EXECUTIVE SUMMARY
Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing Through Bogor, Depok, and North Jakarta
Buku 1
EXECUTIVE SUMMARY Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing Through Bogor, Depok, and North Jakarta
Potensi Kebencanaan Iklim
PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
1
1
Buku 1: Potensi Kebencanaan Iklim EXECUTIVE SUMMARY
Buku 1 ini membahas hasil pengembangan smart climate model untuk memproyeksikan curah hujan, temperatur dan bencana-bencana terkait iklim yang terjadi di wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta, khususnya di bantaran sungai Ciliwung. Adapun bencana-bencana yang dimaksud adalah proyeksi cadangan air tanah di wilayah Jakarta, proyeksi kenaikan muka laut di Jakarta Utara, dan estimasi banjir berdasarkan proyeksi curah hujan di masa mendatang. Untuk proyeksi curah hujan dan temperatur, terdapat analisis terhadap parameter-parameter tersebut di masing-masing wilayah (Bogor, Depok, dan Jakarta). Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan karakteristik iklim lokal yang ada di wilayah kajian dan faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan tersebut. Dari ketiga wilayah tersebut, Jakarta merupakan wilayah dengan temperatur yang paling tinggi dan Bogor memiliki temperatur yang paling rendah, sedangkan Depok di antara keduanya. Kondisi ini diperkirakan akibat tutupan vegetasi dan kondisi topografi yang berbeda. Sedangkan dilihat dari parameter curah hujan, Bogor merupakan daerah dengan curah hujan paling tinggi dibanding Depok dan Jakarta. Faktor lokal hujan orografi akibat 3 gunung (Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Gede) yang menyebabkan daerah Bogor selalu memiliki curah hujan yang tinggi. Namun begitu, karena faktor perubahan iklim sehingga tingkat kelembaban di 3 wilayah tersebut menjadi berbeda dari biasanya, maka terjadi pergerakan awan konvektif di wilayah Jakarta. Oleh karena itu, curah hujan di Jakarta akan berpotensi makin tinggi di masa mendatang. Selanjutnya, cadangan air tanah di Jakarta juga telah diproyeksikan dalam penelitian ini. Tutupan lahan dan konsumsi penduduk terhadap air tanah sangat berperan dalam meningkatkan kerentanan cadangan air tanah di Jakarta dibandingkan faktor curah hujan yang meskipun semakin tinggi di masa mendatang. Jakarta Utara merupakan daerah dengan tingkat kerentanan cadangan air tanah paling tinggi baik secara historis maupun proyeksinya di masa mendatang. Hal ini juga dibuktikan dari hasil monitoring subsidence (penurunan muka tanah) dalam penelitian sebelumnya dimana Jakarta Utara mengalami tingkat penurunan tanah paling tinggi. Kondisi penurunan tanah ini dikaitkan dengan pengaruh pengambilan air tanah secara besar-besaran di wilayah tersebut. PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
2
2
Selain cadangan air tanah, Jakarta juga dihadapkan pada ancaman kenaikan muka laut, terutama di wilayah Jakarta Utara yang bersinggungan langsung dengan Laut Jawa. Berdasarkan hasil simulasi kenaikan muka yang menggunakan pendekatan skenario IPCC dan subsidence, diperoleh hasil bahwa wilayah Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Cengkaren, dan Tambora merupakan daerah Jakarta Utara dengan tingkat rendaman air laut paling tinggi pada tahun 2100. Simulasi ini diperoleh dengan menggunakan data DEM (Digital Elevation Model) IFSAR dengan resolusi 5m.
PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
3
3
Buku 2
EXECUTIVE SUMMARY Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing Through Bogor, Depok, and North Jakarta
Kapasitas Adaptif
PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
4
4
Buku 2: Kapasitas Adaptif
Executive Summary Buku 2 ini berisi tentang kajian kapasitas adaptif masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung dalam menghadapi fenomena perubahan iklim. Perubahan iklim yang merupakan dampak dari pemanasan global telah menciptakan ketidakstabilan pada lapisan bawah atmosfer terutama yang di ada di permukaan bumi. Dalam jangka panjang, perubahan iklim dapat berdampak pada kehidupan manusia dengan berbagai fenomena seperti kenaikan permukaan air laut dan banjir pasang serta banjir.
Salah satu lokasi yang terdampak dengan fenomena perubahan iklim adalah bantaran sungai Ciliwung yang melintasi Bogor, Depok dan Jakarta, terjadinya bencana banjir yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan daerah tersebut. Masyarakat yang telah lama hidup berdampingan dengan bencana banjir memiliki beberapa tindakan dan pengetahuan untuk bertahan dalam kondisi bencana banjir yang terjadi. Berbagai tindakan dan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyesuaikan diri sering disebut sebagai tindakan adaptasi. Salah satu metode untuk menghitung tingkat adaptasi masyarakat dengan menggunakan pendekatan kapasitas adaptif masyarakat. Beberapa indikator kapasitas adaptif masyarakat diantaranya adalah ekonomi, infrastruktur, sosial, pengetahuan dan teknologi.
