BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah quasi eksperimental design (metode eksperimen semu). Metode ini digunakan tanpa menggunakan kelas control atau kelas pembanding. Hal ini karena setiap siswa/kelas mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam tingkat pemahamannya, sehingga kelas eksperimen tidak dapat dibandingkan dengan kelas control.meskipun perlakuan yang diberikan sama, tingkat pemahaman yang dicapai oleh siswa akan beragam di setiap kelasnya (Sugiono, 2006). Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga apabila peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan rusaknya suasana kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan kelas yang sudah ada. dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan media pembelajaran macromedia flash. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kelompok kontrol untuk perbandingan. 3.1.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri SD Negeri Kali beji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2013, perincian dapat dilihat pada table berikut:
29
30
Waktu
Tabel 1 Kegiatan Penelitian April
Kegiatan
1
2
3
4
Persiapan Pelaksanaan Analisis Data Penyusunan Laporan 3.2
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2007:3) variabel merupakan gejala menjadi fokus peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Macam-macam variabel yang digunakan peneliti yaitu: a. Variabel Bebas ( indenpenden ) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen ( variabel terikat). Jadi indenpenden adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan media animasi macromedia Flash 8.0 (X). b. Variabel Terikat (dependen ) Variabel ini sering disebut sebagai variabel respon, output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena danya variabel bebas. Dalam variabel ini yang menjadi variabel dependen yaitu hasil belajar IPA (Y).
31
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y). untuk mengetahui hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat di lihat tabel berikut: Tabel 2 Hubungan Antar Variabel Penelitian Pembelajaran Media
menggunakan
Pembelajaran
Animasi
Variabel Bebas (X)
macromedia Flash 8.0 Macromedia flash 8.0
3.3 4
Variabel Terikat (Y) (X Y)
Desain Eksperimen Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. X
R R Sugiyono (2010: 112) 5
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random (R), kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen (
) dan kelompok kontrol
. Hasil pretes
yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen (X), dan pengaruh pembelajaran (
&
).
6
Dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
7
R = kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa yang diambil secara random.
8
kedua kelompok tersebut diberi pre tes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
32
9
hasil belajar dari tes kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dengan media plastisin,per pegas,magned,paku dll.
10
= hasil belajar dari tes kelompok kontrol yang tidak diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dengan media plastisin,per pegas,magned,paku dll.
11
Perlakuan. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan media animasi Mackromedia Flash 8.0, sedangkan kelompok bawah yang merupakan kelompok kontrol, pembelajaran tidak dengan menggunakan media animasi Mackromedia Flash 8.0.
3.4 Defenisi Operasional Penelitian Menurut Drs. Zainal Arifin, M.Pd. (2011) Definisi Operasional Penelitian adalah definisi khusus yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan dilaksanakan oleh peneliti lain. Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.4.1 Pembelajaran menggunakan Media Animasi Macromedia flash 8.0 Media macromedia flash adalah suatu softwere animasi media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran agar lebih menarik dan mudah di pahami Siswa dan penerapannya menggunakan computer dan imager proyektor. Penggunaan macromedia flash merupakan karena Guru dapat memberikan pembelajaran yang menarik dan mudah dimengerti bagi siswa Oleh karena itu Kegiatan penggunaan media realia dapat membuat siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
33
3.4.2 Hasil belajar IPA Menurut Salim (2000:190) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. baik afektif, kognitif dan psikomotor Pada saat proses pembelajaran berlangsung dan memberikan perubahan yang positif setelah melakukan kegiatan pembelajaran. indikator hasil belajar adalah adanya semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan memberikan kebanggaan tersendiri bagi guru setelah memberikan perubahan tingkah laku positif kepada siswa . 3.4.3 Populasi dan Sampel Penelitian Adapun populasi dan sampel penelitian akan di jabarkan dalam uraian dibawah ini: 3.4.4 Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2007:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kali beji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Tabel 3 Jumlah Populasi SD Negeri Kali beji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
No
Sekolah
kelas
Status Kelas
1.
SD Negeri Kali beji IV A 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang SD Negeri Kali beji IV B 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Eksperimen
15 Siswa
Kontrol
21 Siswa
2.
Jumlah
34
3.5 Sampel Penelitian Menurut Drs. Zainal Arifin, M.Pd. (2011) Sempel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sempel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur populasi). Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa agar dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya melalui teknik pengambilan sampel atau teknik sampling tertentu. Dari penegertian diatas penulis simpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dan diambil dengan cara atau teknik tertentu. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Penggunaan
cluster random sampling ini didasarkan
pertimbangan bahwa di kelas IV telah dibagi perannya yaitu kelompok siswa inti dan kelompok siswa imbas. Untuk pengambilan cluster maka penulis mengambil sampel 2 kelas dari 1 SD semester 2 yang dibagi menjadi menjadi 1 kelas inti IV B yaitu kelas eksperimen dan 1 kelas imbas IV A yaitu kelas kontrol. Jumlah sampel SD Negeri Kali beji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Jumlah Sampel SD Negeri Kali beji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
No Sekolah 1. 2.
Kelas
SD Negeri Kali beji 01 IV A Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang SD Negeri Kali beji 01 IV B Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Status Sekolah Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa 15 Siswa 21 Siswa
3.5.1 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa adalah menggunakan tes, dan pengamatan
35
a. Tes Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah sampel perilaku (menjawab pertanyaan seberapa baikkah seorang siswa melakukan tugas pelajaran baik dibandingkan dengan siswa lainnya maupun dibandingkan dengan tolok ukur pengerjaan sebuah tugas pelajaran). Rakhmat
(2001).
