Bab i PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan.
Penyerahan
berbagai
kewenangan
dalam
rangka
desentralisasi ini tentunya harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal dengan istilah PAD (Pendapatan Asli Daerah) di mana komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah yang salah satunya berasal dari sektor industri pariwisata. Salah satu strategi dalam pembangunan sektor pariwisata, yaitu melakukan desentralisasi kewenangan pengelolaan kepariwisataan kepada setiap kabupaten dan kota. Strategi ini sesuai dengan UU No.32/2004 dan No.25/1999 di mana paradigma pembangunan telah berubah dari sistem sentralisasi ke desentralisasi. Oleh karenanya dinas pariwisata dapat bertindak sebagai pembuat kebijakan, pengawasan dan pengendalian, sedangkan penyelenggaraannya menjadi urusan lintas kabupaten kota.
1
Wilayah Kabupaten Temanggung dapat dikatakan masih menjadi daerah transit wisata atau Daerah Antar Tujuan Pariwisata (DATW). Umumnya, wisatawan lokal maupun mancanegara melewati Temanggung setelah mengunjungi Semarang-Dieng atau Yogyakarta-Borobudur-Dieng. Saat ini, pemerintah daerah berkeinginan mengubah posisi Temanggung menjadi daerah tujuan wisata. Untuk
itu
pembangunan
dan
pengembangan
objek
wisata
Temanggung bertumpu pada Ekonomi Kerakyatan dan berorientasi global yang berakar pada nilai-nilai agama, budaya, lingkungan hidup, persatuan dan kesatuan demi terciptanya kehidupan masyarakat yang dinamis dengan tujuan; Mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat
dengan
mengembangkan
perekonomian kerakyatan dan pretumbuhan kawasan yang dinamis sehingga Temanggung bukan lagi menjadi Daerah Antar Tujuan Pariwisata (DATW) tetapi dapat dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW). Mendorong tumbuhnya simpul-simpul kegiatan wisata yang melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dan mempunyai rasa memiliki sehingga obyek wisata terus berkembang. Mengembangkan potensi wisata daerah sehingga keberadaannya mampu menjadi Obyek Wisata atau Kawasan Wisata sebagai realisasi upaya menjadikan Temanggung sebagai DTW. Ikut mendorong terciptanya Citra Positif Kepariwisataan dengan didukung Sumber Daya Manusia Pariwisata yang memadai. Pemerintah daerah Kabupaten Temanggung (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) telah menyusun strategi pembangunan pariwisata yaitu melalui Pengembangan Produk, Pengembangan Pemasaran, 2
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Selain itu pemerintah daerah Temanggung telah menentukan sasaran dan tujuan dari pembangunan pariwisata. Untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan pariwisata kabupaten Temanggung, pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga menetapkan sasaran pembangunan pariwisata yaitu; Berkembangnya promosi dan system informasi pariwisata didalam maupun keluar negeri sejalan dengan berkembangnya teknologi. Meningkatkan kerjasama terpadu antar wilayah, antar sektor dan antar pelaku pariwisata. Meningkatkan
kualitas
obyek
wisata
dan
produk
wisata
sehingga
meningkatkan arus wisatawan. Dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata Temanggung pemerintah daerah Temanggung (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) masih mengalami banyak kendala. Yaitu: Terbatasnya dana karena kurangnya investasi pihak swasta baik dari perorangan maupun perusahaan. Kerjasama lintas sektoral yang belum maksimal. Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pelayanan pariwisata. Kendala yang di hadapi Pemerintah kabupaten Temanggung dalam pembangunan dan pengembangan bidang pariwisata menuntut Pemkab Temanggung menerapkan manajemen baru dalam pengelolaan pariwisata Temanggung, misalnya dalam pengelolaan objek wisata Pikatan Water Park. Berdasarkan Perda No.3 tahun 2009 tentang pembentukan PD. Bhumi Phala Wisata, maka mulai tanggal 1 Januari 2010 pengelolaan Pikatan Water Park akan ditangani oleh perusahaan yang dibentuk oleh Pemda Kabupaten 3
Temanggung. Diharapkan setelah PD. Bhumi Phala Wisata sebuah Badan Usaha Milik Daerah yang dibentuk khusus mengelola aset-aset wisata di Kabupaten Temanggung, maka perkembangan pariwisata di Kabupaten Temanggung akan lebih berkembang dan manajemennya lebih professional. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata Dirinci Per Bulan Di Kabupaten Temanggung Tahun, 2012
4
