kec. Susut (Dsn. Mundung)) Pembangunan IPAL KOMUNAL di Kecamatan Bangli (Desa Bunutin) Pembangunan MCK di Kec. Tembuku (Yangapi) Pembangunan MCK plus di Kec. Kintamani (Desa Batur Selatan) Pembangunan Sistem Perpipaan Air Limbah
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat Ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi √
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
√
√
√
PU BANGLI
2010
PU BANGLI
2010
√
√
√
√
PU BANGLI
2011
√
√
√
√
PU BANGLI
2011
√
√
√
√
PU BANGLI
2012
√
√
√
√
PU BANGLI
2012
√
√
√
√
PU BANGLI
2012
√
√
√
√
PU BANGLI
2013
√
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
9 10
Komunal Desa Selat Pembangunan Sistem Perpipaan Air Limbah Komunal Kota Bangli Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
PU BANGLI
2013
√
√
√
DINKES BANGLI
2013
√
√
√
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. BANGLI
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Dari tabel 3.10 dan 3.11 terlihat bahwa cakupan jamban Pribadi di Kabupaten Bangli sebesar 65% sedangkan cakupan layanan air bersih melalui PDAM dan Swadaya/Kelompok di Kabupaten Bangli Masih relatif rendah. Dimana jumlah SR di Kabupaten bangli sebanyak 32.521 terdiri dari 12.927 SR PDAM dan 19.594 SR Swadaya/kelompok. Dengan asumsi 1 (satu) SR setara dengan 5 (lima) orang maka jumlah penduduk Kab. Bangli yang terlayani air dari PDAM dan Swadaya/kelompok adalah 162.605 jiwa (setara dengan 75,27 % dari jumlah populasi Kab. Bangli). Sehingga terdapat hampir 53.412 jiwa (24,73 % dari jumlah populasi Kab. Bangli) kebutuhan air untuk MCK berasal dari air hujan dan sungai. Dari tabel 3.12 dapat terlihat daftar program proyek layanan sanitasi berbasis masyarakat dari tahun 2010 sampai 2013. Disini terlihat masih rendahnya program/proyek di bidang layanan air limbah domestik di Kab. Bangli. Untuk program Penbangunan MCK di Kawasan Wisata desa Pinggan Kec. Kintaman saat ini tidak berfungsi dengan optimal, hal ini disebakan karena tidak adanya akses air bersih dari PDAM maupun Swadaya/kelompok dimana hanya mengandalkan pesediaan air hujan yang sangat terbatas untuk kebutuhan sehari-hari. 3.2.4
Pemetaan Media Sanitasi dan kepedulian masyarakat tidak dapat lepas dari komuniksi dimana dalam komunikasi terdapat pengirim pesan (komunikator), media/saluran komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, alat/tools komunikasi yang digunakan serta sasaran komunikasi (komunikan). Untuk itu dilakukan studi komunikasi dan pemetaan media yang merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja Sanitasi Kabupaten Bangli dalam rangka melengkapi data untuk buku putih sanitasi kabupaten. Buku putih sanitasi kabupaten merupakan rangkuman kondisi eksisting yang diharapakan dapat menyediakan semua informasi, termasuk mengenai media yang ada dan referensi media masyarakat. Studi komunikasi dan pemetaan media bertujuan : 1) Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu yang diangkat oleh pemerintah daerah kabupaten terkait dengan program Sanitasi serta peluang peluang kerjasama dengan media massa. 2) Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya. Adapun hasil dari studi ini adalah : 1) Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi. 2) Media belajar bersama, khususnya bagi pokja Sanitasi untuk kegiatan sejenis dimasa mendatang 3) Terinformasinya program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Bangli kepada nara sumber yang diwawancarai. Media komunikasi di Kabupaten Bangli berupa media elektronik, yaitu stasiun radio lokal (radio klik) dan media cetak Untuk kegiatan komunikasi secara umum maupun yang terkait dengan kesehatan, kebersihan dan sanitasi, dapat dilihat pada table. 3.13 dan table 3.14 berikut ini. Tabel 3.13 Kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah di Kabupaten Bangli NO
1
KEG.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
TH.
PELAK SANA
2013
Dinas Kesehatan
TUJUAN
SASA RAN
Penyuluhan dan Masyarak promosi at luas kesehatan dan siswa termasuk pola hidup bersih dan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
PESAN KUNCI
Pola hidup bersih dan sehat perlu didukung dengan kondisi sanitasi yang layak
PEMBELA JARAN
2
3
Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Penilaian 10 program pokok PKK
2013
Dinas Kesehatan
2013
PKK Kab. Bangli
sehat ke masyarakat dan sekolah-sekolah Promosi PHBS ke sekolahsekolah dan kelompok masyarakat Penilaian Wajah desa promosi PHBS
Masyarak at luas dam siswa
Masyarak at luas
Perlunya informasi yang benar tentang hidup bersih dan sehat Wajah desa yang bersih dan rapi akan mendukung rumah tangga yang sehat dan pola hidup yang sehat
Sumber : Bagian Humas dan Infokom Kaab. Bangli
Tabel 3.14 Media komunikasi dan Kerjasama terkait komponen air limbah di Kabupaten Bangli NO
MEDIA
JENIS ACARA
ISU YG. DIANGKAT
1.
Leaflet
Promosi
PHBS
2.
Spanduk
Promosi
PHBS
3
Banner
Promosi
PHBS
4
Baliho
Promosi
PHBS
5
Koran (Warta Bali, Fajar Bali, Bali Tribun)
Warga banjar pule lakukan foging secara
Koran warta bali
5 (lima) warga bangli terkena DB
PESAN KUNCI
Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Penyemprotan foging untuk mencegah Penyakit DB Banyaknya genangan limbah cair dari sisa air hujan di pasar bangli
Sumber : Bagian Humas dan Infokom Kaab. Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
PENDAPAT MEDIA
Negatif
Negatif
Dari tabel 3.13 tentang kegiatan komunikasi terkait komponen air limbah dan tabel 3.14 tentang media komunikasi dan kerjasama terkait komponen air limbah terlihat jelas bahwa penggunaan alat media sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan limbah cair domestik yang bersifat positif sangat rendah dan berita-berita yang muncul ke media cenderung bersifat negatif. 3.2.5
Partisipasi Dunia Usaha Di Kabupaten Bangli terdapat beberapa penyedia layanan air limbah domestik yang beroperasi. Sayangnya penyedia layanan non pemerintah ini tidak atau belum melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Bangli, sehingga Pemerintah Kabupaten Bangli tidak memiliki daftar penyedia layanan yang bergerak di bidang sanitasi. Tetapi ada beberapa penyedia layanan air limbah domestik (sedot tinja) dari kota lain yang beroperasi di Kabupaten Bangli. Penyedia Sedot Tinja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.15 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bangli
No 1 2
Nama Provider Nyoman Subandi -
Tahun Mulai Operasi -
3.2.6
Jenis Kegiatan Sedot Wc -
Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan terkait dengan oprasional pengelolaan air limbah domestic dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bangli melalui beberapa SKPD terkait. Khusus untuk pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan saluran air limbah dan/atau saluran drainase lingkungan permukiman dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli. Sedangkan Untuk Perilaku Hidup Bersih Sehat kususnya tentang air limbah domestik dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli. Anggaran yang disediakan dari APBD Kabupaten Bangli melalui dinas terkait dalam rangka pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana limbah dan pengujian air limbah dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.16 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik No
Komponen
Belanja (Rp) 2010
1 1.a 1.b 1.c
Air Limbah (1a + 1b) Pendanaan Investasi Air Limbah Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan Biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun
2011
750.860.000
2012
924.660.000
2013
988.747.000
968.980.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.17 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik di Kabupaten Bangli 2009 2010 2011 2012 No Subsektor/SKPD 1 Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi Retribusi 1.b Potensi Retribusi
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Ratarata
Pertumbuhan
908.311.750
29%
2013
Rata-rata
Pertumbuhan (%)
-
-
-
Sementera itu untuk penerimaan yang berupa retribusi dari saluran air limbah domestik di Kabupaten Bangli sampai saat ini belum ada peraturan daerah yang mengatur hal tersebut, sehingga penerimaan dari sub sektor sanitasi air limbah domestik belum ada. 3.2.7 Permasalahan mendesak dan isu strategis Permasalahan mendesak dan isu strategis dalam pengelolaan limbah cair domestik di kabupaten Bangli adalah : Tabel 3.18 Permasalahan mendesak dan isu strategis dalam pengelolaan limbah cair domestik di kabupaten Bangli No Permasalahan mendesak dan isu strategis 1. Cakupan akses masyarakat terhadap jamban masih rendah; 2. Masih tingginya perilaku BABS di Kabupaten Bangli, terutama di daerah pedesaan; 3. Belum tersedianya peraturan yang di buat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten terkait dengan pengelolaan limbah cair baik skala rumah tangga maupun industri; 4. Posting pendanaan lewat APBD untuk masalah sanitasi khususnya air limbah domestik masih 5.
sangat rendah; MCK yang di bangun belum sesuai standard (plengsengan), dimana hal ini dapat mencemari Lingkungan;
6. 7. 8. 9. 10.
Belum adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah Tinja di Kabupaten Bangli; Terbatasnya sarana dan prasarana air bersih di permukiman pedesaan. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang air limbah sembarangan masih rendah; Koordinasi antar SKPD terkait penanganan air limbah cair masih sangat lemah; Kurangnya peran serta pihak swasta dalam hal pengelolaan air limbah.
