BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan Sukasari, kota Bandung, Jawa Barat. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMPN 12 Bandung yang berjumlah 1156 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling yang dilakukan dengan cara diundi oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut : π
n = 1+ππ 2 (Ridwan, 2004) Keterangan : n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran Populasi
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (5 %) Dari hasil perhitungan sampel tersebut didapatkan sampel sebanyak 298 orang yang terinci sebagai berikut :
No 1 2 3
Tabel 3.1 Kelas Responden Kelas Frekuensi Persentase VII 110 36.91% VIII 108 36.24% IX 80 26.85% Total 298 100%
VII VIII IX
Gambar 3.1 Diagram Distribusi Frekuensi kelas Responden Tabel 3.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan kelas responden. Mayoritas responden sebanyak 110 orang atau 36,91% adalah responden kelas βVIIβ dan yang paling sedikit adalah responden kelas βIXβ sebanyak 80 orang atau 26,85%. B. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel, jika ada seberapa eratkah serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006). Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel pola asuh orang tua dengan variabel kecerdasan interpersonal remaja pada siswa SMPN 12 Bandung tahun ajaran 2012/2013. C. Definisi Operasional 1. Pola Asuh Orang Tua Pola asuh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekumpulan sikap yang diterapkan oleh orang tua terhadap remaja dirumah termasuk bagaimana sikap mereka dalam proses mendidik, membimbing, mendisiplinkan, dan melindungi remaja dalam mencapai kedewasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada pada masyarakat. Adapun dimensi dari pola asuh orang tua tersebut yaitu : a. Pola Asuh Authoritative Pola Asuh Authoritative, yang secara operasional ditandai dengan indikator : 1. Menunjukkan kehangatan dan upaya pengasuhan. 2. Mendorong kebebasan remaja dalam batas-batas yang wajar.
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Membuat standar perilaku yang jelas atau tegas bagi remaja. 4. Orang tua menuntut tanggung jawab dan kemandirian remaja. 5. Partisipasi remaja dalam aktivitas keluarga. 6. Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga.
b. Pola asuh Authoritarian Pola asuh Authoritarian, yang secara operasional ditandai dengan indikator : 1. Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari remaja. 2. Mengontrol dan membuat pembatasan-pembatasan atau peraturan-peraturan untuk mengontrol perilaku. 3. Berusaha membentuk dan menilai sikap atau perilaku remaja dengan standar absolut yang telah ditetapkan. 4. Cenderung menggunakan hukuman dalam menerapkan disiplin terhadap remaja. 5. Tidak
memberikan
kesempatan
pada
remaja
untuk
menyelesaikan
masalahnya. c. Pola asuh Indulgent Pola asuh Indulgent, yang secara operasional ditandai dengan indikator : 1. Menunjukkan kehangatan yang tinggi. 2. Membiarkan remaja untuk mengatur dirinya sendiri. 3. Membiarkan remaja tanpa kontrol orang tua.
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Membiarkan remaja berkuasa di rumah. 5. Tidak ada tuntutan atau standar perilaku yang jelas. 6. Tidak ada sanksi bagi remaja. d. Pola asuh Indifferent Pola asuh Indifferent, yang secara operasional ditandai dengan indikator : 1. Menjauh dari anak secara fisik dan psikis. 2. Tidak peduli terhadap kebutuhan, aktivitas, kegiatan belajar, maupun pertemanan anaknya. 3. Hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak. 2. Kecerdasan Interpersonal Remaja Kecerdasan interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan remaja dalam memahami diri sendiri, etika/aturan bergaul, perasaan orang lain, dan cara berkomunikasi serta menemukan pemecahan masalah/konflik sosial yang efektif untuk menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya. Adapun dimensi dari kecerdasan interpersonal tersebut yaitu : 1. Social insight, yaitu kemampuan untuk memahami diri, situasi/etika sosial, dan menemukan pemecahan masalah/konflik sosial yang efektif dalam satu interaksi sosial. Indikator social insight adalah: a. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri b. Memiliki pemahaman situasi sosial dan etika sosial
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Kemampuan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam situasi interaksi sosial 2. Social sensitivity, yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksireaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non-verbal. Indikator social sensitivity adalah: a. Kemampuan memiliki sikap prososial yang baik terhadap orang lain b. Kemampuan memiliki sikap empati terhadap orang lain 3. Social communication, yaitu kemampuan menyampaikan dan menerima pesan secara efektif dalam menjalin dan membangun interpersonal yang sehat. Indikator social communication adalah: a. Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang lain. D. Penggunaan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner dengan menggunakan skala likert yang mengukur pola asuh orang tua dan kecerdasan interpersonal remaja pada siswa di SMPN 12 Bandung. Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen pola asuh orang tua dan instrumen kecerdasan interpersonal siswa. 1. Instrumen Pola Asuh Orang Tua Instrumen pola asuh orang tua yang digunakan pada penelitian ini merupakan instrumen yang dibuat oleh Damayanti (2010). Alasan peneliti memakai instrumen tersebut yaitu karena memiliki sekumpulan item pertanyaan reliabel atau konsisten Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam mengukur variabelnya dari setiap dimensi pola asuh orang tua. Pola asuh authoritative dengan tingkat realibilitas sebesar 0,893, pola asuh authoritarian dengan tingkat realibilitas 0,860, pola asuh indulgent dengan tingkat realibilitas 0,884, dan pola asuh indifferent dengan tingkat realibilitas sebesar 0,850. Dan juga item-item pada instrumen ini cukup valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut dikembangkan dari konsep pola asuh Diana Baumrind (Steinberg, 1993). Dalam instrumen ini terdapat item-item berdasarkan tipe pola asuh orang tua yaitu authoritative, authoritarian, indulgent, dan indifferent. Adapun kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua yang diambil dari item-item yang valid dari instrumen sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut:
DIMENSI Pola Asuh Authoritative
Pola Asuh Authoritarian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua INDIKATOR Menunjukkan kehangatan dan upaya pengasuhan Mendorong kebebasan remaja dalam batas-batas yang wajar Membuat standar perilaku yang jelas atau tegas bagi remaja Orang tua menuntut tanggung jawab dan kemandirian remaja Partisipasi remaja dalam aktivitas keluarga Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari remaja Mengontrol dan membuat pembatasanpembatasan atau peraturan-peraturan untuk mengontrol perilaku Berusaha membentuk dan menilai sikap atau perilaku remaja dengan standar absolut yang telah ditetapkan
ITEM 1, 21, 39
Ξ£ 3
2, 22, 40
3
3, 23, 41
3
4, 24, 42
3
5, 25, 43
3
6, 26, 44 7, 27, 45
3 3
8, 28, 46
3
9, 29, 47
3
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pola Asuh Indulgent
Pola Asuh Indifferent
Cenderung menggunakan hukuman dalam menerapkan disiplin terhadap remaja Tidak memberikan kesempatan pada remaja untuk menyelesaikan masalahnya Menunjukkan kehangatan yang tinggi Membiarkan remaja untuk mengatur dirinya sendiri Membiarkan remaja tanpa kontrol orang tua Membiarkan remaja berkuasa di rumah Tidak ada tuntutan atau standar perilaku yang jelas Tidak ada sanksi bagi remaja Menjauh dari anak secara fisik dan psikis Tidak peduli terhadap kebutuhan, aktivitas, kegiatan belajar, maupun pertemanan anaknya Hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak Jumlah
10, 30, 48
3
11, 31, 49
3
12, 50 13
2 1
14, 32, 51
3
15, 33, 52 16, 34, 53
3 3
17, 35, 54 18, 36, 55 19, 37, 56
3 3 3
20, 38, 57
3
57
57
Cara pengisian instrumen ini adalah meminta kesediaan subjek atau responden untuk menjawab semua item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari empat kotak jawaban yang tersedia di setiap item pernyataan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom yang tersedia dengan memberi tanda checklist (β) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Setiap item mempunyai empat pilihan jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadangkadang (K), dan Tidak Pernah (TP). Teknik pemberian skor pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing item pernyataan. Pola penskoran item dapat dilihat sebagai berikut :
