BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI
2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan dalam penelitian ini, Dalam penelitian ini digunakan lagu yang beraliran anak-anak dari sebuah kartun Jepang dengan pembahasan mengenai prosedur penerjemahan dan pergeseran makna. Suryawati (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Penerjemahan dan Pergeseran Makna Kosakata Budaya Material pada Novel Densha Otoko Karya Nakano Hitori Serta Terjemahannya Dalam Bahasa Indonesia”. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti tentang pengetahuan mengenai budaya yang merupakan salah satu hal yang harus dikuasai penerjemah, karena kata atau ungkapan yang mengandung unsur budaya tidak mudah untuk diterjemahkan, karena seringnya menimbulkan masalah saat menerjemahkan kosakata budaya. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis, langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh Sagung, yaitu mengkategorikan kosakata budaya material berdasarkan strategi penerjemahan yang dikemukakan oleh Baker (1992), kemudian menggunakan teori analisis komponen makna yang dikemukakan oleh Bell (1993) untuk mengetahui pergeseran makna pada kosakata budaya material yang diterjemahkan dengan strategi penggantian budaya.
11
12
Berdasarkan hasil analisis Suryawati, terdapat lima strategi yang dipergunakan, yaitu: penerjemahan dengan kata yang lebih umum, penerjemahan dengan kata yang lebih netral, penerjemahan dengan penggantian budaya, penerjemahan dengan kata pinjaman atau kata pinjaman disertai penjelasan, serta penerjemahan dengan parafrasa menggunakan kata yang berkaitan. Jumlah pergeseran makna pada strategi penggantian budaya, yaitu: tiga kosakata pada kategori makanan, satu kosakata pada kategori pakaian, serta dua kosakata pada kategori rumah dan kota. Hasil dari penelitian Suryawati adalah strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi penerjemahan dengan kata pinjaman atau kata pinjaman disertai penjelasan, strategi penggantian budaya dapat menyebabkan pergeseran makna yang mengurangi isi pesan dalam teks. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya memfokuskan pada pembahasan pergeseran makna kosakata budaya material dari sebuah novel Jepang dan terjemahannya sebagai sumber data, sedangkan penelitian yang dibahas kali ini memfokuskan pada pembahasan pergeseran makna pada lirik lagu dari soundtrack Doraemon, Chibi Maruko Chan, dan Hamtaro dengan versi Jepang dengan terjemahannya sebagai sumber data. Kemudian, dalam segi pembahasan juga berbeda, penelitian sebelumnya membahas strategi penerjemahan dari Mona Baker, sedangkan penelitian kali ini membahas mengenai prosedur penerjemahan dari pendapat yang dikemukakan oleh Vinay and Darbelnet (1992). Persamaannya pada penelitian sebelumnya sama-sama membahas mengenai pergeseran makna dengan menggunakan pendapat dari oleh Bell (1993). Pada metode
13
dan teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan teknik catat agar data-data yang bersifat penting atau berhubungan dengan penelitian dapat dicatat dan tidak terlupakan dalam proses menganalisis dan mengklasifikasi data, kemudian persamaan lainnya, yaitu sama-sama menganalisis komponen makna. Octaviani (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Prosedur dan Metode Penerjemahan Bahasa Slang dalam Komik Crayon Shinchan Karya Yoshito Usui”, membahas mengenai kategori dan frekuensi kemunculan bahasa slang serta prosedur dan metode yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori dari bahasa slang yang dikemukakan oleh Yonekawa (2003) dan teori prosedur penerjemahan dari Vinay and Darbelnet (2000) serta teori metode penerjemahan menurut Newmark (1988). Sumber data yang digunakan berupa komik Crayon Shinchan yang berbahasa Jepang beserta terjemahannya dari volume 1-10. Pada metode dan analisis data menggunakan metode padan dan didukung dengan teknik dasar pilah unsur tertentu. Data tersebut