perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TERPAAN IKLAN DAN SIKAP MEMBELI (Studi Korelasi Terpaan Iklan AXIS di Trans TV dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008 - 2009)
Disusun Oleh : Andhika Wisnu Wardana ( D0205035 )
Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Pada hari : Rabu Tanggal : 31 maret 2010
Panitia Penguji :
[ 1. Ketua
:
]
Drs. Surisno Satrio Utomo, M.Si NIP. 19500926 198503 1 001
[ 2. Sekretaris
:
]
Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si NIP. 19690207 199512 2 001
[ 3. Penguji
:
] Drs. Nuryanto,M.Si
NIP. 19490831 197802 1 001
Mengetahui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Drs. H. Supriyadi SN., S.U. commit to user 1 001 NIP 19530128 198103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kata Pengantar
Alhamdulilah, puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT bahwa segala hidayah-NYA penulis dapat merealisasikan dan menyelesaikan skripsi dengan judul “TERPAAN IKLAN DAN SIKAP MEMBELI (Studi Korelasi Terpaan Iklan AXIS di Trans TV dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008 - 2009) dalam masa yang penuh penantian dan perjuangan. Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini merupakan bagian dari pengetahuan dan pengalaman yang telah penulis peroleh berkat bimbingan, bantuan, petunjuk dan arahan serta kerjasama dari berbagai pihak. Meskipun ungkapan ini tidak memadai, namun penulis dengan segenap ketulusan hati mengaturkan banyak terima kasih kepada : 1. ALLAH SWT atas segala anugerah kebaikan, kesehatan dan kekuatan yang selama ini menjadi rahmat dan barokah dalam menjalani kehidupan. 2. Kedua orang tua tercinta yang tiada hentinya berdoa, memberi semangat dan bimbingan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 3. Drs. H. Supriyadi SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Phd selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Drs. Nuryanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan segala kesabaran, kearifan dan kebijaksanaan dalam membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Dra. Christina Tri H, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dari awal kuliah hingga sampai selesai. 7. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu yang berguna bagi penulis. 8. Dra. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta dengan segala kemudahan dalam penelitian skripsi ini. 9. Teman-teman angkatan 2005 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 10. My BebbyQ “Erlinda Nur Utami” yang selalu memberi semangat di setiap waktu. 11. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala dari ALLAH SWT. Akhirnya skripsi yang jauh dari sempurna ini semoga bermanfaat dan menjadi setetes sumbangan dalam lautan ilmu pengetahuan yang tiada batas. Penulis commit to user
Andhika Wisnu Wardana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………............ ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. v KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii DAFTAR GAMBAR DAN TABEL……………………………………… xii ABSTRAK………………………………………………………………... xiv BAB I. Pendahuluan………………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 8 C. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 8 D. Landasan Teori……………………………………………………. 9 E. Kerangka Pemikiran………………………………………………. 31 F. Hipotesis………………………………………………………….. 33 G. Definisi Konsepsional dan Operasional…………………………… 33 H. Metodologi Penelitian…………………………………………….. 41 1. Tipe Penelitian………………………………………………… 41 2. Metode Penelitian……………………………………………… 42 3. Lokasi Penelitian……………………………………………… 42 4. Tehnik Pengambilan Sampel………………………………….. 42 5. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………….. 44 6. Tehnik Analisis Data………………………………………….. 44 BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian……………………………………… 47 A. Deskripsi AXIS…………………………………………………… 47 1. Logo AXIS…………………………………………………… 47 commit to user 2. Layanan AXIS………………………………………………… 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Jangkauan AXIS…………………………………………………………… 50 4. Program AXIS………………………………………………… 50 5. Pemegang Saham AXIS……………………………………….. 51 6. Tim Manajemen AXIS………………………………………… 52 7. Tata Kelola Perusahaan………………………………………... 56 8. Budaya dan Kode Etik Perusahaan……………………………. 56 9. Penghargaan Yang Diterima AXIS……………………………. 57 10. Iklan Axis Pada Media Televisi……………………………….. 59 B. Deskripsi SMA Negeri 7 Surakarta……………………………….. 67 1. Sejarah Berdirinya Sma Negeri 7 Surakarta…………………... 67 2. Keadaan Lingkungan Sekolah………………………………… 70 3. Struktur, Tugas Dan Fungsi Pengelola Sekolah........................ 75 4. Manajemen Berbasis Sekolah…………………………………. 78 5. Kurikulum……………………………………………………... 79 6. Osis............................................................................................. 79 7. Ekstrakurikuler………………………………………………… 81 8. Kehumasan…………………………………………………….. 81 9. Bimbingan Konseling………………………………………….. 83 C. Deskripsi Trans Tv………………………………………………… 84 1. Sekilas Sejarah………………………………………………… 84 2. Logo Trans Tv………………………………………………… 85 3. Visi Trans Tv…………………………………………………. 85 4. Misi Trans Tv…………………………………………………. 86 5. Area Pemancaran……………………………………………… 86 6. Penghargaan Yang Pernah di terima Trans Tv………………… 87 7. Corporate Social Responsibilty……………………………….. 92 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III. Penyajian Data…………………………………………………... 96 A. Variabel Terpaan Iklan Axis Di Trans Tv………………..….......... 96 1. Frekuensi.................................................................................... 97 2. Intensitas……………………………………………………… 98 3. Persepsi....................................................................................... 100 4. Pemahaman……………………………………………………. 101 Total Nilai Variabel Terpaan Iklan………………………………… 102 B. Variabel Sikap Membeli Siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009……….........................
104
1. Awareness……………………………………………………. 106 2. Knowledge……………………………………………………. 107 3. Liking…………………………………………………………. 109 4. Preference……………………………………………………… 111 5. Conviction…………………………………………………….. 113 6. Purchase………………………………………………………. 115 Total Nilai Variabel Sikap Membeli……………………………
117
C. Variabel Interaksi Sosial………………………………………….. 118 1. Pengaruh pendapat orang lain………………………………… 119 2. Frekuensi kegiatan sosial……………………………………… 121 Total Nilai Variabel Interaksi Sosial……………………………… 122
BAB IV. Analisa Data……………………………………………………... 124 A. Hubungan Antara Terpaan Iklan Axis Di Trans Tv Dan Sikap Membeli Siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS angkatan 2008-2009…………………………………...................... 126 B. Hubungan Antara Interaksi Sosial Dan Sikap Membeli Siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS angkatan 20082009................................................................................................... 132 commit to user BAB V. Kesimpulan dan Saran…………………………………………… 137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan………………………………………………………... 137 B. Saran………………………………………………………………. 139 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 141 LAMPIRAN……………………………………………………………… 144
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Andhika Wisnu Wardana, D0205035, TERPAAN IKLAN DAN SIKAP MEMBELI (Studi Korelasi Terpaan Iklan AXIS di Trans Tv dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008 – 2009). Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010. Skripsi ini berawal dari ketertarikan peneliti akan iklan AXIS di Trans Tv. Dimana sejalan dengan penetrasi penggunaan telepon seluler yang meningkat seiring dengan munculnya produk telekomunikasi. Untuk itu peneliti berusaha membuktikan pengaruh iklan tersebut dalam hal ini iklan AXIS terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang dalam hal ini sebagai responden yang menggunakan produk AXIS. Penelitian ini termasuk dalam penelitian penjelasan (explanatory Research), yang berusaha menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesa dan merupakan penelitian survey yaitu mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data pokok. Metode yang dipakai adalah metode korelasional yaitu berusaha meneliti hubungan diantara variabel melalui pengujian hipotesa atau dengan menggunakan prediksi. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 yang merupakan hasil sensus didapat populasi sebesar 33 orang. Sebanyak 33 siswa tersebut dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu terpaan iklan AXIS di Trans Tv sebagai variabel independent 1, sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 sebagai variabel dependen, serta interaksi sosial sebagai variabel independent 2. Untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian ini menggunakan analisa statistik korelasi tata jenjang spearman untuk data kembar. Hasil dari analisa hubungan antara variabel independent 1 dengan variabel dependen menunjukkan hubungan positif antar keduanya. Karena berdasarkan perhitungan rs : 0,4536 terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Setelah diketahui nilai kritik t : 2,83383 dikonsultasikan pada nilai kritik t dalam tabel, dengan mempertahankan derajat kebebasan (df)=n-2 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai t yang diperoleh lebih besar dari nilai kritiknya. Dengan demikian Hi diterima dan Ho ditolak. Sehingga terbukti ada hubungan yang signifikasi antara Terpaan iklan AXIS di Trans Tv terhadap sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS Angkatan 2008-2009. Artinya terpaan iklan yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap sikap membeli yang semakin tinggi pula. Hasil analisa hubungan antara variabel interaksi sosial dengan sikap membeli menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikasi diantara kedua variabel tersebut. Menurut uji signifikasi yang dilakukan diketahui nilai kritik t = 0,74858 kemudian dikonsultasikan pada nilai kritik t dalam tabel. Dengan mempertahankan derajat kebebasan (df) n -2 = 33 – 2 =31 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai t yang diperoleh lebih kecil daripada nilai kritiknya. Maka dalam pengujian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel interaksi sosial dengan variabel sikap membeli. Meskipun tingkat kebutuhan dan kesukaan yang cukup tinggi tetapi hal itu tidak berhubungan dengan commit user pada kemauan dan keinginan pribadi pengaruh interaksi sosial mereka, tapitolebih responden
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Andhika Wisnu Wardana, D0205035, ADVERTISEMENT EXPOSURE AND ATTITUDE BUY (Correlation Study of Advertisement Exposure AXIS in Trans Tv and Attitude Buy Student Class of XI SMA Negeri 7 Surakarta Using AXIS Generation 2008 – 2009). Skripsi, Majors Science Communications, Faculty Social Science and Politics, University Sebelas Maret, Surakarta, 2010. This Skripsi having beginning of from interest of advertisement researcher AXIS would in Trans Tv. Where in line with penetration of usage of telephone seluler is increasing along with telecommunications product appearance. For the purpose researcher tries proves the advertisement influence in this case advertisement AXIS to class student XI SMA Negeri 7 Surakarta which in this case as responder using product AXIS. This research included in explanation research ( explanatory Research), is trying explains the relation of causal between variables through examination of hypothesizing and is research of survey that is taking sample from population and applies questionaire to collect fundamental data. Method used is method correlational that is trying checks relationship between variable through examination of hypothesizing or by using prediction. Population at this research is class student XI Sma Negeri 7 Surakarta using AXIS generation 2008-2009 is result of census is gotten by population 33. The 33 students is made by research sample. This research applies three variables that is advertisement exposure AXIS in Trans Tv as variable independent 1, attitude buys class student XI Sma Negeri 7 Surakarta which using AXIS generation 2008-2009 as variable dependen, and social interaction as variable independent 2. To know relationship between this research variables applies correlation statistic analysis to arrange ladder spearman for twin data. Result from analysis relation between variable independent 1 with variable dependen shows positive relationship between both. Because based on calculation rs : 0,4536 located between 0,00 and 1,00 ( positive). After known by criticism value t : 2,83383 consulted at criticism value t in tables, by maintaining degree of freedom ( df) = n-2 and trust level of 90% and level significations 10%. From result of examination it is known that value t obtained bigger than its (the criticism value). Thereby Hi received and Ho is refused. So proven there is relationship which significations between advertisement exposure AXIS in Trans Tv to attitude buys class student XI Sma Negeri 7 Surakarta using AXIS generation 2008-2009. Mean advertisement exposure which excelsior will have an effect on to position to buy which excelsior also. Result of analysis relation between social interaction variable with attitude buys shows inexistence of relationship which significations between both the variables. According to test significations done known by criticism value t = 0,74858 then consulted at criticism value t in tables. By maintaining degree of freedom ( df) n - 2 = 33 – 2 = 31 and trust level of 90% and level significations 10%. From result of examination it is known that value t obtained is smaller than its (the criticism values). Hence in this examination there is no relationship significations between social interaction variables with attitude variable buys. Though level of requirement and hobby that is enough is height but that thing doesn't relate to interaction influence of their social, but more at willingness and desire of responder person commit to user
1 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dibandingkan
dengan
industri-industri
lain,
telekomunikasi
merupakan industri yang tingkat pertumbuhannya cukup tinggi. Proyeksi pertumbuhan yang luar biasa dari industri ini di masa yang akan datang dianggap sangat menguntungkan. Bisa dilihat dari penggunaan telepon seluler yang sudah menguasai semua bidang kehidupan. Kesadaran masyarakat terhadap teknologi komunikasi juga terus meningkat. Sektor telekomunikasi sekarang ini telah menjadi salah satu kontributor pendapatan ekonomi di suatu negara. Bahkan menjadi tolok ukur maju-tidaknya ekonomi suatu wilayah. Menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), belanja barang modal (capital expenditure) seluruh operator seluler pada 2006 mencapai sekitar 2 miliar dolar AS, naik dari sekitar 1,8 miliar dolar AS pada 2005. ATSI juga mencatat, jika pada tahun 2005 pendapatan operator di luar penjualan ponsel mencapai sekitar Rp50 triliun, maka pada tahun 2010 akan tumbuh lebih tinggi mencapai Rp140 triliun. (www.antara.co.id, diakses pada 18-12-2009 18:14). Namun sebenarnya penetrasi seluler di Indonesia masih sangat rendah, hanya sekitar 22% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa. Maka dengan demikian masih terbuka lebar peluang pasar yang belum terlayani. Tidak berlebihan jika empat tahun commit to user bisa mencapai 100 juta nomor. ke depan diproyeksikan jumlah penggunanya
2 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akan tetapi, pasar yang besar juga memiliki kompetisi sangat ketat. Perubahan dinamis kondisi ekonomi dan sosial telah mengubah secara drastis sikap membeli konsumen dengan semakin banyaknya pilihan produk, konsumen telah memiliki ekspektasi yang lebih besar dan lebih menantang daripada sebelumnya. Mereka tidak hanya mengharapkan produk yang berkualitas tinggi karena kualitas produk telah menjadi suatu kewajaran dan persyaratan umum. Jenis baru konsumen ini menginginkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau oleh mereka. Perusahaan harus dapat merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang lebih besar Menyikapi hal tersebut tujuh operator yang ada sekarang sudah menampakkan perlombaan yang sangat sengit, baik dari sisi fitur, tarif, maupun layanan. Dari sisi tarif, misalnya, kini masing-masing operator seluler sudah berlomba-lomba menawarkan tarif murah. yang dapat digunakan secara nasional. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para operator seluler saat ini adalah menarik pembelian para pelanggan. Dapat dilihat sebagian besar struktur pelanggan seluler didominasi oleh pelanggan kartu prabayar. Pelanggan kartu prabayar ini sewaktu-waktu bisa berpindah ke operator lain. Apalagi
kartu perdana prabayar sekarang bisa diperoleh di mana-mana
dengan harga yang sangat terjangkau. Melalui gambaran kompetisi yang telah dipaparkan, secara sekilas kita dapat melihat bahwa penawaran yang dilakukan oleh operator pada dasarnya relatif sama, apakah itu dalam hal kualitas, harga, atau layanan. commit to user
3 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semakin kompetitifnya suasana persaingan, menjadikan sesuatu yang biasa terjadi dalam dunia pemasaran, yaitu dimana produk dan kualitas yang terkandung di dalamnya, merupakan salah satu aset penting yang menjadi standar dan dapat dengan mudah cepat dimiliki atau ditiru oleh siapa saja. Pemasaran modern sekarang ini memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Salah satu strategi komunikasi yang paling efektif adalah promosi. Promosi merupakan elemen dalam marketing mix yang dipakai perusahaan untuk memasarkan kebutuhannya. Promosi dipandang sebagai, arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swastha, 1994, hlm. 237). Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan (Kotler, 1993, hlm. 362). Periklanan adalah salah satu alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan (Kotler, 1989, hlm. 269). Inti dari periklanan adalah untuk memasukan sesuatu dalam pikiran konsumen dan mendorong konsumen untuk bertindak atau adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga commit to user
4 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penjualan terjadi pada waktu mendatang. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan (Swastha, 1994, hlm. 252) Iklan merupakan cara efisien untuk mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap pasarnya. Masalah dana iklan tergantung pada media yang dipilihnya tentunya iklan melalui televisi membutuhkan anggaran yang besar, dibandingkan iklan surat kabar, radio, brosur, pamflet, baliho dan lain-lain, bisa dilaksanakan dengan anggaran kecil. Periklanan menggunakan media sebagai penyampai pesan, salah satunya melalui televisi. Televisi merupakan barang umum yang mudah dijumpai di mana saja . Oleh karena itu potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena televisi mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon konsumen. Produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi semakin sering di iklankan di televisi (Jefkins, 1997, hlm. 108). Persaingan iklan di televisi oleh banyak kalangan dinilai sebagai kondisi makro ekonomi
yang membaik seiring
meningkatnya belanja
konsumen dan belanja iklan produsen. Media televisi masih akan mendominasi perolehan iklan. Dari berbagai macam media yang ada, banyak pengiklan yang memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Penayangan iklan di televisi diharapkan mengena pada sasaran konsumen, baik tentang pesan iklan, audio, bintang iklan, dialog, penampilan visual dan pengaturannya. commit to user
5 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Trans Tv merupakan salah satu stasiun televisi yang secara regular menerima
dan
menyiarkan
iklan-iklan
promosi
dari
produk-produk
telekomunikasi seluler. Pemilihan Trans Tv sebagai obyek penelitian dihadapkan pada segmentasi responden yang sesuai dengan penelitian dan penerimaan klayalak yang bagus terhadap stasiun televisi yang pertama kali siaran resmi tanggal 10 November 2001. Iklan yang ditayangkan di televisi dapat meliputi beberapa jenis antara lain iklan spot, iklan tidak langsung , dan iklan layanan masyarakat. Diharapkan iklan-iklan ini dapat merangsang pembeli melalui daya tariknya yang besar sehingga dapat menggugah minat, perasaan konsumen dan mengambil sikap terhadap barang dan jasa yang ditawarkan tersebut (Sumartono, 2002, hlm.16-17) Melihat keterkaitan antara iklan itu sendiri dan sikap konsumen yang terjadi nantinya, maka timbul suatu dugaan yang berupa pembuktian gejala - gejala tersebut. Tidak bisa dipungkiri hingga saat ini iklan masih menjadi
sarana yang tepat dalam menunjang aktivitas pemasaran karena
dengan berkomunikasi melalui iklan, beberapa tujuan bisa tercapai, seperti meningkatkan pembelian suatu produk atau jasa. Total belanja iklan operator telekomunikasi di media massa, baik cetak, elektronik dan televisi pada kuartal ketiga 2009 diperkirakan mencapai Rp 2,867 triliun. Menurut survey yang dilakukan Nielsen Company Indonesia mencatat iklan yang digencarkan operator selalu masuk dalam sepuluh kontribusi terbesar belanja iklan. Dalam keterangan tertulisnya disebutkan, commit to user
6 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
survey yang dilakukan Nielsen mencakup penelitian pada 24 stasiun televisi, 103 koran, dan 165 majalah serta tabloid. Dari penelitian tersebut, selama sembilan bulan pertama tahun 2009, total belanja iklan mencapai Rp 35,5 triliun. Angka itu di luar iklan baris, diskon dan promo. Nielsen memperkirakan belanja iklan di media massa hingga akhir 2009 ini akan mencapai angka Rp 50 triliun.(www.detikinet.com, diakses pada 18-12-2009 18:17) Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh atau menganalisis merek AXIS untuk dijadikan bahan penelitian. AXIS adalah produk layanan prabayar yang dikeluarkan oleh PT Natrindo Telepon Seluler. Menurut hasil survey Nielsen Company Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2009 PT. Natrindo Telepon Seluler/AXIS melakukan belanja iklan sebesar Rp 292 miliar. Dan hal itu belanja iklan paling besar bila dibandingkan dengan operator seluler lainnya. Hal itu sesuai dengan program AXIS yang berusaha menawarkan program layanan seluler dengan fitur lengkap dan tarif yang sangat kompetitif bagi penggunanya. AXIS menawarkan layanan komunikasi yang inovatif dan ekonomis, serta dilengkapi dengan fitur seperti layanan akses GPRS dan MMS serta layanan Video call. Segmentasi pasar AXIS ini ditujukan untuk kalangan anak muda, hal ini sesuai dengan karakter anak muda yang menginginkan tarif yang murah baik itu untuk sms, telepon atau berinternet. Dengan mengusung slogan “GSM yang baik” maka AXIS berusaha menawarkan pelayanan terbaik di bidang komunikasi. Mulai dari commit to user
7 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
telepon murah Rp.1/ kb, tarif sms termurah, akses data dengan layanan cepat 3G, hingga tarif telepon internasional murah ke lebih dari 100 negara. Penulis memilih AXIS sebagai objek penelitian di antaranya karena AXIS memberikan layanan terjangkau, sederhana, dan berkualitas. Dari segi perusahaan, AXIS merupakan sebuah korporasi yang bertanggung jawab yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk berbagai tingkatan
pemerintahan
memfokuskan
tanggung
dan
komunitas
jawab
sosialnya
setempat. pada
Saat
kegiatan
ini, amal
AXIS dan
kemanusiaan. Misalnya bersama Palang Merah Indonesia dan mengadakan kegiatan donor darah secara teratur. Selanjutnya, penelitian ini akan dilakukan pada kelompok siswa SMU Negeri 7 Surakarta yang dipilih karena kelompok siswa sesuai dengan segmentasi pasar yang disasar oleh AXIS yaitu anak muda (berumur 15-24 tahun). Secara umum, penulis melihat bahwa hampir sebagian besar siswa SMU sekarang sudah menggunakan handphone. Pasar anak muda sebenarnya tidak hanya SMU saja, namun juga meliputi mahasiswa. Akan tetapi dengan pertimbangan bahwa penetrasi penggunaan handphone pada kategori siswa SMU sekarang lebih besar bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya., maka peneliti hanya memfokuskan pada kelompok Siswa SMU
yang
digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan SMU Negeri 7 Surakarta sebagai obyek penelitian berdasarkan atas pertimbangan bahwa SMU Negeri 7 Surakarta merupakan salah satu SMU favorit di wilayah Surakarta. Selain itu tingkat hubungan kedekatan dengan peneliti juga mempunyai andil karena commit to user
8 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peneliti merupakan alumni dari sekolah sehingga diharapkan akses data bisa lebih mudah. Sangat penting bagi PT Natrindo Telepon Seluler untuk mengetahui efek terpaan iklan di televisi yang dapat memberikan efek positif sehingga
dapat
mengetahui
sikap
pelanggannya,
terutama
dalam
meningkatkan pembelian.