3.3
Pengelolaan Persampahan Sampah dapat dikatakan sebagai salah satu masalah kesehatan lingkungan di masyarakat yang memerlukan perhatian serius tidak hanya oleh masyarakat itu sendiri akan tetapi juga oleh organisasi masyarakat, instansi terkait dan pemerintah. Pertumbuhan produksi sampah oleh aktifitas penduduk tidak mampu diimbangi oleh pertumbuhan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah sehingga penanganan masalah sampah rumah tangga semakin hari semakin rumit karena tidak diimbangi oleh pertumbuhan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah disamping buruknya perilaku individu dalam memperlakukan sampah dan masyarakat belum memiliki cara pandang baru dalam menyikapi sampah. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli di beberapa lokasi sudah dilakukan pemisahan/pemilahan antara sampah organik dan dan anorganik oleh petugas dan masyarakat dengan membedakan warna tempat pembuangan sementara (TPS) tong sampah. Hasil dari pemisahan sampah tersebut untuk sampah organik selanjut dilakukan pengomposan untuk pupuk. Hal ini dapat dilihat dari laporan kegiatan pengembangan teknologi pengolahan persampahan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli produksi kompos sebesar 12.000 kg pada tahun 2012. Sarana pendukung pengolahan persampahan di Kabupaten Bangli masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah armada pengangkut sampah yang masih sangat minim sehingga tidak mampu menjangkau/melayani pengangkutan sampah ke seluruh wilayah Kabupaten Bangli. Pelayanan Pengangkutan sampah oleh truk sampah baru dilayani di seluruh kecamatan bangli serta di ibu kota kecamatan kintamani, susut dan tembuku.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
3.3.1
Kelembagaan Kegiatan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah Kabupaten Bangli. Adapun SKPD yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan persampahan adalah Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli dan Badan Lingkungan Hidup Kab. Bangli. Namun demikian kerjasama tetap diperlukan dengan instansi dan steak holder lain dalam mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan tersebut Daftar pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pembangunan dan pengelolaan Persmpahan di Kabupaten Bangli dapat dilihat pada tabel 3.6. Sementara itu daftar peraturan yang terkait dengan Persampahan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
TABEL 3.19. DAFTAR PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANGLI FUNGSI PERENCANAAN ● Penyusunan target pengelolaan sampah domestic skala kabupaten ● Menyusun rencana program sampah domestic dalam rangka pencapaian target ● Menyusun rencana anggaran program sampah domestic dalam rangka pencapain target PENGADAAN SARANA ● Menyediakan sarana pewadahan sampah disumber sampah ● Menyediakan sarana pengumpulan ( pengumpulan dari sumber sampah ke TPS ) ● Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara ( TPS ) ● Membangun sarana Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) ● Membangun sarana TPA ● Menyediakan Sarana Komposting PENGELOLAAN ● Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS ● mengelola sampah dari TPS ● Mengangkut samapah dari TPS ke TPA ● mengelola TPA ●Melakukan pemilahan sampah* ● Melakukan penarikan restribusi sampah ● Memberikan izin pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah ( jam pengangkutan,personil, peralatan, dll) ● Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik ● Memberikan sangksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala Kabupaten ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan persampahan, dan atau menampung serta Mengelola keluhan atas layanan persampahan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta
Masyarakat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ V V V V V √ √ √ √ √ √
Peraturan
TABEL 3.20. DAFTAR PERATURAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANGLI Ketersediaan Pelaksanaan Ada ( Sebutkan ) Tidak Efektif Belum efektif Ada Dilaksanakan dilaksanakan
PERSAMPAHAN ● Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten ini
● Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan sampah ● kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk Mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah Dihunian rumah dan membuang ke TPS ● Kewajiban dan sanksi bagi kantot/ unit usaha Dikawasan komersil/fasilitas social/ fasilitas umum Untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS ● Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA ● Kerja sama antara pemerintah kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah ● Restribusi sampah atau kebersihan
Ada (setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan persampahan dan kebersihan)
√
√ √ √ √
√
√ Retribusi kebersihan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
√
Keterangan Tidak efektif dilaksanakan Perda tentang pengelolaan sampah thn 2013
3.3.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bangli mencakup jenis sampah yang dikelola, penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah dan penanganan sampah. Jenis sampah yang dikelola mencakup: 1) sampah rumah tangga, tidak termasuk tinja; 2) sampah sejenis sampah rumah tangga; dan 3) sampah spesifik. Penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah mencakup: 1) pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi pembatasan timbulan sampah (reduce), pendauran ulang sampah (recycle); dan/atau pemanfaatan kembali sampah (reuse); 2) penanganan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi pemilahan, pegumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir; dan 3) pedoman pengelolaan sampah spesifik akan diatur dengan Peraturan Bupati. Penanganan sampah, dilaksanakan melalui: 1) sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga dikumpulkan setelah melalui tahapan pengurangan sampah, ke transfer depo atau ke Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) tersebar di tiap desa di tiap kecamatan seluruh wilayah kabupaten oleh ; dan 2) pengurangan sampah di transfer depo atau TPS sebelum diangkut ke Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA). Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Kabupaten terletak di Dusun Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, sekaligus merupakan TPA Regional Bangli melayani seluruh wilayah Kabupaten, sebagian wilayah Kabupaten Gianyar (Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan Tampaksiring), dan sebagian wilayah Kabupaten Karangasem (Kecamatan Sidemen, Kecamatan Rendang dan Kecamatan Selat).
Secara rinci tanggung jawab pengelolaan sampah sebagai berikut : a. Sampah rumah tangga ke TPS /TPST menjadi tanggung jawab lembaga pengelola sampah yang dibentuk oleh Lingkungan; b. Sampah dari TPS/TPST ke TPA , menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten; c. Sampah kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, dan kawasan khusus, dari sumber sampah sampai TPS/TPST dan atau TPA , menjadi tanggung jawab pengelola kawasan d. Sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari sumber sampah dan atau dari TPS/TPST sampai ke TPA, menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten. (Sumber: Draft Perda Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah di bangli). Adapun cakupan pelayanan persampahan di Kab. Bangli untuk kondisi saat ini secara umum sampah yang dihasilkan masyarakat di wilayah Kec. Bangli, ibu kota Kec. Susut, Ibu Kota Kec. Tembuku dan Ibu Kota Kec. Kintamani diangkut langsung ke TPA antara pukul 04.00 – 15.00 WITA. Proses pengangkutan sampah didukung dengan 11 armada truk pengangkut sampah dengan kapasitas sampah yang diangkut per hari rata-rata sebanyak 200 m3 sampah. Jika di asumsikan ratarata setiap orang menghasilkan sampah 2,5 liter/orang/hari, sehingga sampah yang di hasilkan oleh aktifitas masyarakat di kab. Bangli di asumsikan se banyak 700 M3/hari. Sehingga masih ada sekitar
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
500 M3/hari sampah yang belum tertangani dengan baik. Hal ini menimbulkan banyaknya bermunculan tempat pembuangan sampah liar. Sistem pengelolaan di TPA Sampah Kab. Bangli, dengan lokasi di Dusun Bangklet, Desa Kayubuhi, Kecamatan Bangli Kab. Bangli, dengan luas area 4,75 Ha, pada saat ini menggunakan sistem sanitary Landfill, dilengkapi dengan IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ). Gambar 3.11 Grafik Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Bangli
Cara yang paling banyak dilakukan dalam pengolahan sampah rumah tangga di Kabupaten Bangli adalah sampah dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak 35,2% dan sampah di bakar yakni sebanyak 34,2%. Secara lengkap Cara Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Bangli berdasarkan Study EHRA dapat dilihat pada grafik3 .11 diatas Gambar 3.12 Grafik Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga
Hasil Study EHRA di Kabupaten Bangli, persentase sampah yang dipilah sebelum dibuang sebanyak 58,3%. Sedangkan grafik persentase pemilahan sampah rumah tangga sebelum di buang pada masing-masing kluster dapat dilihat pada gambar 3.12 diatas.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Peta 3.3
Peta cakupan Layanan persampahan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Peta 3.4
Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.21 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan User Penampungan Pengolahan Input Pengaliran Interface Awal Akhir Sampah Tong TPS Truck TPA sampah rumah sampah/Bak sampah tangga sampah (container) Sampah Tong Truck TPA sampah rumah sampah/Bak sampah tangga sampah (container) Sampah Motor sampah TPS Truck TPA sampah rumah sampah tangga (container) Sampah Pemilahan Tong beda warna Composting rumah sampah Daur ulang tangga organic non organik Sampah Tong Truck TPA sampah sampah/Bak sampah Taman sampah (container) fasilitas umum Sampah Fasum
Tong sampah/Bak sampah (TPS
TPS
Truck sampah (container
TPA sampah
Pembuangan / Daur ulang sanitary land fill
Kode/Nama aliran
sanitary land fill sanitary land fill
sanitary land fill
sanitary land fill
Tabel 3.22 Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kab. Bangli KELOMPOK FUNGSI User Interface
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN Tempat sampah Di Pilah (3R)
JENIS DATA SEKUNDER Unit/rumag
Penampungan Sementara
Bin/Tong Load Haul Tempat Sampah dua warna
Unit Unit Unit Unit
Pengangkutan
Unit Unit Unit Unit Unit
Pembuangan Akhir / Daur ulang
TPA Sanitary Landfield Exavator Wheel Loader Bulldozer
Unit
Arm Roll Truk Dump truk Pick up Gerobak sampah Motor Sampah Roda 3
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
(PERKIRAAN) NILAI DATA Masing-masing rumah dan tempat-tempat tertentu 90 17
7 4 1 5 5
SUMBER DATA Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli
Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli
Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli
3.3.3
Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Dalam pengolahan sampah sangatlah penting adanya keterlibatan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Diharapkan masyarakat sudah bisa memilah sampahnya menjadi 3R karena ini sangat membantu sekali dalam pengurangan timbulan sampah. Masyarakat bisa membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pengambilan sampah di rumah-rumah dan juga tenaga dalam pemilahan sampah yang bisa dinilaikan ekonomis. Di sekolah sangatlah penting promosi persampahan dikarenakan lewat usia dini anak dapat menjiwai bahwa sampah itu sangat berbahaya jika tidak dikelola. Berikut ini tabel pengolahan sampah di tingkat kelurahan . Pemerintah Kab. Bangli menyususn rencana pengurangan sampah yang dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan SKPD yang sekurang-kurangnya memuat : a. Target pengurangan sampah; b. Target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan penanganan sampahdari sumber sampah sampai dengan TPA; c. Pola pengembangan kerjasama daerah, kemitraan dan partisipasi masyarakat: d. Rencana pengembangan dan pemanfaatanteknologi yang ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur dan penangan akhir sampah. Tabel 3.23 Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan di Kab. Bangli Dikelola oleh sector formal ditingkat kelurahan/desa/ kecamatan
Dikelola oleh Masyarakat Jenis Kegiatan RT Pengumpulan sampah dari rumah Pemilihan sampah di TPS Pengangkutan sampah ke TPS
P √ √
Pengangkutan sampah ke TPA
-
-
L
P
-
-
L √
√
P
-
-
-
Pemilihan sampah di TPA -
Keterangan
RW
L √ √
Para Penyapu Jalan
Dikelola oleh Swasta
-
-
-
-
-
L √
P √
√
√
√
√
-
-
Pemulung lepas Di kelola oleh desa ada di desa songan Sampah restoran dan hotel Pemulung, pengepul, pengelola TPA
Sumber : Dinas Tata Kota Kab. Bangli
Tabel 3.24 Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten/Kota di Kab. Bangli Jenis Kegiatan
Dikelola oleh Kabupaten L
P
Pengumpulan sampah dari rumah
Pemilihan sampah di TPS Pengangkutan sampah keTPS Pengangkutan sampah keTPA
√
Dikelola oleh sector formal ditingkat kelurahan/desa/ kecamatan
Dikelola oleh Masyarakat L
P
L
Dikelola Pihak Swasta
P
L
P
√
√
-
-
-
-
√
√ √
-
√
-
-
-
-
-
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Pemilihan sampah di TPA √ Para Penyapu Jalan Sumber :Dinas Tata Kota Kab. Bangli
√
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
-
-
√
√
-
-
Tabel 3.25 Daftar Program/Proyek Layanan PersampahanYang Berbasis Masyarakat di Kab. Bangli No
1
Sub Sektor
4
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Pembangunan Bak Sampah (TPS) di 4 Kecamatan Pengadaan Bak Sampah
5
Pengadaan Tong Sampah
6
Pengadaan Kereta Sampah
7
Pengadaan Bin Container Fiber Glass
8
Pengadaan Loud Haul Terbuka
9 10
Penyuluhan/Sosialisasi tentang Kebersihan dan Penanganan Sampah Pengadaan Motor Cikar
11
Pengadaan Bak Sampah 1 M3
12
Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan Pelatihan Pengolahan Sampah
2 3
13
Persampahan
Nama Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat Ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi √
Aspek PMJK PM √
Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota Dinas Tata Kota BLH
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
BPMPD
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
JDR
MBR
3.3.4
Pemetaan Media Sanitasi dan kepedulian masyarakat tidak dapat lepas dari komuniksi dimana dalam komunikasi terdapat pengirim pesan (komunikator), media/saluran komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, alat / tools komunikasi yang digunakan serta sasaran komunikasi (komunikan). Untuk itu dilakukan studi komunikasi dan pemetaan media dalam rangka penyusunan buku putih sanitasi kabupaten. Buku putih sanitasi kabupaten merupakan rangkuman kondisi eksisting yang diharapakan dapat menyediakan semua informasi, termasuk mengenai media yang ada dan referensi media masyarakat. Media komunikasi di Kabupaten Bangli dalam rangka pengelolaan persampahan berupa media media cetak, dapat dilihat pada table. 3.26 sampai dengan table 3.30 berikut ini. Tabel 3.26 Kegiatan komunikasi terkait komponen persampahan di Kabupaten Bangli N KEG. TH. PELAK TUJUAN SASA PESAN KUNCI O SANA RAN 1
Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat
2012
Dinas Kesehata n
Penyuluhan Masyarak kesehatan at luas termasuk pola hidup bersih dan sehat ke masyarakat
PEMBELA JARAN
Pola hidup bersih dan sehat perlu didukung dengan kondisi sanitasi yang layak
Sumber : Bagian Humas Setda Kabupaten Bangli
Tabel 3.27 Media komunikasi dan kerjasama terkait komponen persampahan di Kabupaten Bangli NO MEDIA JENIS ISU YG. PESAN KUNCI PENDAPAT MEDIA ACARA DIANGKAT 1. APBD Sosialisasi Pengelolaan Agar sampah bisa sampah dikelola sehingga dampaknya bisa diminimalkan 2. Sumber : Bagian Humas Setda Kabupaten Bangli, 2012
3.3.5
Partisipasi Dunia Usaha Dalam rangka pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli, peran pemerintah daerah sangat dominan. Pemerintah telah membangun dan mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Kabupaten Bangli. Disamping itu melalui dana APBD Kabupaten Bangli telah membangun tempat pembuangan sementara (TPS) sampah, kotak sampah, tong sampah (fiber glas) di tempat tempat setrategis di Kab. Bangli Bangli. Peran dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli masih sangat rendah, hanya pada momen-momen tertentu saja. Secara lebih jelas penyedia layanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli dapat dilihat padat tabel 3.28
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.28 Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bangli No 1 2
Nama Provider BPD BALI BNI
Tahun Mulai Operasi 2012 2012
Jenis Kegiatan Penyediaan tong sampah Penyediaan tong sampah
Sumber : Dinas Tata Kota Kab. Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
3.3.6
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.29 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Persampahan di Kabupaten Bangli Tahun 2009-2013 No
Komponen 2009
2 2.a 2.b 2.c
Sampah (2a +2b) Pendanaan Investasi persampahan Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan Biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun
2010
Belanja (Rp) 2011
2012
2013
Ratarata
Pertumbu han (%)
157.598.000
282.750.000
207.824.000
700.484.741
1.048.159.540
479.363.256
565%
356.334.000
520.496.000
1.010.585.000
1.187.710.549
1.622.910.060
939.607.122
355%
Dari Tabel 3.29 terlihat masih sangat rendahnya pendanaan sanitasi pada sektor persampahan di kabupaten bangli. Karena banyak sarana dan prasana persampahan yang memerlukan pendanaan investasi yang lebih tinggi misalnya sarana angkut sampah dari TPS ke TPA. Tabel 3.30 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan di Kabupaten Bangli Tahun 2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013 No Subsektor/SKPD 55.000.000 55.000.000 55.000.000 55.000.000 55.000.000 1 Retribusi Sampah 31.981.000 30.128.000 33.764.000 40.225.000 1.a Realisasi Retribusi 1.b Potensi Retribusi
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Rata-rata
Pertumbuhan (%)
55.000.000 34.024.500 -
6,4%
3.3.7
Permasalahan mendesak dan Isu strategis Masalah utama dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli adalah :
Tabel 3.31 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bangli
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3.4
Permasalahan mendesak dan Isu strategis Cakupan layanan sampah masih rendah. Belum tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai yang dapat mencakup pelayanan semua ibu kota kecamatan. Kelembagaan yang sudah terbentuk dan menangani persampahan belum ada payung hukum yang jelas yang diperkuat Perda. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan sehingga sebagian masyarakat memperlakukan sampah dengan membakar atau membuang sampah tidak pada tempatnya. Belum memasyarakatnya pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R. Kurang memadainya jumlah dan kapasitas SDM pengelola sampah.
Pengelolaan Drainase Lingkungan
Drainase lingkungan memegang fungsi sentral dalam hal pengendalian kelebihan air, baik air hujan maupun air limbah domestik di kabupaten bangli. Pada umumnya kondisi drainase di kabupaten bangli kondisinya sangat memprihatinkan karena banyak saluran drainase yang sudah rusak bahkan tidak sedikit yang belum tertangani oleh pemerintah. Bahkan Banyak saluran-saluran drainase dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitarnya. 3.4.1
Kelembagaan Kegiatan pengelolaan dan pengendalian limbah cair domestik di Kabupaten Bangli merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah Kabupaten Bangli. Adapun SKPD yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan drainase dimaksud adalah Dinas Pekerjaan Umum. Namun demikian kerjasama tetap diperlukan dengan instansi dan steak holder lain dalam mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan tersebut Daftar pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pembangunan dan pengelolaan drainase di Kabupaten Bangli dapat dilihat pada tabel 3.32 Sementara itu daftar peraturan yang terkait dengan drainase dapat dilihat pada tabel 3.33
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.32 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kab. Bangli FUNGSI PERENCANAAN ● Penyusunan target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten ● Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target ● Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapain target PENGADAAN SARANA ● Menyediakan / pembangunan sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN ● Membersihkan saluran drainase lingkungan ● Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak ● Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan ( saluran drainase lingkungan ) dalam Pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase Lingkungan di wilayah yang akan dibangun ● Memastikan integrasi sistim drainase lingkungan ( sekunder ) dengan system drainase skunder dan primer ● Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan ● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala Kabupaten ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan persampahan ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta Mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
Tabel 3.33 Daftar peraturan terkait drainase lingkungan di Kab. Bangli Peraturan Ketersediaan Ada ( Sebutkan ) DRAINASE LINGKUNGAN ● Target capaian pelayanan pengelolaan Dranase lingkungan di Kabupaten ini ● Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kabupaten dalam penyediaan drainase lingkungan ● kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan sistim drainase skunder ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pemutusan air hujan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tidak Ada √ √ √ √
√
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum efektif dilaksanakan
Keterangan Tidak efektif dilaksanakan
3.4.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Sistem penanganan drainase di Kabupaten Bangli, meliputi 1) Pengembangan sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air meliputi jaringan primer berupa sungai/tukad utama, jaringan sekunder berupa parit atau saluransaluran yang ada di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran – saluran kecil yang masuk pada kawasan perumahan; 2) pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak penampung sedimen, pembuatan konstruksi baru berupa turap/senderan, rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit infiltrasi, operasi dan pemeliharaan; dan 3) pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah. Dengan meningkatnya beberapa fungsi ruang di Kabupaten Bangli yang menyebabkan terjadinya perubahan kawasan yang belum terbangun menjadi terbangun, perlu diimbangi dengan perencanaan sistem drainse yang baik. Sistem ini akan mengalirkan buangan air hujan dari kawasan terbangun ke jaringan drainase maupun melalui sumur resapan. Gambar 3.13 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin di Kabupaten Bangli
Dari study EHRA di Kabupaten Bangli menunjukkan hanya 0,6% rumah tangga yang ditemukan rumahnya pernah mengalami kebanjiran. Banjir yang dialami rumah tangga biasanya bersekala rendah artinya kurang dari 1 jam air genangan sudah surut. Walaupun Kabupaten Bangli memiliki topigrafi perbukitan namun tidak menutup kemungkinan terjadi banjir tetap ada.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Peta 3.5 Peta jaringan drainase lingkungan di Kabupaten Bangli (Kec. Kintamani)
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Berdasarkan gambar peta 3.5 dapat terlihat bahwa sistem jaringan drainase umumnya mencakup pembuangan akhir, saluran sekunder dan saluran tersier. Saluran pembuangan akhir juga berfungsi sebagai saluran penggelontor. Berdasarkan kondisi topografinya, rencana sistem jaringan drainase di Kawasan Kecamatan Kintamani tetap mengacu pada kondisi eksisting yang ada yaitu : a. Sistem Drainase Makro atau Sistem Pembuangan Akhir/ Saluran Primer. Sistem drainase makro atau sistem pembuangan akhir/saluran primer Kecamatan Kintamani memanfaatkan aliran sungai/Tukad yang telah ada baik kontinyu maupun tidak kontinyu (intermitten) meliuti tiga sistem pembuangan meliputi : 1.
Sistem I (Danau Batur), Adalah sistem pembuangan melalui sungai/tukad yang bermuara di Danau Batur terdiri dari sungai/tukad : Tukad Timbah, Tukad Belong, Tukad Ngelinti dan Tukad Balingkang
2.
Sistem II (Sistem Pembuangan ke Bali Utara), Adalah sistem pembuangan melalui sungai/tukad yang bermuara di kawasan Bali Utara baik di Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan tejakula Kabupaten Buleleng maupun Kecamatan Kubu Kabupaten karangasem, meliputi sungai/tukad : Tukad Bunut, Tukad Mesaan, Tukad Cangkang, Tukad Shyang Brata, Tukad Palijan, Tukad Les, Tukad Yeh Bau, Tukad Luah,
3.
Sistem III (Sistem Pembuangan ke Bali Selatan), Adalah sistem pembuangan melalui sungai/tukad yang bermuara di kawasan Bali Selatan baik di wilayah Kecamatan Tembuku, Kecamatan Bangli, dan Kecamatan susut di Kabupaten Bangli, Kecanatan Tampaksiring dan Kecanatan tegalalang, Kabupaten Ginayar dan Kecamatan Petang Kabupaten Badung, meliputi sungai/tukad : Tukad Jeruk Manis, Tukad Kayu Sumbu, anak sungai Tukad Melangit, anak sungai Tukad Sangsang, anak sungai Tukad Pakerisan, anak sungai Tukad Wos, Tukad Pungsu, Tukad Mampeh, Tukad Nyitnyit, Tukad Tangleban, Tukad Palungan, Tukad Mengani, Tukad Belantih, dan Tukad Kayupadi
b. Sistem Drainase Sekunder Saluran sekunder umumnya mengikuti pola jaringan jalan. Sebaliknya saluran kiri-kanan jalan diperkeras yang dapat dilakukan sejalan dengan proyek peningkatan jalan, sehingga akan merupakan saluran permanen dengan pemeliharaan secara berkala. c. Sistem Drainase Tersier Saluran tersier pada masing-masing lingkungan permukiman secara bertahap diperkeras yang pada hakekatnya penanganannya sejalan dengan proyek perbaikan lingkungan permukiman.