Berdasarkan tabel 1.1 dan informasi dari Dinas Kebudayaan, Pemuda dan olah Raga Kabupaten Temanggung, data jumlah kunjungan pariwisata di kabupaten Temanggung sekitar 50% adalah kunjungan di objek wisata Pikatan Water Park. Perolehan jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata Pikatan Water Park yang dominan ini karena proses pengembangan dan manajemen yang dilakukan PD. Bhumi Phala Wisata mulai dari awal tahun 2010. Sedangkan objek wisata lain yang ada di kabupaten Temanggung sampai saat ini masih dalam proses pengembangan dan perubahan ke manajemen yang lebih profesional seperti yang dilakukan di Pikatan Water Park. Pikatan Water Park telah dikenal oleh masyarakat diluar Kabupaten Temanggung memiliki daya tarik tersendiri karena selain Sumber airnya yang begitu besar dan menyimpan legenda, juga karena terdapat fasilitas kolam renang berstandart Nasional yang sering digunakan untuk ajang lomba renang tingkat Regional dan Nasional. Saat sekarang ini obyek wisata kolam renang Pikatan yang terletak di Desa Mudal Kecamatan Temanggung semakin terlihat merupakan wisata yang reprensentatif dan dapat diandalkan karena telah dikembangkan menjadi wahana permainan air. Pikatan Water Park adalah objek wisata buatan dan ditujukan untuk memberikan fasilitas rekreasi terutama wahana permainan air bagi masyarakat Temanggung pada khususnya dan masyarakat luar daerah Temanggung pada umumnya. Setiap
perusahaan daerah atau BUMD membutuhkan
strategi
sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi merupakan proses manajemen yang akan menempatkan perusahaan
pada
posisi
yang dikehendaki. Dalam
pencapaian
tujuan, 5
perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah
kemampuannya
untuk
dapat
mengalokasikan
dan
menggunakan sumber-sumber yang dimiliki untuk menangkap kesempatan (opportunity), menyikapi ancaman (threat) yang ada dalam usahanya, serta mengevaluasi lingkungan internalnya, yaitu mengenai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, dibutuhkan kejelian dari pihak manajemen dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang membawa pengaruh terhadap keberhasilan strategi tersebut. Oleh karena itu, manajer perlu memperhatikan lingkungan internal dan eksternal, baik itu lingkungan di masa sekarang, maupun di masa yang akan datang. Salah satu bentuk manajemen strategi perusahaan dalam hal ini perusahaan daerah bidang jasa pariwisata seperti PD. Bhumi Phala wisata adalah manajemen strategi pemasaran yang didalamnya adanya peningkatan kualitas kinerja pelayanan kepada konsumen. Inti utama dari kegiatan pemasaran yang dikenal luas adalah marketing mix (bauran pemasaran), yang mencakup 4P (Product, Promotion, Price, Place). Keempat variable tersebut merupakan kombinasi yang mempunyai peran
yang
sama
dan
merupakan
satu
kesatuan
guna
menunjang sukses perusahaan. Dengan adanya manajemen strategi pemasaran yang baik dan tepat maka akan diperoleh respon pasar atau konsumen yang baik dan tepat juga sehingga dapat meningkatan pendapatan serta keberhasilan kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. 6
1. 2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka muncul pertanyaan yaitu “Bagaimana Penyusunan Strategi Pemasaran Pikatan Water Park di Temanggung oleh PD. Bhumi Phala Wisata dengan Analisis SWOT”
1. 3. Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu: Mengetahui SWOT Manajemen Strategi Pemasaran Objek Wisata Pikatan Water Park di Kabupaten Temanggung oleh PD. Bhumi Phala Wisata, yaitu : 1. Faktor internal atau Marketing Mix (Strength / kekuatan dan Weakness / kelemahan) dari : -
Aspek produk (product)
-
Aspek harga (price)
-
Aspek tempat/distribusi (place)
-
Aspek promosi (promotion)
2. Faktor eksternal (Opportunties / peluang dan Threats / ancaman) dari: -
Aspek ekonomi
-
Aspek sosial-budaya
-
Aspek politik dan peraturan pemerintah
-
Aspek teknologi
-
Aspek pesaing Dari hasil analisis SWOT dari variabel di lingkungan internal dan
ekternal maka dapat disusun strategi-strategi yang tepat dalam memaksimalkan pengelolaan khususnya pada manajemen pemasaran objek wisata Pikatan Water Park. 7
1. 4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Penelitian ini memberikan gambaran dan informasi mengenai potensi daya tarik di objek wisata Pikatan Water Park. b. Penelitian ini memberikan pedoman strategi pemasaran di Pikatan Water Park oleh PD. Bhumi
Phala
Wisata
selaku pengelola
untuk
pengembangan objek dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan referensi untuk mahasiswa maupun umum terkait dengan strategi pemasaran suatu obyek wisata.
8