Dalam tes ini dapat digunakan untuk
mengukur pada aspek kognitif dan psikomotornya. Standar
Kompetensi
kompetensi
Dasar
memahami
Menyimpulkan
gaya
Indikator -
dapat hasil percobaan
mengubah
bahwa
gaya
gerak
(dorongan dan
dan/atau
tarikan) gerak
Membuat
daftar -
Obyektif
berbagai
gerak
pilihan
benda. -
dapat suatu
ganda.
Mendemonstrasikan cara
bentuk suatu mengubah benda
Jenis soal
Obyektif
menggerakan
pilihan
benda, misalnya di
ganda.
dorong
benda.
-
dan
dilempar. -
Mengidentifikasi faktor
yang
mempengaruhi gerak
-
Obyektif pilihan ganda.
benda,
misalnya bebas
jatuh akibat
gravitasi, gerak di lantai
yang
datar
karena dorongan b. Teknik Observasi Menurut Drs. Zainal Arifin, M.pd. (2011) Observasi adalah suatu proses yang alami, dimana kita semua sering melakukannya. Di dalam kelas, guru sering melihat, mengamati, dan melakukan interpretasi.
36
Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer. Dengan menggunakan metode ini data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui apakah peneliti melakukan
pembelajaran
sesuai
dengan
prosedur
penggunaan
macromedia Flash 8.0 3.5.2 Validitas dan Reabilitas Instrumen Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan realiabel (Arikunto, 2006:168). Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis telah melakukan uji validitas dan reabilitas di SD dengan jumlah responden sebanyak 21 siswa. Setelah dilakukan uji validitas da realibilitas instrument selanjutnya instrument tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Menurut Sudjana, ( 2008:12 ) Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Menurut Gay (dalam Mawardi, 2005:62) disebutkan bahwa tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap butir instrument dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri (corrected item to total correlation). Tekniknya dengan mencari koefisien corrected item to total correlation. Menurut Azwar (dalam Nugrahadi, 2009:35) menyatakan suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation
0,2.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya, artinya, kapan pun penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2008: 16). Uji realibilitas instrument digunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan Marlley (Giyarti, 2010) sebagai berikut.
37
= tidak dapat diterima = dapat diterima = realiabilitas bagus = realiabilitas memuaskan 3.5.3 Analisis Validitas Instrumen Uji validitas dilaksanakan pada hari Rabu, 10 April 2013 di Negeri Kalibeji 01 kelas V. Uji validitas ini dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang siswa. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, hasil yang diperoleh pada tahap pertama pengolahan data dengan bantuan SPSS 16.0 for windows adalah terdapat 16 dari 50 item soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item to total correlation dibawah 0,2 yaitu soal nomor 3, 12, 16, 18, 22, 24, 25, 32, 35, 39, 40, 43, 44, 45, 46, dan 49. Analisis selanjutnya, soal yang tidak valid dikembalikan dan dilakukan pengolahan data kembali. Dari hasil analisis ke dua masih terdapat 2 item soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4 dan 7, sehingga dua item soal tersebut juga dikembalikan dan dilakukan analisis kembali. Dari hasil analisis ke tiga masih terdapat satu item soal yang tidak valid yaitu nomor 19, kemudian item soal nomor 19 juga harus dikembalikan dan dilakukan analisis lagi. Dari hasil analisis ke empat diperoleh hasil akhir setiap item soal adalah valid, karena memiliki koefisien corrected item to total correlation diatas 0,2. Dari hasil akhir pengolahan data tersebut dapat diketahui banyaknya jumlah soal yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 31 item soal. Sebaran soal-soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5 Validitas Instrumen Pretest dan Posttest Valid
Tidak Valid
1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 3, 4, 7, 12, 16, 18, 19, 22, 14, 15, 17, 20, 21, 23, 26, 24, 25, 32, 35, 39, 40, 43,
38
27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 44, 45, 46, 49 36, 37, 38, 41, 42, 47, 48, 50 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan pengujian prasyarat dan uji hipotesis. 3.6.1 Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam pelaksaan uji prasyarat ini menggunakan program computer SPSS for Window versi 16.0. ketiga persyaratan tersebut adalah 3.6.1.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS 16.0 (statistical product and service solution). yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze, Comperemean, Oneway Anova. 3.6.1.2 Uji Normalitas Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal memiliki fungsi densitas seperti lonceng terbalik yang simetris. Sekitar 68% nilai dari variasi normal jatuh pada 1 standar deviasi, 95% dalam 2 standar deviasi, dan 99.7% dalam 3 standar deviasi.
39
3.6.1.3 Uji Hipotesis dengan Uji T Tes Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji Independent Samples T Test. Uji Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples T Test) sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variaces Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisis data yaitu dengan kriteria sebagai berikut: 1) Membandingkan t hitung dengan t tabel: Ho diterima jika -t tabel
t hitung
t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 2) Berdasarkan signifikansi: Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika signifikansi < 0,05 Adapun cara interprestasi hasil, setelah data dianalisa adalah: 1) Lihat dan interprestasi hasil signifikannya Probabilitas = antara 0,000 s/d 0,010 maka hasilnya sangat signifikan. Probabilitas = antara 0,011 s/d 0,050 maka hasilnya signifikan. Probabilitas = diatas 0, 050 maka hasilnya nir-signifikan (tidak signifikan). 2) Lihat nilai rata-rata pada masing-masing kelompok, mana yang lebih tinggi (besar). Bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih besar daripada kelompok non-treatment maka hasilnya signifikan (hipotesis diterima), sebaliknya bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih rendah daripada kelompok non-treatment yang lebih besar maka hasilnya non-signifikan (hipotesis ditolak).