Hasil kajian kapasitas adaptif menunjukan bahwa masyarakat memiliki tingkat kapasitas adaptif yang baik untuk situasi darurat. Situasi darurat yaitu situasi dimana ketika bencana banjir baru terjadi. Infrastruktur dan teknologi menjadi indikator yang paling kuat dalam menentukan kapasitas adaptif masyarakat. Penyediaan infrastruktur yang ada umumnya dibantu oleh pemerintah seperti ketersediaan listrik, air bersih dan tempat pengungsian, sementara itu untuk teknologi sebagian besar masyarakat memiliki alat komunikasi dan informasi untuk mendeteksi bencana banjir yang ada. Indikator sosial dan ekonomi menjadi indikator yang paling lemah. Hal ini dilatarbelakangi sifat perkotaan masyarakat yang cenderung invidual, sementara sebagian besar masyarakat yang disurvei merupakan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung yang memiliki penghasilan dibawah UMR.
PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
5
5
Kota Jakarta memiliki kapasitas adaptif yang paling tinggi. Riwayat bencana banjir yang sering melanda kota ini menyebabkan masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana banjir, indikator yang paling kuat untuk Kota DKI Jakarta adalah infrastruktur. Kota Depok memiliki tingkat kapasitas adaptif sedang.Indikator teknologi menjadi indikator yang paling menentukan kapasitas adaptif masyarakat di Kota Depok.Kota Bogor memiliki kapasitas adaptasi yang rendah dibandingkan dengan Kota Jakarta dan Kota Depok.Bencana banjir yang jarang terjadi di Kota ini menjadikan masyarakat kurang mempertimbangkan bencana banjir dan cenderung tidak melakukan persiapan dalam menghadapi bencana banjir.
PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
6
6
Buku 3
EXECUTIVE SUMMARY Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing Through Bogor, Depok, and North Jakarta
Kerentanan Iklim
PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
7
7
Buku 3: Kerentanan Iklim EXECUTIVE SUMMARY
Sebagai hasil dari pemodelan iklim dan kapasitas adaptif di wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta, diperoleh suatu indeks kerentanan iklim di wilayah-wilayah tersebut. Buku ke-3 ini menyampaikan hasil-hasil pemetaan proyeksi kerentanan iklim di wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta sebagai representasi dari selisih antara besaran bencana iklim dan tingkat kemampuan adaptasi masyarakat. Kerentanan iklim menjadi rendah ketika potensi bencananya rendah, terlebih ketika pola tanggap bencana di wilayah tersebut cukup tinggi. Sebaliknya, kerentanan menjadi semakin tinggi apabila potensi bencana lebih tinggi daripada kemampuan adaptif di wilayah tersebut. Proyeksi tersebut didekati dengan nilai indeks 0 hingga 1.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan adanya peningkatan indeks kerentanan dari tahun ke tahun dan terjadi perluasan area terdampak di ketiga wilayah kajian. Di tahun 2035, wilayah DKI Jakarta merupakan daerah dengan indeks kerentanan iklim paling tinggi, diikuti Bogor dan Depok. Wilayah di Kota dan Kabupaten Bogor yang memiliki kerentanan iklim tertinggi adalah bagian selatan, dan Bogor kota. Untuk wilayah Depok, kerentanan tinggi pada bagian selatan dan timur. Sementara untuk wilayah Jakarta, Indeks kerentanan iklim daerah Jakarta pada umumnya mengikuti pola indeks bencananya, yaitu tinggi untuk Jakarta bagian tengah dan utara, dan sebagian kecil di Jakarta Timur. Sedangkan indeks kerentanan iklim rendah untuk bagian barat, selatan, dan sebagian timur yang lainnya. Berdasarkan kondisi geografisnya, bencana iklim yang berpotensi terjadi di wilayah Bogor adalah tanah longsor dan banjir, sedangkan bencana iklim yang terjadi di wilayah Depok dan Jakarta adalah banjir.
Pada buku ini, analisis tindakan dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan waktu kejadian bencana, yaitu tindakan adaptasi sebelum bencana, tindakan adaptasi saat terjadi bencana, serta tindakan adaptasi setelah bencana. Tiga alasan utama yang mendasari pemilihan tindakan adalah tindakan tersebut merupakan tindakan yang dirasa paling efektif, tindakan tersebut adalah tindakan yang paling sesuai dengan kemampuan ekonomi, dan tindakan tersebut adalah tindakan yang disarankan oleh orang lain. Sehingga dapat ditentukan tindakan adaptasi mana yang paling efektif untuk dapat diterapkan rumah tangga di lokasi studi menghadapi bencana banjir di masa mendatang. PMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing through Bogor, Depok, and North Jakarta
8
8