Peta 3.6 Peta Wilayah Genangan
BELUM ADA WILAYAH GENANGAN YANG BERPOTENSI BANJIR DI KAB. BANGLI
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.34 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase di Kabupaten Bangli Pengola Penampungan Pembuangan / Daur Input User Interface Pengaliran han Awal ulang Akhir Air Hujan Permukaan Saluran drainase Saluran Tidak Sungai/pagkung tanah/cor perumahan/jalan sekunder ada beton/aspal utama Air limbah Saluran Saluran sekunder Sungai Tidak Sungai/pangkung domestik drainase/limba ada h di perumahan Sumber : survey pokja sanitasi Tabel 3.35 Sistem pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Bangli Teknologi yang Jenis Data ( perkiraan ) Nilai Kelompok fungsi digunakan Skunder Data Drainase Pembersihan Jumlah lingkungan 650,000 meter lingkungan gotong royong perumahan yang perumahan masyarakat dan sudah terlayani petugas kebersihan drainase lingkungan Drainase Pembersihan Jumlah pasar yang 4 Unit Pasar lingkungan pasar petugas kebersihan sudah terlayani drainase lingkungan Drainase jalan Pembersihan Panjang saluran 911,600 meter utama petugas kebersihan drainase jalan utama
Kode/Nam a aliran
Sumber data Dinas PU Bangli
Dinas PU Bangli Dinas PU Bangli
Sumber : Dinas PU Kabupaten Bangli
3.4.3
Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK
Pada umumnya penanganan drainase di Kabupaten Bangli belum optimal. Untuk keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase lingkungan pada Kabupaten Malang dikelola oleh masyarakat melalui media kegiatan kerja bakti lingkungan. Namun peran serta masyarakat dalam pengelolaan/menjaga drainase lingkungan di Kabupaten Bangli masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan, khususnya terkait kebiasaan dari masyarakat membuang sampah pada saluran drainase yang dapat menyumbat aliran air dan berdampak pada pengurangan kapasitas saluran Tabel 3.36 Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan di Kabupaten Bangli Jumlah
Kelurahan/Desa
Apuan Abuan Demulih Susut Selat Sulahan Pengiangan
RT
R W
Kondisi drainase Saat Ini Lancar
Mampe t
Pembersihan Drainase Tidak Rutin
Rutin
L
P
L
P
Bangunan di Atas Saluran
Pengelola Oleh Pemerintah Kota
Kelurahan
Masyarakat (RT/RW)
L
P
Swast a
Ada
Tidak
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tiga Penglumbaran Bunutin Tamanbali Bebalang Kawan Cempaga Kubu Kayubihi Pengootan Landih Jehem Tembuku Yangapi Undisan Bangbang Peninjoan Mengani Binyan Ulian Bunutin Banua Abuan Bonyoh Sekaan Bayung Gede Sekardadi Kedisan Buahan Suter Abang Batu Dingding Abang Songan Terunyan Songan B Soangan A Batur Selatan Batur Tengah Batur Utara Kintamani Serai Manikliyu Awan Belantih Gunung Bau Belanga BatuKaang Catur Pengejaran Selulung Satra
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Dausa Daup Bantang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.37 Daftar Program/Proyek Layanan Drainase Lingkungan Yang Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bangli No
Sub Sektor
Nama Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi Tidak Fungsi Rusak
Aspek PMJK PM JDR MBR
Drainase Lingkungan 1.
Pembangunan Drainase Lingkungan 2,437 meter
Pemerintah
2010
√
√
√
√
2. 3. 4.
Pembangunan Drainase Lingkungan 5,215 meter Pembangunan Drainase Lingkungan 1,239 meter Pembangunan Drainase Lingkungan 1,702 meter
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
2011 2012 2013
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
3.4.4
Pemetaan Media Pemberitaan masalah drainase selama ini belum optimal baik itu media cetak atau media elektronik. Namun demikian perlu adanya publikasi dan dokumentasi terkait drainase yang ada di perkotaan. Tabel 3.38 Kegiatan komunikasi terkait komponen drainase lingkungan di Kabupaten Bangli No
Kegiatan
Tahun
Dinas pelaksanaan
Tujuan kegiatan
Khalayak sasaran
Pesan kunci
Pembelajar an
1.
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.39 Media komunikasi dan kerjasama terkait komponen drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Bangli No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media
-
-
-
-
-
1.
3.4.5
Partisipasi Dunia Usaha Dalam rangka pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Bangli, peran pemerintah daerah sangat dominan. Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum telah membangun saluran drainase lingkungan di permukiman khususnya di ibukota kabupaten dan ibu kota kecamatan. Sementara itu peran dunia usaha dalam pembangunan saluran drainase lingkungan dilakukan oleh “pengembang” khususnya dalam kegiatan pembangunan perumahan sebagai bagian dari fasilitas perumahan yang harus disediakan oleh pengembang.
Tabel 3.40 Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Bangli No 1 2
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
Tidak ada Tidak ada
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan Proporsi pendanaan pada sektor drainase masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari masih rendahnya saluran drainase yang masih belum tertangani dengan baik. Baik di wilayah perkotaan maupun di wilayah perdesaan.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel 3.41 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Lingkungan di Kabupaten Bangli No
Komponen 2009
2 2.a 2.b 2.c
Sampah (2a +2b) Pendanaan Investasi Drainase Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan Biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun
847.558.000
2.255.159.000
24.131.000 -
Belanja (Rp) 2011
2010
1.517.421.500
34.088.000 -
2012 2.098.033.000
26.734.500 -
42.737.000 -
Tabel 3.42 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Lingkungan di Kabupaten Bangli 2009 2010 2011 2012 No Subsektor/SKPD 1 Retribusi Drainase 1.a Realisasi Retribusi 1.b Potensi Retribusi
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
2013
Ratarata
Pertumbuhan (%)
1.760.280.000
1.695.690.300
108%
36.940.000
32.926.100
53%
-
2013 -
Rata-rata
Pertumbuhan (%)
3.4.7
Permasalahan mendesak dan Isu strategis Permasalahan dalam pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Bangli adalah:
No.
Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis Permasalahan dalam pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Bangli Penurunan kinerja saluran drainase karena kerusakan dan sedimentasi. Kurangnya kesadaran masyarakat sehingga masih dijumpai banyak saluran drainase yang mengalami pendangkalan dan tertimbun sampah. Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase Belum adanya penyedia layanan dalam rangka pengelolaan drainase lingkungan sehingga beban pengelolaan drianase masih bertumpu pada anggaran pemerintah daerah (APBD). Pelayanan drainase belum menjangkau seluruh lingkungan permukiman baik di daerah perdesaan maupun perkotaan, sistem drainase lingkungan belum tertata dan dikelola dengan baik, belum terstruktur atau belum ada sistem pengaliran yang baik dan terstruktur, kondisi fisik drainase yang tidak layak. Dukungan media komunikasi dalam pubilikasi dan sosialisasi sistem sanitasi drainase lingkungan masih sangat rendah, dukungan atau kerjasama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dengan media komunikasi lokal masih rendah.
1. 2 3 4 5
6
3.5
Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi
3.5.1
Pengelolaan Air Bersih Penyediaan air bersih di Kabupaten Bangli dilakukan oleh PDAM dan oleh kelompok masyarakat dengan sumber-sumber mata air yang ada di kab. Bangli. Untuk PDAM terdapat 14 (Empat belas) unit instalasi pengolahan air minum dengan sumber air baku dari sumber mata air. Dari 14 unit instalasi tersebut mempunyai kapasitas terpasang sebesar 258,5 liter/detik dan yang diproduksi hanya sebesar 171,5 liter/detik. Jumlah pelanggan sebanyak 12.927 sambungan rumah atau penduduk yang terlayani sebanyak 64.635 jiwa dengan cakupan pelayanan sebesar 29,92 %. Secara lebih lengkap pelayanan PDAM Kabupaten Bangli Tahun 2013.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Peta 3.7 Peta cakupan layanan air bersih Oleh PDAM di Kab. Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Gambar. 3.11 Grafik sumber Air Minum dan memasak
Hasil study EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Bangli sumber air yang digunakan untuk minum 4 terbanyak bersumber dari ledeng PDAM sebanyak 37,3 %, dari mata ari terlindungi 26,1%, air hujan sebanyak 24,2% serta bersumber dari botol kemasan 21,1%. Pengolahan air bersih bahwa sumber air berasal dari berbagai sumber namun 92,1% rumah tangga mengolah air baku sebelum diminum dan 97,8% mengolahnya dengan cara merebus, 0,4% menggunakan kaporit dan 1,8% menggunakan pengolahan lainnya. Tabel 3.44 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan (PDAM) Kab. Bangli No Uraian Satuan Sistem Perpipaan 1 Pengelola PDAM 2 Tingkat Pelayanan % 29,92 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 171,50 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 258,50 5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 12.927 6 Jumlah Kran Air Unit 7 Kebocoran terhadap Produksi % 28,68 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 9 Jumlah pelanggan per kecamatan Susut 2.410 Bangli 6.715 Tembuku 2.713 Kintamani 1.089
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Keterangan
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Produk Industri kecil dan rumah tangga di Kabupaten Bangli paling dominan berupa anyaman Bambu, rumah makan, restoran, ukiran, peternakan, pembuatan tahu, kerajin emas/perak dan lain sebagainya. Dari jenis produk industri rumah tangga di Kab. Bangli yang menghasilkan air limbah secara dominan adalah industri pembuatan tahu, rumah makanan dan restoran. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan industri rumah tangga dimaksud adalah pencemaran lingkungan dari limbah industri RT. Untuk kedepan diperlukan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kab. Bangli, sehingga pencemaran lingkungan sebagai akibat dari adanya limbah industri rumah tangga di Kabupaten Bangli tidak terjadi. Pembangunan IPAL pada tiap industri rumah tangga di Kabupaten Bangli belum dilakukan, dengan alasan bagi pengusaha bahwa biaya pembangunan IPAL sangat mahal, dan keterbatasan lahan didalam lokasi industri sehingga kurang memungkinkan membangun IPAL. Tabel 3.45 Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Bangli Jenis Industri Lokasi Jumlah Industri RT Jenis Pengolahan Rumah Tangga Pembuataan Tahu Bangli 7 Belum diolah Pembuataan Tahu Susut 1 Belum diolah Pembuataan Tahu Kintamani 1 Belum diolah
Kapasitas (m3/hari) 375 100 75
Sumber : Dinas Perindustrian Kabupaten Bangli
3.5.2
Pengelolaan Limbah Medis Di Kabupaten Bangli, kebijakan penanganan limbah medis yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas dikelola oleh masing-masing rumah sakit dan puskesmas. Rumah sakit bertanggung jawab penuh untuk membangun dan mengelola limbah medisnya sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dari Kementrian Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit. Pengawasan dilakukan oleh Tim AMDAL Kabupaten Bangli, dimana SKPD BLH sebagai penanggung jawab. Pengelolaan limbah medis sudah dimulai dari sumber/asal timbulan sampah. Secara umum, disetiap sarana pelayanan kesehatan sudah dilakukan pemisahan untuk sampah medis maupun non medis. Hal ini ditunjukkan dengan disediakan tempat sampah dengan warna yang berbeda sehingga masyarakat dapat mengetahui cara membuang sampah berdasarkan jenisnya. RSUD Bangli sudah memiliki incenerator, namun belum memiliki standar. Sehingga sampah medis saat ini dikelola di RSUD Sanjiwani Gianyar. Sedangkan penanganan sampah medis di puskesmas di Kabupaten Bangli saat ini sampah medis plastik dan kasa dibakar kemudian abunya ditanam sedangkan sampah medis jarum suntik dikumpulkan tanpa ada penanganan. Data rumah sakit dan penanganan limbahnya sampai saat ini bisa dilihat dalam tabel 3.46: Tabel 3.46 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Nama Fasilitas Lokasi Jenis Pengolahan Kapasitas (m3/hari) Kesehatan Limbah Medis CAIR PADAT Jl. Brijen Ngurah INCENERATOR RS BANGLI 3,75 m3/ hari 10 Kg/hari Bangli IPAL INCENERATOR RS BMC Jl. LC Subak AYE IPAL 12,8 kg / hari Puskesmas Kab. Bangli 240 kg/hari Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN DI KABUPATEN BANGLI Bab ini menjelaskan rencana detail program dan kegiatan untuk tahun 2014 (n+1), dan program serta kegiatan sanitasi yang sedang berjalan saat ini (tahun 2013) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bangli. Data program dan kegiatan yang sedang berjalan tahun 2013 diperoleh dari DPA SKPD tahun 2013. Sedangkan data program dan kegiatan yang direncanakan tahun 2014 diperoleh dari buku RKPD Kabupaten Bangli Tahun 2014 seta KUA dan PPAS, dimana pada akhir bulan Juli 2013 ini dalam proses pembahasan 4.1. Promosi Higiene dan Sanitasi (PHBS) Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Disamping itu, dalam PHBS masyarakat diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi dalam gerakan kesehatan masyarakat Promosi Kesehatan mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Kesehatan Lingkungan sangatlah penting, baik itu PHBS dalam tingkat/lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah haruslah diperhatikan dan selalu ditingkatkan agar kebiasaan hidup sehat dapat tertanam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kabupaten Bangli. Program kegiatan yang dilakukan terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan promosi higiene di kabupaten Bangli dilaksanakan oleh SKPD Dinas Kesehatan dan Bagian Kesra Setda Kab. Bangli. Adapun rencana program kegiatan saat ini pada tahun 2014 dapat dilihat pada 4.1 berikut: Tabel 4.1. Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun 2014 Di Kabupaten Bangli Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan promosi Higiene Tahun 2014
No 1
2
Nama Program Kegiatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Satuan
Volume
Indikasi Biaya ( Rp )
Sumber Pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
paket
1
95.000.000
APBD
DINKES
paket
1
25.000.000
APBD
DINKES
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Sumber dokumen perencanaan
3
4.
5
Program Pendidikan Kesehatan dan Lingkungan Sekolah Pembinaan TP PKK
paket
1
50.000.000
APBD
KESRA
paket
1
112.720.000,00
Kecamatan dan kelurahan
paket
1
10.500.000
Kecamatan dan kelurahan
Pembinaan UKS
Sumber : KUA dan PPAS Kab. Bangli Tahun Anggaran 2014
Adapun program kegiatan terkait dengan upaya mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Bangli yang sedang berjalan atau sedang dalam proses kegiatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2: Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun Anggaran 2013 Yang Sedang Berjalan Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan promosi Higiene Tahun 2013 No 1. 2
Nama Program Kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi Biaya ( Rp )
Sumber Pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Pemberdayaan PKK PHBS
Paket Paket
1 1
189.520.000 80.000.000
APBD APBD
BPMPD Dinkes
Sumber dokumen perenca-naan
Sumber :BPMPD dan Dinas Kesehatan Kab. Bangli
4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang direncanaan untuk tahun 2014 dapat dilihat pada 4.3 berikut: Tabel 4.3. Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun Anggaran 2014 Rencana Program Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014 No 1 2
Nama Program/kegiatan Pembangunan Sistem Jaringan Air Limbah Kecamatan Tembuku Pembangunan Sistem Jaringan Air Limbah Kecamatan Kintamani
Volume
Biaya ( Rp )
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
unit
1
478.555.000
APBD
Dlm Kab.
PU
unit
1
478.555.000
APBD
Dlm Kab.
PU
Satuan
Sumber : KUA dan PPAS Kab. Bangli Tahun Anggaran 2014
Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada tahun anggaran 2014, dalam rangka pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bangli akan di bangun Sistem Jaringan Air Limbah yang sifatnya komunal sebanyak 2 unit. Adapun kegiatan terkait dengan pembangunan infrastruktur sanitasi di Kabupaten Bangli pada tahun anggaran 2013 yang sedang dalam proses pelaksanaan dapat dilhat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun Anggaran 2013 Yang Sedang Berjalan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
No 1 2 3 4 5 6
Nama Program/kegiatan Penyusunan DED Kegiatan Sanimas Hibah pembangunan IPAL komunal di Kec. Bangli Hibah pembangunan MCK plus + dikecamatan tembuku Hibah pembangunan MCK plus + dikecamatan Kintamani Pembangunan Sistem jaringan Air Limbah Desa sulahan Kecamatan susut Pembangunan Sistem jaringan Air Limbah Desa Taman Bali Kecamatan susut
Volume
Biaya ( Rp )
Sumber dana
Lokasi kegiatan
unit
37.280.000
APBD
Bangli
unit
350.719.000
unit
300.000.000
unit
300.000.000
1
unit
465.850.000
DAK+ APBD
Bangli
1
unit
465.850.000
DAK+ APBD
Bangli
Satuan 1 1 1 1
DAK+ APBD DAK+ APBD DAK+ APBD
Pelaksana Kegiatan
Bangli Bangli Bangli
Sumber : Dinas PU Kab. Bangli
4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan Peningkatan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli diperlukan guna mengatasi semakin meningkatnya timbulan sampah terutama untuk daerah-daerah perkotaan. Peningkatan pelayanan ini mencakup pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam mengelola sampah dan pemberdayaan masyarakat. Secara lebih lengkap rencana program kegiatan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan tahun Anggaran 2014 Rencana Program Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014 No 1
2 3 4 5 6 7 8
Nama Program/kegiatan Program Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang (Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir Pengadaan Peralatan kebersihan dan pertamanan Rehabilitasi/Pemeliharaan sarana prasarana kebersihan dan pertamanan Operasional kebersihan dan pertamanan Rehabilitasi/Pemeliharaan armada kebersihan dan persampahan Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan Pengembangan teknologi pengolahan persampahan Peningkatan peran serta
Satuan
Volume
Biaya ( Rp )
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Paket
1
75.000.000
APBD
Dlm Kab.
Tata Kota
Paket
1
600.000.000
APBD
Dlm Kab.
Tata Kota
Paket
1
55.000.000
APBD
Dlm Kab.
Tata Kota
Paket
1
803.350.000
APBD
Dlm Kab.
Tata Kota
Paket
1
230.000.000
APBD
Dlm Kab.
Tata Kota
Paket
1
310.000.000
DAK
Dlm Kab.
BLH
Paket
1
52.000.000
APBD
Dlm Kab.
BLH
Paket
1
15.000.000
APBD
Dlm Kab.
BLH
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
masyarakat dalam pengelolaan Persampahan Sumber : KUA dan PPAS Kab. Bangli Tahun 2014
Adapun program kegiatan terkait dengan pembangunan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangli pada tahun anggaran 2013 yang sedang berjalan dapat dilhat pada tabel 4.6. TABEL 4.6. KEGIATAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN TAHUN ANGGARAN 2013 YANG SEDANG BERJALAN Rencana Program Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 No
Nama Program/kegiatan
Satuan
1
Pengadaan dan pemeliharaan sarana kebersihan dan paket pertamanan 2 Operasional Kebersihan dan paket pertamanan 3 Pemeliharaan/rehabilitasi armada paket kebersihan dan persampahan 4 Pengembangan teknologi paket pengelolaan persampahan 5 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan paket persampahan Sumber : Dinas Tata Kota dan BLH Kab. Bangli
Volume
Biaya ( Rp )
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
1
2.120.952.800
APBD
Dlm Kab.
TATA KOTA
1
1.146.738.000
APBD
Dlm Kab.
TATA KOTA
1
186.225.000
APBD
Dlm Kab.
TATA KOTA
1
55.000.000
APBD
Dlm Kab.
BLH
1
50.000.000
APBD
Dlm Kab.
BLH
4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Program kegiatan pengelolaan drainase lingkungan yang sudah dan sedang dilaksanakan sebagian besar dianggarkan melalui dana APBD Kabupaten Bangli dan dana DAK, yang mencakup drainase di lingkungan permukiman Sementara itu pada tahun 2014 melalui Dinas PU dan BLH Kabupaten Bangli diprogramkan pembangunan saluran drainase, gorong-gorong dan sumur resapan di beberapa kecamatan. Secara lebih rinci rencana program kegiatan pembangunan drainase di Kab. Bangli pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Rencana Program Dan Kegiatan Pembangunan Drainase Lingkungan Tahun Anggaran 2014 Rencana Program Kegiatan Pembangunan drainase lingkungan Tahun 2014
No
Nama Program/kegiatan
Satuan
Volume
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong cipta Paket 1 karya Peningkatan Konservasi 2 Daerah tangkapan air dan Paket 1 sumber-sumber air Sumber : KUA dan PPAS Kab. Bangli Tahun Anggaran 2014
1
Biaya (Rp )
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
600.000.000
APBD
Dlm Kab.
PU
440.009.800
DAK
Dlm Kab.
BLH
Adapun kegiatan terkait dengan pembangunan pengelolaan drainase di Kabupaten Bangli pada tahun anggaran 2013 yang sedang berjalan dapat dilhat pada tabel 4.8. Tabel 4.8. Kegiatan Pembangunan Drainase Lingkungan Tahun Anggaran 2013 Yang Sedang Berjalan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Rencana Program Kegiatan Pembangunan drainase lingkungan Tahun 2013 No
Nama Program/kegiatan
Satuan
Volume
Biaya ( Rp )
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
9
618.500.000
APBD
Dlm Kab
PU
7
777.720.000
APBD
Dlm Kab
PU
2
206.000.000
APBD
Dlm Kab
PU
1
289.715.000
APBD
Dlm Kab
BLH
1
Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong bina Paket marga 2 Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong Cipta Paket Karya 3 Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong dan Paket PHR 4 Peningkatan Konservasi Paket daerah tangkapan Air dan sumber-sumber air Sumber : Dinas PU dan BLH Kab. Bangli
4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Program kegiatan peningkatan komponen lainnya meliputi peningkatan pengelolaan air bersih/air minum, pengelolaan air limbah industri rumah tangga dan pengelolaan limbah medis. Karena Ketersediaan air bersih sangat mempengaruhi kualitas sanitasi di suatu daerah. Seperti yang sudah dijelaskan di muka bahwa di Kabupaten Bangli pengelolaan air bersih secara umum dilakukan oleh PDAM dan masyarakat. Program kegiatan yang telah dilaksanakan terkait dengan pengelolaan air bersih masih perlu ditingkatkan, karena cakupan pelayanan air bersih melalui PDAM hanya sekitar 29%. Sebagian besar di wilayah perdesaan untuk pemenuhan air bersih melalui program Pamdes dan program kegiatan lain yang didanai melalui swadaya maupun APBD. Tabel 4.9. Rencana Program Dan Kegiatan komponen terkait sanitasi Tahun Anggaran 2014 Rencana Program Kegiatan Pembangunan Pengelolaan Air Minum Tahun 2014 No 1
2
3
Nama Program/kegiatan Pembangunan Sistem Jaringan Air Minum di Desa Pengiangan Kawan, Kecamatan Susut Pembangunan Sistem Jaringan Air Minum di Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani Pembangunan Bak Penampungan Air Hujan Kabupaten Bangli
Satuan
Volume
Paket
1
Paket
1
Paket
1
Biaya ( Rp ) 308.151.000
38.2075.600
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
APBD
Dlm Kab.
