BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang ingin menggambarkan tentang suatu fenomena yang terjadi pada objek penelitian. Titik berat dari penelitian yang dilakukan yaitu pada permasalahan kecemasan yang terjadi pada mahasiswa kedokteran saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE), apa saja faktor-faktor yang penyebabnya, dan bagaimana mekanisme coping mahasiswa saat menghadapinya. Dari hasil penelitian
terhadap
fenomena
tersebut
dapat
diperoleh
gambaran
sesungguhnya tentang hal yang terjadi pada objek penelitian. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Maret 2016. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS. Sebelum pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya. Dalam penelitian ini dipilih sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:
44
45
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu: 1) Bersedia menjadi partisipan dan telah menyetujui informed consent. 2) Mahasiswa Program
Studi
Kedokteran Fakultas
Kedokteran
Universitas Sebelas Maret angkatan 2012, 2013, 2014, dan 2015. 3) Telah mengikuti ujian OSCE. 4) Partisipan dipilih berdasarkan hasil nilai rata-rata ujian OSCE-nya, yaitu tertinggi, rata-rata, dan terendah. b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu : 1) Terdapat riwayat penyakit psikosis. 2) Mempunyai riwayat penyakit kronis 3) Dalam kondisi trauma akibat kematian orang dekat, perceraian orang tua, dan kecelakaan dalam tiga bulan terakhir. 4) Subjek tidak kompeten untuk mengikuti wawancara. 5) Diduga menggunakan obat-obatan dan mengonsumsi alkohol yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Obat-obatan yang peneliti maksud disini ialah obat yang baik secara langsung maupun tak langsung (efek samping) dapat menimbulkan kecemasan atau memperburuk keadaan kecemasan tersebut, seperti amfetamin (zat liramfetamin), kanabis, kokain, halusinogen, inhalan, fenisiklidin atau yang sejenisnya, sedatif, hipnotik, ansiolitik (Sadock dan Sadock, 2007). Alkohol, kafein, dan nikotin juga dapat menyebabkan atau memperburuk suatu kecemasan (Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2012).
46
2. Sampel Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu peneliti memakai pertimbangan batasan-batasan dalam memilih partisipan yang disesuaikan dengan karakteristik dan objek yang akan diteliti. Dengan pencuplikan secara purposive sampling diharapkan peneliti mendapatkan sampel kasus-kasus yang dapat memberikan informasi yang kaya dan relevan tentang semua aspek terkait masalah penelitian sehingga peneliti mendapatkan pemahaman yang mendalam, holistik, dan terinci tentang fenomena yang diteliti (Murti, 2010). Salah
satu
karakteristik
dari
penelitian
kualitatif
adalah
merepresentasikan banyak perspektif dari seseorang untuk menunjukkan kompleksitas dari dunia. Sehingga untuk memenuhi kriteria tersebut, peneliti menggunakan strategi purposive sampling berupa maximum variation sampling. Diharapkan dengan maximum variation sampling data yang dihasilkan sifatnya luas dan mewakili keseluruhan subjek penelitian (dalam hal ini mahasiswa Program Studi Kedokteran FK UNS) karena dengan metode ini karakter-karakter dan variasi-variasi yang mungkin terjadi dalam subjek penelitian dimasukkan kedalam kriteria sampling (Patton, 2002; Creswell, 2012). Variasi-variasi yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pengalaman dan jumlah partisipasi subjek yang berbeda dalam mengikuti ujian OSCE untuk masing-masing angkatan. Sehingga peneliti memasukkan kriteria pemilihan partisipan berdasarkan angkatan yang aktif
47
dari mahasiswa Program Studi Kedokteran FK UNS. Kemudian peneliti memasukkan lagi kriteria yang lain yaitu berupa variasi nilai yang berbeda dari tiap-tiap partisipan. Nantinya partisipan tiap-tiap angkatan akan dipilih berdasarkan nilai hasil ujian OSCE-nya. Partisipan pada penelitian ini berjumlah sembilan orang mahasiswa untuk masing-masing angkatan, sehingga total terdapat 36 partisipan yang sebelumnya telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah ini nantinya dapat berubah sesuai kebutuhan penelitian yaitu apakah sudah terdapat saturasi data. Saturasi data merupakan keadaan dimana data yang diperoleh tidak lagi mendapatkan penambahan informasi walau terdapat penambahan kasus yang baru, hal ini terjadi karena terdapat kejenuhan informasi. Artinya setiap penambahan kasus berikutnya akan memberikan tambahan informasi yang lebih sedikit daripada kasus sebelumnya. Dan jika kasus ditambah terus, maka penambahan kasus akan mencapai titik saturasi (kejenuhan), di mana manfaat marginal informasi yang bisa diberikan dari penambahan kasus berikutnya sama dengan nol (Murti, 2010). Nantinya setiap sampel angkatan yang berjumlah sembilan orang akan mewakili peserta ujian OSCE dengan kategori hasil nilai OSCE tinggi (tiga orang), rata-rata (tiga orang), dan rendah (tiga orang). Diharapkan dengan pemilihan pencuplikan ini, hasil penelitian akan dapat mewakili komponen populasi mahasiswa dengan keberagaman prestasi akademik.
