BAB V KONS EP PERENCAN AAN DAN PERANCANGAN
V.1.
Dasar Perencanaan dan Perancangan Topik yang diambil dalam perancangan perpustakaan ini adalah ”sustainable architecture”, dengan tema ”water efficiency”. Alasan utama dari pemilihan tema ini adalah sebagai bentuk dari kepedulian kita terhadap lingkungan yang sudah rusak oleh kita sendiri. Dengan berpedoman pada teori-teori sustainable, bangunan ini diharapkan dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dengan memfokuskan diri pada penggunaan air yang efisien. Judul ”loft apartment” yang diambil ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat urban akan tempat tinggal dengan fleksibilitas ruang yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan mereka yang akan terus berkembang dan berubah, sesuai dengan kehidupan masyarakat urban yang terbiasa dengan selalu mengikuti perubahan dan perkembangan jaman. Apartemen tipe loft ini didesain untuk mendapatkan suatu unit hunian yang dapat dirubah penampilan, susunan ruang dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan penghuni dengan mudah.
V.2.
Konsep Perencanaan dan Perancangan Secara umum, konsep perancangan tapak pada proyek loft apartment berfungsi khusus sebagai hunian dengan area komersil yang hanya terletak di lantai dasar. Penetapan konsep khusus hunian ini dikarenakan kurangnya privasi penghuni jika unit dapat digunakan sekaligus sebagai kantor, seperti yang kerap
103
terjadi karena konsep utama dan fungsi hunian dan kantor itu sendiri sudah berbeda pada dasarnya. Dengan mengacu pada topik ”sustainable architecture” dengan fokus ”water efficiency”, dalam pemilihan perabotan seperti closet dan shower dengan low flow showerheads, serta pembuatan sumur resapan untuk menampung air hujan dan penggunaan greywater pada sistem bangunan sangat diperhatikan di sini. Desain lansekap juga diperhatikan, dimana terdapat beberapa perbedaan ketinggian di dalam tapak dengan tujuan agar air akan mengalir ke area hijau sehingga dapat memperbanyak air yang terserap ke dalam tanah.
V.2.1. Luas Total Perancangan Total jumlah lantai
: 4 lantai.
Lantai 1
: unit pelayanan, penunjang, service, dam staff.
Luas total Lantai 2, 3, dan 4
: 1.732,9 m2 ~ 1.750 m2 : unit hunian.
Jumlah unit Tipe 36 : 99 unit, 33 unit / lantai Luas total = 99 x 36 = 3.564 m2 Jumlah unit Tipe 54 : 36 unit, 12 unit / lantai
= 5.508 m2
Luas total = 36 x 54 = 1.944 m2 Sirkulasi + area lain (kecuali unit hunian): 777 m2 / lantai = 2.331 m2 Jembatan Sirkulasi
: 3 x 162 = 486 m2
Luas Total Bangunan : 1.750 m2 + 5.508 m2 + 2.331 m2 + 486 m2 = 10.075 m2 Jumlah parkir
: 31 parkir mobil = 387,5 m2 , 61 parkir motor = 122 m2 Luas total = 509,5 m2
104
Perhitungan Harga Sewa: Harga tanah = 4.500.000 IDR/m2
10.000 x 4.500.000 = 45 milyar IDR
Luas total area komersil
= 1.735,24 m2 + sirkulasi 30% = 2.255,812 m2
Luas total area hunian
= 5.508 m2 + 2.331 m2 + 486 m2 = 8.325 m2
Luas total area sewa : L. area komersil + L. area hunian = 2.255,812 m2 + 8.325 m2 = 10.580,812 m2 Area komersil memiliki harga sewa yang lebih mahal, sehingga: -
45.000.000.000 / 8.325 = 5.405.406 ~ 5.500.000
-
5.500.000 x 2.255,812 = 12.406.966.000 IDR
-
45.000.000.000 -12.406.966.000 = 32.593.034.000 IDR
-
32.593.034.000 IDR / 10.580,812 m2 = 3.080.390,6 IDR/m2
-
3.080.390,6 + 1.800.000 (perkiraan harga bangunan) = 4.880.390,6 IDR/m2
Type 36: 36 x 4.880.390,6 = 175.694.061,6 IDR/m2 ~ 175.694.062 IDR/m2 175.694.062 / 96 = 1.830.146,4792 ~ 1.835.000 IDR per bulan Jadi, biaya sewa 1.835.000 IDR/bulan. Type 54: 54 x 4.880.390,6 = 263.541.092,4 IDR/m2 ~ 263.541.093 IDR/m2 263.541.093 / 96 = 2.745.219,72 ~ 2.750.000 IDR per bulan Jadi, biaya sewa 2.750.000 IDR/bulan. M odal kembali dalam jangka waktu 8 tahun = 96 bulan.
