6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman (2004), belajar pada prinsipnya adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar, selanjutnya menurut Djauhar dkk (2009:13), belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah proses interaksi dalam diri seseorang dengan lingkungan yang melahirkan suatu pengalaman untuk memperoleh suatu perubahan setelah melakukan aktivitas belajar.
2. Prestasi Belajar
Menurut Hamalik (2004), mengatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Selanjutnya Darmansyah (2006:13),
7
menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Berdasarkan dua pendapat tersebut jelas, bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang dijadikan tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan hasil belajar atau prestasi yang telah diperoleh siswa inilah yang dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Usaha untuk membantu perkembangan seseorang dalam mencapai kedewasaan adalah merupakan tanggung jawab dalam setiap lembaga pendidikan. Pendidikan sebagai suatu proses perkembangan yang optimal apabila orang tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada dasarnya inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran, dan pembelajaran adalah siswa belajar. Sedangkan dalam mengajar selalu melibatkan dua aspek yang saling berkaitan yaitu aspek guru disatu pihak dan aspek siswa dilain pihak. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dalam lingkungan sekolah (Salam, 1997 :182). Kemudian dijelaskan oleh Hamalik (1992:133), sebagai berikut ”Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi (1) faktor yang
8
bersumber dari diri siswa, (2) faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat”. Berdasarkan hal tersebut di atas jelas bahwa sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Selanjutnya sekolah adalah tempat bagi siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Keberhasilan pendidikan di sekolah akan menetukan kepribadian serta sikap siswa.
4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negera yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No. 22/2006).
5. Tujuan Mata Pelajaran PKn
Untuk SD/MI mata pelajaran PKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam rangka menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan dan bernegara serta anti korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan kerakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Permendiknas No. 22/2006).
9
6. Model Pembelajaran
Menurut Joyce dan Weil dalam Abimanyu dkk (2008;24), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Selanjutnya
menurut
Ruminiati
(2008:1.15),
menyatakan
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di rancang oleh guru untuk membantu, membimbing dan memotivasi siswa mempelajari suatu informasi tertentu dalam suatu proses yang telah di rancang secara masak mencakup segala kemungkinan yang terjadi. Menurut Sagala (2003), dalam Ruminiati (2008:1.5), menyatakan pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka mempermudah siswa mempelajari bahan ajar yang telah di tetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dari beberapa pendapat diatas maka pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun, mengatur langkahlangkah materi pembelajaran yang dijadikan petunjuk atau pedoman bagi guru di kelas, saat menyampaikan materi pelajaran. Menurut Dirjendikti (2008), salah satu model pembelajaran adalah model interaksi sosial. Termasuk kedalam rumpun model ini , antara lain: Investigasi Kelompok, Inkuiri Sosial, Metode Laboratorium, Yurisprudensial, Bermain Peran, dan Simulasi Sosial.
10
Dari beberapa macam model mengajar tersebut yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah Model Bermain Peran.
7. Model Bermain Peran
a. Orientasi Model Menurut Ruminiati (2008), dalam model bermain peran, siswa dapat berperan sebagai dan berprilaku seperti orang lain sesuai dengan skenario yang telah disusun gurunya, dengan demikian siswa diharapkan
akan memperoleh
inspirasi dan pengalaman baru yang dapat mempengaruhi sikap siswa. b. Manfaat dari model bermain peran ini, yaitu:
Sebagai sarana untuk menggali perasaan siswa
Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.
Untuk mendapatkan inspirasi dan pemahaman yang dapat mempengaruhi sikap, nilai dan persepsinya.
Untuk mendalami isi mata pelajaran yang dipelajari.
Untuk bekal terjun kemasyarakat di masa mendatang sehingga siswa dapat membawa diri menempatkan diri, menjaga dirinya sehingga sudah tidak asing lagi apabila dalam kehidupan bermasyarakat terjadi banyak siswa yang berbeda-beda.
c. Prosedur/Langkah-langkah Model Bermain Peran 1) Guru mengadakan pemanasan, guru menjelaskan permasalahan yang akan dijadikan bahan bermain peran. 2) Memilih partisipan, guru dan siswa menjelaskan karakter.
11
3) Menata ruang tempat untuk bermain peran. 4) Anak yang tidak main peran harus dilibatkan walaupun sebagai penonton agar supaya mengamati temannya. 5) Permainan dimulai, walaupun masih banyak anak yang masih bingung dan malu-malu, sambil tertawa gembira. 6) Mendiskusikan tentang pelaksanaan bermain peran ini bila perlu alur ceritanya diubah sedikit/banyak. 7) Permainan diulangi lagi setelah mendapatkan pembenahan-pembenahan. 8) Membahas jalannya main peran, guru memberikan masukan-masukan agar lebih menjiwai lagi. 9) Guru menutup dan menyimpulkan bersama siswa, guru akhirnya memberi penegasan (Dahlan:1984). d. Kekuatan Model pembelajaran bermain peran 1). Meningkatkan kinerja guru 2). Meningkatkan ekspresi siswa dalam bentuk aktifitas dan kreatifitas 3). Menumbuhkan sikap kritis demokratis dan kreatif dalam menyikapi Persoalan e. Kelemahan model bermail peran 1). Sulit memilih pemeran yang sesuai dengan karakter yang dimainkan 2). Membutuhkan waktu cukup lama 3). Tidak sekali jadi, perlu pengulangan
12
8. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran PKn menggunakan model bermain peran dengan langkah-langkah yang tepat maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Kesumajaya.