BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi dan sistem informasi memungkinkan orang dengan mudah mencapai tujuannya, antara lain adanya fasilitas layanan makanan cepat saji yang sangat tinggi lemak, tinggi kalori dan rendah serat, penggunaan kendaraan bermotor, lift yang mengubah gaya hidup masyarakat (terutama di perkotaan) menjadi sedentary lifestyle. Apalagi dengan adanya tuntutan pekerjaan, membuat orang kurang dapat meluangkan waktunya untuk berolah raga dan kurang memperhatikan pola makan yang sehat. Hal ini sangat membahayakan sebab kelebihan kalori dari asupan lemak makanan yang tidak digunakan, akan diubah oleh tubuh dan disimpan sebagai cadangan lemak. Lemak utama dalam makanan adalah trigliserida, sehingga semakin banyak kelebihan kalori tersebut, semakin banyak pula kadar trigliserida serum dalam tubuh (hipertrigliseridemia). Keadaan tersebut apabila berlangsug terus menerus dapat menimbulkan dislipidemia, sindrom metabolik, bahkan penyakit kardiovaskuler yang mematikan (Jacobson et al., 2007; Yuan et al., 2007). Penyakit kardiovaskuler sampai saat ini merupakan penyakit yang banyak diderita dan menyebabkan kematian didunia, termasuk di Indonesia, dari tujuh penyakit penting kardiovaskuler, penyakit jantung koroner (PJK) menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian akibat penyakit jantung (80%).
1
Diseluruh belahan dunia, prevalensi kematian akibat PJK terbilang sangat tinggi, yaitu mencapai 1,5 juta jiwa setiap tahunnya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) mencatat 15 juta orang yang meninggal akibat penyakit sirkulasi antara lain 7,2 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002 dan angka ini diperkirakan meningkat hingga 11 juta pada tahun 2020 dan 4,6 juta orang akibat stroke (Mangoenprasodjo, 2005). Menurut American Heart Association dan American Stroke Association pada tahun 2006 penyakit jantung dan stroke tetap menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat baik pada pria maupun wanita. Hiperlipidemia adalah sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan hipertrigliserida dan atau hiperkolesterol dalam sirkulasi darah. Prevalensi hiperlipidemia secara dramatis meningkat di seluruh dunia karena gaya hidup modern dan peningkatan konsumsi dari diet lemak tinggi (Jacobson et al, 2007). Pada hipertrigliserida, terjadi peningkatan kadar trigleserida dalam darah melebihi ambang normal, kadar trigleserida yang tinggi dalam darah akan meningkatkan konsentrasi very low density lipoprotein (VLDL) kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL (Adam, 2007). LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan resiko terbentuknya plak deposit pada arteri, peningkatan tekanan darah dan gangguan pada jantung. Penurunan kadar
2
trigleserida
akan
menurunkan
resiko
gangguan
pada
jantung
maupun
arterosklerosis (Anwar, 2004). Hiperlipidemia dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup sehari hari seperti memperhatikan pola makan yang sehat diimbangin dengan olahraga teratur. Kekayaan alam Indonesia berupa buah-buahan, sayuran dapat dimanfaatkan untuk mengurangi hiperlipidemia khususnya hipertrigliserida. Salah satu buah buahan tersebut adalah buah anggur merah (Vitis vinifera L.) mengandung vitamin C, B6, K, B1, mineral dan polifenol, termasuk flavonoid, resveratrol, proantosianidin dan prosianidin (Adisakwattana et al., 2010 cit. Weber et al., 2007). Menurut The George Mateljan Foundation, anggur juga memiliki nilai gizi yang sangat luar biasa. Tiap 100 gram anggur paling tidak mengandung 25 komponen gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kulit anggur merah memiliki kandungan resveratrol yang tinggi (Falchi et al., 2006; Frederiksen et al., 2007). Resveratrol merupakan sumber penting dari flavonoids, termasuk katekin, quercetin, prosianidin, dan antosianin. Resveratrol adalah phytoalexin yang diproduksi oleh tumbuhan untuk menyerang patogen, bakteri asing dan tekanan lingkungan, telah dilaporkan dapat menghasilkan berbagai efek farmakologis. Efek dari flavonoid yang mengandung anti-oksidan dapat memperbaiki keadaan aterosklerosis dan meningkatkan kandungan antioksidan dalam darah yang melindungi kerusakan pembuluh darah dan mencegah penggumpalan trombosit (agregasi trombosit), anti kanker, dan antiinflamasi (Lee, et al, 2009 cit. Aggarwall et al., 2004., ; Bralley et al., 2007., ; Delmas et al., 2005., ; Su et al., 2006., ;Zhang et al., 2006). Resveratrol juga telah
3
ditunjukkan mampu memodulasi metabolisme lipoprotein, mengurangi sintesis lipid sehingga mengurangi pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri dan mengurangi resiko timbulnya aterosklerosis, menekan proses seluler yang terkait dengan tumorigenesis (Lee, et al., 2009 cit. Fukao et al., 2004., ;Miura et al., 2003., ;Schneider et al., 2000., ; Scarlatti et al., 2003., ; Zhang et al., 2006). Antosianin memiliki efek antioksidan karena dapat menghambat berbagai radikal bebas, efek anti-obesitas dan penghambatan peroksidasi lipid (Lee et al., 2009 cit Tsuda et al., 2003). Kemampuan antosianin dalam mencegah reaksi oksidasi membuatnya sangat baik untuk mencegah ateroskelorosis (penyempitan pembuluh darah). Kehadiran antosianin dapat mencegah sumber utama terjadinya aterosklerosis, yaitu oksidasi LDL (kolesterol jahat). Ekstrak biji anggur mengandung sejumlah polifenol yang tinggi, termasuk proantosianidins dikenal dengan istilah OPC dan prosianidins sebagai antioksidan yang kuat. Kekuatan antioksidan OPC 20 kali dibanding vitamin C dan 50 kali dibanding vitamin E. Aktivitas OPC menjadikan sel-sel darah merah cukup mengandung oksigen, sehingga terhindar dari perlengketan satu sama lain. Dengan demikian, aliran oksigen dan nutrisi dalam pembuluh darah berlangsung lancar sehingga dapat mengurangi risiko stroke dan serangan jantung (Hassan et al., 2010 cit Bagchi et al, 2003., ; Thomas et al., 2009). Ekstrak biji anggur dengan kandungan proantosianidin memberi beberapa manfaat kesehatan, selain antioksidan yang kuat, juga modulasi metabolisme lipid dan menghambat oksidasi LDL (low-density lipoprotein) (Hassan et al.,2010 cit Devi et al, 2006 ; Balu et