B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang permasalahan di atas dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini yang berupa : 1. Apakah ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009. 2. Apakah ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri
7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan penelitian di atas, dapat dikemukakan tujuan penelitian, sebagai berikut : 1. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009. commit to user
9 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
D. LANDASAN TEORI Untuk memudahkan proses komunikasi maka perlu adanya sumber yang menyampaikan pesan melalui saluran tertentu agar diterima oleh orang lain. Sumber dalam menyampaikan pesan disimbolkan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Simbol tersebut kemudian dikirimkan kepada pihak lain yang disebut dengan komunikan melalui media / tanpa media (face of face). Jika simbol dimengerti maka selanjutnya komunikan akan memberikan respon terhadap pesan tersebut dan dalam hal ini merupakan umpan balik (feedback) bagi komunikator. Ada beberapa macam proses komunikasi, tiap-tiap proses komunikasi mempunyai persamaan dan atau perbedaan pada simbol (komunikator) pesan, media, dan komunikan. J. B Wahyudi membagi proses komunikasi dalam 3 jenis : (Wahyudi, 1986, hlm 36) 1. Komunikasi antar pribadi, ini dapat berbentuk komunikasi dengan dirinya sendiri atau dengan Tuhan dan dengan orang lain. 2. Komunikasi kelompok bukan massa 3. Komunikasi massa Komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi massa yang oleh Melvin De Fleur dan Everette E Dennis yang didefinisikan sebagai : commit to user
10 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mass communications is process in which professional communicators use media to dessiminate message widely, rapidly, and continually to arouse intended meaning in large and diverse audienss in attemps to influence them in a variety of ways. Tentang jenisnya dilanjutkan lagi oleh Melvin De Fleur dan Everette E Dennis sebagai berikut the major mass media therefore are print(books, magazine, and newspaper), film (principally commercial motion pictures) and broadcasting (radio and tv). (De fleur&Dennis, 1985, hlm1011) Menurut mereka komunikasi massa adalah sebuah proses dimana komunikatornya adalah professional yang menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas, cepat dan teratur untuk menimbulkan saling pengertian pada audiens yang besar dan heterogen dengan bermacam-macam cara untuk mempengaruhi mereka. Jenisnya meliputi buku, majalah, film , radio dan televisi. 1. Iklan Salah satu pesan yang dapat disebarkan melalui komunikasi massa adalah iklan-iklan menurut William Wells merupakan : ….is paid nonpersonal communication from an identified sponsor using mass media to persuade of influence an audiens. (Burnett & Morially, 1989, hlm 8). Iklan adalah sebuah komunikasi nonpersonal yang dibayar oleh sponsor yang dikenal melalui media massa dan untuk mempengaruhi keyakinan audiens. Dari definisi di atas terlihat ada unsur media massa dan unsur tujuan penyebaran iklan yaitu untuk mempengaruhi audiens
commit to user
11 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam jurnal internasional “The Influence of Liking for a Public Service Announcement on Issue Attitude” oleh Xiaoli Nan yang dterbitkan april 2008, iklan mempunyai pengaruh persuasif yaitu Advertising has been instrumental in building the world’s strongest brands. It has also been an essential tool in educating and persuading the public on issues of social significance dapat diartikan iklan merupakan instrumen dalam membangun merk dunia yang kuat. Ini juga merupakan alat pokok untuk mendidik dan membujuk orang lain terhadap isu sosial. (Xiaoli Nan, 2008, hlm 503) Dapat juga diartikan iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003, hlm.1). Iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee dan Johnson, 2004, hlm.3). Jadi iklan merupakan sebuah peminjaman tempat
atau
ruang
dalam
sebuah
media
yang
dijadikan
untuk
memperkenalkan suatu produk baik barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh produsen dan ditawarkan kepada konsumen. Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh commit to user
12 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu (Swastha dan Irawan, 1983, hlm. 245). Periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan ataupun dengan penglihatan (berupa berita), tentang suatu produk, jasa, atau ide. Berita yang disampaikan tersebut dinamakan iklan atau advertensi. Periklanan adalah salah satu alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat
yang ditargetkan (Kottler,1989, hlm. 269). Untuk bisa
berkomunikasi secara efektif, perusahaan-perusahan membayar biro iklan untuk merancang iklan yang efektif dan ahli promosi penjualan merancang program-program penjualan yang menarik (Kottler, 1989, hlm. 236). Apa yang dilakukan dalam kegiatan periklanan harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak, namun harus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan, tujuan akhirnya adalah mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembelian (Jefkins,1997, hlm. 15) 2. Tujuan Periklanan Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain periklanan commit to user
13 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Menurut (Swastha dan Irawan, 1983, hlm. 252) tujuan lain dari periklanan adalah a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi lain. b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan ataupun salesman dalam jangka waktu tertentu. c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misal dengan mencantumkan nama dan alamatnya. d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru. e. Memperkenalkan produk baru. f. Menambah penjualan industri. g. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan. h. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan umum melalui periklanan. Pemasaran bertujuan memberitahu serta memberi petunjuk kepada pembeli potensial dan untuk meningkatkan penjualan. Dalam periklanan diusahakan agar dapat menarik perhatian, minat, keinginan, keyakinan serta menimbulkan tindakan membeli dengan memanfaatkan media yang tersedia seperti televisi, radio, koran, majalah, dan lain sebagainya 3. Sasaran Periklanan Dalam
memasang
iklan
hendaknya
tidak
semata-mata
mempertimbangkan yang akan menjadi sasarannya, tetapi juga perlu dipertimbangkan pihak-pihak yang mungkin berhubungan dengan iklan dan commit to user
14 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sasarannya. Menurut (Sigit, 1982, hlm. 51) iklan sebaiknya disusun dengan memperhatikan beberapa hal yaitu: a. Para pembeli dan pemakai diwaktu sekarang. b. Mereka yang memilki potensi sebagai pembeli. c. Mereka yang memilki kekuasaan memutuskan membeli. d. Mereka yang menjadi pembeli atau pemakai diwaktu yang akan datang. e. Mereka yang dapat dipengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai. f. Pasar pedagang. g. Pasar pesaing. 4. Pesan Iklan Pesan iklan adalah idea atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audiens melalui media iklan (Bovee, 1995, hlm.14). Dalam menyusun pesan iklan diperlukan pemecahan atas empat masalah yaitu apa yang dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana menyampaikannya secara simbolik (format pesan), dan siapa yang harus menyampaikan (sumber pesan) (Kottler,1989, hlm.114 ) : a. Isi pesan. Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya daya tarik yang unik, yaitu : commit to user
15 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Daya tarik rasional, umtuk membangkitkan kepentingan diri audiens, yang menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakan. 2) Daya tarik emosional, untuk membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang
positif
seperti
humor,
cinta,
kebanggaan.
Dan
kebahagiaan. Daya tarik emosional negatif seperti rasa takut, rasa bersalah dan malu. 3) Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan apa yang baik. Daya tarik moral sering dipakai untuk mendukung masalah-masalah sosial. b. Struktur pesan. Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pertanyaan dan membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri. c. Format pesan. Format pesan yang dibuat komunikator harus menyolok. Dalam iklan cetak harus menentukan pokok berita, kalimat-kalimat, ilustrasi dan warnanya. Jika disiarkan lewat radio, harus lebih cermat memilih kata, kualitas suara dan vokalisasi. Sedangkan bila disiarkan dalam mendia televisi, maka semua elemen tersebut mencakup ditambah dengan bahasa tubuh (isyarat non verbal) harus terncana dengan baik. commit to user
16 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Sumber pesan. Dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan. Pesan-pesan yang berasal dari sumber-sumber yang terpercaya, lebih persuasif sifatnya. Adapun tiga faktor yang mempengaruhi kredibilitas sumber pesan, Yaitu : 1) Keahlian, merupakan suatu pengetahuan khusus yang nampak dimiliki komunikatoryang mendukung pesan yang disampaikan. 2) Sifat terpercaya, dihubungkan khalayak dengan seberapa obyektif dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak. 3) Sifat disukai, merupakan daya tarik sumber pesan di mata khalayak. 5. Televisi Sebagai Salah Satu Media Periklanan Iklan melalui televisi mempunyai dua segmen dasar yaitu penglihatan (visual) dan (audio), misalnya kata-kata, musik, atau suara lain. Proses penciptaannya biasa dimulai dengan gambar karena televisi lebih unggul didalam teknik gambarnya yang dapat bergerak. Disamping itu katakata dan suara juga harus diperhatikan. Bentuk-bentuk iklan televisi sangat tergantung pada bentuk siarannya, apakah merupakan bagian dari suatu kongsi, jaringan, kabel, atau bentuk lainnya. Menurut (Khasali, 1992, hlm.148) bentuk-bentuk iklan televisi tersebut antara lain adalah : a. Pensponsoran
commit to user
17 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan
iklan
yang
penayangannya
dan
pembuatannya
dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. b. Partisipasi Merupakan cara pengiklan dengan menyisipkan iklannya diantara suatu atau beberapa acara ( spot ). Dalam hal ini pengiklan membeli waktu yang tersedia baik untuk acara yang tetap atau tidak tetap. Tarif iklan pada acara favorit biasanya lebih mahal. c. Iklan Pergantian Acara ( Spot Announcement ) Merupakan pemasangan iklan yang dilakukan pada saat terjadi pergantian acara ditelevisi d. Iklan Layanan Masyarakat ( Public Service Announcement ) Iklan ini biasanya dibuat atas dasar permintaan pemerintah atau suatu lembaga swadaya masyarakat yang biasanya berisi himbauan kepada masyarakat. Disamping memiliki kelebihan-kelebihan, media televisi pun juga memiliki kelemahan-kelemahan sebagai media periklanan. Kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kelebihan media televisi : 1) Mampu menjangkau khalayak sasaran yang luas. 2) Mempunyai
dampak
yang
yang sangat
kuat
terhadap
konsumen, karena menekankan pada dua indera sekaligus, yaitu penglihatan dan pendengaran b. Kelemahan media televisi : commit to user
18 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Biaya
yang
dikeluarkan
besar,
termasuk
biaya
untuk
melakukan perubahan iklan. 2) Sulit melakukan segmentasi, karena khalayak yang dijangkau tidak selektif, sebab acara televisi disaksikan oleh semua lapisan masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbedabeda 6. Elemen Iklan Televisi Beberapa elemen iklan televisi saling bekerjasama untuk menciptakan suatu daya tarik. Elemen audiovisual tidak dapat berdiri sendiri, begitu juga dengan elemen-elemen yang lainnya. Elemen-elemen yang saling bekerjasama tersebut (Wells, Burnett&Moriaty,1995, hlm 156), yaitu : a. Video Video terdiri dari rangkaian adegan yang berupa gambar yang berfungsi memberikan informasi tentang karakteristik produk agar lebih dikenal khalayak. b. Audio Audio berupa suara dan kata-kata. Jika tanpa elemen ini maka penginformasian suatu produk menjadi kurang menarik. c. Talent Talent mengarah pada cerita atau gambar yang ditampilkan pada iklan
televisi.
Talent
dibuat
semenarik
mungkin
dengan
menggunakan model atau bintang iklan untuk memperagakan commit to user
19 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manfaat, cara kerja, kehebatan, dan sebagainya dari produk agar konsumen mendapat informasi yang cukup. d. Props Merupakan elemen iklan terpenting dimana iklan menonjolkan keunggulan produknya untuk selalu diingat oleh khalayak. Adegan cerita, figure, music, dan lainnya yang digunakan hanyalah sebagai pendukung dalam menunjukkan keunggulan produk. e. Setting Merupakan tempat pengambilan adegan dari iklan tersebut. Pemilihan tempat harus disesuaikan dengan jalan cerita sehingga iklan harus lebih menarik. f. Lighting Pencahayaan, baik itu kombinasi warna juga harus serasi agar iklan tersebut enak untuk dilihat. g. Graphics Kata-kata dan foto yang tidak bergerak dapat ditampilkan dengan menggunakan komputer sehingga dapat ditampilkan dengan bentuk-bentuk tertentu. h. Pacing Adalah bagian keseluruhan pengakhiran sebuah pesan atau dengan kata lain hasil eksekus iklan. Pengiklan sebaiknya membuat iklannya sebaik mungkin agar iklan dapat dimenerti dan ditangkap dengan baik oleh khalayak. commit to user
20 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Terpaan Iklan Dalam hubungannya dengan periklanan maka tidak terlepas dari komunikasi yang menjadi dasar proses hubungan tersebut. Dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku konsumen maka terdapat teori komunikasi yang melatarbelakangi,
yaitu
Teori
Jarum
Hipodermik.
Dalam
teori
ini
dikemukakan bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Dikatakan jarum hipodermik karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikkan langsung ke dalam jiwa komunikan. Sebagaimana obat disimpan dan disebarkan dalam tubuh sehingga terjadi perubahan dalam sistem fisik, begitu pula pesan-pesan persuasi mengubah sistem psikologis sehingga sikap dan perilaku sangat mempengaruhi teori ini. Teori ini sering juga disebut teori peluru karena komunikan dianggap pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. Bila menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, media yang benar, maka komunikan dapat diarahkan sekehendak komunikator Kaitannya dengan itu bila media eksposure dalam hal ini terpaan iklan bila menggunakan media iklan (Televisi) yang tepat dan diarahkan sesuai dengan sasaran yang benar maka terpaan iklan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku yang diinginkan. Terpaan iklan itu sendiri merupakan proses transmisi yang dapat diartikan suatu proses dimana terjadi respon kognitif atau pemikiran ketika mereka membaca, melihat atau mendengar komunikasi tersebut (Belch, 1990, hlm.150). Terpaan media merupakan suatu commit to user
21 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik itu jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity), intensitas, persepsi maupun pemahaman. Setelah konsumen mendapat terpaan iklan dan mengetahui produk tersebut, iklan dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian masyarakat untuk membeli, dengan harapan mendapatkan kesan yang baik terhadap produk sehingga mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (Kotler, 1997, Hlm 114). Berdasarkan pernyataan Kotler diatas terpaan iklan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian konsumen dan perkuat oleh Effendy dengan Teori S-O-R yang merupakan singkatan dari stimulus – organism – response. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus. Yang dimaksud stimulus adalah terpaan iklan yang disampaikan, organisme adalah komunikan yang diterpa pesan. Sedangkan response adalah efek dari pesan tersebut. (Effendy, 2003, hlm.255). Masih menurut Effendy, dampak atau efek terpaan pesan iklan dapat diklasifikasikan menjadi tiga menurut kadarnya, yakni : (Effendy, 2004, hlm 7) 1.
Dampak kognitif Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya. Disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si konsumen.
2.
Dampak afektif commit to user
22 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya yaitu menimbulkan perasaan tertentu misalnya iba, terharu, sedih, gembira marah, dsb 3.
Dampak behavioral Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Seperti perilaku membeli, tindakan sosial, kegiatan sosialisasi, dsb Dalam kaitan dengan teori S-O-R sering terjadi pergeseran karena
seringnya terpaan pesan iklan yang diterima khalayak sehingga khayalak mengalami kehilangan daya selektivitas (sistem seleksi yang semestinya melalui penyaringan yang ketat terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi). Hal ini khususnya terjadi pada segmen kelompok khalayak remaja. Sehingga implementasinya teori S-O-R sering menjadi teori S-R, artinya respon yang ditimbulkan sebagai konsekuensi adanya stimulus iklan yang diterima remaja tanpa melalui filter organisme (perhatian, pengertian, penerimaan) yang ketat. Sehingga dapat dimungkinkan stimulus (terpaan iklan) dapat mempengaruhi efek dari pesan (sikap membeli) tersebut secara langsung. Jika kita amati dari sisi keterpengaruhan, maka secara pragmatis iklan televisi mudah mempengaruhi kelompok remaja dibandingkan kelompok dewasa. Artinya, jika teori S-O-R kita hubungkan dengan keberadaan remaja, maka kekuatan rangsangan iklan televisi begitu kental dalam memantulkan respon yang sebanding. Sistem seleksi yang semestinya melalui proses commit to user
23 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyaringan yang ketat tersebut terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi. Akibatnya terjadi pergeseran implementasi teoritikal dari teori S-O-R menjadi teori S-R. Artinya, respon yang ditimbulkan sebagai konsekuensi adanya stimulus iklan televisi yang diterima remaja tanpa melalui filter organisme yang ketat. Kontribusi Teori S-O-R begitu terlihat dalam iklan televisi. Dilihat dari sudut pandang target sasaran, secara kondisional yang gampang dipersuasi adalah remaja.
