BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data.
A. Lokasi dan Subjek/Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada alat ukur penilaian literasi sains/kimia yang dikonstruksi. Proses validasi alat ukur dilakukan di jurusan pendidikan kimia UPI dan beberapa sekolah di kota Bandung. Untuk menguji reliabilitas dari alat ukur yang dikonstruksi, alat ukur yang telah divalidasi diujicobakan kepada siswa SMA kelas X semester ganjil yang berjumlah 40 siswa di salah satu SMA di kabupaten Bogor.
B. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan model rekonstruksi pendidikan (educational recontruction) (Duit, et al., 2012). Gagasan kunci dari model rekonstruksi pendidikan mencakup struktur konten ilmu pengetahuan tertentu yang harus diubah ke dalam struktur konten untuk pengajaran. Model ini memiliki tiga komponen yakni klarifikasi dan analisis wacana, penelitian mengajar dan belajar, serta implementasi dan evaluasi dimana ketiga komponen ini memiliki hubungan yang saling berkaitan, seperti ditunjukkan
pada gambar 2.1 dalam bab II di
halaman 13. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan komponen 1 saja yakni klarifikasi dan analisis wacana. Komponen klarifikasi dan analisis wacana ini, menyangkut proses analisis mengubah pengetahuan manusia (kebudayaan) seperti pengetahuan bidang tertentu menjadi pengetahuan untuk sekolah yang melibatkan literasi sains pada siswa. Pada komponen ini, struktur konten pada bidang tertentu diubah menjadi struktur konten untuk pembelajaran. Konten tersebut dibuat sesederhana mungkin agar dapat diterima oleh siswa, tetapi juga memperkaya siswa dengan meletakkannya Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
41
ke dalam konteks yang membuat siswa mengerti dan menambah rasa ingin tahunya. Berdasarkan gambar 2.2 dalam bab II di halaman 14, terdapat dua proses yang dilibatkan dalam klarifikasi dan analisis wacana, yaitu elementarisasi yang mengarah pada ide-ide dasar dari konten di bawah pemeriksaan dan konstruksi struktur konten untuk pengajaran. Dalam kedua proses masalah konten ilmu pengetahuan dan isu-isu perspektif siswa (konsepsi siswa dan pandangan tentang konten maupun variabel afektif seperti minat dan konsep ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa) harus diperhitungkan. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa struktur konten sains harus disesuaikan dengan struktur konten pembelajaran (Duit, et al.,2012).
C. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang menyeluruh, menyangkut semua komponen dan langkah (Kuntoro, 2006). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method. Mix method merupakan sebuah desain penelitian yang melibatkan pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif dalam studi tunggal, dan menghasilkan penjelasan yang masuk akal untuk memadukan data, melibatkan penelitian kualitatif maupun kuantitatif, menyajikan gambaran dari prosedur dalam penelitian, serta menyatupadukan data penelitian dalam cara yang berbeda. Mix method yang digunakan oleh peneliti adalah mix method jenis sequential exploratory design, yang dimulai dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif dengan tujuan eksplorasi dan dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif, dengan pola pengembangan seperti ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut.
Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
42
Kualitatif (Pengumpulan Data) Kualitatif (Analisis Data) Kuantitatif (Pengumpulan Data) Kuantitatif (Analisis Data) Interpretasi Semua Hasil Analisis Data
Gambar 3.1 Pola Pengembangan Sequential Exploratory Design (Creswell, 2011) D.
Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat
dalam penelitian ini, berikut adalah penjelasan singkat beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian, antara lain:
Konstruksi adalah proses mengubah struktur konten ilmu pengetahuan tertentu menjadi struktur konten untuk pembelajaran yang melibatkan literasi sains pada siswa. (Duit, 2012)
Alat ukur penilaian yang dimaksud adalah instrumen untuk melakukan pengukuran hasil belajar siswa. Alat ukur yang digunakan tersebut berupa tes tertulis untuk mengevaluasi kemampuan literasi sains. (Sudiatmika, 2010).
Konten sains adalah salah satu dimensi literasi sains yang merujuk pada konsep dan teori fundamental untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (OECD, 2009). Konten dalam penelitian ini adalah ikatan kimia sesuai dengan standar isi kurikulum 2013.
Konteks aplikasi sains adalah salah satu dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan sains dan teknologi area aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi serta iklim dalam konteks global (OECD, 2009). Konteks yang digunakan dalam penelitian ini adalah keramik.
Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
43
Literasi Sains adalah kemampuan menggunakan kompetensi PISA 2009 dalam menjawab soal-soal literasi sains menggunakan konteks keramik untuk konten ikatan kimia. (OECD, 2009)
E. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rumusan masalah, maka digunakan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kesesuaian aspek konteks dan konten, alat ukur penilaian literasi sains, lembar validasi ahli, dan lembar penilaian kesesuaian alat ukur yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA. Secara lebih rinci instrumen tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1.
Lembar Kesesuaian Aspek Konteks dan Konten Informasi mengenai karakteristik teks bacaan keramik-ikatan kimia diperoleh
dengan melakukan penggabungan aspek konteks keramik dengan aspek konten ikatan kimia menjadi satu wacana teks utuh yang akan digunakan sebagai sumber pembuatan soal-soal literasi sains/kimia. 2.
Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Alat ukur penilaian literasi sains berupa soal pilihan ganda dengan lima
pilihan jawaban. Jumlah butir soal literasi sains siswa SMA dalam konteks keramik dibuat sebanyak 40 butir soal. Empat puluh butir soal ini mencakup pengukuran kemampuan proses sains (kompetensi ilmiah PISA), pengetahuan, dan sikap sains (kompetensi aspek sikap PISA) yang disajikan terkait dengan konteks. 3. Lembar Validasi Ahli Lembar validasi ahli digunakan untuk mengetahui penilaian dari para ahli terhadap alat ukur yang dikonstruksi peneliti. Lembar validasi berisi penilaian terhadap kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar, indikator dengan kompetensi PISA 2009, dan kesesuaian indikator dengan butir soal. Butir soal yang dibuat sebanyak 40 butir soal berbentuk pilihan ganda. Empat puluh butir soal ini mencakup pengujian terhadap pengetahuan sains dan sikap sains siswa. Jumlah tenaga ahli yang dianjurkan minimal lima orang. Peneliti meminta
Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
44
bantuan kepada 7 orang tenaga ahli. Adapun lembar validasi ahli adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Lembar Validasi Ahli Kesesuaian N
Kompetensi
Kompetensi
Indikator
Butir
o
Dasar
PISA 2009
Pembelajaran
Soal
A Y
T
Saran
B
C
Perbaik
Y T
Y T
an
Keterangan : Pilihan jawaban untuk kolom kesesuaian : Kolom A
: Kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar
Kolom B
: Kesesuaian antara indikator dengan kompetensi ilmiah PISA 2009
Kolom C
: Kesesuaian antara indikator dengan butir soal
4.
Lembar Penilaian Ahli terhadap Kesesuaian Alat Ukur Penilaian yang Dikonstruksi dengan Karakteristik Soal-soal Literasi Sains dalam PISA Untuk tujuan penilaian dalam definisi PISA mengenai literasi sains. Literasi
sains
dapat dikarakterisasi dari empat aspek yang berkaitan yakni konteks
aplikasi sains, konten sains, proses sains, dan sikap sains. Penilaian ahli akan kesesuaian alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan dengan karakteristik soal-soal PISA dikumpulkan melalui angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2009). Angket merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung melakukan tanya jawab dengan responden) (Sukmadinata, 2010). Oleh karena itu, penggunaan angket dapat mengefisienkan waktu untuk penelitian. Instrumen ini berisi tujuh pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari ahli mengenai kesesuaian alat ukur yang dikembangkan dengan karakteristik soal PISA. Angket berisi pernyataanpernyataan dalam format skala Guttman. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban tegas antara “ya-tidak”.(Sugiyono, 2012) Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
45
F. Alur Penelitian Untuk membantu mengarahkan langkah-langkah penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, proses pengembangan instrumen digambarkan melalui alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.2. Telaah Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA
Telaah Kepustakaan Literasi Sains/Kimia
Perumusan Indikator Aspek Kognitif melalui Telaah Konteks, Konten, dan Aspek Kompetensi PISA 2009
Telaah Kepustakaan Penilaian Literasi Sains
Perumusan Indikator Aspek Sikap melalui Telaah Konteks, Konten, dan Aspek Sikap PISA 2009
Klarifikasi dan Analisis Wacana
Perumusan Kisi-kisi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains
Alat Ukur Penilaian Literasi Sains tidak valid Validasi valid Uji Reliabilitas
Penilaian Ahli Terhadap Alat Ukur
Interpretasi Data
Kesimpulan
Gambar 3.2 Alur Penelitian Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Revisi
46
Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.2, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan submateri pokok ikatan kimia dalam standar isi mata pelajaran kimia SMA. b. Menelaah kepustakaan literasi sains/kimia melalui jurnal-jurnal penelitian. c. Menelaah kepustakaan penilaian literasi sains melalui jurnal-jurnal penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Setelah melaksanakan semua tahap di tahap persiapan kemudian masuk ke tahap pelaksanaan, yaitu : a.
Perumusan indikator aspek kognitif melalui analisis konteks dan konten Indikator aspek kognitif dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif disesuaikan dengan KI dan KD Kurikulum 2013 dan Kompetensi Ilmiah PISA 2009
b.
Perumusan indikator aspek sikap melalui telaah konten dan sikap Indikator aspek kognitif dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap disesuaikan dengan KI dan KD Kurikulum 2013 dan Aspek Sikap PISA 2009.
c.
Melakukan klarifikasi dan analisis wacana materi pokok ikatan kimia menggunakan konteks keramik yang disesuaikan dengan rekonstruksi pendidikan. Wacana yang dianalisis berupa wacana konten dan wacana konteks.
Analisis wacana dituangkan dalam bentuk tabel
seperti berikut:
Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
47
Tabel 3.2 Format Analisis Wacana Teks Teks Asli
Proses Penghalusan
Teks Dasar Hasil Penghalusan
Pada proses analisis wacana konten, dilakukan analisis terhadap buku-buku teks kimia dan penjelasan materi pokok ikatan kimia menggunakan konteks keramik. wacana yang dianalisis berupa wacana konten interaksi antarmolekul dilakukan melalui buku-buku teks kimia [Burton, (1994), Petruci, (1987), dan Mcmurry(2005)] dan wacana konteks keramik dilakukan melalui jurnal [Baehr, (1995), dan Heimann, (2010)]. d.
Menyusun kisi-kisi alat ukur penilaian literasi sains
e.
Menyusun alat ukur penilaian literasi sains.
f.
Melakukan validasi ke beberapa ahli.
g.
Melakukan uji coba tes menggunakan alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan dalam penelitian.
h.
Meminta penilaian ahli terhadap alat ukur yang dikonstruksi
3. Tahap Akhir Setelah seluruh tahapan dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian, pengolahan data, perbaikan alat ukur, analisis, lalu menarik kesimpulan dan saran.
G. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dari lembar kesesuaian aspek konteks dan konten, lembar validasi ahli dan nilai reliabilitas alat ukur, serta lembar penilaian kesesuaian soal literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA. Adapun teknik pengumpulan data untuk menjawab rumusan masalah di bab I adalah sebagai berikut: Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
48
1. Untuk karakteristik teks bacaan keramik-ikatan kimia dilakukan dengan cara mengkaji wacana aspek konteks dan konten serta keterpaduannya dalam teks halus yang diperoleh. 2. Untuk validitas dari alat ukur yang dihasilkan, dilakukan dengan memvalidasi alat ukur
kepada 7 orang ahli. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah alat ukur yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur berdasarkan judgment para ahli. 3. Untuk reliabilitas dari alat ukur, dilakukan dengan mengujicobakan alat ukur tersebut kepada sejumlah siswa SMA di salah satu sekolah negeri di kota Bogor. 4. Untuk penilaian ahli, dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 5 orang ahli mengenai kesesuaian alat ukur yang dikonstruksi dengan karakteristik soal literasi sains dalam PISA.
H. Analisis Data 1.
Data Kesesuaian Teks Bacaan Keramik-Ikatan Kimia Data yang diperoleh dari hasil kajian terhadap wacana aspek konteks dan
konten, kemudian dianalisis dalam bentuk tabel kesesuaian aspek konteks dan konten. Hal ini bertujuan untuk melihat keterpaduan dari kedua aspek tersebut, sehingga dapat diperoleh sebuah teks bacaan yang memuat struktur konten, yang ditempatkan ke dalam konteks yang berguna bagi siswa. 2.
Data Hasil Validasi Alat Ukur Data dari lembar validasi dikelompokkan dan diolah. Hasil pengolahan
data kemudian dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan untuk menilai kualitas alat ukur dan untuk memperbaiki alat ukur yang dikembangkan, sehingga pada tahap akhir selain mendapatkan nilai dari kualitas alat ukur yang dikembangkan, juga mendapatkan alat ukur yang telah diperbaiki. Lembar validasi ahli dianalisis dengan cara : a. Kriteria penilaian hasil validasi Data tanggapan ahli yang diperoleh berupa ceklist. Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
49
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Validasi Alat Ukur Kriteria
Bobot
Ya
1
Tidak
0 (Lawshe, 1975)
b. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah 1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)
ne : jumlah ahli yang menyatakan Ya N : total respon Ketentuan a) Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = b) Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0 c) Saat seluruh ahli menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden). d) Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99. 2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten) Setelah mengidentifikasi validitas tiap butir soal menggunakan CVR, CVI dihitung untuk menghitung keseluruhan validitas dari soal yang dibuat. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya.
(Lawshe, 1975)
Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
50
3.
Data Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency yang
dilakukan dengan cara mencobakan instumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson) sebagai berikut: ]
Dimana,
r = reliabilitas tes secara keseluruhan k = jumlah soal p= proporsi subjek menjawab soal dengan benar q= proporsi subjek menjawab soal dengan salah s2 = variansi skor-skor tes (Firman, 2000)
4.
Data Hasil Penilaian Kesesuaian Karakteristik Alat Ukur Penilaian dengan Soal Literasi Sains dalam PISA Hasil penilaian dari para ahli kemudian dikelompokkan dan diolah
menggunakan skala Guttman. Berdasarkan instrumen yang diberikan kepada responden sejumlah p, jumlah item sebanyak q, dan skor tertinggi adalah 1, maka jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = p
q
1. Instrumen ini diberikan kepada 5 responden, dan sebelum dianalisis, data yang diperoleh harus ditabulasikan terlebih dahulu.
Dini Rusfita Sari, 2014 Konstruksi Alat Ukur Konten Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Keramik Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu