UBP SURALAYA
BAB V CONDENSATE EXTRACTION PUMP (CEP) 5.1 Fungsi dan Sistem Operasi 1. Fungsi Condensate Extraction Pump (CEP) adalah berfungsi untuk mempompakan air kondensat hasil kondensasi di kondensor yang ditampung di hotwell menuju deaerator, melewati LP Heaters 1-4. 2. Sistem Operasi 308APKD Ingersoll – Dresser’s adalah sebutan untuk pompa kondensat. Pompa kondensat menarik kondensat dari kondensor hotwell di bawah vakum dan mengalami tekanan yang cukup untuk mengatasi heater dan gesekan pipa ditambah deaerasi tekanan heater ditambah panas statis dari tingkat kondensor hotwell untuk deaerating heater inlet. .Ingersoll-Dresser Pump Company Model 308APKD-5 digunakan oleh PLTU Suralaya Unit 5 sampai 7 di Suralaya, Indonesia. Dipasang secara vertikal, lima tahap, pompa impeller tertutup secara khusus dirancang untuk operasi jangka panjang pada condenser condensate dimana net possitive suction head (NPSH) terbatas Tahap pertama adalah volute ganda, desain double suction, untuk mengurangi NPSH yang diperlukan oleh first stage impeller. Tahap kedua, ketiga, tahap keempat, dan kelima adalah desain single suction. Unsur-unsur pompa dipasang di shell, yang membentuk intake dengan baik. Suction nozzle, merupakan bagian integral dari shell, yang terletak di bawah pompa. Discharge nozzle terletak di atas pompa. Pompa digerakkan secara vertikal, high thrust , solid shaft, electric motor melalui kopling kaku yang disesuaikan. Sistem monitoring getaran terhubung dengan motor.
Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
UBP SURALAYA
Gambar 5.1.Condensate Extraction Pump Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
UBP SURALAYA
5.2 Komponen Utama Pompa CEP 1. Suction Head Suction head (360) terdiri dari hub, yang berisi bearing (227A), dan ribs pendukung, yang berfungsi sebagai panduan untuk aliran cairan yang masuk. Hal ini juga berisi suction head casing ring (6A) untuk impeller first stage (3A). Suction head memiliki hub yang terselip dalam cincin penyelaras (103) untuk memberikan stabilitas ditambahkan ke elemen pemompa. Tubing (779) menyediakan pelumas ke bearing yang lebih rendah (227A) melalui sambungan di hub. Baut suction head ke first stage casing (1A) dan disegel dengan gasket (262A). 2. First Stage Casing First stage casing (1A) dirancang dengan desain volute ganda untuk efisien dalam mengkonversi kecepatan, ditambahkan ke cairan oleh first stage impeller (3A), kedalam tekanan. Rumah casing dari first dan second stage impeller berisi bearing (227B) yang mencegah poros pump end shaft (10A) dari membuat girasi radial. Hal ini juga berisi first stage casing ring (6A) dan casing ring (6B) untuk second stage impeller (3B). Baut casing first stage ke suction head (360) dan stage casing (1B). Sambungan antara first stage casing dan suction head ditutup dengan gasket (262A). Sambungan antara first dan second stage casing ditutup dengan O-ring (456D). 3. Intermediate and Last Stage Casings and Casing Rings Intermediate and Last Stage Casings and Casing Rings (1B / C) bertindak dengan cara yang mirip dengan first stage casing (1A), mengarahkan aliran liquid melalui saluran diffuser passages, sambil membantu untuk meningkatkan tekanan melalui setiap tahapan. Second stage Impeller (3B) tertutup oleh first stage casing (1A), dan thrid stage impeller (3B) oleh second stage casing (1B), dll. Casing (1B / C) masing-masing berisi bearing (227B) dan sebuah casing ring (6B) (kecuali untuk casing tahap terakhir (1C) untuk selanjutnya berturut empat tahap impeller (3B). Semua casing ring dapat diganti, dan dapat saling bertukar satu sama lain, disegel oleh O-ring (456D). Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
UBP SURALAYA