105
V.2.2. Hubungan S kematik
Hubungan S kematik Program Ruang Secara Umum Unit Pelayanan Penghuni
Unit Hunian
Ruang Kotak Surat (Mail Box)
Unit Penunjang Pelayanan Umum Foyer Security Check
Side Entrance
Unit Staff Pengelola
Unit Service Side Entrance Hall / Lobby Pusat Informasi (Information Centre) M ain Entrance
106
Hubungan S kematik Unit Penunjang Pelayanan Umum
Outdoor Area -
Ruang duduk-duduk outdoor. Lapangan.
Unit Hunian
Aula / Ruang Serbaguna
Kios
Unit Pelayanan Penghuni
Toserba
Food Hall
Unit Staff Pengelola dan Service
Side Entrance Parkir Area
Hall / Lobby Ruang duduk Toliet Umum Main Entrance
107
Hubungan S kematik Unit S taff Pengelola dan Service
Ruang Istirahat Pantry
Ruang Wakil Kepala Pengelola Kamar Mandi Toilet
Ruang Staff Pengelola Divisi
Ruang Kepala Pengelola Ruang Pengamat Keamanan (Monitoring Room)
Ruang Rapat Side Entrance
R. Tamu
Absen
Penerima/Pemasaran
Locker
Ruang Reparasi (Workshop)
-
Gudang. Bongkar Muat. ME. TPSS.
Side Entrance Unit Penunjang Pelayanan Umum
Hall / Lobby
Main Entrance
Unit Pelayanan Penghuni
Unit Hunian
108
V.2.3. Penentuan Entrance Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus yang telah dilakukan pada tahap analisa, maka kesimpulan yang akan diterapkan pada perancangan loft apartment ini, yaitu: Gambar 41. M ain Entrance Kendaraan
Gambar 42. Side Entrance Kendaraan
Pertimbangan dalam pemilihan lokasi side entrance ini adalah letak jalur masuk dan keluarnya yang tidak sama dengan jalur masuknya main entrance, serta akses langsung menuju area service karena terletak di area service.
109
Gambar 43. M ain Entrance Pejalan Kaki
Gambar 44. Side Entrance Pejalan Kaki
Side entrance pejalan kaki di sini merupakan jalur pencapaian dari salah satu jalan utama yang merupakan jalan kedua teramai pada tapak yang juga banyak diakses baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan bermotor dan berada di dekat area service yang diutamakan untuk para staff pengelola atau karyawan.
V.2.4. Sirkulasi di Dalam Tapak Sirkulasi di dalam tapak dipengaruhi oleh zoning dan orientasi massa bangunan. Hasil dari tahap analisa zoning yang dilakukan adalah sebagai berikut: Gambar 45. Zoning Horizontal
110
Gambar 46. Zoning Vertikal
V.2.5. Penampilan Estetika Bangunan Pada prinsipnya, penampilan luar bangunan haruslah dapat menampilkan fungsi bangunan sebagai suatu hunian, dengan setiap bentuk dan ruang unit hunian haruslah memperlihatkan kefleksibelan unit tersebut, terutama dalam penyusunan ruang di dalam unit hunian sehinggga penggunaannya dapat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pribadi masing-masing penghuni. Gambar 47. Estetika Bangunan
V.2.6. Sirkulasi Bangunan Seperti yang sudah dijelaskan pada tahap analisa sebelumnya, jalur sirkulasi yang diterapkan pada perancangan ini adalah sirkulasi horizontal dan vertikal. Sirkulasi horizontal yang digunakan adalah sirkulasi linier menerus dan linier
111
bercabang, sesuai dengan fungsi bangunan sebagai suatu hunian dimana yang menjadi faktor utama disini adalah kemudahan dan kenyamanan penghuni dalam menemukan dan mencapai unit tempat tinggalnya. Untuk sirkulasi vertikal, menggunakan alat bantu lift barang dengan tangga sebagai alat transportasi vertikal utama yang sekaligus berfungsi sebagai tangga darurat untuk penanggulangan bencana seperti kebakaran dan gempa bumi. Gambar 48. Sirkulasi Bangunan
: LIFT DARURAT : TANGGA DARURAT : POLA JALUR SIRKULASI
112
V.2.7. Massa Bangunan Bentu massa bangunan loft apartment ini diadaptasi dari bentuk dasar segi empat yang banyak memiliki kelebihan terutama dari segi penyusunan layout, serta kefleksibelan bentuk dalam menggabungkannya dengan bentuk-bentuk lain. Bentuk ini masih dapat berkembang seiring dengan proses perancangan. Gambar 49. Posisi M assa Horizontal
Arah angin.