48
D. Metode Pengumpulan Data 1. Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Setyobudi, 2010). Pada FGD ini, penieliti akan mengambil 32 dari total 36 partisipan yang terdiri dari delapan orang untuk masing-masing angkatan. Nantinya 32 orang ini akan dibagi menjadi empat kelompok FGD. Satu kelompok FGD akan terdiri dari partisipan yang berasal dari satu angkatan yang sama. Sehingga akan terbentuk kelompok FGD 1 (beranggotakan delapan partisipan angkatan 2015), kelompok FGD 2 (beranggotakan delapan partisipan angkatan 2014), kelompok FGD 3 (beranggotakan delapan partisipan angkatan 2013), dan kelompok FGD 4 (beranggotakan delapan partisipan angkatan 2012). Peneliti sendiri akan bertindak sebagai moderator yang yang berperan sebagai fasilitator dalam diskusi. Peneliti disini dalam menjalankan tugasnya sebagai moderator akan dilengkapi dengan moderator guideline, yang merupakan panduan bagi moderator mengenai topik FGD sekaligus
49
menjadi panduan bahwa seluruh aspek yang berkaitan dengan topik sudah didikusikan. 2. Wawancara Menurut Banister et al. (Poerwandari, 2009) wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara pada penelitian kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Format wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dengan wawancara terpimpin. Teknisnya adalah pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Dengan kata lain peneliti dilengkapi pedoman wawancara umum namun tanpa bentuk pertanyaan yang konkrit (Poerwandari, 2009). Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi yang sedalam-dalamnya tentang apa saja faktor penyabab timbulnya kecemasan pada mahasiswa yang menghadapi ujian OSCE sekaligus menjelaskan bagaimana mahasiswa menghadapinya. Peneliti menggunakan metode wawancara ini untuk mewawancarai total empat partisipan dengan rincian satu partisipan untuk masing-masing angkatan. Diharapkan data dari hasil
50
wawancara dapat melengkapi sekaligus me-recheck data yang didapatkkan hasil dari FGD. E. Instrumen Penelitian Peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul data utama dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaan FGD dan wawancara, peneliti akan dibantu dengan pedoman diskusi dan wawancara. Lebih lanjut pedoman diskusi dan wawancara tersebut terlampir di lampiran. F. Definisi Operasional 1. OSCE Definisi: penilaian keterampilan klinis yang sering digunakan dalam ilmu kesehatan untuk menguji kinerja keterampilan klinis dan gambaran dari kompetensi rata-rata yang dimiliki tenaga kesehatan dalam keterampilan seperti komunikasi, pemeriksaan klinis, prosedur medis, menulis resep, teknik pemeriksaan, dan interpretasi hasil pemeriksaan. 2. Kecemasan Definisi: ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul sebagai respon akan terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan atau mengancam. Kecemasan juga merupakan manifestasi dari proses emosi yang bercampur, dimana hal ini terjadi saat individu sedang mengalami berbagai tekanan atau ketegangan seperti perasaan frustrasi dan konflik batin.
51
3. Mekanisme Coping Definisi: merupakan usaha seseorang dalam menanggulangi keadaan yang penuh dengan tekanan. Coping biasanya dilakukan seseorang ketika menghadapi tuntutan-tuntutan yang tidak sesuai dengan kapasistas kemampuan yang dimiliki sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah seperti perasaan cemas dan stres. Seseorang individu melakukan perilaku coping sebagai upaya untuk mengurangi stres. G. Prosedur Penelitian 1. Perizinan penelitian kepada Kaprodi Kedokteran dan Wakil Dekan 1 Bidang Kemahasiswaan FK UNS 2. Ethical Clearance 3. Pengambilan data ke Tim Skills Lab FK UNS 4. Focus Group Discussion (FGD) 5. Wawancara 6. Triangulasi dan analisis data dari hasil FGD dan wawancara H. Cara Kerja Pada tahap awal peneliti menyiapkan keterangan daftar mahasiswa beserta nilai hasil ujian OSCE dari Prodi Kedokteran seluruh angkatan, 2012, 2013, 2014, dan 2015 kepada tim Skills Lab FK UNS. Daftar ini didapat dengan terlebih dahulu menyiapkan surat izin penelitian dari Program Studi beserta ethical clearence penelitian.
52
Penentuan dan pemilihan partisipan dilakukan dengan cara purposive sampling dengan tipe maximum variation sampling yang didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Akan diambil masing-masing sembilan orang untuk tiap angkatan sehingga total sampel berjumlah 36 orang. Setelah sebelumnya menggali informasi untuk mendapatkan data terkait nilai dan tingkat kelulusan OSCE dari tim Skills Lab FK UNS, peneliti melakukan pengelompokan partisipan sesuai nilai OSCE-nya. Sembilan orang dari tiaptiap angkatan akan mewakili peserta ujian OSCE dengan kategori hasil nilai tinggi (tiga orang), rata-rata (tiga orang), dan rendah (tiga orang). Diharapkan dengan pemilihan pencuplikan ini, hasil penelitian akan dapat mewakili komponen populasi mahasiswa dengan keberagaman prestasi akademik. Setelah semua partisipan terpilih sesuai dengan kriteria, selanjutnya peneliti akan mengumpulkan seluruh partisipan untuk menjelaskan mengenai maksud dan tujuan penelitian, pengisian informed consent, dan juga penentuan jadwal pengambilan data. Peneliti kemudian membagi partisipan menjadi empat kelompok FGD sesuai angkatannya masing-masing (total 32 orang dengan rincian masing-masing delapan orang tiap kelompok) dan satu kelompok wawancara (total empat orang). Hasil FGD dan wawancara tersebut selanjutnya dibuat kedalam bentuk transkrip penelitian untuk kemudian dianalisis dengan cara deskriptif isi (content analysis). Pada tahap akhir peneliti melakukan triangulasi/pengecekan informasi yang diterima antara FGD dengan wawancara agar informasi tersebut bersifat objektif sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
53
I.
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif isi (content analysis). Aktivitas yang dilakukan peneliti dalam analisis data tersebut yaitu dengan melakukan tiga alur kegiatan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi
data
adalah
proses
penggabungan,
peringkasan
dan
penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Mereduksi data berarti merangkum, memilih halhal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Herdiansyah, 2010). Adapun bentuk reduksi data pada penelitian ini yaitu berupa mengubah data hasil diskusi terarah dan wawancara menjadi bentuk tulisan (script). Dengan membuatnya dalam bentuk transkrip diharapkan akan mempermudah peneliti untuk melakukan kegiatan analisis selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah menyajikan data atau display data, yang dilakukan setelah semua data terformat berdasarkan instrumen pengumpulan datanya (script). Pada prinsipnya, display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorisasikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkrit dan sederhana yang disebut dengan
54
subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan transkrip diskusi terarah yang sebelumnya telah dilakukan (Herdiansyah, 2010). Secara urutan akan terdapat tiga tahapan dalam display data, yaitu kategori tema, subkategori tema, dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama lain. Untuk kegiatan coding sendiri, akan diserahkan kepada dua orang coder yang berpengalaman dibidangnya. Sehingga memperkecil kemungkinan kesalahan penafsiran dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Tahap akhir adalah kesimpulan atau verifikasi dalam rangkaian analisis data kualitatif. Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote transkrip diskusi (Herdiansyah, 2010). Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dan reliabilitas data pada penelitian ini adalah dengan metode triangulasi. Maksud dari metode triangulasi yaitu mengecek dan membandingkan data yang diperoleh melalui beberapa metode maupun sumber. Metode triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengecek dan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda yaitu sumber data yang bersal dari FGD dan wawancara. Berikut ini merupakan konsep analisis yang digunakan pada penelitian untuk memeriksa validitas dan reliabilitas data:
55
FGD 1 Wawancara 1 Analisis FGD 2 Wawancara 2 Analisis FGD 3 Wawancara 3 Analisis FGD 4 Wawancara 4 Analisis Saturasi Data Penulisan Hasil