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4 Pola Penskoran Instrumen Pola Asuh Orang Tua PILIHAN SKOR Selalu (SL) 4 Sering (SR) 3 Kadang-Kadang (K) 2 Tidak Pernah (TP) 1
2. Instrumen Kecerdasan Interpersonal Remaja Instrumen kecerdasan interpersonal yang digunakan pada penelitian ini merupakan instrumen yang dibuat oleh Bisni Berlina (2010). Instrumen tersebut dikembangkan dari konsep kecerdasan interpersonal Andesron (Safaria, 2005). Instrumen ini digunakan oleh peneliti karena memiliki sekumpulan item pertanyaan reliabel atau konsisten dalam mengukur variabelnya dan nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,902 dan cukup valid sehingga instrumen tersebut dapat digunakan pada penelitian ini. Adapun kisi-kisi instrumen kecerdasan interpersonal remaja yang diambil dari item-item yang valid dari instrument sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Interpersonal Remaja DIMENSI INDIKATOR ITEM + Kemampuan 3,4,5,6,8 1,2,7 Social insight mengembangkan 9 kesadaran diri
Ξ£ 9
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Memiliki pemahaman situasi sosial dan etika sosial Kemampuan mencari pemecahan masalahyang efektif dalam suatu interaksi sosial Kemampuan memiliki sikap prososial yang baik terhadap Social Sensivity orang lain Kemampuan memiliki sikap empati terhadap orang lain Kemampuan Social berkomunikasi Communication yang baik dengan orang lain Jumlah
15,16, 17,18, 19,20,21
10,11,12, 13,14
12
22,23,24
25,26
5
29,30,31, 32,33,34
27,28,35,36
10
37,38, 42,43,44
39,40,41
8
45,46,47, 48,49
50,51,52, 53,54, 55,56
12
31
25
56
Cara pengisian instrumen ini adalah meminta kesediaan subjek atau responden untuk menjawab semua item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari lima kotak jawaban yang tersedia di setiap item pernyataan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom yang tersedia dengan memberi tanda checklist (β) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Setiap Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
item mempunyai lima pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Teknik pemberian skor pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing item pernyataan. Pola penskoran item yaitu favorable dan unfavorable yang dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.5 Pola Penskoran Instrumen Kecerdasan Interpersonal PILIHAN Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Kurang Sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
FAVORABLE 5 4 3 2 1
UNFAVORABLE 5 4 3 2 1
E. Norma Skala 1. Pola Asuh Orang Tua Untuk menentukan pola asuh mana yang disarankan oleh masing-masing siswa dilakukan dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk masing tipe pola asuh yanga dirasakan. Setelah jumlah skor untuk masing-masing tipe pola asuh diperoleh lalu dilihat tipe pola asuh mana yang jumlah skornya paing besar, maka itulah pola asuh yang dirasakan oleh siswa tersebut. Berikut ini adalah perhitungan proporsi untuk setiap tipe pola asuh: πroporsi skor π΄π’π‘πππππ‘ππ‘ππ£π =
Proporsi skor πΌπππ’πππππ‘ =
Skor ππ’π‘πππππ‘ππ‘ππ£οΏ½ζ² yang diperolah responden ππππ ππππ ππππ ππ’π‘πππππ‘ππ‘ππ£π
Skor πΌπππ’πππππ‘ yang diperolah responden Skor maksimal πΌπππ’πππππ‘
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Proporsi skor πΌππππππππππ‘ =
Proporsi skor π΄π’π‘πππππ‘πππππ =
Skor πΌππππππππππ‘ yang diperolah responden Skor maksimal πΌππππππππππ‘
Skor ππ’π‘πππππ‘πππππ yang diperolah responden Skor maksimal ππ’π‘πππππ‘πππππ
Skor maksimal untuk setiap pola asuh orang tua adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Skor maksimal Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua Tipe-tipe Pola Asuh Jumlah Skor maksimal Skor maksimal Item Item 18 15 15 9
Authoritative Authoritarian Indulgent Indifferent
3 3 3 3
54 45 45 27
2. Kecerdasan Interpersonal Teknik pengolahan data untuk mengolah data kuantitatif
menggunakan
rumus skor ideal berdasarkan perhitungan dari pembuat instrument sebelumnya yaitu Bisni Berlina sebagai berikut. Xi + SDi