Remaja yang masih berada pada masa transisi
memiliki tingkat selekivitas yang lebih rendah di bandingkan dengan dengan orang dewasa. Konsekuensinya, wajar jika remaja menjadi kelompok sasaran utama iklan televisi. Akibatnya, tanpa disadari remaja telah memposisikan diri sebagai kelompok hedonis dengan rating tinggi. Keinginan yang selalu menggebu-gebu dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah indikasi yang pas sekaligus menggambarkan betapa remaja begitu sukar untuk menunda desakan kebutuhan emosinya. Membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup remaja yang sejalan dengan mengkristalnya kognisi tentang aneka ragam kebutuhan yang ditawarkan televisi melalui iklannya yang akomodatif dan fantastis. Sehingga dalam penelitian ini dapat dilihat stimulus adalah terpaan iklan AXIS di Trans Tv, sedangkan yang dimaksud organisme adalah siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta, berdasarkan teori setelah iklan ini disampaikan maka akan ada efek atau dampak yang ditimbulkan. Salah satunya adalah sikap konsumen dalam membeli commit to user
24 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Sikap Membeli Sanjeev Verma dalam jurnal internasional “Do All Advertising Appeals Influence Consumer Purchase Decision: An Exploratory Study” yang diterbitkan pada oktober 2009 menjelaskan Advertising is a promotional activity for marketing goods and services. Execution strategies employed in advertising range from the informational to the emotional. Among those designed to stir emotions or rouse particular feelings. Iklan merupakan kegiatan promosi untuk pemasaran barang dan jasa. Pelaksanaan strategi yang luas di iklan dari yang bersifat informational sampai ke emosional. Diantara mereka dirancang untuk menggerakkan emosi atau bangunkan perasaan. (Sanjeev Verma, 2009, hlm 33). Berdasarkan di atas dapat dilihat iklan melatarbelakangi sikap dan perasaan konsumen. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. (Rakhmat, 2003, hlm.39-40). Sikap menurut Schiftman dan Kanuk adalah ekspresi perasaan yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka dan tidak suka, dan setuju atau terhadap suatu objek (Simamora, 2004, hlm.152) Sikap
konsumen
merupakan
salah
faktor
interen
yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk. Sikap merupakan faktor yang tepat untuk meramalkan perilaku dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap seseorang, diharapkan dapat commit to user
25 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang harus dihindari. Sikap ( attitude ) adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan (Kotler, 1997, hlm. 167 ). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan berpikir, merupakan organisasi keyakinan yang relatif tetap, memiliki kecenderungan untuk dipelajari, untuk merespon secara konsisten dan konsekuensi menguntungkan atau tidak, positif atau negatif, suka atau tidak terhadap obyek atau situasi. Seseorang individu mempelajari sikap melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Meskipun sikap ini dapat dipelajari dan dapat diubah dari waktu ke waktu, pada setiap saat tidak semuanya memiliki dampak yang setara, dan beberapa sikap lebih kuat dari sikap lainnya. Pada penelitian ini merupakan sikap pembelian sehingga sikap yang dipelajari dan diinginkan adalah sikap positif yang melatarbelakangi konsumen dalam melakukan pembelian suatu barang. Jadi sikap positif yang ditimbulkan dari dalam diri konsumen yang berasal dari terpaan iklan ditransformasikan ke dalam bentuk sikap sehingga dimungkinkan terjadi perubahan sikap dan perilaku konsumen kaitannya dengan pembelian. Sanjeev Verma dalam jurnal internasional “Do All Advertising Appeals Influence Consumer Purchase Decision: An Exploratory Study” yang diterbitkan pada oktober 2009 menjelaskan Consumers with high involvement in purchase evaluate advertising information more thoroughly than commit to user
26 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
individuals with low involvement (Mantel and Kardes 1999; Peltier and Schibrowsky 1994). Such consumers who have high need for cognition often need rational reasons before buying any product. Thus, in such cases consumer
response can
be initiated
by offering
information rich
advertisements (Maclnnis and Jaworski 1989;Petty et al. 1983; Suri and Monroe 2001). Konsumen dengan keterlibatan yang tinggi dalam membeli menilai informasi iklan lebih banyak daripada individu dengan keterlibatan rendah. Dengan demikian konsumen yang mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk pengamatan sering memerlukan alasan yang rasional sebelum membeli beberapa produk. Jadi, dalam kasus menanggapi konsumen dapat dimulai dengan menawarkan beragam informasi iklan. (Sanjeev Verma, 2009, hlm 35). Secara lebih sederhana (Kotler, 2005, hlm. 201) menyatakan bahwa Perilaku konsumen adalah proses dimana individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan dan membeli ulang barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.. Perilaku konsumen didefinisikan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) sebagai berikut : Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut”. Untuk menjelaskan proses efek terpaan terhadap sikap pembelian maka model lavidge-Gary Steiner dapat digunakan. Disebutkan bahwa ada 6 commit to user
27 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahapan yang harus dilakukan dalam proses komunikasi sebelum orang menerima suatu hierarki proses itu adalah sebagai berikut : Proses
awareness
Kognitif
knowledge
Proses
liking
Afektif
preference
Proses
conviction
Konatif
purchase
Efektif enam tahap Lavidge –Gary Steiner berikut di atas dijelaskan sebagai berikut : (Khasali, 1992, hlm 53-54) a. Awareness (kesadaran) Tahap dimana ketika khalayak diterpa media berupa pesan iklan yang akan menimbulkan kesadaran bahwa ada produk baru. b. Knowledge (pengetahuan) Setelah komunikan menerima pesan iklan maka akan muncul persepsi dan asumsi sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan kerangka, rujukan dan bidang pengalaman dari komunikan, disini akan ada penilaian terhadap produk yang diiklankan. c. Liking (menyukai) Dalam tahap ini khalayak mulai menyukai produk yang diiklankan karena dinilai memenuhi keinginan dan kebutuhannya d. Prefence (lebih menyukai) commit to user
28 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah menyukai proses peneguhan terjadi dalam diri komunikan dengan efek komunikan lebih suka lagi dengan produk karena benarbenar memenuhi kebutuhannya dan tidak ada pilihan lain dalam benak konsumen. e. Conviction (keyakinan) Tahap ini komunikan yakin dan percaya akan produk yang diiklankan dan tidak ada keraguan untuk menentukan sebuah keputusan. f. Purchase (pembelian) Tahap ini merupakan puncak dari proses pengambilkan keputusan dimana komunikan telah melakukan tindakan berupa sikap pembelian yang diiklankan. 9. Interaksi Sosial Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Didalam interaksi sosialnya, terjadi hubungan yang saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap obyek yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain (Sumartono,2002,hlm 95) : a. Pengalaman Pribadi Pengalaman mempengaruhi
yang
dialami
penghayatan
akan kita
ikut
membentuk
terhadap
stimulus
dan sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang commit to user
29 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan suatu obyek dan penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif dan atau negatif terhadap obyek yang bersangkutan. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus dapat meninggalkan kesan yang kuat, karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. b. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu antara lain : orang tua, orang yang status sosialnya tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri, suami, dan lain-lain. Dimana pada umunya individu cenderung untuk memilki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keingnan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting. c. Pengaruh Kebudayaan commit to user
30 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kebudayaan dimana individu hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Dimana kebudayaan telah diwarnai sikap individu terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan juga memberikan corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. d. Media Massa Sebagai sarana komunikasi, bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
dalam
pembentukan
opini
dan
kepercayaan
orang
penyampaian informasi dalam bentuk pesan-pesan, apabila cukup kuat akan memberikan dasar didalam menilai sesuatu sehingga akan terbentuk ke arah sikap tertentu. e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan sehingga ikut berperan didalam menentukan sikap individu terhadap suatu hal. commit to user
31 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Pengaruh Faktor Emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang tetapi juga sikap dapat terbentuk dari pernyataan yang didasari oleh emosi berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu prestasi telah hilang akan tetapi dapat pula tetap dan bertahan lama.
E. KERANGKA PEMIKIRAN Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif yang dipakai oleh perusahaan untuk menyampaikan pesan atau menginformasikan adanya produk baru kepada masyarakat. Selain itu, iklan juga dipakai untuk mengingatkan masyarakat tentang suatu produk yang sudah ada. Dengan beriklan,
perusahaan
berusaha
mengkomunikasikan
baik
keberadaan
perusahaan itu sendiri maupun produk atau jasa yang dihasilkan. Iklan yang berisi pesan atau informasi ini dikemas semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian masyarakat. Untuk memperoleh suatu iklan televisi yang baik, maka diperlukan elemen-elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Elemenelemen tersebut adalah video,audio, talents, props, setting, lighting, graphics dan pacing. Jika elemen-elemen tersebut bisa saling bekerjasama dengan baik, maka akan menghasilkan.terpaan iklan yang baik juga. commit to user
32 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Iklan yang dianggap baik dan menarik oleh masyarakat secara tidak langsung akan memunculkan sikap dari masyarakat yang melihat iklan tersebut sehingga mempunyai keinginan untuk membeli. Dilihat dari hubungan masyarakat maka interaksi sosial menjadi bagian tersendiri yang dimungkinkan mempengaruhi pembentukan sikap membeli konsumen. Sikap positif itu sendiri mengakibatkan konsumen menerima produk itu sendiri dan akhirnya mencoba untuk menggunakan produk yang diiklankan.
Yang
diharapkan dari iklan tersebut pada akhirnya adalah pembelian yang dilakukan oleh konsumen sasaran. Kembali pada proses komunikasi yang melandasi pada penelitian ini, maka landasan-landasan teori tersebut diatas diterapkan sehingga nampak pada keterangan di bawah ini :
Terpaan iklan
Sikap pembelian
Variabel X (independen 1)
VariabelY (dependen)
§
frekuensi
§
Awareness (kesadaran)
§
intensitas
§
Knowledge(pengetahuan)
§
persepsi
§
Liking (kesukaan)
§
pemahaman
§
Preference (minat)
§
Conviction (keyakinan)
§
Purchase (daya beli)
Interaksi Sosial Variabel Z (independent 2) §
Interaksi social Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. HIPOTESIS Hipotesis menurut Moh. Nasir adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang kita ingin pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nasir, 1985, hlm 182). Berdasarkan keterangan di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009 2. Ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 – 2009
G. DEFINISI KONSEPSIONAL DAN OPERASIONAL 1. Definisi Konsepsional Definisi konsepsional adalah definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial. (Singarimbun, 1981, hlm 17). Dalam penelitian ini definisi konsepsional meliputi : a. Variabel independen 1 (terpaan iklan) Terpaan adalah serangan, terkaman. Terpaan media adalah keadaan terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang disebarluaskan oleh media massa. (Rakhmat, 1992, hlm. 217) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Iklan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat missal seperti televisi, radio, Koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. (lee dan Johnson, 2004, hlm.3) 1) Frekuensi : tingkat keseringan ; kekerapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 332) 2) Intensitas : keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 438) 3) Persepsi : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu ; proses seseorang mengetahui beberapa hal dari panca inderanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 863) 4) Pemahaman : proses ; cara ; perbuatan memahami atau memahamkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 811) b. Variabel dependen (sikap membeli) Sikap membeli adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap untuk memperoleh sesuatu (barang atau jasa) dengan menukar atau membayar dengan uang. (effendi, 1989, hlm 96) 1) Kesadaran (awareness): Keinsyafan ; keadaan mengerti (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 975) 2) Pengetahuan (knowledge): segala sesuatu yang diketahui (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 1121) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kesukaan (liking): yang disukai ; yang dicintai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 1098) 4) Minat (preference): kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu ; gairah ; keinginan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 744) 5) Keyakinan (conviction): kepercayaan yang sungguh-sungguh ; kepastian ; ketentuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 1277) 6) Daya beli (purchase): kemampuan membayar untuk memperoleh barang yang dikehendaki atau yang diperlukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 241) c. Variabel independent 2 (interaksi sosial) Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan, antara perseorangan dam kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989, hlm. 335) 2. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan suatu petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. ( Singarimbun, 1981, hlm 23). Disini setiap jawaban dinilai dengan angka. Jika responden menjawab kategori tinggi diberikan niali 3, kategori sedang diberikan nilai 2, dan kategori rendah diberi nilai 1 a. Variabel Independen 1 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terpaan iklan dioperasionalkan dengan frekuensi, intensitas perhatian, persepsi dan tingkat pemahaman dalam melihat iklan AXIS di Trans Tv 1) Frekuensi / tingkat keseringan responden dalam melihat iklan AXIS di Trans TV setiap harinyanya. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, waktu efektif yang digunakan responden untuk melihat tv adalah pukul 15.00 - 21.00 dimana saat itu iklan axis muncul. Dari observasi peneliti iklan axis muncul sekitar 6 kali pada jarak waktu 15.00 - 21.00. Karena yang diteliti bukan merupakan
program
acara
tetapi
iklan
sehingga
peneliti
menggunakan acuan berapa kali iklan itu muncul setiap harinya. Dari data tersebut maka Frekuensinya diukur dengan: ·
Tinggi, jika responden melihat iklan AXIS 5 - 6 kali dalam sehari
·
Sedang, jika responden melihat iklan AXIS 3 - 4 kali dalam sehari
·
Rendah, jika responden melihat iklan AXIS 1 – 2 kali dalam sehari
2) Intensitas perhatian responden terhadap iklan AXIS di Trans TV. Dilihat dari kesungguhan responden dalam melihat iklan yang diukur dengan : ·
Tinggi, jika responden memperhatikan iklan AXIS sampai selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Sedang, jika responden memperhatikan iklan AXIS hanya sebagian saja sambil melakukan pekerjaan lain.
·
Rendah, jika responden memperhatikan iklan AXIS hanya sekilas dan mengganti saluran lain.
3) Persepsi Responden terhadap penyajian iklan AXIS di Trans TV. Hal ini diukur dengan : ·
Tinggi, jika responden berpersepsi bagus pada penampilan iklan AXIS.
·
Sedang, jika responden berpersepsi kurang bagus pada penampilan iklan AXIS
·
Rendah, jika responden berpersepsi tidak bagus pada penampilan iklan AXIS
4) Tingkat Pemahaman yaitu pemahaman responden terhadap informasi pesan dalam iklan AXIS di Trans TV, diukur dengan : ·
Tinggi, jika responden mengerti dan memahami isi iklan
·
Sedang, jika responden memahami sebagian informasi dalam iklan yang dilihatnya
·
Rendah, jika responden tidak memahami isi iklan yang dilihatnya
b. Variabel dependen Sikap membeli adalah tanggapan atau respon dari individu yang, dioperasionalkan dengan awareness (tingkat kesadaran), knowledge (tingkat pengetahuan),commit liking (tingkat to user kesukaan), preference (minat dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan), conviction (keyakinan), purchase (daya beli), dengan tingkat pengukuran sebagai berikut : 1) Awareness a) Tingkat kesadaran responden mengenai adanya produk AXIS ·
Tinggi, jika responden menyadari adanya produk AXIS
·
Sedang, jika responden kurang menyadari adanya produk AXIS
·
Rendah, jika responden tidak menyadari adanya produk AXIS
b) Tingkat kesadaran responden mengenai AXIS sebagai produk telekomunikasi (seluler) ·
Tinggi, jika responden menyadari AXIS adalah produk telekomunikasi (seluler)
·
Sedang, jika responden kurang menyadari AXIS adalah produk telekomunikasi (seluler)
·
Rendah, jika responden tidak menyadari AXIS adalah produk telekomunikasi (seluler)
2) Knowledge a) Tingkat pengetahuan responden mengenai fitur-fitur AXIS yang diiklankan ·
Tinggi, jika responden mengetahui fitur AXIS
·
Sedang, jika responden kurang mengetahui fitur AXIS
·
Rendah, jika responden tidak mengetahui fitur AXIS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Tingkat pengetahuan responden mengenai kelebihan AXIS ·
Tinggi, jika responden mengetahui kelebihan AXIS
·
Sedang, jika responden kurang mengetahui kelebihan AXIS
·
Rendah, jika responden tidak mengetahui kelebihan AXIS
3) Liking a) Sejauh mana responden menyukai iklan AXIS di Trans TV ·
Tinggi, jika responden menyukai
·
Sedang, jika responden kurang menyukai
·
Rendah, jika responden tidak menyukai
b) Sejauh mana tanggapan responden mengenai penggunaan elemen-elemen
iklan
yang
digunakan
AXIS
(video,audio,talents,props, setting, lighting, graphics dan pacing) ·
Tinggi, jika responden tertarik
·
Sedang, jika responden kurang tertarik
·
Rendah, jika responden tidak tertarik
4) Preference a) Sejauh mana minat responden terhadap iklan AXIS ·
Tinggi, jika responden berminat
·
Sedang, jika responden kurang berminat
·
Rendah, jika responden tidak berminat
b) Sejauh mana kebutuhan responden dengan iklan AXIS ·
to user Tinggi, jikacommit responden sesuai kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Sedang, jika responden kurang sesuai kebutuhan
·
Rendah, jika responden tidak sesuai kebutuhan
5) Conviction a) Sejauh mana penambahan keyakinan responden mengenai iklan AXIS ·
Tinggi, jika responden yakin
·
Sedang, jika responden kurang yakin
·
Rendah, jika responden tidak yakin
b) Sejauh mana keyakinan responden untuk membeli produk AXIS (Pulsa atau Kartu Perdana) ·
Tinggi, jika responden yakin untuk membelinya
·
Sedang, jika responden kurang yakin untuk membelinya
·
Rendah, jika responden tidak yakin untuk membeli
6) Purchase a) Sejauh mana tingkat daya beli responden setelah produk AXIS (pulsa) sudah habis ·
Tinggi, jika responden langsung membeli bila produk AXIS habis
·
Sedang, jika responden menunda membeli bila walaupun produk AXIS habis
·
Rendah, jika responden tidak langsung membeli dan menunda lebih lama bila produk AXIS habis
commit tomenggunakan user b) Sejauh mana responden produk AXIS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Tinggi, jika responden terus menggunakannya
·
Sedang, jika responden kadang-kadang menggunakannya
·
Rendah, jika responden tidak menggunakannya, hanya sesekali saja menggunakannya
c. Variabel Independent 2 Interaksi sosial di operasionalisasikan dengan : 1) Pengaruh pendapat orang lain : Bagaimana pengaruh orang lain dalam memilih dan membeli, yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan pergaulan dalam membeli ·
Tinggi, jika responden terpengaruh
·
Sedang, jika resonden kurang terpengaruh
·
Rendah, jika responden tidak terpengaruh
2) Frekuensi kegiatan sosial, yaitu kegiatan ekstra kurikuler sekolah dan non sekolah yang sering digunakan waktu untuk berinteraksi ·
Tinggi, jika responden sering berkumpul dengan teman bergaul antara 5-6 hari dalam seminggu
·
Sedang, jika responden kurang sering berkumpul dengan teman bergaul antara 3-4 hari dalam seminggu
·
Rendah, jika responden kurang sering berkumpul dengan teman bergaul antara 1-2 hari dalam seminggu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dimana hal ini memaparkan hubungan kausal antara variabel-variabel yang berhubungan dengan melalui pengujian hipotesa. Fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel penelitian. Studi ini juga disebut explanatory research karena studi ini berusaha menyoroti hubungan antara beberapa variabel dan menguji hipotesa yang dirumuskan sebelumnya.(Singarimbun, 1981, hlm. 5) 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dimana penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan data primer berupa kuesioner yang di sebar kepada siswa yang akan di teliti. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu itu sendiri. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil sebagai tempat pengambilan data adalah SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jln. Mr. Muf. Yamin Surakarta 57154 4. Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik melakukan penelitian. Populasi adalah seluruh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau kelompok orang, masyarakat, organisasi, benda,obyek, peristiwa, atau laporan yang kesemuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. (Ulber silalahi, 2009, hlm 253). Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang memiliki persyaratan pernah melihat iklan AXIS di Trans Tv dan menggunakan produk dari AXIS. Setelah diketahui dari pra survey didapat 33 siswa memenuhi persyaratan tersebut yang dijadikan populasi. Mengapa penelitian hanya dilakukan pada kelas XI hal ini dikarenakan akses yang diberikan untuk diteliti hanya dari kelas XI, hal ini dikhawatirkan oleh pihak sekolah apabila menggunakan kelas XII akan mengganggu konsentrasi pemantapan ujian akhir. Sedangkan kelas X penetrasi penggunaan seluler belum sebegitu besar bila dibandingkan dengan kelas XI. b. Sampel Dalam suatu penelitian tidak selalu peneliti meneliti semua individu dalam populasi. Tetapi melakukan dengan mengambil sampel dari anggota populasi tersebut. Tetapi hal ini dimungkinkan bila pengambilan sampel dilakukan secara sensus, dimana seluruh populasi yang menjadi sasaran diambil semua untuk diteliti. Hasil sensus yang dilakukan oleh peneliti diketahui 33 orang siswa yang menggunakan dan melihat iklan AXIS di Trans Tv. Dari 33 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
responden yang pernah melihat iklan AXIS di Trans Tv dan menggunakan produk AXIS tersebut diambil semua untuk menjadi sampel penelitian 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner Penggunaan kuesioner merupakan hal pokok yang digunakan dalam pengumpulan data dari responden. Dan berdasarkan data-data dari hasil kuesioner tersebut diwujudkan dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian yang menjadi kesimpulan b. Observasi Suatu teknik pengumpilan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki c. Studi kepustakaan Pengumpulan data tambahan yang berasal dari buku-buku, majalah dan literatur-literatur yang dipakai sebagai bahan penelitian. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisa data dilakukan dengan menganalisa data data yang ada menurut dasar-dasar statistik. Hal ini dilakukan untuk menghubungkan variabel-variabel yang satu dengan yang lain. Statistik digunakan karena dalam penelitian ini dihadapkan pada hipotesa, populasi dan pengambilan data. Sedang metode untuk membuktikan hipotesa adalah metode korelasi. Adapun analisa yang dilakukan adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan tehnik korelasi tata jenjang Spearman (rs) karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal dan memiliki jenjang kembar. Tata jenjang spearman dipakai untuk mengukur asosiasi antar 2 variabel yang keduanya setidak-tidaknya mempunyai ukuran skala ordinal yang memungkinkan individu obyek yang diteliti itu dapat diberi jenjang atau rangking. Dimana data gejala-gejala yang digunakan disini dicatat menurut besar kecilnya koefisien korelasinya. Adapun rumus yang digunakan dalam tehnik korelasi tata jenjang Spearman adalah :
∑x² + ∑y² - ∑d² Rs :
2 √ ∑x² . ∑y²
(Siegel, 1996, hlm.256)
Dimana : ∑x² : n² - n 12 ∑y² : n² - n 12 ∑Tx : t³x – tx 12 ∑Ty : t³y – ty 12 Keterangan :
∑Tx ∑Ty
Rs
: Koefisien korelasi tata jenjang Spearman
d
: Deviasi rangking X dan Y
n
: Jumlah
Tx
: Jumlah jenjang kembar pada variabel X
Ty
: Jumlah jenjang kembar pada variabel Y commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
∑d²
: Jumlah kuadrat selisih antar jenjang
∑x²
: Jenjang kuadart variabel x
∑y²
: Jenjang kuadrat variabel y
Setelah mendapatkan nilai dari rs (koefisien korelasi) itu belum selesai karena nilai koesien korelasi tata jenjang spearman ini berlaku untuk N kurang dari 30, karena responden dari penelitian ini lebih dari 30 maka perlu menggunakan tabel harga kritis, dengan rumus : t : rs √ N -2 1 - rs² df = n - 2 Setelah diketahui besarnya t , nilai tersebut dikonsultasikan dengan tabel distribusi t dengan daerah bebas / degrees of freedom (df) dan batas kepercayaan 90 % atau taraf signifikasi 10 %. Pengetesan signifikasi dilakukan terhadap hipotesa nihil (Ho) dengan tingkat signifikasi 10% dan taraf kepercayaan 90%. Ho ditolak bila t yang didapat sama atau lebih besar dari harga kritisnya, dan penolakan Ho berarti Ha diterima, yang artinya : terdapat korelasi yang signifikasi antara gejala X dan Y. Sebaliknya Ho diterima dan Ha ditolak apabila t lebih kecil dari harga kritisnya, dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikasi antara gejala X dan gejala Y
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. DESKRIPSI AXIS Pada tanggal 23 April 2008 sebuah penyedia layanan operator seluler bernama AXIS diresmikan di Indonesia. AXIS merupakan operator penyedia layanan seluler GSM di Indonesia yang menawarkan
layanan
komunikasi yang inovatif dan ekonomis. AXIS pertama mulai beroperasi di Jawa dan Sumatra, dan saat ini terus mengembangkan jaringannya di seluruh wilayah di Indonesia. 1. Logo AXIS
Gambar 2.1. Logo AXIS Logo AXIS mencerminkan aspirasi yang melambangkan kemajuan dan perubahan . AXIS memiliki tekad agar seluruh pelanggan dapat menikmati manfaat penuh dari layanan komunikasi bergerak untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan aktifitas sehari-hari. AXIS commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki konsep bahwa yang terpenting bukan hanya “apa yang kami lakukan“ tetapi juga “bagaimana kami melakukannya” . Sehingga AXIS bertekad untuk selalu mengutamakan tanggung jawab dalam pekerjaan. Komitmen AXIS adalah untuk membantu meningkatkan kehidupan masyarakat dan mendukung cita-cita pemerintah untuk kemajuan teknologi di Indonesia. 2. Layanan AXIS Meskipun tergolong operator seluler yang baru, AXIS mampu memberikan
berbagai macam
fasilitas
yang mampu mendukung
pemakainya dalam melakukan proses komunikasi, yaitu diantaranya : a. GPRS/UMTS (3G) Dengan
fitur ini pelanggan
berkecepatan
tinggi
hingga
dapat menikmati akses 384
kpbs
dengan
internet
menggunakan
handphone. GPRS akan langsung aktif dalam waktu 24 jam sejak panggilan pertama dilakukan. b. Voice Call Dapat melakukan panggilan ke nomor pengguna AXIS maupun ke operator lain dan dapat melakukan sambungan langsung internasional (SLI) c. Video Call commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
Dapat melakukan video call ke sesama pengguna AXIS dan operator 3G lainnya. Layanan ini membutuhkan handphone 3G dengan kemampuan video call. d. SMS SMS atau pesan singkat dapat digunakan untuk mengirimkan pesan ke nomor GSM maupun CDMA e. MMS Dengan fasilitas ini pelanggan dapat mengirimkan teks, gambar, audio dan video ke sesama pelanggan AXIS. Layanan ini membutuhkan handphone dengan kemampuan MMS f. Ring Back Tone (RBT) Fasilitas ini memungkinkan pelanggan mengubah nada sambung dengan lagu kesukaan yang dapat didengarkan oleh orang yang menelepon g. Call Forward/Divert Dengan fitur ini pelanggan dapat mengalihkan panggilan yang masuk ke nomor AXIS lain. h. Call Conference Fitur ini memungkinkan pelanggan untuk dapat melakukan panggilan commit to user ke lima nomor sekaligus.