4. Impeller Double suction, firs stage impeller (3A) adalah kunci untuk melakukan posisi aksial pada poros akhir pompa (10A) oleh mur poros (126). Mur poros dilindungi oleh setscrews (259A). Intermediate and last stage impeller (3B / C) yang ditutup shroud desain dan mengunci Pump end shaft (10A). Setiap impeller berada di posisi aksial pada poros akhir pompa (10A) dengan menggunakan split looking collar (312) dengan baut ke impeller. Semua impeller diletakan pada permukaan yang halus dan diseimbangkan secara dinamis untuk memberikan efisiensi maksimum. 5. Outer Columns Outer column (423A/B) menyediakan saluran air dipompa dari casing tahap terakhir (1C) ke discharge head (361). Baut casing tahap akhir ke lower outer column (423A). Baut lower outer column ke upper outer column (423A). Baut upper outer column ke discharge head (361). Semua sambungan disegel dengan O-ring (456D). Kedua outer column berisi bearing (227B). 6. Discharge Head Discharge head (361) merupakan bagian yang digunakan untuk mengubah arah air dari upper outer column (423B) ke right angle flow dari discharge head nozzle. Lower flange dari baut discahrge head ke upper outer column dan disegel dengan O-ring (456D). Upper flange dari discharge head berfungsi sebagai mounting surface untuk motor. Discharge head juga menyediakan mounting surface untuk stuffing boxextention (264). Permukaan antara stuffing box extention dan discharge head ditutup dengan gasket (262). 7. Stuffing Box Extention Stuffing box ekstention (364) terletak di discharge head (361) dan seal pompa mencegah kebocoran air yang berlebihan dipompa dan mencegah udara memasuki pompa. Terdapat enam ring packing (64) dan sebuah seal cage (14), yang mengendalikan kebocoran cairan ke atmosfer di upper shaft (10B) dimana terjadi tekana yang melalui batas. Stuffing box bushing (88) berfungsi sebagai pemecahan Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
UBP SURALAYA
tekanan cairan dipompa yang mencapai stuffing box extention. Stuffing box bushing juga menstabilkan upper shaft. Packing tidak terpasang ketika pompa dikirimkan. Split glands (16) memungkinkan mudah untuk dipindahkan dari bagian gland halves. 8. Shell Shell (359) adalah "bisa-seperti" weldment yang membungkus elemen pompa dan memberikan penahanan intermediate cairan yang dipompa. Berat seluruh pompa ini dibantu oleh flange pada shell. Sebuah cincin penyelaras (103) dibaut dibagian bawah shell (359) untuk menghilangkan gerakan elemen memompa dan mencegah keausan berlebihan pada bantalan (227A / B). Penyambung antara cincin penyelaras dan shell disegel dengan O-ring (456A). 9. Soleplate Soleplate (471) yang grouted ke bagian dasar untuk memberikan tingkat permukaan datar untuk menahan pompa. Shell (359) fastens langsung ke soleplate, sehingga mendukung berat seluruh pompa. 10. Shafts Dan Shaft Couplings Dua pasangan poros (10A / B) yang digunakan untuk mengirimkan kekuatan pendorong dari driver untuk impeller (3A / B). Poros yang digunakan bersama dengan sleeve coupling (164) menggunakan split lock collar. Torsi ini diteruskan oleh kunci (12A) dan didorong secara aksial oleh split ring (252A). Poros mesin yang presisi untuk memaksimalkan life timebearing. 11. Bearings Dan Journal Sleeves Ada sembilan bantalan (227A/B/C) di pompa. Satu bantalan (227A) terletak di ujung bawah suction head (360) untuk memberikan stabilitas pada first stage impeller (3A). Tujuh bantalan (227B) yang terletak di casing (1A/B/C) untuk membantu operasi rotor agar stabil. Satu bantalan (227C) terletak di stuffing box extention (264) untuk memberikan dukungan pada poros atas (10B). Semua bantalan berjenis karbon / nikelfilled dan dilumasi oleh air yang dipompa. Semua baantalan dapat diperbaharui. Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
UBP SURALAYA
Journal sleeves (135A/B/C/D) dapat diganti. Mereka terkunci dan beradaa di posisi poros masing-masing (10 A / B) dengan menggunakan retaining washers (299A/B/C) dan retaining ring (397 A / B / C). Sebuah O-ring (456F) digunakan untuk menutup kebocoran antara journal sleeves (135D) dan poros atas (10B). 12. Motor Coupling Motor Coupling (185) adalah kopling yang disesuaikan sebagai sarana untuk mempertahankan design clearance antara impeller (3A/B) dan casing (1A/B/C). Concentricity dari bores, dan permukaan mesin paralel menjamin keselarasan positif dan perakitan mampu menghantarkan dorongan tinggi dan torsi.
