BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian ISO 14001 ISO 14001 adalah standar internasional yang dapat diterapkan oleh organisasi yang bermaksud untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan (ISO 14001, 2004). Standar yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1996 dan direvisi pada tahun 2004 ini merupakan hasil negosiasi pertemuan GATT di Uruguay dan konferensi lingkungan di Rio de Jenero pada tahun 1992 (Zeng, S.X et al, 2005). Standar tersebut disebut sebagai green standard karena memberikan persyaratan-persyaratan spesifik untuk sebuah sistem manajemen lingkungan yang komprehensif (Salman, 2009). Sejak awal tahun 1960-an, dunia industri mulai peduli pada masalahmasalah lingkungan (Hunt & Johnson, 1995 dalam Zobel, 2005). Kondisi ini semakin meningkat seiring merebaknya persoalan lingkungan yang cukup
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
signifikan menarik perhatian dunia internasional seperti pemanasan global ataupun perubahan iklimKesepakatan-kesepakatan internasional antar Negara dibuat dengan tujuan “memperbaiki” persoalan-persoalan lingkungan tersebut. Lingkungan usaha industri, selain pemerintah, saat ini juga mulai menggalakkan perlunya environmental friendly bagi rantai pasoknya. Beberapa contoh dapat diketengahkan di antaranya, Epson Industry Indonesia menerapkan kebijakan “Green Purchase” yang memaksa para pemasoknya untuk memiliki sistem manajemen lingkungan yang baik. Astra International mengembangkan “Astra Green Company” untuk memastikan anak-anak perusahaannya memiliki sistem manajemen lingkungan yang efektif. Kebijakan yang sama pun diterapkan pada perusahaan-perusahaan lainnya seperti Chevron, BP, dan lain-lain. Menyikapi kondisi di atas, sebagai bagian untuk memenuhi tuntutan stakeholder dan sekaligus sebagai bagian dari tanggung jawab sosial (Kadir et al, 2009), perusahaan-perusahaan perlu mengembangkan dan mengelola sistem manajemen lingkungan. Sistem manajemen lingkungan merupakan bagian
dari
sistem
manajemen
organisasi
yang
digunakan
untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan mengenai lingkungan dan juga sebagai panduan bagi organisasi dalam mengelola aspek lingkungannya (ISO 14001, 2004). Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
persyaratan peraturan lingkungan hidup dari pemerintah (Muti Sophira Hilman dan Ellia Kristiningrum, 2008). 2.2 Sejarah dan Perkembangan ISO 14001 ISO dibentuk di Geneva, Swiss pada tahun 1946 sebagai federasi dunia yang
berfungsi
untuk
mempromosikan
pengembangan
dari
industri
internasional, pasar dan standar komunikasi dan juga untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa secara internasional (Hall, 1996). Setelah Perang Dunia ke-II, ISO tumbuh secara cepat di Eropa dan semakin meluas sehingga melibatkan negara lain di luar Eropa dalam proses pengembangan standar produk internasional. Pada tahun 1998, anggota ISO mencapai 111 anggota. Para anggota tersebut adalah organisasi standar dari negara-negara di seluruh dunia. International Organization for Standardization menyusun konsensus dengan pemerintah, industri dan pihak lain yang berkepentingan untuk menciptakan standar yang dapat diterima secara global yang telah diambil dari komunitas bisnis internasional. Dalam pengembangan standar tersebut, sudut pandang dari industri, pihak pedagang, konsumen, laboratorium penguji, pemerintah dan penyusun perundangan, insinyur profesional dan organisasi penelitian diikutsertakan. Sebagai organisasi non-pemerintah, ISO tidak mempunyai hak untuk memaksakan
standarnya
kepada
negara
atau
organisasi
manapun.
Bagaimanapun juga banyak negara dan organisasi yang menjadikan ISO sebagai standar yang wajib. Konsensus ialah komponen dari proses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
pengembangan standar yang disetujui oleh tenaga ahli, kemudian oleh komite teknis dan terakhir oleh semua negara anggota ISO yang berpartisipasi di seluruh dunia. ISO dipercayai sebagai sebuah standar yang mengandung integritas teknis yang tinggi yang berdasarkan dari konsensus dari industri ahli dan badan standar nasional dari negara anggota ISO. Beberapa tahun setelah Perang Dunia ke-II, ISO fokus sepenuhnya terhadap spesifikasi kinerja teknis untuk produk dan menstandarisasi metodenya. Dalam 50 tahun, ISO telah mengembangkan lebih dari 8000 industri, perdagangan dan standar komunikasi yang dapat diterima secara internasional. Pada akhir tahun 1970-an ISO memutuskan untuk fokus pada pengembangan sebuah seri manajemen standar yang berfungsi untuk memfasilitasi perdagangan internasional dan pada saat yang bersamaan memperbaiki kinerja industri. Pada tahun 1979, ISO membentuk Technical Comitee (TC) 176 untuk membuat manajemen kualitas dan sistem jaminan yang lebih dikenal dalam dunia bisnis sebagai “Total Quality Manajemen (TQM)”. Delapan tahun setelah dikeluarkannya TC 176, ISO telah berhasil mendapatkan pengakuan dalam standar manajemen untuk kualitas produk dan jasa yang dapat diterapkan secara universal. Pada tahun 1987, ISO mengeluarkan seri standar ISO 9000. Seri ISO 9000 ini menetapkan arahan bagi perusahaan untuk digunakan dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
menciptakan sistem manajemen produk bagi perusahaan itu sendiri dan suppliernya. (Cascio, 1996. Tibor & Feldman, 1997). Jika sebuah perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9000 maka perusahaan tersebut telah dapat menjamin bahwa proses produksi yang dilakukan dapat memberikan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan konsumen (Calkins, 1997). Pada tahun 1991, ISO membuat Strategic Advisory Group the Environment (SAGE). Misinya adalah untuk mempelajari standar lingkungan yang lain. Pada Desember 1990, European Union (EU) mengeluarkan Ecomanagement an Audit Scheme (EMAS) sebagai persyaratan yang diaplikasikan pada industri yang menghasilkan polusi terbanyak. Tujuan dari EMAS ini adalah untuk menyebarluaskan kebijakan lingkungan di seluruh European Union (EU) untuk melindungi dari perdagangan bebas (Tibor & Feldman, 1997). ISO 9000 dengan fokus utama pada efisiensi sistem manajemen yang produktif menjadi suatu dasar pendekatan baru yang menjadi dasar pengembangan yang inovatif dari standar Sistem Manajemen Lingkungan. Pada tahun 1993, ISO membentuk panitia teknik TC 207 untuk merumuskan sistem standardisasi di bidang lingkungan. Hasil kerja panitia TC 207 kemudian dikenal sebagai standar ISO seri 14000 (Kodrat K. F, 2002). Pada tanggal 1 September 1996, Standar Organisasi International (The International Organization for Standardization) mengesahkan seri ISO 14001 mengenai protokol Sistem Manajemen Lingkungan yang menyediakan mekanisme universal bagi bisnis, pemerintah dan institusi non bisnis baik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
besar maupun kecil untuk menggunakan pendekatan sistem yang berfungsi untuk mengurangi dampak lingkungan, menyelesaikan persoalan dan menciptakan kesempatan untuk perbaikan berkelanjutan (Voorhees & Woellner, 1998). Bisnis menggunakan ISO 14001 untuk menghasilkan produk dan menyediakan jasa yang memiliki dampak yang lebih kecil terhadap sistem. Pemerintah menggunakan ISO 14001 untuk menyediakan layanan yang lebih baik bagi warganya dan untuk menurunkan dampak lingkungan dan juga menemukan metode untuk mengubah perilaku dari warga dan pekerja yang aktivitasnya dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan. Standar ini disusun untuk mendukung perusahaan dalam mengontrol dampak dan resiko pada lingkungan dengan membuat Sistem Manajemen Lingkungan, standar ini dapat juga digunakan oleh institusi non bisnis lainnya, seperti: pemerintah, yayasan, institusi, institusi pendidikan, asosiasi olahraga dan institusi lainnya yang juga berdampak pada lingkungan. Standar ISO 14000 difokuskan untuk membantu organisasi bisnis dan non-bisnis untuk menetapkan dan membuat tujuan dari kebijakan mereka serta menjelaskan tujuan dan target, menyusun struktur organisasi, membuat mekanisme pengendalian dan pengkajian manajemen. ISO 14000 