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i.
Call Waiting Dengan fitur ini pelanggan dapat mengetahui dan menerima telepon lain yang masuk pada saat melakukan percakapan
Semua nomor AXIS sudah mendukung layanan data ( 3G/GPRS/), MMS dan Streaming, namun semua itu perlu setting terlebih dahulu pada handphone. 3. Jangkauan AXIS Saat ini AXIS sudah dapat dinikmati di Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Lombok, Sumatera Utara, dan Riau.
Namun
dalam
perkembangannya
AXIS
terus
berusaha
meningkatkan kualitas jangkauan agar dapat dinikmati di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu AXIS juga dapat dinikmati di luar negeri untuk berkomunikasi di 50 negara dan akan terus bertambah ke negara-negara lain. 4. Program AXIS Agar mampu bersaing dengan operator seluler lainnya, maka AXIS menawarkan banyak program yang dapat dinikmati oleh penggunanya, antara lain : a. Bonus terima telepon dari semua operator lain Rp 100 per menit. Bonus dapat digunakan untuk akses data, telepon, video call, sms, dan commit to user mms ke semua operator se- Indonesia.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Bonus waktu bicara hingga 120 menit tiap isi ulang c. Bonus waktu bicara 30 menit setiap aktivasi kartu perdana d. Lucky draw AXIS dengan membeli dan mengaktifkan AXIS dengan cara menggunting bagian depan kemasan dan dikirimkan ke kotak undian untuk mendapatkan hadiah dengan grand prize 36 Yamaha Mio Soul e. Rp 1 per sms ke sesame AXIS f. Rp 1 per telepon ke sesame AXIS pada hari sabtu minggu g. Gratis 1000 sms tiap bulan selama setahun pada 2009 h. Gratis 1000 mms tiap bulan selama setahun pada 2009 i.
Dsb.
5. Pemegang Saham AXIS AXIS didukung oleh dua operator terkemuka di Asia yaitu Saudi Telekom Company, penyedia layanan telekomunikasi nasional Arab Saudi dan MAXIS Communications Berhad, yaitu penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia. Kedua investor utama tersebut bertekad memberikan kontribusi penuh bagi pengembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Didirikan pada tahun 1998, Saudi Telecom Company (STC) menyediakan layanan komunikasi lengkap seperti telepon tetap dan bergerak, internet, dan to layanan commit user data. Perusahaan ini beroperasi
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui empat anak usahanya (Alhatif, Aljawal, Saudi Data, dan Saudinet) dan adalah satu-satunya penyedia layanan telepon tetap, data, dan internet di Arab Saudi. Pada tahun 2005, pemerintah Arab Saudi mengurangi sahamnya di perusahaan tersebut dengan menawarkan 30 persen ekuitas kepada publik. Pada triwulan ketiga 2006, STC sudah menguasai 71 persen pangsa pasar di Arab Saudi. Saat ini kapitalisasi pasar STC sudah mencapai sekitar US$ 40,5 miliar. MAXIS Communications adalah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia, yang memiliki investasi di industri telekomunikasi di India dan Indonesia. MAXIS menyediakan layanan telepon seluler dan tetap, serta layanan gateway internasional. Per tanggal 31 maret 2007, jumlah total pelanggan telepon seluler MAXIS di Malaysia mencapai 8,5 juta (menunjukkan pangsa pasar sebesar 41,5%). 6. Tim Manajemen AXIS a. Erik AAS (President Director/ Chief Executive Officer / CEO) Erik Aas bergabung sebagai Presiden Direktur PT Natrindo Telepon Seluler (AXIS), pada oktober 2007. Erik telah berpengalaman selama tujuh tahun sebagai jajaran atas manajemen di Asia. Sebelumnya Erik merupakan
CEO
Grameenphone,
sebuah
perusahaan
operator
telekomunikasi di Bangladesh, sejak November 2004 hingga Oktober commit topelanggan user 2007. Di bawah pimpinannya, Grameenphone berkembang
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pesat, dari 2 juta menjadi 15 juta pelanggan, dan berhasil mencapai posisi sebagai pemimpin pasar. b. Johan Buse (Director/Chief Marketing Officer /CMO) Johan telah berpengalaman selama tujuh tahun di jajaran atas manajemen di Eropa. Johan mengawali karirnya di telekomunikasi pada awal tahun 2000 saat bergabung dengan T-Mobile Netherlands. Dalam berbagai posisinya saat itu Johan turut memberi kontribusi dalam pertumbuhan pelanggan T-Mobile dari 750 ribu hingga lebih dari 2 juta pelanggan. Setelah itu, Johan bergabung dengan T-Mobile Internasional, bertanggung jawab pada produk-produk prabayar di berbagai Negara. Posisi terakhir sebelum bergabung dengan AXIS adalah CMO dan anggota direksi di T-Mobile Kroasia. Di bawah kepemimpinannya, T – Mobile Kroasia berhasil meningkatkan basis pelanggan prabayar hingga lebih dari 50%. c. Mohammed Muslim Khan (Director/Chief Technology Officer /CTO) Mohammed Muslim Khan bergabung dengan PT Natrindo Telepon Seluler
(AXIS)
pada September 2007. Muslim
Khan
telah
berpengalaman selama 30 tahun di Industri telekomunikasi. Sebelum bergabung dengan AXIS, muslim Khan bekerja dengan Telenor Pakistan sebagai konsultan dan Deputi CTO sejak Agustus 2004 hingga bergabung dengan AXIS. Muslim Khan turut berkontribusi commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkatkan pelanggan Telenor hingga lebih dari 10 juta pelanggan dan perluasan jangkauan dalam waktu dua tahun. d. Tan Hoo san (Director/Chief Financial Officer /CFO) Tan Hoo San mewakili MAXIS Communications Berhad (MAXIS), Malaysia
di
PT
Natrindo
Telepon
Seluler
(AXIS)
sebagai
Director/chief Financial Officer (CFO) pada 1 mei 2005. e. Wahyudin Saptari Adikusumah (Director Of Human Resources) Wahyudin Adikusumah bergabung dengan PT. Natrindo Telepon Seluler (AXIS) sebagai Direktur Human Resources efektif 1 desember 2007, dan bertanggung jawab atas segala aspek sumber daya manusia di perusahaan. Sebelum bergabung dengan AXIS, Wahyudin menjabat sebagai HR director di PT Perfetti Van Melle Indonesia (PVMI) sebuah FMCG (confectionary) selama hampir lima tahun. f. Paras M Nasution (Vice President, Sales and Distributions) Paras M Nasution bergabung dengan AXIS pada juli 2008 sebagai Vice President Sales and Distributions. Paras memulai karirnya di Procter and Gambler Indonesia di Departemen Keuangan. Paras melanjutkan karir dengan bergabung di Coca- Cola Bottling Indonesia/ Coca-Cola Distribusi Indonesia. Selama 15 tahun di Coca-Cola, paras mempunyai pengalaman di bidang penjualan, keuangan dan sumber commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
daya manusia. Posisi terakhirnya di Coca-Cola adalah sebagai General Manager. g. Ann Gusnayanti Taib (Head of Regulatory and Industry Relations) Sebelum bergabung dengan AXIS, Ann Gusnayanti Taib telah berpengalaman lebih dari 18 tahun di industri telekomunikasi. Dimulai dengan implementasi berbagai proyek pemerintah dan swasta. Ann juga terlibat dalam koordinasi Mobile Communications System yang terencana di Indonesia, termasuk Cellular System pertama di Indonesia. Ann memulai karirnya untuk proyek fiber optic dan telepon mobile di Direktorat Jenderal Pos dan telekomunikasi. h. Ben Soppitt (Head of Corporate Strategy and Bussiness Development) Ben bergabung dengan AXIS pada maret 2008. Sebelumnya Ben bekerja di GSM Association (GSMA), organisasi perdagangan global yang mewakili lebih dari 700 operator di seluruh dunia. Sebagai Director of Strategic Initiatives mencakup program Emerging Market handset, pembuatan GSMA Development fund dan proyek Mobile Money Tranfer. i.
Arif Widjaksono (Head of Legal) Arif widjaksono bergabung dengan AXIS pada maret 2008. sebelum bergabung dengan AXIS, Arif adalah Senior Counsel di Philip Morris International Law Departement commit to sebagai user Head of Law Departement di
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PT Philip Morris Indonesia sejak 2003. Tahun 2006 Arif ditunjuk sebagai Senior Counsel di PT HM Sampoerna Tbk, anak perusahaan Philip Morris Internasional. j. Budiono Sangkoyo (Head of Procurement) Antara tahun 1997 sampai 2005 Budiono bekerja di PT Exelcomindo Pratama (XL) di berbagai posisi dari Head of Internal Audit hingga Financial Controler. Posisi terakhirnya di XL adalah Vice President of Procurement and Asset & inventory Management. 7. Tata Kelola Perusahaan AXIS beranggapan bahwa peraturan perusahaan yang baik merupakan alat penting agar dapat mencapai visi dan misi strategis perusahaan., mentaati nilai-nilai peraturan dan ketentuan perusahaan yang meliputi keterbukaan dan transparansi kepada para pemegang saham, manajemen dan juga pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti karyawan, pembuat regulasi, pelanggan, para vendor dan supplier, pihak pemerintah yang berwenang dan masyarakat pada umumnya. Secara berkala perusahaan terus melihat dan menilai kembali perkembangan peraturan dan ketentuan perusahaan. Dan mengubah peraturan sesuai dengan waktu dan kondisi yang berlaku. AXIS mentaati dan mengikuti semua peraturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia. 8. Budaya dan Kode Etik Perusahaan commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Etika dan perilaku perusahaan merupakan peta tingkat tinggi yang dirancang untuk mengorientasikan seluruh karyawan perusahaan. Hal ini mempromosikan nilai cita-cita perusahaan yang merambah ke pekerjaan. Peraturan perusahaan, petunjuk dan kegiatan memberi tambahan pada prinsip-prinsip ini. Serta menyediakan secara rinci apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan sehari-hari. Sehingga kesuksesan perusahaan tergantung pada kinerja pribadi setiap karyawan. Karyawan harus dapat beradaptasi dan mengimplementasikan nilai standar tertinggi akan perilaku pribadi seperti yang telah tertanam dalam nilai-nilai perusahaan yaitu : istimewa, sederhana, mengedepankan sumber daya manusia dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada intinya kode perilaku perusahaan mengatur bagaimana agar semua dapat menjiwai perilaku dan nilai-nilai tersebut dalam lingkungan perusahaan. Khususnya bagaimana dalam menggambarkan perusahaan dan berhubungan dengan rekan sesama. AXIS didukung lebih dari 4000 karyawan yang dipimpin oleh tim profesional yang berpengalaman. Tujuan dari AXIS adalah menjadi organisasi yang menarik dan dinamis. Organisasi yang menciptakan lingkungan kerja yang unik, memungkinkan professional muda di dalamnya
untuk
mengembangkan
diri
dalam
lingkungan
yang
mengutamakan gairah kerja, inspirasi, akuntabilitas, kecepatan dalam bekerja dan memiliki motivasi tinggi. commit to user 9. Penghargaan Yang Diterima AXIS
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
a. AXIS masuk nominasi GSMA Asia Mobile Awards 2008 AXIS mengumumkan telah menerima nominasi untuk penghargaan GSMA Asia Mobile awards 2008 kategori “ The Green Mobile Award“. GSMA adalah asosiasi perdagangan untuk industri seluler, yang mewakili lebih dari 750 jaringan seluler yang tersebar di 218 negara dan program penghargaan Asia Mobile Award diberikan untuk memberikan apresiasi akan pencapaian pertumbuhan yang luar biasa inovasi dan kepemimpinan dan industri seluler Asia. b. Green Mobile Award Calon penerima penghargaan untuk kategori “Green Mobile Award” harus mendorong ekonomi dengan emisi karbon rendah, industri dan gaya hidup, seperti meningkatkan efisiensi energi, sumber energi alternatif, daur ulang, konservasi dan konsumsi ramah lingkungan. Penilaian untuk penghargaan ini akan dilakukan oleh para ahli independent, seperti jurnalis, analis dan akademisi. Lima nominasi telah dipilih untuk nominasi ini dengan satu pemenang diumumkan pada acara Asia Mobile Congress di Macau. Mobile Asia Congress adalah ajang pertemuan para operator di Asia dan seluruh dunia dan pada kesempatan ini AXIS adalah satu-satunya operator seluler nasional dari Indonesia yang memberikan presentasi di depan peserta yang datang dari berbagai Negara. Untuk mendukung usermulai mensosialisasikan sikap 3R program Go Green-nyacommit AXIS to sudah
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(mengurangi, pemakaian ulang, dan mendaur ulang) di antaranya kepada para karyawannya. Karyawan AXIS diminta untuk mengurangi penggunaan kertas dan plastik, dan dianjurkan untuk memakai kertas bekas dan plastik bekas, serta mengatur sampah mereka untuk di daur ulang. Dan sebagai wujud partisipasinya para karyawan AXIS telah mengatur sampah kerja mereka dengan memisahkannya ke tempat sampah organik dan anorganik. 10. Iklan Axis Pada Media Televisi AXIS dalam periode November sampai dengan Oktober 2009 menampilkan 9 versi iklan yang mewakili dan setiap harinya ditayangkan secara bergantian sesuai masa tayangnya. Advertising Agency yang membuat iklan AXIS adalah LOWE, dan PH yang membuat iklan ini adalah 25 frame. Durasi iklan AXIS yang tercepat 15 detik sampai dengan 60 detik yang paling lama. Deskripsi iklannya adalah sebagai berikut : a. Versi Tanya Ditoko (kungfu) Deskripsi Iklan : Seorang pemuda datang ke sebuah toko yang pedagangnya etnis tionghoa yang sedang duduk dan membaca koran. Kemudian pemuda tersebut bertanya “ koh GSM mana yang smsnya paling murah?”. Penjaga toko melirik kemudian melemparkan kartu perdana AXIS ke arah pemuda. Kemudian pemuda tersebut menangkapnya (terlihat commit to user kaget). Lalu penjaga toko berdiri dari tempat duduk loncat dan
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berakrobat diatas meja sambil menggerakkan tangannya seperti kungfu. Lalu penjaga toko mengatakan “sms cuma satu rupiah ke sesama AXIS sepanjang hari, setiap hari, gak harus kirim lima bahkan sepuluh sms sebelumnya”. Pemuda kemudian tersenyum kecil sambil menganggukanggukan kepala. Kemudian penjaga toko diperlihatkan duduk di kursi sambil menelepon “nelpon cuma satu rupiah per nelpon di akhir pekan”. Muncul logo AXIS kemudian pemuda kaget karena penjaga toko tiba-tiba bergelantungan didepan sambil mengatakan “baik ya” b. Versi Telepon di Mobil (lempar koin) Deskripsi iklan : Suasana didalam kemacetan ada seorang wanita yang sedang menelepon. Tiba-tiba ada seorang pria yang mendekati mobil kemudian membongkar pintu mobil lalu pria tersebut melemparkan uang recehan ke arah wanita yang sedang menelepon. Pria tersebut mengatakan
“terima
telepon
dari
semua
operator
langsung
mendapatkan 100 rupiah per menit, bonus dapat dipakai ke semua operator”. Muncul tulisan bonus terima telepon Rp 100,- per menit dari semua operator lain. Lalu muncul logo AXIS dan tulisan GSM yang baik. Diperlihatkan wanita tersebut menemukan koin yang terselip di commit to user telinganya. Pria tersebut mengatakan “AXIS”, dan perempuan
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
mengatakan “GSM yang baik. Terakhir pria tersebut menutup pintu dan meninggalkan mobil. c. Versi Telepon di Ruang Rapat (lempar koin) Deskripsi iklan : Suasana di dalam ruang rapat ada yang sedang menelepon. Suara handphone berbunyi. Lalu ada pria di ruang rapat tersebut yang menerima telepon “halo?”. Tiba-tiba dari atas muncul seorang yang langsung melemparkan uang recehan ke arah pria yang sedang menelepon. Pria yang melemparkan koin tersebut mengatakan “terima telepon dari semua operator langsung mendapatkan 100 rupiah per menit, bonus dapat dipakai ke semua operator”. Muncul tulisan bonus terima telepon Rp.100,- per menit dari semua operator lain. Lalu muncul logo AXIS dan tulisan GSM yang baik. Kemudian dengan tiba-tiba pria yang melemparkan uang tersebut terbang ke atas. Pria tersebut mengatakan “AXIS”, dan perempuan mengatakan “GSM yang baik. d. Versi Amir Dari Yogyakarta (layang-layang) Deskripsi iklan : Seorang anak diatas genteng sambil melihat layang-layang dengan teropong. Muncul tulisan Amir, 12 tahun, Yogyakarta. Anak tersebut (Amir) kemudian turun bergegas dari atap. Amir kemudian bersepeda commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(tatapannya melihat ke atas) berlari di lorong gang untuk mengejar layang-layang yang putus. Di tengah-tengah jalan sempat kebingungan arah, namun kemudian dilanjutkan berlari mengejar layang-layang. Muncul tulisan penuh semangat. Diperlihatkan Amir berhasil mendapatkan layang-layang
di dalam terowongan. Kemudian
mengambil layang-layang yang tersangkut diranting pohon yang sangat tinggi. Muncul tulisan pantang menyerah. Amir kemudian juga mengambil layang-layang di samping bapakbapak yang sedang tertidur. Kemudian
diperlihatkan
sedang
menempelkan kertas bulat berbentuk bola pada layangannya sambil melihat anak-anak lain yang sedang bermain bola. Muncul tulisan penuh inspirasi. Amir bersepeda menyeberangi jembatan dan diperlihatkan di rumahnya sedang membuat layang-layang berbentuk ikan yang mirip dengan ikan yang dipeliharanya di dalam akuarium. Muncul tulisan kaya inovasi. Lalu amir mengamati harga-harga yang dipampang para pedagang layangan. Muncul tulisan kompetitif. Amir kemudian memajang layang-layang hasil kreasinya. Muncul tulisan memberikan yang terbaik. Kemudian amir menjual layanglayang buatannya sambil menempelkan tulisan 1000/2buah. Lalu diperlihatkan anak-anak berdatangan ke tempat amir berjualan layanglayang. Muncul tulisan hanya untukmu. Lalu seorang pria mengatakan commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Semangat Amir kami wujudkan dalam penawaran terbaik untukmu, karena di AXIS kamu yang utama”. Muncul logo AXIS. Pria mengatakan “AXIS, wanita mengatakan “GSM yang baik”. Muncul tulisan GSM yang baik. e. Versi Tarzan dan Monyetnya Deskripsi iklan : Suasana di tengah hutan ada seorang pria yang digambarkan seperti tokoh tarzan yang sedang bergelantungan dari pohon ke pohon. Pada saat bergelantungan tarzan menatap ke seorang wanita yang sedang duduk sambil bermain dengan seekor monyet. Karena tidak melihat ke depan, tarzan tiba-tiba menabrak papan yang bertuliskan “Pertama di Indonesia bonus setiap bulan 1000 mms dan 1000 sms ke semua nomer AXIS sepanjang tahun 2009”. Tarzan dan wanita tersebut terlihat senang pada saat membaca papan. Muncul logo AXIS dan tulisan GSM yang baik. Kemudian diperlihatkan
