BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian Untuk memperoleh data sebagai bahan analisis dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara terhadap para pejabat struktural, pejabat fungsional tertentu dan Analis SDM pada Biro Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang Administrasi Aparatur sebagai key informan. Penentuan key informan didasarkan pada asumsi bahwa para Pejabat dan Pegawai tersebut adalah antara lain sebagai pelaksana tugas dan fungsi dalam hal penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia Kementerian Sekretariat Negara, penyusunan rencana pengembangan sumber daya manusia, pengangkatan/ pemindahan dan pemberhentian pegawai dari jabatan struktural di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Penentu pejabat dan pegawai yang diambil sebagai key informan penelitian ini dilakukan secara purposive, artinya dipilih atas dasar sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu dan dipandang memiliki pengetahuan atau berhubungan langsung dengan obyek penelitian. 3.2. Paradigma Penelitan Penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasilnya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif tidak dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
juga disebut sampel statistik melainkan sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penilitian kualitatif juga dapat disebut sampel konstruktif karena dengan sumber data dari sampel itu daat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas. Fokus penelitian merupakan bagian terpenting dan menentukan sukses tidaknya pelaksanaan penelitian. Hal ini karena metode penelitianlah yang menuntut peneliti melalui cara-cara kerja yang cermat dan menjadikan panduan/arah dalam melakukan penelitian. Menurut Bungin (2011: 67) format desain penelitian kualitatif secara teoritis berbeda dengan format penelitian kuantitatif, namun perbedaanya terletak pada kesulitan di dalam membuat desain penelitian kualitatif itu sendiri karena umumnya penelitian kualitatif yang tidak berpola. Kesulitan membuat desain penelitian kualitatif disebabkan karena antara lain: (1) desaian penelitian kualitatif itu adalah peneliti sendiri, sehingga peneliti itulah yang paham pola penelitian yang akan dilakukan; (2) masalah penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan desain penelitian yang bersifat umum, karena itu cenderung desain penelitian kualitatif bersifat kasuistik; (3) ragam ilmu sosial yang variannya bermacam-macam sehingga memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda pula terhadap metode penelitian kualitatif. Format desain deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar dipermukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dapat amat mendalam dan demikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini. Karena itu, penelitian ini bersifat mendalam dan “menusuk” sasaran penelitian (Bungin, 2011:68). Data kualitatif, yang lebih merupakan wujud kata-kata dari pada deretan angka-angka senantiasa menjadi bahan utama bagi ilmu-ilmu sosial tertentu, terutama dalam bidang antropolog, sejarah, dan ilmu politik. Data Kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat, mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat... Miles dan Huberman (2014). 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Komponen objek penelitian dalam penelitian ini mencakup: a.
Place, penelitian ini bertempat di Biro Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang Administrasi Aparatur, Kementerian Sekretariat Negara RI, Jln. Veteran No.17-18, Jakarta Pusat.
b.
Actor, yaitu key informan atau narasumber yang menjadi perhatian penulis adalah para pejabat struktural, pejabat fungsional tertentu dan analis SDM pada Biro Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang Administrasi Aparatur, Kementerian Sekretariat Negara.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c.
Activity, aktivitas yang berhubungan dengan aspek-aspek manajemen talenta, khususnya aktivitas yang terjadi di Biro Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang Administrasi Aparatur, Kementerian Sekretariat Negara.
3.4. Definisi Konsep Menurut Miles dan Huberman (2014:15)...hal-hal apa yang tercatat dalam analisis kualitatif? Pertama, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan yang biasanya “diproses” kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan katakata yang biasanya disusun dalam teks yang diperluas, yang dimaksud analisis yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Kami membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seseorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Kegiatan analisis yang ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung, singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya. Analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus.
Masalah
reduksi
data,
penyajian
data
dan
penarikan
kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Arikunto (2000) menegaskan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, yang merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subyek yang sempit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian peraturan secara deskriptif. Istilah penelitian kualitatif diberi makna sebagai jenis
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan melainkan analisis yang bersifat kualitatif. Menurut
Sukmadinata
(2005),
“dasar
penelitian
kualitatif
adalah
konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh seitap individu”. Pada umumnya data diperoleh melalui wawancara dan pengamatan. Data yang terkumpul tidak diolah secara statistik. Untuk melengkapi data yang dihasilkan dari proses wawancara dan observasi, peneliti dapat mengunakan dokumen, buku, kaset video, foto dan kuesioner untuk data tambahan dalam penelitian. Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam situasi dan fenomena yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusakan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks. Pendekatan metode kualitatif yang memberikan ruang bagi keterlibatan peneliti tidak sekedar menilai fakta-fakta yang ada membuat penggambaran hasil penelitian ini diharapkan cukup jelas tanpa mengurangi obyektifitas. Metode penelitian dalam langkah penulisan tesis ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Maksud dari dilakukannya penelitian deskriptif menurut Suryabrata (1998:18) adalah “untuk membuat penggambaran secara sistematis, faktual, ada akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
atau daerah tertentu”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian deskriptif itu lebih luas dan mencakup segala macam bentuk penelitian dan biasanya digunakan istilah penelitian survai. (Suryabrata, 1998:19). Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2005:1). Dengan cara yang ilmiah tersebut kebenaran yang diketemukan oleh peneliti adalah sama pentingnya dengan metodologi penelitian yang dipakai untuk menemukan kebenaran tersebut. Secara lebih tegas dikemukan oleh Irawan (2000:56), bahwa metodologi penelitian adalah “..... totalitas cara yang dipakai peneliti untuk menemukan kebenaran ilmiah”. Menurut Mardalis (2002:14) “..... metode penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memerlukan sistematika dan prosedur yang harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur, komponen yang diperlukan dalam suatu penelitian”. Metodologi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metodologi deskriptif. Menurut Irawan (2000:60), penelitian deskriptif adalah: “….. penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. Metode deskriptif berfokus pada pertanyaan apa sebenarnya (apa esensi) objek penelitian ini. Paling jauh mengkaji pola hubungan korelasional antara beberapa variabel”. Sanafiah (2001:20) mengemukakan sebagai berikut: „Penelitian deskriptif tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan uji hipotesis, berarti tidak dimaksudkan membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori‟. Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa metode penelitian deskriptif hanya berusaha untuk mendeskripsikan/melukiskan fakta-fakta yang ada, kemudian menganalisis dan menafsirkannya, tanpa perlu mengkaji hubungan antar variabel atau melakukan uji hipotesis, di mana pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.
Berdasarkan itu maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif sebagaimana disebut Bogdan & Taylor (sebagaimana dikutip Moleong, 2002:3), adalah “….. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. 3.5. Key Informan Penelitian Penentuan key informan didasarkan pada asumsi bahwa para pejabat struktural, pejabat fungsional tertentu dan analis SDM pada Biro Sumber Daya Manusia adalah sebagai pelaksana tugas dan fungsi dalam hal penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia Kementerian Sekretariat Negara, penyusunan rencana pengembangan sumber daya manusia, pengangkatan/ pemindahan dan pemberhentian pegawai dari jabatan struktural di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Penentu pejabat dan pegawai yang diambil sebagai key informan penelitian ini dilakukan secara purposive, artinya dipilih atas dasar sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu dan dipandang memiliki pengetahuan atau berhubungan langsung dengan obyek penelitian. Daftar key informan terlampir dalam tabel di bawah ini:
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.1. Daftar Jumlah Key Informan No.
Informan
Eselon/ Fungsional Eselon II
1
Kepala Biro Sumber Daya Manusia
2
Kepala Bagian Perencanaan, Informasi, dan Kinerja Sumber Daya Manusia
Eselon III
3
Kepala Bagian Mutasi
Eselon III
4 5
Kepala Subbagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepala Subbagian Pengelolaan Informasi dan Kinerja Sumber Daya Manusia
Eselon IV Eselon IV
6
Kepala Subbagian Mutasi Jabatan
Eselon IV
7
Analis Kepegawaian Muda
Fungsional
8
Analis SDM
Pelaksana
9
Pengadministrasi Umum
Pelaksana
Jumlah
9 Informan
Sumber: Permensesneg Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara
3.6.