tidak menetapkan batas emisi dan buangan, namun standar ISO 14000 menyarankan pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya atau mengatur kuota penggunaan bahan bakar minyak, bahan perusak ozon atau sumber daya alam. Berdasarkan beberapa persyaratan inti yang berada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dalam seri ISO 14000, manajemen lingkungan menjadi strategis dalam pengambilan keputusan, memperbolehkan penggunaan pendekatan sistem untuk menentukan keputusan yang lebih efektif untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Pada saat ini ISO/TC 207 dibagi dalam lima sub komite (SC) dan empat kelompok kerja (WG) yaitu Sub-komite 1, SC-1: Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Sub-komite 2, SC-2: Audit Lingkungan (AL) Sub-komite 3, SC-3: Pelabelan Lingkungan (Ekolabel) Sub-komite 4, SC-4: Evaluasi Kinerja Lingkungan Sub-komite 5, SC-5: Analisis Daur Hidup Kelompok Kerja WG-4: Komunikasi lingkungan. Kelompok Kerja WG-5: Perubahan iklim Kelompok Kerja WG-6: Joint ISO/TC 207-CASCO WG: lembaga yang memvalidasi dan memverifikasi Greenhouse gas Kelompok Kerja WG-7: Aspek lingkungan dalam Standar Produk TC 207/SC 1 telah menerbitkan dokumen standar mengenai Sistem Manajemen Lingkungan, yaitu: ISO 14001:1996 Environmental management systems -- Specification with guidance for use ISO 14001:2004 Environmental management systems -- Requirements with guidance for use
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
ISO 14004:2004 Environmental management systems -- General guidelines on principles, systems and support techniques Dan standar ISO yang akan dikembangkan (under development) yaitu ISO/CD 14005 Environmental management systems -- Guidelines for a staged implementation of an environmental management system, including the use of environmental performance evaluation 2.3 Tujuan dan Pertimbangan Penerapan ISO 14001 2.3.1 Tujuan Penerapan ISO 14001 Tujuan dari ISO adalah untuk mempromosikan standarisasi, untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa secara internasional dan untuk menghasilkan konsensus dan kerja sama yang bersifat intelektual, ilmiah, mutakhir dan ekonomis. 2.3.2 Pertimbangan Penerapan ISO 14001 Dalam kaitan tersebut, perusahaan dapat mengadopsi standar ISO 14001:2004 untuk mengembangkan dan mengelola sistem manajemen lingkungannya. Adopsi standar ISO 14001 menjadi pilihan tepat dengan beberapa pertimbangan, yaitu. ISO 14001 merupakan standar internasional yang telah diterapkan di lebih mampu meningkatkan daya saing pasar ekspor perusahaan sekaligus mengatasi hambatan teknis perdagangan. ISO 14001 mengadopsi pendekatan proses (ISO 14001, 2004). Pendekatan proses akan memicu timbulnya continual improvement pada sistem manajemen. ISO 14001 memberikan kerangka sistem manajemen yang komprehensif dan sistematis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa adopsi standar memberikan keuntungan bagi perusahaan seperti yang disebutkan Kitazawa dan Sarkiz (2000), Zeng, S.X et al (2005), Viadiu et al (2006), dan Salman (2009). 49.462 perusahaan pada 118 negara (Viadiu et al, 2006). Kondisi ini akan mampu meningkatkan daya saing pasar ekspor perusahaan sekaligus mengatasi hambatan teknis perdagangan. 2.4 Manfaat Sertifikasi Adapun manfaat sertifikasi ISO 14000 adalah (Harrington,H.J, 1999): Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan Meningkatkan kinerja lingkungan Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan Mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul. Dapat menekan biaya produksi Dapat mengurangi kecelakaan kerja Dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan. Memberi
jaminan kepada
konsumen
mengenai
komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan. Dapat
mengangkat
citra
perusahaan, meningkatkan
konsumen dan memperbesar pangsa pasar. Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank. Dapat meningkatkan motivasi para pekerja Mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan Meningkatkan hubungan dengan supplier.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kepercayaan
15
Langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan Memberikan kerangka kerja dan panduan bagi organisasi dalam upaya mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas organisasi. 2.5 Persyaratan ISO 14001 Persyaratan-persyaratan ISO 14001 selain persyaratan umum, tercantum dalam klausul 4.2 hingga 4.6, antara lain (Kitazawa dan Sarkiz, 2000; ISO 14001, 2004): Klausul 4.2 Kebijakan lingkungan: mendefinisikan kebijakan dan memastikan komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut. Klausul 4.3 Perencanaan: mencakup lima langkah yaitu identifikasi aspek lingkungan, menentukan dampak lingkungan, mengumpulkan perundangan dan peraturan lainnya, menetapkan sasaran dan target, serta mengembangkan suatu sistem manajemen lingkungan. Klausul 4.4 Penerapan dan operasi; mengadakan sumber daya untuk mencapai sasaran dan target lingkungan organisasi. Klausul 4.5 Tindakan pemeriksaan dan pemantauan: memeriksa dan memantau sistem manajemen lingkungan untuk mengidentifikasi masalah dan memecahkannya. Klausul 4.6 Tinjauan manajemen; memastikan adanya tinjauan secara berkala oleh manajemen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2.6 Gambaran Umum Perusahaan 2.6.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Alkindo Mitraraya merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang kimia yang memfokuskan diri pada produk resin atau lateks. Resin merupakan bahan baku utama dalam pembuatan cat, karena hampir 60% bahan baku cat adalah resin. Resin adalah hasil polymerisasi baik dari monomer maupun bahan lain seperti polyol dan polyacid. Sejarah PT. Alkindo Mitraraya tidak terlepas dari PT. Propan Raya. PT. Propan Raya merupakan perusahaan pembuat cat. Dalam memproduksi cat PT. Propan Raya memerlukan bahan baku yaitu resin sehingga PT. Propan Raya mendatangkan resin langsung dari Jepang. Mengingat harus selalu mendatangkan resin dari jepang maka memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Hal ini berpengaruh terhadap proses persediaan bahan yaitu resin itu sendiri dimana sering terjadi keterlambatan pesanan sampai ke PT. Propan Raya. Dengan demikian PT. Propan Raya berinisiatif untuk membuat resin sendiri. Berkenaan dengan hal itu maka dibuatlah suatu divisi tersendiri yang memproduksi resin. Dengan dibantu tenaga dari Jepang pada awalnya maka mulai berproduksi dan hasilnya cukupmemuaskan. Seiring berkembangnya waktu ternyata permintaan akan produksi semakin meningkat dan produknyapun dinikmati kalanganindustry polymer. Yang semula merupakan suatu divisi atau departemen dari PT. Propan Raya maka menjadi pabrik dengan skala kecil bernama PT. Alkindo Mitraraya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Lokasi pabrik masih menjadi satu dengan lokasi PT. Propan Raya yaitu I Cikoneng Ilir kelurahan Jatake. Tangerang. Meskipun kecil, tetapi PT Alkindo Mitraraya terus mengembangkan produksinya sehingga jenis dan macam produknya terus berkembang. Hal ini menjadikan kapasitas produksi terus bertambah. Setelah delapan tahun, PT. Alkindo Mitraraya merasa plant tersebut terlalu sempit untuk sebuah pabrik resin dan kapasitasnya juga masih terlalu terbatas sehingga belum dapat memenuhi permintaan pelanggan, sementara untuk mengembangkan pabrik di lokasi tersebut tidak memungkinkan. Akhirnya munculah ide untuk mengembangkan pabrik resin yang lebih besar. Maka pada akhir tahun 1999 dimulailah pembanguna PT. Alkindo Mitraraya yang berlokasi di jalan Gatot Subroto Km 8, Kadu Jaya, Curug, Tangerang. Setelah pabrik tersebut selesai, akhirnya pada tanggal 12 juni 2001 PT Alkindo Mitraraya mulai beroperasi dengan running perdananya. Pada waktu itu kapasitas produksinya hanya sebesar 1800 MTPA. Sampai saat ini PT. Alkindo Mitraraya memiliki 9 reaktor untuk solvent base dan 3 reaktor untuk water base. Produk yang dihasilkan oleh PT. Alkindo Mitraraya yaitu alkyd, amino, acrylic, waterbased. Dan sampai saat ini kapasitas produksinya mencapai 14400 MTPA. Saat ini visi PT. Alkindo Mitraraya adalah “Menjadi salah satu perusahaan resin sintetik yang paling aman dan ramah lingkungan di Asia”. Adapun misi perusahaan adalah: Mencapai zero work accident serta zero pollution selama periode 2010-2020 secara berturut-turut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah dan lingkungan di sekitarnya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Dengan memiliki karyawan yang mempunyai semangat kerja yang tinggi serta produk resin yang ramah lingkungan, maka saat ini PT. Alkindo Mitraraya meraih Certified ISO 9001 dan ISO 1400 2.6.2 Kegiatan Usaha Perusahaan PT. Alkindo Mitraraya mengkhususkan diri sebagai produsen polimer tekemuka dengan produk resin yang ramah lingkungan. Sebagai produsen resin polimer unggulan, PT. Alkindo Mitraraya bertekad memproduksi resin berkualitas dan berinovasi dari waktu ke waktu serta bertekad menembus pasar Eropa dan Amerika. Selain untuk memenuhi kebutuhan resin PT. Propan Raya Group sebagai induk