tarzan
bersanding
dengan
wanita
tersebut
dan
menggendong monyet. Tarzan mengatakan “baik ya”. Monyet mengangguk, kemudia tarzan, wanita dan monyet berjalan ke arah matahari. f. Versi Berita Deskripsi iklan :
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seorang wanita membacakan berita televisi. Wanita itu membacakan “Pemirsa, AXIS kembali menghadirkan inovasi terbaiknya di akhir tahun. Pertama di Indonesia dapatkan bonus 1000 mms dan 1000 sms setiap bulannya ke semua nomer AXIS sepanjang tahun 2009. Segera aktifkan perdana AXIS atau isi ulang minimal 20.000 sebelum 31 desember 2008. bonus ini pasti dan belum termasuk banyak promo lainnya di tahun 2009”. Muncul logo AXIS. Terakhir wanita mengatakan “AXIS GSM yang baik. g. Versi Kiara Deskripsi iklan : Sebuah mobil melintas di pinggir sawah. Tiba-tiba seorang anak kecil keluar dan menangkap seekor bebek yang berjalan di tengah jalan raya. Sambil muncul tulisan Kiara, 7 tahun denpasar. Kiara mengatakan “Pak, bebeknya ketinggalan” lalu mengembalikan kepada pemiliknya. Kiara mengucapkan “ Da…da…bebek”. Kemudian nampak kiara sedang membantu wanita yang membawa buah di kepala. Muncul tulisan suka menolong. Lalu kiara bersepeda dijalan mengikuti bapak-bapak yang topinya terjatuh dijalan. Kiara “Pak topinya ketinggalan”. Ditampilkan Kiara sedang menunjukkan arah jalan kepada turis cina. Kiara “ Kanan, lalu belok kiri” sambil berusaha menunjukkan. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemudian Kiara mengambilkan foto turis. Muncul tulisan tanpa pamrih. Lalu kiara membantu mengambilkan
daftar menu dan
diantarkan kepada seorang bapak yang sedang kebingungan. Muncul tulisan hanya untukmu. Suara pria mengatakan
“Semangat Kiara kami wujudkan melalui
pelayanan terbaik untukmu, karena di AXIS kamu yang utama”. Muncul logo AXIS. Pria mengatakan “AXIS”. Wanita mengatakan “GSM yang baik” h. Versi Donia dan Desta (tantangan hemat AXIS) Deskripsi iklan : Digambarkan dalam sebuah jalan Donita dan Desta menghampiri seorang pemuda yang sedang duduk dan bertelepon. Kemudian desta menawarkan “Berani mencoba tantangan hemat AXIS?”. Pemuda tersebut “Berani”. Lalu Desta memberi handphone yang sudah diisi nomer AXIS dicoba untuk bertelepon pemuda tersebut. Muncul tulisan “Nelpon termurah ke semua operator, Rp 300,- di setiap menitnya, fakta hemat lebih dari 63 %” dan muncul suara “termurah nelpon semua dimana dan kapan saja”. Desta dan Donita “Sekarang cek pulsa kayak gitu, nah…”. Pemuda tersebut kaget dan mengatakan “Waduh AXIS murah pisan”. Donita “Terbukti”, Desta “Pakai AXIS paling hemat”. Donita dan Desta commit to user “Makin hemat makin untung bersama AXIS”
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
Lalu keluar gambar peta Indonesia berwarna ungu. Muncul tulisan AXIS hadir di lebih dari 190 kota dan terus bertambah. Muncul logo AXIS. Suara wanita “GSM yang baik” disertai dengan tulisan. i.
Versi Desta dan Ayam (testimoni pengguna) Deskripsi iklan : Digambarkan desta dan ayam bergandengan. Desta “Kita dengarkan pengakuan jujur salah satu pengguna AXIS”. Seorang pemuda yang duduk sambil membawa laptop di mejanya. Muncul tulisan Budi Aurizal spesialis IT. Budi mengatakan “ Dulu saya mejeng di warnet, tiap hari nongkrong dari malem sampai pagi”. Kemudian ganti pemuda yang lain lagi. Muncul tulisan Royhan Hidayat Mahasiswa. Royhan mengatakan “Ah boros banget, buat makan sampai habis”. Kembali ke Budi mengatakan “Cuma sejak pake AXIS” kembali ke Royhan mengatakan “Chatting”. Budi “Browsing, download”. Royhan “Bisa dimana saja, lancar dan murah”. Kemudian Desta ditemani maskot ayam mengatakan “Bener pemirsa ini buktinya” sambil memeluk sang ayam. Muncul tulisan “Paket super hemat data unlimited, mulai dari Rp 1500,- per hari, fakta hemat lebih dari 63 %, telpon *777# tersedia di lebih dari 100 ribu outlet di seluruh Indonesia ” disertai suara Pria “ Pake AXIS internetan lebih murah dengan paket super hemat data unlimited, nikmati hematnya sekarang. user hemat makin untung bersama Penutupan Desta dancommit ayam to “Makin
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AXIS”. Muncul tulisan makin hemat makin untung. Muncul logo AXIS. Suara wanita “GSM yang baik”
B. DESKRIPSI SMA NEGERI 7 SURAKARTA 1. Sejarah Berdirinya Sma Negeri 7 Surakarta SMA N 7 Surakarta yang berdiri kokoh dan strategis di Jalan Mr. Muh. Yamin No. 79 Surakarta, merupakan salah satu sekolah milik pemerintah yang lahir dan berkembang sesuai dengan perkembangan waktu. Berikut ini uraian sejarah berdirinya SMA Negeri 7 Surakarta yang melalui beberapa periode, yaitu: a. Periode I Pada bulan Juli 1984 SMA Negeri 7 Surakarta berdiri dengan gedung yang masih menginduk di SMA Negeri 3 Surakarta. Siswa-siswanya masuk siang dan guru yang mengajar juga guru SMA Negeri 3 Surakarta. Sebagai kepala sekolah untuk yang pertama kalinya Alm. Soeyono, B.A. b. Periode II Mulai tahun 1985, Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta dijabat oleh Alm. Drs. Soewandhi. c. Periode III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
Pada tanggal 22 Januari 1986, SMA Negeri 7 Surakarta menempati gedung baru yang terletak di Jalan Mr. Muh. Yamin No. 79 Surakarta dan menjadi SMA Negeri 7 Surakarta dengan Surat Keputusan No. 0558/C/1984 tanggal 20 November 1984. Pada saat itu memiliki 6 kelas, yaitu 3 ruangan untuk kelas I dan 3 ruangan untuk kelas II. Tahun berikutnya bertambah 3 kelas, sehingga jumlahnya menjadi 9 kelas. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 7 Surakarta terus berkembang dan mulai tahun 1996, sekolah ini mempunyai 20 kelas yang terdiri dari 7 kelas untuk kelas I, 7 kelas untuk II dan 6 kelas untuk kelas III, serta memiliki ruang guru seluas 200 m2. Mulai tahun 1997 sampai 2001 sekolah ini mempunyai 22 kelas yang terdiri dari 7 kelas I dari IA sampai IG, 7 kelas untuk kelas IIA sampai IIG, dan 7 kelas untuk kelas III yaitu (III IPA 1-2, III IPS 1 sampai dengan IPS 5) serta ruang khusus pelajaran agama. Dari tahun 2001 sampai sekarang sekolah ini memiliki 24 kelas yang terdiri 8 kelas untuk kelas X, 8 kelas XI dan 7 kelas untuk kelas XII (3 kelas IA dan 5 kelas IS) dan 1 ruang khusus pelajaran agama. d. Periode IV Bulan Januari 1992, Drs. Soewandhi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta pada waktu itu pensiun, dan dirangkap oleh Drs. Sri Waloejo Mangundikoro,kepala sekolah SMA N 3 Surakarta sejak 21 Januari 1993 sampai 1 September 1993. Kepala Sekolah SMA commit to user Negeri 7 Surakarta dijabat Alm. Ibnu Soewarsa, BA. Dan mulai 1
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
September 1993 sampai bulan Desember 1993 Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta diampu oleh Widagdo, BA kepala SMA N 2 Surakarta. e. Periode V Bulan Januari 1994 terjadi pergantian kepala sekolah yang semula dijabat oleh Widagdo, BA diserahkan kepada Bapak Soekiman sampai tanggal 28 Juli 1995. Dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7 tahun 1994 maka nama SMA berganti menjadi SMU termasuk SMA Negeri 7 Surakarta. Kemudian sejak tanggal 28 Juli 1995 kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta dijabat oleh Bapak Ignatius Sutaryo sampai tahun 1997. f. Periode VI Pada tanggal 12 April 1997 kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta dijabat oleh alm Drs. Sediyono, MM. Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1998 Drs. Supardi Saraswoto dilantik di kota Semarang dan pada tanggal 7 April 1999 Drs. Supardi Saraswoto menjabat sebagai kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta. g. Periode VII Pada tanggal 7 Agustus 2002 jabatan kepala sekolah dipegang oleh Drs. Edy Pudiyanto sampai pada 6 November 2007. Dan sampai saat itu SMA Negeri 7 Surakarta memiliki 24 ruang kelas yaitu kelas committelah to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
X berjumlah 8 kelas, dan 4 kelas untuk kelas XI IA, 4 kelas untuk kelas XI IS. Untuk kelas XII sendiri terdiri dari 8 kelas yaitu 3 kelas untuk kelas XII IA, 5 kelas untuk kelas XII IS. h. Periode VIII Mulai tanggal 16 November 2007 sampai sekarang jabatan kepala sekolah dipegang oleh Dra. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd. Dan saat ini SMA Negeri 7 Surakarta memiliki 24 ruang kelas yaitu kelas X berjumlah 8 kelas, dan 4 kelas untuk kelas XI IA, 4 kelas untuk kelas XI IS. Untuk kelas XII sendiri terdiri dari 8 kelas yaitu 3 kelas untuk kelas XII IA, 5 kelas untuk kelas XII IS, serta terdapat juga 3 ruangan baru yang saat ini belum digunakan. Ruangan ini terletak dilantai 2. 2. Keadaan Lingkungan Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta terletak di Jalan Muh. Yamin 79 Tipes Kodya Surakarta. SMA Negeri 7 Surakarta terletak di tengah kota dengan batas-batas sebagai berikut : Ÿ
Timur
: Perkampungan penduduk
Ÿ
Selatan
: Lembaga Pendidikan Pratama Mulia
Ÿ
Barat
: Jalan Bhayangkara
Ÿ
Utara
: Jalan Muh. Yamin / Asrama Polisi commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id U
Jalan Muh. Yamin
Kampung
S
Asrama
Jalan Bhayangkara
T
Perkampungan penduduk
B
SMA N 7 Surakarta
LB. PRATAMA MULIA
Gambar 2.2. Denah lokasi SMA Negeri 7 Surakarta Uraian diatas merupakan gambaran umum tentang kondisi SMA Negeri 7 Surakarta. Berikut ini dipaparkan kondisi sarana baik fisik maupun non fisik yang mendukung proses belajar mengajar di SMA Negeri 7 Surakarta. i. Sarana Fisik Sarana fisik yaitu semua bentuk ruang yang menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sarana itu antara lain : NO
SARANA
JUMLAH
1.
Ruang kelas
24
2.
Ruang tata usaha
1
3.
Ruang kepala sekolah
1
4.
Laboratorium IPA
2
5.
Laboratorium komputer
2
6.
Laboratorium bahasa
1
7.
Ruang guru commit to user
1
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8.
Perpustakaan
1
9.
Aula
1
10.
PPL
1
11.
Ruang BP/BK
1
12.
Ruang UKS
1
13.
Ruang OSIS
1
14.
Ruang pramuka
1
15.
Ruang PMR
1
16.
Ruang pecinta alam
1
17.
Ruang produksi
1
18.
Studio musik
1
19.
Ruang koperasi siswa
1
20.
Kantin
3
21.
Kamar kecil siswa
10
22.
Kamar kecil guru
4
23.
Masjid
1
24.
Mushola
1
25.
Area parkir
3
26.
Pos satpam
1
27.
Penjaga sekolah
2
28.
Lapangan basket
1
29.
Hall
1
30.
Panjat dinding commit to user
1
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
31.
Gudang
6
32.
Ruang ganti
1
33.
Laboratorium IPS
1
34.
Ruang Agama
1
35.
Ruang stensil
1 1
36.
Koperasi
Tabel 2.1. Sarana Fisik SMA Negeri 7 Surakarta ii. Sarana Non Fisik Ada dua golongan yaitu: a. Bentuk bukan materi Berupa administrasi dan media cetak (surat kabar dan majalah). b. Bentuk materi yang bukan ruang Yaitu berupa alat olahraga, alat tulis menulis, alat kebersihan, alat kesenian, alat ketrampilan, komputer, printer, scanner, alat ketrampilan memasak, peralatan praktikum kimia, peralatan praktikum fisika, peralatan praktikum biologi, serta bahan-bahan praktikum Selain itu masih ada sarana non fisik yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang ada di tiap kelas, antara lain: a. OHP SMA Negeri 7 Surakarta menyediakan OHP untuk setiap kelas. Hal ini untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar di kelas. b. Kipas angin
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Papan White Board Sama seperti OHP, papan white board juga tersedia di tiap-tiap kelas. Hal ini menjadikan suasana belajar lebih kondusif karena tidak menimbulkan polusi seperti pada penggunaan papan tulis d. Televisi Berwarna dilengkapi dengan VCD Player Sarana dan media yang disediakan di SMA Negeri 7 Surakarta sangatlah lengkap. Di setiap ruang kelas pun di sediakan televisi, disamping sebagai media pembelajaran (dengan adanya VCD Player, dan telah banyak tersedianya CD-CD pembelajaran, sehingga siswa mengalami variasi pembelajaran), televisi tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana hiburan sewaktu istirahat. e. Dispenser Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh anak-anak yang kurang mampu, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan uang jajan. f. Sarana belajar lainnya seperti penggaris, penghapus, penggaris segitiga dan lainnya. g. Adanya dinding panjat (wall climbing), lapangan basket dan lapangan tennis, sangatlah menunjang kegiatan ekstrakurikuler untuk anak-anak pecinta alam dan tantangan dan pecinta olahraga. SMA Negeri 7 Surakarta berupaya untuk memberikan fasilitas guna mengembangkan segala minat dan bakat mereka sehingga anak-anak pun dapat menyalurkannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
3. Struktur, Tugas Dan Fungsi Pengelola Sekolah Pengelola sekolah terdiri dari : a. Kepala Sekolah Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manager, administrator dan supervisor (EMAS). b. Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah pada SMA tingkat atas disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, wakil kepala sekolah dipilih oleh guru dan karyawan, bukan ditunjuk oleh kepala sekolah. Yaitu meliputi : 1) Wakil kepala sekolah bagian kurikulum 2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan 3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas 4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana c. Guru Pengangkatan guru PNS adalah wewenang dari pemerintah, pihak sekolah hanya mengusulkan guru yang dibutuhkan SMA N 7 Surakarta berdasarkan blangko R 10. Pengangkatan Guru Tidak Tetap (GTT) dan commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pegawai Tidak Tetap (PTT) adalah merupakan kewenangan sekolah. GTT dan PTT tersebut mendapat Surat Keputusan (SK) dari pihak SMA 7 Surakarta dan Pemerintah tidak ikut campur dalam pengangkatan ini karena sudah merupakan kewenangan sekolah untuk melakukan pengangkatan guru sesuai dengan kebutuhan sekolah. Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. d. Wali Kelas Tugas
wali
kelas
antara
lain
membantu
guru
pembimbing
melaksanakan tugas-tugas kelas. Dan membantu guru mata pelajaran dalam melaksanakan layanan di kelas e. Kepala Urusan / Bagian Tata Usaha Kepala urusan bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. f. Laboran Laboratorium IPA (Fisiska/Biologi/Kimia) Laboran laboratorium IPA membantu kepala sekolah dan penanggung jawab / guru pengelola laboratorium fisika, biologi, dan kimia dalam kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan segala sesuatu tentang laboratorium. g. Teknisi laboratorium Bahasa commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bertugas membantu kepala sekolah dan penanggung jawab / guru pengelola laboratorium bahasa dalam kegiatan – kegiatan laboratorium bahasa h. Teknisi laboratorium komputer / Akuntansi Bertugas membantu kepala sekolah dan penanggung jawab / guru pengelola laboratorium komputer / akuntansi dalam kegiatan – kegiatan komputer akuntansi. i. Teknisi Media Bertugas membantu kepala sekolah dalam merencanakan pengadaan alat –alat media. Struktur Organisasi Sma Negeri 7 Surakarta Kepala Sekolah
Ka. TU
Wakasek
Wakasek
Wakasek
Wakasek
Kurikulum
Humas
Sapra
Kesiswaan
Pembantu
Pembantu
Pembantu
Pembantu
Pembantu
Pembantu
Wakasek
Wakasek
Wakasek
Wakasek
Wakasek
Wakasek
Kurikulum
Kurikulum
Humas
Sapra
Kesiswaan
Kesiswaan
commit to user Gambar 2.3. Struktur Organisasi SMA Negeri 7 Surakarta tahun 2009
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Manajemen Berbasis Sekolah Untuk meningkatkan mutu dan pendidikan, di SMA Negeri 7 Surakarta menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah. Dengan metode ini sekolah dapat mengelola dan membuat peraturan-peraturan yang positif bagi perkembangan dan kemajuan sekolah. Beberapa hal yang diterapkan antara lain: a. Pembuatan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS) dibuat bersama secara transparan. Kepala sekolah hanya memberi ramburambu yaitu biaya jangan membebani masyarakat tetapi tetap mendukung kesejahteraan guru. b. Guru dapat membuat suatu anggaran mengenai suatu event / kegiatan dengan mengindahkan rambu-rambu kepala sekolah dan dalam batas rasional. c. RAPBS diketahui oleh semua pihak di sekolah, bahkan penjaga sekolah. Sehingga tidak menimbulkan kecurangan dan korupsi. d. Kerja sama dengan pihak luar secara profesional dan saling menguntungkan. e. Program Smart School Program Smart School merupakan program baru yang dipergunakan oleh Sekolah Menengah Tingkat Atas Negeri 7 Surakarta dalam commit to baik user antara sekolah dengan orang tua membina hubungan yang lebih
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wali murid. Program Smart School ini juga banyak mengenalkan kepada para siswa-siswi sekolah untuk dapat mengakses internet serta alat-alat teknologi yang ada. Program ini tidak hanya bermanfaat bagi pihak wali murid tetapi bagi pihak sekolah yang tidak perlu lagi memberikan bimbingan tentang akses internet, karena dengan pemakaian program ini maka setiap anak akan dituntut untuk memiliki ketrampilan atau kompetensi dalam bidang telekomunikasi dan pendidikan. 5. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana-rencana pengeluaran isi dan bahan mengajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan demikian kurikulum dalam pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berfungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 7 Surakarta pada tahun ajaran 2009/2010 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 6. Osis OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Sekolah Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi commit to user lain yang ada diluar sekolah.
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara Fungsional OSIS adalah sebagai salah satu empat jalur pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur lain yaitu : latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler dan wawasan wiyatamandala. Secara sistemik, apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem. Berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan bersama. Dengan dilandasi latar belakang sejarah lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS dibentuk dengan tujuan pokok: 1. Menghimpun ide, pikiran, bakat, kreativitas serta minat para siswa kedalam suatu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif diluar sekolah 2. Mendorong sikap dan semangat kesatuan dan persatuan diantara siswa sehingga timbul suatu kebanggan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar 3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, mennyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk lebih mematangkan kemampuan berpikir, wawasan dan pengambilan keputusan 7. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler diadakan bertujuan agar siswa dapat commit to user memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembinaan nalar atau sikap. Dengan demikian memungkinkan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. Pelajaran ekstrakurikuler wajib diikuti siswa kelas X dan kelas XI, dan siswa Wajib mengikuti satu jenis kegiatan yang diikuti secara rutin. Khusus kegiatan ekstrakurikuler siswa diberi angket yang telah diketahui orangtua dengan surat pemberitahuan 8. Kehumasan Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan bagian dari struktur organisasi yang berfungsi sebagai lembaga yang mengadakan hubungan dengan masyarakat dan instansi lain.. Tugas-tugas bidang Humas antara lain: a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua atau wali siswa. b. Menyelenggarakan rapat pleno dengan orang tua/wali siswa, anggota komite, Wakasek, dan Kepala Sekolah untuk menetapkan RAPBS. c. Menyelenggarakan kegiatan lainnya: 1) Mengadakan kegiatan hari kemerdekaan, misalnya: ·
Lomba-lomba antar kelas
·
Launching Smart School dari Indosat
·
commit todengan user Yamaha, dll Donor darah kerjasama
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Anjangsana / Silaturahmi keluarga besar SMA Negeri 7 Surakarta setiap dua bulan sekali yang diadakan di tempat guru-guru SMA Negeri 7 Surakarta secara bergantian. 3) Buka Puasa bersama. 4) Halal bihalal keluarga besar SMA Negeri 7 Surakarta. d. Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat : 1) Memberikan
informasi
kepada
wartawan
maupun
dunia
kependidikan. Misalnya: Menginformasikan SMA Negeri 7 Surakarta tentang fasilitasnya yang lengkap, perpustakaan nomor 1 se-Jawa Tengah, sebagai proyek percontohan sekolah di Surakarta, Juara kebersihan nomor 3 Kodya Surakarta, dengan menggunakan media cetak maupun memberi pengumuman langsung. 2) Ikut menyelenggarakan peringatan-peringatan yang berhubungan dengan masyarakat terkait. Misalnya: Hari Raya Kurban, Buka Puasa dengan mengundang masyarakat luar, Halal Bihalal, Pemakaian masjid oleh masyarakat luar. 3) Mensosialisasikan bahwa SMA Negeri 7 Surakarta terakreditasi amat baik. 4) Paguyuban SMA Negeri 7 Surakarta commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Paguyuban SMA N 7 Surakarta berdasarkan AD/ ART sudah di tetapkan, menarik iuran dari guru-guru dan karyawan untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan dalam situasi tertentu, misalnya: kematian, kelahiran, pernikahan, sakit dan halhal lain yang membutuhkan dana. 9. Bimbingan Konseling Berdasarkan pasal 27 dan PP no 29 tahun 1990 disebutkan bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Mengenal pribadi disini yaitu siswa mampu mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal lebih lanjut, mengenai lingkungan secara objektif baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan merencanakan masa depan yaitu untuk pendidikan, karier, budaya, keluarga dan masyarakat. Sebagaimana bimbingan belajar dan bimbingan karier yang tercantum dalam landasan program pengembangan yang dimaksud adalah Bimbingan Konseling. Berdasarkan SK Mendikbud No: 025/0/1995, Pengertian BK adalah : pelayanan bantuan untuk peserta didik; perseorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam bimbingan: pribadi, sosial dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. DESKRIPSI TRANS TV 1. Sekilas Sejarah PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7. Mulai memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah. Saat itu Trans Tv mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan, Trans Tv sudah membangun Stasiun Relai TV-nya di Jakarta dan Bandung dan sekarang ini ekan memperluas hingga ke seluruh indonesia. Siaran percobaan pertama dimulai dengan acara dari seorang presenter yang menyapa pemirsa mulai pukul 19.00 WIB malam. Enam bulan kemudian, Trans Tv memulai acara barunya seperti Reportase, Ninku, dll. Sekarang ini Trans Tv mempunyai acara yang digemari oleh masyarakat seperti Ekstravaganza, Derings, dll. Hingga sekarang Trans Tv mulai mengudara dan menjadi salah satu stasiun televisi yang patut diperhitungkan.
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Logo Trans Tv
Gambar.2.4. logo Trans Tv Logo Trans Tv berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali 3. Visi Trans Tv Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan
kontribusi
dalam
meningkatkan
kecerdasan masyarakat.
commit to user
kesejahteraan
serta
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Misi Trans Tv Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. 5. Area Pemancaran Sejak awal, pembangunan TRANS TV dirancang untuk bisa beroperasi menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra produksi hingga tahap pasca produksi dan siaran on air. Tetapi karena sistem penyiaran di Indonesia masih menggunakan sistem analog, maka output yang bersifat digital akan diubah menjadi analog. Walaupun demikian, pemirsa TRANS TV akan menikmati tayangan audio visual yang lebih jernih dan tajam. Kelak jika sistem penyiaran di Indonesia sudah beralih ke sistem digital, TRANS TV hanya perlu memodifikasi pemancar-pemancarnya saja. Selain output yang lebih baik, teknologi digital juga menjadikan proses kerja dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Peran kaset (video tape) nyaris hilang, karena semua materi produksi mengalir dari satu server ke server komputer lainnya melalui jaringan kabel optik yang terpasang di seluruh gedung. Seluruh studio juga terintegrasi satu sama lain sehingga memungkinkan siaran yang simultan.
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Teknis dan Jangkauan Stasiun Transmisi TRANS TV
Tabel.2.2. Jangkauan dan Trasmisi Trans Tv ( Sumber : www.transtv.co.id ) 6. Penghargaan Yang Pernah di terima Trans Tv a. Tahun 2008 CITRA PARIWARA 2008 ·
Best of the Best in-house (promo) TV Media commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Gold Award: Promo "Loket sepi" (bioskop) dan "single double" (badminton)
b. Tahun 2007 ANUGERAH PESONA WISATA INDONESIA 2007 ·
Departemen Pariwisata RI Terbaik I Kategori Media Televisi : Jelajah
PANASONIC AWARD 2007 ·
Program Talkshow Terfavorit : Ceriwis
·
Program Komedi Terfavorit : Extravaganza
·
News Magazine Terfavorit : Jelang Siang
CAKRAM ·
Televisi Terbaik
ISO : 9001 : 2000 ·
Broadcast System
International Standardization & Acreditation Services (ISAS) BC ·
Broadcast System
PERTAMINA PRESSAWARD ·
Feature TV
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Reportase
KPAI AWARD ·
Program Anak Terbaik : Surat Sahabat
MARKETING MIX ·
2nd Biggest number of audience : Extravaganza Roadshow
·
2nd Best in couverage : Extravaganza Roadshow
·
3rd Best in Interaction : Extravaganza Roadshow
c. Tahun 2006 PANASONIC AWARD 2006 ·
Program “Current Affair” Terfavorit : Kejamnya Dunia
·
Program Komedi / Lawak Terfavorit : Extravaganza
·
Program Anak-Anak Terfavorit : Dapur Klok-klok
PENGHARGAAN JAWA POS ·
Variety Show Extravaganza : Pemenang Grup Lawak Terfavorit 2006
d. Tahun 2005 PANASONIC AWARD 2005 commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Talkshow Terfavorit : Ceriwis
·
Presenter Talk Show : Indy Barends (Ceriwis)
ANUGERAH
KEBUDAYAAN
2005
:
KEMENTERIAN
KEBUDAYAAN & PARIWISATA ·
Anugerah Kebudayaan Untuk Acara Anak : Surat Sahabat
ABU / CASBAA UNICEF Child Rights Award 2005 ·
Finalis : Surat Sahabat Episode Daman Anak Dayak Ngaju
Sertifikat ISO 9001 : 2000 ·
Revenue Cycle Divisi Sales & Marketing Divisi Finance & Resource Development
·
In House Production Divisi Produksi Divisi News Divisi Production & Technical Services Dept. Budget Management Accounting
e. Tahun 2004 commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ASIAN TELEVISION AWARD 2004 ·
Kategori Best Reality Program : Dunia Lain - Lawang Sewu
·
Nominasi Best Music Programme : Diva Dangdut Nirwana
FOR ALL NATION (FAN) CAMPUS ·
Oktober 2004 - Kategori Media Elektronik Peduli Narkoba
f. Tahun 2003 CAKRAM ·
Kategori Televisi Terbaik
MAJELIS ULAMA INDONESIA ·
Anugrah Syiar Ramadhan 1424H, Kategori Siaran Menjelang Buka Puasa : Penghargaan III
g. Tahun 2002 CAKRAM ·
Kategori Media Pendatang Potensial
MAJELIS ULAMA INDONESIA ·
Anugrah Syiar Ramadhan 1423 H, Kategori Siaran Pendukung Suasana Ramadhan Terpuji commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Corporate Social Responsibilty Sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanah air, TRANS TV telah berusaha melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan oleh Unit Marketing Public Relations dan Unit Community Development. Salah satu wujud kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan perbaikan dan pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat ibadah di beberapa kota, pendirian taman bermain dan perpustakaan. Tanggung jawab TRANS TV terhadap tanah air telah diwujudkan dengan membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu dalam membangun asrama dan sekolah “Selamatkan Tunas Bangsa” untuk usia SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan, Indrapuri, Aceh Besar pada tahun 2005. Ketika terjadi bencana gempa dan tsunami, TRANS TV membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai wisma bagi anak-anak korban gempa dan tsunami yang terletak di Jalan Raya Veteran, Kebun Helvitia, Pasar 7, PTPN II – Medan, Sumatera Utara. Pada 5 Februari 2005 Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan RAM, yang kemudian diresmikan pada bulan Desember 2005 dan telah menampung lebih dari 300 anak. commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembangunan RAM tersebut merupakan hasil sumbangan pemirsa TRANS TV melalui program “Dompet Amal TRANS TV”. Selain itu, total dana sebesar Rp 5 miliar tersebut juga berasal dari sumbangan beberapa donatur, baik berupa uang maupun bahan bangunan. Selama pembangunan RAM, TRANS TV menyalurkan lebih dari 200 ton bantuan pemirsa berupa bahan makanan dan pakaian layak pakai ke Aceh. Ketika terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, TRANS TV menunjukkan tanggung jawab sosialnya dengan mendirikan lima buah posko sebagai sarana penyaluran bantuan bagi para korban. Dana sebanyak lebih dari Rp 2 milyar yang telah terkumpul melalui program “Dompet Amal TRANS TV” digunakan untuk membangun sarana ibadah dan sekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah, yakni Masjid Al-Wahda, Masjid Jamaul Waro, Masjid Baiturrohman, Masjid Nurul Hidayah, Mushollah Al-Huda, Mushollah Al-Ikhlas, Mushollah An-Nur, Mushollah Al-Hikmah, SDN Bawuran, SDN Ngaglik, SDN 1 dan 2 Sawahan, TK Kuncup Harapan, TK Tunas Harapan 1, dan SDN 1 Baturan. Pada
Februari
2007
program
CSR
lain
yang
telah
dikembangkan ialah “TRANS Corp Peduli Banjir” sehubungan dengan bencana banjir yang sering terjadi saat itu. Bantuan dari para donatur dan juga pemirsa TRANS TV mulai berdatangan sejak awal terjadinya musibah tersebut, pendistribusian bantuan pun dilakukan ke berbagai wilayah di Jabodetabek. Bantuan berupa mie instan, makanan siap saji, commit to user biskuit, air mineral, makanan bayi, pakaian, obat-obatan, hingga kasur dan
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selimut disalurkan ke berbagai daerah yang terkena musibah seperti daerah Mampang, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Pancoran, Cawang, Ciledug, Cipinang, Koja, Kelapa Gading, Cengkareng, dan Bogor. Ketika pendistribusian bantuan dilakukan, banjir di daerahdaerah tersebut masih belum surut dan hampir semua warga yang terkena musibah masih berada di tempat pengungsian, baik di masjid, lapangan, maupun stadion. Tim Ceriwis juga turut melaksanakan bakti sosial di daerah Kalibata dengan menyumbangkan makanan, minuman, mie instan, dan alat kebersihan sehingga bisa turut membantu meringankan beban warga daerah Kalibata yang terkena musibah. Sembari meliput berita di daerah-daerah banjir, rekan-rekan dari divisi News juga pro aktif dalam menggalang serta menyalurkan bantuan berupa bahan makanan dan pakaian. Selain itu, TRANS TV turut mendampingi dan mensupport tim PMI dalam tahap recovery kesehatan paska banjir. Salah satu program yang telah dilakukan yaitu penyemprotan anti nyamuk, virus dan wabah di daerah Palmerah, Jakarta Barat. Program CSR TRANS TV tidak hanya terbatas pada bantuan musibah dan bencana alam, tetapi juga meliputi program reguler. Setiap bulan puasa departemen Marketing Public Relations secara rutin mengadakan acara “Buka Puasa bersama Anak Yatim Piatu”, di mana beberapa Panti Asuhan akan diundang ke TRANS TV secara bergantian commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
setiap tahunnya. Dana hajatan tersebut berasal dari sumbangan zakat para karyawan TRANS TV yang dikumpulkan selama bulan Ramadhan. Program CSR reguler lainnya yaitu kegiatan “Donor Darah” yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Bekerja sama dengan tim PMI, TRANS
TV
mengajak
seluruh
karyawan
untuk
secara
menyumbangkan darahnya demi kesehatan dan kepedulian sosial.
commit to user
rutin
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III PENYAJIAN DATA
A. VARIABEL TERPAAN IKLAN AXIS DI TRANS TV Seperti dijelaskan dalam bab pendahuluan, terpaan iklan AXIS di Trans Tv adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan iklan AXIS yang disiarkan atau ditayangkan oleh Trans Tv di Indonesia. Untuk dapat mengetahui seberapa besar terpaan iklan AXIS di Trans Tv, maka diukur dengan indikator di bawah ini : 1. Frekuensi / tingkat keseringan responden dalam melihat iklan AXIS di Trans Tv setiap harinya. 2. Intensitas perhatian responden terhadap iklan AXIS di Trans Tv 3. Persepsi Responden terhadap penyajian iklan AXIS di Trans Tv 4. Pemahaman responden terhadap informasi pesan iklan AXIS di Trans Tv Dari empat indikator di atas peneliti akan menjabarkannya dalam empat pertanyaan, yaitu : 1) Bagaimana tingkat frekuensi Anda dalam melihat iklan AXIS di Trans Tv? 2) Bagaimana perhatian Anda terhadap iklan AXIS di Trans Tv? 3) Bagaimana persepsi Anda terhadap penyajian iklan AXIS di Trans Tv? 4) Bagaimana pemahaman Anda terhadap informasi pesan iklan AXIS di Trans Tv?
commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan di atas, terpaan iklan AXIS di televisi swasta terhadap diri responden dapat diketahui. Adapun penyajian data sebagai berikut : 1. Frekuensi / Tingkat Keseringan Responden Dalam Melihat Iklan AXIS di Trans Tv Setiap Harinya Responden dalam penelitian ini ditentukan mereka yang menggunakan produk AXIS dan mereka yang melihat siaran televisi di Trans Tv karena stasiun televisi ini yang menjadi obyek penelitian. Untuk mempertegas kriteria responden maka terlebih dahulu diberi pertanyaan 1 dan 2 yang isinya kriteria pernah melihat iklan AXIS di Trans Tv dan versi yang pernah dilihatnya. Dari 33 responden yang memenuhi persyaratan sebelumnya maka akan ditentukan frekuensi dari responden yang menjadi sampel penelitian ini. Untuk dapat mengetahui frekuensi responden dalam melihat tayangan iklan AXIS di Trans Tv maka diberi pertanyaan no 3. Frekuensi melihat iklan AXIS di Trans Tv disini adalah tingkat keseringan responden dalam melihat tayangan iklan AXIS di Trans Tv setiap harinya. Bila responden melihat iklan AXIS di Trans Tv antara 5-6 kali dalam setiap harinya maka dikategorikan tinggi dan diberi nilai 3. Bila melihat antara 3-4 kali dalam setiap harinya maka dikategorikan sedang dan diberi nilai 2. Sedangkan bila melihat antara 1-2 kali dalam setiap harinya maka dikategorikan rendah dan diberi nilai 1. Berdasarkan pertanyaan no. 3 dapat commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diketahui frekuensi responden yang melihat tayangan iklan AXIS di Trans Tv pada tabel berikut : Tabel 3.1 Frekuensi Responden Dalam Melihat Iklan AXIS di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
12
36,37%
2
Sedang
15
45,45%
3
Rendah
6
18,18%
JUMLAH
33
100%
Sumber : Pertanyaan no.3 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi melihat tayangan iklan AXIS di Trans Tv berada dalam kategori sedang yaitu 45,55%. Hal ini dikarenakan sebuah tayangan iklan hanya dianggap sebagai selingan, dimana ketika iklan tersebut ditayangkan di Trans Tv responden tidak sepenuhnya dipaksa untuk menontonnya. Bahkan kadang-kadang ketika iklan tersebut muncul, responden menggunakan waktu tersebut untuk melakukan aktifitas lainnya. 2. Intensitas Perhatian Responden Terhadap Iklan AXIS di Trans Tv Pada saat responden melihat iklan AXIS di Trans Tv maka perlu diukur mengenai intensitas atau tingkat perhatian responden terhadap iklan AXIS yaitu sampai selesai atau tidaknya responden dalam melihat iklan tersebut. Apabila responden memperhatikan iklan AXIS sampai selesai dan commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak melakukan aktitas lainnya maka termasuk kategori tinggi dan diberi nilai 3. Bila responden memperhatikan iklan AXIS hanya sebagian saja dan sambil melakukan pekerjaan lain maka termasuk kategori sedang dan diberi nilai 2. Sedangkan bila responden memperhatikan iklan AXIS hanya sekilas dan mengganti saluran yang lain maka termasuk kategori rendah dan diberi nilai 1. Mengenai tingkat intensitas perhatian responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Intensitas Perhatian Responden Terhadap Iklan AXIS di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
10
30,30%
2
Sedang
18
54,55%
3
Rendah
5
15,15%
JUMLAH
33
100%
Sumber : Pertanyaan no.4 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat perhatian responden pada iklan AXIS di Trans Tv berada pada kategori sedang. Hal ini karena saat menonton televisi mereka juga menyaksikan acara televisi dan bukan hanya iklan, sehingga perhatian mereka pada iklan akan berkurang ketika acara televisi mulai muncul. Setelah muncul iklan mereka kemudian melakukan pekerjaan lain, misalnya mengambil minuman atau makanan, dsb. commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Persepsi Responden Terhadap Penyajian Iklan AXIS di Trans Tv Untuk dapat mengetahui persepsi responden terhadap iklan AXIS di Trans Tv maka diberikan pertanyaan no.5. Apabila responden berpersepsi bagus terhadap tayang iklan AXIS di Trans Tv maka dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila responden merasa kurang bagus maka dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Dan terakhir bila responden merasa tidak bagus terhadap iklan tersebut maka dapat dikategorikan rendah dan diberikan nilai 1. Mengenai persepsi responden terhadap tayangan iklan AXIS dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.3 Persepsi Responden Terhadap Penyajian Iklan AXIS di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
31
93,94%
2
Sedang
2
6,06%
3
Rendah
0
0
JUMLAH
33
100%
Sumber : Pertanyaan no 5 Dari
tabel
diatas
dapat
kita
ketahui
bahwa
responden
mempersepsi iklan AXIS di Trans Tv sangat bagus saat iklan itu ditayangkan. Hal ini dapat disebabkan oleh penampilan iklan itu sendiri dan daya tangkap responden yang baik dalam menyikapi iklan AXIS.
commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Pemahaman Responden Terhadap Informasi Pesan Iklan AXIS Di Trans Tv Setelah diketahui persepsi responden maka kita perlu mengetahui pemahaman responden terhadap informasi iklan itu sendiri yang dikur dengan pertanyaan no.6. Apabila responden mengerti dan memahami isi iklan AXIS tersebut maka dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila responden hanya memahami sebagian informasi dari iklan AXIS tersebut maka dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan bila responden tidak memahami isi iklan yang dilihatnya maka dikategorikan rendah dan diberikan nilai 1. Mengenai tingkat pemahaman responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.4 Pemahaman Responden Terhadap Informasi Pesan Iklan AXIS di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
18
54,55%
2
Sedang
14
42,42%
3
Rendah
1
3,03%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 6 Dari tabel di atas dapt kita lihat bahwa sebagian besar responden memahami dan mengerti isi iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Hal commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ini dapat disebabkan pemahaman dari responden yang bagus dan penampilan iklan yang sesuai dengan responden.