V.2.8. Pola Massa Bangunan Pola massa bangunan yang diterapkan adalah pola massa bangunan tunggal, dengan pertimbangan untuk menciptakan suatu satu kesatuan pada unit-unit hunian, sehingga dapat menghemat penyediaan fasilitas umum seperti lift service yang mengarah pada penghematan biaya perawatan (maintenance) dan penghematan energi, terkait dengan topik ”sustainable architecture”. Gambar 50. Pola M assa Bangunan Tunggal
113
V.2.9. Sistem Utilitas Bangunan o Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan di dalam perancangan loft apartment ini adalah sistem pencahaayaan alami dan buatan. Dasar pemikiran yang dipakai untuk konsep perancangan sistem penerangan dalam loft apartment ini adalah pemaksimalan penerimaan cahaya matahari pagi untuk kenyamanan penghuni. Tetapi pada saat-saat tertentu penghuni tetap memerlukan pencahayaan buatan untuk membantu mereka melakukan aktifitasnya dengan baik karena masyarakat urban yang identik dengan kesibukan dan bekerja yang tidak mengenal waktu. Oleh karena itu, diperlukan cahaya buatan dengan perkiraan kebutuhan intensitas cahaya yang sesuai. M asing-masing ruang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda, sesuai dengan fungsi dari ruang-ruang tersebut. Berikut ini adalah daftarnya: 1. Ruang tidur : 250 lux 2. Dapur : 250 lux 3. Ruang Keluarga / Tamu / Kerja : 120 – 150 lux 4. Kamar M andi / WC : 200 lux 5. Area Sirkulasi : 100 – 150 lux 6. Toilet Umum : 100 lux 7. Area Kerja pengelola : 250 – 350 lux 8. Ruang Cuci (Laundry) : 250 lux 9. Parkir, Penerangan Jalan : 150 – 250 lux 10. Utilitas : - Ruang M ekanikal dan Elektrikal - Gudang - Tanda pintu darurat / keluar
: 100 – 200 lux : 50 lux : 50 lux
(Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta, 2004)
o Sistem Penghawaan Sistem penghawaan yang dipakai di dalam loft apartment ini adalah penghawaan
alami dan buatan. Penghawaan alami dapat dimaksimalkan
114
penerimaannya karena ukuran kaca jendela yang relatif besar, mencapai 7’. Sistem penghawaan buatan yang dipakai dalam perancangan loft apartment ini alalah: -
AC Split, untuk menghemat energi karena bisa dinonaktifkan apabila sedang tidak digunakan, serta temperatur dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan penghuni.
o Sistem S truktur dan Konstruksi Struktur yang dipilih pada perancangan bangunan ini memperhatikan beberapa faktor, diantaranya faktor keadaan fisik tanah, faktor ekonomis struktur, faktor teknis bangunan meliputi kekuatan dan kekauan, faktor penempatan jaringan utlitas, serta faktor penghematan air. Struktur bangunan dibagi dalam 2 bagian: •
Sub Structure M erupakan struktur bagian bawah yang berhubungan langsung dengan tanah
yang berfungsi menyalurkan beban-beban yang bekerja dari atas langsung ke tanah. Sub struktur diantaranya terdiri dari pondasi, sloof, dan lantai kerja. Jenis pondasi yang digunakan dalam perancangan loft apartment ini adalah pondasi setempat atau bored pile, karena dapat menahan beban lantai yang cukup besar, bahannya mudah didapat, tidak berisik dan menimbulkan getaran pada lingkungan sekitar, mengingat di lingkungan sekitar lokati tapak terdapat banyak bangunan lain yang sudah berdiri. •
Upper Structure M erupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan
beban dari atas berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal maupun horizontal. Pada perancangan loft apartment, ini sistem upper structure yang digunakan adalah sistem struktur rangka sebagai komponen vertikaldengan
115
grid persegi yang teratur, serta balok sebagai komponen horizontalnya. Bahan baku struktur menggunakan konstruksi baja, karena beton bertulang menggunakan air yang lebih banyak pada prosesnya, hal ini terkait tema water efficiency. Untuk mencegah karat pada baja, sebelum proses pemasangannya baja dibersihkan kemudian diberi lapisan cat anti karat, yaitu cat meni. o Modul Bangunan -
M odul Struktur Karena struktur bangunan yang digunakan adalah struktur rangka dengan menggunakan konstruksi baja, maka untuk modul bangunan dibuat grid berbentuk persegi yang susunannya teratur. Panjang ukuran baja yang umum untuk dijadikan modul adalah 6 m dan 12 m.