perusahaan, PT. Alkindo Mitraraya juga memasarkan
produknya ke pasar lokal maupun internasional diantaranya Malaysia, India, Jepang, Vietnam, Thailand, dan Filipina. PT. Alkindo Mitraraya memproduksi berbagai macam tipe resin. Secara garis besar PT. Alkindo Mitraraya menghasilkan dua tipe resin berdasarkan pelarutnya yaitu solvent based dan water based. Nama jenis produk yang dihasilkan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Tabel 2.1 Jenis Produk
NO 1 2 3 4
Kode Produk ALK AMI ACR HYD
Nama Barang Alkyd Amino Acrylic Hydrokindo
Keterangan Produk jenis alkyd resin Produk jenis amino resin Produk jenis acrylic resin Produk jenis water based
2.6.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 1) Plant Manager Bertanggung jawab atas kelangsungan operasional perusahaan. Plant manager inti tidak termasuk di dalam bagian/departemen tetapi masuk dalam struktur organisasi. 2) Procurement Bertanggung jawab atas semua pembelian yang ada di perusahaan. 3) Logistic & System a) PPIC (Product Planning & Inventory Control) Bertanggung jawab atas ketersediaan barang jadi dalam rangka pemenuhan order costumer dan perencanaan produksi sesuai kapasitas mesin yang ada berikut kontrolnya. b) Warehouse Bertanggung jawab terhadap penyimpanan barang baik itu bahan baku maupun barang jadi di perusahaan. c) ICT Bertanggungjawab
terhadap
penggunaan
software
dan
computer yang ada di perusahaan serta penggunaan teknologi informasi yang tersedia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
4) Finance & Administration a) HRD & PGA HRD bertanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya manusia dan administrasi karyawan seperti absensi, data karyawan. Sedangkan bagian PGA bertanggung jawab terhadap urusan umum di perusahaan seperti sarana maupun catering. b) Finance & Accounting Bertanggung jawab atas akuntansi dan perhitungan pemasukan serta pengeluaran perusahaan. 5) Marketing & Sales Bertanggung jawab atas penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan serta hubungannya dengan costumer. 6) Tecnology Center a) Technical Bertanggung jawab atas riset dan pembuatan produk yang telah ada. b) Quality Control Bertanggung jawab atas kualitas bahan bahan baku untuk dapat diproses dan produk hasil produksi sehingga produk siap untuk dikirim ke costumer. c) Aplikasi Bertanggung jawab atas riset dan aplikasi resin ke produk cat. d) R&D Bertanggung jawab atas riset dan pengembangan produk baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
e) Instrument Bertanggung jawab atas riset yang berhubungan dengan alat atau instrument khusus di laboratorium. 7) Produksi a) Solvent Base Bertanggung jawab atas proses pembuatan resin jenis solvent base di perusahaan. b) Water Base Bertanggung jawab atas proses pembuatan resin jenis water base di perusahaan. 8) Maintenance & Engineering a) Mechanical & Eletrical Bertanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan, dan perawatan alat-alat yang dipakai di perusahaan baik mekenik maupun elektrik. b) Sipil Bertanggung jawab mengenai pekerjaan yang berhubungan dengan sipil seperti renovasi bangunan maupun penambahan bangunan. c) Utility Bertanggung jawab atas ketersediaan dan kesiapan peralatan yang digunakan di perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
d) Drafter & Adm. Bertanggung jawab atas data yang berupa gambar maupun dokumen dan digunakan untuk operasional perusahaan. 9) EHS (Environment, Health, and Safety) a) EHS Bertanggung jawab terhadap penyelengaraan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan lingkungan, emergency team, penangan bencana, dan peralatan pelindung bagi karyawan di perusahaan. b) WWT (Waste Water Treatment) Bertanggung jawab atas pengolahan air buangan limbah yang dihasilkan oleh departemen produksi atau departemen lain yang berbahaya bagi lingkungan apabila langsung dibuang. Oleh karena itu dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Struktur Organisasi PT. Alkindo Mitraraya Plant Manager
Procurement
Log. Sys.
Warehouse
PPIC
Fin. & Adm.
Fin. & Acc.
Technology Center
Marketing & Sales HRD & PGA
Instrument
QC
Technical
Production
R&D
ICT
Maint. & Eng
Application
Mech. & Electrical
Solvent Base
Water Base
Civil
Utility
EHS
EHS
Drafter & Adm.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
WWT