Total Nilai Variabel Terpaan Iklan Berdasarkan dari data yang diperoleh dari jawaban responden selanjutnya kemudian diberikan nilai sesuai dengan kategori yang ditentukan. Maka dapat diketahui jumlah terpaan iklan AXIS di Trans Tv. Dari perhitungan tersebut didapat nilai tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 12, sedangkan nilai terendah yang dicapai responden sebesar 6. Dari data tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data. Langkah pertama untuk mengklasifikan data adalah dengan mencari besarnya range (jarak pengukuran), dengan menggunakan rumus : R = nilai tertinggi – nilai terendah R = 12 – 6 R=6 Langkah kedua kemudian mencari I (lebar interval), menggunakan rumus : I = Range / kelas Jumlah kelas yang dikehendaki ada 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah sehingga dapat diketahui hasilnya I yaitu : I=6:3 I=2
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan di atas maka setelah melalui perhitungan dari semua jawaban yang masuk sebanyak 33 responden, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.5 Total Nilai Variabel Terpaan Iklan No
Kategori
Total Nilai
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
10 < x ≤ 12
10
30,30%
2
Sedang
8 < x ≤ 10
18
54,55%
3
Rendah
6≤x≤8
5
15,15%
33
100%
Sumber : pertanyaan 3,4,5,6 Dari tabel 3.5 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat terpaan iklan AXIS di Trans Tv termasuk dalam kategori sedang yaitu mencapai 54,55% atau 18 orang dari 33 responden. Hal ini menunjukkan bahwa : Responden menganggap bahwa iklan yang ada di media televisi hanya sebagai selingan saja, sehingga tidak sepenuhnya responden dipaksa untuk menonton iklan dengan konsentrasi penuh. Responden tidak hanya menonton televisi saja setiap harinya, tetapi juga menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan lainnya.
commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. VARIABEL SIKAP MEMBELI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 SURAKARTA YANG MENGGUNAKAN AXIS ANGKATAN 2008 - 2009 Sikap membeli adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap untuk memperoleh sesuatu (barang atau jasa). Jadi Sikap membeli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan atau reaksi dari siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS terhadap iklan AXIS yang ditayangkan di Trans TV yang terwujud dalam sikap untuk membeli produk AXIS. Untuk mengetahui sikap tersebut, maka diukur dengan indikator di bawah ini : 1. Awareness : Tingkat kesadaran responden terhadap produk AXIS 2. Knowledge : Tingkat pengetahuan responden terhadap produk AXIS 3. Liking : Tingkat kesukaan responden terhadap produk AXIS 4. Preference : Tingkat kebutuhan dan minat responden terhadap produk AXIS 5. Conviction : Tingkat keyakinan responden dalam membeli produk AXIS 6. Purchase : Tingkat daya beli dan kegunaan responden dalam membeli produk AXIS Dari enam indikator di atas peneliti akan menjabarkannya dalam dua belas pertanyaan, yaitu : 1) Bagaimana kesadaran Anda mengenai adanya produk AXIS? 2) Bagaimana
kesadaran
Anda
mengenai
telekomunikasi seluler? commit to user
AXIS
sebagai
produk
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Bagaimana pengetahuan Anda mengenai fitur-fitur AXIS yang diiklankan di Trans Tv? 4) Bagaimana pengetahuan Anda mengenai kelebihan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv? 5) Sejauh mana Anda menyukai iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv? 6) Sejauh mana tanggapan Anda mengenai penggunaan elemen-elemen iklan yang digunakan AXIS(video, audio, model iklan, jalan cerita, setting lokasi, gambar dan pesan)? 7) Sejauh mana minat Anda terhadap iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv? 8) Sejauh mana pemenuhan kebutuhan
telekomunikasi Anda dengan
adanya AXIS? 9) Sejauh mana penambahan keyakinan Anda mengenai iklan AXIS yang ada di Trans Tv? 10) Sejauh mana keyakinan Anda untuk membeli produk AXIS (Pulsa atau Kartu Perdana)? 11) Bagaimana tingkat daya beli Anda setelah produk AXIS (pulsa) sudah habis? 12) Sejauh mana Anda menggunakan produk AXIS? Dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan di atas, sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta dapat diketahui. Adapun penyajian data sebagai berikut : commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Awareness/Tingkat Kesadaran Responden Terhadap Produk AXIS Ketika responden diterpa oleh iklan AXIS di Trans Tv maka iklan tersebut akan menimbulkan kesadaran yang tertanam pada diri responden. Untuk mengetahui seberapa besar kesadaran responden terhadap iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka diberikan pertanyaan nomer 7 dan 8. Apabila responden menyadari adanya produk AXIS sebagai produk telekomunikasi seluler maka dikategorikan tinggi dan diberi nilai 3. Bila responden kurang menyadari adanya produk AXIS maka termasuk kategori sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan bila responden tidak menyadari adanya produk AXIS dan produk AXIS sebagai telekomunikasi seluler maka dikategorikan rendah dan diberikan nilai 1. Mengenai kesadaran responden terhadap iklan AXIS dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.6 Tingkat Kesadaran Responden Mengenai Adanya Produk AXIS NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
31
93,94%
2
Sedang
2
6,06%
3
Rendah
0
0%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no.7
commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.7 Tingkat Kesadaran Responden Mengenai AXIS Sebagai Produk Telekomunikasi Seluler NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
29
87,88%
2
Sedang
4
12,12%
3
Rendah
0
0%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no.8 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kesadaran responden terhadap produk AXIS tergolong tinggi karena sebagian besar responden menyadari adanya produk AXIS dan mengetahui AXIS sebagai produk telekomunikasi seluler. Hal ini dikarenakan responden yaitu siswa mampu memahami maksud dari iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. 2. Knowledge/Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Produk AXIS Setelah responden menyadari adanya AXIS sebagai salah satu produk telekomunikasi seluler. Maka perlu diketahui pengetahuan responden mengenai fitur-fitur dan juga kelebihan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv yang diukur melalui pertanyaan no 9 dan 10. Apabila responden mengetahui fitur dan kelebihan iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Apabila responden kurang commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengetahui fitur dan kelebihan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka dapat dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan apabila responden tidak mengetahui fitur dan kelebihan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka itu diakategorikan rendah dan diberikan nilai 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai fitur dan kelebihan AXIS di Trans Tv dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.8 Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Fitur-Fitur AXIS Di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
6
18,18%
2
Sedang
26
78,79%
3
Rendah
1
3,03%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 9 Tabel 3.9 Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Kelebihan Iklan AXIS Di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
17
51,51%
2
Sedang
16
48,49%
3
Rendah
0
0%
JUMLAH
33
100%
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : pertanyaan no 10 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai fitur-fitur AXIS tergolong sedang, hal ini dikarenakan responden tidak memahami fitur-fitur tersebut dan menggunakan layanan sesuai dengan kebutuhan saja sehingga tidak secara detail dipahami fitur-fiturnya. Tetapi ini berbeda mengenai pengetahuan responden terhadap iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Sekitar 51,51% responden mengetahui kelebihan iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Hal ini dapat dikarenakan penyampaian iklan itu sendiri yang mudah dimengerti oleh responden yaitu siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta. 3. Liking/Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Produk AXIS Setelah mengetahui tingkat pengetahuan dari responden terhadap iklan AXIS maka selanjutnya masuk ke tahap kesukaan yaitu sejauh mana responden menyukai iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Hal itu diukur dengan pertanyaan no 11 dan 12 yaitu mencakup penggunaan elemen-elemen iklan yang digunakan dalam iklan AXIS tersebut yang meliputi unsur video, audio, talent, props, setting, lighting, graphics dan pacing. Apabila responden menyukai dan tertarik dengan iklan AXIS dan penggunaan elemen-elemen yang digunakan dalam iklannya maka dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila responden kurang menyukai dan tertarik dengan iklan AXIS dan penggunaan elemen-elemen iklannya maka dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan apabila responden tidak menyukai commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan tidak tertarik dengan iklan AXIS dan penggunaan elemen-elemen iklannya maka dikategorikan rendah dan hanya mendapat nilai 1. Untuk mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap iklan AXIS dan penggunaan elemen-elemen iklannya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.10 Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Iklan AXIS di Trans Tv NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
25
75,75%
2
Sedang
7
21,22%
3
Rendah
1
3,03%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan 11 Tabel 3.11 Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Penggunaan Elemen-Elemen Iklan AXIS NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
22
66,67%
2
Sedang
11
33,33%
3
Rendah
0
0%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan 12 commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa responden menyukai iklan AXIS baik itu penampilan maupun penggunaan elemen-elemen iklan yang digunakan seperti unsur video, audio, talents, props, setting, lighting, graphics dan pacing. Hal ini dikarenakan penggunaan elemen-elemen iklan tersebut sesuai dengan responden sehingga membuat responden tertarik dan menyukai iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. 4. Preference/Tingkat Kebutuhan dan Minat Responden Terhadap Produk AXIS Setelah sebelumnya kita mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka setelah itu kita perlu mengetahui tingkat kebutuhan dan minat responden terhadap iklan AXIS itu sendiri apakah sesuai kebutuhan dan menggundang minat dari responden. Hal itu dijelaskan dalam pertanyaan no 13 dan 14 yaitu mengenai sejauh mana minat responden terhadap iklan AXIS dan sejauh mana kebutuhan telekomunikasi responden setelah adanya AXIS. Apabila responden berminat dan menganggap AXIS sesuai kebutuhan maka dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila responden kurang berminat dengan iklan AXIS dan kurang sesuai dengan kebutuhan maka dikategorikan sedang dan diberikan niali 2. Sedangkan apabila responden tidak berminat dan menganggap AXIS tidak sesuai dengan kebutuhan telekomunikasinya maka dikategorikan rendah dan hanya diberikan nilai 1. Untuk mengetahui lebih
commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jelas mengenai minat dan tingkat kebutuhan responden dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut : Tabel 3.12 Minat Responden Terhadap Iklan AXIS NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
14
42,43%
2
Sedang
19
57,57%
3
Rendah
0
0%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 13 Tabel 3.13 Tingkat Kebutuhan Telekomunikasi Dengan Adanya AXIS NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
17
51,52%
2
Sedang
15
45,45%
3
Rendah
1
3,03%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no14 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa minat responden terhadap iklan AXIS tergolong sedang yaitu sekitar 57,57%. Hal ini dikarenakan kebutuhan responden belum begitu mendesak terhadap komunikasi jadi minat responden tidak terlalu besar. commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tetapi mengenai tingkat kebutuhan komunikasi dengan adanya AXIS responden cenderung tinggi yaitu sekitar 51,52%.hal ini dikarenakan keberadaan produk telekomunikasi seluler ini sesuai dengan keinginan responden yang masih remaja. 5. Conviction/Tingkat Keyakinan Responden Dalam Membeli Produk AXIS Setelah diketahui minat dan kebutuhan dari responden mengenai iklan AXIS maka kita perlu mengetahui tingkat keyakinan responden dalam membeli produk AXIS itu sendiri. Tingkat keyakinan responden merupakan sikap terhadap produk iklan AXIS. Hal itu dijelaskan dalam pertanyaan no 15 dan 16 yaitu mengenai sejauh mana keyakinan responden mengenai iklan AXIS serta sejauh mana keyakinan responden mengenai produk AXIS yang ditawarkan di Trans Tv. Apabila responden yakin terhadap iklan AXIS tersebut maka dapat dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila responden kurang yakin terhadap produk AXIS yang diiklankan di Trans Tv maka termasuk kategori sedang dan diberikan nilai 2. sedangkan apabila responden tidak yakin terhadap produk AXIS maka dikategorikan rendah dan diberikan nilai 1.Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai tingkat
keyakinan responden terhadap iklan dan produk AXIS dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.14 Tingkat keyakinan responden terhadap iklan AXIS NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
14
42,43%
2
Sedang
19
57,57%
3
Rendah
0
0%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 15 Tabel 3.15 Tingkat keyakinan responden terhadap produk AXIS NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
8
24,25%
2
Sedang
22
66,66%
3
Rendah
3
9,09%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 16 Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat keyakinan responden terhadap iklan maupun produk AXIS cenderung sedang. Karena responden belum begitu mengetahui kebutuhan yang diperlukan untuk telekomunikasi. Responden yang masih remaja dihadapkan pada pilhan yang banyak sehingga keinginan mencoba produk lain juga begitu besar sehingga mengurangi tingkat keyakinannya terhadap produk AXIS. commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Purchase/Tingkat Daya Beli dan Kegunaan Responden Dalam Membeli Produk AXIS Setelah dalam penjelasan di atas dijelaskan mengenai tingkat keyakinan responden maka pada bagian ini dijelaskan mengenai tingkat daya beli responden dalam membeli produk AXIS dan sejauh mana responden dalam menggunakan produk AXIS. Hal itu dijelaskan dalam pertanyaan no 17 dan 18. Sejauh mana tingkat daya beli responden setelah produk AXIS habis, apabila langsung membeli berarti dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3, bila menunda membeli berarti dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2, bila tidak langsung membeli dan menundanya lebih lama maka dikategorikan rendah dan hanya diberikan nilai 1. Untuk sejauh mana responden dalam menggunakan produk AXIS, apabila responden terus menggunakannya berarti dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3, bila kadang-kadang menggunakannya berarti dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2, sedangkan apabila tidak menggunakannya dan sesekali saja menggunakannya berarti dikategorikan rendah dan hanya diberikan nilai 1. untuk lebih jelas mengenai daya beli responden dalam membeli produk AXIS dan sejauh mana responden dalam menggunakan produk AXIS maka dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.16 Tingkat Daya Beli Responden Setelah Produk Axis Habis NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
11
33,34%
2
Sedang
13
39,39%
3
Rendah
9
27,27%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 17 Tabel 3.17 Sejauh Mana Responden Menggunakan Produk Axis NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
6
18,19%
2
Sedang
15
45,45%
3
Rendah
12
36,36%
JUMLAH
33
100%
Sumber : pertanyaan no 18 Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat daya beli responden tergolong sedang yaitu sekitar 39,39% hal ini dikarenakan responden belum mempunyai sumber penghasilan sendiri sehingga pembelian masih tergantung pada orang tua. Dilihat dari itu maka pembelian dimungkinkan dari uang saku masing-masing responden.
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk penggunaan AXIS juga tergolong sedang yaitu sekitar 45,45% hal ini dikarenakan kebutuhan telekomunikasi yang tidak terlalu mendesak dan keinginan untuk mencoba-coba yang begitu besar sehingga responden mempunyai kecenderungan untuk berganti-ganti nomor. Total Nilai Variabel Sikap Membeli Berdasarkan dari data yang diperoleh dari jawaban responden selanjutnya kemudian diberikan nilai sesuai dengan kategori yang ditentukan. Maka dapat diketahui tingkat sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta terhadap iklan AXIS di Trans Tv. Dari perhitungan tersebut didapat nilai tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 36, sedangkan nilai terendah yang dicapai responden sebesar 24. Dari data tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data. Langkah pertama untuk mengklasifikan data adalah dengan mencari besarnya range (jarak pengukuran), dengan menggunakan rumus : R = nilai tertinggi – nilai terendah R = 36 – 24 R = 12 Langkah kedua kemudian mencari I (lebar interval), menggunakan rumus : I = Range / kelas Jumlah kelas yang dikehendaki ada 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah sehingga dapat diketahui hasilnya I yaitu : I = 12 : 3 = 4 commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan di atas maka setelah melalui perhitungan dari semua jawaban yang masuk sebanyak 33 responden, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.18 Total Nilai Variabel Sikap Membeli No
Kategori
Total Nilai
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
32 < x ≤ 36
5
15,16%
2
Sedang
28 < x ≤ 32
12
36,36%
3
Rendah
24 ≤ x ≤ 28
16
48,48%
33
100%
Sumber : pertanyaan 7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18 Dari tabel 3.18 di atas dapat disimpulkan bahwa Sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta termasuk dalam kategori rendah yaitu mencapai 48,48% atau 16 orang dari 33 responden. Hal ini menunjukkan bahwa : Responden belum mempunyai penghasilan sendiri sehingga kebutuhan dari telekomunikasi masih tergantung dari uang saku yang diberikan oleh orang tua mereka.
C. VARIABEL INTERAKSI SOSIAL Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial dalam penelitian ini merupakan sikap sosial dari siswa commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh siswa. Didalam interaksi sosialnya, terjadi hubungan yang saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya dalam hal ini siswa yang satu dengan yang lainnya, sehingga siswa bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap obyek yang dihadapinya yaitu Iklan produk AXIS, yang diukur dengan indikator di bawah ini : 1. Pengaruh pendapat orang lain 2. Frekuensi kegiatan sosial Dari dua indikator di atas peneliti akan menjabarkannya dalam dua pertanyaan, yaitu: 1) Bagaimana menurut Anda pengaruh orang lain (Teman) dalam memilih dan membeli produk AXIS? 2) Bagaimana frekuensi kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan non sekolah yang sering Anda gunakan waktu untuk berinteraksi sosial dengan teman? Dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan di atas, interaksi sosial terhadap diri responden dapat diketahui. Adapun penyajian data sebagai berikut : 1. Pengaruh Pendapat Orang lain Dalam interaksi sosial pendapat orang lain merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keputusan responden dalam menentukan suatu pilihan. Dalam hal ini siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta dihadapkan pada suatu pilihan untuk memilih produk layanan telekomunikasi sosial dari AXIS. Untuk itu bisa dilihat dari pengaruh orang lain yaitu teman pergaulan dalam commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menentukan
suatu
keputusan
yaitu
membeli
produk
AXIS
dan
menggunakannya. Hal itu dijelaskan melalui pertanyaan no 19 yaitu mengenai pendapat orang lain dalam memilih dan membeli produk AXIS. Bila responden terpengaruh maka termasuk kategori tinggi dan diberikan nilai 3, bila responden kurang terpengaruh maka termasuk kategori sedang dan diberikan nilai 2, sedangkan bila responden tidak terpengaruh sama sekali maka termasuk kategori rendah dan hanya diberikan nilai satu. Untuk lebih jelasnya mengenai pengaruh orang lain maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.19 Pengaruh Orang Lain Dalam Memilih Dan Membeli Produk Axis NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
8
24,25%
2
Sedang
19
57,57%
3
Rendah
6
18,18%
JUMLAH
33
100%
Sumber : Pertanyaan no 19 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengaruh orang lain dalam memilih dan membeli produk AXIS tergolong sedang yaitu sekitar 57,57%. Hal ini dikarenakan responden mempunyai kecenderungan untuk memilih sesuatu sesuai keinginannya tetapi juga dihadapkan pada pilihan orang lain yang mempunyai pertimbangan sendiri bagi responden. commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Frekuensi Kegiatan Sosial Setelah mengetahui pengaruh orang lain dalam memilih produk AXIS maka perlu mengetahui frekuensi atau tingkat keseringan dari responden dalam melakukan interaksi sosial. Hal ini merupakan suatu indikator bahwa tingkat keseringan
berinteraksi
apakah
mempengaruhi
responden
dalam
mempengaruhi keputusannya. Dijelaskan dalam pertanyaan no 20 yaitu mengenai frekuensi responden dalam berinteraksi setiap minggunya. Dikategorikan tinggi bila responden berinteraksil antara 5-6 hari dalam seminggu dan diberikan nilai 3, dikategorikan rendah bila responden berinteraksi antara 3-4 hari dalam seminggu, dikategorikan rendah bila berinteraksil dengan teman bergaul antara 1-2 hari dalam seminggu. Untuk lebih jelasnya bias dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.20 Frekuensi Kegiatan Responden Dalam Berinteraksi Dengan Teman NO KATEGORI
JUMLAH
PERSENTASE
1
Tinggi
19
57,57%
2
Sedang
10
30,30%
3
Rendah
4
12,13%
JUMLAH
33
100%
Sumber : Pertanyaan no. 20
commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi responden dalam beinteraksi cenderung besar yaitu sekitar 57,57%.
hal ini dikarenakan
jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan juga kegiatan les di lembaga bimbingan belajar yang intensif membuat responden sering berinteraksi sosial dengan orang lain. Total Nilai Variabel Interaksi Sosial Berdasarkan dari data yang diperoleh dari jawaban responden selanjutnya kemudian diberikan nilai sesuai dengan kategori yang ditentukan. Maka dapat diketahui tingkat Interaksi Sosial siswa Sma Negeri 7 Surakarta. Dari perhitungan tersebut didapat nilai tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 6, sedangkan nilai terendah yang dicapai responden sebesar 2. Dari data tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data. Langkah pertama untuk mengklasifikan data adalah dengan mencari besarnya range (jarak pengukuran), dengan menggunakan rumus : R = nilai tertinggi – nilai terendah R=6–2 R=3 Langkah kedua kemudian mencari I (lebar interval), menggunakan rumus : I = Range / kelas Jumlah kelas yang dikehendaki ada 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah sehingga dapat diketahui hasilnya I yaitu : I=3:3 commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I=1 Dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan di atas maka setelah melalui perhitungan dari semua jawaban yang masuk sebanyak 33 responden, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.21 Total Nilai Variabel Interaksi Sosial No
Kategori
Total Nilai
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
4<x≤6
17
51,51%
2
Sedang
3<x≤4
14
42,43%
3
Rendah
2≤x≤3
2
6,06%
33
100%
Sumber : pertanyaan 3,4,5,6 Dari tabel 3.21 di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial siswa Sma Negeri 7 Surakarta termasuk dalam kategori tinggi
yaitu
mencapai 51,51% atau 17 orang dari 33 responden. Hal ini menunjukkan bahwa : tingkat interaksi responden mempunyai frekuensi ketemuan yang tinggi hal ini dimungkinkan dengan jadwal kegiatan ekstra yang padat disamping itu juga kegiatan non sekolah seperti les bimbingan belajar.
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISA DATA
Setelah dalam bab-bab sebelumnya disajikan deskripsi dan penyajian data yang ada maka pada bab IV ini akan dibahas mengenai ada tidaknya hubungan antara variebel independen 1 dan variabel dependen, dan variabel independen 2 dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa variabel independen 1 adalah terpaan iklan AXIS di Trans Tv, dan sebagai variabel dependen adalah sikap membeli siswa SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009, sedangkan interaksi sosial sebagai variabel independen 2. Sebagaimana dijabarkan dalam bab pendahuluan, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009. 2. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009. Untuk menguji hipotesa tersebut digunakan analisa statistik korelasi tata jenjang Spearman, yang rumusnya sebagai berikut :
∑x² + ∑y² - ∑d² Rs :
commit (Siegel, to user 1996, hlm.256)
2 √ ∑x² . ∑y²
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dimana : ∑x² : n² - n
∑Tx
12 ∑y² : n² - n
∑Ty
12 ∑Tx : t³x – tx 12 ∑Ty : t³y – ty 12 Keterangan : rs
: Koefisien korelasi tata jenjang Spearman
d²
: jumlah kuadrat selisih antar jenjang
n
: Jumlah responden
∑Tx
: Jumlah kelompok variabel X yang berjenjang kembar
∑Ty
: Jumlah kelompok variabel Y yang berjenjang kembar
∑x²
: Jumlah kuadrat variabel x
∑y²
: Jumlah kuadrat variabel y
t
: jumlah rangking kembar
12
: bilangan konstan
Setelah mendapatkan nilai dari rs (koefisien korelasi) itu belum selesai karena nilai koesien korelasi tata jenjang Spearman ini berlaku untuk n commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kurang dari 30, karena responden dari penelitian ini lebih dari 30 maka perlu menggunakan tabel harga kritis, dengan rumus : t : rs √ N -2 1 - rs² df = n – 2 dimana : t
: harga signifikasi korelasi
rs
: koefisien korelasi tata jenjang Spearman
n
: jumlah responden
df
: degrees of freedom / derajat kebebasan
A. Hubungan Antara Terpaan Iklan Axis Di Trans Tv Dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008-2009 Seperti telah kemukakan diatas bahwa untuk memenuhi hubungan antara variabel independen dan dependen digunakan rumus tata jenjang Spearman. Langkah pertama yang ditempuh adalah menyusun distribusi nilai responden untuk tiap-tiap variabel, lalu menentukan rangking atau jenjang untuk nilai nilai data yang sama atau kembar untuk setiap variabel (lihat lampiran). Setelah itu mencari beda antar jenjang (d) dan ∑d². Setelah hasilnya diperoleh kemudian baru menghitung harga ∑x² dan ∑y², dengan menghitung jumlah rangking yang sama pula pada masing-masing variabel x dan y.
commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk mencari rs terlebih dahulu dilakukan penyesuaian rangking masing-masing responden dalam urutan yang ditentukan menurut masingmasing variabel. Untuk mengetahui rangking yang disesuaikan pada variabel independen dapat dilihat pada tabel kerja sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tabel Kerja Untuk Mencari rs Pada Variabel X (n = 33) No
Skor
F
Rs
1
12
5
(1+2+3+4+5):5 = 3
2
11
5
(6+7+8+9+10) : 5 = 8
3
10
10
(11+12+13+14+15+16+17+19+20) : 10 = 15,5
4
9
8
(21+22+23+24+25+26+27+28) : 8 = 24,5
5
8
2
((29+30) : 2 = 29,5
6
7
2
(31+32) : 2 = 31,5
7
6
1
31 : 1 = 31
Selanjutnya setelah rangking disesuaikan pada variabel terpaan iklan Axis di Trans Tv diketahui, maka dicari skor kembar pada variabel x atau Tx, untuk itu digunakan cara sebagai berikut :
commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Tabel Kerja Untuk Mencari Nilai T Pada Variabel X (n = 33) No
Skor
f
Tx = t³-t /12
1
12
5
(5³-5) / 12 = 10
2
11
5
(5³-5) / 12 = 10
3
10
10 (10³-10) / 12 = 82,5
4
9
8
(8³-8) / 12 = 42
5
8
2
(2³-2) / 12 = 0,5
6
7
2
(2³-2) / 12 = 0,5
7
6
1
(1³-1) / 12 = 0 ∑Tx = 145,5
Kemudian untuk mencari ∑x² , hasil dari ∑Tx = 145,5 dan n = 33, didistribusikan ke dalam rumus berikut ini : ∑x² : n² - n
∑Tx
12 : (33³)-33 _ 145,5 12 : 2992 – 145,5 : 2847,5 Dengan demikian diperoleh ∑x² = 2847,5. langkah selanjutnya mencari ∑y² dengan cara yang sama seperti mencari ∑x², namun sebelumnya perlu dilakukan penyesuaian rangking responden dalam urutan commit tomasing-masing user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang ditentukan menurut masing masing variabel. Untuk mengetahui rangking yang disesuaikan pada variabel dependen dapat dilihat
pada tabel kerja
berikut : Tabel 4.3 Tabel Kerja Untuk Mencari rs Pada Variabel Y (n = 33) No
Skor
F
Rs
1
36
1
(1) : 1 = 1
2
35
2
(2+3) : 2 = 2,5
3
34
1
(4) : 1 = 4
4
33
1
(5) : 1 = %
5
32
5
(6+7+8+9+10) : 5 = 8
6
31
1
(11) :1 = 11
7
30
4
(12+13+14+15) : 4 = 13,5
8
29
2
(16+17) : 2 = 16,5
9
28
5
(18+19+20+21+22) : 5 = 20
10
27
4
(23+24+25+26) : 4 = 24,5
11
26
2
(27+28) : 2 = 27,5
12
25
3
(29+30+31) : 3 = 30
13
24
2
(32+33) : 2 = 32,5
Selanjutnya setelah rangking disesuaikan pada variabel sikap membeli siswa kelas XI Smacommit Negerito7user Surakarta yang menggunakan AXIS
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
angkatan 2008-2009 diketahui, maka dicari skor kembar pada variabel y atau Ty, untuk itu digunakan cara sebagai berikut : Tabel 4.4 Tabel Kerja Untuk Mencari Nilai T Pada Variabel Y (n = 33) No
Skor
F
Ty = t³-t / 12
1
36
1
(1³-1) / 12 = 0
2
35
2
(2³-2) / 12 = 0,5
3
34
1
(1³-1) / 12 = 0
4
33
1
(1³-1) / 12 = 0
5
32
5
(5³-5) / 12 = 10
6
31
1
(1³-1) / 12 = 0
7
30
4
(4³-4) / 12 = 5
8
29
2
(2³-2) / 12 = 0,5
9
28
5
(5³-5) / 12 = 10
10
27
4
(4³-4) / 12 = 5
11
26
2
(2³-2) / 12 = 0,5
12
25
3
(3³-3) / 12 = 2
13
24
2
(2³-2) / 12 = 0,5 ∑Ty = 34
Hasil ∑Ty = 34 dan n = 33 kemudian didistribusikan ke dalam rumus berikut ini :
commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
∑y² : n² - n
∑Ty
12 : (33³)-33 _ 34 12 : 2992 – 34 : 2958 Setelah nilai ∑x² diketahui yaitu 2847,5, sedangkan nilai ∑y² = 2958 maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai ∑d² (jumlah kuadrat selisih antar jenjang / rangking yang disesuaikan antara variabel x dan y). Untuk mencari nilai ∑d² dapat dilihat pada lampiran. Dengan menggunakan tabel kerja tersebut dapat diketahui harga ∑d² sebesar 3172,5. Kemudian langkah berikutnya adalah menghitung harga Rs yaitu dengan mensubtitusikan harga ∑x² dan ∑y² ke dalam rumus berikut
∑x² + ∑y² - ∑d² Rs = 2 √ ∑x² . ∑y² 2847,5 + 2958 - 3172,5
= 2 √ 2847,5 . 2958 2633 = 2 √ 8422905 2633 = 2 x 2902,224 2633 = 5804,4483 commit to user
= 0,4536
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel x dan y menunjukkan hubungan yang positif, karena hasil perhitungan rs = 0,4536 terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Dan karena n lebih besar dari 30 yaitu 33 responden maka signifikasi
rs diuji dengan harga kritik (t), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : T
: rs √ N -2 1 - rs² : 0,4536 √ 33 – 2 1 – (0,4536)² : 0,4536 √ 31 0,79425 : 0,4536 √39,03053 : 0,4536 . 6,247442 : 2,83383 Setelah diketahui nilai kritik t = 2,83383 kemudian dikonsultasikan
pada nilai kritik t dalam tabel. Dengan mempertahankan derajat kebebasan (df) : n-2 = 33 – 2 =31 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%, maka diketahui nilai df 31 berada diantara nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684). Sehingga nilai t yang dicari : 2,83383 > 1,697 > 1,684 Berdasarkan hasil pengujian diatas diketahui bahwa nilai t yang diperoleh lebih besar dari nilai kritiknya. Dengan demikian Hi diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikasi antara Terpaan iklan Axis di Trans Tv terhadap sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS Angkatan 2008-2009. Artinya terpaan iklan yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap perilaku membeli yang semakin tinggi pula. Berarti Hipotesa commit to user pertama dalam penelitian ini telah terbukti.
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Hubungan Antara Interaksi Sosial Dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008-2009 Untuk menentukan hubungan antara variabel interaksi sosial dengan sikap membeli pada dasarnya sama dengan cara menentukan hubungan antara variabel terpaan iklan dan variabel sikap membeli, yaitu dengan menggunakan korelasi tata jenjang Spearman dengan langkah-langkah yang sama sebelumnya. Jumlah rangking yang sama pada variabel y sudah diketahui pada tabel 22, sehingga tinggal menghitung jumlah yang sama pada variabel interaksi sosial (z). Namun sebelumnya perlu mengetahui rangking yang disesuaikan pada variabel interaksi sosial sebagai variabel independent 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kerja di bawah ini : Tabel 4.5 Tabel Kerja Untuk Mencari Rs Pada Variabel Z (n = 33) No Skor
f
Rs
1
6
3
(1+2+3) : 3 = 2
2
5
14
(4+5+6+7+8+9+10+11+12+13+14+15+16+17) : 14 = 10,5
3
4
14
(18+19+20+21+22+23+24+25+26+27+28+29+30+31) : 14 = 24,5
4
3
1
(32) : 1 = 32
5
2
1
(33) : 1 = 33 commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya setelah rangking disesuaikan pada variabel interaksi sosial diketahui, maka dicari skor kembar pada variabel z atau Tz, untuk itu digunakan cara sebagai berikut : Tabel 4.6 Tabel Kerja Untuk Mencari Nilai T Pada Variabel Z (n = 33) No Skor
f
Tz = t³-t / 12
1
6
3
(3³-3) / 12 = 0,5
2
5
14
(14³-14) / 12 = 227,5
3
4
14
(14³-14) / 12 = 227,5
4
3
1
(1³-1) / 12 = 0
5
2
1
(1³-1) / 12 = 0 ∑Tz = 445,5
Hasil ∑Tz = 455,5 dan n = 33 kemudian didistribusikan ke dalam rumus berikut ini : ∑z² : n² - n
∑Ty
12 : (33³)-33 _ 455,5 12 : 2992 – 455,5 : 2536,5 Setelah nilai ∑z² diketahui yaitu 2536,5, sedangkan nilai ∑y² = 2958 maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai ∑d² (jumlah kuadrat commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selisih antar jenjang / rangking yang disesuaikan antara variabel z dan y). Untuk mencari nilai ∑d² dapat dilihat pada lampiran. Dengan menggunakan tabel kerja tersebut dapat diketahui harga ∑d² sebesar 4764,5. Kemudian langkah berikutnya adalah menghitung harga rs yaitu dengan mensubtitusikan harga ∑x² dan ∑y² ke dalam rumus berikut
∑z² + ∑y² - ∑d² Rs = 2 √ ∑z² . ∑y² 2536,5 + 2958 - 4764,5
= 2 √ 2536,5 . 2958 54945,5 – 4764,5 = 2 √ 7502967 730 = 2 x 2739,1544 730 = 5478,3088
= 0,13325 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel z dan y menunjukkan hubungan yang positif, karena hasil perhitungan rs = 0,13325 terletak antar 0,00 dan 1,00 (positif). Dan karena n lebih besar dari 30 yaitu 33 responden maka signifikasi
rs diuji dengan harga kritik (t), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : T
: rs √ N -2 1 - rs²
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
: 0,13325 √ 33 – 2 1 – (0,13325)² : 0,13325 √ 31 0,982244 : 0,13325 √3156038 : 0,13325. 5,61786 : 0,74858 Setelah diketahui nilai kritik t = 0,74858 kemudian dikonsultasikan pada nilai kritik t dalam tabel. Dengan mempertahankan derajat kebebasan (df) n -2 = 33 – 2 =31 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%, maka diketahui nilai df 31 berada diantara nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684). Sehingga nilai t yang dicari : 0,74858 < 1,697 < 1,684 Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai t yang diperoleh lebih kecil daripada nilai kritiknya. Maka dalam pengujian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel interaksi sosial dengan variabel sikap membeli. Meskipun tingkat kebutuhan dan kesukaan yang cukup tinggi tetapi hal itu tidak berhubungan dengan pengaruh interaksi sosial mereka, tapi lebih pada kemauan dan keinginan pribadi responden. Hal ini berarti Hipotesa kedua pada penelitian ini tidak terbukti.
commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisa data dan diperoleh hasilnya maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat. Penelitian ini bermula dari hipotesis 1. Ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009 2. Ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 – 2009 Berdasarkan penghitungan data menggunakan metode korelasi tata jenjang spearman diketahui bahwa hipotesa pertama terbukti dan hipotesa kedua tidak terbukti. Lebih lanjut mengenai pemaparan kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Hasil analisa data untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikasi antara Variabel independen (x) terpaan iklan axis di Trans Tv dan Variabel dependent (y) yaitu sikap membeli siswa kelas XI
Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS
menunjukkan korelasi positif antara keduanya. Karena berdasarkan commit penghitungan diketahui rs to= user 0,4536 terletak antara 0,00 dan 1,00
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(positif). Setelah diketahui nilai kritik t = 2,83383 kemudian dikonsultasikan
dengan
tabel
dan
memperhatikan
derajat
kebebasan (df) = n-2 = 33-2 = 31. Serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10% maka nilai df 31 berada diantara nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684). Sehingga nilai t yang dicari adalah : 2,83383 > 1,697 > 1,684 Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui nilai t yang diperoleh lebih besar dari nilai kritiknya. Dengan demikian menerima hipotesa kerja (Hk) dan menolak hipotesa nol (Ho). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans Tv (x) dengan sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 (y). Dengan terpaan iklan yang tinggi maka sikap membeli siswa pada produk AXIS juga tinggi. Ini berarti hipotesa pertama pada penelitian ini dapat dibuktikan. b. Hasil analisa hubungan antara Variabel interaksi sosial (z) dengan Variabel sikap membeli (y), menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikasi di antara kedua variabel tersebut. Karena berdasarkan penghitungan diketahui rs = 0,13325 terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Setelah diketahui nilai kritik t = 0,74858 kemudian dikonsultasikan dengan tabel dengan memperhatikan derajat kebebasan (df) = n-2 = 33-2 = 31. Serta taraf kepercayaan commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
90% dan taraf signifikasi 10% maka nilai df 31 berada diantara nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684). Sehingga nilai t yang dicari adalah 0,74858 < 1,697 < 1,684 Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui nilai t yang diperoleh lebih kecil dari nilai kritiknya. Dengan demikian hipotesa kerja (Hk) ditolak dan hipotesa nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial (z) dengan sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 (y). Hubungan yang dimaksud adalah faktor interaksi sosial dalam mempengaruhi orang lain yang tinggi belum tentu mempengaruhi sikap membeli siswa. Meskipun tingkat kebutuhan dan tingkat kesukaan yang baik tapi hal itu tidak terdapat hubungan dengan pengaruh orang lain dalam interaksi sosial. Hal ini berarti Hipotesa kedua pada penelitian ini tidak terbukti.
B. SARAN Hasil akhir dalam penelitian ini nantinya memberikan beberapa pertimbangan yang diharapkan dapat dicari jalan keluaranya lebih lanjut bagi peneliti lain pada khususnya maupun pada masyarakat pada umumnya. Saransaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Produsen commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Agar produsen AXIS dalam hal ini PT Natrindo Telepon Seluler dapat mempertahankan citra iklan axis selanjutnya. Karena iklan yang sudah ada mendapat apresiasi yang baik. Untuk itu perlu penambahan ide-ide kreatif lagi supaya iklan selanjutnya mampu membawa khalayak tertarik dan lebih mempunyai keinginan untuk membeli dan menggunakan produk axis. 2. Bagi Konsumen Iklan memang seringkali menimbulkan keinginan yang besar bagi khalayak untuk mencoba dan membeli. Tetapi meskipun iklan itu sangat menarik sehingga mempunyai keinginan besar untuk membeli, ada baiknya responden mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dulu lebih teliti, misalnya : ·
Membandingkan produk sejenis yang ada dan pilih sesuai dengan kebutuhan anda
·
Mencoba untuk mengumpulkan informasi mengenai produk tersebut
commit to user