5.3 Design Data 5.3.1 Pump Data Sheet Purchser .......................................................Perusahaan Umum Milik Negara Location ............................................................................Suralaya, Indonesia Ingersoll-Dresser pump Co. Order No.............................314-39685-04/05/06 Serial Number................................................0394-015/016/017/018/019/020 Pump Application................................................................Condensate Pump Lquid Temperature...................................................1090F (430C) condensate Specific Gravity .........................................................................................1.00 Pump Size.....................................................................................308APKD-5 Drive.......................................2,850 hp (2,126 kw) Unimega Elecrtric Motor Pump Rating ....................................................7,760 gpm (1,785 m3/hr) @ 1,480 rpm Net Positive Suction Head Required ....................................17.50 ft (5.39 m) Net Positive Suction Head Available ...................................20.67 ft (6.36 m) Total Head ...................................................................1,001.00 ft (308.00 m) Pump Efficiency ....................................................................................86.0% Brake Horsepower .............................................Design: 2,281 hp (1,710 kw) Maximum: 2,444 hp (1,833 kw) Pump Rotation ....................................................................Counterclockwise Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
UBP SURALAYA
Hydro-test Perssure (Discharge head) ..................................870 psi (58 bar) Hydro-test Pressure (Shell) .................................................75 psi (5.025 bar) Bearing Lubrication ............................................................Condensate Pump 5.3.2 Approximate Weights Pumping Element and Discharge Head ........................14,000 lbs (6,350 kg) Shell ................................................................................5,100 lbs (2,313 kg) Water in Pump ..............................................................15,500 lbs (7,030 kg) Motor ...........................................................................39,789 lbs (18,045 kg) Soleplate ............................................................................1,150 lbs (521 kg) Total floor Weight .......................................................75,439 lbs (34,258 kg) 5.3.3 Running Clearances Casing ring (6A/B) to impellers (3A/B) .............0.015 to 0.019 inch (0.381 mm to 0.483 mm) Suction head bearings (227A) to journal Sleeve (135A) .................................0.005 to 0.009 inch (0.127 mm to 0.229 mm) Casing bearings (227B) to Journal Sleeve (135B) .................................0.005 to 0.009 inch (0.127 mm to 0.229 mm) Stuffing box bushing (88) to Journal Sleeve (135C) .................................0.020 to 0.025 inch (0.508 mm to 0.635 mm) Stuffing box bearings (227C) to Journal Sleeve (135C) .................................0.005 to 0.009 inch (0.127 mm to 0.229 mm)
Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
UBP SURALAYA
Table 2 – 1 Torque Value for Attaching Hardware ATTACHING HARD WARE Bolt Washer
NUMBER of SERIES 177A 246A
Bolt
177E
Stud Hex Nut
178B 766B
Bolt Washer Hex Nut