PU
APBD
Dlm Kab.
PU
Dlm Kab.
PU
APBD 462.170.000
Sumber : KUA dan PPAS Kab. Bangli Tahun Anggaran 2014
Adapun kegiatan terkait dengan pembangunan pengelolaan air bersih di Kabupaten Bangli pada tahun anggaran 2014 yang sedang berjalan dapat dilhat pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Kegiatan Komponen terkait sanitasi yang sedang berjalan Rencana Program Kegiatan Pembangunan Pengelolaan Air Minum Tahun 2013 No
Nama Program/kegiatan
Satuan
Volume
Biaya ( Rp )
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Sumbe r dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
1
Pembangunan Sistem Jaringan Air Minum Desa Selat Pembangunan Sistem Jaringan Air Minum Dusun Bangklet Pembangunan Sistem Jaringan Air Minum Desa Pengejaran Pembangunan Bak Penampungan Air Hujan di Kab. Bangli
2
Paket
1
393.602.000
Dlm Kab.
PU
Paket
1
275.000.000
DAK
Dlm Kab.
PU
Paket
1
200.200.000
DAK
Dlm Kab.
PU
Paket
1
253.000.000
DAK
Dlm Kab.
PU
DAK
Sumber : Dinas PU Kab. Bangli
Sementara itu untuk program kegiatan pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Bangli, belum di kelola dengan baik. Masing-masing rumah tangga yang memiliki industri khususnya industri makanan melakukan pengolahan sendiri secara sederhana sebelum dialirkan ke saluran drainase, yakni dengan pengendapan terlebih dahulu. Sedangakan untuk limbah medis pengelolaannya dilakukan oleh RSUD dan puskesmas-puskesmas se-Kab. Bangli, melalui instalasi pengolahan yang sudah dibangun. Penanganan limbah medis di RSUD dan Puskesmas-puskesmas di Kabupaten Bangli belum berjalan optimal, hal ini dapat dilihat dari kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan limbah medis. Secara lebih rinci rencana program kegiatan pengelolaan limbah medis di RSUD Kayuagung dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Rencana Program Dan Kegiatan Pembangunan Pengelolaan Limbah Medis Tahun Anggaran 2014 Rencana Program Kegiatan Pembangunan Pengelolaan Limbah Medis Tahun 2014
No
Nama Program/kegiatan
Satuan
Uji Emisi Pengelolaan Limbah paket Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bangli
1
Volume
Biaya ( Rp )
1
10.000.000
Sumber dana APBD
Lokasi kegiatan Dlm Kab.
Pelaksana Kegiatan RSUD
Adapun kegiatan terkait dengan pembangunan pengelolaan limbah medis di Kabupaten Bangli pada tahun anggaran 2013 yang sedang berjalan dapat dilhat pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Kegiatan Pembangunan Pengelolaan Limbah Medis Yang sedang Berjalan Tahun Anggaran 2013 Rencana Program Kegiatan Pembangunan Pengelolaan Limbah Medis Tahun 2013 No
Nama Program/kegiatan
Satuan
1 IPAL Puskesmas Kintamani III Paket 2. Sanitarian Kit Paket Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Volume
Biaya ( Rp )
1 4
300.000.000 123.000.000
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Sumber dana DAK DAK
Lokasi kegiatan Dlm Kab. Dlm Kab.
Pelaksana Kegiatan Puskesmas Puskesmas
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI DI KABUPATEN BANGLI Hasil analisis data sekunder, persepsi SKPD terkait sektor sanitasi dan hasil Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA)/ Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan akan maka akan di peroleh hasil indikasi permassalahan dan posisi pengelolaan sanitasi dengan diperolehnya gambaran mengenai area beresiko sanitasi di suatu wilayah. 5.1 Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Bangli Penetapan area beresiko sanitasi dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi oleh Pokja sanitasi adalah untuk menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi dan prioritas pengembangan per subsektornya. Prioritas ini akan menentukan arah pengelolaan dan pengembangan sanitasi di kabupaten Bangli di masa mendatang. Tahapan ini diawali dengan proses penetapan area beresiko. Ini merupakan proses klasifikasi dan pemetaan wilayah kabupaten berdasarkan tingkat/derajat resiko sanitasi yang dimiliki kawasan tersebut berdasarkan indikator yang disepakati. Indikator yang digunakan dalam proses penentuan area beresiko adalah : (i) kepadatan penduduk, (ii) persentase kk miski, (iii) persentase layanan air minum, (iv) persentase ketersediaan jamban Kualitas hasil penetapan area beresiko ditentukan oleh kelengkapan data yang dimiliki oleh Pokja sanitasi. Sumber data yang digunakan dalam penetapan area beresiko adalah data sekunder,data primer yang dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas, kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi, serta perilaku PHBS. Hasil dari penetapan area beresiko sanitasi akan disajikan dalam bentuk tabel dan peta area beresiko. Output yang diharapkan dari kegiatan penetapan Area Beresiko Sanitasi adalah Ditetapkannya klasifikasi dan peta area beresiko sanitasi Kabupaten Bangli Penetapan skor area beresiko sanitasi berdasarkan penilaian tentang kualitas, kuantitas, kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi, serta perilaku PHBS yang ada di satu desa atau kelurahan. Desa atau kelurahan yang memiliki skor 4 berarti memilki resiko sanitasi yang sangat tinggi, yang memiliki skor 3 memiliki resiko sanitasi resiko tinggi,yang memiliki skor 2 memiliki resiko sanitasi rendah dan yang memiliki skor 1 memiliki resiko sanitasi resiko sangat rendah. Berdasarkan penggabungan skor dari data skunder, data primer (EHRA) dan penilaian (persepsi) SKPD, desa/kelurahan yang memiliki skor paling tinggi atau 4, memiliki resiko sanitasi yang sangat tinggi hal ini ditunjukkan bahwa desa/kelurahan dimaksud memiliki kondisi lingkungan sebagai berikut: A. Dilihat dari pengelolaan sampah rumah tangga. 1. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan; 2. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah; 3. Banyak nyamuk; 4. Banyak kucing dan anjing mendatangi tumpukan sampah; 5. Dibiarkan saja sampai membusuk; 6. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk; 7. Tidak ada pemilahan sampah rumah tangga; 8. Tidak ada pengelolaan sampah rumah tangga;
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
B. C. D.
E.
9. Sampah dibiarkan membusuk; 10. Tidak pernah ada petugas mengangkut sampah. Dilihat dari pembuangan tinja manusia dan lumpur tinja. 1. Banyak masyakarat buang air besar ke Ke kebun/pekarangan; 2. Sebagian besar tangki septik tidak pernah dikosongkan; Dilihat dari drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir. 1. Sebagian besar rumah tidak mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja; 2. air bekas buangan/air limbah selain tinja dibuang/belum dikelola dengan baik; Dilihat dari pengelolaan air bersih. 1. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan air hujan untuk keperluan mandi cuci kakus, memasak 2. Sebagian besar masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehati-hari. Dilihat dari perilaku hidup bersih dan sehat masyrakat. 1. Sebagian besar masyarakat tidak menggunakan sabun untuk Mencebok pantat anak, mencuci tangan sendiri dan tangan anak; 2. Sebagian besar masyarakat tidak biasa mencuci tangan pakai sabun selesai buang air besar; 3. Banyak anak balita sering mengalami sakit diare.
Sementara itu desa/kelurahan yang memiliki skor area beresiko sanitasi 3 atau beresiko tinggi memiliki kondisi lingkungan sebagai berikut: A. Dilihat dari pengelolaan sampah rumah tangga. 1. Sebagian besar pengelolaan Sampah rumah tangga dengan cara dibakar; 2. Sebagian besar belum ada pemilahan sampah rumah tangga; 3. Sebagian sampah belum diangkut setiap hari dari rumah; B. Dilihat dari pembuangan tinja manusia dan lumpur tinja. 1. Sebagian masyakarat masih ada buang air besar ke kebun; 2. Sebagian besar tangki septik tidak pernah dikosongkan. C. Dilihat dari drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir. 1. Sebagian masyarakat membuang air limbah rumah tangga ke jalan, halaman, saluran terbuka. D. Dilihat dari pengelolaan air bersih. 1. Sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai/rawa/lebak untuk keperluan mandi cuci kakus, memasak 2. Sebagian masyarakat menggunakan air sumur gali tidak terlindungai atau bak air hujan tidak terlindungi. E. Dilihat dari perilaku hidup bersih dan sehat. 1. Ada sebagian ibu tidak mencuci tangan pakai sabun saat menyuapi anak dan menyiapkan makanan; 2. Kejadian sakit diare sebagian besar pada anak-anak balita. Untuk desa/kelurahan yang memiliki skor area beresiko sanitasi 2 atau beresiko sedang memiliki kondisi lingkungan sebagai berikut: A. Dilihat dari pengelolaan sampah rumah tangga. 1. Sampah rumah tangga sudah mulai ada pemilahan; 2. Smpah rumah tangga sudah mulai dikumpulkan; 3. Petugas mengangkut sampah jarang.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
B. Dilihat dari pembuangan tinja manusia dan lumpur tinja. 1. Sebagian besar masyakarat sudah BAB pada tempatnya; 2. Sebagian besar masyarakat sudah punya kloset; 3. Sebagian besar tangki septik tidak pernah dikosongkan. C. Dilihat dari drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir. 1. Sebagian besar rumah tidak memiliki SPAL selain limbah tinja; 2. Sebagian masyarakat membuang air limbah rumah tangga ke lubang dan/atau ke saluran drainase lingkungan; 3. Sebagian kecil lingkungan perumahan terjadi genangan. D. Dilihat pengelolaan air bersih. 1. Sebagian besar masyarakat menggunakan air PDAM untuk keperluan mandi cuci kakus, memasak 2. Sebagian besar masyarakat sudah tidak kesulitan air. E. Dilihat dari perilaku hidup bersih dan sehat. 1. Sebagian besar masyarakat menggunakan sabun untuk mandi dan mencuci; 2. Sebagian masyarakat sudah biasa mencuci tangan pakai sabun. 3. kejadian sakit diare rendah. Area beresiko sanitasi Kabupaten Bangli menggambarkan kawasan atau desa-desa/kelurahan yang memiliki resiko terhadap permasalahan yang terkait dengan sanitasi. Area beresiko ini digambarkan dalam bentuk peta. Kesepakatan pokja mengenai area beresiko sanitasi diperoleh dari penggabungan persepsi SKPD, hasil studi EHRA dan skor dari data skunder dapat dilihat pada tabel terlampir 5.1, sedangkan hasil area beresiko sanitasi per desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel 5.2. Sementara itu peta sebaran desa/kelurahan area beresiko dapat dilihat pada gambar 5.1.
