BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiaannya adalah perusahaanperusahaan berkapitalisasi besar yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2006-2010. Peneliti mengambil objek tersebut karena ingin mengetahui apakah ada hubungan khusus dari ukuran perusahaan terhadap penerapan Good Corporate Governance dan praktik earnings management yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan (annual report) dari 100 perusahaan berkapitalisasi besar yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010. Jenis industri di dalam penelitian berbeda-beda. Terdapat delapan jenis industri yang menjadi objek penelitian, namun perusahaan dalam industri keuangan tidak menjadi objek dalam penelitian ini. Kedelapan jenis industri tersebut adalah industri pertanian; industri pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; industri barang konsumsi; industri properti dan real estate; infrastruktur, utilitas dan transportasi; serta industri perdagangan, jasa dan investasi. Data keuangan yang dibutuhkan didalam penelitian ini adalah selama 5 tahun yaitu dari tahun 2006 sampai 2010, dimana periode estimasi adalah selama 4 tahun dari tahun 2006-2009. Tahun 2010 dijadikan sebagai tahun investigasi dikarenakan peneliti ingin melihat pengaruh GCG terhadap earnings management pada periode terkini. Tabel III.1 menggambarkan tentang perusahaan yang menjadi objek penelitian dimulai dari perusahaan yang berkapitalisasi terbesar dan jenis industrinya.
46
TABEL III.1 PERUSAHAAN DAN JENIS INDUSTRI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
PERUSAHAAN Astra International Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Indosat Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Adaro Energy Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Bakrie & Brothers Tbk Gudang Garam Tbk United Tractors Tbk XL Axiata Tbk Salim Ivomas Pratama Tbk H.M. Sampoerna Tbk Bumi Resources Minerals Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Bakrie Sumatera Plantations Tbk PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Bakrie Land Development Tbk Berau Coal Energy Tbk Lippo Karawaci Tbk Barito Pacific Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Indocement T.P. Tbk Multipolar Tbk Garuda Indonesia (Persero) Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Global Mediacom Tbk Smart Tbk Bakrie Telecom Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Energi Mega Persada Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Matahari Putra Prima Tbk Holcim Indonesia Tbk Gajah Tunggal Tbk Ciputra Development Tbk Astra Agro Lestari Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Unilever Indonesia Tbk
JENIS INDUSTRI Aneka Industri Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Industri Barang Konsumsi Pertambangan Pertambangan Perdagangan, Jasa & Investasi Industri Barang Konsumsi Aneka Industri Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Pertanian Industri Barang Konsumsi Perdagangan, Jasa & Investasi Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Pertanian Industri Dasar & Kimia Properti dan Real Estate Pertambangan Properti dan Real Estate Industri Dasar & Kimia Industri Dasar & Kimia Industri Dasar & Kimia Perdagangan, Jasa & Investasi Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Industri Barang Konsumsi Perdagangan, Jasa & Investasi Pertanian Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Pertambangan Pertambangan Properti dan Real Estate Perdagangan, Jasa & Investasi Industri Dasar & Kimia Aneka Industri Properti dan Real Estate Pertanian Pertambangan Industri Barang Konsumsi
47
NO 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
PERUSAHAAN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk Central Proteinaprima Tbk Bayan Resources Tbk Media Nusantara Citra Tbk AKR Corporindo Tbk Delta Dunia Makmur Tbk Agung Podomoro Land Tbk Sarana Menara Nusantara Tbk Kalbe Farma Tbk Japfa Comfeed Indon Tbk Charoen Pokphand Ind Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk Summarecon Agung Tbk Timah Tbk Samudra Indonesia Tbk Astra Otoparts Tbk PP London Sumatera Tbk Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Matahari Department Store Tbk Tower Bersama Infrastructure Tbk Adhi Karya (Persero) Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Sentul City Tbk Jakarta International Hotels& Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Benakat Petroleum Energy Tbk Intiland Development Tbk Alam Sutera Realty Tbk Mulia Industrindo Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Smartfren Telecom Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Mayora Indah Tbk Elang Mahkota Teknologi Tbk Sumber Alfaria Trijaya Tbk Asia Pacific Fiber Tbk Pakuwon Jati Tbk Ciputra Property Tbk Polychem Indonesia Tbk