-
M odul Perancangan Karena kegiatan utama dalam loft apartment ini adalah sebagai hunian, maka modul perencanaan menggunakan modul unit yang disesuaikan dengan ukuran baja, yaitu 6 m x 6 m untuk tipe 36, dan 9 m x 6 m untuk unit tipe 54. Selain itu, pada perancangan loft apartment ini, modul lebar jendela juga harus diperhatikan, karena kaca jendela yang terlampau lebar akan berdampak pada berkurangnya kefleksibelan ruang. M odul yang digunakan adalah modul lebar tempat tidur 90 cm dikurang 10 cm untuk jarak = 80 cm. Gambar 51. Pola M assa Bangunan Tunggal GRID YANG DIGUNAKAN ADALAH: : GRID 6 x 6 m. : GRID 6 x 9 m. : GRID 9 x 6 m.
116
o Material Bangunan Pada seluruh dinding terluar bangunan, toilet umum, serta kamar mandi atau WC, dinding menggunakan material celcon atau bata ringan. Sedangkan untuk ruang-ruang dalam menggunakan partisi dari partikel board. Untuk dinding pembatas antar unit, dapat dipilih menggunakan partisi dari partikel board atau celcon. Pertimbangan pemilihan material ini didasarkan usaha penggunaan air sededikit mungkin pada masa konstruksi. M aterial bangunan di dalam unit hunian hanya diberi finishing berupa langit–langit, dinding, dan lantai yang disemen dan dihaluskan (concrete floor). Sedangkan untuk area lain selain unit hunian, diberikan finishing akhir berupa dinding yang sudah diplester, dihaluskan, dan dicat, serta langit-langit yang di cat dan penggunaan keramik pada lantai. Untuk material daerah outdoor, seperti pada area parkir, atau daerah lain yang memerlukan perkerasan, perkerasan diganti konblok atau grassblock. Hal ini agar air hujan yang dapat terserap ke dalam tanah menjadi lebih banyak. Terkait dengan tema water efficiency, di dalam loft apartment ini semua peralatan mandi menggunakan low flow shower heads, karena shower lebih hemat air jika dibandingkan dengan menggunakan bak mandi dan shower biasa.. Untuk Toilet, digunakan closet dual flush dengan penggunaan air 2 liter dan 4,5 liter. o Jalur Sirkulasi Utilitas Skema jalur sirkulasi utilitas yang akan digunakan dalam perancangan loft apartment ini adalah pada jalur sirkulasi secara horizontal dan pada struktur
117
bangunan secara vertikal. Hal ini dikarenakan sistem yang tidak rumit, selain itu bangunan tidak mempunyai inti bangunan atau core seperti pada bangunan tinggi. o Sistem Penampungan Air Hujan Selain penentuan skema jalur
sirkulasi utilitas, diterapkan sistem
penampungan air hujan atau rainwater harvesting. Sistem ini terbagi dalam 2 jenis, yaitu penampungan air hujan secara alami dan penampungan air hujan buatan. o Penampungan Air Hujan Alami Peran manusia disini adalah mengusahakan sebanyak mungkin peresapan air hujan dengan pengaturan landscape dan pemilihan material yang tepat, misalnya dengan menggunakan konblok atau grassblock untuk daerah yang harus memakai perkerasan. Berikut ini contoh pengaturan pada landscape. Gambar 52. Pengaturan Landscape untuk M embantu Penyerapan Air
(Sumber: http://ag.arizona.edu/pubs/water/az1052/harvest.html)
o Penampungan Air Hujan Buatan Penampungan air hujan jenis ini dibuat oleh manusia, biasanya diletakkan di dalam tanah dan di paling bawah diberi ijuk agar kotoran-kotoran yang terdapat pada air tersebut dapat mengendap ke bawah. Dengan adanya sumur resapan, masalah penipisan air tanah dapat dicegah atu paling tidak dikurangi.
118
o Sistem Penyediaan Air Bersih dan Greywater Pada perancangan bangunan loft apartment ini, sumber air bersih yang akan di dapat berasal dari Perusahaan Air M inum (PAM ) yang kemudian ditampung di reservoir atas baru kemudian didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan. Air bersih ini digunakan untuk air minum dan dapur, dan lain – lain. Skema Aliran Greywater Feed Back
Se wage T reatment Plant (STP)
Greywater
Proses Penyulingan
Digunakan
Toilet/closet, hydrant, sprinkler, saluran air di luar bangunan (untuk menyiram tanaman dan mencuci mobil).
Untuk greywater, pertama-tama dialirkan ke dalam STP untuk kemudian diolah. Greywater jenis ini dapat digunakan untuk air flush toilet atau closet, fire hydrant, sprinkler, menyiram tanaman, mencuci mobil. Yang termasuk greywater disini adalah air bekas pakai seperti air bekas mandi serta air bekas mencuci. Skema Jalur Greywater
119
o Sistem Pembuangan Limbah Limbah terbagi menjadi dua macam yaitu limbah sampah dan limbah kotoran cair dan padat. Pembuangan limbah padat atau sampah berupa sistem pengumpulan pada suatu area dahulu, baru kemudian
diangkut dengan
menggunakan truk ke lokasi pembuangan akhir. Sedangkan untuk limbah kotoran cair dan padat adalah semua air kotoran yang ada di toilet atau closet, yang semuanya diteruskan melalui talang vertikal yang lalu disalurkan ke septic tank. o Sistem Penanggulangan Kebakaran Kebakaran merupakan salah satu musibah yang dapat terjadi pada sebuah bangunan. Biasanya kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia maupun kesalahan teknis seperti terjadi korslet atau hubungan arus pendek. Beberapa sistem proteksi kebakaran yang digunakan pada perancangan loft apartment ini alalah: •
Konstruksi Tahan Api Dalam konstruksi ini, baja ditutupi dengan Panel Vermiculite karena meskipun tahan api tetapi baja dapat meleleh karena panas.
•
Sistem Deteksi Sistem deteksi yang digunakan adalah Smoke Detector 1 buah per unit.
•
Titik Panggil M anual (TPM ) TPM yang digunakan di dalam loft apartment ini adalah sebuah tombol yang ditekan secara manual apabila terjadi kebakaran, diletakkan di monitoring room.
•
Lampu Darurat M erupakan lampu yang akan menyala secara otomatis apabila alarm aktif.
120
•
Sistem Komunikasi Darurat Berfungsi untuk mematikan beberapa sarana yang ada secara otomatis jika terjadi kebakaran, seperti lift, dan lain-lain.
•
Sistem Pemadaman Kebakaran. Untuk pemadaman kebakaran digunakan beberapa alat, seperti: -
Sprinkler, memadamkan api dengan cara menyemprotkan air. Diletakkan 1 buah pada setiap unit dekat area dapur.
•
-
Hidran Kebakaran, dengan panjang selang 30 m / unit, tiap 35m 1 unit.
-
Hidran Halaman, tidak digunakan karena terdapat kolam di dalam tapak.
-
Pemadam Ringan (fire extinguisher), berisi bahan kimia dan dapat dibawa.
Alat Bantu Evakuasi. Evakuasi dilakukan menggunakan tangga biasa yang sekaligus berfungsi sebagai tangga darurat.
o Sistem Komunikasi Digunakan untuk membantu aktivitas serta kesibukan penghuni dan para staff. -
Sistem Komunikasi 1 Arah M enggunakan CCTV (Close Cirkuit Television) untuk memonitori daerah tertentu untuk menunjang sistem keamanan, terdapat di area Foyer +Security.
-
Sistem Komunikasi 2 Arah M enggunakan direct line dari Telkom berupa sambungan line telepon, faksimili, dan teleks, serta menggunakan sistem LAN (Local Area Network) untuk komputer-komputer para staff dengan menggabungkan personal computer para staff di dalam bangunan tersebut ke sebuah server dengan menggunakan kabel.
121
o Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang digunakan pada perancangan loft apartment ini adalah Tiang Penangkap Petir (Ligtning Rods), merupakan penghantar-penghantar di atas atap berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan mendatar. Penangkap petir terdiri dari tiang pendek (finial) dan kepala penangkap petir (air termination). o Sistem Instalasi Listrik Untuk menunjang seluruh kegiatan di dalam bangunan, dan pada saat tertentu, maka instalasi listrik yang diperlukan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Listrik akan disalurkan melalui gardu utama yang kemudian diteruskan ke setiap ruang yang memerlukan. Untuk melayani kebutuhan listrik dalam keadaan darurat atau pada saat mati listrik dari PLN, maka digunakan genset. Disediakan listrik sebesar 2200 watt untuk tiap unit.
V.3.
Penekanan Khusus Secara umum, konsep desain yang digunakan dalam perancangan loft apartment ini adalah menciptakan suatu hunian yang fleksibel dalam penataan dan pemanfaatan ruangnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan penghuninya yang beragam. Dengan topik sustainable architecture, diharapkan loft apartment ini dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang ramah terhadap lingkungan dengan memfokuskan diri pada efisiensi dalam penggunaan air. Pada bangunan ini sendiri diharapkan agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bangunan-bangunan eksisting di sekitarnya yang telah ada.
122
Penekanan khusus terlihat dari eksterior bangunan yang menggunakan kaca jendela dengan luasan yang besar dan tinggi. Jendela mempunyai ketinggian + 7’ atau sama dengan 2,1 meter. Selain itu, sedikit ciri Rumah Adat Joglo Betawi juga akan diterapkan, yaitu pada ruang depan dimana terdapat teras panjang yang membentuk seperti arcade serta pintu masuk Hall/Lobby utama yang agak ke arah dalam, serta pemberian warna coklat pada eksterior bangunan. Foto16: Foto Teras pada Rumah Joglo
(Sumber: http://www.lawasan.com/blog/ dan http://www.soganvillage.com/profile.php)
Gambar 53. Penerapan Penekanan Khusus pada Bangunan 1
Gambar 54. Penerapan Penakanan Khusus pada Bangunan 2
123
V.4.
Tuntutan Rancangan
V.4.1. Terhadap As pek Manusia Dengan mendesain suatu hunian bertipe loft yang memiliki unit berupa suatu area open space tanpa sekat dengan ceiling yang tinggi, sehingga penghuni dapat dengan leluasa mengatur susunan ruang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus melakukan pengrusakan terlebih dahulu. Agar pejalan kaki terlindung dari faktor hujan dan mengurangi terkena panas matahari, maka jalur-jalur pedestrian didesain arcade.
V.4.2. Terhadap As pek Bangunan Dengan pemilihan material yang menggunakan air sesedikit mungkin dalam pemasangannya pada bangunan dan cara perawatannya tetapi tetap sesuai dengan kebutuhan bangunan, serta pemilihan perabot yang tepat yang menggunakan air secara hemat, seperti penggunaan shower dan toilet dual flush. Selain itu, pemilihan sistem struktur dan utilitas tepat sehingga penggunaan material bangunan efisien.
V.4.3 Terhadap As pek Lingkungan Dengan membuat sumur resapan untuk menambah cadangan air tanah, dan sistem penampungan air hujan serta sistem pengolahan greywater agar dapat digunakan kembali, sehingga pemakaian air bersih dari PAM dan air tanah (groundwater) dapat berkurang.
124
Landscape didesain agar memiliki beberapa perbedaan ketinggian level yang mengatur agar air mengalir ke tanah dan air yang tertampung dimaksimalkan. Pengaturan landscape disesuaikan dengan konsep Water Efiiciency. Gambar 55. Penerapan Water Efficiency Landscape
M aterial utama yang digunakan adalah konblok, grassblock, dan batu-batu alam untuk mengganti area perkerasan seperti: parkir dan pedestrian.
Area parkir dibuat miring sedikit sehingga air akan mengalir ke green area kemudian ke kolam.
Prinsip utama dari pengaturan landscape ini adalah green area hijau selalu berada pada level terendah.
125