4
al., 2006 ). Anggur merupakan salah satu tanaman buah terbesar di dunia yang merupakan sumber kaya polifenol ( FAO, 2005). Dengan demikian, penelitian kali ini menggunakan semua komponen buah anggur merah (kulit, daging, biji) untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera) terhadap kadar trigliserida darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak. Penulis tertarik untuk meneliti efek buah anggur merah (Vitis vinifer L) terhadap penurunan kadar Trigliserida karena keberadaan anggur merah sudah umum
dalam
masyarakat
dan
mudah
didapatkan,
diharapakan
akan
mempermudah edukasi dan pengenalan Anggur merah (Vitis vinifera) sebagai salah satu bahan alternatif dalam mengurangi
hiperlipidemia, khususnya
hipertrigliserida. Bila di kaji dari sisi religius, pemanfaatan tumbuhan untuk mengobati dan mencegah penyakit dapat dilihat pada ayat-ayat AL-Qur’an di bawah ini:
“lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat. (Abasa ayat 27-30)” “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
5
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih- lebihan (Al an’am: 141)” Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketehui bahwa Allah SWT dalam penciptaan-Nya selalu memberikan manfaat kepada umat-Nya, seperti telah disebutkan dalam ayat di atas, bahwa Allah SWT telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan untuk diambil manfaatnya.
B. Perumusan masalah Apakah ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera L) dapat menurunkan kadar trigliserida darah pada tikus putih (Rattus norvegicus)?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera L) terhadap kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus norvegicus).
D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat yaitu : 1.
Bagi peneliti Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh
pemberian ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera L) terhadap kadar trigliserida darah pada tikus putih (Rattus norvegicus), serta dapat digunakan sebagi dasar
6
penggunaan buah anggur merah untuk penelitian selanjutnya yang lebih lengkap dan lebih baik. 2.
Bagi Klinisi Mengetahui pengaruh buah anggur merah terhadap kadar trigliserida,
sehingga dapat membantu memberikan informasi tentang pemberian ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera L) dalam pencegahan maupun treatment pada hiperlipidemia. 3.
Bagi masyarakat Memberikan informasi dan manfaat penggunaan ekstrak buah anggur
merah (Vitis vinifera L) dalam menurunkan kadar trigliserida. 4.
Bagi institusi Memberikan bahan penyuluhan bagi masyarakat luas dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera L) terdahap kadar trigliserida.
E. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang pemberian ekstrak buah anggur merah (Vitis vinifera L) masih jarang dilakukan. Beberapa penelitian terkait yang pernah dilakukan antara lain : 1. Penelitian oleh Ruaa aziz jassim et al.(2010) tentang The Influence of Vitis vinifera fruit (Muscat of hamburg species) on some biochemical parameters di Universitas Kedokteran dan Farmasi “Carol Davila”, Rumania Studi eksperimental pada beberapa parameter biokimia, antara lain kadar glukosa
7
darah, profil lipid (termasuk kadar trigliserida) menggunakan ekstrak biji, kulit, dan daging buah anggur merah, hasil dari penelitian ekstrak kulit buah anggur yang paling nyata mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol total sebesar 13,98%, LDL sebesar 11,09%, dan trigliserida sebesar 12,44%. Penelitian ini hanya membahas tentang perbandingan dari masing-masing kandungan dalam buah anggur yang paling tinggi mengandung resveratrol. Pada penelitian kali ini, penulis akan mencoba melakukan penelitian dengan memadukan ekstrak dari keseluruhan buah anggur (biji, daging, kulit) dengan dosis yang berbeda-beda dalam menurunkan kadar trigleserid serum. 2. Penelitian oleh Sirichai Adisakwattana, Jeerasuk Moonrat et al. (2010) tentang Lowering mechanisms of grape seed extract (Vitis vinifera L) and its antihyperlidemic
activity
di
Departemen
Kesehatan
Universitas
Chulalongkorn Bangkok Thailand. Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan control Group Pretest-postest, Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas ekstrak biji buah anggur merah (Vitis vinifera L) dengan berbagai dosis pemberian, 100 mg/kg GSE (grape seed extract), 250 mg/kg GSE, 500 mg/kg GSE, dalam menurunkan kadar trigliserida serum. Dalam penelitian ini peneliti membuktikan bahwa ekstrak biji anggur dapat menurunkan kadar trigleserida serum dengan mekanisme menghambat pencernaan dan penyerapan lemak. Pada penelitian kali ini penulis akan mencoba melakukan penelitian dengan memadukan ekstrak dari keseluruhan buah anggur (biji, daging, kulit) dengan dosis yang berbeda-beda dalam menurunkan kadar trigleserida serum.
8