JENIS INDUSTRI Pertambangan Pertanian Pertambangan Perdagangan, Jasa & Investasi Aneka Industri Pertambangan Properti dan Real Estate Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Industri Barang Konsumsi Industri Dasar & Kimia Industri Dasar & Kimia Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Properti dan Real Estate Pertambangan Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Aneka Industri Pertanian Properti dan Real Estate Perdagangan, Jasa & Investasi Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Properti dan Real Estate Industri Barang Konsumsi Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Pertambangan Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Industri Dasar & Kimia Industri Dasar & Kimia Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Perdagangan, Jasa & Investasi Industri Barang Konsumsi Perdagangan, Jasa & Investasi Perdagangan, Jasa & Investasi Aneka Industri Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Aneka Industri
48
NO 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
PERUSAHAAN Elnusa Tbk Mitra Adiperkasa Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Lautan Luas Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk Danayasa Arthatama Tbk Harum Energy Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Jaya Real Property Enseval Putera Megatrading Tbk Hero Supermarket Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk Tri Polyta Indonesia Tbk
93 94 95 96 97 98 99 100
Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Sampoerna Agro Tbk Davomas Abadi Tbk BW Plantation Tbk Ciputra Surya Tbk Duta Anggada Realty Tbk Surya Citra Media Tbk Trikomsel Oke Tbk
JENIS INDUSTRI Pertambangan Perdagangan, Jasa & Investasi Pertanian Aneka Industri Perdagangan, Jasa & Investasi Industri Barang Konsumsi Perdagangan, Jasa & Investasi Properti dan Real Estate Pertambangan Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Perdagangan, Jasa & Investasi Perdagangan, Jasa & Investasi Aneka Industri Industri Dasar & Kimia Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Pertanian Industri Barang Konsumsi Pertanian Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Perdagangan, Jasa & Investasi Perdagangan, Jasa & Investasi
III.2. Desain Penelitian III.2.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan dari 100 perusahaan berkapitalisasi besar yang telah terdaftar di BEI dari tahun 2006-2010. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia, yang selanjutnya dilakukan proses analisis dan interpretasi terhadap datadata tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Data- data berupa laporan keuangan 49
tahunan tersebut didapatkan dari situs BEI yaitu www.idx.co.id dan situs Jakarta Stock Exchange.
III.2.2. Penentuan Jumlah Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sedangkan populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI pada periode tahun 2006-2010. Jumlah sampel yang akan diambil adalah 100 perusahaan berkapitalisasi besar yang berada dalam populasi. Kriteria-kriteria data yang akan dijadikan sampel adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan termasuk dalam 100 perusahaan berkapitalisasi besar yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2006-2010. Peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 100 perusahaan karena beberapa penelitian sebelumnya yang mengenai topik GCG dan earnings management menggunakan sampel sebanyak 50 perusahaan. Peneliti ingin menambah sampel menjadi 100 perusahaan agar hasil penelitian lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.
2.
Data laporan keuangan perusahaan tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2006-2010 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
3.
Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan auditor dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.
4.
Data mengenai corporate governance pada periode 31 Desember 2010 tersedia lengkap.
50
III.2.3. Metode Pengumpulan Sampel Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Dalam metode ini, data yang diperlukan dikumpulkan dan dicatat, sedang mengenai studi kepustakaan diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan corporate governance dan earnings management, penelitian-penelitian terdahulu, dan ditunjang dengan literatur-literatur lainnya. Teknik pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian. Peneliti menggunakan purposive sampling karena tidak semua data dari populasi akan dijadikan objek penelitian, hanya yang mempunyai hubungan dan kaitan yang erat yang akan dijadikan sampel agar data dapat dipercaya dan akurat. Data yang berkaitan dengan corporate governance dan earnings management diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh BEI pada periode tahun 2006-2010 yang diunduh dari situs www.idx.co.id.
III.2.4. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data berupa analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16 dan Microsoft Excel 2007.
51
III.2.5. Metode Penyajian Data Untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian, peneliti memilih metode penyajian data berupa tabel dan grafik yang diproses dengan program SPSS versi 16.
III.2.6. Uji Statistik III.2.6.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Dengan menggunakan statistik deskriptif maka dapat diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum (Ghozali, 2006).
III.2.6.2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala normalitas, gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) yakni dilakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan bantuan SPSS versi 16. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tentang uji-uji yang diperlukan dalam uji asumsi klasik:
52
III.2.6.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan analisis grafik Normal Probability Plots dan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov
merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Sedangkan dengan uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya: 1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Cara pengambilan keputusan pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S) : 1.
Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya data residual tidak berdistribusi normal.
2.
2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data residual berdistribusi normal.
53
III.2.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Heteroskedastisitas terjadi dalam regresi apabila varian error (ei) untuk beberapa nilai x tidak konstan atau berubah-ubah. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisidas digunakan metode grafik scatterplot dan Uji Spearman’s rho. Cara pendeteksian adanya heteroskedastisitas melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) yang merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi- Y riil). Cara pengambilan keputusan pada uji statistik Uji Spearman’s rho: 1.
Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya terjadi masalah heteroskedastisitas.
2.
Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
III.2.6.2.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel independen, maka hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali,2006). Uji multikolinieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai
54
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Kriteria yang digunakan adalah model dinyatakan terbebas dari gangguan multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF di bawah 10 atau tolerance di atas 0,1.
III.2.6.2.4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2006). Deteksi autokorelasi dilakukan dengan uji statistik Durbin-Watson. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1.
Nilai d berkisar antara 0 dan 4, yaitu 0 ≤ d ≤ 4.
2.
Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi.
3.
Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi positif.
4.
Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi negatif.
III.2.6.3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Benar atau salahnya sebuah hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. Tapi tidaklah mungkin bagi seorang peneliti untuk memeriksa seluruh populasi. Oleh sebab itu, dilakukan hipotesis dan hipotesis tersebut harus diuji. Berikut beberapa cara pengujian hipotesis:
55
III.2.6.3.1. Uji Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory variable). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel dependen dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel independen. Jika variabel independen lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linier berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel terikat. Tujuan melakukan analisis regresi adalah sebagai berikut: 1.
Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel terikat dengan didasarkan pada nilai variabel bebas.
2.
Menguji hipotesis karakteristik dependensi.
3.
Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas di luar jangkauan sampel. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk analisis regresi linier
berganda. Model yang digunakan dalam regresi berganda untuk melihat pengaruh corporate governance dengan proksi kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, jumlah dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan juga ukuran perusahaan terhadap earnings management dalam penelitian ini adalah: ABSDAC
= β0 + β1 TA + β2 KI + β3 PDK + β4 UADK + β5 UKA
Keterangan: ABSDAC = Absolute Discretionary Accruals 56
TA
= Total Asset (mewakili variabel Ukuran Perusahaan)
KI
= Kepemilikan Institusional
PDK
= Proporsi Dewan Komisaris
UADK
= Ukuran Anggota Dewan Komisaris
UKA
= Ukuran Komite Audit
β0
= Konstanta
β1-5
= Koefisien regresi
III.2.6.3.2. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) (Goodness of Fit) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepastian yang paling baik dalam analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R2). R2 = 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) (Goodness of Fit).