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Tabel. 5.1. Hasil agreed skor Area Beresiko Kecamatan
Desa/Kelurahan
Skor berdasarkan persepsi SKPD
33,00%
Skor berdasarkan data sekunder
Skor berdasarkan data EHRA
33,00%
34,00%
Skor total
Skor finalisasi akhir pokja
susut Apuan Abuan Demulih Susut Sulahan Tiga Pengelumbaran Selat Pengiangan
2 3 2 2 2 2 2 2 3
2 3 2 2 2 2 2 2 3
2 3 3 3 3 2 2 3 3
2,00 3,00 2,34 2,34 2,34 2,00 2,00 2,34 3,00
2 3 2 2 2 2 2 2 3
Bunutin Tamanbali Bebalang Kawan Cempaga Kubu Kayubihi Pengotan Landih
2 2 2 2 2 2 3 4 4
2 2 2 2 2 2 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4
2,34 2,34 2,34 2,34 2,34 2,34 3,00 3,66 4,00
2 2 2 2 2 2 3 4 4
Jahem Tembuku Yangapi Undisan Bangbang Peninjaoan
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
3 3 3 3 3 3
Mengani Binyan Ulian Bunutin Langgahan Lembean Bayung Cerik Mangguh Belancan Katung Banua Abuan Bonyoh
3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4
3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4
2 4 4 3 2 2 2 4 2 3 4 2 4
2,66 3,34 3,34 3,00 2,66 2,66 3,32 4,00 2,00 3,00 2,68 2,00 4,00
3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4
Bangli
Tembuku
Kintamani
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Sekaan Bayung Gede Sekardadi Kedisan Buahan Suter Abang Batu dinding Abangsongan Terunyan Songan A Songan B Batur Selatan Batur Tengah Batur Utara Kintamani Serai Manikliyu Awan Belantih Gunung Bau Belanga Batukaang Catur Pengejaran Selulung Satra Dausa Daup Bantang Kutuh Sukawana Subaya Siakin Pinggan Belandingan
Skor berdasarkan persepsi SKPD
2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4
Skor berdasarkan data sekunder
2 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Skor berdasarkan data EHRA
2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 2 2 4 2 3 2 2 4 3 3
Skor total
Skor finalisasi akhir pokja
2,00 2,66 2,00 2,34 3,00 3,32 3,32 3,00 3,00 4,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,66 2,00 4,00 2,00 2,00 3,34 4,00 2,66 2,66 3,34 2,66 3,66 2,66 3,32 4,00 3,66 3,00
2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4
Gambar 5.1 Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Bangli
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Tabel 5.2. Area Beresiko Sanitasi dan Penyebab Utamanya
No A.1 A.2
Area Beresiko*) Resiko 4 (Beresiko Sangat Tinggi)
A.3 A.4
B.1
Resiko 3 (Beresiko
Wilayah Prioritas Kecamatan Susut Bangli
Desa/Kelurahan
Tembuku Kintamani
-
Susut
-
1. Pengotan 2. Landih 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Mangguh Bonyoh Songan A Songan B Serai Manikliyu Awan Belanga Selulung Kutuh Siakin Pinggan
1. Abuan 2. Pengiangan
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Penyebab Utama Resiko A. pengelolaan sampah rumah tangga. 1. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan; 2. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah; 3. Banyak nyamuk; 4. Banyak kucing dan anjing mendatangi tumpukan sampah; 5. Dibiarkan saja sampai membusuk; 6. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk; 7. Tidak ada pemilahan sampah rumah tangga; 8. Tidak ada pengelolaan sampah rumah tangga; 9. Sampah dibiarkan membusuk; 10. Tidak pernah ada petugas mengangkut sampah. B. pembuangan tinja manusia dan lumpur tinja. 1. Banyak masyakarat buang air besar ke Ke kebun/pekarangan; 2. Sebagian besar tangki septik tidak pernah dikosongkan; C. drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir. 1. Sebagian besar rumah tidak mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja; 2. air bekas buangan/air limbah selain tinja dibuang/belum dikelola dengan baik; D. pengelolaan air bersih. 1. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan air hujan untuk keperluan mandi cuci kakus, memasak 2. Sebagian besar masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehati-hari. E. perilaku hidup bersih dan sehat masyrakat. 1. Sebagian besar masyarakat tidak menggunakan sabun untuk Mencebok pantat anak, mencuci tangan sendiri dan tangan anak; 2. Sebagian besar masyarakat tidak biasa mencuci tangan pakai sabun selesai buang air besar; 3. Banyak anak balita sering mengalami sakit diare.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli B.2 B.3
B.4
Tinggi)
Bangli Tembuku
Kintamani
1. Kayubihi 1. Jahem 2. Tembuku 3. Yangapi 4. Undisan 5. Bangbang 6. Peninjoan 1. Mengani 2. Binyan 3. Ulian 4. Bunutin 5. Langgahan 6. Lembean 7. Bayungcerik 8. Katung 9. Banua 10. Bayung Gede 11. Buahan 12. Suter 13. Abang Batudingding 14. Abang songan 15. Trunyan 16. Belantih 17. Pengejaran 18. Satra 19. Dausa 20. Daup 21. Bantang 22. Sukawana 23. Subaya 24. Blandingan
Sumber : Survey Lapangan (Study EHRA)
Dari 72 desa/kelurahan kegiatan sanitasi di Kabupaten Bangli, terlihat bahwa ada 14 desa yang merupakan desa berisiko sangat tinggi (resiko 4), sedangkan yang berisiko tinggi (resiko 3) ada 33 desa. Sedangkan sisanya beresiko sedang (resiko 2) sebanyak 25 desa. Secara umum permasalahan sanitasi di Kabupaten Bangli perlu mendapat perhatian yang cukup serius. Kondisi fisik wilayah yang beragam menyebabkan permasalahan sanitasi berbeda antara satu kawasan dengan kawasan yang lain. Kondisi fisik ini sangat bepengaruh terhadap kondisi lingkungan dan perilaku serta kesadaran masyarakat untuk mengelola sanitasi secara lebih baik. 1.
2. 3. 4.
Secara umum penyebab utama area berisiko di Kabupaten Bangli adalah: Pelayanan pengelolaan persampahan oleh pemerintah daerah belum menyentuh keseluruh wilayah Kabupaten Bangli. Pelayanan persampahan sebatas dilakukan oleh pemerintah daerah saja, dan hanya menjangkau kawasan perkotaan khususnya Kota Kayuagung sebagai ibukota kabupaten. Kesadaran masyarakat untuk pengelolaan persampahan masih rendah khususnya di kawasan perdesaan; Ketersediaan sarana jamban yang kurang memadai (akses, jumlah serta kualitas sarana yang masih rendah); Ketersediaan saluran drainase lingkungan sebatas di kawasan perkotaan khususnya di ibukota kabupaten, sementara itu di kawasan perdesaan masih kurang memadai, belum ada
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
5.
6.
perencanaan drainase terpadu (masih bersifat parsial dan situasional), serta kurang optimalnya operasional dan pemeliharaan sarana. Penyediaan Air Baku/Air Bersih pada masyarakat yang belum memadai (akses yang rendah, pembangunan sarana air bersih yang belum merata, ketidakmampuan masyarakat untuk membangun sarana air bersih/faktor ekonomi kemiskinan, kesadaran masyarakat yang kurang untuk menjaga sarana yang telah terbangun dari program yang ada); Masih belum membudayanya kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat masyarakat, seperti pola hidup masih mengandalkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, BAB di sembarang tempat, kebiasaan membuang sampah/limbah di sungai, termasuk kebiasaan perilaku cuci tangan tidak pakai sabun pada waktu akan makan atau setelah BAB.
5.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Analisa SWOT merupakan salah satu landasan untuk menentukan strategi dalam melihat posisioning di masing-masing sub sektor sanitasi, untuk melakukan analisa SWOT ada dua issu yang perlu di pehatikan yaitu : Lingkungan internal : – Issue-issue dalam kontrol pemerintah kabupaten/kota terkait dengan pembangunan & pengelolaan sanitasi permukiman – Menggambarkan faktor kekuatan (strength) & kelemahan (weakness) Lingkungan Eksternal : – Issue-issue di luar kontrol pemerintah kabupaten/kota terkait dengan pembangunan & pengelolaan sanitasi permukiman – Menggambarkan faktor berbagai peluang (opportunity) yang dapat menguntungkan pembangunan sanitasi di kab/kota & ancaman (threat) yang harus dihindari Manfaat analisa SWOT dalam kegiatan ini adalah : 1. Salah satu cara yang terbaik, realistis dan umum dilaksanakan dapat dilaksanakan untuk menetapkan strategi 2. Dapat menumbuhkan semangat kebersamaan & menyatukan kepentingan kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan oleh kelompok Pokja sanitasi Kabupaten Bangli untuk masing-masing sub sektor sanitasi adalah sebagi berikut: 5.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli menghasilkan skor dan pembobotan sebagai berikut: No
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
SKPD yang terkait Sanitasi/Air Limbah
15%
2
0,3
Kegiatan STBM
20%
4
0,8
Banyak Program Pengolahan Air Limbah Komunal
15%
2
0,3
Adanya UPT LAB ttg air limbah
5%
1
0,05
5
Adanya dukungan dari pokja sanitasi
10%
3
0,3
6
Adanya LSM Pemerhati Lingkungan Adanya partisipasi masyarakat untuk pengolahan limbah domestic
15%
2
0,3
20%
4
Jumlah Potensi Pemanfaatan limbah untuk pupuk Organik/pakan ternak
100% Skor
0,8 2,85
Pengaruh
Nilai Akhir
20%
3
20%
4
1 2 3 4
7 No 1 2
Kekuatan
Peluang bisnis sedot lumpur tinja,
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
0,6 0,8
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli 3 4 5
Pemanfaatan limbah untuk bio gas Sumber-sumber pendanaan non pemerintah daerah/CSR
10%
2
30%
3
Usaha pembangunan sarana MCK rumah tangga
20%
3
Jumlah
100%
0,6 3,1
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
20%
-3
-0,6
No 1 2 3 4 5 6 No 1 2 3 4
Ancaman Kontruksi Septick tank yg belum standart Perilaku BABS yg susah di tinggalkan terutama di daerah pedesaan Belum adanya IPLT Masyarakat belum familiar dgn sistem Komunal (septik tank komunal) Topografi sebagian besar didaerah pegunungan Keterbatasan masyarakat tentang pengetahuan teknologi pengolahan air limbah Jumlah Kelemahan Tidak adanya aturan tentang Pengelolaan Air Limbah domestik
20% 10% 20% 25% 5%
-3 -3 -2 -3 -2
0,2 0,9
-0,6 -0,3 -0,4 -0,75 -0,1
100% Skor
-2,75 Nilai Akhir
Pengaruh
15%
3
Perilaku masyarakat yg praktis dan kurang perduli
15%
3
-0,5
Kurangnya SDM dlm pengelolaan SPAL
10%
3
-0,3
2
-0,2
-0,5
Kurang keterlibatan sektor swasta
10%
5
Anggaran yang minim
20%
4
-0,8
6
Kelembagaan pengelola yg belum ada Kesulitan Air Bersih
10%
2
-0,2
20%
3
-0,6 -3,00
7
Jumlah
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Hasil analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Kabupaten Bangli kekuatan + kelemahan = 0,15, potensi + ancaman = 0,35, maka posisinya ada dikuadran III dan di posisi strategi Pemeliharaan Agresif seperti pada diagram di bawah ini :