dianalisis melalui dua tahap, yaitu pertama dianalisis mengenai bahasa slang yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan yang berbahasa Jepang, kemudian yang kedua dianalisis dengan menentukan prosedur dan metode penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan bahasa slang pada komik Crayon Shinchan. Hasil yang didapat dari penelitian Octaviani adalah terdapat 1.548 data dan ditemukan sembilan kategori bahasa slang dan kata ora yang memiliki frekuensi kemunculan tertinggi sebanyak 414 data (26,7%). Pada prosedur penerjemahan terdapat 5 prosedur yaitu prosedur harfiah sebanyak 1.185 data (76,55%), prosedur
14
peminjaman sebanyak 11 data (0,7%), prosedur modulasi sebanyak 279 data (18,02%), prosedur adaptasi sebanyak 47 data (3,03%), dan prosedur transposisi sebanyak 26 data (1,7%). Metode penerjemahan yang diterapkan cenderung berorientasi pada BSu. Perbedaan yang terdapat pada data yang digunakan, penelitian kali ini menggunakan data berupa lirik lagu sebagai data untuk dianalisis sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan data berupa komik Crayon Shinchan dari volume 1-10 dan membahas mengenai bahasa slang sebagai bahan untuk dianalisis. Penelitian yang sebelumnya juga menambahkan metode penerjemahan serta frekuensi kemunculan bahasa slang sebagai pembahasan, sedangkan penelitian kali ini menambahkan pergeseran makna pada lirik lagu sebagai tambahan pembahasan. Selain perbedaan, terdapat juga beberapa persamaan dari kedua penelitian. Pada penelitian yang sebelumnya juga menggunakan teori prosedur penerjemahan yang dikemukakan oleh Vinay and Darbelnet untuk menentukan prosedur yang diterapkan pada sebuah data yang dianalisis. Metode analisis data yang digunakan juga sama yaitu, menggunakan metode padan yang merupakan metode analisis yang penentunya adalah bahasa lain yaitu bahasa Indonesia. Rizhal (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Teknik dan Metode Penerjemahan pada lagu AKB48 dengan JKT48” yang memfokuskan penelitiannya pada kedua hal tersebut dan sumber data yang digunakan adalah sebuah lirik lagu yang berbahasa Jepang dan bahasa Indonesia sebagai terjemahannya. Metode yang digunakan adalah metode formal dan informal dalam penyajian hasil analisis data, metode agih sebagai metode dan teknik analisis data, dan yang terakhir digunakan
15
metode simak dan teknik catat sebagai metode dan teknik pengumpulan data. Dari penelitian sebelumnya jika dibandingkan dengan penelitian kali ini, memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Penelitian sebelumnya menggunakan bahasa Jepang yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai penentu bahasa lain, hal itu juga digunakan pada penelitian kali ini, dan data yang digunakan juga sama yaitu menggunakan lirik lagu sebagai bahan untuk dianalisis. Metode yang digunakan juga hampir sama yaitu metode formal dan informal, metode simak dan teknik catat, dan teknik glossing namun yang menjadi perbedaan adalah topik yang dianalisis dan genre lirik lagu yang digunakan. Perbedaan dari penelitian sebelumnya, menggunakan lagu yang bergenre Jpop dari AKB48 dan JKT48, sedangkan penelitian ini menggunakan lagu dari serial anime Jepang sebagai data untuk dianalisis, kemudian topik yang dibahas pada penelitian yang sebelumnya membahas tentang metode dan teknik penerjemahan, sedangkan kali ini membahas tentang prosedur penerjemahan dan pergeseran makna, dasar analisis yang digunakan tentu saja berbeda, penelitian sebelumnya menggunakan pendapat Newmark dan Molina dan Albir, sedangkan penelitian kali ini menggunakan pendapat Vinay and Darbelnet serta Bell. Hasil dari penelitian Rizhal didapatkan 89 unit terjemahan (UT) pada TSu yang meliputi kalimat, frase, dan kata. Judul lagu Heavy Rotation dengan UT sebanyak 17 kalimat dan 3 frase, Koi suru Fortune Cookie dengan UT sebanyak 21 kalimat dan 6 farse, serta RIVER dengan UT sebanyak 32 kalimat, 6 frase, dan 4 kata.
16
2.2
Konsep Penelitian ini menggunakan beberapa konsep, berikut adalah beberapa konsep:
2.2.1
Lirik Lagu Lirik lagu merupakan suatu ungkapan perasaan manusia yang dituangkan dalam
sebuah tulisan yang memiliki irama jika dipadupadankan dengan musik yang juga mendukung, bisa juga ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar, maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. (Daewoo, 2012) 2.2.2
Penerjemahan Newmark (dalam Machali, 2009:25) memandang penerjemahan sebagai
“rendering the meaning of a text into another language in the way the author intended the text” atau menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain yang dimaksudkan penulis pada TSu. Penerjemahan merupakan upaya mengganti teks bahasa sumber (BSu) dengan teks yang sesuai dalam bahasa sasaran (BSa) dan yang diterjemahkan adalah makna sebagaimana yang dimaksudkan penulis TSu.
17
2.2.3
Penerjemahan Lagu Penerjemahan lagu adalah penerjemahan syair pada lagu atau nyanyian yang
memerlukan pertimbangan tersendiri dalam pemilihan kata-kata terjemahan untuk dicocokkan dengan irama lagu tersebut. Penerjemahan lagu termasuk dalam penerjemahan tertulis (Tjandra, 2005:7). 2.3
Kerangka Teori Pada penelitian ini digunakan teori prosedur penerjemahan dari Vinay and
Darbelnet (1995:30) dan teori analisis komponen makna dari Bell (1993:87-88). Berikut penjelasan mengenai teori tersebut. 2.3.1
Prosedur Penerjemahan Prosedur penerjemahan berlaku untuk kalimat dan satuan-satuan Bahasa yang
lebih kecil seperti klausa, frase, dan kata. (Newmark, 1988:37), sedangkan Teknik penerjemahan merupakan suatu metode, keahlian, atau seni praktis yang diterapkan pada suatu tugas tertentu. Sesuai dengan sifatnya teknik penerjemahan merupakan teknik yang secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya daripada norma maupun pedoman penerjemahan tertentu. Teknik penerjemahan akan lebih banyak berkaitan dengan langkah praktis dan pemecahan masalah (Machali, 2009:48). Dalam beberapa tugas terjemahan memungkinkan untuk mengubah elemen BSu ke dalam elemen BSa, karena terjemahan didasarkan pada keduanya (Vinay and
18
Darbelnet, 1995:31). Vinay and Darbelnet, mengemukakan tujuh prosedur penerjemahan, yaitu : (1)
Prosedur Peminjaman (Borrowing) Prosedur peminjaman (borrowing) merupakan prosedur penerjemahan yang
termudah dari semua prosedur yang ada. Dapat memperkenalkan rasa dari budaya BSu ke dalam terjemahan, penerjemah hanya perlu menuliskan kembali istilah dari BSu tanpa mengubah apapun ke dalam BSa. Sebagai contohnya : pada nama makanan Mexico Spanyol “tequila” dan “tortilas”, istilah tersebut hanya dituliskan kembali ke dalam BSa tanpa harus menerjemahkan kembali istilah tersebut. Kemudian juga pada judul dari sebuah cerita bahasa Inggris “the coroner spoke” judul tersebut dipinjam ke dalam terjemahan bahasa Perancis menjadi “coroner”. (2)
Prosedur Kalke (Calque) Calque adalah jenis khusus dari borrowing yakni bentuk ungkapan lain dari
bahasa meminjam (borrowing), tapi kemudian masing-masing unsurnya diterjemahkan secara harfiah. Sebagai contohnya : penerjemahan calque French-English BSu (Perancis) Le Premier Français Perdana Menteri Perancis ‘Perdana Menteri Perancis’
BSa (Inggris) The French Premier Perancis Perdana Menteri ‘Perdana Menteri Perancis’
19
(3)
Prosedur Penerjemahan Harfiah (Literal Translation) Terjemahan harfiah atau kata demi kata, penerjemahan yang memindahkan
langsung teks BSu ke dalam teks BSa secara tata bahasa dan secara idiomatik dengan tepat. Seperti pada penerjemahan harfiah dari bahasa Inggris ke bahasa Perancis: Inggris (BSu) Where are you? Di mana ada kamu? ‘Kamu ada di mana?’
(4)
Perancis (BSa) Où êtes vous? Di mana ada kamu? ‘Kamu ada di mana?’
Prosedur Transposisi (Transposition) Transposisi adalah prosedur yang melibatkan penggantian satu kelas kata dengan
yang lainnya tanpa mengubah makna dari pesan tersebut. Seperti pada contoh penerjemahan transposisi dari bahasa Perancis ke bahasa Inggris: Perancis (BSu) Après qu’il sera revenue Setelah dia akan kembali-N ‘Setelah dia kembali”
(5)
Inggris (BSa) After he comesback Setelah dia kembali-V ‘Setelah dia kembali’
Prosedur Modulasi (Modulation) Modulasi adalah variasi dari bentuk pesan, yang menghasilkan perubahan sudut
pandang. Perubahan ini dapat dibenarkan ketika hasil terjemahan dalam ucapan atau ungkapan secara tata bahasa yang benar. Inggris (BSu) The time when…. ‘saat’
Perancis (BSa) Le moment où... ‘ketika’
20
Modulasi juga dapat mengubah ungkapan negatif pada teks BSu menjadi positif pada teks BSa. Inggris (BSu) It is not difficult to show PRO ada tidak sulit untuk menunjukkan ‘Tidak sulit untuk menunjukkan’ Perancis (BSa) Il est facile de PRO ada mudah dari ‘Mudah untuk menunjukkan’
(6)
démontrer menunjukkan
Prosedur Kesepadanan (Equivalence) Pada prosedur penerjemahan kesepadanan bahwa situasi yang sama dapat
disebabkan oleh kedua teks dengan menggunakan metode gaya dan struktural yang benar-benar berbeda. Perancis (BSu) Aïe! Aduh
Inggris (BSa) Ouch! aduh
Pada prosedur kesepadanan juga yang berhubungan pada idiom, frase, peribahasa, nominal, kata sifat, dll. Perancis (BSu) Comme un chien dans un jeu Sebagai sebuah anjing di permainan ‘Seperti anjing di sebuah bowling’ Inggris (BSa) Like a bull in Seperti seekor banteng di ‘seperti banteng di tembok China’
de quilles bowling
China shop China took
21
(7)
Prosedur Adaptasi (Adaptation) Prosedur ini digunakan dimana situasi pesan budaya pada teks BSu tidak
diketahui pada teks BSa, dalam kasus ini penerjemah harus membuat situasi baru yang dapat dipertimbangkan kesamaannya. Seperti pada contoh berikut: Inggris (BSu) He kissed his daughter on Dia mencium putrinya di ‘Dia (ayahnya) mencium bibir putrinya’
the mouth bibir
Perancis (BSa) Il sera tendrement sa fille PRO dia lembut putrinya ‘Dia dengan lembut memeluk putrinya’
dans ses bras dalam pelukannya
Prosedur adaptasi biasanya sering digunakan untuk penerjemahan judul buku dan film, seperti pada contoh berikut: Perancis (BSu) Trois hommes et un couffin Tiga laki-laki dan sebuah keranjang bayi ‘Tiga laki-laki dan sebuah keranjang bayi’ Inggris (BSa) Three man and a Tiga laki-laki dan seorang ‘Tiga laki-laki dan seorang bayi’
2.3.2
baby bayi
Analisis Komponen Makna Analisis komponen makna (componential analysis) merupakan teknik yang
bermanfaat untuk mendeskripsikan tentang komponen dari arti kata pada bahasa
22
tertentu serta berfungsi sebagai suatu alat untuk memperoleh pengertian yang mendalam dengan menganalisis kata berdasarkan persamaan dan perbedaan sehingga bermanfaat bagi penerjemah dan pembelajar bahasa. Bell (1993:87-88) menyatakan asumsi penting dari analisis komponen makna yaitu dari sebuah kata merupakan jumlah dari beberapa elemen makna yang dimiliki (ciri khusus yang membedakan makna) misalnya, Man
Woman
+ manusia
boy
+ manusia
+ dewasa
- dewasa
+ laki-laki
+ laki-laki
+ manusia
girl
+ manusia
+ dewasa
- dewasa
- laki-laki
- laki-laki
Berdasarkan hal tersebut, ketiga ciri yang disebutkan cukup untuk menciptakan definisi masing-masing yang dapat membedakan keempat kata dengan jelas dan diberikan tanda (+) jika definisi tersebut ada, namun jika tidak ada ada ditandai dengan (-).