8
BAB II LANDASAN TEORI A. Aset a.
Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal yang bentuknya
dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan atau
jasa yang dimiliki
perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan ruangan dan diurutkan lamanya waktu dan kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas (Yudhistira, 13 : 2012). Menurut Weygandt (11-12:2007) aset adalah sebagai berikut : Sumber pengahasilan atas usahanya sendiri, dimana karakteristik umum yang dimilikinya yaitu memberikan jasa atau manfaat dimasa yang akan datang. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia aset didefinisikan sebagai : Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (IAI, 2007). Menurut Pedoman Akuntansi BUMN revisi 2011, “Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dimana manfaat ekonomis di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas” (dalam Yudishtira, 13:2012).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulakan bahwa aktiva adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sebagai mana akibat dari peristiwa-peristiwa di masa lalu yang dimana hasil dari aktiva-aktiva tersebut diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan. B. Aset Tetap
a.
Pengertian Menurut ED PSAK 16 (2:2011) aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Weygandt (566:2007) aset tetap yaitu : Akitva tetap (palnt assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik : memiliki bentuk fisik, digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.
1. Dalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan menjadi enam akun sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut ini: a. Tanah b. Peralatan dan mesin c. Gedung dan bangunan d. Jalan, irigasi dan jaringan e. Aset tetap lainnya f. Konstruksi dalam pengerjaan
9
b.
Pengertian dan Penilaian Perputaran Aset Tetap Menurut Indraguna (1:2009) rasio perputaran aset tetap (fixet Assets
Turnover)
yaitu
“mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aset tetap yang dimilik perusahaan”. Perputaran Aset tetap adalah “posisi aset tetap dan taksiran waktu perputaran aset tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aset tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aset tetap bersih” (dalam Yudhistira (16:2012). Rumus Perputaran Aset Tetap :
c.
Karakteristik perputaran aset tetap (dalam Indraguna,2:2009) adalah : a. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aset tetap tersebut. b. Pada industri yang mempunyai proporsi aset tetap tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan untuk industri lain yang mempunyai proporsi yang kecil seperti industri jasa, maka rasio ini barangkali relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan.
10
C. Persediaan a.
Pengertian Sebuah perusahaan harus mempunyai persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk melakukan hal itu bisa mengakibatkan hilangnya penjualan. Disisi lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan menambah beban seperti penyimpanan, asuransi dan pajak properti. Dan persediaan yang berlebihan akan meningkatkan resiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan dan perubahan pola pembelian pelanggan. Menurut Stice dan Skousen dalam Ellys (2009) mengemukakan bahwa persediaan (atau persediaan barang dagang) secara umum ditujukan untuk berang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Kata bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur. Menurut Ristono (2009) persediaan dapat diartikan sebagai barangbarang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan
11
demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.
b.
Perputaran persediaan Perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual (dalam skripsi Ellys, 18:2009) Rumus rasio perputaran persediaan (Indraguna, 2:2009) sebagai berikut :
Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.
c.
Karakteristik rasio perputaran persediaan Menurut Indraguna (2:2009) adalah : a. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektifitas manajemen persediaan.
12
b. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mismanajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. D. Size (Ukuran Perusahaan) Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjaun dari laporan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aset. Oleh karena itu dapat memungkinkan untuk perusahaan besar, tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan, ada kecendrungan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.
13
E. Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (proditabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham. Menurut Mamdu dan Hanafi (2007 : 83) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat di ukur dengan menggunakan rasio profitabilitas karena “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan aset,dan model saham tertentu”.
Menurut Brigham dan Houston (107:2009) profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Menurut Syafri (304:2008) rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini menurut Sutrisno (2009:222) yaitu :
a.
Return On Asset (ROA) ROA sering disebut juga rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aset yang dimiliki oleh perusahaan.
14
Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan laba sebelum pajak
terhadap
total
asset.
Jadi
Return
On
Asset
(ROA)
mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Return On Asset (ROA)
menunjukkan kemampuan total aset
dalam menghasilkan laba (Sawir, 2009:19). Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).
Rumus :
15
F. Penelitian Terdahulu Tabel 2.0.1 Penelitian Terdahulu No 1
2
Nama dan Tahun Ellys Delfrina Sipangkar (2009)
Ari (2009)
Judul Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bramsto Analisis Perputaaran Aktiva Tetap Dan Perputaran Piutang Kaitannya Terhaap Return On Assests Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
3
Dian Julia Rahmi Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap, Perputaran Persediaan, (2011) Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listing di BEI
4
Yudhistira Pengaruh Perputaran Modal Permana Bangun Kerja, Aset Tetap, dan Total Aset Terhadap Profitabilitas (2012) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Sumber : 1. http://jurnal.unikom.ac.id 2. http://repository.usu.ac.id 3. http://repository.mb.ipb.ac.id
16
Hasil Penelitian Hasil dalam penelitan tersebut adalah perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap Return On Assets.
Hasil dalam penelitian tersebut bahwa pengaruh perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang terhadap profitabilitas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. Perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT.POS Indonesia. Berdasarkan dari hasil analisis data dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Perputaran Aktiva Tetap berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas , sedangkan Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Hasil dalam bahwa secara simultan perputaran modal kerja, perputaran aset tetap dan total aset berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Namun secara parsial, perputaran modal kerja dan perputaran total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran aset tetap berpengaruh signifikan.
G. Kerangka Pemikiran Untuk memberikan landasan teori yang memadai bagi penelitian ini diperlukan suatu kerangka pemikiran yang bersumber dari pengertian atas sejumlah teori dan temuan terdahulu. Kerangka pemikiran bersifat konseptual diperlukan gar penelitian ini menjadi lebih terukur dan mudah diinterprestasikan.
Penelitian
ini
menggunakan
variabel-variabel
independen yaitu perputaran aset tetap, perputaran persediaan dan size. Dan variabel dependen adalah Return On Assets (ROA). Oleh karena itu kerangka pemikiran yang digunakan dapat digambarkan pada skema berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Perputaran Aset Tetap (X1)
H1
Perputaran Persediaan
H2
Return On Asset (ROA) (Y)
(X2) H3 Size (X3) H4
( Hasil pemikiran peneliti)
17