BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Jenis metode yang digunakan adalah metode Survei. Metode Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun daerah (Nazir, 1988: 65).
Menurut Sukmadinata
”metode survei adalah tindakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil” (Sukmadinata, 2006: 82). Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, citacita, perilaku kebiasaan, dll. Menurut Nur Indriantoro (1999:152) “metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli”. Menurut Singarimbun (1995;1) Metode survey adalah “Penelitian yang dilakukan dengan cara pengambilan sample dari satu populasi dan digunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pada dasarnya, survai dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sensus dan survai sampel. Sensus adalah survai yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Untuk penelitian ini menggunakan survai sampel yang dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi.
102
103
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD PJJ UPI yang secara sah terdaftar dan mengikuti seluruh kegiatan perkuliahan sesuai peraturan yang diterapkan pada program PGSD PJJ UPI. Jumlah populasi mahasiswa dari dua angkatan yang berjumlah 200. 2. Sampel Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan metode Probabiliti Sampling dengan teknik sample acak atau random, menurut Sukmadinata (2006: 253): ”Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Individu-individu tersebut punya peluang yang sama, bila mereka memiliki karaktersistik yang sama atau diasumsikan sama” Untuk selanjutnya menurut pendapat Suharsimin Arikunto tentang sampling adalah sebagai berikut; ”untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selankutnya , jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih...” (Arikunto;2002;112) Mengacu pada pendapat tersebut maka sampel, dari seluruh maka diambil sebanyak 40%. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak mahasiswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
80
104
Angkatan/ Semester 2007/IV
Tabel 3.1 Jumlah sampel penelitian Kelas Jumlah Anggota Sampel 20 A 50 20
2007/IV
B
50
2006/V
A
47
2006/V
B
53
20 20
Jumlah sampel
200
Daerah Tasik, Ciamis, Kab Bandung Cianjur, Sukabumi, Kab Bandung Kab Bandung, Garut Kab Bandung, Sumedang, Cimahi
80 mahasiswa
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian yang penting dalam peneltian. Menurut Nazir (1999: 211) ”Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, angket dan studi dokumentasi. Wawancara akan dilakukan kepada dosen/tutor untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar saat mengikuti proses pembelajaran model blended e-learning. Setelah wawancara maka akan dilakukan penyebaran angket. Menurut Suharsimin Arikunto (1999: 140) yaitu: ”Angket atau kuisioer adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
105
Penyebaran angket akan diberikan kepada mahasiswa, untuk mendapatkan respon sikap terhadap penyelenggaraan program PGSD PJJ UPI, yang melakukan proses perkuliahan model pembelajaran blended e-learning. Teknik lain pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah studi dokumentasi. Dokumentasi yang akan dianalisis dapat berupa dokumentasi tertulis, gambar, maupun elektronik. Menurut Arikunto (1997 : 236) ”metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya”. 2. Instrument Penelitian dan Kisi-Kisi Instrumen Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis dan digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Instrumen penelitian dibuat berdasarkan hasil kerangka berpikir yang tertuang dalam bentuk kisi-kisi instrumen penelitian. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. Bentuk instrumen yang dibagikan adalah non-tes berupa pedoman wawancara, angket atau kuesioner. Sebelum membuat kisi-kisi, terlebih dahulu dirumuskan definisi operasional setiap variabel, sehingga memudahkan pengukurannya. Di dalam kisi-kisi terlihat variabel, indikator dan sub indikator bila diperlukan, serta jumlah pertanyaan. Jumlah pertanyaan dalam setiap instrumen harus
106
disesuaikan dengan mempertimbangkan karakteristik sampelnya serta tujuan penelitiannya. Alur tahapan penyusunan dan pengembangan instrumen dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 3.1 Bagan Pembuatan Instrumen Penelitian Tahap selanjutnya setelah Instrumen penelitian dibuat terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen untuk validitas dan reabilitas instrumen. Instrumen penelitian belum dapat digunakan apabila belum diketahui validitas dan reabilitasnya. Kisi-kisi dan Instrumen yang dibuat untuk uji coba penelitian ini ada pada lampiran 3.1 lampiran 3.2.
3. Uji Validitas Instrumen Validitas menurut Suharsimin Arikunto (1999: 160) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diingikan. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mengukur gejala sikap melalui angket dan wawancara, maka termasuk validitas instrumen berkarakteristik konstruk. Menurut Sugiyono (2007: 350),
107
instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Untuk mendapatkan definisi, maka diperlukan teori-teori. Dalam hal ini Sutrisno Hadi menyatakan ”bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid” (Sugiyono, 2007: 352). Untuk menguji validitas konstruk, maka dilakukan dengan cara judgement experts. Judgement experts dilakukan dengan cara menelaah kisikisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator dan butir-butir pertanyaan. Mohammad Ali (1999:83) menjelaskan sebagai berikut: Pengujian kevalidan isi dengan cara judgement dilakukan dengan cara menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator dan butir-butir pertanyaan. Bila antara unsurunsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen itu dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulan data untuk kepentingan peneliti yang bersangkutan. Instrumen yang telah dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (Sugiyono, 2007: 352) ”...para ahli akan memberi pendapat: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, dan mungkin dirombak total.”
108
4. Uji Reabilitas Instrumen Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 120-121) menjelaskan bahwa ”Reabilitas alat ukur adalah ketetapan/keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya”. Jika Instrumen tersebut memiliki tingkat reabilitas yang tinggi maka ketika digunakan beberapa kali akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Uji reabilitas pada penelitan ini adalah dengan cara menyebarkan uji coba angket. Setelah hasilnya diperoleh dilakukan pengolahan untuk mengetahui aspek-aspek yang kurang. Tahap selanjutnya angket tersebut direvisi untuk diperbaiki dan ditambahi aspek-aspek yang kurang. Kemudian, kisi-kisi dan Instrumen penelitian yang telah diuji coba divaliditas dan direabilitas (lampiran 3.4 dan 3.5).
D. TEKNIK ANALISIS DATA Data yang terkumpul akan diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu: data kualitatif dan data kuatitatif. Data bersifat kualitatif didapatkan dari hasil wawancara dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dan dijelaskan dengan kata-kata. Sebagaimana Suharsimi Arikunto, menjelaskan bahwa ”...data yang bersifat kualitatif, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahpisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan”. Untuk data yang bersifat kuantitatif, didapatkan dari instrumen angket yang berwujud angka-angka. Proses pengolahan data akan menggunakan perhitungan statistik, yaitu berupa presentase.
109
Teknik analisis data ini dijelaskan oleh Suharsimin Arikunto (1999: 246) bahwa ”...pencarian presentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan tetap berupa presentase”. Prosentase untuk setiap frekuensi responden ( f ) dengan jumlah sampel (N), kemudian dikalikan dengan 100% atau tahap kemungkinan dengan rumus:
Keterangan : P/%
= Prosentase = Frekuensi yang menjawab
N
= Jumlah Sampel
Setelah jawaban dianalisis dan dihitung maka dibuat tabel. Di dalam tabel, hasil perhitungan persentasekan, lalu ditafsirkan dengan kalimat yang dikarang. Penafsiran data dalam penelitian ini dibagi dalam data dua kriteria. Pertama pertanyaan dalam angket yang boleh dijawab hanya satu kemungkinan jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden.. Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto. Kemudian data yang telah persentasekan dianalisa dengan menggunakan kriteria menurut (Arikunto, 1998)), yaitu: 0% : Tidak seorang pun responden. 1 – 19% : Sangat sedikit responden. 20 – 39% : Sebagian kecil responden
110
40 – 59% : Sebagian responden 60 – 79% : Sebagian besar responden 80 – 99% : Hampir seluruhnya responden 100%
: Seluruh responden (Arikunto, 1998)
Untuk analisis indikator pelaksanaan Perkuliahan Sistem PJJ pada Program PJJ S1 PGSD UPI model blended e-learning dilakukan dengan analisi rentang kriteria sebagai berikut : 0% - 40%
: Belum Baik
41% –
60% : Hampir Baik
61% –
80% : Sudah Baik
81% – 100% : Sangat Baik
E. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : a. Menyusun dan mengonsultasikan metodologi penelitian yang akan digunakan kepada dosen pembimbing. b. Pembuatan kisi-kisi dan instrumen penelitian yaitu angket dan pendoman wawancara.
2. Studi Pendahuluan Dalam tahap studi pendahuluan akan dilaksanakan pada kegiatan tutorial kunjung dimana mahasiswa datang ke kampus. Berikut kegiatan studi pendahuluan yang dilakukan
111
a. Uji angket penelitian dengan menyebarkan angket kepada mahasiswa. b. Melakukan pengambilan dokumentasi awal, yaitu dokumentasi photo kegiatan. c. Setelah angket disebarkan dan dikumpulkan kembali, dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk membuktikan ketepatan alat ukur (instrumen penelitian).
3. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data Berikut tahap proses pengumpulan data : a.
Melakukan
pengambilan
sampel
untuk
menentukan
jumlah
mahasiswa yang akan diberikan angket. b.
Melakukan penyebaran angket yang telah di validkan kepada mahasiswa sesuai dengan jumlah sampel.
c.
Mengumpulkan data dokumenatasi yang penting dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
d.
Melakukan wawancara kepada 5 dosen pengajar.
e.
Memeriksa jumlah angket yang kembali.
f.
Memeriksa jawaban dosen yang diwawancara.
4. Tahap Pengolahan Data Hasil Penlitian Berikut hal-hal yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian : a.
Mengolah data sesuai teknik analisis data yang telah ditentukan.
b.
Melakukan penyajian data sebagai proses pengumpulan informasi.
c.
Melakukan analisis data.
112
d.
Membuat penafsiran data sementara.
e.
Menyimpulkan hasil data dari respon wawancara.
f.
Menarik kesimpulan sementara.
5. Tahap Pelaporan Tahap pelaporan adalah tahap akhir dari penelitian ini. Berikut pemaparan kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaporan : a.
Merumuskan hasil penelitian dilapangan.
b.
Melakukan pembahasan sesuai teori yang digunakan.
c.
Menyusun laporan secara keseluruhan dalam skripsi secara sistematis.
d.
Mempertanggung jawabkan skripsi dalam ujian sidang kepada tim penguji.