(Cece Rakhmat & M. Solehuddin,1988) Keterangan: Xi
: rata-rata ideal yaitu skor minimal + skor maksimal/2
SDi
: standar deviasi ideal yaitu 1/3 dari rata-rata ideal
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan menggunakan rumus skor ideal, data dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. a. Kelompok Atas Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata + 1 standar deviasi keatas b. Kelompok Sedang Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standart deviasi dan +1 standart deviasi c. Kelompok Bawah Semua kelompok didik yang memiliki skor antara -1 standart deviasi dan yang kurang dari itu. Untuk menetukan kedudukan subjek dalam tingkatan kecerdasan interpersonal dilakukan teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus skor ideal sebagai berikut: Skor ideal
= jumlah soal valid X skor terbesar = 56 x 5 = 280
Skor terendah
= jumlah soal valid X skor terkecil = 56 x 1 = 56
X ideal ο½
1 x ο¨ skor ideal ο« skor terendah ο© 2
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X ideal ο½
1 x ο¨ 280 ο« 56 ο© 2
X ideal ο½
1 x336 2
X ideal ο½ 168 1 sideal ο½ x ο¨ xideal ο© 3 1 sideal ο½ x168 3
sideal ο½ 56 Tinggi
= X + Sd = 168 + 56 `
= 224
Sedang
= 223-113
Rendah
= X β Sd = 168 β 56 = 112
Tabel 3.7 Kategori kecerdasan interpersonal siswa Rentang Skor Kategori 224 Tinggi 223 β 113
Sedang
112
Rendah
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perhitungan Aspek Xideal=
1
2
(xmax + xmin)
Xmak = n skor tinggi x n item valid Xmin = n skor rendah x n item valid Sideal =
1
3
(x ideal)
Gambaran umum kecerdasan interpersonal GU
β
X.ideal
S.ideal
=
1
=
1
=
1
=
1
=
1
2
(xmax + xmin)
2
(5 x 56) + (1 x 56)
2
(280) =(56)
2
(336) = 168
3
(168) = 56
Tinggi = 168+56 = 224 Rendah= 168-56 = 112 Sedang = antara 113 s/d 223
Gambaran aspek social insight X.ideal
=
1
=
1
2
(xmax + xmin)
2
(5 x 26) + (1 x 26)
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
=
1
=
1
2
(130) =(26)
2
(156)
= 78 S.ideal
=
1
3
(78)
= 26 Tinggi
= 78+26 = 104
Rendah
= 78-26 = 52
Sedang
= antara 53 s/d 103
Gambaran aspek social sensitivity x ideal
= Β½ (x.max + x.min) = Β½ (5x8) + (1x18) = Β½ (90) + (18) = Β½ x108 = 54
S ideal
= 1/3.54 = 18
Tinggi
= 54 + 12 = 72
Rendah
= 54 β 12 = 36
Gambaran aspek social communication x ideal
= Β½ (x.max + x.min) = Β½ (5x12) + (1x12) = Β½ (60) + (12)
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= Β½ x72 = 36 S ideal
= 1/3.36 = 12
Tinggi
= 36 + 12 = 48
Rendah
= 36 β 12 = 24
F. Teknik Analisis Data : Korelasi Pearsonβs Product Moment Uji korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus pearsonβs product moment, yaitu sebagai berikut :
rο½
nο₯ X i Yi ο (ο₯ X i )(ο₯ Yi ) {nο₯ X i 2 ο (ο₯ X i )2 }{nο₯ Yi ο (ο₯ Y ) 2 } 2
(Sugiyono : 2009) Dimana : r
= koefisien korelasi pearsonβs product moment
n
= jumlah responden
βX
= jumlah skor pola asuh orang tua
βY
= jumlah skor kecerdasan interpersonal
βXY = jumlah hasil kali skor poala asuh orang tua dan kecerdasan interpersonal βX2
= kuadrat jumlah skor pola asuh orang tua
βY2
= kuadrat jumlah skor kecerdasan interpersonal
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah diketahui koefisien korelasi dari masing-masing hubungan, maka digunakan tabel Guilford untuk mengetahui kekuatan hubungan antar dua varaibel, yaitu sebagai berikut : Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.00 - 0.199 0.20 - 0.399 0.40 - 0.599 0.60 - 0.799 0.80 - 1.000
Sangat Lemah Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat
(Sugiyono : 2009) G. Prosedur dan Tahapan Penelitian Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Persiapan a Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah seminar psikologi perkembangan. b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas. c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Bandung. Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Pelaksanaan a. Penggunaan instrumen penelitian. b. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul. 3. Pelaporan Tahapan pelaporan merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada tahap pelaporan seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah (skripsi) untuk kemudian dipertanggungjawabkan.
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu