BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional (kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal), empiris (cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis). Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2006:11) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.” Metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Menurut Ety Rochaety (2007:13) “metode verifikatif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan variabel dan hipotesis yang disertai data empiris.”
42
43
3.2 Operasionalisasi Variabel “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono:2006:60). Dalam penelitian ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Jenis variabel ini terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono (2006:61) mengemukkan bahwa: Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Penulis memberikan batasan-batasan atas variabel yang diteliti. kedua variabel tersebut adalah kinerja guru sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar siswa sebagai varibel terikat (Y), yang didefinisikan sebagai berikut: •
Kinerja guru (X) adalah prestasi kerja, hasil kerja atau unjuk kerja guru dalam melakukan proses belajar mengajar sebagai realisasi dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman, tanggung jawab, dan kesungguhan. Aspek yang diukur dalam kinerja guru pada penelitian ini merupakan penampilan kerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar di kelas, mencakup melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.
•
Prestasi belajar siswa (Y) merupakan suatu gambaran dan penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan
44
pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar, maupun peserta didik sebagai pelajar yang bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya. Dari kedua definisi variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Kinerja Guru (X)
Dimensi Pelaksanaan Pembelajaran
Indikator 1) Penggunaan metode, media, dan bahan pengajaran • Guru menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan, siswa, lingkungan, dan perubahan situasi. • Guru menggunakan peralatan pengajaran dan alat bantu lainnya. • Guru menggunakan dengan tepat bahan latihan pengajaran yang sesuai dengan tujuan. 2) Berkomunikasi dengan siswa • Guru memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran. • Guru mengklasifikasikan petunjuk dan penjelasan apabila siswa salah mengerti. • Guru menerima respon dan pertanyaan siswa dalam pengajaran. • Guru menggunakan ekspresi lisan atau tertulis yang dapat ditangkap bersama-sama siswa. • Guru selalu menutup pelajaran. 3) Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar • Guru mengimplementasikan kegiatan belajar dalam kegiatan logis. • Guru mendemonstrasikan
Skala Interval
45
Evaluasi Pembelajaran
kemampuan mengajar dengan menggunakan berbagai metode. • Guru mendemonstrasikan kemampuan mengajar secara individual atau secara kelompok. 4) Mendorong dan menggalakan ketertiban siswa • Guru menggunakan prosedur yang melibatkan siswa pada awal pengajaran. • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi. • Guru memelihara keterlibatan siswa dalam pelajaran. • Guru menguatkan upaya untuk memelihara keterlibatan siswa. 5) Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran • Guru membantu siswa mengenal maksud dan pentingnya materi. • Guru mendemonstrasikan penguasaan pengetahuan dalam mata pelajaran. 6) Mengorganisasikan waktu, ruang, dan bahan pengajaran • Melaksanakan tugas-tugas rutin. Guru tepat waktu ketika masuk atau keluar kelas jam pelajaran • Guru menggunakan waktu pengajaran secara efisien. • Tersedia lingkungan mengajar menarik dan teratur. • Guru melaksanakan Pre Test. • Guru melakukan penilaian selama PBM berlangsung. • Guru melaksanakan evaluasi pada akhir pelajaran (Post
Interval
46
Tes) • Guru memeriksa dan mengembalikan pekerjaan rumah. • Guru memberikan evaluasi dalam bentuk tugas kelompok. • Guru memberikan evaluasi sesuai dengan materi belajar yang telah diberikan. • Guru melaksanakan pemantapan materi untuk siswa yang nilainya rendah. • Guru melaksanakan tindak lanjut terhadap evaluasi dalam bentuk remidial. • Guru menerima dengan terbuka terhadap siswa yang bertanya diluar jam pelajaran. • Guru menentukan kesesuaian evaluasi dengan tujuan. Prestasi Belajar Siswa (Y)
Kognitif
Berupa data rata-rata nilai ujian akhir semester ganjil yang diperoleh siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi SMA Negeri seKota Tasikmalaya tahun pelajaran 2009/2010, diperoleh dari pihak sekolah (guru mata pelajaran Akuntansi).
Interval
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Sugiyono (2006:56) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan diambil kesimpulannya.” Di samping itu menurut Sudjana (1997:48) “Populasi adalah
47
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung, mengukur kuantitatif maupun kualitatif.” Berdasarkan beberapa definisi di atas dan berdasarkan fenomena yang diteliti maka yang menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPS SMAN se-Kota Tasikmalaya. Berikut tabel yang menunjukkan populasi siswa kelas XI jurusan IPS SMAN se-Kota Tasikmalaya. Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas XI Jurusa IPS SMA Negeri se-Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2009/2010
Sekolah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IPS.1 SMA Negeri 1 Tasikmalaya 37 SMA Negeri 2 Tasikmalaya 29 SMA Negeri 3 Tasikmalaya 43 SMA Negeri 4 Tasikmalaya 38 SMA Negeri 5 Tasikmalaya 40 SMA Negeri 6 Tasikmalaya 41 SMA Negeri 7 Tasikmalaya 42 SMA Negeri 8 Tasikmalaya 42 SMA Negeri 9 Tasikmalaya 38 SMA Negeri 10 Tasikmalaya 24 Jumlah 390 Sumber: SMAN se-Kota Tasikmalaya
Kelas IPS.2 36 29 42 41 41 39 42 41 37 363
IPS.3 32 42 40 42 38 41 40 37 359
IPS.4 40 41 40 41 87
Jumlah Siswa (orang) 76 90 127 159 164 158 125 164 112 24 1.199
3.3.2 Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2003:117), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiarto (2001:2), “sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.”
48
Dalam penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut: n=
N 1 + Ne 2
(Riduwan, 2004:65) Keterangan: n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi E = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (5%) Dengan menggunakan rumus di atas didapat sampel siswa sebagai berikut: n=
N 1 + Ne 2
1199 1 + 1199(0,05) 2 1199 n= 1 + 1199(0,0025) 1199 n= 1 + 2,9975 n = 300 n=
Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 300 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengabaikan faktor gender. Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode
stratified random sampling, “yaitu metode pengambilan sampel yang bertujuan agar dapat menggambarkan secara tepat sifat populasi yang heterogen.” (Singarimbun, 2003:161). Yang dilakukan dalam beberapa tahap.
49
1. Penentuan Sampel Sekolah Dari 10 SMAN se-Kota Tasikmalaya dapat diklasifikasikan kedalam lima strata, (berdasarkan peringkat sekolah dari nilai tertinggi ujian nasioal tahun ajaran 2008/2009), yaitu kelompok peringkat sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Masing-masing terdiri dari dua sekolah. Sehingga untuk dapat menggambarkan secara tepat sifat-sifat populasi tersebut, maka populasi dibagi kedalam lima strata dengan penarikan sampel secara proporsional, yaitu satu sekolah tiap strata. Tabel 3.3 Klasifikasi SMAN se-Kota Tasikmalaya Berdasarkan Nilai Tertinggi Ujian Nasional Tahun 2008/2009 Klasifikasi
Populasi SMAN Sampel SMAN SMAN 2 Tasikmalaya Sangat Tinggi SMAN 9 Tasikmalaya SMAN 2 Tasikmalaya Jumlah = 2 SMAN 1 Tasikmalaya Tinggi SMAN 3 Tasikmalaya SMAN 1 Tasikmalaya Jumlah = 2 SMAN 4 Tasikmalaya Cukup SMAN 7 Tasikmalaya SMAN 4 Tasikmalaya Jumlah = 2 SMAN 5 Tasikmalaya Rendah SMAN 8 Tasikmalaya SMAN 5 Tasikmalaya Jumlah = 2 SMAN 6 Tasikmalaya Sangat Rendah SMAN 10 Tasikmalaya SMAN 6 Tasikmalaya Jumlah = 2 10 5 Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya
50
2. Sampel Kelas Setelah diperoleh sampel sekolah maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel kelas. Dalam penarikan sampel kelas dilakukan secara proporsional, dimana setiap sekolah diambil sampel dua kelas secara random. Tabel 3.4 Sampel kelas XI IPS Sampel Sekolah SMAN 2 Tasikmalaya SMAN 1 Tasikmalaya SMAN 4 Tasikmalaya SMAN 5 Tasikmalaya SMAN 6 Tasikmalaya
Jumlah Ruang 3 2 4 4 4
Sampel XI IPS 1, XI IPS 2 XI IPS 1, XI IPS 2 XI IPS 1, XI IPS 4 XI IPS 2, XI IPS 3 XI IPS 2 XI IPS 4
3. Sampel Siswa Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 300 siswa. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut: ni =
Ni xn N
Keterangan: N = ukuran populasi Ni = ukuran populasi stratum 1 n = ukuran sampel keseluruhan ni = ukuran sampel Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
51
Tabel 3.5 Sampel siswa kelas XI IPS
Sampel SMAN
Sampel Kelas XI IPS
Jumlah Siswa (orang)
XI IPS 1
29
ni =
XI IPS 2
29
ni
XI IPS 1
37
ni
XI IPS 2
36
ni
XI IPS 1
38
ni
XI IPS 4
40
ni
XI IPS 2
41
ni
XI IPS 3
42
ni
XI IPS 2
39
ni
XI IPS4
40
ni
Sampel Siswa
SMAN 2 Tasikmalaya
SMAN 1 Tasikmalaya
SMAN 4 Tasikmalaya
SMAN 5 Tasikmalaya
SMAN 6 Tasikmalaya
Jumlah
371
29 X 300 = 24 371 29 = X 300 = 24 371 37 = X 300 = 30 371 36 = X 300 = 29 371 38 = X 300 = 31 371 40 = X 300 = 32 371 41 = X 300 = 33 371 42 = X 300 = 34 371 39 = X 300 = 31 371 40 = X 300 = 32 371 300
Dari 371 siswa akan diambil sampel sebanyak 300 siswa, dengan cara random.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden sedangkan data sekunder yaitu data yang berupa studi dokumenter.
52
Untuk data primer, pengumpulan datanya adalah dengan cara menyebar angket (kuesioner) yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Riduwan (2006:71) mengemukakan “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.” Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket terstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang (X) atau ceklis (√). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk force choice. Penyebaran angket dilakukan kepada siswa SMAN se-Kota Tasikmalaya. Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan atau pernyataan 2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban 3. Menetapkan skala penilaian angket. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Likert. Alternatif jawaban dalam skala likert yang digunakan diberi skor sebagai berikut: Tabel 3.6 Skala Likert Pilihan Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Ragu-ragu (R) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2006:107)
53
Sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter, yaitu mempelajari dokumen-dokumen dan arsiparsip yang ada mengenai SMAN Se-Kota Tasikmalaya. Pada dasarnya data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1) Data sehubungan dengan kinerja guru dalam rangkian KBM yang diperoleh dengan melaksanakan observasi lapangan melalui penyebaran angket. 2) Data sehubungan dengan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi setelah melakukan serangkaian kegiatan KBM di sekolah, yakni nilai ujian akhir semester.
3.5 Pengujian Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan alat pengumpulan data yang benar-benar valid atau dapat diandalkan dalam mengungkapkan data penelitian, maka angket yang digunakan dalam penelitian ini akan disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi angket yang didalamnya menguraikan aspek variabel X menjadi sub aspek atau indikator. 2. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun pernyataan butir-butir item. Bentuk pernyataan untuk pengungkap angket variabel X adalah dalam bentuk pernyataan positif.
54
3. Setelah butir-butir pernyataan dibuat, kemudian dilakukan penimbangan dengan maksud untuk mengetahui tingkat kebaikan isi, redaksi, dan kesesuaian antara butir pertanyaan dengan aspek yang diungkap. 4. Setelah melalui konsultasi dengan pembimbing, dilakukan uji coba angket kepada beberapa siswa untuk mengetahui keberadaan alat ukur secara empiris, yaitu validitas dan reliabilitas dari angket tersebut. Dalam pengolahan data penelitian ini penulis menggunakan software Microsoft office excel.
3.5.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto (2006:168) mengatakan bahwa: “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.” Untuk mencari validitas item instrumen kinerja guru dipergunakan rumus korelasi product moment. r xy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
(Suharsimi Arikunto, 2002:72) Selanjutnya untuk mendapatkan tingkat lebih memungkinkan dicari nilai thitung guna dikonsultasikan ttabel dengan taraf signifikansi atau tingkat kepercayaan 95%. Rumus mencari nilai t hitung
55
(Riduwan, 2004:137) Keterangan; t
= uji signifikansi korelasi
n
= jumlah responden uji coba
r
= nilai koefisien korelasi Hasil thitung tersebut dikonsultasikan dengan harga distribusi ttabel dengan
taraf signifikansi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5% setiap item akan terbukti bila harga thitung > ttabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Kriteria pengujian item adalah jika thitung lebih besar dari ttabel maka item tersebut valid.
3.5.2 Uji Reliabititas Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Untuk menghitung tingkat reliabilitas penulis menggunakan langkah-langkah: •
Mencari nilai varians per-item digunakan rumus varians sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2006:110)
56
•
Menghitung uji reliabilitas dengan menggunakan teknik alpha dengan rumus :
(Suharsimi Arikunto, 2002:171) Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir = varians total
Kemudian nilai r11 yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi 0,800 - 1,00 Sangat Tinggi 0,600 - 0,800 Tinggi 0,400 - 0,600 Cukup 0,200 - 0,400 Rendah 0,00 - 0,200 Sangat Rendah (Suharsimi Arikunto, 2002:171)
3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi SMAN se-Kota Tasikmalaya, sebelumnya dilakukan pengecekan terhadap jumlah angket yang dikembalikan oleh responden,
57
memberi skor pada setiap jawaban responden, dan menentukan rumus statistik yang digunakan untuk menghindari dihasilkannya data yang tidak shahih maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut.
3.6.1 Uji Normalitas Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal, jika berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan parametrik, korelasi pearson product moment. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan statistik non parametrik, korelasi Rank Spearman. Dalam pengolahan uji normalitas ini penulis menggunakan SPSS V.16 for windows. Uji normalitas dapat dilihat dari grafik plot linier dan histogram. Grafik histogram menunjukkan pola yang mendekati bentuk bel dan plot linear memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linier diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Dapat dilihat dari Q-Q plot dimana jika data tersebar mengikuti garis normal, maka data tersebut berdistribusi normal. Menurut Imam Ghazali (2007:110) bahwa: Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun ada metode yang lebih handal yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
58
Grafik histogram menunjukkan pola yang mendekati bentuk bel dan plot linear memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linear diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Dapat dilihat dari Q-Q plot dimana jika data tersebar mengikuti garis normal, maka data tersebut berdistribusi normal.
3.6.2 Koefisien Korelasi Jika dalam Uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal maka koefisien korelasi yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. 3.6.2.1 Koefisien Korelasi Pearson Koefisien korelasi Pearson ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, dilambangkan dengan (r), dengan rumus : r xy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
(Suharsimi Arikunto, 2002:72) Kemudian nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi 0,800 - 1,00 Sangat Tinggi 0,600 - 0,800 Tinggi 0,400 - 0,600 Cukup 0,200 - 0,400 Rendah 0,00 - 0,200 Sangat Rendah (Suharsimi Arikunto, 2002:245)
59
3.6.2.2 Koefisien Korelasi Rank Spearman Koefisien korelasi Rank Spearman ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, dilambangkan dengan (r’). Rumus koefisien korelasi Rank Spearman :
r' = 1 −
6∑ d i2 n(n 2 − 1)
(Suharsimi Arikunto, 2002:253) Kemudian nilai r’ yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut: Tabel 3.9 Kriteria Interpretasi 0,800 - 1,00 Sangat Tinggi 0,600 - 0,800 Tinggi 0,400 - 0,600 Cukup 0,200 - 0,400 Rendah 0,00 - 0,200 Sangat Rendah (Suharsimi Arikunto, 2002:245)
3.6.3 Koefisien Determinasi Koefisien
determinasi
menunjukkan
besarnya
pengaruh
variabel
independent (X) terhadap variabel dependen (Y). Rumus koefisien determinasi : KD =
x 100%
Jika koefisien korelasi antara variabel X dan Y sama dengan r, maka 100 r2% variasi dalam variabel Y disebabkan oleh variasi dalam X, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
60
3.6.4 Uji Signifikansi 1. Merumuskan Hipotesis H0 : ρ = 0 ; Kinerja guru tidak berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi SMAN seKota Tasikmalaya. H1 : ρ > 0
; Kinerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi SMAN se-Kota Tasikmalaya.
2. Melakukan perhitungan Dalam Penelitian ini berdistribusi normal dan sampel yang membentuk distribusi sampling berasal dari sebuah populasi dengan ρ = 0, maka distribusi yang didekati adalah simetris, selanjutnya digunakan statistik:
(Sudjana, 1997:259) 3. Kriteria Uji a. Distribusi student t dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 b. α = 0,05 c. Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan melalui uji satu pihak kanan dengan kriteria jika thitung > ttabel maka h0 ditolak dah h1 diterima.