BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Hasil Analisa Proses Software Acquisition dan Keterkaitannya Dengan Analisa Manulife Business dan IT Strategy Dengan Pendekatan CobiT Untuk dapat memenuhi strategi Teknologi Iformasi yang akan diarahkan
untuk memenuhi keempat point diatas, Manulife Indonesia tentunya akan menjalani proses software acquistion, yang salah satunya akan dilakukan dengan proses pembelian dari pihak vendor. Berdasarkan analisa kami melalui Group Field Project pada proses Software Acquisition di Manulife Indonesia, dengan pendekatan CobiT
4.1,
kami
menyimpulkan bahwa: •
Merujuk pada kriteria Sofware Acquistion Maturity Model dapat disimpulan bahwa Maturity Model untuk Software Acquisition Process di PT. asuransi Jiwa Manulife Indonesia berada dalam posisi Repeatable but Intuitive, dimana telah ada ada kesadaran akan kebutuhan untuk mendefinisikan requirement dan technology solution.
54
55
•
Busines Unit juga telah mengadakan rapat untuk mendiskusikan secara informal apa
yang
menjadi
kebutuhan
(Requirment).
Requirement
kadang kala
didokumentasikan. •
System Solution yang diidentifikasikan oleh setiap business unit dilakukan berdasarkan kesadaran yang terbatas akan market dari system solution yang ada, atau kadang kali sekedar hanya merespon penawaran dari vendor.
•
Penelitian yang terstruktur atau analisa yang dilakukan akan ketersediaan akan teknologi sangat terbatas.
5.2
Kesimpulan Hasil Analisa Proses Software Acquisition dan Keterkaitannya Dengan Analisa Manulife Business dan IT Strategy Dengan Pendekatan Boston Matrix Sesuai dengan hasil analisa dengan pendekatan Boston Matrix pada BAB IV,
Manulife Indonesia dan Produk Asuransi Individu yang ditawarkan oleh Manulife Indonesia berada pada kwadran STAR, dimana posisi produk asuransi jiwa individu berada dalam posisi market yang kuat dengan market growth yang tinggi dan attractive, sehingga implikasi Information Technology sebaiknya diarahkan atau difokuskan pada penyediaan solusi teknologi yang mengarah kepada : •
Solusi teknologi yang membantu customer untuk mengembangkan kebutuhan mereka, sehingga produk yang ditawarkan dapat berkompetisi dengan produk yang ditawarkan oleh pasar.
56
•
Fokus
sistem
dan
informasi
di
arahkan
kepada
customer
dengan
mengindetifikasikan customer dan kebutuhan mereka untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai demand yang ada. •
Solusi teknologi juga diarahkan untuk menigkatkan pertumbuhan bisnis, dengan mampu melayani volume produksi yang lebih besar atau variasi dari produk yang lebih kaya.
•
Penekanan yang lebih utama adalah solusi teknologi yang mendukung inovasi bisnis, untuk memuaskan kebutuhan pasar dan melakukan diferensiasi di pasar.
•
Investasi solusi teknologi diharapkan dapat menambah nilai dan beradaptasi dengan pertumbuhan. Pengimplementasian model Boston Matrix dalam mengukur tingkatan/nilai
dari portfolio produk pada umumnya sudah melihat kondisi perekonomian (makro dan mikro) pada daerah dimana produk itu dijual. Apapun hasil penilaian yang diberikan berdasarkan Boston Matrix sudah berdasarkan situasi perekonomian didaerah masing- masing. Setelah diketahui posisi portfolio produk Manulife Indonesia berada pada level ‘Star’ maka extention dari pemeteaan kearah Sistem Informasi yang mendukung pengembangan produk dengan menentukan infrastuktur TI yang menjadi critical success factor. Apabila critical success factor sudah ditentukan maka bisa dipilih infrastuktur TI (hardware dan software) mana saja yang barada pada level stratejik dan dapat memenuhi kebutuhan internal dan eksternal dari perusahaan serta dapat bersaing di pasar.
57
5.3
Saran Rekomendasi kami kepada pihak Manajemen IT di PT. Asuransi Jiwa
Manulife untuk dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: Aktivitas
CEO CFO Business CIO Process Head of Executive Owner Operation
Mendefinisikan business requirement dan Technical requirment
C
Melakukan proses untuk memastikan intigritas dari requirement
C
R
C
Head of PMO Compliance, Project audit, risk Development management
C
R
A/R
I
C
C
A/R
C
Mengidentifikasikan, mendokumentasikan dan menganalisa resiko pada proses bisnis.
A/R
R
R
R
R
R
C
Melakukan feasibility study dan analisa dampak dalam mengimplementasikan business requriement
A/R
R
R
C
C
R
C
R
A/R
R
I
I
R
A/R
R
C
C
R
C
A
C
C
R
C
A/R
R
C
C
R
C
Melakukan evaluasi atas IT Operational Benefit untuk solusi yang ditawarkan
I
Melakukan evalusai atas business benefit untuk solusi yang ditawarkan Melakukan proses persetujuan untuk solusi yang ditawarkan. (Vendor selection) Menyetujui dan menandatangani solusi yang di tawarkan
A
R
RACI: Responsible, Accountable, Consulted, Informed
58
Untuk proses vendor selection, kami merekomendasikan untuk dapat digunakannya RFP (Request for Proporsal), yang memuat poin-poin yang harus dievaluasi untuk setiap vendor yang melakukan penawaran system solution, yaitu antara lain: A. Product vs System Requirement Vendor yang terpilih harus memiliki produk yang paling dekat dengan business requirement. B. Referensi Customer Manajer Proyek harus melakukua n pengecekan referensi yang ada, untuk memastikan bahwa performance product yang di klaim oleh vendor memang valid. C. Kondisi stabilitas keuangan dari vendor Produk yang direkomendasikan oleh vendor harus memiliki reputasi yang baik, sehingga dapat memberikan pertanda akan stabilitas keuangan vendor. D. Dokumentasi yang lengkap dan dapat diandalkan Vendor harus dapat menyediakan dokumentasi sistem dengan lengkap sebelum perusahaan melakukan pembelian. Dokumen sistem dengan tingkat ketelitian dan detail yang sangat terinci menjadi indikator tingkat presisi dan detail dari sistem itu sendiri. E. Ketersediaan dari Source Code Source code harus dapat diterima dari vendor atau terdapat suatu klausul dalam kontrak yang menyatakan, source code dapat diberikan bila vendor keluar dari
59
bisnis. Perusahaan yang melakukan pembelian harus memastikan bahwa update produk dan program fixes termasuk didalam vendor escrow agreement. F. Berapa lama (tahun) pengalaman vendor dalam melakukan penawaran Semakin lama pengalaman vendor melakukan penawaran dan penjualan produk, menunjukan stabilitas dan familiarity dengan bisnis yang ditunjang oleh produk yang ditawarkan. G. Daftar dari rencana system enhancement dari produk yang ditawarkan List yang pendek memberikan indikasi bahwa product tidak ter-update dengan baik. H. Jumlah dari website dari klien yang menggunakan product yang ditawarkan Jumlah website yang banyak menunjukan produk diterima dengan luas di pasar. I. Testing Acceptance dari produk yang bersangkutan Testing sangat kritikal, untuk menentukan apkah produk yang dibeli telah memenuhi business requirement. Hal ini penting untuk menentukan apakah komitment untuk melakukan pembelian perlu dilakukan. Pada akhirnya vendor dengan status RFP yang berada dalam kriteria yang baik (semua point-point diatas telah memuaskan business dan system requirement), yang dapat dipilih utuk melakukan komitment penjualan.
60
Untuk rekomendasi kepada PT. Asuransi Jiwa Manulife untuk Implikasi Teknologi berdasarkan Boston Matrix adalah sebagai berikut: A. Solusi teknologi yang membantu customer untuk mengembangkan kebutuhan mereka, sehingga produk yang ditawarkan dapat berkompetisi dengan produk yang ditawarkan oleh pasar. B. Fokus
sistem
dan
informasi
di
arahkan
kepada
customer
dengan
mengindetifikasikan customer dan kebutuhan mereka untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai demand yang ada. C. Solusi teknologi juga diarahkan untuk menigkatkan pertumbuhan bisnis, dengan mampu melayani volume produksi yang lebih besar atau mensupport variasi dari produk yang lebih kaya. D. Penekanan yang lebih utama adalah solusi teknologi yang mendukung inovasi bisnis, untuk memuaskan kebutuhan pasar dan melakukan diferensiasi di pasar. E. Investasi solusi teknologi diharapkan dapat menambah nilai dan beradaptasi dengan pertumbuhan.