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pertumbuhan Stabil
III
I
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan Cepat
Internal Kuat (+)
Internal Lemah (-) Berputar
Diversifikasi Besarbesaran
IV Ceruk
Diversifikasi Terpusat
II
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
5.2.2. Sub Sektor Persampahan Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli menghasilkan skor dan pembobotan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Kekuatan
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
Adanya dukungan dari Pokja/Pemda Adanya Perda pendukung pengelolaan sampah yg sesuai dgn UU 18 thn 2008
20%
4
0,8
20%
4
Adanya LSM Pemerhati Lingkungan Mulai munculnya teknologi sistem pengolahan persampahan Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan persampahan di lingkungan/banjar
5%
2
10%
4
10%
2
0,2
0,8 0,1 0,4
6
TPA Sanitary Landfield
10%
4
0,4
7
Bank Sampah
5%
2
0,1
8
Adanya pranata sosial yang mendukung proses pengolahan sampah
10%
3
0,3
9
Adanya Pokmas sampah
10%
3
0,3
Jumlah
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
100%
3,4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
No 2 3 4
Kelemahan
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
Minimnya anggaran untuk sektor Persampahan
15%
-4
-0,6
Keterbatasan sarana prasarana Jangkauan pelayanan minim (masih terfokus pada perkotaan)
15%
-4
-0,6
10%
-4 -0,4
5 6 7 8 9 10
kurangnya mekanisme evaluasi thd penanganan sampah Lemahnya pengawasan petugas kebersihan dalam melaksanakan tupoksi Keterbatasan penerapan teknologi pengolahan persampahan
10%
-2
10%
-3
10%
-3
Topografi sebagian besar pegunungan Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengolalaan persampahan
10%
-2
10%
-2
Minimnya kegiatan sosialisasi persampahan
10%
-2
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
-0,2 -0,3 -0,3 -0,2 -0,2 -0,2 -3,00
Jumlah No
Potensi
1
Peran serta CSR
15%
3
0,45
2
Sampah sebagai sumber energi (bio massa) Sudah ada masyarakat yg mengelola sampah mandiri/3R
10%
2
0,2
25%
4
1
Sampah rumah tangga sebagai pakan ternak Pengelolaan sampah oleh pihak swasta/desa/setempat/ pengangkutan ke TPA
10%
2
0,2
20%
3
0,6
Kelompok pemulung/pengepul sampah
20%
4
0,8
3 4 5 6
Jumlah No 1 2 3
Ancaman Munculnya TPA liar di aerah pedesaan Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah Kurangnya pengelolaan sampah oleh masyarakat secara mandiri
3,25 Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
30%
4
-1,2
10%
3
10%
3
-0,3
-0,3
4
Penurunan derajat kesehatan lingkungan/masyarakat
20%
4
-0,8
5
Penurunan Kunjungan pariwisata
10%
4
-0,4
6
Penurunan kualitas air dan udara
10%
3
-0,3
7
Pembakaran sampah
10%
3
-0,3
Jumlah
-3,6
Hasil analisa SWOT sub sektor Persampahan Kabupaten Bangli kekuatan + kelemahan = 0,4 potensi + ancaman = -0,35, maka posisinya ada dikuadran II dan di posisi strategi diversifikasi besar-besaran seperti pada diagram di bawah ini :
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pertumbuhan Stabil
III
I
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan Cepat
Internal Kuat (+)
Internal Lemah (-) Berputar
Diversifikasi Besarbesaran
IV Ceruk
Diversifikasi Terpusat
II
Lingkungan Kurang Mendukung (-) 5.2.3. Sub Sektor Drainase Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli menghasilkan skor dan pembobotan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Skor
Topografi pegunungan/dataran tinggi Partisipasi masyarakat dalam mengelola saluran drainase Ketersedian lahan untuk mengembangkan pembangunan drainase
20%
Adanya teknologi biopori dan sumur resapan
2 3
Jumlah Kelemahan Kurangnya koordinasi antar SKPD pengelola terutama dalam pemeliharaa Kurang kejelasan pengelolaan drainase yang terbangun Kekurangan personil yang menangani sektor drainase Alokasi dana belum proposional
4
Belum tersedianya informasi untuk himbauan kepada masyarakat terkait informasi kelestarian drainase/Irigasi
No 1
5
Kekuatan Pemerintah melalui APBD di sediakan dana untuk pembangunan/ pemeliharaan drainase lingkungan.
Belum adanya master plan drainase
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Pengaruh
Nilai Akhir
3
0,75
3
0,6
2
0,4
3
0,45
20%
2
0,4 2,6
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
25%
20% 15%
15% 15% 10% 20%
-3
-0,45
-3
-0,45
-3
-0,3
-4
-0,8
-2
-0,2
-4
-0,8
10%
20%
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Kurangnyaya pemeliharaan terhadap sarana drainase yang telah terbangun Jumlah
6
No 1
Potensi Adanya Kegiatan yg berbasis masyarakat untuk pembangunan/pengelolaan Drainase pemukiman (PNPM&Kemitraan)
10%
-3
-0,3 -3,3
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
40%
3
1,2
35%
2
0,7
25%
2
0,5
Pendanaan dari pemerintah atasan 2 3
Adanya dana CSR
2,4
Jumlah No
Ancaman
Skor
1
2
3
4
Pengaruh
Nilai Akhir
20 Curah hujan yang tinggi Semakin banyak lahan tutupan/kurang resapan tanah
-0,6
-3
-0,6
-2
-0,3
-3
-0,6
-3
-0,3
-3
-0,45 -2,85
20%
Badan jalan/pinggir saluran drainase ditanami rumput untuk pakan ternak
15
Masyarakat membuang kotoran/sampah ke sistem drainase
20
5
Kerusakan sistem drainase karena faktor umur
10
6
Kurangnya partisipasi masyarakan dalam pemeliharaan drainase
15
Jumlah
-3
Hasil analisa SWOT sub sektor Drainase Kabupaten Bangli kekuatan + kelemahan = -0,7, potensi + ancaman =-0,45, maka posisinya ada dikuadran IV dan di posisi strategi berputar seperti pada diagram di bawah ini :
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pertumbuhan Stabil
III
I
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan Cepat
Internal Kuat (+)
Internal Lemah (-) Berputar
Diversifikasi Besarbesaran
IV Ceruk
Diversifikasi Terpusat
II
Lingkungan Kurang Mendukung (-) 5.2.4. Sub Sektor PHBS Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bangli menghasilkan skor dan pembobotan sebagai berikut: No
Kekuatan
Skor
Pengaruh
10%
3
1
Variasi bahan promosi yg cukup banyak
2
Keperdulian yg tinggi dari pemerintah dgn mendukung program PHBS
3
Jumlah posyandu yg merata
15%
4
Adanya tenaga kesehatan desa yg bisa di berdayakan untuk program PHBS
15%
5
Puskesmas sebagai ujung tombak PHBS terutama di desa/sanitarian
15%
Adanya dukungan dari PKK Kabupaten
5%
Mulai adanya kesadaran ber-PHBS di masyarakat.
10%
Program STBM
15%
6 7 8
Jumlah
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
15%
Nilai Akhir 0,3
3
0,45
3
0,45
3
0,45
3
0,45
2
0,1
2
0,2
4
0,6 3,00
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli No 1 2
Kelemahan
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
Cakupan program PHBS yg terlalu luas
20%
-3
-0,6
Kurangnya promosi kampanye tentang BABS
15%
-3
-0,45
3
Kurangnya biaya u/ penggandaan media promosi
15%
-4
-0,6
4
Tidak adanya peraturan terkait PHBS di kabupaten Rendahnya peran serta sektor swasta dalam promosi PHBS
10%
-2
-0,2
-3
-0,75
Rendahnya dukungan media untuk promosi PHBS
15%
-3
-0,45
5 6
25%
Jumlah
-3,05
No
Potensi
Skor
Pengaruh
1
Sudah ada beberapa contoh sekolah unggulan untuk rujukan model UKS Adanya penyuluhan dari Kader posyandu (Pokja 4) PKK
25%
3
15%
3
Lomba Desa/Kelurahan
15%
2
0,3
3
0,6
2 3 4
Nilai Akhir 0,75 0,45
Dana-dana dari APBD/APBN
20%
5
CSR
15%
2
0,3
6
Kearifan lokal terkait PHBS
10%
3
0,3 2,7
Jumlah No
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
BABS
20%
-3
-0,6
Kurangnya sarana sanitasi Luasnya wilayah dan topografi pegunungan cukup menyulitkan
20%
-3
-0,6
-3
-0,6
4
Tingkat pendidikan keluarga yang masih rendah
20%
-3
-0,6
5
Tingkat Ekonomi yang masih rendah
20%
-3
-0,6 -3
1 2 3
Ancaman
Jumlah
20%
Hasil analisa SWOT sub sektor PHBS Kabupaten Bangli kekuatan + kelemahan = -0,05 , potensi + ancaman =-0,3 maka posisinya ada dikuadran IV dan di posisi strategi Ceruk seperti pada diagram di bawah ini :
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pertumbuhan Stabil
III
I
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan Cepat
Internal Kuat (+)
Internal Lemah (-) Berputar
Diversifikasi Besarbesaran
IV Ceruk
Diversifikasi Terpusat
II
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
5.2.5. Sub Sektor Air Minum Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh Pokja SANITASI Kabupaten Bangli menghasilkan skor dan pembobotan sebagai berikut: No
Kekuatan
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
1
Tersedianya SDM yang cukup
10%
3
0,3
2
Tersedianya Sumber Air
30%
4
1,2
Tersedianya CP (Corporate Plan)
15%
2
0,3
Sudah ada lembaga pengelola Tersedianya sarana komunikasi dgn pelanggan dan masyarakat
20%
3
0,6
5%
2
3 4 5
6
Kualitas air baku memenuhi syarat kesehatan
10%
4
7
Adanya UPT Lab Kes.
10%
3
Jumlah
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
0,1 0,4 0,3 0,3 3,2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli No
Kelemahan
Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
1
Terbatasnya Anggaran
30%
-4
-1,2
2
Tenaga Ahli/Terampil kurang
10%
-2
-0,2
3
Disparitas harga yang tinggi
10%
-3
-0,3
4
Topografi Pegunungan
20%
-4
-0,8
5
Distribusi belum merata
15%
-3
-0,45
6
Biaya operasional tinggi untuk daerah pegunungan
15%
-3
-0,45
Jumlah No 1
Potensi Adanya Pokmas air Penghijauan di sekitar sumber dgn tanaman produksi
2
-3,4 Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
35%
4
1,4
15%
2 0,3
Adanya SPAMDES 3
25%
3 0,75
4 5
Adanya minat dari swasta untuk menjual air
15%
2
0,3
Adanya perusahaan AMDK
10%
2
0,2
Jumlah No 1
2 3 4 5
Ancaman Belum adanya legal formal bagi lembaga pengelola Air bersih di masyarakat
2,95 Skor
Pengaruh
Nilai Akhir
20%
-3
-0,6
Kurang kesadaran masyarakat terhadap pelestarian sumber air
Penguasaan sumber air oleh desa/masyarakat Perencanaan berbasis masyrakat belum ada Belum semua SAB yang digunakan diuji kualitas standar baku mutu Jumlah
-3 30% 25%
-3
-0,9 -0,75
15%
-2
-0,3
10%
-1
-0,1 -2,65
Hasil analisa SWOT sub sektor air minum Kabupaten Bangli kekuatan + kelemahan = -0,2, potensi + ancaman =0,3, maka posisinya ada dikuadran III dan di posisi strategi pemeliharaan agresif seperti pada diagram di bawah ini :
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pertumbuhan Stabil
III
I
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan Cepat
Internal Kuat (+)
Internal Lemah (-) Berputar
Diversifikasi Besarbesaran
IV Ceruk
Diversifikasi Terpusat
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) - 2013
II