III.2.6.3.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Peneliti dalam melakukan Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), menggunakan program SPSS. Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap F
57
hitung kemudian membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : •
Apabila F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi ( α ) < 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
•
Apabila F hitung ≤ F tabel dan tingkat signifikansi ( α ) > 0,05, semua variabel independen tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
III.2.6.3.4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t) Peneliti dalam melakukan Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t), menggunakan program SPSS. Uji t adalah pengujian secara statistik untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap t hitung, kemudian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : •
Apabila t hitung > t tabel, maka berarti secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
•
Apabila t hitung < t tabel, maka berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
58
III.2.7. Operasionalisasi Variabel Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai. Variabel dalam penelitian diklasifikasikan menjadi variable independen dan dependen. Variabel – variabel tersebut dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut ini: III.2.7.1. Variabel Dependen Penelitian ini mengukur discretionary accruals sebagai perwakilan dari earnings management dengan bantuan SPSS 16 dan Microsoft Excel 2007. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Jones Modifikasian (1995). Model Jones Modifikasian dipilih karena model ini dipercaya oleh penelitipeneliti sebelumnya dapat mendeteksi earnings management secara konsisten. Adapun langkah-langkah perhitungan untuk Model Jones Modifikasian adalah sebagai berikut : 1.
Mentabulasikan data-data yang dibutuhkan dan menghitung Total accruals TACt = [(ΔCA-ΔCash)/ TA
t-1
]- [ΔCL-ΔSTD-ΔTP)/ TA ]-(Dep/ TA )] t-1
t-1
Keterangan : ΔCA = Change in Current Assets ΔCash = Change in Cash ΔCL = Change in Current Liability ΔSTD = Change in Short Term Debt ΔTP = Change in Income Tax Payable TACt = Total Accruals TA = Total assets tahun sebelumnya t-1
Dep = Depreciation pada tahun berjalan
59
2.
Mempersiapkan data untuk mendapatkan α α dan α 0,
1
2
TAC /TA = α + α (ΔREV / TA ) + α ( PPE / TA ) t
t-1
0
1
t
t-1
2
t
t-1
Keterangan:
TAC = Total accrual t
TA = Total Assets tahun sebelumnya t-1
α , α , α = Estimation from equation 0
1
2
ΔREV = Change in Revenue t
PPE = Gross Property, Plant and Equipment t
3.
Memasukkan koefisien regresi (α , α dan α ) ke dalam perhitungan normal accrual 0
1
2
(Non Discretionary Accruals – NDAC) NDAC = α + α (ΔREV – ΔREC / TA ) + α ( PPE / TA it
0
1
t
t
t-1
2
t
t-1
)
Keterangan : NDAC = Non Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t it
TA = Total Assets tahun sebelumnya t-1
α , α , α = Estimation from equation 0
1
2
ΔREV = Change in Revenue t
ΔREC = Change in Receivable t
PPE = Gross Property, Plant and Equipment t
4.
Menghitung Abnormal accruals (Discretionary accruals) di periode investigasi. Model Modifikasi Jones memfokuskan pada discretionary accruals sebagai ukuran earnings management. Discretionary accruals adalah bagian dari total accruals 60
yang tidak dapat dijelaskan oleh kegiatan perusahaan. Berikut ini adalah cara Perhitungan discretionary accruals : DAC = TAC – NDAC it
it
it
Nilai discretionary accruals merupakan perwakilan earnings management. Penelitian ini menggunakan Absolute discretionary accruals karena yang menjadi perhatian didalam penelitian ini hanya besaran dari pengolahan laba (discretionary accruals), bukan arahnya ( positif atau negatif). Adapun perhitungannya berubah menjadi : ABSDAC = TAC - NDAC it
it
it
III.2.7.2. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance dengan proksi kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, jumlah dewan komisaris, dan keberadaan komite audit. Berikut penjelasannya: III.2.7.2.1. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan merupakan variabel yang diukur dari jumlah total asset perusahaan sampel pada tahun yang bersangkutan.
III.2.7.2.2. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking.
61
Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar.
III.2.7.2.3. Proporsi Dewan Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak berafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (KNKG,2004). Proporsi dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.
III.2.7.2.4. Ukuran Dewan Komisaris Beiner et al. (dalam Ujiantho dan Pramuka, 2007) menyebutkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.
III.2.7.2.5. Ukuran Komite Audit Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Ukuran komite audit diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit yang ada di perusahaan.
62