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1. Metode Wawancara Mendalam Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan (Bungin, 2011:111). 61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya (Bungin, 2011:111). Wawancara merupakan komunikasi verbal secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewe) yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian maka dibutuhkan sejumlah key informan. Terkait dengan hal ini, Irawan (2000:73) mengatakan: “Banyak pula penelitian yang tidak mempunyai populasi dan sampel, tetapi membutuhkan responden. Responden adalah orang yang memberi kita informasi sesuai dengan permintaan/pertanyaan kita. Di dalam penelitian kualitatif responden disebut “key informan”. Penentuan key informan dilakukan secara purposive yaitu dipilih atas dasar ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan dipandang memiliki pengetahuan serta yang tidak kalah penting adalah memiliki hubungan dengan subyek dan obyek penelitian. Yang dalam konteks penelitian ini berhubungan langsung dengan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia, program pengembangan sumber daya manusia, rencana suksesi dan mutasi pegawai, dan pelaksanaan seleksi pengisian jabatan struktural di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.2. Metode Dokumenter Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dengan demikian, pada penelitian sejarah maka bahan dokumenter memegang peran yang amat penting. Telaah dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang berupa laporan/dokumen pemerintahan, dan arsip-arsip pegawai yang mempunyai kaitan dengan pertanyaan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan mencermati, membaca, dan menganalisa dokumen-dokumen yang mempunyai kaitan langsung dengan permasalahan penelitian, dalam hal ini adalah mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kebijakan pimpinan organisasi tentang rencana kebutuhan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia, serta mekanisme seleksi pengisian jabatan struktural di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. 3.6.3. Metode Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung oleh peneliti terhadap obyek penelitian. Proses data-data yang di key informan akan dikonfirmasi dengan informasi lain melalui observasi, teknik trianggulasi digunakan dalam konteks penelitian ini, yang diamati adalah dokumen penyusunan talent mapping, rencana kebutuhan sumber daya manusia, rencana pengembangan sumber daya manusia serta mekanisme pengisian jabatan struktural di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut Bungin (2011:118) yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikatagorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut: a.
pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius.
b.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
c.
Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.
d.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.
3.7. Teknik Analisis Data Analisis data diperlukan untuk mengolah data yang masih mentah, sehingga memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Penyusunan ini penulis menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu analisis data yang dilaksanakan dengan jalan menggambarkan, melukiskan dan menguraikan secara mendalam keadaan yang sebenarnya di lapangan atau peristiwa yang terjadi. Menurut buku Pedoman Penyusunan Tesis Universitas Mercu Buana (2014:28), digunakan sebagai acuan referensi dalam penyusunan tesis penulis bahwa prosedur pengolahan data merupakan: .... penjelasan pilihan teknik analisis data yang akan digunakan disertai alasan penggunaannya, termasuk rumus statistik dalam pengujian hipotesis atau teknik lainnya untuk menganalisis data penelitian.
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Moleong (2002:103), memberikan pengertian tentang analisis data, yaitu sebagai berikut: ‟Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data‟. Data yang diperoleh melalui wawancara dan telaah dokumen serta observasi dianalisis melalui langkah-langkah yang mengikuti petunjuk Miles & Huberman (2004) sebagai berikut: a.
Peringkasan data, di mana data mentah diseleksi, disederhanakan dan diambil intinya.
b.
Data yang disajikan secara tertulis, berdasarkan kasus-kasus faktual yang berkaitan. Tampilan data digunakan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam organisasi.
c.
Menarik
kesimpulan atau
verifikasi
atas
pola
kecenderungan
dan
penyimpangan yang ada dalam fenomena itu, kemudian membuat prediksi atas kemungkinan selanjutnya. Sedangkan tentang analisis data kualitatif juga dikemukakan oleh Irawan (2000:99) yaitu “….. analisis yang dilakukan terhadap data-data non angka seperti hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari buku-buku, artikel, dan juga termasuk non tulisan seperti foto, gambar, atau film”. Dengan demikian, dalam penelitian ini analisis data tidak menggunakan teknik statistik, sehingga jawaban key informan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan dideskripsikan dalam bentuk kalimat-kalimat dan pernyataan-pernyataan penelitian.
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.8. Teknik Pengolahan Data Data yang didapat dari kegiatan pengumpulan data selanjutnya diolah sehingga dapat menghasilkan informasi yang digunakan dalam menganalisis data. Pengolahan data diawali dengan penataan data mentah baik yang diperoleh dari hasil wawancara, telaah dokumen, dan observasi. Untuk menghindari kekeliruan, masing-masing data diklasifikasikan sesuai dengan materi data dan gejala yang diteliti. Data yang diperoleh dari hasil wawancara disusun dalam bentuk data hasil olahan, transkrip hasil wawancara, yang didalamnya memuat secara lengkap jawaban-jawaban dari key informan serta data dari dokumen, sekaligus dibuat kesimpulan sementara dari jawaban-jawaban tersebut. Bila kesimpulan sementara belum memuaskan, dicari kembali data yang diperlukan sampai peneliti mendapatkan data yang lengkap untuk dianalisis dan setelah itu baru dibuat kesimpulan terakhir. 3.9. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal; (1) subyektifitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif; (2) alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi); (3) sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian (Bungin, 2011:262).
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam setiap penelitian kualitatif, kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Karena itu hampir dipastikan bahwa peneliti kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki waktu lama bersama dengan informan di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Upaya untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra termasuk pendengaran, perasaan dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan, maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/