177K 246D 766D
Bolt
177H
Stud Hex Nut
178A 766A
Stud Hex Nut
178B 766B
Stud Hex Nut
178B 766B
Bolt Hex Nut
177D 766B
Bolt Hex Nut
177D 766B
Coupling Attaching Hardware
185
Bolt
177C
Bolt
177F
LOCATION Aligning ring (103) to Shell (359) Discharge head (361) to shell (359) Discharge head (361) to upper outer column (423B) Discharge head (361) to motor Stuffing box extension (264) to discharge head (361) First stage casing (1A) to siction head (360) Intermediate stage (1B) casing (1A/B) Last stage casing (1C) to intermediate stage casing (1B) Lower outer column (423A) to last stage casing (1C) Lower outer column (423A) to upper outer column (423B) Coupling (185) Locking collar (312) Split ring (252B) to coupling (164)(164)
VALUE lb-ft - lb-ft Nm – Nm 43 – 48
59 – 66
392 – 435
537 – 596
176 – 195
241 – 267
1,116 – 1,240
1,529 – 1,699
176 – 195
241 – 267
176 – 195
241 – 267
176 – 195
241 – 267
176 – 195
241 – 267
176 – 195
241 – 267
176 – 195
241 – 267
400
548
176 – 195
241 – 267
22 - 24
30 - 33
Numbers refer to Ingersoll - Dresser Pump Co. Drawing Nos. 308APKD500X2, 308APKD500X3, 308APKD500X4.
Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
UBP SURALAYA
5.4 Keahlian Condensate Extraction Pump (CEP) 1. Pompa
dilengkapi
dengan
balancing
drum,
sebagian
kompensasi
aksial
dorong. Sebuah jenis tilting pad yang kuat untuk mendorong bantalan 2. Bantalan poros dilumasi oleh air dipompa 3. Impeler dilengkapi dengan memakai casing cincin terbarukan 4. Motor listrik terletak di struktur terpisah, menghindari interaksi dengan pompa dan meminimalkan getaran 5. Motor ini dilengkapi dengan perangkat bantalan dorong sendiri 5.5 Kelemahan Condensate Extraction Pump (CEP) Sistem ini adalah jenis berfluktuasi atau di mana ada kemungkinan pompa berjalan kering, jenis self-regulating pompa ekstraksi digunakan. Sebuah jenis self-regulating pompa ekstraksi meluruskan kepala hisap yang dibutuhkan yang sesuai dengan tingkat kondensat dalam kondensor. Tapi jenis pompa ekstraksi sering menghadapi masalah kavitasi, yang terjadi ketika kepala hisap jatuh ke tingkat yang sangat rendah. Kavitasi adalah peristiwa menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 1000C. Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada suhu kamar. Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah.
Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
UBP SURALAYA
Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus. Selain itu kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran, korosi yang disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat menyebabkan kemampuan pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik. Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara lain : 1. Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah. Pompa tidak boleh diletakkan jauh di atas permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head statisnya besar. 2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu besarnya kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter pipa isap tidak boleh terlalu kecil. 3. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam pada belokan yang tajam kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi. 4. Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih tinggi untuk mengurangi kerugian gesek. 5. Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap. 6.
Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi sesungguhnya.
Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
UBP SURALAYA
5.6 Instruksi Kerja
Gambar 5.2 Condensate Extraction Pump
5.6.1 Pembongkaran (Dismantling) 1. Yakinkan Tangging System sudah aman untuk melakukan pekerjaan. 2. Melepas baut-baut Coupling (Motor-Pompa). - Melepas mechanical seal. - Check Alighment (Radial & Axial). 3. Melepas pipa Auxiliary yang diperlukan. 4. Melepas Motor (Electrical & Instrument Control Dept). 5. Melepas Discharge & Suction Flange. 6. Melepas Coupling Adjusting Nut & Coupling Pompa. 7. Mengangkat Pompa dari sumur Pompa. Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
UBP SURALAYA
- Pindahkan posisi pengangkatan pompa dari Vertikal menjadi Horizontal. - Letakkan posisi pompa pada tempat yang aman dan beri landasan kayu pada Casing Impeller tingkat satu, tiga dan lima, Outer Coulomn dan Discharge Head. - Pergunakan peralatan untuk mengangkat pompa yang kapasitasnya cukup aman, sehingga tidak membahayakan peralatan dan personal. (The Pumping Element dan Discharge Head Weight : 6350 Kg). 8. Melepas Discharge Head (361) & O-ring. 9. Melepas Stuffing Box Extension (264) With Bearing (227 oC), Bushing (88), Disc Key (234 B) dan Gasket (262 B) 10. Melepas bagian-bagian Pompa (weight : 6350 Kg). a. Melepas Upper Outer Column (423 B). With Bearing Carbon. - Melepas Retainer Ring (397 C), Retairing Washer (299 C) Journal Sleeve (135 C), Key (291 C) dan Ouring (456 F). b. Melepas Lower Outer Column (423 A) With Bearing Carbon = 2 buah. - Melepas Retainer Ring (423 A) Retainer Washer (299 B) Journal Sleeve (135 B), Key (291 B) dan O-ring (456 E). *Support Level Shaft (Supaya kedudukan Shaft tidak banyak berubah) pada saat melepas Outer Column dan Coupling Shaft. c. Melepas sambungan Shaft d. Melepas Shaft bagian atas Pompa dan letakkan pada tempat yang aman dan diberi landasan kayu pada bagian bawahnya. e. Melepas casing Impeler tingkat lima (1 C), With Bearing Carbon (227 B) dan Casing Ring (6 B) & O-ring (456 D). - Melepas Retainer Ring (397 B) Retainer Wasket (299 B), Journal Sleeve (135 B), Key (135 B)dan O-ring Discharge . f. Melepas Locking Collar (312) Impeller tingkat lima (3B) Impeller Key (11B). *Panaskan Impeller secara merata ± 60°C – 80°C sehingga dengan mudah dilepas. Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
UBP SURALAYA
g. Melepas Casing Impeller dan Impeller tingkat 4, 3, dan 2. - Lakukan seperti pada item e dan f. - Support level end Shaft Pump. h. Melepas Suction Head (360) With Casing Ring (6 A), Bearing (227 A) & O-ring (456 C). i. Melepas Journal Sleeve (135 A). j. Melepas Impeller tingkat pertama (3 A). k. Mengeluarkan Pump End Shaft (10 A) dari Casing tingkat pertama.
5.6.2 Inspeksi 1. Lakukan pemeriksaan secara visual adanya kerusakan pada bagian-bagian dalam Pompa dan bagian-bagian lainnya. 2. Lakukan pemeriksaan keretakan pada bagian-bagian Pompa yang diperlukan dengan menggunakan Check Colour. 3. Lakukan pemeriksaan pada bagian-bagian pompa yang diperlukan dengan benar. 4. Lakukan pengukuran bagian-bagian Pompa yang diperlukan, pengukuran dapat dilakukan sebelum pemasangan, pada saat pemasangan dan Finishing sesuai dengan buku petunjuk. 5. Lakukan perbaikan pada bagian-bagian pompa yang ditemukan kerusakan sesuai dengan buku petunjuk. 6. Lakukan penggantian Spare Parts yang di perlukan sesuai dengan buku petunjuk 7. Yakinkan dengan benar pada saat pengukuran, perbaikan, dan penggantian Spare Parts sesuai dengan buku petunjuk. 5.6.3 Pemasangan Kembali (Reassembly) 1. Yakinkan semua bagian Pompa sudah dibersihkan & siap untuk dipasang kembali. 2. Pasang Pump End Shaft (10A) dan disupport oleh Bantalan (Blocking) untuk menjaga supaya tidak bergerak. - Selama pemasangan di perlukan Adjust Blocking & Sling pada bagian-bagian Pompa. Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
UBP SURALAYA
- Pasang Gasket/O-Ring sesuai dengan gambar yang ada pada buku petunjuk. 3. Pasang Impeller tingkat pertama (3A) dan Shaft Nut (126). 4. Pasang Journal Sleeve (135A). 5. Pasang Casing Impeller tingkat pertama (1A) dengan Casing Ring (6A) dan Bearing (227B). 6. Pasang Suction Head (360) dengan Casing Ring (6A) & Bearing (227A) & O-ring - Connect dengan Casing Impeller & kencangkan Bolts sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). 7. Pasang Tubing (799). 8. Pasang Casing Impeller tingkat ke 2, 3, 4, dan 5, untuk pemasangan ikuti langkahlangkah berikut ini : - Pasang Impeller (3 B), Locking Collar (312) dan Bolts (177 C) dan kencangkan sesuai dengan kekuatan pada (Volume 1, Tabel 2-1). - Pasang Journal Sleeve (135 B) Retaining Washer (299 B) Retaining ring (397 B) dan O-ring. - Pasang Impeller Casing (1 B) dengan Bearing (277 B) dan Casing Ring (6 B). - Sambungkan dengan Casing Impeller pertama dan kencangkan baut-bautnya sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). * Yakinkan Support untuk tiap-tiap Casing Impeller terpasang dengan benar. 9. Pasang Shaft Split Coupling (164), Split Ring (252 A/B), Coupling Key (12 A) dan Bolt (177 F) kencangkan baut-bautnya sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). 10. Pasang Journal Sleeve (135 B) Retaining Adjust (299 B) Retainer Ring (397 B) O-Ring Outer Column. 11. Pasang Lower Outer Column (423 A) With Bearing (227 B). - Tightening bolts flange outer column sesuai dengan (volume 1 tabel 2-1) 12. Pasang Journal Sleeve (135 B) Retaining Washer (299 B) Retainer Ring (397 B) dan O-Ring Outer Column. 13. Pasang Midle Outer Column (423 A) With Bearing (227 B). - Kencangkan baut-bautnya sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). 14. Pasang Journal Sleeve (135 B) Retairing Washer (299 B) Retainer Ring (397 B) dan O-Ring Outer Column. Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
UBP SURALAYA
15. Pasang Upper Outer Column (423 B) With Bearing (227 B). 16. Pasang Journal Sleeve (135 C) Retairing Washer (299 C) Retainer Ring (397 C) dan O-Ring Outer Column. 17. Pasang Discharge Head (361) Casing (456 E). - Kencangkan baut-bautnya sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). 18. Pasang Stuffing Box Extention (264), Gasket (262 B), Bushing (88) Bearing (227 C). - Kencangkan baut-bautnya sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). 19. Lifting The Pumping Element dengan posisi Horizantal, Sling yang satu diletakkan pada Discharge Head (361) dan yang satu lagi pada Impeller tingkat ppertama. 20. Manuver posisi Pompa dari posisi Horizontal ke posisi Vertikal, setelah berada pada posisi Vertikal, lepas Sling yang berada pada Casing Impeller tingkat pertama. 21. Masukkan Pompa pada Shell (359). 22. Kencangkan baut-baut (177 E) antara Flandes Discharge Head (361) dan Shell (359), sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1) Manual Book. 23. Pasang Coupling Pompa. 24. Pasang Motor dan Running Test (Electrical Dept) {No Load Test}. 25. Pasang Instrument dan Control (Instrument Control Dept). 26. Realignment Motor-Pompa. 27. Setting Adjusting Nut Coupling Pompa (½ total jarak aksial rotor pompa). 28. Recoupling Motor-Pompa. 29. Kencangkan baut-bautnya sesuai dengan (Volume 1, Tabel 2-1). 30. Pasang Split Mechanical Seal. 31. Pasang pipa-pipa Auxilairy. 32. Yakinkan semua bagian-bagian peralatan siap di coba untuk di operasikan. Apabila dalam uji coba beroperasi dengan baik, maka Pompa (peralatan) tersebut siap (layak) untuk di operasikan.
Laporan Kerja Praktek Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
51